2024-03-29T11:09:25Z
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/index/oai
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/4067
2012-10-28T13:35:50Z
ilmulingkungan:ART
1829-8907
dc
BIOAKUMULASI LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN SENG (Zn) PADA KERANG DARAH (Anadara granosa L.) dan KERANG BAKAU (Polymesoda bengalensis L.) DI PERAIRAN TELUK KENDARI
Amriarni, A
Hendrarto, Budi
Hadiyarto, Agus
Perkembangan wilayah pesisir Teluk Kendari cukup pesat dengan berbagai macam aktivitas baik berupa jasa kelautan seperti pelabuhan untuk pelayaran dan perikanan maupun kegiatan-kegiatan di sekitar pantai seperti pemukiman, industri, usaha dan pertambakan. Adanya logam berat di perairan, berbahaya baik secara langsung terhadap kehidupan kerang darah (Anadara. granosa) dan kerang bakau (Polymesoda bengalensis), maupun efeknya secara tidak langsung terhadap kesehatan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan logam berat Pb dan Zn pada air, sedimen, dan jaringan kerang dan mengkaji faktor bioakumulasi logam berat Pb dan Zn pada dua jenis kerang. Sampel air, sedimen dan kerang diambil pada kedua lokasi pengambilan kerang, tiap lokasi 3 titik pengambilan dengan 3 kali ulangan analisis.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa logam Pb dan Zn di air pada tiap lokasi telah melampau baku mutu, kadar tertinggi masing-masing 0,018 mg/L dan 0,793 mg/L, sedangkan pada sedimen tertinggi masing-masing 0,823 mg/Kg dan 6,919 mg/Kg, dan pada jaringan kerang menunjukan hasil bahwa kerang ukuran besar mengandung logam Pb dan Zn lebih tinggi, masing-masing 1,750 dan 9,863 mg/Kg. (sedimen dan kerang belum melampau baku mutu). Nilai BCFo-w logam Pb tertinggi 119,20 pada kerang bakau dan Zn tertinggi 35,99 pada kerang darah. Berdasarkan kategori nilai IFK (BCF) untuk logam Pb dan Zn termasuk dalam kategori rendah hingga sedang.
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2012-10-28 00:00:00
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/4067
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 9, No 2 (2011): Oktober 2011
eng
Copyright (c)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/4415
2013-03-02T09:58:13Z
ilmulingkungan:ART
1829-8907
dc
OPTIMASI PENGOMPOSAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN KOMBINASI AKTIVATOR EM4 DAN MOL TERHADAP RASIO C/N
Subandriyo, S
Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Semarang
Anggoro, Didi Dwi
Jurusan Teknik Kimia UNDIP Semarang
Hadiyanto, H
Jurusan Teknik Kimia UNDIP Semarang
ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan sampah organik rumah tangga berupa campuran sampah organik dari dapur dan kebun dengan penambahan aktivator EM4, MOL dan campuran EM4/MOL. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu perbandingan kombinasi volume campuran aktivator EM4 dan MOL dan waktu fermentasi. Data hasil percobaan diplotkan dalam sebuah model matematis dan selanjutnya dioptimasi menggunakan software Statistica 6.0 dengan metode Response Surface Methodology (RSM). Dari hasil penelitian diperoleh model matematika untuk hubungan penggunaan kombinasi aktivator EM4 dan MOL untuk nilai C/N : Y= 20,47 – 3,53X1 – 1,20X2 – 3,80X12 – 0,31X22 – 0,08X1X2.Hasil kondisi optimum variabel pengomposan terhadap nilai parameter hasil kompos yang diperoleh dari Grafik response fitted surface dan contour plot yang dihasilkan menunjukkan jenis optimasi proses nilai C/N maksimal terjadi pada 21% (warna coklat tua) pada campuran EM4/MOL 0,6 sampai dengan 1,2 dan waktu fermentasi 14 sampai dengan 30 hari.
Kata kunci : sampah organik rumah tangga, pengomposan, response surfase methodology, rasio C/N.
ABSTRACT
This research using household organic waste that is a mixture of organic waste from the kitchen and garden with the addition of an activator EM4, MOL and mixed EM4/MOL. The research design used is a combination of volume mix ratio and activator EM4/MOL and the fermentation time. The data results was plotted on a mathematical model and then optimized using the software Statistica 6.0 Response Surface Methodology methods (RSM).The results obtained by use of a mathematical model for the relationship activator combination EM4 and MOL for a C/N: Y= 20,47 – 3,53X1 – 1,20X2 – 3,80X12 – 0,31X22 – 0,08X1X2.The optimum conditions for composting variable parameter values compost obtained from Graph fitted response surface and contour plots that indicates the type of process optimization resulting of C/N ratio maximum occurred in 21% (dark brown color) in a mixture EM4/MOL of 0.6 to 1.2 and fermentation time 14 to 30 days.
Keywords: household organic waste, composting, response surface methodology, the C/N ratio
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2012-11-05 09:23:20
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/4415
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 10, No 2 (2012): Oktober 2012
eng
Copyright (c)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/13012
2017-07-20T00:40:12Z
ilmulingkungan:ART
"170513 2017 eng "
1829-8907
dc
Evaluasi Penerapan Program Adiwiyata Untuk Membentuk Perilaku Peduli Lingkungan di Kalangan Siswa (Kasus: SMA Negeri 9 Tangerang Selatan dan MA Negeri 1 Serpong)
Iswari, Rizky Dewi
Sekolah Ilmu Lingkungan, Universitas Indonesia
Utomo, Suyud W.
Fakultas Kesehatan Masyarakat,Universitas Indonesia
Adiwiyata; perilaku peduli lingkungan; pengetahuan; sikap; tindakan
ABSTRAK
Perilaku peduli lingkungan masih sangat minim, termasuk di kalangan siswa. Salah satu upaya untuk membentuk perilaku peduli lingkungan di kalangan siswa yaitu melalui penerapan program Adiwiyata melalui pendidikan formal pada semua jenjang sekolah. Permasalahannya, penerapan program Adiwiyata yang telah dilakukan ternyata belum menjamin terbentuknya perilaku peduli lingkungan warga sekolah. Atas dasar deksripsi tersebut, maka tujuan dari penelitian yaitu menganalisis hubungan Adiwiyata dalam upaya pembentukan perilaku peduli lingkungan, ditinjau dari aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Hasil riset di sekolah yang sudah Adiwiyata menunjukkan sebesar 48% siswa tingkat pengetahuannya tinggi, 99% siswa mempunyai sikap baik terhadap lingkungan, dan 79% siswa mempunyai tindakan baik terhadap lingkungan. Adapun sekolah yang belum Adiwiyata, sebesar 33% siswa tingkat pengetahuannya tinggi, 99% siswa mempunyai sikap baik terhadap lingkungan, dan 76% siswa mempunyai tindakan baik terhadap lingkungan. Dengan demikian terdapat hubungan antara penerapan Adiwiyata dengan pembentukan pengetahuan, sikap dan tindakan di kalangan siswa.
Kata kunci: Adiwiyata, perilaku peduli lingkungan, pengetahuan, sikap, tindakan
ABSTRACT
Behavior of environmental awareness is still low, even among students. One effort to create behavior of environmental awareness among students through Adiwiyata program, which is integrate in formal education at all, levels of school. The problem is, application of Adiwiyata program can’t guarantee to create behavior awareness. Based on that descriptions, purpose of this study is to evaluate implementation of Adiwiyata program, comparing student’s behavior in two different school, and to analyze the relationship between Adiwiyata and behavior of environmental awareness from three aspect, knowledge, attitude, and action. The method used in this research is descriptive qualitative. The result showed, Adiwiyata school have 48% students with high knowledge, 99% students with good attitudes, and 79% students with good action toward environment. In other hand, non Adiwiyata school have 33% students with high knowledge, 99% students with good attitudes, and 76% students with good action toward environment. Thus, there is relationship between implementation of Adiwiyata program to build knowledge, attitude and action toward environment.
Keywords: Adiwiyata, behavior of environmental awareness, knowledge, attitude, action
Citation: Iswari, R.D, dan Utomo, S.W. (2017). Evaluasi Penerapan Program Adiwiyata Untuk Membentuk Perilaku Peduli Lingkungan di Kalangan Siswa (Kasus: SMA Negeri 9 Tangerang Selatan dan MA Negeri 1 Serpong). Jurnal Ilmu Lingkungan, 15(1), 35-41, doi:10.14710/jil.15.1.35-41
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2017-05-13 04:43:15
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/13012
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 15, No 1 (2017): April 2017
eng
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/download/13012/30025
Copyright (c) 2017 Jurnal Ilmu Lingkungan
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/4093
2013-01-30T09:58:05Z
ilmulingkungan:ART
1829-8907
dc
APLIKASI FITOREMEDIASI LIMBAH JAMU DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PRODUKSI PROTEIN
Hadiyanto, H
Center of Biomass and Renewable Energy, Laboratorium Bioproses, Jurusan Teknik Kimia, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia. Jl. Prof. Sudharto, SH-Tembalang, Semarang 50275, INDONESIA, Phone : +6224 7460058
Christwardana, M
Center of Biomass and Renewable Energy, Laboratorium Bioproses, Jurusan Teknik Kimia, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia. Jl. Prof. Sudharto, SH-Tembalang, Semarang 50275, INDONESIA, Phone : +6224 7460058
ABSTRAK
Industri jamu di Indonesia berkembang dengan pesat. Meningkatnya jumlah industri jamu berpengaruh terhadap kenaikan limbah yang dihasilkan, yang biasanya secara normal diproses dalam bak anaerobik menggunakan proses kimia dan biologi. Namun proses tersebut tidak ekonomis dan karena itu metode alternatif menggunakan sumber alami sangat dibutuhkan. Fitoremediasi adalah metode yang ramah lingkungan untuk mengurangi kontaminan menggunakan tanaman. Metode ini menggunakan tanaman air untuk menurunkan kadar COD dan nutrien yang terkandung dalam limbah jamu. Selama limbah mempunyai kandungan nutrien yang tinggi, sangat potensial untuk dijadikan media pertumbuhan alga Spirulina. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan variasi jenis tanaman (eceng gondok dan teratai) pada penurunan kontaminan dan mencari komposisi nutrien yang optimal dari media pertumbuhan mikroalga. Fitoremediasi dilakukan 3-8 hari dan tinggi dari cairan pada reaktor dijaga konstant 5 cm. Efluen dari fitoremediasi kemudian digunakan untuk kultivasi Spirulina denga waktu kultivasi 15 hari. Nutrien eksternal ditambahkan setiap 2 hari dan konsentrasi biomass diukur dengan optical density-nya. Spirulina tumbuh dengan baik pada limbah jamu yang telah difitoremediasi menggunakan teratai selama 3 hari dan mempunyai rasio CNP sekitar 57,790 : 9,281 : 1 dengan laju pertumbuhan 0,271/hari.
Kata Kunci: Fitoremediasi, tanaman air, Spirulina, limbah jamu, biomassa
ABSTRACT
Herbal medicine industry in Indonesia is progressing very rapidly. Increasing number of herbal medicine industries lead to an increase of the waste which are normally processed in anaerobic ponds by using chemical and biological process. However this process are not economical feasible and therefore an alternative method by using natural resource is required. Phytoremediation is an environmental friendly method to reduce contaminant using plant. This method uses water plant to reduce COD and nutrients content in the waste. Since the waste still high content of nutrient, therefore it is potential for medium growth of algae Spirulina. This study was aimed to evaluate the use of various plant species (water hyacinth and lotus) in decreasing contaminant and to determine optimal nutrient composition of the microalgae growth media. The phytoremediation was performed in 3-8 days and height of liquid in the tank was maintained constant at 5 cm. The effluent of first phytoremediation was transferred to second stage for cultivation of Spirulina with 15 days of cultivation time. The external nutrients were added each 2 days and the concentration of biomass was measured for its optical density. Spirulina grow well in herbal medicine waste that has been phytoremediation with lotus for 3 days and had a CNP ratio amounted to 57.790 : 9.281 : 1 with a growth rate of 0.271/day.
Keywords: Phytoremediation, water plants, Spirulina, herbal medicine waste, biomass
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2012-04-15 00:00:00
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/4093
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 10, No 1 (2012): April 2012
eng
Copyright (c)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/10537
2017-03-01T10:09:13Z
ilmulingkungan:ART
"141020 2014 eng "
1829-8907
dc
PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL-EKONOMI TERHADAP PERILAKU PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK DI NUSA TENGGARA TIMUR
Beni, Martinus Tulit
Arjana, IGB
Ramang, Ruslan
Domestic waste management, socio-economic factor, behavior
In the attempt to implement sustainable development, there is a definition that the use of natural source to keep it uses by the next generation well, both in quantity and quality. It needs to be supported by caring the environment both by the government and the community itself. The community awareness can be seen at its role on the management of domestic garbage. Several socio-economic factors such as age, sex, education, income, job, and the knowledge of environment have effect on community awareness in the management of domestic garbage. This study used logistic regression model which aimed at measuring to what extend the effect of the socio-economic factors to domestic garbage management in East Nusa Tenggara Province in 2013. It uses secondary data of Environmental Awareness Behaviour Survey that done in 2013 by the Central Agency on Statistics. The result of this study used α = 0,05, showed that the variable of sex, age group of the head household among 40-59 years old and the knowledge of environment did not have effect on household garbage management behavioral. Level education of the patriarch and capital income affected positively on domestic garbage management behavioral. Variable of age group of the patriarch above 60 years old did negatively affected to the domestic garbage management behavioral. Although knowledge about the environment did not affect eco-friendly behavior, but the knowledge about the environment has to be continued to be disseminated to the public. Right knowledge about the behavior of environmental awareness is a major component of internal factors that can drive change one's attitude to be more concerned about the environment
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2016-03-14 00:00:00
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/10537
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 12, No 2 (2014): Oktober 2014
eng
Copyright (c)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/4073
2012-10-28T13:35:50Z
ilmulingkungan:ART
1829-8907
dc
PENGELOLAAN AIR TANAH BERBASIS KONSERVASI DI RECHARGE AREA BOYOLALI (Studi Kasus Recharge Area Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah)
Riastika, Meyra
Groundwater potential in Boyolali District is very large, because it is situated on Karanganyar - Boyolali Groundwater Basin. This study was conducted in order to find an ideal form of conservation-based management to conserve ground water potential in Boyolali District by analyzing the condition of groundwater recharge area located in Cepogo and environmental problems in the area.This study used survey methods by measuring, interviewing, and observing the area, to obtain the facts occurring in the area. Result gained from the research are groundwater potential in Boyolali District is large enough with the total flow of the springs in Boyolali District to achieve 2.085 liter/sec, which is used for irrigation and clean water service taps. The potential of groundwater depends on its recharge area located in Cepogo. Sub district Cepogo which is located at elevation 700 - 1000 m above sea level, and the ground water level ranges between 10 – 50 m under the local ground. The environmental problems in groundwater recharge area Su district Cepogo are: land usage caused by the sand mining and the social culture farming.Groundwater conservation-based management based on PP No 43 Tahun 2008 proposed to be applied in recharge area Sub district Cepogo, Boyolali District, through: the protection and conservation of groundwater, preservation of groundwater, and quality management control of groundwater pollution. This is the Government responsibility in accordance with their authority and should be implemented by involving the community
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2012-10-28 00:00:00
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/4073
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 9, No 2 (2011): Oktober 2011
eng
Copyright (c)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/4534
2013-03-02T21:21:02Z
ilmulingkungan:ART
1829-8907
dc
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAN PENATAAN SANITASI PERKOTAAN MELALUI PROGRAM SANITASI LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN TULUNGAGUNG
Wahyuni, Sri
Setiani, Onny
Suharyanto, S
ABSTRAK
Perkembangan dan pertumbuhan di wilayah kota yang begitu pesat menjadikan munculnya bermacam-macam permasalahan, salah satu masalah pokok yang sampai saat ini belum tuntas adalah masalah sanitasi perkotaan. Kebijakan terkait dengan sanitasi telah dilaksanakan di Kabupaten Tulungagung, salah satunya melalui Program sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) yang dilaksanakan pada tahun 2011 di 5 lokasi pada 4 Kelurahan yaitu Kampungdalem, Karangwaru, Sembung dan Beji. Penelitian tentang Implementasi Kebijakan Pembangunan dan Penataan Sanitasi Perkotaan melalui Program SLBM bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan Program SLBM, menganalisis tingkat keberhasilan program dan merumuskan strategi pembangunan dan penataan sanitasi perkotaan berbasis masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian diskriptif kualitatif yang dikombinasikan dengan pendekatan kuantitatif. Program SLBM di Kabupaten Tulungagung secara umum belum optimal pelaksanaannya karena ditemukan kelemahan dari sisi penentuan lokasi, pelaksanaan RPA dan operasional dan pemeliharaan yang kurang. Apabila dilihat dari tingkat keberhasilan masing-masing lokasi maka pelaksanaan Program SLBM yang masuk kategori berhasil di wilayah Kelurahan Kampungdalem, Karangwaru, Sembung, Beji Kategori cukup. Rekomendasi yang disampaikan untuk peningkatan akses sanitasi masyarakat melalui pembangunan dan penataan sanitasi berbasis masyarakat perlunya menyusun Perda Pengelolaan Limbah, Strategi Sanitasi Kabupaten, mengoptimalkan koordinasi/kerjasama antar lembaga, penguatan Pokja sanitasi, Adanya Perdes/Perlur tentang Pengelolaan dan Penguatan Fasilitator.
Kata Kunci : Implementasi kebijakan, sanitasi, SWOT, AHP
ABSTRACT
Urban development and growth have caused many problems. Among others, urban sanitation. Policies related to sanitation has actually been implemented in Tulungagung Regency, for example, through Community-based Environmental Sanitation Program (SLBM), which began in 2011 and took place in five locations of four villages: Kampungdalem, Karangwaru, Sembung and Beji. The evaluation of the Urban Sanitation Development and Management policy implementation by the SLBM Program has an objective to analyze the implementation, factors, and rate of success, and to formulate the strategy of the community-based sanitation program development and management. This study applied a qualitative-descriptive method combined with a quantitative approach. The SLBM Program in Tulungagung Regency has not been implemented properly due to some weaknesses such as failure in selecting locations/ activities, poor participation in operational and maintenance aspects in some locations, and poor village selection. According to the perceived rate of success, the implementation of the SLBM Program was successfully managed in Kampung Dalem, Karangrawu village. In the two remaining villages, Sembung and Beji. The study recommended an improvement of accessible sanitation for the community through analysis shall includes Local Act on Waste Management, Local Sanitation Strategy, optimized coordination/cooperation between concerned agencies, strengthened sanitation working groups, and strengthened facilitators.
Keywords: policy implementation, sanitation, SWOT, AHP
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2012-11-05 09:23:20
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/4534
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 10, No 2 (2012): Oktober 2012
eng
Copyright (c)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/4068
2012-10-28T13:35:50Z
ilmulingkungan:ART
1829-8907
dc
ANALISIS PEMANFAATAN RUANG YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN DI KAWASAN PESISIR KOTA TEGAL
Utomo, Dzati
Kawasan pesisir Kota Tegal merupakan kawasan strategis yang diharapkan perkembangannya dengan pesat, untuk meningkatkan PAD bagi Kota Tegal. Perkembangan yang pesat tersebut dapat dicapai apabila kawasan ini mampu mengelola potensi sumberdaya alam yang prospektif dan mengatasi permasalahan yang dihadapi dengan baik. Namun dalam perkembangannya, pemanfaatan ruang di kawasan pesisir Kota Tegal cenderung berubah dan bergeser dari peruntukan ruang yang menimbulkan pencemaran lingkungan, tumpang tindih pemanfaatan lahan, serta dikhawatirkan terjadi degradasi lingkungan. Pertimbangan-pertimbangan akan terjadinya dampak negatif terhadap kawasan pesisir Kota Tegal tersebut merupakan alasan untuk dilakukan Analisis Pemanfaatan Ruang Yang Berwawasan Lingkungan di Kawasan Pesisir Kota Tegal.Analisis pemanfaatan ruang yang berwawasan lingkungan di kawasan pesisir Kota Tegal ini bertujuan untuk mengidentifikasi keterkaitan kondisi eksisting kawasan pesisir terhadap wilayah Kota Tegal ditinjau dari faktor internal dan faktor eksternal, menganalisis kedinamisan lingkungan kawasan pesisir Kota Tegal, mengarahkan pemanfaatan ruang yang berwawasan lingkungan di kawasan pesisir Kota Tegal. Hasil penelitian menunjukan pemanfaatan ruang kurang berkembang disebabkan lemahnya hukum RTRW Pantai, peran serta masyarakat yang rendah dan keterbatasan sarana prasarana. Kondisi 30 tahun mendatang menunjukan pengendalian pendirian permukiman dan peremajaan sarana prasarana umum, serta pengendalian abrasi.
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2012-10-28 00:00:00
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/4068
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 9, No 2 (2011): Oktober 2011
eng
Copyright (c)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/4456
2013-03-02T09:58:13Z
ilmulingkungan:ART
1829-8907
dc
DAMPAK PELAKSANAAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MELALUI SERTIFIKASI FAIR TRADE (Studi Kasus: Petani Kopi Anggota Koperasi Permata Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Nanggroe Aceh Darussalam)
Chairawaty, Fahnia
Kajian Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia,
Kampus UI Depok, Jl. Salemba Raya 4, Jakarta 10430, Indonesia
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengidentifikasi dampak dari pelaksanaan perlindungan lingkungan yang dilakukan oleh para petani kopi anggota Koperasi Permata Gayo (KPG), setelah mereka mendapatkan sertifikasi fair trade (FT). Perlindungan lingkungan sendiri adalah salah satu kewajiban utama yang harus dilakukan oleh para petani kopi yang telah bergabung dalam FT. Penelitian ini menggunakan teori pembangunan berkelanjutan yang juga merupakan prinsip dasar dari FT. Untuk itu dampak dari perlindungan lingkungan dalam penelitian ini akan dikaji berdasarkan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan, yang juga merupakan aspek-aspek pendukung dalam pembangunan berkelanjutan. Pembahasan dalam penelitian ini akan ditekankan pada pelaksanaan perlindungan yang telah dilakukan oleh para petani KPG, isu-isu terkait lingkungan yang dihadapi oleh petani, serta dampak dari perlindungan sendiri yang dirasakan oleh para petani kopi KPG. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode survei berupa wawancara mendalam, snowball dan observasi, serta dengan metode studi literatur. Hasil dari penelitian ini berkesimpulan bahwa dampak dari perlindungan lingkungan yang dirasakan oleh petani kopi KPG cenderung lebih besar dirasakan pada dampak ekonomi, yaitu berkurangnya biaya pembelian input kimia
Kata kunci : Petani kopi, Perlindungan Lingkungan, Sertifikasi Dagang, Pengaruh, Pembangunan berkelanjutan.
ABSTRACT
The aims of this research was to analized and identified about the impacts of environmental protection that implemented by coffee farmers, members of Koperasi Permata Gayo (KPG), after they get Fair Trade (FT) certification. Protection of the environment itself is one of the primary obligation that must be carried out by the coffee farmers who have joined the FT. This study uses the theory of sustainable development which is also the basic principles of the FT. For the impact of environmental protection in this study will be assessed based on the economic, social and environmental aspect, both aspects become the supporting aspects in sustainable development. This research will focussing on the implementation of environmental protection that have been carried out by the KPG farmers, environment related issues faced by the farmers, and the impact of environmental protection that perceived by coffee farmers, members of KPG. The approach in this research is a qualitative approach, with a survey method using in-depth interviews, snowball techniques, observation techniques, and also used literature study method. The results of this study concluded that the impact of perceived environmental protection by KPG coffee growers tend to be larger on economic impact, which reduce the cost of purchasing chemical inputs.
Keywords: Coffee Farmers, Environmental Protection, Fair Trade Sertification, Impact, Sustainable Development
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2012-11-05 09:23:20
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/4456
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 10, No 2 (2012): Oktober 2012
eng
Copyright (c)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/14708
2017-07-20T00:40:19Z
ilmulingkungan:ART
"170512 2017 eng "
1829-8907
dc
Studi Pendahuluan Cemaran Air Limbah Rumah Potong Hewan di Kota Mataram
Aini, Aini
Magister Manajemen Sumber Daya Peternakan Universitas Mataram
Sriasih, Made
Fakultas Peternakan Universitas Mataram
Kisworo, Djoko
Fakultas Peternakan Universitas Mataram
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cemaran baku mutu air limbah Rumah Potong Hewan (RPH) Sapi dan Ayam di Kota Mataram. Semua hasil melebihi baku mutu kecuali nilai pH. Kandungan ALT rerata air limbah RPH sapi 284004 x 104 koloni/ml dan mengandung mikroba jenis E.coli dan Salmonella. Sedangkan air limbah RPH ayam ALT rerata 101596 x 105 koloni/ml dan mengandung kuman jenis E. coli, Pseudomonas aeruginosa dan Klebsiella pneumoniae. Tingginya kandungan BOD, COD, TSS, ammonia, pH, minyak dan lemak maupun cemaran mikroba diduga disebabkan tidak difungsikannya Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL) pada RPH sapi dan tidak optimalnya fungsi IPAL di RPH ayam.
Kata kunci: RPH sapi, RPH ayam, Baku mutu limbah RPH, Cemaran mikroba, kota Mataram y
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the contamination of waste water quality standard and microbiologic contamination ofcattle and chicken slaughterhousein Mataram city. TPC average content of waste water of cattle slaughterhouse was 284004 x 104 colonies/ ml, and contained microbial species of E. coli and Salmonella. However, the TPC avarange of wastewater of chicken slaughterhouse accounted for 101596 x 105 colonies/ml and contained microbial species of E. coli, Pseudomonas aeruginosa and Klebsiella pneumoniae. High content of BOD, COD, TSS, ammonia, pH, oil and fats as well as microbial contamination may relate to disfunctionality of Waste Water Treatment Installation (IPAL) in cattle slaughterhouse and too less optimum function of the IPAL in chicken slaughterhouse.
Keywords: cattle slaughter house, chicken slaughter house, slaughterhouse waste quality standard, microbial contamination, Mataram city
Citation: Aini, A., Sriasih, M, dan Kisworo, D. (2017). Studi Pendahuluan Cemaran Air Limbah Rumah Potong Hewan di Kota Mataram. Jurnal Ilmu Lingkungan, 15(1), 42-48, doi:10.14710/jil.15.1.42-48
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2017-05-13 04:43:15
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/14708
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 15, No 1 (2017): April 2017
eng
Copyright (c) 2017 Jurnal Ilmu Lingkungan
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/4094
2013-01-30T09:58:05Z
ilmulingkungan:ART
1829-8907
dc
TEKNIK BIOREMEDIASI SEBAGAI ALTERNATIF DALAM UPAYA PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
Priadie, Bambang
*) Pusat Litbang Sumber Daya Air, Kementerian PU. Jl. Ir. H. Juanda No. 193 Bandung 40153. Tlp: 022 2501083, 2504035, Fax: 022 2500163, Email: bpriadie@yahoo.com
ABSTRAK
Walaupun telah diberlakukan berbagai macam kebijakan dan peraturan terkait dengan pengendalian pencemaran air, namun penurunan kualitas badan air masih terus berlangsung. Hal ini disebabkan karena lemahnya pengawasan dan penegakan hukum maupun teknologi pengendalian pencemaran air yang berbasis pembubuhan bahan kimia masih belum bisa memenuhi kriteria yang diberlakukan. Tulisan ini menguraikan proses bioremediasi sebagai alternatif dalam upaya pengendalian pencemaran air, meliputi: isolasi, pengujian degradasi zat pencemar, dan perbanyakan bakteri. Hasil isolasi dan identifikasi yang berasal dari “bakteri indigenous” didapatkan: Microccocus, Corynebacterium, Phenylo- bacterium, Enhydro- bacter, Morrococcus, Flavobacterium, Bacillus, Staphylococcus, dan Pseudomona, yang dapat mendegradasi logam Pb, nitrat, nitrit, bahan organik, sulfida, kekeruhan, dan amonia. Sedangkan dari bakteri “commercial product” didapatkan jenis: Bacillus, Pseudomonas, Escherichia, serta enzym Amylase, Protease, Lipase, Esterase, Urease, Cellulase, dapat mendegradasi pencemar organik, nitrogen, fosfat, maupun kontrol pertumbuhan alga. Perbanyakan bakteri dari isolat bakteri indigenous dapat dikerjakan di laboratorium sedangkan bakteri “commercial product” bisa didapatkan di pasaran umum.
Kata Kunci : bioremediasi, isolasi, pengujian, identifikasi, perbanyakan bakteri
ABSTRACT
Although various policies and regulations related to water pollution control has been enacted, decreasing of water quality in water bodies are still ongoing. This is due to the weakness of monitoring and enforcement practices, as well as pollution control technologies in water-based chemicals, can not achieve the affixing standard. This paper aims to examine the process of bioremediation technologies, include: isolation, degradation test, identification, and bacterial multiplication. Isolation and identification results of “indigenous bacteria” includes: Microccocus, Corynebacterium, Phenylo-bacterium,-bacter Enhydro, Morrococcus, Flavobacterium, Bacillus, Staphylococcus, and Pseudomonas, which can degrade the metals Pb, nitrate, nitrite, organic matter, sulfide, turbidity, and ammonia. Where as the bacteria "commercial product" includes: Bacillus, Pseudomonas, Escherichia, and the enzymes amylase, protease, lipase, esterase, Urease, Cellulase, may degrade organic pollutants, nitrogen, phosphate, or control algae growth. Multiplication of bacteria from the indigenous bacterial isolates can be done in the laboratory while the commercial bacterial product can be found in the general market.
Keywords: bioremediation, isolation, bacterial testing, identification, bacterial multiplication
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2012-04-15 00:00:00
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/4094
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 10, No 1 (2012): April 2012
eng
Copyright (c)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/10538
2017-03-01T10:09:13Z
ilmulingkungan:ART
"141020 2014 eng "
1829-8907
dc
VOLUME SEDIMEN DAN VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA AIR EMBUNG DI KOTA KUPANG
Dethan, Maxi Nikodemus
Pelokilla, Marthen Roby
Quarry, sediment, offer
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah analisis jumlah sedimen dalam kantung embung dan valuasi ekonomi sumberdaya air embung, dengan mengambil 3 (tiga) lokasi embung di Kota Kupang. Tujuan dari penelitian ini menghitung dan mengetahui jumlah sedimen dalam kantung embung dan valuasi ekonomi sumberdaya air embung. Hasil perhitungan sedimen embung Nononesnab diperoleh jumlah sedimen sebesar 1382,96 m3, embung Nonopasi sebesar 976,82 m3, dan embung Kampung Lama sebesar 186,18 m3. Nilai valuasi ekonomi sumberdaya air embung dilihat dari hasil perhitungan Total WTP sebagai berikut, untuk penawaran 1 (satu) embung sebesar Rp. 437.234,04, untuk penawaran 2 (dua) embung sebesar Rp. 295.744,68, untuk penawaran 3 (tiga) embung sebesar Rp.225.531,91, untuk penawaran 4 (empat) embung sebesar Rp. 166.489,36 dan untuk penawaran 5 (lima) embung sebesar Rp. 100.638,30. Dari hasil nilai valuasi ekonomi sumberdaya air embung menunjukkan bahwa semakin tinggi penawaran penambahan pembangunan embung baru semakin rendah tingkat kesediaan masyarakat untuk membayar.
This research has been done to analyse the sediment in quarries and economic valuation of water resources. The locations were at 3 quarries in Kupang City. The result of sediment Nonoesnab quarry was 1.382,96 m3, Nonopasi quarry was 976,82 m3, and Kampung Lama quarry was 186,18 m3. Economic valuation water resources as total WTP as follows, WTP of 1 quarry was Rp. 437.234,04, WTP of 2 quarries was Rp. 295.744,68, WTP of 3 quarries was Rp. 225.531,91,WTP of 4 quarries was Rp. 166.489,36 and WTP of 5 quarries was Rp. 100.638,30. Based on economic valuation of water resources showed that the higher the additional development of the quarry, the lower the public's willingness to pay.
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2016-03-14 00:00:00
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/10538
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 12, No 2 (2014): Oktober 2014
eng
Copyright (c)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/4078
2013-01-30T09:58:05Z
ilmulingkungan:ART
"120416 2012 eng "
1829-8907
dc
PARTISIPASI MAYARAKAT DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN KAWASAN HUTAN MANGROVE TUGUREJO DI KOTA SEMARANG
Diarto, D
Hendrarto, Boedi
Suryoko, Sri
ABSTRAK
Potensi dan keunikan sumber daya alam pada Kawasan Hutan Mangrove Tugurejo (KHMT) memiliki peran sangat signifikan dalam pengembangan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan masyarakat pesisir. Pengelolaan lingkungan KHMT merupakan salah satu upaya dalam mendukung pengembangan wilayah pesisir secara optimal, bijaksana, dan bertanggung jawab, tentunya dengan melibatkan partisipasi masyarakat dan berbagai pihak yang terkait serta dengan tetap memperhatikan daya dukung lingkungan KHMT. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan KHMT. Antusiasme, keinginan, dan harapan serta adanya kepedulian sosial masyarakat setempat merupakan bentuk partisipasi masyarakat dalam upaya pengelolaan lingkungan KHMT. Adanya partisipasi masyarakat menjadi faktor pendukung dalam upaya pengembangan wilayah pesisir Kota Semarang. Gambaran partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan KHMT ditunjukkan dengan tingginya keinginan masyarakat untuk menjaga dan melestarikan serta adanya harapan terhadap upaya perlindungan atau perbaikan KHMT. Bentuk partisipasi masyarakat adalah partisipasi sukarela atau swakarsa.
Kata Kunci: Kawasan hutan mangrove tugurejo, Pengelolaam lingkungan, Partisipasi masyarakat
ABSTRACT
The potency and uniqueness of natural resources in Mangrove Forest Area of Tugurejo (KHMT) has a very significant role in developing economic, social, cultural, and environmental of coastal communities. Environmental Management of KHMT is one of effort to support the developing coastal areas optimally, wisely, and responsibly, of course, with the community participation and other stakeholders and also by considering the carrying capacity of KHMT. The objective of this research was to provide an overview of community participation to environmental management of KHMT. The enthusiasm, desires, and expectations as well as the social concerns of local communities was a form of community participation in environmental management of KHMT. The community participation become a contributing factor in developing the coastal area of Semarang City. The overview of community participation to environmental management of KHMT was indicated by strong desire of the communities to maintain and preserve it and also the presence of community expectation for the protection or improvement of KHMT. The form of community participation was voluntary or spontaneous participation.
Keywords: Mangrove Forest Area of Tugurejo, Environmental Management, Commuunity Participation
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2012-04-15 00:00:00
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/4078
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 10, No 1 (2012): April 2012
eng
Copyright (c)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/10528
2017-03-01T10:09:13Z
ilmulingkungan:ART
1829-8907
dc
EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT RK CHARITAS PALEMBANG
Mulyati, Meylinda
Narhadi, JM Sri
Hospital, Wastewater, WWTP
Limbah cair rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemar bagi lingkungan yang dapat memberi dampak negatif berupa gangguan terhadap kesehatan, kehidupan biotik serta gangguan terhadap keindahan sehingga harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Rumah sakit RK Charitas mempunyai Instalasi Pengolahan Air limbah (IPAL) namun selama ini belum pernah dievaluasi. Baku Mutu Lingkungan (BML) Limbah Cair Rumah Sakit antara lain berupa BOD, COD, TSS, amoniak bebas, fosfat, dan total coli. Dari hasil analisis keluaran limbah cair RS RK Charitas Palembang tenyata limbah cair ini masih memiliki kadar amoniak (NH3) dan fosfat (PO4) yang masih tinggi yang tidak memenuhi baku mutu lingkungan (BML) dan syarat BML yang lain berada pada ambang batas. Kadar PO4 sebesar 2,134-2,213 mg/l yang melebihi BML sebesar 2 mg/l dan kadar NH3 sebesar 0,174-0,186 yang melebihi BML sebesar 0,1 mg/l. Pada penelitian ini dilakukan evalusi instalasi IPAL Rumah sakit RK Charitas Palembang dari alur proses, waktu proses pengolahan, bahan pengolah air limbah, dan biaya pengolahan limbah cair dan memberikan solusi penyelesaian berupa redesain IPAL dan membuat miniatur IPAL usulan yang akan disimulasikan. Diharapkan usulan redesain Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Rumah Sakit RK Charitas akan menghasilkan kualitas limbah cair yang memenuhi syarat baku mutu lingkungan rumah sakit.
Hospital wastewater is one of the pollution sources to the environment that can cause negative impact on human health and disruption into biotic life. Hospital wastewater must be treated before it discharged into the environment. RK Charitas Hospital Wastewater Treatment Plant (WWTP) has not been evaluated. Environmental Quality Standards (EQS) of wastewater hospital consists of BOD, COD, TSS, ammonia, phosphate, and total coliform. The analysis results of RK Charitas Hospital Palembang’s wastewater showed that the wastewater still have high level of ammonia (NH3) and phosphate (PO4) that do not sufficient to the environmental quality standards and other terms are at the threshold. Phosphate (PO4) level is 2.134 to 2.213 mg/l which exceeded the environmental quality standards is 2 mg/l and ammonia (NH3) level is 0.174 to 0.186 that exceeded the environmental quality standards is 0.1 mg/l. This research was conducted to evaluate the process, processing time, material, and costs of WWTP at RK Charitas Hospital Palembang and provide a solution for redesign a miniature WWTP that will be simulated. It is expected that the proposed redesign Wastewater Treatment Plant (WWTP) in RK Charitas Hospital will produce eligible effluent of hospital waste water towards environment quality standards.
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2016-03-14 00:00:00
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/10528
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 12, No 2 (2014): Oktober 2014
eng
Copyright (c)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/4069
2012-10-28T13:35:50Z
ilmulingkungan:ART
1829-8907
dc
STUDI IDENTIFIKASI PENGELOLAAN LAHAN BERDASAR TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) (Studi Kasus Di Sub Das Sani, Das Juwana, Jawa Tengah)
Wijayanti, Rathna
Kondisi Sub DAS Sani DAS Juwana, Jawa Tengah, saat ini sedang dalam kondisi kritis yang ditunjukkan dengan adanya banjir, sedimen, dan tingkat erosi tinggi. Untuk pengelolaan Sub DAS Sani, diperlukan studi untuk mengidentifikasikan dan mengkaji laju dan sebaran erosi, serta merumuskan urutan prioritas pengelolaan lahan berdasarkan TBE dan rekomendasi pengelolaan lahan guna kepentingan penanganan lahan.
Hasil penelitian menunjukkan besarnya laju erosi dengan tingkat erosi normal (<15 ton/ha/thn) sebesar 64,64% dari luas wilayah, dan laju erosi berat sampai dengan sangat berat sebesar 9,498%. Berdasarkan Tingkat Bahaya Erosi (TBE), TBE dengan kategori sedang sampai dengan sangat berat seluas 4.425,92 Ha (17,42%) sehingga membutuhkan tindakan konservasi. Sebaran laju erosi maupun TBE sedang sampai sangat berat berada di lereng atas Gunung Muria dan sebagian di Perbukitan Patiayam. Semakin berat TBE maka semakin tinggi prioritas penanganannya. Hasil sebelum dan sesudah rekomendasi menunjukkan bahwa terjadi penurunan erosi yang signifikan pada laju erosi sedang sampai sangat berat yaitu dari 258.493,20 ton/ha/tahun menjadi 10.486,58 ton/ha/tahun, atau berkurang sebesar 248.006,62 ton/ha/tahun.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan: (1) TBE di Sub DAS Sani DAS Juwana yang memerlukan tindakan konservasi sebesar 4.425.92 Ha (17,42%), yang terdiri dari TBE sangat berat, berat, dan sedang, tersebar di daerah yang seharusnya menjadi lahan konservasi. Erosi ini terutama disebabkan oleh konversi lahan hutan ke bukan hutan, pengelolalaan lahan pertanian kurang atau tidak memperhatikan kaidah konservasi tanah dan air, dan belum adanya kesadaran partisipasi masyarakat dalam mengelola lahannya; (2) Berdasarkan hasil rekomendasi pada unit lahan-unit lahan dengan TBE sangat berat, berat, dan sedang, laju erosi dapat dikurangi sebesar 248.006 ton/ha/tahun. Upaya pengelolaan lahan dengan teknik konservasi yang sesuai dan memadai dapat mengurangi laju erosi. Berdasarkan urutan prioritas pengelolaan lahan dan arahan fungsi pemanfaatan lahan, rekomendasi pengelolaan lahan secara mekanik untuk lereng klas I – IV menggunakan teras gulud sedangkan lereng klas V menggunakan teras gunung. Untuk rekomendasi secara vegetatif, pengelolaan lahan disesuaikan dengan arahan pemanfaatan lahannya.
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2012-10-28 00:00:00
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/4069
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 9, No 2 (2011): Oktober 2011
eng
Copyright (c)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/4457
2013-03-02T09:58:13Z
ilmulingkungan:ART
1829-8907
dc
STUDI KARAKTERISTIK BIOPOLIMER GRACILARIA VERRUCOSA SEBAGAI BAHAN PENJERAP
Ariyanti, Dessy
Center of Biomass and Renewable Energy (C-BIORE) Teknik Kimia Universitas Diponegoro Semarang
Nurcahyani, Intan
Jurusan Teknik Kimia, Universitas Diponegoro Semarang
ABSTRAK
Keberadaan logam berat Cu dalam limbah industri dapat berakibat buruk bagi lingkungan. Gracilaria verrucosa ditujukan sebagai bahan alternatif yang ramah lingkungan pengganti polimer sintetis untuk proses biosorpsi logam berat Cu. Pada penelitian ini dipelajari karakteristik kemampuan penjerapan dari biopolimer Gracilaria verrucosa terhadap logam berat Cu. Pada proses biosorpsi Cu2+ kapasitas biosorpsi maksimum sekitar 38.34 mg/gr. Kapasitas biosorpsi dicapai pada t=15 menit dan pH larutan= 4. Data kesetimbangan proses biosorpsi ini dapat dimodelkan dengan persamaan Langmuir. Keberadaan NH4+ dalam larutan tidak terlalu berpengaruh terhadap proses biosorpsi logam berat Cu. Hasil penelitian disimpulkan bahwa biopolimer Gracilaria verrucosa memiliki potensi sebagai bahan alternatif dalam proses pemisahan trace element dengan kapasitas biosorpsi yang tinggi.
Kata kunci : Gracilaria verrucosa, alga merah, biosorpsi logam berat
ABSTRACT
The presence of heavy metals such as Cu in industrial wastewater can lead to the environment contamination. The algae Gracilaria verrucosa is intended to be the environmentally friendly polymer used in biosorption process of heavy metals Cu. In this research, the characteristics and adsorption ability of biopolymers Gracilaria verrucosa against heavy metals Cu was studied respectively. Results shown that the maximum biosorption capacity of Gracilaria verrucosa in adsorbing Cu2+ was 38.34 mg/gr at t = 15 min and pH = 4. Equilibrium data of biosorption process can be modeled by Langmuir equation. The presence of NH4 + in solution does not significantly affected the biosorption process of heavy metals Cu. It can be concluded that biopolymer Gracilaria verrucosa has potential as an alternative material with high biosorption capacity in removing trace elements.
Keywords: Gracilaria verrucosa, red algae, heavy metals biosorption
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2012-11-05 09:23:20
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/4457
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 10, No 2 (2012): Oktober 2012
eng
Copyright (c)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/14709
2017-07-20T00:40:21Z
ilmulingkungan:ART
"170513 2017 eng "
1829-8907
dc
Indonesia – Evaluation of NAPA in Agricultural Sector
Utomo, Marcellinus
Balai Penelitian dan Pengembangan Agroforestri, Jl. Raya Ciamis-Banjar km.4, Pamalayan, Ciamis, Jawa Barat
ABSTRAK
Perubahan iklim telah menjadi isu global dan Indonesia termasuk Negara yang harus secara serius melakukan proses adaptasi akan dampak buruk perubahan iklim. Salah satu sektor yang krusial dan diprioritaskan di Indonesia adalah pertanian. Melalui studi literasi, tulisan ini membandingkan dan mengkritisi rencana aksi nasional – adaptasi perubahan iklim di sektor pertanian dengan lima indikator kebijakan adaptasi perubahan iklim yang ideal. Hasil dari evaluasi ini diharapkan mampu memberi masukan bagi rencana adaptasi sektor pertanian yang baru. Disimpulkan bahwa meskipun kebijakan adaptasi perubahan iklim Indonesia banyak memiliki nilai positif, namun juga disertai beberapa kelemahan yang berasal dari perencanaan dan implementasi kebijakan.
Kata kunci: evaluasi, kebijakan, adaptasi, iklim, pertanian
ABSTRACT
Climate change has been a global issue and Indonesia is a country that should fervently respond over the hazards of climate change. One of crucial and prioritised sectors in Indonesia is agriculture. Through literature study, this paper compares and criticises National Action Plans – Climate Change Adaptation with five indicators of ideal climate change adaptation policy. The result hopefully could provide inputs for the new action plans. It is concluded that Indonesia’s climate change adaptation policy has benefits, however, there are some weaknesses come from planning and program implementation.
Keywords: evaluation, policy, adaptation, climate, agriculture
Citation: Utomo, M. (2017). Indonesia – Evaluation of NAPA in Agricultural Sector. Jurnal Ilmu Lingkungan, 15(1), 49-56, doi:10.14710/jil.15.1.49-56
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2017-05-13 04:43:15
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/14709
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 15, No 1 (2017): April 2017
eng
Copyright (c) 2017 Jurnal Ilmu Lingkungan
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/4103
2013-03-02T09:58:13Z
ilmulingkungan:ART
1829-8907
dc
PENGAMBILAN MINYAK KEDELAI DARI AMPAS TAHU SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIODIESEL
Buchori, Luqman
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik UNDIP
Jl. Prof. Soedharto, SH, Tembalang – Semarang; Telp. (024)7460058; fax. (024)76480675
Sasongko, Setia Budi
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik UNDIP
Jl. Prof. Soedharto, SH, Tembalang – Semarang; Telp. (024)7460058; fax. (024)76480675
Anggoro, Didi Dwi
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik UNDIP
Jl. Prof. Soedharto, SH, Tembalang – Semarang; Telp. (024)7460058; fax. (024)76480675
Aryanti, Nita
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik UNDIP
Jl. Prof. Soedharto, SH, Tembalang – Semarang; Telp. (024)7460058; fax. (024)76480675
ABSTRAK
Kedelai adalah komoditi terbesar setelah padi di Indonesia. Kebutuhannya mencapai 2,3 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut 50% dikonsumsi berupa tempe, 40% berupa tahu, dan 10% berupa minyak kedelai. Dari produksi tahu, dihasilkan limbah ampas tahu. Dalam penelitian ini, lemak pada ampas tahu diekstraksi untuk mendapatkan minyak kedelai yang dijadikan bahan baku biodiesel. Hasil ekstraksi kemudian dianalisa untuk dibandingkan dengan standar bahan baku biodiesel. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung berat lemak yang terekstrak dari ampas tahu terhadap lama waktu ekstraksi dan jenis solven yang digunakan, serta mengetahui komposisi minyak ampas tahu tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa waktu ekstraksi dan jenis solven mempengaruhi jumlah lemak yang dapat terekstrak. Benzene merupakan solven yang dapat mengekstrak minyak lebih baik daripada solven toluene dan n-heksane. Solven benzene memiliki waktu optimum lima jam untuk mengekstrak lemak yang terdapat di dalam ampas tahu. Dari hasil analisa, diketahui bahwa kadar FFA minyak kedelai yang menggunakan solven benzene sebesar 4,8%, lebih kecil daripada menggunakan solven toluene (5,4%) dan n-heksan (5,8%). Sedangkan bilangan penyabunan diperoleh 184,22 mgKOH/gr untuk benzene, 193,55 mgKOH/gr untuk toluene dan 184,22 mgKOH/gr untuk n-heksan. Kandungan posfor yang didapat sebesar 0,19 untuk benzene, 0,23 untuk toluene dan 0,12% untuk n-heksan. Nilai ini masih dalam kategori besar sehingga harus melewati pretreatment terlebih dahulu sebelum melewati proses transesterifikasi menjadi biodiesel.
Kata Kunci: ampas tahu; biodiesel; kedelai; minyak kedelai; transesterifikasi
ABSTRACT
Soybeans are the largest commodity after rice in Indonesia. Needs to reach 2.3 million tons per year. Of this amount 50% is consumed in the form of tempeh, 40% in the form of knowing, and 10% of soybean oil. From tofu production, tofu waste generated. In this study, fat on tofu extracted for soybean oil used as biodiesel feedstock. The results are then analyzed for compared to standard biodiesel feedstock. This study aimed to calculate the weight of fat extracted from the tofu waste to extraction time and the type of solvent and determines the composition of the oil tofu. The results showed that the extraction time and the type of solvent affects the amount of fat that can be extracted. Benzene is a solvent that can extract oil better than the solvents toluene and n-hexane. Benzene had five hours optimum to extract the fat in the tofu. From the analysis, it is known that the FFA content of soybean oil using benzene was 4.8%, smaller than toluene (5.4%) and n-heksane (5.8%). While these numbers obtained by saponification 184.22 mgKOH/gr for benzene, 193.55 mgKOH/gr for toluene and 184.22 mgKOH/gr for n-heksane. The content of phosphorus of 0.19 for benzene, 0.23 for toluene and 0.12% for n-heksane. This value is still in the major categories that must be passed before pretreatment process trough transesterification into biodiesel.
Keywords: tofu waste; biodiesel; soybean; soybean oil; transesterification
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2012-11-05 09:23:20
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/4103
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 10, No 2 (2012): Oktober 2012
eng
Copyright (c)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/12822
2017-07-20T00:40:10Z
ilmulingkungan:ART
"170513 2017 eng "
1829-8907
dc
Erosi Pantai, Ekosistem Hutan Bakau dan Adaptasi Masyarakat Terhadap Bencana Kerusakan Pantai Di negara Tropis (Coastal Erosion, Mangrove Ecosystems and Community Adaptation to Coastal Disasters in Tropical Countries)
Akbar, Aji Ali
Universitas Tanjungpura Pontianak
Sartohadi, Junun
Faculty of Geography Gadjah Mada University Yogyakarta, 55281
Djohan, Tjut Sugandawaty
Faculty of Biology Gadjah Mada University Yogyakarta, 55281
Ritohardoyo, Su
Faculty of Geography Gadjah Mada University Yogyakarta, 55281
coastal erosion, mangrove ecosystem degradation, land use, breakwaters, rehabilitation
ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji terjadinya kerusakan lingkungan pantai di negara tropis dan sebagian negara subtropis akibat perilaku manusia. Perilaku manusia yang menyebabkan kerusakan lingkungan adalah memanfaatkan sumberdaya alam pesisir tanpa memperhatikan keberlanjutan sumber daya alam dan daya dukung lingkungannya. Kerusakan lingkungan pantai yang umum terjadi di negara tropis dan sebagian subtropis adalah erosi pantai dan degradasi ekosistem hutan bakau. Kerusakan lingkungan pantai ini akibat alih fungsi lahan menjadi jaringan jalan, permukiman, lahan pertanian/ perkebunan, pertambakan, dan pertambangan pasir. Kerusakan lingkungan pantai mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat seperti hilangnya badan jalan, permukiman, lahan pertanian, dan fasilitas umum akibat abrasi pantai. Upaya penanggulangan kerusakan lingkungan pantai sebagai bagian dari adaptasi manusia mempertahankan kehidupannya berupa pembangunan pemecah gelombang (breakwaters) dan rehabilitasi ekosistem hutan bakau. Upaya penanggulangan bencana tersebut tentunya membutuhkan biaya yang besar dan waktu lama daripada upaya pencegahan. Oleh karena itu, perubahan pola pikir baik pemerintah dan masyarakat dalam memanfaatkan, mengelola dan melestarikan sumber daya alam perlu ditingkatkan melalui perbaikan informasi, ilmu pengetahuan, dan strategi perencanaan yang holistik.
Kata kunci: erosi pantai, kerusakan ekosistem hutan bakau, alih fungsi lahan, pemecah gelombang, rehabilitasi
ABSTRACT
This paper aims to assess the coastal degradation in tropical and subtropical countries in part due to human behavior. Human behavior is causing coastal degradation is to utilize natural resources without regard to the sustainability of coastal natural resources and the carrying capacity of the environment. Degradation of coastal common in most tropical and subtropical countries are coastal erosion and degradation of mangrove ecosystems. This coastal degradation as a result of land conversion into roads, settlements, agricultural/ plantation, aquaculture, and sand mining. Coastal degradation affects the socio-economic conditions of local communities such as loss roads, settlements, land and public facilities as a result of coastal erosion. Efforts to cope to the coastal degradation as part of human adaptation to sustain life in the form of construction of breakwaters and rehabilitation of mangrove ecosystems. The disaster relief certainly require a plenty of cost and time than prevention. Therefore, changes in the mindset of both the government and the public in using, managing and conserving natural resources should be increased through improvement of information, knowledge, and holistic planning strategies.
Keywords: coastal erosion, mangrove ecosystem degradation, land use, breakwaters, rehabilitation
Cara sitasi: Akbar,A.,A., Sartohadi., J., Djohan, T.S. and Ritohardoyo, S. (2017). Erosi Pantai, Ekosistem Hutan Bakau dan Adaptasi Masyarakat Terhadap Bencana Kerusakan Pantai Di negara Tropis. Jurnal Ilmu Lingkungan,15(1),1-10, doi:10.14710/jil.15.1.1-10
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2017-05-13 04:43:15
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/12822
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 15, No 1 (2017): April 2017
eng
Copyright (c) 2017 Jurnal Ilmu Lingkungan
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/4079
2013-01-30T09:58:05Z
ilmulingkungan:ART
1829-8907
dc
KAJIAN KERENTANAN MASYARAKAT TERHADAP PERUBAHAN IKLIM BERBASIS DAERAH ALIRAN SUNGAI (STUDI KASUS SUB DAS GARANG HULU)
Efendi, Muchtar
Sunoko, Henna Rya
Sulistya, Widada
ABSTRAK
Dampak terhadap pemanasan global adalah terjadinya perubahan iklim yang berpengaruh terhadap kondisi ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Kondisi ini menyebabkan penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan tingkat kerentanan masyarakat. Penelitian ini bertujuan melakukan analisis tingkat kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim di Sub DAS Garang Hulu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-eksploratif dengan menggunakan pendekatan metode kombinasi kualititatif dan kuantitatif (mixed method). Data sekunder dikumpulkan melalui kegiatan studi literatur dan desk study. Data primer berupa persepsi masyarakat dengan wawancara mendalam dengan metode purposive sampling. Penilaian kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim menggunakan fungsi dari tiga komponen, yaitu paparan, kepekaan, dan kemampuan adaptasi. Hasil analisis kerentanan masyarakat ditampilkan dalam bentuk peta-peta dengan bantuan Sistem Informasi Geografi (SIG). Hasil kajian menunjukkan bahwa tingkat kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim didominasi dalam kategori rendah sampai dengan sedang dengan persentase 73.83%. Daerah yang memiliki kerentanan tinggi adalah daerah Kecamatan Ungaran Timur dan kelurahan Sukorejo di Kota Semarang.
Kata Kunci : DAS, Kerentanan, Paparan, Kepekaan, Kemampuan Adaptasi
ABSTRACT
The impact of global warming is climate change affecting the condition of Watershed Ecosystem. This condition causes the decreasing in the level of social welfare and the increasing level of vulnerability of living community. This study was aimed to analyze the level of vulnerability of living communities due to climate change in Garang Hulu sub-watersheds . This research was a descriptive-explorative approach by using a combination of qualititative and quantitative methods (mixed method). Secondary data were collected through the study of literature and desk study. Primary data were taken in the form of public perception along with indepth interviews. Respondents were chosen through purposive sampling method. Assessment of the social vulnerability to climate change was using a function of three components, namely the exposure, sensitivity, and adaptability. The results of the vulnerability analysis were presented in the form of maps using the GIS. The study results showed that the level of vulnerability of communities to climate change was dominated by low category to moderate with the percentage of 73.83%. Areas that had a high vulnerability were East Ungaran local district and Sukorejo village in Semarang.
Key Words : watershed, vulnerability, exposure, sensitivity, adaptability.
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2012-04-15 00:00:00
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/4079
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 10, No 1 (2012): April 2012
eng
Copyright (c)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/10530
2017-03-01T10:09:13Z
ilmulingkungan:ART
"141022 2014 eng "
1829-8907
dc
KAJIAN KUALITAS AIR DAN PENGGUNAAN SUMUR GALI OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR SUNGAI KALIYASA KABUPATEN CILACAP
Sasongko, Endar Budi
Widyastuti, Endang
Priyono, Rawuh Edy
Water quality, dug wells, society behavior, Kaliyasa River
Sungai Kaliyasa mengalami penurunan kualitas dan diduga mempengaruhi kualitas air sumur gali. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji: 1) kualitas air sumur gali, parameter fisika, kimia, dan mikrobiologi dibandingkan dengan Permenkes RI No.416/Menkes/Per/IX/1990, 2) perilaku masyarakat, dan 3) hubungan perilaku masyarakat dengan kualitas air sumur gali. Hasil penelitian menunjukkan semua air sumur gali tidak berbau, TDS, mangan, dan pH memenuhi baku mutu, sedangkan warna, besi, klorida, dan total coliform tidak memenuhi baku mutu. Perilaku masyarakat secara umum tidak baik. Perilaku masyarakat secara signifikan berhubungan dengan kualitas air sumur gali di sekitar Sungai Kaliyasa. Hal yang dapat disarankan yaitu: 1) masyarakat membuat IPAL, 2) pemerintah dan masyarakat dapat merubah perilaku masyarakat.
Kata Kunci: Kualitas air, sumur gali, perilaku masyarakat, Sungai Kaliyasa.
Water quality of Kaliyasa River has decreased and suspected to affect water quality dug well. Research’s aim review: 1) water quality dug wells, physics, chemical, and microbiology parameters compared with Permenkes RI No.416/Menkes/Per/IX/1990, 2) society behavior, and 3) societies behavioural relationship with water quality dug well. Observational result showed that all water quality dug well are odorless, TDS, manganese, and pH accomplished the quality standard. While the color, iron, chloride, and total coliform parameters were not accomplish the quality standard. Society’s behaviour commonly was inauspicious. Society behaviour significantly associated with water quality dug well around Kaliyasa River. Suggestions: 1) society makes WWTP, 2) government and society can change society behaviour.
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2016-03-14 00:00:00
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/10530
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 12, No 2 (2014): Oktober 2014
eng
Copyright (c)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/14557
2017-07-20T00:40:14Z
ilmulingkungan:ART
"170513 2017 eng "
1829-8907
dc
Analisis Tingkat Kenyamanan Di DKI Jakarta Berdasarkan Indeks THI (Temperature Humidity Index)
Wati, Trinah
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Fatkhuroyan, Fatkhuroyan
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
tingkat kenyamanan, temperature humidity index, urban heat island.
ABSTRAK
Fenomena iklim mempengaruhi kenyamanan fisiologis di daerah pemukiman. Analisa tingkat kenyamanan di DKI Jakarta dilakukan menggunakan THI (Temperature Humidity Index). Berdasarkan data iklim periode 1985 – 2012 stasiun Kemayoran, Tanjung Priok, Halim, Cengkareng dan Pondok Betung, hasil penelitian menunjukkan rata-rata prosentase tingkat kenyamanan harian dengan kategori tidak nyaman sebesar 22,1 % (81 hari per tahun), sebagian nyaman 71 % (259 hari per tahun) dan nyaman 7,1% (26 hari per tahun). Tingkat kenyamanan menunjukkan semakin ke tengah kota semakin besar prosentase tidak nyaman. Selama periode tersebut terjadi kecenderungan peningkatan indeks THI dengan signifikansi > 50% menunjukkan tingkat kenyamanan di DKI Jakarta cenderung semakin tidak nyaman.
Kata kunci: tingkat kenyamanan, temperature humidity index, urban heat island
ABSTRACT
Climate phenomenon affects physiological comfortableness in residential area. Analysis of thermal comfort level in DKI Jakarta were conducted using THI (Temperature Humidity Index). Based on climate data stations in Kemayoran, Tanjung Priok, Halim, Cengkareng dan Pondok Betung during 1985-2012 showed that the average percentage of daily thermal comfort level with categories uncomfortable were 22,1% (81 days per year), half comfortable 71 % (259 days per year) and comfortable 7,1% (26 days per year). The study showed that the greater percentage uncomfortable level, the closer into the center of the city and during 1985 to 2012 the THI index tend to increasing with significant level more than 50% meant that the thermal comfort level tend to more uncomfortable.
Keywords: thermal comfort level, temperature humidity index, urban heat island
Citation: Wati, T dan Fatkhuroyan. (2017). Analisis Tingkat Kenyamanan Di DKI Jakarta Berdasarkan Indeks THI (Temperature Humidity Index). Jurnal Ilmu Lingkungan, 15(1), 57-63, doi:10.14710/jil.15.1.57-63
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2017-05-13 04:43:15
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/14557
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 15, No 1 (2017): April 2017
eng
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/download/14557/34766
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/download/14557/34767
Copyright (c) 2017 Jurnal Ilmu Lingkungan
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/4070
2012-10-28T13:35:50Z
ilmulingkungan:ART
1829-8907
dc
KEARIFAN LOKAL DALAM MELESTARIKAN MATA AIR (Studi Kasus di Desa Purwogondo, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal)
Siswadi, S
Taruna, Tukiman
Purnaweni, Hartuti
Air merupakan benda alam paling esensial bagi kehidupan. Namun ketersediaannya di daerah Purwogondo dan sekitarnya secara umum cenderung menurun, sehingga sering menimbulkan konflik antar pengguna air. Di Desa Purwogondo terdapat satu mata air yang debitnya cukup besar dan ajeg, yaitu Tuk Serco. Ini terkait keberadaan kearifan lokal yang berfungsi mencegah kerusakan fungsi Tuk Serco. Di tengah-tengah semakin memudarnya kearifan-kearifan lokal, ternyata masih terdapat kearifan lokal yang mampu memelihara dan melestarikan mata air. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan penentuan sampel sumber data secara purpossive dan snowball sampling. Data diperoleh melalui diskusi kelompok terfokus, wawancara mendalam, observasi lapangan, dan dokumentasi.Hasilnya adalah (1) masyarakat Desa Purwogondo mempersepsikan Tuk Serco sebagai karunia Allah yang sangat mendukung penghidupan, tempat yang sakral, ditunggu oleh kekuatan ghaib yang tidak boleh diganggu, harus dihormati sebagai sesama makluk ciptaan Allah. Dengan debitnya 12,03 lt/dt, atau 1.039.392 lt/hari, Tuk Serco digunakan untuk keperluan rumah tangga 106 KK/351 jiwa dan irigasi sawah 5,75 hektar di Dusun Ngijo 527.126,4 liter (50,71%). Sisanya 512.265,6 liter (49,29%) belum terpakai. Manfaat lain Tuk Serco adalah untuk pengobatan, bersuci, dan kegiatan ritual. (2) Terdapat kearifan lokal penduduk Desa Purwogondo berupa: pengetahuan, nilai-nilai, etika dan moral, dan norma-norma yang berupa anjuran, larangan, dan sanksi, serta ungkapan-ungkapan yang dipakai sebagai pedoman sikap dan perilaku masyarakat dalam memelihara, menjaga dan melestariakan mata air Tuk Serco. Untuk mempertahankan debit air perlu pengelolaan hutan di sekitar mata air dan daerah atasnya. Untuk memelihara dan mempertahankan kearifan lokal, masyarakat melakukan dengan memberikan pengertian dan saran kepada keluarga, tetangga, sanak-saudara dan anak-cucu tentang nilai-nilai, etika dan moral, serta norma-norma termasuk norma agama untuk dipakai sebagai pedoman bersikap dan berperilaku dalam menjalankan tradisi dan naluri menghargai alam Tuk Serco. (3) Untuk menjaga kearifan lokal dimasa mendatang, perlu langkah-langkah : a) Penguatan semangat masyarakat b) Meningkatkan pemahaman, kesadaran, kepedulian, dan partisipasi masyarakat menuju masyarakat yang arif lingkungan c) Menyediakan payung hukum dengan Peraturan Desa d) Mendorong terciptanya Desa Purwogondo sebagai Desa Wisata Religi.
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2012-10-28 00:00:00
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/4070
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 9, No 2 (2011): Oktober 2011
eng
Copyright (c)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/4531
2013-03-02T09:58:13Z
ilmulingkungan:ART
1829-8907
dc
ANALISIS PENAATAN PEMRAKARSA KEGIATAN BIDANG KESEHATAN DI KOTA MAGELANG TERHADAP PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Goesty, Prathika Andini
Samekto, Adji
Sasongko, Dwi P
ABSTRAK
Salah satu instrumen untuk mengelola dampak lingkungan adalah UKL-UPL, namun pemrakarsa belum sepenuhnya melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan, tercermin dari data yang dimiliki Kantor Lingkungan Hidup Kota Magelang bahwa jumlah pelaporan rutin pemrakarsa sebesar 0%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketaatan serta kendala pemrakarsa dalam mengimplementasikan UKL-UPL serta pengawasan oleh Kantor Lingkungan Hidup Kota Magelang. Objek penelitian adalah 6 kegiatan di bidang kesehatan. Penelitian dilakukan menggunakan metode observasi dengan pendekatan analisis bersifat preskriptif berbasis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemrakarsa belum taat, dikarenakan : 1) Belum menyadari bahwa lingkungan hidup adalah kepentingan publik yang tidak boleh dirusak, 2) SDM dan sarana kurang memadai, 3) Anggaran besar. Pengawasan yang dilakukan Kantor Lingkungan Hidup Kota Magelang belum berjalan sebagaimana diharapkan. Pengawasan dan koordinasi yang ada selama ini bersifat reaktif.
Kata kunci: UKL-UPL bidang kesehatan, analisis penaatan, pengelolaan dan pemantauan lingkungan
ABSTRACT
Environmental Management and Monitoring Effort (UKL-UPL) is one of important instruments for maintaining environmental impact management. however, the effort has not been properly implemented in Magelang territory, according to data reported by the Municipal Office of Environmental Affairs of Magelang. It is disappointing that the local initiators did not give any routine report concerning the implementation progress. This study aimed to analyze degree of compliance and problems faced by the environmental initiators in implementing the UKL-UPL as well as monitoring by the Municipal Office of Environmental Affairs of Magelang. The study was obtained by an observation method using a prescriptive analytical approach based on qualitative data. Result of the study showed that the initiators’ lacking degree of compliance had caused poor quality of the environmental management and monitoring. Problems that faced the initiators included 1) poor awareness of the importance of preserving and sustaining the environment for common good, 2) poor quality of human resource and facilities, and 3) lacking budget. The Municipal Office of Environmental Affairs of Magelang had not performed monitoring properly. Both monitoring and co-ordination were still reactionary whenever a problem arose.
Keywords: UKL-UPL based environmental health, analysis of compliance, management and monitoring
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2012-11-05 09:23:20
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/4531
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 10, No 2 (2012): Oktober 2012
eng
Copyright (c)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/4205
2013-03-02T09:58:13Z
ilmulingkungan:ART
1829-8907
dc
TAMBAK TERLANTAR SEBAGAI TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK DI DAERAH ENDEMIS MALARIA (Penyebab dan Penanganannya)
Ernawati, Kholis
Mahasiswa Program Doktor Ilmu Lingkungan, Program Pasca Sarjana - Universitas Indonesia, Salemba Jakarta.
Dosen Fakultas Kedokteran, Universitas YARSI, Cempaka Putih Jakarta
F. Achmadi, Umar
Dosen Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia, Salemba Jakarta
P. Soemardi, Tresna
Dosen Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia, Salemba Jakarta
Thayyib, Hasroel
Dosen Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia, Salemba Jakarta
Mutia R, Sri
Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Indonesia, Depok
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akar masalah munculnya tempat perindukan nyamuk Anopheles sebagai vector malaria, serta permasalahan sosial seputar pengelolaan perindukan nyamuk di daerah endemis malaria. Penelitian dilakukan di Kecamatan Punduh Pedada, Kabupaten Pesawaran, Propinsi Lampung. Focus pengamatan pada tambak terlantar di desa Sukarame, Sukamaju, dan Kampung Baru. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, in dept interview, pengamatan, dan studi literature. Data dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persoalan tambak terlantar akibat adanya konflik lahan, perijinan, pendidikan masyarakat yang rendah, kemiskinan serta peran serta masyarakat yang rendah. Penanganan tambak terlantar dimulai dari menumbuhkan kesadaran seluruh individu bahwa malaria merupakan permasalahan yang serius dan penanganan tambak terlantar merupakan keniscyaan untuk memutuskan rantai penularan penyakit. Menghidupkan tambak lagi dengan budi daya udang atau menggantinya dengan ikan nila. Menerapkan prinsip kerjasama lintas sector, integrated, dan sustainability dalam penanganan tambak terlantar.
Kata Kunci: Tambak Terlantar, Daerah Endemis Malaria, Tempat Perindukan Nyamuk, Penyebab Munculnya Tambak Terlantar, Penanganan Tambak Terlantar.
ABSTRACT
This study aims to determine the root causes of the emergence of Anopheles mosquito breeding places as a vector of malaria, and social issues surrounding the management of mosquito breeding in malaria endemic areas. The study was conducted in the District Punduh Pedada, Pesawaran, Lampung. Focus observations on abandoned farms in the village Sukarame, Sukamaju, and Kampung Baru. The data was collected using a questionnaire, in dept interview, observation, and study of literature. Data were analyzed with descriptive qualitative method. The results showed that the issue of farm land have been displaced by the conflict, licensing, public education is low, poverty and low community participation. Handling derelict farm started growing awareness of all individuals that malaria is a serious problem and the handling of abandoned ponds are a must to break the chain of disease transmission. Turning again to the aquaculture pond shrimp or replace it with tilapia. Applying the principle of cross-sector collaboration, integrated, and sustainability in the handling of abandoned farms.
Keywords: Abandoned Farms, Malaria Endemic Area, Mosquito Breeding Places, Causes Of Emergence Pond Abandoned, Neglected Pond Management.
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2012-11-05 09:23:20
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/4205
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 10, No 2 (2012): Oktober 2012
eng
Copyright (c)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/12155
2017-08-30T06:25:35Z
ilmulingkungan:ART
"170513 2017 eng "
1829-8907
dc
Conflicting Role of Land Office and Forestry Department: A Comparative Discussion Regarding to Forest Offences Prevention in Malaysia
Azizan, Muhammad Uzair
Land Administration and Development Studies
Universiti Teknologi Malaysia
Bing, Tham Sikh
Department of Real Estate
Faculty of Geoinformation and Real Estate
Universiti Teknologi Malaysia
81310, Skudai, Johor Bahru, Johor.
Mohd Raid, Maryanti
Land Administration and Development Studies
Universiti Teknologi Malaysia
Mohammad, Mohammad Tahir Sabit
Department of Real Estate
Faculty of Geoinformation and Real Estate
Universiti Teknologi Malaysia
81310, Skudai, Johor Bahru, Johor.
Hussin, Khadijah
Department of Real Estate
Faculty of Geoinformation and Real Estate
Universiti Teknologi Malaysia
81310, Skudai, Johor Bahru, Johor.
Megat Abd Rahman, Megat Mohd Ghazali
Department of Real Estate
Faculty of Geoinformation and Real Estate
Universiti Teknologi Malaysia
81310, Skudai, Johor Bahru, Johor
Nadzri, Muhammad Izuan
Department of Real Estate
Faculty of Geoinformation and Real Estate
Universiti Teknologi Malaysia
81310, Skudai, Johor Bahru, Johor
state land; forest; forest offences; penalties; monitoring; enforcement; overlapping of power
This article study the discrepancy between theory and practice, especially the roles play by Land Office and Forestry Department in term of overlapping of power and penalties between Land Office and Forestry Department especially the forest on the state land leading to susceptibility in monitoring and enforcement system. The whole empirical works took place in the Central Region of Peninsular Malaysia namely as Negeri Sembilan. The total area of permanent reserved forest in that state is 155,531 hectares including the Permanent Reserved Forest Johol which was selected as the case study in this research. An exploratory research design was adopted in this research. Therefore, in-depth interviews have been done with officers from the Land Office and Forestry Department regarding their role and powers in monitoring and enforcement system to combat forest offences in Permanent Reserved Forest Johol. While data collected was analyzed using the descriptive analysis method. Content analysis was used to identify the similarities and dissimilarities of acts that empower Land Office and Forestry Department to taking action against forest offences. Theoretically, there are overlapping powers occurs between Land Office and Forestry Department identified in National Land Code 1965 and National Forestry Act 1984 in terms of arrestment of the forest offenders and seized their equipment. However, penalties imposed by both acts are very different. Practically, both authorities have divided their responsibility and power accordingly to avoid overlapping. Issues and challenges that faced by them have been found and most of them are similar. There should be an amendment to the acts in terms of the penalty imposed by both authorities. The penalty stated in both acts should be synchronized or the related sections be removed if the authorities do not implement it practically to avoid overlapping and conflicting of action imposed between two acts.
Keywords: state land, forest, forest offences, penalties, monitoring, enforcement, overlapping of power
Citation: Azizan, M.U., Bing, T.S., Raid, M.M., Mohammad, M.T.S, Hussin, K., Rahman, M.M.G.A., and Nadzri, M.I. (2017). Conflicting Role of Land Office and Forestry Department: A Comparative Discussion Regarding to Forest Offences Prevention in Malaysia. Jurnal Ilmu Lingkungan, 15(1), 11-19, doi:10.14710/jil.15.1.11-19
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2017-05-13 04:43:15
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/12155
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 15, No 1 (2017): April 2017
eng
Copyright (c) 2017 Jurnal Ilmu Lingkungan
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/4080
2013-01-30T09:58:05Z
ilmulingkungan:ART
1829-8907
dc
PEMANFAATAN JENIS POHON LOKAL CEPAT TUMBUH UNTUK PEMULIHAN LAHAN PASCATAMBANG BATUBARA (STUDI KASUS DI PT. SINGLURUS PRATAMA, KALIMANTAN TIMUR)
Adman, Burhanudin
Hendrarto, Budi
Sasongko, Dwi P
ABSTRAK
Upaya reklamasi di pengusahaan pertambangan yang masuk dalam Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK) mengharuskan upaya reklamasi mengikuti aturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kehutanan yang mensyaratkan penanaman jenis pohon lokal. Informasi jenis-jenis pohon lokal yang dapat digunakan untuk revegetasi lahan pascatambang batubara belum banyak tersedia sehingga perlu dilakukan penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jenis-jenis pohon lokal cepat tumbuh yang berpotensi untuk revegetasi lahan pascatambang batubara di PT. SGP. Metode yang digunakan adalah analisis vegetasi, analisis sifat fisik kimia tanah dan kajian habitat tempat tumbuh tiap jenis serta kemampuan regenerasi alami. Hasil penelitian menunjukkan dari 58 jenis pohon yang ditemukan, terdapat tujuh jenis pohon yang berpotensi untuk digunakan dalam revegetasi lahan pascatambang, yaitu Ficus sp., Fordia splendidissima, Homalanthus populneus, Leea indica, Macaranga hypoleuca, Melastoma malabathricum dan Vernonia arborea. Aspek teknis yang perlu diperhatikan dalam revegetasi dengan ketujuh jenis tersebut adalah sumber benih/bibit, serta teknik penanaman dan pemeliharaan.
Kata Kunci: revegetasi, pascatambang batubara; Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara
ABSTRACT
Reclamation efforts in the mining business in the District Forestry Culture (CBC) lead reclamation efforts following the rules issued by the Ministry of Forestry, which requires the planting of local species. Information of local tree species that can be used for post-mining land revegetation of coal has not been widely available so that this research needs to be done. This study aims to analyze the species of fast-growing native trees that potential to plant on revegetation of post-mining coal area in PT. SGP. The method used is the analysis of vegetation, analysis of soil physical and chemical properties and study of the grow habitats of each species and the ability of natural regeneration. The results showed that from 58 species of trees that are found, there are seven species of trees that potential for revegetation post-mining, i.e. Ficus sp., Fordia splendidissima, Homalanthus populneus, Leea indica, Macaranga hypoleuca, Melastoma malabathricum and Vernonia arborea. Technical aspects that need to be considered in revegetation with seven types of sources are source of seeds/seedlings, also planting and maintenance techniques.
Keywords: revegetation, post-mining coal; District Samboja Kutai Kartanegara Regency
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2012-04-15 00:00:00
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/4080
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 10, No 1 (2012): April 2012
eng
Copyright (c)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/10532
2017-03-01T10:09:13Z
ilmulingkungan:ART
1829-8907
dc
UJI EFEKTIVITAS KOMBINASI EKSTRAK KULIT BATANG DAN KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SEBAGAI ANTIBAKTERI Shigella dysentriae
Prasaja, Dimas
Darwis, Welly
Astuti, Sri
Antibacterial, tree bark extract, rind of Mangosteen extract, Shigella dysenteriae, clear zone.
Telah dilakukan penelitian tentang uji efektivitas kombinasi ekstrak kulit batang dan kulit buah manggis (Gracinia mangostana L.) sebagai antibakteri Shigella dysenteriae dari bulan Maret sampai Mei 2011, untuk mengetahui konsentrasi efektif dari ekstrak kulit batang dan kulit buah manggis dalam menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae. Penelitian uji antibakteri ini menggunakan metode difusi cakram (Kirby-Bauer). Konsentrasi perlakuan yang diperoleh dari uji awal MIC digunakan untuk uji efektivitas kombinasi dari ekstrak kulit buah dan ekstrak kulit batang masing-masing 5,5%, 6,25%, 7%, 7,75%, 8,5%, dan 4,5%, 5,25%, 6%, 6,75%, 7,5%. Sebagai pembanding digunakan antibiotik kloramfenikol 50μg/ml. Dari hasil analisis keragaman dengan Rancangan Acak Lengkap berfaktor diperoleh bahwa pada setiap faktor konsentrasi perlakuan menunjukkan berbeda tidak nyata. Uji antibakteri dengan diameter zona bening yang paling efektif terdapat pada perlakuan kombinasi konsentrasi esktrak kulit buah dan kulit batang manggis A2B1 6,25% dan 4,5% yaitu 5,66 mm dengan kategori daya hambat sedang (5-10 mm). Hasil zona bening baku pembanding kloramfenikol sebagai antibakteri Shigella dysenteriae yaitu 5,55 mm.
A research on combined the effectiveness Test of combination of tree bark and rind extract of Mangosteen (Gracinia mangostana L.) as antibacteria on Shigella dysenteriae to know the effective concentration of tree bark and rind extract of Mangosteen in inhibiting the growth of Shigella dysenteriae had been conducted from March to May 2011. Research method used is disk diffusion (Kirby-bauer). The obtained concentration in preliminary test MIC which were used to exam combined effectiveness test of each tree bark and rind extract of mangosteen were 5,5 % ; 6,25 % ; 7 % ; 7,75 % ; 8,5 % and 4,5 % ; 5,25 % ; 6 % ; 6,75 % ; 7,5 %. Antibiotic Chloramphenicol 50 µg/ml was used as standard of comparison. Based on Diversity analysis by using factorial completely randomized design method acquired that each test concentration factor indicated not significantly different result. The most effective clear zone diameter of antibacterial test found in combination of 6,25% and 4,5% of tree bark and rind extract (A2B1) that was 5,66 mm as medium inhibition in category (5-10 mm). While the result of Chloramphenicol comparison clear zone as antibacterial was 5,55 mm.
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2016-03-14 00:00:00
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/10532
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 12, No 2 (2014): Oktober 2014
eng
Copyright (c)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/14710
2017-07-20T00:40:23Z
ilmulingkungan:ART
"170513 2017 eng "
1829-8907
dc
Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Ekstrak Sargassum sp. dan Lama Penyimpanan terhadap Oksidasi Lemak pada Fillet Ikan Patin (Pangasius sp.)
Hidayati, Fatin
Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro. Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah-50275, Telp/Fax. +6224 7474698
Darmanto, Y.S
Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro. Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah-50275, Telp/Fax. +6224 7474698
Romadhon, Romadhon
Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro. Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah-50275, Telp/Fax. +6224 7474698
ABSTRAK
Ikan patin merupakan ikan air tawar yang mengandung lemak dan protein tinggi sehingga apabila dilakukan penyimpanan rentan terjadi oksidasi yang mengakibatkan ketengikan. Sargassum sp. dengan kandungan fenol dan flavonoid mampu menghambat terjadinya oksidasi pada fillet ikan patin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan ekstrak Sargassum sp. dan lama penyimpanan dalam menghambat terjadinya oksidasi pada fillet ikan patin. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak Sargassum sp. dan fillet ikan patin. Metode penelitian yang digunakan adalah experimental laboratories dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor yaitu konsentrasi ekstrak Sargassum sp. (0%, 1%, 1,5% dan 2%) dan lama penyimpanan (hari ke-0, hari ke-2, hari ke-4, dan hari ke-6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan penambahan konsentrasi ekstrak Sargassum sp. dan lama penyimpanan memberikan pengaruh nyata terhadap nilai PV, nilai TBA, kadar lemak, kadar protein, kadar air serta organoleptik (P < 0,05). Hasil penelitian tahap I didapatkan rendemen Sargassum sp. dengan pelarut etanol 96% sebesar 1,39%, kandungan fenol 1,813%, flavonoid 0,278% dan aktivitas antioksidan 99,1659 ppm (kuat). Hasil penelitian tahap II didapatkan nilai PV berkisar antara 2,03 - 19,82 meq/kg, nilai TBA 0,63 - 6,72 mg.mal/kg. Konsentrasi 1,5% merupakan konsentrasi terbaik ekstrak Sargassum sp. dalam menghambat oksidasi lemak pada fillet ikan patin selama penyimpanan.
Kata kunci: Antioksidan, Ekstrak Sargassum sp., Lama Penyimpanan, Oksidasi lemak, Fillet Ikan patin
ABSTRACT
Catfish is a freshwater fish that contain high fat and protein so that if its stored it will susceptible to oxidation process which leads to rancidity. Sargassum sp. with its phenolic and flavonoid content are able to inhibit the oxidation process in catfish fillet. This research was aimed to know the effects of different concentrations of Sargassum sp. extracts and storage time in inhibiting the oxidation process in catfish fillet. The materials used in this research were Sargassum sp. extracts and catfish fillet. This research was using experimental laboratories research method with factorial Completely Randomized Research Design (CRD) of 2 factors which were concentrations of Sargassum sp. extracts (0%, 1%, 1.5%, and 2%) and storage time (0 day, 2 days, 4 days, and 6 days). The results showed that the adding of different concentrations of Sargassum sp. extracts and storage time gave significant effect to the PV value, TBA value, fat content, protein content, moisture content, as well as organoleptic point (P < 0.05). The results obtained from stage I research were the yields of Sargassum sp. with ethanol 96% solvent was 1.39%, phenol content was 1.813%, flavonoid was 0.278%, and antioxidant activity was 99.1659 ppm (categorized as strong antioxidant). The results obtained from stage II research were the PV value were ranged from 2.03 to 19.82 meq/kg, TBA value were ranged from 0.63 to 6.72 mg.mal/kg. The 1.5% concentration was the best concentration of Sargassum sp. extracts in inhibiting the lipid oxidation of catfish fillet during storage.
Keywords: Antioxidant, Sargassum sp. Extracts, Storage Time, Lipid Oxidation, Catfish Fillet
Citation: Hidayati, F., Darmanto, Y.S. dan Romadhon. (2017). Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Ekstrak Sargassum sp. dan Lama Penyimpanan terhadap Oksidasi Lemak pada Fillet Ikan Patin (Pangasius sp.). Jurnal Ilmu Lingkungan, 15(1), 64-73, doi:10.14710/jil.15.1.64-73
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2017-05-13 04:43:15
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/14710
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 15, No 1 (2017): April 2017
eng
Copyright (c) 2017 Jurnal Ilmu Lingkungan
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/4071
2012-10-28T13:35:50Z
ilmulingkungan:ART
1829-8907
dc
EVALUASI LAHAN BASAH BUATAN VEGETASI MANGROVE DALAM MENGURANGI PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Kasus di Desa Kepetingan Kabupaten Sidoarjo)
Kusumastuti, Widayati
Hendrarto, Budi
Sutrisnanto, Danny
Hutan mangrove sebagai salah satu sumber daya alam yang mempunyai peranan penting, salah satunya adalah untuk mengatasi pencemaran lingkungan. Di daerah penelitian di Desa Kepetingan Kabupaten Sidoarjo terdapat lahan mangrove di areal pertambakan yang dimaksudkan menjadi lahan basah untuk fitoremidiasi bagi air tambak. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi kemampuan lahan basah mangrove yang sudah ada sekaligus menilik kemungkinan pengembangannya sebagai wetland buatan. Penelitian yang dilaksanakan selama Juni hingga Desember 2007. Sedangkan pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 25, 26 dan 27 Juni 2007. Penelitian ini mengkaji efektifitas lahan basah kaitannya dengan kualitas air dan sedimen yang diteliti. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, pengukuran langsung kualitas air, kualitas sedimen dan pengambilan sample vegetasi lahan basah buatan. Pengambilan sampel air dan sedimen dilakukan pada tempat–tempat yang dianggap mewakili keadaan Sungai Kepetingan, lahan basah dan area tambak secara keseluruhan. Sampel diambil pada lima stasiun yaitu stasiun sungai, stasiun inlet, stasiun lahan basah, stasiun outlet dan stasiun muara. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak tiga kali pada tiap stasiun. Studi struktur dan komposisi mangrove dilakukan dengan menggunakan metode yang merupakan modifikasi dari cara yang digunakan oleh Mueller Dumbois dan Ellenberg (1974). Pengamatan pasang surut dilakukan di satu titik pada lokasi yang representatif dengan lama pengamatan 30 x 24 jam. Pengamatan dilakukan dengan cara memasang alat ukur ketinggian muka air yang dibaca setiap jam. Pengukuran kecepatan aliran dilakukan secara berjajar pada beberapa titik dalam satu lokasi. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan current meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lahan basah mangrove di Kepetingan memiliki tipe dataran pantai yang didominasi jenis Rhizopora sp, Avicennia Sp dan Excoecaria Sp. Dalam area lahan seluas 7.762 m2 frekuensi kehadiran tertinggi kategori pohon, sapling dan seedling lahan basah berkisar 0.45 – 0.55 %. Species yang berada di dalam wetland adalah Avicennia Sp dengan kerapatan 64 Ind/Ha. Pengukuran parameter fisika kualitas air menyatakan efisiensi telah tercapai karena wetland mangrove mampu mengatasi kekeruhan dan dapat meningkatkan kecerahan. Kemampuan lahan basah sangat tinggi dalam mengatasi kelimpahan kadar nitrat dan fosfat. Kadar nitrat berkurang menjadi 0.13 mg/l di outlet dari semula 0.63 mg/l di inlet dan kadar fosfat menjadi 0.05 mg/l di outlet dari semula 0.35 di inlet. Kadar tembaga (Cu) di outlet mencapai 0.053 mg/l dari semula 0.042 mg/l di inlet. Kadar BOD mencapai maksimum di dalam wetland yaitu sebesar 76 mg/l. Lahan berhasil mereduksi kadar cadmium (Cd) menjadi 0.017 di outlet dari awalnya 0.026 di inlet. Logam Pb di sedimen, lahan mangrove berhasil mengurangi konsentrasi dari 25 mg/kg dan 45 mg/kg menjadi hanya 18 mg/kg di outlet. Cu di sedimen, konsentrasi tertinggi justru berada di dalam lahan yaitu sebesar 277 mg/kg namun sedikit menurun menjadi 219 mg/kg pada pengukuran di outlet. Lahan basah berfungsi untuk menangkap dan mengendapkan logam-logam berat.
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2012-10-28 00:00:00
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/4071
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 9, No 2 (2011): Oktober 2011
eng
Copyright (c)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/4532
2013-03-02T09:58:13Z
ilmulingkungan:ART
1829-8907
dc
KAJIAN KEBISINGAN DAN PERSEPSI KETERGANGGUAN MASYARAKAT AKIBAT PENAMBANGAN BATU ANDESIT DI DESA JELADRI, KECAMATAN WINONGAN, KABUPATEN PASURUAN JAWA TIMUR
Hidayat, Syarif
Purwanto, Purwanto
Hardiman, Gagoek
ABSTRAK
Kegiatan industri menghasilkan polusi yang dapat menjadi tekanan pada lingkungan, dan kebisingan adalah salah satu bentuk dari polusi yang dapat menimbulkan tekanan lingkungan dan akan berdampak secara fisik maupun non fisik kepada manusia sebagai bagian dari lingkungan. Respon terhadap tekanan lingkungan kadang memunculkan konflik lingkungan. Kegiatan pertambangan termasuk dari kegiatan industri pengguna peralatan mekanis yang pasti akan menghasilkan suara, suara dari kerja alat akan terdengar hingga ke lingkungan sekitar dan akan berdampak mengganggu jika suara yang diterima di lingkungan sekitar melebihi batas baku yang ditetapkan. Penilaian tingkat kebisingan tidak hanya berdasarkan besaran fisik namun diharapkan dapat menununjukan respon serta persepsi dari ketergangguan yang dirasakan masyarakat akibat kebisingan yang sampai ke lingkungan pemukimann. Dari hasil penelitian ini bahwa kegiatan penambangan batu andesit di Desa Jeladri Pasuruan mengakibatkan tingkat kebisingan yang sampai kepemukiman sekitar melebihi batas baku yang ditetapkan dan alat crusher dianggap paling mengganggu saat malam hari di saat masyarakat akan bersantai atau istirahat.
Kata Kunci: Industri, Polusi, Kebisingan, Batas Baku, Lingkungan Pemukiman
ABSTRACT
Industrial activities generate of pollution which may become pressure to the environment. Noise is a form of pollution that can cause environmental stress and will affect the physical and non-physical to human beings as part of the environment. Response to environmental stress often raises environmental conflict. Mining activities is one of industrial users of the activities of mechanical equipment that will certainly produce the sound. The voice of the working tools will be heard up to the surrounding environment and will affect the sound annoying if received in the neighborhood exceeds the standard limits set. Assessment of the level of noise is not only based on physical quantities but it also can be assess by knowing response as well as the perceived perception of society due to environmental noise. From the results of this study that the mining andesit activities in the village of Jeladri, Pasuruan East Java the result show that noise levels to exceed the quality standards established, crusher equipment is considered the most disturbing at night when people would relax or rest.
Keywords: Industry, Pollution, Noise, Raw Limits, Environmental Settlements
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2012-11-05 09:23:20
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/4532
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 10, No 2 (2012): Oktober 2012
eng
Copyright (c)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/4259
2013-03-05T11:49:05Z
ilmulingkungan:ART
1829-8907
dc
RANCANG BANGUN DAN UJI ALAT PROSES PENINGKATAN MINYAK CENGKEH PADA KLASTER MINYAK ATSIRI KABUPATEN BATANG
Widayat, W
*Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl Prof Sudarto SH Tembalang Semarang
Cahyono, Bambang
*Jurusan Kimia Fakultas Sains dan matematikaUniversitas Diponegoro Jl Prof Sudarto SH Tembalang Semarang
Ngadiwiyana, N
*Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl Prof Sudarto SH Tembalang Semarang
ABSTRAK
Minyak cengkeh merupakan salah satu produk dari minyak atsiri yang dihasilkan oleh Kluster Minyak Atsiri di Kabupaten Batang. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah kadar eugenol yang rendah serta warna yang belum bisa memenuhi standar SII/EOA maupun SNI 06 2387 2006. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan peningkatan kualitas minyak cengkeh /eugenol dengan proses adsorpsi. Hasil penelitian menujukkan bahwa: bahan minyak cengkeh belum memenuhi standar SNI 06 2387 2006 khususnya dari warna dan kadar eugenol total. Hal ini dikarenakan dalam proses masih digunakan peralatan dari besi. Minyak cengkeh dapat ditingkatkan kadar eugenol dan perbaikan warna menjadi lebih cerah (kuning) dengan penambahan asam sitrat 0,6-10%. Peralatan dengan pengadukan dapat digunakan dalam proses peningkatan minyak cengkeh. Daya yang terpasang sekitar 1 PK dan kapasitas setiap batch 20-30 kg dengan waktu operasi 60 menit dan temperatur 50oC. Kemampuan UKM di Klaster Minyak Atsiri Kab Batang Jawa Tengah dapat ditingkatkan dengan kegiatan pelatihan dan Expo hasil penelitian. Pada Tahun pertama, UKM telah melakukan kegiatan analisis produk dan perbaikan minyak cengkeh sehingga memenuhi standar SNI 06 2387 2006.
Kata Kunci: minyak cengkeh, eugenol, adsorpsi, tangki berpengaduk, persentase Fe terikat
ABSTRACT
Clove oil is a product of essential oils produced by clusters of Essential Oils in Batang. The problem faced today is that low levels of eugenol and it color doen’t meet with SII / EOA and SNI 06 2387 2006 standard. The purpose in this research for improving the quality of clove oil / eugenol with adsorption process. The results showed that: clove oil doesn’t meet of SNI 06 2387 2006 especially at colors and total eugenol. This is because the process was used equipment from iron. The eugenol and color improving to yellow bright of clove oil by adding citric acid from 0.6 to 10%. Stirring equipment can be used to the process for increasing the quality of clove oil. Installing power of about 1 PK with batch of 20-30 kg capacity with 60 minutes operating time at 50oC. The capability of UKM at clusters of Essential Oil at Batang, Central Java can be improved by training and researching Expo. In the first year, UKM had engaged in product analysis and improvement of clove oil that meets with SNI 2387 06 2006.
Keywords: clove oil, eugenol, adsorption, stirred tank, the percentage of Fe bonded
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2012-11-05 09:23:20
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/4259
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 10, No 2 (2012): Oktober 2012
eng
Copyright (c)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/14705
2017-07-20T00:40:17Z
ilmulingkungan:ART
"170513 2017 eng "
1829-8907
dc
The Development of Interpretataion Method For Remote Sensing Imagery In Determining The Candidate of Landslide In Leitimur Paninsula, Ambon Island
Puturuhu, Ferad
Doctoral Program in Geography, Universitas Gadjah Mada
Danoedoro, Projo
Geography Faculty Gadjah Mada University
Sartohadi, Junun
Geography Faculty Gadjah Mada University
Srihadmoko, Danang
Geography Faculty Gadjah Mada University
ABSTRAK
Penginderaa jauh merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian tentang teknologi perolehan data spasial dan sekaligus permasalahan kewilayahan serta manajemen sumber daya laha. Pemanfaatan metode penginderaan jauh untuk penelitian landslide dianataranya metode interpretasi citra secara visual dan digital. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan akurasi metode interpretasi dan menentukan lokasi kejadian landslide. Citra yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra Landsat 8, Quickbird dan SRTM. Metode yang digunakan untuk menentukan kandidat landslide adalah interpretasi visual berlapis, Interpretasi citra digital dengan NDVI, OBIA, Toposhape, dan kombinasi NDVI-OBIA, dan NDVI-OBIA-Toposhape. Penggunaan metode interpretasi kejadian landslide yang terbaik adalah interpretasi visual berlapis dengan presentase 90 %. Interpretasi digital dengan NDVI mempunyai ketelitian 47 %, OBIA ketelitiannya 45 %, Toposhape 47 %, kombinasi NDVI-OBIA 47 %, dan Kombinasi NDVI-OBIA-Toposhape 53 %. Dari interpretasi visual berlapis dan pengamatan lapangan diperoleh tipe landslide yang ditemukan yaitu nendatan/slump (soil rotational slide) dalam jumlah yang banyak 7 titik (38.9%), rayapan tanah (soil creep), aliran bahan rombakan (debris flow), longsor translasi dengan material tanah (earths Slide), dan nendatan majemuk (multiple rotational slide).
Kata kunci: Pengembanga, Metode, Interpretasi Citra, Penginderaan Jauh, Kandidat, Landslide, Paninsula Leitimur
ABSTRACT
Remote sensing is one of the methods used to address the problem of research on spatial data acquisition technologies and is also acquiring the problems of territorial and land resource management. The utilization of remote sensing method for the landslide research is visual and digital imagery interpretation. The purpose of this study was to compare the accuracy of the method of interpretation and determine the location of the landslide event. The imagery that used in this study was Landsat 8, Quickbird and SRTM. The method that used to determine the candidate of landslide was the layered visual interpretation, digital imagery interpretation with NDVI, OBIA, Toposhape, and combination-OBIA NDVI and NDVI-OBIA-Toposhape. The use of the interpretation method for the landslide event is the best of layered-visual interpretation with a percentage of 90%. Digital interpretation with NDVI has a 47% of its accuracy, thoroughness OBIA 45%, Toposhape 47%, the combination of NDVI-OBIA 47%, and the combination of NDVI-OBIA-Toposhape 53%. From the layered-visual interpretation and field observations were obtained type of landslide found that soil rotational slide in large quantities 7 points (38.9%), creep soil (soil creep), the flow of material destruction (debris flow), landslides translation with soil materials (earths slide) and multiple rotational slide.
Keywords: Development, Method, Imagery Interpretation, Remote Sensing, Candidate of Landslide, Landslide and Leitimur Jaizirah
Citation: Puturuhu, F., Danoedoro, P., Sartohadi, J. and Srihadmoko, D. (2017). The Development of Interpretataion Method for Remote Sensing Imagery In Determining The Candidate of Landslide In Leitimur Paninsula, Ambon Island. Jurnal Ilmu Lingkungan, 15(1), 20-34, doi:10.14710/jil.15.1.20-34
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2017-05-13 04:43:15
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/14705
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 15, No 1 (2017): April 2017
eng
Copyright (c) 2017 Jurnal Ilmu Lingkungan
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/4081
2013-01-30T09:58:05Z
ilmulingkungan:ART
1829-8907
dc
POTENSI GLISEROL DALAM PEMBUATAN TURUNAN GLISEROL MELALUI PROSES ESTERIFIKASI
Prasetyo, Ari Eko
Widhi, Anggra
Widayat, W
ABSTRAK
Gliserol dapat diproduksi dalam proses produksi biodiesel sebagai hasil samping dari reaksi transesterifikasi. Gliserol berpotensi sebagai bahan baku dan dikonversi menjadi produk yang berpotensi lebih.Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk memperoleh turunan gliserol. Di dalam proses ini ini digunakan reaksi esterifikasi, yang merupakan reaksi antara asam karboksilat dengan alcohol. Gliserol merupakan senyawa alcohol dengan gugus hidroksil berjumlah tiga gugus. Produk-produk yang dapat diproduksi meliputi gliserol trihepanoat, gliserol monostearat, lesithin, Tri Tetra Butil gliserol, Mono Gliserida oleat, gliserol triasetat /triasetin, gliserol tri bensoat /tribensoitdan resin ester gliserol maleat. Secara umum produk-produk ini digunakan di industri kosmetik, makanan, kertas, tinta, plastic, aditif bahan bakar biodiesel dan banyak lagi.
Kata Kunci: produk samping biodiesel, turunan gliserol, ester gliserol, esterifikasi, konversi gliserol
ABSTRACT
Glycerol can be produced in biodiesel production as by product. Glycerol has potential as raw material and convert to potential value products. Various research that have been done to get glycerol derivatives. In this process used esterification reactio that reaction alcohol with carbocilic acid. Glycerol is a alcohol with three hydroxyl funtiona . The products have been produced from this process including Triheptanoate glycerol, glycerol monostearate, lecithin, glycerol Tri-Tetra Butyl, Mono Glyceride Oleic, Tri Acetyl glycerol / triacetin, Gryceril Tri Benzoic / Tribenzoin, Glycerol ester maleic resin. In general, these derivatives are used in the cosmetics industry, food, paper, ink, plastic, biodiesel additive materials and much more.
Keywords: by product of biodiesel, glycerol derivatives, glycerol ester, esterification, conversion of glycerol
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2012-04-15 00:00:00
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/4081
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 10, No 1 (2012): April 2012
eng
Copyright (c)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/10535
2017-03-01T10:09:13Z
ilmulingkungan:ART
1829-8907
dc
RESOLUSI KONFLIK ANTARA MASYARAKAT LOKAL DENGAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN (STUDI KASUS: KECAMATAN NAGA JUANG, KABUPATEN MANDAILING NATAL, PROVINSI SUMATERA UTARA)
Ramadhan, Dian Taufik
Budimanta, Arif
Soelarno, Soemarno Witoro
Conflict, dynamics of conflict, conflict structure, conflict resolution
Konflik antara PT. SMM, masyarakat Kecamatan Naga Juang, dan Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal, berakar pada hubungan ekonomi yang menyangkut pengelolaan dan pemanfaatan komoditi emas. Penelitian ini berupaya melihat relasi di antara ketiga stakeholder tersebut. Melihat hal-hal yang menjadi sebab konflik, mengurai struktur dan dinamika konfik serta merumuskan strategi resolusi konflik. Hasil penelitian menunjukkan, dimensi sebab konflik disebabkan oleh dimensi ekonomi atas pengelolaan dan pemanfaatan komoditi emas, dimensi struktur dan dinamika sangat dipengaruhi oleh peran aktor yang mendorong peningkatan ketegangan dan eskalasi konfik. Resolusi konflik yang dirumuskan yaitu strategi akomodatif. Strategi akomodatif adalah strategi yang mengakomodir kepentingan dan espektasi dari dua stakeholder kunci yaitu, Pemkab Madina dan masyarakat Kecamatan Naga Juang.
Conflict between PT. SMM, Naga Juang district community, and the government of Mandailing Natal Regency, rooted in economic relations that concern to the management and utilization of gold’s commodity. This research attempt to see the relationship between the three stakeholders, see the causes of conflict, analyze the structure and dynamics of conflict, and also formulate strategies of conflict resolution. The results showed, the economic dimension of the conflict caused by the management and utilization of gold commodity, structural and dynamics dimensions are strongly influenced by the role of actors which encouraged tension escalation and conflicts. The formulation of conflict resolution is an accommodative strategic which is a strategy that accommodates the interests and expectations of two key stakeholders, namely Mandailing Natal regencial government, and Naga Juang district community.
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2016-03-14 00:00:00
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/10535
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 12, No 2 (2014): Oktober 2014
eng
Copyright (c)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/11977
2019-07-27T02:35:53Z
ilmulingkungan:ART
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/4072
2012-10-28T13:35:50Z
ilmulingkungan:ART
1829-8907
dc
KAJIAN DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT KEGIATAN PENAMBANGAN PASIR DI DESA KENINGAR DAERAH KAWASAN GUNUNG MERAPI
Yudhistira, Y
Hidayat, Wahyu Krisna
Hadiyarto, Agus
Pasir merupakan salah satu produk kegiatan Gunung Merapi yang, merupakan andalan pemerintah Kabupaten Magelang dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan juga menyerap lapangan kerja. Selain mendatangkan manfaat penambangan pasir Merapi juga menimbulkan dampak lingkungan bagi daerah di lokasi penambangan dan juga bagi daerah di bawahnya Penelitian kajian dampak kerusakan lingkungan akibat kegiatan penambangan pasir bertujuan untuk mengkaji i) tingkat kerusakan lingkungan yang terjadi di lokasi penambangan pasir, ii) mengkaji dampak kerusakan lingkungan yang terjadi akibat penambangan pasir, iii) mengajukan usulan pengelolaan lokasi penambangan pasir. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Keningar kecamatan Dukun Kabupaten Magelang. Metode penelitian yang digunakan metode analisis kuantitatif. Untuk penghitungan tingkat erosi dilakukan dengan rumus USLE sedangkan aspek sosial melakukan wawancara dengan pertanyaan terstruktur yang didukung kuesioner terhadap responden untuk mengetahui pendapat tentang lingkungan sekitar. Selanjutnya dalam rangka menentukan strategi dan kebijakan dalam penyusunan pengelolaan lingkungan penambangan pasir dilakukan analisa SWOT.Hasil penelitian menunjukkan tingkat erosi di lokasi penambangan pasir adalah moderat dan ringan dan menimbulkan dampak fisik lingkungan seperti tanah longsor, berkurangnya debit air permukaan (mata air), tingginya lalu lintas kendaraan membuat mudah rusaknya jalan, polusi udara, dan dampak sosial ekonomi. Dampak sosial ekonomi penyerapan tenaga kerja karena sebagian masyarakat bekerja menjadi tenaga kerja di penambangan pasir, adanya pemasukan bagi pemilik tanah yang dijual atau disewakan untuk diambil pasirnya dengan harga tinggi, banyaknya pendatang yang ikut menambang sehingga dapat menimbulkan konflik, adanya ketakutan sebagian masyarakat karena penambangan pasir yang berpotensi longsor.Berdasarkan analisis SWOT maka langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk menghindari dampak lingkungan adalah dengan memanfaatkan teknologi konservasi lahan dan penegakan hukum melalui peraturan perundangan yang jelas, transparan dan akuntabel serta pelibatan peran aktif masyarakat.
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2012-10-28 00:00:00
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/4072
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 9, No 2 (2011): Oktober 2011
eng
Copyright (c)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/4533
2013-03-02T09:58:13Z
ilmulingkungan:ART
1829-8907
dc
STRATEGI OPTIMASI WISATA MASSAL DI KAWASAN KONSERVASI TAMAN WISATA ALAM GROJOGAN SEWU
SISWANTORO, HARIADI
Anggoro, Sutrisno
Sasongko, Dwi P
ABSTRAK
Taman Wisata Alam Grojogan Sewu merupakan kawasan konservasi yang telah memberikan banyak manfaat bagi pemerintah dan aktivitas perekonomian setempat khususnya sebagai lokasi pariwisata alam. Namun pada akhirnya kegiatan wisata alam telah cenderung menjadi kegiatan wisata massal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya dukung wisata alam yang didasarkan pada jumlah optimal pengunjung di areal wisata dan upaya untuk mengoptimalkannya. Metode yang digunakan adalah penilaian daya dukung efektif, penilaian persepsi para pelaku wisata (wisatawan dan penyedia sarana serta jasa wisata), kajian identifikasi keunggulan untuk pengembangannya dan penentuan strategi kebijakan publik melalui Analisis Hierarki Proses (AHP). Hasil penilaian menunjukkan bahwa daya dukung efektif wisata alam adalah 1.002 wisatawan per hari yang lebih tinggi daripada daya dukung aktualnya (926 wisatawan per hari). Wisatawan mendapatkan kepuasan dalam berwisata (95%) dan ingin kembali berwisata di Grojogan Sewu (92%). Hasil analisis AHP bahwa perlu dilakukan peningkatan kapasitas ekonomi kreatif masyarakat lokal dalam menghasilkan produk dan jasa wisata.
Kata kunci: daya dukung, wisata alam, Grojogan Sewu
ABSTRACT
Grojogan Sewu’s Nature Park is a conservation area which has provided many benefits to the government and the local economic activity especially as a nature tourism site. But in the end, a nature tourism activities have tended to be a mass tourist activities. This study aims to determine the carrying capacity of the natural attractions that are based on the optimal number of visitors in the area of tourism and the efforts to optimize it. The methods used are an effective carrying capacity assessment, an assessment of perceptions of tourism stakeholders (traveler and tourist facilities and tourist services), a review of the identification and a determination of excellence for the development of public policy strategies through Analytical Hierarchy Process (AHP). Assessment results show that the effective carrying capacity of nature is the 1.002 tourists per day higher than the actual carrying capacity (926 travelers per day). They get a satisfaction traveled (95%) and want to get back traveling (92%). AHP analysis result that is necessary to improve the capacity of local creative economy in providing products and services tourism.
Keywords: carrying capacity, nature tourism, Grojogan Sewu
School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer
2012-11-05 09:23:20
application/pdf
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/4533
Jurnal Ilmu Lingkungan; Vol 10, No 2 (2012): Oktober 2012
eng
Copyright (c)