2024-03-28T18:17:24Z
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/index/oai
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/37813
2022-08-04T04:53:47Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/37813
2022-08-04T04:53:47Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 4 (2021): MKMI; 251-263
Tingkat Kecemasan (State-Trait Anxiety) Masyarakat dalam Menghadapi Pandemi COVID-19 di Kota Semarang
Setyananda, Tri Rosa; Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Indraswari, Ratih; Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Prabamurti, Priyadi Nugraha; Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-08-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/37813
Tingkat Kecemasan; State-Trait Anxiety Inventory; Pandemi COVID-19; Kesehatan Mental; Mekanisme Pertahanan
id
Latar belakang: Kota Semarang merupakan wilayah zona merah dan menempati posisi pertama kasus COVID-19 tertinggi di Jawa Tengah. Keadaan tersebut dapat mempengaruhi kondisi kesehatan mental masyarakat, salah satunya yaitu kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan masyarakat terhadap pandemi COVID-19 di Kota Semarang.Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian berjumlah 1.303.862 dengan sampel berjumlah 407 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik non probabillity sampling yaitu consecutive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah State-Trait Anxiety Inventory dari Charles D. Spielberger. Pengumpulan data menggunakan google form yang dibagikan melalui berbagai media sosial. Variabel bebas penelitian yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, status perkawinan, persepsi, dan defence mechanism. Variabel terikat yaitu tingkat kecemasan. Uji statistik yang digunakan untuk analisis univariat adalah distribusi frekuensi serta analisis bivariat menggunakan uji chi-square. Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan FKM Undip dengan nomor 260/EA/KEPK-FKM/2020.Hasil: Hasil penelitian ini yaitu pada state anxiety level (66,8%) responden berada pada tingkat sedang, (27,3%) responden berada pada tingkat ringan, serta (5,9%) responden berada pada tingkat berat. Hasil trait anxiety level menunjukkan (67,3%) responden berada pada tingkat sedang, (27,3%) responden pada tingkat ringan, serta (5,4%) responden berada pada tingkat berat. Faktor yang berhubungan dengan state anxiety level pandemi COVID-19 adalah umur (p-value =0,018), jenis kelamin (p-value =0,013), pekerjaan (p-value =0,003), status perkawinan (p-value =0,006), pendapatan (p-value=0,032), persepsi (p=0,021), dan defence mechanism (p-value=0,000). Faktor yang berhubungan dengan trait anxiety level pandemi COVID-19 adalah umur (p-value =0,006), pekerjaan (p-value =0,000), status perkawinan (p-value =0,003), pendapatan (p-value =0,001), dan defence mechanism (p-value =0,000).Simpulan: State anxiety dan trait anxiety menunjukkan bahwa masyarakat di Kota Semarang mengalami tingkat kecemasan sedang terhadap COVID-19. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan state anxiety adalah umur, jenis kelamin, pekerjaan, status perkawinan, pendapatan, persepsi. Tidak ada hubungan antara state anxiety dengan pendidikan. Faktor yang berhubungan dengan trait anxiety adalah umur, pekerjaan, status perkawinan, pendapatan. Tidak ada hubungan antara trait anxiety dengan jenis kelamin, dan pendidikan. Terdapat hubungan antara state-trait anxiety dengan defence mechanism.Kata kunci: Tingkat Kecemasan, State-Trait Anxiety Inventory, Pandemi COVID-19, Kesehatan Mental, Mekanisme Pertahanan ABSTRACT Title: The Anxiety Level (State-Trait Anxiety) towards COVID-19 Pandemic in the Semarang CityBackground: Semarang city is a red zone area and occupies the 1st position as the most amount of COVID-19 case in Central Java. The COVID-19 pandemic has bad impacts on the mental condition to the people, one of those mental condition is anxiety. Anxiety attack all levels of society. This study has purpose to measure the level anxiety of society towards the COVID-19 pandemic in Semarang City.Method: This study using observasional research design with cross sectional approach. The research targets 1.303.862 which is takes sample from 407 respondents. Sampling was carried out using the non probability sampling technique, consecutive sampling technique that using google form and spread it to the random people in social media. The questionnaire used was the State-Trait Anxiety Inventory from Charles D. Spielberger. Independent variable is age, gender, education, occupation, income, marital status, perception, defence mechanism. Dependent variable is anxiety level. Univariat analysis using frequency distribution. Bivariate analysis using Chi-Square. This research has been approved by Health Research Ethics Committee Faculty of Public Health Diponegoro University which is contained in ethical approval number 260/EA/KEPK-FKM/2020.Result: The results showed that the state anxiety level shows (66.8%) respondents are at the medium level, (27.3%) respondents are at the mild level, (5.9%) the respondents are at the critical level. The results trait anxiety levels indicate that (67.3%) respondents are at medium level, (27.3%) respondents are at mild level, (5.4%) respondents are at critical level. Factors which are related between state anxiety of the COVID-19 pandemic included age (p-value = 0.018), gender (p-value = 0.013) occupation (p-value = 0.003) marital status (p-value = 0.006), income (p-value = 0.032), and defense mechanisms (p-value = 0.000). Factors which are related between trait anxiety level of the COVID-19 pandemic included other age (p-value = 0.006), occupation (p-value = 0.000), marital status (p-value = 0.003), income (p-value = 0.001), and defense mechanisms (p-value = 0.000).Conclusion: The level of state trait anxiety of public in the Semarang city is mostly at the medium level. The result of the chi-square test showed that factors which are related between state anxiety included age, gender, occupation, marital status, income, and perception. There is no relation between the anxiety level and education. Factors which are related between trait anxiety included age, occupation, marital status, and income. There is no relation between the trait anxiety level with gender, education, and perception. There is a relation between state-trait anxiety level and defence mechanism.Keywords: Anxiety Level, State-Trait Anxiety Inventory, COVID-19 Pandemic, Mental Health, Defence Mechanism
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/24834
2022-08-04T04:25:47Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24834
2022-08-04T04:25:47Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 18, No 4 (2019): MKMI; 147-152
Analisis Pelaksanaan Manajemen Komite Pencegahan Dan Pengendalian Healthcare Associated Infections di RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah
Agusti, Yayang Khairunnisa; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Suryoputro, Antono; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusumastuti, Wulan; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2019-12-27 14:04:25
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24834
Infection Prevention and Control Committee; Healthcare Associated Infections; Hospital Management
id
Latar belakang: Healthcare Associated Infections (HAIs) atau infeksi Nosokomial merupakan salah satu masalah besar yang dialami rumah sakit karena menambah angka kesakitan hingga kematian. Terdapat angka kejadian HAIs diatas standar pada beberapa indikator penyakit infeksi di RSUD Tugurejo. Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) wajib dilaksanakan di rumah sakit sebagai standar mutu pelayanan dan mengurangi risiko terjadinya infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manajemen pelaksanaan komite pencegahan dan pengendalian HAIs di RSUD Tugurejo Provinsi Jawa Tengah.Metode: Penelitian menggunakan metode kualitatif dimana informasi didapat dari wawancara mendalam kepada Informan Utama yaitu Ketua Komite PPI, 1 IPCD, 2 IPCN, dan 2 IPCLN. Sedangkan untuk Informan Triangulasi yaitu Wakil Direktur Pelayanan, 2 Kepala Ruang, dan 1 Kepala Instalasi. Variabel yang diteliti adalah input, proses, dan output dari pelaksanaan manajemen komite PPI.Hasil: Anggota komite PPI belum mendapat pelatihan secara merata, belum ada komitmen dari seluruh petugas yang terlibat dalam program PPI, tidak adanya insentif untuk anggota komite PPI, terdapat beban kerja tidak seimbang dalam anggota komite PPI, masih terjadi kekurangan dan keterlambatan penyediaan sarana PPI, serta kepatuhan petugas terhadap handhygiene masih sekitar 80%.Simpulan: Pelaksanaan manajemen komite PPI di RSUD Tugurejo belum optimal. Penelitian ini menyarankan untuk perbaikan manajemen PPI yakni memfasilitasi pelatihan lanjutan, memberikan insentif pada anggota PPI, menyediakan sarana sesuai kebutuhan, melakukan tindak lanjut dari permasalahan, menumbuhkan minat dan komitmen petugas, dan pengawasan kegiatan PPI secara berkala.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/40848
2022-02-20T08:41:30Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/40848
2022-02-20T08:41:30Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 6 (2021): MKMI; 416-422
Analisis Perilaku Masyarakat dan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue
Rochmawati, Elva Apriliya Adella; Fakultas Kesehatan, Universitas Nahdlatul Ulama, Surabaya|Universitas Nahdlatul Ulama
Asih, Akas Yekti Pulih; Fakultas Kesehatan, Universitas Nahdlatul Ulama, Surabaya|Universitas Nahdlatul Ulama
Syafiuddin, Achmad; Fakultas Kesehatan, Universitas Nahdlatul Ulama, Surabaya|Universitas Nahdlatul Ulama
2021-12-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/40848
Penyakit DBD; Perilaku Masyarakat; Sanitasi Lingkungan
id
Latar belakang: Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit DBD menjadi masalah kesehatan dikarenakan penyebarannya cepat, sehingga jumlah penderitanya cenderung meningkat dan dapat menyebabkan kematian. Menurut data dan informasi Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019, kasus DBD mengalami peningkatan sebesar 1,10% dari tahun 2018 ke tahun 2019. Penularan kasus DBD biasanya dipengaruhi oleh perilaku masyarakat, dan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk, sehingga dapat menyebabkan tersedianya tempat perkembangbiakan vektor DBD. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku masyarakat dan sanitasi lingkungan dengan kejadian penyakit DBD.Metode: Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tenggilis Mejoyo Kota Surabaya pada bulan Mei – Juli 2021. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif analitik dengan pendekatan case control. Besar sampel dalam penelitian ini yaitu 38 responden. Variabel independen penelitian yaitu perilaku menggantung pakaian kotor di dalam rumah, sanitasi lingkungan yang meliputi kondisi tempat penampungan air, sistem pengelolaan sampah rumah tangga, dan kondisi lingkungan rumah, sedangkan variabel dependen penelitian yaitu kejadian penyakit DBD. Data yang digunakan adalah data sekunder dan data primer. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil: Hasil analisis menggunakan uji Chi Square menunjukkan hubungan yang signifikan pada perilaku menggantung pakaian kotor di dalam rumah (p = 0,000), kondisi tempat penampungan air (p = 0,000), sistem pengelolaan sampah rumah tangga (p = 0,000), dan kondisi lingkungan rumah (p = 0,000) dengan kejadian penyakit DBD.Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku menggantung pakaian kotor di dalam rumah dan kondisi sanitasi lingkungan yang meliputi kondisi tempat penampungan air, sistem pengelolaan sampah rumah tangga, dan kondisi lingkungan rumah dengan kejadian penyakit DBD. Oleh karena itu, diharapkan peran masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan sekitar agar lingkungan menjadi sehat dan bersih guna mencegah terjadinya penyakit DBD.Kata kunci: Penyakit DBD; Perilaku Masyarakat; Sanitasi Lingkungan ABSTRACTTitle: Analysis of Community Behavior and Environmental Sanitation with the Incidence of Dengue Hemorrhagic FeverBackground: Dengue Hemorrhagic Fever is a disease transmitted by the Aedes aegypti mosquito. Dengue fever is a health problem because it spreads quickly, so the number of sufferers tends to increase and can cause death. According to data and information from the Indonesian Health Profile in 2019, dengue cases increased by 1.10% from 2018 to 2019. Transmission of dengue cases is usually influenced by community behavior and poor environmental sanitation conditions, which can lead to the availability of breeding sites for dengue vectors. This study aims to analyze community behavior and environmental sanitation with the incidence of DHFMethod: This research was conducted in Tenggilis Mejoyo Village, Surabaya City in May – July 2021. This research is a quantitative analytic study with a case control approach. The sample size in this study was 38 respondents. The independent variables of the study were the behavior of hanging dirty clothes in the house, environmental sanitation which included the condition of water reservoirs, household waste management systems, and home environmental conditions, while the dependent variable of the study was the incidence of dengue disease. The data used are secondary data and primary data. Data analysis using Chi Square test.Result: The results of the analysis using the Chi Square test showed a significant relationship to the behavior of hanging dirty clothes in the house (p = 0.000), the condition of the water reservoir (p = 0.000), the household waste management system (p = 0.000), and the condition of the home environment (p = 0.000). p = 0.000) with the incidence of DHF.Conclusion: There is a significant relationship between the behavior of hanging dirty clothes in the house and environmental sanitation conditions which include the condition of water reservoirs, household waste management systems, and home environmental conditions with the incidence of dengue disease. Therefore, it is expected that the role of the community is to always maintain the surrounding environment so that the environment becomes healthy and clean in order to prevent the occurrence of dengue disease.Keywords: Community Behavior; Dengue Hemorrhagic Fever; Environmental Sanitation
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/23853
2022-08-08T06:13:10Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23853
2022-08-08T06:13:10Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 1 (2020): MKMI; 77-82
Hubungan Paparan Pestisida dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 2-5 Tahun di Kabupaten Magelang (Studi Kasus di Kecamatan Ngablak)
Mardiyana, Rina; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Darundiati, Yusniar Hanani; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Dangiran, Hanan Lanang; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-02-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23853
stunting; paparan pestisida; anak usia 2-5 tahun
id
Latar Belakang: Stunting merupakan suatu kondisi kronis terhambatnya pertumbuhan yang ditentukan dengan menghitung skor Z indeks Tinggi Badan per Umur kurang dari -2 SD. Prevalensi stunting pada balita di Kecamatan Ngablak terus meningkat dari tahun 2016 sampai dengan 2018. Kecamatan Ngablak merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Magelang yang tingkat pemakaian pestisidanya cukup tinggi. Pestisida dapat mempengaruhi sintesis hormon tiroid sehingga dapat menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan.Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan paparan pestisida dengan kejadian stunting pada anak usia 2-5 tahun di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik observasional dengan desain studi case control. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 2-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Ngablak, sedangkan sampel dikelompokkan ke dalam kasus dan kontrol dengan 47 subjek disetiap kelompok yang ditentukan dengan teknik proporsional random sampling. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan anak bermain di area pertanian (p=0,011), penyimpanan pestisida di dalam rumah (p=0,036), keterlibatan ibu dalam menyemprot (p=0,040), mencuci alat semprot (p=0,040), mencampur pestisida (p=0,040) dengan kejadian stunting dan tidak ada hubungan yang signifikan antara penggunaan insektisida didalam rumah (p=0,304) dengan kejadian stunting.Simpulan: Terdapat hubungan antara kebiasaan anak bermain di area pertanian, penyimpanan pestisida di dalam rumah, menyemprot, mencuci alat semprot, dan mencampu pestisida dengan kejadian stunting pada anak usia 2-5 tahun di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Kata kunci: stunting, paparan pestisida, anak usia 2-5 tahun ABSTRACT Title: Pesticide Exposure with the Incidence of stunting in Children Aged 2-5 Years in Magelang Regency (Case Study in Ngablak District) Background: Stunting is a chronic condition of growth retardation determined by calculating Z score index body-length-for-age children with stunting is lower than -2 SD. The prevalence of stunting in children under five in Ngablak District continues to increase from 2016 to 2018. Ngablak District in one of the districts in Magelang Regency where the level of pesticide use is quite high. Pesticides can effect the synthesis of thyroid hormones so that they can cause growth disorders. The purpose of this study was to analyze the associated of exposure to pesticides with the incidence of stunting in children aged 2-5 years in Ngablak District, Magelang Regency. Method: This was observational analytic research with case control. The population was mothers who had children aged 2-5 years in the Ngablak District of this research, while the samples were divided into case and control group with 47 respondents in each group which proportioned using proportional random sampling technique. The analysis of the research was conducted by using Chi-Square test.Result: Result showed that there were significant relationship significant relationship between the habits of children playing in the agrucultural area (p = 0,011), storage of pesticides in the house (p = 0,036), involvement of the mother in spraying (p = 0,040), washing spray equipment (p = 0,040), mixing pesticides (p = 0,040) with the incidence of stunting and there are no significant relationship between insecticide use in the home (p = 0,304) with incidence of stunting.Conclusion: There was a relationship between the habits of children playing in the agricultural area, storing pesticides in the house, spraying, washing sprayers, and pesticides with the incidence of stunting in children aged 2-5 years in Ngablak District, Magelang Regency. Keywords: stunting, pesticide exposure, children aged 2-5 years
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/44853
2022-08-18T04:44:20Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/44853
2022-08-18T04:44:20Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 3 (2022): MKMI; 190-195
Prevalensi Obesitas terhadap Kejadian Osteoarthritis di Poliklinik Penyakit Dalam RS Pertamedika Ummi Rosnati Banda Aceh
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/44853/139440
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/44853/139441
Syifaa', Arifah; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Aceh|Universitas Abulyatama
Zurriyani, Zurriyani; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Aceh|Universitas Abulyatama
Zuheri, Zuheri; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Aceh|Universitas Abulyatama
2022-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/44853
Osteoarthritis; Obesitas
Id
Latar belakang: Osteoarthritis sering terjadi pada kalangan masyarakat yang dapat menimbulkan nyeri dan kecacatan sehingga menggangu kegiatan sehari-hari. Satu dari beberapa faktor yang menyebabkan perkembangan osteoarthritis yaitu obesitas. Obesitas dapat meningkatkan perkembangan osteoarthritis pada sendi melalui dampak biomekanik dan biokimia. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah mengetahui prevalensi obesitas terhadap kejadian osteoarthritis pada pasien osteoarthritis di Poliklinik Penyakit Dalam yang ada di RS Pertamedika Ummi Rosnati Banda Aceh.Metode: Metode observasional deskriptif digunakan di penelitian ini dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada periode Februari - April 2021 menggunakan data primer serta sekunder. Sampel secara total sampling berjumlah 70 responden.Hasil: Hasil penelitian berdasarkan kategori BMI didapatkan jumlah penderita osteoarthritis yang mengalami obesitas sebanyak 49 orang (70%). Penelitian ini menunjukkan bahwa penderita osteoarthritis yang mengalami obesitas, paling tinggi terjadi pada wanita yaitu 43 orang (87,8%), sebagian besar merupakan kelompok usia 50-60 tahun berjumlah 23 orang (46,9%), mayoritas adalah ibu rumah tangga yaitu 33 orang (67,3%), sebagian besar tidak memiliki riwayat genetik sejumlah 31 orang (63,3%), sebagian besar tidak ada riwayat trauma yaitu 35 orang (71,4%), dan sebagian besar mengalami osteoarthritis pada sendi lutut yaitu 35 orang (71,4%).Simpulan: Sebagian besar responden osteoarthritis mengalami obesitas.Kata kunci: Osteoarthritis; ObesitasABSTRACTTitle: Obesity Prevalence on Osteoarthritis Incidence in Internal Medicine Polyclinic of Pertamedika Ummi Rosnati Hospital Banda Aceh.Background: Osteoarthritis often occurs in the community which can cause pain and disability so that it interferes with daily activities. One of several factors that lead to the development of osteoarthritis is obesity. Obesity can promote the development of osteoarthritis by increasing the load on the joints through biomechanical and biochemical impacts. The purpose of this study was to determine the prevalence of obesity on the incidence of osteoarthritis in osteoarthritis patients at the Internal Medicine Polyclinic at Pertamedika Ummi Rosnati Hospital, Banda Aceh. Method:Descriptive observational method used in this study with a cross sectional approach. This research was conducted during the period February-April 2021 using primary and secondary data. The sample in total sampling amounted to 70 respondents. Result:The results of the study based on the BMI category showed that the number of patients with osteoarthritis who were obese was 49 people (70%). This study shows that obese osteoarthritis sufferers, the highest occurred in women, namely 43 people (87.8%), most of them were in the 50-60 year age group totaling 23 people (46.9%), the majority were housewives, namely 33 people (67.3%), most of them did not have a genetic history of 31 people (63.3%), most of them did not have a history of trauma as many as 35 people (71.4%), and most of them had osteoarthritis in the knee joint, namely 35 people (71.4%).Conclusion: Most of osteoarthritis respondent were obese.Keywords: Osteoarthritis; Obesity
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/42699
2022-09-05T08:51:31Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/42699
2022-09-05T08:51:31Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 2 (2022): MKMI; 89-98
Membingkai Kontranarasi sebagai Strategi Intervensi Melawan Hoaks COVID-19
Astuti, Santi Indra; Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Bandung, Bandung|Universitas Islam Bandung
2022-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/42699
hoaks; misinformasi; COVID-19; kontranarasi; strategi intervensi
id
Latar belakang: Beredarnya hoaks menjadi permasalahan dalam mengatasi pandemi COVID-19 di Indonesia. Bukan saja jumlahnya yang besar, serta amplifikasinya yang massif di media digital, tetapi juga konten dan narasinya yang sangat berdampak. Saat Indonesia mengalami gelombang penularan COVID-19 varian Delta yang melumpuhkan situasi di bulan Februari s.d. Juli 2021, terdapat 3 hoaks yang diidentifikasi menjadi penyebab jatuhnya lebih banyak korban yang menghambat penanganan kesehatan dan menjauhkan masyarakat dari upaya medis saat tertular COVID-19. Guna menyusun strategi intervensi untuk melawan narasi hoaks tersebut, debunking atau klarifikasi hoaks saja tidak cukup. Diperlukan upaya lebih guna mengubah mindset penerima hoaks, serta menyusun pesan-pesan tandingan atau kontranarasi. Tulisan ini bertujuan untuk melengkapi strategi desain kontranarasi guna melawan hoaks COVID-19 yang telah memunculkan isu infodemi, di samping pandemi itu sendiri.Metode: Teknik pengumpulan data menggunakan analisis tekstual terhadap hoaks pada tahap pertama, dilanjutkan dengan diskusi kelompok terarah (focus group discussion) pada ke 4 segmen masyarakat umum. Kajian berfokus pada analisis tekstual ketiga tema hoaks. Temuannya digunakan untuk menyusun narasi anti hoaks menggunakan dua pendekatan dalam mengomunikasikan sains yaitu storytelling dan naratif, yang diarahkan pada segmen masyarakat umum terdiri dari anak muda, ibu rumah tangga, laki-laki kepala rumah tangga, dan lansia.Hasil: Penelitian menghasilkan 4 tema kunci bagi setiap segmen sebagai landasan penyusunan kontranarasi, yaitu tema mobilitas untuk anak muda, tema perlindungan keluarga dan kesejahteraan anak-anak untuk ibu rumah tangga, tema meminimalisasi dampak ekonomi bagi para bapak selaku kepala rumah tangga, dan tema menunjang survival untuk lansia. Simpulan: Untuk melawan hoaks COVID-19, diperlukan pesan-pesan berupa kontranarasi yang bisa mengomunikasikan sains dengan baik. Upaya untuk membungkus kontranarasi dapat dilakukan dengan mengenali bagaimana target sasaran membangun persepsi resiko terhadap potensi penularan COVID-19 maupun persepsi resiko saat berhadapan dengan hoaks COVID-19.Kata kunci: hoaks; misinformasi; COVID-19; kontranarasi; strategi intervensi ABSTRACTTitle: Countering Misinformation: Building Narration as Intervention Strategy to Reduce COVID-19 InfodemicBackground: Misinformation of COVID-19, or popularly called hoaxes in Indonesia, has posed a significant threat during the pandemic. The content and narration of those hoaxes were harmful, particularly when shared through social media which influenced people. It is shown during the outbreak of Delta variant of COVID-19 which set new records in the country's positivity rate and death toll. Three themes of COVID-19 misinformation dominated the toxic ecosystem of information at that time. A thematic qualitative textual analysis toward three themes of hoaxes has revealed properties of deceptions being used to manipulate the public. In order to develop an intervention strategy to counter the hoax narrative, debunking or clarifying hoaxes is not enough. More efforts are needed to change the mindset of hoax recipients, as well as compose counter messages or counter-narratives. This paper aims to complement the counter-narrative design strategy to fight the COVID-19 hoax that has raised the issue of the infodemic, in addition to the pandemic itself.Method: The data collection technique uses textual analysis of hoaxes in the first stage, followed by focus group discussions on the 4 segments of the general public. The study focuses on textual analysis of the three hoax themes. The findings are used to develop anti-hoax narratives using two approaches in communicating science, namely storytelling and narrative, which are directed at the general public segment consisting of young people, housewives, male heads of household, and the elderly.Result: An elaboration of the findings from both data collection techniques resulted in four key themes of each segment that laid the foundations for composing a counternarrative against the misinformation; namely the theme of mobility for young people, the theme of family protection and children's welfare for housewives, the theme of minimizing the economic impact for fathers as the head of the household, and the theme of supporting survival for the elderly.Conclusion: To fight the COVID-19 hoax, we need messages in the form of counter-narratives that can communicate science well. Efforts to wrap the counter-narrative can be done by recognizing how the target audience builds a risk perception of the potential for COVID-19 transmission and risk perception when dealing with COVID-19 hoaxes.Keywords: hoaxes; misinformation; COVID-19; counternarrative; intervention strategy
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/24528
2022-08-10T02:20:03Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24528
2022-08-10T02:20:03Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 2 (2020): MKMI; 177-183
Analisis Efektivitas Insinerator terhadap Pengolahan Limbah Padat Medis Rumah Sakit Tipe A dan Tipe B di Jakarta
Khabibimuna, Andika Rizki; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Wahyuningsih, Nur Endah; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Rahardjo, Mursid; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24528
Efektivitas; Pengolahan Limbah Padat Medis; Rumah Sakit; Insinerator
id
Latar Belakang: Peningkatan jumlah rumah sakit tidak diimbangi dengan peningkatan fasilitas pengolahan limbah yang dihasilkannya. Masalah pada pengolahan limbah menggunakan alat insinerator yaitu tidak sesuai dengan spesifikasi berdasarkan regulasi yang tidak memiliki izin pengelolaan limbah B3, belum semua abu sisa pembakaran limbah B3 menggunakan alat insinerator dikelola dengan benar, belum melakukan Uji Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) pada abu sisa pembakaran, dan memperhatikan emisi udara insinerator agar tidak menimbulkan emisi udara.Metode: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa dan mengetahui efektivitas kinerja insinerator terhadap pengolahan limbah padat medis rumah sakit tipe A dan tipe B di Jakarta. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini diambil menggunakan teknik purposive sampling yang terdiri dari informan utama yaitu kepala bagian sanitasi dan operator insinerator, sedangkan informan triangulasi yaitu staf bagian sanitasi dan cleaning service.Hasil: Hasil penelitian menunjukan variabel input yaitu karakteristtik limbah sudah sesuai dengan pedoman sedangkan terdapat hambatan yang ditemukan pada tahapan proses pengoperasian yaitu bagian persiapan limbah medis, pengumpan limbah medis, dan operator insinerator. Sedangkan tahapan output terdapat hambatan pada efisiensi penghancuran dan penghilangan yang belum sesuai dengan baku mutu. Dengan adanya hambatan pada suhu pembakaran yang belum sesuai dapat mempengaruhi keefektivitasan insinerator.Kesimpulan : Pengolahan limbah padat medis dengan insinerator pada Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso dengan nilai akhir keefektivitasan insinerator yaitu 83,6% sedangkan Rumah Sakit TNI AL Dr. Mintohardjo dengan nilai akhir keefektivitasan insinerator yaitu 75,4%.Kata Kunci : Efektivitas, Pengolahan Limbah Padat Medis, Rumah Sakit, Insinerator ABSTRACT Title: Analysis of the effectiveness of incinerators on the treatment of Type A and Type B Hospital Medical Solid Waste in Jakarta Background: The increasing number of hospitals is not balanced by the increase in the waste processing facilities it produces. Problems in the treatment of waste using incinerator is not in accordance with the specifications based on regulations that do not have B3 waste management permits, not all remaining Ashes B3 waste combustion using incinerator tools managed with Correct, have not carried out the Characteristic Leaching Procedure (TCLP) Toxicity test on the remaining ash of combustion, and pay attention to the air emission incinerator in order not to cause air emissions. Method: The purpose of this research is to analyse and determine the effectiveness of incinerator performance towards the medical solid treatment of type A hospital and type B hospitals in Jakarta. This type of research is a qualitative descriptive observational research. The subject of this study was taken using purposive sampling technique consisting of main informant that is head of sanitation and incinerator operator, while the triangulation informant is the staff of sanitation and cleaning service. Results: The results of the study showed that the input variable of waste is in accordance with the guidelines while there are obstacles found in the stage of the operation process namely medical waste preparation, medical waste feeder, and operator Incinerators. While the stage of output there are barriers to the efficiency of destruction and removal that has not conform to quality standards. Due to barriers to unsuitable combustion temperatures can affect the effectiveness of incinerators.Conclusion: Treatment of solid medical waste with incinerator at hospital infectious Diseases Prof. Dr. Sulianti Saroso with the end value of the effectiveness of incinerator is 83.6% while TNI AL hospital Dr. Mintohardjo with final value Effectiveness of the incinerator is 75.4%.Keywords: Effectiveness, Medical Solid Waste Treatment, Hospital, Incinerator
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/43765
2023-03-06T05:17:11Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43765
2023-03-06T05:17:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 5 (2022): MKMI; 347-353
Kajian Sistematis Faktor-Faktor Risiko Hipertensi pada Lansia
Utomo, Angga Cipto; Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Depok|Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Herbawani, Chahya Kharin; Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Depok|Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
2022-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43765
kajian sistematis; faktor risiko; hipertensi; lansia
id
Latar Belakang: Seiring dengan berkembangnya peradaban, maka terjadi pula transisi epidemiologi dari waktu ke waktu, di mana saat ini Indonesia sedang mengalami tahap the age of triple health burden. Tahap tersebut menggambarkan bahwa saat ini Indonesia sedang menghadapi beban ganda karena penyakit tidak menular. Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 menunjukkan bahwa 1 dari setiap 3 orang di dunia terdiagnosis penyakit hipertensi. Tinjauan pustaka ini ditujukan untuk mengetahui faktor risiko hipertensi pada lansia.Metode: Penelitian ini menggunakan metode systematic review. Strategi yang digunakan adalah mencari artikel penelitian menggunakan laman pencarian Google Scholar, GARUDA, dan PubMed untuk mengidentifikasi artikel yang berhubungan dengan tujuan penelitian. Artikel yang telah didapatkan dipublikasi antara tahun 2010―2020. Sebagian besar desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dan case-control.Hasil: Kejadian hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko, seperti kurangnya melakukan aktivitas fisik, konsumsi garam berlebih, pola makan yang tidak sehat dan teratur, dan obesitas.Simpulan: Terdapat banyak faktor risiko yang dapat mempengaruhi kejadian hipertensi pada lansia. Ada faktor risiko yang dapat diubah dan faktor risiko yang tidak dapat diubah. Diharapkan masyarakat dapat menerapkan pola hidup sehat dan segera memeriksakan ke pelayanan kesehatan jika dirasakan timbulnya gejala hipertensi.Kata kunci: kajian sistematis; faktor risiko; hipertensi; lansia ABSTRACTTitle: A Systematic Review of Risk Factors Hypertension in The ElderlyBackground: Along with the development of civilization, there has also been an epidemiological transition from time to time, during which Indonesia is currently experiencing the age of triple health burden. This phase illustrates that Indonesia is currently facing a double burden due to non-communicable diseases. According to data from the World Health Organization (WHO) in 2015 showed around 1.13 billion people or 1 in 3 people in the world diagnosed with hypertension. This systematic review is intended to determine the risk factors for hypertension in the elderly.Method: This study uses a systematic review method. The strategy used is to search for research articles using the Google Scholar, GARUDA, and PubMed search pages to identify articles related to the research objectives. Articles that have been obtained were published between 2010-2020. Most of the research designs used are cross-sectional and case-control. Result: The incidence of hypertension is influenced by several risk factors, such as lack of physical activity, excessive salt consumption, unhealthy and regular eating patterns, and obesity. Conclusion: There are many risk factors that can influence the incidence of hypertension in the elderly. There are risk factors that can be changed and risk factors that cannot be changed. It is expected that the community can adopt a healthy lifestyle and immediately check into health services if hypertension symptoms are felt.Keywords: risk factors; hearing loss; workers
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/25612
2022-08-10T04:15:38Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25612
2022-08-10T04:15:38Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 3 (2020): MKMI; 201-205
Gambaran Perilaku Higiene Sanitasi Makanan dan Kontaminasi E.coli pada Pedagang Makanan Jajanan di Sekolah Dasar Kecamatan Genuk, Kota Semarang
Astuti, Intan Ayuning; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nurjazuli, Nurjazuli; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Dewanti, Nikie Astorina Yunita; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25612
makanan; higiene; sanitasi; Escherichia coli
id
ABSTRAKLatar belakang: Banyak makanan jajanan sekolah yang kurang memenuhi persyaratan kesehatan yang mengancam kesehatan anak. Sehingga diperlukan aspek penilaian higiene sanitasi makanan untuk mengendalikan resiko pencemaran pada makanan. Bakteri yang sering dijadikan indikator pencemaran makanan adalah Escherichia coli. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran praktik higiene sanitasi dan kontaminasi E.coli pada pedagang makanan jajanan di lingkungan sekolah dasar wilayah Kecamatan Genuk, Kota Semarang.Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif berupa observasi, wawancara dan uji laboratorium. Sampel diambil dengan metode purposive sampling, sebanyak 33 pedagang makanan jajanan di sekolah dasar wilayah Kecamatan Genuk, Kota Semarang.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan pedagang makanan jajanan sudah baik yaitu sebanyak 18 (54,5%) responden. Sikap pedagang yang baik yaitu sebanyak 17 (51,5%). Ketersedediaan fasilitas higiene sanitasi yang kurang baik sebanyak 17 (51,5%).Simpulan: Praktik higiene sanitasi pedagang makanan jajanan masih kurang baik yaitu sebesar 18 (54,5%) dan terdapat makanan jajanan yang terkontaminasi bakteri E.coli yaitu sebanyak 11 (33,3%) sehingga higiene sanitasi dari pedagang makanan jajanan perlu diperbaiki. Kata kunci: makanan, higiene, sanitasi, Escherichia coliABSTRACTTitle: A Description of Food Hygiene and Sanitation and E.coli contamination in Snack Food Traders in Genuk Sub-District Primary Schools, Semarang City Background: Many school snacks is not health for requirements and threaten children's. Some aspects of assessment hygiene and sanitation, control the risk of contamination of the food. Bacteria are often used as indicators of food contamination is Escherichia coli. The main purpose of this research to know the description of food hygiene and sanitation with E. coli contamination on traders' food snacks in elementary school Kecamatan Genuk, Semarang City.Method: This research is a type of descriptive research using a qualitative approach in the form of observation, interviews and laboratory tests. Samples were taken by purposive sampling method, as many as 33 snacks traders in elementary schools in the Genuk District, Semarang City.Result: The results showed the level of knowledge of street food vendors was already good as many as 18 (54.5%) respondents. A good attitude of traders is as much as 17 (51.5%). The availability of poor sanitation hygiene facilities is 17 (51.5%).Conclusion: The sanitation hygiene practices of street food vendors are still not good at 18 (54.5%) and some snacks are contaminated with E. coli bacteria as many as 11 (33.3%) so that the sanitation hygiene of street food vendors needs to be improved. Keywords: food, hygiene, sanitation, Escherichia coli
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/49331
2023-03-06T05:16:51Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/49331
2023-03-06T05:16:51Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 6 (2022): MKMI; 418-423
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi di Desa Baet Lampuot Aceh Besar
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/49331/156154
Candra, Aditya; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Indonesia|Universitas Abulyatama
Santi, Tahara Dilla; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Aceh, Indonesia|Universitas Muhammadiyah Aceh
Yani, M.; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Indonesia|Universitas Abulyatama
Departemen Kesehatan Masyarakat|Universitas Syiah Kuala, Indonesia|Universitas Syiah Kuala
Mawaddah, Devy Surya; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Indonesia|Universitas Abulyatama
2022-12-07 05:23:33
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/49331
hipertensi; usia; jenis kelamin
id
Latar Belakang: Hipertensi adalah kelainan sistem sirkulasi darah yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah diatas nilai normal atau tekanan darah ≥140/90 mmhg. Faktor resiko hipertensi dibagi menjadi 2 kelompok yaitu yang dapat dirubah seperti merokok, konsumsi garam berlebih, obesitas, kurang aktivitas fisik, dan stress dan tidak dapat diubah (usia, jenis kelamin, dan genetik). Hipertensi dapat menimbulkan beberapa komplikasi seperti penyakit jantung, gagal ginjal, diabetes dan stroke. Penanganan hipertensi meliputi farmakologi dengan obat antihipertensi dan non farmakologi dengan menjalani gaya hidup sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di desa Baet Lampuot.Metode: Penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, teknik sampel menggunakan non-probability sampling dengan teknik accidental sampling. Analisa data menggunakan distribusi frekuensi dan chi square analisis.Hasil: Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan antara umur responden dengan risiko terjadinya hipertensi dengan p value 0,026 dan terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin responden dengan risiko terjadinya hipertensi dengan p value 0,024.Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara usia dan jenis kelamin terhadap kejadian hipertensi di desa Baet Lampuot.Kata Kunci : hipertensi; usia; jenis kelamin ABSTRACTTitle: Factors Associated with the Incidence of Hypertension in Baet Lampuot Village Aceh BesarBackground: Hypertension is a blood circulation system disorder that results in an increase in blood pressure above the normal value or blood pressure of 140/90 mmHg. Risk factors for hypertension are divided into 2 groups, namely modifiable (smoking, excessive salt consumption, obesity, lack of physical activity, and stress) and non-modifiable (age, gender, and genetics). Hypertension can cause several complications such as heart disease, kidney failure, diabetes, and stroke. Handling hypertension includes pharmacology with antihypertensive drugs and non-pharmacological by living a healthy lifestyle. This study aimed to determine the factors associated with the incidence of hypertension in the community in Baet Lampuot village. Methods: Quantitative research with a cross sectional approach, sampling technique using non-probability sampling with accidental sampling technique. Data analysis used frequency distribution and chi square analysis. Results: Based on the results of the study, there was a relationship between the respondent's age and the risk of hypertension with a p value of 0.026 and there was a significant relationship between the sex of the respondent and the risk of hypertension with a p value of 0.024. Conclusion: There is a significant relationship between age and gender on the incidence of hypertension in Baet Lampuot desa village.Keywords: hypertension; age; gender
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/56443
2023-08-30T05:26:39Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56443
2023-08-30T05:26:39Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 4 (2023): MKMI; 266-270
Hubungan Kadar Gula Darah Sewaktu dengan Kejadian Stroke di Rumah Sakit Meuraxa Banda Aceh Tahun 2023
Gustian, Alfian Ubaidillah; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
Safirza, Satria; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
Mursyida, Mursyida; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
2023-08-28 07:07:54
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56443
stroke; hiperglikemia; kadar gula darah sewaktu
id
Latar belakang: Prevalensi stroke di Indonesia mencapai 7% pada tahun 2013 dan meningkat menjadi 10,9% pada tahun 2018. Prevalensi stroke di Provinsi Aceh tahun 2013 sebesar 6,6% dan mengalami peningkatan 7,8% di tahun 2018. Berdasarkan data dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Meuraxa jumlah kasus stroke tahun 2022 mencapai 268 penderita. Sedang jumlah kasus diabetes melitus mencapai 441 penderita pada tahun yang sama. Diabetes melitus dapat menyebabkan stroke iskemik dengan adanya proses aterosklerosis. Sekitar 30% pasien dengan aterosklerosis otak terbukti menderita diabetes. Tingginya gula darah, apabila dibiarkan secara terus menerus dapat membuat lemak di pembuluh darah semakin lama semakin banyak sehingga meningkatkan risiko penyakit stroke. Metode: Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan sampel 35 responden. Kriteria sampel pada penelitian ini adalah pasien stroke iskemik dan hemoragik diruang rawat inap RSUD Meuraxa Aceh pada tahun 2023. Variabel independen pada penelitian ini adalah kadar gula darah sewaktu sedangkan variabel dependen adalah kejadian stroke. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2023 di ruang rawat inap RSUD Meuraxa Aceh. Data penelitian dianalisis menggunakan uji chi-square.Hasil: Analisis chi-square mendapatkan bahwa kadar gula darah sewaktu dengan kejadian stroke dengan nilai p-value 0.769 dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara hubungan kadar gula darah sewaktu dengan kejadian stroke. Simpulan: Kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan kadar gula darah sewaktu dengan kejadian stroke. Peneliti lebih lanjut diharapkan menambahkan jumlah sampel dan menggunakan metode yang lebih baik untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.Kata kunci: stroke, hiperglikemia, kadar gula darah sewaktu Title: Relationship between Blood Sugar Levels and Stroke Incidence at Meuraxa Hospital in Banda Aceh in 2023Background: The incidence of stroke in Indonesia increased from 7% in 2013 to 10.9% in 2018. In Aceh Province, the prevalence of stroke in 2013 was 6.6% and increased by 7.7% in 2018. According to information from the General Hospital Regional Hospital (RSUD) in Meuraxa, the number of cases of stroke will reach 268 in 2022. While the number of people diagnosed with diabetes mellitus reached 441 in the same year. In the presence of atherosclerosis, diabetes mellitus can induce ischemic stroke. Diabetes is confirmed in approximately 30% of patients with atherosclerosis of the brain. If allowed to persist, high blood sugar can cause fat to accumulate in the blood vessels, thereby increasing the risk of stroke.Method: This study employed a cross-sectional design with a sample size of 35 participants. This study's sample criteria included ischemic and hemorrhagic stroke patients admitted to the Meuraxa Aceh Hospital in 2023. In this study, transient blood sugar levels were the independent variable, while the incidence of stroke was the dependent variable. This study was conducted in the hospital's inpatient wards between May and June of 2023. Using the chi-square test, research data were analyzed.Result: A chi-squared analysis found that blood sugar levels during stroke had a p-value of 0.769, which could mean that there was no significant relationship between blood sugar levels during stroke and stroke events.Conclusion: The conclusion is that there is no relationship between blood sugar levels at the time of stroke. Further research is expected to increase the number of samples and use better methods to get maximum results.Keywords: stroke, hyperglycemia, current blood sugar levels
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/24767
2022-08-19T04:12:18Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24767
2022-08-19T04:12:18Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 4 (2020): MKMI; 290-296
Penilaian Proses Pengolahan Limbah Cair di Rumah Sakit Bhayangkara Tk.I R. Said Sukanto Jakarta
Afriliani, Dian Nur; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nurjazuli, Nurjazuli; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Dewanti, Nikie Astorina Yunita; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-08-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24767
rumah sakit; limbah cair; pengolahan
id
Latar Belakang: Air limbah rumah sakit bersumber dari kegiatan dapur, ruang perawatan, ruang operasi, laboratorium, laundry, dan lain-lain, sehingga kaya akan bahan organik maupun anorganik serta banyak mengandung limbah B3, limbah radioaktif, dan mikroorganisme patogen. Perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air yang mengharuskan setiap rumah sakit memiliki unit pengolahan limbah sendiri atau bersama – sama secara kolektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses penanganan limbah cair serta cara kerja IPAL di Rumah Sakit Bhayangkara Tk.I R. Said Sukanto Jakarta, membandingkan kualitas hasil parameter limbah cair yang sudah diolah dengan baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah.Metode: Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara mendalam, telaah dokumen, dokumentasi, dan studi pustaka. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengamatan di lapangan untuk memeroleh gambaran secara langsung proses pengolahan limbah cair serta melakukan diskusi dan wawancara dengan pejabat atau petugas yang bertanggung jawab. Objek penelitiannya yaitu IPAL di Rumah Sakit Bhayangkara Tk.I R. Said Sukanto Jakarta. Data yang diperoleh akan dianalisa secara deskriptif dengan pedoman – pedoman dan standar yang ada. Hasil: Hasil pemeriksaan kualitas air limbah masih ada yang melebihi baku mutu pada parameter mikrobiologi Total Coliform mencapai 9000 MPN/100 mL (baku mutu <5000 MPN/100 mL). Hal ini kemungkinan disebabkan tidak berfungsinya fasilitas desinfeksi pada IPAL, sehingga jumlah koliform pada outlet masih tinggi. Untuk mengatasi hal ini maka desinfeksi perlu difungsikan agar jumlah koliform dapat memenuhi baku mutu yang diizinkan.Simpulan: Pengolahan limbah cair di Rumah Sakit Bhayangkara Tk.I R. Said Sukanto Jakarta belum sepenuhnya memadai, melihat dari masih adanya parameter yang melebihi standar baku mutu. Disarankan agar rumah sakit memenuhi seluruh ketentuan dan melakukan perbaikan terhadap tiap komponen agar pengelolaan selanjutnya dapat lebih baik.Kata Kunci: rumah sakit, limbah cair, pengolahan ABSTRACTTitle: Assessment of Liquid Wasted Treatment Process at Bhayangkara Tk.I R. Said Sukanto Jakarta HospitalBackground: Hospital wasted water comes from kitchen, treatment room, operating room, laboratory, laundry, etc., so it is rich in organic and inorganic materials and contains a lot of B3 waste, radioactive wasted, and pathogenic microorganisms. It needs to be processed first before being discharged into a water body which requires each hospital to have its own waste treatment unit or collectively together. This study aimed to determine the process of handling wasted water as well as how the WWTP works in Bhayangkara Tk.I R. Said Sukanto Jakarta Hospital, comparing the quality of the results of the waste water parameters that have been processed with the quality standards set by the government.Method: This was qualitative research. Data collection techniques were carried out by in-depth interviews, document review, documentation, and literature. Data collection is done by conducting observations in the field to obtain a direct description of the process of liquid waste treatment and conducting discussions and interviews with officials or officers in charge. The object of the research is WWTP at Bhayangkara Tk.I R. Said Sukanto Jakarta Hospital. The data obtained will be analyzed descriptively with existing guidelines and standards.Result: The inspection result of wastewater quality showed that it was still exceeds the quality standard on microbiological parameters Total Coliform reaching 9000 MPN / 100 mL (quality standard <5000 MPN / 100 mL). This is probably due to the non-functioning of the disinfection facility in the WWTP, so the number of coliforms at the outlet is still high. To overcome this problem, disinfection needs to be used so that the amount of coliform can meet the permitted quality standards.Conclusion: The processing of wasted water in the Bhayangkara Tk.I R. Said Sukanto Jakarta Hospital was not yet fully adequate, seeing that there are still parameters that exceed the quality standard. It is recommended that the hospital meets all the provisions and make improvements to each component so that further management can be better.Keywords: hospital, waste water, treatment
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/56440
2023-10-31T01:08:11Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56440
2023-10-31T01:08:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 5 (2023): MKMI; 283-290
Hubungan antara Neutrofil Limfosit dengan Lama Rawatan dan Angka Kematian Pasien COVID-19 di RSUD Meuraxa Banda Aceh
Maryani, Evi; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Aceh|Universitas Abulyatama
Fitriani, Nur; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Aceh|Universitas Abulyatama
Andri, Andri; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Aceh|Universitas Abulyatama
2023-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56440
COVID-19; Rasio Neutrofil Limfosit (RNL); lama rawatan; kematian pasien
id
Pendahuluan: Corona virus disease (COVID-19) adalah penyakit yang menyerang sistem pernapasan disebabkan oleh virus SARS CoV-2. Pasien yang terinfeksi COVID-19 mengalami penurunan sistem imun akibat peningkatan rasio neutrofil disertai penurunan limfosit. Hal tersebut dapat mempengaruhi lama rawatan dan kematian pasien. Tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui peningkatan dan penurunan rasio neutrofil limfosit (RNL) disertai hubungan terhadap lama rawatan dan kematian pasien COVID-19.Metode: Jenis penelitian deskriptif analitik pendekatan cross sectional pengambilan data dengan purposive sampling pada bulan Januari-Oktober 2021 berjumlah 200 sampel. Data diambil dari catatan rekam medik pasien sesuai kriteria inklusi. Data dalam penelitian ini dilakukan analisis univariat, bivariat, dan multivariat.Hasil: Hasil analisis univariat menunjukkan jumlah pasien dengan RNL >3,13 lebih banyak dibandingkan dengan ≤3,13. Pasien COVID-19 dengan lama rawatan <14 hari lebih banyak dibandingkan ≥14 hari. Pasien yang dirawat dengan status sembuh lebih banyak dibandingan meninggal. Analisis bivariat mendapatkan hasil tidak terdapat hubungan antara RNL dengan lama rawatan dengan nilai p sebesar 0,908 (Lebih dari α 0,05). Akan tetapi, terdapat hubungan antara peningkatan RNL dengan kematian pasien (nilai p = 0,001). Analisis multivariat regresi logistik multinomial pada RNL dan lama rawatan berpengaruh terhadap kematian pasien COVID-19.Kesimpulan: Kesimpulan terdapat hubungan antara peningkatan RNL dengan kematian, tetapi tidak terdapat hubungan antara RNL dengan lama rawatan.Kata kunci: COVID-19, Rasio Neutrofil Limfosit (RNL), lama rawatan, kematian pasien Title: Relationship Between Neutrophil Lymphocytes and Length of Care and Death Rate of Covid-19 Patients in Meuraxa Hospital Banda AcehBackground: Corona virus disease (COVID-19) is a disease that affects the respiratory system caused by the SARS CoV-2 virus. Patients infected with COVID-19 experience a decrease in the immune system due to an increase in the ratio of neutrophils accompanied by a decrease in lymphocytes. This can affect the length of treatment and death of the patient. to determine the increase and decrease in the ratio of neutrophil lymphocytes (RNL) along with the relationship to the length of treatment and death of COVID-19 patients.Method: This type of descriptive analytical research with a cross-sectional approach, data were collected by purposive sampling in January-October 2021, totaling 200 samples. Data were taken from patient medical records according to the inclusion criteria. The data in this study were analyzed using univariate, bivariate, and multivariate.Result: The results of the univariate analysis showed that the number of patients with RNL >3.13 was higher than that of those with ≤3.13. More COVID-19 patients with a length of stay <14 days than ≥14 days. More patients who were treated with recovery status than died. Bivariate analysis showed that there was no relationship between RNL and length of stay, with a p value of 0.908 (more than α 0.05). However, there is a relationship between increased RNL and patient death (p value = 0.001). Multivariate analysis of multinomial logistic regression on RNL and length of stay has an effect on the death of COVID-19 patients. Discussion: There is a correlation between increased RNL and mortality, but there is no correlation between RNL and duration of stay.Keywords: COVID-19, Neutrophil Lymphocyte Ratio (RNL), length of stay, patient death
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/5394
2019-04-05T18:32:34Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/5394
2019-04-05T18:32:34Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 11, No 2 (2012): MKMI; 142-150
Analisis Kinerja Penanggung Jawab Program Tb Puskesmas Dalam Penemuan Kasus Baru Tb Bta Positif Di Puskesmas Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Sutinbuk, Dedek
Mawarni, Atik
Kartika Wulan, Lucia Ratna
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/5394
en
Pencapaian target penemuan kasus baru TB BTA positif di Kabupaten Bangka Tengah tahun 2009-2011 menunjukkan angka dibawah 70%. Peran penanggungjawab program TB sangat penting dalam pencapaian target. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana kinerja penanggung jawab program TB dalam penemuan kasus baru TB BTA positif. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan cross sectional. Informan penelitian adalah 4 orang penanggung jawab program TB dari Puskesmas terpilih. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam dan dianalisis menggunakan metode analisis isi (content analysis ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja penanggung jawab program TB dalam penemuan kasus baru belum baik karena sebagian besar hanya melakukan penyuluhan di Posyandu, menjaring suspek dari pasien yang berkunjung di Puskesmas, persepsi kurang puas terhadap imbalan yang diterima dan persepsi terhadap beban kerja yang dirasakan cukup berat. Kata Kunci : Penemuan Kasus Baru TB, Penanggungjawab program TB, Kinerja
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/34932
2022-02-18T04:24:30Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/34932
2022-02-18T04:24:30Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 1 (2021): MKMI; 57-62
Literature Review : Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Hipertensi
Sistikawati, Hestu Ismah; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Fuadah, Irvina Wahyu; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Salsabila, Nanda Aulia; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Azzahra, Atha Firza; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Aesyah, Anis; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Insyira, Insyira; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Adhitama, Pramudya Fahry; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Anggraini, Rika Kusuma; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nandini, Nurhasmadiar; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-02-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/34932
Hubungan; Pola makan; Hipertensi; Jawa Tengah
id
ABSTRAK Latar belakang: Hipertensi adalah gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat hingga ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko hipertensi antara lain karakterisitik individu (usia, jenis kelamin, riwayat penyakit hipertensi), pola makan (kebiasaan konsumsi lemak, natrium dan kalium) serta gaya hidup (kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, stress, konsumsi kopi, dan juga aktivitas fisik). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola makan dengan kejadian hipertensi.Metode: Penelitian ini adalah literature review artikel yang mencari hubungan pola makan sebagai variabel bebas terhadap hipertensi sebagai variabel terikat. Artikel didapatkan dari database Google Scholar dengan kata kunci serta kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan.Hasil: Didapatkan 7 artikel yang memenuhi kriteria, yaitu Ajikwa et al (2018), Dewi et al (2019), Retno et al (2019), Sri Mularsih et al (2018), Aprilia Tutut Indiati (2019), Galia Wardha Alvia (2018), dan Mahmasani Subkhi (2016). Seluruh artikel menunjukan adanya hubungan antara pola makan dengan hipertensi. Pola makan yang diteliti beragam, yaitu konsumsi kafein, konsumsi makanan laut, dan pola makan lainnyaSimpulan: Terdapat hubungan antara pola makan (konsumsi kafein, konsumsi makanan laut, dan pola makan lainnya) dengan kejadian hipertensi. ABSTRACT Title: Literatur Review : Relationship between Diet and Incidence of HypertensionBackground: Hypertension is a disorder of the blood vessels which causes the supply of oxygen and nutrients carried by the blood to be blocked up to the tissues that need it. Many factors can increase the risk of hypertension, including individual characteristics (age, gender, history of hypertension), diet (consumption habits of fat, sodium and potassium) and lifestyle (smoking habits, alcohol consumption, stress, coffee consumption, and also physical activity). This study aims to determine the relationship between diet and hypertension.Method: This study is a literature review article that looks for the relationship between diet as an independent variable on hypertension as the dependent variable. Articles were obtained from the Google Scholar database with predetermined keywords and inclusion and exclusion criteria.Result: Of the 7 articles analyzed, all showed a significant relationship between diet and the incidence of hypertension. Caffeine consumption patterns associated with hypertension with a value of p = 0.023, seafood consumption was associated with hypertension with a value of p = 0.000, and diet in general was associated with hypertension with a value of p = 0.000 to 0.028.Conclusion There is a significant relationship between diet (caffeine consumption, seafood consumption, and other dietary patterns) and hypertension.Keywords: Relationship, Diet, Hypertension, Central Java
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/59465
2024-01-05T00:01:38Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/59465
2024-01-05T00:01:38Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 6 (2023): MKMI; 381-385
Analisis Kandungan Gizi dan Daya Terima Cookies Ubi Jalar Kuning (Ipomea Batatas L) dengan Tambahan Tepung Ikan Tongkol (Euthynnus Affinis) pada Siswa SDN 23 Kendari
Mayangsari, Riska; Program Studi Gizi, Universitas Sulawesi Barat|Universitas Sulawesi Barat
Febrianti, Emi; Program Studi S1 Gizi, Stikes Karya Kesehatan|Stikes Karya Kesehatan
Ihsan, Habib; Program Studi S1 Gizi, Stikes Karya Kesehatan|Stikes Karya Kesehatan
Kalsum, Ummu; Program Studi Gizi, Universitas Sulawesi Barat|Universitas Sulawesi Barat
Sari, Diesna; Program Studi Gizi, Universitas Sulawesi Barat|Universitas Sulawesi Barat
2023-12-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/59465
cookies; daya terima; ikan tongkol; ubi jalar kuning
id
Latar belakang: Permasalahan gizi pada anak sekolah dasar di Indonesia masih banyak ditemukan dan tergolong masih cukup tinggi, karena kebutuhan zat gizi pada anak yang meningkat untuk pertumbuhan dan perkembangnya agar optimal. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan gizi anak maka penting halnya pemberian makanan tambahan sehingga dapat mengatasi permasalahan gizi tersebut. Diperlukan salah satu alternatif makanan tambahan yang dapat diberikan, salah satunya dapat berbentuk cookies. Cookies atau kue kering merupakan salah satu jenis makanan ringan yang digemari semua kelompok umur baik di perkotaan maupun di pedesaan. Pemanfaatan pangan lokal dalam pembuatan cookies seperti ubi jalar dan ikan tongkol ini ini diharapkan bisa menambah nilai gizi bagi camilan sehat untuk anak sekolah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kandungan gizi dan daya terima tepung ubi jalar kuning dan tepung ikan Tongkol terhadap kualitas cookies.Metode: Desain penelitian ini menggunakan desain pra eksperimen dengan 1 taraf perlakuan. Populasi dalam penelitian ini yaitu 18 siswa dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampel. Data diperoleh menggunakan lembar questioner. Analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon (α ≤ 0,05).Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sample R1 merupakan perlakuan yang paling disukai anak. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan daya terima pada karakteristik aroma (p = 0,046), tekstur (p = 0,046) dan rasa (p = 0,034), namun tidak berbeda pada karakteristik warna (p = 0,083). Berdasarkan analisis kandungan gizi, cookies R1 merupakan cookies dengan nilai kandungan gizi paling baik yaitu mengandung protein 15,257%, lemak 54,7%, dan B-karoten 14,235%.Simpulan: Cookies R1 merupakan cookies yang paling disukai anak dari aspek warna, aroma, rasa, dan tekstur, serta memiliki persentase kandungan protein, lemak dan B-karoten yang lebih tinggi.Kata kunci: cookies; daya terima; ikan tongkol; ubi jalar kuning Title: Nutritional Analysis and Acceptability of Yellow Sweet Potato (Ipomea Batatas L) Cookies with The Addition of Mackarel (Euthynnus Affinis) Flour in Students of SDN 23 KendariBackground: Nutritional problems in elementary school children in Indonesia are still common and are considered quite high because children's nutritional needs are increasing for optimal growth and development. To fulfill children's nutritional needs, it is important to provide additional food so that they can overcome these nutritional problems. Additional alternative food is needed that can be provided, one of which can be in the form of cookies. Cookies or pastries are a type of snack that is popular with all age groups, both in urban and rural areas. It is hoped that the use of local food in making cookies such as sweet potatoes and tuna can add nutritional value to healthy snacks for school children. This research was to determine the nutritional content and acceptability of yellow sweet potato flour and tuna fish flour on the quality of cookies.Method: This research design uses a pre-experimental design with 1 treatment level. The population in this study was 18 students with a sampling technique using the total sample. Data was obtained using a questionnaire sheet. Statistical analysis used the Wilcoxon test (α ≤ 0.05).Results: The results of the study showed that sample R1 was the treatment that children liked most. The results of statistical analysis showed that there were differences in acceptability in aroma characteristics (p = 0.046), texture (p = 0.046), and taste (p = 0.034), but no differences in color characteristics (p = 0.083). Based on the nutritional content analysis, R1 cookies are the cookies with the best nutritional value, namely containing 15.257% protein, 54.7% fat, and 14.235% B-carotene.Conclusion: R1 cookies are the cookies that children like most in terms of color, aroma, taste, and texture, and have a higher percentage of protein, fat, and B-carotene content.Keywords: cookies; acceptability; tuna; yellow sweet potato
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/55398
2023-08-02T16:16:06Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55398
2023-08-02T16:16:06Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 3 (2023): MKMI; 169-175
Hubungan Pola Makan dan Perilaku Merokok Terhadap Penderita Gastritis di Puskesmas Kuta Baro
Nurrahmawati, Septia; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Aceh|Universitas Abulyatama
Rahmayanti, Yuni; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Aceh|Universitas Abulyatama
Hayati, Fauziah; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Aceh|Universitas Abulyatama
2023-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55398
pola makan; perilaku merokok; penderita gastritis
Id
Latar belakang: Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung. Penderita gastritis pada umumnya terjadi pada orang-orang dengan pola makan yang tidak teratur, kebiasaan mengonsumsi makanan pedas, asam, makanan instant, minum kopi, dan minuman berkarbonasi. Selain pola makan salah satu kebiasaan masyarakat Indonesia yang dapat ditemui hampir di setiap kalangan masyarakat adalah perilaku merokok. Rokok tidaklah menjadi hal baru dan asing lagi di masyarakat,baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Pola Makan dan Perilaku Merokok Terhadap Penderita Gastritis di Puskesmas Kuta Baro.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain studi cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2022 sampai Januari 2023 di poli umum Puskesmas Kuta Baro. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode total sampling. Pengumpulan data dilakukan secara langsung melalui wawancara dan pengisian kuesioner oleh responden. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji statistik Chi-Square.Hasil: Hasil penelitian yang diperoleh dari 80 sampel yang terpilih dan kontrol berdasarkan uji statistik Chi-Square dimana nilai p-value = 0,734 dengan kesimpulan tidak terdapat hubungan pola makan dan perilaku merokok terhadap penderita gastritis.Simpulan: Tidak terdapat hubungan pola makan dan perilaku merokok terhadap penderita gastritis di Puskesmas Kuta Baro.Kata kunci: pola makan; perilaku merokok; penderita gastritis Title: Relationship of Diet and Smoking Behavior to Gastritis Sufferers at Kuta Baro Health CenterBackground: Gastritis is inflammation that affects the mucosa stomach. Sufferers of gastritis generally occur in people with a diet irregular, the habit of consuming spicy, sour, instant food, drink coffee, and carbonated drinks. In addition to eating patterns one habit Indonesian society that can be found in almost every society is smoking behavior. Cigarettes are not a new and foreign thing in society, either male or female, old or young.Method: This study is an observational analytic study by design cross sectional study. This research was conducted from December 2022 to January 2023 at the public polyclinic at the Kuta Baro Health Center. Sampling using total sampling method. Data collection was carried out directly through interviews and filling out questionnaires by respondents. Research data were analyzed with using the Chi-Square statistical test.Result: Research results obtained from 80 selected and control samples based on the Chi-Square statistical test where the p-value = 0.734 with conclusions There is no relationship between diet and smoking behavior on gastritis sufferers.Conclusion: There is no relationship between diet and smoking behavior gastritis sufferers at the Kuta Baro Health Center.Keywords: diet; smoking behavior; gastritis sufferers
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/36816
2022-02-18T15:28:56Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/36816
2022-02-18T15:28:56Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 3 (2021): MKMI; 150-158
Pelaksanaan Keselamatan Pasien di Puskesmas X Ditinjau dari Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien
Astriyani, Sri; Bagian Administrasi Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Suryoputro, Antono; Bagian Administrasi Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Budiyanti, Rani Tiyas; Bagian Administrasi Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/36816
Keselamatan Pasien; Program; Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien
id
Latar belakang: Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan berkewajiban dalam memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu. Pelaksanaan program keselamatan pasien juga merupakan suatu hal yang wajib dilaksanakan oleh seluruh fasilitas pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Puskesmas X adalah salah satu Puskesmas yang ada di Kabupaten Temanggung dengan status akreditasi madya. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu menganalisis pelaksanaan program keselamatan pasien di Puskesmas X Kabupaten Temanggung.Metode: Penelitian kualitatif menggunakan pendekatan studi kasus di Puskesmas X. Teknik pengumpulan data yaitu indepth interview dengan purposive sampling. Subyek penelitian ini yaitu Kepala Puskesmas, Penanggungjawab Keselamatan Pasien, Penanggungjawab Ruangan serta pasien.Hasil: Pelaksanaan program keselamatan pasien di Puskesmas X belum dilaksanakan secara optimal. Hal ini dikarenakan komitmen akan pelaksanaannya yang masih kurang terutama pada sisem pelaporan insiden. Adapun Puskesmas X juga belum menerapkan Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien sehingga dalam pelaksanaannya masih belum sesuai dengan Permenkes yang mengatur tentang keselamatan pasien. Selain itu juga terdapat beberapa faktor yang menyebabkan pelaksanaan keselamatan pasien belum optimal yaitu, jumlah SDM yang kurang dan kurangnya pelatihan terkait keselamatan pasien, tidak adanya anggaran dana untuk program keselamatan pasien, serta belum adaya kebijakan/SOP yang mengatur tentang penerapan Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien.Simpulan: Oleh karena itu, Puskesmas perlu membuat kebijakan/SOP yang mengatur tentang penerapan Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien sehingga dalam pelaksanaan program keselamatan pasien dapat lebih tersistem dan terukur agar dapat lebih optimal.Kata kunci: Keselamatan Pasien, Program, Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien ABSTRACTTitle: Analysis of the implementation of patient safety program at X Public Health Center, Temanggung RegencyBackground: Publis Health Center as a health service facility is obliged to provide safe and quality health services. Implementation of a patient safety program is also something that must be carried out by all health service facilities in providing health services. X Public Health Center is one of the Public health center in Temanggung Regency with intermediate accreditation status. The purpose of this study is to analyze the implementation of the patient safety program at the X Public Health Center, Temanggung Regency.Methods: Qualitative research using a case study approach at X Public Health Center. The data collection technique was in-depth interview with purposive sampling. The subjects of this study were the head of the Public health center, the person in charge of patient safety, the person in charge of the room and the patient.Result: The implementation of the patient safety program at the X Public Health Center has not been implemented optimally. This is due to the lack of commitment to implementation, especially in the incident reporting system. The X Public Health Center also has not implemented the Seven Steps to Patient Safety so that its implementation is still not in accordance with the Permenkes which regulates patient safety. In addition, there are several factors that cause the implementation of patient safety is not optimal include, the lack of human resources and lack of training related to patient safety, the absence of a budget for patient safety programs, and no policies / SOPs that regulat about implementing the Seven Steps to Patient Safety.Conclusion: Therefore, the Puskesmas needs to make a policy / SOP that regulates the implementation of the Seven Steps to Patient Safety so that the implementation of patient safety programs can be more systematic and measured in order to be more optimal.Keywords: Patient Safety, Program, Seven Steps to Patient Safety
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/23141
2022-08-04T03:13:21Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23141
2022-08-04T03:13:21Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 18, No 2 (2019): MKMI; 19-22
Pengaruh Kondisi Fisik Sumur dan Penurunan Kualitas Air (BOD) terhadap Kejadian Penyakit (Studi Kasus Industri Soun di Desa Manjung Kecamatan Ngawen Kabupaten Klaten)
Rachmawati, Hera; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2019-05-15 12:51:42
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23141
Air tanah; BOD; industri soun; gangguan pencernaan dan iritasi kulit
id
ABSTRAKLatar Belakang: Desa Manjung adalah sentral industri soun di Kabupaten Klaten. Industri soun menghasilkan limbah cair yang memiliki kadar BOD di atas baku mutu yaitu sebanyak 1.290 mg/L. Tingginya kadar BOD dalam air menandakan tingginya kandungan mikroorganisme. Kelompok coliform, Escherichia coli, Streptococcus, dan Staphylococcus terkandung di dalam BOD dapat menyebabkan terjadinya gangguan pencernaan dan iritasi kulit. Hal tersebut mungkin dapat menyebabkan terjadinya gangguan pencernaan dan iritasi kulit di Desa Manjung. Tujuan x.penelitian, untuk mengetahui x.hubungan x.kondisi fisik sumur dan penurunan kualitas x.air (BOD) dengan x.kejadian gangguan kesehatan yang dialami warga Desa Manjung.Metode: Penelitian.observasional analitik denganxpendekatan case control. Sampel sebanyak 38 responden (19 kelompok kasus dan 19 kelompok kontrol) dengan purposive sampling. Analisis data dengan uji Chi-square.Hasil: Hasil uji laboratorium kadar BOD terdapat 5 sampel air sumur atau sebesar 13,15% yang memiliki baku mutu air badan air kelas I dari 38 sampel air sumur. Hasil uji hubungan menunjukkan bahwa kondisi dinding sumur (p-value = 0,032; OR = 7,650(1,370-42,713)), kondisi lantai sumur (p-value = 0,040; OR = 5,926(1,287-27,283)), dan kadar BOD dalam sampel air sumur (p-value = 0,046) berhubungan dengan kejadian penyakit. Kondisi bibir sumur (p-value = 0,065; OR = 6,182(1,101-34,700)) tidak berhubungan dengan kejadian penyakit.Simpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah gangguan kesehatan yang terjadi berhubungan dengan kondisi dinding sumur, kondisi lantai sumur, dan kadar BOD dalam sampel air sumur.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/23623
2022-08-04T04:14:19Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23623
2022-08-04T04:14:19Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 18, No 4 (2019): MKMI; 117-120
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kadar Gula Darah pada Petani Hortikultura di Desa Trayu Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
Astari, Karina; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Suhartono, Suhartono; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Dangiran, Hanan Lanang; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2019-09-15 17:08:14
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23623
kadar gula darah; pestisida; petani hortikultura
in
ABSTRAK Latar belakang: Pestisida adalah bahan kimia yang tergolong sebagai Endocrine Disrupting Chemical (EDCs) yaitu senyawa yang dapat mengganggu sintesis, sekresi, transportasi, dan metabolisme hormon insulin yang bertanggungjawab untuk homeostasis gula dalam darah. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor – faktor terkait aktivitas pertanian yang mengganggu kadar gula darah.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain studi cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah petani hortikultura di Desa Trayu sejumlah 66 orang diambil dengan metode simple random sampling. Pengukuran kadar gula darah dilakukan dengan menggunakan alat Easy Touch GCU. Analisis data penelitian ini menggunakan uji korelasi Rank Spearman.Hasil: Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jumlah campuran pestisida dengan kadar gula darah (p value = 0,310, r = 0,127). Terdapat hubungan antara frekuensi penyemprotan pestisida dengan kadar gula darah (p value = 0,009, r = 0,321). Tidak terdapat hubungan antara lama penyemprotan pestisida dengan kadar gula darah (p value = 0,289, r = 0,132). Terdapat hubungan antara masa kerja dengan kadar gula darah (p value = 0,031, r = 0,265).Simpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara frekuensi penyemprotan pestisida dan masa kerja dengan kadar gula darah.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/40813
2022-02-20T08:47:54Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/40813
2022-02-20T08:47:54Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 6 (2021): MKMI; 451-462
Penerapan Hygiene Sanitasi Makanan pada Pedagang Kaki Lima
Hadi, Bella Rose Indira; Jurusan Kesehatan Masyarakat, Universitas Nahdlatul Ulama, Surabaya|Universitas Nahdlatul Ulama
Asih, Akas Yekti Pulih; Jurusan Kesehatan Masyarakat, Universitas Nahdlatul Ulama, Surabaya|Universitas Nahdlatul Ulama
Syafiuddin, Achmad; Jurusan Kesehatan Masyarakat, Universitas Nahdlatul Ulama, Surabaya|Universitas Nahdlatul Ulama
2021-12-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/40813
Hygiene; Pedagang Kaki Lima; Sanitasi
id
Latar belakang: Pengolahan makanan tanpa memperhatikan kebersihan makanan dapat menimbulkan sumber penyakit pada makanan akibat kontaminasi. Sekitar 600 juta orang terkena penyakit bawaan makanan setiap tahun. Amerika Serikat sekitar 550 kasus, sedangkan Afrika dan Asia tingkat kematian akibat penyakit bawaan makanan sebesar 60%. Tahun 2017 sebanyak 3.428 anak meninggal akibat diare bawaan makanan oleh pedagang serta Dinas kesehatan Kota Probolinggo kejadian diare sebanyak 9.141 kasus. Sehingga penelitian ini bertujuan dalam upaya pencegahan terjadinya penyakit bawaan makanan.Metode: Penelitian ini menggunakan literature review tradisional dengan database yang berasal dari google schoolar dan portal garuda. Kata kunci dalam penelusuran hygiene sanitasi makanan pedagang dan hygiene sanitasi makanan ditemukan sebanyak 34 artikel yang sesuai dengan melalui 3 tahap screening.Hasil: Hasil menunjukan bahwa terdapat 16 provinsi yang belum diteliti terkait hygiene sanitasi makanan pada pedagang kaki lima. Kepatuhan terhadap beberapa parameter hygiene sanitasi makanan belum dilakukan secara baik oleh pedagang kaki lima disebabkan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki dan tidak mengikuti pembinaan hygiene sanitasi makanan. Kegiatan pembinaan memberikan pre-test, post-test serta observasi langsung tetapi tidak ada yang menunjukan perubahan pada pedagang kaki lima. Beberapa negara seperti Negara Vietnam dapat dijadikan sebagai contoh untuk diterapkan hygiene sanitasi makanan pedagang oleh pedagang kaki lima di Indonesia.Simpulan: Simpulan penelitian ini membuktikan bahwa hygiene sanitasi makanan pada pedagang kaki lima belum diterapkan sesuai dengan aturan yang ada sehingga pemahaman hygiene sanitasi makanan perlu ditingkatkan melalui kegiatan pembinaan.Kata kunci: Hygiene; Pedagang Kaki Lima; SanitasiABSTRACT Title: Application of Food Sanitation Hygiene to Street VendorsBackground: Food processing without paying attention to food hygiene can lead to sources of disease food due to contamination. Around 20 million cases of food poisoning each year are due to low food safety in Indonesia. According to BPOM in 2017, 5,293 people were exposed and 2,041 people were sick, 3 died. In 2018, 2,409 outbreaks were treated, 2,880 outpatients and 121 people died. Most researchers discuss the sanitation hygiene of restaurants and canteens, there are still few discuss the sanitation hygiene street vendors.Method: Study uses a traditional literature review from Google Schoolar and Garuda portal. Keywords in the search for food sanitation hygiene traders, food sanitation hygiene and street vendor hygiene sanitation were found to be 34 articles through screening stage.Result: Results that compliance with food sanitation hygiene parameters has not been carried out properly by street vendors due to the limited knowledge have and do not follow food sanitation hygiene guidance. Coaching activity provided pre-test, post-test and observation but there was no change. Country of Vietnam can be used as an example implementing food hygiene sanitation for street vendors in Indonesia.Conclusion: Food sanitation hygiene parameters not implemented by street vendors do not personal hygiene, food and environment. Lack of knowledge possessed by street vendors due to the absence coaching activities carried. There regulations Minister Health the Republic Indonesia Number 942 2003 and Minister Health the Republic Indonesia Number 23 of 1978. Selected countries are developed countries such as, Taiwan, Vietnam, Philippines, South Africa compared Indonesia.Keywords: Hygiene; Street Vendors; Sanitation
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/26723
2022-08-05T03:19:42Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/26723
2022-08-05T03:19:42Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 1 (2020): MKMI; 43-49
Determinan Perilaku Aman pada Pekerja Fabrikasi
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/26723/77695
Yusnandar, Arga Sakti; Program Studi Kesehatan Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Faletehan, Banten|Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Faletehan
Pertiwi, Wiwik Eko; Program Studi Kesehatan Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Faletehan, Banten|Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Faletehan
2020-02-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/26723
Meeting harian; peran pengawas; perilaku aman; promosi K3
id
Latar belakang: Kasus kecelakaan kerja di Indonesia pada tahun 2015-2016 mengalami peningkatan dari total 13.131 kasus menjadi 17.184 kasus sedangkan di Propinsi Banten tercatat kenaikan kasus kecelakaan tiap tahunnya. Salah satu penyebab terjadinya kecelakaan kerja adalah perilaku kerja yang tidak aman, sehingga program Promosi Keselamatan Kerja diharapkan mampu menurunkan perilaku tidak aman dan meningkatkan perilaku aman pekerja. Perilaku aman merupakan tindakan dari seseorang atau beberapa orang karyawan yang tidak menyebabkan terjadinya kecelakaan atau insiden. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku aman (safe behavior) pada pekerja di salah satu Perusahaan Fabricators Serang, Banten, tahun 2017.Metode: Desain penelitian bersifat cross sectional dimana besar sampel berjumlah 94 responden diambil dengan metode simple random sampling. Pengumpulan data primer diperoleh dengan menggunakan alat ukur kuesioner melalui wawancara dengan pekerja. Hasil: Hasil penelitian menunjukan sebanyak 57 (60,6%) responden memiliki perilaku aman (safe behaviour) dan sebanyak 37 (39,4%) responden memiliki perilaku tidak aman. Dari hasil analisis bivariat menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara meeting harian (pv=0,027) dan peran pengawas/supervisor (pv=0,000) dengan perilaku aman. Tidak ada hubungan antara media promosi K3 dengan perilaku aman.Simpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa meeting harian dan peran pengawas merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku aman pada pekerja. Kata kunci: Meeting harian, peran pengawas, perilaku aman, promosi K3 ABSTRACT Title: Determinants of Safe Behavior on Fabrication Workers Background: Work accident cases in Indonesia in 2015-2016 have increased from a total of 13,131 cases to 17,184 cases while in Banten Province there has been an increase in accident cases each year. One of the causes of work accidents is unsafe work behavior, so that the Work Safety Promotion program is expected to reduce unsafe behavior and increase workers' safe behavior. Safe behavior is an action of a person or several employees who do not cause accidents or incidents. This study aims to determine the determinants of safe behavior of workers in one of the Serang Fabricators Industry, Banten, 2017.Method: The study design is cross sectional in which a large sample of 94 respondents was taken by simple random sampling method. Primary data collection was obtained using a questionnaire measuring instrument through interviews with workers.Result: The results showed that 60.6% respondents had safe behavior and 39.4% had unsafe behavior. From the results of bivariate analysis shows that there is a significant relationship between daily meetings (pv = 0.027) and the supervisors support (pv = 0,000) with safe behavior. There is no relationship between OHS promotion media with safe behavior.Conclusion: This study concludes that daily meetings and the supervisors support are factors that influence safe behavior in workers. Keywords: Daily meeting, supervisors support, safe behavior, OHS promotion
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/41897
2022-08-18T04:44:20Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/41897
2022-08-18T04:44:20Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 3 (2022): MKMI; 148-152
Karakteristik Ibu dalam Ketepatan Waktu Imunisasi Measles Rubella Selama Pandemi Covid-19 di Puskesmas Tempuran Kabupaten Magelang
Oktadevi, Dianti; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Sriatmi, Ayun; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusumastuti, Wulan; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/41897
ketepatan waktu; imunisasi measles rubella; pandemi covid-19
id
Latar belakang: Imunisasi pada bayi harus dilakukan sesuai aturan. Imunisasi yang tidak tepat waktu akan membuat imunisasi tidak berfungsi dengan baik dalam mencegah penyakit, salah satunya measles rubella. Pandemi Covid-19 mengganggu layanan kesehatan termasuk imunisasi. Puskesmas Tempuran merupakan puskesmas dengan cakupan imunisasi measles rubella dengan posisi tiga terendah di Kabupaten Magelang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketepatan waktu imunisasi measles rubella dan mengetahui gambaran karakteristik ibu di wilayah kerja Puskesmas Tempuran.Metode: Penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini yaitu ibu yang memiliki bayi berusia 9 – 12 bulan dan sampel penelitian yaitu 100 ibu dengan teknik cluster sampling di setiap kelurahan. Variabel yaitu usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, tingkat pengetahuan, beban kerja, sikap ibu terhadap imunisasi, akses ke layanan imunisasi, persepsi sistem layanan imunisasi, dukungan kader, keanggotaan grup whatsapp imunisasi, dan persepsi kebutuhan imunisasi. Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif.Hasil: Ketepatan waktu imunisasi measles rubella masih rendah, sebagian besar ibu berusia dewasa muda, tingkat pendidikan menengah, mayoritas tidak bekerja, memiliki pengetahuan tergolong tinggi, memiliki beban kerja tergolong berat, sikap terhadap imunisasi tergolong baik, akses ke layanan imunisasi mudah, persepsi yang baik mengenai sistem layanan imunisasi, mendapat dukungan yang cenderung baik dari kader, ibu yang tergabung dalam whatsapp imunisasi dan tidak tergabung seimbang, dan memiliki persepsi kebutuhan cenderung tinggi mengenai imunisasi.Simpulan: Mayoritas ibu yang memiliki bayi berusia 9 – 12 bulan pada penelitian ini berusia dewasa muda, pendidikan menengah, tidak bekerja, memiliki pengetahuan tinggi, beban kerja berat, sikap baik terhadap imunisasi, akses yang mudah, persepsi sistem layanan imunisasi baik, dukungan kader baik, dan kebutuhan yang tinggi akan imunisasi. Kata kunci: Ketepatan Waktu; Imunisasi; Measles Rubella; Pandemi Covid-19 ABSTRACT Title: Characteristics of Mothers in Timely Measles Rubella Immunization During Covid-19 Pandemic in the Tempuran Health Center, Magelang RegencyBackground: Immunization in infants must be carried out according to the rules. Immunization that is not timely will make immunization cannot function properly in preventing diseases, one of which is measles rubella. The Covid-19 pandemic has disrupted health services, including immunization. Tempuran Health Center is the health center with the third lowest position of measles rubella immunization coverage in Magelang Regency. The purpose of this study is to determine the timeliness of measles rubella and to describe the characteristics of mothers in Tempuran Health Center working area.Method: This research is a quantitative study with cross sectional approach, the population in this study is mothers who have babies aged 9 until 12 months, the sample is 100 mothers with cluster sampling technique in each village. Variables are maternal age, mothers occupation, mothers education, level of knowledge, workload, mother’s attitude, access, perception of the immunization service system, cadre support, immunization whatsapp group membership, and perception of immunization needs. The analysis used is descriptive analysis.Result: Timeliness of measles rubella immunization is still low, most mothers are young adults, secondary education level, the majority are not working, have high knowledge, have a heavy workload, attitudes towards immunization are good, access to immunization services is easy, good perception regarding the immunization service system, getting support that tends to be good from cares, mother who are members of whatsapp immunization and not are balanced, and have a high perception of needs regarding immunization.Conclusion: The majority of mothers who had babies aged 9-12 moths in this study were young adults, secondary education, not working, had high knowledge, heavy workload, good attitude, easy access, good immunization service system, good cadre support, and high needs levels of immunization.Keywords: Punctuality; Immunization; Measles Rubella; Pandemic Covid-19
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/41402
2022-04-08T16:49:21Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/41402
2022-04-08T16:49:21Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 1 (2022): MKMI; 36-45
Gambaran Perilaku Pencegahan Pengemudi Ojek Online selama Pandemi Covid-19 di Kelurahan Tembalang Kota Semarang Tahun 2020
Bintang, Melva Kristina br; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Widjanarko, Bagoes; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Prabamurti, Priyadi Nugraha; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-04-08 16:47:05
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/41402
perilaku pencegahan; perilaku berisiko; pandemi Covid-19; pengemudi ojek online
id
Latar belakang: Pandemi Covid-19 adalah wabah yang terjadi di seluruh dunia akibat virus Sars-Cov-2. Penyebaran yang cepat melalui droplet air liur sehingga membutuhkan pencegahan yang cepat, salah satunya adalah lockdown dan di Indonesia menggunakan metode Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Metode tersebut berdampak ke berbagai sektor termasuk sektor transportasi online. Pekerjaan pengemudi ojek online di luar ruangan meningkatkan risiko terkena virus corona. Perilaku berisiko pengemudi seperti kurang patuh dengan protokol kesehatan membawa dampak buruk dan meningkatkan penyebaran virus corona di antara mereka. Perilaku pencegahan sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan dan kebersihan di masa pandemi.Metode: Penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan subyek penelitian adalah pengemudi ojek online berlokasi di Tembalang. Pemilihan subek penelitian menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data melalui metode wawancara mendalam bersama 11 orang. Proses analisis data dimulai dari pengumpulan data dengan wawancara mendalam dari subjek penelitian , mereduksi data kemudian data disajikan dan diambil kesimpulan.Hasil: Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan perilaku pencegahan yang dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona sesuai anjuran pemerintah adalah 5M, namun perilaku yang masih diterapkan adalah penggunaan masker dan cuci tangan. Subjek penelitian tidak terlalu merasa rentan terserang virus corona dan lebih rentan terhadap dampak yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19. Hal ini menjadi serius bagi subjek penelitian karena selain terdampak pada ekonomi, terdampak pada kesehatan fisik dan mental. Penerapan perilaku pencegahan membawa manfaat yang baik bagi subjek penelitian, namun mereka memiliki hambatan sehingga penerapannya tidak berjalan dengan baik. Walaupun begitu, subjek penelitian memiliki rasa kepercayaan diri dalam menerapkan protokol kesehatan. Adanya dukungan keluarga, dukungan sosial dari pertemanan serta peraturan perusahaan menjadi bentuk isyarat bertindak bagi subjek penelitian.Simpulan: Adapun faktor yang paling berkaitan adalah persepsi keseriusan mengenai virus corona. Selain itu, perilaku pencegahan juga ditentukan oleh persepsi manfaat dan persepsi hambatan tindakannya terhadap penularan virus corona.Kata kunci: Perilaku pencegahan; perilaku berisiko; pandemi Covid-19; pengemudi ojek onlineABSTRACT Title: Overview of Preventive Behavior on Risky Behavior of Online Ojek Drivers during the Covid-19 Pandemic in Tembalang Village, Semarang City in 2020Background: The Covid-19 pandemic is a worldwide outbreak caused by the Sars-Cov-2 virus. The rapid spread through saliva droplets requires rapid prevention, one of which is a lockdown. Indonesia uses the Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) method. This method has an impact on various sectors including the online transportation sector. The work of an online motorcycle driver outside increases the spread of coronavirus. Drivers risky behaviour such as not implementing health protocols properly has a bad impact. It increases the spread of the coronavirus among them. Preventive behaviour is necessary to maintain health and hygiene during a pandemic. Method: Descriptive research with a qualitative approach with research subjects is online motorcycle taxi drivers located in Tembalang. To choose research subjects using the purposive sampling method, to collect data through in-depth interviews with 11 people. The data analysis process starts from collecting data with an in-depth interview with the research subjects, reducing the data, then presenting the data and drawing conclusions.Result: The results of this study indicate that the implementation of preventive behaviour to prevent the spread of the coronavirus according to government recommendations is 5M, meanwhile behaviours are still being applied are the use of masks and washing hands. Research subjects feel less vulnerable to the coronavirus and more vulnerable to the impacts caused by the COVID-19 pandemic. It becomes serious for the research subjects because apart from being affected by the economy, but also affected physical and mental health. The implementation of preventive behaviour bring good benefit to research subjects, but they have obstacles so that their practice does not go well. Even so, research subjects have a sense of confidence in implementing health protocols. The existence of family support, social support from friends and company regulations are a form of action cues for research subjects.Conclusion: The most relevant factor is the perception of the seriousness of the coronavirus. In addition, preventive behaviour is also determined by the perception of benefits and barriers to its action against coronavirus transmission.Keywords: preventive behaviour; risky behaviour; covid-19 pandemic; online motorcycle driver
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/23642
2022-08-10T02:08:27Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23642
2022-08-10T02:08:27Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 2 (2020): MKMI; 147-151
Hubungan Pajanan Kebisingan dengan Tekanan Darah Pada Pekerja PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta
Nurjanah, Dyah Ratri; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Joko, Tri; Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Suhartono, Suhartono; Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23642
intensitas kebisingan; tekanan darah sistolik; tekanan darah diastolik; pekerja weaving
Departement of Environmental Health Diponegoro University
id
Latar belakang : Proses produksi menimbulkan kebisingan yang dapat mengganggu kesehatan. Paparan kebisingan dalam waktu yang lama menyebabkan gangguan psikologis, gangguang kardiovaskuler seperti peningkatan tekanan darah. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara intensitas kebisingan dan masa kerja dengan tekan darah pada pekerja departemen weaving PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta.Metode:Desain studi penelitian ini adalah cross-sectional dengan sampel 60 orang pekerja departemen weaving. Pengumpulan data dengan kuesioner dan analisis data menggunakan Rank- Spearman.Hasil: Hasil pengukuran intensitas kebisingan terdapat 3 departemen weaving yang melebihi 85 dBA. Terdapat hubungan antara intensitas kebisingan dengan tekanan darah sistolik p=0,006 (r = 0,384) dan tekanan darah diastolik p=0,013 (r= 0,319) sementara tidak terdapat hubungan antara masa kerja dengan tekanan darah sistolik p=0,961 (r = 0,006) dan tekanan darah diastolik p=0,223 (r =- 0,160).Simpulan: Perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik karena pengaruh intensitas kebisingan.Kata kunci : intensitas kebisingan, tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, pekerja weavingABSTRACTTitle : The Relationship between Noise Exposure and Blood Pressure on PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta Background: The production process causes noise that can interfere with health. Long-term exposure to noise causes psychological disorders, cardiovascular disorders such as increased blood pressure. The purpose of this study is to determine the relationship between noise intensity and working period with blood pressure in the weaving department workers of PT. Iskandar Indah Surakarta Textile Printing.Method: The study design of this study was cross-sectional with a sample of 60 weaving department workers. Data collection with questionnaires and data analysis using Rank-Spearman.Results: There are 3 weaving departments exceeding 85 dBA for the measurement of noise intensity. There is a relationship between noise intensity with systolic blood pressure p = 0.006 (r = 0.384) and diastolic blood pressure p = 0.013 (r = 0.319) while there is no relationship between years of work with systolic blood pressure p = 0.961 (r = 0.006) and pressure diastolic blood p = 0.223 (r = - 0.160).Conclusion: Changes in systolic and diastolic blood pressure due to the influence of noise intensity.Keywords: noise intensity, systolic blood pressure, diastolic blood pressure, weaving workers
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/43142
2022-09-05T08:50:47Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43142
2022-09-05T08:50:47Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 4 (2022): MKMI; 286-291
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental Remaja Selama Pandemi Covid-19 : Tinjauan Literatur
Melina, Shela Ayu; Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Depok|Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Herbawani, Chahya Kharin; Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Depok|Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
2022-08-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43142
faktor pengaruh; kesehatan mental; kecemasan; remaja; pandemi covid-19
id
Latar belakang: Salah satu dampak yang menjadi perhatian akibat pandemi ini adalah kesehatan mental. Tidak hanya terjadi pada orang dewasa, remaja pun secara tidak langsung juga terkena dampak. Kesehatan mental mengacu pada kognitif, perilaku, dan kesejahteraan emosional. Berdasarkan data survei Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), 93% remaja yang mengalami gejala depresi berada pada rentang 14 – 18 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental remaja pada masa pandemi Covid-19.Metode: Metode penulisan artikel ini adalah tinjauan literatur Artikel ditelusuri menggunakan basis data daring antara lain melalui Google Scholar, Researchgate, dan Pubmed. Kriteria inklusi untuk artikel yang hendak dipilih adalah yang artikel lengkap, dapat diakses bebas, terdapat ISSN, jurnal terindeks SINTA, Arjuna, maupun google scholar, untuk jurnal internasional terakreditasi dan terpublikasi pada masa pandemi (2 tahun terakhir)Hasil: Berdasarkan hasil tinjauan, ditemukan berbagai faktor yang mempengaruhi kesehatan mental remaja selama pandemi. Faktor-faktor tersebut antara lain proses belajar daring, pola makan, waktu yang habis untuk menatap layar, konsumsi berita dari media, jenis kelamin, komunikasi dengan orang tua, bentuk keluarga, penggunaan media sosial, isolasi sosial, kerentanan individu, dan tingkat pendidikanSimpulan: Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi kesehatan mental remaja selama pandemi. Perlu dilakukan upaya dalam menjaga kesehatan mental seperti meningkatkan komunikasi antara orang tua dan anak serta menggunakan media sosial secara bijak.Kata kunci: faktor pengaruh; kesehatan mental; kecemasan; remaja; pandemi covid-19ABSTRACTTitle: Factors Affecting Adolescent Mental Health During the Covid-19 Pandemic : Literature ReviewBackground: One of the impacts of concern due to this pandemic is mental health. Not only happens to adults, teenagers are also indirectly affected. Mental health refers to cognitive, behavioral, and emotional well-being. Based on survey data from the Ministry of Women's Empowerment and Child Protection (KPPPA), 93% of adolescents who experience symptoms of depression are in the range of 14-18 years. This study aims to determine the factors that affect the mental health of adolescents during the Covid-19 pandemic. Method: The method of writing this article is a literature review. Articles are searched using online databases, including through Google Scholar, Researchgate, and Pubmed. The inclusion criteria for the articles to be selected are full text, open access, have ISSN numbers, SINTA indexed journals, Arjuna, and Google Scholar, for international journals that are accredited and published during the pandemic period (last 2 years), Result: Based on the results of the review, various factors were found that affect the mental health of adolescents during the pandemic. These factors include online learning, diet, time spent staring at screens, consumption of news from the media, gender, communication with parents, family form, use of social media, social isolation, individual vulnerability, and education level.Conclusion: There are various factors that affect the mental health of adolescents during the pandemic. Efforts need to be made to maintain mental health such as improving communication between parents and children and using social media wisely.Keywords: influence factors; mental health; anxiety; adolescents; the covid-19 pandemic
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/32760
2022-09-06T04:01:04Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/32760
2022-09-06T04:01:04Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 6 (2020): MKMI; 431-436
Evaluasi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Nangaror
Tuakong, Wigberta Mogi; Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nurjazuli, Nurjazuli; Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Budiyono, Budiyono; Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-12-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/32760
Evaluasi; STBM; cuci tangan; sabun
id
Latar belakang: Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) merupakan suatu pendekatan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi dengan melakukan pemicuan di komunitas. Pilar kedua dalam program program STBM adalah cuci tangan pakai sabun. Pelaksanaan STBM di Kecamatan Nangaroro selama 7 tahun mengalami peningkatan jumlah sarana cuci tangan pakai sabun yaitu sebanyak 2.014 dan yang belum memiliki sarana sebanyak 1351 rumah Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan cuci tangan pakai sabun di wilayah kerja Puskesmas Nangaroro.Metode: Penelitian ini menggunakan metode evaluasi dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dan dilakukan dengan wawancara mendalam. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak sebanyak 16 orang yaitu petugas sanitarian 1 orang, petugas Promkes 1 orang serta 14 orang tim STBM desa.Hasil: Penelitian ini menunjukan hanya ada satu orang petugas sanitarian, tidak ada sarana transportasi, dan tidak adanya evaluasi lintas sektor.Simpulan: Penelitian ini adalah pelaksanaan program STBM pilar kedua cuci tangan pakai sabun di wilayah kerja Puskesmas Nangaroro belum dapat berjalan dengan baik karena terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaanya. Diharapkan adanya pendampingan dan keikutsertaan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo dalam pelaksanaan program STBM.Kata kunci: Evaluasi, STBM, cuci tangan, sabun ABSTRACT Title: Community Based Total Sanitation Program Evaluation in The Working Area of The Nangaror PuskesmasBackground: Community-based total sanitation (STBM) is an approach to change hygiene and sanitation behavior by triggering in the community. The second pillar in the STBM program is washing hands with soap. The implementation of STBM in Nangaroro Subdistrict for 7 years has increased the number of means of washing hands with soap, namely 2,014 and 1351 houses that do not have the facilities. This research aims to evaluate the implementation of washing hands with soap in the work area of the Nangaroro Health Center.Method: This study uses an evaluation method with a qualitative approach. The sampling technique was purposive sampling and carried out by in-depth interviews. The number of samples in this study were 16 people, namely 1 sanitarian officer, 1 Promkes officer and 14 village STBM teams.Result: This research shows that there is only one sanitarian officer, no means of transportation, and no cross-sectoral evaluation.Conclusion: This research is the implementation of the second pillar STBM program washing hands with soap in the work area of the Nangaroro Health Center has not been able to run properly because there are several obstacles in its implementation. It is hoped that there will be assistance and participation from the Nagekeo District Health Office in the implementation of the STBM program.Keywords: Evaluation, STBM, wash hands, soap
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/46873
2023-03-06T05:16:51Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/46873
2023-03-06T05:16:51Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 6 (2022): MKMI; 387-393
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Cimekar Kabupaten Bandung
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/46873/147798
Sanofarizka, Lulu; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Rahfiludin, Mohammad Zen; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Fatimah, Siti; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-12-07 05:23:30
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/46873
pekerjaan; pendidikan; pengetahuan; sikap; ASI eksklusif
id
Latar belakang: Berdasarkan data profil kesehatan Kabupatan Bandung diketahui cakupan ASI eksklusif pada bayi < 6 bulan telah mencapai angka 63,84% sedangkan di Kecamatan Cileunyi baru mencapai 55,54%. Angka ini masih jauh dari target capaian ASI eksklusif di Indonesia berdasarkan PP nomor 33 tahun 2012 pasal 6 adalah 100%. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASI secara eksklusif. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di Desa Cimekar Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.Metode: Observasional analitik dengan desain cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 68 ibu dengan bayi usia 6-12 bulan yang bertempat tinggal di Desa Cimekar dengan teknik simple random sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner terstruktur untuk mengetahui karakteristik sampel (pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, dan sikap ibu), dukungan keluarga, dan tenaga kesehatan..Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan pemberian ASI eksklusif sebanyak 22,1% dan sebagian besar responden tidak bekerja (95,6%). Pendidikan lanjut (70,6%), pengetahuan baik (61,8%), sikap baik (63,2%). Dukungan keluarga baik (79,4%) dan dukungan tenaga kesehatan baik (60,3%). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarg dengan pemberian ASI eksklusif (p > 0,05). Sedangkan dukungan tenaga kesehatan berhubungan secara bermakna dengan pemberian ASI eksklusif (p=0,018) dan keeratan hubungan rendah (CC=0,276).Simpulan: Faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI secara eksklusif hanya dukungan tenaga kesehatan.Kata kunci: pekerjaan; pendidikan; pengetahuan; sikap; ASI eksklusifABSTRACTTitle: Factors Associated with Exclusive Breastfeeding in Cimekar Village, Bandung RegencyBackground: Based on the health profile data of Bandung Regency, it is known that the coverage of exclusive breastfeeding for infants < 6 months has reached 63.84% while in the Cileunyi District it has only reached 55.54%. This figure is still far from the achievement target of exclusive breastfeeding in Indonesia based on PP no. 33 of 2012 article 6 is 100%. Many factors can affect exclusive breastfeeding. The purpose of this study was to analyze the factors associated with exclusive breastfeeding in Cimekar Village, Cileunyi District, Bandung Regency.Method: Analytical observation with cross-sectional design. The number of samples was 68 mothers with babies aged 6-12 months who lived in Cimekar Village using a simple random sampling technique. The research instrument used a structured questionnaire to determine the characteristics of the sample (occupation, education, knowledge, and attitudes of the mother), family support, and health workers.Results: The results of this study showed that exclusive breastfeeding was 22.1% and most of the respondents did not work (95.6%). Further education (70.6%), good knowledge (61.8%), good attitude (63.2%). Good family support (79.4%) and good health worker support (60.3%). There was no significant relationship between work, education, knowledge, attitudes, and family support with exclusive breastfeeding (p > 0.05). Meanwhile, the support of health workers was significantly related to exclusive breastfeeding (p=0.018) and the closeness of the relationship was low (CC=0.276).Conclusion: The only factor related to exclusive breastfeeding is the support of health workers.Keywords: occupation; education; knowledge; attitude; exclusive breastfeeding
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/55897
2023-08-02T16:16:06Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55897
2023-08-02T16:16:06Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 3 (2023): MKMI; 183-188
Pengaruh Motivasi Kerja, Hubungan Interpersonal, dan Burnout (Kejenuhan Kerja) Terhadap Kepuasan Kerja Guru Tunagrahita di SLB Negeri Semarang
Bryantami, Korinne Shabira; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Ekawati, Ekawati; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Wahyuni, Ida; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2023-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55897
kepuasan kerja; motivasi kerja; hubungan interpersonal; burnout
id
Latar belakang: Kepuasan kerja didefinisikan sebagai sikap positif terhadap pekerjaan seseorang yang berasal dari aspek penilaian baik dan buruk dari pekerjaan serta bagaimana pengaruhnya terhadap mereka, sehingga menghasilkan penilaian atau kepuasan tersendiri. Hal ini dapat berasal dari faktor hasil pekerjaan, pengakuan pimpinan atas pekerjaan yang dilakukan, kompensasi, pengembangan diri, dan hubungan interpersonal kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja, hubungan interpersonal, dan burnout (kejenuhan kerja) terhadap kepuasan kerja guru tunagrahita di SLB Negeri Semarang.Metode: Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan pendekatan studi cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling sebanyak 40 responden guru tunagrahita. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu kuesioner. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja (sig. 0,000). Hubungan interpersonal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja (sig. 0,447). Burnout tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja (sig. 0,293).Simpulan: Kesimpulan penelitian ini ketiga variabel tersebut berkontribusi terhadap variabel kepuasan kerja sebesar 52,4%, sedangkan sisanya sebesar 47,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.Kata kunci: kepuasan kerja; motivasi kerja; hubungan interpersonal; burnoutTitle: The Influence of Work Motivation, Interpersonal Relationships, and Burnout (Job Saturation) on Job Satisfaction of Teachers with Disabilities in Semarang State SLBBackground: Job satisfaction is defined as a positive attitude towards one's job that comes from aspects of assessing the good and bad of the job and how it affects them, resulting in their assessment or satisfaction. This can come from factors of work results, leadership recognition of the work done, compensation, self-development, and work interpersonal relationships. The purpose of this study was to determine the effect of work motivation, interpersonal relationships, and burnout on job satisfaction of tunagrahita teachers in SLB Negeri Semarang.Method: This research is a quantitative type with a cross-sectional study approach. Sampling using a total sampling method of as many as 40 respondents of tunagrahita teachers. The research instrument used was a questionnaire.Result: The results showed that work motivation has a significant effect on job satisfaction (sig. 0.000). Interpersonal relationships do not significantly affect job satisfaction (sig. 0.447). Burnout has no significant effect on job satisfaction (sig. 0.293).Conclusion: The conclusion of this study is that the three variables contribute to the job satisfaction variable by 52.4%, while the remaining 47.6% is influenced by other variables not examined in this study.Keywords: job satisfaction; work motivation; interpersonal relationships; burnout
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/32870
2022-09-06T04:04:13Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/32870
2022-09-06T04:04:13Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 6 (2020): MKMI; 437-443
Praktek Orang Tua dalam Pendampingan pada Anak sebagai Korban Bullying di SMP Kec. Banyumanik (Studi Di SMP Negeri 27 Kota Semarang, Kecamatan Banyumanik)
Tarigan, Adis Fajrina Razak; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusumawati, Aditya; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Husodo, Besar Tirto; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-12-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/32870
Bullying; orang tua; korban; pendampingan
id
Latar belakang: Fenomena bullying sangat tidak asing terdengar dalam lingkup anak sekolah terutama para remaja yang merupakan fase transisi dari masa anak-anak menuju dewasa sehingga berpotensi untuk melakukan tindakan-tindakan menyimpang yang merupakan dampak negatif dari bullying khususnya pada korban. Untuk itu diperlukannya pendampingan oleh orang tua khusunya pada korban agar terhindar dari dampak negatif bullying berupa fisik maupun psikis seperti murung, penakut, depresi, penurunan akademis hingga bunuh diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran praktek dalam pendampingan orang tua pada anak sebagai korban bullying di Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Banyumanik.Metode: Pada penelitian deskriptif kualitatif ini dilakukan pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam kepada 4 subjek penelitian dengan metode purposive sampling. Uji validitas dilakukan dengan 4 subjek triangulasi yang merupakan guru korban di sekolah yang bertanggung jawab langsung ketika terjadinya peristiwa bullying yang dialami korban. Uji realibilitas dilakukan dengan auditing data.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendampingan yang dilakukan orang tua memiliki dampak yang cukup signifikan terlihat dari perubahan perilaku yang terjadi pada korban.Simpulan: Saran untuk orang tua selaku lingkungan utama bagi korban agar selalu memperhatikan perkembangan anak dan memberikan pendampingan ketika anak membutuhkan agar terhindar dari terbentuknya perilaku yang negatif pada korban.Kata kunci: Bullying; orang tua; korban; pendampingan ABSTRACTTitle: Practice of Parents in Assistance of Children as Bullying Victims in Smp Banyumanik’s Sub-DistrictBackground: The phenomenon of bullying is very familiar to the scope of school children, especially teenagers, which is a transitional phase from childhood to adulthood so that it has the potential to commit deviant actions which are the negative impact of bullying, especially on victims. For this reason, assistance by parents, especially victims, is needed to avoid the negative effects of bullying in the form of physical and psychological conditions, such as gloom, fear, depression, academic decline to suicide. This study aims to determine the description of the practice in assisting parents to children as victims of bullying in Junior High Schools (SMP) in Banyumanik Sub-district.Method: In this qualitative descriptive study, data collection was carried out by means of in-depth interviews with 4 research subjects using purposive sampling method. The validity test was carried out with 4 triangulation subjects who were the victim teachers in schools who were directly responsible when the bullying happened to the victim. Reliability test is done by auditing the data.Result: The results showed that the assistance provided by parents had a significant impact as seen from the changes in behavior that occurred to the victim.Conclusion: Suggestions for parents as the main environment for victims to always pay attention to children's development and provide assistance when the child is in need in order to avoid forming negative behavior towards the victim.Keywords: Bullying; parents; victim; assistance
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/53316
2023-07-31T02:50:51Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/53316
2023-07-31T02:50:51Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 2 (2023): MKMI; 82-88
Tantangan Implementasi Hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbangda) Berdasarkan Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Kinerja Melalui Pendekatan Transformasi Sistem Kesehatan
Wibowo, Djembar; Biro Perencanaan dan Anggaran, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Indonesia|Kementerian Kesehatan RI
2023-05-08 13:56:36
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/53316
musrenbangda; perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja; transformasi sistem kesehatan
id
Latar belakang: Kementerian Kesehatan melakukan upaya sinkronisasi perencanaan dan penganggaran pusat dengan daerah yang dituangkan dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2023, mengamanatkan proses penganggaran berbasis kinerja (performance based budgeting). Penelitian ini bertujuan merumuskan bentuk rekomendasi kebijakan yang tepat sasaran dalam rangka menyelesaikan persoalan tantangan yang dihadapi dalam implementasi hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbangda) berbasis kinerja dengan menggunakan pola tatanan baru yaitu Transformasi Sistem Kesehatan.Metode: Penelitian deskriptif dengan pendekatan observasional, menggunakan variabel antara kesesuaian hasil perencanaan dan penganggaran pusat-daerah dengan pencapaian kinerja daerah berbasis transformasi sistem kesehatan. Prosedur pelaksanaan Musrenbangda menggunakan FGD yang melibatkan Tim Perencana Program.Hasil: Berdasarkan Musrenbangda Bidang Kesehatan, konteks operasional penyusunan perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja di dalam pola tatanan yang baru, yaitu Transformasi Sistem Pelayanan Kesehatan, perlu menetapkan strategi pembangunan kesehatan berbasiskan pada: 1) Tenaga Kesehatan yang mau dan mampu berpikir tentang perilaku sehat, 2) Institusi Kesehatan yang mau dan mampu menerapkan semua standart yang telah ditetapkan Pemerintah, baik di dalam Undang-Undang atau Peraturan Menteri, termasuk kepatuhan terhadap SOP, 3) Konsep Pengambilan Keputusan bagi Pemda yang berkaitan dengan permasalahan kesehatan dengan berpedoman pada peningkatan akses yankes yang merata dan berkesinambungan, 4) Masyarakat sebagai subjek sekaligus objek pembangunan kesehatan, harus mau, mampu dan dapat bersikap sebagai agent of change, di dalam kelompok terkecilnya yaitu keluarga bahkan sampai ke individunya.Simpulan: Kementerian Kesehatan berkomitmen penuh untuk mempersiapkan dan memetakan seluruh sasaran hasil dari Musrenbangda bidang kesehatan untuk menetapkan isu strategis dan prioritas pembangunan kesehatan yang sesuai dengan perencanaan serta penganggaran pusat - daerah berbasis kinerja.Kata kunci: musrenbangda, perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja, transformasi sistem kesehatan ABSTRACT Title: The Challenges of Implementing the Results of Regional Development Planning Forum "Musrenbangda" Based on Performance-Based Planning and Budgeting Through the Health System Transformation Approach Background: The 2023 Government Work Plan requires performance-based budgeting by the Ministry of Health to harmonize central and regional planning and budgeting. This study aims to provide accurate policy recommendations to address the challenges of implementing the performance-based Regional Development Planning Forum "Musrenbangda" results using a new order pattern, Health System Transformation. Method: Descriptive observational research comparing central-regional planning and budgeting results with regional performance based on health system change."Musrenbangda" implementation uses FGDs with the Program Planning Team. Result: The results of the "Musrenbangda" in the health sector require the establishment of a health development strategy based on: 1) health workers who are willing and able to think about healthy behavior simultaneously, 2) Health institutions that are willing and competent to implement all government requirements, including laws, ministerial rules, and SOPs, 3) Regional government health decision-making based on equitable and sustainable health service access 4) Communities, as subjects and objects of health development, must be willing.Conclusion:The Ministry of Health is committed to preparing and mapping out all "Musrenbangda" health sector outcomes to define strategic concerns and goals for health development in accordance with performance-based central and regional planning and budgeting. Keywords: musrenbangda, performance-based planning and budgeting, health system transformation
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/2839
2016-10-14T11:39:36Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/2839
2016-10-14T11:39:36Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 9, No 1 (2010): MKMI; 7-13
Hubungan Antara Persepsi Kualitas Pelayanan Dengan Minat Kunjungan Ulang Pasien Rawat Jalan Okupasi Terapi RS Ortopedi dr. R. Soeharso Surakarta 2009
Yuliastuti, Tri; Staf Rumah Sakit Orthopedi dr. R. Soeharso Surakarta
Arso, Septo Pawelas; Staf Pengajar Bagian AKK FKM UNDIP
Nugraha P, Priyadi; Staf Pengajar Bagian AKK FKM UNDIP
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/2839
en
The number of therapist and patient visit of occupational therapy service of dr. Suharso Orthopedic Hospital(RSOS) is larger than other services in Surakarta. Visit number of existing patient is more than new patient,which it is mean that most of patients have willingness to revisit to get services. Quality of services in healthcare has important role in patient satisfaction and intention in repurchasing as customer. However, there arestill patient complaints toward the quality service of occupational therapy of RSOS. It’s need to evaluate theservice quality and patient intention of revisit. This research aim is to find out the correlation between patientperception of service quality and patient interest to go revisit occupational therapy room of RSOS. Thisresearch type was quantitative method with cross sectional approach. Population study was 205 patients, whowere visiting in January until April 2009. Data obtained by interview used questionnaire toward 34respondents by accidentally sampling method. Data analyzed use statistic test of pearson-product momentwith 95% confidence level. This research revealed that the most of patient perception of therapist servicesquality is good (64.7%), the most of perception of service equipment quality is good (64.7%) and the mostperception of therapy result is also good (61.8%). While 67.6% of patient revisit interest is . The statisticanalyzes showed that perception of service equipment quality (p=001) and perception of therapy result(p=0,036) have correlation with patient revisit interest. While therapist services quality (p=0,067) didn’t havecorrelation with patient revisit interest. It’s concluded that perception of service equipment quality andperception of therapy in RSOS are good and it’s influenced revisit patient.Keywords: Perception, Service Quality, Occupational Therapy.http://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/2839
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/34309
2022-02-18T04:09:56Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/34309
2022-02-18T04:09:56Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 1 (2021): MKMI; 19-25
Persepsi Dampak Ekonomi dan Sosial terhadap Kerentanan Fisik pada Status Kesehatan selama Pandemi COVID-19 (Studi Kasus di Provinsi Jawa Tengah)
Dewi, Fitriana Tungga; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Sriatmi, Ayun; Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nandini, Nurhasmadiar; Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-02-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/34309
Kerentanan fisik; ekonomi; sosial
id
ABSTRAK Latar belakang: Akibat terjadinya pandemi COVID-19, pemerintah dan otoritas kesehatan menerapkan kebijakan social distancing dan phsycal distancing, PSBB, karantina, dan lockdown daerah tertentu. Kebijakan ini mempengaruhi kondisi masyarakat dalam aspek sosial dan ekonomi yang menimbulkan persepsi dampak sosial dan ekonomi. Hal ini mempengaruhi perilaku dan tingkat stres masyarakat sehingga meningkatkan potensi mengalami masalah kesehatan dan kehidupannya kelak, sehingga masalah dimensi kerentanan fisik dalam status kesehatan berpotensi semakin meningkat. Kerentanan fisik merupakan keadaan rentannya seseorang terhadap morbiditas atau mortalitas. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan persepsi dampak ekonomi dan dampak sosial terhadap dimensi kerentanan fisik dalam status kesehatan selama pandemi COVID-19.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, metode yang digunakan adalah explanatory research dengan pendekatan cross sectional dengan melibatkan 167 responden di Provinsi Jawa Tengah pada bulan Mei-Desember 2020. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling aksidental. Pengumpulan data menggunakan google form dan analisisnya menggunakan uji Korelasi Rank Spearman.Hasil: Penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi dampak ekonomi dengan kerentanan fisik dalam status kesehatan selama pandemi COVID-19 (p-value = 0,414) dan tidak terdapat hubungan signifikan antara persepsi dampak sosial dengan kerentanan fisik dalam status kesehatan selama pandemi COVID-19 (p-value = 0, 394).Simpulan: Tidak adanya hubungan signifikan antara persepsi dampak sosial dan persepsi dampak ekonomi dengan kerentanan fisik dalam status kesehatan. Kata kunci: Kerentanan fisik, ekonomi, sosial ABSTRACT Title: Perception Of Economic and Social Impact on Physical Vulnerability in Health Status During the Covid-19 Pandemic (Case Study in Central Java Province) Background As a result of the COVID-19 pandemic, the government and health authorities have implemented social distancing and physical distancing policies, PSBB, quarantine, and lockdowns in certain areas. This policy affects the condition of the community in social and economic aspects which give rise to perceptions of social and economic impacts. This affects the behavior and stress level of the community, thereby increasing the potential for experiencing health problems and life in the future, so that the problem of physical vulnerability dimensions in health status has the potential to increase. Physical vulnerability is a condition where a person is susceptible to morbidity or mortality. The purpose of this study was to identify the relationship between perceived economic and social impacts on the dimensions of physical vulnerability in health status during the COVID-19 pandemic.Method: This research is a quantitative research, the method used is explanatory research with a cross sectional approach involving 167 respondents in Central Java Province in May-December 2020. Sampling was using accidental sampling techniques. Data collection using google form and analysis using the Spearman Rank Correlation test.Result: This study shows that there is no significant relationship between perceived economic impact and physical vulnerability in health status during the COVID-19 pandemic (p-value = 0.414) and there is no significant relationship between perceived social impact and physical vulnerability in health status during the COVID-19 pandemic. (p-value = 0, 394).Conclusion: There is no significant relationship between perceived social impacts and perceived economic impacts with physical vulnerability to health status. Keywords: physical vulnerability, economic, and social
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/56441
2024-01-05T00:01:37Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56441
2024-01-05T00:01:37Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 6 (2023): MKMI; 346-351
Identifikasi Parasit Alergen Kulit dan Evaluasi Personal Hygiene pada Anak Pesantren
Supandi, Ahmad; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
Isfanda, Isfanda; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
Nora, Syarifah; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
2023-12-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56441
alergen; skabies; personal hygiene; tungau debu rumah
id
Latar belakang: Alergi merupakan reaksi hipersensitivitas tubuh yang berlebihan terhadap suatu alergen. Alergen yang dapat menyebabkan infeksi pada kulit diantaranya Sarcoptes scabiei var hominis dan tungau debu rumah. Penyakit skabies di pondok pesantren kurang diperhatikan oleh santri. Faktor lingkungan yang kurang baik, personal hygiene yang buruk, pengetahuan yang kurang adalah penyebab terjadinya risiko penularan penyakit skabies. Tujuan dari penelitian adalah identifikasi alergen kulit dan mengetahui hubungan personal hygiene dengan skabies.Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik Cross Sectional Study. Sampel dipilih dengan metode Purposive Sampling yaitu siswa yang mengalami infeksi kulit dan didapatkan 145 siswa.Hasil: Hasil penelitian didapatkan identifikasi Sarcoptes Scabiei Var Hominis dan Dermatophagoides Farinae. Distribusi skabies diketahui sebanyak 20 (13,8%) responden mengalami skabies, sedangkan 125 (86,2%) responden tidak mengalami skabies. Distribusi personal hygiene diketahui 100 (69%) responden memiliki personal hygiene yang baik dan 45 (31%) responden memiliki personal hygiene yang buruk. Hasil analisa bivariat didapatkan responden yang memiliki personal hygiene yang buruk yaitu 45 responden (31%) dengan 13 responden (28,9%) dan 32 responden (71,1%) tidak mengalami skabies. Sementara responden yang memeliki personal hygiene yang baik yaitu 100 responden (69%) dengan 93 responden (93%) tidak mengalami skabies dan 7 responden (7%) mengalami skabies.Simpulan: Kesimpulan penelitian adalah terdapat hubungan personal hygiene dan skabies, siswa diharapkan lebih memperhatikan personal hygiene dan tidak melakukan kontak dengan penderita skabies agar tidak terjadi penularan.Kata kunci: alergen; skabies; personal hygiene; tungau debu rumah Title: Identification of Skin Allergen Parasites and Evaluation of Personal Hygiene in Islamic Boarding School ChildrenBackground: Allergy is an excessive hypersensitivity reaction of the body to an allergen. Allergens that can cause infections of the skin include Sarcoptes scabiei (var. hominis) and house dust mites. Scabies disease in Islamic boarding schools is not given enough attention by students. Unfavorable environmental factors, poor personal hygiene, and lack of knowledge are the causes of the risk of scabies transmission. The purpose of this research is to help skin allergens and determine the relationship between personal hygiene and scabies.Method: The type of research used is a descriptive analytical cross sectional study. The sample was selected by purposive sampling method, namely students who had skin infections and obtained 145 students. Result: Dermatophagoides Farinae and Sarcoptes Scabiei Var Hominis were identified by the research findings. The distribution of scabies was as follows: 125 respondents (86.2%) did not develop scabies, while 20 (13.8%) did. According to the data on personal hygiene distribution, one hundred (69%) of the respondents maintain adequate personal hygiene, while forty-five (31%) do not. The bivariate analysis revealed that among the respondents, 45 individuals (31%) exhibited inadequate personal hygiene, while 13 individuals (28.9%) and 32 individuals (71.1%) did not report any instances of scabies. In contrast, one hundred respondents (69%) maintained excellent personal hygiene, with seven respondents (7%) developing scabies and 93 respondents (93%) not experiencing them. Conclusion: The study found a link between personal hygiene and scabies. Students should practice better cleanliness and avoid scabies sufferers to prevent transmission.Keywords: allergen; scabies; personal hygiene; house dust mite
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6167
2014-02-06T14:27:13Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/6167
2014-02-06T14:27:13Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 11, No 1 (2012): MKMI; 75-85
Rokok, Pola Pemasaran dan Perilaku Merokok Siswa SMA/Sederajat di Kota Semarang
Cahyo, Kusyogo
Asmita Wigati, Putri
Shaluhiyah, Zahroh
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/6167
en
Populasi perokok yang mulai merokok sebelum berumur 19 tahun meningkat dari 69% tahun 2001 meniadi 78% tahun 2004. Penelitian ini bertuiuan untuk mengetahui pola pemasaran rokok, karakteristik perokok dan perilaku merokok siswa SMA/sederajat do Kota Semarang. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan subyek adalah siswa SMA/sederajat, berumur l5-19 tahun, berstatus perokok. Pengambilan subyek penelitian menggunakan metode Purposive Sampling. Pengumpulan data melalui wawancara dan diskusi kelompok terarah. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar subyek memulai merokok ketika berumur dibawah 15 tahun, memiliki konsep diri yang negatif karena merokok, mengetahui kegawatan dari penyakit akibat rokok, akan tetapi belum dapat berhenti karena factor kecanduan. Pola pemasaran produk rokok yang berpengaruh kuat membentuk perilaku merokok remaja adalah pergaulan teman sebaya, perilaku merokok orangtua atau keluarga terdekat. Pengetahuan subjek yang masih rendah tentang rokok mengakibatkan sikap yang positif terhadap perilaku merokok. Kata Kunci: Rokok, pola pemaiaran, peiilaku merokok Cigarette, Marketing Patterns, and Smoking Behaviour of senior High school student in Semarang City, The smoker population had started on 19th years old getting increase from 69% on 2001 become 78% on 2004. The goal of this research were to analized cigarette marketing pattterns, smoker characteristic, and smoking behaviour of senior High school student in Semarang city. The type of this research is descriptive and qualitative that sample were smoker students on 15-19th years old and taken by purposive sampling. Collecting data by interview and Focus Group Discussion. The result showed that almost subject started smoking when they were on l5th years old, they have a negative concept because of smoker status, and actually know the illness, but cannot stop smoking. The association between friends, parents or family behaviour were form of cigarette marketing patterns that have strong influence of smoking behaviour. The knowledge of subject were low and it caused a positive attitude of smoking behavior Key Words: Cigarette, Marketing Path, Smoking Behaviour
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/36492
2022-02-18T07:51:21Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/36492
2022-02-18T07:51:21Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 2 (2021): MKMI; 134-138
Sikap Pengemudi Dump Truck Terhadap Safety Driving
Wahyudi, Deni; Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Faletehan, Serang|Universitas Faletehan
Pertiwi, Wiwik Eko; Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Faletehan, Serang|Universitas Faletehan
2021-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/36492
Dump truck; pengetahuan; safety driving; tingkat pendidikan; umur
id
Latar belakang: Berdasarkan data Laka Lantas Polda Banten pada tahun 2018 terjadi 1.263 kasus kecelakaan dengan juo mlah korban meninggal 605 orang, luka berat 160, luka ringan 1.398 orang dengan kerugian materi mencapai Rp 3,3 miliar lebih dan pada tahun 2019 laka lantas bertambah dengan jumlah 1.402 kejadian, dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 649 orang, luka berat 139 orang, luka ringan 1.629 orang dengan jumlah kerugian mencapai Rp 2,8 miliar. Safety driving merupakan upaya untuk mengemudi lebih lanjut yang lebih memperhatikan keselamatan bagi pengemudi dan penumpang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, tingkat pendidikan dan umur dengan sikap pengemudi dump truck terhadap safety driving di PT. Banten Muda Mandiri.Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dimana variabel independen (pengetahuan, tingkat pendidikan dan umur) dan variabel dependen (sikap pengemudi terhadap safety driving) diteliti pada saat yang bersamaan. Data dianalisis menggunakan pendekatan Uji Kai Kuadrat (Chi Square Test), dengan batas CI 95%. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengemudi dump truck sebanyak 55 orang dan sampel penelitian adalah total populasi. Hasil: Hasil penelitian menunjukan dari 55 responden terdapat 67,3% responden mempunyai sikap safety driving baik, 61,8% responden berusia ≥ 30 tahun, 60,0% memiliki tingkat pendidikan tinggi, 78,2% responden yang memiliki pengetahuan baik. Hasil analisa bivariat menunjukan ada hubungan antara tingkat pendidikan (0,049) dan pengetahuan (0,043) dengan sikap pengemudi terhadap safety driving. Simpulan: responden yang mempunyai sikap positif lebih banyak dibandingkan dengan responden yang mempunyai sikap negatif serta terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan dengan sikap terhadap safety driving.Kata kunci: Dump truck, pengetahuan, safety driving, tingkat pendidikan, umur ABSTRACTTitle: Safety Driving Attitudes of the Dump Truck DriverBackground: Based on data from Laka Lantas Regional Police of Banten, in 2018 there were 1,263 accidents with 605 fatalities, 160 serious injuries, 1,398 minor injuries with more than Rp.3.3 billion in material losses and in 2019 increased to 1,402 incidents, with the number of victims who died as many as 649 people, 139 people were seriously injured, and slightly injured 1,629 people with a total loss of up to Rp 2.8 billion. Safety driving is an effort to further drive that pays more attention to safety for drivers and passengers. This study aims to determine the relationship between knowledge, education level and age with the attitude of dump truck drivers on driving safety at PT. Banten Muda Mandiri.Method: The independent variables of this study are knowledge, education level and age, while the dependent variable is the attitude of the driver towards safety driving with cross sectional design study. The research sample was 55 driver of dump truck. Primary data collection using a questionnaire.Result: The results showed that out of 55 respondents, 67.3% of respondents had a good driving safety attitude, 61.8% of respondents were ≥ 30 years old, 60.0% had a high level of education, 78.2% of respondents had good knowledge. The results of the bivariate analysis showed that there was a relationship between the level of education (0.049) and knowledge (0.043) with the driver's attitude towards driving safety.Conclusion: Respondents were had positive attitude more than negative attitude, there was a relationship between the level of education (0.049) and knowledge (0.043) with the driver's attitude towards driving safety.Keywords: Dump truck, knowledge, safety driving, education level, age
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/22797
2022-08-04T03:02:13Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22797
2022-08-04T03:02:13Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 18, No 1 (2019): MKMI
Studi di SMA Kabupaten Banyuwangi : Pengaruh Pemberian Media Booklet Kesehatan Reproduksi terkait Cybersex
Yunita, Rizky Dwiyanti; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2019-04-15 14:09:57
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22797
Booklet; Kesehatan Reproduksi; Cybersex
id
Materi seksual online yang semakin mudah untuk diakses dibandingkan dunia nyata membuat remaja menjadi konsumen setia cybersex. Penelitian di Jawa Timur menunjukkan hasil 76,8% penikmat cybersex ada pada usia 15 – 17 tahun. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan, persepsi dan praktik remaja terkait cybersex.Jenis penelitian adalah Quasi Eksperimental dengan metode Pretest – Posttest Control Group Design terhadap 66 siswa. Sampel dipilih dengan teknik Purposive Sampling, dengan jumlah 33 kelompok intervensi dan 33 kelompok kontrol. pemilihan sampel dibantu oleh guru BK, sebelum pemberian materi oleh guru BK diadakan pre test dan pada kelompok intervensi diberikan booklet, setelah pemberian intervensi dilakukan post test. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Analisis data menggunakan uji wilcoxon Signed Ranks Test dan uji Mann Whitney.Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan pengetahuan, persepsi praktik dan variabel penganggu lainnya sebelum pemberian pendidikan kesehatan reproduksi antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p>0.05), ada perbedaan pengetahuan, persepsi praktik dan variabel penganggu lainnya sesudah pemberian pendidikan kesehatan reproduksi antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p<0.05), ada perbedaan pengetahuan, persepsi dan praktik remaja terkait cybersex sebelum dan setelah pemberian pendidikan kesehatan reproduksi (p<0.05), tidak ada perbedaan perubahan pengetahuan, persepsi dan praktik remaja terkait cybersex sebelum dan setelah pemberian pendidikan kesehatan reproduksi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p>0.05). Disimpulkan bahwa peran keluarga dan guru sangat dibutuhkan untuk menanggulangi berkembangnya aktivitas berselancar di media cybersex, melalui pendekatan dan penyuluhan kesehatan secara continue diharapkan dapat menurunkan angka kejadian kasus HIV, KTD dan aborsi.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/39141
2022-08-04T05:02:51Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39141
2022-08-04T05:02:51Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 4 (2021): MKMI; 275-282
Analisis Manajemen Stres Kerja Pada Pengajar Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Padang Tahun 2020
Alfian, Azyyati Ridha; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas, Padang|Universitas Andalas
Zahrah, Rosidah; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas, Padang|Universitas Andalas
Sari, Putri Nilam; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas, Padang|Universitas Andalas
Azkha, Nizwardi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas, Padang|Universitas Andalas
2021-08-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39141
Manajemen Stres; Pengajar; Sekolah Luar Biasa; Siswa; Stres kerja
id
Latar belakang: Berdasarkan survey profesi guru/ pengajar merupakan salah satu profesi dengan tingkat stres paling besar, apalagi seorang pengajar SLB yang memikul beban kerja yang tidak ringan. Pengajar menyatakan sering merasa cemas, sakit kepala, dan gejala lainnya karena pekerjaannya sehingga hal tersebut dapat memperngaruhi pekerjaan apabila tidak dikelola dengan baik Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kejadian stres dan manajemen stres kerja pada pengajar SLB. Metode: Penelitian menggunakan teknik kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian dilakukan di SLBN 1 Padang bulan Januari - April 2020 melalui wawancara mendalam dengan 7 informan. Informan dipilih dengan teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan analisis isi dan triangulasi sumber dan metode. Hasil: Menunjukan adanya gejala stres kerja pengajar seperti, pusing, kelelahan, sering melamun yang disebabkan oleh faktor beban kerja, keterbatasan dan tingkah laku anak didik (faktor pekerjaan) dan waktu kerja yang terlalu lama (faktor non-pekerjaan). Simpulan: Pengelolaan stres kerja dengan pendekatan individu yaitu sharring, pengelolaan waktu, menegur bagi anak yang tidak bisa patuh, dan selebihnya memilih untuk diam. Pendekatan organisasi seperti meningkatkan komunikasi pengajar dalam organisasi, dan adanya bentuk dukungan sosial. Manajemen stres sangat membantu dalam pengelolaan stres kerja bagi pengajar di SLB Negeri 1 Padang. Sehingga perlu dipahami oleh para pengajar agar tidak terjadi penurunan potensi kinerja.ABSTRACT Title: Analysis of Work Stress Management in Teachers of Public Extraordinary Schools 1 Padang in 2020Background: A teacher sometime feels anxious, dizziness, and other symptoms because of their work so that it could affect the job if it was not managed properly. This study aims to analyze the incidence of stress and work stress management of teachers in special school.Method: This research used qualitative techniques with a phenomenological approach. The research was conducted at Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Padang from January to April 2020 through in-depth interviews with 7 informants. The informants were selected by the purposive sampling technique. Data analysis was performed by content analysis and triangulation of sources and methods. Result: The result of this study showed that there were symptoms of teacher work stress such as dizziness, fatigue, frequent daydreaming caused by workload factors, limitations and student behavior (work factors), and too long working time (non-work factors).Conclusion: The management of work stress with an individual approach, namely sharing, time management, reprimanding children who cannot obey, and the rest choose to remain silent. Organizational approaches such as improving teacher communication within organizations, and the existence of forms of social support. Stress management is very helpful in managing work stress for teachers at Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Padang. So, it needs to be understood by the teachers that there is no decrease in potential performance.Keywords: Extraordinary Schools, Job stress, Stress Management, Students, Teacher
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/39456
2022-02-20T09:02:12Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39456
2022-02-20T09:02:12Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 5 (2021): MKMI; 334-341
Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Kepatuhan Masyarakat terhadap Protokol Kesehatan Pencegahan Covid-19 di Desa Banyukuning, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang
Yuliyanti, Fitria; Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Suryoputro, Antono; Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Fatmasari, Eka Yunila; Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39456
Kepatuhan; Protokol Kesehatan; Covid-19
id
Latar belakang: Pemerintah Indonesia membentuk kebijakan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 sebagai upaya untuk menekan penyebaran virus tersebut di seluruh Indonesia. Desa Banyukuning merupakan desa yang masih aktif dalam membuat sebuah acara pada masa pandemi COVID-19 dan ditemukan permasalahan terkait dengan kepatuhan protokol kesehatan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor apa saja yang memiliki hubungan dengan kepatuhan masyarakat serta untuk melihat kondisi masyarakat Desa Banyukuning dalam tanggap pencegahan Covid-19.Metode: Metode penelitian menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah responden 96 orang yang dipilih dengan teknik quota/proporsional sampling.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin, tingkat pendidikan, sarana prasarana, pengawasan, dan dukungan tokoh masyarakat memiliki hubungan yang signifikan dengan kepatuhan masyarakat dengan nilai p di bawah 0,05.Simpulan: Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan memaksimalkan program “Jogo Tonggo” yang digalakkan oleh pemerintah daerah untuk menjaga sikap masyarakat yang waspada, peduli, dan informatif terhadap perkembangan Covid-19.Kata kunci: Kepatuhan; Pencegahan; Covid-19 ABSTRACTTitle: Factors Affecting Community Compliance toward Covid-19 Prevention Health Protocol in Banyukuning Village, Bandungan District, Semarang RegencyBackground: As part of an effort to reduce the spread of the virus throughout Indonesia, the Indonesian government established a health protocol policy for Covid-19 prevention. Banyukuning Village is a village that is still active in making events during the COVID-19 pandemic and problems related to compliance with health protocols. The purpose of this study is to discover what factors influence community compliance and to assess the community's readiness to respond to Covid-19 prevention in Banyukuning.Method: A quantitative research design with a cross-sectional approach was used in the research method. The total number of respondents was 96, and they were chosen using a quota / proportional sampling technique.Result: Gender, education level, infrastructure, supervision, and support from community leaders were found to have a significant relationship with community compliance, with a p value less than 0.05.Conclusion: One effort that can be made is to maximize the local government's "Jogo Tonggo" program in order to maintain an alert, caring, and informative attitude toward the development of Covid-19.Keywords: Compliance; Prevention; Covid-19
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/22702
2022-04-03T10:29:20Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22702
2022-04-03T10:29:20Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 1 (2020): MKMI; 14-18
Peran Tenaga Pelaksana Eliminasi dalam Pelaksanaan Program Pemberian Obat Secara Massal (POPM) Filariasis di Kota Pekalongan
Jorghi, Herlysse Jorghi; Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Ginandjar, Praba; Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusariana, Nissa; Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Saraswati, Lintang Dian; Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-02-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22702
Filariasis; Tenaga Pelaksana Eliminasi
id
Latar belakang: Penyakit Filariasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing filaria. Kota Pekalonganmerupakan kota dengan endemis filariasis dan telah dilakukan Program Pemberian Obat secara Massal (POPM) sejak tahun 2011 hingga 2015, Namun, hasil Survei Darah Jari (SDJ) menunjukkan nilai Mikrofilaria Rate di Kota Pekalongan masih > 1%. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peran Tenaga Pelaksana Eliminasi (TPE) filariasis dan hambatan yang ditemui pada pelaksanaan POPM di Kota Pekalongan.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectiona. Jumlah sampel 95 orang petugas TPE dengan menggunakan simple ramdom sampling. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuesioner. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa EP dalam memilih anggota keluarga target yang akan dirawat adalah optimal (63,2%). EP dalam membantu puskesmas menentukan dosis dan pemberian obat-obatan untuk masing-masing keluarga yang dibantu (52,6%). EP dalam merekam keluarga yang dibantu yang minum obat pada kartu sudah optimal (55,8%). EP dalam memantau dan mencatat reaksi perawatan yang mungkin timbul dan melaporkan kepada petugas kesehatan adalah optimal (61,1%).Simpulan: Peran tenaga pelaksana eliminasi TPE di Kota Pekalongan dalam menyeleksi anggota keluarga binaan yang akan diobati, dalam membantu puskesmas menentukan dosis dan pemberian obat pada setiap keluarga binaan, dalam pencatatan keluarga binaan yang meminum obat pada kartu, dan dalam pengawasan dan pencatatan reaksi pengobatan yang mungkin timbul serta pelaporan kepada petugas kesehatan sudah optimalKata kunci: Filariasis, Tenaga Pelaksana EliminasiABSTRACT Title: The role of Elimination Personnel (EP) implementing filariasis MDA in Pekalongan City Background: Filariasis is a disease caused by filarial worms, Pekalongan City has carried out filariasis MDA (Mass Drug Administration) since 2011-2015. However, the results of the Finger Blood Survey (SDJ) showed that the microfilaria rate was > 1%. This study aims to describe the role of Elimination Personnel (EP) and the obstacles faced in implementing filariasis MDA in Pekalongan City.Method: This study used a cross sectional research method. Sampling in this study used simple random side, total 95 respondents. Data obtained by structure interviews using questionnaires.Result: The results showed that EP in selecting the target family members to be treated is optimal (63.2%). EP in helping puskesmas determine the dosage and administration of medicines for each of the assisted families (52.6%). EP in recording the assisted families who drank the medicine on the card was optimal (55.8%). EP in monitoring and recording treatment reactions that may arise and reporting to health workers was optimal (61.1%).Conclusion: The roles of TPE elimination workers of Pekalongan City were optimum, such as selecting family member who will be treated, helping Puskesmas in deciding the dosage and giving the medicine to every treated family, record of treated family who take the medicine in the given card, and in the supervision and record of medical reaction that might happen and reporting it to health workers.Keywords: Filariasis, Elimination Personnel
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/39937
2022-04-08T16:49:21Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39937
2022-04-08T16:49:21Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 1 (2022): MKMI; 6-11
Analisis Sistem Program Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) selama Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Puskesmas Tempel I Kabupaten Sleman)
Fathahidin, Ghaniya Afiifa; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Budiyanti, Rani Tiyas; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nandini, Nurhasmadiar; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-04-08 16:47:03
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39937
Pandemi COVID-19; Imunisasi Dasar Lengkap; Analisis Pelaksanaan Program
id
Latar belakang: Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami penurunan cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) hingga 36% pada tahun 2020, penurunan paling drastis terjadi di Puskesmas Tempel, Kabupaten Sleman. Puskesmas memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelayanan dasar dengan tugas tambahan sebagai ujung tombak pemutus mata rantai penularan COVID-19. Tujuan penelitian adalah menganalisis peIaksanaan program lmunisasi Dasar Lengkap pada Masa Pandemi COVlD-19 di Puskesmas Tempel I dari unsur Input, Proses, dan Lingkungan.Metode: Penelitian ini termasuk jenis kualitatif dengan pendekatan deskriptif melalui wawancara mendalam pada informan bidan pelaksana, Penanggungjawab KIA-KB Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) Puskesmas, Penanggungjawab Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, kepala Puskesmas, dan ibu yang membawa anaknya Imunisasi di tengah Pandemi COVlD-19.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan pada awal Pandemi COVlD-19, Puskesmas Tempel I menutup pelayanan Imunisasi selama 1 bulan. Puskesmas kemudian melakukan perencanaan ulang terkait upaya pelayanan Imunisasi di tengah wabah COVID-19. Pada pelaksanaanya ditemukan kendala dari unsur input terkait aspek jumlah, kecukupan dan kesiapan SDM, sarana dan prasarana, dan pemanfaatan pedoman. Kemudian pada unsur proses ditemukan kendala pada aspek pengorganisasian dan pelaksanaan, serta pada unsur lingkungan ditemukan kendala pada respon orang tua.Simpulan: Terdapat keterkaitan antara aspek SDM dengan pengorganisasian dan respon orang tua, keterkaitan aspek sarana dan prasarana dengan pelaksanaan, serta keterkaitan pemanfaatan pedoman dan pelaksanaan. Kata kunci: Pandemi COVID-19; Imunisasi Dasar Lengkap; Analisis Pelaksanaan Program Background: Special Region of Yogyakarta (DIY) province a decrease in the coverage of Complete Basic Immunization to 36% in 2020, the most drastic decline occurred at the Puskesmas Tempel I, Sleman Regency. Tempel I Public Health Center (Puskesmas) have the responsibility to provide basic services with additional duties as the spearhead of breaking the chain of COVID-19 transmission. The purpose of the study was to analyze the implementation of the Complete Basic Immunization program during the COVID-19 Pandemic at Puskesmas Tempel I from the elements of Input, Process, and Environment.Method: This research is a qualitative type with a descriptive approach through in-depth interviews with implementing midwife informants, Person in charge of KIA-KB (UKP), Person in charge of Immunization at the Sleman District Health Office, Head of Tempel I, and mothers who brought immunizations amid in the COVID-19 Pandemic. Result: The results showed that at the beginning of the COVID-19 Pandemic, the Tempel I Health Center closed the immunization service for 1 month. Tempel I then re-planned the immunization service efforts amid in the COVID-19 outbreak. In implementation, it was found there were obstacles from the inputs related to aspects of the number, adequacy, and readiness of human resources, facilities and infrastructure, and the use of guidelines. The process elements found obstacles in the aspects of organizing and implementing, as well as on the elements of the environment found obstacles in the response of parents.Conclusion: It is concluded that there is a relationship between the HR aspect and the organization and response of parents, the link between the facilities and infrastructure aspects and the implementation, as well as the link between the use of guidelines and implementation. Keywords: COVID-19 Pandemic; Complete Basic Immunization; Analysis of Program Implementation
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/24639
2022-08-09T05:54:45Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24639
2022-08-09T05:54:45Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 2 (2020): MKMI; 116-120
Hubungan Ritme Circadian dan Kebisingan terhadap Fatigue pada Pekerja PT APAC Inti Corpora (Studi kasus dilaksanakan pada Unit Spinning 1 Bagian Ring Frame Sub.Bagian Doving)
Sari, Vonty Sulistyo Indah; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Setyaningsih, Yuliani; Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Suroto, Suroto; Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24639
kelelahan; ritme circadian; kebisingan
id
ABSTRAK Latar belakang: Kelelahan kerja merupakan respons tubuh tiap individu terhadap stress psikososial yang dialami dalam satu waktu tertentu. Kelelahan kerja tidak hanya berupa kelelahan fisik dan psikis, namun berkaitan dengan penurunan kinerja fisik perasaan lelah, penurunan motivasi, dan penurunan produktivitas kerja. Kelelahan dapat disebabkan karena faktor circadian rhythm, lingkungan, intensitas dan lama kerja fisik dan mental, problem fisik, kenyerian dan kondisi kesehatan, dan nutrisi. Pekerja pada unit spinning 1 bagian ring frame sub bagian doving PT. APAC INTI CORPORA memiliki risiko mengalami kelelahan. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara ritme circadian dan kebisingan dengan fatigue (kelelahan) kerja pada pekerja.Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan studi cross-sectional. Sampel adalah seluruh populasi yang berjumlah 45 pekerja pada unit spinning 1 bagian ring frame sub bagian doving dengan pekerjaan yaitu memanen hasil pemintalan benang. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner baku kualitas tidur untuk variabel ritme circadian dan kesioner baku IFRC untuk variabel terikat kelelahan serta lembar observasi untuk pengukuran kebisingan dengan alat sound level meter.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja yang mengalami fatigue (kelelahan) tingkat sedang sebanyak 64.4%. Responden dengan gangguan ritme circadian sebanyak 91.1% dan hasil pengukuran kebisingan tertinggi ialah 94 Db. Hasil analisis chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara ritme circadian (p = 0.009 ) dan kebisingan (p = 0.025) dengan fatigue. Tidak terdapat hubungan antara usia (p = 0.544) dan riwayat penyakit (p = 0.577) dan masa kerja (0.399%).Simpulan: Terdapat hubungan antara ritme circadian dan kebisingan terhadap Fatigue (kelelahan) pada pekerja, dan tidak terdapat hubungan antara usia, riwayat penyakit dan masa kerja terhadap Fatigue (kelelahan) pada pekerja di Unit Spinning 1 Bagian Ring Frame Sub.Bagian Doving, PT. APAC INTI CORPORA Kata kunci: Kelelahan , ritme circadian, kebisingan.ABSTRACT Title: Relationship of Circadian Rhythm and Noise to Fatigue in PT APAC INTI CORPORA Workers (Case study carried out in Spinning Unit 1 Ring Frame Sub Part Doving Section) Background: Work fatigue is the response of the body of each individual to psychosocial stress experienced in a certain time. Work exhaustion is not only physical and psychological fatigue, but is related to a decrease in physical performance feeling tired, decreased motivation, and decreased work productivity. Fatigue can be caused by circadian rhythm factors, environment, intensity and duration of physical and mental work, physical problems, health and health conditions, and nutrition. Workers on spinning unit 1 part of ring frame sub section doving PT. APAC INTI CORPORA has the risk of experiencing fatigue. This study aims to analyze the relationship between circadian rhythm and noise with work fatigue inworkers. Method: The type of research used is quantitative by using a cross-sectional study. The sample is the entire population of 45 workers in the spinning unit 1 part of the frame of the doving sub-section with the work of harvesting the spinning yarn. The instruments in this study were the sleep quality standard questionnaire sheet for the circadian rhythm variable and the IFRC standard questionnaire for the fatigue-dependent variable and the observation sheet for noise measurement with a sound level meter. The instruments in this study were the sleep quality standard questionnaire sheet for the circadian rhythm variable and the IFRC standard questionnaire for the fatigue-dependent variable and the observation sheet for noise measurement with a sound level meter.Result: The results of the chi-square analysis showed that there was a relationship between circadian rhythm (p = 0.009) and noise (p = 0.025) with fatigue. There was no relationship between age (p = 0.544) and history of sickness (p = 0.577) and working hours (0.399). Based on the results of the study, the company is advised to pay attention to the noise level in the work environment and conduct noise control both in noise sources, administratively and directly to workers through the use of personal protective equipment (PPE).Conclusion: There is a relationship between circadian rhythm and noise on Fatigue (fatigue) of workers, and there is no relationship between age, history of illness and working period of Fatigue (fatigue) of workers in Spinning Unit 1 Ring Frame Sub Section. Doving Section, PT. APAC INTI CORPORA Keywords: Fatigue, circadian rhythm, noise
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/47032
2022-09-05T08:50:47Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/47032
2022-09-05T08:50:47Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 4 (2022): MKMI; 238-247
Analisis Implementasi Keberhasilan Program Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) Melalui Studi Kasus Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Tahun 2017
Wibowo, Djembar; Biro Perencanaan dan Anggaran, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta|Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2022-08-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/47032
DAK Non Fisik; Angka Kematian Ibu (AKI); BOK
id
Latar belakang: Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator utama untuk melihat kualitas hidup negara. Di Indonesia, Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi masih tinggi. Berdasarkan data SUPAS Tahun 2015, AKI di Indonesia sebesar 305/100.000 Kelahiran Hidup (KH) dan berdasarkan SDKI 2017, Angka Kematian Bayi (AKB) 24 per 1.000 KH. Angka tersebut masih jauh dari target RPJMN untuk penurunan AKI Tahun 2024 menjadi 183/100.000 KH dan AKB menjadi 16/1000 KH. Pendanaan dari dana transfer ke daerah melalui DAK (Dana Alokasi Khusus) ke dalam sistem pendanaan APBD merupakan bantuan pembiayaan operasional yang disalurkan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah (Kabupaten/Kota). Meskipun tingkat proporsinya terhadap seluruh dana perimbangan nilainya masih kecil (sekitar 8,5%), sehingga perlu dilakukan studi analisis pemanfaatan.Metode: Studi kasus dilakukan melalui analisis penggunaan DAK Non Fisik yang mencakup BOK dan Jampersal terhadap pencapaian kinerja program penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). Metode penelitian yang digunakan merupakan hasil analisis gabungan deskriptif dan statistik dengan menggunakan software SPSS, karena analisis ini memberikan kecenderungan hasil penelitian yang menunjukkan hubungan / pengaruh beberapa variabel penelitian yang diujicobakan. Instrumen penelitian menggunakan data primer dan sekunder. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian terhadap analisis hasil implementasi keberhasilan program penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) melalui studi kasus pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Tahun 2017, diketahui bahwa indikator ketersediaan Tim Evaluasi BOK dari Kab/Kota memiliki peranan lebih potensial terhadap peningkatan realisasi penganggaran program KIA untuk penurunan AKI yang dilaksanakan oleh UPT Puskesmas. Faktor-faktor yang menjadi hambatan di dalam peningkatan capaian realisasi penganggaran DAK Non Fisik di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, yaitu : 1) adanya hambatan dalam perencanaan DAK Non Fisik, 2) terdapat menu BOK yang tidak bisa dianggarkan menggunakan kode rekening daerah, 3) sulitnya proses pencairan BOK dan 4) sulitnya pertanggungjawaban BOK di daerah.Simpulan: Indikator ketersediaan Tim Evaluasi BOK dari Kab/Kota memiliki peranan lebih potensial terhadap peningkatan realisasi penganggaran program KIA untuk penurunan AKI yang dilaksanakan oleh UPT Puskesmas.Kata kunci : DAK Non Fisik; Angka Kematian Ibu (AKI); BOKABSTRACTTitle: Analysis of The Successful Implementation of Maternal Mortality Rate Reduction Program through Case Studies of Utilization of Non-Physical Special Allocation Funds in 2017Background: The Maternal Mortality Rate (AKI) is a leading indicator to see the quality of life of the country. In Indonesia, maternal mortality and infant mortality are still high. Based on SUPAS data in 2015, AKI in Indonesia is 305/100,000 Live Births (KH) and based on the 2017 SDKI, the Infant Mortality Rate (AKB) is 24 per 1,000 KH. This figure is still far from the RPJMN target for reducing the 2024 AKI to 183/100,000 KH and AKB to 16/1000 KH. Funding from transfer funds to the regions through DAK (Special Allocation Fund) into the APBD funding system is operational financing assistance distributed by the Central Government to Regional Governments (Regencies/Cities). Although the level of proportion to the entire balance fund is still small (about 8.5%), it is necessary to conduct a utilization analysis study.Method: The case study was conducted through an analysis of the use of Non-Physical DAK which includes BOK and Jampersal on the achievement of the performance of the Maternal Mortality Reduction Program (AKI). The research method used is the result of a combined descriptive and statistical analysis using SPSS software, because this analysis provides a tendency to research results that show the relationship / influence of several research variables being tested. The research instrument uses primary and secondary data. Result: Based on the results of research on the analysis of the results of the successful implementation of the Maternal Mortality Reduction (AKI) program through a case study on the use of the Non-Physical Special Allocation Fund (DAK) in 2017, that the availability indicators of the BOK Evaluation Team from the District / City have a more potential role in increasing the realization of budgeting for the KIA program for reducing AKI implemented by the UPT Puskesmas. Factors that become obstacles in increasing the achievement of non-physical DAK budgeting realization in the District / City Health Office, namely: 1) there are obstacles in the planning of Non-Physical DAK, 2) there is a BOK menu that cannot be budgeted using the regional account code, 3) the difficulty of the BOK disbursement process and 4) the difficulty of BOK accountability in the regions.Conclusion: The availability indicators of the BOK Evaluation Team from the District / City have a more potential role in increasing the realization of budgeting for the KIA program for reducing AKI implemented by the UPT PuskesmasKeywords: Non-Physical DAK; Maternal Mortality Rate (AKI); BOK
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/32531
2022-09-06T02:59:31Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/32531
2022-09-06T02:59:31Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 6 (2020): MKMI; 392-401
Peran Praktik Pemberian Makanan Pendamping ASI terhadap Status Gizi Anak Usia 6-24 Bulan di Indonesia: Telaah Pustaka
Rahmah, Farida Noor; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Rahfiludin, M. Zen; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kartasurya, Martha Irene; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-12-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/32531
MP-ASI; status gizi; gizi kurang
id
Latar belakang: Pemberian makanan pendamping ASI yang tidak tepat dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak di masa depan. Penelitiani ini bertujuan mengidentifikasi hubungan pemberian makanan pendamping ASI dengan status gizi anak usia 6-24 bulan di Indonesia.Metode: Penelitian telaah pustaka ini menggunakan kata kunci: status gizi, stunting, dan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). Kriteria inklusi: artikel yang dipublikasi pada jurnal SINTA 2-3 atau terindeks DOAJ dalam 10 tahun terakhir, subjek anak usia 6-24 bulan, membahas kaitan pemberian MP-ASI dengan status gizi, desain case control dan cross sectional. Pemberian MP-ASI meliputi frekuensi, jenis, awal pemberian, asupan energi, asupan protein. Penelusuran artikel dilakukan secara manual dengan memasukan kata kunci pada jurnal SINTA 2 dan 3 atau yang terindeks DOAJ.Hasil: Diperoleh 21 artikel yang membahas hubungan pemberian MP-ASI dengan status gizi. Dari 13 artikel yang membahas waktu pemberian MP-ASI, didapatkan 6 artikel yang menunjukkan hubungan signifikan. Dari 8 artikel yang membahas frekuensi MP-ASI, didapatkan 2 artikel yang menunjukkan hubungan signifikan. Dari 5 artikel yang membahas asupan energi dan protein, didapatkan 3 artikel asupan energi dan 2 artikel protein yang menunjukkan hubungan signifikan. Dari 3 artikel yang membahas pengetahuan ibu dalam pemberian MP-ASI, seluruhnya menunjukan hubungan yang signifikan. Dari 2 artikel yang membahas hubungan jenis MP-ASI dengan status gizi, 1 artikel menunjukan hubungan yang signifikan. Simpulan: Pemberian dini, frekuensi, dan jenis MP-ASI tidak secara konsisten berhubungan dengan kejadian underweight, dan stunting pada anak usia 6-24 bulan. Rendahnya pengetahuan ibu tentang MP-ASI secara konsisten berhubungan dengan kekurangan gizi anak.Kata kunci: MP-ASI; status gizi; gizi kurang ABSTRACT Title: The Role of Complementary Feeding Practices on child’ nutritional status aged 6-24 Months in Indonesia: Literature ReviewBackground: Inappropriate complementary feeding could affect the children growth and development. This study aimed to identify effect of complementary feeding on nutritional status of children aged 6-24 months in Indonesia.Method: This literature review used these keywords to select the included articles: nutritional status, stunting, and complementary feeding. The inclusion criteria for the articles: were published in SINTA 2 or 3 journals or indexed by DOAJ in the last 10 years, the subject were children aged 6-24 months, wrote about the association between complementary feeding and children’ nutritional status, used case control or cross sectional study design. The term of complementary feeding included frequency, types, initial feeding timing, energy content, protein content. The articles were searched manually by entering keywords in SINTA 2 and 3 journals or indexed by DOAJ.Result: Twenty one articles were found on the association between complementary feeding and nutritional status. From the 13 articles about regarding early complementary feeding, 6 articles stated significant. From 8 articles about frequency of complementary feeding, only 2 articles showed significant. From 5 articles about energy and protein intake, 3 articles energy and 2 articles protein intake showed significant. From 3 articles about mother's nutrition knowledge, all of them showed significant. From 2 articles about types of complementary feeding, one article showed significant. Conclusion: Inappropriate complementary feeding (timing, frequency and types) was not consistently associated to underweight and stunting status. Lack of Mothers’ knowledge on complementary feeding consistently associated to children’ underweight/ wasting status.Keywords: Complementary feeding; nutritional status; stunting
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/47269
2023-03-06T05:17:11Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/47269
2023-03-06T05:17:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 5 (2022): MKMI; 333-339
Gambaran Penerapan Protokol Kesehatan Era Pandemi COVID-19 pada Siswa SD di Kota Semarang
Mamesah, Clarissa Viola; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Prabamurti, Priyadi Nugraha; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Indraswari, Ratih; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/47269
pengetahuan; sikap; praktik; protokol kesehatan; pandemi; anak usia SD
id
Latar belakang: Pemerintah Indonesia menetapkan adanya pembelajaran tatap muka seratus persen, seiring dengan kondisi pandemi yang mulai membaik, akan tetapi masih dimungkinkan adanya risiko peningkatan jumlah kasus COVID-19 sehingga protokol kesehatan masih menjadi perilaku penting yang perlu dilakukan oleh setiap komponen sekolah, khususnya siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dan sikap siswa dengan perilaku penerapan protokol kesehatan.Metode: Penelitian ini dengan metode deskriptif-analitik, pendekatan kuantitatif, dan desain studi cross sectional. Penelitian dilakukan pada siswa kelas 5 SD Pedurungan Tengah 02 Kota Semarang, yang kemudian sampel diambil secara total dari populasi, yaitu sebesar 84 siswa. Data dalam penelitian diambil melalui kuesioner untuk mengetahui bagaimana pengetahuan, sikap, dan praktik penerapan protokol kesehatan siswa selama melakukan pembelajaran tatap muka, dengan melihat distribusi frekuensi dari setiap variabel dan melakukan analisis hubungan dengan menggunakan uji Chi Square Test.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebesar 56% siswa memiliki pengetahuan yang baik sebesar 59,5% siswa dengan sikap positif, dan sebesar 57,1% siswa memiliki praktik yang baik terkait protokol kesehatan. Hasil uji Chi Square Test menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan (p=0,001) dan sikap (p=0,001 dengan praktik penerapan protokol kesehatan.Simpulan: Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan praktik penerapan protokol kesehatan.Kata kunci: pengetahuan; sikap; praktik; protokol kesehatan; pandemi; anak usia SDABSTRACTTitle: Overview of Health Protocols Implementation During the Era of the COVID-19 Pandemic on Elementary School Students in Semarang CityBackground: The Indonesian government has established the policy of one hundred percent face-to-face learning in line with the pandemic conditions that are starting to improve. However, the risk of an increase in the number of COVID-19 cases is still possible, so health protocol is still an important behavior that needs to be carried out by every school component, especially students.Objective : The study aims to analyze the relationship between students' knowledge and attitudes with the behavior of implementing health protocols.Method: The method used is the descriptive-analytic method with a quantitative approach and a cross-sectional study design. The research was conducted on 5th grade students of Pedurungan Tengah 02 Elementary School Semarang, which then the sample was taken from total population, which was 84 students. The research data was taken through questionnaire to examines the knowledge, attitudes, and practice of health protocol implementation on the students during face-to-face learning by looking at the frequency distribution of each variable which is then analyzed using the Chi-Square Test.Result: The results showed that 56% of students had good knowledge, 59.5% of students had a positive attitude, and 57.1% of students had good practices related to health protocols. Based on the results of the relationship test with the Chi-Square Test, it is found that there is a significant relationship between knowledge (p=0.001) and attitudes (p=0.001) with the practice of health protocol implementation.Conclusion: Both knowledge and attitude have a relationship with the practice of health protocol implementation.Keywords: knowledge; attitude; practice; health protocol; pandemic; elementary school-age children
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/54234
2023-07-31T02:50:51Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/54234
2023-07-31T02:50:51Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 2 (2023): MKMI; 105-113
Implementasi Sistem Tanggap Darurat Kebakaran di Rumah Sakit X Sragen
Pratiwi, Rizkha Ayu; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia|Universitas Diponegoro
Ekawati, Ekawati; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia|Universitas Diponegoro
Jayanti, Siswi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia|Universitas Diponegoro
2023-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/54234
kebakaran; rumah sakit; tanggap darurat
id
Latar belakang: Rumah sakit merupakan tempat kerja dengan risiko kebakaran yang dapat menimbulkan dampak besar. Rumah Sakit Umum X Sragen perlu mengelola sistem tanggap darurat kebakaran untuk menjamin keselamatan kebakaran. Penelitian bertujuan menganalisis implementasi sistem tanggap darurat kebakaran di Rumah Sakit Umum X Sragen.Metode: Jenis penelitian kualitatif deskriptif melalui wawancara mendalam dan observasi. Informan penelitian terdiri atas 4 informan utama yang merupakan bagian K3RS (Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit) dan IPSRS (Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit), 2 informan triangulasi merupakan staf rumah sakit red code dan petugas keamanan. Seluruh informan telah mendapatkan pelatihan kebakaran dan bersedia mengisi lembar inform concent. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan kebakaran terlaksana dengan baik. Sumber bahaya kebakaran dapat diketahui dengan baik namun belum dilakukan penilaian risiko. Organisasi sudah baik dengan penunjukkan petugas peran kebakaran. Sistem proteksi kebakaran terlaksana dengan baik. Sarana penyelamatan jiwa belum optimal, titik kumpul satu area parkir kendaraan. Pembinaan dan pelatihan terlaksana sesuai regulasi. Komunikasi kebakaran cukup baik untuk menjamin kelancaran penanggulangan kebakaran. Inspeksi kebakaran terlaksana dengan baik. Proses penanggulangan kebakaran telah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Investigasi dan pelaporan kebakaran terlaksana dengan baik namun belum optimal akibat rendahnya pelaporan terhadap kejadian berbahaya. Audit kebakaran belum optimal.Simpulan: Implementasi sistem tanggap darurat kebakaran secara keseluruhan telah disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku namun perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut untuk penyempurnaannya.Kata kunci: kebakaran; rumah sakit; tanggap darurat Title: Implementation of Fire Emergency Response System at X Sragen HospitalBackground: A fire at the hospital can have a significant effect. General Hospital X Sragen needs to manage a fire response system to ensure fire safety.The purpose of this study is to analyze the application of the fire response system at X General Hospital, Sragen.Method: Descriptive qualitative research type through in-depth interviews and observations. Informans of this research consisted of 4 main informants who are part of K3RS and IPSRS, 2 triangulation informans are red code hospital staff and security officers. All of them had received fire training and were willing to fill out an informes consent form.Result: The results showed that the fire policy implementation was well implemented. The potential source of fire hazard can be well-identified, but risk assessment has not done yet. The organization is doing good with the appointment of fire officers. The fire protection system is well implemented. Lifesaving facilities have not been working optimally, the assembly point is one with parking area. Coaching and training are carried out according to regulations. Fire communication is good enough to ensure smooth fire suppression. The fire inspection was carried out well. The fire suppression process is by the established procedures. Investigation and reporting of fires are well carried out, but the reporting of dangerous events is not yet optimal. A fire audit is not optimal.Conclusion: The overall implementation of the fire emergency response system has been implemented and adjusted to the applicable regulations, but further evaluation is necessary to improve it.Keywords: fire; hospital; emergency response
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/26918
2022-08-10T04:27:17Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/26918
2022-08-10T04:27:17Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 3 (2020): MKMI; 238-245
Pemetaan Stakeholder Program Pencegahan Fraud Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Kota Semarang
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/26918/77029
Devi, Arnia Dian Kusuma; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Suryoputro, Antono; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Sriatmi, Ayun; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/26918
Fraud; puskesmas; pemetaan stakeholder
id
ABSTRAKLatar belakang: Dalam periode 2014 sampai 2017 terdapat 12 isu penyelewengan dana kapitasi di 12 daerah. Terdapat 8 dari 13 potensi Fraud yang terjadi di Puskesmas terkait dengan kapitasi dan sedikitnya terdapat 8 kasus korupsi terungkap. Fraud dapat berdampak pada pemberian pelayanan yang tidak bermutu. Penelitian ini bertujuan untuk memahami peran dan keterlibatan stakeholder dalam Program Pencegahan Fraud Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Kota Semarang supaya program dapat berjalan lebih optimal.Metode: Penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif melalui indepth interview dengan sampel purposive dan analisis menggunakan teori stakeholder mapping. Variabel yang diteliti adalah sikap, keterlibatan, dan pengaruh. Hasil: Berdasarkan penelitian, didapatkan hasil bahwa pada variabel sikap, seluruh kelompok stakeholder mendukung terselenggaranya kegiatan Program Pencegahan Fraud JKN di Puskesmas Kota Semarang. Pada variabel keterlibatan, yaitu stakeholder provider yang paling kurang terlibat dari stakeholder lain. Dari ketiga upaya dalam program, upaya pendeteksian menempati urutan terendah keterlibatan stakeholdernya dibandingkan upaya pencegahan dan upaya penindakan. Pada variabel pengaruh, dari ketiga kelompok stakeholder, kelompok provider menjadi kelompok yang paling kurang memiliki pengaruh dalam Program Pencegahan Fraud JKN di Puskesmas Kota Semarang. Upaya pendeteksian menjadi upaya yang paling sedikit menjadi intervensi dalam program. Dalam upaya pendeteksian, hanya 3 dari 12 stakeholder yang secara signifikan berpengaruh. Simpulan: Antar stakeholder harus meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan lebih rutin untuk menggiatkan program. Dinas Kesehatan sebagai sleeping giant harus meningkatkan keterlibatannya sebagai decision maker dan segera menyelesaikan pembentukan pedoman Program Pencegahan Kecurangan Jaminan Kesehatan Nasional di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Kota Semarang sebagai acuan pelaksanaan. Kata kunci: Fraud, puskesmas, pemetaan stakeholder ABSTRACTTitle: Mapping of the National Health Insurance Fraud Prevention Program Stakeholders in Semarang City Community Health Centers Background: In the period 2014 to 2017, there were 12 issues of misappropriation of capitation funds in 12 regions. There were 8 out of 13 potential Frauds that occurred at the Community Health Centers related to capitation and at least 8 cases of corruption were revealed. Fraud can have an impact on providing quality services. This study aims to understand the role and involvement of stakeholders in the National Health Insurance Fraud Prevention Program in Semarang City Community Health Centers.Method: This research is qualitative research with a descriptive approach through in-depth interviews with purposive sampling and employed the stakeholder mapping theory. The variables studied were attitude, involvement, and influence. Result: Based on the research, the results show that the attitude variable, all stakeholder groups support the implementation of the JKN Fraud Prevention Program at the Semarang City Health Center. In the involvement variable, namely the stakeholder provider who is least involved from other stakeholders. Of the three efforts in the program, detection efforts ranked the lowest of stakeholder involvement compared to prevention and enforcement measures. On the influencing variable, of the three stakeholder groups, the provider group is the group that has the least influence in the JKN Fraud Prevention Program in the Semarang City Health Center. Detection efforts are the least intervened in the program. In the detection effort, only 3 out of 12 stakeholders have significant influence.Conclusion:. Stakeholders must improve communication and coordination periodically to improve the program. The District Health Office as a sleeping giant must intensify its involvement as a decision-maker and immediately accomplish the making of the National Health Insurance Fraud Prevention Program guideline in the as guidance for implementation. Keywords: Fraud, community health center, stakeholder mapping
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/50326
2023-07-20T07:33:11Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/50326
2023-07-20T07:33:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 1 (2023): MKMI; 28-34
Penerapan Teori Planned Behavior dalam Pemanfaatan Layanan PSC 119 Si Slamet Batang pada Kasus Kecelakaan Lalu Lintas
Putri, Safira Ika; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Suryoputro, Antono; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusumastuti, Wulan; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2023-02-26 01:38:29
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/50326
Public Safety Center; teori Planned Behavior
id
Latar Belakang: Public Safety Center (PSC) 119 Si Slamet merupakan layanan kegawatdaruratan medis prafasilitas kesehatan berbentuk mobil ambulans yang di lengkapi peralatan dan petugas yang terlatih menangani korban kecelakaan lalu lintas. Akan tetapi, dalam pemanfaatannya masih kurang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan niat masyarakat dalam memanfaatkan layanan PSC 119 Si Slamet pada kasus kecelakaan lalu lintas.Metode: Penelitian bersifat kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian merupakan masyarakat yang bertempat tinggal di Kabupaten Batang yang berjumlah 100 orang, dipilih dengan metode random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji statistik Chi Square (taraf signifikasi = 0,05). Variabel yang diteliti adalah tingkat pengetahuan, penggunaan media informasi, sikap, norma subjektif, dan persepsi kontrol perilaku.Hasil: Variabel yang berhubungan adalah tingkat pengetahuan (p=0,000), sikap (p=0,004), norma subjektif (p=0,001), persepsi kontrol perilaku (p=0,000) dan variabel yang tidak berhubungan adalah penggunaan media informasi (p=0,132).Simpulan: Terdapat hubungan antara variabel tingkat pengetahuan, sikap, norma subjektif, dan persepsi kontrol perilaku dengan niat pemanfaatan layanan PSC 119 Si Slamet pada kasus kecelakaan lalu lintas di wilayah Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Layanan ini dapat meningkatkan minat ketertarikan masyarakat dalam pemanfaatan layanan dengan mengadakan sosialisasi yang berisi testimoni orang yang pernah menggunakan layanan.Kata kunci: Public Safety Center, teori Planned Behavior ABSTRACTTitle: Application of Theory Planned Behavior in Using The PSC 119 Si Slamet Service on Traffic AccidentBackground: The Public Safety Center (PSC) 119 Si Slamet is a pre-hospital emergency medical service in the form of an ambulance equipped with equipment and trained officers to handle traffic accident victims. However, the utilization is still not optimal. This study aims to determine the factors related to the community's intention to utilize PSC 119 Si Slamet services in traffic accident cases.Method: The research is quantitative with a cross-sectional approach. The research sample consists of people who live in Batang Regency, totaling 100 people, selected by random sampling. The data were collected using a questionnaire. Data analysis used Chi Square. The variables studied were the level of knowledge, use of information media, attitudes, subjective norms, and perceived behavioral control.Results: The variables that were related were the level of knowledge (p=0.018), attitudes (p=0.007), subjective norms (p=0.001), perceived behavioral control (p=0.000). The unrelated variable was the use of information media (p= 0.132).Conclusion: There is a relationship between the variables of level of knowledge, attitudes, subjective norms, and perceived behavioral control with the intention of using the PSC 119 Si Slamet service in the case of traffic accidents in the Batang. This service can increase public interest in using the service, having held socialization containing testimonials from people who use the service.Keywords: Public Safety Center, Theory of Planned Behavior
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/55894
2023-08-30T05:26:39Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55894
2023-08-30T05:26:39Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 4 (2023): MKMI; 223-227
Hubungan Faktor Individu dan Beban Kerja FIsik dengan Kelelahan Kerja Subektif pada Petugas Kebersihan Kabupaten Banjarnegara
Kinasih, Restiana Winayu; Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kurniawan, Bina; Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Ekawati, Ekawati; Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2023-08-28 07:07:52
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55894
kelelahan kerja subjektif; faktor individu; petugas kebersihan; penyapu jalan
id
Latar belakang: Kelelahan kerja dapat diartikan sebagai menurunnya kapasitas kerja dan stamina tubuh untuk bekerja. Petugas kebersihan Kabupaten Banjarnegara khususnya petugas penyapu jalan berisiko mengalami kelelahan kerja karena berbagai faktor individu yang dimiliki dan beban kerja yang ditanggungnya. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan faktor individu dan beban kerja fisik dengan kelelahan kerja subjektif pada petugas kebersihan Kabupaten Banjarnegara.Metode: Pendekatan cross-sectional digunakan dalam penelitian kuantitatif ini. Sampel diperoleh melalui teknik total sampling yaitu seluruh petugas kebersihan Kabupaten Banjarnegara bagian penyapu jalan dengan jumlah 41 pekerja. Variabel bebas berupa faktor individu mencakup usia, status gizi, masa kerja, dan kebiasaan merokok dengan variabel terikat berupa kelelahan kerja subjektif. Data diperoleh dari wawancara kuesioner dan pengukuran langsung. Instrumen penelitian untuk beban kerja fisik yaitu SNI 7269:2009, sedangkan untuk kelelahan kerja subjektif yaitu kuesioner IFRC (Industrial Fatigue Research Committee). Uji statistik data menggunakan uji Chi-Square.Hasil: Dari hasil penelitian diketahui kelelahan kerja subjektif tingkat sedang dirasakan 34,1% pekerja dan kelelahan kerja subjektif tingkat ringan dirasakan 65,9% pekerja. Variabel yang berhubungan dengan kelelahan kerja subjektif yaitu usia (p-value = 0,033), status gizi (p-value = 0,035), dan masa kerja (p-value = 0,001). Sedangkan kebiasaan merokok (p-value = 0,923) dan beban kerja fisik (p-value = 1,000) menjadi variabel yang tidak memiliki hubungan dengan dengan kelelahan kerja subjektif.Simpulan: Masing-masing dari usia, status gizi, dan masa kerja memiliki hubungan dengan kelelahan kerja subjektif, namun tidak terdapat hubungan antara kebiasaan merokok maupun beban kerja fisik dengan kelelahan kerja subjektif pada petugas kebersihan Kabupaten Banjarnegara.Kata kunci: kelelahan kerja subjektif; faktor individu; petugas kebersihan; penyapu jalan Title: The Correlation of Individual Factors and Physical Workload with Subjective Work Fatigue on Janitors at Banjarnegara RegencyBackground: Work fatigue can be described as a decrease in work capacity and physical stamina. Due to various kinds of individual factors and workload, Banjarnegara Regency's janitors, specifically street sweepers, are at risk of experiencing work fatigue. The goal of this research is to analyze the correlation of individual factors and physical workload with subjective work fatigue on janitors at Banjarnegara Regency.Method: Cross-sectional methodology is used in this quantitative research. Samples were obtained through the Total Sampling technique which consisted of 41 janitors of the street sweeper section. Subjective work fatigue is a dependent variable that has independent variables such as age, nutritional state, length of working, and smoking habits. The data were obtained from questionnaire interviews and direct measurements. SNI 7269:2009 is used to measure physical workload, while the IFRC (Industrial Fatigue Research Committee) questionnaire is used to measure subjective work fatigue. Analytical Chi-Square test was used.Result: The outcomes showed that 34,1% of workers felt moderate subjective work fatigue felt and 65,9% of workers felt mild subjective work fatigue. Variables related with subjective work fatigue are age (p-value = 0,033), nutritional status (p-value = 0,035), and length of working (p-value = 0,001). Smoking habits (p-value = 0,923) and physical workload (p-value = 1,000) are variables that are not related to subjective work fatigue.Conclusion: Each of age, nutritional status, and length of working has a correlation with subjective work fatigue, but smoking habit as well as physical workload has no correlation with subjective work fatigue on Banjarnegara Regency’s janitors.Keywords: subjective work fatigue; individual factor; janitors; street sweeper
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/24855
2022-09-06T02:34:49Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24855
2022-09-06T02:34:49Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 5 (2020): MKMI; 375-378
Hubungan Jenis Minyak Goreng, Suhu, dan PH terhadap Kadar Asam Lemak Bebas pada Minyak Goreng Pedagang Penyetan
Hutajulu, Elsa Christiana; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nurjazuli, Nurjazuli; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Wahyuningsih, Nur Endah; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24855
Asam lemak bebas; minyak nabati; warung makanan
id
Latar belakang: Crude Palm Oil (CPO) adalah minyak sayur yang diproduksi oleh kelapa sawit yang ditemukan di Indonesia, kelapa sawit memiliki kualitas yang dapat ditentukan melalui kandungan digliserida dan tingkat asam lemak bebas. Tingkat FFA yang diizinkan oleh pemerintah adalah 0,3% menurut SNI 01-3741-2002, minyak goreng yang telah digunakan secara teratur dengan temperatur tinggi dapat menyebabkan minyak menjadi tidak sehat dan tidak cocok untuk dikonsumsi. Kecamatan Tembalang, kota Semarang merupakan salah satu dari sekian banyak daerah di wilayah Jawa Tengah, terdapat beberapa pedagang yang menjual penyetan, dan lokasinya berada di pinggir jalan, di Kecamatan Tembalang, Semarang. Tujuan utama dari studi ini adalah untuk menganalisa kandungan asam lemak bebas pada minyak goreng.Metode: Sebuah studi deskriptif observasional dengan pendekatan lintas sectional. Sampel yang 42 sampel dari 3 kali sampling per penyetan kios dengan pengulangan dari 2 kali dengan total sampling. Variabel dalam studi ini adalah kadar asam lemak bebas sebagai variabel dependen dan suhu, pH, dan frekuensi penggorengan sebagai variabel independen. Analisis data dilakukan oleh tes Spearmen Rank.Hasil: Hasil uji laboratorium kadar asam lemak bebas dalam 7 sampel minyak goreng (16,7%) melebihi standar kualitas yang ditentukan. Hasil tes hubungan menunjukkan bahwa suhu (p-nilai = 0,006), pH (p-nilai = 0,038), penggorengan frekuensi (p-nilai = 1 berkaitan dengan tingkat asam lemak bebas dalam minyak goreng yang digunakan oleh pedagang penyeting sepanjang jalan Sirojudin dan BanjarsariSimpulan: Kesimpulan dari studi ini adalah tingkat kadar asam lemak bebas dalam minyak goreng berkaitan dengan suhu, pH, dan frekuensi menggoreng.Kata kunci: Asam lemak bebas; minyak nabati; warung makananABSTRACT Title: Relationship types of cooking oil, temperature, and Ph to the free fatty acid levels in cooking oil Penyetan tradersBackground: Crude Palm Oil (CPO) is a vegetable oil produced by oil palm found in Indonesia, palm oil has a quality that can be determined through the content of diglycerides and the levels of free fatty acids. The level of FFA allowed by the Government is 0.3% according to SNI 01-3741-2002, cooking oil that has been used regularly with high temperatures can cause oil to be unhealthy and not suitable for consumption. Tembalang Subdistrict, Semarang City is one of the many areas in the Central Java region, there are some traders who sell penyetan, and the location is on the roadside, in the Tembalang District of Semarang. The main objective of this study is to analyze the free fatty acid content on cooking oilMethod: An observational descriptive study with cross sectional approach. The samples were 42 samples from 3 times the sampling per penyetan stall with repetitions of 2 times with total sampling. The variables in this study are Free Fatty Acid Levels as the dependent variable and temperature, pH, and frying frequency as independent variables. Data analysis was performed by the Spearmen Rank test.Result: Laboratory test results of free fatty acid levels in 7 cooking oil samples (16.7%) exceeded the specified quality standard. The relationship test results show that temperature (p-value = 0.006), pH (p-value = 0.038), Frying Frequency (p-value = 1) relates to the level of free fatty acids in cooking oil used by penyeting traders along Jalan Sirojudin and BanjarsariConclusion: The conclusion of this study is the level of free fatty acids in cooking oil is related to temperature, pH, type of cooking oil, and the color of cooking oil.Keywords: Free fatty acid; edible oil; food stalls
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/56882
2023-10-31T01:08:11Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56882
2023-10-31T01:08:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 5 (2023): MKMI; 319-325
Hubungan antara Status Gizi dan Kondisi Lingkungan Kerja dengan Produktivitas Pegawai (Studi pada Kantor Ketenagalistrikan di Semarang)
Widayati, Indriyani; PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pendidikan dan Pelatihan (UPDL), Semarang, Indonesia|PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pendidikan dan Pelatihan (UPDL)
Udijono, Ari; Department of Epidemiology and Tropical Disease, Faculty of Public Health Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275|Universitas Diponegoro
Ma'rifati, Lu'luil; Department of Epidemiology and Tropical Disease, Faculty of Public Health Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275|Universitas Diponegoro
2023-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56882
status gizi; lingkungan kerja; produktivitas kerja
id
Latar belakang: Tingkat produktivitas kerja sangat penting dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai pegawai kantor ketenagalistrikan. Produktivitas kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya status gizi dan kondisi lingkungan kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara status gizi dan kondisi lingkungan kerja dengan produktivitas pegawai kantor ketenagalistrikan di Semarang.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan pendekatan observasional analitik menggunakan rancangan studi cross-sectional. Penelitian dilakukan pada Mei s.d. Juli 2023 dengan populasi seluruh pegawai kantor ketenagalistrikan di Kota Semarang sebanyak 677 pegawai. Variabel bebas adalah status gizi dan kondisi lingkungan kerja, sedang variabel terikatnya adalah produktivitas kerja pegawai kantor ketenagalistrikan di Kota Semarang. Data dalam penelitian ini diambil menggunakan kuesioner yang disebarkan melalui Google Form kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi-square.Hasil: Usia responden dalam penelitian ini diketahui paling muda adalah 25 tahun dan paling tua berusia 57 tahun. Produktivitas kerja pegawai kategori baik lebih banyak pada responden dengan status gizi tidak normal (60%) dibandingkan responden dengan status gizi kategori normal (55,10%). Produktivitas kerja pegawai kategori baik lebih banyak pada responden yang mendapatkan kondisi lingkungan kerja yang baik (75%) dibandingkan responden yang mendapatkan kondisi lingkungan kerja yang kurang (31,30%). Hasil analisis bivariat pada penelitian di kantor ketenagalistrikan Semarang menunjukkan secara statistik tidak ada hubungan antara status gizi dengan produktivitas pegawai (nilai p = 1,000) dan ada hubungan antara kondisi lingkungan kerja dengan produktivitas pegawai (nilai p = 0,000).Simpulan: Pada kantor ketenagalistrikan di Semarang, diketahui bahwa terdapat hubungan antara kondisi lingkungan kerja dengan produktivitas kerja pegawai (nilai p = 0,000), sedang status gizi tidak berhubungan secara statistik (nilai p = 1,000). Melihat adanya hubungan antara lingkungan kerja dengan produktivitas kerja, maka diharapkan ada peningkatan kualitas lingkungan kerja baik secara fisik maupun non fisik sehingga dapat menjadi jembatan peningkatan produktivitas kerja pegawai.Kata kunci: status gizi; lingkungan kerja; produktivitas kerja Title: Employee Productivity in Relation to Nutritional Status and Working Environment Conditions (Study at the Electricity Office in Semarang)Background: In performing duties and responsibilities as an employee of the electricity office, the level of work productivity is crucial. Several factors, such as nutritional status and the conditions of the workplace, can have an effect on work productivity. This study's objective was to examine the relationship between Semarang office workers' nutritional status and working environment conditions and their productivity.Method: This is a quantitative study employing an analytical observational methodology and a cross-sectional design. The study was conducted between May and July of 2023, with a sample size of 677 electricity office employees in Semarang City. The independent variables are nutritional status and working environmental conditions, while the dependent variable is the work productivity of electricity office employees in Semarang City. This study's data were collected via a Google Form questionnaire and analyzed using univariate and bivariate analysis with the chi-square test.Result: The youngest participant in the research was 25 years old, while the oldest participant was 57 years old. Sixty percent of respondents with an abnormal nutritional status were more productive at work than those with a normal nutritional status (55.10 percent). The work productivity of employees who receive good working conditions is greater (75%) than that of respondents who receive subpar working conditions (31.30%). The results of bivariate analysis in research at the Semarang electricity office show that statistically there is no relationship between nutritional status and employee productivity (p value = 1.000) and there is a relationship between working environmental conditions and employee productivity (p value = 0.000).Conclusion: The Semarang power office found that working environment conditions and staff productivity were significantly associated (p = 0.000), while nutritional status was not (p = 1.000). The association between the work environment and employee productivity suggests that improving the physical and non-physical quality of the workplace will boost productivity.Keywords: nutritional status; work environment; work productivity
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6161
2014-02-06T14:26:43Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/6161
2014-02-06T14:26:43Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 11, No 1 (2012): MKMI; 34-41
Sikap Remaja Perempuan Terhadap Pencegahan Kanker Serviks Melalui Vaksinasi HPV di kota Semarang
Rachmani, Berlian
Shaluhiyah, Zahroh
Cahyo, Kusyogo
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/6161
en
Kanker serviks merupakan the silent killer diseases dengan penderita risiko tinggi pada perempuan mulai umur 20 tahun sehingga remaja perempuan perlu melakukan tindakan preventif secara dini melalui vaksinasi HPV. Tuiuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap remaja perempuan terhadap pencegahan kanker serviks melalui vaksinasi HPV, dengan sampel penelitian adalah mahasiswi berlatar belakang kesehatan dari empat universitas di Kota Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap remaja perempuan mendukung pencegahan kanker serviks melalui vaksinasi HPV (92,9%). Dari uji statistik terlihat ada hubungan antara keyakinan remaja perempuan dengan sikap (p=0,00), ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap (p=0,005), ada hubungan antara sikap keluarga dengan sikap remaja perempuan (p=0,009). Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa keyakinan terhadap viksinasi HPV pengetahuan tentang kanker serviks dan vaksin HPV serta sikap keluarga terhadap vaksinasi HPV merupakan factor yang berhubungan dengan sikap remaja perempuan terhadap pencegahan kanker serviks melalui vaksinasi HPV. Kata kunci : sikap, kanker serviks, vaksin HPV, remaja The factors associated with attiude factors adolescent girl to prevention cervical cancer through HPV vaccination; Cervical cancer is the silent killer disease with high risk patients in women starting at 20 years old that adolescent girls need to take some prevention action at an early stage through HPV vaccination. This study investigate the factors associated with attitude factors adolescent girls to prevention cervical cancer through HPV vaccination, with sample were student with medical backgrounds from four universities in the Semarang City. These result indicate that the attitude of adolescent girls support the prevention of cervical cancer through HPV vaccination (92,9%). The results of the chi square test statistic showed associated between adolescent girls with an attitutde (p=0.00), associated between knowledge with attitude (p=0,005), associated between familly attitude with the attitude of adolescent girls (p=0,009). Conclution this study is belief of against HPV vaccination, knowledge about cervical cancer and HPV vaccines and family attitudes toward HPV vaccination is a factor related to adolescent female attitudes towaids the prevention of cervical cancer through HPV vaccination. Keyword : attitude, cervical cancer, HPV vaccination, girls adolescent
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/36764
2022-02-18T07:47:16Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/36764
2022-02-18T07:47:16Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 2 (2021): MKMI; 114-125
Analisis Implementasi Program Ambulan Hebat (Si Cepat) Sepeda Motor Dalam Menangani Kasus Maternal di Kota Semarang (Studi Kasus di Puskesmas Bangetayu)
Nurmalitasari, Rahma Adinda; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Suryoputro, Antono; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusumastuti, Wulan; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/36764
Preeklamsia; Ambulan Hebat (Si Cepat) Sepeda Motor; Wilayah Timur Kota Semarang
id
ABSTRAKLatar belakang: Dalam rentan waktu 2018 hingga pertengahan tahun 2020 Puskesmas Bangetayu memiliki jumlah penderita preeklamsia tertinggi di Kota Semarang. Salah satu masalah kesehatan yang dapat ditangani oleh tim medis Ambulan Hebat (Si Cepat) Sepeda Motor adalah preeklamsia. Sayangnya, layanan Ambulan Hebat (Si Cepat) Sepeda Motor yang terdapat pada Puskesmas Bangetayu masih minim digunakan oleh masyarakat khususnya dalam menangani preeklamsia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi program Ambulan Hebat (Si Cepat) Sepeda Motor dalam menangani kasus preekamsia di Puskesmas.Bangetayu Kota.Semarang.Metode: Penelitian kualitatif.dengan pendekatan.deskriptif analitik yang dilakukan melalui.wawancara mendalam, sampel dipilih menggunakan teknik.purposive sampling. Penelitian ini.dilakukan pada.bulan Oktober-Desember 2020. Subjek penelitian merupakan penanggung jawab program Ambulan Hebat (Si Cepat) Sepeda Motor,dokter, bidan, dan perawat pelaksana program Ambulan Hebat (Si Cepat) Sepeda Motor. Sedangkan informan triangulasi yaitu kepala Seksi Rujukan Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Semarang, Kepala Puskesmas Bangetayu, Bidan Koordinator Puskesmas Bangetayu, dan Ibu hamil atau melahirkan dengan preeklamsia. Aspek yang dianalisis terdiri dari aspek standar dan sasaran kebijakan, aspek komunikasi, aspek sumber daya, aspek disposisi pelaksana, aspek.karakteristik badan pelaksana, dan aspek lingkungan0ekonomi, sosial dan politik.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan dokter pada malam hari tidak stand by untuk melaksanakan program Ambulan Hebat (Si Cepat) Sepeda Motor di wilayah kerja Puskesmas Bangetayu, sikap bidan pelaksana dinilai tidak ramah, tidak adanya Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang diberikan oleh pihak Dinas Kesehatan0Kota Semarang kepada Puskesmas Bangetayu mengenai pelaksanaan program dalam menangani kasus preeklamsia untuk kedepannya, kepatuhan dan kejujuran petugas dalam menjalankan tugas masih rendah, serta tidak adanya insentif ataupun reward yang diberikan kepada petugas medis.Simpulan: Implementasi program Ambulan Hebat (Si Cepat) Sepeda Motor dalam menangani kasus preeklamsia masih belum optimal dikarenakan masih ditemukan beberapa kendala dalam pengimplementasiannya. Penelitian ini menyaraknkan kepada Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk memberikan Rencana Tindak Lanjut (RTL) mengenai program Ambulan Hebat (Si Cepat) Sepeda Motor dalam menangani kasus preeklamsia kepada pihak puskesmas bangetayu, melakukan pembinaan kepada petugas medis yang melakukan kesalahan, menambah sumber daya manusia, dan memberikan insentif maupun reward sebagai motivasi kerja.Kata kunci: Preeklamsia, Ambulan Hebat (Si Cepat) Sepeda Motor, Wilayah Timur Kota Semarang ABSTRACT Title: Analysis The Implementation Of The Ambulance Hebat (Si Cepat) Motorcycle Program In Handling Maternal Case In Semarang City (Case Study At East Region Of Semarang City)Background: From 2018 to 2019 East Region Of Semarang City had the highest0number of preeclampsia patients in Semarang City. One of the health problems that can be handled by the medical team for the Ambulan Hebat (Si Cepat) Motorcycle is preeclampsia. Unfortunately, the Service of the Ambulan Hebat (Si Cepat) Motorcycle that is available at the East Region Of Semarang City is not used optimally by the community especially in dealing with preeclampsia, there is only 1 user in the 2018-2019 period. This study aims to.analyze the implementation of the Ambulan.Hebat (Si Cepat) motorcycle program in handling preeclampsia at East Region Of Semarang City.Method: Qualitative research0with a descriptive-analytic0approach was conducted0through in-depth interviews where the sample was selected using a purposive sampling technique. This research0was conducted in October-December 2020. The research subjects were the person in charge of the Ambulance.Hebat (Si Cepat) Motorcycle Program, the doctors, midwives, and nurses that are implementing the Ambulance Hebat (Si Cepat) Motorcycle Program. Meanwhile, the triangulation informants were the Head of the Health Service Section of the Health Office of Semarang City, the Head of the Public Health Center of Bangetayu, the Coordinating Midwife for the Public Health Center of Bangetayu, and pregnant mothers with preeclampsia. The aspects analyzed consisted of standards and policy objectives, communication, resource, implementing disposition, characteristics0of the implementing agency, and economic, social, and political environmental aspects.Result: The results show the availability of doctors at night does not stand by, the midwife’s attitude is considered unfriendly, there is no follow up plan given by the Public Health Office of Semarang City or the medical team to the Public Health Center of Bangetayu, compliance and honesty of officers in carrying out their duties is still low, and the absence of incentives or rewards given to medical personnel. Conclusion and Recommendations : The implementation of the Ambulance Hebat (Si Cepat) Motorcycle program in dealing with preeclampsia is not optimal because there are some obstacles in its implementation. This research encourages the Health Office of Semarang City to provide a Follow-Up Action Plan program to the Public Health Center of Bangetayu, guide medical personnel who did mistakes, distributing photos containing the Ambulance Hebat (Si Cepat) call center number to the public through the Whatsapp group distributed by the FKK, changing doctor shifts to 2 shifts, and provide incentives and rewards as work motivation, and tighten sanctions.Keywords: Preeclampsia, Ambulan Hebat (Si Cepat) Motorcycle, East Region Of Semarang City
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/12304
2016-10-14T11:36:39Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/12304
2016-10-14T11:36:39Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 10, No 2 (2011): MKMI; 81-87
Analisis Perilaku Keselamatan Mengemudi (Safety Driving) Pada Sopir Bus PO X Slawi Tegal
Desta Windafasa, Nener
-, Ekawati
Kurniawan, Bina
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/12304
road traffic accident , behavior, safety driving
en
Traffic is a major factor supporting the productivity of labor, so we must realize the potential hazards of traffic in order to prevent traffic accidents. Road traffic accidents can be controlled with the implementation of safety driving and training of safety driving. The purpose of this study were analysis of predisposing factors, enabling factors and reinforcing factors of bus driver behavior to apply safety driving at PO X. This study used qualitative research with an interpretive approach. The subjects of this research were main director, board manager and bus driver. Sources of primary data obtained from in-depth interviews and observation. Data analysis used descriptive content analysis. This research shows that the road traffic accidents in the PO X controlled by safety driving training of the bus driver. Predisposing factors were knowledge, attitudes, belief of safety driving benefit and appraisal about safety driving. Enabling factors were the availability of personal protective equipment and the integrity of the machine, regulations and penalties on implementation of safety driving and additional knowledge of safety driving. Reinforcing factors of safety driving implementation were board manager and main director. Conclusion of this study is the behavior of drivers depends on themselves and superior’s behaviour.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/36972
2022-02-18T15:43:33Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/36972
2022-02-18T15:43:33Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 3 (2021): MKMI; 193-199
Hubungan Citra Tubuh dan Pengetahuan Gizi Seimbang dengan Pemilihan Makanan Remaja Putri Usia 15-19 Tahun di Kota Semarang
Putri, Rachel Novelia; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Widajanti, Laksmi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nugraheni, Sri Achadi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/36972
Citra tubuh; pengetahuan gizi seimbang; pemilihan makanan; remaja putri
id
Latar belakang: Citra tubuh negatif dapat menjadi pendorong seseorang melakukan perilaku mengendalikan berat badan dengan cara yang tidak sehat dan muncul kecenderungan eating disorder yang akan mengakibatkan perubahan status gizi. Pengetahuan remaja tentang pedoman gizi seimbang berperan penting dalam memilih dan mengonsumsi makanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan citra tubuh dan pengetahuan gizi seimbang terhadap pemilihan makanan.Metode: Penelitian observasional analitik dengan pendekatan waktu cross sectional. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah remaja putri usia 15-19 tahun yang bertempat tinggal di Kota Semarang. Jumlah sampel minimal yang digunakan sebanyak 132 remaja putri dan sampel diambil dengan teknik quota sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah citra tubuh dan pengetahuan gizi seimbang, sedangkan variabel terikat adalah pemilihan makanan. Data primer yang digunakan adalah hasil pengisian kuesioner oleh remaja putri. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tertutup. Uji normalitas sebaran data variable penelitian menggunakan Kolmogorov-Smirnov dan analisis data dilakukan dengan uji korelasi Chi-square; χ2.Hasil: Remaja putri di Kota Semarang memiliki pemilihan makanan yang baik dengan persentase sebesar 54,8%. Sebanyak 50,8% remaja menunjukkan citra tubuh positif, sedangkan 50,3% remaja putri memiliki pengetahuan gizi seimbang yang baik. Terdapat hubungan yang signifikan antara citra tubuh dengan pemilihan makanan (p-value = 0,013) dan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi seimbang dengan pemilihan makanan (p-value = 0,001)Simpulan: Citra tubuh remaja putri yang positif akan membawa remaja putri memiliki pemilihan makanan yang baik, demikian juga dengan pengetahuan gizi seimbang yang baik akan membawa remaja putri dapat memilih makanan dengan baik.Kata kunci: Citra tubuh, pengetahuan gizi seimbang, pemilihan makanan, remaja putri ABSTRACT Title: Association of Body Image and Nutrition Balance Knowledge on Food Selection Behavior of Adolescent Girl Ages 15-19 years in The City of SemarangBackground: The nutritional needs of adolescent girls for growth and development are met through a good diet. A negative body image can encourage someone to control their weight in an unhealthy way and there is a tendency for eating disorders that will lead to changes in nutritional status. Adolescent's knowledge of balanced nutrition guidelines plays an important role in choosing and consuming food. The purpose of this study was to see the relationship between body image and knowledge of balanced nutrition on food selection.Method: Analytical observational research with cross-sectional design. The population used in the study was adolescent girls aged 15-19 years who live in the city of Semarang. The number of samples used was 132 young women and the sample was taken using a quota sampling technique. The research instrument used a questionnaire form. Body image is categorized into positive and negative body image, while balanced knowledge and food selection are categorized into good and poor. The normality test of the data distribution of the research variables used the Kolmogorov-Smirnov and data analysis was carried out by the Chi-square test; χ2Result: Adolescent girls aged 15-19 years in Semarang City have good food choices with a percentage of 54.8%. 50.8% of the body image of girls aged 15-19 shows a positive body image, while 50.3% of girls aged 15-19 indicate that they have good knowledge of balanced nutrition. There is a significant relationship between body image and food selection (p-value = 0.013) and there is a significant relationship between knowledge of balanced nutrition and food selection (p-value = 0.001)Conclusion: A positive body image of adolescent girls will lead young women to have good food choices, as well as knowledge of well-balanced nutrition will lead young women to choose foods well.Keywords: Body image, nutrition balance, food choice, the adolescent girl
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/23233
2022-08-04T03:44:38Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23233
2022-08-04T03:44:38Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 18, No 3 (2019): MKMI; 12-18
Hubungan antara Kualitas Udara dalam Ruang dengan Kejadian Pneumonia pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang
Sari, Devina Andan; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Budiyono, Budiyono; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Darundiati, Yusniar Hanani; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2019-07-04 22:21:30
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23233
pneumonia; bayi; kualitas udara dalam rumah; PM10
id
ABSTRAKLatar belakang: Di Indonesia, prevalensi pneumonia pada bayi hampir 2 kali lebih banyak dibandingkan dengan pneumonia dengan balita. Kematian bayi yang disebabkan oleh pneumonia di Puskesmas Bandarharjo adalah 2 diantara 11 kematian bayi di Kota Semarang.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara kualitas fisik udara dalam ruang dengan kejadian pneumonia pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo Semarang.Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan desain cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah bayi yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo. Sampel dalam penelitian sebanyak 61 bayi. Sampel diambil dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Data berasal dari hasil wawancara terkait karakteristik bayi dan orang tua, status merokok anggota keluarga serta penggunaan anti nyamuk bakar. Data PM10, suhu, kelembaban dan intensitas cahaya diukur dengan menggunakan Personal Dust Sampler, thermo-hygrometer dan lux meter. Data dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat chi-square.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kadar debu terhirup sebesar 165μg/m3, suhu udara 30,3°C, kelembaban udara 69,3% dan intensitas cahaya 58,3 lux. Terdapat hubungan antara kadar debu terhirup (p=0,039), kelembaban udara (p=0,041), status merokok anggota keluarga (p=0,030), dan penggunaan anti nyamuk bakar (p=0,008) dengan kejadian pneumonia, sedangkan suhu udara (p=0,371), intensitas cahaya (p=0,295) tidak berhubungan dengan kejadian pneumonia.Simpulan: Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara kualitas fisik udara dalam ruang rumah dengan kejadian pneumonia pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/39301
2022-02-20T08:49:38Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39301
2022-02-20T08:49:38Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 5 (2021): MKMI; 300-307
Hubungan Keragaman Pangan dengan Kecukupan Gizi dan Status Gizi Ibu Menyusui di Daerah Pertanian Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga
Rofiana, Annisa Restu; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro
Semarang|Universitas Diponegoro
Pradigdo, Siti Fatimah; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro
Semarang|Universitas Diponegoro
Pangestuti, Dina Rahayuning; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro
Semarang|Universitas Diponegoro
2021-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39301
Keragaman Pangan; Kecukupan Gizi; Status Gizi; Ibu Menyusui; Daerah Pertanian
id
Latar belakang: Pola makan beragam dan memenuhi kecukupan gizi akan mempengaruhi status gizi ibu menyusui. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan keragaman pangan dengan kecukupan gizi dan status gizi ibu menyusui di daerah pertanian Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga.Metode: Jenis penelitian observasional analitik dengan desain cross-sectional. Sampel sebanyak 60 ibu menyusui bayi usia 0-6 bulan dengan pengambilan sampel secara purposive. Keragaman pangan diukur menggunakan MDD-W dari FAO, kecukupan gizi diukur menggunakan food recall 2x24 jam, status gizi menurut IMT dan ukuran LILA, serta persen lemak tubuh dihitung menggunakan rumus prediksi Paul Deurenberg. Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson dan Rank Spearman.Hasil: Ibu menyusui berusia 20-35 tahun, 61,7% menyelesaikan pendidikan dasar, 88,3% IRT, 86,7% menggunakan kontrasepsi hormonal, 63,3% pendapatan keluarga <UMR, 66,7% jumlah anggota keluarga ≥ 4 orang, rerata skor keragaman pangan 5,57 (beragam), tingkat kecukupan energi, tingkat kecukupan protein, tingkat kecukupan karbohidrat ≤89% AKG (kurang), tingkat kecukupan lemak 90-110% AKG (normal), tingkat kecukupan vitamin A ≥77% AKG (cukup), 65% persen lemak tubuh normal, 48,3% IMT kategori obesitas, dan 96,7% tidak berisiko KEK. Ada hubungan keragaman pangan dengan tingkat kecukupan vitamin A (p=0,000). Ada hubungan tingkat kecukupan protein dengan LILA (p=0,024). Ada hubungan persen lemak tubuh dengan IMT (p=0,000) dan LILA (p=0,000). Tidak ada hubungan keragaman pangan dengan IMT (p=0,426) dan LILA (p=0,433).Simpulan: Status gizi ibu menyusui tidak dipengaruhi secara langsung oleh keragaman pangan, namun, dipengaruhi oleh tingkat kecukupan protein, vitamin A dan persen lemak tubuh.Kata kunci: Keragaman Pangan; Kecukupan Gizi; Status Gizi; Ibu Menyusui; Daerah Pertanian ABSTRACTTitle: Relationship between Food Diversity with Nutritional Adequacy and Nutritional Status of Breastfeeding Mothers in Agricultural Area of Karangreja, Purbalingga RegencyBackground: The nutritional intake of breastfeeding mothers is still less than the nutrition adequacy rate because this is due to a less diverse diet. Consumption of various foods must be by the nutritional needs to achieve an ideal nutritional status. This study aims to analyze the relationship between food diversity with nutritional adequacy and nutritional status of breastfeeding mothers in agricultural area of Karangreja, Purbalingga Regency.Method:This type of research is analytic observational with a cross sectional design. Sample of 60 breastfeeding mothers infants aged 0-6 months with purposive sampling. Measurement of food diversity variables using Minimum Dietary Diversity for Women (MDD-W) from FAO, nutritional adequacy using food recall 2x24 hours, nutritional status using Body Mass Index (BMI) and Mid Upper Arm Circumference (MUAC) measurements, and percent body fat using Paul Deurenberg's predictive formula. Data analysis used the Pearson correlation test and Rank Spearman.Result: The average food diversity score was 5.57(various); average energy adequacy, protein adequacy, carbohydrate adequacy level ≤89% RDA (lacking); average fat adequacy level 90-110% RDA (normal); average vitamin A adequacy level ≥77% RDA (adequate); as much as 65% percent of body fat is normal, 48,3% of BMI is obese, and 96.7% is not at risk of chronic energy deficiency. There was a relationship between food diversity and the adequacy level of vitamin A (p-value=0.001). There was a relationship between the protein adequacy level with MUAC (p-value=0.024). There was a relationship between percent body fat with BMI (p-value=0.001) and MUAC (p-value=0.001). There was no relationship between food diversity with BMI (p-value=0.426) and MUAC (p-value=0.433).Conclusion: Nutritional status of breastfeeding mothers was not directly affected by food diversity. However, it was influenced by protein adequacy level, vitamin A adequacy level, and percent of body fat.Keywords: Food Diversity; Nutritional Adequacy; Nutritional Status, Breastfeeding Mothers; Agricultural Area
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/24929
2022-08-04T04:27:30Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24929
2022-08-04T04:27:30Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 18, No 4 (2019): MKMI; 153-158
Analisis Kesiapan Puskesmas Dalam Pelaksanaan Program Puskesmas Tanpa Antrian Kota Semarang (PUSTAKA) di Kota Semarang
Prameswati, Nidya Diah; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Suryoputro, Antono; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Fatmasari, Eka Yunila; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2019-12-27 14:39:37
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24929
Puskesmas Tanpa Antrian Kota Semarang (PUSTAKA); Puskesmas; Layanan Antrian Berbasis Elektronik
id
Latar Belakang : Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan. Terdapat inovasi Program yaitu Puskesmas tanpa Antrian Kota Semarang (PUSTAKA). Program ini bertujuan untuk mengurai antrian di Puskesmas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kesiapan Puskesmas dalam Pelaksanaan Program PUSTAKA. Penelitian ini berlokasi di Puskesmas Gayamsari, Srondol, Gunungpati, dan Tlogosati Kulon.Metode : Penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan indepth interview dengan purposive sampling. Variabel yang diteliti adalah tenaga, dana, sarana prasarana, kebijakan dan SOP, sosialisasi, perencanaan, organisasi, pelaksanaan, penilaian dan lingkungan.Hasil : Puskesmas dengan pengguna layanan PUSTAKA tinggi dan rendah memiliki kesamaan dalam beberapa variabel. Untuk variabel Kebijakan yang masih belum diimplementasikan secara optimal, untuk sosialisasi hanya menggunakan metode media sosial dan informasi yang diberikan kurang rinci. Variabel perencanaan sendiri, proses perencanaan yang sesuai belum dilakukan. Terkait aspek lingkungan, telah ada dukungan dari masyarakat untuk menggunakan program ini, namun belum ada dukungan dari kader kesehatan maupun tokoh masyarakat. Kendalanya terdapat pada golongan lanjut usia yang terbatas kemampuannya dalam penggunaan teknologi.Simpulan dan Saran : Puskesmas harus mengembangkan, memperbaiki, dan membangun SOP internal, membuat perencanaan yang sesuai, memaksimalkan dan sosialisasi inovatif secara langsung atau dengan media sosial yang inovatif, dan informasi yang disampaikan lebih rinci, serta berkolaborasi dengan kader kesehatan.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/40507
2022-02-20T08:34:25Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/40507
2022-02-20T08:34:25Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 6 (2021): MKMI; 379-388
Faktor yang Berhubungan dengan Praktik PHBS Pencegahan TB Paru pada Santri di Kabupaten Tegal (Studi di Pondok Pesantren Attholibiyah Bumijawa)
Asfiya, Nissa Atul; Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Prabamurti, Priyadi Nugraha; Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusumawati, Aditya; Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-12-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/40507
TB Paru; Perilaku Hidup Bersih dan Sehat; Pondok Pesantren
id
Latar belakang : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan pencegahan primer penularan TB Paru yang dapat dilakukan di pondok pesantren. Penelitian bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik PHBS pencegahan TB Paru pada santri di Kabupaten Tegal.Metode : Penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Populasi penelitian yaitu seluruh santri Pondok Pesantren Attholibiyah Bumijawa sebanyak 886 santri. Besar sampel sebanyak 268 santri, terdiri dari 130 santri putra dan 138 santri putri yang diperoleh dengan simple random sampling serta menggunakan perhitungan rumus Lemeshow. Pengumpulan data dengan pengisian kuesioner oleh responden. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat menggunakan uji chi-square dengan signifikansi 95%, dan multivariat menggunakan uji regresi binary logistic. Penelitian ini sudah mendapat persetujuan dari komisi etik No : 90/EA/KEPK-FKM/2021.Hasil : Hasil penelitian menunjukan 47% responden memiliki perilaku PHBS pencegahan TB Paru dengan kategori kurang baik. Variabel yang berhubungan dengan praktik PHBS pencegahan TB Paru yaitu jenis kelamin (p<0,01), tingkat pendidikan (p=0,028), pengetahuan (p=0,0002), sikap (p<0,01), ketersediaan fasilitas (p<0,01), ketersediaan informasi (p<0,01), akses terhadap pelayanan kesehatan (p<0,01), peraturan pondok (p<0,01), sikap dan perilaku kyai (p<0,01), sikap dan perilaku asatidz (p<0,01), sikap dan perilaku pengurus (p<0,01), serta sikap dan perilaku teman (p<0,01). Variabel yang paling mempengaruhi praktik PHBS pencegahan TB Paru adalah jenis kelamin (OR =5,815).Simpulan : Faktor yang berhubungan dengan praktik PHBS pencegahan TB Paru di pondok pesantren yaitu, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap, ketersediaan fasilitas, ketersediaan informasi, akses terhadap pelayanan kesehatan, peraturan pondok pesantren, sikap dan perilaku kyai, asatidz, serta pengurus dan teman. Sementara, faktor yang tidak berhubungan yaitu umur. Faktor yang paling berpengaruh yaitu jenis kelamin. Pondok pesantren sebagai institusi pendidikan perlu memberikan dukungan baik secara materi maupun sosial pada santri putra maupun putri, terutama pertimbangan pada santri putra dalam pelaksanaan PHBS pencegahan TB Paru di pondok pesantren.Kata kunci : TB Paru; Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat; Pondok PesantrenABSTRACTTitle : Factors Related to PHBS Practices for Preventing Pulmonary TB on Santri in Tegal Regency (Study at Pondok Pesantren Attholibyah Bumijawa)Background: PHBS is primary prevention of pulmonary TB transmission can be applied in Islamic boarding schools. This research to analyze the factors related to the practice of PHBS in preventing pulmonary TB among students in the Tegal Regency.Method: Quantitative research with cross-sectional study design. The Population as many as 886 students, 268 samples are 130 male and 138 female students, obtained by simple random sampling using the Lemeshow formula. Collect data by filling out questionnaires by respondents. Analysis with univariate, bivariate using chi-square test, and multivariate using binary logistic regression test. This research has received approval from the ethics commission No: 90/EA/KEPK-FKM/2021.Results: The results showed that 47% of respondents had PHBS behavior to prevent pulmonary TB in a poor category. The related variables were gender (p<0,01), education level (p=0.028), knowledge (p=0.0002), attitude (p<0,01), facilities (p<0,01), information (p<0,01), access to health services (p<0,01), regulations (p<0,01), kyai attitudes and behavior (p<0,01), asatidz (p<0,01), administrator (p<0,01), friends (p<0,01). The variable that most influenced the practice of PHBS in preventing pulmonary TB was gender (OR =5.815).Conclusion: Factors related to the practice of PHBS prevention of pulmonary TB in Islamic boarding schools are gender, education level, knowledge, attitudes, availability of facilities, availability of information, access to health services, boarding school regulations, attitudes, and behavior of kyai, asatidz, administrators and friends. The unrelated factor is age and the most influential factor is gender. Islamic boarding schools as educational institutions need to provide material and social support for male and female students, especially considerations for male students in the implementation of PHBS to prevent pulmonary TB in Islamic boarding schools.Keywords: Pulmonary TB; Clean And Healthy Lifestyle; Islamic Boarding School
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/22711
2022-08-08T06:15:12Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22711
2022-08-08T06:15:12Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 1 (2020): MKMI; 83-89
Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Program 1000 Hari Pertama Kehidupan Dengan Stimulasi Anak Dalam Kandungan
Sunarsih, Tri; Universitas Jendral Achmad Yani, Yogyakarta|Universitas Jendral Achmad Yani
Dewi, Diah Amanta Kurnia; Universitas Jendral Achmad Yani, Yogyakarta|Universitas Jendral Achmad Yani
Putri, Anjeli Ratih Syamlingga; Universitas Jendral Achmad Yani, Yogyakarta|Universitas Jendral Achmad Yani
2020-02-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22711
Pengetahuan; Program 1000 HPK; Stimulasi Anak Dalam Kandungan
id
Latar Belakang: Hari pertama kehidupan yaitu masa selama 270 hari dalam kandungan ditambah 730 hari pasca lahir. Periode 1000 hari pertama ini juga disebut periode emas (golden period), pada masa janin sampai anak usia dua tahun terjadi proses tumbuh kembang yang sangat cepat dan tidak terjadi pada kelompok usia lain. Namun sebagian besar ibu hamil belum mengetahui tentang program 1000 HPK. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Program 1000 Hari Pertama Kehidupan Dengan Stimulasi Anak Dalam Kandungan.Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif jenis explanatory study. Pelaksanaan penelitian menggunakan metode survei dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling menggunakan purposive sampling. Analisis data yang digunakan uji statistic chi square.Hasil: Hasilnya terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu hamil tentang program 1000 HPK dengan stimulasi anak dalam kandungan, dengan nilai korelasi sebesar 0.232 yang termasuk kedalam kategori rendah (0.20-0.399). Simpulan: Hendaknya untuk orangtua dengan semaksimal mungkin untuk memberikan pendidikan anak sewaktu dalam kandungan. Hendaknya petugas KIA memberikan penyuluhan tentang pendidikan anak dalam kandungan. Kata kunci: Pengetahuan, Program 1000 HPK, Stimulasi Anak Dalam Kandungan ABSTRACT Title: Relationship Of The Knowledge Of Pregnant Women About The First 1000 Day Life Program With Children Stimulation In Content Background: The first day of life is 270 days in the womb plus 730 days after birth. The first 1000 days period is also called the golden period, during the fetus until the two-year-old child develops very fast growth and does not occur in other age groups. But most pregnant women do not know about the 1000 HPK program. The aim of the study was to find out the Relationship between Knowledge of Pregnant Women about the First 1000 Days of Life Program with Stimulation of Children in the Contents.Methods: The type of research used is an explanatory study quantitative research. The study uses a survey method with a cross sectional approach. The sampling technique uses purposive sampling.Data analysis used chi square statistical test.Results: There is a significant relationship between the knowledge of pregnant women about the 1000 HPK program and stimulation of the child in the womb, with a correlation value of 0.232 which falls into the low category (0.20-0.399). Conclusion: Should for parents as much as possible to provide education for children while in the womb. KIA officers should provide counseling about the education of children in the womb. Keywords: Knowledge, 1000 HPK Program, Stimulation of Children in Contents
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/45030
2022-08-18T04:44:20Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/45030
2022-08-18T04:44:20Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 3 (2022): MKMI; 196-202
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi pada Anak Usia Prasekolah (Studi di Kelompok Belajar D-BAITO Sunan Plumbon dan Raudhatul Athfal MASYITHOH Krajan Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung pada Tahun 2021)
Nabilah, Ngaina Khansa; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Rahfiludin, Muhammad Zen
Kartini, Apoina; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/45030
Status gizi; usia prasekolah; gizi kurang
id
Latar belakang: Anak anak usia prasekolah usia 3-6 tahun sedang melewati masa pertumbuhan yang sangat tinggi (growth spurt). Data Kabupaten Temanggung gizi kurang tahun 2019 dengan persentase 5,5%Metode: Jenis penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Subjek penelitian 77 Ibu yang memiliki anak yang bersekolah di KB D-BAITO Sunan Plumbon dan RA MASYITHOH Krajan. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Variabel yang dikaji yaitu pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan, pengetahuan ibu, penyakit infeksi dan paparan asap rokok. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Uji analisis data menggunakan uji rank spearman dan chi square.Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa Sebagian besar status gizi indikator BB/U responden adalah gizi baik (62,3%), status gizi indikator TB/U anak adalah normal (68,8%) dan status gizi indikator BB/TB anak adalah normal (77,9%). Hasil uji statistik mengunakan rank spearman dan chi square didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan, pengetahua ibu, jumlah anggota keluarga dan paparan asap rokok dengan status gizi (BB/U, TB/U dan BB/TB). Terdapat kecenderungan anak yang terpapar asap rokok memiliki nilai HAZ yang lebih rendah (mean ± SD sebesar -1,33 ±1,106) dibandingkan dengan anak yang tidak terpapar asap rokok (-1,13 ± 1,15) dengan p-value=0,265 dari uji chi square.Simpulan: Tidak ada hubungan antara pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan, pengetahuan ibu, jumlah anggota keluarga dan paparan asap rokok dengan status antropometri anak prasekolah di KB D-BAITO Sunan Plumbon dan RA MASYITHOH Krajan. Terdapat kecenderungan anak yang terpapar asap rokok lebih pendek daripada yang tidak terpapar asap rokok.Kata kunci: Status gizi; usia prasekolah; gizi kurangABSTRACTTitle: Factors Affecting Nutritional Status in Preschool Age Children (Studies in the D-BAITO Study Group Sunan Plumbon and Raudhatul Athfal MASYITHOH Krajan, Tembarak District, Temanggung Regency in 2021).Background: Preschool children aged 3-6 years are going through a period of very high growth (growth spurt). The data from Temanggung Regency for malnutrition in 2019 with a percentage of 5.5 %.Method: This type of research is analytic observational with a cross-sectional design. The research subjects were 77 mothers who had children who attended KB D-BAITO Sunan Plumbon and RA MASYITHOH Krajan. The sampling technique is purposive sampling. The variables studied were mother's education, mother's occupation, income, mother's knowledge, infectious diseases and exposure to cigarette smoke. Collecting data using a questionnaire. Test data analysis using rank spearman and chi square.Result: The study showed that most of the nutritional status indicators of the respondents' BB/U were good nutrition (62.3%), the nutritional status of the children's TB/U indicators was normal (68.8%) and the nutritional status of the children's BB/TB indicators was normal (77, 9%). The results of statistical tests using Spearman rank and chi square found that there was no relationship between mother's education, mother's occupation, income, mother's knowledge, number of family members and exposure to cigarette smoke with nutritional status (WAZ, WHZ and HAZ). There is a tendency that children exposed to cigarette smokes had lower HAZ scores (mean ± SD of-1.33 ± 1,106 ) than those who are not exposed to cigarette smokes (-1.13 ± 1,15) with a p-value of chi square test of 0,265Conclusion: There was no association between mother's education, mother's occupation, income, mother's knowledge, number of family members and exposure to cigarette smoke with anthropometric status of preschool children in KB D-BAITO Sunan Plumbon and RA MASYITHOH Krajan. There was a tendency that children exposed to cigarette smokes were shorter than those who were not exposed to cigarette smoke.Keywords: Nutritional status; preschool age; malnutrition
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/41983
2022-09-05T08:51:31Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/41983
2022-09-05T08:51:31Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 2 (2022): MKMI; 81-88
Pengadaan dan Pendayagunaan SDM Puskesmas sebagai BLUD di Kota Semarang
Shafira, Ananda Dyah; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Arso, Septo Pawelas; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusumastuti, Wulan; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/41983
Puskesmas; BLUD; SDM Non-ASN; Manajemen SDM
id
Latar belakang: Puskesmas membutuhkan SDM yang terdiri dari tenaga kesehatan dan non kesehatan dalam menyelenggarakan kegiatannya. Puskesmas didorong untuk menerapkan skema Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dalam mengelola sumber dayanya. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, ditemukan permasalahan yaitu SDM yang tidak diperpanjang kontrak dan diberhentikan oleh Puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses manajemen sumber daya manusia dalam pengadaan dan pendayagunaan tenaga puskesmas di Dinas Kesehatan Kota Semarang sebagai BLUD.Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif – deskriptif. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara mendalam menggunakan teknik purposive sampling.Hasil: Berdasarkan hasil penelitian, Puskesmas di Kota Semarang belum merencanakan SDM Non-ASN dengan baik dan terdapat SDM Non-ASN yang kinerjanya kurang baik. Selain itu, ketersediaan SDM di Kota Semarang masih belum memenuhi kebutuhan Puskesmas. Sehingga pelaksanaan kegiatan di Puskesmas tidak terlaksana dengan baik dan beban kerja petugas meningkat.Simpulan: Proses manajemen SDM dalam pengadaan dan pendayagunaan SDM Non-ASN Puskesmas di Dinas Kesehatan Kota Semarang sebagai BLUD belum terlaksana secara optimal di 2 (dua) Puskesmas di Kota Semarang.Kata kunci: Puskesmas; BLUD; SDM Non-ASN; Manajemen SDMABSTRACTTitle: Procurement and Utilization of Primary Health Care Human Resources as BLUD in Semarang CityBackground: Primary Health Care need human resources (HR) consisting from health and non-health workers in carrying out their activities. Primary Health Care are encouraged to implement the Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) scheme to manage their resources. Based on results of a preliminary study, it was found that the problem was that the HR weren’t renewed and were dismissed by Primary Health Care. This study aims to analyze the process of HR management in the procurement and utilization of Primary Health Care personel at the Semarang City Health Office as a BLUD.Method: This study was conducted using qualitative – descriptive methods. Data collection was done through in-depth interviews with purposive sampling technique. Result: Based on the results of the study, the Primary Health Care in Semarang City has not properly planned Non-Public Employee HR and there are Non-ASN HR whose performance is not good. In addition, the availability of HR in the city of Semarang still doesn’t meet the needs of the Primary Health Care. So, the implementation of activities at Primary Health Care isn’t carried out properly and the workload of officers increases. Conclusion: The HR management process in the procurement and utilization of Non-ASN HR at the Primary Health Care at the Semarang City Health Service as a BLUD hasn’t been implemented optimally in 2 (two) Health Centers in Semarang CityKeywords: Primary Health Care; BLUD; Non-Public Employee HR; HR Management
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/30604
2022-08-18T04:50:21Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/30604
2022-08-18T04:50:21Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 4 (2020): MKMI; 246-254
Hubungan Tingkat Stres dan Status Anemia dengan Dismenorea Primer Pada Siswi Kelas XII di SMAN 1 Nganjuk
Rahmatanti, Riris; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Pradigdo, Siti Fatimah; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Pangestuti, Dina Rahayuning; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-08-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/30604
Tingkat Stres; Status Anemia; Dismenorea Primer; Siswi SMA; Nganjuk
id
ABSTRAKLatar belakang: Dismenorea primer banyak ditemui pada wanita usia sekitar 17-24 tahun dan masih menjadi permasalahan yang dikeluhkan bagi remaja putri karena dapat menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari dan tertinggalnya mata pelajaran. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan tingkat stres, status anemia dengan dismenorea primer pada siswi kelas XII di SMAN 1 Nganjuk.Metode: Penelitian dengan desain cross sectional ini dilakukan kepada 74 siswi dengan metode proportional stratified random sampling dari 213 siswi kelas XII SMAN 1 Nganjuk. Variabel bebas yang diteliti adalah tingkat stres dan status anemia, sedangkan variabel terikat adalah dismenorea primer. Data karakteristik seperti usia menarche, lama menstruasi, riwayat keluarga, dan kebiasaan sarapan diperoleh dengan wawancara terstruktur. Profil status gizi seperti IMT/U, kecukupan kalsium, magnesium, Fe dan vitamin E dan status anemia, berturut-turut, diperiksa dengan pengukuran antropometri, formulir semi-FFQ dan food picture, pengukuran kadar hemoglobin menggunakan Hemochroma. Penentuan tingkat aktivitas fisik, tingkat stress dan persepsi dismenorea primer, berturut-turut, dilakukan dengan kuesioner IPAQ, DASS 42, dan MSQ. Uji bivariat dianalisis menggunakan Chi Square dengan tingkat signifikansi 0,05.Hasil: Sebanyak 34% remaja putri mengalami dismenorea primer, anemia 71,6% dan yang mengalami stres 56,8%. Terdapat hubungan antara tingkat stres (p=0,002; C=0,339) dan status anemia (p=0,001; C=0,552) dengan dismenorea primer. Lama menstruasi (p=0,008; C=0,293), riwayat keluarga (p=0,010; C=0,287), tingkat kecukupan kalsium (p=0,001; C=0,640), tingkat kecukupan Fe (p=0,009; C=0,639) serta tingkat kecukupan vitamin E (p=0,001; C=0,596) juga berhubungan dengan dismenorea primer.Simpulan: Dismenorea primer remaja putri berhubungan dengan tingkat stres dan status anemia. Namun demikian, dismenorea primer juga dipengaruhi oleh lama menstruasi, riwayat keluarga, tingkat kecukupan kalsium, Fe dan vitamin E. Kata kunci: tingkat stres, status anemia, dismenorea primer, siswi SMA, Nganjuk ABSTRACT Title: Relationship between Stress Level and Anemia Status with Primary Dysmenorrhoea in Class XII Students at SMAN 1 Nganjuk Background: Primary dysmenorrhoea is mostly found in women aged around 17-24 years and is still a problem that is complained of for young women because it can cause disruption of daily activities and lagging subjects. The purpose of this study was to determine the relationship of stress levels, anemia status with primary dysmenorrhoea in class XII students at SMAN 1 Nganjuk.Method: This cross sectional design study was conducted on 74 students using proportional stratified random sampling method from 213 students of class XII SMAN 1 Nganjuk. The independent variables studied were stress level and anemia status, while the dependent variable was primary dysmenorrhoea. Data on characteristics such as menarche age, menstrual period, family history, and breakfast habits were obtained by structured interview. Nutritional status profiles such as BMI /U, adequate calcium, magnesium, Fe and vitamin E and anemia status, respectively, were examined by anthropometric measurements, semi-FFQ forms and food pictures, measurement of hemoglobin levels using Hemochroma. Determination of the level of physical activity, stress levels and perception of primary dysmenorrhoea, respectively, was carried out with the IPAQ questionnaire, DASS 42, and MSQ. Bivariate test was analyzed using Chi Square with a significance level of 0.05.Results: As many as 34% of adolescent girls experienced primary dysmenorrhoea, anemia 71.6% and those experiencing stress 56.8%. There is a relationship between stress level (p = 0.002; C = 0.339) and anemia status (p = 0.001; C = 0.552) with primary dysmenorrhoea. Menstrual duration (p = 0.008; C = 0,293), family history (p = 0.010; C = 0,287), calcium adequacy level (p = 0,001; C = 0,640), adequacy level of Fe (p = 0,009; C = 0,639) and adequate levels of vitamin E (p = 0.001; C = 0.596) are also associated with primary dysmenorrhoea.Conclusion: Primary dysmenorrhoea in adolescent girls is associated with stress levels and anemia status. However, primary dysmenorrhoea is also influenced by menstrual length, family history, adequate levels of calcium, Fe and vitamin E. Keywords: Stress Level, Anemia Status, Primary Dysmenorrhoea, High School Girls, Nganjuk
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/43938
2023-03-06T05:17:11Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43938
2023-03-06T05:17:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 5 (2022): MKMI; 358-362
Evaluasi Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Puskesmas
Mumtazah, Shabrina; Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia|Universitas Indonesia
Sulistiadi, Wahyu; Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia|Universitas Indonesia
2022-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43938
program kesehatan; remaja; evaluasi
id
Latar belakang: Permasalahan remaja di Indonesia kian memarak seiring berjalannya waktu sehingga perlu adanya perhatian khusus dari segi perilaku dan kesehatan baik fisik maupun mental remaja. Sejak tahun 2003, Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) hadir sebagai bentuk kepedulian dari pemerintah untuk mewadahi keresahan remaja Indonesia. Selama kurang lebih 18 tahun berdirinya program PKPR pada puskesmas di Indonesia, sistem pengelolaan program tersebut perlu dievaluasi.Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur yang dilakukan dengan menggunakan database google scholar. Data yang diperoleh selanjutnya ditelaah, disusun, dan dibandingkan satu dengan lainnya. Hasil: Hasil penelitian didapatkan bahwa masih terdapat kendala dalam perencanaan dan pelaksanaan pada setiap indikator dari evaluasi input, proses, dan output program PKPR di puskesmas.Simpulan: Perencanaan yang matang akan mengindikasi pelaksanaan yang maksimal dalam suatu program. Hasil evaluasi ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk perbaikan Program PKPR pada lingkup puskesmas sehingga terwujudnya tujuan nasional bersama yakni kesehatan baik fisik maupun mental remaja di Indonesia.Kata kunci: program kesehatan; remaja; evaluasi ABSTRACT Title: Evaluation of The Care for Adolescent Health Services (PKPR) at Primary Health CareBackground: The problems of adolescents in Indonesia are increasingly prevalent over time so that special attention is needed in terms of behavior and health, both physically and mentally, of adolescents. The Care for Adolescent Health Services (PKPR) since 2003 has been present to accommodate the government's concern for Indonesian youth. For approximately 18 years since the establishment of the PKPR program at primary health care in Indonesia, the program management system needs to be evaluated.Method: The method used is a literature review conducted using the Google Scholar. The data obtained are reviewed, compiled, and compared to each other related literatureResult: The results showed that there were still problems in the planning and implementation of each indicator of the evaluation of the input, process, and output of the PKPR program at the primary health care.Conclusion: Careful planning will indicate maximum implementation in a program. The results of this evaluation are expected to be a reference for the PKPR Program at the primary health care to be even better, so that the realization of a common national goal, namely the physical-mental health of adolescents in Indonesia.Keywords: health program; adolescent; evaluation
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/25614
2022-08-10T04:17:40Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25614
2022-08-10T04:17:40Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 3 (2020): MKMI; 206-212
Faktor yang Berhubungan dengan Kapasitas Vital Paru pada Pekerja Industri Batik Rumahan di Kota Pekalongan
Putri, Fika Nurina; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Dewanti, Nikie Astorina Yunita; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Sulistiyani, Sulistiyani; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25614
kapasitas vital paru; pekerja batik; paparan
id
ABSTRAKLatar Belakang : Jumlah industri batik di Pekalongan sebanyak 315 unit dengan sekitar 15.782 pekerja dimana sejumlah pekerja tersebut berisiko terkena Penyakit Akibat Kerja. Penyebab utama Penyakit Akibat Kerja pada pekerja batik yaitu berupa bahan utama atau pendukung proses pembuatan batik yang dapat memberikan dampak negatif pada kesehatan pekerjanya. Polutan yang dihasilkan oleh proses pengelolaan bahan baku yang digunakan pada proses pembuatan batik dapat mengganggu kesehatan para pekerjanya, serta lingkungan. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kapasitas vital paru pada pekerja industri batik rumahan di Kota Pekalongan.Metode : Jenis penelitian analitik observasional dengan studi cross sectional. Jumlah sampel yaitu 49 orang yang merupakan pekerja batik di bagian proses pelekatan lilin, pewarnaan dan penghilangan lilin yang berada di Kampung Batik Pesindon dan Kauman Kota Pekalongan. Data dianalisis menggunakan uji Chi Square.Hasil : Hasil pada penelitian menunjukkan 28 responden (57,1%) mengalami gangguan fungsi paru, dengan 24 responden (49%) restriktif dan 4 responden (8,1%) obstruktif. Variabel yang berhubungan dengan kapasitas vital paru dan menjadi faktor risiko adalah masa kerja (p=0,047; RP=1,9; 95%CI=1,008-3,58); dan lama kerja (p=0,025; RP=2,4; 95%CI=1,018-5,67).Kesimpulan : Faktor yang berhubungan dengan kapasitas vital paru pada pekerja industri batik rumahan di Kota Pekalongan adalah masa kerja dan lama kerja.Kata Kunci : kapasitas vital paru, pekerja batik, paparan. ABSTRACTTitle: Factors Related with Lung Vital Capacity on Batik Home Industry Workers in Pekalongan City Background : The number of batik industries in Pekalongan is 315 units with around 15.782 workers in which a number of these workers are at risk of occupational diseases. The main cause of occupational diseases on batik workers is the main ingredients or additional ingredients in the process of making batik which can have a negative impact on the health of workers. Pollutants that produced by the process of managing the raw materials that used in the process of making batik can have an impact for the health of workers and the environment. Based on these problems, this study aims to determine the factors related with lung vital capacity on batik industry workers in PekaIongan City.Method : This research was an observational analytic study with a cross sectional design. The number of samples is 49 people who are batik workers in the part of the process of sticking wax, coloring and removing wax that is in the Batik Pesindon and Kauman Village of Pekalongan City. Data analyzed using Chi-Square Test.Result : The result of this research represent that there is 28 respondents (57,1%) had the abnormal lung vital capacity with the number of 24 respondents (49%) restrictive and 4 respondents (8,1%) obstructive. Variables that related with lung vital capacity and become a risk factor is working periode (p=0,047; 1,9; 95%CI=1,008-3,58); and duration of work (p=0,025; PR=2,4; 95%CI=1,018-5,67).Conclusion : Factors that related with lung vital capacity in batik industry workers in Pekalongan City is working periode and duration of work. Keywords : lung vital capacity, batik workers, exposure
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/49537
2023-03-06T05:16:51Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/49537
2023-03-06T05:16:51Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 6 (2022): MKMI; 424-432
Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Makan dan Aktivitas Fisik Remaja selama Transisi Pandemi Covid-19 di Kota Denpasar
Kurnianingsih, I Desak Ketut Dewi Satiawati; Departemen Promosi Kesehatan, Politeknik Kesehatan Kartini Bali|Politeknik Kesehatan Kartini Bali
Center for Public Health Innovation, Faculty of Medicine, Udayana University, Bali|Universitas Udayana
Batiari, Ni Made Padma; Departemen Promosi Kesehatan, Politeknik Kesehatan Kartini Bali|Politeknik Kesehatan Kartini Bali
Oktaviani, Ni Kadek Rika; Departemen Promosi Kesehatan, Politeknik Kesehatan Kartini Bali|Politeknik Kesehatan Kartini Bali
2022-12-07 05:23:34
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/49537
pandemi COVID-19; kebiasaan makan; aktivitas fisik; status gizi remaja
id
Latar belakang: Usia remaja mengalami banyak pekembangan terutama pada preferensi makanan, kebiasaan makanan termasuk aktivitas fisik yang dapat berubah dalam berbagai kondisi termasuk saat transisi pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kebiasaan makan serta aktivitas fisik remaja sekolah selama transisi pandemi COVID-19 serta mengukur hubungan antara metode belajar di sekolah dan karakteristik sosiodemografi remaja dengan kebiasaan makan dan aktivitas fisik. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional yang dilakukan di Kota Denpasar dengan sampel sebanyak 120 remaja usia 10-21 tahun. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai kebiasaan makan yang diadopsi dari kuesioner Adolescent Food Habits Checklist (AFHC) dan pertanyaan mengenai aktivitas fisik yang diadopsi dari kuesioner PAL (Physical Activity Level). Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan pada remaja antara lain adalah umur (OR=7,57; p<0,05), jenis kelamin (OR=0,39; p<0,05), pendapatan orang tua (OR= 1,83; p<0,05) dan metode belajar disekolah (OR=2,71; p<0,05), sedangkan faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik pada remaja antara lain adalah jenis kelamin (OR=5,2 ; p<0,05), pendapatan orang tua (OR=5,5; p<0,05) dan metode belajar di sekolah (OR=0,9; p<0,05). Dari sebaran status gizi responden diketahui responden dengan status gizi underweight (berat badan kurang) memiliki persentase cukup tinggi yaitu sebesar 42,50%, diikuti dengan status gizi overweight (kelebihan berat badan dengan risiko) sebesar 8,33% dan Obesitas II sebanyak 3,33%. Lebih lanjut analisis dengan skoring AFHC diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki kebiasaan makan yang buruk (60%) serta lebih banyak melakukan aktivitas fisik yang pasif seperti seperti tidur-tiduran, duduk, mengetik/menulis maupun aktivitas pasif lainnya.Simpulan: Faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan pada remaja antara lain umur, jenis kelamin, pendapatan orangtua, dan metode belajar di sekolah sedangkan faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik pada remaja antara lain jenis kelamin, pendapatan orangtua, dan metode belajar di sekolah.Kata kunci: pandemi COVID-19, kebiasaan makan, aktivitas fisik, status gizi remajaABSTRACT Title: Factors Affecting Adolescent Eating Habits and Physical Activity during the Covid-19 Pandemic Transition in the City of DenpasarBackground: Adolescents experience many developments, especially in food preferences, food habits including physical activity which can change under various conditions, including during the transition to the COVID-19 pandemic. This study aims to determine the eating habits and physical activity of school adolescents during the COVID-19 pandemic transition and to measure the relationship between learning methods at school and the sociodemographic characteristics of adolescents with eating habits and physical activity.Method: This research is a quantitative study with a cross sectional research design conducted in Denpasar with a sample of 120 adolescents aged 10-21 years. The research instrument used a questionnaire containing questions about eating habits adopted from the Adolescent Food Habits Checklist (AFHC) questionnaire and questions about physical activity adopted from the PAL (Physical Activity Level) questionnaire.Result: The results of this study indicate that the factors that influence eating habits in adolescents include age (OR=7.57; p<0.05), gender (OR=0.39; p<0.05), parental income (OR = 1.83; p<0.05) and learning methods at school (OR=2.71; p<0.05), while the factors that influence physical activity in adolescents include gender (OR=5.2; p <0.05), parents' income (OR=5.5; p<0.05) and learning methods at school (OR=0.9; p<0.05). From the distribution of the nutritional status of respondents, it is known that respondents with underweight nutritional status (underweight) have a fairly high percentage of 42.50%, followed by overweight nutritional status (overweight with risk) of 8.33% and Obesity II as much as 3. 33%. Further analysis with AFHC scoring revealed that most respondents have bad eating habits (60%) and do more passive physical activities such as sleeping, sitting, typing/writing or other passive activities.Conclusion: Factors that influence eating habit in adolescents include age, gender, parental income, and learning method at school; while factors that influence physical activity in adolescents include gender, parental income, and learning method at school.Keywords: COVID-19 pandemic; food habit; physical activity; adolescents nutrition status
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/56464
2023-08-30T05:26:39Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56464
2023-08-30T05:26:39Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 4 (2023): MKMI; 256-265
Gambaran Cemaran Bakteri Escherichia coli pada Jajanan di SDN 70 Banda Aceh
Safira, Nonie; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
Rahmayanti, Yuni; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
Auliani, Fia Dewi; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
2023-08-28 07:07:53
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56464
jajanan sekolah; kontaminasi; Escherichia coli
id
Latar belakang: Anak usia sekolah umumnya setiap hari menghabiskan sepertiga waktunya di sekolah, sehingga menyebabkan mereka menghabiskan waktu makan siangnya di sekolah. Adapun jenis jajanan yang dijajakan beraneka ragam dari mulai jajanan sehat maupun jajanan tidak sehat. Makanan sehat yang mempunyai gizi yang cukup, sedangkan makanan tidak sehat sudah terkontaminasi mikroba. Salah satu mikroba yang berbahaya bagi manusia pada makanan adalah bakteri Escherichia coli. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat cemaran bakteri Escherichia coli pada jajanan di SDN 70 Banda Aceh.Metode: Metode jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini menggunkana metode kuantitifikasi bakteri dengan Teknik MPN (Most Probable Number) dan TPC (Total Plate Count). Sampel dipilih dengan metode purposive sampling.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 3 sampel minuman yang diuji dengan metode MPN (Most Probable Number) melebihi batas maksimum. Sedangkan 6 sampel makanan yang diuji dengan meode TPC (Total Plate Count) dinyatakan masih dalam ambang batas.Simpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sampel minuman terkontaminasi bakteri Escherichia coli dan unutk makanan tidak terkontaminasi bakteri Escherichia coli.Kata kunci: jajanan sekolah, kontaminasi, Escherichia coli Title: Description of Contamination of Escherichia Coli Bacteria in Food at SDN 70 Banda AcehBackground: School-age children generally spend a third of their time at school every day, causing them to spend their lunch time at school. The types of snacks that are sold vary from healthy snacks to unhealthy snacks. Healthy food that has sufficient nutrition, while unhealthy food is contaminated with microbes. One of the microbes that are harmful to humans in food is Escherichia coli bacteria. The purpose of this study was to determine whether there was contamination of Escherichia coli bacteria in snacks at SDN 70 Banda Aceh.Method: This type of research method is descriptive. This study used a bacterial quantification method using MPN (Most Probable Number) and TPC (Total Plate Count) techniques. The sample was selected by purposive sampling method.Result: The results showed that 3 samples of drinks tested using the MPN (Most Probable Number) method exceeded the maximum limit. while 6 food samples tested with the TPC (Total Plate Count) method were declared to be still within the threshold. Conclusion: Showed that all drink samples were contaminated with Escherichia coli bacteria and food was not contaminated with Escherichia coli bacteria.Keywords: school snacks, contamination, Escherichia coli
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/31214
2022-08-19T04:14:12Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/31214
2022-08-19T04:14:12Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 4 (2020): MKMI; 297-303
Pengaruh Pemberian Layanan SMS Gateway Pelaporan Ibu Hamil Berisiko Tinggi terhadap Peningkatan Kinerja Kader dalam Melaporkan Risiko Tinggi Ibu Hamil
Herdiyanti, Annisa Maghfira; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Suryoputro, Antono; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Fatmasari, Eka Yunila; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-08-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/31214
sms gateway; kinerja kader; ibu hamil berisiko tinggi
id
Latar belakang: Kematian ibu di Semarang sebagian besar dikarenakan ibu memiliki faktor risiko tinggi dan komplikasi pada kehamilannya di mana harapannya dengan semakin cepat kasus risiko tinggi ditemukan dan dilaporkan maka semakin cepat pula penanganan yang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian intervensi SMS gateway pelaporan ibu hamil berisiko tinggi terhadap kinerja kader dalam melaporkan risiko tinggi ibu hamil.Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif menggunakan quasi experimental design dan nonequivalent control group design. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah responden 54 orang pada setiap kelompok. Variabel bebas pada penelitian ini adalah pemberian SMS gateway sedangkan kinerja kader dalam melaporkan risiko tinggi pada ibu hamil adalah variabel terikat.Hasil: Hasil analisis menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan ada perbedaan pretest dan posttest (p=0,000) pada kelompok intervensi setelah diberikan intervensi sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan pretest dan posttest (p=0,317). Hal ini juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kinerja pada kader kelompok eksperimen yang diberikan intervensi dan kader kelompok kontrol yang tidak diberikan intervensi sesuai dengan analisis pengujian beda menggunakan Mann-Whitney U test (α = 0,05 ) dengan hasil nilai P-value (Sig 2-tailed) 0,000.Simpulan: Kesimpulan dari penelitian ini yaitu adanya pengaruh diberikannya SMS gateway pada kinerja kader dalam melaporkan ibu hamil berisiko tinggi di mana kader lebih cepat melaporkan dibandingkan sistem sebelumnya. Saran pada penelitian ini yakni perlunya penelitian lebih lanjut tentang pengaruh SMS gateway terhadap peningkatan kader sepenuhnya dikarenakan hasil penelitian ini baru bisa membuktikan bahwa SMS gateway mempercepat pelaporan ibu hamil berisiko tinggi.Kata kunci: sms gateway, kinerja kader, ibu hamil berisiko tinggi ABSTRACTTitle: The Effect SMS Gateway Reporting Service for High Risk Pregnant Women on Increased Performance of Cadres in Reporting High Risk of Pregnant WomenBackground: Most maternal deaths in Semarang are due to mothers having high risk factors and complications in their pregnancy where the hope is that the sooner cases of high risk are found and reported, the sooner the handling is done. This study aims to determine the effect of providing SMS gateway interventions for reporting high-risk pregnant women to the performance of cadres in reporting high-risk pregnant women.Method: This research uses quantitative research methods using quasi experimental design and nonequivalent control group design. The sampling technique uses total sampling with 54 respondents in each group. The independent variable in this study is the provision of an SMS gateway while the performance of cadres in reporting high risk in pregnant women is the dependent variable.Result: The results of the analysis using the Wilcoxon Signed Rank Test showed that there were differences in the pretest and posttest (p = 0,000) in the intervention group after the intervention was given while in the control group there were no differences in the pretest and posttest (p = 0.317). This also shows that there are differences in the performance of the experimental group cadres who were given the intervention and the control group cadres who were not given the intervention according to the analysis of different tests using the Mann-Whitney U test (α = 0.05) with the results of the P-value (Sig 2 -tailed) 0,000. Conclusion: The conclusion of this study is the influence of the provision of an SMS gateway on the performance of cadres in reporting high-risk pregnant women. where the cadres report faster than the previous system. Suggestion in this research is the need for further research on the effect of SMS gateway on increasing cadre entirely because the results of this study can only prove that SMS gateway accelerates the reporting of high risk pregnant women.Keywords: sms gateway, cadre perfomance, high-risk pregnant women
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/56212
2023-10-31T01:08:11Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56212
2023-10-31T01:08:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 5 (2023): MKMI; 291-295
Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Ulkus Diabetikum di RSUD Meuraxa Banda Aceh
Zikransyah, Teuku Muhamad Haikal; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Aceh|Universitas Abulyatama
Rizal, Fakhrul; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Aceh|Universitas Abulyatama
Mustaqim, M. Hendro; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Aceh|Universitas Abulyatama
2023-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56212
jenis kelamin; ulkus diabetikum
id
Latar Belakang: Ulkus diabetikum merupakan suatu luka kronik yang terjadi pada daerah di perifer tubuh dan paling sering di dapati pada bagian bawah pergelangan kaki yang di akibatkan oleh neuropati perifer, penyakit arteri perifer atau keduanya yang meningkatkan mordibitas, mortalitas, dan mengurangi kualitas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jenis kelamin dengan kejadian ulkus diabetikum di RSUD Meuraxa Banda Aceh.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan retrospektif dan menggunakan data sekunder dari catatan instalasi rekam medis lengkap pasien ulkus diabetikum yang datang berobat ke poli bedah Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa sebanyak 96 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan mengisi lembar penelitian berdasarkan rekam medis dan data dianalisis dengan menggunakan uji Chi square. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan metode total sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi dimana berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.Hasil: Penelitian hubungan jenis kelamin dengan kejadian ulkus diabetikum berdasarkan uji statistik dengan menggunakan Uji chi-square, tidak ditemukan hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian ulkus diabetikum (nilai p = 0,082).Simpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian ulkus diabetikum pada pasien Rumah Sakit Umum Meuraxa, Banda Aceh.Kata kunci: jenis kelamin; ulkus diabetikum Title: The Relationship between Gender and Diabetic Ulcuses at Meuraxa Hospital, Banda AcehBackground: Diabetic Ulcer is a chronic wound that occurs in peripheral areas of the body and is most often found at the bottom of the ankle caused by peripheral neuropathy, peripheral arterial disease or both which increase morbidity, mortality and reduce the quality of life of patients. This study aims to determine the relationship between gender and the incidence of Diabetic Ulcers at the Meuraxa General Hospital in Banda Aceh. Method: This research is a descriptive analytic study with a retrospective approach and uses secondary data from complete medical rehabilitation records of diabetic ulcer patients who came for treatment at the surgical clinic of the Meuraxa General Hospital—as many as 96 people. Data collection was carried out by filling out research sheets based on medical records, and the data were analyzed using the Chi square test. The sampling technique in this study used the total sampling method, namely the sampling technique of taking all members of the population, which is based on inclusion and exclusion selection. Result: Research on the relationship between gender and the incidence of diabetic ulcers based on statistical tests using the chi-square test found no significant relationship between gender and the incidence of diabetic ulcers (p value = 0.082).Conclusion: There is no correlation between gender and the incidence of diabetic ulcers at Meuraxa General Hospital in Banda Aceh.Keywords: gender; diabetic ulcer
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/5395
2019-04-05T18:32:34Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/5395
2019-04-05T18:32:34Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 11, No 2 (2012): MKMI; 174-181
Kepuasan Ibu Hamil Dan Persepsi Kualitas Pelayanan Antenatal Care Di Puskesmas Tanjung Kabupaten Sampang Madura
Faradisy Mursyida, Rikhly
Mawarni, Atik
Agushybana, Farid
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/5395
en
Angka Kematian Ibu di Puskesmas Tanjung tahun 2011 (559/100.000 KH) yang masih jauh dari target penurunan tahun 2014 (118/100.000 KH), adanya trend penurunan cakupan K1 dan K4 selama 3 tahun terakhir, serta pelayanan Antenatal Care yang belum sesuai harapan, mendorong terselenggaranya penelitian ini untuk mengetahui pengaruh persepsi kualitas pelayanan antenatal care terhadap kepuasan ibu hamil. Jenis penelitian adalah observasional dengan pendekatan cross sectional, sampel sebesar 89 orang dengan teknik pengambilan secara konsekutif sampling dan analisis data menggunakan chi-square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan persepsi tidak baik pada kualitas pelayanan dimensi reliability 43.8%, responsiveness 60.7%, assurance 51.7%, empathy 57.3% dan tangibles 43.8% dan persepsi ibu hamil yang tidak puas sebesar 49.4%. Hasil analisis menunjukkan ada hubungan antara persepsi reliability, responsiveness, assurance, empathy dan tangibles dengan kepuasan ibu hamil. Secara bersamaan variabel yang berpengaruh adalah empathy (p = 0.0001, OR=111.507), reliability (p = 0.008, OR=22.466) dan responsiveness (p = 0.008, OR=15.074). Perbaikan kualitas empathy, reliability dan responsiveness pada pelayanan ANC diperlukan dalam peningkatan kepuasan ibu hamil. Kata Kunci : Kualitas Pelayanan Antenatal Care (ANC), Kepuasan Pelayanan
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/34915
2022-02-18T04:20:22Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/34915
2022-02-18T04:20:22Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 1 (2021): MKMI; 63-69
Analisis Konsentrasi PM10 Hasil Pengukuran Stasiun BMKG Kemayoran di Jakarta Pusat Pada Masa Pandemi COVID-19
Anggraeni, Siti Hafidzhah Dyah Ayu; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Darundiati, Yusniar Hanani; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Joko, Tri; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-02-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/34915
PM10; pencemaran udara; PSBB transisi
id
ABSTRAK Latar belakang: Sumber pencemaran udara yang semakin banyak menyebabkan penurunan kualitas udara. Salah satu polutan adalah kadar PM10 di udara yang dapat menjadi parameter utama dalam pencemaran udara karena PM10 dapat berasosiasi dengan kadar zat pencemar lainnya. Berdasarkan hasil survei pendahuluan berupa pemantauan data SPKU BMKG Kemayoran diperoleh hasil pada tanggal 19 April 2020 konsentrasi PM10 berada pada level melebihi ambang batas pedoman kualitas udara yang dikeluarkan WHO, sedangkan pada masa itu berlaku Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai pencegahan penyebaran COVID-19. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kecenderungan konsentrasi parameter PM10, analisis sesuai baku mutu udara ambien pada masa pandemi COVID-19 dan kategori ISPU PM10.Metode: Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian time series dan dengan rancangan penelitian analisis data sekunder pada tanggal 5 Mei 2020 sampai 5 Juli 2020 dari hasil pengukuran konsentrasi PM10 Stasiun BMKG Kemayoran di Jakarta Pusat. Hasil Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan konsentrasi PM10 pada setiap tahapan kegiatan aktivitas masyarakat yang mulai diberlakukan kembali sesuai aturan PSBB Transisi DKI Jakarta, dengan rata-rata harian konsentrasi tertinggi 99 µg/m3. Rata-rata per jam konsentrasi tertinggi PM 10, terjadi pada pukul 07.00 WIB. Berdasarkan pedoman kualitas udara WHO dengan baku mutu 50 µg/m3 , dari 50 hari pengamatan terdapat 34 hari melebihi baku mutu WHO. ISPU PM10 16 hari kategori baik dan 34 hari kategori sedang.Simpulan: Konsentrasi PM10 meningkat pada saat Pembatasan Sosial Berskala Besar Transisi mulai diberlakukan, 34 hari konsentrasi PM10 melebihi baku mutu udara ambien WHO dan 34 hari ISPU PM10 berada dikategori sedang.Kata kunci: PM10; pencemaran udara; PSBB transisi; ISPU ABSTRACT Title: Analysis of PM10 Concentration Result of Measurements Stations Meteorogical, Climatological Geophysical Agency Kemayoran Central Jakarta in Pandemic COVID-19 Background: Human activities contribute to decreased air quality, one of which is PM10 levels. Based on the results of a preliminary survey in the form of monitoring the air quality monitoring station BMKG Kemayoran data, it was found that on April 19, 2020 the concentration of PM10 was at a level exceeding the threshold for air quality guidelines issued by WHO, while at that time Large-Scale Social Restrictions (PSBB) to prevent the spread of COVID-19. The purpose of this study was to determine air quality with PM10 concentration parameters measured by the Stations Meteorogical, Climatological Geophysical Agency Kemayoran Central Jakarta in Pandemic COVID-19.Method: The method of research is to use the type of research time series and the design of the study analyzes the data secondary on the date of May 5, 2020 to July 5, 2020 of the results of the measurement of the concentration of PM10 Stations BMKG Kemayoran in Central Jakarta. The data analysis used is univariate analysis and calculation of the Air Pollution Index (API).Result: The results showed that there was an increase in PM10 concentration at each stage of community activity which was re-enforced according to the PSBB Transitional regulation than during previous PSBB phase, with the highest daily average concentration of 99 µg/m3. Average hourly concentration of the highest PM10, occurred on at 07.00 pm. Based on guidelines WHO air quality standard of 50 µg/m3 , from 50 days of observation there were 34 days that exceeded the WHO quality standard. Air Pollution Index PM10 16 days in good category and 34 days in moderate category. Conclusion: PM10 concentrations increased when the PSBB Transitional began enforcing regulations enforced than during previous PSBB phase, 34 days PM10 concentrations exceeded WHO ambient air quality standards and 34 days air pollution index PM10 was in the moderate category. Keywords:PM1; air pollution; PSBB transition; air pollution index
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/57105
2024-01-22T01:41:04Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/57105
2024-01-22T01:41:04Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 6 (2023): MKMI; 386-393
Faktor Ibu, Keragaman Pangan, Asupan Zat Gizi Makro, dan Hubungannya dengan Status Gizi Kurang pada Ibu Balita Stunting di Kota Semarang
Rakhmatika, Sabela Nadhira; Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro|Universitas Diponegoro
Purwanti, Rachma; Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro|Universitas Diponegoro
Margawati, Ani; Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro|Universitas Diponegoro
Dieny, Fillah Fithra; Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro|Universitas Diponegoro
2023-12-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/57105
ibu gizi kurang; stunting; asupan energi; zat gizi; keragaman pangan
id
ABSTRAKLatar belakang: Risiko stunting lebih tinggi pada anak dari ibu dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) kurang dari sama dengan 18,5 kg/m2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status gizi kurang pada ibu balita stunting dan mengaitkan faktor ibu, pendapatan keluarga, keragaman pangan serta asupan zat gizi pada ibu.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional yang dilakukan di Kota Semarang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 42 ibu balita stunting di Kota Semarang. Pengambilan sampel menggunakan teknik Consecutive Sampling. Variabel terikat pada penelitian ini yaitu status gizi ibu balita Stunting. Data status gizi ibu didapatkan berdasarkan pengukuran antropometri secara langsung meliputi Berat Badan dan Tinggi Badan yang kemudian dilakukan perhitungan IMT. Ibu balita stunting yang dimasukkan dalam penelitian ini hanya yang berstatus gizi kurang dan gizi normal berdasarkan kategori IMT menggunakan cut off Asia Pasifik. Variabel bebas pada penelitian ini adalah usia ibu, paritas ibu, pendidikan ibu, penggunaan KB Hormonal, pendapatan keluarga, asupan zat gizi makro, keragaman pangan ibu, dan aktivitas fisik ibu. Analisis bivariat dilakukan dengan uji chi square. Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi ibu dengan menggunakan uji Multiple Logistic Regression.Hasil: Ibu balita stunting dengan status gizi kurang lebih banyak memiliki proporsi tingkat kecukupan energi, protein, dan karbohidrat yang tergolong kurang (56,3%; 62,5%; dan 39,3%) dibandingkan tingkat kecukupan energi yang tergolong cukup (9,1%; 33,3%; dan 11,1%). faktor yang berhubungan dengan status gizi kurang pada ibu balita stunting yaitu kecukupan asupan energi ibu dengan nilai signifikansi <0,05. Ibu dengan asupan energi yang kurang berisiko 10,156 kali (p-value 0,047) mengalami gizi kurang. Simpulan: Faktor yang paling berhubungan dengan status gizi kurang pada ibu balita stunting yaitu asupan energi yang kurang. ABSTRACTTitle: Maternal Factors, Food Diversity, Nutritional Intake, and Correlation with Underweight Status of Under-Five Stunted MothersBackground:The risk of stunting is higher in children of mothers with a Body Mass Index (BMI) less than equal 18,5 kg/m2. This study aimed to analyze the underweight status of under-five stunted mothers and related maternal factors, family income, food diversity, and nutritional intake.Methods: This cross-sectional observational study was undertaken in Semarang in 2022. Samples were taken consecutively. This study included 42 Semarang City moms of stunted toddlers. This study examined stunted under-5 moms' nutritional condition (underweight or normal). The maternal nutritional status was determined by measuring body weight and height to establish BMI. This study only included mothers of stunted children with underweight status and normal nutritional status, according to the Asia Pacific cut-off. In this study, maternal age, parity, education, hormonal contraceptive use, family income, macronutrient intake, dietary diversity, and physical activity were independent factors. Multivariate logistic regression was used to identify mothers' nutritional status factors.Results:Under-five stunted mothers with poor nutritional status had a higher proportion of lacking energy, protein, and carbohydrate adequacy levels (56.3%, 62.5%, and 39.3%, respectively), compared to energy adequacy levels, which were classified as sufficient (9, 1%, 33.3%, and 11.1%, respectively). Factors related to the underweight status of under-five stunted mothers, namely the adequacy of maternal energy intake, had a significance value of less than 0.05. Mothers with less energy intake were at risk of 10.156 times (p = 0.047) experiencing underweight. Maternal age, parity, education, use of hormonal contraception, family income, maternal dietary diversity, and physical activity were not related to the underweight status of under-five stunted mothers.Conclusion: The most common factor related to the underweight status of under-five stunted mothers is the inadequacy of maternal energy intake.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/55397
2023-08-02T16:16:06Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55397
2023-08-02T16:16:06Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 3 (2023): MKMI; 164-168
Identifikasi Kualitas Hidup Pasien Pasca Laparatomi di RSUD Meuraxa Banda Aceh Tahun 2022
Husnah, Sy. Oksen Timal; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Aceh|Universitas Abulyatama
Mustaqim, Hendro; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Aceh|Universitas Abulyatama
Hayati, Fauziah; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Aceh|Universitas Abulyatama
2023-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55397
kualitas hidup; pasien pasca laparatomi
Id
Latar belakang: Menurut World Health Organization (WHO) kualitas hidup (Quality of Life) merupakan persepsi individu dalam hidupnya yang ditinjau dari konsteks budaya, perilaku dan sistem nilai dimana mereka tinggal dan berhubungan dengan standar hidup, harapan, kesenangan, dan penilaian individu terhadap posisi mereka dalam kehidupan. Menurut data World Health Organization (WHO) jumlah pasien yang menjalani operasi telah meningkat secara signifikan. Pada tahun 2017 terdapat 140 juta pasien di seluruh rumah sakit di dunia, dan pada tahun 2019 diperkirakan meningkat menjadi 148 juta jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kualitas hidup pasien pasca laparatomi di RSUD Meuraxa Banda Aceh pada tahun 2022.Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah pasien rawat jalan dengan tindakan pasca Laparatomi di poliklinik bedah RSUD Meuraxa Banda Aceh pada tahun 2022 dengan menggunakan Teknik Totally Sampling. Penelitian dan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2022 dengan menggunakan analisa data univariat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan distribusi deskriptif dengan menggunakan program SPSS dan menggunakan uji kualitatif.Hasil: Didapatkan sebanyak (55,6%) usia 20-44 kategori dewasa, (55,6%) dengan jenis kelamin laki-laki, (44,4%) dengan diagnosa acute appendicitis, dan sebanyak (61,1%) dengan lama rawatan 3 hari. Sebanyak (11,1%) pasien yang memiliki kualitas hidup buruk. Rata-rata kesehatan fisik dan mental adalah ≥50 dikatakan baik.Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup pasien pacsa laparatomi di RSUD Meuraxa Banda Aceh tahun 2022 adalah baik.Kata kunci: kualitas hidup; pasien pasca laparatomi Title: Identification of Quality of Life of Post Laparotomy Patients at Meuraxa Hospital Banda Aceh in 2022Background: According to the World Health Organization (WHO) quality of life (Quality of Life) is an individual's perception of life in terms of the cultural context, behavior and value systems in which they live and relates to living standards, expectations, pleasures, and individual assessments of their position in life, according to data from the World Health Organization (WHO) the number of patients with surgery reached a very significant increase. In 2017 there were 140 million patients in all hospitals in the world, and in 2019 it was estimated to increase to 148 million.Method: This study used a descriptive method with a cross sectional approach. The population of this study were outpatients with post-laparotomy procedures at the surgical polyclinic at the Meuraxa Hospital in Banda Aceh in 2022 using the Totally Sampling Technique. Research and data collection were carried out in December 2022 using univariate data analysis presented in the form of a frequency distribution table and a descriptive distribution using the SPSS program.Result: There were (55.6%) aged 20-44 in the adult category, (55.6%) male, (44.4%) diagnosed with acute appendicitis, and as many as (61.1%) with length of stay 3 days. A total of (11.1%) patients had a poor quality of life. The average physical and mental health is ≥50 is said to be good.Conclusion: Based on the research results obtained, it can be concluded that the quality of life of post-laparotomy patients at Meuraxa Hospital Banda Aceh in 2022 is good.Keywords: quality of life; post-laparatomy patients
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/38085
2022-02-18T15:36:44Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/38085
2022-02-18T15:36:44Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 3 (2021): MKMI; 168-172
Profil Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Pasien Bedah di Salah Satu RS Swata Kota Surabaya
Octavianty, Clara; Universitas Surabaya, Surabaya|Universitas Surabaya
Yulia, Rika; Universitas Surabaya, Surabaya|Universitas Surabaya
Herawati, Fauna; Universitas Surabaya, Surabaya|Universitas Surabaya
Wijono, Heru; Universitas Surabaya, Surabaya|Universitas Surabaya
2021-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/38085
Kuantitas antibiotik; pasien bedah; antibiotik profilaksis
id
Latar belakang: Masalah resistensi bakteri terhadap antibiotik telah menjadi masalah internasional, jika tidak segera ditangani maka dapat merugikan masyarakat di seluruh dunia dari segi kesehatan dan ekonomi Data Antimicrobial Resistant in Indonesia (AMRIN) memperkirakan pada tahun 2018 kematian akibat Antimicrobial Resistant (AMR) sekitar 700.000 jiwa dan diperkirakan juga pada tahun 2050, AMR menyebabkan kematian 10 juta jiwa/tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kuantitas penggunaan antibiotik berdasarkan metode DDD/100 patient-days dan profil Infeksi Daerah Operasi (IDO) pada pasien bedah di salah satu RS Swasta Kota Surabaya periode Januari-Juni 2019.Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif terhadap data rekam medik sampel penelitian. Subyek penelitian adalah pasien bedah periode Januari-Juni 2019 yang memenuhi kriteria inklusi yaitu sebanyak 241 sampel penelitian, lalu dihitung dengan menggunakan metode DDD/100 patient-days.Hasil: Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu kuantitas penggunaan antibiotik periode Januari-Juni 2019 didominasi oleh antibiotik ceftriaxone (J01DD04) dengan nilai total DDD/100 patient-days pada pre operasi yaitu 17,95, on operasi 23,57, dan post operasi 23,22.Simpulan: Konsumsi antibiotik terbanyak pada pre, on, dan post bedah didapatkan pada antibiotik ceftriaxone.Kata kunci: Kuantitas antibiotik, pasien bedah, antibiotik profilaksis ABSTRACT Title: Usage Profile Prophylactic Antibiotics in Surgery Patient in A Private Hospital in SurabayaBackground: The problem of bacterial resistance to antibiotics has become an international problem, if it does not act immediately it can harm people around the world in terms of health and economy. Antimicrobial Resistant in Indonesia (AMRIN) data is estimated that in 2018 the death due to Antimicrobial Resistant (AMR) is around 700,000 people and assumptions too by 2050, AMR causes the death of 10 million people / year. This research aims to determine the quantity of antibiotic usage profiles based on the DDD/100 patient-days method and as well as Surgical Site Infection (SSI) profiles in surgical patients in the Private Hospital in Surabaya in the January-June 2019 period. Then calculate using the DDD/100 patient-days method.Method: This research use descriptive research design method with retrospective data retrieval against medical records as research samples. The research subjects were surgical patients from January to June 2019 who met the inclusion criteria, which were 241 research samples.Result: The results obtained from this research were the quantity of antibiotic used in the January-June 2019 which dominated by the antibiotic ceftriaxone (J01DD04) with a total DDD/100 patient-days value in pre-surgery that was 17,95, ion isurgery 23,57, and post surgery 23,22.Conclusion: The most antibiotic consumption in pre, on, and post surgery was found in ceftriaxone antibiotics.Keywords: Quantity of antibiotics, surgical patients, antibiotics prophylaxis
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/23142
2022-08-04T03:14:30Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23142
2022-08-04T03:14:30Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 18, No 2 (2019): MKMI; 23-27
Analisis Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga bagi Orang dengan Gangguan Jiwa Berat di Puskesmas (Studi Kasus Skizofrenia di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang)
Uzhma, Lathifah Safaatul; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2019-05-15 12:51:42
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23142
Kesehatan Jiwa; ODGJ; PIS-PK; SPM; Puskesmas
id
ABSTRAKLatar Belakang : Kesehatan jiwa termasuk dalam salah satu indikator Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan Indikator Keluarga Sehat (IKS) PIS-PK yang keduanya fokus pada penanganan ODGJ. Laporan dari Dinas Kesehatan Kota Semarang menunjukkan adanya peningkatan jumlah kasus gangguan mental (Schizophrenia) setiap tahun. Berdasarkan data dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, terdapat 325 orang gangguan jiwa (psikotik) dan 67 anak gangguan jiwa (psikotik) yang dilaporkan oleh masyarakat dan belum menerima layanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi PIS-PK untuk orang dengan gangguan jiwa berat di Puskesmas Kota Semarang.Metode : Penelitian kualitatif ini menggunakan metode wawancara mendalam.Hasil : PIS-PK membantu dalam pengumpulan data ODGJ terutama dalam kasus Schizophrenia. Program ODGJ dibantu oleh PIS-PK, karena tidak ada program khusus yang dimaksudkan untuk ODGJ. Tetapi intervensi lebih lanjut untuk ODGJ belum dilaksanakan dalam kegiatan PIS-PK. Intervensi lebih lanjut hanya akan dilakukan pada 3 masalah yang paling besar muncul di masyarakat dan masalah ODGJ (Schizophrenia) tidak termasuk di dalamnya. Intervensi lebih lanjut dapat dilakukan dengan program kolaborasi lintas sektor antara PIS-PK dan program ODGJ, sehingga IKS dan SPM dapat dicapai secara bersamaan. Selain itu, tidak ada sinkronisasi antara data laporan SPM dan data ODGJ pada PIS-PK. Sehingga data tersebut belum dapat menunjukkan kasus secara nyata. Meskipun data ODGJ terdapat di PIS-PK, hal ini bisa menjadi referensi dalam mengambil intervensi di masyarakat.Simpulan : Temuan kasus ODGJ dapat dibantu dengan memaksimalkan formulir deteksi dini SRQ 29.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/39249
2022-08-04T05:06:56Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39249
2022-08-04T05:06:56Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 4 (2021): MKMI; 291-299
Selama Era Pandemi Covid-19, Bagaimana Puskesmas Mertoyudan 1 Melaksanakan PHBS?
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/39249/120221
Mashitoh, Sintia; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Arso, Septo Pawelas; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nandini, Nurhasmadiar; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-08-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39249
PHBS; Covid-19; Evaluasi; Kabupaten Magelang
id
ABSTRAKLatar belakang: Selama dua tahun berturut turut pada tahun 2017 dan 2018 Kabupaten Magelang menjadi kabupaten/kota yang memiliki presentase rumah tangga sehat terrendah di Provinsi Jawa Tengah dengan presentase 59.69%. Puskesmas Mertoyudan 1 merupakan puskesmas di Kecamatan Mertoyudan yang memiliki PHBS tatanan Rumah Tangga cukup baik. Namun terdapat dua indikator penilaian yang tergolong masih rendah serta cakupan pendataan rumah sehat yang belum maksimal yakni indikator aktivitas fisik dan tidak merokok dengan presentase masing masing 53.7% dan 42.0%. Selain itu, Puskesmas Mertoyudan 1 merupakan puskesmas dengan kasus konfirmasi Covid-19 yang tinggi. Dari hal tersebut maka diperlukan evaluasi mengenai bagaimana pelaksanaan PHBS rumah tangga pada masa pandemi Covid-19 dari aspek konteks, aspek input, aspek proses dan aspek produk.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif menggunakan metode indepth interview yang dipilih berdasarkan Teknik purposive sampling. Subjek penelitian merupakan Kepala Puskesmas, Koordinator Program PHBS dan Kader Kesehatan sebagai informan utama. Sedangkan informan triangulasi yaitu Penanggung Jawab Program PHBS Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang dan Masyarakat. Aspek yang dianalisis terdiri dari aspek konteks, aspek input, aspek proses dan aspek produk.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan proses pelaksanaan masih mengalami beberapa kendala. Pada aspek konteks, masih terdapat kendala kurangnya kesadaran masyarakat, pada aspek input masih terdapat kendala pada jadwal pelaksanaan, jumlah dan kompetensi tenaga PHBS, pada aspek proses mengalami kendala pada proses pendataan, perencanaan, dan pelaksanaan.Simpulan: Pelaksanaan PHBS pada masa pandemi Covid-19 di Puskesmas Mertoyudan 1 belum berjalan dengan maksimal karena terkendala dengan situasi dan kondisi pandemi yang membatasi kegiatan lapangan. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain aspek konteks, aspek input, aspek porses dan aspek produk.Kata kunci: PHBS, Covid-19, Evaluasi, Kabupaten Magelang ABSTRACTTitle: Analysis of the Implementation of the Clean and Healthy Behavior Program (PHBS) at Mertoyudan 1 Public Health Center, Magelang Regency during the Covid-19 Pandemic PeriodBackground: For two consecutive years in 2017 and 2018 Magelang Regency became the district/city that had the lowest percentage of healthy households in Central Java Province with a percentage of 59.69%. Mertoyudan 1 Public Health Center is a health center in Mertoyudan District which has a fairly good PHBS household arrangement. However, there are two assessment indicators that are still low and the coverage of healthy home data collection is not maximized, namely indicators of physical activity and not smoking with a percentage of 53.7% and 42.0%, respectively. Based on data obtained from the Mertoyudan 1 Health Center in 2019, there were 12,893 households that should have been included in the household PHBS data collection, but only 7,454 households were recorded. That means that there are still 42.2% of households that have not been recorded. Based on data obtained from the Magelang District Health Office on November 25, 2020, it is known that Mertoyudan District is the sub-district with the highest confirmed COVID-19 cases in Magelang Regency with details of 166 people confirmed to have recovered, 13 people confirmed dead, 98 people confirmed isolation and 10 people. confirmed to be treated. PHBS activities during the COVID-19 pandemic have not been carried out as well as before the pandemic. High-risk activities allow the spread of COVID-19 such as house-to-house data collection and activities that involve large numbers of people. From this, it is necessary to evaluate how to implement household PHBS during the Covid-19 pandemic from the context aspect, input aspect, process aspect and product aspect.Method: This research was a qualitative research with a descriptive approach using in-depth interview method which is selected based on purposive sampling technique. The research subjects were the Head of the Puskesmas, the PHBS Program Coordinator and the Health Cadre as the main informants. Meanwhile, the triangulation informants were the person in charge of the PHBS program at the Magelang regency health office and the community. The aspects analyzed consist of context aspects, input aspects, process aspects and product aspects.Result: The results of the study show that the implementation process is still experiencing several obstacles. In the context aspect, there are still obstacles to the lack of public awareness, in the input aspect there are still obstacles in the implementation schedule, the number and competence of PHBS staff, in the process aspect there are obstacles in the data collection, planning, and implementation processes.Conclusion: The implementation of PHBS during the Covid-19 pandemic at the Mertoyudan 1 Puskesmas has not run optimally because it is constrained by the pandemic situation and conditions that limit field activities. This is influenced by several factors including context aspects, input aspects, processing aspects and product aspects.Keywords: PHBS, Covid-19, Evaluation, Magelang Recency
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/23990
2022-08-04T04:16:04Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23990
2022-08-04T04:16:04Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 18, No 4 (2019): MKMI; 121-126
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada Petani Di Dusun Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/23990/67151
Utami, Nunik Tri; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Suhartono, Suhartono; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Dewanti, Nikie Astorina Yunita; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2019-12-20 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23990
Anemia; Pestisida; Asupan Gizi
id
Latar belakang: Masyarakat Desa Candi Kecamatan Bandungan 33,93% bekerja sebagai petani. Hasil wawancara dengan petugas Puskesmas Duren Kecamatan Bandungan didapatkan bahwa tidak adanya pemeriksaan kadar hemoglobin secara khusus pada petani karena biaya yang mahal. Sehingga saat ini tidak diketahui apakah petani mengalami anemia dan faktor apa saja yang mempengaruhinya. Tujuan penelitian ini ingin meneliti faktor apa yang mempengaruhi kejadian anemia pada petani Dusun Candi.Metode: Jenis penelitian observasional analitik dengan desain crossectional. Subyek penelitian 58 petani laki-laki Dusun Candi Kecamatan Bandungan. Teknik pengambilan sampling yaitu purposive sampling. Variabel yang dikaji yaitu Penggunaan APD, Masa Kerja, Riwayat Paparan Pestiisda, dan Asupan Gizi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan FFQ. Uji analisis data menggunakan chi square.Hasil: 28 petani (48,28%) memiliki kadar hemoglobin kurang/ anemia (Hb < 13 mg/l). Hasil penelitian menunjukkan penggunaan APD tidak lengkap (74,1%), masa kerja lama (63,8%), riwayat paparan pestisida buruk (29,3%), asupan gizi berupa protein kurang (67,2%), zat besi kurang (62,1%), vitamin C kurang (63,8%), vitamin B12 kurang (63,8%). Hasil uji analisis menunjukkan asupan gizi yaitu protein (p value = 0,011) PR = 6,000 (1,672-21,531), zat besi (p value = 0,006) PR = 6,015 (1,799-20,111), vitamin C (p value = 0,047) PR = 3,667 (1,159-11,603), vitamin B12 (p value = 0,047) PR = 3,667 (1,159-11,603).Kesimpulan Faktor yang terkait dengan kejadian anemia pada petani di Dusun Candi Kecamatan Bandungan adalah asupan gizi (protein, zat besi, vitamin C,dan vitamin B12).
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/39947
2022-02-20T08:43:13Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39947
2022-02-20T08:43:13Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 6 (2021): MKMI; 423-432
Peran Kalsium dan Vitamin C dalam Absorpsi Zat Besi dan Kaitannya dengan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil: Sebuah Tinjauan Sistematis
Rieny, Elzha Geniz; Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nugraheni, Sri Achadi; Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kartini, Apoina; Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-12-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39947
Zat Besi; Kalsium; Vitamin C; Hemoglobin
id
Latar belakang: Kadar hemoglobin rendah menyebabkan anemia dalam kehamilan. Faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin adalah zat besi, vitamin C sebagai enhancer besi, dan kalsium sebagai inhibitor besi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh asupan besi, kalsium, dan vitamin C terhadap kadar hemoglobin ibu hamil.Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan tinjauan sistematis dengan metode PRISMA. Pencarian literatur menggunakan database elektronik yaitu SCOPUS, PubMed, dan Garuda dengan kata kunci: asupan besi, kalsium, vitamin C, kadar hemoglobin, ibu hamil. Pembatasan ditetapkan pada artikel: artikel asli dari sumber utama dengan teks penuh, diterbitkan sepuluh tahun terakhir, berbahasa Indonesia dan/atau Inggris. Variabel dalam artikel: pengaruh asupan besi, kalsium dan artikel terhadap kadar hemoglobin. Dari 663 artikel yang ditemukan, didapatkan 15 artikel yang memenuhi kriteria dan selanjutnya diidentifikasi. Hasil: Asupan zat besi meningkatkan kadar hemoglobin ibu hamil. Selain zat besi, vitamin C juga membantu meningkatkan kadar hemoglobin ibu hamil. Hal ini dikarenakan vitamin C merupakan faktor pendukung penyerapan zat besi. Asupan zat besi yang dikonsumsi bersama vitamin C lebih efektif dalam meningkatkan kadar hemoglobin. Sedangkan, kalsium merupakan faktor penghambat penyerapan zat besi, sehingga kalsium menurunkan jumlah kadar hemoglobin pada ibu hamil.Simpulan: Asupan zat besi, kalsium dan vitamin C memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada kadar hemoglobin ibu hamil.Kata kunci: Zat Besi; Kalsium; Vitamin C; Hemoglobin ABSTRACTTitle: Effect of Iron Intake, Calcium, and Vitamin C on Pregnant Women’s Hemoglobin Levels: Systematic ReviewBackground: Low hemoglobin levels cause anemia in pregnancy. Factors that affect hemoglobin levels are iron, vitamin C as an iron enhancer, and calcium as an iron inhibitor. This study aims to determine the effect of iron intake, calcium, and vitamin C on the hemoglobin levels of pregnant women.Method: This study uses a systematic review approach with the PRISMA method. A literatur search using electronic databases namely, SCOPUS, PubMed, and Garuda with the following keywords: iron intake, calcium, vitamin C, hemoglobin levels, pregnant women. Search limits included: original and full text articles from primary sources, published in the last ten years, Indonesian and/or English language. Variables in the articles: effect of iron intake, calcium, and vitamin C on hemoglobin levels. From 663 articles that founded, 15 articles were obtained fulfilling the criteria and then were identified.Result: Iron intake increases hemoglobin levels in pregnant women. In addition to iron, vitamin C also helps to increase the hemoglobin levels of pregnant women. This is because vitamin C is a supporting factor for iron absorption. Iron intake consumed with vitamin C is more effective in increasing hemoglobin levels. Meanwhile, calcium is a factor inhibiting the absorption of iron, so calcium lowers hemoglobin levels in pregnant women.Conclusion: Iron intake, calcium, and vitamin C has a significant influence on the hemoglobin levels of pregnant women.Keywords: Iron; Calcium; Vitamin C; Hemoglobin
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/26199
2022-08-08T05:58:48Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/26199
2022-08-08T05:58:48Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 1 (2020): MKMI; 50-56
Hubungan Status Gizi, Pola Makan dan Aktivitas Fisik dengan Produktivitas Kerja Pada Pekerja di PT Gatra Tahun 2019
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/26199/74608
Shafitra, Mutia; Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta|Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Permatasari, Putri; Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta|Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Agustina, Agustina; Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta|Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Ery, Marina; Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta|Universitas Pembangunan Nasional Veteran
2020-02-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/26199
Produktivitas; Status Gizi; Pola Makan; Aktivitas Fisik
id
Latar belakang: Transformasi struktural perekonomian Indonesia menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja, ketenagakerjaan dan demografi berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Status gizi dan pola konsumsi pekerja dinilai cukup penting dalam upaya peningkatan produktivitas kerja. Kekurangan zat-zat gizi dalam makanan berdampak terjadinya gangguan kesehatan dan penurunan. Tujuan: untuk mengetahui hubungan status gizi, pola makan dan aktivitas fisik dengan produltivitas kerja pada pekerja di PT gatra tahun 2019.Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dilakukan pada Bulan Februari hingga Juni 2019. Populasi penelitian ini bagian Redaksi dan Marketing PT Gatra dengan jumlah sampel 57 orang dengan teknik total sampling. Hasil: Adanya hubungan antara status gizi dengan produktivitas (p value = 0,026), adanya hubungan antara frekuensi makan dengan produktivitas (p value = 0,015), dan ada hubungan antara jenis makanan dengan produktivitas (p value = 0,046). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan adalah aktivitas fisik dengan produktivitas (p value = 0,624).Simpulan: Terdapat hubungan antara status gizi, jenis makanan dan pola makan dengan produktivitas kerja. Namun pada variabel aktivitas fisik tidak terdapat hubungan dengan produktivitas kerja. Kata kunci: Produktivitas, Status Gizi, Pola Makan, Aktivitas Fisik ABSTRACT Title: Relationship between Nutritional Status, Diet and Physical Activity with Work Productivity at Workers at PT Gatra in 2019 Background: The structural transformation of the Indonesian economy shows that labor, employment and demographic productivity contribute positively to economic growth. Nutritional status and consumption patterns of workers are considered quite important in an effort to increase work productivity. Lack of nutrients in food can cause health problems and decrease. Objective: to determine the relationship of nutritional status, diet and physical activity with the work productivity of workers in PT Gatra in 2019.Method: This study used a cross sectional study design conducted from February to June 2019. The population of this study was the Editorial and Marketing section of PT Gatra with a total sample of 57 people with total sampling techniqueResult: There is a relationship between nutritional status and productivity (p value = 0.026), there is a relationship between eating frequency and productivity (p value = 0.015), and there is a relationship between food types and productivity (p value = 0.046). While unrelated variables are physical activity with productivity (p value = 0.624).Conclusion: There is a relationship between nutritional status, type of food and diet with work productivity. But in the physical activity variable there is no relationship with work productivity. Keywords: Productivity, Nutritional Status, Diet, Physical Activity
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/42968
2022-08-18T04:44:20Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/42968
2022-08-18T04:44:20Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 3 (2022): MKMI; 153-161
Hubungan Sikap dan Dukungan Fakultas dengan Praktik Pencegahan Hipertensi pada Mahasiswa (Studi Pada Mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang)
Qoerunisah, Indri Dwi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Prabamurti, Priyadi Nugraha; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Handayani, Novia; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/42968
Hipertensi; Pencegahan; Sikap; Dukungan Fakultas
id
Latar belakang: Pencegahan hipertensi perlu dilakukan untuk menekan jumlah kasus. Namun, untuk pelaksanaan pencegahan secara efektif dapat diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik pencegahan, salah satunya sikap dan dukungan fakultas di kalangan mahasiswa terlebih dahulu. Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan sikap dan dukungan fakultas dengan praktik pencegahan hipertensi pada mahasiswa Undip Semarang.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah mahasiswa Undip yang sesuai dengan kriteria inklusi sebanyak 370 responden. Pengumpulan data menggunakan angket online. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi-square dengan signifikansi 5%.Hasil: Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat 62,7% responden memiliki praktik pencegahan hipertensi kategori baik dengan didominasi oleh usia 21 tahun (36,2%) dan berjenis kelamin perempuan (71,6%). Variabel yang berhubungan dengan praktik pencegahan hipertensi yakni sikap (p=0,009) dan dukungan fakultas (p=0,011).Simpulan: Ada hubungan yang signifikan antara sikap dan dukungan fakultas dengan praktik pencegahan hipertensi yang dilakukan mahasiswa. Pencegahan hipertensi oleh mahasiswa perlu adanya kesadaran untuk berperilaku hidup sehat, selain itu membutuhkan dukungan dari pihak fakultas yang dapat merealisasikan berbagai kebijakan dan dukungan secara moral untuk menunjang praktik pencegahan penyakit tidak menular salah satunya hipertensi agar berjalan secara optimal.Kata kunci: Hipertensi; Pencegahan; Sikap; Dukungan Fakultas ABSTRACT Title: Relationship between Attitudes and Faculty Support with Hypertension Prevention Practices in Students (Study of Diponegoro University Students, Semarang)Background: Prevention of hypertension needs to be done to reduce the number of cases. However, for the effective implementation of prevention, factors related to prevention practices can be identified, one of which is the attitude and support of the faculty among students first. The purpose of this study was to analyze the relationship between attitudes and faculty support with the practice of preventing hypertension in Undip Semarang students.Method: This research is a descriptive analytic study with a cross sectional approach. The research population was Undip students who met the inclusion criteria as many as 370 respondents. Data collection using an online questionnaire. Data analysis used univariate and bivariate analysis with Chi-square test with a significance of 5%. Result: The results of the study found that there were 62.7% of respondents who had hypertension prevention practices in the good category, dominated by the age of 21 years (36.2%) with the sex of most women (71.6%) and several related variables to hypertension prevention practices which was attitude (p=0.009) and faculty support (p=0.011).Conclusion: There is a relationship between attitude and faculty support with the practice of preventing hypertension in Diponegoro University students, Semarang. In preventing hypertension in student groups, it is necessary to have awareness to behave in a healthy manner and require support from policy makers so that it can run optimally.Keywords: Hypertension; Prevention; Attitudes; Faculty Support
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/41607
2022-04-08T16:49:21Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/41607
2022-04-08T16:49:21Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 1 (2022): MKMI; 46-52
Upaya Dalam Mendukung Capaian Universal child immunization (UCI) Pada Program Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) Selama Pandemi Covid-19 di Puskesmas Gemuh 01 Kabupaten Kendal
Pratiwi, Rachma Widya; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Budiyanti, Rani Tiyas; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nandini, Nurhasmadiar; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-04-08 16:47:06
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/41607
Program Imunisasi Dasar Lengkap; UCI (Universal child immunization); Pencapaian
id
Latar Belakang: Pencapaian UCI merupakan proksi lengkap cakupan imunisasi dasar pada kelompok bayi. Cakupan capaian UCI yang dikaitkan dengan batas wilayah tertentu dapat menggambarkan tingkat proteksi/kekebalan masyarakat khususnya bayi terhadap penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Puskesmas Gemuh 01 memodifikasi pelaksanaan Imunisasi Dasar Lengkap dengan mengoptimalkan pelayanan imunisasi di Posyandu. Akan tetapi, pencapaian UCI di Puskesmas Gemuh 01 masih mengalami penurunan selama masa pandemi COVID-19, hal ini mengindikasikan masih terdapat kendala dalam pelaksanaan program Imunisasi Dasar Lengkap. Tujuan penelitian untuk menganalisis bagaimana pelaksanaan program imunisasi dasar lengkap dalam rangka pencapaian UCI di masa pandemi COVID-19.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif menggunakan metode in-depth interview yang dipilih berdasarkan Teknik purposive sampling. Informan utama adalah 3 bidan desa, 1 programmer imunisasi. Informan triangulasi adalah 1 kepala puskesmas, 1 kader posyandu, dan 1 ibu bayi yang menggunakan imunisasi.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan selama pandemi COVID-19 pada variabel input, bidan pelaksana mengalami double job karena harus melayani vaksinasi COVID-19, stok vaksin yang tidak mencukupi sasaran. Variabel proses, perencanaan belum dilakukan secara maksimal, bimbingan kader tidak dilakukan secara merata. Variabel lingkungan, adanya kenaikan kasus COVID-19 menyebabkan kecemasan pada ibu bayi untuk membawa anaknya ke Puskesmas.Simpulan: Pelaksanaan Imunisasi Dasar Lengkap selama pandemi COVID-19 belum berjalan dengan optimal karena terkendala dengan situasi dan kondisi.Kata Kunci : Program Imunisasi Dasar Lengkap; UCI (Universal child immunization); Pencapaian ABSTRACT Title: Efforts to Support the Achievement of Universal child immunization (UCI) in the Complete Basic Immunization Program (IDL) during the Covid-19 Pandemic at Gemuh 01 Health Center, Kendal RegencyBackground: UCI achievement was a complete proxy for basic immunization coverage in the infant group. The coverage of UCI achievements associated with certain regional boundaries can describe the level of protection/immunity of the community, especially infants against infectious diseases that can be prevented by immunization (PD3I). Gemuh 01 Health Center modified the implementation of Complete Basic Immunization by optimizing immunization services at the Posyandu. However, the achievement of UCI at Gemuh 01 Health Center still decreased during the COVID-19 pandemic, this indicates that there were still obstacles in the implementation of the Complete Basic Immunization program. The purpose of the study was to analyze how the complete basic immunization program was implemented in order to achieve UCI during the COVID-19 pandemic.Method: This was a qualitative research with descriptive approach. Data collected through indepth interview. The main informants were 3 midwives, 1 immunization programmer. The triangulation informants were 1 head of puskesmas, 1 posyandu cadre, and 1 baby’s mother who used immunization.Result: The results of the study show that during the COVID-19 pandemic : input variable, the implementing midwife had a double job because she had to serve the COVID-19 vaccination, and insufficient stock of vaccines; process variables, planning had not been carried out optimally, cadre guidance was not carried out evenly; environmental variables, an increase in COVID-19 cases causes anxiety for the baby's mother to take her child to the Health Center. Conclusion: The implementation of the Complete Basic Immunization program during the Covid-19 pandemic at the Gemuh 01 Health Center had not run optimally because it is constrained by the pandemic situation, conditions, and empty stock of vaccines from the central government. Keywords: Complete Basic Immunization Program; UCI (Universal child immunization); Achievement
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/23696
2022-08-10T02:09:35Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23696
2022-08-10T02:09:35Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 2 (2020): MKMI; 152-157
Perbedaan Kelelahan Kerja pada Penanganan Prasarana dan Sarana Umum dengan Karakteristik Lingkungan yang Berbeda
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/23696/66136
Medeline, Agatha; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Suwondo, Ari; Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Jayanti, Siswi; Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23696
kelelahan kerja; Pinangsia; Krukut; beban kerja fisik; asupan energi
id
Latar Belakang: Kelelahan kerja pada pekerja dapat berpengaruh terhadap penurunan produktivitas kerja, masalah kesehatan, dan kejadian kecelakaan kerja. Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) mempunyai risiko kelelahan kerja akibat pekerjaan yang padat. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa tingkat kelelahan berasal dari karakteristik lingkungan yang berbeda, berdasarkan wilayah, kepadatan penduduk, dan volume sampah tiap harinya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbedaan kelelahan kerja ditinjau berdasarkan karakteristik wilayah pada PPSU.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan studi cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah PPSU di Pinangsia (padat) dengan 98 orang dan Krukut (tidak padat) dengan 48 orang. Sampel penelitian ini dipilih dari simple random sampling dari 50 PPSU di Pinangsia dan 32 PPSU di Krukut. Pengukuran yang dilakukan pada pekerja adalah kelelahan kerja dengan timer reaksi, beban kerja fisik dengan pulse oxymeter, status gizi dengan indeks massa tubuh (BMI), beban kerja mental dengan NASA-TLX, asupan energi menggunakan recall 24 jam dan kebisingan dengan sound level meter.Hasil: Berdasarkan hasil uji Mann Whitney disimpulkan bahwa ada perbedaan kelelahan kerja di PPSU dengan karakteristik lingkungan yang berbeda (p-value = 0,008). Sementara berdasarkan hasil uji rank spearman disimpulkan bahwa ada hubungan antara beban kerja fisik di PPSU di Pinangsia (sig = 0,005), PPSU di Krukut sig = 0,002) dan asupan energi di PPSU di Pinangsia (sig = 0,000) , PPSU di Krukut (sig = 0,008) dengan kelelahan kerja, bahwa tidak ada hubungan antara beban mental pada PPSU di Pinangsia (sig = 0,199) dan PPSU di Krukut (sig = 0,660), status gizi di PPSU di Pinangsia (sig = 0,734 ) dan PPSU di Krukut (sig = 0.647) dengan kelelahan kerja.Simpulan: Karakteristik lingkungan berhubungan dengan kelelahan kerjaKata kunci: kelelahan kerja, Pinangsia, Krukut, beban kerja fisik, asupan energi ABSTRACT Title: Differences in Work Fatigue in Handling Public Infrastructure and Facilities with Different Environmental Characteristics Background: Work fatigue experienced by workers can result in a decrease in work productivity, health problems, and the incidence of workplace accidents. In Handling Public Infrastructure and Facilities (PPSU) there are risk factors for work fatigue that come from the workload. A research that the level of fatigue comes from different environmental characteristics based on area, population density and volume of waste per day. This research aimed to determine differences in work fatigue based on environmental characteristics in PPSU. Method: This research was an observational analitic study with cross sectional study approach. The population from this research were PPSU in the Pinangsia (dense) with 98 people and Krukut (not dense) with 48 people. The sample of this research was chosen from simple random sampling from of 50 PPSU in Pinangsia and 32 PPSU in Krukut. The Measurements carried out on workers are work fatigue with a reaction timer, physical workload with pulse oxymeter, nutritional status with body mass index (BMI), mental workload withn NASA-TLX, energy intake using 24-hour recall and noise with sound level meters. Result: Based on the results of the Mann Whitney test it was concluded that there were differences in work fatigue in PPSU with different environmental characteristics (p-value = 0.008). While based on the results of the rank spearman test it was concluded that there was a relationship between physical workload at PPSU in Pinangsia (sig = 0.005), PPSU in Krukut sig = 0.002) and energy intake in PPSU in Pinangsia (sig = 0.000), PPSU in Krukut (sig = 0.008) with work fatigue, that there is no relationship between mental burden on PPSU in Pinangsia (sig = 0.199) and PPSU in Krukut (sig = 0.660), nutritional status in PPSU in Pinangsia (sig = 0.734) and PPSU in Krukut (sig = 0.647) with work fatigue.Conclusion: Environmental characteristic related to work fatigue.Keywords: work fatigue, Pinangsia, Krukut, physical workload, energy intake
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/43143
2022-09-05T08:50:47Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43143
2022-09-05T08:50:47Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 4 (2022): MKMI; 292-296
Analisis Faktor Risiko Terjadinya Kecelakaan Kerja dengan Menggunakan HIRARC sebagai Tolak Ukur: Literatur Review
Fadilah, Arafah; Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Depok|Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Herbawani, Chahya Kharin; Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Depok|Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
2022-08-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43143
HIRARC; kecelakaan kerja; risiko kecelakaan
id
Latar belakang: Kecelakaan kerja adalah sesuatu yang tidak di perkirakan sebelumnya dan hal ini tentunya dapat mengganggu pekerjaan. Penyebab dari kecelakaan ini dapat dibagi menjadi lima, yaitu faktor man, machine, material, method, dan environment. Setiap pelaksanaan konstruksi pastinya mengharapkan tidak adanya kecelakaan kerja yang terjadi atau dapat disebut dengan”Zero Accident”. Pengendalian yang dapat dilakukan, salah satunya dengan menerapkan atau melakukan implementasi HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) yang telah dibuat dan ditetapkan oleh perusahaan pada proyek tersebut. HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) adalah metode yang dilakukan dengan dimulainya perencanaan, identifikasi bahaya, menentukan risiko, hingga penentuan berbagai langkah pengendalian.Metode: Penelitian ini menggunakan metode literature review, dengan data yang didapatkan dari Google Scholar berasal dari negara Indonesia dan Malaysia dari tahun 2011 – 2021. Kriteria inklusi untuk jurnal ini yaitu menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, terpublikasi 10 tahun terakhir, full paper, dan dapat diakses secara umum. Kriteria eksklusi yang digunakan yaitu tidak sesuai dengan kata kunci yang telah ditetapkan.Hasil: Temuan yang didapat ini biasanya menyimpang dari isi HIRARC dan menjadikan faktor terjadinya kecelakaan, misalnya pekerja tidak menggunakan APD, pekerja merokok, kurang terampil, lelah dalam bekerja, peralatan yang tidak memadai, lingkungan dan perilaku yang tidak aman, dan tidak melakukan inspeksi pada alat sebelum digunakan.Simpulan: Terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Oleh karena itu, penulis mengharapkan pekerja dapat memperhatikan lagi terkait perilaku tidak aman, dan kepada perusahaan juga harus meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja di area kerja.Kata kunci: HIRARC; kecelakaan kerja; risiko kecelakaanABSTRACTTitle: Analysis of Risk Factors for Occupational Accidents Using HIRARC as a Benchmark: Literature ReviewBackground: A work accident is something that is not anticipated in advance and this can certainly interfere with work. The causes of this accident can be divided into five, namely man, machine, material, method, and environmental factors. Every construction implementation certainly hopes that there will be no work accidents that occur or can be called "Zero Accident". One of the controls that can be carried out is by implementing or implementing the HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) which has been made and determined by the company on the project. HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) is a method carried out by starting planning, identifying hazards, determining risks, and determining various control measures. Method: This study uses the literature review method, with data obtained from Google Scholar from Indonesia and Malaysia from 2011 – 2021. The inclusion criteria for this journal are Indonesian and English, published in the last 10 years, full paper, and accessible. in general. The exclusion criteria used are not in accordance with the keywords that have been set.Result: These findings usually deviate from the contents of HIRARC and cause accidents to occur, for example workers not using PPE, smoking workers, being unskilled, tired at work, inadequate equipment, unsafe environment and behavior, and not conducting inspections on tool before use.Conclusion: There are various factors that can cause work accidents. Therefore, the authors expect workers to pay more attention to unsafe behavior, and the company must also improve occupational safety and health in the work area.Keywords: HIRARC; work accident; accident risk
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/31723
2022-08-23T03:52:15Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/31723
2022-08-23T03:52:15Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 5 (2020): MKMI; 322-330
Hubungan Asupan Zat Gizi Makro dan Mineral dengan Kejadian Balita Stunting di Indonesia: Kajian Pustaka
Nugraheni, Anastasia Natalia Sonia; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nugraheni, Sri Achadi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Lisnawati, Naintina; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/31723
Stunting; Asupan Zat Gizi; Balita
id
Latar belakang: Prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2019 sebesar 27,6%, lebih tinggi dibandingkan dengan target penurunan dalam lingkup nasional yaitu 19%. Stunting pada balita mempunyai dampak jangka panjang seperti produktivitas yang kurang, kemampuan kognitif yang rendah, dan kenaikan berat badan yang berlebih. Rendahnya asupan zat gizi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stunting, sehingga kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan asupan energi, protein, zat besi, dan seng terhadap kejadian stunting pada balita di Indonesia.Metode: Kajian ini menggunakan literature review. Penelusuran artikel dilakukan melalui jurnal, laporan, dan prosiding dalam 10 tahun terakhir. Ditemukan 606 studi dan diseleksi sesuai dengan kriteria inklusi. Berdasarkan 606 studi didapatkan 40 studi yang memenuhi kriteria inklusi untuk dilakukan kajian.Hasil: Berdasarkan studi yang dilakukan di beberapa wilayah di Indonesia menunjukkan prevalensi stunting paling tinggi pada tahun 2019 di Nusa Tenggara Timur sebesar 43,82%. Hasil telaah menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara asupan energi, protein, zat besi, dan seng yang rendah terhadap kejadian stunting. Studi menjelaskan asupan energi berisiko 16,71 kali, asupan protein berisiko 26,71 kali, asupan zat besi berisiko 4 kali, dan asupan seng berisiko 9,24 kali lebih besar terhadap kejadian stunting.Simpulan: Asupan zat gizi pada daerah di Indonesia masih rendah, pada umumnya disebabkan karena konsumsi sumber karbohidrat, protein hewani, dan pengetahuan ibu mengenai pola pemberian makan yang masih rendah. Sehingga diperlukan pemantauan status gizi secara berkala dan memperkuat program pencegahan stunting seperti edukasi kepada ibu mengenai pola pemberian makan pada balita.ABSTRACT Title: Macronutrient and Mineral Intake Associated with Stunting among Indonesian Toddlers: A Literature ReviewBackground: The prevalence of stunting in Indonesia in 2019 is 27,6%, higher than the target of the national reduction of 19%. Stunting has long-term impacts such as less productivity, cognitive ability, and the risk of chronic disease. Low nutrient intake is one of the risk factors of stunting. This study aims to identify the relationship of energy, protein, iron, and zinc intake with stunting among Indonesian toddlers.Method: This study uses the literature review method. The article search is conducted through journals, reports, and proceedings in the last 10 years. The search result from the article found 606 studies and selected according to the criteria of inclusion. Based on 606 studies obtained 40 studies that meet the criteria of inclusion for review.Result: Based on the result of the literature review in Indonesia showed the highest prevalence of stunting in 2019 in East Nusa Tenggara is 43.82%. The results showed a significant correlation between low energy, protein, iron, and zinc intake with stunting. The study describes low protein intake to be the nutrient intake most associated with stunting, followed by energy, zinc, and iron intake. Risk factors of nutrient intake were 2,52-16,71 times due to low energy intake, 1,6-26,71 times due to low protein intake, 2,87-4 times due to low iron intake, and 1,29-9,24 times due to low zinc intake.Conclusion: Low intake of energy, protein, iron, and zinc has a significant relationship with stunting among Indonesian toddlers. Low protein intake is the most associated nutrient intake for stunting under five.Keywords: Stunting; nutrient intake; toddler
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/47160
2023-03-06T05:16:51Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/47160
2023-03-06T05:16:51Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 6 (2022): MKMI; 394-398
Analisis Tingkat Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja SDM di UPTD Puskesmas Tawangrejo
Veonardo, Henrico Roberta; Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun, Madiun, Indonesia|Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun
Widiarini, Retno; Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun, Madiun, Indonesia|Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun
Ramadhanintyas, Karina Nur; Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun, Madiun, Indonesia|Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun
2022-12-07 05:23:31
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/47160
kepuasan kerja; kinerja SDM; UPTD Puskesmas Tawangrejo
id
Latar belakang: Telah terjadi penurunan nilai SKP di UPTD Puskesmas Tawangrejo pada tahun 2017 (1,021%) dan 2019 (2,68%). Hasil survei pendahuluan yang dilakukan diketahui pula masih terdapat beberapa responden yang merasa tidak puas dan kurang puas akan pekerjaannya. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis terkait pengaruh tingkat kepuasan kerja terhadap kinerja SDM di puskesmas tersebut. Sehingga peneliti akan menganalisis tingkat kepuasan kerja terhadap kinerja SDM di UPTD Puskesmas Tawangrejo.Metode: Penelitian kuantitatif ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel sebanyak 42 responden dari 73 total populasi dengan teknik simple random sampling. Data yang ada akan dianalisis menggunakan uji regresi ordinal menggunakan SPSS for Windows.Hasil: Diketahui nilai sig 0,001<0,1 menunjukkan bahwa H0 ditolak Sedangkan besaran nilai Nagelkerke ialah 0,037.Simpulan: Terdapat pengaruh kerpuasan kerja terhadap kinerja SDM. Selain itu diketahui pula bahwa besaran pengaruh variabel kepuasan kerja terhadap tkinerja yang terjadi ialah sebesar 37,3%. Kata kunci: kepuasan kerja; kinerja SDM; UPTD Puskesmas TawangrejoABSTRACTTitle: Analysis of Job Satisfaction Level in HR Performance of UPTD Puskesmas TawangrejoBackground: There has been a decrease in the value of SKP at UPTD Puskesmas Tawangrejo in 2017 (1.021%) and 2019 (2.68%). The results of the survey conducted, it is also known that there are still some respondents who feel dissatisfied and not satisfied with their work. So that researcher will analyze the job satisfaction level on HR performance at the UPTD Puskesmas Tawangrejo.Method: The purpose of this study is to analyze the effect of job satisfaction level on HR performance at UPTD Puskesmas Tawangrejo. This quantitative study was conducted with a cross-sectional approach. Sampling as many as 42 respondents from 73 total population with simple random sampling technique. The existing data will be analyzed using ordinal regression test using SPSS for WindowsResult: It is known that sig value 0.001<0.1 which shows that H0 is rejected while the Nagelkerke value is 0.037Conclusion: It was revealed that there is an effect of job satisfaction on HR performance. In addition, it is also known that the magnitude of the effect of the job satisfaction variable on performance is 37.3%.Keywords: job satisfaction; HR performance; UPTD Puskesmas Tawangrejo
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/53792
2023-07-31T02:50:51Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/53792
2023-07-31T02:50:51Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 2 (2023): MKMI; 100-104
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Derajat Merokok pada Laki-Laki Usia 26-45 Tahun di Aceh Besar
Candra, Aditya; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Aceh Besar|Universitas Abulyatama
Santi, Tahara Dilla; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Aceh, Banda Aceh|Universitas Muhammadiyah Aceh
Maidayani, Maidayani; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Aceh Besar|Universitas Abulyatama
2023-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/53792
derajat merokok; saturasi oksigen; asam laktat
id
Latar belakang: Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) diperkirakan jumlah perokok dewasa mencapai 7,9 milyar orang dan 3,5 milyar orang terpapar asap rokok di tempat kerja. Indonesia didominasi perokok dengan jenis kelamin laki-laki. Merokok dapat menyebabkan jumlah oksigen di dalam paru-paru dan aliran darah menjadi berkurang sehingga kelelahan kerja dapat terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi derajat merokok pada laki-laki usia 26-45 tahun di Aceh Besar.Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel yang digunakan adalah laki-laki usia 26-45 tahun sebanyak 45 responden. Data dianalisis menggunakan uji statistik korelasi Pearson dengan nilai p < 0,05.Hasil: Responden perokok berdasarkan derajat merokok Indeks Brinkman adalah derajat merokok ringan 56,8%, derajat merokok sedang sebanyak 34,1%, dan derajat merokok berat 9,1%. Saturasi oksigen perokok dengan hasil normal sebanyak 72,7%, dan tidak normal sebesar 27,3%. Kadar asam laktat normal dengan persentase 65,9%, sedangkan kadar asam laktat yang tidak normal sebanyak 34,1%. Hasil analisis derajat merokok dengan saturasi oksigen dengan menggunakan korelasi Pearson diperoleh 0,523. Hasil analisis derajat merokok dengan kadar asam laktat diperoleh nilai koefesien sebesar 0.596.Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara merokok dengan saturasi oksigen dan asam laktat. Semakin berat derajat merokok maka semakin rendah kadar saturasi oksigen dan asam laktat semakin tinggi.Kata kunci: derajat merokok; saturasi oksigen; asam laktat Title: Analysis of Factors Associated with Smoking Degree in Men Aged 26-45 Years in Aceh Besar.Background: According to the Global Adults Tobacco Survey (GATS) it is estimated that there are 7.9 billion adult smokers and 3.5 billion people are exposed to secondhand smoke in the workplace. Smoking can cause the amount of oxygen in the lungs and blood flow to decrease so that work fatigue can occur. This study aims to determine the factors that influence the degree of smoking in men aged 26-45 years in Aceh Besar.Method: This type of research is descriptive analytic with cross sectional design. The sample used was men aged 26-45 years as many as 45 respondents. Data were analyzed using the Pearson correlation statistical test with a p value <0.05. Result: Respondents who smoked based on their degree of smoking, the Brinkman index, were 56.8% mild smokers, 34.1% moderate smokers, and 9.1% heavy smokers. Smokers' oxygen saturation with normal results is 72.7%, and abnormal is 27.3%. The percentage of normal lactic acid is 65.9%, while the abnormal lactic acid level is 34.1%. The results of the analysis of smoking degrees with oxygen saturation using Pearson's correlation obtained 0.523. The results of the analysis of smoking degrees with lactic acid levels obtained a coefficient value of 0.596.Conclusion: There is a significant relationship between smoking and oxygen saturation and lactic acid. The heavier the degree of smoking, the lower the oxygen saturation and lactic acid levels.Keywords: degree of smoking; oxygen saturation; lactic acid
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/33310
2022-09-06T05:12:00Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/33310
2022-09-06T05:12:00Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 6 (2020): MKMI; 444-452
Determinan Kepatuhan Kunjungan Antenatal Care di Provinsi Indonesia Bagian Timur (Komparasi Data SDKI Tahun 2012 dan 2017)
Astuti, Juliana Karni; Bagian Biostatistik dan Kependudukan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok|Universitas Indonesia
Herdayati, Milla; Bagian Biostatistik dan Kependudukan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok|Universitas Indonesia
2020-12-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/33310
Antenatal care; kepatuhan; wanita usia subur
id
Latar belakang: Disparitas dalam Pelayanan Antenatal Care (ANC) masih terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Data SDKI dan Profil Kesehatan Indonesia mencatat Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara menjadi provinsi yang konsisten berada pada peringkat 10 besar dalam cakupan K4 ANC terendah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan ANC pada wanita usia subur di 4 Provinsi pada tahun 2012 & 2017.Metode: Sampel yang digunakan adalah wanita berusia subur (15-49 tahun) yang tinggal di 4 Provinsi, memiliki anak terakhir dalam 5 tahun terakhir, berstatus menikah/tinggal bersama dan menjadi responden dalam SDKI 2012 & 2017. Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik ganda.Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa pendidikan ibu dan pengetahuan ibu memiliki pengaruh yang konsisten terhadap kepatuhan kunjungan ANC pada responden di tahun 2012 dan 2017. Pada tahun 2012, terdapat faktor lain yang juga mempengaruhi kepatuhan kunjungan ANC pada wanita usia subur yaitu partisipasi dalam pengambilan keputusan dan status ekonomi. Sedangkan di tahun 2017, terdapat faktor lain juga yang berpengaruh terhadap kepatuhan kunjungan ANC pada wanita usia subur yaitu paritas ibu, jaminan kesehatan, dan dukungan dari suami.Simpulan: Perlu adanya peningkatan cakupan KIA melalui pembagian buku KIA & sosialisasi senam hamil oleh kader wilayah setempat. Penguatan sosialisasi pada ibu dengan paritas rendah maupun tinggi juga diperlukan untuk menjarangkan kehamilan oleh para kader dalam program kampung KB yang sudah terselenggara dalam wilayah setempat.Kata kunci: Antenatal care; kepatuhan; wanita usia subur ABSTRACTTitle: Determinants of Obedience for Antenatal Care Visits in Eastern Indonesia (2012 and 2017 IDHS Comparative Data)Background: Disparities in ANC services still occurs in several regions in Indonesia. IDHS data and Indonesia's Health Profile record the provinces of Papua, West Papua, Maluku, and North Maluku as provinces that are consistently ranked in the top 10 in the lowest K4 ANC coverage. This study aims to look at the factors that influence the level of ANC visit adherence in reproductive age women in 4 Provinces in 2012 & 2017.Method: The sample is used in this study are the women in reproductive age in the 2012 & 2017 IDHS that are living in 4 provinces, married or are living together with their partner, and have their in the last 5 years. This study itself use multiple logistic regression.Result: The results showed that maternal education and maternal knowledge had a consistent influence on the adherence of ANC visits for respondents in 2012 and 2017. In 2012, there are other factors that also affected ANC visit adherence in reproductive age women, namely participation in decision making and economic status. Whereas in 2017, there are also other factors that influence ANC visits adherence to reproductive age women, namely health insurance, parity, and husband support.Conclusion: There needs to be an increase in MCH coverage through distribution of MCH books & socialization of pregnancy exercises by local cadres. Strengthening outreach to mothers with low and high parity is also needed to space pregnancies by cadres in the village family planning program that has been implemented in the local area.Key words: Antenatal care, adherence, reproductive age women
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/53183
2023-07-20T07:33:11Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/53183
2023-07-20T07:33:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 1 (2023): MKMI; 60-68
Upaya Pencegahan Penularan COVID-19 Di Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor
Yolanda, Yolanda; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Budi Musthofa, Syamsulhuda; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Indraswari, Ratih; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2023-02-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/53183
perilaku kesehatan; protokol kesehatan; COVID-19; pencegahan
id
Latar belakang: Ditengah keadaan pandemi COVID-19, masyarakat kecamatan Bogor Utara masih kurang mempedulikan pentingnya protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19. Hal tersebut menyebabkan lonjakan jumlah kasus positif tertinggi dengan angka 293 kasus terjadi di Kecamatan Bogor Utara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perilaku masyarakat dalam menjalankan upaya pencegahan penularan COVID-19 di Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.Metode: Penelitian dilakukan menggunakan jenis penilitian deskriptif dengan pendekatan desain studi cross-sectional. Populasi penelitian adalah masyarakat Kecamatan Bogor Utara berjumlah 196.051 jiwa. Teknik sampling menggunakan non-probability sampling yaitu accidental sampling, didapatkan sample yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 220 responden. Instrument penelitian berupa angket disebarkan dengan menggunakan googleform. Data penelitian di analisis univariat dan bivariat.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden sudah baik melaksanakan protokol kesehatan hasil sebesar 61%. Mayoritas responden jenis kelamin laki-laki (61,8%), berpendidikan menengah (60,5%), dan memiliki pekerjaan (61,4%). Variabel yang terdapat hubungan yaitu pengetahuan (p-value=0,027), sikap (p-value=0,001), sarana dan prasarana (p-value 0,003), regulasi pemerintah (p-value=0,003), dukungan petugas kesehatan (p-value=0,002), dukungan keluarga (p-value=0,001), dukungan tokoh masyarakat (p-value=0,001), dan pendidikan (p-value=0,002).Simpulan: Mayoritas responden sudah berperilaku yang memenuhi protokol kesehatan. Akan tetapi, keluarga diharapkan dapat lebih andil dalam melaksanankan praktik pencegahan penularan COVID-19, terlebih disaat darurat seperti situasi pandemi. Tokoh masyarakat seperti ketua RT/RW juga perlu memberikan perhatian lebih ketat untuk masyarakat sehinggadapat memaksimalkan protokol kesehatan dengan baik.Kata kunci: perilaku kesehatan, protokol kesehatan, COVID-19, pencegahan ABSTRACTTitle: Effort to Prevent the Transmission of COVID-19 in North Bogor District, Bogor CityBackground: In the midst of the COVID-19 pandemic, residents of the North Bogor subdistrict are still largely unconcerned with the significance of COVID-19-prevention measures. This resulted in the loss of 293 cases in the North Bogor District, the highest number. This study aimed to determine how much the community in the North Bogor District of Bogor City contributed to halting the spread of COVID-19.Method: The research was conducted using descriptive research methods and a cross-sectional design. The research population consisted of 196,051 residents of the North Bogor District. The sampling technique used, non-probability sampling, or incidental sampling, yielded a sample of 220 respondents who met the inclusion criteria. Using Google Forms, a questionnaire was distributed as the research instrument. Analyze data using univariate and bivariate methods.Result: The total 61% of responders followed health procedures, according to the research. Male (61.8%), educated (60.5%), and employed (61.4%) are the majority. Knowledge (p-value = 0.027), attitude (p-value = 0.001), facilities and infrastructure (p-value = 0.003), government regulations (p-value = 0.003), health worker support (p-value = 0.002), family support (p-value = 0.001), community leader support (p-value = 0.001), and education (p-value = 0.002).Conclusion: Most respondents followed health regimens. However, the family can do more to limit COVID-19 transmission, especially during a pandemic. RT/RW chiefs must also pay greater attention to the community to optimize health protocols.Keywords: health behavior, health protocol, COVID-19, prevention
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/2892
2016-10-14T11:39:36Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/2892
2016-10-14T11:39:36Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 9, No 1 (2010): MKMI; 18-26
Perbedaan Nilai Kesegaran Punggung Sebelum dan Sesudah Pemberian Stretching Mc. Kenzie Extension pada PekerjaWanita Pengepak Jamu PT. X Semarang
Permana, Dinda Rizki; Alumnus FKM UNDIP
Wahyuni, Ida; Staf Pengajar Bagian Keselamatan & Kesehatan Kerja FKM UNDIP
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/2892
en
Every work has the potential on giving risk to health; one of them is caused by unnatural workingposition. As an example, for work that require their worker to do the work in sitting position potentiallygive a health risk such as complaint on musculoskeletal. Sitting work position that being done by theherbal medicine packager at PT.X Semarang for 8 working hours allows the occurrence of the unnaturalgesture. From short interview to 6 workers, there were 5 of them that complaint about the feeling of lesscomfortable/stiff on area around back and neck after work. Some studies said that by giving stretchingmovement can reduce this muscular complaint. Stretching Mc.Kenzie Extension is one of stretchingmethod that intended to strengthen the back. Back fitness value will show how well the back of a workerto work on a sitting position is. The goal of this study is to know the difference between back fitness valuebefore and after treatment of Stretching Mc.Kenzie Extension to PT.X Semarang herbal medicinepackager workwoman.This research is Quasi Experiment using One Group Time Series Design with amount of sample is 10peoples. The result tested with statistical paired T-test (α = 0,05) preceded with data normality test usingSaphiro Wilk test.The result showed tahat there was a difference between back fitness value before and after treatment ofStretching Mc.Kenzie Extension. Therefore, it is advised for the company to give knowledge to workerabout sitting position that meet ergonomic norm. Furthermore by doing design improvement on workfacilities such as work table and chair.Keywords: back fitness value, stretching Mc.Kenziehttp://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/2892
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/35371
2022-02-18T04:18:24Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/35371
2022-02-18T04:18:24Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 1 (2021): MKMI; 50-56
Program Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (AIMI DIY) untuk Mendukung Keberhasilan ASI Eksklusif
Adawiyah, Fathi Rabiatul; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Musthofa, Syamsulhuda Budi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Husodo, Besar Tirto; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-02-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/35371
ASI eksklusif; AIMI DIY; kelas edukasi
id
ABSTRAK Latar belakang : Cakupan ASI eksklusif di Provinsi DIY tahun 2018 mengalami penurunan 17,34%. Program promosi kesehatan yang belum efektif merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi cakupan ASI eksklusif. Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (AIMI DIY) merupakan organisasi nirlaba pendukung program pemerintah yang melakukan kegiatan promosi, edukasi, dan advokasi dengan visi meningkatkan angka ibu menyusui. Penelitian ini bertujuan menggambarkan program AIMI DIY untuk mendukung keberhasilan ASI eksklusif di Provinsi DIY tahun 2019 dengan pendekatan teori sistem.Metode : Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Subyek penelitian utama yaitu Ketua sekaligus sebagai Kadiv Advokasi, Bendahara, Kadiv Edukasi dan Pelatihan, Kadiv Komunikasi, Kadiv Pengembangan SDM dan Organisasi, Kadiv Riset, dan subyek penelitian triangulasi yaitu Ketua AIMI Pusat dan Kasie Kesga dan Gizi Dinkes Provinsi DIY dengan metode purposive sampling dan teknik pengumpulan data wawancara mendalam secara online karena berlangsung pada masa pandemi Covid-19.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan program AIMI DIY terdiri dari aspek masukan dan aspek proses. Sumber daya manusia AIMI DIY yang merupakan sukarelawan memiliki keterbatasan waktu untuk organisasi. Ketersediaan dana belum mencukupi untuk kegiatan edukasi dengan sasaran masyarakat menengah kebawah. AIMI DIY belum memiliki gedung sebagai prasarana kelas edukasi. Kegiatan AIMI DIY terfokus pada 3 hal yaitu promosi, perlindungan, dan dukungan untuk menyusui yang diatur dalam 6 divisi kerja, namun pembagian tugas kepada anggota divisi belum efektif.Simpulan : Program AIMI DIY untuk mendukung keberhasilan ASI eksklusif selain kelas edukasi belum terpromosikan dan terlaksana dengan baik karena keterbatasan waktu sumber daya manusia dan keterbatasan dana.Kata kunci: ASI eksklusif; AIMI DIY; kelas edukasi ABSTRACT Title: Association of Indonesian Breastfeeding Mothers Special Regions of Yogyakarta (AIMI DIY) programs to support the success of exclusive breastfeedingBackground : Exclusive breastfeeding coverage in DIY Province in 2018 decreased by 17.34%. One of the factors affecting exclusive breastfeeding coverage is the ineffectiveness of health promotion programs. AIMI DIY is a non-profit organization supporting government programs that carries out promotional, educational, and advocacy activities to realize the vision of increasing the number of breastfeeding mothers. This study aims to describe the AIMI DIY program to support the success of exclusive breastfeeding in DIY Province in 2019 with a systems theory approach. Method : This study uses a qualitative method. Main research subjects consisting of the Chairperson at once as the Head of Advocacy Division, Treasurer, Head of Education and Training Division, Head of Communication Division, Head of Human Resources and Organizational Development Division, Head of Research Division, as well as triangulation research subjects consisting of the Chairperson of AIMI Center and the Head of Section for Family Healthy and Nutrition of the Provincial Health Office of Yogyakarta, utilizing purposive sampling method and in-depth interview online data collection as it had taken place during the Covid-19 pandemic.Result : The results showed that the AIMI DIY program consists of input aspects and process aspects. AIM DIY's human resources, made up of volunteers, have limited time to dedicate on working for the organization. The availability of funds remains insufficient for the educational activities targeting those within the middle to lower-earning class. AIMI DIY does not yet have the infrastructure for educational classes. AIMI DIY activities focus on 3 things: promotion, protection, and support for breastfeeding, arranged in 6 work divisions. However, the division of tasks to division members so far has proven to be ineffective. Conclusion : The AIMI DIY program to support exclusive breastfeeding, aside from education classes, has not been promoted and implemented properly due to the limited time available for human resources as well as limited funds.Keywords : Exclusive breasfeeding; AIMI DIY; education class
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/57782
2024-01-05T00:01:37Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/57782
2024-01-05T00:01:37Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 6 (2023): MKMI; 352-357
Keabsahan Layanan Telemedisin terkait Surat Keterangan Sakit Online dalam Persepsi dan Ekspektasi Pengguna
Kusumastuti, Wulan; Public Health Faculty, Universitas Diponegoro, Jl. Professor Soedarto, Tembalang, Semarang, Central Java, 50275, Indonesia|Universitas Diponegoro
Budiyanti, Rani Tiyas; Public Health Faculty, Universitas Diponegoro, Jl. Professor Soedarto, Tembalang, Semarang, Central Java, 50275, Indonesia|Universitas Diponegoro
2023-12-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/57782
surat keterangan sakit; telemedisin; telekonsultasi
id
ABSTRAK Latar Belakang: Surat keterangan sakit merupakan surat keterangan yang diberikan dokter untuk pasien yang dinyatakan sakit oleh dokter setelah melalui pemeriksaan kesehatan. Berdasarkan Pasal 93 ayat (2) huruf a Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 mengenai Ketenagakerjaan, surat keterangan sakit dapat digunakan oleh pekerja sebagai dasar melakukan izin ke tempat kerja ketika sakit dan tetap dapat memperoleh upah. Adanya layanan kesehatan jarak jauh melalui telemedisin memunculkan berbagai isu etik dan hukum salah satunya terkait pemberian surat keterangan sakit secara online. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan harapan pengguna telemedisin terkait surat keterangan sakit yang diterbitkan secara online melalui layanan telemedisin.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan pengambilan data melalui survey online yang dilakukan pada bulan Maret hingga Juni 2023 pada 100 orang responden.Hasil: Sebanyak 11 responden (11%) menyebutkan pernah memperoleh surat keterangan sakit online dari layanan telemedisin, meskipun 3 responden menyebutkan surat tersebut tidak sesuai dengan kondisi kesehatan senyatanya. Sebanyak 62 responden (62%) setuju jika surat keterangan sakit dapat diberikan secara online melalui telemedisin. Dan 99 responden (99%) setuju jika terdapat regulasi mengenai penggunaan dan keabsahan surat sakit online.Simpulan: Perlu adanya regulasi mengenai syarat dan prosedur pemeriksaan untuk mendapatkan surat keterangan sakit melalui telemedicine dan keabsahan penggunaannya. Selain itu, perlu peningkatan teknologi kedokteran dalam mendukung pemeriksaan jarak jauh melalui layanan telemedisin. Kata kunci: surat keterangan sakit, telemedisin, telekonsultasi Title: Validity of Telemedicine Services Related to Online Sickness Certificates in User Perceptions and ExpectationsBackground: A sick leave certificate is a certificate given by a doctor to a patient who is declared sick by a doctor after going through a medical examination. Based on Article 93 paragraph (2) letter a of Law Number 13 of 2003 concerning Manpower, a sick leave certificate can be used by workers as a basis for obtaining permission to work when they are sick and can still receive wages. The existence of remote health services through telemedicine raises various ethical and legal issues, one of which is related to the provision of online sick certificates. This study aims to determine the perceptions and expectations of telemedicine users regarding sick certificates issued online through telemedicine services. Methods: This research is a quantitative research with a descriptive approach which data collected using online survey and were conducted from March to June 2023 on 100 respondents.Result: Based on the research, 11 respondents (11%) had obtained an online sick certificate, although 3 respondents stated that the letter did not match the actual conditions. As many as 62 respondents (62%) agreed that sick certificates could be provided online via telemedicine. And 99 respondents (99%) agree that there are regulations regarding the use and legitimacy of online sick notes.Conclusion: There needs to be regulation regarding the terms and procedures for examination to obtain a sick certificate through telemedicine and the validity of its use. In addition, it is necessary to improve medical technology to support remote examinations through telemedicine services.Keywords: online sick certificate; telemedicine; teleconsultation
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6168
2014-02-06T14:10:20Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/6168
2014-02-06T14:10:20Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 11, No 1 (2012): MKMI; 86-93
Perilaku Seks Waria di Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Timur
Faulina, Rinny
Nugraha Prabamurti, Priyadi
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/6168
en
Kota Tarakan memiliki angka prevalensi tertinggi kasus HIV AIDS (9,28%) di Provinsi Kalimantan Timur dimana kasus HIV (+) banyak ditemukan pada kelompok waria. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku seks waria kaitannya dengan penularan HIV/AIDS di Kota Tarakan. Jenis penelitian adalah explanatory research dengan pendekatan cross sectional dan sampel sebanyak 49 responden. Analisis data secara univariat, bivariat dan multivariate, sedangkan data kualitatif dianalisis dengan metode content analisis. Hasil penelitian menunjukkan adanya antara korelasi pengetahuan (p value=0.005), persepsi kerentanan (p value=0.036), persepsi manfaat (p value=0.004), persepsi hambatan (p value=0.037) dengan perubahan perilaku seks responden, dan variabel yang paling berpengaruh adalah pengetahuan. Kata Kunci: perilaku seks, waria, HIV/AIDS, pengetahuan, persepsi. the sexual behavior of transsexuals in Tarakan City; Tarakan City has the highest HIV/AIDS prevalence (9.28%) among the regencies/cities in East Kalimantan Province, that HIV (+) cases are found mainly in the transsexuals group. The objective of this research is to analyze the influencing factors on the sexual behayior of transsexuals in order to prevent of HIV/AIDS in Tarakan City. This is an explanatory research with the cross-sectional approach. The number of samples is 49 respondents. The data was analyzed by uni-variate, bi-variate, and multi-variate analysis. Meanwhile, the qualitative data analyzed by using the content analysis. From the research results, it was found that there were connections between the level of knowledge of HIV/AIDS (p value=0.005), perceived susceptibility (p value=0.036), perceived benefits (p value =0.004) and perceived barriers (p value=0.037) to the sexual behavior of transsexuals, and the most significantly influencing is the adequate knowledge of HIV/AIDS. Keywords: sexual behavior; transsexual, HIV/AIDS, knowledge, and perception
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/36754
2022-02-18T07:55:06Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/36754
2022-02-18T07:55:06Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 2 (2021): MKMI; 144-149
Pemasaran Sosial menggunakan Media Sosial dalam Upaya Pencegahan Penularan Covid-19: Tinjauan Literatur
Putri, Andhini Aurelia; Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya|Universitas Airlangga
Prayoga, Diansanto; Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya|Universitas Airlangga
2021-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/36754
Pemasaran sosial; media sosial; promosi kesehatan; pencegahan Covid-19
id
Latar belakang: Jumlah kasus Covid-19 setiap harinya semakin meningkat tak terkecuali di Indonesia. Salah satu dampak yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 yaitu masalah psikologis. Sebagian besar dari mereka melampiaskan ke media sosial sehingga media sosial dapat dijadikan sebagai alternative yang tepat untuk menyebarluaskan informasi terkait pencegahan penularan Covid-19. Masyarakat diharapkan mampu menerima dan menerapkan informasi yang telah disampaikan melalui media sosial. Artikel ini bertujuan utnuk menganalisis peran media sosial dalam upaya promosi kesehatan khususnya pencegahan penularan Covid-19.Metode: Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini yaitu literature review. Referensi didapatkan dari berbagai jurnal ilmiah, buku dan website resmi pemerintah yang berkaitan dengan topik penulisan artikel ini.Hasil: Sebanyak 59% dari total penduduk di Indonesia merupakan pengguna aktif media sosial. Karakteristik pengguna media sosial sebagian besar berjenis kelamin laki-laki. Sedangkan usia yang mendominasi yaitu kelompok usia dewasa awal. Media sosial yang paling digemari masyarakat adalah Youtube dan WhatsApp. Pemasaran sosial dapat dilakukan menggunakan media sosial dengan mempertimbangkan konten yang akan diunggah. Media sosial dapat dengan mudah menyebarkan informasi namun dapat menimbulkan infomasi yang berlebih. Pencegahan penularan Covid-19 dapat dilakukan secara cepat dan efektif menggunakan media sosial tanpa adanya tatap muka dengan masyarakat.Simpulan: Pemasaran sosial dapat dilakukan dengan mudah hanya dengan menggunakan media sosial. Media sosial yang paling efektif untuk digunakan sebagai media promosi kesehatan yaitu Youtube karena disukai dan mudah diterima oleh berbagai masyarakat di segala usia. Namun terdapat tantangan yang harus dihadapi sehingga membutuhkan strategi agar pesan dapat tersampaikan dengan baik. Pemerintah dan rumah sakit di Indonesia juga memanfaatkan media sosial untuk pencegahan penularan Covid-19. Konten yang diunggah antara lain himbauan untuk mematuhi protokol kesehatan.Kata kunci: pemasaran sosial; media sosial; promosi kesehatan; pencegahan Covid-19 ABSTRACTTitle: The Role of Social Media Marketing in Efforts to Prevent Covid-19 Transmission: A Literature ReviewBackground: The number of Covid-19 cases is increasing every day, including in Indonesia. One of the impacts caused by the Covid-19 pandemic is a psychological problem. Most of them take it out on social media so that social media can be used as an appropriate alternative to disseminate information regarding the prevention of Covid-19 transmission. The community is expected to be able to receive and apply the information that has been conveyed through social media. This article aims to analyze the role of social media in health promotion efforts, especially the prevention of Covid-19 transmission.Method: The method used in writing this article is literature review. References are obtained from various scientific journals, books and official government websites related to the topic of writing this article.Result: As many as 59% of the total population in Indonesia are active users of social media. The characteristics of social media users are mostly male. While the age that dominates is the early adult age group. The most popular social media are Youtube and WhatsApp. Social marketing can be done using social media by considering the content to be uploaded. Social media can easily spread information but can lead to information overload. Prevention of Covid-19 transmission can be done quickly and effectively using social media without having to face the public.Conclusion: Social marketing can be done easily by just using social media. The most effective social media to be used as a health promotion media is Youtube because it is liked and easily accepted by various people of all ages. However, there are challenges that must be faced so that a strategy is needed so that the message can be conveyed properly. The government and hospitals in Indonesia also use social media to prevent the transmission of Covid-19. The uploaded content includes an appeal to comply with health protocols.Keywords: social marketing; social media; health promotion; Covid-19 prevention
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/22798
2022-08-04T03:00:56Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22798
2022-08-04T03:00:56Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 18, No 1 (2019): MKMI
Pelaksanaan Patient Safety Aspek Tujuh Langkah berdasarkan Peran Komite Medik di Rumah Sakit Islam Nahlahatul Ulama Demak
Sihotang, Sulianti Rosianna; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2019-04-15 14:09:57
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22798
Komite Medik; Patient Safety
id
Tugas Komite Medik adalah melakukan monitoring dan evaluasi mutu pelayanan medis melalui pembentukan sub komite-sub komite. Peran Komite Medik terhadap pelaksanaan patient safety di RSI. NU Demak belum terlaksana dengan baik. Keberadaan Komite Medik belum mempunyai peran yang berpengaruh terhadap pelaksanaan patient safety. Dari uraian di atas maka perlu dilakukan analisis peran Komite Medik dalam pelaksanaan patient safety aspek tujuh langkah menuju keselamatan pasien di Rumah Sakit Islam Nahdlatul Ulama Demak.Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam dan observasi. Informan utama pada penelitian ini adalah sekretaris Komite Medik, dokter spesialis bedah serta dokter umum, dan Informan triangulasi yaitu direktur, ketua Komite Medik, dan Komite Mutu Keselamatan dan Kinerja. Analisis data dilakukan dengan metode content analysis.Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan Komite Medik di RSI. NU Demak masih belum berperan secara aktif karena implementor belum memahami sepenuhnya tentang manajemen pelakasanaan tujuh langkah menuju keselamatan pasien. Aspek komunikasi terkait sosialisasi sudah baik sedangkan aspek komunikasi dalam tim pelaksanan masih kurang. Jumlah sumber daya manusia dan sarana prasarana masih kurang. Aspek disposisi menunjukkan bahwa sikap petugas masih kurang dan masih ada yang belum memiliki komitmen tinggi. Aspek birokrasi masih kurang. Standar Prosedur Operasional khusus untuk melaksanakan tujuh langkah menuju keselamatan pasien belum ada, hanya ada di tiap-tiap bagian yang dianggap menjadi dasar.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/23245
2022-08-04T03:58:17Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23245
2022-08-04T03:58:17Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 18, No 3 (2019): MKMI; 19-25
Hubungan Riwayat Paparan Pestisida pada Ibu Saat Hamil dan Menyusui dengan Gangguan Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun di Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
Kurniawati, Yasinta Dian; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Suhartono, Suhartono; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Dewanti, Nikie Astorina Yunita; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2019-07-04 22:21:31
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23245
Pertanian; Paparan Pestisida; Gangguan Perkembangan Anak
id
Latar Belakang: Desa Candi merupakan daerah pertanian dimana sebagian besar petaninya (53,7%) adalah perempuan dan tetap bekerja saat hamil atau menyusui. Pestisida yang sering digunakan di Desa Candi adalah golongan organofosfat dan karbamat yang diketahui dapat mempengaruhi perkembangan syaraf otak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan paparan pestisida pada ibu saat hamil dan menyusui dengan gangguan perkembangan anak usia 3-5 tahun.Metode: Metode yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang dipilih dengan simple random sampling. Populasi penelitian adalah anak usia 3-5 tahun sebanyak 75 orang, sedangkan responden penelitian adalah ibu yang memiliki anak usia 3-5 tahun, berjumlah 63 orang. Instrumen yang digunakan adalah Ages and Stages Questionnaire edisi ketiga oleh Squires J & Bricker D (2009) yang telah dimodifikasi dan analisis data yang digunakan adalah uji Chi Square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 41 anak (65,1%) mengalami gangguan perkembangan, menurut aspek komunikasi (44,4%), motorik kasar (50,8%), motorik halus (52,4%), pemecahan masalah (55,6%) dan personal sosial (60,3%). Hasil analisis Chi Square menunjukkan ada hubungan antara keterlibatan ibu saat hamil dalam pertanian dengan p-value=0,021 (RP=3,491, 95% CI=1,181-10,320) dan keterlibatan ibu saat menyusui dalam pertanian dengan p-value=0,029 (RP=3,273, 95% CI=1,104- 9,705) dengan gangguan perkembangan anak usia 3-5 tahun di Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.Simpulan: Paparan pestisida yang terkait gangguan perkembangan anak usia 3-5 tahun adalah akibat aktivitas yang dilakukan ibu di area pertanian, yaitu menanam tanaman, mencabut rumput, memanen, mencampur pestisida, memupuk atau menyemprot tanaman.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/39497
2022-02-22T13:52:06Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39497
2022-02-22T13:52:06Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 5 (2021): MKMI; 372-378
Hubungan Asupan Protein, Status Gizi Ibu Menyusui, dan Kandungan Protein pada Air Susu Ibu (ASI): Telaah Sistematik
Hapsari, Qori Chairunisa; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Rahfiludin, Mohammad Zen; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Pangestuti, Dina Rahayuning; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39497
Ibu Menyusui; ASI, Protein; Asupan Protein; Status Gizi
id
Latar belakang: Kandungan Air Susu Ibu (ASI) yang memiliki fungsi penting dalam mencegah morbiditas hingga mortalitas bayi adalah protein. Protein dalam ASI berfungsi dalam perkembangan, imunitas, antibakteri, antiinflamasi, dan antiinfeksi. Kandungan protein dalam ASI dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu asupan protein ibu dan status gizi ibu menyusui. Sumber protein yang dikonsumsi ibu menyusui akan diserap oleh tubuh dan kemudian dialirkan ke dalam kantung ASI untuk selanjutnya digunakan dalam pembentukan protein ASI. Ibu yang memiliki status gizi baik akan menyerap asupan protein dengan lebih baik sehingga kandungan protein dalam ASI lebih optimal. Tujuan dari penelitian studi literatur ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan asupan protein, status gizi ibu menyusui dan kandungan protein yang terdapat dalam ASI.Metode: Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi literatur menggunakan sumber data yang berasal dari hasil pencarian pada database online antara lain SCOPUS, Science Direct, Google Scholar, Proquest, dan Portal Garuda yang memuat jurnal nasional dan internasional terakreditasi. Hasil: Pencarian artikel berdasarkan kata kunci didapatkan sebanyak 7389 artikel. Hasil akhir didapat 18 artikel yang memenuhi syarat untuk direview. Terdapat 9 artikel terkait asupan protein ibu menyusui terhadap kandungan protein ASI dan 13 artikel terkait status gizi ibu menyusui terhadap kandungan protein ASI.Simpulan: Terdapat 4 dari total 9 artikel menyatakan adanya hubungan antara asupan protein dan kandungan protein ASI. Terdapat 8 dari 13 artikel menyatakan ada hubungan antara status gizi ibu menyusui dan kandungan protein ASI. Asupan protein memiliki hubungan secara tidak langsung terhadap kandungan protein pada ASI dikarenakan penyerapan asupan protein pada ibu dan produksi protein ASI dipengaruhi oleh status gizi ibu serta hormon. Status gizi ibu menyusui memiliki hubungan secara langsung terhadap kandungan protein pada ASI. Ibu yang memiliki status gizi baik akan menyerap protein dari makanan dengan lebih optimal serta akan menghasilkan ASI dengan kandungan protein yang optimal.Kata kunci: Ibu Menyusui; ASI, Protein; Asupan Protein; Status Gizi ABSTRACT Title: Relationship Between Protein Intake, Nutritional Status of Breastfeeding Mothers and Protein Content in Breast Milk: Literature ReviewBackground: The content of human milk (ASI) that has an important function to preventing morbidity and mortality for infant is protein. Protein in human milk has many functions such as development, immunity, antibacterial, anti-inflammatory, and anti-infective. The protein content in breast milk is influenced by several things, there are maternal protein intake and nutritional status of breastfeeding mothers. The source of protein consumed by breastfeeding mothers will be absorbed by the body and then flowed into the breast milk bag for further use in the formation of breast milk protein. Mothers who have good nutritional status will absorb protein intake better so that the protein content in breast milk are being optimal. The purpose of this literature study was to determine whether there was a relationship between protein intake, nutritional status of breastfeeding mothers and protein content in breast milk.Method: The type of research is a literature study because researcher using data sources from online databases, including SCOPUS, Science Direct, Google Scholar, Proquest, and the Garuda Portal which contains accredited national and international journals.Result: There are found 7389 articles based on keywords. The final results obtained 18 articles that meet the requirements for review. There are 9 articles related to protein intake of breastfeeding mothers on protein content of breast milk, 13 articles related to nutritional status of breastfeeding mothers on protein content of breast milk, and 4 articles regarding protein intake and nutritional status of breastfeeding mothers on protein content of breast milk.Conclusion: There are 4 out of a total of 9 articles stating a relationship between protein intake and protein content of breast milk. There are 8 out of 13 articles stating that there is a relationship between the nutritional status of breastfeeding mothers and the protein content of breast milk. There are 2 out of 4 articles stated that there was a relationship between protein intake of breastfeeding mothers and protein content in breast milk, and there was no relationship between nutritional status of breastfeeding mothers and protein content in breast milk. Protein intake has an indirect relationship to protein content in breast milk because the absorption of protein intake in the mother and protein production in breast milk is influenced by the nutritional status of the mother and hormones. The nutritional status of breastfeeding mothers has a direct relationship to the protein content of breast milk. Mothers who have good nutritional status will absorb protein from food optimally and will produce breast milk with optimal protein content.Keywords: Breastfeeding Mother; Human Milk; Protein; Protein Intake; Nutritional Status
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/22704
2022-08-05T03:06:04Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22704
2022-08-05T03:06:04Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 1 (2020): MKMI; 19-25
Penerapan Model Hot Fit pada Evaluasi Sistem Informasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di RSUD Dr. Moewardi
Fanny, Nabilatul; Akademi Perekam Medis dan Informatika Kesehatan Citra Medika, Surakarta|Akademi Perekam Medis dan Informatika Kesehatan Citra Medika
Adi, Kusworo; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Jati, Sutopo Patria; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-02-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22704
Evaluasi Sistem Informasi; Keselamatan dan Kesehatan Kerja; Model HOT Fit
id
Latar belakang: Penggunaan teknologi sistem informasi yang baik dapat membantu terlaksananya program K3 secara efektif dan efisien, kegiatan program K3RS dapat dilaporkan secara periodik dan sistematis sehingga pihak manajer puncak dapat mengambil keputusan dengan tepat. Keberhasilan sistem informasi suatu organisasi tergantung bagaimana sistem itu dijalankan, kemudahan sistem itu bagi para pemakainya, dan pemanfaatan teknologi yang digunakan. Evaluasi program sangat penting dan bermanfaat terutama bagi pengambil keputusan. Tujuan penelitian ini adalah Melakukan evaluasi terhadap sistem informasi keselamatan dan kesehatan kerja di RSUD Dr. Moewardi dengan menggunakan pendekatan model HOT Fit.Metode: Jenis penelitian adalah deskriptif eksploratori dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam pengelolaan sistem informasi berjumlah 8 orang. Obyek penelitian adalah sistem informasi keselamatan dan kesehatan kerja di RSUD Dr. Moewardi. Analisis isi digunakan untuk mendapatkan gambaran sistem informasi berdasarkan model HOT Fit terdiri dari Manusia, Organisasi, dan Teknologi. Hasil: Hasil penelitian bila ditinjau dari faktor manusia, SI P2K3RS mudah pelaksanaannya, belum ada pelatihan atau sosialisasi. Faktor organisasi, sudah terbentuk struktur organisasi, belum ada anggaran khusus, tidak adanya juklak/juknis dan prosedur kerja. Teknologi belum semua menggunakan komputer komunikasi antar sesama anggota pelaksana sudah berjalan lancar.Simpulan: Disarankan ada prosedur pelaksanaan, juklak, juknis dan uraian kerja, melaksanakan sosialisasi dan pelatihan bagi anggota tim dan pegawai dilingkungan RSUD Dr. Moewardi melakukan pengawasan berkesinambungan yang terjadwal, memperbaiki kualitas informasi dan menambah jumlah tenaga sesuai antara pendidikan dengan kebutuhan.Kata kunci: Evaluasi Sistem Informasi, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Model HOT FitABSTRACT Title: Application of the Hot Fit Model in the Evaluation of Safety and Information Systems Occupational Health at RSUD Dr. Moewardi Background: The success of information system an organization depends on what is system, ease that system for the the wearer, and the utilization of technology used. Evaluation the program was very important and useful especially for decision-making. The purpose of this research is to evaluate information system work safety and health at RSUD Dr. Moewardi by adopting HOT Fit Model.Method: This research is descriptive exploratory by adopting qualitative. Subject research is the people involved in information system management. An object research is a system information work safety and health at RSUD Dr. Moewardi. Analysis the contents of used to get a information system based on model hot fit consisting of man, organization, and technology.Result: The results of the study if considered from the human factor, the P2K3RS information system its easy to implementation, there has been no training or socialization. Factors organization, had been formed the structure of the organization, there has been no special budget, the absence of operational and technical guidelines and p rocedures work. Technology not all use computers communication between a fellow member of implementing has been running smoothly.Conclusion: Suggested there are procedures the implementation of the, the operational guidelines, technical guidelines and the discussion work, carry out socialization and training for team members and employees dilingkungan RSUD Dr. Moewardi monitoring sustainable who a scheduled, improving the quality of information and increase numbers of workers in accordance between education to the needs of.Keywords: Evaluation Information System, Work Safety And Health, Model Hot Fit
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/41697
2022-09-05T08:51:31Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/41697
2022-09-05T08:51:31Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 2 (2022): MKMI; 124-132
Pemakaian Masker dan Mencuci Tangan Pakai Sabun pada Masyarakat di Masa Pandemi COVID-19 : Systematic Review
Baene, Vinancia Prestasi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nurjazuli, Nurjazuli; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Darundiati, Yusniar Hanani; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/41697
COVID-19; Pencegahan; Protokol Kesehatan
id
ABSTRAK Latar belakang: Penyakit yang ditandai dengan pneumonia terjadi di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina pada Desember 2019. Pada tanggal 7 Januari 2020, virus korona baru (SARS-CoV-2) diidentifikasi sebagai agen penyebab klaster penyakit pernapasan (penyakit Coronavirus 2019 atau COVID-19). Pada tanggal 27 April 2020, total kasus terkonfirmasi oleh laboratorium di Cina sebanyak 84.341 kasus, termasuk 4.643 kematian. Menurut WHO, hampir 3.000.000 kasus telah terkonfirmasi serta lebih dari 200.000 angka kesakitan bahkan kematian telah dihitung di dunia. Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui gambaran pemakaian masker dan mencuci tangan dengan sabun di masa pandemi COVID-19.Metode: Pencarian data mengacu pada sumber data base seperti Elsevier Scopus, Springer Link, Cambridge Core, Google Scholar, dan Portal Garuda disesuaikan dengan judul penelitian, abstrak dan kata kunci yang telah ditentukan.Literatur artikel yang dicari dalam rentang waktu 3 tahun semenjak ditemukannya penyakit COVID-19 yakni dari tahun 2019-2021. Berdasarkan penelusuran artikel yang telah dilakukan, yang berhasil ditemukan adalah sebanyak 36 artikel, yaitu 10 artikel dari Elsevier Scopus, 8 artikel dari Springer Link, 6 artikel dari Portal Garuda, 6 artikel dari Cambridge Core dan 6 artikel dari Google Scholar.Hasil: Skrinning pencarian literatur terhadap 36 artikel yang ditemukan, didapatkan artikel sebanyak 10 artikel internasional. Analisis 10 artikel tersebut menyatakan adanya hubungan antara faktor demografi dengan pengetahuan pemakaian masker dan cuci tangan pakai sabun (ctps), adanya hubungan antara kepatuhan dengan praktik penggunaan masker dan ctps, dan keterkaitan antara kemampuan masyarakat dengan penyediaan fasilitas protokol kesehatan.Simpulan: Pengetahuan pemakaian masker dan ctps pada masyarakat dapat dipengaruhi oleh faktor demografi. Kepatuhan pemakaian masker dan mencuci tangan dengan sabun pada masyarakat dapat dipengaruhi oleh praktik yang mereka lakukan. Kemampuan masyarakat dalam penyediaan fasilitas masker dan ctps merupakan tanggung jawab utama negara serta keterlibatan sektor swasta dan masyarakat juga sangat dibutuhkan. Kata kunci: COVID-19; Pencegahan; Protokol Kesehatan ABSTRACTTitle: Use of Masks and Hand Washing Using Soap on The Community in The Pandemic Covid-19 Period : Systematic ReviewBackground: A disease characterized by pneumonia occurred in Wuhan, Hubei province, China in December 2019. On January 7, 2020, a new Corona virus was identified as the causative agent of the Respiratory Disease Cluster. As of April 27, 2020, the total number of laboratory-confirmed cases in China was 84.341 cases, including 4.643 deaths. According to WHO, almost 3 million cases have been confirmed and more than 200,000 deaths and even deaths have been counted worldwide. The purpose of this study was to find out the description of the use of masks and washing hands with soap during the COVID-19 pandemic.Method: Data search refers to database sources such as Elsevier Scopus, Spinger Link, Cambridge Core, Google Scholar and the Garuda portal. Adapted to the research title, abstract and keywords that have been determined. Literature searched within a period of 3 years since the discovery of the covid-19 disease, namely from 2019-2021. Based on the article searches that have been carried out, what was found was 36 articles, namely 10 articles from the Elsevier Scopus, 8 articles from Springer Link, 6 articles from the Garuda portal, 6 articles from Cambridge Core and 6 articles from Google scholar.Result: Literature screening of 36 articles found, 10 international articles were found. The analysis of these 10 articles stated that there was a relationship between demographic factors and knowledge of using masks and washing hands with soap, there was a relationship between compliance with the practice of using masks and washing hands with soap and the relationship between the ability of the community and the provision of health protocol facilities.Conclusion: Knowledge of using masks and washing hands with soap can be influenced by demographic factors. Compliance with the use of masks and washing hands with soap in the community can be influenced by their practices. The point is that the community’s ability to provide masks and wash hands with soap is the main responsibility of the state and the involvement of the private sector and the community is needed. Keywords: COVID-19; Prevention; Health Protocol
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/41658
2022-04-08T16:49:21Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/41658
2022-04-08T16:49:21Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 1 (2022): MKMI; 28-35
Gambaran Kepatuhan Perawat dalam Melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi COVID-19 di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Kabupaten Klaten
Sasi, Erlina Nawang; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Sriatmi, Ayun; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusumastuti, Wulan; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-04-08 16:47:05
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/41658
COVID-19; kepatuhan; perawat; pencegahan dan pengendalian infeksi
id
Latar belakang: Tenaga kesehatan yang terpapar infeksi COVID-19 semakin meningkat. Terjadi lonjakan kasus infeksi COVID-19 pada perawat di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Kabupaten Klaten. Tercatat 38 perawat yang terpapar COVID-19 pada rentang Januari-Februari 2021. Temuan tertinggi didapat dari pelacakan kontak erat di rumah sakit, yaitu sebanyak 32 orang. Tujuan penelitian ini menganalisis Kepatuhan Perawat dalam Penerapan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) COVID-19 di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Kabupaten Klaten.Metode: Merupakan penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam. Teknik pengambilan sampel secara purposif. Subjek dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Informan utama terdiri dari Kepala Ruang dan IPCLN. Informan triangulasi terdiri dari Ketua Komite PPIRS, IPCN, dan Eks Pasien COVID-19. Aspek yang dianalisis terdiri dari Konformitas, Penerimaan, Ketaatan, Ketepatan Waktu Penyelesaian Pekerjaan, Menjalankan Prosedur Kerja dan Menggunakan Peralatan dengan Baik.Hasil: Praktik pencegahan dan pengendalian infeksi COVID-19 oleh perawat dipengaruhi oleh pihak eksternal melalui monitoring dan evaluasi. Perawat menerima kebijakan yang berkaitan dengan pencegahan dan pengendalian infeksi COVID-19 karena adanya edukasi dan pelatihan. Kebersihan tangan dan praktik menyuntik belum sesuai SOP yang ada. Dalam menyelesaikan dokumentasi sering terlambat. Terdapat hambatan dalam menjalankan prosedur pencegahan dan pengendalian infeksi COVID-19. Praktik penggunaan alat pelindung diri sudah sesuai dengan aturan.Simpulan: Kepatuhan perawat dalam menerapkan pencegahan dan pengendalian infeksi COVID-19 di rumah sakit belum sepenuhnya dijalankan secara maksimal terutama pada aspek ketaatan dan ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan. Background: Health workers who are exposed to COVID-19 infections are increasing. There was a spike in cases of COVID-19 infection among nurses at dr. Soeradji Tirtonegoro, Klaten Regency. 38 nurses were exposed to COVID-19 in the January-February 2021 range. The highest finding was obtained from close contact tracing at the hospital, which was 32 people. dr. Soeradji Tirtonegoro, Klaten Regency.Method: This is qualitative research with in-depth interviews. Purposive sampling technique. Subjects were selected based on the purposive sampling technique. The main informants consisted of the Head of Room and IPCLN. The triangulation informants consisted of the Chair of the PPIRS Committee, IPCN, and former COVID-19 patients. The analyzed aspects consist of conformity, acceptance, obedience, punctuality in completing work, carrying out work procedures, and using equipment properly.Result: The practice of preventing and controlling COVID-19 infection by nurses is influenced by external parties through monitoring and evaluation. Nurses accept policies related to the prevention and control of COVID-19 infection due to education and training. Hand hygiene and injecting practices are not followed with existing SOPs. Completing the documentation is often late. There are obstacles in carrying out COVID-19 infection prevention and control procedures. The practice of using personal protective equipment by following the rules.Conclusion: Nurses' compliance in implementing the prevention and control of COVID-19 infection in hospitals has not been fully implemented optimally, especially in the aspect of obedience and timeliness of work completion.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/21563
2022-08-10T01:56:45Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/21563
2022-08-10T01:56:45Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 2 (2020): MKMI; 121-126
Efek Kafein Dosis Bertingkat terhadap Epitelisasi dan Densitas Mikrovaskuler pada Penyembuhan Luka Full Thickness Skin Graft AutologusTikus Sprague Dawley
Purnama, Aditya; Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Susilaningsih, Neni; Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Prasetyo, Awal; Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/21563
Kafein; skin graft autologus; epitelisasi; densitas mikrovaskuler
id
Latar belakang : Skin graft saat ini menjadi salah satu terapi pilihan pada proses penyembuhan luka yang selalu berkembang. Proses epitelisasi dan pembentukan pembuluh darah baru memiliki peran penting dalam penyembuhan luka skin graft. Kandungan kafein (1,3,7 trimethylxanthine) sebagai antioksidan memiliki peran yang penting dalam penyembuhan luka. Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan efek kafein dalam berbagai dosis dalam meningkatkan densitas mikrovaskuler dan epitelisasi pada luka skin graft.Metode : Penelitan ini adalah studi eksperimental dengan “Blinded randomized post test only controlled group design” terhadap 24 ekor tikus Sprague Dawley dilakukan skin graft autologous pada waktu yang bersamaan. Sampel dibagi secara acak menjadi 4 grup (K = tanpa pemberian kafein), (P1= Kafein 3 mg), (P2 = Kafein 6 mg), (P3 = Kafein 9 mg).Penilaian prosentase epitelisasi dan jumlah densitas mikrovaskuler jaringan dilakukan dengan pengecatan hematoxylin & eosin setelah hari ke 7 pasca skin graft.Hasil : Analisis statistik perbandingan prosentase epitelisasi jaringan didapatkan didapatkan perbedaan yang bermakna antara kelompok kelompok K vs PI ( p = 0,003 ), K vs P2 (p = 0,001), K vsP3 (p = 0,001), P1 vs P2 (p = 0,001), P1 vs P3 (p = 0,001). Perbedaan yang tidak bermakna didapatkan antara kelompok P2 vs P3 (p = 0,669) dan pada jumlah densitas mikrovaskuler, didapatkan perbedaan yang bermakna antara kelompok K vs P2 (p = 0,010), K vs P3 (p = 0,008), P1 vs P2 (p = 0,009), P1 vs P3 (p = 0,007), P2 vs P3 (p = 0,008). Perbedaan yang tidak bermakna didapatkan antara kelompok K vs P1 (p = 0,343).Kesimpulan :Kafeindapat meningkatkanprosentase epitelisasi dan jumlah densitas mikrovaskuler jaringan pada proses penyembuhan luka skin graft autologus tikus Sprague Dawley.Kata Kunci : Kafein, skin graft autologus, epitelisasi, densitas mikrovaskuler ABSTRACTTitle: Effects of Increased Dose Caffeine on Epithelialization and Microvascular Density in the Healing of Full Thickness Skin Graft Autologous Sprague Dawley Mouse Background: Skin graft is currently one of the therapies of choice in the healing process of wounds that always develops. The process of epithelialization and formation of new blood vessels has an important role in healing skin graft wounds. Caffeine content (1,3,7 trimethylxanthine) as an antioxidant has an important role in wound healing. The aim of this study is to prove the effects of caffeine in various doses in increasing microvascular density and epithelialization in skin graft injuries.Method: This research is an experimental study with a "Blinded randomized post test only controlled group design" of 24 Sprague Dawley rats by autologous skin graft at the same time. Samples were randomly divided into 4 groups (K = no caffeine), (P1 = Caffeine 3 mg), (P2 = Caffeine 6 mg), (P3 = Caffeine 9 mg). The assessment of the percentage of epithelialization and the amount of tissue microvascular density was done by painting hematoxylin & eosin after 7 days after skin graft.Results: Statistical analysis of the comparison of tissue epithelialization percentage found significant differences between groups K vs PI (p = 0.003), K vs P2 (p = 0.001), K vsP3 (p = 0.001), P1 vs P2 (p = 0.001) , P1 vs P3 (p = 0.001). No significant difference was found between the P2 vs P3 group (p = 0.669) and in the total microvascular density, a significant difference was found between the K vs P2 group (p = 0.010), K vs P3 (p = 0.008), P1 vs P2 (p = 0.009), P1 vs P3 (p = 0.007), P2 vs P3 (p = 0.008). No significant difference was found between the K vs P1 groups (p = 0.343).Conclusion: Caffeine can increase the percentage of epithelialization and the amount of tissue microvascular density in the healing process of autologous skin grafts of Sprague Dawley rats.Keywords: Caffeine, autologous skin graft, epithelialization, microvascular density
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/47070
2022-09-05T08:50:47Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/47070
2022-09-05T08:50:47Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 4 (2022): MKMI; 248-260
Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Akses Imunisasi Hepatitis B 0-7 Hari (HB 0) pada Bayi Baru Lahir di Indonesia Tahun 2016
Sukrisno, Sukrisno; Biro Perencanaan dan Anggaran, Sekretariat Jenderal, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta|Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Nadjib, Mardiati; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok|Universitas Indonesia
2022-08-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/47070
Hepatitis B untuk Bayi Baru Lahir; Imunisasi; Akses
id
Latar belakang: Indonesia termasuk dalam lima wilayah dengan prevalensi Hepatitis B tertinggi di dunia. Penyebaran Hepatitis B dapat dicegah dengan pemberian imunisasi Hepatitis B yang dimulai dari bayi baru lahir usia 0-7 hari (HB 0). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan akses imunisasi HB 0 di Indonesia.Metode: Metode penelitian menggunakan desain potong lintang (cross sectional) dengan menggunakan data Susenas 2016 dan Podes 2014. Sampel adalah bayi dari wanita yang pernah menikah berumur 15-49 tahun dan melahirkan bayi dengan berat lahir ≥ 2,5 Kg pada dua tahun sebelum survei dengan jumlah responden 18.407 individu. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 59,63% bayi memanfaatkan imunisasi HB 0.Hasil: Analisis regresi logistik (logit) menunjukkan variabel pendidikan, jarak, umur ibu, wilayah tempat tinggal, regional, tempat lahir bayi dan penolong persalinan berhubungan dengan akses imunisasi HB 0.Simpulan: Bayi yang dilahirkan di fasilitas kesehatan dan ditolong oleh tenaga kesehatan memiliki peluang yang lebih baik. Disarankan untuk meningkatkan upaya promosi kesehatan, kemitraan tenaga kesehatan dan mendorong ibu hamil untuk bersalin di fasilitas kesehatan dan ditolong oleh tenaga kesehatan. Kata kunci: Hepatitis B untuk Bayi Baru Lahir; Imunisasi; AksesABSTRACTTitle: Analysis of Related Factor with Access to Hepatitis B Immunization 0-7 Days (HB 0) for Newborns in Indonesia in 2016Background: Indonesia is among the five regions in the world with the highest Hepatitis B prevalence. One of the efforts to prevent Hepatitis B infection is to give Hepatitis B birth-dose vaccine to infants at age 0-7 day (HB 0). This research aimed to analyze factors related to the access of HB 0 vaccinations in Indonesia.Method: The research methode used a cross-sectional design study using Susenas 2016 and Podes 2014 data, sample size was 18.407 babies of married women whose age between 15-49 years and gave birth baby birth weight ≥ 2,5 Kg in the last two years before the survey was done. The results showed that about 59,63% infants accessed HB 0 vaccination. Result: Logistic regression analysis model (logit) resulted marginal effects which showed variabel of age and education of the mother, region, place of birth, distance and birth attendants had relationship with access the HB 0 vaccination. Conclusion: To increase the HB 0 vaccination coverage, it is recommended that the government or the policy makers should improve programs and access through health promotions, partnerships among health personnels, as well as encourage facility-based delivery. Keywords: Hepatitis B birth-dose; Vaccination; Access; New Born Infants
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/32860
2022-09-06T03:06:38Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/32860
2022-09-06T03:06:38Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 6 (2020): MKMI; 402-411
Evaluasi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat pada Pilar Pertama Stop BABS di Kabupaten Pekalongan
A'yunina, Anggun; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Joko, Tri; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nurjazuli, Nurjazuli; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-12-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/32860
Evaluasi; program STBM; BABS
id
Latar belakang: STBM merupakan program untuk mendukung mencapai SDG’s pada poin ke-6, dan STBM ini memiliki 5 pilar dan pada pilar pertama STOP BABS merupakan pintu untuk mencapai kondisi higienis dan saniter. Kotoran manusia/tinja yang dibuang sembarangan merupakan sebuah media percepatan penularan penyakit karena selain dapat mencemari dan mengkontaminasi sumber air kemudian menjadi penyebab waterborne disease, serta terjadinya pencemaran ulang (rekontaminasi) pada sumber air dan makanan baik secara langsung maupun tidak. Capaian ODF Kabupaten pekalongan ini termasuk peringkat 3 terendah se-Jawa Tengah dan belum memenuhi target pemerintah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi program STBM khususnya pilar pertama di kabupaten pekalongan berdasarkan aspek Input, Proses, dan Output.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan metode kualitatif, teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling. Kemudian teknik pengumpulan mengunakan wawancara mendalam (Indeptht Interview) dan observasional kepada Informan utama Kepala Seksi dan 1 staff Seksi Kesling dan Kesjaor di Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan, dan Fasilitator Kabupaten Pekalongan, dan Informan Triangulasi Sanitarian di Puskesmas Kesesi 1, Puskesmas Wonopringgo, dan Puskesmas Doro 1.Hasil: Hasil dari penelitian menunjukan pada aspek input kuantitas dan kualitas tenaga masih kurang, kekurangan dana untuk pembangunan fisik, sarana dan prasarana sudah baik dan cukup, tidak adanya kebijakan daerah untuk mendukung penciptaan lingkungan yang kondusif, dan sosialisasi sudah cukup dilakukan. Pada aspek Proses menunjukan belum optimalnya pelaksanaan advokasi, belum terbentuknya fasilitator desa, belum optimalnya kerjasama lintas sektor, tidak dilakukan transect walk yang merupakan tahapan pemicuan, dan juga pelaksanaan monev yang belum maksimal. Kemudian output belum tercapai sesuai target yang ditentukan.Simpulan: Pelaksanaan program STBM pilar pertama di Kabupaten Pekalongan belum optimal dan masih memiliki kendala pada variabel man, money, methode, planning, organizing, dan actuating.Kata kunci: Evaluasi; program STBM; BABS ABSTRACT Title: Evaluation Program Of CLTS In The First Pillars Stop Open Defecation In Pekalongan DistrictBackground: CLTS is a program to support achieving SDGs at point 6. It has 5 pillars and the first pillar is Open Defecation free which is the door to achieve hygienic and sanitary conditions. Human feces that are disposed of carelessly are a medium for accelerating disease transmission because it can contaminate water sources, causes waterborne disease, and recontamination of water and food sources, either directly or indirectly. The ODF achievement of Pekalongan Regency was among the 3rd lowest in Central Java and had not fit the government's target. The purpose of this study was to evaluate the STBM program, especially the first pillar in Pekalongan district based on the aspects of Input, Process, and Output.Method: This research was a descriptive analytic study with qualitative methods, the sampling technique used was purposive sampling. Then the collection techniques used was in-depth interviews and observational interviews. The main informants of this study were the Head of Section and 1 staff of the Kesling and Kesjaor Section at the Pekalongan District Health Office, and Pekalongan District Facilitators. Then the triangulation informants were sanitarian at Puskesmas Kesesi 1, Puskesmas Wonopringgo, and Puskesmas Doro 1.Result: The results of the study showed that in terms of input, the quantity and quality of labor was still lacking, lack of funds for physical development, facilities and infrastructure were good and sufficient, there was no regional policy to support the creation of a conducive environment, and sufficient socialization was carried out. In terms of process, it showed that the implementation of advocacy had not been optimal yet, a village facilitator had not been formed, a cross-sector cooperation had not been optimal yet, a transect walk which was a triggering stage had not been done, and also the implementation of monev had not been maximized yet. Then the output had not been achieved according to the specified target.Conclusion: The implementation of the first pillar CLTS program in Pekalongan Regency has not been optimal and still had constraints on the variables man, money, methods, planning, organizing, and actuating.Keywords: Evaluation; CLTS Program; Open Defecation
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/48290
2023-03-06T05:17:11Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/48290
2023-03-06T05:17:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 5 (2022): MKMI; 329-332
Hubungan Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas Pelangan di Rawat Inap Rumah Sakit Wiyung Sejahtera Surabaya
Nadifa, Nadifa; Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yayasan RS Dr Soetomo Surabaya, Surabaya|Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yayasan RS Dr Soetomo Surabaya
Djunawan, Achmad; Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yayasan RS Dr Soetomo Surabaya, Surabaya|Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yayasan RS Dr Soetomo Surabaya
Nazri, Fajar; Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yayasan RS Dr Soetomo Surabaya, Surabaya|Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yayasan RS Dr Soetomo Surabaya
2022-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/48290
hubungan; kualitas layanan; kepuasan pelanggan; loyalitas pelanggan
id
Latar Belakang: Penelitian dilakukan karena pada data kepuasan pelanggan diindikasikan ada kualitas yang belum mencapai Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Wiyung Sejahtera Surabaya, sedangkan pada loyalitas ada kemungkinan jika kepuasan pelanggan turun maka loyalitas pelanggan akan terjadi penurunan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan di Rawat Inap Rumah Sakit Wiyung Sejahtera.Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian deskriptif dan menggunakan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian sebanyak 983 pasien rawat inap dan untuk menentukan sampel disini peneliti menggunakan metode simple random sampling sebanyak 87 responden.Hasil: Hasil penelitian pada hasil deskriptif tentang kualitas layanan termasuk dalam kategori sangat baik (33%), pada kepuasan pelanggan termasuk dalam kategori sangat puas (9%), sedangkan pada loyalitas pelanggan termasuk dalam kategori sangat loyal (13%).Simpulan: Terdapat hubungan antara kualitas layanan dan kepuasan pelanggan, serta terdapat hubungan antara kualitas layanan dan loyalitas pelanggan. Perlu adanya peningkatan kualitas layanan pada fasilitas dan gedung rumah sakit, dan mempertahankan kepuasan serta loyalitas pelanggan.Kata kunci: hubungan; kualitas layanan; kepuasan pelanggan; loyalitas pelangganABSTRACTTitle: The Relationship of Service Quality to Customer Satisfaction and Customer Loyalty in Inpatient at Wiyung Sejahtera Hospital SurabayaBackground: The research was conducted because the customer satisfaction data indicated that there was quality that had not reached the Minimum Service Standards at Wiyung Sejahtera Hospital Surabaya, while on loyalty there was a possibility that if customer satisfaction decreased, customer loyalty would decrease. The purpose of this study was to determine the relationship between service quality and customer satisfaction and customer loyalty at the Wiyung Sejahtera Hospital Inpatient.Methods: This study uses quantitative research methods with descriptive research type and uses a cross sectional design. The population in the study was 983 hospitalized patients and to determine the sample here the researchers used a simple random sampling method of 87 respondents.Results: The results of the research on descriptive results about service quality are included in the very good category (33%), customer satisfaction is included in the very satisfied category (9%), while customer loyalty is included in the very loyal category (13%).Conclusion: There is a relationship between service quality and customer satisfaction, and there is a relationship between service quality and customer loyalty. It is necessary to improve the quality of services in hospital facilities and buildings, and to maintain customer satisfaction and loyalty. Keywords: relationship; service quality; customer satisfaction; customer loyalty
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/55260
2023-07-31T05:07:20Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55260
2023-07-31T05:07:20Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 2 (2023): MKMI; 136-144
Literature Review: Hubungan Gaya Hidup dan Pola Makan Terhadap Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
Pasaribu, Clara Thalia Pionnita; Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara|Universitas Sumatera Utara
Sirait, Diva Radana; Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara|Universitas Sumatera Utara
Siregar, Ivana Yalim; Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara|Universitas Sumatera Utara
Sihombing, Martha Fiorella; Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara|Universitas Sumatera Utara
Aini, Fadilah; Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara|Universitas Sumatera Utara
Rusmalawaty, Rusmalawaty; Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara|Universitas Sumatera Utara
2023-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55260
hipertensi; gaya hidup; pola makan; lansia
id
Latar Belakang: Hipertensi adalah penyakit yang mudah ditemukan di lingkungan kita yang memiliki resiko tinggi karena dapat menimbulkan komplikasi bagi penderita. Hal-hal yang berkaitan dengan tekanan darah meliputi faktor keturunan (warisan) dan gaya hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gaya hidup dan pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia.Metodologi: Artikel ini menggunakan metode seleksi berdasarkan kriteria dan kata kunci dengan hubungan gaya hidup yaitu pola makan dengan hipertensi pada lansia dan digunakan sebanyak 15 artikel yang akan dianalisis. Hasil : Berdasarkan 15 buah artikel yang dianalisis, seluruhnya menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara gaya hidup dan pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia.Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara gaya hidup yaitu pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia.Kata kunci: hipertensi; gaya hidup; pola makan; lansia Title: Literature Review: Correlation between Lifestyle and Diet to the Incidence of Hypertension in the Elderly in the Health Center Work AreaBackground: Hypertension is a disease that is easy to find in our environment which has a high risk because it can cause complications for sufferers. Matters related to blood pressure include heredity (inheritance) and lifestyle. This study aims to determine the relationship between lifestyle and diet and the incidence of hypertension in the elderly.Method: This article uses a selection method based on criteria and keywords with the relationship between lifestyle, namely diet and hypertension in the elderly and used as many as 15 articles to be analyzed.Results: Based on the 15 articles analyzed, all showed a significant relationship between lifestyle and diet with the incidence of hypertension in the elderly.Conclusion: There is a significant relationship between lifestyle, namely diet and the incidence of hypertension in the elderly.Keywords: hypertension; lifestyle; diet; elderly
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/27873
2022-08-18T04:59:15Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/27873
2022-08-18T04:59:15Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 4 (2020): MKMI; 263-266
Distribusi Nyamuk (Diptera: Culicidae) Vektor Penyakit di Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/27873/80013
Mn, Milusnawati; Program Studi Biologi, Universitas Bangka Belitung, Pangkalpinang|Universitas Bangka Belitung
Afriyansyah, Budi; Program Studi Biologi, Universitas Bangka Belitung, Pangkalpinang|Universitas Bangka Belitung
Suwito, Awit; Peneliti Bidang Zoologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Cibinong|Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
2020-08-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/27873
Aedes; Armigeres; Culex; HLC; Bangka
id
ABSTRAKLatar belakang: Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, lebih rincinya adalah Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka dilaporkan adanya kasus penyakit yang disebabkan oleh nyamuk, sehinggah penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan pola distribusi nyamuk di tiga Kelurhan, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka serta faktor-faktor yang mempengaruhi penyebarannya.Metode: Penelitian dilaksanakan bulan Mei sampai Agustus 2019 di Kecamatan Sungailiat, dengan menggunakan metode purposive sampling, HLC (Human Landing Collection) dan menggunakan analisis Indeks Morisita.Hasil: Hasil identifikasi dan pola distribusi diperoleh 5 spesies nyamuk diantaranya Ae. aegypti, Ae. albopictu, Ar. sulbalbatus, Cx. hutchinsoni, dan Cx. quinquefasciatus dan memiliki pola distribusi mengelompok, dan dengan faktor lingkungan relatif sama dan merupakan faktor yang baik untuk perkembangbiakan nyamuk.Simpulan: Berdasarkan hasil perolehan nyamuk tertinggi adalah Cx. hutchinsoni. Ketiga genus ini menunjukan kecenderungan dengan pola distribusi mengelompok, disarankan untuk penelitian selanjutnya pencatatan waktu pengamatan secara teratur/jam untuk metode HLC. Kata kunci: Aedes, Armigeres,Culex, HLC, Bangka ABSTRACTTitle: Distribution of disease vector mosquitoes (Diptera: Culicidae) in Sungailiat Subdistrict, Bangka District Background: In Bangka Belitung Islands Province, especially Sungailiat Subdistrict, Bangka Regency has reported many case of diseases caused by mosquito, This study aims to distribution patterns of mosquito in the three villages of Sungailiat Subdistrict, and the factors at influence.Method: The study was conducted from May to August 2019 in Sungailiat Subdistrict with the purposive sampling method, Human Landing Collection (HLC), the result was analyzes by the Morisita Index.Result: The results of identification and distribution patterns obtained by 5 mosquito species, Ae. aegypti, Ae. albopictu, Ar. sulbalbatus, Cx. hutchinsoni, and Cx. quinquefasciatus, with cluster distribution patterns, and with the same relative environmental factors and is a good factor by mosquito breeding.Conclusion:. Based on the result, the highest yield of adult mosquitoes was Cx. hutchinsoni. These three Genera show a tendency with clustered distribution patterns. It is recommended to further research the observation time regularly each hour for the HLC method. Keywords: Aedes, Armigeres,Culex, HLC, Bangka
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/52682
2023-07-20T07:33:11Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/52682
2023-07-20T07:33:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 1 (2023): MKMI; 35-45
Analisa Pelaksanaan PTM di Kecamatan Temanggung pada Masa COVID-19 di Jenjang SMP
Khoirunnisa, Wida; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Wigati, Putri Asmita; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Budiyanti, Rani Tiyas; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2023-02-26 01:38:31
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/52682
pembelajaran tatap muka; COVID-19; evaluasi; konteks; masukan; proses; produk
id
Latar belakang: Indonesia merupakan salah satu negara yang terdampak COVID-19. Salah satu sektor yang terkena dampak di Indonesia adalah sektor pendidikan. Pendidikan di Indonesia dilaksanakan secara daring mulai Maret 2020, dan pembelajaran tatap muka dimulai secara bertahap mulai September 2021. Kabupaten Temanggung merupakan salah satu daerah yang mengikuti pembelajaran tatap muka. Pembelajaran tatap muka ini berlangsung secara bertahap mengikuti kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia. Penelitian ini membahas tentang pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah menengah pertama di Kabupaten Temanggung.Metode: Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif melalui wawancara mendalam (indepth interview). Informan utama penelitian ini meliputi guru dan siswa sekolah, sedang informan triangulasi adalah petugas dari Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga serta petugas Puskesmas. Penelitian ini menggunakan teori CIPP. Penelitian ini dilakukan di 3 SMP yang ada di wilayah Kec. Temanggung, dengan status 2 SMP negeri dan 1 SMP swasta. Penelitian dilaksanakan pada bulan September – Oktober 2022. Variabel yang akan diteliti meliputi aspek konteks, input, proses, dan produk.Hasil: Pelaksanaan pembelajaran tatap muka aspek konteks dan produk sudah sesuai dengan pedoman yang digunakan sedangkan aspek input dan proses pada beberapa variabel belum sesuai dengan pedoman.Simpulan: Pelaksanaan pembelajaran tatap muka sudah sesuai dalam aspek konteks dan produk, akan tetapi dalam aspek input dan proses belum sesuai pedoman. Pemeliharaan sarana penunjang dan evaluasi pelaksanaan secara berkala perlu dilakukan.Kata kunci: pembelajaran tatap muka, COVID-19, evaluasi, konteks, masukan, proses, produk ABSTRACTTitle: Analysis of the Implementation of PTM in Temanggung District During the COVID-19 Period at the Middle School LevelBackground: Indonesia is one of the countries affected by COVID-19. One of the sectors affected in Indonesia is the education sector. Education in Indonesia will be carried out online starting in March 2020, and face-to-face learning will begin in stages starting in September 2021. Temanggung Regency is one of the regions that is participating in face-to-face learning. This face-to-face learning occurs in stages in response to the COVID-19 pandemic in Indonesia. This study discusses the implementation of face-to-face learning in junior high schools in Temanggung Regency.Method: This descriptive qualitative research project uses in-depth interviews. This study's main informants were school teachers and students, while the triangulation informants were Department of Health, Office of Education, Youth, and Sports, and Health Center staff. CIPP theory underpins this study. This research was conducted in three junior high schools in Temanggung, two state and one private. The study ran from September to October 2022. Study variables include context, input, process, and product.Result: The implementation of face-to-face learning context and product aspects is consistent with the guidelines used, but the input and process aspects of several variables are not.Conclusion: Face-to-face learning definitely works for context and product, but not input and procedure. Maintain supporting facilities and periodically evaluate implementation are necessary.Keywords: face-to-face learning, COVID-19, evaluation, context, input, process, product
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/55862
2023-08-30T05:26:39Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55862
2023-08-30T05:26:39Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 4 (2023): MKMI; 217-222
Gambaran Pengetahuan dan Persepsi Kebutuhan Antenatal Care (ANC) terhadap Kecemasan pada Calon Ibu (Hamil) Pasca Pandemi COVID-19 (PP-CV19) di Puskesmas Poncol
Susanti, Indah Tri; Bagian Biostatistika dan Kependudukan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Supriyanto, Agus; Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta|Universitas Ahmad Dahlan
2023-08-28 07:07:51
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55862
pengetahuan; persepsi kebutuhan ANC; kecemasan
id
Latar belakang: Ibu hamil harus melakukan pemeriksaan ANC untuk memastikan kehamilan yang sehat—pengetahuan sebagai kondisi yang mempengaruhi kunjungan ANC ibu hamil (hamil). Pada saat pemeriksaan, semua ibu hamil wajib mendapat pelayanan 10T. Kecemasan prenatal pada ibu hamil berdampak pada perubahan nutrisi, aktivitas fisik, dan kondisi tidur, mempengaruhi perkembangan janin dan mood ibu. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan persepsi perlunya ANC untuk kecemasan pada ibu perspektif (hamil) PP-CV19 di lokasi Puskesmas Poncol.Metode: Metode penelitian cross sectional dalam penelitian kuantitatif dilakukan pada populasi 75 (hamil) calon ibu dengan sampel 42 (hamil) calon ibu dengan menggunakan simple random sampling. Instrumen penelitian dengan tingkat pengetahuan dan skala (persepsi ANC dan kecemasan) dianalisis secara bivariat.Hasil: Temuan pada 42 responden terfokus pada ibu hamil usia 21-37 tahun. Responden sebagai calon ibu (hamil) rata-rata berusia 25 tahun. Tingkat pendidikan terakhir dengan tamat SMA/SMK dan perguruan tinggi sebesar 46,5%. Ada juga rata-rata 46,5% dari seluruh responden sebagai ibu rumah tangga. Responden yang mengalami kecemasan menunjukkan persentase yang lebih tinggi yaitu 95,3%, dan responden yang mengalami kecemasan kategori sedang sebesar 37,2%. Pengetahuan seluruh responden tertinggi pada kelas unggulan sebesar 60,5%. Sedangkan persepsi responden dengan kategori baik tertinggi adalah sebesar 53,5%. Ada juga hubungan antara persepsi ANC dengan kecemasan pada ibu hamil (p-value = 0,006). Tidak ada hubungan pengetahuan dengan perhatian pada ibu hamil (p-value = 0,442).Simpulan: Ada hubungan antara persepsi tentang ANC yang berdampak pada kecemasan ibu hamil, sedangkan pengetahuan tidak berpengaruh yang menimbulkan kecemasan/stres pada ibu hamil.Kata kunci: pengetahuan; persepsi kebutuhan ANC; kecemasan Title: Description of Knowledge and Perceptions of Antenatal Care (ANC) Needs for Anxiety in Post-Covid-19 Pandemic (PP-CV19) Prospective Mothers at the Poncol Health CenterBackground: pregnant women must carry out ANC examination to ensure a healthy pregnancy—knowledge as a condition that affects perspective (pregnant) mothers' ANC visits. At the time of inspection, all pregnant women must receive 10T services. Prenatal anxiety in pregnant women impacts changes in nutrition, physical activity, and sleeping conditions, affecting fetal development and the mother's mood. The research aimed to find an overview of the knowledge and perceptions of the need for ANC for anxiety in prospective (pregnant) PP-CV19 mothers at the Poncol Health Center location.Method: The cross-sectional study method in quantitative research was conducted on a population of 75 (pregnant) prospective mothers with a sample of 42 (expectant) future mothers using simple random sampling. Research instrument with a level of knowledge and scale (perceived ANC and anxiety) was analysed by bivariate. Result: Findings on 42 respondents focused on pregnant women aged 21-37 years. Respondents as prospective mothers (expectant) have an average age of 25. The last level of education with high school/vocational high school and university graduates is 46.5%. There is also an average of 46.5% of all respondents as housewives. Respondents who experienced anxiety showed a higher percentage of 95.3%, and respondents who experienced a moderate anxiety category of 37.2%. Knowledge of all respondents with the highest in the excellent class equals 60.5%. At the same time, the perception of respondents with the highest in the excellent category is equal to 53.5%. There is also a relationship between perceptions of ANC and anxiety in expectant (pregnant) mothers (p-value: 0.006). There is no relationship between knowledge and concern in expectant (pregnant) mothers (p-value: 0.442).Conclusion: There is a relationship between perceptions about ANC, which impacts pregnant women's anxiety, while knowledge hasn't effect that causes anxiety/stress for pregnant women.Keywords: knowledge; perceived ANC needs; anxiety
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/25602
2022-09-06T02:37:23Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25602
2022-09-06T02:37:23Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 5 (2020): MKMI; 379-384
Kandungan E. coli dan Enterococci pada Air Pemandian Umum Pengging Kabupaten Boyolali
Ufairoh, Azum; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Darundiati, Yusniar Hanani; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Wahyuningsih, Nur Endah; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25602
E. coli; Enterococci; Pemandian Umum
id
Latar belakang: Pemandian umum merupakan salah satu sarana rekreasi air tanpa pengolahan dan berada di lingkungan terbuka yang berpotensi menjadi media penyebaran penyakit seperti penyakit gastrointestinal. Kualitas air pemandian umum harus selalu terjaga secara terus menerus sehingga terbebas dari pencemaran. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perubahan kualitas air Pemandian Umum Pengging Kabupaten Boyolali.Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini menggunakan air Pemandian Umum Pengging, terdiri dari Umbul Temanten, Umbul Ngabean, dan Umbul duda. Metode sampling yang digunakan adalah grab sampling. Sampling dilakukan 3 kali yaitu pada hari padusan, hari Minggu, dan hari Senin. Total sampel yang diteliti sebanyak 39 sampel air.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan rata-rata jumlah E.coli di Pemandian Umum Pengging saat padusan 208 CFU/100 ml, saat hari Minggu 152 CFU/100, dan saat hari Senin 57 CFU/100 ml. Rata-rata jumlah Enterococci saat Padusan 231 CFU/100 ml, hari Minggu 49 CFU/100 ml, dan hari Senin 23 CFU/100 ml. Rata-rata jumlah pengguna saat padusan 122 orang, hari Minggu 56 orang, dan hari Senin 22 orang. Rata-rata nilai pH saat padusan 6,6, hari Minggu 6,7, dan hari Senin 6,8. Rata-rata suhu saat padusan 27oC, hari Minggu 26,6oC, dan hari Senin 26,3oC. Pengujian dengan uji Pearson menunjukan bahwa jumlah E. coli dan Enterococci dipengaruhi oleh jumlah pengguna dengan p-value 0,000 (<0,05)Simpulan: Secara keseluruhan kualitas bakteriologis air Pemandian Umum Pengging belum memenuhi syarat berdasarkan Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 saat terjadi peningkatan jumlah pengguna saat Senin dan Minggu atau padusan.Kata kunci: E. coli; Enterococci; pemandian umum ABSTRACT Title: Study of Bacteriological Water Quality in Pengging Public Bath of Boyolali RegencyBackground: Public bath is one of the recreational water facilities without treatment and located at open environment that has the potential to become a medium for health problems such as gastrointestinal diseases. The quality of public bath water must always be maintained continuously so that it is free from pollution. The purpose of this study was to determine the water quality of Pengging Public Baths in Boyolali Regency.Method: This study used an observational study design cross-sectional approach. The population in this study used the Pengging Public Bathwater consisting of Umbul Temanten, Umbul Ngabean, and Umbul Duda. The sampling method used is grab sampling, where sampling is done 3 times, namely on padusan, Sunday, and Monday. The total sample studied was 39 water samples.Result: The results showed the average number of E. coli in the Pengging Public Bath during padusan 208 CFU / 100 ml samples, on Sunday 152 CFU / 100 ml samples, and Monday 57 CFU / 100 ml samples. The average number of Enterococci at padusan 231 CFU / 100 ml samples, Sunday 49 CFU / 100 ml samples, and Monday 23 CFU / 100 ml samples. The average number of users at padusan is 122 people, Sunday is 56 people, and Monday is 22 people. The average pH value at padusan is 6.6, Sunday 6.7, and Monday 6.8. The average temperature at padusan 27oC, Sunday 26.6oC, and Monday 26.3oC. Pearson correlation test shows that E. coli and Enterococci are affected by the number of users with p-value 0,000 (<0,05).Conclusion: Overall the bacteriological quality of the Pengging Public Bath has not met the requirements based on the Permenkes RI No. 32 of 2017 when there is an increase in the number of users when Monday and Sunday or padusan.Keywords: E. coli; Enterococci; public bath
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/56705
2023-10-31T01:08:11Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56705
2023-10-31T01:08:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 5 (2023): MKMI; 326-331
Faktor–Faktor yang Memengaruhi Cakupan Vaksinasi COVID-19 pada Guru SD di Banda Aceh
Mailizar, Syafwinda; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
Auliani, Fia Dewi; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
Bastian, Farid; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
2023-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56705
pengetahuan; sikap; vaksinasi COVID-19; guru SD
id
Latar belakang: Coronavirus disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit jenis baru yang belum pernah diindentifikasi sebelumnya pada manusia. Penyebab dari COVID-19 yaitu Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2) yang termasuk dalam keluarga besar coronavirus.Vaksin adalah produk atau zat yang masuk melalui suntikan kedalam tubuh manusia yang akan menstimulasi sistem kekebalan tubuh manusia atau imunitas. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi cakupan vaksinasi COVID-19 pada guru SD Negeri di Banda Aceh.Metode: Penelitin ini deskriptif analitik, dengan desain cross sectional. Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research). Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei hingga Juni 2023 di wilayah kerja Sekolah Dasar Negeri se-Kota Banda Aceh. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan pengujian validitas dan reliabilitas melalui SPSS.Hasil: Didapatakan hasil Guru SD belum mendapatkan vaksin COVID-19 dengan persentase sebesar 65,6%, guru SD memiliki tingkat pengetahuan rendah terhadap vaksin COVID-19 sebesar 53,3%, guru SD Negeri memiliki sikap kurang baik terhadap vaksinasi COVID-19 sebesar 62,2%, berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p-value 0,002 (P<0,05) menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan capaian vaksin COVID-19 pada guru SD Negeri di Banda Aceh.Simpulan: Penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan sikap guru terhadap capaian vaksinasi COVID-19 pada guru SD Negeri di Banda Aceh. Hasil ini menunjukan bahwa pengetahuan dan sikap merupakan faktor yang mempengaruhi vaksinasi COVID-19 pada Guru SD di Banda Aceh.Kata kunci: pengetahuan; sikap; vaksinasi COVID-19; guru SD Title: Factors Affecting COVID-19 Vaccination Coverage on Elementary Teachers in Banda AcehBackground: Coronavirus disease 2019 (COVID-19) is a new type of disease that has never been previously identified in humans. The cause of COVID-19 is Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2) which belongs to the large family of coronaviruses. So this study aims to determine the factors that influence the coverage of COVID-19 vaccination for public elementary school teachers in Banda Aceh.Method: This research is an analytic descriptive study, with a cross sectional design. This research is a type of field research. This research was conducted from May to June 2023 in the working area of Public Elementary Schools in the city of Banda Aceh. Sampling was done by using random sampling technique. Data collection is done by distributing questionnaires. Research data were analyzed using validity and reliability tests through SPSS.Result: The results showed that elementary school teachers had not received the COVID-19 vaccine with a percentage of 65.6%, elementary school teachers had a low level of knowledge about the COVID-19 vaccine by 53.3%, public elementary school teachers had an unfavorable attitude towards the COVID-19 vaccination by 62, 2%, based on the results of the analysis using the chi-square test, a p-value of 0.002 (P <0.05) which means that this indicates that there is a relationship between knowledge and achievement of the COVID-19 vaccine in public elementary school teachers in Banda Aceh. Conclusion: Research shows that there is a significant relationship between the level of knowledge and attitudes of teachers towards the achievement of the COVID-19 vaccination of public elementary school teachers in Banda Aceh. These results show that knowledge and attitudes are two factors that influence COVID-19 vaccination for elementary school teachers in Banda Aceh.Keywords: knowledge; attitude; COVID-19 vaccination;elementary school teacher
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6162
2014-02-06T14:10:20Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/6162
2014-02-06T14:10:20Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 11, No 1 (2012): MKMI; 47-50
Paparan Timbal (Pb) pada Rambut Sopir Angkot Rute Johar-Kedungmundu
Anggraini, Herlisa
Triwahyuni Maharani, Endang
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/6162
en
Supir bekerja di jalan sehari-hari, mendapatkan paparan langsung polusi udara, terutama oleh Timah (Pb). Oleh karena itu mereka sangat rentan terhadap dampak negatif dari timah (Pb) yang menyerang sistem saraf. Objek penelitian adalah rambut supir angkutan umum rute Johar hingga Kedung Mundu dengan kriteria tertentu. Sampel dari 5 orang diambil dari orang-orang dengan pengalaman kerja yang mulai dari 5-10 tahun, dan orang-orang dengan pengalaman keria yang berkisar 10-15 tahun, setiap sampel dianalisis dengan duplo way. Hasil penelitian: ternyata jumlah timah (Pb) ditemukan di rambut sangat sedikit, oleh karena itu tes kualitatif digunakan metode SSA di mana ada tingkat daya serap, berarti bahwa tes kualitatif untuk Pb logam memiliki hasil positif. Jumlah terendah Pb ditemukan di rambut supir ditemukan pada yang sudah bekeria selama 5 tahun dengan kode sampel I, sementara jumlah tertinggi Pb ditemukan pada rambut supir yang sudah bekerja selama 15 tahun dengan kode sampel D. Kata kunci : Analisis Jumlah, Timah (Pb), Supir Angkutan Umum The Profiles of Lead Exposure On Public Transportation Driver's Hair, Route Johar to Kedungmundu; Drivers work in the street everyday, getting direct exposure to the air pollution, especially to Lead (Pb). Therefore they are very vulnerable to the negative effects of Lead (Pb) that attacks the neuro system. Object of the research is Johar - Kedung Mundu route public transportation drivers hair with certain criteria. Samples of 5 people are taken each for those with working experience ranging from 5 to 10 years, and those with working experience ranging from l0 to 15 years, each samples are analyzed with duplo way. The results of the research are: the amount of Lead (Pb) found on the hair is presumably very little, therefore the qualitative test is used by using SSA method in which there is absorbance rate, meaning that the qualitative test to Pb metal has a positive result. The lowest amount of Pb found in the driver’s hair is the one of the driver who already worked for 5 years with sample code I, while the highest arnount of Pb found in the driver’s hair is the one of the driver who already worked for 15 years with sample code D. Keywords: amount analysis, Lead (Pb), public transportation driver's hair
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/35374
2022-02-18T07:36:18Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/35374
2022-02-18T07:36:18Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 2 (2021): MKMI; 75-82
Hubungan Higiene Sanitasi Depot Air Minum dengan Keberadaan Bakteri Escherichia coli pada Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Mondokan Kabupaten Sragen
Arumsari, Fina; Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Joko, Tri; Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Darundiati, Yusniar Hanani; Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/35374
Air minum isi ulang; higiene sanitasi; Escherichia coli
id
Latar belakang: Air minum isi ulang merupakan salah satu sumber air minum yang lebih dipilih oleh masyarakat dibandingkan air kemasan bermerek dengan alasan harganya yang relatif lebih murah. Dalam praktiknya usaha depot air minum isi ulang yang tidak dikelola dengan baik dapat menghasilkan air yang tidak memenuhi syarat kesehatan, yaitu tidak sesuai dengan Permenkes RI Nomor 492 Tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air minum. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan higiene sanitasi depot air minum dengan keberadaan bakteri Escherichia coli pada air minum isi ulang di Kecamatan Mondokan Kabupaten Sragen.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah seluruh usaha depot air minum di Kecamatan Mondokan Kabupaten Sragen sebanyak 27 unit depot air minum dan penjamah depot air minum berjumlah 45 responden. Sampel dalam penelitian menggunakan teknik total population sampling. Instrumen yang digunakan untuk memeriksa keberadaan bakteri Escherichia coli dengan metode Most Probable Number (MPN), sedangkan untuk variabel sanitasi tempat, sanitasi peralatan dan higiene penjamah dengan observasi dan wawancara. Data dianalisis menggunakan uji fisher exact test.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 22,2% keberadaan bakteri Escherichia coli pada air minum isi ulang tidak memenuhi syarat. Sebanyak 40,7% sanitasi tempat, 22,2% sanitasi peralatan, dan 62,2% higiene penjamah depot air minum kategori kurang baik. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan antara sanitasi tempat dengan keberadaaan bakteri Escherichia coli (p value = 0,187), tidak ada hubungan sanitasi peralatan dengan keberadaan bakteri Escherichia coli (p value = 0,284), dan ada hubungan antara higiene penjamah dengan keberadaan bakteri Escherichia coli (p value = 0,016).Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara kondisi sanitasi tempat dan sanitasi peralatan depot air minum dengan keberadaan bakteri Escherichia coli, serta terdapat hubungan antara higiene penjamah depot air minum dengan keberadaan bakteri Escherichia coli pada air minum isi ulang di Kecamatan Mondokan Kabupaten Sragen.Kata kunci: Air minum isi ulang, higiene sanitasi, Escherichia coli ABSTRACT Title: The Connectivity between Hygiene Sanitation of Drinking Water Depot with the Existence Escherichia coli Bacteria at Refill Drinking Water in Mondokan District Sragen RegencyBackground: Refill drinking water is one of the drinking water sources that is preferable by the community because the cost is cheaper than bottled water. The water treatment is not appropriate enough, it will produce water that does not fulfil the health requirement as written in Minister of Health Regulations Number 492 Year 2010 regarding drinking water quality requirements. The aim of the research was to analyse the correlation between the hygiene and sanitation of drinking water depot and the existence of Escherichia coli bacteria in refill drinking water in Mondokan sub-district Sragen regency. Method: This research was an observational research with cross sectional approach. The population of this research is all of the drinking water depots at Mondokan sub-district Sragen regency which were consist of 27 units of drinking water depot with 45 handler respondents. All of them were used as samples of this research.Instrument used to check existence Escherichia coli bacteria using the method Most Probable Number (MPN), meanwhile for the premises sanitation, ewuipment sanitation and handlers hygiene by observation and interviews. The data is analysed by fisher exact test.Result: The result of this research shows that 22,2% of Escherichia coli bacteria at refill drinking water and it doen’t meet the standard. There are 40,7% premises sanitation, 22,2% equipment sanitation and 62,2% handlers of drinking water depots hygiene categorized as not good enough. The result of bivariat analysis showed that no correlation between the premises sanitation with the existence of Escherichia coli bacteria (p value = 0,187), no correlation between the sanitation of equipment with the existence of Escherichia coli bacteria (p value = 0,284) and correlation between the handlers hygiene with Escherichia coli bacteria (p value = 0,016).Conclusion: The conclusion of this research is that there is no correlation between the premises sanitation condition, drinking water depot equipment sanitation and the existence of Escherichia coli bacteria also there is correlation between handlers of drinking water depot hygiene with Escherichia coli bacteria in the refill drinking water in Mondokan sub-district Sragen regency.Keywords: Refill drinking water, hygiene and sanitation, Escherichia coli
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/23475
2022-08-04T04:12:54Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23475
2022-08-04T04:12:54Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 18, No 4 (2019): MKMI; 113-116
Hubungan Persen Lemak Tubuh dan Kadar Hemoglobin dengan Kapasitas VO2 max Atlet Bulutangkis (Studi di UKM Bulutangkis Universitas Negeri Semarang dan Universitas Diponegoro)
Aini, Talitha Rahma Nur; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Rahfiludin, Muhammad Zen; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kartini, Apoina; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2019-09-15 10:09:13
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23475
VO2 max; Hemoglobin; Persen Lemak Tubuh; Atlet Bulutangkis
id
Latar belakang:Prestasi atlet bulutangkis didukung oleh beberapa faktor salah satunya ketahanan fisik. Salah satu komponen ketahanan fisik yang harus dimiliki oleh atlet bulutangkis adalah daya tahan aeorbik (VO2 max). Daya tahan aerobik yang kurang diperhatikan oleh atlet dapat menyebabkan menurunnya performa atlet pada saat bertanding. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan kadar hemoglobin dan persen lemak tubuh dengan kapasitas VO2 max atlet bulutangkis.Metode:Penelitian ini menggunakan jenis penelitian explanatory research dengan desain penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh atlet bulutangkis UKM bulutangkis UNNES dan UNDIP. Sampel penelitian sebanyak 32 sampel yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Variabel yang dikaji dalam penelitian ini yaitu kadar hemoglobin, persen lemak tubuh dan kapasitas VO2 max. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara, pengukuran persen lemak tubuh menggunakan BIA (Bioelectrical Impedance Analysis), pengukuran kadar hemoglobin dengan metode cyanmethemoglobin dan kapasitas VO2 max menggunakan metode Multistage Fitness Test. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment dan Rank Spearman.Hasil: Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kapasitas VO2max sedang sebesar 46,8%, kadar hemoglobin normal sebesar 81,2%, dan persen lemak tubuh dalam kategori gemuk yaitu sebesar 40,6%. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kadar hemoglobin dengan kapasitas VO2 max (p=0,000) dan terdapat hubungan antara persen lemak tubuh dengan kapasitas VO2 max (p=0,035).Simpulan: Terdapat hubungan antara persen lemak tubuh dan kadar hemoglobin dengan kapasitas VO2 max atlet bulutangkis.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/39333
2022-08-04T04:57:56Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39333
2022-08-04T04:57:56Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 4 (2021): MKMI; 264-267
Hubungan Pelatihan Advanced Cardiac Life Support (ACLS) dengan Tingkat Kepercayaan Diri Dokter dalam Penanganan Kasus Kegawatdaruratan Jantung di IGD Rumah Sakit
Khairunnisa, Khairunnisa; Program Studi Sarjana Kedokteran Umum, Universitas Abulyatama, Aceh|Universitas Abulyatama
Andriaty, Syarifah Nora; Program Studi Sarjana Kedokteran Umum, Universitas Abulyatama, Aceh|Universitas Abulyatama
Kemal, Teuku Aditya; Program Studi Sarjana Kedokteran Umum, Universitas Abulyatama, Aceh|Universitas Abulyatama
2021-08-16 15:12:08
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39333
ACLS; Doctor; Cardiac Emergency
id
ABSTRAK Latar belakang: ACLS (Advanced Cardiac Life Support) adalah aktivitas sistem tanggap darurat yaitu resusitasi jantung paru (RJP) yang menggunakan pengenalan segera serangan jantung mendadak atau Sudden Cardiac Arrest (SCA) serta keterampilan untuk menyelamatkan jiwa. Kepercayaan diri merupakan suatu sikap dan keyakinan atas kemampuan diri sendiri, sehingga dapat meningkatkan rasa tanggung jawab atas perbuatan dan tindakan yang dilakukan, serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri.Metode: Penelitian ini dilakukan dengan teknik Acidental sampling, dengan sampel 71 orang yang dilakukan dalam rentang waktu 1 bulan. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang telah divalidasi. Lembaran kuesioner berisi 13 pertanyaan mengenai penerapan dan manfaat pelatihan ACLS. Responden menerima lembar informed consent sebagai lembar persetujuan mengikuti penelitian. Pengisian kuesioner menggunakan google form.Hasil: Setelah data dianalisis didapatkan hasil tingkat kepercayaan diri dokter IGD sangat percaya diri (90.1%), percaya diri (5.6%), dan tidak percaya diri (4.2%). Dokter IGD yang mengikuti pelatihan ACLS (80.3%) dan yang tidak mengikuti pelatihan ACLS (19.7%).Simpulan: Dilakukan uji chi-square didapatkan nilai (Pvalue=0.000) yang berarti terdapat hubungan pelatihan Advanced Cardiac Life Support dengan tingkat kepercayaan diri dokter dalam penanganan kasus kegawatdaruratan jantung di IGD RS. Kata kunci: ACLS, Dokter, Kegawatdaruratan Jantung ABSTRACT Background: ACLS (Advanced Cardiac Life Support) is an emergency response system activity, namely cardiac pulmonary resuscitation (CPR) which uses immediate recognition of sudden cardiac arrest or Sudden Cardiac Arrest (SCA) and life-saving skills. Self-confidence is an attitude and belief in one's own abilities, so that it can increase a sense of responsibility for the actions and actions taken, and can recognize one's own strengths and weaknesses.Method: This research was conducted by using the Acidental sampling technique, with a sample of 71 people who were conducted within a period of 1 month. The data collection method in this study used a validated questionnaire. The questionnaire sheet contains 13 questions regarding the implementation and benefits of ACLS training. Respondents received an informed consent form as a consent form to participate in the study. Filling out the questionnaire using google form.Result: After the data were analyzed, the results showed that the emergency room doctor's confidence level was very confident (90.1%), confident (5.6%), and not confident (4.2%). IGD doctors who attended ACLS training (80.3%) and who did not attend ACLS training (19.7%).Conclusion: The chi-square test was conducted to obtain a value (Pvalue = 0.000), which means that there is a relationship between advanced cardiac life support training and the level of confidence of doctors in handling cardiac emergency cases in emergency room hospitals Keywords: ACLS, Doctor, Cardiac Emergency
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/39428
2022-02-22T08:34:01Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39428
2022-02-22T08:34:01Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 5 (2021): MKMI; 365-371
Pengaruh Pandemi Covid-19 terhadap Pelayanan Imunisasi Rutin pada Anak: Kajian Literatur
Indahsari, Ratna; Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok|Universitas Indonesia
2021-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39428
Imunisasi Rutin; COVID-19; Dampak Disrupsi Layanan Imunisasi
id
Latar belakang: Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak terhadap sistem pelayanan kesehatan, yaitu terganggunya pelayanan kesehatan dasar seperti pelayanan imunisasi rutin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pandemi COVID-19 terhadap layanan imunisasi rutin serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.Metode: Penelitian ini menggunakan metode kajian literatur dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari publikasi literatur terdahulu. Terdapat total 17.500 publikasi yang teridentifikasi berkaitan dengan topik yang dicari. Setelah dilakukan screening kedua dengan menggunakan cakupan tahun publikasi dari tahun 2020-2021 maka didapatkan 36 publikasi.Hasil: Beberapa negara di dunia mengalami penurunan cakupan imunisasi dan pemanfaatan layanan selama pandemi COVID-19. Faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut yaitu ketakutan masyarakat akan terpapar virus COVID-19, ketidaksiapan sistem pelayanan kesehatan dan keterbatasan mobilitas masyarakat. Dalam mengatasi dampak disrupsi imunisasi rutin, tenaga kesehatan dan pemerintah harus berupaya untuk meningkatkan cakupan dan target imunisasi yang mengalami ketertinggalan.Simpulan: Adanya pandemi COVID-19 mempengaruhi terdisrupsinya layanan kesehatan esensial termasuk layanan imunisasi, menyebabkan menurunnya cakupan imunisasi PD3I, dan dapat berisiko terhadap timbulnya masalah kesehatan lain seperti kejadian luar biasa (KLB) PD3I.Kata Kunci: Imunisasi Rutin; Covid-19; Dampak Disrupsi Layanan Imunisasi ABSTRACT Title: The Effect of The Covid-19 Pandemic on Routine Immunization Services for Children: Literature ReviewBackground: The COVID-19 pandemic is impacting on the health care system, namely the disruption of basic health services such as routine immunization services. This study aims to determine the impact of the COVID-19 pandemic on routine immunization services as well as the factors that affect them. Method: This study conducted literature review method using secondary data derived from previous literature publications. Result: Some countries around the world had reported a decrease in immunization coverage and service utilization during the COVID-19 pandemic. Factors that influence this are people's fear of exposure to the COVID-19 virus, unpreparedness of the health care system and limited mobility of the community. In addressing the impact of routine immunization disruptions, health workers and governments should strive to improve the coverage and targets of immunizations. Conclusion: The existence of the COVID-19 pandemic affects the disruption of essential health services including immunization services, causes a decrease in PD31 immunization coverage, and can be a risk of other health problems such as PD31 outbreaks. Keyword: Routine Immunization; Covid-19; Disruption Immunization Services Impact
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/25306
2022-08-04T04:28:54Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25306
2022-08-04T04:28:54Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 18, No 4 (2019): MKMI; 159-163
Proses Sistem Rujukan dalam Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri dan Neonatal di Puskesmas Sayung 2 Kabupaten Demak
Nestelita, Dinda; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Suryoputro, Antono; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusumastuti, Wulan; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2019-12-27 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25306
Rujukan; Obstetri dan Neonatal; Puskesmas; Rumah Sakit
id
Latar Belakang: Upaya penurunan AKI dan AKB yang dilakukan pemerintah adalah pembentukan PONED di Puskesmas dan PONEK di Rumah Sakit. Puskesmas Sayung 2 merupakan puskesmas mampu PONED di wilayah Kabupaten Demak yang memiliki jumlah kematian ibu dan bayi baru lahir yang meningkat pada tahun 2018. Kelancaran rujukan dapat menjadi faktor yang menentukan untuk menurunkan AKI terutama dalam mengatasi keterlambatan. Salah satu pusat rujukan Puskesmas Sayung 2 yaitu RSJD Dr. Amino Gondohutomo. Tujuan penelitian untuk menganalisis pelaksanaan sistem rujukan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal di Puskesmas Sayung 2 Kabupaten Demak.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitik. Pengumpulan data dilakukan dengan metode indepth interview berdasarkan teknik purposive sampling. Subjek penelitian merupakan 6 orang tim PONED sebagai informan utama. Sedangkan informan triangulasi yaitu Kepala Puskesmas, 5 orang tim PONEK RS, serta 2 orang Pasien.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada terdapat beberapa kendala yang dihadapi antara lain keterbatasan petugas yang terlatih dan double job, kurangnya pemahaman petugas terhadap SOP, kesalahan komunikasi antar petugas kesehatan dan sistem informasi rujukan antara puskesmas dan rumah sakit yang kurang maksimal sehingga masih susah dalam mencari rumah sakit rujukan.Simpulan: Komponen proses dalam pelaksanaan sistem rujukan masih terdapat beberapa kendala dan perlu dibenahi yaitu sosialisasi SOP, kerjasama antara puskesmas dan rumah sakit lebih ditingkatkan, pengaktifan sistem informasi rujukan secara online agar lebih efektif.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/39971
2022-02-20T08:35:25Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39971
2022-02-20T08:35:25Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 6 (2021): MKMI; 389-393
Kualitas Pelayanan Kontrasepsi Terhadap Pemakaian Kontrasepsi Modern pada Generasi Milineal dan Non Milineal di Indonesia (Analisis SDKI 2002/2003 dan SDKI 2017)
Apriantini, Inna; Departemen Biostatistik dan Demografi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok|Universitas Indonesia
Sabarinah, Sabarinah; Departemen Biostatistik dan Demografi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok|Universitas Indonesia
2021-12-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39971
Kontrasepsi; Kualitas Pelayanan; Milenial
id
Latar belakang: Angka pemakaian Kontrasepsi (CPR) di Indonesia tahun 2019 adalah 62,54 persen. Angka CPR ini turun dari tahun sebelumnya yang 64,51 persen pada tahun 2018. Kualitas pelayanan kontraspsi adalah salah satu komponen penting dalam penggunaan kontrasepsi. wanita yang mendapatlan pelayanan kontrasepsi dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi memiliki tingkat kelangsungan yang lebih lama dibandingkan dengan wanita yang mendapatkan pelayanan kontrasepsi dari tenaga kesehatan yang memberikan kualitas rendah.Metode: Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Data yang digunakan adalah data sekunder dari Survey Kesehatan dan Demografi tahun 2002/2003 untuk wanita usia 15-55 tahun generasi Non Milenieal dan Survey Kesehatan dan Demografi tahun 2017 untuk generasi Milinieal.Hasil: Kualitas pelayanan kontrasepsi jika berkualitas 20 kali memungkinkan responden untuk menggunakan kontrasepsi modern dibandingkan jika kualitas pelayanan kontrasepsi kurang. Namun pada generasi non milenial jika kualitas pelayanan berkualitas 1,32 kali memungkinkan responden untuk menggunakan kontrasepsi modern. Terlihat bahwa kualitas pelayanan kontrasepsi mempengaruhi responden untuk menggunakan alat kontrasepsi modern.Simpulan: kualitas pelayanan kontrasepsi mempengaruhi penggunaan kontrasepsi modern di Indonesia baik digenarasi milenial dan generasi non milenial. Kata kunci: Kontrasepsi; Kualitas Pelayanan; Milenial ABSTRACT Title: Quality of Contraceptive Services to the Use of Modern Contraceptives in Millennial and Non-Milineal Generations in Indonesia (Analysis of the 2002/2003 IDHS and 2017 IDHS)Background: The contraceptive use rate (CPR) in Indonesia in 2019 was 62.54 percent. This CPR rate is down from the previous year which was 64.51 percent in 2018. The quality of contraceptive services is one of the important components in the use of contraception. women who receive contraceptive services from health workers who provide high quality services have a longer survival rate than women who receive contraceptive services from health workers who provide low quality.Method: The design of this research is quantitative research. The data used are secondary data from the Health and Demographic Survey in 2002/2003 for women aged 15-55 years for the Non Millennial generation and the Health and Demographic Survey in 2017 for the Millennial generation.Result: The quality of contraceptive services if the quality is 20 times allows respondents to use modern contraception than if the quality of contraceptive services is less. However, in the non-millennial generation, if the quality of service is 1.32 times, it is possible for respondents to use modern contraception. It can be seen that the quality of contraceptive services affects respondents to use modern contraceptives.Conclusion: the quality of contraceptive services affects the use of modern contraception in Indonesia, both for the millennial generation and the non-millennial generation.Keywords: Contraception; Service Quality; Millennials
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/24268
2022-08-08T06:32:13Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24268
2022-08-08T06:32:13Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 2 (2020): MKMI; 94-99
Studi Prevalensi Kejadian Hipertensi pada Petani di Dusun Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/24268/68153
Wijayanti, Aqmariza Wisnu; Fakulas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Suhartono, Suhartono; Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakulas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Joko, Tri; Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakulas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24268
hipertensi; tekanan darah; pestisida
id
ABSTRAK Latar belakang: Penggunaan pestisida yang cukup tinggi di Indonesia dalam rangka melindungi tanaman dan meningkatkan hasil panen, meningkatkan peluang masuknya pestisida ke dalam tubuh petani. Pestisida dapat menghambat kerja enzim kolinesterase dalam menguraikan asetilkolin dan menumpuk di pembuluh darah yang akan menghasilkan tekanan darah tinggi maupun rendah. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui prevalensi kejadian hipertensi pada petani di Dusun Candi akibat dari penggunaan pestisida.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif- analitik dengan desain study cross- sectional. Sampel yang diteliti sebanyak 62 responden yang diambil dengan teknik purposive sampling. Variabel yang diteliti diantaranya lama penyemprotan, frekuensi penyemprotan, IMT, keterlibatan dalam pertanian, umur, status merokok dan kelengkapan dalam penggunaan APD. Analisis data menggunakan uji Chi- square. Hasil: : Hasil pengukuran tekanan darah pada petani di Dusun Candi diperoleh sebanyak 74,2% hipertensi, yang berumur ≥ 40 tahun sebanyak 58,1%, responden merokok sebanyak 79,0%, dan responden dengan IMT di atas normal sebanyak 22,6%. Hasil uji bivariate diperoleh variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan kejadian hipertensi adalah lama penyemprotan (p = 0,010), status merokok (p = 0,028), IMT (p = 0,013), APD (p = 0,025).Simpulan: Lama penyemprotan, status merokok, kelengkapan APD dan IMT pada petani memiliki hubungan dengan hipertensi pada petani. Kata kunci: Hipertensi, tekanan darah, pestisida. ABSTRACT Title: Prevalence Study of Hypertension Incident among Farmer in Candi Hamlet, Bandungan District, Semarang Regency Background: The use of pesticides that are quite high in Indonesia in order to protect crops and increase crop yields increases the chances of pesticides entering the farmer's body. Pesticides can inhibit the action of cholinesterase enzymes in breaking down acetylcholine and accumulating in blood vessels that will produce high and low blood pressure. The purpose of this study was to determine the prevalence of hypertension in farmers in Candi Hamlet due to the use of pesticides.Method: This study was a descriptive-analytic study with a cross-sectional study design. The samples studied were 62 respondents taken by purposive sampling technique. Variables studied included length of spraying, frequency of spraying, BMI, involvement in agriculture, age, smoking status and completeness in the use of PPE. Data analysis using Chi-square test.Result: The results of blood pressure measurements on farmers in Candi Hamlet were 74.2% of hypertension, those aged ≥ 40 years were 58.1%, smoking respondents were 79.0%, and respondents with BMI above normal were 22.6% . The bivariate test results obtained variables that had a significant relationship with the incidence of hypertension were the duration of spraying (p = 0.010), smoking status (p = 0.028), BMI (p = 0.013), PPE (p = 0.025).Conclusion: The duration of spraying, smoking status, completeness of PPE and BMI on farmers has a relationship with hypertension in farmers. Keywords: Hypertension, blood pressure, pesticides
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/45021
2022-08-18T04:44:20Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/45021
2022-08-18T04:44:20Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 3 (2022): MKMI; 203-208
Analisis Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengetahuan, serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga di RT 04 RW 05 Kelurahan Ciriung Kabupaten Bogor
Afifah, Alidina Nur; Fakultas Kedokteran dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jakarta|Universitas Muhammadiyah Jakarta
Fatin, Mutiara Atika; Fakultas Kedokteran dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jakarta|Universitas Muhammadiyah Jakarta
Ghassani, Fildzah Siti; Fakultas Kedokteran dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jakarta|Universitas Muhammadiyah Jakarta
Lismandasari, Lismandasari; Fakultas Kedokteran dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jakarta|Universitas Muhammadiyah Jakarta
2022-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/45021
Tingkat Pendidikan; Tingkat Pengetahuan; PHBS; Promosi Kesehatan
id
Latar belakang: Penyakit infeksi menjadi penyakit ketiga tertinggi di unit rawat inap di fasilitas layanan kesehatan di Kabupaten Bogor. Hal ini terjadi karena upaya masyarakat mengatasi penyakit, masih berorientasi pada penyembuhan penyakit. Hal ini dirasa kurang efektif dan mengeluarkan banyak biaya. Upaya yang lebih efektif adalah pemeliharaan kesehatan melalui tindakan promotif dan preventif dengan pemberdayaan perilaku hidup bersih dan sehat PHBS) di rumah tangga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, serta perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga.Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan metode deskriptif dan desain penelitian survei dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan November 2020 dengan jumlah responden sebanyak 145 kepala keluarga.Hasil: Didapatkan mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan rendah (50,3%), lebih dari separuh memiliki tingkat pengetahuan PHBS dengan kategori baik meliputi, sarana air bersih (99,3%), ketersediaan jamban sehat (95,9%), keadaan rumah (85,5%), kebiasaan merokok (54,5%), pembuangan sampah (75,2%), dan kebiasaan mengkonsumsi buah dan sayur (94,5%) serta yang sudah menjalankan PHBS (86,9%). Berdasarkan uji Chi Square tingkat pendidikan diperoleh p = 0,409 dan tingkat pengetahuan p = 0,018.Simpulan: Hampir seluruh warga RT 04 RW 05 Kelurahan Ciriung Kabupaten Bogor memiliki tingkat pengetahuan yang baik dan telah menjalankan 10 indikator PHBS meski memiliki tingkat pendidikan rendah. Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan PHBS. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan PHBS.Kata kunci: Tingkat Pendidikan; Tingkat Pengetahuan; PHBS; Promosi KesehatanABSTRACTTitle: Description Of The Level Of Education, Knowledge, And Clean And Healthy Living BehaviorsBackground: Infectious diseases are the third highest disease in inpatient units in health care facilities in Bogor Regency. This happens because the community's efforts to overcome the disease are still oriented towards healing the disease. This is considered ineffective and costs a lot of money. A more effective effort is health care through promotive and preventive actions by empowering clean and healthy (PHBS) behavior in the household. The purpose of this study was to determine the relationship between education level, knowledge level, and clean and healthy living behavior in the household.Methods: This research is a quantitative research using descriptive method and survey research design with a cross sectional approach. The study was conducted in November 2020 with a total of 145 household heads.Results: The majority of respondents have a low level of education (50.3%), more than half have a good level of PHBS knowledge including clean water facilities (99.3%), availability of healthy latrines (95.9%), house conditions (85.5%), smoking habits (54.5%), garbage disposal (75.2%), and the habit of consuming fruit and vegetables (94.5%) as well as those who have implemented PHBS (86.9%). Based on the Chi Square test, the level of education obtained p = 0.409 and the level of knowledge p = 0.018.Conclusion: Almost all residents of RT 04 RW 05 Kelurahan Ciriung, Bogor Regency have a good level of knowledge and have implemented 10 PHBS indicators despite having a low level of education. There is no relationship between education level and PHBS. There is a relationship between the level of knowledge with PHBS.Keywords: Education Level; Knowledge Level; PHBS; Health Promotion
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/43707
2022-09-05T08:51:31Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43707
2022-09-05T08:51:31Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 2 (2022): MKMI; 99-106
Interpretasi Stakeholder Kesehatan terhadap Pengembangan Program Telemedicine “TEMENIN”
Praptiningsih, Winanti; Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta|Universitas Gadjah Mada
2022-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43707
interpretasi; stakeholder kesehatan; telemedicine; kesepahaman; komunikasi
id
Latar belakang: Telemedicine telah mengubah lanskap sistem komunikasi kesehatan. Pola perubahan ini berkaitan erat dengan budaya maupun pola lain yang niscaya harus diikuti oleh stakeholder penyedia layanan kesehatan. Perubahan ini bukan hanya mengenai kemampuan memahami telemedicine sebagai teknik penggunaan teknologi, namun juga kemampuan untuk memberikan pemaknaan atas relasi komunikasi termediasi dalam dunia kesehatan.Metode: Penelitian ini berupaya untuk mengaji interpretasi stakeholder kesehatan dalam memaknai dan memahami pengembangan program komunikasi kesehatan berbasis teknologi telemedicine “TEMENIN”, dengan menggunakan pendekatan fenomenologi Hans-Georg Gadamer.Hasil: Terdapat 6 pola antar kasus interpretasi stakeholder kesehatan terhadap telemedicine. (1) modernisasi pelayanan telemedicine. (2) Problem teknikalisasi pembangunan. (3) Otoritas, kewenangan, dan kompetensi sumber daya program. (4) Nalar ekonomis pelayanan kesehatan. (5) Perubahan relasi dokter-pasien. (6) Regulasi maupun perlindungan hak pasien.Simpulan: Adapun kesimpulan penelitian ini di antaranya adalah: pertama, permasalahan sosial hingga moral etis komunikasi pelayanan kesehatan menjadi dampak dari pengembangan telemedicine yang dipahami ansich sebagai permasalahan infrastruktur teknis, seperti halnya keterbatasan jangkauan pengamatan klinis subjek pada realitas teknologi yang tertangkap secara artifisial. Kedua, adanya perubahan aspek intensionalitas dan intuisi subjek dalam praktik komunikasi kesehatan berbasis telemedicine. Perubahan ini mendorong terjadinya reduksi horizon kesepahaman tentang penghayatan subjek pasien terhadap realitas. Ketiga, aspek komunikasi, pemahaman dan pemaknaan subjek dalam pengembangan telemedicine dipengaruhi oleh tradisi dan otoritas. Komunikasi berbasis teknologi yang berupaya untuk mengatasi kesenjangan, di sisi lain justru membuka ruang kesenjangan baru. Keempat, hubungan sarana menjadi kecenderungan pemahaman dalam membangun relasi dan intensi subjek saat menggunakan telemedicine. Kata kunci: interpretasi; stakeholder kesehatan; telemedicine; kesepahaman; komunikasiABSTRACTTitle: The Health Stakeholder’s Interpretation in Developing “TEMENIN” Telemedicine ProgramBackground: Telemedicine has changed the landscape of health communication systems. The change pattern is closely related to culture and other patterns that must be followed by stakeholders of health service providers. This change is not only about the ability to understand telemedicine as a technique of using technology, but also the ability to give meaning to mediated health communication system. Method: This study examines the subjective experience of health stakeholders in interpreting and understanding the program development of the telemedicine "TEMENIN", using the phenomenological approach of Hans-Georg Gadamer.Result: This study found that there were 6 patterns between cases of interpretation of health stakeholders on telemedicine. (1) modernization of telemedicine services. (2) The problem of technicalization of development. (3) Authority and competence of program resources. (4) Economic reasoning for health services. (5) Changes in the doctor-patient relationship. (6) Regulation and protection of patient rights.Conclusion: (1) The development of telemedicine has created social to ethical moral problems of health care communication, which is understood as the limited range of clinical observations of subjects in artificially captured technological realities. (2) There is a change in the aspect of intentionality and intuition of the subject in the practice of telemedicine-based health communication, and encourages a reduction in the horizon of understanding. (3) Aspects of communication, understanding and meaning of subjects are influenced by tradition and authority. (4) The relation of means becomes a tendency of understanding and subject's intentions when using telemedicine.Keywords: interpretatio; health stakeholders; telemedicine; understanding; communication
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/30708
2022-08-18T04:55:47Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/30708
2022-08-18T04:55:47Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 4 (2020): MKMI; 255-262
Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Perawat di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran Kabupaten Semarang
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/30708/91259
Arsita, Alma Nofia Mega; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Sriatmi, Ayun; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusumastuti, Wulan; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-08-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/30708
kinerja; perawat; rumah sakit
id
Latar belakang: Sebagai pelayanan publik di bidang kesehatan, rumah sakit harus menjamin mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien sebagai pengguna layanan publik. Berdasarkan observasi terkait kepuasan pasien di rawat inap di dapatkan, masih belum terpenuhinya standar pelayanan minimal (SPM) kepuasan pasien di rawat inap hal ini mencerminkan kinerja perawat dalam memberikan pelayanan di rawat inap yang masih kurang baik.Komponen yang berhubungan dengan kinerja perawat cukup kompleks, sehingga perlu dilakukan pengamatan lebih lanjut. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor – faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat di rawat inap RSUD Ungaran.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross secsional. Populasi terdiri dari 123 perawat yang berada di unit rawat inap RSUD Ungaran dengan sampel sebesar 87 perawat yang di ambil dengan cara proportional random sampling.Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari kepemimpinan, kebijakan, motivasi, pelatihan dan pengembangan, kepuasan kerja, lingkungan kerja. Dan variabel terikat penelitian ini adalah kinerja perawat. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Chi Square.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan perawat dalam memberikan pelayanan di ruang rawat inap yang memiliki kinerja baik jumlahnya lebih besar dari pada kinerja kurang. Terdapat hubungan kepemimpinan terhadap kinerja perawat di rawat inap rumah sakit dengan p – value 0,000. Adanya hubungan kebijakan terhadap kinerja perawat dengan p – value 0,011. Terdapat hubungan motivasi perawat terhadap kinerja perawat dengan p – value 0,0036. Adanya hubungan pelatihan dan pengembangan terhadap kinerja perawat dengan nilai p – value 0,026. Terdapat hubungan kepuasan kerja terhadap kinerja perawat dengan nilai p – value 0,026. Adanya hubungan lingkungan kerja terhadap kinerja perawat dengan nilai p – value 0,030.Simpulan: Dari hasil penelitian di simpulkan seluruh variabel bebas berhubungan dengan variabel terikat penelitian.Kata kunci: kinerja, perawat, rumah sakit.ABSTRACTBackground: Hospitals as public services must considered quality of services provided to community. Observations about inpatient statisfication, the minimum service standards have not yet been met about inpatient statisfication, this reflects the performance of nurses in providing inpatient services. Factors related to nurse performance are quite complex, so that further observations need to be done. The purpose of this study was to analyze the factors related to the performance of nurses inpatients at Ungaran General Hospital.Method: This research is a survey research used quantitative methods with cross secsional design. The population was 123 nurses who were in the inpatient unit of Ungaran District Hospital with a sample of 87 nurses taken by proportional random sampling. Variabels consist of leadership, policy, motivation, training and development, job satisfaction, work environment.Relationtship test used chi square test.Result: The performance of nurses in providing inpatient services that have a good category as much as who have less categories. The results of this study indicate that there is a relationship of leadership to the performance of nurses with p – value 0,000. There is a policy relationship to nurse performancewith p- value0,011 . There is a relationship of nurse motivation on nurse performance with p – value 0,0036. There is a relationship between training and development on nurse performancewith p – value 0,026. There is a relationship of job satisfaction with nurse performance with p – value 0,026 There is a relationship between the work environment and the nurse's performance with p – value 0,030.Conclusion:All independent variabel have relationships with dependent variabels.Keywords: performance, nurses, hospital
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/43796
2023-03-06T05:17:11Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43796
2023-03-06T05:17:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 5 (2022): MKMI; 302-306
Hubungan Kebiasaan Menggunakan Aplikasi Online untuk Makanan dengan Perubahan Indeks Massa Tubuh Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
Astuti, Anita Sefti; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Widajanti, Laksmi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kartasurya, Martha Irene; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43796
indeks massa tubuh; aplikasi online; aktivitas fisik; status gizi
id
Latar belakang: Perkembangan teknologi memicu masyarakat lebih sering menggunakan aplikasi online dalam memesan makanan atau minumannya, terutama pada dewasa muda usia 19 tahun ke atas. Penggunaan aplikasi ini mengakibatkan aktivitas fisik mereka cenderung ringan karena menjadi tantangan untuk berjalan lebih jauh. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan kebiasaan penggunaan aplikasi online untuk makanan dengan perubahan indeks massa tubuh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan pada 98 sampel yang merupakan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro angkatan 2018. Variabel bebas penelitian ini adalah kebiasaan penggunaan aplikasi online untuk makanan, sedangkan variabel terikat adalah perubahan indeks massa tubuh. Dengan analisa Bivariat uji korelasi pearson untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 28,6% responden yang mengalami penurunan Indeks Massa Tubuh dan 71,4% responden mengalami kenaikan Indeks Massa Tubuh selama awal kuliah hingga semester 4 perkuliahan. Tidak ada hubungan atau korelasi yang signifikan antara kebiasaan, frekuensi, intensitas, maupun lama penggunaan aplikasi online untuk makanan terhadap perubahan Indeks Massa Tubuh dengan nilai p > 0,05.Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara kebiasaan menggunakan aplikasi online untuk makanan dengan perubahan indeks massa tubuh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.Kata kunci: indeks massa tubuh; aplikasi online; aktivitas fisik; status giziABSTRACT Title: Relationship between Habits of Using Online Applications for Food and Changes in Body Mass Index Student of the Faculty of Publich Health, Diponegoro UniversityBackground: Technological developments trigger people to use online applications more often in ordering food or drinks, especially for young adults aged 19 years and over. The use of this application causes their physical activity to tend to be light because it becomes a challenge to walk further. The purpose of the study was to determine the relationship between the habit of using online applications for food with changes in the Body Mass Index of students from the Faculty of Public Health, Diponegoro University.Method: This research uses a cross sectional study method with a quantitative approach. This research was conducted on 98 samples who were students of the Faculty of Public Health, Diponegoro University class 2018. The independent variable in this study was the habit of using online applications for food, while the dependent variable was changes in body mass index. With Bivariate analysis Pearson correlation test to determine the effect between the independent variable and the dependent variable.Result: The results showed that there were 28.6% of respondents who experienced a decrease in Body Mass Index and 71.4% of respondents experienced an increase in Body Mass Index during the beginning of college until semester 4 of lectures. There is no significant relationship or correlation between habits, frequency, intensity, or duration of using online food applications to changes in Body Mass Index with p value > 0.05.Conclusion: There is no relationship between habits of using online applications for food and changes in the body mass index of students from the Faculty of Public Health, Diponegoro University.Keywords: body mass index; online application; physical activity; nutritional status
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/25629
2022-08-10T04:21:29Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25629
2022-08-10T04:21:29Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 3 (2020): MKMI; 213-218
Determinan Perilaku Merokok pada Remaja Putra di Pondok Pesantren
Turnip, Chaterina Novelle; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Husodo, Besar Tirto; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Widjanarko, Bagoes; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25629
perilaku merokok; remaja; pondok pesantren
id
ABSTRAKLatar Belakang : Merokok merupakan salah satu masalah dunia kesehatan yang serius saat ini. Walaupun dampak yang ditimbulkan dari aktivitas merokok dapat menyebabkan kematian, namun aktivitas tersebut tetap membuat seseorang ketagihan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan didapatkan hasil bahwa Pondok Pesantren Sarochaniyyah, Pondok Pesantren Nurul Huda Azhudi dan Pondok Pesantren Al-Islah memiliki tingkat PHBS yang paling rendah diantara pondok pesantren lainnya di wilayah kerja Puskesmas Rowosari dimana salah satu indikator dari PHBS adalah tidak merokok.Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional. Populasi berjumlah 61 santri yang berusia 15-18 tahun. Pengambilan sampel dengan metode total sampling.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan 90,2% dari 61 responden mengaku merupakan perokok aktif dan 9,8% responden lainnya mengaku tidak pernah melakukan aktifitas merokok. Variabel yang berhubungan dengan perilaku merokok adalah keterjangkauan akses untuk mendapatkan rokok (p- value= 0,048), keterjangkauan harga rokok (p- value= 0,000), akses informasi mengenai bahaya rokok (p- value= 0,090), peraturan pondok pesantren mengenai larangan merokok(p- value= 0,020), dukungan teman sebaya (p- value= 0,021) dan dukungan pengurus pondok pesantren (p- value= 0,048).Kesimpulan : Terdapat 90,2% responden merupakan perokok aktif yang artinya praktik merokok marak terjadi di lingkungan pondok pesantren.Kata Kunci : perilaku merokok, remaja, pondok pesantren ABSTRACTTitle: Smoking Behaviour Determinants among Male Teenagers in Islamic Boarding School Background : Smoking is one of the problems of the world health serious that time. Although the impact caused by the activity of smoking can cause death, but those activities keep someone addicted to. Based on the results of the study done obtained the introduction that the results showed that in islamic boarding schools Sarocahniyyah, Nurul Huda Azhudi, Al-Islah having a level PHBS (a clean and healthy behaviors) the lowest of the low among other in islamic boarding schoools in the work area of Puskesmas Rowosari by which either an indicator of PHBS is do not smoke.Method : The kind of research is research used descriptive analytic with quantitative methods with the design cross-sectional. The population were 61 santri with total sampling methods.Result : The research results show 90,2% of respondents stated is 61 active smokers and 9,8% of respondents confessed that they had never doing activities smoking. Variable are associated with smoke are affordability access to cigarettes (p- value= 0,048), affordability makes cigarette price (0,000), access to information about dangers of cigarette (0,090), regulation on smoking islamic boarding schoool (p- value= 0,020), support friend age ( p- value= 0,021) and support the islamic boarduing schoool (p- value= 0,048)Conclusion : There are active smokers 90,2% respondents this practice is widespread in the smoking Islamic Boarding School. Keywords : smoking behavior, teenager, boarding school
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/25018
2023-07-20T07:33:11Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25018
2023-07-20T07:33:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 1 (2023): MKMI; 1-6
Analisis Temporal dan Spasial Faktor Cuaca dengan Kasus Leptospirosis di Kota Semarang Tahun 2012-2021
Safera, Karina Mutia; Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta|Universitas Gadjah Mada
Kusnanto, Hari; Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta|Universitas Gadjah Mada
Ramadona, Aditya L; Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta|Universitas Gadjah Mada
Lestari, Wiwik Dwi; Dinas Kesehatan Kota Semarang, Semarang|Dinas Kesehatan Kota Semarang
2023-02-26 01:38:17
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25018
cuaca; banjir; leptospirosis; spasial; temporal
id
Latar belakang: Perubahan cuaca yang terjadi saat ini disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi Gas Rumah Kaca dan dapat merubah elemen suhu, kelembaban, dan curah hujan. Meningkatnya iklim ekstrim basah menyebabkan beberapa daerah menjadi rawan banjir dan menjadi penyebab penyakit bawaan air seperti Leptospirosis. Tujuan penelitian ini yakni melihat hubungan temporal dan spasial faktor cuaca (suhu, kelembaban, curah hujan), kejadian banjir dengan kasus leptospirosis di Kota Semarang serta melihat prediksinya.Metode: Data cuaca, kejadian banjir dan kasus leptospirosis selama 10 tahun (2012-2021) di dapatkan dari Stasiun Klimatologi Kelas 1 Semarang, Badan Pengendali Bencana Daerah Kota Semarang, dan Dinas Kesehatan Kota Semarang. Data temporal maupun spasial diolah menggunakan program R. Analisis menggunakan time lag 1 bulan – 3 bulan.Hasil: Analisis statistik menunjukkan bahwa suhu lag 1 bulan, kelembaban lag 1 bulan, curah hujan lag 2 bulan, kejadian banjir lag 1 bulan berhubungan dengan kasus leptospirosis di Kota Semarang. Pola temporal menunjukkan pola yang simetris yakni apabila kasus naik maka kelembaban lag 1, curah hujan lag 2, kejadian banjir lag 1 mengalami kenaikan sedangkan untuk suhu mengalami pola terbalik. Sedangkan pola spasial menunjukkan ada hubungan yang konsisten pada tingkat kecamatan di Kota Semarang selama 10 tahun. Faktor cuaca dan kejadian banjir juga bisa menjadi prediktor kasus leptospirosis 1 bulan kedepan dengan tingkat RMSE 5.36%.Simpulan: Faktor Cuaca dan Kejadian Banjir memiliki hubungan dengan adanya Kasus Leptospirosis di Kota Semarang dan dapat menjadi prediktor selama 1 bulan kedepan.Kata kunci: cuaca, banjir, leptospirosis, spasial, temporal ABSTRACTTitle: Temporal and Spatial Analysis of Weather Factors with Cases of Leptospirosis in Semarang City 2012-2021Background: Current weather changes are caused by increased concentrations of greenhouse gases and can change the elements of temperature, humidity, and rainfall, The increasing extreme wet climate causes some areas to become prone to flooding and becomes the cause of water borne diseases such as Leptospirosis. The purpose of this study is to analyze the temporal and spatial relationship of weather factors (temperature, humidity, rainfall), flooding with cases of leptospirosis in Semarang City and see the predictions.Method: Weather data, flooding and leptospirosis cases for 10 years (2012-2021) obtained from Semarang Class 1 Climatology Station, Semarang City Regional Disaster Control Agency and Semarang City Health Office. Temporal and spatial data are processed using the R program. Analysis uses a time lag of 1 month – 3 months.Result: Statistical analysis shows that temperature lag 1 month, humidity lag 1,rainfall lag 2 month, flood lag 1 month associated with cases of leptospirosis in Semarang City. Temporal patterns show a symmetrical pattern that is if the case rises then humidity lag 1, precipitation lag 2, the incidence of flooding lag 1 increase while for temperature experiences an inverse pattern. Meanwhile, spatial patterns shows that there is a consistent relationship at the sub-district level in Semarang City for 10 years. Weather factors and the incident of flooding can also be predictors of leptospirosis cases in the next 1 month with a RMSE rate of 4.92%.Conclusion: Weather Factors and Flood Events have a relationship with the existence of Leptospirosis Cases in Semarang City and can be a predictor for the next 1 month.Keywords: weather, flood, leptospirosis, spatial, temporal
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/56413
2023-08-30T05:26:39Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56413
2023-08-30T05:26:39Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 4 (2023): MKMI; 250-255
Hubungan Merokok dengan Kejadian Penyakit Katarak di Rumah Sakit Pertamedika Ummi Rosnati Banda Aceh
Rabbi, Athaya; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
Hayati, Fauziah; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
Andri, Andri; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
2023-08-28 07:07:53
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56413
merokok; katarak; stres oksidatif
id
Latar belakang: Katarak merupakan keadaan di mana terjadi kekeruhan pada lensa. Katarak juga terjadi karena proses multifaktor, seperti faktor intrinsik dan ekstrinsik. Merokok dan mengunyah tembakau dapat menginduksi stres oksidatif dan dihubungkan dengan penurunan kadar antioksidan, askorbat dan karatenoid, sehingga menyebabkan penumpukan molekul berpigmen 3-hydroxihynurine dan chromophores yang menyebabkan terjadinya penguningan warna lensa. Bahan kimia dalam rokok juga menyebabkan karbamilasi dan denaturasi protein pada lensa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan merokok dengan kejadian penyakit katarak di Rumah Sakit Pertamedika Ummi Rosnati Banda Aceh.Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik. Jumlah sampel yang belum diketahui maka sampel dipilih dengan metode non-probability sampling dengan metode Purposive Sampling yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Pengolahan data dianalisis univariat dan bivariat menggunakan Statistic Program Social Science (SPSS) dengan jumlah sampel 38 orang. Penelitian dilakukan di Poli Mata Rumah Sakit Pertamedika Ummi Rosnati Banda Aceh. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.Hasil: Hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang merokok cenderung mengalami katarak (37,1%). Hasil analisis bivariat melalui uji Chi-Square mendapatkan nilai p sebesar 0,001 (kurang dari α 0,05) yang mana menunjukkan bahwasanya H1 diterima dan H0 ditolak. Hasil tersebut dapat diartikan terdapat hubungan antara merokok dengan kejadian katarak.Simpulan: Dalam penelitian ini didapatkan hubungan antara merokok dengan kejadian penyakit katarak di Rumah Sakit pertamedika Ummi Rosnati Banda Aceh. ABSTRACTTitle: The Relationship between Smoking and Cataract Disease in Indonesia Pertamedika Ummi Rosnati Hospital Banda AcehBackground: Cataracts are a condition where cloudiness occurs in the lens. Cataracts also occur due to multifactorial processes, such as intrinsic and extrinsic factors. Smoking and chewing tobacco can induce oxidative stress and are associated with decreased levels of antioxidants, ascorbate, and carotenoids, causing the accumulation of pigmented molecules such as 3-hydroxyhynurine and chromophores, which cause yellowing of the lens color. Chemicals in cigarettes also cause carbamylation and denaturation of proteins in the lens. The purpose of this study was to determine the relationship between smoking and the incidence of cataracts at the Pertamedika Ummi Rosnati Hospital in Banda Aceh.Method: This investigation type is analytical. The quantity of samples is unknown, so samples were selected based on inclusion and exclusion criteria using non-probability sampling and the purposive sampling method. Using the Statistical Program for Social Science (SPSS), a total sample of 38 individuals was analyzed univariately and bivariately for data processing. At the Pertamedika Ummi Rosnati Hospital in Banda Aceh, the research was conducted. A questionnaire is used as the research instrument in this study.Result: The results showed that respondents who smoke tend to experience cataracts (37.1%). The results of bivariate analysis through the Chi-Square test obtained a p value of 0.001 (less than α 0.05), which indicated that H1 was accepted and H0 was rejected. These results can be interpreted as indicating that there is a relationship between smoking and cataracts.Conclusion: This study found a correlation between smoking and the prevalence of cataracts at the Permedika Ummi Rosnati Hospital in Banda Aceh.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/25558
2022-08-19T04:17:03Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25558
2022-08-19T04:17:03Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 4 (2020): MKMI; 304-310
Kadar Debu Terhirup dan Gangguan Fungsi Paru pada Masyarakat di sekitar Stasiun Tawang Semarang
Aziza, Nurul; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Rahardjo, Mursid; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Budiyono, Budiyono; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-08-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25558
transportasi; debu; paru; masyarakat; stasiun
id
Latar Belakang: Transportasi berperan penting terjadinya pencemaran udara baik dalam bentuk gas atau partikel seperti debu. Stasiun Tawang merupakan stasiun induk yang ramai dikunjungi. Berdasarkan pengukuran kadar debu, didapatkan kadar debu total di kawasan Stasiun Tawang sebesar 441,16 µg/Nm3. Debu dapat mengganggu fungsi paru pada masyarakat yang beraktivitas di area tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar debu terhirup dengan gangguan fungsi paru pada masyarakat di sekitar Stasiun Tawang SemarangMetode: Jenis penelitian menggunakan analitik observasional dengan desain studi cross sectional. Populasi penelitian sejumlah 83 orang yang beraktivitas setiap hari di Stasiun Tawang yaitu pedagang tetap, pedagang kaki lima, petugas rel, petugas kebersihan, satpam, dan petugas parkir dengan jumlah sampel 45 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dimana pengambilan sampel berdasarkan kriteria inklusi yaitu bersedia menjadi responden, berusia produktif, dan durasi kerja ≥8 jam/hari. Kadar debu terhirup diukur menggunakan alat Personal Dust Sampler selama 1 jam, gangguan fungsi paru diukur menggunakan alat spirometer. Variabel dependen adalah gangguan fungsi paru pada masyarakat di Stasiun Tawang dan variabel independen adalah paparan debu terhirup, umur, jenis kelamin, status gizi, masa kerja, durasi paparan, dan penggunaan alat pelindung diri dengan variabel pengganggu adalah kebiasaan merokok. Analisis statistik penelitian ini menggunakan uji Chi square α=0,05.Hasil : Hasil penelitian menunjukan 18 orang (40%) terpapar debu terhirup di atas NAB. Pemeriksaan fungsi paru menunjukan 44,4% orang mengalami gangguan. Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan antara kadar debu terhirup (p-value = 0.001), jenis kelamin (p-value = 0.049), umur (p-value = 0.013), masa kerja (p-value = 0.027), penggunaan alat pelindung diri (p-value = 0.029) dengan gangguan fungsi paru pada masyarakat di sekitar Stasiun Tawang Semarang.Simpulan : Kadar debu terhirup merupakan faktor risiko terjadinya gangguan fungsi paru pada masyarakat di sekitar Stasiun Tawang Semarang.Kata kunci: Transportasi, debu, paru, masyarakat, Stasiun ABSTRACT Title: Inhaled Dust Levels and Impaired Lung Function in Communities around Tawang Station SemarangBackground: Transportation plays important of role in air pollution in form of gas and particle such as dust. Tawang Station is a main station that is highly visited. Based on the measurement of dust in the ambient are 441.16 μg/Nm3. Dust can influence the pulmonary function people in the area. This study aims to determine the relationship between the level of inhaled dust and disorder lung function of the people who activited at Tawang Station, Semarang.Method: Type of research used observational analytic and cross sectional study design. Population of the research amount 83 people who activited at Tawang Station are permanent traders, street vendors, rail officers, janitors, security,and parking officers with a total sample are 45 people. The sampling technique used purposive sampling where sampling based on inclusion criteria that is willing to be a respondent, productive age, and duration of work ≥8 hours/day. Inhaled dust levels tested using the Personal Dust Sampler for 1 hour and lung vital capacity used a spirometer. The dependent variable impaired pulmonary function at Tawang Station, the independent variable was inhaled dust, age, sex, nutritional status, years of service, duration of exposure, and use of personal protective equipment and the confounding variable is smoking habit. Statistical analysis used the Chi square test α=0,05.Result: The results that 18 people (40%) had inhaled dust levels the threshold limit values and the disorders lung function are 44.4%. There a correlation between the level of inhaled dust (p-value = 0,001), sex (p-value = 0.049), age (p-value = 0.013), years of service (p-value = 0.027), use of personal protective equipment (p-value = 0.029) and disorders lung function of the people who activited in Tawang Station SemarangConclusion: Inhaled dust is a risk factor around Semarang Tawang Station.Keywords: transportation, dust, lung, community, station
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/56465
2023-10-31T01:08:11Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56465
2023-10-31T01:08:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 5 (2023): MKMI; 296-301
Hubungan Fungsi Kognitif dengan Kejadian Hipertensi di Rumah Sakit Meuraxa
Kesuma, Dwi Indra; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Aceh|Universitas Abulyatama
Khatab, Khatab; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Aceh|Universitas Abulyatama
Mursyida, Mursyida; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Aceh|Universitas Abulyatama
2023-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56465
stroke; hipertensi; fungsi kognitif; tekanan darah
id
Latar belakang: Perubahan tekanan darah berkaitan dengan keadaan fungsi kognitif. Tekanan darah yang tinggi dapat meningkatkan terjadinya gangguan vaskularisasi pada otak, yang tentunya akan berpengaruh terhadap sistem kerja otak yang menjadi pusat kognitif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahuai ada tidaknya hubungan hipertensi dan fungsi kognitif di Rumah Sakit Meuraxa.Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Pengambilan data dilakukan di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Meuraxa Banda Aceh. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Meuraxa Banda Aceh. Variabel independent yang digunakan adalah fungsi kognitif sedangkan variabel dependent pada penelitian ini adalah hipertensi. Teknik analisis data yang digunakan ialah analisis univariat dan analisa bivariat. Pengukuran akan di lakukan dengan menggunakan uji chi-square melalui bantuan program SPSS.Hasil: Pasien lebih banyak berjenis kelamin perempuan sebesar 66% dan berusia lebih dari 60 tahun (60%). Fungsi kognitif normal cenderung memiliki tingkat hipertensi yang tidak begitu tinggi dengan persentase pasien hipertensi stadium 1 dan 2 berjumlah 81,5% dibandingkan dengan pasien dengan gangguan fungsi kognitif yang mencapai 93,5%. Hasil uji hipotesis didapatkan p-value (0,00) < (0,011) sehingga disimpulkan bahwa hipotesa awal (H0) ditolak yang berarti terdapat hubungan antara fungsi kognitif terhadap kejadian hipertensi di poliklinik penyakit dalam Rumah Sakit Meuraxa Banda Aceh.Simpulan: Berdasarkan uji hubungan diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan hipertensi dengan fungsi kognitif di poliklinik penyakit dalam Rumah Sakit Meuraxa Banda Aceh.Kata kunci: stroke; hipertensi; fungsi kognitif; tekanan darah Title: Relationship between Cognitive Function and Hypertension Incidence at Meuraxa HospitalBackground: Cognitive function is associated with variations in blood pressure. High blood pressure can increase the incidence of vascular disorders in the brain, which affects the brain's work system, which is the cognitive center. At Meuraxa Hospital, the purpose of this investigation was to determine if there was a correlation between hypertension and cognitive function.Method: This type of research is an analytic observational study with a cross-sectional design. Data collection was carried out at the Internal Medicine Polyclinic, Meuraxa General Hospital, Banda Aceh. The sample in this study were all hypertensive patients at the Internal Medicine Polyclinic at Meuraxa Hospital in Banda Aceh. The independent variable used is cognitive function, while the dependent variable in this study is hypertension. The data analysis techniques used are univariate analysis and bivariate analysis. Measurements will be made using the chi-square test with the help of the SPSS program.Result: The majority of patients were over 60 years old and are female (60%). The percentage of patients with stage 1 and 2 hypertension is lower among those with normal cognitive function, at 81.5%, compared to those with impaired cognitive function, where the percentage reaches 93.5%. The hypothesis test yielded a p-value of (0.00) (0.011), indicating that the null hypothesis (H0) was rejected, indicating that cognitive function and the incidence of hypertension in the internal medicine polyclinic at Meuraxa Hospital Banda Aceh are associated.Conclusion: Based on the relationship test, it was concluded that there was a significant relationship between hypertension and cognitive function at the internal medicine polyclinic at Meuraxa Hospital in Banda Aceh.Keywords: stroke; hypertension; cognitive function; blood pressure
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/5396
2019-04-05T18:32:34Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/5396
2019-04-05T18:32:34Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 11, No 2 (2012): MKMI; 198-204
Faktor Risiko Kejadian Tuberkulosis Paru di Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri
Setia Kurniasari, Ryana Ayu
suhartono, suhartono
Cahyo, Kusyogo
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/5396
en
Tuberkulosis paru merupakan suatu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis. Ada berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya tuberkulosis. Di Kabupaten Wonogiri, penderita tuberkulosis paru terbanyak selama 3 tahun terakhir berasal dari Kecamatan Baturetno sebanyak 79 kasus pada tahun 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian tuberkulosis paru di Kecamatan Baturetno. Jenis penelitian ini adalah studi observasional analitik dengan menggunakan metode case control research. Sampel penelitian ini sebanyak 68, terdiri dari 34 kasus dan 34 kontrol. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi square untuk mengetahui deskripsi dan hubungan faktor risiko dengan kejadian tuberkulosis paru. Hasil analisis bivariat yang terbukti berhubungan dengan kejadian tuberkulosis paru adalah; pencahayaan ruangan (p = 0,025) dan luas ventilasi (p = 0,005). Dari keseluruhan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian tuberkulosis paru adalah pencahayaan ruangan dan luas ventilasi. Kata kunci : faktor risiko, tuberkulosis paru
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/34930
2022-02-18T04:27:27Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/34930
2022-02-18T04:27:27Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 1 (2021): MKMI; 70-74
Literature Review : Faktor Risiko Penyebab Obesitas
Saraswati, Siwi Kurnia; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Rahmaningrum, Faikha Dhista; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Pahsya, M Naufal Zidane; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Paramitha, Nadhila; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Wulansari, Arum; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Ristantya, Alfandira Rossa; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Sinabutar, Beatrix Magdalena; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Pakpahan, Vina Estetika; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nandini, Nurhasmadiar; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-02-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/34930
Obesitas; lingkungan; pelayanan kesehatan; genetik; perilaku
id
ABSTRAKLatar belakang: Obesitas merupakan suatu masalah gizi yang belakangan tumbuh dengan pesat baik di kalangan ekonomi menengah ke atas maupun menengah ke bawah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat faktor penyebab obesitas berdasar teori H.L. Blum.Metode: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Literature review. Teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan berbagai teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang dihadapi atau diteliti sebagai bahan rujukan dalam pembahasan hasil penelitian. Dalam penelitian ini penulis memilih artikel penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional atau case control.Hasil: Hasil penelitian dari tinjauan artikel diketahui faktor penyebab obesitas berdasarkan teori H.L. Blum. Faktor yang mempengaruhi kejadian obesitas terdiri dari faktor lingkungan yaitu aktivitas fisik hanya sebagai trend dan pilihan makanan yang beragam, faktor pelayanan kesehatan yaitu pengaruh penyuluhan, faktor genetik yaitu usia, jenis kelamin, parental fatness, mutase gen, dan faktor perilaku yaitu pola makan dan kurangnya aktivitas fisik.Simpulan: Kejadian obesitas dipengaruhi oleh banyak faktor di antaranya faktor lingkungan, pelayanan kesehatan, genetik, dan perilaku.Kata kunci: Obesitas, lingkungan, pelayanan kesehatan, genetik, perilaku ABSTRACT Title: Literature Review: Risk Factors for Causes of ObesityBackground: Obesity is a nutritional problem that has recently grown rapidly both in the middle to upper and lower middle class economies. The purpose of the research is to looked at the causes of obesity based on H.L. Blum Theory.Method: The research design used in this study is to use the Literature review method. This technique is carried out with the aim of expressing various theories that are relevant to the problem being faced or being researched as reference material in the discussion of research results. In this study, the authors chose a quantitative research article with a cross sectional design or case control design.Result: The result of the research from the article review found that the causes of obesity based on the theory of H.L. Blum. Factors that cause the incidence of obesity consist of environmental factors, namely physical activity only as a trend and various food choices, health service factors, namely the influence of counseling, genetic factors namely age, gender, parental fatness, gene mutation, and behavioral factors, namely diet and lack of health. physical activity.Conclusion: Obesity is caused by many factors including environmental factors, health services, genetics, and behavior.Keywords: Obesity, environment, health care, genetics, behavior
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/59230
2024-01-05T00:03:34Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/59230
2024-01-05T00:03:34Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 6 (2023): MKMI; 394-398
Pengaruh Pendampingan Gizi terhadap Berat Badan Ibu Hamil di Wilayah Pesisir Kota Kendari
Fatmawati, Fatmawati; Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari, Kendari|Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
Petrus, Petrus; Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari, Kendari|Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
Kristianto, Jusuf; Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari, Kendari|Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
Abadi, Ellyani; Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Kesehatan, Kendari|Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Kesehatan
Muhim, Habib Ihsan; Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Kesehatan, Kendari|Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Kesehatan
2023-12-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/59230
pendampingan; gizi; berat; badan; hamil
id
Latar belakang: Ibu hamil merupakan golongan yang rentan mengalami masalah gizi, sehingga pendampingan gizi ibu hamil penting dilakukan sebagai bentuk monitoring terhadap berat badan (BB) selama kehamilan. Pendampingan yang dilakukan berupa pemberian konseling intensif dan monitoring BB secara rutin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendampingan gizi terhadap berat badan ibu hamil di wilayah pesisir Kota Kendari.Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain one group pre test post test. Pengambilan data dilakukan di wilayah pesisir Kota Kendari khususnya di wilayah kerja Puskesmas Poasia, Abeli, Nambo dan Mata. Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil Trimester III di wilayah Pesisir Kota Kendari sebanyak 35 orang sampel kontrol dan 35 kelompok intervensi. Variabel independent adalah pendampingan gizi, sedangkan variabel dependent adalah berat badan. Pendampingan gizi dilakukan dengan memberikan konseling intensif, pemberian PMT dan monitoring serta evaluasi berat badan. Teknik analisis data menggunakan analisis univariat dan analisa bivariat menggunakan uji Mann Whitney.Hasil: Rata-rata berat badan kelompok intervensi sebelum pendampingan 50,95 kg, dan setelah pendampingan gizi adalah 57,86 kg. Kemudian pada kelompok kontrol ditemukan rata-rata BB 62,67 kg dan setelah pendampingan diperoleh rata-rata BB 71,09 kg. Hasil uji hipotesis didapatkan p-value (0,000)).Simpulan: Ada pengaruh pendampingan gizi terhadap Berat Badan ibu hamil yang berarti bahwa pendampingan gizi dapat meningkatkan ukuran berat badan ibu hamil di wilayah pesisir Kota Kendari, dengan peningkatan sebesar 6,9 kg pada kelompok intervensi dan 8,42 kg pada kelompok kontrol.Kata kunci: pendampingan; gizi; berat; badan; hamil Title: The Influence of Nutritional Assisting on The Weight of Pregnant Women in The Coastal Area of Kendari CityBackground: Pregnant women are a group that is vulnerable to experiencing nutritional problems, so nutritional support for pregnant women is important as a form of monitoring body weight during pregnancy. The assistance provided is in the form of providing intensive counseling and routine weight monitoring. The aim of this research is to determine the effect of nutritional assistance on the weight of pregnant women in the coastal area of Kendari City.Method: This type of research is experimental research with a one group pre-test post-test design. Data collection was carried out in the coastal areas of Kendari City, especially in the working areas of the Poasia, Abeli, Nambo and Mata Health Centers from July to September. The samples in this study were all pregnant women in the third trimester in the coastal area of Kendari City, consisting of 35 control samples and 35 intervention groups. The independent variable is nutritional assistance, while the dependent variable is body weight. Nutrition assistance is carried out by providing intensive counseling, providing PMT and monitoring and evaluating body weight. Data analysis techniques use univariate analysis and bivariate analysis using the Mann Whitney test.Results: The average body weight of the intervention group before assistance was 50.95 kg, and after nutritional assistance was 57.86 cm. Then in the control group the average weight was found to be 62.67 kg and after assistance the average weight was 71.09 kg. The results of the hypothesis test obtained p-value (0.000) < (0.005). Conclusion: There is an influence of nutritional assistance on the weight of pregnant women, which means that nutritional assistance can increase the weight of pregnant women in the coastal area of Kendari City, with an increase of 6.9 kg in the intervention group and 8.42 kg in the control group.Keywords: mentoring; nutrition; heavy; body; pregnant
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/55263
2023-08-02T16:16:06Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55263
2023-08-02T16:16:06Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 3 (2023): MKMI; 153-163
Literature Review: Analisis Pelaksanaan Program Pencegahan Stunting di Puskesmas
Utari, Fadilla; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara|Universitas Sumatera Utara
Siregar, Hairi Salsabila; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara|Universitas Sumatera Utara
Barkah, Nailan Nida; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara|Universitas Sumatera Utara
Purba, Tri Beby Nisa Vonica; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara|Universitas Sumatera Utara
Aini, Fadilah; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara|Universitas Sumatera Utara
Rusmalawaty, Rusmalawaty; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara|Universitas Sumatera Utara
2023-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55263
puskesmas; stunting; pencegahan
id
Latar belakang: Salah satu isu gizi terbesar di Indonesia ialah pertumbuhan terhambat. Implementasi Puskesmas memegang peran yang penting dalam program mengatasi kasus stunting dan karenanya pentingnya program pencegahan stunting di Indonesia. Penelitian ini bertujuan megnalisis pelaksanaan program pencegahan stunting di puskesmas.Metode: Penelitian menggunakan studi literatur dengan cara mengumpulkan dan menelaah penelitian terdahulu, terutama mencari informasi program pencegahan stunting dan data gizi buruk stunting dari berbagai referensi jurnal nasional.Hasil: Upaya pencegahan terhadap stunting telah diberlakukan di Indonesia, seperti pemberian ASI Eksklusif, Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI), penimbangan dan pengukuran bayi, pemeriksaan ibu hamil, pemberian tablet tambah darah (TTD), dan pemberian makanan tambahan (PMT) pada ibu hamil yang menderita penyakit khusus. Agar program pencegahan stunting berhasil, pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat harus berkolaborasi.Simpulan: Indonesia memiliki banyak program yang diperuntukkan bagi mengatasi kasus stunting, seperti Strategi Nasional Percepatan Gizi Buruk 2018-2024, 1000 Hari Pertama Kehidupan dan Pendekatan Multisektoral Terpadu.Kata kunci: puskesmas; stunting; pencegahan Title: A Literature Review: Analysis of Preventation Program Implementation Stunting in PuskesmasBackground: One of the biggest nutritional issues in Indonesia is stunted growth. The implementation of Puskesmas plays an important role in programs to overcome stunting cases and hence the importance of stunting prevention programs in Indonesia. This study aims to analyze the implementation of the stunting prevention program at the puskesmas.Method: The research methodology uses literature studies by collecting and reviewing previous research, especially seeking information on stunting prevention programs and stunting malnutrition data from various national journal references.Result: Efforts to prevent stunting have been implemented in Indonesia, such as exclusive breastfeeding, provision of complementary feeding (MPASI), weighing and measuring babies, examining pregnant women, administering blood-boosting tablets (TTD), and providing supplementary food (PMT) to pregnant women who suffer from a special disease. For the stunting prevention program to be successful, the government, health workers and the community must collaborate.Conclusion: Indonesia has many programs devoted to addressing stunting cases, such as the 2018-2024 National Strategy for the Acceleration of Malnutrition, the First 1000 Days of Life and the Integrated Multisectoral Approach.Keywords: puskesmas, stunting, prevention
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/38233
2022-02-18T15:38:57Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/38233
2022-02-18T15:38:57Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 3 (2021): MKMI; 173-179
Analisis Hubungan Manajemen Stres dengan Tingkat Tekanan Darah pada Remaja SMP Kelas 8 se-Surabaya
Ankhofiya, Deanida; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya|Universitas Airlangga
Kholifah, Siti Nur; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya|Universitas Airlangga
Martiana, Tri; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya|Universitas Airlangga
2021-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/38233
Manajemen stres; tekanan darah; remaja
id
Latar belakang: Masa remaja merupakan salah satu tahapan perkembangan individu. Remaja rentan mengalami stres. Bersumber dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dari tahun 2013 hingga 2018, diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah gangguan kesehatan mental pada usia 15-24 tahun yaitu dari 6% menjadi 10%. Salah satu efek stres pada seseorang adalah peningkatan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah yang signifikan bisa berbahaya bagi kesehatan, oleh karena itu seseorang perlu mengendalikan stres yang dihadapinya. Salah satu cara untuk mengelola dan mengendalikan stres adalah melalui manajemen stres yang baik. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara manajemen stres dengan tekanan darah pada remaja.Metode: Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif observasional analitik dengan metode cross sectional. Waktu pengumpulan data dilakukan pada bulan April 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP di Surabaya dengan pemilihan sampel menggunakan metode maximum likelihood, sehingga sampel berjumlah 210 responden. Analisis data meliputi analisis univariat dan bivariat yang dilakukan dengan SPSS 25.0.Hasil: Terdapat 210 responden dalam penelitian ini. Mayoritas responden adalah siswa perempuan (n: 136 [64,8%]), dan berusia 13 tahun (n: 96 [45,7%]). Dilihat dari etnisitas responden, mayoritas responden adalah orang Jawa (n: 192 responden [91,4%]). Mayoritas siswa kelas 8 di Surabaya memiliki tekanan darah yang normal (n: 198 [94,2%]). Manajemen stres siswa kelas 8 di Surabaya dapat dikategorikan pada tingkat cukup (n = 159 [75,7%]). Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara manajemen stres dan tekanan darah pada siswa kelas VIII di Surabaya (p = 0,002).Simpulan: Hasil uji statistik korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara manajemen stres dengan tekanan darah.Kata kunci: Manajemen stres, tekanan darah, remaja ABSTRACT Title: Relationship Between Stress Management And Blood Pressure Among Eight Grade Students In SurabayaBackground: Adolescence is one of the stages of individual development. These changes make adolescents vulnerable to stress. Based on data from Basic Health Research (Riskesdas) from 2013, it is known that there has been an increase in the number of mental health disorders at the age of 15-24 years, from 6% to 10%. One of the effects of stress on a person is an increase in blood pressure. A significant increase in blood pressure can be harmful to health; therefore a person needs to control the stress he faces. One of the ways to manage and control stress is through good stress management. Therefore, researchers are interested in knowing the relationship between stress management and blood pressure in adolescents.Method: This research is included in analytic observational quantitative research with cross sectional method. The time to collect the data was carried out in April 2019. The population in this study were 8th grade junior high school students in Surabaya with the sample selection using the maximum likelihood method so that the sample amounted to 210 respondents. Data analysis were including univariate and bivariate analysis conducted with SPSS 25.0.Result: There were 210 respondents in this study. The majority of respondents are female students (n: 136 [64.8%]), and 13 years old (n: 96 [45.7%]). In terms of the respondents’ ethnicity, the majority of respondents are Javanese (n: 192 respondents [91.4%]). Majority of 8th grades students in Surabaya are normotensives (n: 198 [94.2%]). Stress management of 8th grade students in Surabaya can be categorized at the sufficient level (n = 159 [75.7%]). The analysis showed a significant relationship between stress management and blood pressure among eight grade students in Surabaya (p = 0,002).Conclusion: The results of the Spearman correlation statistical test show that there is a significant relationship between stress management and blood pressure.Keywords: Management stress, blood pressure, adolescent
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/23143
2022-08-04T03:17:53Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23143
2022-08-04T03:17:53Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 18, No 2 (2019): MKMI; 28-34
Hubungan Kadar Timbal (Pb) dengan Kadar Malondialdehid (MDA) dalam Darah pada Ibu Hamil di Wilayah Pantai Kabupaten Brebes
Ismanto, Hari; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2019-05-15 12:51:42
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23143
timbal; malondialdehyde; ibu hamil; Kabupaten Brebes
id
ABSTRAKLatar Belakang : Kematian ibu di Jawa Tengah tertinggi ditemukan di Kabupaten Brebes dengan jumlah kasus sebesar 54 kasus pada 2016 dan 52 kasus pada 2015. Paparan timbal dimungkinkan menjadi penyebabnya. Penelitian ini dilakukan di 4 wilayah pesisir Kecamatan di Brebes. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan hubungan antara kadar timbal (Pb) dengan kadar malondialdehyde (MDA) dalam darah ibu hamil.Metode : Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain Cross Sectional. Sampel adalah ibu hamil yang berjumlah 85 orang. Data dianalisis secara deskriptif dengan analisis univariat, data mengenai kadar Pb dan MDA dianalisis dengan uji hubungan Rank-Spearman.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata usia ibu hamil adalah 30,15 tahun dengan rentang usia terbesar adalah 20-35 tahun. Rerata usia kehamilan adalah 27,62 minggu atau dominan berada pada trimester 2 dan 3 kehamilan (43,5% dan 54,1%). Ibu hamil dalam penelitian ini adalah orang yang berisiko tinggi terpapar tembakau dan pestisida (28,2% dan 78,8%). Rerata kadar timbal dalam darah ibu hamil sebesar 42.67 μg / dl dan MDA sebesar 377.3 ng/ml. Hasil uji hubungan antara kadar timbal dan kadar MDA dalam darah ibu hamil menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan (p>0,05).Simpulan : Kadar timbal dalam darah di wilayah ini dapat dikaji lebih dalam. Ibu hamil disarankan untuk mencegah terkena paparan timbal dengan menghindari asap rokok, pestisida, tidak mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi timbal, dan meminimalkan paparan asap kendaraan.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/37422
2022-02-22T14:05:33Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/37422
2022-02-22T14:05:33Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 4 (2021): MKMI; 212-218
Apakah Pelaksanaan Program Jogo Tonggo di Desa Kauman Kabupaten Pekalongan Efektif ?
Sholichat, Baqiatus; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Suryoputro, Antono; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nandini, Nurhasmadiar; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-08-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/37422
COVID-19; Jogo Tonggo; Pemberdayaan Masyarakat
id
Latar belakang: Sehubungan dengan meningkatnya wabah COVID-19 dan penularannya di Desa Kauman, Kabupaten Pekalongan dengan 22 kasus positif COVID-19 per 28 Januari 2021, perlu adanya upaya percepatan penanganan COVID-19 secara sistematis, terstruktur dan menyeluruh melalui pembentukan “Satgas Jogo Tonggo”. Desa Kauman merupakan salah satu desa di Kabupaten Pekalongan yang menerapkan Jogo Tonggo. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis implementasi Program Jogo Tonggo dengan melihat aspek organisasi, interpretasi, dan aplikasi.Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan teknik analisis konten. Kegiatan analisis ini meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan data. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap informan yang dipilih berdasarkan purposive sampling. Subjek penelitian yaitu Ketua Satgas Jogo Tonggo RW 02, RW 05, RW 07, satgas kesehatan, satgas ekonomi, satgas sosial dan keamanan serta satgas hiburan. Sedangkan informan triangulasi yaitu Kepala Desa Kauman, sekretaris desa, fungsional sanitarian, dan Warga Desa Kauman.Hasil: Pelaksanaan Program Jogo Tonggo di Desa Kauman baru mencakup dua bidang, yaitu bidang kesehatan dan ekonomi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi Program Jogo Tonggo belum berjalan optimal dipengaruhi beberapa faktor yaitu keterlibatan masyarakat yang masih rendah, ketidaksesuaian komunikasi dan koordinasi di tingkat desa dikarenakan Ketua RW belum menerima lampiran susunan Satgas Jogo Tonggo, koordinasi Satgas Jogo Tonggo tidak dilaksanakan secara berjenjang, belum terdapat anggaran khusus untuk kegiatan operasional pelaksanaan program tingkat RW, serta sarana prasarana belum didistribusikan kepada tiap RW dan masih menumpuk di balai desa.Simpulan: Pelaksanaan Program Jogo Tonggo di Desa Kauman belum berjalan optimal dipengaruhi oleh ketidaksesuaian komunikasi dan koordinasi di tingkat desa, belum tersedianya anggaran khusus untuk pelaksanaan Program Jogo Tonggo, serta keterlibatan masyarakat dalam proses pembentukan Satgas Jogo Tonggo masih minim, sehingga masyarakat tidak mengetahui tugas, wewenang dan tanggung jawab dari Program Jogo Tonggo.Kata kunci: COVID-19; Jogo Tonggo; Pemberdayaan Masyarakat ABSTRACTTitle: Is The Jogo Tonggo Program Implementation in Kauman Village, Pekalongan Regency Effective?Background: Due to the increase and transmission of COVID-19 outbreak in Kauman Village, Pekalongan Regency with 22 positive cases of COVID-19 in January 28th 2021, it is necessary to have efforts to accelerate the handling of COVID-19 in a systematic, structured and comprehensive manner through the formation of the "Satgas Jogo Tonggo". Kauman Village is one of the villages in Pekalongan Regency which implements Jogo Tonggo. The purpose of this study is to analyze the implementation of The Jogo Tonggo Program by looking at aspects of the organization, interpretation, and application.Methods: This study was a qualitative descriptive study with a content analysis technique approach. This analysis activity included data collection, data reduction, data presentation, and drawing data conclusions. Data were collected by in-depth interviews with selected informants based on purposive sampling. The research subjects were The Head of Satgas Jogo Tonggo RW 02, RW 05, RW 07, the health satgas, the economic satgas, the social and security satgas and the entertainment satgas. The triangulation informants were The Head of Kauman Village, the village secretary, the sanitarian functional and the kauman village residents.Result: The implementation of The Jogo Tonggo Program in Kauman Village covers only two sectors, such as the health and economic sectors. The results of this study indicated that the implementation of The Jogo Tonggo Program has not been optimal due to several factors, such as low community involvement, inadequacy of communication and coordination at the village level because The Head of the Rukun Warga (RW) has not received a attachment of The Satgas Jogo Tonggo, The Satgas Jogo Tonggo’s coordination was not implemented in stages, there is no specific budgets for operational activities of program implementation at the RW level, and infrastructure have not been distributed to each RW because still piled up in the village hall.Conclusion: The implementation of The Jogo Tonggo Program in Kauman Village has not been running optimally due to the mismatch of communication and coordination at the village level, the unavailability of a specific budget for the implementation of The Jogo Tonggo Program, and community involvement in the process of establishing The Satgas Jogo Tonggo was still minimal, so that the community does not know the duties, authorities and the responsibility of The Jogo Tonggo program. Keywords: COVID-19; Jogo Tonggo; Community Empowerment
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/24333
2022-08-04T04:24:11Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24333
2022-08-04T04:24:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 18, No 4 (2019): MKMI; 127-134
Pemanfaatan Prolanis di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Wilayah Kota Depok
Syafa'at, Arga Wildan; Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta|Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Pulungan, Rafiah Maharani; Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta|Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Permatasari, Putri; Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta|Universitas Pembangunan Nasional Veteran
2019-12-23 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24333
prolanis; pemanfaatan; fasilitas kesehatan tingkat pertama
id
Latar belakang: Prolanis merupakan salah satu inovasi BPJS Kesehatan dalam menanggulangi masalah penyakit kronis baik dari segi ekonomi maupun kesehatan. Meskipun begitu, sering kali peserta tidak memanfaatkan Prolanis secara rutin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Prolanis di FKTP wilayah Kota Depok dan melihat faktor dominan yang berpengaruh terhadap pemanfaatan prolanis.Metode: Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional dengan jumlah sampel penelitian berjumlah 105 orang yang terdiri dari peserta Prolanis di 4 FKTP yang menunjukkan kunjungan aman (di atas 50%) dan tidak aman (dibawah 50%). Penelitian ini menggunakan Quota Sampling dalam memenuhi sampelnya. Variabel yang digunakan adalah umur, jenis kelamin, status pendidikan, status pernikahan, status penghasilan, dukungan sosial, aksesbilitas, pengetahuan Prolanis, persepsi penyakit dan lama sakit. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang telah di uji validitas dan reabilitas. Analisis data yang akan dilakukan adalah analisis univariat, analisis bivariate menggunakan Chi Square dan analisis multivariat menggunakan Regresi Logistik BergandaHasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada 74 peserta yang memanfaatkan Prolanis di FKTP Wilayah Kota Depok tahun 2019. Variabel yang berpengaruh terhadap Pemanfaatan prolanis adalah status pernikahan (p-value =0,015), dukungan social(p-value=0,000) dan aksesbilitas(p-value=0,016) Faktor dominan yang mempengaruhi pemanfaatan Prolanis adalah dukungan sosial dengan (p-value = 0,000).Simpulan: Faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Prolanis di FKTP adalah status pernikahan, dukungan social dan aksesbilitas
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/40888
2022-02-20T08:36:58Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/40888
2022-02-20T08:36:58Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 6 (2021): MKMI; 401-408
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Suami terhadap KB di Masa Pandemi
Imawan, Titania Sekar; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Musthofa, Syamsulhuda Budi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusumawati, Aditya; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-12-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/40888
Keluarga Berencana; Dukungan Suami; Pandemi COVID-19
id
Latar belakang: Kepesertaan KB di masa pandemi diprediksi akan semakin menurun seperti yang terjadi di Kabupaten Banyumas sepanjang tahum 2020, jumlah peserta KB mengalami penurunan sebesar 4,1%. Dukungan suami merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap KB, sehingga perlu ditingkatkan untuk mencegah kehamilan tidak terencana dan mempertahankan penggunaan KB di masa pandemi.Metode: Menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi 121 orang dengan jumlah sampel 101 responden dipilih menggunakan teknik simple random sampling. Menggunakan uji Univariat dan Bivariat chi square.Hasil: Sebanyak 70,3% responden telah mendukung KB di masa pandemi dengan variabel yang berhubungan yaitu pengetahuan (p=0,000), aksesibilitas informasi KB (p=0,000), pendidikan (p=0,009), usia anak (p=0,018), dukungan keluarga (p=0,033), tingkat ekonomi (p=0,047). Dukungan suami yang baik mayoritas terdapat pada responden dengan pengetahuan dan akses informasi yang baik.Simpulan: Agar dukungan suami yang diberikan lebih optimal maka diperlukan edukasi dan promosi KB kepada suami khususnya terkait manfaat penggunaan KB serta resiko kehamilan dan melahirkan di masa pandemi.Kata kunci: Keluarga Berencana; Dukungan Suami; Pandemi COVID-19ABSTRACT Title: Factors Affecting Husband’s Support towards Family Planning during Pandemic SituationBackground: During the pandemic, family planning involvement was expected to decline, as it did in Banyumas Regency in 2020 when family planning participation fell by 58.77%. One of the elements that influenced family planning was husband support, which should be increasing to prevent unintended pregnancies and preserve family planning use during the pandemic.Method: Used a quantitative method with a cross-sectional approach. The population of 121 people with a sample of 101 respondents was selected using a simple random sampling technique. Used univariate and bivariate chi-square tests.Results: There was 70.3% of respondents have supported family planning during the pandemic with related variables, namely knowledge (p = 0.000), accessibility of family planning information (p = 0.000), education (p = 0.009), child age (p = 0.018), family support (p=0.033), economic level (p=0.047), family planning participation (p=0.05). The majority of good husband support was founding in respondents with good knowledge and access to information.Conclusion: It is crucial to educate and promote family planning to men, particularly regarding the benefits of using family planning and the risks of pregnancy and childbirth during a pandemic, to have the best possible support from them.Keywords: Family Planning; Husband’s Support; COVID-19 Pandemic
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/25016
2022-08-08T06:01:07Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25016
2022-08-08T06:01:07Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 1 (2020): MKMI; 57-61
Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktik Penggunaan Lensa Kontak Dalam Pencegahan Komplikasi Gangguan Kesehatan Mata Pada Mahasiswa Universitas Diponegoro
Re, Sarasyita Nada; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Udijono, Ari; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Wuryanto, Arie; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Setyawan, Henry; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-02-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25016
Lensa kontak; Praktik; Universitas Diponegoro
id
Latar belakang: Lensa kontak merupakan alternatif pengganti kacamata untuk mengkoreksi gangguan refraksi mata. Di zaman modern, lensa kontak menjadi tren tersendiri, dan penggunanya terus meningkat. Penting untuk memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan lensa kontak, karena selain memiliki berbagai macam kelebihan, lensa kontak juga memiliki dampak negatif bagi penggunanya. Tujuan: penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik penggunaan lensa kontak dalam pencegahan komplikasi gangguan kesehatan mata pada mahasiswa Universitas Diponegoro.Metode: Metode yang digunakan yaitu kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini yaitu mahasiswa Universitas Diponegoro dan sampel sebanyak 60 orang responden sebagai kelompok pengguna lensa kontak dan 60 orang responden sebagai kelompok bukan pengguna lensa kontak dengan teknik sampling consecutive sampling. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji statistik chi square (taraf kemaknaan 0,05).Hasil: Faktor yang berhubungan dengan praktik penggunaan lensa kontak pada mahasiswa Universitas Diponegoro, yaitu jenis kelamin (p=0,0001), lensa kontak untuk koreksi kelainan refraksi (p= 0,0001), lensa kontak untuk kosmetik (p= 0,0001), orang yang mempengaruhi untuk menggunakan lensa kontak (p= 0,008), penggunaan lensa kontak karena tren (p= 0,0001), tempat pembelian lensa kontak (p= 0,0001), penggunaan lensa kontak karena penjualannya bebas (p= 0,0001), persepsi manfaat lensa kontaksebagai pengganti kacamata (p= 0,003), persepsi manfaat lensa kontak dapat meningkatkan citra diri (p= 0,042).Simpulan: Jenis kelamin, lensa kontak untuk koreksi gangguan refraksi, lensa kontak untuk kosmetik, orang yang mempengaruhi untuk menggunakan lensa kontak, penggunaan lensa kontak karena tren, tempat pembelian lensa kontak, penggunaan lensa kontak karena penjualannya bebas, persepsi manfaat lensa kontaksebagai pengganti kacamata, persepsi manfaat lensa kontak dapat meningkatkan citra diri. Kata kunci: Lensa kontak, Praktik, Universitas Diponegoro Title: Factors Related to the Practice of Using Contact Lenses in the Prevention of Complications of Eye Health Disorders in Diponegoro University Students Background: Contact lenses are an alternative besides glasses to correct eye refraction disorders. In modern era, contact lenses are becoming a trend, and the users are increase continuously. It is important to understand the factors associated with the use of contact lenses, because in addition to having various kinds of advantages, contact lenses also have a negative impact on users. Objective: this study is to analyze the factors associated with the practice of contact lens use in prevention of eye health disorders complications at Diponegoro University students. Method: The study design is quantitative with cross sectional approach. The population in this study were Diponegoro University students and a sample of 60 respondents as a contact lens’s user group and 60 respondents as a not contact lens’s user group with consecutive sampling technique. Data analysis was done by univariate and bivariate with chi square test (significance level of 0.05). Results: Factors related to the practice of contact lens use in Diponegoro University students, gender (p = 0,0001), contact lenses for correction of refraction disorders (p = 0,0001), contact lenses for cosmetics (p = 0,0001 ), people who influence to use contact lenses (p= 0,008), contact lens use due to trends (p = 0,0001), where to buy contact lenses (p = 0,0001), contact lens use because free sales (p = 0,0001), the benefits perception of contact lenses as a substitute for glasses (p = 0.003), the benefits perception of contact lenses can improve self-image (p = 0.042).Conclusion: Gender, contact lenses for correction of refraction disorders, contact lenses for cosmetics, people who influence to use contact lenses, use of contact lenses due to trends, places to buy contact lenses, use of contact lenses because of free sales, benefits perception of contact lenses as a substitute for glasses, the benefits perception of contact lenses can improve self-image. Keywords: Contact lenses, Practice, Diponegoro University
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/43138
2022-09-30T02:56:35Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43138
2022-09-30T02:56:35Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 3 (2022): MKMI; 162-168
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Praktik Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara pada Santriwati Pondok Pesantren di Kecamatan Mijen Kota Semarang Tahun 2021
Maulidia, Hanum Rahma; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Prabamurti, Priyadi Nugraha; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Indraswari, Ratih; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43138
Pondok Pesantren; Health Belief Model; SADARI
id
Latar belakang: Kanker payudara masih menjadi salah satu masalah utama kesehatan wanita di Indonesia, sehingga upaya deteksi dini perlu dilakukan salah satunya dengan SADARI. SADARI merupakan deteksi dini kanker payudara mandiri yang dianjurkan untuk dilakukan remaja putri secara rutin sejak umur 12 tahun. Sebagai salah satu representatif remaja putri Indonesia, santriwati dipilih menjadi objek penelitian untuk mengetahui hubungan bagaimana karakteristik santriwati (umur, riwayat kanker payudara dalam keluarga, pengetahuan), persepsi kerentanan serta keseriusan terhadap kanker payudara dan SADARI dapat mempengaruhi santriwati untuk menerapkan praktik SADARI. Adanya kecenderungan dalam mengkonsumsi makanan yang kurang sehat juga meningkatkan risiko terhadap kanker payudara. Penelitian ini berfokus pada santriwati Kecamatan Mijen.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel adalah santriwati pondok sesuai kriteria inklusi sebanyak 166 orang. Pengumpulan data menggunakan angket kuesioner. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi-square signifikansi 5%Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 50,6% responden memiliki praktik SADARI kategori baik. Responden yang memiliki riwayat kanker payudara dalam keluarga (p=0,048), pengetahuan SADARI baik (p= 0,0001), memiliki persepsi kerentanan (p=0,020), serta persepsi keseriusan (p=0,001) terhadap kanker payudara, lebih baik dalam melakukan praktik SADARI.Simpulan: Praktik SADARI santriwati sebagian besar sudah berkategori baik. Hal tersebut didukung dengan memiliki pengetahuan, persepsi kerentanan, dan persepsi keseriusan yang baik dan adanya riwayat kanker payudara dalam keluarga. Diharapkan pihak pondok pesantren dapat membentuk poskestren dan memberikan fasilitas pendukung seperti pemasangan cermin di kamar mandi.Kata kunci: Pondok Pesantren; Health Belief Model; SADARIABSTRACTTitle: Related Factor to Breast Self-Examination (BSE) Practice for Early Detection of Breast Cancer in Islamic Boarding School Female Students in Mijen District, Semarang City 2021Background: Breast cancer still becomes one of the main problems in women's health in Indonesia. Therefore, it is necessary to take early-detection, one of the ways is by BSE practice. BSE practice is a self-early breast cancer detection. This practice was recommended to be regularly carried out since the age of 12 for young women. As one of the representatives of Indonesian young women, female students in Boarding School were chosen to be the object of this study to determine the relationship between the characteristics of female students (age, family history of breast cancer, knowledge), perceived susceptibility, and perceived severity of BSE and breast cancer can affect their behaviour in implementing BSE practices. The tendency to consume unhealthy foods also increases the possible risk of breast not cancer. This research focuses on female students at Mijen Islamic Boarding School because this sub-district was reported for having the highest rate of breast cancer cases in Semarang city.Method: This research is a descriptive-analytical study with a cross-sectional approach. The study population was 166 boarding school students according to the inclusion criteria. The instrument used was a questionnaire—data analysis using univariate and bivariate analysis with Chi-square test (5% significance).Result: The results showed that 50.6% of respondents had good BSE practice. Respondents who had a family history of breast cancer (p = 0.048), had good BSE knowledge (p = 0.0001), had perceived susceptibility (p = 0.020 ), and perceived severity (p = 0.001), towards breast cancer, were better at performing BSE practice.Conclusion: Most BSE practices for female students at the Mijen Islamic boarding school have done BSE well. This is supported by having a suitable category in knowledge, perceived susceptibility, perceived severity, and having a history of breast cancer in the family. Therefore, the Islamic boarding school will form a poskestren and provide supporting facilities such as installing mirrors in the bathroom.Keywords: Boarding School; Health Belief Model; Breast Self-Examination
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/40623
2022-04-08T16:49:21Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/40623
2022-04-08T16:49:21Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 1 (2022): MKMI; 53-62
Hubungan Durasi Tidur, Kualitas Tidur, Faktor Stress, dan Night Eating Syndrome dengan Preferensi Makanan pada Mahasiswa Universitas Diponegoro
Anindiba, Inas Fatin; Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Widiastuti, Nurmasari; Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Purwanti, Rachma; Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Dieny, Fillah Fitra; Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-04-08 16:47:06
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/40623
durasi tidur; kualitas tidur; NES; preferensi makanan
id
Latar Belakang: Mahasiswa merupakan kelompok usia dewasa awal yang memiliki aktivitas padat. Aktifitas yang padat dapat mempengaruhi waktu dan kualitas tidur, tingkat stress, kebiasaan makan di malam hari, dan preferensi makanan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan durasi tidur, kualitas tidur, faktor stress, Night Eating Syndrome (NES), dan preferensi makan mahasiswa.Metode: Penelitian di Kota Semarang ini menggunakan desain cross-sectional dengan jumlah subjek sebanyak 105 orang mahasiswa Universitas Diponegoro. Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling. Data yang diambil adalah data durasi tidur, kualitas tidur, faktor stress, Night Eating Syndrome, dan preferensi makan. Instrumen yang digunakan meliputi Night Eating Diagnostic Syndrome, Food Preference for Adolescents and Adults, Pittsburg Sleep Quality Index dan Depression, dan Anxiety and Stress Scale 42 (DASS 42). Analisis data meliputi analisis univariat (distribusi frekuensi), bivariat (uji korelasi), dan multivariat (multiple logistic regression).Hasil: Sebagian besar subjek penelitian memiliki preferensi terhadap makanan tinggi energi, karbohidrat, lemak, dan natrium (81,9%; 77,1%; 69,5%; 86,7%). Sebagian besar subjek penelitian tidak memiliki preferensi terhadap makanan tinggi protein dan serat (68,6% dan 74,3%). Preferensi terhadap makanan tinggi karbohidrat diprediksi oleh IMT (p=0,004;OR=4,400), preferensi makanan tinggi lemak diprediksi oleh durasi tidur (p=0,045;OR=0,276) dan NES (p=0,009;OR=3,478), preferensi terhadap makanan tinggi serat diprediksi oleh durasi tidur (p=0,001;OR=0,090) dan kualitas tidur (p=0,004;OR=9,463), sedangkan preferensi tinggi natrium diprediksi oleh jenis kelamin (p=0,016; OR=8,613) dan NES (p=0,041; OR=0,201). Faktor stres tidak berhubungan dengan preferensi makanan tinggi energi, karbohidrat, lemak, protein, serat, dan natrium.Simpulan: Durasi tidur dan kualitas tidur berhubungan dengan preferensi makan mahasiswa, tetapi faktor stres tidak berhubungan dengan preferensi makan mahasiswa. Jenis kelamin, IMT, dan NES juga merupakan faktor yang berhubungan dengan preferensi makan mahasiswa.Kata Kunci: durasi tidur; kualitas tidur; NES; preferensi makanan ABSTRACT Title: Correlation between Sleep Duration, Sleep Quality, Stress Factor, and Night Eating Syndrome, With Food Preferences of Universitas Diponegoro College StudentsBackground: Students are an early adult age group that has a dense activity. Dense activity can affect on sleep time and quality, stress levels, night eating behavior, and food preferences. This study aims to analyze the relationship between sleep duration, sleep quality, stress factors, Night Eating Syndrome (NES), and student eating preferences.Methods: This study was located in Semarang City. This study used a cross-sectional design with a total of 105 students from Diponegoro University as a subject. The sample was selected by purposive sampling technique. The data collected were sleep duration, sleep quality, stress factors, Night Eating Syndrome, and eating preferences. The instruments used include the Night Eating Diagnostic Syndrome, Food Preference for Adolescents and Adults, the Pittsburgh Sleep Quality Index and Depression, and the Anxiety and Stress Scale 42 (DASS 42). Data analysis includes univariate (frequency distribution), bivariate (correlation test), and multivariate (multiple logistic regression) analysis.Results: Most of them prefer foods high in energy, carbohydrates, fat, and sodium (81.9%; 77.1%; 69.5%; 86.7%). Most of the research subjects did not prefer foods high in protein and fiber (68.6% and 74.3%). Preference for high-carbohydrate food predicted by BMI (p=0.004; OR=4,400), preference for high-fat food predicted by sleep duration (p=0.045;OR=0.276) and NES (p=0.009;OR=3.478), preference for food high fiber predicted by sleep duration (p=0.001;OR=0.090) and sleep quality (p=0.004;OR=9.463), while high sodium preference predicted by gender (p=0.016; OR=8.613) and NES (p= 0.041; OR = 0.201). Stress factors were not correlated with food preferences high in energy, carbohydrates, fat, protein, fiber, and sodium.Conclusion: Sleep duration and sleep quality are related to students eating preferences, but stress factors were not related to students' eating preferences. Gender, BMI, and NES are also related to students eating preferences.Keywords: sleep duration; sleep quality; NES; food preferences
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/23987
2022-08-10T02:15:19Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23987
2022-08-10T02:15:19Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 2 (2020): MKMI; 158-164
Studi Prevalensi Kejadian Keracunan Pestisida Pada Petani Penyemprot Bawang Merah Desa Karang Tengah Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk
Fitriana, Fitriana; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Suhartono, Suhartono; Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Darundiati, Yusniar Hanani; Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23987
paparan pestisida; kadar kholinesterase; Nganjuk
id
Latar belakang: Desa Karang Tengah, Bagor, Nganjuk merupakan salah satu penghasil bawang merah yang menggunakan pestisida masih tinggi terutama pestisida anorganik. Hasil studi pendahuluan, 65% petani tidak menggunakan peralatan pelindung penuh saat menyemprot dan rata-rata petani melakukan penyemprotan 3-4x dalam seminggu padahal frekuensi penyemprotan yang dianjurkan maximal 2x seminggu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi keracunan pestisida petani penyemprotan bawang merah di Desa Karang Tengah Kecamatan Bagor kabupaten Nganjuk.Metode: Populasi penelitian ini adalah petani penyemprot bawang merah Desa Karang Tengah. Sampel penelitian dengan teknik purposive sampling berjumlah 35 responden.Hasil: Hasil pemeriksaan kadar cholinesterase menunjukkan 20% responden tidak normal. Hasil penelitian dari tiga variabel independen, frekuensi penyemprotan, kelengkapan alat pelindung diri , anemia tidak ada hubungan bermakna dengan kadar cholinesterase yang lebih rendah dalam darah petani, tetapi berdasarkan nilai signifikansi dan RP (Prevalence Ratio ) tingkat pengetahuan (α=0,012,PR = 11,5; 95% CI = 1,7 - 77,2), dan lama paparan (α=0,033,PR = 7,5; 95% CI = 1.2–47,7), jumlah jenis pestisida (α=0,021,PR = 9,2; 95% CI = 1,4-59,6), dosis pestisida (α=0,033, PR = 8,0; 95% CI = 1,3 - 50,0), waktu terakhir menyemprot (α=0,001, korelasi koefisien 0,546(kuat)) terdapat hubungan dengan rendahnya tingkat cholinesterase.Simpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat pengetahuan, lama paparan, jumlah jenis pestisida, dosis pestisida, waktu terakhir menyemprot berhubungan terhadap kejadian keracunan pestisida dengan penurunan kadar cholinesterase darah petani di Desa Karang Tengah, kecamatan Bagor, kabupaten Nganjuk.Kata kunci: paparan pestisida, kadar kholinesterase, Nganjuk ABSTRACT Title: Prevalence Study of Pesticide Poisoning in Onion Spraying Farmers Karang Tengah Village Bagor District Nganjuk RegencyBackground: Karang Tengah village, Bagor, Nganjuk is one of the producers of onions which uses high pesticides, especially inorganic pesticides. The results of the preliminary study showed that 65% of farmers did not use full protective equipment while spraying and the average farmer sprayed 3-4 times a week even though the recommended frequency of spraying was 2x a week. The purpose of this study was to determine the prevalence of pesticide poisoning by farmers spraying onions in Karang Tengah Village, Bagor Subdistrict, Nganjuk District.Method: The population of the study was farmers spraying onions in Karang Tengah village. Samples of this study with purposive sampling were 35 respondents . Result: The results of examination of cholinesterase levels showed that 20% of respondents were lower. And the result of three independent variables, frequency of spraying, completeness of personal protective equipment used, anemia had no significant association with lower cholinesterase levels in the blood of farmers, but based on the value of significance value and RP (Prevalence Ratio) level of knowledge (α=0,012, PR = 11.5; 95% CI = 1.7 - 77.2), and length of exposure (α=0,033, PR = 7.5; 95% CI = 1.2–47.7), number of types of pesticides (α=0,021, PR = 9.2; 95% CI = 1.4- 59.6), pesticide dosage (α=0,033 PR = 8.0; 95% CI = 1.3 - 50.0), last time spraying α = 0.001, correlation coefficient 0.546 (strong) had significant realtionship for low levels of cholinesterase. Conclusion: The conclusion of this research is the level of knowledge, length of exposure, number of pesticides, the dose of pesticides, last time spraying are related to the incidence of pesticide poisoning with a decrease in blood cholinesterase levels of farmers in Karang Tengah village, Bagor subdistricts, Nganjuk districts. Keywords: pesticides exposure, level of cholinesterase, Nganjuk
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/43144
2022-09-05T08:50:47Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43144
2022-09-05T08:50:47Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 4 (2022): MKMI; 297-301
Literature Review: Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tindakan Tidak Aman pada Pekerja Konstruksi
Larasati, Dzikri Tifa; Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Depok|Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Herbawani, Chahya Kharin; Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Depok|Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
2022-08-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43144
faktor kecelakaan; tindakan tidak aman; pekerja konstruksi
id
Latar belakang: Kecelakaan kerja yang terjadi dipengaruhi oleh 2 (dua) penyebab langsung yaitu unsafe action (tindakan tidak aman) dan unsafe condition (kondisi tidak aman). Lalu, hal tersebut dikuatkan dengan hasil penelitian Heinrich yang menyatakan bahwa terdapat 80% kecelakaan yang terjadi akibat dari tindakan tidak aman atau unsafe action. Gambaran tindakan tidak aman yang dapat berdampak menimbulkan kecelakaan kerja yang biasa dilakukan oleh pekerja.Metode: Penelitian ini menggunakan metode literature review dan menggunakan metode PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-analyses) dalam memperoleh jurnalnya. Jurnal yang didapatkan berasal dari Google Scholar dan ResearchGate, dengan rentang tahun publikasi 13 tahun terakhir, yaitu dari tahun 2008 – 2021.Hasil: Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seorang pekerja melakukan tindakan tidak aman di tempat kerja. Faktor-faktor yang berkaitan dan sering terjadi antara lain pengetahuan terkait keselamatan dan kesehatan kerja (K3), motivasi yang rendah, kurang ketersediaan APD, sikap, pengawasan dari manajemen, usia, tekanan waktu, maupun psikologis atau stress kerja.Simpulan: Terdapat banyak faktor yang dapat memengaruhi tindakan tidak aman pada pekerja. Oleh karena itu, sebaiknya sebuah perusahaan atau proyek perlu memberikan pengetahuan, melakukan pelatihan, dan lebih ketat dalam pengawasan. Kemudian, untuk pekerja juga harus tetap menggunakan APD, dan memperhatikan keselamatan diri dalam bekerja.Kata kunci: faktor kecelakaan; tindakan tidak aman; pekerja konstruksiABSTRACTTitle: Literature Review: Factors Associated with Unsafe Actions on Construction WorkersBackground: Work accidents are caused by 2 (two) direct causes, namely unsafe acts (unsafe actions) and unsafe conditions (unsafe conditions). Then, this is confirmed by the results of Heinrich's research which states that there are 80% of accidents that occur due to unsafe actions or unsafe actions. Description of unsafe actions that can cause work accidents that are usually carried out by workers. Method: This study uses the literature review method and the use of the PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-analyses) method in obtaining the journal. The journals obtained are from Google Scholar and ResearchGate, with a range of publication years of the last 13 years, namely from 2008 to 2021.Result: There are several factors that cause a worker to take unsafe actions at work. Factors that are related and often occur include knowledge related to occupational safety and health (K3), low motivation, lack of availability of PPE, attitudes, supervision from management, age, time pressure, as well as psychological or work stress.Conclusion: There are many factors that can influence unsafe acts on workers. Therefore, it is recommended that a company or project needs to provide knowledge, conduct training, and be more stringent in supervision. Then, workers must also continue to use PPE, and pay attention to personal safety at work.Keywords: accident factor; unsafe act; construction worker
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/25519
2022-09-06T02:24:21Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25519
2022-09-06T02:24:21Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 5 (2020): MKMI; 338-344
Karakteristik Pekerja pada Penggilingan Padi di Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal
Afgrianti, Yuni; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Sulistiyani, Sulistiyani; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Wahyuningsih, Nur Endah; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25519
Worker Characteristics; Lung Function Disorder; Rice Milling
id
Latar belakang: Kecamatan Rowosari merupakan salah satu sentra pertanian di Kabupaten Kendal dengan luas lahan pertanian sawah mencapai 20,30 km2 (62,19%) dari luas lahan yang ada. Mayoritas penduduknya bekerja di sektor pertanian yaitu sebesar 57,33% rumah tangga, termasuk di industri penggilingan padi. Kegiatan penggilingan padi memiliki potensi bahaya paparan debu. Paparan debu tinggi dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan gangguan pernapasan. Karakteristik responden seperti umur, masa kerja, lama paparan, kebiasaan merokok dan kebiasaan olahraga dapat mempengaruhi gangguan fungsi paru.Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan bersifat analitik observasional yang dilakukan pada industri penggilingan padi di Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal. Populasi penelitian sebanyak 95 pekerja penggilingan padi dan sampel sebanyak 57 pekerja laki-laki diambil dengan rumus slovin dan teknik simple random sampling. Analisis statistik deskriptif menggunakan distribusi frekuensi. Variabel penelitian ini yaitu umur, masa kerja, lama paparan, kebiasaan merokok dan kebiasaan olahraga.Hasil: Pekerja berumur ≥40 tahun sebanyak 36 responden (63,2%), masa kerja ≥5 tahun 37 responden (64,9), lama paparan >8 jam 17 responden (29,8%), 33 responden (57,9%) memiliki kebiasaan merokok dan 51 responden (89,5%) tidak rutin berolahraga. Responden yang memiliki gangguan fungsi paru sebanyak 49 responden (86%) dengan 38,6% restriktif, 24,6% obstruktif dan 22,8% mixed.Simpulan: karakteristik pekerja yang terpapar debu penggilingan padi di Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal dapat mempengaruhi gangguan fungsi paru. Kata kunci: Karakteristik pekerja, gangguan fungsi paru, penggilingan padiASBTRACTTitle : Characteristics of Workers in Rice Milling in Rowosari District, Kendal RegencyBackground: Rowosari District is one of the agricultural centers in Kendal Regency with an area of paddy farming land reaching 20.30 km2 (62.19%) of the existing land area. The majority of the population works in the agricultural sector, namely 57.33% of households, including in the rice milling industry. Rice milling activities have the potential danger of dust exposure. Exposure to high dust for long periods of time can cause respiratory distress. Respondent characteristics such as age, years of service, duration of exposure, smoking and exercise habits can affect lung function disorders.Method: This study used a cross sectional and observational analytic design conducted in the rice mill industry in Rowosari District, Kendal Regency. The study population was 95 rice mill workers and a sample of 57 male workers were taken with the Slovin formula and simple random sampling technique. Descriptive statistical analysis using frequency distribution. The variables of this study are age, years of service, duration of exposure, smoking and exercise habits.Results: Workers aged ≥40 years were 36 respondents (63.2%), years of service ≥5 years 37 respondents (64.9), duration of exposure> 8 hours 17 respondents (29.8%), 33 respondents (57.9 %) have smoking habit and 51 respondents (89.5%) do not exercise regularly. Respondents who had lung function disorders were 49 respondents (86%) with 38.6% restrictive, 24.6% obstructive and 22.8% mixed.Conclusion: characteristics of workers exposed to rice milling dust in Rowosari District Kendal Regency can affect lung function disorders. Keywords: Worker Characteristics, Lung Function Disorder, Rice Milling
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/47161
2023-03-06T05:16:51Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/47161
2023-03-06T05:16:51Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 6 (2022): MKMI; 399-404
Persepsi Leadership terhadap Learning Organization di UPTD Puskesmas Tawangrejo
Ramadhan, Dhiva Kumala Putri; Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun, Madiun, Indonesia|Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun
Widiarini, Retno; Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun, Madiun, Indonesia|Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun
2022-12-07 05:23:32
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/47161
persepsi leadership; learning organization; puskesmas
id
Latar belakang: Capaian kerja pegawai di UPTD Puskesmas Tawangrejo cenderung menurun pada tahun 2019 sebesar 2,68%. Berdasarkan data survei pendahuluan gambaran Learning organization terkait program pengembangan diri, rasa saling percaya antar pegawai, hingga kerjasama organisasi diketahui masih terdapat beberapa responden yang merasa kurang puas dan tidak puas. Sedangkan kepuasan pegawai terhadap kepemimpinan kepala puskesmas diketahui 96,7% sudah merasa puas. Pada penjelasan tersebut perlunya pengkajian ulang guna memberikan gambaran pengaruh persepsi leadership terhadap learning organization.Metode: Jenis penelitian ini ialah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Dilakukan pada bulan Maret – April 2022. Populasi penelitian ialah seluruh karyawan Puskesmas Tawangrejo, sedangkan jumlah sampel berdasarkan rumus Slovin dengan d=0,1 sebanyak 42 responden., dan dua variabel penelitian yang kemudian dilakukan analisis menggunakan uji regresi ordinalHasil: Dari 42 responden diketahui 21,4% ialah laki-laki sedangkan 78,6% ialah perempuan. Pada variabel persepsi leadership diketahui 16,66% baik, 64,29% cukup, dan 19,05% kurang, sedangkan pada variabel Learning organization diketahui 14,28% baik, 76,20% cukup, dan 9,52% kurang. Hasil analisis uji regresi ordinal diketahui bahwa nilai sig sebesar 0,439 > 0,1,dan besaran nilai Nagelkerke sebesar 0,051.Simpulan: Tidak adanya pengaruh antara persepsi leadership dengan learning organization di UPTD Puskesmas TawangrejoKata kunci: persepsi leadership; learning organization; puskesmas ABSTRACTTitle: Perceptions of Leadership towards Learning organization at UPTD Puskesmas TawangrejoBackground: Employees' work performance at UPTD Puskesmas Tawangrejo tends to decrease by 2.68% in 2019. Based on preliminary survey data, the description of Learning organization related to self-development programs, mutual trust between employees, and organizational cooperation, it is known that there are still some respondents who feel unsatisfied and dissatisfied. Meanwhile, employees' satisfaction with the leadership of the head of the clinic is known to be 96.7% satisfied. In this explanation, it must need a review to provide an overview of the effect of leadership perception on learning organization.Method: This type of research is quantitative with a cross-sectional approach. This research was conducted during the period March-April 2022. The population of the study was all employees of UPTD Puskesmas Tawangrejo, while the number of samples based on the Slovin formula with d=0.1 was 42 respondents, and two research variables which were then analyzed using ordinal regression test. Result: From the 42 respondents, 21.4% were men while 78.6% were women. In the leadership perception variable it is known to be 16.66% good, 64.29% sufficient, and 19.05% less, while in the Learning organization variable it is known to be 14.28% good, 76.20% sufficient, and 9.52% less. The results of ordinal regression test analysis showed that the sig value was 0.439 > 0.1,and the Nagelkerke value was 0.051.Conclusion: It is known that there is no influence between perceived leadership and organizational learning at UPTD Puskesmas Tawangrejo.Keywords: leadership perception; learning organization; puskesmas
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/53531
2023-07-31T02:50:51Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/53531
2023-07-31T02:50:51Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 2 (2023): MKMI; 94-99
Analisis Determinan Literasi Terkait Vaksinasi COVID-19 pada Ibu di Daerah Pesisir Kota Semarang
Budiyanti, Rani Tiyas; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia|Universitas Diponegoro
Ganggi, Roro Isyawati Permata; Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia|Universitas Diponegoro
Murni, Murni; Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung, Temanggung, Indonesia|Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung
2023-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/53531
literasi kesehatan; vaksinasi COVID-19; daerah pesisir
id
Latar belakang: Program Vaksinasi Coronavirus Disease-19 (COVID-19) telah diimpelementasikan di Indonesia sejak awal tahun 2021. Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya terdapat beberapa tantangan salah satunya penolakan masyarakat akibat hoaks atau misinformasi. Informasi yang update dan relevan menjadi tantangan tersendiri pada daerah pesisir salah satunya di daerah pesisir Kota Semarang. Peran ibu atau perempuan merupakan hal krusial dalam mendukung kesuksesan vaksinasi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan literasi kesehatan terkait vaksinasi COVID-19 pada ibu di daerah pesisir Kota Semarang.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional yang dilakukan pada bulan Maret hingga Juli 2021. Responden penelitian sebanyak 220 orang yang merupakan ibu dengan domisili di daerah pesisir Kota Semarang. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner terkait tingkat literasi terhadap vaksinasi COVID-19, aspek sumber daya, aspek motivasi, dan aspek sosial budaya.Hasil: Sebanyak 58,2% responden pada penelitian ini memiliki tingkat literasi vaksinasi COVID-19 sedang. Tingkat literasi pada ibu di daerah pesisir Kota Semarang tersebut dipengaruhi oleh faktor motivasi, sumber daya, dan sosial budaya (p=<0,05). Sedangkan faktor pendidikan tidak mempengaruhi literasi kesehatan vaksinasi COVID-19 secara signifikan.Simpulan: Perlu adanya dukungan sumber daya dan akses informasi kesehatan terkait vaksinasi COVID-19 yang memadai dari pemerintah, selain itu dukungan tokoh agama, tokoh masyarakat dan peran lintas sektor juga diperlukan dalam penyebarluasan informasi terkait vaksinasi COVID-19.Kata kunci: literasi kesehatan, vaksinasi COVID-19, daerah pesisir Title: Analysis of Literacy Determinants Related to COVID-19 Vaccination in Mothers in the Coastal Areas of Semarang CityBackground: Coronavirus Disease (COVID-19) vaccination program has been implemented in Indonesia since early 2021. Nevertheless, there are many obstacles in the implementation, one of them is the rejection from the community that was caused by hoax and misinformation. The update and relevant information can be a challenge in a coastal area such as Semarang city. The role of women is very crucial to the success of the COVID-19 vaccination program. This research aims to identify the determinant factor related to COVID-19 vaccination literacy in the woman at the coastal area in Semarang City.Method: This research was quantitative research using a cross-sectional approach that was done from March until July 2021. The number of respondents was 220 respondents that including women that placed in the coastal area at Semarang City. Data were collected using a questionnaire related to COVID-19 vaccine literacy, resources, motivation, and social culture aspects.Result: In this research, 58,2% of respondents have enough literacy related to the COVID-19 vaccination. This literacy has been affected by motivation, resources, and social culture aspects (p=<0.05). Whereas, the education level wasn't affected the COVID-19 vaccination literacy significantly.Conclusion: The Government's support related to resources and health information access was needed. Besides that, support from the religion and public figure, also multi-stakeholder were needed to improve information access related to COVID-19 vaccination.Keywords: health literacy, COVID-19 vaccination, coastal area
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/33489
2022-09-06T05:08:53Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/33489
2022-09-06T05:08:53Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 6 (2020): MKMI; 453-459
Peran Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) terhadap Penggunaan Kontrasepsi Modern pada Wanita Kawin Generasi Milenial di Indonesia (Analisis Data SDKI tahun 2002/2003 dan 2017)
Ekawati, Nur; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok|Universitas Indonesia
Herdayati, Milla; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok|Universitas Indonesia
2020-12-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/33489
Komunikasi; informasi dan edukasi (KIE); penggunaan kontrasepsi modern; milenial
id
Latar belakang: Indonesia merupakan negara terbesar keempat di dunia dengan jumlah penduduk 265,7 juta jiwa pada tahun 2015, dimana sekitar 33,8% atau 88 juta jiwa merupakan kelompok generasi milenial. Generasi milenial yaitu generasi yang lahir antara tahun 1980-1995 dan diperkirakan usianya berkisar antara 22-37 tahun. Usia tersebut merupakan usia puncak reproduksi sehingga pada rentang tersebut kemungkinan perempuan melahirkan anak cukup besar. Peran KIE sangat strategis dalam mengkampanyekan program KB dengan pilihan media lebih beragam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran komunikasi, informasi dan edukasi dengan penggunaan kontrasepsi modern pada wanita generasi milenial di Indonesia.Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan menggunakan data sekunder SDKI tahun 2002/2003 dan 2017. Adapun sampel dalam penelitian ini yaitu wanita usia 22-37 tahun berstatus kawin pada SDKI 2002/2003 sebagai kelompok generasi non milenial yang terdiri sebanyak 15.736 sampel dan wanita usia 22-37 tahun berstatus kawin pada SDKI 2017 sebagai kelompok generasi milenial yang terdiri sebanyak 17.321 sampel.Hasil: Temuan studi menunjukkan paparan informasi KB dari petugas kesehatan dan media televisi memiliki pengaruh positif dalam pemakaian kontrasepsi modern pada wanita kawin generasi milenial. Sedangkan, informasi KB melalui petugas lapangan KB dan media televisi berpengaruh positif terhadap pemakaian kontrasepsi pada wanita kawin generasi non milenial.Simpulan: Pesan KB melalui media televisi perlu dioptimalkan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat khusunya generasi milenial untuk mengikuti program keluarga berencana. Memperkuat peran petugas kesehatan dalam melakukan penyuluhan maupun konseling KB untuk mendorong partisipasi masyarakat menggunakan alat kontrasepsi.Kata kunci: Komunikasi; informasi dan edukasi (KIE); penggunaan kontrasepsi modern; milenial ABSTRACT Title: The Role of Communication, Information, and Education (IEC) on the Use of Modern Contraception for Married Women Millennial Generation in Indonesia (Analysis of 2002/2003 and 2017 IDHS Data)Background: Indonesia is the fourth largest country in the world with a population of 265.7 million in 2015, of which around 33.8% or 88 million people belong to the millennial generation. Millennial generation are the generation was born between 1980-1995 and estimated to have ranged in age from 22-37 years. This age is the peak reproductive age, so that in that range, the possibility of women bearing children is quite large. The role of IEC is very strategic in promoting family planning programs with more various media choices. This study aims to determine the relationship between communication, information and education with the use of modern contraceptives among millennial generation women in Indonesia.Methods: This study is an analytical study with a quantitative approach. This study uses secondary data from the 2002/2003 and 2017 IDHS. The samples in this study are married women aged 22-37 years in the 2002/2003 IDHS as a non-millennial generation group and women aged 22-37 years are currently married in the 2017 IDHS. as a group creating millennials. Data collection was carried out by studying the questionnaire contained in the IDHS, then selecting data based on the inclusion criteria in the sample and the variables studied.Results: The study findings show that exposure to family planning information from health workers and television media has a positive effect on modern contraception use among millennials married women. Meanwhile, family planning information through family planning officers and television media has a positive effect on modern contraception use among non-millennials married women.Conclusion: The family planning messages through television media need to be optimized to increase public knowledge and awareness, especially the millennials to participate in family planning programs. Strengthening the role of health workers in providing family planning counseling and counseling to encourage community participation in using contraceptives.Keywords: Information; Education; Communication (IEC); Contraceptive use; Millennials
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/53475
2023-07-20T07:43:18Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/53475
2023-07-20T07:43:18Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 1 (2023): MKMI; 69-75
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Tingkat Kecemasan Saat Menghadapi Premenstrual Syndrome (Studi pada Siswi SMP dan SMA Di Sumatera Utara)
Shaniya, Yustika; Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro|Universitas Diponegoro
Budi Musthofa, Syamsulhuda; Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro|Universitas Diponegoro
Tirto Husodo, Besar; Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro|Universitas Diponegoro
2023-02-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/53475
premenstruasi syndrome; pengetahuan; sikap; kecemasan
id
Latar belakang: Salah satu masalah kesehatan yang dihadapi oleh remaja wanita saat ini adalah Premenstrual Syndrome atau PMS. Premenstrual Syndrome yang terjadi dalam waktu yang cukup lama dapat menyebabkan kecemasan pada remaja. Oleh karenanya, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan tingkat kecemasan remaja wanita saat menghadapi premenstrual syndrome.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif dan desain cross-sectional. Sampel penelitian adalah siswa SMP dan SMA berjumlah 119 orang yang dipilih menggunakan probability sampling. Variabel bebas adalah sikap dan pengetahuan, sedang variabel terikatnya adalah kecemasan menghadapi PMS. Instrumen penelitian adalah kuesioner berbasis online. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 50,4% responden berusia <15 tahun. Sebanyak 30,3% responden mengalami gejala PMS sebelum menstruasi dan sisanya 69,7% responden mengalami gejala PMS saat menstruasi. Berdasarkan analisis bivariat diketahui bahwa pengetahuan berhubungan dengan kecemasan remaja saat menghadapi PMS (nilai p = 0,003), sedang variabel sikap tidak berhubungan (nilai p = 0,303).Simpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai PMS berpengaruh terhadap kecemasan pada saat menghadapi PMS pada remaja wanita.Kata kunci: premenstruasi syndrome, pengetahuan, sikap, kecemasan ABSTRACTTitle: The Relationship between Knowledge and Attitudes Regarding Premenstrual Syndrome Anxiety Level (Study on Middle and High School Students in North Sumatra)Background: Premenstrual syndrome, or PMS, is one of the current health issues faced by young women. Long-lasting premenstrual syndrome can result in anxiety in adolescents. This study was conducted to ascertain the relationship between adolescent females' premenstrual syndrome-related knowledge and attitudes and their anxiety levels.Method: This research is descriptive-analytical, quantitative, and cross-sectional study design. Using probability sampling, 119 junior and senior high school students were selected as the research sample. The independent variables are knowledge and attitude, and the dependent variable is PMS anxiety. The instrument for research is an online questionnaire. The data analysis used was univariate and bivariate analysis with the Chi-Square test.Result: The findings revealed that 50.4% of respondents were at least 15 years old. Thirty-three percent of respondents experienced PMS symptoms prior to menstruation, while the remaining 69.7 percent experienced PMS symptoms during menstruation. Based on the bivariate analysis, it was determined that knowledge was related to PMS-related anxiety in adolescents (p = 0.003), whereas attitude was not (p = 0.303).Conclusion: The results of this study indicate that knowledge about PMS influences anxiety when facing PMS in female adolescents.Keywords: premenstrual syndrome, knowledge, attitudes, anxiety
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/2906
2016-10-14T11:39:36Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/2906
2016-10-14T11:39:36Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 9, No 1 (2010): MKMI; 27-32
Analisis Potensi Bahaya dan Upaya Pengendalian Risiko Bahaya Pada Pekerja Pemecah Batu
Setyaningsih, Yuliani; Staf Pengajar Bagian K3 Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP
Wahyuni, Ida
Jayanti, Siswi
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/2906
en
Risk Assessment is an activity that analyze a risk by determining the likelihood/ probability and severity ofconsequence / Consequences of a risk. This study is aimed to describe and assess the risk level in terms ofworker characteristics, equipment, materials, work processes and working environment of stone breakersworkers and making recommendations on hazard control efforts of workers.This was a descriptive qualitative research by conducting interviews on the workers and make observations onthe environment and work processes, and measuring the work environment. The study population was allworkers in the village of stone breaker Rowosari, Tembalang, Semarang with a sample of 41 people taken bysimple random sampling. Qualitative data analysis with content analysis using the form Hazard Identificationand Risk Assessment (HIRA).Results from this study is the level of risk of accidents at stone-breaking workers of each variable: thecharacteristics of workers with medium category, such as basket work tools, hammers, ganco and chairs with themedium category, with categories of stone material from the medium, such as the work process collecting,splitting, collecting and collating the stone with the medium category, and work environment with the mediumcategory. Workers are expected to wear the working tools such as carts and wearing personal protectiveequipment such as masks and gloves in order to reduce the risk of hazards during work.Keywords: risk assessment , stone breaking employees. Hazard Identification and Risk Assessment (HIRA)http://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/2906
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/34434
2022-02-18T04:16:23Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/34434
2022-02-18T04:16:23Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 1 (2021): MKMI; 41-49
Dukungan Sosial Keluarga pada Pasien TB MDR di Kota Semarang
Wulandari, Rizkiana; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusumawati, Aditya; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Prabamurti, Priyadi Nugraha; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-02-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/34434
multi drug resistant; tuberkulosis; dukungan sosial keluarga
id
ABSTRAK Latar belakang: Tuberkulosis Multi Drug Resistant (TB MDR) adalah masalah terbesar di dunia. Indonesia berada pada urutan ke-8 dari 27 negara dengan jumlah TB MDR terbanyak. Risiko penularan yang tinggi, durasi pengobatan yang lama, jumlah dan dosis obat yang berat, serta efek samping yang lebih buruk menyebabkan rendahnya angka keberhasilan pengobatan TB MDR. Dibutuhkan peran keluarga terdekat pasien untuk dapat memberikan dukungan selama masa pengobatan.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskirptif kualitatif menggunakan metode purposive sampling. Subjek adalah anggota keluarga terdekat pasien TB MDR yang sedang menjalani pengobatan di Puskesmas Kedungmundu. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Wawancara dilakukan melalui daring karena berlangsung pada masa pandemi Covid-19. Validitas dilakukan dengan wawancara pada 4 subjek triangulasi yang merupakan pasien TB MDR itu sendiri. Realibilitas dilakukan dengan auditing data.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek sudah melakukan perilaku pemberian dukungan keluarga pada pasien TB MDR dengan baik. Bentuk dukungan yang diberikan subjek adalah memberi semangat, memberi perhatian, mengingatkan minum obat, memotivasi pasien, mendoakan, menyiapkan makanan, mengantar ke puskesmas, dan mencukupi kebutuhan gizi. Dukungan diberikan oleh keluarga yang memiliki ikatan terdekat yaitu ibu, suami, istri, dan anak. Namun demikian juga harus diberikan oleh anggota keluarga yang tidak tinggal satu rumah. Beberapa faktor yang melatarbelakangi pemberian dukungan adalah persepsi kerentanan, persepsi keseriusan, perspesi manfaat, persepsi hambatan, efikasi diri, dan isyarat bertindak.Simpulan: Perilaku dukungan sosial keluarga berkaitan erat dengan persepsi keseriusan tentang penyakit TB MDR, persepsi manfaat yang dirasakan, dan keyakinan diri subjek memberikan dukungan yang baik kepada penderita TB MDR. Diharapkan pengobatan TB MDR dapat lebih banyak melibatkan keluarga, karena keluarga yang merasa rentan dan percaya jika suatu penyakit dapat menimbulkan keparahan, cenderung melakukan perilaku yang disarankan untuk mengurangi ancaman.Kata kunci: multi drug resistant; tuberkulosis; dukungan sosial keluarga ABSTRACTTitle: Overview of Family Social Support for Multi Drug Resistant Tuberculosis Patients in Semarang City.Background: Multi Drug Resistant (MDR-TB) is the biggest problem in world of TB prevention and eradication. Indonesia ranks 8th out of 27 countries with the most MDR TB. The high risk of transmission, long duration of treatment, the number and dosage of heavy drugs, and worse side effects lead to a lower rate of MDR TB treatment. It takes the role of the patient's immediate family to provide support during the treatment period..Method: This study is a qualitative descriptive study using a purposive sampling method. The subjects were the closest family members of MDR TB patients who were undergoing treatment at the Kedungmundu Health Center. Data collection was carried out by in-depth interviews. Interviews were conducted online because it took place during the Covid-19 pandemic. Validity was carried out by interviewing 4 triangulation subjects who were MDR TB patients themselves. Reability was done by auditing the data.Result: The results showed that the subjects had provided family support to MDR TB patients well. The form of support given by the subject is giving encouragement, giving attention, reminding to take medication, motivating patients, praying, preparing food, taking them to the health center, and fulfilling nutritional needs. Support is provided by families with closest ties such as mother, husband, wife and children. However, it must also be provided by family members who do not live in the same house. Some factors underlying the providing support are perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefit, perceived barriers, self-efficacy, and cues to action.Conclusion: Family social support behavior is related to perceptions of seriousness about MDR TB disease, perceived benefits, and self-confidence of the subject if they are able to provide good support to MDR TB sufferers. It is hoped that MDR TB treatment can involve families more, because families who feel vulnerable and believe that if a disease can cause severity, tend to do the recommended behavior to reduce threats.Keywords: multi drug resistant; tuberculosi; family social support
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/58126
2024-01-05T00:01:37Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/58126
2024-01-05T00:01:37Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 6 (2023): MKMI; 358-363
Pembuatan Kultur In Vitro Stadium Eritrosit Plasmodium Knowlesi A1-H.1
Muh, Fauzi; Department of Epidemiology and Tropical Diseases, Faculty of Public Health, Universitas Diponegoro|Universitas Diponegoro
Han, Eun-Taek; Department of Environmental Biology and Tropical Medicine, College of Medicine, Kangwon National University|Kangwon National University
2023-12-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/58126
malaria; zoonosis; P knowlesi, kultur in-vitro
id
Latar belakang: Plasmodium knowlesi adalah spesies Plasmodium yang terkenal mampu menyebabkan malaria zoonosis pada manusia. Infeksi P knowlesi dapat menyebabkan penyakit yang bersifat parah hingga kematian. Parasit malaria ini dapat menginfeksi darah manusia dan juga kera. Kultur in vitro parasit stadium deritrosit (blood stage) jangka panjang sangat memungkinkan untuk P falciparum dan P knowlesi. P knowlesi saat ini digunakan sebagai model eksperimental untuk penelitian in vivo, ex vivo dan in vitro. Penelitian ini bertujuan untuk mengkultur P knowlesi yang dilakukan secara kontinyu dalam kondisi laboratorium.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan rancangan eksperimental dengan pendekatan observasional. Kami menggunakan strain P knowlesi A1-H.1 (PkA1-H.1) dengan beberapa kondisi laboratorium, seperti optimasi serum dan konsentrasi glokosa yang digunakan. P knowlesi di kultur selama 10 hari dan morfologi parasit dikonfirmasi dengan pewarnaan giemsa 10%.Hasil: Strain PkA1-H.1 mampu mempertahankan kemampuannya untuk menginfeksi 100% sel darah merah manusia dalam kondisi laboratorium. Serum AB manusia dan serum kuda (10%, v/v) merupakan kondisi optimal untuk pertumbuhan PkA1-H.1. Total 2-4 gram dekstrosa anhidrat merupakan glukosa optimal yang dibutuhkan parasit untuk tumbuh. Parasit tumbuh perlahan pada 5 hari pertama setelah proses kultur dilakukan (thawing), namun pertumbuhan bisa meningkat pesat setelah hari ke 6 kultur. Parasit nampak sehat dari hari pertama hingga hari kesepuluh, yang dibuktikan dengan penampakan morfologi ring, tropozoit dan schizont.Simpulan: Hasil ini menunjukkan pentingnya faktor pertumbuhan yang optimal seperti konsentrasi serum dan dekstrosa untuk mendukung pertumbuhan PkA1-H.1. Keberhasilan kultur in vitro bisa membantu penelitian tentang biologi invasi, vaksin dan skrining obat baru.Kata kunci: malaria; zoonosis; P knowlesi, kultur in-vitro Title: Re-setting-up the Continous in-vitro Culture of Plasmodium knowlesi Blood StagesBackground: Plasmodium knowlesi is well-known Plasmodium species causing zoonotic malaria in humans. The infection of P knowlesi cause severe illness to death. This simian malaria parasite infects both macaque and human bloods. Long-term in vitro cultures of blood-stage parasites are feasible for Plasmodium falciparum and P knowlesi. However, P knowlesi is recently used as experimental model for in vivo, ex vivo and in vitro studies. This study aimed to culture continously the P knowlesi in laboratory condition with human red blood cells.Method: This study used an experimental study design with observasional approach. We used P knowlesi A1-H.1 strain (PkA1-H.1) under several laboratory conditions, such as serum and glocuse concentration. The culture was conducted for 10 days. The morphology of parasites was confirmed using 10% Giemsa staining.Result: PkA1-H.1 human-adapted strain was successfully maintained ability to grow under the 100% human red blood cells. Pooled-human AB serum and horse serum (10%, v/v) was optimal condition for PkA1-H.1 to grow. Total 2-4 gram of dextrose anhydrous was optimal glucose required for parasite to grow. The parasites grew slowly in the first 5 days after thawing, but the growth increased rapidly after day 6 of culture. The morphology of parasites was normally observed as seen healthy rings, trophozoites and schizonts.Conclusion: This result showed the importance of optimal growth factors (serum and dextrose) to support the PkA1-H.1 under the laboratory condition. Its successful of continous culture highlighted the use of culture for understanding of the invasion biology, vaccine or drug discoveries.Keywords: malaria; zoonosis; P knowlesi, in vitro culture
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6169
2014-02-06T14:10:20Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/6169
2014-02-06T14:10:20Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 11, No 1 (2012): MKMI; 94-100
Infeksi Nosokomial di RSUD Setjonegoro Kabupaten Wonosobo
Nugraheni, Ratna
tono, Suhar
Winarni, Sri
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/6169
en
Kejadian infeksi nosokomial di RSUD Setjonegoro Kabupaten Wonosobo mengalami peningkatan dari tahun 2010-2011 (0,37% menjadi 1,48% kasus). Tujuan penelitian adalah mengetahui angka kejadian dan prevalensi angka kejadian infeksi nosokomial di RSUD Sejtonegoro Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini bersifat deskripti dengan sampel sebanyak 258 data pasien penderita penyakit infeksi nosokomial dari bulan Juli 2009 hingga tahun 2011. Hasil penelitian menunjukka nprevalensi angka kejadian infeksi nosokomial pada semester II tahun 2009 (2,67), semester I dan II tahun 2010 (3,12 dan 4,36), serta semester I dan II tahun 2011 (9,68 dan 19,71) per 1000 pasien rawat inap. Proporsi kejadian infeksi nosokomial terbanyak menurut ruang adalah di Edelweis (47,36%) tahun 2009, di ruang bougenville (bedah) (65,3%) tahun 2010 dan di ruang Anggrek (19,47%) tahtn 2011. Distribusi menurut waktu rawat inap (bulan) proporsi tertinggi pada bulan Juli 2009 (36,84%), bulan maret dan agustus 2010 (16,32%), bulan navember 20ll (19,47%). Distribusi menurut jenis kelamin proporsi tertinggi ditemukan pada perempuan untuk tahun 2009 dan 2010 (78,94% dan 63,26%), dan laki-laki (51,05%) pada tahun 2011. Kata Kunci: Infeksi nosokomial, tempat rawat inap, waktu rawal inap, jenis kelamin Incidence of Nosocomial Infections in Setjonegoro Hospitals, Wonosobo Regency; Incidence of Nosocomial infections in Setjonegoro Hospitals be increase from 2010-2011 (0.37% become 1.48% of cases). The purpose of this study is knowing the incidence and the prevalention of the incidence of nosocomial infections in Sejtonegoro Hospitals. This research was using descriptive methods with 258 sample. The result showed that the incidence of nosocomial infections on semester II 2009 is 2,67, semester l and II 2010 is 3,12 and 4,36, semester I and II 2011 is 9,68 and 19,71 by 1000 patient hospitalization. The largest proportion of the incidence of nosocomial infections by hospitalizatoin room, is in Edelweis room's on 2009 (47,36%o), on 2010 is in Bougenville room’s (65,3%), on 2011 is in Anggrek room's (19,47%). The distribution by time of hospitalization, the largest proportion was on July 2009 (36,84%), on March and August 2010 (16,32%), on November 2011 (19,47%). Distribution by sex, the largest proportion was found on female on 2009 and 2010 (78,94%) dan 63,26%), and on male on 2011 (51,05%). Keyword Nosocomial infection, Room hospitalization, Time of hospitalization, Sex of patient hospitalization
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/35054
2022-02-18T15:32:22Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/35054
2022-02-18T15:32:22Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 3 (2021): MKMI; 159-162
Pengaruh Faktor Biologis dan Sosial Ekonomi Terhadap Kejadian Gondok di Kismantoro Wonogiri
Dewi, Yulia Lanti Retno; Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Universitas Sebelas Maret, Surakarta|Universitas Sebelas Maret
Wiboworini, Budiyanti; Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Universitas Sebelas Maret, Surakarta|Universitas Sebelas Maret
Widardo, Widardo; Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Universitas Sebelas Maret, Surakarta|Universitas Sebelas Maret
Augusthina, Amelya; Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Universitas Sebelas Maret, Surakarta|Universitas Sebelas Maret
Rahayu, Dwi; Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Universitas Sebelas Maret, Surakarta|Universitas Sebelas Maret
2021-06-19 17:14:03
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/35054
gondok; Kismantoro; Wonogiri; faktor biologis; faktor sosial ekonomi
id
Latar Belakang: Gondok merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Kecamatan Kismantoro kabupaten Wonogiri merupakan salah satu daerah endemik kekurangan iodium dan telah diketahui lebih dari setengah abad yang lalu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor biologis dan sosial ekonomi terhadap kejadian gondok di Kismantoro, Wonogiri.Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan kasus kontrol. Data dikumpulkan dengan kuesioner pada orang yang telah diketahui menderita gondok dan tidak sebagai kontrol. Data yang diambil meliputi faktor biologis dan sosial ekonomi. Jumlah subjek penelitian sebanyak 38 orang .Hasil : Penderita gondok sebanyak 55.3%, umur terbanyak diatas 50 tahun 57.9%, jenis kelamin perempuan sebanyak 86.8%, riwayat gondok dalam keluarga 23.7%, pendidikan rendah 73.7%, pekerjaan sebagai petani 60.5% dan pendapatan rendah 63.2%. Uji Fisher menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0.001).Simpulan: Faktor biologis dan faktor sosial ekonomi mempengaruhi kejadian gondok di Kismantoro.Kata kunci: gondok, Kismantoro, Wonogiri, faktor biologis, faktor sosial ekonomiABSTRACTTitle: The Influence of Biological and Socioeconomic Factors on The Event Of Endemic Goiter In Kismantoro, Wonogiri Background: Endemic goiter is a public health problem in Indonesia. Kismantoro sub-district, Wonogiri at Central Java is one of these endemic area. It has been known for a long time, around five decades. This study was aimed at analyzing the influence of biological and socioeconomic factors on the event of endemic goiter.Method: The study is an observational analytic with case control design.A specially designed questionnaires was used to collect the data. Data on biological socioeconomic factors were taken from 38 subjects.Result: Subjects with goiter 55.3 %, 57.9% of subjects with goiter aged >50 y, and 86.8% are females, 23.7% have history of endemic goiter in their families, working as farmer 60.5%, lower education in 73.7%, and lower incomes in 63.2%. Fisher test showed significant result (p<0.001)Conclusion: Biological and socioeconomic factors aggravate endemic goiter in Kismantoro , Wonogiri. Keywords: goiter, Kismantoro, Wonogiri, biological factor, socioeconomic factor
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/23138
2022-08-04T03:08:24Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23138
2022-08-04T03:08:24Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 18, No 2 (2019): MKMI; 1-6
Dampak Pemberian Biskuit pada Ibu Hamil Berisiko Kekurangan Energi Kronis terhadap Kadar Hemoglobin
Sairuroh, Sairuroh; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2019-05-15 12:51:41
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23138
Pemberian Makanan Tambahan; Biskuit; Kadar Hemoglobin; Ibu hamil; Risiko KEK
id
ABSTRAKLatar belakang: Pada 2016 penyebab Angka Kematian Bayi tertinggi di Kabupaten Tegal adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Salah satu penyebab BBLR adalah kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil. Program pemberian makanan tambahan (PMT) pada ibu hamil merupakan upaya untuk mencegah BBLR. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh PMT pada ibu hamil berisiko KEK terhadap kadar hemoglobin saat akan melahirkan.Metode: Desain penelitian kuasi eksperimen. Subyek penelitian 51 ibu hamil berisiko KEK (Lingkar Lengan Atas <23,5cm) dari keluarga miskin (perlakuan) yang mendapat PMT dan 51 ibu hamil berisiko KEK non keluarga miskin sebagai kontrol. PMT berupa 5 keping biskuit/hari dari Kemenkes RI yang diberikan selama 90 hari. Pengumpulan data dengan wawancara terstruktur dan pengukuran kadar Hemoglobin yang dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan. Analisis data menggunakan General Linear Model.Hasil: Peningkatan kadar hemoglobin kelompok perlakuan (1,29 ±0,76 g/dl) lebih tinggi (p=0,032) daripada kelompok kontrol (0,97±0,75 g/dl). Tingkat kecukupan energi (TKE) kelompok kontrol (67,6±10,7%) lebih tinggi (p=0,003) dari TKE kelompok perlakuan (60,4±13,3%), Tingkat kecukupan protein (TKP) kelompok perlakuan (96,4±30,4%) lebih tinggi (p=0,015) dari pada kelompok kontrol (83,6±20,97%). Setelah dikontrol TKE, PMT biskuit meningkatkan kadar hemoglobin ibu (p=0,005).Simpulan: PMT biskuit pada ibu hamil berisiko KEK meningkatkan kadar Hemoglobin pada saat akan melahirkan.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/22911
2022-08-04T03:59:59Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22911
2022-08-04T03:59:59Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 18, No 3 (2019): MKMI; 26-30
Analisis Inisiasi Pembentukan Badan Pengawas Rumah Sakit Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Devita, Dea; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Arso, Septo Pawelas; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nandini, Nurhasmadiar; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2019-07-04 22:21:31
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22911
Inisiasi; Pembentukan; Badan Pengawas Rumah Sakit Provinsi
DIPONEGORO UNIVERSITY , MAJORING IN ADMINISTRATION AND HEALTH POLICY
id
Latar belakang: Peran pemerintah sangat diperlukan untuk peningkatan kualitas rumah sakit, seperti dibentuknya Badan Pengawas Rumah Sakit baik di tingkat pusat maupun provinsi. Salah satu BPRSP yang terlihat sudah mampu melaksanakan fungsinya adalah BPRSP DIY sehingga perlu adanya analisis insiasi pembentukan BPRSP untuk nantinya dapat menjadi gambaran bagi provinsi lain yang akan membentuk BPRSP. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis inisiasi pembentukan Badan Pengawas Rumah Sakit Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (BPRSP DIY).Metode: Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dan menggunakan teknik purposive sampling dalam menentukan informan utama dan trangulasi. Informan utama dalam penelitian ini adalah anggota Badan Pengawas Rumah Sakit Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sedangkan informan triangulasi meliputi Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogayakarta.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa BPRSP DIY pertama kali di inisiasi oleh DINKES PROV DIY karena tuntutan kebutuhan penyelesaian konflik DIY dan munculnya peraturan Peraturan Pemerintah nomor 49 tahun 2013 tentang BPRS. Pembentukan BPRSP DIY dilakukan pada tahun 2015 dengan pedoman SK Kepala DINKES PROV DIY yang saat ini pedomannya berubah menjadi SK Gubernur DIY, namun hingga saat ini Peraturan Gubernur DIY terkait BPRSP DIY belum diterbitkan. Pada awal pembentukannya, BPRSP DIY juga melakukan pembuatan instrumen yang sesuai dengan kebutuhan rumah sakit di DIY dan melakukan sosialisasi dengan survey terpadu dengan DINKES PROV DIY ke seluruh rumah sakit di DIY.Simpulan dan Saran: Kesimpulan dari penelitian ini adalah Proses inisiasi dilakukan dengan sangat cepat karena dukungan dari berbagai pihak serta komitmen dari personel BPRSP yang sangat kuat. Saran dari penelitian ini ialah bagi BPRSP DIY diharapkan senantiasa dapat mempertahankan dan meningkatkan komitmen dalam pelaksanaan fungsi pembinaan dan pengawasan rumah sakit serta mampu memperluas jejaring yang telah dibentuk, bagi DINKESPROV DIY diharapkan dapat mengawal pembentukan Peraturan Gubernur terkait BPRSP DIY dan bagi Pemerintah Daerah Yogyakarta diharapkan dapat segera menerbitkan Peraturan Gubernur DIY terkait BPRSP DIY.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/39213
2022-02-20T08:50:39Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39213
2022-02-20T08:50:39Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 5 (2021): MKMI; 308-316
Evaluasi Aspek Pengelolaan Sampah Pasar Tradisional Kedunggalar Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi Jawa Timur
Marlina, Nanda Ika Vera; Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Joko, Tri; Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Setiani, Onny; Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39213
Pengelolaan; Sampah; Pasar; Evaluasi
id
Latar belakang: Pasar Tradisional Kedunggalar dikategorikan sebagai pasar tipe A. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pengelolaan sampah masih belum sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 03/PRT/M/2013 diantaranya tidak adanya proses pemilahan sampah dan pengolahan sampah serta banyak dijumpai sampah yang berserakan di lingkungan pasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan pengelolaan sampah di Pasar Tradisional Kedunggalar.Metode: Penelitian ini merupakan observasional bersifat deskriptif. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian ini adalah pegawai Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar, Pengelola Pasar, Petugas kebersihan pasar, dan Pedagang Pasar. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling . Objek penelitian ini adalah karakteristik sampah dan aspek pengelolaan sampah.Hasil: Berdasarkan hasil penelitian, sumber penghasil sampah adalah los, kios, dasaran, kamar mandi, kantor pengelola pasar, gudang, halaman, parkiran, dan mushola dengan jenis sampah berupa sampah organik, anorganik dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Jumlah sampah rata-rata yang dihasilkan mencapai 64,576 kg/hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan sampah dilakukan dari operasional kelembagaan, hukum, keuangan, dan peran serta masyarakat. Penerapan pengelolaan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pembuangan akhir sampah yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.Simpulan: Hasil penilaian pelaksanaan aspek pengelolaan sampah mendapatkan presentase 72,60% untuk kategori sesuai dan 27,39% untuk kategori belum sesuai. Presentase kesesuaian tidak sesuai dan belum memenuhi syarat berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 03/PRT/M/2013, yang merupakan minimal 80%.Kata kunci: Pengelolaan; Sampah; Pasar; Evaluasi ABSTRACT Title: Evaluation Of Aspect Of Waste Management In Kedunggalar Traditional Market, Kedunggalar District, Ngawi Regency, East JavaBackground: The Kedunggalar Traditional Market is categorized as a type A market. The results of the observations show that waste management is still not in accordance with the Regulation of the Minister of Public Works of the Republic of Indonesia Number 03/PRT/M/2013 including the absence of waste sorting and waste processing and there is a lot of garbage scattered around the environment. market. This study aims to evaluate the implementation of waste management in Kedunggalar Traditional Market.Method: This research is descriptive observational. The method used is quantitative and qualitative with a cross sectional approach. The subjects of this study were employees of the Department of Trade and Market Management, Market Managers, Market Cleaning Officers, and Market Traders. Sampling using purposive sampling technique. The object of this research is the characteristics of waste and aspects of waste management.Result: Based on the results of the research, the sources of waste generation are booths, kiosks, foundations, bathrooms, market management offices, warehouses, yards, parking lots, and prayer rooms with types of waste in the form of organic, inorganic and B3 (Hazardous and Toxic Materials) waste. The average amount of waste produced reaches 64.576 kg/day. The results showed that waste management was carried out from institutional operations, law, finance, and community participation. The implementation of waste management includes sorting, collecting, transporting, processing, and final disposal of waste that is not in accordance with applicable regulations.Conclusion: The results of the assessment of the implementation of the waste management aspect obtained a percentage of 72.60% for the appropriate category and 27.39% for the unsuitable category. The percentage of conformity does not match and does not meet the requirements based on the Regulation of the Minister of Public Works of the Republic of Indonesia Number 03/PRT/M/2013, which is a minimum of 80%.Keywords: Management; Waste; Market; Evaluation
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/22705
2022-08-05T03:09:57Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22705
2022-08-05T03:09:57Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 1 (2020): MKMI; 26-30
Pelaksanaan Patient Safety Aspek Tujuh Langkah berdasarkan Peran Komite Medik di Rumah Sakit Islam Nahlahatul Ulama Demak
Sihotang, Sulianti Rosianna; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Hartini, MC. Inge; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Jati, Sutopo Patria; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-02-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22705
Komite Medik; Patient Safety
id
Latar belakang: Tugas Komite Medik adalah melakukan monitoring dan evaluasi mutu pelayanan medis melalui pembentukan sub komite-sub komite. Peran Komite Medik terhadap pelaksanaan patient safety di RSI. NU Demak belum terlaksana dengan baik. Keberadaan Komite Medik belum mempunyai peran yang berpengaruh terhadap pelaksanaan patient safety. Dari uraian di atas maka perlu dilakukan analisis peran Komite Medik dalam pelaksanaan patient safety aspek tujuh langkah menuju keselamatan pasien di Rumah Sakit Islam Nahdlatul Ulama Demak.Metode: Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam dan observasi. Informan utama pada penelitian ini adalah sekretaris Komite Medik, dokter spesialis bedah serta dokter umum, dan Informan triangulasi yaitu direktur, ketua Komite Medik, dan Komite Mutu Keselamatan dan Kinerja. Analisis data dilakukan dengan metode content analysis. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan Komite Medik di RSI. NU Demak masih belum berperan secara aktif karena implementor belum memahami sepenuhnya tentang manajemen pelakasanaan tujuh langkah menuju keselamatan pasien. Aspek komunikasi terkait sosialisasi sudah baik sedangkan aspek komunikasi dalam tim pelaksanan masih kurang. Jumlah sumber daya manusia dan sarana prasarana masih kurang. Aspek disposisi menunjukkan bahwa sikap petugas masih kurang dan masih ada yang belum memiliki komitmen tinggi. Aspek birokrasi masih kurang. Standar Prosedur Operasional khusus untuk melaksanakan tujuh langkah menuju keselamatan pasien belum ada, hanya ada di tiap-tiap bagian yang dianggap menjadi dasar.Simpulan: Komite Medik di RSI. NU Demak ini masih belum berperan secara aktif. Pada implementasi pelaksanaan manajemen tujuh langkah menuju keselamatan pasien di RSI. NU Demak pelaksanaannya sama dengan pelaksanaan patient safetyKata kunci: Komite Medik, Patient Safety. Rumah SakitABSTRACT Title: Implementation of the Seven-Step Patient Safety Aspect based on the Role of the Medical Committee at the Nahlahatul Ulama Islamic Hospital DemakBackground: The role of the Medical Committee on the implementation of patient safety in RSI. NU Demak had not done well. The existence of the Medical Committee had no role to influence the implementation of patient safety. It was necessary to analyze the role of the Medical Committee in the implementation of patient safety aspects of seven steps towards patient safety at Nahdlatul Ulama Demak Islamic Hospital.Method: This was a qualitative study with cross sectional design. Data were collected using in-depth interview and observation techniques. The main informants in this study were the secretary of the Medical Committee, surgeon and general practitioner, and the triangulation informant were the director, the chairman of the Medical Committee, and the Safety and Performance Quality Committee. Content analysis method used for data analysisResult: The results showed that the Medical Committee at RSI. NU Demak still had not played an active role because the implementor had not fully understood the management of seven steps toward patient safety implementation. Aspects of communication related to socialization was good while the communication aspects in the implementation team was lacked. The number of human resources and infrastructure was still lacking. The disposition aspect shows that officers' attitudes were still lacking and there were still those who did not yet have good commitment. Bureaucratic aspects were lacking. Standard Operating Procedures specific to implement the seven steps to patient safety had not existed, only in each section that was considered to be the basis.Conclusion: Medical Committee at RSI. NU Demak has not yet played an active role. In the implementation of the management of the seven steps towards patient safety in RSI. NU Demak has the same implementation as the implementation of patient safetyKeywords: Medical Committee, Patient Safety, Hospital
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/41997
2022-09-05T08:51:31Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/41997
2022-09-05T08:51:31Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 2 (2022): MKMI; 133-141
Hubungan antara Perilaku, Lingkungan, Genetik dan Pelayanan Kesehatan dengan Stunting pada Balita Usia 2-5 Tahun : Telaah Pustaka
Rohmah, Isni Ulpatul; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nugraheni, Sri Achadi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Rahfiludin, Muhammad Zen; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/41997
Stunting; Perilaku; Sanitasi; Genetik; Imunisasi
id
Latar belakang: Stunting menjadi salah satu permasalahan malnutrisi yang belum bisa diatasi oleh Pemerintah Indonesia dan diakibatkan oleh faktor langsung (ASI, MP-ASI, genetik, imunisasi) serta tidak langsung (sanitasi). Tujuan dari penelitian ini adalah menelaah hubungan antara ASI, MP-ASI, sanitasi, genetik dan imunisasi dengan stunting pada balita usia 2-5 tahun.Metode: Metode yang digunakan peneliti adalah metode Literature Review atau telaah pustaka. Variabel yang diteliti adalah ASI Eksklusif, MP-ASI, sanitasi rumah, tinggi badan orang tua, dan imunisasi. Desain penelitian ini adalah systematic review dengan artikel yang akan di telaah adalah desain cross sectional dan case control, dengan terbitan tahun antara 2011-2021.Hasil: Didapatkan 34 artikel penelitian yang terpilih sesuai kriteria inklusi. Dari 11 artikel penelitian yang membahas ASI eksklusif dengan stunting, didapatkan 9 artikel yang menunjukan hubungan signifikan. Dari 5 artikel penelitian yang membahas MP-ASI dengan stunting menunjukan semua artikel memiliki hasil yang signifikan. Dari 5 artikel penelitian yang membahas sanitasi rumah dengan stunting, didapatkan 4 artikel yang menunjukan hubungan signifikan. Dari 11 artikel penelitian yang membahas tinggi badan orang tua dengan stunting, didapatkan 4 artikel yang menunjukan hubungan signifikan. Dari 6 artikel penelitian yang membahas imunisasi dengan stunting, didapatkan 3 artikel yang menunjukan hubungan signifikan.Simpulan: ASI eksklusif, sanitasi rumah, tinggi badan orang tua, dan status imunisasi tidak konsisten berhubungan dengan stunting pada balita usia 2-5 tahun. Namun, MP-ASI secara konsisten berhubungan dengan stunting pada balita usia 2-5 tahun. Kata kunci: Stunting; Perilaku; Sanitasi; Genetik; ImunisasiABSTRACTTitle: Relationship between Behavior, Environment, Genetics, and Health Services with Stunting in Chidren Age 2-5 Years : Literature ReviewBackground: Stunting is one of the problems of malnutrition that cannot be overcome by the Indonesian Government and is caused by direct factors (breast milk, complementary feeding, genetics, immunization) and indirect factors (sanitation). The purpose of this study was to examine the relationship between breastfeeding, complementary feeding, sanitation, genetics and immunization with stunting in children aged 2-5 years.Method: The method used by the researcher is the Literature Review method. The variables studied were exclusive breastfeeding, complementary feeding, home sanitation, parents' height, and immunization. The research design of the article that will be studied is a cross sectional and case control design, with publications between 2011-2021.Result: There were 34 research articles that were selected according to the inclusion criteria. Of the 11 research articles discussing exclusive breastfeeding with stunting, 9 articles showed a significant relationship. Of the 5 research articles that discuss complementary feeding with stunting, all articles have significant results. Of the 5 research articles discussing home sanitation with stunting, 4 articles showed a significant relationship. Of the 11 research articles discussing the height of parents with stunting, 4 articles showed a significant relationship. Of the 6 research articles discussing immunization with stunting, 3 articles showed a significant relationship.Conclusion: Exclusive breastfeeding, home sanitation, parental height, and immunization status are not consistently associated with stunting in toddlers aged 2-5 years. However, complementary feeding is consistently associated with stunting in children aged 2-5 years. Keywords: Stunting; Behavior; Sanitation; Genetics; Immunization
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/40157
2022-04-08T16:49:21Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/40157
2022-04-08T16:49:21Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 1 (2022): MKMI; 63-68
Kajian Pengaruh Faktor Pekerjaan dan Faktor Pekerja Terhadap Kelelahan Kerja pada Perawat Rumah Sakit di Indonesia
Ambri, Santi; Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang|Universitas Andalas
Ihsan, Taufiq; Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang|Universitas Andalas
Lestari, Resti Ayu; Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang|Universitas Andalas
2022-04-08 16:47:07
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/40157
Kelelahan kerja; rumah sakit; perawat; Indonesia; literatur
id
ABSTRAKLatar belakang: Kelelahan kerja adalah suatu kondisi melemahnya kegiatan, motivasi, dan kelelahan fisik untuk melakukan kerja. Kecelakaan kerja 50% berasal dari kontribusi kelelahan kerja. Salah satunya terjadi pada perawat rumah sakit di Indonesia. Kelelahan dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor pekerjaan (shift kerja, beban kerja dan stres kerja), faktor pekerja (usia dan masa kerja) dan faktor lingkungan kerja (debu, cahaya, bising dan suhu). Pada kajian ini faktor yang akan dibahas yaitu faktor pekerjaan dan faktor pekerja. Kedua faktor tersebut memberikan dampak terhadap kemampuan fisik dalam melakukan pekerjaan sehingga berdampak terhadap kelelahan kerja. Kajian literatur ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya kelelahan kerja pada perawat rumah sakit di Indonesia.Metode: Metodologi kajian yang digunakan dalam kajian ini adalah literature review atau kajian literatur, yakni kajian yang dilakukan melalui pengumpulan data yang bertujuan dengan obyek kajian atau pengumpulan data yang bersifat kepustakaan, kemudian membandingkan hasil dari masing-masing data kajian yang didapatkan. Selanjutnya Analisis tingkat kelelahan kerja yang paling berpengaruh dan signifikan dari semua data jurnal yang mewakili menggunakan uji analisis One Way Anova.Hasil: Berdasarkan penelitian yang telah dikaji, faktor utama yang berpengaruh terhadap terjadinya kelelahan kerja tinggi yang disebabkan oleh faktor pekerjaan adalah tingkat beban kerja yang tinggi. Alasan dijadikan faktor paling berpengaruh penyebab terjadinya kelelahan karena dari hasil keseluruhan jurnal yang dikaji beban kerja merupakan terbanyak yang menghasilkan kelelahan kerja tinggi pada perawat rumah sakit. Analisis tingkat kelelahan kerja yang paling berpengaruh dan signifikan dari semua data jurnal yang mewakili menggunakan uji analisis One Way Anova. Hasil analisis tingkat kelelahan kerja menggunakan uji analisis One Way Anova didapatkan tingkat kelelahan rendah sebesar 39,5360 %, tingkat kelelahan kerja sedang sebesar 42,6140 % dan tingkat kelelahan kerja tinggi sebesar15,8040 %. Sehingga didapatkan kesimpulan tingkat kelelahan kerja yang paling mendominasi berada pada tingkat kelelahan kerja sedang. Hasil analisis One Way Anova didapatkan nilai p-value sebesar 0,011 < 0,05 berarti rata-rata ketiga tingkat kelelahan tersebut berbeda secara signifikan.Simpulan: Faktor yang paling berpengaruh terhadap kelelahan kerja perawat berada pada faktor pekerjaan adalah beban kerja. Hasil kajian literatur yang dilakukan kategori kelelahan yang terjadi rata-rata berada pada kategori kelelahan sedang. Faktor penyebab terjadinya tingkat kelelahan kerja sedang antara lain disebabkan oleh beban kerja.Kata kunci: : Kelelahan kerja, rumah sakit, perawat, Indonesia, Literatur.Background: Work fatigue is a condition of weakening activities, motivation, and physical fatigue to do work. 50% of work accidents come from the contribution of work fatigue. One of them occurs in hospital nurses in Indonesia. Fatigue can be caused by several factors, including work factors (work shifts, workload and work stress), worker factors (age and working period) and work environment factors (dust, light, noise and temperature). In this study, the factors that will be discussed are the work factor and the worker factor. Both of these factors have an impact on physical ability to do work so that it has an impact on work fatigue. This literature review aims to analyze the factors that cause work fatigue in hospital nurses in Indonesia.Method: The study methodology used in this study is a literature review or literature review, namely a study carried out through data collection aimed at the object of study or data collection that is library in nature, then comparing the results of each study data obtained. Furthermore, the analysis of the most influential and significant level of work fatigue from all representative journal data uses the One Way Anova analysis test.Result: Based on the research that has been studied, the main factor that influences the occurrence of high work fatigue caused by work factors is a high level of workload. The reason for being the most influential factor causing fatigue is because from the overall results of the journals studied, the workload is the most that results in high work fatigue in hospital nurses. The analysis of the most influential and significant level of work fatigue from all representative journal data uses the One Way Anova analysis test. The results of the analysis of the level of work fatigue using the One Way Anova analysis test obtained a low level of fatigue of 39.5360%, a moderate level of work fatigue of 42.6140% and a high level of work fatigue of 15.8040 %. So that it can be concluded that the most dominating level of work fatigue is at a moderate level of work fatigue. The results of the One Way Anova analysis obtained a p-value of 0.011 <0.05, meaning that the average of the three levels of fatigue was significantly different.Conclusion: The most influential factor on nurses' work fatigue is the work factor is workload. The results of the literature review conducted on the fatigue category that occurs on average are in the moderate fatigue category. Factors causing the level of work fatigue are among others caused by workload. Keywords: Work fatigue; hospital; nurse; Indonesia; literature
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/22712
2022-08-10T02:01:17Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22712
2022-08-10T02:01:17Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 2 (2020): MKMI; 127-133
Pengetahuan Ibu Hamil Dapat Meningkatkan Perilaku Pemeriksaan Antenatal Care Terintegrasi
Sunarsih, Tri; Universitas Jendral Achmad Yani, Yogyakarta|Universitas Jendral Achmad Yani
Permatasari, Indah; Universitas Jendral Achmad Yani, Yogyakarta|Universitas Jendral Achmad Yani
Meilani, Mita; Universitas ‘Aisyiyah, Yogyakarta|Universitas ‘Aisyiyah
2020-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22712
Pengetahuan; Perilaku; Ibu Hamil; Pelayanan Antenatal Care Terintegrasi
id
Latar belakang :Pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) penting diketahui oleh ibu hamil karena dapat membantu mengurangi angka kematian ibu dan bayi. Kematian dan kesakitan ibu masih merupakan masalah kesehatan yang serius di negara berkembang. Angka Kematian Ibu di Indonesia yaitu 190 per 100.000 kelahiran hidup. Ibu hamil di anjurkan untuk melakukan pengawasan antenatal sedikitnya sebanyak 4 kali, yaitu satu kali pada trimester 1, satu kali pada trimester II , dan dua kali pada trimester III. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang pelayanan antenatal care terintegrasi Di Puskesmas Mlati II Sleman Yogyakarta.Metode: Metode penelitian yang digunakan penelitian kuantitatif jenis explanatory study. Pelaksanaan penelitian menggunakan metode survei dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan ibu hamil TM II dan TM III yang berjumlah 80 ibu hamil. Teknik sampling menggunakan purposive sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Kendall's tau.Hasil: Hasil penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang pelayanan antenatal care terintegrasi Nilai signifikansi sebesar 0.457 > α (0.05) dan nilai korelasi menunjukkan -0, 075. Sebagian besar responden merupakan ibu dengan tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pelayanan Antenatal Care Terintegrasi kategori cukup .Hendaknya ibu hamil lebih rutin memeriksakan kehamilannya sesuai dengan konsep pelayanan antenatal care yang berkualitas sesuai standar 10T serta tenaga kesehatan lebih meningkatkan kualitas dalam memberikan pelayanan antenatal care terintegrasi dan lebih memberi motifasi ibu untuk lebih sering membaca buku KIA sehingga ibu dapat memahami informasi yang di dalam buku KIA.Kata kunci : Pengetahuan, Perilaku, Ibu Hamil, Pelayanan Antenatal Care Terintegrasi ABSTRACTTitle : Knowledge of Pregnant Women Can Improve Behavior Integrated Antenatal Care Examination Background: Pregnancy checks (Antenatal Care) are important for pregnant women to know because they can help reduce maternal and infant mortality. Maternal mortality and illness is still a serious health problem in developing countries. The maternal mortality rate in Indonesia is 190 per 100,000 live births. Pregnant women are advised to carry out antenatal supervision at least 4 times, namely once in the first trimester, once in the second trimester, and twice in the third trimester. The objective of the study was to investigate the correlation between knowledge and behavior of pregnant woman about integrated antenatal care checks in Health Centre Mlati II Sleman Yogyakarta. Mathod: Quantitative research type explanatory study. The study uses a survey method with a cross sectional approach..Sample taking used purposive sampling with 80 pregnant women as the respondents. Kendall’s tau test was used to analyze the data. Result: The result of the study showed that is no significant relationship between knowledge and behavior of pregnant women about integrated antenatal care services. The significance value is 0.457> α (0.05) and the correlation value shows -0, 075. Most of the respondents were pregnant mothers with knowledge about integrated antenatal care services. Enough categories of pregnancy. Pregnant women should check their pregnancies more regularly in accordance with the concept of quality antenatal care services in accordance with the 10T standard and improve quality in providing integrated antenatal care services. motivate mothers to read MCH books more often so that mothers can understand the information in the KIA book.Keywords : Knowledge, Behavior, Pregnant Women, Integrated Antenatal Care
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/46771
2022-09-05T08:50:47Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/46771
2022-09-05T08:50:47Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 4 (2022): MKMI; 261-270
Efektivitas “Brotokol” sebagai Pengusir Hama Tikus Ramah Lingkungan
Putri, Redhita Rizky Shantania; Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta|Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Saputra, Andika Dwi; Badan Riset dan Inovasi Nasional, Jakarta|Badan Riset dan Inovasi Nasional
2022-08-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/46771
Ekstraksi Brotowali dan Jengkol; Hama Tikus; Ramah Lingkungan
id
Latar belakang: Leptospirosis masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia. Banyumas merupakan salah satu wilayah yang memiliki kasus tertinggi di Jawa Tengah pada tahun 2019 sehingga berpotensi terjadinya endemis. Untuk itu, kami memberikan solusi melalui pengujian “brotokol” yang merupakan gabungan dari ekstraksi Brotowali dan Jengkol.Metode: Brotokol dibuat dalam bentuk sediaan cair yang berfungsi sebagai pengganti rodentisida alami, sehingga aman digunakan untuk lingkungan (tanah, udara, dan perairan) maupun penggunanya.Hasil: Berdasarkan penelitian ini, diketahui bahwa tingkat dan intensitas waktu pemaparan yang terlihat dari range hari pengamatan pada pemberian ekstrak “Brotokol” terhadap sampel tikus, memberikan pengaruh yang signifikan pada aktivitas tikus rumah. Hal tersebut terlihat dari nilai signifikansi (2-tailed) pada masing-masing variabel yang menunjukkan nilai P value sebesar 0.001 dengan nilai α = 5 %, maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat dan intensitas waktu pemaparan yang terlihat dari range hari pengamatan pada pemberian ekstrak “Brotokol” terhadap penurunan aktivitas tikus, dimana nilai P value < nilai α.Simpulan: Efektivitas ekstraksi brotowali dan jengkol (“Brotokol”) yang dapat berfungsi untuk menghalau hama tikus rumah yang ramah lingkungan adalah hasil ekstraksi dengan tingkat konsentrasi sebesar 75 %. Efektivitas konsentrasi tersebut menyebabkan hambatan aktivitas yang terlihat dari respon aktivitas tikus yang mulai menurun dan mengalami stress hingga menjadi lethal/mati secara lebih cepat, tanpa memberikan efek resisten bagi sasaran target.Kata kunci: Ekstraksi Brotowali dan Jengkol; Hama Tikus; Ramah LingkunganABSTRACT Title: The Effectiveness of “Brotocol” as an Eco-Green Rat RepellentBackground: Leptospirosis is still one of the public health problems in Indonesia. Banyumas is one of the regions that has the highest cases in Central Java in 2019 so that it has the potential to be endemic. For this reason, we provide solutions through testing "brotocol" which is a combination of Brotowali and Jengkol extraction.Method: Brotokol is made in the form of liquid preparations that function as a substitute for natural rodenticides, so it is safe to use for the environment (soil, air, and waters) as well as its users. Result: Based on this study, it is known that the level and intensity of exposure time seen from the range of observation days on the administration of "Brotokol" extract to rat samples, had a significant influence on the activity of house mice. This can be seen from the significance value (2-tailed) in each variable which shows a P value of 0.001 with a value of α = 5%, it can be seen that there is a significant relationship between the level and intensity of exposure time as seen from the range of observation days on the administration of "Brotokol" extract to a decrease in rat activity, where the P value < the value of α. Conclusion: The effectiveness of the extraction of brotowali and jengkol ("Brotokol") which can serve to dispel environmentally friendly house rat pests is the result of extraction with a concentration level of 75%. The effectiveness of the concentration caused activity inhibitions as seen from the response of rat activity that began to decrease and experienced stress to the point of becoming lethal / dying more quickly, without providing a resistant effect to the target.Keywords: Extraction of Brotowali And Jengkol; Rat Pest; Eco-Green
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/32907
2022-09-06T03:18:47Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/32907
2022-09-06T03:18:47Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 6 (2020): MKMI; 412-418
Strategi dan Aspek Bauran Pemasaran untuk Meningkatkan Cakupan Pelayanan Inspeksi Visual Asam Asetat (Studi Kasus di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang)
Ulya, Siti Afuzal; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Suryoputro, Antono; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nandini, Nurhasmadiar; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-12-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/32907
Analisis; pelayanan IVA; bauran pemasaran
id
Latar belakang: Beberapa Puskesmas di Kota Semarang sudah memiliki pelayanan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) sebagai suatu upaya deteksi dini kanker serviks bagi wanita usia subur namun pemanfaatan pelayanan IVA masih belum mencapai target. Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu menganalisis strategi dan aspek bauran pemasaran untuk meningkatkan cakupan pelayanan IVA (Studi Kasus di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang.Metode: Penelitian kualitatif menggunakan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yaitu indepth interview dengan purposive sampling. Variabel yang diteliti adalah produk, harga, tempat, promosi, faktor internal, eksternal dan cakupan pelayanan.Hasil: Cakupan pelayanan IVA di Puskesmas Kedungmundu mengalami peningkatan namun belum masih belum mencapai target. Pada aspek produk, masih ada pasien yang merasa takut dan proses informasi konseling belum lengkap. Aspek harga menunjukkan bahwa tidak ada masalah dalam hal biaya, waktu dan kenyamanan pasien. Aspek tempat menunjukkan bahwa lokasi dan durasi pelayanan sesuai kebutuhan pasien. Aspek promosi, belum rutin melakukan sosialisasi dan penggunaan media promosi tentang IVA belum optimal. Hal ini didukung dengan faktor internal yang menunjukkan kurangnya jumlah petugas terlatih IVA serta faktor eksternal menunjukkan bahwa sarana prasarana sudah mencukupi namun kualitas standar operasional prosedur belum diperhatikan.Simpulan: Oleh karena itu, Puskesmas Kedungmundu perlu memberikan informasi konseling yang lengkap, berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Semarang tentang kualitas supervisi, meningkatkan jumlah petugas yang menerima pelatihan IVA dan meningkatkan promosi.Kata kunci: Analisis; pelayanan IVA; bauran pemasaran ABSTRACT Title: Strategy and Marketing Mix Aspect to Increase Acetic Acid Visual Inspection Service Covergae (Case Study at Kedungmundu Public Health Center, Semarang City)Background: Several Public Health Center in Semarang City already have VIA (Visual Inspection with Acetic Acid) services as an effort to detect cervical cancer for women of reproductive age however, the utilization of VIA services have not reached the target. This study aimed to analyze the marketing mix strategy to increase the coverage of VIA services (Case Study at Kedungmundu Public Health Center, Semarang City).Method: Qualitative research uses a descriptive approach. The data technique is in-depth interviews with purposive sampling. The variables studied were product, price, place, promotion, internal factors, external service coverage.Result: The coverage of IVA services at the Kedungmundu Health Center has increased but has not yet reached the target. In the product aspect, there are still patients who feel afraid and the counseling information process is incomplete. The price aspect shows that there is no problem in terms of cost, time and patient comfort. The place aspect shows that the location and duration of service match the patient's needs. Promotion aspect, socialization is not routine yet and the use of promotional media about IVA is not optimal. This is supported by internal factors which indicate a lack of VIA trained personnel and external factors, it shows that the facilities and infrastructure are sufficient however the quality of procedur operational standard have not been attention.Conclusion: Thus, Kedungmundu Public Health Center need to give complete counseling information, coordination with the Semarang City Health Office about supervision quality, increasing the number of officers receiving VIA training and increasing promotion.Keywords: Analysis; VIA service; marketing mix
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/46687
2023-11-13T13:14:20Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/46687
2023-11-13T13:14:20Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 6 (2022): MKMI; 363-373
Gambaran Perilaku Merokok Tenaga Kesehatan di Puskesmas Kaliwiro Kabupaten Wonosobo Tahun 2021
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/46687/147321
Ulinuha, Alya Binda; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Widjanarko, Bagoes; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Indraswari, Ratih; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-12-07 05:23:28
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/46687
perilaku merokok; tenaga kesehatan; puskesmas
id
Latar belakang: Rokok mengandung racun dan zat karsinogenik yang dapat menimbulkan berbagai penyakit hingga kematian. Tenaga kesehatan sebagai promotor kesehatan memiliki peran penting dalam pemberi edukasi pencegahan perilaku merokok serta panutan di masyarakat dengan tidak mengonsumsi rokok. Namun, banyak ditemukan tenaga kesehatan yang menjadi perokok. Hal tersebut dapat memengaruhi keyakinan masyarakat sehingga masyarakat enggan untuk berhenti merokok karena peran yang dijalankan tenaga kesehatan sebagai role model tidak sesuai. Dari latar belakang tersebut peneliti ingin mengetahui gambaran perilaku merokok, persepsi kerentanan, persepsi hambatan, sikap terhadap perilaku, norma subjektif serta dorongan untuk bertindak pada tenaga kesehatan yang merokok.Metode: Penelitian deskriptif menggunakan metode kualitatif dengan subyek penelitian adalah tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas Kaliwiro, Wonosobo. Pemilihan subjek penelitian menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data melalui observasi dan metode wawancara mendalam dengan 8 subjek penelitian.Hasil: Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa merokok merupakan aktifitas rutin yang sulit untuk dihentikan, sudah menjadi kebiasaan, dan subjek tetap merokok meski sebagai tenaga kesehatan. Merokok dianggap pengisi waktu luang dan pereda stres terutama melepas penat selepas kerja. Subjek penelitian merasa memang seharusnya tenaga kesehatan menjadi panutan kesehatan bagi masyarakat, tetapi subjek penelitian menganggap tenaga kesehatan juga manusia. Merokok atau tidak memang kesadaran dari masing-masing individu.Simpulan: Perilaku merokok berkaitan dengan persepsi kerentanan, persepsi hambatan, sikap terhadap perilaku, norma subjektif serta dorongan untuk bertindak. Kata kunci: perilaku merokok; tenaga kesehatan; puskesmas ABSTRACT Title: Description of Smoking Behaviour among Healthcare Workers in Puskesmas Kaliwiro, Wonosobo City in 2021Background: Cigarettes contain toxins and carcinogenic that can cause various diseases even death. Health workers as health promoters have an important role in providing education on the prevention of smoking behavior and as role models in the community by not consuming cigarettes. Nevertheless, many health workers are found to be smokers. This can affect people's beliefs so that people are reluctant to stop smoking because the role played by health workers as role models is not appropriate. From this background, the researcher wanted to know the description of smoking behavior, perception of vulnerability, perception of barriers, attitudes towards behavior, subjective norms, and cues to action on health workers who smoke. Method: Descriptive research using qualitative methods with research subjects are health workers who work at the Kaliwiro Health Center, Wonosobo. The selection of research subjects using purposive sampling method. Collecting data through observation and in-depth interview methods with 8 research subjects. Result: The results of this study indicate that smoking is a routine activity that is difficult to stop, has become a habit, and continues to smoke even as a health worker. Smoking is considered a leisure time filler and a stress reliever, especially to relieve fatigue after work. The research subjects felt that health workers should be role models for health for the community, but the research subjects considered that health workers were also humans. Smoking or not is the awareness of each individual.Conclusion: Smoking behavior is related to the perception of vulnerability, perceived barriers, attitudes towards behavior, subjective norms, and cues to action.Keywords: smoking behaviour; healthcare worker; primary health care
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/55937
2023-08-02T16:16:06Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55937
2023-08-02T16:16:06Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 3 (2023): MKMI; 204-208
Hubungan Usia, Jenis Pekerjaan, Kepatuhan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD), dan Kelayakan Alat Pelindung Diri terhadap Keluhan Dermatitis pada Pekerja Pembuatan Timbangan PT. A Kabupaten Tangerang
Rusdhianata, Audhina Putri; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Widjasena, Baju; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Wahyuni, Ida; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2023-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55937
kepatuhan pemakaian APD; kelayakan APD; keluhan dermatitis; pekerja pembuatan timbangan
id
Latar belakang: Terjadinya peradangan kulit yang disebabkan oleh paparan pekerjaan ditempat kerja disebut penyakit kulit yang timbul akibat pekerjaan (occupational dermatoses). Dermatitis kontak ialah setengah dari seluruh penyakit akibat kerja dengan jumlah paling banyak yang bersifat non-alergi atau iritan. Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, maka semakin meningkat juga kerentanan seseorang terhadap penyakit. Pada kaitannya dengan Dermatitis, apabila pekerja tidak menggunakan APD ketika melakukan pekerjaan atau APD yang digunakan tidak layak maka dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan usia, jenis pekerjaan, kepatuhan pemakaian alat pelindung diri (APD), dan kelayakan alat pelindung diri (APD) terhadap keluhan dermatitis kulit pada pekerja pembuatan timbangan di PT. A.Metode: Dengan menggunakan pendekatan cross sectional dan survei analitik, penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif. Semua tenaga kerja di PT. A yang berjumlah 50 orang menjadi populasi dalam penelitian ini. Kemudian digunakan metode total sampling untuk mendapatkan 50 orang pekerja sebagai sampel penelitian ini.Hasil: Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kepatuhan pemakaian APD (p=0,000) terhadap terjadinya keluhan dermatitis dan tidak terdapat hubungan antara usia (p=0,870), jenis pekerjaan (p=0,732), dan kelayakan APD (p=0,783) terhadap terjadinya keluhan dermatitis.Simpulan: Tidak ada hubungan antara usia, jenis pekerjaan, dan kelayanan APD, tetapi ada hubungan antara kepatuhan pemakaian APD dengan kejadian keluhan dermatitis.Kata kunci: kepatuhan pemakaian APD; kelayakan APD; keluhan dermatitis; pekerja pembuatan timbangan Title: Relationship between Age, Type of Work, Compliance with Use of Personal Protective Equipment (PPE), and Eligibility of Personal Protective Equipment Against Dermatitis Complaints in Weighing Workers at PT. A Tangerang RegencyBackground: Occupational skin diseases (occupational dermatoses) are skin inflammation caused by occupational exposure in the workplace. Contact dermatitis is half of all occupational diseases with the largest number being non-allergic or irritant. As a person gets older, the person's susceptibility to disease also increases. In relation to Dermatitis, if workers do not use PPE when doing work or the PPE used is inappropriate, it can increase the risk of disease. The purpose of this study was to analyze the relationship between age, type of work, adherence to the use of personal protective equipment (PPE), and the appropriateness of personal protective equipment (PPE) against skin dermatitis complaints among workers making scales at PT. A.Method: By using a cross sectional approach and an analytical survey, this research is included in the quantitative research. All workers at PT. A which amounted to 50 people became the population in this study.Then the total sampling method was used to get 50 workers as the sample of this study.Result: The results of this study indicate that there is a relationship between compliance with the use of PPE (p=0.000) and the occurrence of dermatitis complaints and there is no relationship between age (p=0.870), type of work (p=0.732), and appropriateness of PPE (p=0.783) to dermatitis complaints.Conclusion: There is no relationship between age, type of work, and PPE services, but there is a relationship between compliance with the use of PPE and the incidence of dermatitis complaints.Keywords: compliance with the use of PPE; PPE eligibility; dermatitis complaints; scales manufacturing worker
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/28610
2022-08-18T05:46:40Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/28610
2022-08-18T05:46:40Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 4 (2020): MKMI; 267-271
Binge Eating Hubungannya Dengan Gaya Makan, BMI dan Food Addiction
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/28610/82479
Kusbiantari, Dyah; Universitas Ivet, Semarang|Universitas Ivet
Fitriana, Efi; Universitas Padjajaran, Sumedang|Universitas Padjajaran
Hinduan, Zahrotur Rusyda; Universitas Padjajaran, Sumedang|Universitas Padjajaran
Srisayekti, Wilis; Universitas Padjajaran, Sumedang|Universitas Padjajaran
2020-08-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/28610
binge eating; bmi; food addiction; eating style
id
Latar belakang: Binge eating semakin meningkat populasinya dan banyak studi telah dilakukan di berbagai negara, namun di Indonesia penelitian binge eating belum banyak ditemukan. Binge eating juga berkaitan dengan gangguan lainnya, oleh karenanya perlu dilakukan penelitian mengenai prevalensi dan faktor resiko di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengetahui secara deskriptif prevalensi binge eating di Indonesia dan hubungannya dengan BMI, gaya makan dan food addiction.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian crossectional dengan jumlah sampel sebanyak 553 orang mahasiswa dengan rentang usia 17-19 tahun (perempuan 67% dan 33 % laki-laki) di 4 Universitas di Kota Semarang. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner, variable yang dikaji binge eating hubungannya dengan BMI, gaya makan dan food addiction, dalam studi ini dilakukan uji statistik deskriptif dan korelasi menggunakan Spearman.Hasil: Perilaku binge eating moderate dan severe diketahui sebanyak 11,03% (P =7,78%, L= 4,16%) dengan berat badan kurus (1%) dan normal (7%). Gaya makan uncontrolled eating (UE) prevalensinya paling tinggi binge eating dibandingkan emotional eating (EE) dan cognitive restraint (CG). Non food addiction dilaporkan pada individu dengan binge eating moderate (2,5%) dan severe (0,4%). Food addiction terbanyak dilaporkan pada sampel dengan binge eating non/mild. Penemuan menunjukkan adanya korelasi yang sangat signifikan antara skor total BES dan TFEQ (ρ = 0,116), BES dan YFAS (ρ = 0,504), TFEQ dan YFAS (ρ = 0,161), p < 0.001.Simpulan: Hubungan yang kuat antara binge eating, gaya makan dan food addiction, Binge eating dengan tingkat keparahan non/mild dan moderate banyak terlihat pada BMI katagori normal. Gaya makan UE dilaporkan memberikan kontribusi terbanyak pada terjadinya binge eating. Kata kunci: binge eating, bmi, food addiction, eating style.ABSTRACTTitle: Binge eating in Relationship With Eating Style, BMI and Food addiction Background: Binge eating is increasing in population and many studies have been conducted in various countries, but in Indonesia there have not been many studies on binge eating. Binge eating is also related to other disorders, therefore it is necessary to conduct research on the prevalence and risk factors in Indonesia. This study aims to describe descriptively the prevalence of binge eating in Indonesia and its relationship with BMI, eating style and food addiction.Method: This research is a cross-sectional study with a total sample of 553 students (67% women and 33% men), age range from 17-19 years at 4 universities in Semarang city. Data were collected using a questionnaire, the variables studied binge eating related to BMI, eating style and food addiction, statistical test in this study were using descriptive and Spearman’s correlation.Result: Moderate and severe binge eating behaviors were found to be 11.03% (P = 7.78%, L = 4.16%) with underweight (1%) and normal (7%). Uncontrolled eating (UE) style has the highest prevalence of binge eating compared to emotional eating (EE) and cognitive restraint (CG). Non food addiction was reported in individuals with moderate binge eating (2.5%) and severe (0.4%). Most food addiction was reported in samples with binge eating non / mild. The findings show a significant correlation between the total BES and TFEQ scores (ρ = 0.116), BES and YFAS (ρ = 0.504), TFEQ and YFAS (ρ = 0.161), p < 0.001.Conclusion: A strong relationship between binge eating, eating style and food addiction, Binge eating with non / mild and moderate severity is mostly seen in normal BMI categories. EU eating style is reported to contribute the most to the occurrence of binge eating. Keywords: binge eating, bmi, food addiction, eating style
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/48318
2023-07-20T07:33:11Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/48318
2023-07-20T07:33:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 1 (2023): MKMI; 46-53
Perilaku Merokok Elektrik Pada Komunitas Trustsquad Semarang
Handayani, Ellyta; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Prabamurti, Priyadi Nugraha; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Handayani, Novia; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2023-02-26 01:38:34
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/48318
perilaku; merokok; rokok elektrik
id
Latar belakang: Perilaku merokok merupakan masalah yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat karena dapat menimbulkan berbagai penyakit. Salah satu jenis rokok yang tengah menjadi fenomena baru di tengah masyarakat Indonesia adalah rokok elektrik. Banyak perokok yang mencoba beralih ke rokok elektrik karena dianggap lebih aman. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok elektrik pada komunitas TrustSquad Semarang.Metode: Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan metode kuantitatif dan menggunakan desain studi cross sectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh anggota komunitas sebanyak 51 responden. Teknik pengambilan sampel adalah teknik Total Sampling, sehingga seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. Analisis data menggunakan uji univariat dan uji bivariat menggunakan Uji Chi Square Test dengan SPSS.Hasil: Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa variabel yang berhubungan dengan perilaku merokok elektrik sebagai berikut: Pendapatan responden (p-value = 0,039) dan Pengetahuan responden (p-value = 0,029). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan perilaku merokok elektrik sebagai berikut: Usia responden (p-value = 0,253), Pendidikan responden (p-value = 0,498), Pekerjaan responden (p-value = 0,234), Sikap (p-value = 0,655), Motivasi (p-value = 0,075), Keterjangkauan membeli rokok elektrik (p-value = 0,075), Keterjangkauan membeli isi ulang rokok elektrik (p-value = 0,629), Dukungan Keluarga (p-value = 0,516), dan Dukungan Kelompok Referensi (p-value = 0,600).Simpulan: Terdapat hubungan antara pendapatan dan pengetahuan responden dengan perilaku merokok elektrik pada komunitas TrustSquad Semarang.Kata kunci: perilaku, merokok, rokok elektrik ABSTRACTTitle: Electric Smoking Behaviour in TrustSquad Community SemarangBackground: Smoking behavior is a public health problem because it can cause various diseases. One type of cigarette that is becoming a new phenomenon in Indonesian society is the electric cigarette. cigarettes because it is considered safer. The purpose of this study was to determine the factors associated with electric smoking behavior in TrustSquad community Semarang.Method: The type of research used is descriptive analytic research using quantitative methods with a cross sectional study design. The population in this study were all members of the community as many as 51 respondents. The sampling technique was the Total Sampling, so that the entire population is used as the research sample. Data analysis used univariate test and bivariate test using Chi Square Test with SPSS.Result: From this study, it was found that the variables related to the electric smoking behaviour are as follows: respondent's income (p-value = 0,039) and respondent's knowledge (p-value = 0,029). While the variables that are not related to the electric smoking behaviour are as follows: Respondent's age (p-value = 0,253), Respondent's education (p-value = 0,498), Respondent's occupation (p-value = 0,234), Attitude (p-value = 0,655), Motivation (p-value = 0,075), Affordability to buy e-cigarettes (p-value = 0,075), Affordability of buying e-cigarette refills (p-value = 0,629), Family Support (p-value = 0,516), and Reference Group Support (p-value = 0,600).Conclusion: There is a relationship between income and knowledge of respondents with electric smoking behavior in TrustSquad community Semarang.Keywords: behavior, smoking, E-cigarette
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/55895
2023-08-02T16:16:06Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55895
2023-08-02T16:16:06Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 3 (2023): MKMI; 176-182
Analisis Kesesuaian Sarana Proteksi Kebakaran Aktif dan Sarana Penyelamatan Jiwa di Rusunawa Universitas Diponegoro Tahun 2023
Nila, Marita Puspa; Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Jurusan Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia|Universitas Diponegoro
Kurniawan, Bina; Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Jurusan Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia|Universitas Diponegoro
Wahyuni, Ida; Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Jurusan Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia|Universitas Diponegoro
2023-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55895
rusunawa; proteksi kebakaran aktif; sarana penyelamatan jiwa; kesesuaian
id
Latar belakang: Rusunawa Universitas Diponegoro adalah gedung bertingkat yang berfungsi sebagai tempat hunian sehingga memiliki beragam aktivitas di dalamnya. Semakin kompleks fungsi bangunan, maka semakin tinggi tuntutan keamanannya. Namun, penyediaan fasilitas sarana proteksi kebakaran di Rusunawa Universitas Diponegoro masih belum lengkap dan tidak dilakukan pemeriksaan berkala terhadap fasilitas yang telah tersedia. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis kesesuaian sarana proteksi kebakaran aktif dan sarana penyelamatan jiwa di Rusunawa Universitas Diponegoro pada tahun 2023.Metode: Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode pendekatan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Jumlah informan sebanyak 4 orang yang ditentukan dengan teknik purposive sampling.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan, secara keseluruhan sarana proteksi kebakaran aktif yang terdiri dari: APAR, sprinkler, hidran, alarm kebakaran, dan detektor memiliki persentase kesesuaian sebesar 43,9% dan sarana penyelamatan jiwa yang terdiri dari: sarana jalan keluar, petunjuk arah evakuasi, pintu darurat, tangga darurat, lampu darurat, dan tempat berhimpun memiliki persentase kesesuaian sebesar 65%.Simpulan: Sarana proteksi kebakaran aktif di Rusunawa Universitas Diponegoro termasuk dalam kategori kurang, sedangkan untuk sarana penyelamatan jiwa termasuk dalam kategori cukup.Kata kunci: rusunawa; proteksi kebakaran aktif; sarana penyelamatan jiwa; kesesuaian Title: Analysis of Conformity of Active Fire Protection Facilities and Life-Saving Facilities at Diponegoro University Rusunawa in 2023Background: Rusunawa Universitas Diponegoro is a multi-story building that functions as a residence so it has a variety of activities. The more complex the function of the building, the higher the security demands. However, the provision of fire protection facilities at the Rusunawa Universitas Diponegoro is still incomplete and there is no periodic inspection of the available facilities. The purpose of this study is to analyze the suitability of active fire protection facilities and life-saving facilities at Rusunawa Universitas Diponegoro in 2023.Method: The research conducted was a qualitative descriptive study using observation, interview, and documentation approaches. The number of informants was 4 people who were determined by purposive sampling technique. Result: The results showed that overall active fire protection facilities consisting of fire extinguishers, sprinklers, hydrants, fire alarms, and detectors had a suitability percentage of 43.9%, and life-saving facilities consisting of: means of egress, evacuation directions, doors emergency, emergency stairs, emergency lights, and assembly point had a suitability percentage of 65%.Conclusion: Active fire protection facilities at Rusunawa Universitas Diponegoro were included in the less category, while life-saving facilities were included in the adequate category.Keywords: flats; active fire protection; life-saving facilities; suitability
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/32456
2022-08-23T03:55:38Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/32456
2022-08-23T03:55:38Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 5 (2020): MKMI; 331-344
Kajian Literatur Analisis Risiko Keselamatan Kerja dengan Metode Kualitatif pada Proyek Konstruksi di Indonesia: Sebuah Review
Friyandary, Berliana; Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang|Universitas Andalas
Ihsan, Taufiq; Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang|Universitas Andalas
Lestari, Resti Ayu; Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang|Universitas Andalas
2020-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/32456
Analisis risiko; identifikasi bahaya; pengendalian risiko; konstruksi Indonesia
id
Latar belakang: Proyek konstruksi penyumbang terbesar dalam hal angka kecelakaan kerja di Indonesia. Bahkan, merujuk data Badan Penyelenggara Jasa Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, konstruksi tercatat sebagai jawara nasional kecelakaan kerja dari tahun ke tahun. Di Indonesia angka kecelakaan kerja cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Sektor konstruksi menempati urutan tertinggi kecelakaan kerja yaitu 30%. Tingginya risiko kecelakaan pada sektor konstruksi di Indonesia dapat mengakibatkan bahaya bagi para pekerja di sektor tersebut. Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya hal tersebut maka perlu dilakukan analisis risiko. Pada kajian ini dikumpulan 10 jurnal nasional tentang analisis risiko proyek konstruksi di seluruh Indonesia dan diharapkan dapat mengetahui tingkatan risiko pada suatu potensi bahaya, sehingga dapat dilakukan pengendalian untuk melindungi tenaga kerja dari kecelakaan.Metode: Penelitian metode analisis risiko kualitatif ini menggunakan identifikasi bahaya JSA, What if dan Checklist.Hasil: Hasil kajian literatur menunjukkan teridentfikasi 10 jenis proyek konstruksi dengan 328 bahaya risiko, terdiri dari 19 risiko sangat tinggi, 68 risiko tinggi, 196 risiko sedang dan 45 risiko rendah. Identifikasi bahaya risiko dilakukan dengan menjabarkan bahaya setiap pekerjaan yang dilakukan pada proyek tersebut. Perbedaan identfikasi risiko dibedakan berdasarkan proses pengumpulan data dengan teknik brainstorming, checklist dan wawancara langsung. Identifikasi bahaya dilakukan agar dapat dilakukan pengendalian risiko lebih lanjut dari pekerjaan tersebut.Simpulan: Dalam melakukan analisis risiko perlu adanya identifikasi risiko dalam menentukan tigkatan risiko dari pekerjaan tersebut, sehingga dapat dilakukan pengendalian risiko.Kata kunci: Analisis risiko, identifikasi bahaya, pengendalian risiko, konstruksi Indonesia ABSTRACTTitle: . Literature Review of Occupational Safety Risk Analysis in Indonesian Construction Projects with Qualitative Methods: a reviewBackground: Construction projects are the biggest contributor to the number of work accidents in Indonesia. Infact, referring to data from the Social Service Administration for Employment (BPJS), construction is listed as the national champion for work accidents from year to year. In Indonesia, the number of work accidents tends to increase from year to year. The construction sector ranks the highest for work accidents, namely 30%. The high risk of accidents in the construction sector in Indonesia can pose a danger to workers in that sector. Therefore, to avoid this, it is necessary to carry out a risk analysis. In this study, 10 national journals on risk analysis of construction projects throughout Indonesia were collected and it is hoped that the risk level of a potential hazard can be identified, so that controls can be carried out to protect workers from accidents.Method: This qualitative risk analysis research uses hazard identification method JSA, What if and Checklist Result:The results of the literature review showed that 10 types of construction projects were identified with 328 risk hazards, consisting of 19 very high risks, 68 high risks, 196 medium risks and 45 low risks. Hazard identification is carried out by describing the hazards of each work carried out on the project. The difference in risk identification is differentiated based on the data collection process with brainstorming techniques, checklists and direct interviews. Hazard identification is carried out so that further risk control can be carried out from the workConclusion: In carrying out risk analysis, it is necessary to identify risks in determining the risk level of the work, so that risk control can be carried out.Keywords: Risk analysis; hazard identification; risk control; Indonesian construction
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/56829
2023-10-31T01:08:11Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56829
2023-10-31T01:08:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 5 (2023): MKMI; 332-336
Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar Bayi di Kecamatan Simpang Tiga
Balqis, Putri; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
Atika, Ratih Ayu; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
Candra, Aditya; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
2023-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56829
imunisasi dasar bayi; pengetahuan ibu; karakteristik ibu
id
Latar belakang: Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit menular dengan memberikan “vaksin” sehingga terjadi imunitas terhadap penyakit tersebut. Menurut data Kemenkes RI (2018) cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia dalam lima tahun terakhir selalu diatas 85%, tenaga kesehatan dalam hal ini juga mempunyai pengaruh besar, seperti komunikasi yang efektif dengan para orang tua terutama ibu, penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang kelengkapan imunisasi dasar bayi di Kec. Simpang Tiga Aceh Besar.Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, populasi terjangkau adalah masyarakat yang memiliki bayi di Kecamatan Simpang Tiga Aceh Besar dengan jumlah sampel 97 responden. Pengambilan sampel menggunakan proportional sampling melalui teknik simple random sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Penelitian ini menggunakan analisis univariat.Hasil: Hasil penelitian ini yaitu karekteristik ibu di Kecamatan Simpang Tiga mayoritas berusia 26-30 tahun (49,5%), berpendidikan SMA/Sederajat dan Sekolah Tinggi (43,3%), dan tidak bekerja/ibu rumah tangga (73,2%). Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar bayi di Kecamatan Simpang Tiga mayoritas berkategori kurang (69,1%), cukup (25,8%), dan baik (5,2%).Simpulan: Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar bayi di Kecamatan Simpang Tiga berkategori kurang terdiri umur 26-30 tahun. Pengetahuan cukup terdiri dari ibu umur 26-30 tahun. Pengetahuan baik terdiri dari ibu dengan umur 26-30 tahun.Kata kunci: imunisasi dasar bayi; pengetahuan ibu; karakteristik ibuTitle: Description of Mother's Knowledge about Basic Immunization of Babies in Simpang Tiga DistrictBackground: Immunization is an effort to prevent infectious diseases by giving a "vaccine" so that immunity against the disease occurs. According to data from the Ministry of Health of the Republic of Indonesia (2018) the coverage of complete basic immunization in Indonesia in the last five years has always been above 85%, this study aims to find out the description of mother's knowledge regarding the completeness of basic immunization of infants in Kec. Simpang Tiga Aceh Besar.Method: This study used a descriptive method, the reachable population is people who have babies in Simpang Tiga Aceh Besar District with a sample size of 97 respondents. Sampling used proportional sampling through simple random sampling technique in accordance with the inclusion criteria and the exclusion criteria. This study uses univariate analysis.Result: The results of this study were that the majority of mothers in Simpang Tiga District were aged 26-30 years (49.5%), had high school/equivalent and high school education (43.3%), and did not work/housewives (73.2%). 2. The level of knowledge of mothers about infant dasay immunization in Simpang Tiga sub-district, the majority are in the poor category (69.1%), sufficient (25.8%), and good (5.2%).Conclusion: Mothers' knowledge about basic immunization for infants in Simpang Tiga District was in the less category, the majority consisting of mothers aged 26-30 years. The majority of knowledge consists of mothers aged 26-30 years. The majority of good knowledge consists of mothers aged 26-30 years.Keywords: infant basic immunization; mother's knowledge; mother's characteristics
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6163
2014-02-06T14:10:20Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/6163
2014-02-06T14:10:20Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 11, No 1 (2012): MKMI; 51-58
Kandungan Energi, Protein, Sakarin, Siklamat dan Frekuensi Konsumsi Makanan Jajanan Oleh Siswa MTs Syarif Hidayah Kecamatan Doro Kabupaten Pekalongan
Meirina, Winda
Widajanti, Laksmi
Irene Kartasurya, Martha
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/6163
en
Makanan jajanan berkontribusi untuk kecukupan gizi karena mengandung energi dan protein, namun seringkali ditambah sakarin dan siklamat yang dapat berdampak buruk pada kesehatan jika berlebihan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kandungan energi, protein, sakarin, siklamat dan frekuensi konsumsi makanan jajanan oleh siswa. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel adalah 50 siswa dan 14 jenis makanan jajanan yang dipilih secara purposive. Hasil penelitian menunjukkan kandungan energi tertinggi pada es kelapa muda (323 kkal) dan protein tertinggi pada es cendol (3,1 g). Tujuh sampel mengandung sakarin dan 8 sampel mengandung siklamat. Hampir setiap hari kuantitas konsumsi rata-rata energi, protein, sakarin, dan siklamat yaitu 559 kkal; 4,7 g; 5,4 mg/hari; dan 8,3 mg/hari. Rata-rata makanan jajanan menyumbang 26% AKE (Angka Kecukupan Energi), 8% AKP (Angka Kecukupan Protein), dan semua responden mengkonsumsi sakarin dan siklamat kurang dari ADI (Acceptable Daily Intake). Kata kunci: makanan jajanan, zat gizi, sakarin, siklamat, siswa Energy, Protein, Saccharine, Cyclamate Contents and Frequency Consumption of Street Foods By Students MTs Syarif Hidayah Doro Suh-District, Pekalongan, The contribution of Street foods for adequacy of nutrition that contain energy and protein, actually it were often added with saccharine and cyclamate which can effect on health. The puposes of this research was to analyze energy, protein, saccharine, cyclamate contents, and frequency consumption of street foods by students. This research was a descriptive study with a cross sectional design. The sample was 50 students and 14 kinds of street food elected by a purposive method. The results showed that the highest energy was found on the young coconut ice drink (323 kkal) and the highest protein was found on the es cendol (3,1 g). Seven samples contained saccharine and 8 samples contained cyclamate. Average consumption quantity of energy, protein, saccharine, and cyclamate from street foodsvwere 559 kcals; 4,7 g, 5,388 mg/day; and 8,317 mg/day respectively. Average street foods have 26% of Adequacy Rate of Energy, dan 8% of Adequacy Rate of Protein and all of the respondents consumed saccharine and cyclamate less than ADI (Acceptable Daily Intake). Keyword : street foods, nutrient contents, saccltarine, cyclamate, students
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/35511
2022-02-18T07:38:41Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/35511
2022-02-18T07:38:41Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 2 (2021): MKMI; 83-90
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Praktik ASI Eksklusif di Daerah Pertanian Kabupaten Semarang (Studi pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0−6 Bulan)
Pusporini, Anggraeni Dyah; Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Pangestuti, Dina Rahayuning; Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Rahfiludin, M. Zen; Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/35511
ASI eksklusif; pertanian; prelakteal; inisiasi menyusu dini (IMD); Kabupaten Semarang
id
Latar belakang: Praktik pemberian ASI eksklusif wajib dilakukan pada bayi usia 0−6 bulan. Persentase capaian pemberian ASI secara eksklusif di Kabupaten Semarang masih lebih rendah dari target nasional. Penyebabnya karena masih rendahnya pelaksanaan inisiasi menyusu dini dan pemberian makanan prelakteal masih banyak dilakukan karena kebiasaan setempat menganggap bayi tidak cukup hanya diberi ASI. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik ASI eksklusif di daerah pertanian Kabupaten Semarang.Metode: Penelitian cross-sectional dengan pengambilan sampel secara purposive di Desa Banyukuning, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Sampel sebanyak 27 ibu menyusui yang memiliki bayi usia 0-6 bulan.Hasil: Proporsi praktik ASI eksklusif di daerah pertanian Kabupaten Semarang sebesar 37%. Ibu menyusui pada penelitian ini 81,5% berusia 20-35 tahun, 85,2% IRT, 70,4% menyelesaikan pendidikan dasar, 51,9% multipara, 74,1% IMT tidak normal, 88,9% kadar Hb normal, 92,6% menerima dukungan tenaga kesehatan berupa kunjungan postpartum, 85,2% melahirkan di praktik bidan, 96,3% persalinan normal, 85,2% tidak melaksanakan IMD, 63,0% bayi menerima makanan prelakteal, dan 51,9% tidak terpapar promosi susu formula. Variabel yang berhubungan dengan praktik ASI eksklusif yaitu status gizi ibu berdasar IMT, pelaksanaan IMD, bayi menerima makanan prelakteal, dan terpapar promosi susu formula. Variabel yang tidak berhubungan yaitu usia ibu, status pekerjaan ibu, tingkat pendidikan ibu, paritas, kadar Hb ibu, dukungan tenaga kesehatan, tempat persalinan, dan cara persalinan.Simpulan: Status gizi ibu berdasar IMT, pelaksanaan IMD, bayi menerima makanan prelakteal, dan terpapar promosi susu formula merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan praktik ASI eksklusif di daerah pertanian Kabupaten Semarang.Kata kunci: ASI eksklusif, pertanian, prelakteal, inisiasi menyusu dini (IMD), Kabupaten Semarang ABSTRACT Title: The Factors Related to Exclusive Breastfeeding Practice in Agricultural Area of Semarang Regency (Studies in Mothers of Infants Aged 0−6 Months)Background: Exclusive breastfeeding practice is mandatory for infants aged 0−6 months. The percentage achievement of exclusive breastfeeding in Semarang Regency is still lower than the national target. The reason is the implementation of early initiation was still low and prelacteal feeding was still widely practiced because local customs consider that’s not enough for infants to be breastfed. This study aims to analyze the factors related to exclusive breastfeeding practice in agricultural area of Semarang Regency.Method: Cross-sectional study with purposive sampling in Banyukuning Village, Bandungan District, Semarang Regency. Samples were 27 breastfeeding mothers who had infants aged 0-6 months.Result: Proportion of exclusive breastfeeding practice in agricultural area of Semarang Regency is 37%. Breastfeeding mothers were 81.5% aged 20-35 years, 85.2% housewives, 70.4% completed basic education, 51.9% multiparous, 74.1% overweight, 88.9% normal Hb levels, 92.6% received postpartum visits, 85.2% gave birth at a midwife, 96.3% normal deliveries, 85.2% weren’t implemented early initiation, 63.0% infants received prelacteal food, and 51.9% weren’t exposured of formula milk promotion. Variables related were maternal nutritional status based on BMI, implementation of early initiation, infants received prelacteal food, and exposured of formula milk promotion. Variables weren’t related were maternal age, mother’s employment status, mother's education level, parity, maternal Hb levels, support from health workers, place and mode of delivery.Conclusion: Maternal nutritional status based on BMI, implementation of early initiation, infants received prelacteal food, and exposured of formula milk promotion are factors related to the success of excluisve breastfeeding practice in agricultural area of Semarang Regency.Keywords: Exclusive breastfeeding, agricultural, prelacteal, early initiation, Semarang Regency
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/22793
2022-08-04T02:53:14Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22793
2022-08-04T02:53:14Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 18, No 1 (2019): MKMI
Status Kerentanan Nyamuk Anopheles spp. terhadap Lambdacyhalothrin 0.05% di Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo
Ningtyas, Angelia Galuh; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2019-04-15 14:09:56
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22793
Anopheles spp; Lambdacyhalothrin; Status Kerentanan
id
Latar belakang: Nyamuk Anopheles spp merupakan vector penyakit Malaria di Kabupaten Purworejo. Selama ini belum dilakukan monitoring status kerentanan nyamuk Anopheles spp di Kabupaten Purworejo. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur status kerentanan nyamuk Anopheles spp di Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo.Metode: Penelitian ini mengginakan metode Quasi-experiment dengan sample yaitu nyamuk Anopheles spp hasil koloni F1. Pengujian status kerentanan nyamuk dilakukan pada nyamuk betina sejumlah 120 ekor nyamuk Anopheles spp. Pengujian dilakukan pengulangan sebanyak 6 kali, dengan menggunakan 4 tabung uji kerentanan dan 2 tabung control, masing-masing tabung berisi 20 ekor nyamuk.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata knock down nyamuk Anopheles spp selama 60 menit paparan adalah 19 per repetisi (92,5%). Setelah holding 24 jam, rata-rata kematian nyamuk Anopheles spp adalah 20 per pengulangan (100%). Kematian nyamuk mencapai 80 nyamuk (100%) pada 12 jam. Pada kelompok kontrol, jumlah kematian nyamuk setelah 24 jam adalah 2 ekor (0,5%).Simpulan: Nyamuk Anopheles spp masih rentan terhadap lambdacyhalothrin, sehingga lambdacyhalothrin masih dapat digunakan sebagai kontrol vektor di Kabupaten Purworejo
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/38860
2022-08-04T05:00:00Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/38860
2022-08-04T05:00:00Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 4 (2021): MKMI; 268-274
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan
Herawardhani, Anisya; Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Widjanarko, Bagoes; Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Prabamurti, Priyadi Nugraha; Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-08-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/38860
perilaku; merokok; pegawai
id
ABSTRAKLatar Belakang: Merokok merupakan salah satu perilaku berisiko dalam jangka panjang. Tidak hanya perokok aktif yang merasakan dampak dari perilaku merokok, namun juga dirasakan oleh perokok pasif yang ada di sekitarnya. Perilaku merokok menyebabkan berbagai penyakit degeneratif hingga menyebabkan kematian. Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan merupakan salah satu instansi kesehatan, dimana perilaku yang tidak mendukung kesehatan harusnya dapat dihindari seperti perilaku merokok, karena perilaku merokok memiliki dampak merugikan bagi kesehatan. Dalam hal perilaku merokok, pegawai yang bekerja di instansi kesehatan merupakan role model bagi masyarakat pada umumnya guna meningkatkan kesehatan masyarakat.Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan. Metode : Penelitian observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi yaitu seluruh pegawai yang sesuai dengan kriteria inklusi berjumlah 34 pegawai. Sampel penelitian menggunakan total sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu pengetahuan, latar belakang pendidikan, sikap, ketersediaan fasilitas, ketersediaan informasi, kemudahan akses mendapatkan rokok, ketersediaan KTM, dan sikap dan perilaku rekan kerja. Variabel terikat yaitu perilaku merokok. Pengumpulan data dengan menggunakan metode angket. Analisis data menggunakan uji univariat dan uji bivariat menggunakan Uji Chi Square Test dengan SPSS. Hasil : Sebesar 68% responden berpengetahuan baik, 53% responden dengan latar belakang pendidikan kesehatan, 74% responden dengan sikap mendukung perilaku merokok di kantor, 65% KTM (Kawasan Terbatas Merokok) telah tersedia, 65% informasi mengenai bahaya rokok telah tersedia, 85% akses mendapatkan rokok mendukung, 59% fasilitas merokok telah tersedia, 74% sikap dan perilaku rekan kerja yang mendukung untuk berperilaku merokok. Sebesar 35% responden dengan perilaku merokok dan 25% diantaranya tergolong dalam perokok berat dengan jumlah konsumsi rokok harian tertinggi mencapai 32 batang/hari. Variabel yang berhubungan dengan perilaku merokok yaitu pengetahuan (p-value = 0,005) serta sikap dan perilaku rekan kerja (p-value = 0,000).Simpulan : Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan mayoritas tidak merokok. Predisposing factor yang berhubungan dengan perilaku merokok yaitu Pengetahuan dan reinforcing factor yang berhubungan dengan perilaku merokok yaitu sikap dan perilaku rekan kerja. Kata Kunci : Perilaku, Merokok, Pegawai ABSTRACT Title: Factors Related to Employee Smoking Behavoiur Grobogan district Health Office Background: Smoking is a risky behavior in the long term. Not only active smokers who feel the impact of smoking behavior, but also passive smokers who are around them which cause various degenerative diseases to cause death. Grobogan District Health Office is one of the health agencies, where behavior that does not support health should be avoided like smoking behavior, because smoking behavior has a detrimental impact on health. In terms of smoking behavior, employees who work in health institutions can be role models for the community in general in order to improve public health. This study aims to analyze the factors associated with smoking behavior in the employees of the Grobogan District Health Office.Method: Observational research with Cross Sectional approach. The population is all employees who meet the inclusion criteria, totaling 34 employees. The research sample used a total population sampling consisting of 34 respondents. The independent variables in this study were knowledge, educational background, attitudes, availability of facilities, availability of information, ease of access to cigarettes, availability of KTM, and attitudes and behavior of co-workers. The dependent variable is smoking behavior. Data collection using the questionnaire method. Data analysis using univariate test and bivariate test using Chi Square Test with SPSS.Result: 68% of respondents with good knowledge, 53% of respondents with health education background, 74% of respondents with an attitude of supporting smoking behavior in the office, 65% of KTM (Restricted Smoking Areas) are available, 65% of information about the dangers of smoking is available, 85% access to cigarettes supports, 59% smoking facilities are available, 74% attitudes and behavior of coworkers that support smoking behavior. 35% of respondents with smoking behavior and 25% of them are classified as heavy smokers with the highest number of daily cigarette consumption reaching 32 cigarettes/day.Conclusion: The majority of Grobogan District Health Office employees do not smoke. The related predisposing factor is knowledge and the related reinforcing factor is the attitude and behavior of coworkers. Keywords: Behavior, Smoking, Employee
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/39592
2022-02-20T10:14:27Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39592
2022-02-20T10:14:27Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 5 (2021): MKMI; 349-354
Determinan Kinerja Penatalaksanaan Tuberkulosis Paru oleh Petugas di Puskesmas Kota Semarang
Nirwesti, Wahyu; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Sriatmi, Ayun; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusumawati, Aditya; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-11-12 04:40:53
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39592
Tuberkulosis; Kinerja; Kepemimpinan; Kompensasi; Motivasi
id
Latar belakang: Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit paru menular yang menjadi salah satu masalah kesehatan yang dihadapi oleh banyak negara di dunia, terutama negara berkembang. Kota Semarang merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki jumlah penderita TB terbanyak dengan tingkat keberhasilan pengobatan TB yang rendah. Apalagi angka drop out penderita TB dan kasus TB MDR meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan adanya kegagalan dalam penanganan pasien TB di kota Semarang dan kinerja petugas kesehatan yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sumber daya manusia, sarana prasarana, budaya organisasi, kepemimpinan, kompensasi, desain pekerjaan, dan motivasi dengan kinerja petugas kesehatan dalam menangani pasien TB di Puskesmas Kota Semarang.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional terhadap 74 sampel pekerja yang merawat pasien TB. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner tertutup. Univariat dan bivariat digunakan dalam menganalisis data.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja petugas dalam menangani pasien TB baik dengan persentase 56,8. Dari uji bivariat, variabel yang berhubungan dengan kinerja dalam merawat pasien TB adalah kepemimpinan (p 0,000), kompensasi (p 0,018), desain pekerjaan (p 0,000), dan motivasi (p 0,000).Simpulan: Disarankan kepada Puskesmas untuk membuat SOP dalam bentuk flow chart dan mensosialisasikannya kepada petugas kesehatan yang menangani TB. Kepada Kepala Puskesmas dan para Wakil Pembina Dinas Kesehatan Kota agar melakukan pengawasan terhadap pengobatan pasien TB fase intensif secara masif.Kata kunci: Tuberkulosis; Kinerja; Kepemimpinan; Kompensasi; Motivasi ABSTRACT Title: Performance Determinants of Pulmonary Tuberculosis Management by Officers at the Semarang City Health CenterBackground: Tuberculosis (TB) is a contagious infectious lung disease which becomes one of the health issues faced by many countries in the world, mostly by developing countries. Semarang City is one the regions in the Province of Central Java which has the highest number of TB patient with lower success rate in treating TB patient. Moreover, the drop out rate of TB patient and TB MDR cases increase every year. It shows that there is a failure in treating TB patient in Semarang city and the health worker’s performance is low. The aim of this research is to find out the relationship of human resources, infrastructure, organizational culture, leadership, compensation, job design, and motivation with the health worker’s performance in treating TB patient in the public health centers in Semarang City. Method: This research is a quantitative research using cross sectional approach to 74 sample of the workers treating TB patients. The data are collected using closed-questionnaire. Univariat and bivariat are used in analyzing the data. Result: The research shows that the worker’s performance in treating TB patients is good with percentage of 56,8. From the bivariat test, the variabels related with performance in treating TB patient are leadership (p 0,000), compentation (p 0,018), job design (p 0,000), and motivation (p 0,000).Conclusion: It is suggested for the public health centers to make SOP in flow chart form and socialize it to the TB treating health workers. For the chief of the Public Health Centers and the vice supervisors of the City Health Departement to supervise the intensive phase treating of TB patients massively.Keywords: Tuberculosis; Performance; Leadership; Compensation; Motivation.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6166
2022-04-03T09:46:01Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/6166
2022-04-03T09:46:01Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 1 (2020): MKMI; 1-4
Perilaku Wanita Pekerja Seks dalam Pencegahan Infeksi Menular Seksual (Studi Kualitatif Pada Anak Asuh di Lokalisasi Gembol, Sukosari, Bawen, Kabupaten Semarang)
Prihani, Ninik; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Prabamurti, Priyadi Nugraha; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Riyanti, Emmy; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-02-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/6166
Perilaku Wanita Pekerja Seks; Infeksi Menular Seksual; Lokalisasi Gembol
id
Latar belakang: Wanita Pekerja Seks (WPS) adalah wanita-wanita yang bekerja menjual atau menyewakan tubuhnya untuk kenikmatan orang lain dengan mengharapkan suatu imbalan atau upah. Di Kabupaten Semarang khususnya di lokalisasi Gembol Sukosari biasa disebut Anak Asuh. Mereka termasuk kelompok beresiko tinggi dalam penyebaran kasus IMS. Tujuan penelitian ini adalah memahami perilaku seksual WPS dalam pencegahan IMS di Lokalisasi Gembol, Sukosari, Bowen, Kabupaten Semarang.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan subyek penelitian sebanyak 7 WPS di Lokalisasi Gembol yang memiliki kriteria tinggal menetap, sebagai peer educater (PE), mempunyai pasangan seksual, dan telah bekerja selama 1 tahun.Hasil: Sikap subyek terhadap upaya pencegahan IMS sudah baik, akan tetapi praktek WPS terhadap upaya pencegahan IMS masih kurang, mereka tidak 100% menggunakan alat pelindung (kondom) ketika melakukan aktifitas seksual.Simpulan: Pengetahuan subyek penelitian sudah cukup baik. Subyek penelitian dapat menjelaskan definisi, gejala, dan cara penularan IMS. Kata kunci: Perilaku Wanita Pekerja Seks, Infeksi Menular Seksual, Lokalisasi Gembol. ABSTRACTTitle: Behaviour of Female Sex Workers in the Prevention of Sexually Transmitted Infection (Qualitative Studies of Foster Children in Lokalisasi Gembol, Sukosari, Semarang Regency Background: Female Sex Workers (WPS) is the women who work to sell or rent her body for the enjoyment of others by expecting a reward or remuneration. Particularly localized in Semarang District Gembol Sukosari called Foster Children. They include high-risk groups in the spread of STI cases. The aim of this research is to understand the sexual behavior of WPS in the prevention of STI in the localization of GembolMethod: This research is a qualitative with the research subjects are 7 WPS that have characteristic are residence, as Peer Educater (PE), has a sexual partner, working as a sex worker for at least one year.Result: Subjects attitude towards STI preventionhas been good, but the practice of WPS STI prevention efforts are still lacking, they wasn’t use of condoms l00% as a preventive effort when they had a sexual activity.Conclusion: The knowledge of WPS was good enough. Research subjects can explain the definition, symptoms, and modes of transmission of STIs. Keywords: Behaviour of Female Sex Workers, Sexually Transmitted Infection, Lokalisasi Gembol
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/40983
2022-02-20T08:44:48Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/40983
2022-02-20T08:44:48Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 6 (2021): MKMI; 433-442
Pengetahuan Gizi dan Pola Asuh Ibu sebagai Faktor Risiko Stunting Usia 6-24 Bulan di Daerah Pertanian
Saputri, Ulfa Ayu; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Pangestuti, Dina Rahayuning; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Rahfiludin, M. Zen; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-12-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/40983
Pengetahuan Gizi; Pola Asuh; Stunting; Daerah Pertanian
id
Latar belakang: Kawasan Asia Tenggara merupakan peringkat kedua wilayah Asia yang memiliki prevalensi stunting tertinggi dengan total anak yang mengalami stunting sebanyak 29,4% yaitu 15,6 juta. Pengetahuan gizi ibu memengaruhi perilaku ibu dalam mengasuh anaknya dan pola asuh merupakan faktor penyebab langsung status gizi pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dan pola asuh ibu dengan kejadian stunting pada balita usia 6-24 bulan di daerah pertanian.Metode: Penelitian telaah sistematis ini menemukan 20.487 artikel berdasarkan kata kunci stunting, pengetahuan gizi ibu, pola asuh ibu dan daerah pertanian dari lima mesin pencari yaitu Google Scholar, Perpusnas, Portal Garuda, PubMed dan PROQUEST dengan kriteria inklusi artikel terbit ≤10 tahun terakhir, subjek penelitian usia 6-24 bulan, terakreditasi minimal sinta 4 atau Scimago Q3, full-text, wilayah penelitian Indonesia dan negara lain di kawasan Asia Tenggara.Hasil: Penelitian ini menghasilkan 40 artikel dan menjadi 9 artikel setelah melewati methodological screening dengan rincian satu artikel menunjukkan hubungan pengetahuan gizi dan stunting, lima dari enam artikel menunjukkan hubungan ASI eksklusif dengan stunting, tujuh dari delapan artikel menunjukkan hubungan makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan stunting dan dua artikel menunjukkan hasil konsisten adanya hubungan pola asuh hygiene dan sanitasi dengan stunting.Simpulan: Pengetahuan ibu tentang gizi dan pola asuh cenderung menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kejadian stunting pada balita usia 6-24 bulan di daerah pertanian, khususnya pada pola asuh terkait MP ASI serta hygiene dan sanitasi.Kata kunci: Pengetahuan Gizi; Pola Asuh; Stunting; Daerah Pertanian ABSTRACT Title: Nutrition Knowledge and Caring Capacity of Mother as Risk Factor of Stunting Children Aged 6-24 Month in Agricultural AreasBackground: Southeast Asia is the second ranked region in Asia that has the highest prevalence of stunting with a total of 29.4% children were stunting, namely 15.6 million. Nutrition knowledge affects the behavior of mothers in caring for their children and caring capacity is a direct factor causing nutritional status in children. This study aims to analyze the relationship between knowledge and parenting styles of mothers with the incidence of stunting in toddlers aged 6-24 months in agricultural areas. Method: This systematic study found 20,487 articles based on the keywords stunting, nutrition knowledge of mother, caring capacity and agricultural areas from five search engines Google Scholar, Perpusnas, Portal Garuda, PubMed and PROQUEST with inclusion criteria for articles published in the last 10 years, subject of research is children 6-24 month, accredited at least sinta 4 or Scimago Q3, full-text, the research area of Indonesia and other countries in the Southeast Asia region.Result: This study produced 40 articles and became 9 articles after passing the methodological screening with details of one article showing the relationship between nutritional knowledge and stunting, five of the six articles showing the relationship between exclusive breastfeeding and stunting, seven of eight articles showing the relationship between complementary feeding and stunting and two articles showing the results that there is a consistent relationship between hygiene and sanitation parenting and stunting.Conclusion: mother's knowledge about nutrition and parenting tends to show a significant relationship with the incidence of stunting in toddlers aged 6-24 months in agricultural areas, especially in caring capacity related to complementary feeding and hygiene and sanitation..Keywords: Nutrition Knowledge; Caring Capacity; Stunting; Agricultural Areas
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/23996
2022-08-08T06:29:54Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23996
2022-08-08T06:29:54Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 2 (2020): MKMI; 90-93
Upaya Tanggap Darurat Kebakaran di Instalasi Gizi Sebuah Rumah Sakit Swasta Kota Semarang
Widyantara, Bernadus Oktavian; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Denny, Hanifa Maher; Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kurniawan, Bina; Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23996
upaya tanggap darurat kebakaran; instalasi gizi; rumah sakit
id
ABSTRAK Latar belakang: Bangunan rumah sakit adalah bangunan yang memiliki risiko kebakaran tinggi. Hal ini berdasarkan hasil identifikasi ditemukan sumber utama penyebab kebakaran. Seperti penggunaan peralatan listrik, korsleting arus listrik, menggunakan tabung gas bertekanan, menggunakan berbagai bahan kimia cair dan padat yang mudah terbakar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mendalam tentang upaya tanggap darurat kebakaran di instalasi nutrisi rumah sakit swasta di kota Semarang.Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. 4 informasi utama dan triangulasi 2 instrumen orang. Dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara mendalam dan lembar observasi. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Pedoman Teknologi untuk Manajemen Perlindungan Kebakaran di Wilayah Perkotaan. Hasil: Hasil wawancara yang dilakukan terhadap informan utama mengenai organisasi tanggap darurat diperoleh hasil bahwa seluruh informan menyatakan bahwa rumah sakit membentuk tim penanggulangan kebakaran (TPK), manajemen kebakaran terkait unit bangunan rumah sakit memiliki tim penanggulangan kebakaran dan penanggung jawab rumah sakit. Sarana proteksi aktif kebakaran di sebuah rumah sakit swasta kota Semarang khususnya instalasi gizi belum terdapat system proteksi aktif alarm, detektor dan sprinkler. Sarana penyelamatan jiwa di sebuah rumah sakit swasta kota Semarang belum terdapat pintu darurat dan tangga daruratSimpulan: Sistem manajemen kebakaran secara umum sesuai. Sistem proteksi kebakaran aktif dan sarana menyelamatkan nyawa di rumah sakit swasta di kota Semarang khususnya dalam instalasi nutrisi belum sepenuhnya terpenuhi. Kata kunci: upaya tanggap darurat kebakaran, instalasi gizi, rumah sakit.ABSTRACT Title: Fire Emergency Response Efforts At The Nutrition Installation Of A Private Hospital In Semarang City Background: Hospital buildings are buildings that have a high risk of fire. It is based on the results of identification found the main source of the cause of the fire. Such as the use of electrical equipments, short circuit of electric current, using pressurized gas cylinders, using various of liquid and solid chemicals that are flammable. The purpose of the research is to get deep information about fire emergency response efforts at the nutrition installation of a private hospital in Semarang city.Method: This research is a descriptive study with a qualitative approach. 4 main informations and triangulation of 2 instruments people. In this study using in depth interview guidelines and observation sheets. Based on the Ministerial Regulation of Public Works on Technological Guidelines for Fire Protection Management in Urban AreasResult: The results of interviews conducted with key informants regarding emergency response organizations obtained the results that all informants stated that the hospital formed a fire prevention team (TPK), fire management related to hospital building units has a fire prevention team and the person in charge of the hospital. Active fire protection facilities in a private hospital in the city of Semarang, especially the nutritional installation, there is no active protection system for alarms, detectors and sprinklers. Means of saving lives in a private hospital in the city of Semarang do not yet have an emergency exit and emergency stairs
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/45280
2022-08-18T04:44:20Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/45280
2022-08-18T04:44:20Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 3 (2022): MKMI; 209-216
Hubungan Karakteristik dan Tingkat Stres Primary Family Caregiver dengan Kualitas Hidup Penderita Stroke Iskemik di RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan
Apriliyanti, Itsnatur Rizkiyah; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember, Jember|Universitas Jember
Bumi, Candra; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember, Jember|Universitas Jember
Ersanti, Arina Mufida; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember, Jember|Universitas Jember
2022-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/45280
Kualitas Hidup; Stroke; PFC; Stres
id
Latar belakang: Penilaian kualitas hidup sangat penting bagi penderita stroke karena dapat merencanakan dan mengevaluasi keberhasilan terapi pasca stroke. Kualitas hidup penderita stroke dipengaruhi oleh keberadaan PFC yang membantu perawatan jangka panjangnya selama di rumah. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan karakteristik dan tingkat stres PFC dengan kualitas hidup penderita stroke iskemik di RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan.Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yang menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan sejak bulan Mei sampai Oktober tahun 2021 di kabupaten Pamekasan. Populasi penelitian ini adalah penderita stroke yang rawat jalan di RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan pada tahun 2019 sampai Maret tahun 2021 yaitu sebanyak 1.012 orang dengan jumlah sampel sebanyak 103 orang yang diambil dengan teknik simple random sampling. Analisis data yang digunakan adalah Chi-Square Test.Hasil: Hasil uji chi square menunjukkan bahwa pendidikan (p=0,047) dan tingkat stres (p=0,008) PFC memiliki hubungan dengan kualitas hidup penderita stroke. Usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan, dan hubungan kekerabatan PFC penderita stroke tidak memiliki hubungan dengan kualitas hidup penderita stroke.Simpulan: Terdapat hubungan antara pendidikan dan tingkat stres PFC dengan kualitas hidup penderita stroke.Kata kunci: Kualitas Hidup; Stroke; PFC; StresABSTRACTTitle: The Relationship Characteristic and Stress Level of Primary Family Caregiver with Ischemic Stroke Patients Life Quality at Regional Public Hospital Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan.Background: Quality of life assessment is very important for stroke patients because it can plan and evaluate the efficacy of post-stroke therapy. Stroke survivors life quality influenced by the presence of PFC that help in their long-term care at home. The purpose of this study was to analyze relationship between characteristics and stress levels of PFC with ischemic stroke patients life quality at Regional Public Hospital Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan.Method: This research was conducted from May to October 2021 in Pamekasan district. The population of this study are stroke patients who were outpatients at RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan in 2019 to March 2021, it was the amount of 1,012 people and 103 people total sample taken by simple random sampling technique. Result: The results of chi square test showed that education (p = 0.047) and stress level (p = 0.008) of PFC had a relationship with stroke patients life quality. Age, gender, occupation, income, and PFC kinship of stroke patients had no relationship with stroke patients life quality.Conclusion: There is a relationship between education and stress level of PFC with stroke patients life quality.Keywords: Quality of Life; Stroke; PFC; Stress
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/43873
2022-09-05T08:51:31Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43873
2022-09-05T08:51:31Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 2 (2022): MKMI; 107-112
Determinan Persepsi Perawat Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit
Wicaksana, Ken Ardi; Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Faletehan, Serang, Banten|Universitas Faletehan
Pertiwi, Wiwik Eko; Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Faletehan, Serang, Banten|Universitas Faletehan
Rahayu, Sri; Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Faletehan, Serang, Banten|Universitas Faletehan
2022-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43873
K3RS; masa kerja; pelatihan K3RS; persepsi
id
Latar belakang: Persepsi adalah suatu proses individu mengorganisasikan stimulus yang diterima dan menginterpretasikannya, sehingga individu dapat menyadari dan memahami apa yang diterima dan hal ini juga dapat dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman individu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan persepsi perawat tentang K3 Rumah Sakit di RSUD Kota Cilegon Tahun 2021.Metode: Desain penelitian bersifat cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh perawat di RSUD Kota Cilegon dengan jumlah sampel 100 orang yang diambil dengan metode proportional sampling. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari profil RSUD Cilegon. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi square.Hasil: Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 62 responden (62%) memiliki persepsi baik tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS), 58 responden (58%) memiliki masa kerja baru, 90 responden (90%) pernah mengikuti pelatihan K3RS, 63 responden (63%) memiliki pengetahuan baik tentang K3RS dan 65 responden (65%) memiliki tingkat pendidikan Diploma III. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara masa kerja (p value = 0,007), pelatihan K3 Rumah Sakit (p value = 0,006), pengetahuan (p value = 0,001) dan tingkat pendidikan (p value = 0,000) dengan persepsi perawat tentang K3RS.Simpulan: Persepsi perawat tentang K3 Rumah Sakit dipengaruhi oleh masa kerja, pelatihan K3 Rumah Sakit, pengetahuan dan tingkat pendidikan.Kata kunci: K3RS; masa kerja; pelatihan K3RS; persepsiABSTRACTTitle: Determinants of Nurses' Perceptions about Hospital Occupational Health and SafetyBackground: Perception is an individual process of organizing the received stimulus and interpreting it, so that individuals can realize and understand what is received and it could also be affected by individual experiences. The purpose of this study was to determine the determinants of nurses' perceptions about Hospital Occupational Health and Safety at Cilegon General Hospital in 2021.Method: The study design was cross sectional. The study population was all nurses at Cilegon General Hospital with a sample of 100 people were taken by the proportional sampling method. Primary data was collected using questionnaires, while secondary data was obtained from the profile of Cilegon General Hospital. Data analysis was conducted using chi square test.Result: Analysis results show that there are 62 respondents (62%) have a good perception of hospital OHS, 58 respondents (58%) have a new work period, 90 respondents (90%) have attended hospital OHS training, 63 respondents (63%) have good knowledge about hospital OHS and 65 respondents (65%) have a Diploma III education level. The results of the analysis showed that there was a significant relationship between work period (p value = 0.007), Hospital OHS training (p value = 0.006), knowledge (p value = 0.001) and education level (p value = 0.000) with the nurses' perceptions about Hospital OHS.Conclusion: Nurses' perceptions of OHS in hospitals are influenced by work period, OSH training, knowledge and level of education.Keywords: Hospital OHS; perception; work period; OHS training
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/25352
2022-08-10T04:35:24Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25352
2022-08-10T04:35:24Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 3 (2020): MKMI; 184-188
Keinginan Berhenti Merokok pada Pelajar Perokok di Smk Swasta Kota Semarang
Napitupulu, Evani Ida; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Widjanarko, Bagoes; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Husodo, Besar Tirto; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25352
Intensi; merokok; remaja; berhenti merokok
id
Latar Belakang: Merokok masih menjadi salah satu masalah terbesar kesehatan yang dapat menyebabkan kematian. Usia remaja adalah usia inisiasi para perokok. Berhenti merokok merupakan suatu bentuk proses, yang dimulai dengan pembentukan niat dalam diri individu. Kunci utama keberhasilan program berhenti merokok adalah adanya niat yang kuat dari perokok untuk berhenti merokok. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi intensi berhenti merokok pada remaja khususnya pada siswa SMK.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dipilih menggunakan total populasi yang didapat melalui angket dengan kriteria inklusi adalah siswa laki-laki perokok aktif di SMK X Kota Semarang yang berjumlah 72 siswa. Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square.Hasil: Sebagian besar responden memiliki niat untuk berhenti merokok sebesar 60,0%. Variabel yang berhubungan dengan intensi berhenti merokok antara lain : sikap responden (p-value 0,002), norma Subjektif (p-value 0,000), persepsi kontrol perilaku (p-value 0,000)Simpulan dan Saran: Pemberian edukasi atau layanan berhenti merokok bagi siswa perokok diperlukan untuk membantu siswa dalam berhenti merokok.Title: Smoking Cessation Intention among Vocational Student Smoker Teenagers in Semarang City Background: Smoking is a bad habit that is always inherent among teenagers. Teenagers is the age of initiation of smokers. Stop smoking is a form of process, which starts with the formation of an intention in an individual. The main key to the success of the smoking cessation program is the intention of smokers to stop smoking. The purpose of this study to determine the factors that can affect the intention to stop smoking in adolescents, especially in vocational students.Method: This research is a quantitative research with cross sectional approach. The sample was selected using the total population obtained through questionnaires with inclusion criteria were male active smokers in Vocational High School X Semarang, amounting to 72 students. The analytical data was conducted univariate and bivariate analysis using Chi Square test.Result: Most respondents had the intention to stop smoking by 60.0%. The variables related to smoking cessation intention are : Behavioral Belief (p-value 0,002), Subjective norms (p-value 0,000), perceived of behavioral control (p-value 0,000).Conclusion:. Provision of smoking cessation education or services for students who smoke is needed to help students stop smoking. Keywords: intention, smoking, adolescent, smoking cessation
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/43112
2023-03-06T05:17:11Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43112
2023-03-06T05:17:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 5 (2022): MKMI; 340-346
Faktor Risiko Gangguan Pendengaran Pada Pekerja: Tinjauan Literatur
Ramadhania, Bintang; Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Depok|Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Herbawani, Chahya Kharin; Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Depok|Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
2022-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43112
faktor risiko; gangguan pendengaran; pekerja
id
Latar Belakang: Gangguan pendengaran akibat kerja adalah masalah pendengaran ketika pekerja mengalami penurunan pada fungsi pendengaran. Komite Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian yang menyebutkan bahwa gangguan pendengaran karena paparan bising di Indonesia masih tertinggi di Asia Tenggara yaitu dengan jumlah 16,8 persen atau sekitar 36 juta pada tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi faktor risiko gangguan pendengaran pada pekerja.Metode: Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan sumber data diperoleh menggunakan platform Google Scholar, Researchgate, dan PubMed terkait dengan faktor risiko gangguan pendengaran pada pekerja. Data penelitian diambil dari tahun 2016-2021. Full paper, open access, memiliki ISSN, berbahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, dan terpublikasi pada 5 tahun terakhir merupakan kriteria inklusi penelitian ini, sedangkan kriteria ekslusi yang digunakan adalah tidak relevan dengan kata kunci.Hasil: Berdasarkan hasil penelitian yang sudah didapat dalam 5 tahun terakhir, ditemukan berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadi gangguan pendengaran pada pekerja. Faktor risiko gangguan pendengaran pada pekerja dibagi menjadi faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor risiko yang dapat diubah.Simpulan: Faktor risiko yang tidak dapat diubah antara lain usia, jenis kelamin, masa kerja, tingkat pendidikan, status perkawinan, riwayat hipertensi, waktu audiogram awal. Adapun faktor risiko yang dapat diubah yaitu intensitas kebisingan, shift kerja, lama kerja atau durasi kerja, penggunaan APD, merokok, tidak konsumsi obat-obatan.Kata kunci: faktor risiko; gangguan pendengaran; pekerjaABSTRACTTitle: Risk Factors for Hearing Loss in Workers: Literature ReviewBackground: Hearing loss due to work is a hearing problem when workers experience a decrease in hearing function. The National Committee for the Prevention of Hearing Loss and Deafness stated that hearing loss due to noise exposure in Indonesia is still the highest in Southeast Asia, with 16.8 percent or around 36 million in 2014. This study aims to identify and identify risk factors for hearing loss in workers.Method: This study uses a literature review method with data sources obtained using the Google Scholar, Researchgate, and PubMed platforms related to risk factors for hearing loss in workers. The research data was taken from 2016-2021. Full paper, open access, having ISSN, in Indonesian and English, and published in the last 5 years are the inclusion criteria for this research, while the exclusion criteria used are irrelevant to the keywords.Result: Based on the results of research that has been obtained in the last 5 years, various factors were found that can increase the risk of hearing loss in workers. Risk factors for hearing loss in workers are divided into irreversible risk factors and modifiable risk factors.Conclusion: Risk factors that cannot be changed include age, gender, years of service, education level, marital status, history of hypertension, time of initial audiogram. The risk factors that can be changed are noise intensity, work shifts, length of work or duration of work, use of PPE, smoking, not taking drugs.Keywords: risk factors; hearing loss; workers
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/55254
2023-07-31T02:50:51Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55254
2023-07-31T02:50:51Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 2 (2023): MKMI; 125-135
Analisis Pemberian Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil di Puskesmas: Studi Literature Review
Mutiara, Elsa Sari; Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara|Universitas Sumatera Utara
Manalu, Lasria; Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara|Universitas Sumatera Utara
Klise, Ranita Evi; Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara|Universitas Sumatera Utara
Aginta, Sephiani; Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara|Universitas Sumatera Utara
Aini, Fadilah; Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara|Universitas Sumatera Utara
Rusmalawaty, Rusmalawaty; Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara|Universitas Sumatera Utara
2023-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55254
tablet tambah darah; ibu hamil; puskesmas
id
Latar Belakang: Terjadinya anemia pada Ibu Hamil berakibat buruk dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada janin di dalam kandungan dan juga berpotensi menimbulkan berbagai masalah selama kehamilan hingga persalinan, bahkan juga dapat membuat terjadinya kematian pada ibu dan anak. Dengan demikian salah satu pencegahan yang dapat diberikan dalam mengatasi anemia yaitu melalui pemberian TTD atau tablet tambah darah. Bertujuan untuk menganalisis pemberian tablet tambah darah (TTD) pada Ibu Hamil yang terjadi di beberapa Puskesmas.Metode: Menggunakan hasil penelitian sebelumnya berupa literature review dengan jangka waktu 5 tahun terakhir (2018-2023) yang dipublikasikan pada situs online Google Scholar dan Portal Garuda yang berhubungan dengan Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil di Puskesmas. Jurnal yang dipilih adalah 15 jurnal nasional.Hasil: Menunjukkan pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil di beberapa puskesmas masih berjalan ditemukan adanya masalah yang menyebabkan cakupan pelaksanaan masih berjalan kurang baik.Simpulan: Analisis Pemberian Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil di beberapa Puskesmas masih kurang berjalan dengan baik. Adapun pemberian tablet tambah darah (TTD) pada ibu hamil. Puskesmas masih kurang berjalan dengan baik. Adapun pemberian tablet tambah darah (TTD) pada ibu hamil dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi pendidikan, pengetahuan, perilaku terhadap kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil.Kata kunci: tablet tambah darah; ibu hamil; puskesmas Title: Analysis of Giving Blood Supplement Tablets to Pregnant Women at the Health Center: Literature Review StudyBackground: The occurrence of anemia in pregnant women has a negative impact on the growth and development of the fetus in the womb and also has the potential to cause various problems during pregnancy to delivery, and can even cause death in the mother and child. Thus, one of the preventions that can be given in overcoming anemia is through administration of iron tablets or iron tablets. Aims to analyze the administration of blood-boosting tablets to pregnant women that occurs in several health centers.Methods: Using the results of previous research in the form of a literature review for the last 5 years (2018- 2023) published on the Google Scholar online site and the Garuda Portal which are related to Supplementary Blood Tablets in Pregnant Women at the Puskesmas. The selected journals are 15 national journals.Results: Indicates that the administration of iron supplement tablets to pregnant women in several health centers is still running, it is found that there are problems that cause the scope of implementation to run poorly.Conclusion: Analysis of Giving Blood Supplement Tablets to Pregnant Women in several Community Health Centers is still not going well. As for giving iron tablets to pregnant women. Health centers are still not running well. The administration of blood-boosting tablets (TTD) to pregnant women is influenced by several factors which include education, knowledge, behavior towards compliance in consuming blood-boosting tablets in pregnant women.Keywords: blood supplement tablets; pregnant women; public health centers
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/25658
2022-08-10T04:51:22Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25658
2022-08-10T04:51:22Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 3 (2020): MKMI; 219-225
Hubungan Kualitas Udara Dalam Ruang dengan Kejadian Sick Building Syndrome (SBS) pada Karyawan PT PLN (Persero) Unit Distribusi Jawa Tengah Dan DI Yogyakarta
Anisa Putri, Chintya Paramitha; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Rahardjo, Mursid; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Wahyuningsih, Nur Endah; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25658
sick building syndrome; kualitas udara dalam ruang
id
ABSTRAK Latar Belakang: Penggunaan Air Conditioner (AC) digunakan sebagai alternatif pengganti ventilasi alami bagi bangunan perkantoran yang jarang dibersihkan akan menjadi tempat bagi mikroorganisme untuk berkembang biak. Kondisi tersebut mengakibatkan kualitas udara dalam ruangan menurun dan dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan yang disebut sebagai Sick Building Syndrome (SBS). Berdasarkan hasil observasi awal 40% karyawan mengalami gejala SBS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis hubungan kualitas udara dalam ruang (suhu, kelembaban, kadar debu dan jumlah kuman) dengan kejadian SBS.Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 34 orang dengan menggunakan kuesioner dan pengukuran. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi-square.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa karyawan PT PLN (Persero) Unit Distribusi Jawa Tengah Dan DI Yogyakarta yang mengalami gejala SBS sebanyak 44,1% (15 pegawai) dan yang tidak mengalami SBS sebanyak 55,9% (19 pegawai). Tidak terdapat hubungan antara suhu udara dengan kejadian SBS dengan p value 0,281. Tidak terdapat hubungan antara kelembaban udara dengan kejadian SBS dengan p value 0,437. Gejala yang paling banyak dirasakan adalah pegal-pegal, rasa kaku pada otot, batuk-batuk, dan hidung berair.Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara kualitas udara dalam ruangan dengan kejadian SBS pada karyawan PT PLN (Persero) Unit Distribusi Jawa Tengah Dan DI Yogyakarta. Kata kunci: sick building syndrome, kualitas udara dalam ruang ABSTRACTTitle: Relationship between Indoor Air Quality and Sick Building Syndrome (SBS) Incidence in Employees of PT PLN (Persero) in Central Java and Yogyakarta Special Region Distribution Unit Backgorund: The use of Air Conditioner (AC) used as an alternative to natural ventilation for office buildings that are rarely cleaned will be a place for microorganisms to multiply. These conditions result in decreased indoor air quality and can cause various health problems known as Sick Building Syndrome (SBS). Based on initial observations, 40% of employees experience SBS symptoms. The purpose of this study is to describe and analyze the relationship between air quality in space (temperature, humidity, dust content and the number of germs) with the occurrence of SBS.Method: This research uses analytic observational research with cross sectional approach. The number of samples in this study were 34 people using questionnaires and measurements. Data analysis was performed using a chi-square statistical test.Results: The results showed that the employees of PT PLN (Persero) Distribution Unit of Central Java and DI Yogyakarta who experienced symptoms of SBS were 44.1% (15 employees) and those without SBS experienced 55.9% (19 employees). The most felt symptoms are aches, stiffness in muscles, coughing, and runny nose. There is no relationship between air temperature and the incidence of SBS with p value 0,281. There is no relationship between air humidity with the incidence of SBS with p value 0,437. The most felt symptoms are aches, stiffness in muscles, coughing, and runny nose. Conclusion: The conclusion of this study is that there is no relationship between indoor air quality with the occurrence of SBS on the employees of PT PLN (Persero) Distribution Unit of Central Java and DI Yogyakarta Keywords : sick building syndrome, indoor air quality
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/46204
2023-07-20T07:33:11Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/46204
2023-07-20T07:33:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 1 (2023): MKMI; 7-11
Gambaran Penanganan Keluhan di Rumah Sakit Amal Sehat Wonogiri
Alifatul Maklufah, Alfi; STIKES Yayasan Rumah Sakit Dr. Soetomo, Surabaya|STIKES Yayasan Rumah Sakit Dr. Soetomo
Djunawan, Achmad; STIKES Yayasan Rumah Sakit Dr. Soetomo, Surabaya|STIKES Yayasan Rumah Sakit Dr. Soetomo
2023-02-26 01:38:22
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/46204
rumah sakit; manajemen komplain; penanganan keluhan
id
Latar belakang: Komplain dapat diartikan sebagai suatu ekspresi ketidakpuasan terhadap layanan yang harus dianggap sebagai indikator penilaian kinerja organisasi bahkan ketika organisasi melakukan upaya terbaik untuk melayani pelanggan.Metode: Metode penulisan artikel yang digunakan adalah deskriptif dengan telaah dokumen dan wawancara terhadap pelaksanaan penanganan komplain di Rumah Sakit Amal Sehat. Data dianalisis dengan analisis univariat berbentuk tabel. Hasil: Hasil penanganan komplain menunjukkan terdapat 78 komplain yang masuk pada tahun 2021 terdapat 54 komplain ditangani dengan tepat sehingga pasien dan keluarga pasien merasa puas sedangkan sisanya merasa ragu-ragu, tidak puas dan tidak tahu. Komplain tidak tahu berasal dari media sosial dengan identitas pengguna tidak jelas dan komplain ringan yang tidak dilaporkan kepada tim care solution.Simpulan: Mayoritas keluhan yang tersampaikan kepada tim care solution telah ditangani dengan baik.Kata kunci: rumah sakit, manajemen komplain, penanganan keluhan ABSTRACTTitle: Overview of Complaint Handling at Wonogiri Amal Sehat HospitalBackground: Complaints can be interpreted as an expression of dissatisfaction with a service that should be considered an indicator of an organization's performance appraisal even as the organization makes its best efforts to serve customers.Method: The method of writing the article used is descriptive with a review of documents and interviews on the implementation of complaint handling at Amal Sehat hospital. Data were analyzed by univariate analysis in the form of tables.Result: The results of complaint handling showed that there were 78 complaints that entered in 2021 there were 54 complaints handled appropriately so that patients and patients' families felt satisfied while the rest felt hesitant, dissatisfied and did not know. Complaints do not know come from social media with the identity of users unclear and mild complaints that are not reported to the care solution team.Conclusion: The majority of complaints submitted to the care solution team have been handled properly.Keywords: hospital, complaint management, complaint handling
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/56339
2023-08-30T05:26:39Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56339
2023-08-30T05:26:39Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 4 (2023): MKMI; 245-249
Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Scabies pada Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Kiri
Qalbu, Aisyah Mutiara; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
Lubis, Silvia Yasmin; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
Aslinar, Aslinar; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
2023-08-28 07:07:53
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56339
personal hygiene; scabies
id
Latar belakang: Personal hygiene (kebersihan diri) merupakan salah satu upaya seseorang untuk meningkatkan kebersihan dan kesehatan diri. Personal hygiene merupakan salah satu cara pencegahan penyakit menular scabies. Menurut (WHO) World Health Organization setiap tahunnya ada sekitar 300 juta kasus di dunia. Pada tahun 2020 kasus scabies masuk dalam 6 besar penyakit parasit epidermal kulit yang besar angka kejadiannya di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan personal hygiene dengan kejadian scabies pada wilayah kerja Puskesmas Simpang Kiri.Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan adalah pasien berusia 10 – 18 tahun yang mengunjungi Puskesmas Simpang Kiri. Sampel direkrut menggunakan teknik totally sampling dimana jumlah sampel sama dengan populasi. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder berupa wawancara dan rekam medik pasien yang datang ke Puskesmas Simpang Kiri kemudian dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat.Hasil: Responden paling banyak berusia 15 tahun (20,6%), dengan jenis kelamin laki-laki (52,9%), dan pendidikan SMP (61,8%). Pasien dengan scabies sebanyak 70,6% dan yang tidak scabies 29,4%. Dalam penelitian ini juga ditemukan tidak terdapatnya hubungan bermakna antara personal hygiene dengan kejadian scabies di Puskesmas Simpang Kiri dengan nilai p sebesar 0,150.Simpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara personal hygiene dengan kejadian scabies di Puskesmas Simpang Kiri (nilai p = 0,150).Kata kunci: personal hygiene; scabies ABSTRACTTitle: Relationship between Personal Hygiene and Scabies Incidence Rate in the Simpang Kiri Health Center Work AreaBackground: Personal hygiene is one of a person's efforts to improve personal hygiene and health. Personal hygiene is one way to prevent scabies infections. According to the World Health Organization (WHO), every year there are around 300 million cases in the world. In 2020, scabies cases will be included in the top 6 epidermal skin parasitic diseases with a large number of occurrences in the world. This study aims to determine the relationship between personal hygiene and the incidence of scabies in the Simpang Kiri Health Center work area.Method: This study used an analytic observational method with a cross-sectional approach. The population used was patients aged 10–18 years who visited the Simpang Kiri Health Center. Samples were recruited using a totally sampling technique where the number of samples is the same as the population. This study used primary and secondary data in the form of interviews and medical records of patients who came to the Simpang Kiri Health Center and then analyzed it using univariate and bivariate analysis.Risult: Most of the respondents were 15 years old (20.6%), male (52.9%), and had a junior high school education (61.8%). Patients with scabies as much as 70.6% and 29.4% without scabies. In this study, it was also found that there was no significant relationship between personal hygiene and the incidence of scabies at the Simpang Kiri Health Center, with a p value of 0.150.Conclusion: There was no significant relationship between personal hygiene and the incidence of scabies at Simpang Kiri Health Center (p value = 0.150).Keywords: personal hygiene; scabies
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/32141
2022-08-23T04:13:30Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/32141
2022-08-23T04:13:30Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 5 (2020): MKMI; 353-362
Praktik Menyusui yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita di Indonesia: Telaah Literatur
Chairunnisa, Syifa Al Janna; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nugraheni, Sri Achadi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kartini, Apoina; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/32141
stunting; indonesia; menyusui; balita
id
Latar belakang: Masih rendahnya tingkat menyusui di Indonesia bersamaan dengan cukup tingginya kejadian stunting pada balita di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi variabel faktor praktik menyusui yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di Indonesia.Metode: Strategi pencarian literatur dalam database daring dilakukan menggunakan mesin pencarian Portal Garuda, SpringerLink, EBSCOhost, dan Google Scholar dengan kata kunci: stunting, indonesia, breastfeeding. Pembatasan ditetapkan pada artikel: artikel asli dari sumber utama dengan teks penuh, diterbitkan sepuluh tahun terakhir, berbahasa Indonesia dan/atau Inggris. Faktor praktik menyusui yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di Indonesia diidentifikasi. Dari 808 artikel didapatkan 37 artikel memenuhi kriteria, diidentifikasi dan menghasilkan tiga variabel besar yaitu pelaksanaan IMD, pemberian ASI eksklusif, serta durasi menyusui (lamanya pemberian ASI dalam lingkup waktu luas).Hasil: Variabel yang berhubungan positif dengan kejadian stunting di Indonesia yaitu pelaksanaan IMD serta pemberian ASI eksklusif. Penundaan inisiasi menyusu atau tidak melaksanakan IMD serta tidak memberikan ASI eksklusif menjadi faktor risiko stunting pada balita di Indonesia dengan OR tertinggi masing-masing sebesar 3,69 dan 19,50. Variabel durasi menyusui terhadap kejadian stunting di Indonesia masih inkonklusif dimana durasi menyusui yang lebih lama ditemukan berhubungan positif dan negatif dengan menjadi faktor protektif dan faktor risiko kejadian stunting pada balita di Indonesia.Simpulan: Praktik menyusui yang ditemukan berhubungan signifikan dengan kejadian stunting pada balita di Indonesia meliputi pelaksanaan IMD, pemberian ASI eksklusif, serta durasi menyusui, menggambarkan bagaimana pentingnya praktik menyusui berinteraksi terhadap status gizi.Kata kunci: stunting; Indonesia; praktik menyusui; balitaABSTRACTTitle: Breastfeeding Practice Factors Associated with Stunting among Under-five Children in Indonesia: A Literature ReviewBackground: Low rates of breastfeeding practices in Indonesia coincide with the high incidence of childhood stunting. This review aimed to identify breastfeeding factor variables associated with stunting among under-five children in Indonesia.Method: Online literature search strategy was conducted using Portal Garuda, SpringerLink, EBSCOhost, and Google Scholar with the following keywords: stunting, Indonesia, breastfeeding. Search limits included: original and full article from primary sources, published in the last ten years, Indonesian and/or English language. Breastfeeding practice factors associated with stunting were identified. From 808 articles, 37 were obtained fulfilling the criteria. They were identified and produced three major variables, including breastfeeding initiation, exclusive breastfeeding, and breastfeeding duration.Result: Variables reported to be positively associated with stunting among under-five in Indonesia were breastfeeding initiation and exclusive breastfeeding. Delayed breastfeeding initiation and non-exclusive breastfeeding were reported to be the risk factors of stunting among under-five in Indonesia with the highest OR of 3,69 and 19,50. The breastfeeding duration variable is still inconclusive, where prolonged breastfeeding was found positively and negatively associated by becoming the protective and risk factors of stunting among under-five children in Indonesia.Conclusion: Breastfeeding practice factors found to be significantly associated with stunting in Indonesia are exclusive breastfeeding, breastfeeding initiation and breastfeeding duration, demonstrating the importance of how breastfeeding practices interact with nutritional status.Keywords: Stunting; Indonesia; breastfeeding practices; under-five children
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/56442
2023-10-31T01:08:11Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56442
2023-10-31T01:08:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 5 (2023): MKMI; 302-307
Gambaran Pengetahuan Orang Tua tentang Dehidrasi dan Penanganannya pada Anak di Bawah Lima Tahun
Bakry, Askia Ul Haq; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Aceh|Universitas Abulyatama
Amna, Eka Yunita; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Aceh|Universitas Abulyatama
Isfanda, Isfanda; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Aceh|Universitas Abulyatama
2023-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56442
dehidrasi; pengetahuan; penanganan; balita
id
Latar belakang: Dehidrasi adalah suatu kondisi kehilangan air dan garam secara berlebihan dari dalam tubuh. Dehidrasi pada Anak di Bawah Lima Tahun (Balita) sering terjadi akibat diare dan menjadi salah satu penyebab terbanyak kematian pada anak. Anak yang mengalami dehidrasi perlu penanganan yang tepat mengingat bahaya yang terjadi dan dapat berujung pada kematian. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan orang tua tentang dehidrasi dan penanganannya pada balita.Metode Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan jumlah responden 95 orang. Variabel independen pada penelitian ini adalah pengetahuan, penanganan, dan tingkat pendidikan orang tua. Variabel dependen adalah dehidrasi pada balita. Analisis data menggunakan uji chi-square. Teknik pengambilan data berupa purposive sampling. Hasil: Analisis chi-square mendapatkan bahwa pengetahuan orang tua tentang dehidrasi memiliki hubungan dengan kejadian dehidrasi pada balita (p-value= 0,001). Terdapat adanya hubungan pengetahuan orang tua tentang penanganan dehidrasi dengan kejadian dehidrasi pada balita (p-value= 0,001). Tidak adanya hubungan antara pendidikan orang tua dengan kejadian dehidrasi pada balita (p-value= 0,238).Simpulan: Kesimpulan bahwa terdapat hubungan pengetahuan dan penanganan orang tua dengan kejadian dehidrasi pada balita. Pengetahuan orang tua memiliki peranan besar dalam kesehatan anak. Hal ini dapat diliat dari penanganan orang tua terhadap kesehatan anak, penanganan orang tua didasari oleh pengetahuan yang dimiliki oleh setiap orang tua.Kata kunci: dehidrasi; pengetahuan; penanganan; balita Title: Description of Parental Knowledge about Dehydration and its Management in Children Under Five YearsBackground: Dehydration is a condition that results from the excessive loss of water and salt from the body. Dehydration in children is common to diarrhea and become one of the most common causes of death in children. Dehydration in children need proper treatment in view of the danger and eventually lead to death. The purpose of this study is to identify a parent knowledge of dehydration and the treatment of children under five years of age. Method: This study used a cross sectional method with a total of 95 respondents. Independent variable in this study are the knowledge, treatment, education level of parents. A dependent variable is dehydration in children under five. Data retrieval technique is purposive sampling.Result: Chi-square analysis found that parent knowledge of dehydration had a relationship with the incidence of dehydration in children under five years (p-value= 0,001). There is a relationship between parent knowledge about treatment dehydration and the incidence of dehydration in children under five years (p-value= 0,001). There is no relationship between education level of parents and the incidence of dehydration in children under five years (p-value= 0,238).Conclusion: The conclusion that there is a connection relationship between parent knowledge and treatment with the incidence of dehydration in children under five years. Parents knowledge has a big role in children’s health. This can be seen from the parent treatment of children’s health, the treatment of parents is based on the knowledge that each parent has.Keywords: dehydration; knowledge; treatment; children under five years
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6158
2014-02-06T14:10:20Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/6158
2014-02-06T14:10:20Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 11, No 1 (2012): MKMI; 1-7
Keandalan Manusia (Human Reliabilily Assesmenl) Pada Masinis PT. KAI Daop IV Kota Semarang
Mustika Hati, Arlina
Widjasena, Baju
Wahyuni, Ida
2012-04-02 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/6158
en
Tuntutan tugas masinis terhadap keselamatan penumpang serta pengguna jalan menuntut masinis untuk memiliki keandalan tinggi dalam pengoperasian KA. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis keandalan masinis dengan mengidentifikasi kesalahan yang mungkin teriadi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dengan menggunakan metode HEART dalam perhitungan keandalan masinis dan NASA TLX sebagai pengukuran beban kerja mental secara subjektif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari perhitungan NASA TLX, pekerjaan masinis termasuk dalam beban kerja berat dimana 81,41% informan mengalami beban kerja mental tinggi. Nilai R total yang dihitung dengan metode HEART diperoleh 0,66 dengan urutan nilai keandalan terbesar hingga terkecil adalah perjalanan KA di jalan bebas (0,99), persiapan dinas (0,99), persiapan keberangkatan (0,99), pemberangkatan masinis (0,99) dan penggunaan radio loko (0,70). Kata kunci : keandalan manusia, HEART, NASA TLX, masinis Human Reliahility Assesment of Train Engineer of PT. KAI DAOP IV Semarang City; Therefore, assessment of reliability and the factors that affect the operator error PT. KAI DAOP IV is significant for analysis. The purpose of this study is to analyze the reliability engineer to identify probability error. This study is a descriptive qualitative research method with the calculation of reliability HEART and NASA TLx to measuring subjective mental workload machinist. The result sof this research from NASA TLx that machinist jobs included in the heavy mental workload in which 81.41% of informants. The Reliability total value by HEART method obtained is 0.66 with the order of largest to smallest value is the train trip on the railway (0.99), preparation of service (0.99), preparation for departure(0.99), departure machinist (0.99) and the use of radio cab (0.70). Keyword : human reliability, HEART, NASA TLX, train engineer
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/35624
2022-02-18T07:53:15Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/35624
2022-02-18T07:53:15Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 2 (2021): MKMI; 139-143
Literature Review : Hubungan Aktivitas Fisik dan Kebiasaan Konsumsi Fast Food dengan Kejadian Obesitas Pada Anak Sekolah Dasar
Ferdianti, Lia; Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indramayu, Indramayu|Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indramayu
2021-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/35624
anak obesitas; aktivitas fisik; makanan cepat saji
id
ABSTRAKPendahuluan: Data RISKESDAS 2018 menunjukan bahwa prevalensi obesitas pada anak Indonesia umur 5-12 tahun adalah 9,2%, untuk anak laki-laki 10,7% dan untuk anak perempuan 7,7%. Obesitas pada anak disebabkan oleh beberapa faktor yakni faktor keturunan atau genetik, pola makan, sosial ekonomi dan aktivitas fisik, dimana aktivitas fisik dan pola makan sangat berpengaruh terhadap kejadian obesitas pada anak karena seiringnya perkembangan zaman permainan anak anak yang lebih banyak menggeluarkan aktivitas fisik telah tergantikan dengan permainan game online sehingga kurangnya aktivitas fisik pada anak selain itu perkembangan zaman pula menyebabkan meningkatnya pola konsumsi makanan cepat saji yang bisa didapatkan dengan cepat dan mudah. Tujuan penelitian studi literature review ini adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada anak sekolah dasar dan mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi makana cepat saji dengan kejadian obesitas pada anak sekolah dasar.Metode: Penelitian ini menggunakan desain literature review dengan mengumpulkan artikel artikel yang dipilih menggunakan mesin pencarian google scholar dan indeks sains dan teknologi. Pada pencarian awal dengan kata kunci (anak obesitas dan faktor risiko obesitas), ditemukan 5 artikel dari rentang tahun 2016 sampai 2020 yang masuk dalam kriteria inklusi dan eksklusi.Hasil: Studi literature ini didapatkan 5 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi.Simpulan : Berdasarkan hasil analisis literature review ditemukan ada hubungan yang signifikan aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada anak sekolah dasar dan ditemukan pula hubungan yang signifikan pada kebiasan konsumsi fast food dengan kejadian obesitas pada anak sekolah dasar. Kata Kunci : anak obesitas, aktivitas fisik, makanan cepat saji ABSTRACTitle: Relationship between Physical Activity and Fast Food Consumption Habits with Incidence of Obesity in Elementary School Children Background: RISKESDAS 2018 data shows prevalence of obesity in Indonesian children aged 5-12 years is 9,2%, 10,7% for boys and 7,7% for girls. Obesity in children is caused by several factor, heredity or genetic factors, diet, social economic and physical activity, where physical activityand diet are very influential on the incidence of obesity in children because over time children’s play which is more physical activity has been replaced with online games so that the the lack of physical activity in children in addition to the times have also led to an increase in fast food consumption patterns that can be obtained quickly and easly. The research objectives of this literature review study were to determine the relationship between physical activity and incidence of obesity in elementary school children and to determine relationship between fast food consumption habits and incidence of obesity in elementary school children.Methods : This study used a literature review design of article selected using several search engines google scholar and the science and technology index. At the beginning of the search with the keyword (child obesity and risk factors for obesity), the result 5 articles were found from the range of 2016 to 2020 included to the inclusion and exclusion criteria.Result : This literature study found 5 articles that match the inclusion criteria Conclusion : Based on the analysis of the literature review, it was found that there was a significant relationship between physical activity and the incidence and found a significant relationship between fast food comsumption habits and the incidence of obesity in elementary school children.Keyword : child obesity, physical activity, fast food
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/12301
2019-04-05T18:32:34Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/12301
2019-04-05T18:32:34Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 11, No 2 (2012): MKMI; 132-136
Analisis Postur Kerja Menggunakan Metode RULA dan Keluhan MSD Sopir Angkot di Tembalang
-, ekawati
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/12301
work postures, RULA, MSD
en
Analysis of working posture with RULA (Rapid Upper Limb Analysis) methods and Musculoskeletal Disoreder of transport driver’s in Tembalang. Musculoskeletal Disorder (MSD) is a discomfort condition on sceletal muscle, it is caused by the working exposure, unergonomic working posture. Transport driver’s is one of the workers who are at risk due to MSD because of awkward sitting work posture. The goal of this research was to describe the work postures and MSD of transport driver’s in Tembalang. The population and sample was all of transport driver’s in Tembalang. The data of work postures obtained through observation assessed using RULA methods. The data od MSD obtained through interview based on Nordic Body Map questionnaires. The result of this research showed that the work postures of transport driver’s was at action level 2 and 3; it’s mean that the next investigation was needed. All of transport driver’s had MSD condition, especially on the left leg, right leg and waist (73,3%, 63,3% dan 60%).
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/36741
2022-02-18T15:40:36Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/36741
2022-02-18T15:40:36Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 3 (2021): MKMI; 180-184
Hubungan Karakteristik dengan Praktik Pengasuhan Anak Menghadapi Risiko Kerentanan pada Pandemi COVID-19 di Provinsi Jawa Tengah
Karimah, Nadzar Akhlaqul; Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Sriatmi, Ayun; Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusumastuti, Wulan; Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/36741
Praktik pengasuhan anak; karakteristik; physical distancing; COVID-19
id
2020. Di Indonesia, Provinsi Jawa Tengah termasuk ke dalam lima besar provinsi dengan kasus COVID-19 tertinggi. Untuk meminimalisir penyebaran COVID-19, Pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan physical distancing yang dapat mendorong adanya kerentanan yang akan mempengaruhi praktik pengasuhan anak. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis karakteristik responden yang berhubungan dengan praktik pengasuhan anak menghadapi risiko kerentanan pada pandemi COVID-19 di Provinsi Jawa Tengah.Metode: Jenis penelitian ini yaitu penelitian survei, pendekatan kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Terdiri dari 100 sampel dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Tengah pada bulan September hingga November 2020 yang dilakukan secara online. Variabel dalam penelitian ini yaitu karakteristik responden meliputi tingkat pendidikan, pekerjaan, rata-rata penghasilan per bulan, dan status keluarga, serta praktik pengasuhan anak. Pengumpulan data menggunakan kuesioner berupa google form. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi. Analisis bivariat menggunakan chi square dan rank spearman.Hasil: Hasil uji hubungan menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan (p-value = 0,573), pekerjaan (p-value = 0,393), rata-rata penghasilan per bulan (p-value = 0,156), dan status keluarga (p-value = 0,834) tidak berhubungan dengan praktik pengasuhan anak selama pandemi COVID-19.Simpulan: Tingkat pendidikan, pekerjaan, rata-rata penghasilan per bulan, dan status keluarga tidak berhubungan dengan praktik pengasuhan anak menghadapi risiko kerentanan pada pandemi COVID-19 di Provinsi Jawa Tengah.Kata kunci: Praktik pengasuhan anak, karakteristik, physical distancing, COVID-19 ABSTRACT Title: The Relation Between Individual Characteristic and Children Parenting Practice towards Vulnerability Risk of COVID-19 Pandemic in Central Java ProvinceBackground: Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) has spread in several countries since early 2020. In Indonesia, Central Java Province is one of the top five provinces with the highest cases of COVID-19. In order to minimize the spread of COVID-19, the Indonesian government applied a physical distancing policy which encourage vulnerability that possibly affect parenting practice. The purpose of this study is to analyze characteristics related to children parenting practice towards vulnerability of COVID-19 pandemic in Central Java Province.Method: This is a survey research, quantitative approach is cross sectional. There are 100 samples, the sampling technique using accidental sampling. This research was conducted in Central Java Province from September to November 2020 by online. The variables are characteristics, involve education level, type of work, family status, and average income per month, also parenting practice. Data collection using a questionnaire using google form. Univariate analysis using frequency distribution. Bivariat analysis using chi square, and rank spearman.Result: The results of the correlaton test is the variable education level (p-value = 0.573), type of work (p-value = 0. 393), average income/month (p-value = 0.156), and family status (p-value = 0.712) were not related to parenting practice during pandemic.Conclusion: Education level, type of work, average income/month, and family status are not related to parenting practice toward vulnerability risk of COVID-19 pandemic in Central Java Province.Keywords: Parenting practice, characteristic, physical distancing, COVID-19
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/23145
2022-08-04T03:19:27Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23145
2022-08-04T03:19:27Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 18, No 2 (2019): MKMI; 35-38
Hubungan Faktor Lama Menderita DM dan Tingkat Pengetahuan dengan Distres Diabetes pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Tahun 2017 (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Rowosari, Kota Semarang)
Laili, Fitrianur; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2019-05-15 12:51:43
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23145
distres diabetes; durasi DM; tingkat pengetahuan
id
ABSTRAKLatar Belakang : Distres Diabetes adalah suatu kondisi yang banyak dialami oleh penderita Diabetes Mellitus (DM). Sebagaimana disebutkan sebesar 48,5% penderita DM Tipe 2 berisiko terkena Distres Diabetes. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis hubungan antara durasi DM dan tingkat pengetahuan mengenai Distres Diabetes pada penderita DM Tipe 2 tahun 2017.Metode : Populasi dalam penelitian ini adalah penderita DM Tipe 2 yang tercatat di Puskesmas Rowosari, Kota Semarang, tahun 2017, yang berjumlah 231 orang. Sampel minimal adalah 100 responden yang diambil dengan metode sampel acak sederhana, dan analisis data menggunakan uji Rank-Spearman dengan interval kepercayaan 95%.Hasil : Hasil menunjukkan bahwa rerata durasi DM adalah 4,66 tahun, rerata tingkat pengetahuan adalah 4,33 poin, dan rerata skor distres diabetes adalah 51,16 poin. Nilai signifikansi untuk variabel durasi DM dan tingkat pengetahuan masing-masing adalah p=0,005 (rp=-0,280) dan p=0,001 (rp=-0,654).Simpulan : Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara durasi DM dan tingkat pengetahuan dengan distres diabetes.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/37823
2022-02-22T14:13:02Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/37823
2022-02-22T14:13:02Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 4 (2021): MKMI; 219-228
Stres Pengasuhan Ibu dengan Anak Tunagrahita di SLB Negeri Semarang Selama Pandemi COVID-19
Marliana, Riska Suci; Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Prabamurti, Priyadi Nugraha; Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Handayani, Novia; Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-08-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/37823
Anak Tunagrahita; Stres Pengasuhan Ibu; Tingkat Retardasi Mental; Dukungan Sosial
id
Latar belakang: Anak tunagrahita adalah anak yang memiliki intelegensia rendah di bawah rata-rata (IQ≤70) yang diikuti keterbatasan fungsi adaptif dan fungsi intelektual, sehingga anak tunagrahita membutuhkan bantuan pengasuhan ibu lebih banyak daripada anak normal. Peraturan pemerintah mengenai Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) karena pandemi COVID-19 yang terjadi di Indonesia menambah beban pengasuhan yang mengakibatkan stres pengasuhan pada ibu. Stres pengasuhan menjadi salah satu penyebab terjadinya kekerasan terhadap anak. Tujuan utama penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan stres pengasuhan ibu dengan anak tunagrahita di SLB Negeri Semarang selama pandemi COVID-19.Metode: Desain penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian adalah seluruh ibu dengan anak tunagrahita di SLB Negeri Semarang berjumlah 151 ibu dengan sampel 110 responden yang diambil dengan teknik proportional stratified random sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah usia anak, tingkat retardasi mental anak, usia ibu, jumlah anak yang diasuh, dukungan sosial dan stres pengasuhan ibu. Tingkat stres pengasuhan ibu diukur menggunakan Parent Stress Index-Short Form. Pengumpulan data menggunakan angket google form yang disebarkam lewat pesan singkat Whatsapp orangtua/wali murid SLB Negeri Semarang tingat Sekolah Dasar. Penelitian menggunakan analisis univariat (distribusi frekuensi) dan bivariat (uji chi-square).Hasil: Mayoritas ibu mengalami stres pengasuhan rendah sebanyak 56,4%, sedangkan yang tinggi sebesar 43,6%. Karakteristik anak meliputi mayoritas usia anak < 10 tahun (72,7%) dengan kategori retardasi mental ringan (58,2%). Karakteristik ibu meliputi mayoritas usia ibu < 38 tahun (61,8%) dengan jumlah anak yang diasuh < 2 anak (66,4%) dan kategori dukungan sosial tinggi (57,3%). Terdapat hubungan antara tingkat retardasi mental anak (p-value = 0,000) dan dukungan sosial (p-value = 0,012) terhadap stres pengasuhan ibu dengan anak tunagrahita.Simpulan: Ada hubungan antara stres pengasuhan ibu dengan tingkat retardasi mental anak dan dukungan sosial. Semakin ringan tingkat retardasi mental anak, maka semakin rendah stres pengasuhan yang dialami ibu. Demikian pula dengan dukungan sosial, semakin tinggi dukungan sosial yang diterima ibu maka semikin rendah stres pengasuhan yang dialami ibu.Kata kunci: Anak Tunagrahita; Stres Pengasuhan Ibu; Tingkat Retardasi Mental; Dukungan Sosial ABSTRACT Title: Parenting Stress among Mother with Mental Retardation Child during COVID-19 PandemicBackground: Mental retardation child is a child who has below average low intelligence (IQ≤70) followed by limitations of adaptive function and intellectual function so mental retardation child need more parenting care than normal children. Government regulation on Distance Learning due to the COVID-19 pandemic in Indonesia add to the burden of parenting that results parenting stress among mother. Parenting stress is one of the causes of violence against children. The main purpose of this study is to analyze factors related to parenting stress among mother in SLB Negeri Semarang.Method: The research design is analytical observational with a cross-sectional approach. The research population is all mothers with mental retardation child in SLB Negeri Semarang numbered 151 mother with a sample of 110 respondents taken with proportional stratified random sampling techniques. Variables in this study were the age of the child, the child's level of mental retardation, the age of the mother, the number of children, social support, and parenting stress. Parenting stress level are measured by Parents Stress Index-Short Form. Data collection using google form questionnaire disseminated through Whatsapp group of parents / guardians of SLB Negeri Semarang Elementary School. The study used univariate (frequency distribution) and bivariate (chi-square test) analysis. Result: The majority of mothers experienced low parenting stress as much as 56.4% while the high one was 43.6%. Child characteristics include the majority of children < age 10 years (72.7%) with mild mental retardation category (58.2%). Mother characteristics include the majority of mothers aged < 38 years (61.8%) with the number of children < 2 children (66.4%) and high social support categories (57.3%). There is a correlation between a child's level of mental retardation (p-value = 0.000) and social support (p-value = 0.012) to the parenting stress with a mental retardation child. Conclusion: There is a correlation between parenting stress among mother with child mental retardation levels and social support. The lighter the child's mental retardation level, the lower the parenting stress experienced by the mother. Similarly, with social support, the higher the social support that mothers receive, the less stressful parenting the mother experiences.Keywords: Mental Retardation Child; Parenting Stress among Mother; Child’s Level of Mental Retardation; Social Support
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/24710
2022-08-04T04:20:03Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24710
2022-08-04T04:20:03Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 18, No 4 (2019): MKMI; 135-139
Analisis Proses Pengadaan Guna Menjamin Ketersediaan Obat di RSUD Tugurejo Semarang
Friska, Erlin; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Suryoputro, Antono; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusumastuti, Wulan; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2019-12-27 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24710
Pengadaan; E-purchasing; E-catalogue; Ketersediaan
in
Latar Belakang: Jumlah kunjungan pasien rawat jalan di RSUD Tugurejo Semarang mengalami peningkatan dari tahun 2016 hingga 2018. Adanya peningkatan jumlah pasien harus diimbangi dengan peningkatan pelayanan kefarmasian dan menjamin ketersediaan obat di rumah sakit. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis proses pengadaan guna menjamin ketersediaan obat di RSUD Tugurejo Semarang.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitik. Pengumpulan data dilakukan dengan metode indepth interview yang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Subjek penelitian merupakan Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Koordinator Gudang Farmasi, Koordinator Farmasi Rawat Jalan, serta 2 orang Staf Pegadaan sebagai informan utama. Sedangkan informan triangulasi yaitu Kepala Penunjang Medik, Staf Keuangan, Dokter Rawat Jalan, serta 2 orang Pasien. Faktor yang diteliti adalah metode, prosedur, dan anggaran dalam pengadaan obat.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada proses pengadaan obat yaitu sering terjadi keterlambatan dalam penerimaan obat dari penyedia, terdapat kekosongan obat pada sistem e-catalogue, masih sering terjadi error pada sistem e-purchasing.Simpulan: Terdapat beberapa kendala dalam proses pengadaan obat di RSUD Tugurejo Semarang yang berdampak pada ketersediaan obat di rumah sakit.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/40538
2022-02-20T08:40:03Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/40538
2022-02-20T08:40:03Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 6 (2021): MKMI; 409-415
Analisis Postur Kerja pada Usaha Gorengan Rumahan dengan Metode Rapid Upper Limb Assesment (RULA)
Marlina, Mike; Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang|Universitas Andalas
Ihsan, Taufiq; Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang|Universitas Andalas
Lestari, Resti Ayu; Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang|Universitas Andalas
2021-12-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/40538
Industri; Postur Kerja; Ergonomi; Rapid Upper Limb Assesment (RULA); Nordic Body Map (NBM).
id
Latar belakang: Usaha Gorengan Bunda merupakan home industry yang bekerja dengan cara Manual Material Handling (MMH) selama proses produksinya. Mengingat aktivitas MMH mempunyai peranan vital, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi dan menganalisis postur pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis postur kerja menggunakan metode Rapid Upper Limb Assesment (RULA) pada pekerja Usaha Gorengan Bunda yang berlokasi di Siteba.Metode: Metode RULA merupakan metode observasi untuk menganalisis postur kerja tubuh bagian atas. Pengambilan data diperoleh melalui observasi lapangan untuk memperoleh skor RULA, pengisian kuesioner Nordic Body Map (NBM) untuk memperoleh data keluhan pekerja, dan data korelasi variabel usia dan masa kerja terhadap postur kerja yang digunakan.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja pada proses membuat kulit gorengan dan proses membuat isi gorengan berada pada level action 4 yang berarti perlu dilakukan perubahan. Pada pekerja proses mengisi gorengan dan mengemas cabe berada pada level action 3 yang berarti diperlukan investigasi, perubahan diperlukan segera, sedangkan, pada proses mempersiapkan bahan berada pada level action 2 yang berarti investigasi diperlukan, perubahan mungkin diperlukan. Pada penelitian ini diperoleh korelasi antara usia dan masa kerja terhadap postur kerja pekerja dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0,06 dan 0,039.Simpulan: Penelitian ini menunjukkan masa kerja mempunyai hubungan terhadap risiko postur kerja (p < 0,05). Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan yaitu dengan menambah fasilitas kerja seperti menyediakan kursi yang memiliki penyangga punggung, memperbaiki fasilitas kerja sesuai dengan antropometri tubuh pekerja, melakukan kebiasaan berolahraga untuk menjaga kebugaran tubuh.Kata kunci: Industri; Postur Kerja; Ergonomi; Rapid Upper Limb Assesment (RULA); Nordic Body Map (NBM) ABSTRACT Title: Work Posture Analysis in Gorengan Home Industry using Rapid Upper Limb Assessment (RULA) MethodBackground: Gorengan Bunda Business is a home industry that works by means of Manual Material Handling (MMH) during the production process. Given that MMH activities have a vital role, it is necessary to conduct research to identify and analyze worker postures. This study aims to analyze work posture using the Rapid Upper Limb Assessment (RULA) method on the workers of the Gorengan Bunda Business located in Siteba. Method: The RULA method is an observational method for analyzing the work posture of the upper body. Data collection was obtained through field observations to obtain RULA scores, filling in the Nordic Body Map (NBM) questionnaire to obtain worker complaint data, and data on the correlation of age and working period variables to the work posture used. Result: The results showed that workers in the process of making fried skin and in the process of making fried fillings were at action level 4, which means that changes need to be made. In the process of filling the fry and packing chilies it is at action level 3 which means investigation is needed, changes are needed immediately, meanwhile, in the process of preparing ingredients it is at action level 2 which means investigation is needed, changes may be needed. In this study, it was found that the correlation between age and years of service on the work posture of workers with a significance value (p) of 0.06 and 0.039. Conclusion: This study shows that tenure has a relationship with the risk of work posture (p <0.05). Corrective actions that can be taken are adding work facilities such as providing chairs that have back support, improving work facilities according to the worker's body anthropometry, doing exercise habits to maintain body fitness.Keywords: Industry; Work Posture; Ergonomy; Rapid Upper Limb Assesment (RULA); Nordic Body Map (NBM)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/24809
2022-08-08T06:03:24Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24809
2022-08-08T06:03:24Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 1 (2020): MKMI; 62-67
Hubungan Jenis Kelamin, Usia dan Media Pornografi dengan Perilaku Seksual Berisiko Siswa SMP di Kota Semarang
Rahayu, Nurul Fitriani; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Indraswari, Ratih; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Husodo, Besar Tirto; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-02-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24809
Media pornografi; perilaku seksual; remaja
id
Latar Belakang: Sifat khas remaja yang memiliki rasa ingin tahu yang besar, menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung bertindak tanpa memikirkan akibatnya, menyebabkan remaja sering kali terjerumus ke dalam perilaku yang berisiko, salah satunya adalah perilaku seksual berisiko. Media pornografi menjadi salah satu faktor pendorong utama remaja terjerumus ke dalam perilaku seksual berisiko. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan jenis kelamin, usia dan keterpaparan media pornografi dengan perilaku seksual berisiko siswa SMP di Kota Semarang.Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik survei dengan pendekatan cross sectional. Sampel dari penelitian ini adalah 104 remaja awal (usia 12-15 tahun) yang terpilih dengan menggunakan teknik multistage random sampling. Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi Square.Hasil: Sebagian besar jenis kelamin responden pada penelitian adalah laki-laki (51,9%) dan sisanya adalah perempuan (48,1%). Usia responden didominasi pada usia ≥14 tahun (76,9%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 41,3% responden telah mengakses pornografi dengan alasan terbanyak adalah didorong rasa penasaran (26,9%) dan diajak teman (18,3%). Responden mendapatkan informasi mengenai pornografi didapatkan dari teman, baik teman sekolah (24%) dan teman di rumah (17,3%). Media sosial (22,1%) dan situs porno (19,2%) menjadi tempat dimana responden mengakses pornografi. Hasil analisis chi-square menunjukkan terdapat hubungan antara jenis kelamin (p-value= 0,045) dan keterpaparan media pornografi (p-value= <0,001) dengan perilaku seksual berisiko siswa SMP di Kota Semarang.Simpulan dan Saran: Terdapat hubungan antara jenis kelamin dan keterpaparan media pornografi dengan perilaku seksual siswa SMP di Kota Semarang. Pemberian pendidikan seks dan pembuatan safe browsing di area sekolah diperlukan untuk mengatasi perilaku seksual yang berisiko pada siswa SMP. Kata kunci: Media pornografi, perilaku seksual, remaja Title: The Relationship between Sex, Age and Pornography Media with Risk Sexual Behavior of Middle School Students in Semarang City Background: The special nature of adolescents who have a great curiosity, like adventure and challenges and tend to act without thinking about the consequences, causing teens often fall into risky behavior, one of which is risky sexual behavior. Pornography media is an important factor for teenagers who often fall into risky sexual behavior. This study aimed to analyze the relationship between sex, age and exposure to pornographic media with sexual behavior of junior high school students in the city of Semarang.Method: This type of research was analytic survey with cross sectional approach. The sample from this study was 104 early adolescents (aged 12-15 years) who were selected using a multistage random sampling technique. This study uses univariate and bivariate analysis using Chi Square test.Results: Most of the respondents' sex in the study were male (51.9%) and the rest were female (48.1%). The age of the respondents was dominated by age ≥14 years (76.9%). The results showed that 41.3% of respondents had accessed pornography with the most reasons being driven by curiosity (26.9%) and being invited by friends (18.3%). Respondents get information about pornography obtained from friends, both school friends (24%) and friends at home (17.3%). Social media (22.1%) and porn sites (19.2%) are places where respondents access pornography. The results of the chi-square analysis showed that there was a relationship between sex (p-value= 0,045) and exposure to pornographic media (p-value = <0.001) with risky sexual behavior of junior high school students in the city of Semarang. Conclusion and Recommendation: There was a relationship between sex and exposure to pornographic media with sexual behavior of junior high school students in Semarang City. Providing sex education and making safe browsing for school students are needed to deal with risky sexual behavior in junior high school students. Keywords: Pornographic media, sexual behavior, adolescent
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/43473
2022-08-18T04:44:20Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43473
2022-08-18T04:44:20Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 3 (2022): MKMI; 169-177
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Obesitas Sentral pada Remaja Usia 15-18 Tahun di Provinsi DKI Jakarta (Analisis Riskesdas 2018)
Putri, Rezkia Nadia; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nugraheni, Sri Achadi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Pradigdo, Siti Fatimah; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43473
Obesitas Sentral; Remaja; Riskesdas 2018
id
Latar belakang: Berdasarkan Data Riskesdas 2018, Provinsi DKI Jakarta menempati posisi ke-2 obesitas sentral tertinggi di Indonesia, dengan total 42% penduduk usia ≥15 tahun. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas sentral pada remaja usia 15-18 tahun di Provinsi DKI Jakarta berdasarkan data sekunder Riskesdas 2018.Metode: Jenis penelitian yang digunakan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel adalah seluruh populasi, yaitu 988 remaja usia 15-18 tahun. Penelitian menggunakan data sekunder Riskesdas 2018. Instrumen meliputi kuesioner terstruktur dengan buku pedoman pengisian kuesioner, serta alat ukur yang terbuat dari bahan fiberglass untuk melakukan pengukuran lingkar perut dengan tingkat ketelitian 0,1cm. Uji statistik yang digunakan adalah uji hubungan Chi Square.Hasil: Prevalensi obesitas sentral pada remaja usia 15-18 tahun di DKI Jakarta adalah 14,1%. Terdapat hubungan faktor jenis kelamin (p=0.001) dan status merokok (p=0,033) dengan obesitas sentral. Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan (p=0,104), kondisi mental emosional (p=0,100), konsumsi alkohol (p=0,553), usia (p=0,238), aktivitas fisik (p=0,323), konsumsi makanan berlemak (p=0,276), konsumsi makanan dan minuman manis (p=0,330), dan konsumsi sayur dan buah (p=0,398) dengan obesitas sentral.Simpulan: Kejadian obesitas sentral pada remaja usia 15-18 tahun di Provinsi DKI Jakarta berdasarkan data sekunder Riskesdas 2018 berhubungan dengan faktor status merokok dan jenis kelamin.Kata kunci: Obesitas Sentral; Remaja; Riskesdas 2018ABSTRACTTitle: Related Factor to The Incidence of Central Obesity among Adolescents Aged 15-18 Years in DKI Jakarta Province (Analysis of Riskesdas 2018)Background : According to Riskesdas 2018, DKI Jakarta province ranked the 2nd highest position of central obesity in Indonesia with a total of 42% of the population aged ≥15 years. The purpose of this study was to analyze the factors associated with the incidence of central obesity among adolescents aged 15 to 18 years in DKI Jakarta P rovince based on secondary data from Riskesdas 2018.Method:The type of research used is quantitative descriptive with a cross sectional approach. The study population was 988 adolescents aged 15 to 18 years. The research instruments used in Riskesdas 2018 consisted structured questionnaire with a guidebook for filling out the questionnaire, as well as measuring instruments made of fiberglass to measure the circumference of the abdomen with an accuracy of 0.1cm. The statistical test used is the frequency distribution and the Chi Square correlation test.Result: The prevalence of central obesity among adolescents aged 15 to 18 years in DKI Jakarta is 14.1%. There is a relationship between gender (p=0.000) and smoking status (p=0.033) with central obesity. There was no relationship between education level (p=0,104), mental emotional condition (p=0,100), alcohol consumption (p=0,553), age (p=0,238), physical activity (p=0,323), consumption of fatty foods (p= 0.276), consumption of sweet foods and drinks (p=0.330), consumption of vegetables and fruit (p=0.398) with central obesity. Central obesity among adolescents aged 15-18 years in DKI Jakarta province is influenced by smoking status and gender. Conclusion: The incidence of central obesity among adolescents aged 15-18 years in the DKI Jakarta Province based on 2018 Riskesdas secondary data is associated to smoking status and gender.Keywords: Central Obesity; Adolescent; Riskesdas 2018
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/40973
2022-04-08T16:49:21Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/40973
2022-04-08T16:49:21Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 1 (2022): MKMI; 69-73
Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri
Samputri, Fatma Ryalda; Fakultas Kesehatan, Universitas Nahdlatul Ulama, Surabaya|Universitas Nahdlatul Ulama
Herdiani, Novera; Fakultas Kesehatan, Universitas Nahdlatul Ulama, Surabaya|Universitas Nahdlatul Ulama
2022-04-08 16:47:07
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/40973
Dukungan Keluarga; Kepatuhan; Pengetahuan
id
Latar belakang: Tablet tambah darah adalah upaya pemerintah untuk menurunkan kejadian anemia pada remaja putri. Remaja putri yang memiliki tingkat pengetahuan kurang berisiko tidak mengonsumsi tablet tambah darah. Dukungan keluarga berperan penting pada kepatuhan mengonsumsi tablet tambah darah. Tujuan penulisan literature review ini adalah untuk menganalisis pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri.Metode: Penelitian ini adalah penelitian literature review. Analisis penelitian ini menggunakan persamaan-persamaan antar kasus (method of aggrement) atau perbedaan-perbedaan pada kasus yang mirip (method of difference). Dengan mencari jurnal melalui portal garuda dan google scholar (2017-2021).Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 9 dari 10 jurnal menyimpulkan bahwa pengetahuan merupakan faktor yang berhubungan dengan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri, sedangkan 1 dari 10 jurnal menyimpulkan bahwa pengetahuan bukan merupakan faktor yang berhubungan dengan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri, dan 5 dari 10 jurnal menyimpulkan bahwa dukungan keluarga merupakan faktor yang berhubungan dengan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada remaja putriSimpulan: Bahwa pengetahuan, dan dukungan keluarga merupakan faktor yang berhubungan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri. Oleh karena itu, bagi tenaga kesehatan diharapkan berperan aktif memberikan edukasi pentingnya konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri, dan dampak yang terjadi apabila tidak mengonsumsi secara teratur.Kata kunci: Dukungan Keluarga; Kepatuhan; Pengetahuan ABSTRACTTitle: Knowledge And Family Support with Compliance Blood Added Tablet ConsumptionBackground: The blood-added tablets are the government's effort to cut anemia in adolescent incidence. Adolescent girls who have a low level of knowledge are at risk of not taking blood-added tablets. Family support is important in adherence to taking blood-added tablets. The purpose of this literature review is to analyze the knowledge and support of families with adherence of blood-added tablet in adolescent girls. This research is a literature review.Method: The analysis of this research uses a method of agreement and a method of difference. Journal research through Garuda portal and Google Scholar (2017-2021).Result: The results of this research is that are 9 out of 10 journals concluded that knowledge is factors related to adherence to blood-added tablets in adolescent girls, while 1 out of 10 journals concluded that knowledge was not factors related to adherence to blood-added tablets in adolescent girls, and 5 out of 10 journals concluded that family support is factors related to adherence to blood-added tablets in adolescent girls.Conclusion: The conclusion of this literature review is that knowledge and family support are factors related to compliance with blood-added tablet in adolescents.Keywords: Compliance; Family Support; Knowledge
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/24696
2022-08-10T02:16:43Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24696
2022-08-10T02:16:43Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 2 (2020): MKMI; 165-169
Pengaruh Paparan Media Video Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) Terhadap Kompetensi Gizi Siswa SD di Wilayah Replete GAKI
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/24696/69304
Afifa, Faqihatin; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Widajanti, Laksmi; Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nugraheni, Sri Achadi; Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24696
GAKI; Video; Kompetensi gizi; Siswa SD
id
Latar Belakang: Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan masaIah gizi yang berdampak terhadap tingkat kecerdasan dan gangguan mentaI yang faktor resikonya pada anak SD. Wilayah yang pernah menjadi endemis GAKI kemudian telah membaik dikatakan sebagai wilayah replete GAKI. Kompetensi seorang anak dinilai dari 3 aspek yaitu kompetensi pengetahuan, sikap serta keterampilan/praktik. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh paparan media Video GAKI terhadap Kompetensi gizi siswa SD di wilayah Replete.Metode: Jenis penelitian ini merupakan Quashy Eksperimental dengan rancangan pretest-posttest one group design dan pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling . populasi yang diteliti ada 1 sekolah dasar dengan jumlah siswa 141 yang ada di wilayah replete GAKI dan sampel yang diambil adalah 33 siswa kelas IV dan V.Hasil: Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perubahan skor pengetahuan dan sikap sebesar 15,38, perubahan skor untuk praktik konsumsi iodium sebesar 23,03 sedangkan perubahan skor untuk kompetensi gizi yang meliputi pengetahuan sikap dan praktik konsumsi iodium sebesar 17,81. Perbedaan antara pengetahuan, sikap, praktik konsumsi iodium serta kompetensi gizi siswa sebelum dan sesudah intervensi (p<0,05) menunjukkan terdapat perbedaan. Analisis data menggunakan paired t-test dan Wilcoxon signed rank test. Simpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah pendidikan kesehatan melalui video berpengaruh pada pengetahuan, sikap, praktik konsumsi iodium serta kompetensi gizi siswa.Kata kunci: GAKI, Video, Kompetensi gizi, Siswa SD ABSTRACT Title: The Effect Of Video Disturbances Due To Iodine Deficiency To The Nutritional Competency Of Students To The Replete Area Of The District Magelang (Study of Students of Bumiharjo Elementary School in Magelang District in 2019) Background: Iodine Deficiency Disorders (IDD) is a nutritional period that has an impact on the level of intelligence and mental disorders which are risk factors for elementary school children. Regions that were once endemic to IDD then have improved as the replete GAKI region. The competency of a child is assessed from 3 aspects, namely competence in knowledge, attitude and skills / practice. The purpose of this study was to analyze the effect of GAKI Video media exposure on the nutrition competency of elementary students in the Replete area. Method: This type of research is an experimental quashy with one group design pretest-posttest design and sampling using stratified random sampling. the population studied was 1 elementary school with 141 students in the replete GAKI region and the samples taken were 33 grade IV and V students.Result: The results of statistical tests showed that there were changes in knowledge and attitude scores of 15.38, changes in scores for iodine consumption practices amounting to 23.03 while changes in scores for nutritional competencies which included knowledge of attitudes and iodine consumption practices were 17.81. The difference between knowledge, attitudes, iodine consumption practices and student nutritional competencies before and after the intervention (p <0.05) showed differences. Data analysis used paired t-test and Wilcoxon signed rank test. Conclusion: The conclusion of this study is that health education through video influences knowledge, attitudes, iodine consumption practices and student nutritional competencies.Keywords: IDD, Video, Competency of Nutrition, Elementary School Students
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/44232
2023-03-06T05:17:11Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/44232
2023-03-06T05:17:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 5 (2022): MKMI; 313-320
Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Kerja pada Pekerja Pengangkut Sampah Kota Padang
Rahmi, Miftahul; Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang|Universitas Andalas
Edwin, Tivany; Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang|Universitas Andalas
Ihsan, Taufiq; Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang|Universitas Andalas
2022-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/44232
bahaya; risiko; pekerja pengangkutan sampah; kota padang
id
Latar belakang: Pekerjaan pengangkutan sampah rentan terhadap kecelakaan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi bahaya dan faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja, dan melakukan penilaian risiko pada pekerja pengangkut sampah di Kota Padang.Metode: Identifikasi bahaya dilakukan dengan metode observasional dan juga wawancara pada 46 orang pekerja pengangkut sampah. Tingkat risiko didapatkan dengan mengalikan keparahan dan peluang terjadinya risiko.Hasil: Berdasarkan hasil identifikasi didapatkan 13 potensi bahaya saat naik turun truk berulang kali, 11 potensi bahaya saat melempar sampah ke dalam truk, dan 12 potensi bahaya saat menyusun sampah di dalam truk. Berdasarkan hasil identifikasi faktor penyebab, didapatkan bahwa kecelakaan kerja sangat dipengaruhi oleh faktor pekerja, peralatan dan material, lingkungan kerja dan tata cara kerja. Potensi bahaya dengan risiko tinggi meliputi penyakit dan kecel-akaan lalu lintas pada kegiatan naik dan turun truk untuk mengambil sampah.Simpulan: Terdapat potensi bahaya rendah sampai tinggi dalam kegiatan pekerjaan pengangkutan sampah. Untuk itu, perlu adanya pengendalian terhadap risiko kerja pada pengangkut sampah di Kota Padang.Kata kunci: bahaya; risiko; pekerja pengangkutan sampah; kota padang ABSTRACTTitle: Hazard Identification and Occupational Risk Assessment of Solid Transport Workers in Padang CityBackground: Solid waste transport worker are prone to work accidents. This study aims to analyze the potential hazards and factors that cause work accidents, and assess the risk of solid waste transport workers in Padang city.Method: Hazard identification was carried out using observational methods and interviews with 46 waste transport workers. The level of risk is obtained by multiplying the severity and probability of the risk.Result: Result showed that there were 13 potential hazards when going up and down the truck repeatedly, 11 potential hazards when throwing garbage into the truck, and 12 potential hazards when arranging garbage in the truck. Based on the identification of the causative factors, it was found that work accidents are strongly influenced by factors of workers, equipment and materials, work environment and work procedures. Potential hazards with high risk include diseases and traffic accidents in the activity of getting on and off trucks to pick up garbage.Conclusion: There is a low to high hazard potential in waste transportation work activities. For this reason, it is necessary to control the work risks of solid waste transport workera in the Padang city.Keywords: hazard; risk; solid waste transport workers; padang city
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/25402
2022-08-18T04:36:32Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25402
2022-08-18T04:36:32Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 3 (2020): MKMI; 195-200
Hubungan Status Akreditasi dengan Kepatuhan Pegawai dalam Pelaksanaan Standar Keselamatan Pasien
Risanty, Sofie Astri; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Suryoputro, Antono; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nandini, Nurhasmadiar; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25402
Standar Keselamatan Pasien; Puskesmas; Status Akreditasi
dr. Antono Suryoputro,MPH.,PhD and Nurhasmadiar Nandini,SKM.,M.Kes, Diponegoro University; Department of Administration and Health Public Policy
id
Latar Belakang: Puskesmas melakukan kegiatan pelayanan kesehatan yang beragam yang melibatkan berbagai tenaga profesi dan non profesi, serta melibatkan berbagai obat, tes dan prosedur dengan teknologi dan peralatan kedokteran yang memiliki risiko terjadinya kesalahan dan kecelakaan. Standar keselamatan pasien dalam Permenkes 11 tahun 2017 merupakan acuan bagi fasilitas kesehatan yang wajib diterapkan dalam melaksanakan kegiatannya. Dengan penerapan tujuh standar keselamatan pasen ini, diharapkan Puskesmas dapat menyelenggaraan asuhan pasien lebih aman dan bisa dijadikan tolok ukur keberhasilan. Penilaian pelaksanaan standar keselamatan pasien dilakukan menggunakan instrumen akreditasi yang wajib dilaksanakan secara berkala paling sedikit tiga tahun sekali. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertaarik untuk mengetahui hubungan status akreditasi dengan kepatuhan pegawai puskesmas dalam pelaksanaan standar keselamatan pasien.Metode: Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, rancangan cross sectional. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square Test. Populasi pada penelitian ini adalah pegawai puskesmas se-kota Semarang dengan teknik pengambilan Stratified and Proirtional Random Sampling sebanyak 87 pegawai. Hasil: Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 47,1% responden memiliki kepatuhan yang tidak baik. Hasil analisis statistik dengan menggunakan Chi-Square menunjukkan bahwaa status akreditasi (p=0,257), tidak berhubungan dengan kepatuhan pegawai dalam pelaksanaan standar keselamatan pasien. Simpulan: Status akreditasi yang diperoleh puskesmas tidak mempunyai hubungan signifikan terhadap kepatuhan pegawai dalam pelaksanaan standar keselamatan pasien. Tingginya status akreditasi tidak berarti bahwa pegawai mempunyai tingkat kepatuhan yang tinggi dan bukan berarti status akreditasi rendah lalu kepatuhannya juga rendah. ABSTRACTTitle: Relationship between Puskesmas Accreditation Status and Employee Compliance in the Implementation of Patient Safety Standards Background: Puskesmas conducts diverse health service activities, which involve a variety of drugs, tests and procedures with medical technology and equipment that are at risk of errors and accidents. Minister of Health Regulation 11 of 2017 concerning patient safety consists of seven patient safety standards are a mandatory reference for health facilities in carrying out their activities. With the application of these seven pasent safety standards, it is hoped that Puskesmas can safeguard patient care and can be used as a benchmark for success. Assessment of the implementation of patient safety standards is carried out using accreditation instruments which must be carried out regularly at least once every three years. Based on this, the researcher was interested in finding out the relationship between accreditation status and compliance of puskesmas staff in implementing patient safety standards.Method: This was quantitative research with cross sectional design. Data Analyzed with Chi-Square Test. The population in this study were employees of health centers throughout the city of Semarang and sample was chosen by Stratified and Proirtional Random Sampling, with sample size 87 employees.Result: The results of this study showed that 47.1% of respondents had poor compliance. The results of statistical analysis using Chi-Square showed that there was no relation between accreditation status and employee compliance in implementing patient safety standards (p = 0.257).Conclusion:. The accreditation status obtained by the puskesmas does not have a significant relationship to employee compliance in implementing patient safety standards. High accreditation status does not mean that employees have a high level of compliance and does not mean low accreditation status and therefore low compliance. Keywords: patient safety standards, puskesmas, accreditation status
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/47258
2023-03-06T05:16:51Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/47258
2023-03-06T05:16:51Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 6 (2022): MKMI; 405-410
Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Penderita Hipertensi dalam Melaksanakan Terapi di Puskesmas Bandarharjo
Prabawati, Regi Aromdillah; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Widjanarko, Bagoes; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Prabamurti, Priyadi Nugraha; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-12-07 05:23:32
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/47258
hipertensi; kepatuhan terapi; health belief models
id
Latar Belakang: Hipertensi mempunyai tingkat mortalitas yang cukup tinggi serta mempengaruhi kualitas hidup dan produktifitas seseorang. Upaya untuk pengurangan resiko naiknya tekanan darah dan pengobatannya adalah dengan cara terapi hipertensi. Kepatuhan penderita merupakan faktor utama penentu keberhasilan terapi Hipertensi. Kepatuhan pengobatan pada penderita merupakan hal penting karena hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan tetapi harus selalu dikontrol agar tidak terjadi komplikasi yang berujung kematianMetode: Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan metode kuantitatif dan menggunakan desain studi cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah penderita hipertensi di Puskesmas Bandarharjo. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling dengan jumlah sampel 72 orang.Hasil: Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa variabel yang berhubungan dengan kepatuhan penderita Hipertensi dalam melaksanakan terapi sebagai berikut: Persepsi kerentanan (p-value = 0,019), Persepsi keseriusan (p-value = 0,010), dan Efikasi diri (p-value = 0,000). Sedangkan variabel yang tidak berhubungan dengan kepatuhan penderita Hipertensi dalam melaksanakan terapi sebagai berikut: Usia responden (p-value = 0.463), Jenis Kelamin (p-value = 0.214), Pekerjaan responden (p-value = 0.744) Tingkat Pendidikan (p-value = 0.754), Pengetahuan (p-value = 0.137), Persepsi manfaat (p-value = 0.499), Persepsi hambatan (p-value = 0.057) dan Isyarat untuk bertindak (p-value = 0.584). Kerentanan mayoritas terdapat pada kategori kerentanan tinggi, Persepsi Keseriusan mayoritas terdapat pada kategori keseriusan tinggi, dan Efikasi Diri mayoritas terdapat pada kategori efikasi diri tinggi.Simpulan: Kepatuhan penderita hipertensi dalam melaksanakan terapi berada pada kategori kepatuhan tinggi (62.5%).Kata kunci: hipertensi; kepatuhan terapi; health belief modelsABSTRACTTitle: Factors Related to Compliance with Hypertension Patients in Implementing Therapy at Bandarharjo Health CenterBackground: Hypertension has a fairly high mortality rate and affects a person's quality of life and productivity. Efforts to reduce the risk of rising blood pressure and its treatment is by means of hypertension therapy. Patient compliance is the main factor determining the success of hypertension therapy. Compliance with treatment in patients is important because hypertension is a disease that cannot be cured but must always be controlled so that complications do not occur that lead to death.Methods: The type of research used is descriptive analytic research using quantitative methods and using a cross sectional study design. The population in this study were patients with hypertension at the Bandarharjo Health Center. The sampling technique is the total population with a sample of 72 people.Results: From this study, it was found that the variables related to compliance with hypertension sufferers in carrying out therapy were as follows: Perceived vulnerability (p-value = 0.019), Perceived seriousness (p-value= 0.010), and Self-efficacy (p-value = 0.000 ). While the variables that are not related to the compliance of hypertension sufferers in carrying out therapy are as follows: Age of respondents (p-value = 0.463), Gender (p- value = 0.214), Respondent's occupation (p-value = 0.744) Education level (p-value = 0.754), Knowledge (p- value = 0.137), Perception of benefits (p-value = 0.499), Perception of barriers (p-value = 0.057) and Signals to act (p-value = 0.584). The majority of vulnerability is in the high vulnerability category, the seriousness perception is mostly in the high seriousness category, and the majority of self-efficacy is in the high self-efficacy category.Conclusion: Compliance with hypertension patients in carrying out therapy is in the category of high adherence (62.5%).Keywords: hypertension; therapeutic compliance; health belief models
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/56466
2023-08-30T05:26:39Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56466
2023-08-30T05:26:39Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 4 (2023): MKMI; 277-282
Tindakan Pencegahan dan Kejadian Reaksi Alergi Obat di Kamar Operasi pada Pasien dengan Anestesi Umum di RSPUR Tahun 2021
Sabila, Yumna; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
Marzuki, Muhammad Syakir; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
Bastian, Farid; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
2023-08-28 07:07:54
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56466
anestesi umum; tindakan preventif; reaksi alergi
id
Latar belakang: Anestesi umum dengan kandungan obat dan dosis tertentu, mungkin tidak cocok pada kondisi tubuh individu yang mendapatkan dosis obat anestesi tersebut. Hal ini dapat menyebabkan reaksi alergi yang harus segera ditangani dan diberi antidotum agar tidak menyebabkan komplikasi yaitu syok anafilatik di ruang operasi. Reaksi ini merupakan salah satu reaksi yang tidak diharapkan dan dapat terjadi di ruang operasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis angka kasus operatif yang membutuhkan preventif dan kejadian reaksi alergi obat anestesi umum. Selain itu, penelitian ini juga menilai tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau mengatasi gejala yang timbul pada pasien.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang dilakukan pada pasien di Rumah Sakit Pertamedika Ummi Rosnati Banda Aceh. Sampel penelitian berjumlah 785 pasien yang dipilih dengan metode non-probability sampling dengan teknik total sampling. Penelitian ini menggunakan data rekam medik pasien tahun 2021. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pasien dengan tindakan operatif yang mendapatkan anestesi umum yang tercatat di rekam medis dalam kurun waktu Januari hingga Desember tahun 2021 di ruang operasi Rumah Sakit Pertamedika Ummi Rosnati Banda Aceh. Dalam penelitian ini hanya dilakukan analisis univariat.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 303 kasus (40%) menggunakan obat anestesi umum kurang dari 5 jenis obat. Sedang tindakan yang menggunakan ≥ 5 jenis obat ditemukan sebanyak 455 kasus (60%). Sebanyak 750 pasien (99,99%) mengalami reaksi alergi dan sisanya tidak mengalami reaksi alergi (0,01%). Tindakan preventif telah dilakukan pada 152 pasien (20%), sedang sisanya tidak mendapatkan terapi preventif (80%).Simpulan: Kesimpulan penelitian ini obat anestesi umum yang diberikan pada pasien dengan tindakan operatif paling banyak menggunakan ≥ 5 jenis obat sebanyak 60% dan hanya 20% pasien yang melakukan tindakan yang dilakukan untuk preventif gejala reaksi alergi obat anestesi umum. Angka kejadian reaksi alergi obat anestesi umum sebanyak 0,01% di ruang operasi RSPUR tahun 2021.Kata kunci: anestesi umum; tindakan preventif; reaksi alergi Title: Prevention Measures and Events of Allergic Reactions in The Operating Room in Patients Under General Anesthesia at RSUPR in 2023Background: General anesthesia with particular drug ingredients and dosages may not suit the patient's body. This can trigger an allergic reaction that requires rapid treatment and an antidote to prevent anaphylactic shock in the operation room. Unexpected reactions can occur in the surgery room. This study examined the number of preventative instances and general anesthesia medication allergies. This study also examines ways to alleviate patient complaints.Method: This study is a quantitative, descriptive investigation of patients at the Permemedika Ummi Rosnati Hospital in Banda Aceh. The study sample consisted of 785 patients who were selected using a non-probability sampling technique and total sampling. This study utilized 2021 patient medical record data. From January to December 2021, in the operating room of the Peramedika Ummi Rosnati Hospital Banda Aceh, all surgical patients who received general anesthesia and whose medical records were documented were included in this study. In this investigation, only a univariate analysis was conducted.Result: The results showed that 303 cases (40%) used less than five types of general anesthetic drugs. Meanwhile, there were 455 cases (60%) using ≥ 5 types of drugs. A total of 750 patients (99.99%) experienced allergic reactions, and the rest did not experience allergic reactions (0.01%). Preventive measures have been carried out in 152 patients (20%), while the rest did not receive preventive therapy (80%).Conclusion: The conclusion of this study is that general anesthetic drugs given to patients with operative procedures mostly use ≥ 5 types of drugs, as much as 60%, and only 20% of patients take action to prevent symptoms of allergic reactions to general anesthetic drugs. The incidence of allergic reactions to general anesthetic drugs will be 0.01% in the RSPUR operating room in 2021.Keywords: general anesthesia; preventive measures; allergic reactions
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/27679
2022-08-23T04:09:57Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/27679
2022-08-23T04:09:57Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 5 (2020): MKMI; 345-352
Gambaran Kepatuhan Minum Obat dalam Pengobatan Massal Pencegahan Filariasis Limfatik di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang
Mailana, Alfiko Aditya; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Saraswati, Lintang Dian; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusariana, Nissa; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Ginandjar, Praba; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/27679
filariasis; kepatuhan minum obat; POPM
Diponegoro University
id
Latar belakang: Indonesia merupakan negara endemis filariasis di Asia Tenggara dengan 236 kabupaten/ kota (46%) termasuk dalam daerah endemis. Kabupaten Semarang menjadi salah satu daerah endemis yang menjalankan POPM filariasis sejak tahun 2017. Pada tahun 2018 terjadi penurunan angka cakupan minum obat dan peningkatan jumlah kasus filariasis di Kabupaten Semarang. Hal tersebut dapat memengaruhi keberhasilan pelaksanaan POPM filariasis di Kabupaten Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kepatuhan minum obat masyarakat dalam POPM filariasis di Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang.Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional deskriptif menggunakan desain studi cross sectional dengan metode rapid survey. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang pada bulan September-Oktober 2019. Penelitian ini menggunakan cluster sampling dua tahap dengan unit sampling adalah rukun warga (RW). Jumlah cluster dalam penelitian ini adalah 30 cluster dengan besar sampel sebanyak 210 responden berusia ≥ 18 tahun.Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang patuh meminum obat pencegahan filariasis (79,5%) lebih banyak terdapat pada responden dewasa berumur 18-44 tahun (84,6%), berjenis kelamin perempuan (82,8%), tamat SMP/ sederajat (85,7%), tidak bekerja (84,9%), berpengetahuan baik (90,9%), mendapat dukungan kader baik (94,7%), mendapat dukungan sosial baik (84,7%), dan tidak mengalami efek samping obat pencegahan filariasis pada periode pertama (92,7%). Sedangkan, alasan responden tidak meminum obat pencegahan filariasis paling banyak adalah karena takut terhadap efek samping obat (27,9%).Simpulan: Responden dewasa (18-44 tahun), perempuan, tamat SMP/ sederajat, tidak bekerja, berpengetahuan baik, mendapatkan dukungan kader dan sosial baik, serta tidak mengalami efek samping obat pada POPM periode pertama lebih patuh dalam meminum obat pencegahan filariasis.Kata kunci: Filariasis, kepatuhan minum obat, POPM ABSTRACTTitle: Compliance of Taking Drugs in the Filariasis Mass Drug Administration at Banyubiru Sub-district Semarang RegencyBackground: Indonesia is a filariasis endemic country in Southeast Asia with 236 endemic districts (46%). Semarang Regency has become one of the endemic districts that have been running filariasis MDA since 2017. There has been a decreasing of MDA coverage and increasing the number of filariasis cases in 2018. Those problems could affect the success of filariasis elimination. This study aims to describe the community's filariasis MDA compliance in Banyubiru Sub-district.Method: This research is an observational descriptive study. Research was done using a cross-sectional design with a rapid survey method that was conducted in September-October 2019. This study used two-stage cluster sampling with rukun warga (RW) as sample unit, 30 clusters were selected with sample number was 210 of ≥18 years old respondents.Result: Compliant respondents who took filariasis prevention drugs (79.5%) were mostly found in adult respondents aged 18-44 years (84.6%), female (82.8%), completed junior high school/ equivalent (85.7%), jobless (84.9%), have good knowledge (90.9%), have good cadre support (94.7%), have good social support (84.7%), and not experiencing filariasis prevention drugs side effect (92.7%). Meanwhile, respondents mostly did not take filariasis prevention drugs was because they were afraid with side effects of the drug (27.9%).Conclusion: Respondents who adult (18-44 years old), female, graduated from junior high school/ equivalent, jobless, have good knowledge, have good cadre and social support, and not experiencing drugs side effects in the MDA first period are more compliant in taking filariasis prevention drugs. Keywords: Filariasis, drug compliance, filariasis MDA
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/55899
2023-07-31T02:50:51Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55899
2023-07-31T02:50:51Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 2 (2023): MKMI; 89-93
Peranan Auditor Internal dalam Upaya Pencapaian Zero Accident di PT Dirgantara Indonesia
Wahyu Cahyaningtyas, Hana; Faculty of Public Health, Universitas Diponegoro|Universitas Diponegoro
Wahyuni, Ida; Faculty of Public Health, Universitas Diponegoro|Universitas Diponegoro
Jayanti, Siswi; Faculty of Public Health, Universitas Diponegoro|Universitas Diponegoro
2023-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55899
audit internal; auditor internal; zero accident
id
Latar belakang: Internal audit merupakan salah satu upaya penerapan SMK3 yang dapat membantu mencapai zero accident di perusahaan. PT X menerapkan internal audit sebanyak satu kali dalam satu tahun dan dilakukan oleh auditor yang telah berkualifikasi sebagai seorang auditor. Berdasarkan pengamatan pada PT X, peranan auditor dapat mempengaruhi pelaksanaan dan hasil audit. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peranan auditor dalam upaya pencapaian zero accident di PT X.Metode: Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif melalui pendekatan kualitatif. Subjek penelitian terdiri atas 3 informan utama yang merupakan auditor internal dan 4 informan triangulasi dari Lead Audit, P2K3, serta karyawan. Instrumen penelitian yaitu pedoman wawancara mendalam dan lembar observasi. Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam dan observasi. Hasil: Hasil penelitian membuktikan bahwa internal audit di PT X telah terlaksana dengan baik yang mengarah pada zero accident. Peranan auditor internal dalam upaya pencapaian zero accident di PT X yaitu dengan membantu implementasi K3 di perusahaan melalui internal audit, monitoring potensi K3 dan pemberian rekomendasi tindakan perbaikan, serta promosi K3.Simpulan: Peranan auditor internal membutuhkan dukungan dari pemimpin untuk mendorong keefektifan pelaksanaan dan pencapaian tujuan yang diinginkan, yaitu zero accident.Kata kunci: audit internal, auditor internal, zero accident ABSTRACTTitle: The Role of Internal Auditors in Efforts to Achieve Zero Accident at PT XBackground: Internal audit is one of the efforts to implement SMK3 that can help achieve zero accidents in the company. PT X implements an internal audit once a year and is carried out by an auditor who has qualified as an auditor. Based on observations at PT X, the role of the auditor can affect the implementation and results of the audit. This study aims to explain the role of auditors in efforts to achieve zero accidents at PT X.Method: This research uses descriptive research through a qualitative approach. The research subjects consisted of 3 main informants who were internal auditors and 4 triangulation informants from Lead Audit, P2K3, and employees. The research instruments were in-depth interview guidelines and observation sheets. This research uses in-depth interview and observation methods.Result: The results of the study prove that the internal audit at PT X has been well implemented which leads to zero accidents. The role of internal auditors in efforts to achieve zero accidents at PT X is by assisting the implementation of OHS in the company through internal audits, monitoring potential OHS and providing recommendations for corrective action, and promoting OHS.Conclusion: The role of internal auditors requires support from leaders to encourage effective implementation and achievement of the desired goal, namely zero accidents.Keywords: internal audit, internal auditor, zero accident
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/2912
2016-10-14T11:39:36Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/2912
2016-10-14T11:39:36Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 9, No 1 (2010): MKMI; 33-40
Analisis Karakteristik Lingkungan Pada Kejadian Leptospirosis di Kabupaten Demak Jawa Tengah Tahun 2009
Ikawati, Bina; Loka Litbang P2B2 Banjarnegara
Nurjazuli, Nurjazuli; Staf Pengajar Prodi Kesling PPs Undip
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/2912
en
Leptospirosis is a zoonosis disease caused by Leptospira bacteria and transmitted to human by contact withcontaminated animal urin or contaminated environment. Leptospirosis cases in Demak district increased for4 year later. Until April 15th 2008, there ware 62 leptospirosis cases with Case Fatality Rate =9,67%. The aimof this research was to determine environmental characteristic related to leptospirosis case in Demak district.It was an observational research using a case control design with 44 cases and 44 controls. Cases wereleptospirosis diagnosed by leptotek dri dot in Demak Health District Agency. Controls were neighbour ofleptospirosis cases who didn’t have clinically symptom of leptospirosis, with age and sex at inclusion criteria.Laboratory diagnosis with leptotek dri dot had done for controls who agreed to sign inform consent. Datawere analyzed using chi square test at α=5%. Variable with p value<0,25 would be continued with multivariattest using Regressi Logistic - Backward Likehood Ratio method.The result of this research showed that there ware 10 controls with no clinical diagnosis but positive atleptotek dri dot diagnosis. At statistical analysis 10 cases and 10 controls dropped. Univariat analysis showedcontrols and cases have environmental risk factor and knowledge, attitude, practice about leptospirosissimilarly. Bivariat analysis showed there was no relationship between environmental characteristic andknowledge, attitude, practice with leptospirosis. Test of water sample had been done at 8 location. One ofthem of creek showed positif contain Leptospira sp. Rat trapped had been done at four location, showed trapsucces about 8,7%-29,8%. Eventhough environment factor and knowledge, attitude, practice showed therewere no relationship with leptospirosis statistically but water from creek that positif Leptospira sp, watersuffused and highly of trap succes at rat trapped were very conducive for leptospirosis transmission.Keywords : environment, leptospirosis, Demakpermalink: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/2912
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/35016
2022-02-18T04:14:37Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/35016
2022-02-18T04:14:37Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 1 (2021): MKMI; 31-40
Analisis Pelaksanaan Program SPGDT Di Indonesia
Yudhanto, Yoga; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Suryoputro, Antono; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Budiyanti, Rani Tiyas; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-02-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/35016
SPGDT; gawat darurat; implementasi; kesiapan
id
ABSTRAKLatar belakang: Program SPGDT belum menunjukkan hasil maksimal, sehingga banyak dikeluhkan oleh masyarakat ketika mereka membutuhkan pelayanan kesehatan. Meskipun hampir di setiap kota terdapat Instalasi Gawat Darurat dari semua tipe rumah sakit baik pemerintah atau swasta, pelayanan ambulans dan berbagai fasilitas kesehatan lainnya, namun keterpaduan dalam melayani penderita gawat darurat belum sistematis, kurangnya komunikasi baik antar fasilitas kesehatan dan antar tenaga kesehatan dengan masyarakat. Tujuan dari literatur review ini adalah untuk menjelaskan gambaran pelakasanaan SPGDT dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberjalanan SPGDT.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan literature review sederhana. Pencarian database yang digunakan termasuk ScienceDirect, Scopus, PubMed, Portal Garuda dan Google Cendikia dengan kata kunci serta kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditetapkan. Hasil: Faktor yang mempengaruhi program SPGDT adalah standar operasional prosedur (SOP) dan sumber daya. Hasil penelitian menemukan bahwa SOP diberbagai daerah masih kurang baik dalam pembahasan SOP dan sosialisasi terhadap masyarakat. Sumber daya di puskesmas sudah baik dalam hal anggaran akan tetapi masih kurang pada bagian sumber daya manusian karena petugas pelaksana unit puskesmas belum pernah dilatih dan belum mengantongi sertifikat pelatihan kegawatdaruratan.Simpulan: Dalam keberjalanan program SPGDT diberbagai daerah masih belum dapat memenuhi standar pemerintah pusat baik dalam waktu tanggap, SOP, dan sumber daya.Kata kunci: SPGDT; gawat darurat; implementasi; kesiapan ABSTRACTTitle: Analysis of the Implementation of the SPGDT Program in IndonesiaSPGDT; gawat darurat; implementasi; kesiapanBackground: The SPGDT program has not shown maximum results, so that many people complain about it when they need health services. Although in almost every city there are Emergency Departments of all types of hospitals, both government and private, ambulance services and various other health facilities, but integration in serving emergency patients has not been systematic, lack of good communication between health facilities and between health workers with the community. The purpose of this literature review is to explain the description of the SPGDT implementation and the factors that influence the running of the SPGDT.Method: This research is a research that uses a simple literature review. The database searches used included ScienceDirect, Scopus, PubMed, Portal Garuda and Google Scholar with predefined keywords and inclusion and exclusion criteria.Result: The factors that influence the SPGDT program are standard operating procedures (SOPs) and resources. The results of the study found that SOPs in various regions were still not good at discussing SOPs and socialization to the community. The resources at the puskesmas are good in terms of budget but are still lacking in the human resources section because the implementing officers of the puskesmas unit have never been trained and have not yet obtained an emergency training certificate.Conclusion: In the course of the SPGDT program in various regions, it has not been able to meet central government standards in terms of response time, SOP, and resources.Keywords: SPGDT; emergency; implementation; readiness
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/58516
2024-01-05T00:01:37Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/58516
2024-01-05T00:01:37Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 6 (2023): MKMI; 364-372
Faktor yang Berhubungan dengan Emotional Eating Pada Mahasiswa di Semarang
Irzanti, Adya Fathma; Bagian Peminatan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Husodo, Besar Tirto; Bagian Peminatan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusumawati, Aditya; Bagian Peminatan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2023-12-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/58516
emotional eating; perilaku makan; mahasiswa
id
Latar belakang: Emotional eating merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang dalam mengonsumsi makanan maupun minuman secara berlebihan yang dipicu oleh emosi yang sedang dirasakan dari seseorang tersebut, namun emotional eating mempunyai dampak negatif baik jangka pendek maupun panjang terhadap kesehatan individu. Mahasiswa termasuk pada tahapan usia remaja akhir yang masih terjadinya fluktuasi emosi sehingga mahasiswa berisiko emotional eating. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan karakteristik responden (usia, jenis kelamin, tahun masuk perkuliahan), pengetahuan, sikap, self efficacy, akses pembelian makanan, lingkungan sosial, pola makan keluarga, media, iklan dengan emotional eating pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif sebanyak 284 responden dengan metode propotional random sampling sesuai dengan kriteria sampel penelitian. Penelitian dilakukan dari bulan Maret sampai September 2023. Penelitian ini menggunakan data primer yaitu pengisian lembar kuesioner serta data sekunder yaitu buku, artikel ilmiah, e-journal, dan e-book yang berkaitan dengan emotional eating. Data penelitian dilakukan uji normalitas dan uji chi square untuk mengetahui hubungan antar variabel.Hasil: Hasil uji statistik chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tahun masuk perkuliahan (angkatan) dengan p-value 0.001, sikap dengan p-value 0.000, lingkungan sosial dengan p-value 0.000, media dengan p-value 0.004, dan iklan dengan p-value 0.036 terhadap emotional eating. Kemudian, variabel usia, jenis kelamin, pengetahuan, self-efficacy, akses pembelian makanan, serta pola makan keluarga tidak berhubungan terhadap emotional eating pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.Simpulan: Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variabel tahun masuk perkuliahan (angkatan), sikap, lingkungan sosial, media, dan iklan berhubungan terhadap perilaku emotional eating pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.Kata kunci: emotional eating; perilaku makan; mahasiswa Title: Factors Related to Emotional Eating among Students in SemarangBackground: Emotional eating is an activity carried out by a person in consuming excessive food and drinks triggered by the emotions that are being felt, but emotional eating has a negative impact both short and long term on individual health. Students are included in the late adolescent stage which still has emotional fluctuations so that students are at risk of emotional eating. The purpose of this study was to analyze the relationship between respondent characteristics (age, gender, year of entering college), knowledge, attitudes, self-efficacy, access to food purchases, social environment, family diets, media, advertising with emotional eating in students of the Faculty of Public Health, Universitas Diponegoro.Method: In accordance with the research sample criteria, 284 respondents were selected using a proportional random sampling technique for this quantitative study. The investigation was carried out between March and September of 2023. This study employed a combination of primary and secondary data sources, including questionnaires, scientific articles, books, e-journals, and e-books pertaining to the topic of emotional eating. The normality of the research data was assessed, and the chi-square test was utilized to ascertain the association between variables.Result: Based on the findings of the chi-square statistical test, it can be concluded that there exists a significant inverse relationship (p < 0.001) between year of college enrollment (class) and the variables of attitude (0.000), social environment (0.004), media (0.004), and advertising (0.036) with respect to emotional eating. Then, there was no significant relationship between emotional eating and the following variables: family eating patterns, age, gender, knowledge, self-efficacy, or access to food purchases at the Faculty of Public Health, Diponegoro University.Conclusion: This study found that Diponegoro University Faculty of Public Health students' emotional eating behavior is linked to class year, attitude, social environment, media, and advertising.Keywords: emotional eating; eating behavior; students
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6170
2014-02-06T14:12:15Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/6170
2014-02-06T14:12:15Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 11, No 1 (2012): MKMI; 71-74
Perilaku Wanita Pekerja Seks dalam Pencegahan Infeksi Menular Seksual (Studi Kualitatif Pada Anak Asuh di Lokalisasi Gembol, Sukosari, Bawen, Kabupaten Semarang)
Prihani, Ninik
Nugraha Prabamurti, Priyadi
Riyanti, Emmy
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/6170
en
Wanita Pekerja Seks (WPS) adalah wanita-wanita yang bekerja menjual atau menyewakan tubuhnya untuk kenikmatan orang lain dengan mengharapkan suatu imbalan atau upah. Di Kabupaten Semarang khususnya di lokalisasi Gembol Sukosari biasa disebut Anak Asuh. Mereka termasuk kelompok beresiko tinggi dalam penyebaran kasus IMS. Tujuan penelitian ini adalah memahami perilaku seksual WPS dalam pencegahan IMS di Lokalisasi Gembol, Sukosari, Bowen, Kabupaten Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan subyek penelitian sebanyak 7 WPS di Lokalisasi Gembol yang memiliki kriteria tinggal menetap, sebagai peer educater (PE), mempunyai pasangan seksual, dan telah bekerja selama 1 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan subyek penelitian sudah cukup baik. Subyek penelitian dapat menjelaskan definisi, gejala, dan cara penularan IMS. Sikap subyek terhadap upaya pencegahan IMS sudah baik, akan tetapi praktek WPS terhadap upaya pencegahan IMS masih kurang, mereka tidak 100% menggunakan alat pelindung (kondom) ketika melakukan aktifitas seksual. Kata Kunci: Perilaku Wanita Pekerja Seks, Infeksi Menular Seksual, Lokalisasi Gembol. Behaviour of Female Sex Workers in the Prevention of Sexually Transmitted Infection (Qualitative Studies of Foster Children in Lokalisasi Gembol, Sukosari, Semarang Regency, Female Sex Workers (WPS) is the women who work to sell or rent her body for the enjoyment of others by expecting a reward or remuneration. Particularly localized in Semarang District Gembol Sukosari called Foster Children. They include high-risk groups in the spread of STI cases. The aim of this research is to understand the sexual behavior of WPS in the prevention of STI in the localization of Gembol. This research is a qualitative with the research subjects are 7 WPS that have characteristic are residence, as Peer Educater (PE), has a sexual partner, working as a sex worker for at least one year. This results showed that the knowledge of WPS was good enough. Research subjects can explain the definition, symptoms, and modes of transmission of STIs. Subjects attitude towards STI preventionhas been good, but the practice of WPS STI prevention efforts are still lacking, they wasn’t use of condoms l00% as a preventive effort when they had a sexual activity. Key words: Behavior of Female Sex Workers, Sexually Transmitted Infection, Lokalisasi Gembol
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/35639
2022-02-18T15:44:59Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/35639
2022-02-18T15:44:59Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 3 (2021): MKMI; 200-205
Upaya Pengendalian Tuberkulosis dengan Meningkatkan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis
Dewi, Sari Widiya; Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indramayu, Indramayu|Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indramayu
2021-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/35639
Upaya penanggulangan; Tuberculosis; Kepatuhan Minum Obat
id
ABSTRAKLatar belakang: Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular paru-paru yang akan disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. DOTS berperan dalam memastikan rutinitas pasien TB. mengambil dan meminum obat selama menjalani pengobatan sehingga dapat menurunkan angka pasien putus berobat dan meningkatkan angka kesembuhan. Dalam menjalani pengobatan jangka panjang, kepatuhan pasien sangat dituntut untuk mengetahui sikap dan perilaku pasien terhadap program pengobatan yang telah diberikan oleh petugas kesehatan. Kepatuhan yang buruk terhadap pengobatan yang direkomendasikan dapat mengakibatkan efek samping yang merugikan.Metode: Metode yang digunakan dalam penulisan kajian ilmiah ini menggunakan pendekatan literature review. Penenlitian Kajian ilmiah ini dilakukan dengan memilih artikel ilmiah yang terbit pada tahun 2016-2020. Penelitian ini hanya menjaring artikel yang diterbitkan dalam kurun waktu 2016-2020. Data yang diperoleh ditelaah, disusun secara sistematis, dibandingkan satu sama lain dan dibahas literature terkaitHasil: Pada studi literature ini terdapat 5 jurnal yang digunakan, 2 diantaranya menggunakan upaya yang dilakukan baik pribadi maupun kelompok untuk meningkatkan kepercayaan diri masyarakat pendierita tuberculosis sehingga meningkatkan kepatuhan yang tinggi untuk meminum secara teratur untuk meminum obat. Dalam menjalani pengobatan jangka panjang, kepatuhan pasien sangat dituntut untuk mengetahui sikap dan perilaku pasien terhadap program pengobatan yang telah diberikan oleh pertugas kesehatan.Simpulan: Kepatuhan penderita yang diukur mencakup kepatuhan meminum obat dengan cara yang benar, jumlah obat yang diminum sesuai petunjuk petugas kesehatan, pernah terlambat minum obat, dan pernah lupa minum obat. Faktor yang berpengaruh terhadapa kepatuhan minum obat antara lain tingkat pengetahuan masyarakat terkait penyakit TB, dukungan keluarga, dan pelatihan untuk keluraga pasien TB. Kata kunci: Upaya penanggulangan, Tuberculosis, Kepatuhan Minum Obat ABSTRACT Title: Efforts to Control Tuberculosis by Improving Compliance with Anti-Tuberculosis Drugs Background: Tuberculosis (TB) is a lung infectious disease that will be caused by the bacterium mycobacterium tuberculosis. DOTS plays a role in ensuring the routine of TB patients. taking and taking medication during treatment so as to reduce the number of patients who have dropped out of treatment and increase the number of cures. In undergoing long-term treatment, patient compliance is required to know the attitude and behavior of patients to the treatment program that has been provided by health workers. Poor adherence to recommended treatments can result in adverse side effects.Methods: The method used in the writing of scientific studies uses a literature review approach. Research This scientific study was conducted by selecting scientific articles published in 2016-2020. this only captures articles published in the period 2016-2020. The data obtained are studied, systematically compiled, compared to each other and discussed related literatureResult: In this literature study there are 5 journals used, 2 of which use efforts made both personally and in groups to increase the confidence of the tuberculosis community so as to increase high adherence to take regularly to take drugs. In undergoing long-term treatment, patient compliance is required to know the attitude and behavior of patients to the treatment program that has been provided by health workers.Conclusion: Measured patient compliance includes compliance with taking drugs in the right way, the amount of drugs taken according to the instructions of health officials, never late taking drugs, and never forget to take drugs. Factors that affect the compliance of taking drugs include the level of public knowledge related to TB disease, family support, and training for TB patients. Keywords: Countermeasures, Tuberculosis, Drug Compliance
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/23139
2022-08-04T03:10:48Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23139
2022-08-04T03:10:48Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 18, No 2 (2019): MKMI; 7-13
Efek Caffeine Terhadap Jumlah Sel Inflamasi pada Penyembuhan Luka Skin Graft pada Tikus Sprague Dawley
Prabowo, Wahyu Haris; Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2019-05-15 12:51:41
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23139
sel inflamasi; skin graft; caffeine
id
ABSTRAKLatar Belakang: Skin graft terapi pilihan pada proses penyembuhan luka yang berkembang pesat. Sistem imunitas berperan dalam penyembuhan luka skin graft. Kopi mengandung caffeine (1,3,7-trimethylxanthine) sebagai antioksidan berperan dalam penyembuhan luka melalui sistem imun. Tujuan penelitian ini membuktikan efek caffeine berbagai dosis dalam meningkatkan jumlah sel inflamasi pada luka skin graft.Metode: Studi eksperimental dengan “Blinded randomized post test only controlled group design”. Seluruh sampel (Tikus Sprague Dawley) dilakukan Skin Graft Autologus pada waktu yang bersamaan. Sampel dibagi secara acak menjadi 4 grup (K= Tanpa intake caffeine), (P1= Caffeine 3 mg), (P2 = Caffeine 6 mg), (P3 = Caffeine 9 mg). Perhitungan jumlah sel makrofag jaringan, sel neutrofil dan monosit darah tepi dilakukan pada hari ke 7 pasca Skin Graft. Data dianalisis dengan metode ANOVA, Kruskall-Wallis dan Mann-Whitney Test.Hasil: Perbandingan jumlah makrofag jaringan didapatkan perbedaan yang bermakna antara kelompok K dengan P2 (p = 0,011), K dengan P3 (p = 0,008); P1 dengan P2 (p = 0,009); P1 dengan P3 (p = 0,006); dan P2 dengan P3 (p = 0,008). Perbedaan tidak bermakna didapatkan antara kelompok K dengan P1 (p = 0,343). Pada hasil uji neutrofil darah tepi, uji Kruskal Wallis didapatkan nilai p = 0,961, sehingga tidak didapatkan perbedaan bermakna. Pada hasil uji monosit, Hasil uji One Way ANOVA didapatkan nilai p = 0,160, tidak ada perbedaan bermakna jumlah monosit darah tepi pada keempat kelompok.Simpulan: Terdapat perbedaan bermakna jumlah sel makrofag jaringan pada penggunaan caffeine dosis bertingkat proses penyembuhan luka skin graft autologus tikus Sprague Dawley.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/23964
2022-02-25T03:31:05Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23964
2022-02-25T03:31:05Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 18, No 3 (2019): MKMI; 31-37
Analisis Kondisi Rumah Berdasarkan Tingkat Pemahaman Rumah Sehat di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang
Christiyani, Bintang Rumiris; Diponegoro University
Sulistiyani, Sulistiyani; Dosen Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro
Budiyono, Budiyono; Dosen Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro
2019-07-05 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23964
Tingkat Pemahaman, Kondisi Rumah, Rumah Sehat, Sanitasi.
id
Latar belakang: Rumah sehat menjadi salah satu target di dalam SDGs. Rumah sehat menjadi salah satu target di dalam SDGs karena rumah merupakan determinan kesehatan. Cakupan rumah sehat di Kelurahan Rowosari sebesar 79,02%, sedangkan target SDGs adalah 100%. Pemahaman merupakan tingkatan dari pengetahuan yang bersifat aktif dalam mempengaruhi seseorang memiliki persepsi dan berperilaku untuk mengupayakan rumah sehat. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan tingkat pemahaman rumah sehat dengan kondisi rumah di Kelurahan Rowosari.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel berjumlah 92 responden yang diambil secara acak dengan memperhatikan proporsi. Pengukuran pemahaman mengenai rumah sehat menggunakan kuesioner dan pengukuran kondisi rumah melalui lembar observasi. Analisis data menggunakan uji Chi-Square dengan alfa 5%.Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa 51,5% responden memiliki pemahaman yang tinggi mengenai rumah sehat. Ada hubungan antara tingkat pemahaman mengenai PHBS dalam rumah sehat dengan kondisi rumah di Kelurahan Rowosari (p-value = 0,003; 95% CI = 1,071 – 1,389). Variabel yang tidak berhubungan dengan kondisi rumah di Kelurahan Rowosari adalah tingkat pemahaman mengenai fisik rumah (p-value 0,729; 95% CI = 0,906 – 1,192), tingkat pemahaman mengenai sarana sanitasi (p-value = 0,485; 95% CI = 0,939 – 1,231) dan tingkat pemahaman rumah sehat (p-value = 0,486; 95% CI = 0,935 – 1,224).Simpulan: Adanya hubungan tingkat pemahaman mengenai PHBS dalam rumah sehat dengan kondisi rumah di Kelurahan Rowosari.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/39518
2022-02-20T09:08:33Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39518
2022-02-20T09:08:33Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 5 (2021): MKMI; 342-348
Pengaruh Video Edukasi Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Bulu Lor 2021
Safitri, Vania Arthamevia; Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Pangestuti, Dina Rahayuning; Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kartini, Apoina; Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39518
ASI Eksklusif; Edukasi; Ibu; Pengetahuan; Sikap
id
Latar belakang: Persentase cakupan bayi usia 0-6 bulan yang memperoleh ASI eksklusif di Puskesmas Bulu Lor Semarang sebesar 48,39%, angka ini masih lebih rendah dari Target Renstra Kota Semarang (65%) dan target nasional (80%). Pengetahuan ibu yang rendah berisiko 1.81 kali dan sikap ibu yang rendah berisiko 2,81 kali terhadap pemberian ASI. Teknik pemberian edukasi dengan metode video dalam rangka pendidikan kesehatan dinilai lebih mampu dan lebih efektif untuk mengubah pengetahuan ataupun kemampuan seseorang. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh edukasi gizi melalui video terhadap pengetahuan dan sikap ibu dalam pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bulu Lor Semarang.Metode: Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-April 2021. Desain studi yang digunakan adalah quasy eksperimental dengan menggunakan one-group pre test-post test design. Jumlah sampel sebanyak 36 ibu menyusui bayi usia 0-6 bulan. Intervensi dilakukan dengan pemberian 2 jenis media video (durasi 3 – 5 menit) dan dilakukan selama 2 minggu. Terdapat pemberian konseling sebelum dilakulan post test. Analisis data menggunakan menggunakan analisis univariat dan bivariat (Wilcoxon signed ranks).Hasil: Ibu menyusui berusia 20 – 35 tahun (75%), berpendidikan tinggi (77,8%), tidak bekerja (72,2%), mendapatkan dukungan keluarga baik (75%), dan pernah mendapatkan paparan informasi ASI eksklusif (66,7%). Rerata skor pada pengetahuan sebelum diberikan intervensi sebanyak 16,5 dan setelah diberikan intervensi meningkat menjadi 18,5. Rerata skor pada sikap sebelum diberikan intervensi sebanyak 7,7 dan setelah diberikan intervensi meningkat menjadi 9,0. Uji statistik menggunakan Wilcoxon signed ranks menunjukan hasil bahwa pemberian edukasi dengan media video berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang ASI (p-value=0,001).Simpulan: Terdapat pengaruh pemberian edukasi dengan media video terhadap pengetahuan dan sikap ibu dalam pemberian ASI eksklusif.Kata kunci: ASI Eksklusif; Edukasi; Ibu; Pengetahuan; Sikap ABSTRACT Title: The Effect of Education on Mother's Knowledge and Attitude in Exclusive Breastfeeding at Bulu Lor Health Center 2021Background: The percentage coverage of infants aged 0-6 months who received exclusive breastfeeding at the Bulu Lor Health Center Semarang was 48.39%, this figure is still lower than the Semarang city strategic plan target (65%) and the national target (80%). Research conducted by Iin showed that the mother's knowledge and attitude influenced breastfeeding with OR=1.81 on mother's knowledge and OR=2.81 on mother's attitude. This study aims to determine the effect of nutrition education on the knowledge and attitudes of mothers in exclusive breastfeeding at Bulu Lor Health Center Semarang.Method: The study was conducted in February-April 2021 using a quasi-experimental design, and obtained a total sample of 36 mothers breastfeeding infants aged 0-6 months. The intervention was carried out by giving 2 types of video media (duration 3 – 5 minutes) and carried out for 2 weeks. There is counseling before the post test. Data analysis using univariate and bivariate analysis (Wilcoxon signed ranks).Result: Breastfeeding mothers aged 20-35 years (75%), highly educated (77.8%), do not work (72.2%), have good family support (75%), and have had exposure to information on exclusive breastfeeding (66.7 %). Average of knowledge score before being given an intervention were 16.5 and after being given an intervention it increased to 18.5. Mean of attitude score before being given the intervention was 7.7 and after being given the intervention it increased to 9.0. Statistical test using Wilcoxon signed ranks showed that the provision of education with video media affected the level of knowledge and attitudes of mothers about breastfeeding (p-value = 0.001).Conclusion: There is an effect of providing education with video media on mother's knowledge and attitudes in exclusive breastfeeding.Keywords: Exclusive Breastfeeding; Education; Mother; Knowledge; Attitude
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/22706
2022-08-05T03:12:42Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22706
2022-08-05T03:12:42Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 1 (2020): MKMI; 31-37
Pengaruh Pemberian Media Booklet Kesehatan Reproduksi terkait Cybersex (Studi di SMA Kabupaten Banyuwangi)
Yunita, Rizky Dwiyanti; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nugraheni, Sri Achadi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Pradigdo, Siti Fatimah; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-02-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22706
Booklet; Kesehatan Reproduksi; Cybersex
id
Latar belakang: Materi seksual online yang semakin mudah untuk diakses dibandingkan dunia nyata membuat remaja menjadi konsumen setia cybersex. Penelitian di Jawa Timur menunjukkan hasil 76,8% penikmat cybersex ada pada usia 15 – 17 tahun. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan, persepsi dan praktik remaja terkait cybersex.Metode: Jenis penelitian adalah Quasi Eksperimental dengan metode Pretest – Posttest Control Group Design terhadap 66 siswa. Sampel dipilih dengan teknik Purposive Sampling, dengan jumlah 33 kelompok intervensi dan 33 kelompok kontrol. pemilihan sampel dibantu oleh guru BK, sebelum pemberian materi oleh guru BK diadakan pre test dan pada kelompok intervensi diberikan booklet, setelah pemberian intervensi dilakukan post test. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner terstruktur.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan pengetahuan, persepsi praktik dan variabel penganggu lainnya sebelum pemberian pendidikan kesehatan reproduksi antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p>0.05), ada perbedaan pengetahuan, persepsi praktik dan variabel penganggu lainnya sesudah pemberian pendidikan kesehatan reproduksi antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p<0.05), ada perbedaan pengetahuan, persepsi dan praktik remaja terkait cybersex sebelum dan setelah pemberian pendidikan kesehatan reproduksi (p<0.05), tidak ada perbedaan perubahan pengetahuan, persepsi dan praktik remaja terkait cybersex sebelum dan setelah pemberian pendidikan kesehatan reproduksi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p>0.05).Simpulan: Peran keluarga dan guru sangat dibutuhkan untuk menanggulangi berkembangnya aktivitas berselancar di media cybersex, melalui pendekatan dan penyuluhan kesehatan secara continue diharapkan dapat menurunkan angka kejadian kasus HIV, KTD dan aborsi.Kata kunci: Booklet, Kesehatan Reproduksi, Cybersex.ABSTRACT Title: Influence of Booklet to Reproductive Health related to Cybersex (Study in Banyuwangi Regency High School)Background: Online sexual material are easier to reach compared to offline material which makesadolescent became a loyal consumen of cybersex. Research in East Java showed that 76.8% cybersex users are 15 – 17 years old. The aim of this study was to describe the effect of reproductive health education to knowledge, perception, and practice of adolescents related to cybersex matters.Method: This was a quasi experimental using pre test-post test control group design to 66 students. Samples were chosen using purposive sampling technique. There were 33 samples of case group and 33 samples of control group. Counseling teachers were helping through the process of choosing samples. The intervention was conducted by giving a booklet to the case group. Data collected using structured questionaire.Result: Result showed that there was no differences in knowledge, perception, practice, and confounding variables before intervention between case group and control group (p>0.05). There was a differences between knowledge, perception, practice, and confounding variables after intervention between case group and control group (p<0.05). There was a differences between knowledge, perception, practice, and confounding variables before and after intervention between case group and control group (p<0.05). There was no differences between knowledge, perception, and practice related to cybersex before and after reproductive health education to case group and control group (p>0.05).Conclusion: Family’s and teacher’s role are necessary to prevent the activity of surfing cybersex online. By conducting an approach and socialization about reproductive health continuosly, it is hoped that it might decrease the number of unwanted pregnancy, abortion and HIV.Keywords: Booklet, Reproductive Health, Cybersex
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/43073
2022-09-05T08:51:31Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43073
2022-09-05T08:51:31Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 2 (2022): MKMI; 142-147
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan Proyek Konstruksi: Systematic Review
Dewanto, Denisa; Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Jakarta|Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Herbawani, Chahya Kharin; Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Jakarta|Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
2022-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43073
Kinerja; Karyawan; Konstruksi
id
Latar belakang: Keamanan dan perlindungan karyawan sebagai hal krusial dalam suatu proyek pembangunan konstruksi harus diutamakan agar kinerja karyawan meningkat. Kinerja karyawan bidang konstruksi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti keselamatan dan kesehatan kerja, beban kerja, serta stres kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan pada bidang konstruksi.Metode: Kajian ini diolah melalui proses sistematik yang tentu disesuaikan dengan tahapan Preferred Reporting Items for Systematic Review (PRISMA). Google Scholar digunakan untuk pencarian literatur, karena kemudahan dalam mengakses juga banyaknya literatur yang dapat diakses secara gratis. Artikel dipilih berdasarkan publikasi yang diterbitkan dalam periode waktu dari tahun 2014 sampai tahun 2021.Hasil: Keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan konstruksi, namun stres kerja dan beban kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan konstruksi.Simpulan: Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan konstruksi yaitu keselamatan dan kesehatan kerja secara positif, sementara faktor stres kerja dan beban kerja mempengaruhi secara negatif. Diharapkan kepada pihak perusahaan untuk meningkatkan aspek K3 dan kepada karyawan untuk mengurangi stres kerja serta beban kerjanya.Kata kunci: Kinerja; Karyawan; KonstruksiABSTRACTTitle: The Factor that Affecting Performance of Employees in Construction Project: A Systematic ReviewBackground: The safety and protection of employees as the lifeblood in a construction project must be built, so that employees’s performance can increase. Employee performance can be influenced by several factors, such as occupational safety and health, workload, and work stress. The purpose of this study was to determine the factors that can affect employee performance in the construction sector.Methods: This study was processed through a systematic process which adapted to the Preferred Reporting Items for Systematic Review (PRISMA) stage. Google Scholar was used due to the convenience of accessing, the large amount of literature, and open access. Articles published during 2014 to 2021 were included.Result: Occupational safety and health have a positive effect on the performance of construction employees, but work stress and workload have a negative effect on the performance of construction employees.Conclusion: The factor that affect the performance of construction employees are occupational safety and health positively, work stress and workload negatively affect. It is expected that the company will improve the OHS aspects and for employees to reduce work stress and workload.Key Words: Performance; Employee; Construction
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/40031
2022-04-08T16:49:21Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/40031
2022-04-08T16:49:21Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 1 (2022): MKMI; 12-21
Hubungan Cuaca sebagai Faktor Risiko Kejadian Diare di Kota Administratif Jakarta Timur Tahun 2015-2019
Nuha, Nabila Ulin; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Darundiati, Yusniar Hanani; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Budiyono, Budiyono; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-04-08 16:47:03
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/40031
diare; suhu; kelembaban; curah hujan
id
Latar belakang: Penyakit diare merupakan penyakit endemis potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia yang sering disertai dengan kematian. Kota Administratif Jakarta Timur merupakan salah satu daerah dengan kejadian diare tertinggi di Provinsi DKI Jakarta selama tahun 2015-2019 yaitu mencapai 63.549 kejadian pada tahun 2019. Faktor cuaca seperti suhu udara, kelembaban udara, dan curah hujan dapat mempengaruhi terjadinya diare. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor cuaca dengan kejadian diare di Kota Administratif Jakarta Timur tahun 2015-2019.Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Unit Surveilans Dinas Kesehatan DKI Jakarta wilayah Jakarta Timur untuk kejadian diare yang didapat melalui laman resmi yang dapat diakses melalui surveilans-dinkesdki.net. Data suhu udara dan kelembaban udara didapatkan dari laman resmi Badan Meteorologi Klimatologi yang dapat diakses melalui dataonline.bmkg.go.id, sedangkan data curah hujan didapatkan dari Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji korelasi Rank Spearman dan Pearson berdasarkan hasil uji normalitas.Hasil: Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa selama tahun 2015-2019 rata-rata kejadian diare sebesar 4.451 kejadian/bulan, rata-rata suhu udara sebesar 27,9˚C, rata-rata kelembaban udara sebesar 75% dan rata-rata curah hujan 233,4 mm/bulan. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara suhu udara (p= 0,732), kelembaban udara (p= 0,27), dan curah hujan (p= 0,589) dengan kejadian diare.Simpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor cuaca dengan kejadian diare di Kota Administratif Jakarta Timur.Kata kunci: diare; suhu; kelembaban; curah hujan ABSTRACT Title: The Relation Between Weather as Risk Factors and Incidendence of Diarrhea in East Jakarta in 2015-2019Background: Diarrhea is an endemic disease that has the potential for an outbreak in Indonesia and can lead to death. East Jakarta is one of the areas with the highest incidence of diarrhea in DKI Jakarta Province during 2015-2019. Weather factors such as temperature, humidity and rainfall can contribute to diarrhea disease in various ways. The study aimed to analyze the relation between weather factors and diarrhea in East Jakarta in 2015-2019.Method: This study used analytical observational with cross sectional approach. This study was conducted using secondary data from the official website of Epidemiology Surveillance Unit in Jakarta Health Agency for diarrhea cases that can be accessed through surveilans-dinkesdki.net. Air temperature and humidity data were collected from the official website of Meteorology, Climatology, and Geophysical Agency that can be accessed through dataonline.bmkg.go.id, while rainfall data was collected from National Institute of Aeronautics and Space. Data were analyzed with univariate and bivariate analysis using Spearman Rank and Pearson correlation based on the results of the normality test.Result: Univariate analysis showed that during 2015-2019 the average incidence of diarrhea was 4.451 cases/month, the average of temperature was 27,9 ˚C , the average of humidity was 75%, and the average of rainfall was 233,4mm/month. Result from correlation analysis indicated that there was no significant relationship between temperature (p= 0,732), humidity (p= 0,27) and rainfall (p= 0,589) with the incidence of diarrhea.Conclusion: There was no correlation between weather factors and diarrhea incidence in East Jakarta.Keywords: diarrhea; temperature; humidity; rainfall
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/23448
2022-08-10T02:04:03Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23448
2022-08-10T02:04:03Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 2 (2020): MKMI; 134-140
Kesiapan Perubahan Puskesmas Rawat Jalan menjadi Puskesmas Rawat Inap dan Potensi Kebijakan Diskresi di Puskesmas Sawangan II Kabupaten Magelang
Arisanti, Yunita; Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta|Universitas Gadjah Mada
2020-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23448
Kesiapan Perubahan; manfaat perubahan; lingkungan internal dan eksternal; street level bureaucracy
Health and Policy Management
id
Latar belakang: Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019 menargetkan untuk menambah 9 puskesmas rawat inap baru sampai dengan tahun 2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor perubahan dari lingkungan internal dan eksternal organisasi Puskesmas Sawangan II dalam proses menjadi rawat inap, mengidentifikasi manfaat perubahan bagi individu dan organisasi, dan mengidentifikasi kesiapan puskesmas untuk berubah status menjadi rawat inap dari level individu dan organisasi.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk mengeksplorasi variabel yang berhubungan dengan masalah penelitian dan kerangka konsep dari puskesmas rawat jalan yang akan berubah status menjadi rawat inap. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini mengambil tempat di Puskesmas Sawangan II yang dalam tahap persiapan menuju status ”Rawat Inap” di Kabupaten Magelang, waktu penelitian dilaksanakan selama satu bulan di bulan Januari 2019. Subyek penelitian ini berasal dari lingkungan internal dan eksternal Puskesmas Sawangan II.Hasil : Faktor perubahan di lingkungan eksternal dan internal yang dapat menjadi Kelemahan dan ancaman yang paling vital dalam perubahan organisasi di Puskesmas Sawangan II yaitu jumlah SDM, pendapatan Puskesmas Sawangan II yang rendah, kebutuhan sarana dan prasarana yang masih minimalis, pengembangan kapasitas SDM yang kurang pelatihan karena anggaran BLUD yang terbatas, terhambatnya regulasi berupa peraturan bupati untuk pemenuhan SDM, Anggaran dari APBD Kabupaten Magelang yang terbatas untuk pemenuhan sarana, prasarana dan alat kesehatan puskesmas rawat inap. Individu di Puskesmas Sawangan II tidak dapat langsung menerima dan siap dengan perubahan, namun tidak dapat pula menentang adanya perubahan secara langsung karena menganggap perubahan tersebut adalah kewajiban sebagai ASN yang harus dilaksanakan dengan segala konsekuensinya.Simpulan : Kelemahan dan ancaman di lingkungan internal dan eksternal Puskesmas Sawangan II menyebabkan ketidaksiapan individu dan organisasi dalam menjalankan perubahan menjadi rawat inap.Kata Kunci : Kesiapan Perubahan (readiness to change), manfaat perubahan, lingkungan internal dan eksternal, street level bureaucracyABSTRACTTitle : Readiness to Change Outpatient Health Center to Inpatient Health Center and Potential Discretion Policy at Sawangan II Health Center in Magelang District Background: Magelang District Regulation No. 7 of 2014 concerning the Medium-Term Development Plan of the Magelang Regency in 2014-2019 targets to add 9 new inpatient puskesmas up to 2019. The purpose of this study is to identify the factors of change in the internal and external environment of the Sawangan II Puskesmas organization in the process of becoming an inpatient, identify the benefits of change for individuals and organizations, and identify the readiness of the puskesmas to change status to inpatient from the individual and organizational level.Method: This research is a qualitative research with a case study approach to explore variables related to research problems and the conceptual framework of outpatient health centers that will change to inpatient status. This type of research is a case study descriptive study with a qualitative approach. This research takes place at the Sawangan II Health Center which is in the preparation stage towards the status of "Inpatient" in Magelang District, when the research was conducted for one month in January 2019. The research subjects were from the internal and external environment of the Sawangan II Health Center.Results: Factors of change in the external and internal environment that can be the most vital weaknesses and threats in organizational change in the Sawangan II Health Center, namely the number of human resources, low income Health Center Sawangan II, the need for facilities and infrastructure that is still minimal, the development of human resource capacity that lacks training because the BLUD budget is limited, regulations are hampered in the form of a regent regulation for the fulfillment of human resources, the budget from the Magelang Regency APBD is limited for the fulfillment of inpatient puskesmas facilities, infrastructure and medical equipment. Individuals in Sawangan II Health Center cannot directly accept and be ready for change, but cannot also directly oppose changes because they consider these changes as an obligation as ASN that must be implemented with all the consequencesConclusions: Weaknesses and threats in the internal and external environment of Sawangan II Health Center cause the unpreparedness of individuals and organizations in carrying out the change into hospitalization.Keywords: Readiness to change, the benefits of change, internal and external environment, street level bureaucracy
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/47697
2022-09-05T08:50:47Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/47697
2022-09-05T08:50:47Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 4 (2022): MKMI; 271-278
Evaluasi Penurunan Prevalensi Merokok dalam Upaya Inovasi Penghematan Alokasi APBN Ditjen P2P Kementerian Kesehatan
Saptono, Saptono; Biro Perencanaan dan Anggaran, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta|Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2022-08-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/47697
Merokok; APBN; Ditjen P2P
id
Latar belakang: Merokok merupakan faktor risiko tinggi morbiditas dan mortalitas terhadap suatu penyakit. Kementerian Kesehatan Indonesia menyatakan bahwa sebanyak 10% atau sekitar 200.000 jiwa dari total kematian di Indonesia disebabkan oleh rokok. Kerugian Negara sebagai akibat dari tingginya jumlah konsumsi rokok di level rumah tangga dan masyarakat dapat mencapai 600 triliun rupiah per tahun atau setara dengan seperempat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).Metode: Metode penelitian yang digunakan merupakan hasil evaluasi berdasarkan studi literatur pemanfaatan alokasi anggaran Ditjen P2P Kementerian Kesehatan dalam kegiatan penurunan angka prevalensi merokok di Indonesia.Hasil: Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (2022), usia perokok aktif didominasi oleh usia remaja, namun berdasarkan hasil tren pada kurun waktu 2021 dan 2018 mengarah secara positif dalam mempengaruhi peningkatan jumlah ke usia lebih muda namun dari sisi persentase mengalami penurunan dengan nilai koefisien korelasi R² = 0,9125. Di dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, layanan Upaya Berhenti Merokok (UBM) dan penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) menjadi pilar strategi utama kebijakan program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Ditjen P2P.Simpulan: Usulan rekomendasi kebijakan yang diberikan untuk Pemerintah dalam mewujudkan kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan Upaya Berhenti Merokok (UMB), yaitu : 1) Sosialisasi / Pembinaan KTR dan UMB dengan menggandeng mitra dan organisasi masyarakat, 2) Meningkatkan upaya promotif dan preventif melalui inovasi dengan memasukkan pesan pendidikan bahaya dampak merokok bagi kesehatan di kurikulum pengajaran sekolah, serta 3) Memanfaatkan kebijakan Pemerintah Pusat yang menaikkan besaran cukai rokok sebesar 12% per 1 Januari 2022, dengan upaya Ditjen P2P dalam menghemat APBN melalui program integrasi GERMAS dalam Local Goverment Sosial Responsibility.Kata kunci: Merokok; APBN; Ditjen P2PABSTRACTTitle: Evaluation of Smoking Prevalence Reduction in Innovation Efforts to Save State Budget (APBN) Allocations Directorate General of P2P of the Ministry of HealthBackground: Smoking is a high risk factor for morbidity and mortality from disease. The Indonesian Ministry of Health states that as much as 10%, or about 200,000, of the total deaths in Indonesia are caused by cigarettes. State losses as a result of the high amount of cigarette consumption at household and community levels can reach 600 trillion rupiah per year, or equivalent to a quarter of the State Budget (APBN).Method: The research method used is the result of an evaluation based on a literature study on the use of the budget allocation of the Directorate General of P2P of the Ministry of Health in activities to reduce the prevalence rate of smoking in Indonesia.Result: Based on the National Socioeconomic Survey (2022), the age of active smokers is dominated by adolescents, but based on the results of trends in the period 2021 and 2018, it leads positively in influencing the increase in the number of smokers to younger ages. However, in terms of percentage, it decreased with the value of the correlation coefficient R2 = 0.9125. In the 2020-2024 National Medium-Term Development Plan (RPJMN) document, the Smoking Cessation Effort (UBM) service and the implementation of Non-Smoking Areas (KTR) are the main strategic pillars of the Non-Communicable Diseases Prevention and Control program, Directorate General of P2P.Conclusion: Proposed policy recommendations given to the government in realizing the No Smoking (KTR) area and Efforts to Stop Smoking (UMB), namely: 1) Socialization and Guidance of KTR and UMB by cooperating with partners and community organizations; 2) Increasing promotive and preventive efforts through innovation by including educational messages on the dangers of smoking impacts on health in the school teaching curriculum; and 3) Utilizing the Central Government's policy of increasing the amount of cigarette excise by 12% as of January 1, 2022, with the efforts of the Directorate General of P2P in saving the state budget through the GERMAS integration program in Local Government Social Responsibility.Keywords: Smoking; State Budget; Directorate General of P2P
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/32471
2022-09-06T03:26:30Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/32471
2022-09-06T03:26:30Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 6 (2020): MKMI; 419-424
Hubungan Pengetahuan Dismenore terhadap Sikap Mengatasi Dismenore pada Mahasiswi Pendidikan Biologi Universitas Siliwangi
Septiana, Erni; Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi, Tasikmalaya|Universitas Siliwangi
Suharsono, Suharsono; Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi, Tasikmalaya|Universitas Siliwangi
Putra, Rinaldi Rizal; Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi, Tasikmalaya|Universitas Siliwangi
2020-12-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/32471
Dismenore; pengetahuan; sikap
id
Latar belakang: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dismenore terhadap sikap mengatasi dismenore pada mahasiswi Pendidikan Biologi Universitas Siliwangi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2018 sampai dengan bulan Agustus 2020 di Universitas Siliwangi. Dismenore merupakan salah satu gangguan menstruasi yang sering terjadi pada wanita. Mahasiswi Pendidikan Biologi memiliki pengetahuan dasar mengenai materi reproduksi khususnya menstruasi dan gangguannya, sehingga memiliki bekal pengetahuan tentang dismenore. Pengetahuan mahasiswi tentang dismenore dapat berpengaruh terhadap sikap mengatasi dismenore.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat noneksperimental dengan metode korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi Pendidikan Biologi dari angkatan 2016 hingga 2018 sebanyak 299 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswi Pendidikan Biologi angkatan 2016 yang sudah mengontrak mata kuliah Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia, sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling. Data pengetahuan dismenore diperoleh melalui tes tertutup berupa tes pilihan majemuk 5 opsi sebanyak 16 soal, sedangkan data sikap mengatasi dismenore diperoleh melalui kuesioner. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linear sederhana.Hasil: Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat hubungan antara pengetahuan dismenore terhadap sikap mengatasi dismenore pada mahasiswi Pendidikan Biologi Universitas Siliwangi dengan nilai R sebesar 0,365 dan nilai R Square sebesar 0,133 yang berarti bahwa kontribusi yang diberikan dari aspek pengetahuan dismenore terhadap sikap mengatasi dismenore sebesar 13,3%.Kata Kunci: Dismenore; pengetahuan; sikap ABSTRACTTitle: The Relationship between Knowledge of Dysmenorrhea and Attitudes to Overcome Dysmenorrhea in Biology Education Students at the University of SiliwangiBackgroud: This study aims to determine the relationship between knowledge of dysmenorrhea and attitudes to overcome dysmenorrhea in Biology Education students at the University of Siliwangi. This research was conducted from September 2018 to August 2020 at Siliwangi University. Dysmenorrhea is a menstrual disorder that often occurs in women. Biology Education students have basic knowledge of reproductive material, especially menstruation and its disorders, so they have knowledge of dysmenorrhea. Students' knowledge about dysmenorrhea can influence their attitude to overcome dysmenorrhea. Method: This research is a quantitative research which is non-experimental in nature with a correlational method. The population in this study were all Biology Education students from class 2016 to 2018 as many as 299 people. The sample in this study were students of Biology Education class 2016 who had contracted the Human Body Anatomy and Physiology course, the sample was taken using purposive sampling technique. Dysmenorrhea knowledge data obtained through a closed test in the form of a compound 5 option test as many as 16 questions, while the attitude to overcome dysmenorrhea data obtained through a questionnaire. Hypothesis testing uses simple linear regression analysis. Result: Based on the research that has been done, there is a relationship between knowledge of dysmenorrhea on attitudes to overcome dysmenorrhea in Biology Education students at the University of Siliwangi with an R value of 0.365 and an R Square value of 0.133 which means that the contribution given from the knowledge aspect of dysmenorrhea to attitudes to overcome dysmenorrhea is 13.3%.Keywords: Dysmenorrhea; knowledge; attitude
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/46178
2023-03-06T05:16:51Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/46178
2023-03-06T05:16:51Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 6 (2022): MKMI; 374-379
Analisis Penyebab Pending Claim Berkas BPJS Kesehatan Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Universitas Airlangga
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/46178/144905
Maulida, Erlia Safa; Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yayasan Rumah Sakit Dr. Seotomo Surabaya
Djunawan, Achmad; Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yayasan Rumah Sakit Dr. Seotomo Surabaya
2022-12-07 05:23:29
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/46178
klaim BPJS kesehatan; status klaim; penyebab pending klaim
id
Latar belakang: Klaim BPJS Kesehatan merupakan penyerahan biaya pengobatan peserta BPJS Kesehatan oleh Rumah Sakit kepada BPJS Kesehatan yang dilakukan secara kolektif dan ditagihkan kepada BPJS Kesehatan setiap bulan. Pembiayaan kesehatan merupakan bagian terpenting dari implementasi Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan di Rumah Sakit oleh BPJS Kesehatan melalui pengajuan klaim. Namun, hasil akhir pengajuan klaim berupa status klaim layak atau status klaim tidak layak (Pending Claim), oleh karena itu tidak semua berkas yang diajukan dapat terklaimkan, sehingga status klaim dinyatakan tidak layak atau pending klaim terjadi apabila berkas klaim yang diajukan oleh Rumah Sakit belum lengkap. Tujuan penelitian ini menganalisis penyebab pending claim berkas BPJS Kesehatan pelayanan rawat inap berdasarkan pengumpulan data.Metode: Metode penelitian ini kuantitatif desain crosectional yaitu pendekatan yang berdasarkan pengumpulan data yang dapat menyajikan informasi dalam waktu yang singkat. Periode 02 Februari 2022 sampai dengan 02 Maret 2022.Hasil: Hasil dari penelitian ini adalah 720 berkas pengajuan klaim pada pelayanan rawat inap RS Universitas Airlangga dengan tiga (3) status klaim yaitu, terdapat 720 berkas dengan status klaim layak, 88 berkas dengan status klaim tidak sesuai atau pending, dan 0 dengan status klaim dispute.Simpulan: Penyebab terjadinya pending klaim di Rumah Sakit Universitas Airlangga dikarenakan 4 faktor yaitu: Berkas tidak lengkap, kurang tepatnya coding, kurangnya pemeriksaan penunjang dan kurangnya eviden terapi.Kata kunci: klaim BPJS kesehatan; status klaim; penyebab pending klaimABSTRACT Title: Analysis of the Causes of Pending BPJS Health Claims on Inpatients at the Airlangga University HospitalBackground: BPJS Health claims are medical expenses for BPJS Health participants by the Hospital to BPJS Health which are carried out collectively and billed to BPJS Health every month. Health financing is the most important part of the implementation of the National Health Insurance which is held in hospitals by BPJS Health through filing claims. However, the final result of submitting a claim is in the form of a proper status or an improper claim status (Pending Claim), therefore not all files submitted can be claimed, so that the claim status is declared inappropriate or a claim pending occurs if the claim file submitted by the Hospital is incomplete. The purpose of this study was to analyze the causes of delayed claims for BPJS Health files for inpatient services based on data collection.Method: This research method is quantitative with a cross-sectional design, namely an approach based on data collection that can present information in a short time. Period 02 February 2022 to 02 March 2022.Result: The results of this study were 720 submissions for claims for inpatient services at Universitas Airlangga Hospital with three (3) claim statuses, namely, there were 720 files with proper claim status, 88 files with inappropriate or pending claim status, and 0 with claim status dispute.Conclusion: The cause of claims at the Airlangga University Hospital was due to 4 factors, namely: incomplete files, lack of precise coding, lack of examination and evidence of therapy.Keywords: BPJS health claims; claim status; causes of pending claims
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/55936
2023-08-02T16:16:06Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55936
2023-08-02T16:16:06Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 3 (2023): MKMI; 198-203
Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pekerja SPBU X Kabupaten Malang
Mahdanie, Nurkhalissa; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Wahyuni, Ida; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Jayanti, Siswi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2023-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55936
pengetahuan; sikap; praktik; penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
id
Latar belakang: SPBU merupakan kawasan major hazard accident. Menurut data, selama rentang tahun 2016 hingga 2018 terdapat 120 kasus kecelakaan kerja di sekitar SPBU. Angka kecelakaan kerja di SPBU dapat ditekan dengan adanya pengetahuan dan sikap mengenai K3 yang baik karena pekerja dapat melakukan perilaku yang sesuai dengan pengetahuan dan sikap K3 yang telah dimiliki yang kemudian memunculkan sebuah praktik. SPBU X berdiri sejak tahun 2019 dan berlokasi di Kabupaten Malang dengan bentuk CODO (Company Owned Dealer Operated). Menurut wawancara dan observasi peneliti, beberapa pekerja SPBU X memiliki pemgetahuan yang kurang mengenai K3, pekerja SPBU belum menaati Standar Operasional Prosedur yang sudah dijelaskan pada saat safety briefing, dan lain sebagainya.Metode: Penelitian kuantitatif ini menggunakan pendekatan cross sectional dan melibatkan 33 responden. Penelitian ini menggunakan teknik total populasi. Data dikumpulkan menggunakan instrumen penelitian lembar angket pengetahuan, sikap, dan praktik.Hasil: Sebagian besar pekerja di SPBU X Kabupaten Malang memiliki pengetahuan yang tidak baik 63,6%, sikap yang positif 78,8% dan praktik yang baik 90,9%. Analisis statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan praktik penerapan K3 pada pekerja SPBU X Kabupaten Malang dengan nilai p-value sebesar 0,016 atau p-value < 0,05. Ada hubungan antara pekerja dengan praktik penerapan K3 pada pekerja SPBU X Kabupaten Malang dengan nilai p-value sebesar 0,043 atau p-value < 0,05.Simpulan: Pengetahuan dan sikap memiliki hubungan yang signifikan dengan praktik penerapan K3 pada pekerja SPBU X Kabupaten Malang.Kata kunci: pengetahuan; sikap; praktik; penerapan keselamatan dan kesehatan kerja Title: Knowledge, Attitudes, and Practices of Occupational Safety and Health Implementation in X Gas Station Workers Malang RegencyBackground: Gas stations are major hazard accident areas. According to the data, from 2016 to 2018 there were 120 cases of work accidents around gas stations. The number of work accidents at gas stations can be reduced by having good knowledge and attitudes about Occupational Safety and Health because workers can perform behaviors that are in accordance with the Occupational Safety and Health knowledge and attitudes that have been owned which then lead to a practice. X Gas Station was established in 2019 and is located in Malang Regency in the form of CODO (Company Owned Dealer Operated). According to the researcher's interviews and observations, some X gas station workers have insufficient knowledge about Occupational Safety and Health, gas station workers have not obeyed the Standard Operating Procedures that have been explained during safety briefings, and so on.Method: This research is a quantitative study with a cross sectional approach and involved 33 respondents. This study used the total population technique. Data collection techniques using knowledge, attitude, and practice questionnaire research instruments.Result: The results showed that most workers at X Gas Station Malang Regency had poor knowledge 63,3%, positive attitudes 78,8%, and good practices 90,9%. Statistical analysis shows the results that there is a relationship between knowledge and the practice of implementing Occupational Safety and Health in X gas station workers Malang Regency with a p-value of 0.016 or p-value <0.05 5). There is a relationship between workers and the practice of implementing Occupational Safety and Health in X gas station workers Malang Regency with a p-value of 0.043 or p-value <0.05.Conclusion: Knowledge and attitude have a significant relationship with Occupational Safety and Health practices at X Gas Station Malang Regency.Keywords: knowledge; attitude; practice; implementation of occupational safety and health
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/28749
2022-08-18T05:49:52Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/28749
2022-08-18T05:49:52Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 4 (2020): MKMI; 272-278
Hambatan Akses Pelayanan Infertilitas pada Pasien dari Kawasan Urban dan Rural yang Berobat di Klinik Bayi Tabung Halim Fertility Center RSIA Stella Maris
Halim, Binarwan; Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat, Universitas Prima Indonesia, Medan|Universitas Prima Indonesia
Girsang, Ermi; Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kedokteran, Universitas Prima Indonesia, Medan|Universitas Prima Indonesia
Nasution, Sri Lestari Ramadhani; Bagian Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Prima Indonesia, Medan|Universitas Prima Indonesia
Manalu, Putranto; Bagian Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Prima Indonesia, Medan|Universitas Prima Indonesia
2020-08-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/28749
Hambatan akses; infertilitas; urban; rural
id
ABSTRAKLatar belakang: Masalah infertilitas dihadapi 15-20% pasangan usia subur yang membawa dampak masalah pada sosial dan psikologis kepada pasangan, keluarga maupun masyarakat. Secara garis besar, pasangan yang mengalami infertilitas akan menjalani proses panjang, dimana proses ini dapat menjadi beban fisik dan psikologis bagi pasangan infertilitas. Saat ini terdapat 12% pasangan infertilitas yang tersebar di seluruh Indonesia baik di desa maupun di kota. Mengingat pelayanan infertilitas yang masih belum merata dan hanya terpusat pada kota-kota yang besar. Pelayanan kesuburan belum merambah ke seluruh lapisan masyarakat.Metode: Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan hambatan terhadap akses pelayanan infertilitas pada masyarakat urban dan rural yang berobat di Klinik Bayi Tabung Halim Fertility Center RSIA Stella Maris Medan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik wawancara menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh dilakukan analisis deskriptif dan analitik. Sebanyak 130 responden terbagi dalam dua kelompok masing masing 65 responden kelompok rural dan 65 responden kelompok urban.Hasil: Pada penelitian ini ditemukan tiga variabel yang signifikan (p=0,014, p=0,023 dan p=0,005) dalam analisis multivariat yaitu tingkat ekonomi dengan nilai OR 2,606 (95% IK 1,210-5,611), letak geografi dengan nilai OR 3,905 (95% IK 1,203-12,677), dan sosial budaya dengan nilai OR 5,299 (95% IK 1,659- 16,929).Simpulan: Terdapat perbedaan bermakna tingkat ekonomi, letak geografi dan sosial budaya pada pasien kawasan perkotaan dan perdesaan dalam akses pelayanan infertilitas di Klinik Bayi Tabung Halim Fertility Center RSIA Stella Maris Medan. Kata kunci: hambatan akses, infertilitas, urban, ruralABSTRACTTitle: Infertility Care Access Barriers in Patient of Urban and Rural Areas of the Treatment Clinic IVF Fertility Center RSIA Halim Stella Maris Background: The problem of infertility is faced by 15-20% of couples of childbearing age that have an impact on social and psychological problems for couples, families and communities. Broadly speaking, infertile couples will undergo a long process, where this process can be physical and psychological burden for the couple infertility. Currently, there are 12% of couples infertility scattered throughout Indonesia, both in villages and cities. Given the infertility services that are still not evenly distributed and only focused on large cities. Fertility services have not penetrated to the whole society.Method: The research looked at how different barriers to access to infertility services in urban and rural communities who seek treatment at the Fertility Clinic Halim tube baby center RSIA Stella Maris Medan. This type of research used in this study is quantitative with interview techniques using a questionnaire. The data obtained were analyzed descriptively and analytically. A total of 130 respondents were divided into two groups each 65 rural respondents and 65 urban respondents.Result: This study found three significant variables (p = 0.014, p = 0.023 and p = 0.005) in multivariate analysis that economic level with OR 2.606 (95% CI 1.210 to 5.611), geography with OR 3.905 (95% CI 1.203 to 12.677), and socio-cultural with OR 5.299 (95% CI 1,659- 16.929).Conclusion: There are significant differences in economic levels, geographical and socio-cultural patient urban and rural areas in access to infertility services at the Clinic IVF Fertility Center RSIA Halim Stella Maris Medan. Keywords: barriers to access, infertility, urban, rural
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/50324
2023-07-20T07:33:11Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/50324
2023-07-20T07:33:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 1 (2023): MKMI; 54-59
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Gangguan Pernapasan pada Pekerja Mebel di Kecamatan Medan Satria Kota Bekasi
Adjani, Amalia Puji; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan|Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Siregar, Pura Apriadi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan|Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
2023-02-26 01:38:35
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/50324
keluhan pernapasan; APD; pekerja furnitur
id
Latar belakang: Industri pengolahan kayu atau mebel merupakan salah satu sektor industri yang terus berkembang di Indonesia. Debu kayu yang dihasilkan dari kegiatan penggergajian dan penggilingan akan beterbangan di udara dan masuk ke dalam organ pernafasan yang dapat menimbulkan keluhan gangguan pernafasan pada pekerja. Pekerja sering mengabaikan penggunaan alat pelindung diri (APD). Kota Bekasi merupakan salah satu kota industri karena letaknya yang berbatasan langsung dengan berbagai daerah, seperti bagian barat berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta, bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan gangguan pernafasan pada pekerja mebel di Kecamatan Medan Satria Kota Bekasi.Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian analitik cross sectional dengan menggunakan uji Chi Square. Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling yaitu menggunakan semua objek yang diteliti sebanyak 97 orang. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur (p=0,00), masa kerja (p=0,03), jam kerja (p=0,00), dan penggunaan alat pelindung diri (p=000). dengan gangguan pernapasan. Sedangkan untuk kebiasaan merokok ditemukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok dengan gangguan pernafasan (p=0,738).Simpulan: Ada hubungan yang bermakna antara umur, masa kerja, jam kerja, dan penggunaan alat pelindung diri dengan gangguan pernafasan.Kata kunci: keluhan pernapasan, APD, pekerja furnitur ABSTRACTTitle: Factors Linked to Furniture Workers' Complaints of Respiratory Disorders in Medan Satria District, Bekasi City, IndonesiaBackground: Wood processing or furniture industry is one of the industrial sectors that continues to grow in Indonesia. Wood dust resulting from sawing and grinding activities will fly in the air and enter the respiratory organs which can cause complaints of respiratory problems in workers. Workers often neglect the use of personal protective equipment (PPE). Bekasi City is one of the industrial cities because of its location which is directly adjacent to various areas, such as the western part bordering the DKI Jakarta Province, the southern part bordering the Bogor Regency. The purpose of this study was to determine the factors associated with complaints of respiratory problems among furniture workers in Medan Satria District, Bekasi City.Method: The type of research used is a cross sectional analytical research method using the Chi Square test. Sampling used the total sampling method, namely using all the objects studied and as many as 97 people. Data analysis using univariate and bivariate analysis.Result: The results showed that there was a significant relationship between age (p=0,00), year of service (p=0,03), working hours (p=0,00), and use of personal protective equipment (p=000) with respiratory disorder. As for smoking habits, it was found that there was no significant relationship between smoking habits and respiratory disorders (p=0,738).Conclusion: There is a significant relationship between age, year of service, working hours, and use of personal protective equipment and respiratory disorders.Keywords: respiratory complaints, PPE, furniture worker
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/2792
2016-10-14T11:39:36Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/2792
2016-10-14T11:39:36Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 9, No 1 (2010): MKMI; 1-6
Selenium dan Vitamin C Sebagai Pengobatan Pencegahan Pada Keracunan Pestisida (Studi Eksperimen Pada Petani Penyemprot di Temanggung Jawa Tengah)
Suwondo, Ari
2012-03-31 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/2792
en
Symptoms of organophosphate intoxication are a result of blocking the activity of blood cholinesteraseenzyme (ChEA). The ability of liver to do de toxification using pathway of O-Dealchylation onorganophosphate and cholinesterase bound and helped out by Glutathione peroxides enzyme (GPX) hasimportant role in returning the level of ChEA to the normal level. GPX is dependent on the presence ofselenium. The objective of this study is to obtain more understandable benefit of adding selenium andvitamin C towards the ChEA, GPX and hemoglobin level of farmers worked as pesticide sprayers.This is an experimental study using Pretest-posttest Control Group Design. Ninety nine respondents inPasuruan village, sub district of Bulu, Temanggung who fulfilled inclusion and exclusion criteria wereselected as study samples. Samples were divided into 3 groups of 33 people. First group received onlySelenium, second group received Selenium and Vitamin C and third group is a control group (nosupplementation given). Blood samples of all study samples were taken to identify the level of ChEA, GPXand hemoglobin before and after experimentLevel of ChEA in the first group compared with the third group was significantly different (p=0.05). Similarfinding was also found for the level of ChEA in second group compared with third group (p= 0.014).Supplementation of Selenium 200 μg for 7 days among pesticides sprayers farmers increase 1.85% level of ChEA and 2.66% level of hemoglobin.Keywords: Selenium, vit C, level of GPX, ChEA and Hemoglobin.permalink : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/2792
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/33530
2022-02-18T04:02:14Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/33530
2022-02-18T04:02:14Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 1 (2021): MKMI; 1-11
Pengelolaan Linen Rawat Inap Di Instalasi Laundry RSUD Ungaran, Kabupaten Semarang
Astuti, Eka Kristia Ayu; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Sriatmi, Ayun; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusumastuti, Wulan; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-02-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/33530
Pengelolaan Linen; Instalasi Laundry; Rumah Sakit
id
Latar belakang: Pengelolaan linen turut berkontribusi pada pembentukan citra rumah sakit di masyarakat. Pemanfaatan pelayanan rawat inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang cukup tinggi, jika dilihat dari Bed Occupancy Rate (BOR) dan Average Length of Stay (AvLOS) rumah sakit. Namun, ketersediaan stok linen di rawat inap belum merata. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengelolaan linen rawat inap di Instalasi Laundry RSUD Ungaran Kabupaten Semarang. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif fenomenologis. Teknik pengumpulan data yaitu indepth interview dengan purposive sampling. Subjek penelitian terdiri dari 6 orang informan utama dan 5 orang informan triangulasi. Aspek yang diteliti adalah aspek masukan dan proses pengelolaan linen.Hasil: Pada aspek masukan menunjukkan kekurangan tenaga pelaksana di laundry, sarana dan prasarana belum memenuhi standar, dan pelaksanaan SOP belum berjalan optimal. Pada aspek proses menunjukkan tidak terdapat standar batas penggunaan linen dalam perencanaan, masih ditemukan penyimpangan pada penanganan linen kotor, masih terdapat petugas yang tidak melakukan distribusi linen bersih pada jalur linen bersih, belum semua linen yang rusak dilakukan perawatan linen, dan pengisian dokumen pelaporan linen di rawat inap belum rutin. Simpulan: Terdapat kendala pada aspek masukan dan proses pengelolaan linen rawat inap di Instalasi Laundry RSUD Ungaran sehingga perlu dilakukan perbaikan pada aspek masukan dan proses pengelolaan linen. Kata kunci: Pengelolaan Linen, Instalasi Laundry, Rumah Sakit ABSTRACT Title: Management of Inpatient Linen in the Laundry Installation at RSUD Ungaran, Semarang Regency Background: Linen management contributes to the establishment of the image of the hospital in the community. Public quite interest with inpatient services at Ungaran Hospital, Semarang Regency, when it viewed from the BOR and AVLOS of the hospital. However, the availability of linen stocks in inpatient rooms is not evenly distributed. The aim of this research was to analyze the management of inpatient linen at the Laundry Installation at RSUD Ungaran, Semarang Regency. Method: This research is a qualitative research with a phenomenological descriptive approach. The data collection technique was in-depth interview with purposive sampling. The research subjects consisting of 5 main informants and 5 triangulation informants. The aspects studied were the input and process aspects of linen management.Result: In the input aspect, it shows that there was a shortage of manpower laundry, the facilities and infrastructure have not met the standards, and the implementation of SOP has not been optimal. In the process aspect, it shows that there is no standard for the use of linen in planning, irregularities are still found in the implementation of handling dirty linen, there were officers who did not distribute clean linens on the clean linen route, not all damaged linens get treatment, and filling in linen reporting documents in inpatient was not routine yet. Conclusion: There are obstacles in the input and process aspects of the inpatient linen management at the RSUD Ungaran Laundry Installation, so it is necessary to improve the input and process aspects of the linen management. Keywords: Linen management, laundry installation, hospital
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/56723
2023-10-31T01:10:05Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56723
2023-10-31T01:10:05Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 5 (2023): MKMI; 337-341
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Upaya Pencegahan Ibu dengan Kejadian Stunting
Munthe, Widya Syahputri; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
Atikah, Ratih Ayu; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
Candra, Aditya; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
2023-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56723
stunting; pengetahuan ibu; upaya pencegahan ibu
id
Latar belakang: Kurang gizi dan stunting merupakan dua masalah yang saling berkaitan. prevalensi stunting di Indonesia mencapai 32% lebih tinggi dari WHO. Aceh merupakan provinsi dengan angka stunting tinggi dengan persentase 37,3%. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat pengetahuan dan upaya pencegahan ibu dengan kejadian stunting di Puskesmas Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam.Metode: Jenis penelitian ini deskriptif analitik dengan desain cross sectional variabel bebas dalam penelitian ini tingkat pengetahuan dan upaya pencegahan, sedangkan variabel terikat Stunting. Sampel dalam penelitian ini memenuhi kriteria inklusi sebanyak 61 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 13 Februari s/d 13 Maret 2023. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling dimana jumlah sampel sama dengan populasi telah memenuhi kriteria inklusi ibu di Puskesmas Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam yang bersedia menjadi responden dalam penelitian, ibu dengan anak yang telah terdiagnosa stunting di Kecamatan Penanggalan.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 8 orang (13,1%) dengan tingkat pengetahuan baik terhadap kejadian stunting pada anak yang pendek 5 orang (8,2%), dari 53 orang orang tua dengan tingkat pengetahuan yang kurang terhadap kejadian stunting yang pendek 42 orang (68,9%) dengan perilaku pencegahan baik terhadap kejadian stunting yang pendek 4 orang (6,6%). Selanjutnya dari 54 orang orang tua dengan perilaku pencegahan yang kurang terhadap kejadianstunting, yang pendek 43 orang (70,5%). Hubungan tingkat pengetahuan ibu terhadap kejadian stunting pada anak didapatka p-value 0,022 dimana terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan kurang orang tua terhadap kejadian stunting pada anak.Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan upaya pencegahan Ibu dengan kejadian stunting.Kata kunci: stunting; pengetahuan ibu; upaya pencegahan ibu Title: The Relationship between Mother's Knowledge Level and Prevention Efforts with Stunting IncidentsBackground: Malnutrition and stunting are two interrelated problems. Aceh is a province with a high stunting rate with a percentage of 37.3%. The aim is to identify the relationship between the level of knowledge and efforts to prevent mothers with the incidence of stunting at the Penanggalan District Health Center, Subulussalam City.Method: This type of research is descriptive analytic with a cross-sectional design. The independent variable in this study is the level of knowledge and prevention efforts, while the dependent variable is stunting. The sample in this study that met the inclusion criteria was 61 people. This research was conducted from 13 February to 13 March 2023. The sampling technique in this study was total sampling where the number of samples was the same as the population that met the inclusion criteria. with children who have been diagnosed with stunting in the Penanggalan District.Result: : The results of this study showed that out of 8 people (13.1%) with a good level of knowledge about the incidence of stunting in short children 5 people (8.2%) out of 53 parents with a low level of knowledge about stunting incidents, 42 people (68.9%) were short with good prevention behavior for stunting events were short 4 people. The relationship between the level of knowledge of the mother and the incidence of stunting in children was obtained with a p-value of 0.022, where there was a relationship between the level of lack of knowledge of parents and the incidence of stunting in children.Conclusion: Based on the research results obtained, there is a relationship between the level of knowledge and efforts to prevent mothers from stunting.Keywords: stunting; mother's knowledge; mother's prevention efforts
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6164
2014-02-06T14:10:20Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/6164
2014-02-06T14:10:20Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 11, No 1 (2012): MKMI; 59-64
Kepesertaan Masyarakat Pada Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) di Kabupaten Purbalingga
Assri, Shofi
diro, Su
Asmita Wigati, Putri
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/6164
en
Dalam kurun waktu 2005-2010 terjadi penurunan kepesertaan strata III yang merupakan peserta JPKM golongan ekonomi mampu. Tujuan penelitian ini menganalisis manajemen kepesertaan oleh Pra Badan Penyelenggara JPKM "Sadar Sehat Mandiri" Kabupaten Purbalingga dalam mempertahankan loyalitas peserta JPKM SIII. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif dengan pendekatan wawancara mendalam. Dari hasil penelitian menuniukkan bahwa kegiatan manajemen kepesertaan dalam rangka mempertahankan kepesertaan berkontribusi terhadap loyalitas peserta JPKM strata III. Penurunan kepesertaan strata III dikarenakan belum adanya kriteria baku yang mengatur kriteria keluarga pasca miskin dan kurangnya inovasi dalam program JPKM. Kata Kunci : JPKM, Manajemen Kepesertaan, Loyalitas. The Analysis of Member's Management on JPKM Programme in Purbalingga Regency; In the range of year 2005-2010, it happenned any decrease of the member in strata III. The purpose of this study analyzed the management of membership by the Pre-Board Organizer JPKM "Healthy Self-Conscious" Purbalingga loyalty participants JPKM SIII. This study is a descriptive qualitative research with in-depth interview approach. From the results showed that participation of management activities in order to maintain membership contributes to the loyalty of participants JPKM stratumIII. Stratum III membership decline is not due to low participant loyalty, but the lack of standard criteria that govern the criteria of post poor families. Key words : JPKM, Management Participation, Loyalty
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/36806
2022-02-18T07:40:42Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/36806
2022-02-18T07:40:42Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 2 (2021): MKMI; 91-98
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Vasektomi di Desa Karanganyar Kabupaten Ngawi Jawa Timur
Amanati, Nurma Mentari; Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Musthofa, Syamsulhuda Budi; Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusumawati, Aditya; Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/36806
Keluarga berencana; kontrasepsi pria; vasektomi; pengarusutamaan gender
id
Latar belakang: Partisipasi pria dalam penggunaan vasektomi di Kabupaten Ngawi masih rendah dari tahun 2016 hingga 2018, dengan angka (0,2%), (0%), (0,3%). Dalam penggunaan kontrasepsi, tidak jarang wanita mengalami ketidakcocokkan pada jenis kontrasepsi tertentu. Pria dapat berbagi peranan dengan menggunakan kontrasepsi pria, salah satunya adalah vasektomi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengguna vasektomi dan mengetahui faktor yang berhubungan dengan penggunaan vasektomi di Desa Karanganyar Kabupaten Ngawi.Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dan dilakukan wawancara mendalam pada pengguna vasektomi untuk memperoleh kelengkapan data. Populasi 241 pria Pasangan Usia Subur di Desa Karanganyar dengan sampel 78 responden yang diperoleh dengan simple random sampling menggunakan rumus analitik kategorik tidak berpasangan. Variabel bebas pada penelitian ini adalah tingkat pendidikan, pendapatan, jumlah anak, pengetahuan, sikap, keyakinan, ketersediaan informasi, sikap dan perilaku istri, sikap dan perilaku kader KB, serta sikap dan perilaku Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB). Untuk variabel terikat yaitu penggunaan. Uji bivariat menggunakan Uji Chi Square.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan ketersediaan informasi (p value = 0,000), sikap dan perilaku istri (p value = 0,002), Kader KB (p value = 0,001) dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (p value = 0,003) dengan penggunaan vasektomi. Rendahnya penggunaan vasektomi disebabkan karena adanya nilai budaya setempat mengenai peran istri dalam pengambilan keputusan yang masih terbatas, pengetahuan istri yang kurang tentang penggunaan kontrasepsi pria, dan kepercayaan terhadap kontrasepsi pria. Padahal dukungan istri menjadi motivasi untuk membangkitkan minat pria memilih kontrasepsi yang lebih baik untuk diri sendiri dan keluarga. Selain itu dukungan Petugas KB yang berperan dalam pemberian informasi dan proses pemilihan kontrasepsi pria yang masih rendah membuat partisipasi pria dalam penggunaan vasektomi juga rendah. Simpulan: Untuk mendukung program pengarusutamaan gender dalam penggunaan kontrasepsi pada pria dapat ditingkatkan melalui dukungan dari istri sebagai partner kehidupan seksual, serta Kader dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana sebagai petugas yang dapat memberikan motivasi melalui kegiatan konseling kepada pria.Kata kunci: Keluarga berencana, kontrasepsi pria, vasektomi, pengarusutamaan gender ABSTRACT Title: Analysis of Factors Related to the Use of Vasectomy in Karanganyar Village Ngawi District East JavaBackground: The participation of men in using vasectomy in Ngawi District is still low from 2016 to 2018 with a rate of (0,2%), (0%), (0,3%). In the use of contraception, it is not uncommon for women to experience an incompatibility with the type of contraception used. Men can share roles by using male contraception, one of which is vasectomy. This study aims to identify vasectomy users and determine the factors associated with the use of vasectomy in Karanganyar Village, Ngawi District.Method: Research is a quantitative study with a cross sectional design and in depth interviews were conducted with vasectomy users to obtain complete data. The population 241 men of childbearing age with a sample of 78 respondents by simple random sampling using unpaired categorical analytic formulas. The independent variables in this study consisted of education level, income, number of children, knowledge, attitudes, and behavior of family planning cadres, attitudes and behavior of family planning field officers. And the dependent variables in this study is the use of vasectomy. The test used in the Chi Square Test.Result: The result indicated that there is a relationship the availability of information (p value = 0,000), an attitude and behavior of the wife (p value = 0,002), Family Planning cadres (p value = 0,001), family planning field officers (p value = 0,003) related with the use of vasectomy. The low use of vasectomy is also due to local cultural values regarding the role of wives in making decisions are still limited, the wife’s insufficient knowledge and trust in male contraception. Wife’s support is the motivation to arouse men’s interest in choosing better contraceptives for themselves and their families. Support from family planning officers to give information and the process of selecting contraceptives is still low, making men’s participation in the use of vasectomy also low.Conclusion: To Support mission of gender mainstreaming in contraceptive use in men can be increased throught the support of their wives as sexual partners, as well as Family Planning Cadres and Family Planning Officers as officers who can motivate men to carry out counseling activities.Keywords: Family planning, male contraception, vasectomy, mainstreaming mission
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/22795
2022-08-04T02:57:58Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22795
2022-08-04T02:57:58Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 18, No 1 (2019): MKMI
Peran Tenaga Pelaksana Eliminasi dalam Pelaksanaan Program Pemberian Obat Secara Massal (POPM) Filariasis di Kota Pekalongan
Jorghi, Herlysse; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2019-04-15 14:09:56
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22795
Filariasis; Tenaga Pelaksana Eliminasi
id
Latar belakang: Penyakit Filariasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing filaria. Kota Pekalongan merupakan kota dengan endemis filariasis dan telah dilakukan Program Pemberian Obat secara Massal (POPM) sejak tahun 2011 hingga 2015, Namun, hasil Survei Darah Jari (SDJ) menunjukkan nilai Mikrofilaria Rate di Kota Pekalongan masih > 1%. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peran Tenaga Pelaksana Eliminasi (TPE) filariasis dan hambatan yang ditemui pada pelaksanaan POPM di Kota Pekalongan.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Jumlah sampel 95 orang petugas TPE dengan menggunakan simple ramdom sampling. Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuesioner.Hasil: Tulis hasil-hasil penelitian penting secara deskriptif dari variabel yang diteliti, hasil uji hipotesis (bila ada) serta interpretasi dari hasil analisis dan sintesis. Bagian ini merupakan unsur terpenting dalam abstrak, sehingga tulis hasil penelitian secara singkat, padat, informatif, mencerminkan tujuan yan dicapai dari penelitian yang telah dilakukan.Simpulan: Peran tenaga pelaksana eliminasi TPE di Kota Pekalongan dalam menyeleksi anggota keluarga binaan yang akan diobati, dalam membantu puskesmas menentukan dosis dan pemberian obat pada setiap keluarga binaan, dalam pencatatan keluarga binaan yang meminum obat pada kartu, dan dalam pengawasan dan pencatatan reaksi pengobatan yang mungkin timbul serta pelaporan kepada petugas kesehatan sudah optimal
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/39227
2022-08-04T05:05:10Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39227
2022-08-04T05:05:10Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 4 (2021): MKMI; 283-290
Analisis Kebutuhan Pelatihan Berdasarkan Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ) dan Kemampuan Kerja Pribadi (KKP) Petugas Klinik Satmoko
Ardianto, Yoga Dwi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Jati, Sutopo Patria; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nandini, Nurhasmadiar; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-08-16 15:27:22
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39227
Analisis Kebutuhan Pelatihan; kinerja; klinik
id
ABSTRAK Latar belakang: Berdasarkan hasil studi pendahuluan, didapatkan beberapa keluhan pasien yang disampaikan melalui media sosial, menyatakan bahwa kurangnya keramahan petugas Klinik Satmoko dalam memberikan pelayanan. Temuan lain yang didapatkan dari studi pendahuluan yang dilaksanakan pada bulan September 2020, diketahui bahwa dalam dua tahun terakhir Klinik Satmoko hanya melaksanakan satu kali pelatihan bagi petugas klinik. Mengingat masih adanya keluhan dari pasien terkait keramahan, hal ini menunjukkan bahwa petugas Klinik Satmoko masih membutuhkan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi. Pelatihan yang telah dilaksanakan dirasa kurang cukup dan belum mampu untuk mengatasi masalah kinerja. Maka dari itu, perlu dilakukan analisis kebutuhan pelatihan untuk menentukan kegiatan pelatihan yang sesuai dengan masalah kinerja. Penelitian ini bertujuan menganalisis kebutuhan pelatihan petugas Klinik Satmoko berdasarkan Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ) dan Kemampuan Kerja Pribadi (KKP).Metode: Penelitian menggunakan metode kombinasi, dengan pendekatan explanatory sequential.Penelitian dilakukan pada bulan November–Desember 2020 di Klinik Satmoko. Pengumpulan data kuantitatif melalui pengisian kuesioner dan subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling. Variabel yang diteliti yaitu pengetahuan kerja, sikap kerja, dan keterampilan kerja. Pengumpulan data kualitatif melalui observasi dan wawancara dengan manajer sebagai informan utama dan pemilik sebagai informan triangulasi.Hasil: Berdasarkan analisis peringkat kebutuhan pelatihan, komponen kompetensi yang menjadi prioritas pelatihan adalah kemampuan pelaporan penyakit kepada puskesmas, ketelitian dalam bekerja, kebiasaan menunda pekerjaan, kemampuan mengevaluasi pelayanan farmasi, dan kemampuan melayani kritik, saran, dan pertanyaan.Simpulan: Pelatihan yang dibutuhkan petugas Klinik Satmoko meliputi pelatihan pelaporan penyakit, pelatihan peregangan dan istirahat aktif, self-leadership, pelatihan standar pelayanan kefarmasian apotek, dan service excellence. Kata kunci: Analisis Kebutuhan Pelatihan, kinerja, klinik ABSTRACT Title: Training Needs Analysis Based On Work Ability (KKJ) And Personal Work Ability (KKP) Of Satmoko Clinic Officer Background: Based on preliminary studies, several complaints of patients were obtained through social media stating that lack of hospitality among the Satmoko Clinic staffs. Another discovery obtained from a preliminary study that was carried out in September 2020, It was known that in the last two years Satmoko Clinic had only conducted one training for clinic staffs. Because there were still complaints about hospitality, this suggests that the Satmoko Clinic staffs still needs training to improve competence. The training that was carried out is unable to become the performance problem solution. Therefore, training needs analysis to determine training activities that suit performance problems. The study aims to analyze the training needs of the Satmoko Clinic staffs based on work ability (KKJ) and personal work ability (KKP). Method: The study used a combination method, with a explanatory sequential approach. The study was carried out in November – December 2020 at Satmoko Clinic. Quantitative data collection through the filling of questionnaires and the research subject were determined by purposive sampling. The variables under study are work knowledge, work attitude and work skills. The collection of qualitative data through observation and interview with the manager as the key informers and clinic owner as triangulation infomant. Result: Based on the training needs analysis rating, the competence priority component of training is the ability to report illness, precision at work, procrastination habits, the ability to evaluate pharmaceutical services, and the ability to administer criticisms, suggestions, and questions. Conclusion: The training that the Satmoko Clinic staffs needs is disease reporting training, stretching and active rest training, self-leadership training, pharmacist standard service training, and service excellence training. Keywords: Clinic, Training Needs Analysis, performance.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/38419
2022-02-20T08:51:59Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/38419
2022-02-20T08:51:59Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 5 (2021): MKMI; 317-326
Perilaku Masyarakat dalam Pencegahan Tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Manyaran Kota Semarang
Amallia, Ardhia; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusumawati, Aditya; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Prabamurti, Priyadi Nugraha; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/38419
Tuberkulosis; Perilaku Pencegahan Tuberkulosis; Masyarakat
id
Latar belakang: Tuberkulosis merupakan permasalahan kesehatan di Indonesia dengan jumlah kasus yang terus meningkat. Provinsi Jawa Tengah berada pada peringkat ketiga dengan kasus tertinggi tuberkulosis di Indonesia. Pada tahun 2019 tercatat jumlah kasus tuberkulosis di Kota Semarang sebanyak 4307 kasus. Puskesmas Manyaran mengalami peningkatan kasus dalam tiga tahun terakhir, pada tahun 2017 (23 kasus), 2018 (28 kasus), dan 2019 (49 kasus). Puskesmas telah melakukan berbagai program untuk pencegahan tuberkulosis, namun kasus masih terus bertambah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku masyarakat dalam pencegahan tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Manyaran.Metode: Metode yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah masyarakat usia produktif yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Manyaran berjumlah 28.895 orang dengan sampel sebanyak 96 responden. Pengumpulan data melalui angket menggunakan google form dilakukan pada bulan Oktober-November 2020. Penelitian ini sudah lolos kaji etik dengan nomor 303/EA/KEPK-FKM/2020.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan pada variabel usia (p-value=0,000), pengetahuan (pvalue=0,004), sikap (p-value=0,003), aksesibilitas informasi kesehatan (p-value=0,002), kondisi fisik rumah (pvalue=0,003), ketersediaan sumber daya (p-value=0,002), dukungan keluarga (p-value=0,000), dukungan petugas kesehatan (p-value=0,000), dan dukungan teman (p-value=0,015) dengan perilaku pencegahan tuberkulosis. Sedangkan, variabel yang tidak berhubungan yaitu jenis kelamin (p-value=0,721), pendidikan terakhir (pvalue=1,000), pekerjaan (p-value=0,065), dan pendapatan (p-value=0,210). Uji regresi logistik menunjukkan dukungan petugas kesehatan memiliki pengaruh paling besar terhadap perilaku pencegahan tuberkulosis (pvalue=0,049) (OR=13,472).Simpulan: Penelitian menunjukkan adanya hubungan pada variabel usia, pengetahuan, sikap, aksesbilitas informasi, kondisi fisik rumah, ketersediaan sumber daya, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan, dan dukungan teman dengan perilaku pencegahan tuberkulosis. Dukungan petugas kesehatan merupakan variabel yang paling berpengaruh, yang berarti masyarakat yang memperoleh dukungan petugas kesehatan memiliki peluang 13,472 kali lebih besar untuk melakukan pencegahan tuberkulosis dengan baik dibanding yang tidak memperoleh.Kata kunci: Tuberkulosis; Perilaku Pencegahan Tuberkulosis; MasyarakatABSTRACTTitle: Community Behavior in the Prevention of Tuberculosis in the Area Puskesmas Manyaran, SemarangBackground: Tuberculosis is a health problem in Indonesia with increasing cases. Central Java became the three highest rates of tuberculosis cases in Indonesia. In 2019 there 4307 tuberculosis cases in Semarang City in 2019. Puskesmas Manyaran has experienced an increase in cases in the last three years, in 2017 (23 cases), 2018 (28 cases), 2019 (49 cases). Puskesmas have carried out various programs for the prevention of tuberculosis, but they have not shown good results. This study aim to determine the behavior of the community in preventing tuberculosis in the area of Puskesmas Manyaran.Method: The method used was observational with a cross sectional approach. The population of this research is people of productive age who live in the area of the Puskesmas Manyaran totaling 28,895 people with sample of 96 respondents. Data collection through questionnaires using google form was carried out in October-November 2020. This research has passed the ethical review number 303 / EA / KEPK-FKM / 2020.Result: The results showed a relationship between age (p-value=0.000), knowledge (p-value=0.004), attitude (p-value=0.003), accessibility of health information (p-value=0.002), physical condition of the house (p-value=0.003), availability of sources power (p-value=0.002), family support (p-value=0.000), support from health workers ( p=0.000), and support from friends (p=0.015). Meanwhile, the unrelated variables were gender (p-value=0.721), latest education (p-value=1,000), occupation (p-value=0.065), and income (p-value=0.210) with tuberculosis prevention behavior. The logistic regression test showed support from health care workers had the greatest influence on tuberculosis prevention behavior (p-value=0.049) (OR=13.472).Conclusion: The study shows a relationship between the variables of age, knowledge, attitudes, accessibility of information, physical condition of the house, availability of resources, family support, support from health workers, and support from friends. Support from health workers is the most influential variable, meaning that people who get support from health workers have a 13,472 times greater chance of taking good prevention than those who did not.Keywords: Tuberculosis; Tuberculosis Prevention Behavior; Community
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/22185
2022-04-03T10:19:46Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22185
2022-04-03T10:19:46Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 1 (2020): MKMI; 5-9
Selenium dan Vitamin C Sebagai Pengobatan Pencegahan Pada Keracunan Pestisida (Studi Eksperimen Pada Petani Penyemprot di Temanggung Jawa Tengah)
Suwondo, Ari; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-02-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22185
Selenium; Vit C; tingkat GPX; ChEA dan Hemoglobin
id
Latar belakang: Gejala keracunan organofosfat adalah hasil dari menghalangi aktivitas enzim cholinesterase darah (ChEA). Kemampuan hati untuk melakukan de toxin menggunakan jalur O-Dealchylation pada organofosfat dan cholinesterase yang diikat dan dibantu oleh enzim Glutathione peroxides (GPX) memiliki peran penting dalam mengembalikan level ChEA ke level normal. GPX tergantung pada keberadaan selenium. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan manfaat yang lebih dimengerti dari penambahan selenium dan vitamin C terhadap tingkat ChEA, GPX dan hemoglobin dari para petani yang bekerja sebagai penyemprot pestisida.Metode: Merupakan penelitian eksperimental menggunakan Desain Kelompok Kontrol pretest-posttest. Sembilan puluh sembilan responden di desa Pasuruan, Kecamatan Bulu, Temanggung yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dipilih sebagai sampel penelitian. Sampel dibagi menjadi 3 kelompok yang terdiri dari 33 orang. Kelompok pertama hanya menerima Selenium, kelompok kedua menerima Selenium dan Vitamin C dan kelompok ketiga adalah kelompok kontrol (tidak diberikan suplemen). Sampel darah dari semua sampel penelitian diambil untuk mengidentifikasi tingkat ChEA, GPX dan hemoglobin sebelum dan sesudah percobaan Hasil: Tingkat ChEA pada kelompok pertama dibandingkan dengan kelompok ketiga berbeda nyata (p = 0,05). Temuan serupa juga ditemukan untuk tingkat ChEA pada kelompok kedua dibandingkan dengan kelompok ketiga (p = 0,014). Suplementasi Selenium 200 μg selama 7 hari di antara petani penyemprot pestisida meningkatkan kadar ChEA 1,85% dan kadar hemoglobin 2,66%.Simpulan: Terdapat perbedaan yang significant antara tingkat ChEA pada kelompok pertama dibandingkan dengan kelompok lainnya. Kata kunci: Selenium, Vit C, tingkat GPX, ChEA dan HemoglobinABSTRACT Title: Selenium and Vitamin C As a Preventive Medicine for Pesticide Poisoning (Experimental Study on Spraying Farmers in Temanggung, Central Java) Background: Symptoms of organophosphate intoxication are a result of blocking the activity of blood cholinesterase enzyme (ChEA). The ability of liver to do de toxification using pathway of O-Dealchylation on organophosphate and cholinesterase bound and helped out by Glutathione peroxides enzyme (GPX) has important role in returning the level of ChEA to the normal level. GPX is dependent on the presence of selenium. The objective of this study is to obtain more understandable benefit of adding selenium and vitamin C towards the ChEA, GPX and hemoglobin level of farmers worked as pesticide sprayers.Method: This is an experimental study using Pretest-posttest Control Group Design. Ninety nine respondents in Pasuruan village, sub district of Bulu, Temanggung who fulfilled inclusion and exclusion criteria were selected as study samples. Samples were divided into 3 groups of 33 people. First group received only Selenium, second group received Selenium and Vitamin C and third group is a control group (no supplementation given). Blood samples of all study samples were taken to identify the level of ChEA, GPX and hemoglobin before and after experimentResult: Level of ChEA in the first group compared with the third group was significantly different (p=0.05). Similar finding was also found for the level of ChEA in second group compared with third group (p= 0.014). Supplementation of Selenium 200 µg for 7 days among pesticides sprayers farmers increase 1.85% level of ChEA and 2.66% level of hemoglobin.Conclusion: There is a significant difference between ChEA levels in the first group compared to other groups Keywords: Selenium, vit C, level of GPX, ChEA and Hemoglobin.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/41156
2022-02-20T08:36:05Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/41156
2022-02-20T08:36:05Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 6 (2021): MKMI; 394-400
Hubungan Nyeri terhadap Pola Tidur Pasien Post Operasi Appendisitis di RSUD Teungku Peukan Aceh Barat Daya
Mawaddah, Devy Surya; Program Studi Sarjana Kedokteran Umum, Universitas Abulyatama, Aceh|Universitas Abulyatama
2021-12-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/41156
Nyeri; Pola tidur; Post operasi; Appendisitis
id
Latar belakang: Nyeri dapat diartikan sebagai pengalaman sensorik yang multidimensional. Evaluasi yang komperhensif bisa memastikan tipe nyeri, tingkat keseriusan serta karakteristiknya. Penilain nyeri kembali diperlukan untuk menanggulangi nyeri paska bedah dengan maksimal. Nyeri yang ditimbulkan akibat rusaknya jaringan oleh karena luka post pembedahan dapat menyebabkan penderita mengalami kendala dari efektivitas dan pola tidurnya.Metode: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adakah hubungan nyeri terhadap pola tidur pasien pasca operasi apendisitis. Sampel pada penelitian ini berjumlah 15 responden dengan teknik total sampling. Desain penelitian ini adalah korelasional kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan Visual Analogue Scale (VAS) dengan analisis statistik yang digunakan adalah uji Chi-Square.Hasil: Dari 15 subjek penelitian didapatkan hasil analisa data bahwa p value = 0,240. Ketentuan adanya hubungan pada uji chi square jika nilai p ≤ α, ketentuan nilai α = 0,05. Pada penelitian ini hasil p α (0,240 ≥ 0,05), sehingga diperoleh hasil bahwa intensitas nyeri tidak berhubungan dengan pola tidur pada pasien pasca operasi apendisitis.Simpulan: Pada penelitian ini hasil p α (0,240 ≥ 0,05). Jadi, hasil analisis data statistik didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan antara intesitas nyeri terhadap pola tidur pada pasien pasca operasi apendisitis.Kata kunci: Nyeri; Pola Tidur; Post Operasi; Appendisitis ABSTRACT Title: Relationship between Pain and Sleep Patterns in Post-Appendicitis Patients in Tengku Peukan Hospital, Southwest AcehBackground: Pain can be defined as a multidimensional sensory experience. A comprehensive evaluation can confirm the type of pain, its severity and characteristics. Back pain assessment is needed to fully manage postoperative pain. Pain caused by tissue damage due to postoperative wounds can cause sufferers to experience problems with their effectiveness and sleep patterns.Method: The aim of this study was to determine whether there is a relationship between pain and sleep patterns in post-appendicitis patients. The sample in this study amounted to 15 respondents with a total sampling technique. This research design is quantitative correlational with cross sectional approach. The research instrument was the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire and the Visual Analogue Scale (VAS). The statistical analysis used was the Chi-Square test.Result: Of the 15 research subjects, it was obtained the results of data analysis that p value = 0.240. The provision for a relationship is in the chi square test if the p value is ≤ α, the provision for the value of α = 0.05, so that pain intensity did not correlate with sleep patterns in postoperative appendicitis patients.Conclusion: In this study the results of p α (0.240 ≥ 0.05). So, the results of statistical data analysis found that there was no relationship between pain intensity and sleep patterns in postoperative appendicitis patients.Keywords: Pain; Sleep Patterns; Post Surgery; Appendicitis
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/24514
2022-08-09T05:40:54Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24514
2022-08-09T05:40:54Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 2 (2020): MKMI; 100-107
Kemampuan Lysol dan Sodium Hipoklorit dalam Menurunkan Bakteri Pseudomonas aeruginosa dari Limbah Jarum Suntik di RS X
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/24514/68793
Faradila, Rosa; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Wahyuningsih, Nur Endah; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Budiyono, Budiyono; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24514
Pseudomonas aeruginosa; limbah jarum suntik; lysol; sodium hipoklorit
id
Latar belakang: Masa simpan limbah B3 di RS X cenderung lebih dari 2 hari, proses penyimpanan tidak melalui pendinginan pada suhu 0oC dan seharusnya dilakukan desinfeksi. Limbah jarum suntik yang disimpan positif ditemukan bakteri Psedomonas aeruginosa. Lysol dan sodium hipoklorit merupakan desinfektan yang umum digunakan di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penurunan jumlah koloni bakteri Pseudomonas aeruginosa dari limbah jarum suntik sebelum dan sesudah desinfeksi menggunakan lysol dan sodium hipoklorit pada berbagai konsentrasi dan durasi kontak.Metode: Jenis penelitian ini adalah quasi experiment. Limbah jarum suntik diambil dan dibilas dengan NaCl 0,85%. Suspensi bakteri dari bilasan limbah jarum suntik digunakan untuk menilai kemampuan lysol dan sodium hipoklorit dalam mengurangi populasi bakteri Pseudomonas aeruginosa setelah desinfeksi. Kepadatan populasi bakteri dihitung dengan menggunakan metode hitung cawan.Hasil: Persentase rata-rata efisiensi penurunan jumlah koloni bakteri pada lysol berkonsentrasi 1,5% dengan durasi kontak 1 menit, 5 menit dan 10 menit masing-masing yaitu 32,7%; 38,0% dan 64,1%. Laju daya bunuh lysol dengan konsentrasi 2,5% telah mencapai 100% sejak durasi kontak 1 menit. Pada sodium hipoklorit, laju daya bunuh mencapai 98,3%. Secara statistik tidak terdapat perbedaan rata-rata jumlah koloni bakteri Pseudomonas aeruginosa antara sebelum desinfeksi, setelah desinfeksi selama 1 menit, 5 menit dan 10 menit dengan lysol 1,5% dan sodium hipoklorit 0,0025.Simpulan: Lysol dan sodium hipoklorit mampu menurunkan bakteri P. aeruginosa dari limbah jarum suntik dengan efektivitas masing-masing 73,5% dan 98,3%. Kata kunci: Pseudomonas aeruginosa, limbah jarum suntik, lysol, sodium hipoklorit ABSTRACT Title: Efficacy of Lysol and Sodium Hypochlorite Against Pseudomonas aeruginosa Bacteria in Needles Waste at X Hospital Background: Storage time of hazardous wastes at X Hospital tent to more than two days, and the process going without cooling at 00C because of it the wastes should be disinfected. Needle waste that storage was positively found Psedomonas aeruginosa bacteria. Lysol and sodium hypochlorite are disinfectants that commonly used at hospital. This study aims to analyze the decrease number of colonies Pseudomonas aeruginosa bacteria from needle waste before and after disinfection using lysol and sodium hypochlorite in various concentration and duration contact.Method: The type of this study is quasi experiment. Needles waste is taken and rinsed with sterile normal saline. The bacterial suspension used to assess microbiological activities of lysol and sodium hypochlorite in reducing the population of Pseudomonas aeruginosa after disinfection. Bacterial population density was calculated using total plate countResult: The average percentage of efficiency decreased number bacterial colonies in lysol concentration 1.5% with duration contact 1 minute, 5 minutes and 10 minutes respectively 32.7%; 38,0% and 64.1%. Killing rate lysol 2.5% has reached 100% since 1 minute duration contact. Sodium hypochlorite’s killing rate reached 98.3%. Statistically there was no difference in the average number of colonies Pseudomonas aeruginosa bacteria before disinfection, after disinfection for 1 minute, 5 minutes and 10 minutes with lysol 1.5% and sodium hypochlorite 0.0025%.Conclusion: Lysol and sodium hypochlorite were effectively against P. aeruginosa bacteria in needles waste with effectiveness 73.5% and 98.3% respectively. Keywords: Pseudomonas aeruginosa, needle waste, lysol, sodium hypochlorite
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/43706
2022-09-05T08:50:47Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43706
2022-09-05T08:50:47Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 4 (2022): MKMI; 217-223
Hubungan Faktor Pemungkin, Pendukung, dan Kebutuhan Dalam Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Martoba Selama Pandemi Covid-19
Purba, Hana Livinia Kantasia; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Jati, Sutopo Patria; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusumastuti, Wulan; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-08-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43706
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan; Kepemilikan Asuransi; Aksesibilitas; Sikap Petugas Kesehatan; Penilaian Kesehatan Individu; Pandemi Covid-19
id
Latar belakang: Pelayanan kesehatan primer, Puskesmas adalah penyedia layanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan status kesehatan masyarakat yang letaknya paling dekat dengan masyarakat. Puskesmas memiliki peran penting pada masa pandemi Covid-19 yaitu dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif dinilai sangat efektif untuk memutus penyebaran virus Covid-19. Pemanfaatan layanan kesehatan di Puskesmas Martoba mengalami penurunan dari tahun 2019 hingga 2020 yaitu sebesar 76,9%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Martoba oleh pasien rawat jalan pada masa pandemi Covid-19.Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 100 orang yang ditentukan menggunakan rumus Lemeshow. Pengambilan data menggunakan googleform. Variabel bebas yaitu pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, penghasilan, kepemilikan asuransi kesehatan, aksesibilitas pelayanan kesehatan, sikap petugas kesehatan, dan penilaian kesehatan individu. Uji statistik yang digunakan pada analisis univariat adalah distribusi frekuensi dan analisis bivariate adalah uji Chi square. Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan nomor 193/EA/KEPK-FKM/2021.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 80% responden memanfaatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Martoba Hasil uji Chi-square menunjukkan bahwa yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah kepemilikan asuransi kesehatan (p=0,000), aksesibilitas pelayanan kesehatan (p=0,000), sikap petugas kesehatan (p=0,001), dan penilaian kesehatan individu (p=0,000), sedangkan yang tidak berhubungan adalah tingkat pendidikan (p=0,284), pekerjaan (p=0,161), pengetahuan (p=0,108), penghasilan (p=0,917).Simpulan: Pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Martoba pada masa pandemi Covid-19 memiliki hubungan dengan kepemilikan asuransi kesehatan, aksesibilitas pelayanan kesehatan, sikap petugas kesehatan, dan penilaian kesehatan individu.Kata kunci: Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan; Kepemilikan Asuransi; Aksesibilitas; Sikap Petugas Kesehatan; Penilaian Kesehatan Individu; Pandemi Covid-19ABSTRACTTitle: The Correlation between Enabling and Supporting Factors, and Needs in the Utilization of Health Services at the Martoba Community Health Center during the Covid-19 PandemicBackground: The Community Health Center, Puskesmas was a health service provider that aimed to improving the health status of people who are closest to the Puskesmas. Puskesmas has a significant role during the Covid-19 pandemic, by prioritizing promotive and preventive that are considered very effective to stop the spread of coronavirus. From 2019 to 2020, utilization of health service at Puskesmas Martoba has decreased by 76,9%. This study aimed to determine the factors related to utilization of health services at Puskesmas Martoba by outpatients during Covid-19 pandemic.Method: This type of research was quantitative research, using a Cross Sectional design. The number of samples were 100 people who were determined using the Lemeshow formula and data collection using google form. The independent variables were education, occupation, knowledge, income, ownership of health insurance, accessibility, attitude of health workers, individual health insurance. The statistical test used in the univariate analysis is the frequency distribution and the bivariate analysis is the Chi Square test. This research has received approval from the Health Research Ethics Commission number 193/EA/KEPK-FKM/202.Result: The result showed that 80% of respondents used health services at Puskesmas Martoba. The result of the Chi-square test indicated that those related to the utilization of health services are ownership of health insurance (p=0,000), accessibility (p=0,000), attitude of health workers (p=0,001), and individual health assessment (p=0,000). The unrelated factors are education (p=0,284), occupation (p=0,161), knowledge (p=0,108), and income (p=0,917). Conclusion: Utilization of health services at Puskesmas Martoba during the Covid-19 pandemic has a relationship with ownership of health insurance, accessibility of health services, attitude of health workers, and individual health assessment.Keywords: Utilization of Health Services; Ownership of Health Insurance; Accessibility; Attitude Of Health Workers; Individual Health Assessment; Covid-19 Pandemic
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/41447
2022-09-05T08:51:31Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/41447
2022-09-05T08:51:31Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 2 (2022): MKMI; 113-117
Literature Review: Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Penggunaan APD
Aprilianti, Yohani Wahyu Kumala; Universitas Nahdlatul Ulama, Surabaya|Universitas Nahdlatul Ulama
Ratriwardhani, Ratna Ayu; Universitas Nahdlatul Ulama, Surabaya|Universitas Nahdlatul Ulama
Hakim, Abdul; Universitas Nahdlatul Ulama, Surabaya|Universitas Nahdlatul Ulama
Fassya, Zakkiy; Universitas Nahdlatul Ulama, Surabaya|Universitas Nahdlatul Ulama
2022-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/41447
Faktor Penggunaan APD; Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri
id
Latar belakang: Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) menempati prioritas pengendalian risiko paling akhir setelah pengendalian dengan eliminasi, substitusi, engineering dan pengendalian secara administratif tidak berhasil dilakukan. Tujuan penulisan literature review ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku penggunaan APD.Metode: Penelitian ini adalah literature review. Sumber data yang digunakan berasal dari berbagai database yakni Google Scholar dan Portal Garuda dari rentang waktu 2017-2021. Analisis penelitian ini menggunakan persamaan-persamaan antar kasus (method of aggrement) atau perbedaan- perbedaan pada kasus yang mirip (method of difference). Kata kunci yang digunakan adalah “Faktor- faktor perilaku penggunaan APD”. Setelah dilakukan screening, didapatkan 10 artikel yang relevan dan menjadi bahan analisis dalam penelitian ini.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 10 jurnal menunjukkan beberapa variabel memiliki kesamaan namun terdapat perbedaan hasil uji hubungan. Variabel pengetahuan, sikap dan masa kerja merupakan variabel yang dinalisis oleh kelima artikel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku dan ketaatan menggunakan alat pelindung diri (APD) oleh pekerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pengetahuan, sikap, dukungan sosial, masa kerja dan ketersediaan APD.Simpulan: Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pekerja dalam menggunakan APD, yaitu faktor predisposisi yaitu sikap, pengetahuan, dan masa kerja dalam menggunakan APD. Faktor pendukung antara lain dukungan sosial dan kelengkapan APD yang digunakan.Kata kunci: Faktor Penggunaan APD; Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri ABSTRACTTitle: Literature review: Factors Related to Personal Protective Equipment (PPE) Use BehaviorBackground: According to International Labor Organization (ILO), 2.78 million workers die every year due to work accidents and occupational diseases. Personal Protective Equipment (PPE) is a set of tools used by workers to protect all or part of their bodies against possibility of potential hazards in the workplace. Personal Protective Equipment (PPE) occupies last risk control priority after control by elimination, substitution, engineering and administrative control hasn’t successful. The purpose of writing literature review is analyze the factors related to behavior of using PPE.Method: This research is literature review. The data sources used from various databases Google Scholar and Garuda Portal (2017-2021). The analysis uses the similarities method of agreement or method of difference. The keywords used "behavioral factors in use PPE". After screening, 10 articles that obtained that were relevant and became the material for analysis in this study.Result: The results showed that were 10 journals showing some variables had similarities but there were differences in results of relationship test. The variables of knowledge, attitudes and years of service are variables analyzed by five articles. It can concluded that behavior and obedience of using personal protective equipment (PPE) by workers can influenced several factors including knowledge, attitudes, social support, years of service and availability of PPE.Conclusion: The conclusion on this literature review is that several factors that influence the behavior of workers in using PPE, namely predisposing factors, namely attitudes, knowledge, and years of service in using PPE. Supporting factors include social support and the completeness of the PPE used.Keywords: PPE Use Factors; Personal Protective Equipment Usage Behavior
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/31642
2022-08-23T02:56:29Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/31642
2022-08-23T02:56:29Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 5 (2020): MKMI; 311-321
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gangguan Fungsi Paru pada Pekerja Penggilingan Padi: Kajian Sistematis
Islamiyati, Nur; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nurjazuli, Nurjazuli; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Suhartono, Suhartono; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/31642
Gangguan fungsi paru; debu padi; penggilingan padi
id
Latar belakang:Gangguan fungsi paru dapat diakibatkan oleh berbagai faktor, hal ini telah ditemukan dalam beberapa penelitian. Faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan fungsi paru dalam penelitian terdahulu masih belum memiliki kepastian mengenai faktor penyebab. Tujuan dilakukan kajian sistematik guna mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan fungsi paru pada pekerja penggilingan padi.Metode: Kajian ini menggunakan metode PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews dan Meta-Analyses). Langkah awal dilakukan identifikasi untuk mengumpulkan artikel dari beberapa database jurnal dan grey literatur. Setelah itu penyeleksian artikel dengan melihat judul, kata kunci dan abstrak artikel. Penilaian kelayakan artikel dilakukan dengan melihat secara keseluruhan teks, tahap ini digunakan untuk menentukan kelayakan artikel yang digunakan.Hasil: Terdapat 7 artikel yang dianalisis dalam kajian ini, indikator gangguan fungsi paru dinilai dengan pengukuran kapasitas paru dalam 6 artikel dan gejala gangguan pernafasan dalam 1 artikel. Faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan fungsi paru pada pekerja penggilingan padi berdasarkan hasil analisis artikel meliputi umur, lama kerja, masa kerja, kebiasaan merokok, penggunaan alat pelindung diri (APD), paparan debu dan kadar debu.Simpulan: Faktor gangguan fungsi paru yang dominan dalam ketujuh artikel adalah masa kerja. Semakin lama masa kerja semakin besar risiko mengalami gangguan fungsi paru.ABSTRACTTitle : Factors Associated with Impaired Lung Function in Rice Mill Workers: A Systematic StudyBackground: Impaired lung function can be caused by various factors, this has been found in some research. Factors associated with impaired lung function in previous studies are still uncertain about the causative factors. The purpose of systematic review is to find out the factors that can cause lung function disorders in rice milling workers.Method: This review uses the PRISMA method (Preferred Item Reporting for Systematic Review and Meta Analysis). The initial step is to identify the articles to collected from several journal databases and gray literature. After that the article is selected by looking at the title, keywords and article abstract. The eligbility ofthe article by looking at the overall text, at this stage used to decide the appropriateness of the article used.Results: There were 7 articles analyzed in this study, indicators of impaired lung function were assessed by measuring lung capacity in 6 articles and symptoms of respiratory disorders in 1 article. Factors associated with impaired lung function in rice mill workers based on the results of the analysis of the article are age,length of work, work period, smoking habits, use of personal protective equipment (PPE), dust exposure and dust levels.Conclusion: The dominant factor impaired lung function from the seven articles is work period. The longer working period, the greater risk of experiencing lung function disorders.Keywords: Impaired lung function; rice dust; rice milling
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/43933
2023-03-06T05:17:11Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43933
2023-03-06T05:17:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 5 (2022): MKMI; 354-357
Hubungan Asupan Energi, Zinc, Protein pada Ibu Hamil dengan Kejadian Stunting pada Balita 7-24 Bulan di Indonesia: Literature Review
Inas, Melinda Renssca; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Widajanti, Laksmi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nugraheni, Sri Achadi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43933
tingkat kecukupan energi; tingkat kecukupan protein; tingkat kecukupan zinc; stunting; balita
id
Latar belakang: Berbagai penelitian telah membuktikan adanya dampak kejadian stunting pada balita terhadap status gizi ibu ketika hamil dengan asupan gizi yang tidak mencukupi kebutuhan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan asupan energi, zinc, protein pada ibu hamil dengan kejadian stunting pada balita 7-24 bulan di Indonesia.Metode: Penelitian ini menggunakan beberapa jurnal nasional dan kata kunci sesuai dengan topik penelitian. Variabel bebas penelitian ini adalah asupan energi, zinc, protein pada ibu hamil, sedangkan variabel terikat adalah kejadian stunting pada balita.Hasil: Hasil penelitian dari lima belas atikel yang ditemukan, enam artikel mempunyi hubungan antara hubungan asupan energi, zinc, protein pada ibu hamil dengan kejadian stunting pada balita.Simpulan: Terdapat hubungan asupan energi, zinc, protein pada ibu hamil dengan kejadian stunting pada balita. Semakin sedikit tingkat kecukupan protein dan zinc, maka resiko anak menjadi pendek semakin besar.Kata kunci: tingkat kecukupan energi; tingkat kecukupan protein; tingkat kecukupan zinc; stunting; balitaABSTRACTTitle: Relationship of Energy, Zinc, Protein Intake in Pregnant Women with Stunting Incidence in Toddlers 7-24 Months in Indonesia: Literature ReviewBackground : Numerous research has been proved there is a stunting effect on toddlers when the mother did not get enough nutritional intake. The purpose of this research is to find out the relationship of nutritional intake, zinc, and protein on expectant mothers with the stunting on toddlers for a range of 7-24 months in Indonesia. Methods: This research is based on the journals and keywords corresponding to the research topic. The research independent variable is energy, zinc, and protein intake in pregnant women, while the dependent variable is the stunting of toddlers.Result: Results that were found from fifteen articles, six of them showed that there is a connection between energy, zinc, and protein intake on pregnant women with stunting in toddlers. Conclusion: There is a correlation between the energy, zinc, and protein intake on expectant mothers with stunting toddlers. As the protein and zinc adequacy decreases, there is a risk that the toddler will grow up short.Keywords: energy adequacy level; protein adequacy level; zinc adequacy level; stunting; toddler
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/55167
2023-07-31T02:50:51Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55167
2023-07-31T02:50:51Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 2 (2023): MKMI; 120-124
Hubungan Durasi Kerja, Masa Kerja, dan Postur Kerja dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah pada Pekerja Batik Tulis di Kampung Batik Kauman Kota Pekalongan
Aulia, Atika Rizqi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro|Universitas Diponegoro
Wahyuni, Ida; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro|Universitas Diponegoro
Jayanti, Siswi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro|Universitas Diponegoro
2023-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55167
nyeri punggung bawah; durasi kerja; masa kerja; postur kerja
id
Latar belakang: Nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang menimbulkan rasa tidak nyaman dan nyeri akut pada area tulang punggung bagian bawah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia, angka prevalensi gangguan nyeri punggung bawah di Indonesia mencapai 18%. Pekerja dalam melakukan pekerjaannya memiliki risiko mengalami nyeri punggung bawah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara durasi kerja, masa kerja, dan postur kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada pekerja batik tulis di Kampung Batik Kauman Kota Pekalongan.Metode: Penelitian dilaksanakan di Kampung Batik Kauman Kota Pekalongan pada bulan Februari 2023. Jenis penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah populasi sebesar 61 pekerja dan sampel adalah 30 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner untuk mengetahui karakteristik responden, lembar penilaian Brief Survey untuk mengukur postur kerja, dan lembar penilaian VAS (Visual Analog Scale) untuk mengukur keluhan LBP. Data di analisis univariat dan bivariat, yang mana analisis bivariat menggunakan uji chi- square.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara durasi kerja (p value= 0.004), masa kerja (p value = 0.0001), dan postur kerja (p value = 0.0001) dengan keluhan nyeri punggung bawah.Simpulan: Terdapat hubungan antara durasi kerja, masa kerja, dan postur kerja dengan keluhan low back pain.Kata kunci: nyeri punggung bawah; durasi kerja; masa kerja; postur kerja Title: Correlation Between Working Duration, Working Period, and Working Posture with Low Back Pain Complaints in Batik Workers Kauman Pekalongan CityBackground: Low Back Pain is a musculoskeletal disorder that causes discomfort and acute pain in the lower backbone. Based on data from the Indonesian Central Bureau of Statistics (BPS), the prevalence rate of low back pain disorders in Indonesia reaches 18%. The purpose of this study is to determine the relationship between working duration, working period, and working posture with complaints of low back pain in handmade batik workers in Kauman Batik Village, Pekalongan City.Method: This research was carried out in Kauman Batik Village, Pekalongan City on February 2023. This type of research is quantitative analytic with cross sectional case design. The research sample was taken using a purposive sampling technique with a total sample of 30 respondents. The instrument used was questionnaire to determine the characteristic of respondents, Brief Survey to measure work posture, and VAS (Visual Analog Scale) to measure Low Back Pain. Data in univariate and bivariate analysis, which is the chi-square test for bivariate analysis.Result: The results showed that there was a significant relationship between work duration (p value = 0.004), work period (p value = 0.0001), and work posture (p value = 0.0001) with complaints of low back pain.Conclusion: The conclusion from this study is that there is a relationship between working duration, working period, and working posture with complaints of low back pain.Keywords: low back pain; working duration; working period; working posture
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/25665
2022-08-10T04:22:50Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25665
2022-08-10T04:22:50Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 3 (2020): MKMI; 226-231
Kadar Debu Terhirup pada Polisi Lalu Lintas di Kota Semarang
Tanjung, Dewi Sekar; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Budiyono, Budiyono; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Dewanti, Nikie Astorina Yunita; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25665
Kadar debu terhirup; polisi lalu lintas; pagi dan sore hari
id
ABSTRAKLatar Belakang: Polisi lalu lintas merupakan salah satu profesi dengan risiko gangguan fungsi paru. Polisi lalu lintas terpapar emisi dari kendaraan bermotor dengan lama kerja 6-12 jam/hari. Debu merupakan penyumbang emisi alat transportasi sebanyak 44%. Hasil pengukuran kadar debu total pada tahun 2015-2017 pada Dr. Jalan Sutomo yaitu 664; 345; 141 μgr/nm3, Jalan Pandanaran 373 μgr/nm3 dan Jalan Brigjen Soediarto 290 μgr/nm3. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kadar debu terhirup pada polisi lalu lintas yang bertugas pagi dan sore di kota Semarang.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain studi cross sectional. Populasi berjumlah 42 polisi lalu lintas yang bertugas di Polrestabes Semarang, Polsek Gayamsari dan Polsek Pedurungan yang memenuhi kriteria inklusi dengan sampel sebanyak 35 polisi lalu lintas. Kelompok pagi hari 17 orang dan kelompok siang hari 18 orang, pembagian didasarkan pada jadwal sift pengaturan lalu lintas pada Bulan Agustus 2019. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan 31 responden (88,6%) memiliki kadar debu terhirup dibawah nilai ambang batas (< 3mg/m3) dengan rata-rata frekuensi paparan 6 kali/bulan dan 45,7% responden dengan status gizi obesitas. Rata-rata kadar debu terhirup pada polisi lalu lintas yang bertugas di sore hari memiliki konsentrasi lebih tinggi (1,99 mg/m3) dibandingkan dengan polisi lalu lintas yang bertugas pada pagi hari (1,32 mg/m3). Hasil dari uji beda pada statistik menunjukkan nilai sig. (p-value) = 0,014 Simpulan: Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan kadar debu terhirup pada polisi lalu lintas yang bertugas pagi dan sore di Kota Semarang. Penentuan standar jenis masker dan ketentuan penggunaan APD (masker) pada sore hari sangat diperlukan untuk meminimalkan risiko. Kata kunci: kadar debu terhirup, polisi lalu lintas, pagi dan sore hari ABSTRACTTitle: Levels of Dust Inhaled among Traffic Police in Semarang City Background: Traffic police is one of the professions with the risk of lung function disorders. Traffic police are exposed to emissions from moving vehicles with 6-12 hours / day working hours. Dust is a contributor to emissions of transportation by 44%. Results of measurements of total dust levels in 2015-2017 at Dr. Sutomo Street, 664; 345; 141 μgr / nm3, Pandanaran Road 373 μgr / nm3 and Brigjen Soediarto Road 290 μgr / nm3. This study discusses differences in dust levels in traffic police that connect morning and evening in the city of Semarang.Method: This study was an observational study with a cross sectional study design. The population of 42 traffic police who served in Semarang Police, Gayamsari Police and Pedurungan Police who met the inclusion criteria with a sample of 35 traffic police. Morning group of 17 people and afternoon group of 18 people, the division is based on the traffic control shift schedule in August 2019.Results: The results showed 31 respondents (88.6%) had inhaled dust levels below the threshold value (<3mg / m3) with an average frequency of 6 times / month and 45.7% of respondents with obesity nutritional status. The average level of dust inhaled in high traffic police today has a higher concentration (1,99 mg / m3) compared to traffic police who move in the morning (1,32 mg / m3). The results of different tests on statistics that show the value of sig. (p-value) = 0,014Conclusion: The conclusion in this study is the difference in the level of inhaled dust in the police traffic that benefits the morning and evening in the city of Semarang. Determination of standard types of masks and terms of use of PPE (masks) in the afternoon is needed to be approved. Keywords: levels of dust inhaled, traffic police, morning and afternoon
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/47164
2023-07-20T07:33:11Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/47164
2023-07-20T07:33:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 1 (2023): MKMI; 12-19
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin pada Ibu Menyusui di Desa Selokaton Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal
Anggraeni, Nurul Dewi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kartini, Apoina; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Fatimah, Siti; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Pangestuti, Dina Rahayuning; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2023-02-26 01:38:24
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/47164
hemoglobin; karakteristik; asupan zat gizi; paparan pestisida; paparan rokok
id
Latar belakang: Prevalensi anemia ibu pasca melahirkan di Indonesia cukup tinggi mencapai 45,1%, dan di Kabupaten Kendal tahun 2018 mencapai 99%. Tujuan penelitian adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin pada ibu menyusui di Desa Selokaton, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal.Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain cross sectional menggunakan purposive sampling dan didapatkan sampel sebanyak 42 orang. Wawancara dan uji hemoglobin menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner, formulir recall 24 jam, dan HB POCT (Hemoglobin Point of Care Testing). Analisis bivariat menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment dan uji korelasi Rank Spearman.Hasil: Sebagian besar ibu termasuk usia tidak berisiko (81%), berpendidikan lanjut (64,3%), tidak memiliki risiko KEK (95,2%), tidak memiliki paparan pestisida (97,6%), terpapar rokok (81,0%), kurang asupan zat besi (97,6%), kurang asupan vitamin C (76,2%), tidak rutin mengonsumsi TTD (85,7%), paritas ibu ≤3 (97,6). Hasil uji Pearson Product Moment menemukan tidak terdapat relevansi antara usia dengan kadar hemoglobin ibu (p=0,447). Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan tidak ada relevansi antara tingkat pendidikan (p=0,467), pendapatan keluarga (p=0,068), status gizi (p=0,590), paparan pestisida (p=0,808), paparan rokok (p=0,198), kecukupan asupan zat besi (p=0,082) dan kecukupan asupan vitamin C (p=0,136) dengan kadar hemoglobin ibu menyusui.Simpulan: Tidak terdapat korelasi antara usia, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, status gizi, paparan pestisida, paparan rokok, kecukupan asupan zat besi, dan kecukupan asupan vitamin C dengan kadar hemoglobin pada ibu menyusui Desa Selokaton. Terdapat kecenderungan faktor paparan rokok, kecukupan asupan zat besi dan kecukupan asupan vitamin C pada kadar hemoglobin ibu menyusui.Kata kunci: hemoglobin, karakteristik, asupan zat gizi, paparan pestisida, paparan rokok ABSTRACTTitle: Factors Affecting Hemoglobin Levels in Breastfeeding Mothers in Selokaton Village, Sukorejo District, Kendal RegencyBackground: Indonesia had 45.1% postpartum maternal anemia, while in 2018, Kendal Regency has 99%. The study sought to identify factors that affect breastfeeding mothers' hemoglobin levels in Selokaton Village, Sukorejo District, Kendal Regency.Method: This type of research is analytic and observational with a cross-sectional design using purposive sampling and a sample of 42 people. Research tools like questionnaires, 24-hour recall forms, and HB POCT (Hemoglobin Point of Care Testing) were used for interviews and hemoglobin tests. Bivariate analysis used the Pearson Product Moment correlation test and the Rank Spearman correlation test.Result: Most of the mothers were not at risk (81%), had advanced education (64.3%), did not have CED risk (95.2%), did not have exposure to pesticides (97.6%), were exposed to cigarettes (81.0%), had insufficient intake of iron (97.6%), had insufficient intake of vitamin C (76.2%), did not take iron tablets regularly (85.7%), and had maternal parity ≤3 (97.6%). The Pearson product moment test results found no relevance between age and maternal hemoglobin levels (p=0.447). Spearman's rank correlation test results showed no relevance between education level (p=0.467), family income (p=0.068), nutritional status (p=0.590), exposure to pesticides (p=0.808), exposure to cigarettes (p=0.198), adequacy of iron intake (p=0.082) and adequacy of vitamin C intake (p=0.136) with hemoglobin levels of lactating mothers.Conclusion: Age, education, family income, nutritional status, pesticide and cigarette exposure, iron and vitamin C intake, and hemoglobin levels in breastfeeding mothers in Selokaton Village are not related. Smoking, iron, and vitamin C intake affect hemoglobin levels in lactating mothers.Keywords:hemoglobin level, characteristic, nutritional intake, pesticide exposure, cigarette exposure
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/54892
2023-08-30T05:26:39Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/54892
2023-08-30T05:26:39Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 4 (2023): MKMI; 238-244
Kajian Literatur Alternatif Pengendalian Vektor Aedes spp. menggunakan Ekstrak Pepaya (Carica papaya Lin.) di Indonesia
Ramadhani, Amalia Laila; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro|Universitas Diponegoro
Yuliawati, Sri; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro|Universitas Diponegoro
Udijono, Ari; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro|Universitas Diponegoro
Kusariana, Nissa; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro|Universitas Diponegoro
2023-08-28 07:07:55
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/54892
Aedes spp.; pengendalian; larvasida; ekstrak; pepaya; Indonesia
id
Latar belakang: Dengue masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Munculnya resistensi dan dampak negatif pengunaan insektisida sintesis, menjadi tantangan dalam pengendalian vektor dengue. Ekstrak tanaman pepaya merupakan salah satu alternatif insektisida yang lebih aman dan ramah lingkungan. Studi ini bertujuan untuk menggambarkan pemanfaatan ekstrak tanaman pepaya sebagai alternative pengendalian vektor dengue.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode literature review. Pencarian literatur menggunakan keyword berdasarkan sumber. Literatur bersumber dari Scopus, Pubmed, Google Scholar, dan Garuda yang diseleksi berdasarkan kriteria inklusi. Hasil seleksi literatur menghasilkan 5 studi yang termasuk dalam kriteria inklusi.Hasil: Ekstrak tanaman pepaya mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, tannin, glikosida, dan triterpenoid/steroid yang bersifat larvasida. Perbedaan pengunaan bagian tanaman dan solven ekstraksi menunjukkan kandungan fitokimia yang berbeda. Modifikasi pada ekstrak menunjukkan peningkatan potensi ekstrak sebagai agen biolarvasida.Simpulan: Ekstrak pepaya merupakan alternative insektisida yang efektif yang cara kerja dan kandungan ekstrak bergantung pada bagian tanaman dan solven yang digunakan. Modifikasi pada ekstrak dapat meningkatkan efektifitas biolarvasida.Kata kunci: Aedes spp.; pengendalian; larvasida; ekstrak; pepaya; Indonesia Title: Alternative Literature Review of Aedes spp. Vector Control using Papaya Extract (Carica papaya Lin.) in IndonesiaBackground: Dengue is still a health problem in Indonesia. The emergence of resistance and the negative impact of using synthetic insecticides are challenges in controlling dengue vectors. Papaya plant extract is an alternative insecticide that is safer and more environmentally friendly. This study aims to describe the utilization of papaya plant extract as an alternative for dengue vector control.Method: This study is descriptive and employs a literature review methodology. Based on the sources, conduct a keyword-based literature search. Scopus, Pubmed, Google Scholar, and Garuda were chosen based on inclusion criteria to provide the literature. The results of the literature review led to the incorporation of five studies that met the inclusion criteria.Result: The papaya plant extract contains larvicidal alkaloids, saponins, flavonoids, tannins, glycosides, triterpenoids, and steroids. The use of various plant parts and solvents for extraction reveals distinct phytochemical compositions. The modification of the extract increases the extract's potential as a biolarvicidal agent.Conclusion: Papaya extract is an alternative insecticide whose mode of action and chemical composition are dependent on the plant part and solvent used. The efficacy of the biolarvacide can be increased through the modification of the extract.Keywords: Aedes spp.; control; larvacide; extract; papaya; Indonesia
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/33149
2022-09-06T02:27:11Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/33149
2022-09-06T02:27:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 5 (2020): MKMI; 363-367
Pengaruh Media Sosial dan Ketidakpuasan Tubuh pada Perilaku Diet Mahasiswa di Kota Semarang
Nohana, Olvinny Caroline; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusumawati, Aditya; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Widjanarko, Bagoes; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/33149
media sosial; diet; ketidakpuasan tubuh
id
Latar belakang: Informasi mengenai diet dapat dengam mudah ditemukan melalui media sosial, namun masih terdapat informasi yang kurang tepat yang dapat menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan. Ditemukanya image pada media sosial seperti “cantik Ideal” atau “body goals” dapat meningkatkan ketidakpuasan tubuh. Ketidakpuasan tubuh dapat menjadi salah satu faktor yang meningkatkan perilaku diet yang tidak sehat.Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik, pendekatan kuantitatif, desain penelitian cross sectional dengan sampel 269 responden mahasiswa yang berkuliah di Universitas di kota Semarang dengan kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan berupa angket yan disebar secara online. Analisis data yang digunakan yaitu univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden perempuan (78,8%), laki – laki (21,2%). Kategori Indeks massa tubuh normal (62,1), gemuk berat (17,1), gemuk ringan (12,3%), kurus (6,7%), sangat kurus (1,9%). Perilaku diet sehat (50,9%), perilaku diet tidak sehat (49,1%). Responden yang memiliki kepuasan tubuh (50,2%), ketidakpuasan tubuh (49,8%). Kepercayaan pada informasi diet pada media sosial (81%). Keinginan melakukan diet setelah akses informasi diet pada media sosial (82%). Simpulan: Dari ketiga faktor (media sosial, sikap, dan ketidakpuasan tubuh) faktor yang mempengaruhi perilaku diet adalah sikap dan ketidakpuasan tubuh. Sedangkan media sosial digunakan sebagai alat mencari informasi mengenai diet dan mendukung niat untuk melaksanakan diet.Kata kunci: Media sosial, diet, ketidakpuasan tubuhABSTRACT Title: The Effect Of Social Media And Body Dissatisfaction On Diet Behaviour In University Students In SemarangBackground: Information about diet can be easily found through social media, but there is still inaccurate information that can cause various health problems. Finding images on social media such as “Beauty Ideal” or “body goals” can increase body dissatisfaction. Body dissatisfaction can be one of the factors that increase unhealthy diet behavior.Methods: This type of research is descriptive analytic, quantitative approach, cross sectional research design with a sample of 269 student respondents studying at universities in the city of Semarang with inclusion criteria. The instrument used was a questionnaire which was distributed online. The data analysis used was univariate and bivariate with the chi-square test.Results: The results showed that the respondents were female (78.8%), male (21.2%). Categories: Normal body mass index (62.1), heavy fat (17,1%), light fat (12,3%), thin (6,7%), very thin (1,9%). Healthy diet behavior (50.9%), unhealthy diet behavior (49.1%). Respondents who have body satisfaction (50.2%), body dissatisfaction (49.8%). Trust in diet information on social media (81%). The desire to go on a diet after accessing diet information on social media (82%). Conclusion: Of the three factors (social media, attitude, and body dissatisfaction) the factors that influence dietary behavior are attitude and body dissatisfaction. Meanwhile, social media is used as a tool to find information about diet and support the intention to carry out the diet. Keyword: Social media, diet, body dissatisfaction
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/56463
2023-10-31T01:08:11Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56463
2023-10-31T01:08:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 5 (2023): MKMI; 308-313
Karakteristik Penderita Hipertensi yang Dirawat Inap di RSUD Meuraxa
Tigana, Imam Khalasha; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Aceh|Universitas Abulyatama
Bastian, Farid; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Aceh|Universitas Abulyatama
Safirza, Satria; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Aceh|Universitas Abulyatama
2023-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56463
hipertensi; karakteristik pasien
id
Latar belakang: Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) dengan angka kejadian yang tinggi baik di negara maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018, didapatkan peningkatan angka kejadian hipertensi sebesar 8,31% dibandingkan angka kejadian hipertensi pada tahun 2013. Prevalensi hipertensi di Provinsi Aceh pada tahun 2018 sebesar 26,45% dari total penduduk berusia 18 tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik penderita hipertensi yang dirawat inap di RSUD Meuraxa kota Banda Aceh tahun 2022. Metode: Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan subjek buku status pasien yang terdapat di ruang rekam medis, yang mana jumlah sampel penelitian sebanyak 70 orang. Sampel dalam penelitian direkrut dengan menggunakan non-probability sampling yaitu purposive sampling dengan menggunakan beberapa pertimbangan tertentu sesuai dengan kriteria yang diinginkan untuk dapat menentukan jumlah sampel yang akan diteliti. Kriteria sampel pada penelitian ini adalah pasien penderita hipertensi primer dan sekunder yang dirawat inap di RSUD Meuraxa, baik laki-laki maupun perempuan, dan tercatat didalam rekam medis periode tahun 2022. Penelitian dilakukan diruang rawat inap RSUD Meuraxa Banda Aceh.Hasil: Berdasarkan hasil penelitian, terdapat temuan bahwa penderita hipertensi paling banyak ditemukan pada rentang usia 56-65 tahun, yaitu sebanyak (32.9%). Jika dilihat dari segi jenis kelamin, penderita hipertensi yang paling banyak ditemukan adalah perempuan, sebanyak (68.6%). Selanjutnya, apabila dilihat dari segi derajat hipertensi, hipertensi derajat 2 merupakan yang paling umum, dengan jumlah sebanyak (88.6%). Sebanyak (72.9%) dari penderita hipertensi tidak mengalami komplikasi. Dalam pengobatan menggunakan obat antihipertensi, golongan Calcium Channel Blocker (CCB) merupakan yang paling banyak digunakan, sebanyak (46%). Berdasarkan lama rawatan, mayoritas penderita hipertensi dirawat kurang dari 1 minggu, yaitu sebanyak (74%). Simpulan: Penelitian menemukan bahwa hipertensi derajat 2 merupakan yang paling banyak diderita oleh responden yaitu sebanyak 62 orang (88.6%).Kata kunci: hipertensi; karakteristik pasien Title: Characteristics of Hypertension Patients Hospitalized at Meuraxa HospitalBackground: Hypertension, a non-communicable disease (PTM), is common in Indonesia and other developing nations. Hypertension incidence increased 8.31% in 2018 compared to 2013. Aceh Province's 18-year-old population had 26.45% hypertension in 2018. This study examined 2022 hypertensive patients treated at Meuraxa Hospital in Banda Aceh City.Method: This research method employs a descriptive quantitative approach with a sample size of 70 for the subject of the patient status book in the medical record room. The number of samples to be investigated was determined using non-probability sampling, namely purposive sampling, with specific considerations based on the desired criteria. Male and female patients with primary and secondary hypertension who were hospitalized at Meuraxa Hospital between 2022 and 2023 and whose medical records were documented were used as the sample criteria for this study. The research was conducted in the hospital ward of Banda Aceh's Meuraxa Hospital.Results: Based on the results of the study, it was found that most people with hypertension were found in the age range of 56-65 years, namely (32.9%). In terms of gender, the most common hypertension sufferers were women (68.6%). Furthermore, when viewed in terms of the degree of hypertension, grade 2 hypertension is the most common, with a total of (88.6%). As many (72.9%) of hypertension sufferers did not experience complications. In the treatment of using antihypertensive drugs, the Calcium Channel Blocker (CCB) group is the most widely used, as much as (46%). Based on the length of stay, the majority of hypertensive patients were treated for less than 1 week, namely (74%).Conclusion: The study found that 62 people (88.6%) suffered from grade 2 hypertension the most.Keywords: hypertension; patient characteristic
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6159
2014-02-06T14:10:20Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/6159
2014-02-06T14:10:20Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 11, No 1 (2012): MKMI; 14-24
Kemitraan Bidan dan Dukun dalam Mendukung Penurunan Angka Kematian lbu di Puskesmas Mranggen I Kabupaten Demak
yono, Budi
Suparwati, Anneke
Budi Musthofa, Syamsulhuda
Nikita, Ardian
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/6159
en
Di wilayah kerja puskesmas Mranggen I, Kabupaten Demak masih banyak dukun (11 dukun) melakukan pertoloigan persalinan. Tujuan penilitian adalah menganalisis kebutuhan kernitraan dukun dan bidan diwilayah Keria Puskesmas Mranggen I, Kabupaten Demak. Jenis penelitian ini adalah observasional kualitatif dengan pendekatan cross sectional, dengan cara melakukan indepth interview terkait pendapat keberadaan dan peran dukun dan bidan, potensi dukungan responden terhadap kemitraan bidan dan dukun, termasuk dari para stakeholder. Hasil penelitian didapatkan semua dukun setuju dengan keberadaan bidan demikian halnya sebaliknya bidan, termasuk jika menjalin kerjasama. Bidan rela memberikan sebagian pendapatannya untuk dukun bayi dan bentuk dukungan yang bisa diberikan dukun adalah rnemberikan informasi tentang keberadaan bumil, termasuk kondisinya, selain juga keduanya rela mengeluarkan biaya untuk transportasi. Camat dan Kepala Puskesmas Mranggen I setuju adanya kerjasarna/kemitraan bidan dan dukun dengan memberikan peran lebih jelas antar keduanya selain juga memberikan perlindungan dalam bentuk regulasi. Dukungan Kepala Desa danTokoh masyarakat terhadap kemitraan ini adalah rela menjadi sosialisator dan mediaior pemerintah bersama petugas kesehatan dan didukung tokoh masyarakat memberikan secara intensif edukasi kepada masyaraknt tentang persalinan/keharnilan termasuk tidak meminta persalinan pada dukun. Kata kunci : kemitraan, dukun, bidan, AKB (Angka Kematian lbu) Needs Analysis of Midwives and Medicaster Partnership on Supports Reduction in Maternal Mortality in Mranggen I Clinic, Demak Regency; In the area of Primary HealthCare Mranggen I, Demak there are still many medicaster (11 medicaster) conducts aid delivery. The purpose of the research was to analyze the needs of tie medicaster's partnership in the area of Employment and the midwife Mranggen I Clinic, Demak Regency. The type of the research is qualitative observational with cross sectional approach, by conducting indepth interview related to the opinion of existence and role from medicaster and midwife, potential respondents support to partnership between midwives and medicaster; including the stokeholders. The research result obtained by all medicaster agreed with the presence of a rnidwife so instead midwives, including if partnering. Midwife willingly give some revenues to the medicaster’s baby and forms of support that can be given of the shaman is provide information about the existence of pregnant woman, including the condition, as well as both are willing to spend for transportation. Head sub-district and head of primary health care Mranggen I agree there is coorperation /partnership with giving midwives and medicaster role more clearly between the two as well as provide some protection in thi form of regulation. Support from the head of the village and community leaders of this partnership is willing to be a mediator and sosialisator. Joint Goverment and health workers provide community leaders supported intensively about the childbirth education /pregnancy including childbirth was not asked on tke medicaster. Keywords : partnerships, medicaster, midwives, maternal mortality
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/35905
2022-02-18T07:42:23Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/35905
2022-02-18T07:42:23Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 2 (2021): MKMI; 99-105
Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan pada Indikator Kebencanaan di Balkesmas Wilayah Magelang Provinsi Jawa Tengah
Cahyaningsari, Brillian Ayu; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Jati, Sutopo Patria; Bagian Administrasi Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Sriatmi, Ayun; Bagian Administrasi Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/35905
standar pelayanan minimal; kebencanaan; Balkesmas Magelang
id
ABSTRAKLatar Belakang: Indonesia merupakan negara yang rawan bencana. Oleh karena itu, untuk menjamin ketersediaan kebutuhan dasar warganya, perlu diatur dalam Standar Pelayanan Minimal. Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi dengan jumlah kejadian bencana terbanyak di Indonesia pada tahun 2019. Sebagai Unit Pelaksana Teknis pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Balkesmas Magelang juga harus membantu melaksanakan SPM kesehatan provinsi pada indikator kebencanaan untuk mencapai target 100%.Metode: Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitik. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam dan subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada aspek input yaitu belum tersedianya tenaga surveilans, epidemiologi, dan kesehatan reproduksi, belum adanya alokasi anggaran dan pengadaan sarana dan prasarana, serta belum tersedianya juknis/SOP pelaksanaan SPM di lingkup Balkesmas, aspek proses yaitu belum melaksanakan langkah kegiatan penentuan sasaran, kegiatan perencanaan, penyiapan sarana, prasarana, dan SDM, serta kegiatan pelaksanaan pemenuhan pelayanan, dan pada aspek lingkungan diketahui bahwa kondisi geografis dan potensi kejadian bencana di wilayah kerja Balkesmas Magelang berbeda-beda serta adanya keterlibatan dari lintas sektor.Simpulan: Kesiapan pelaksanaan SPM kebencanaan di Balkesmas Wilayah Magelang belum berjalan optimal dikarenakan belum melaksanakan seluruh mekanisme kegiatan sesuai dengan peraturan yang tersedia. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain aspek input, proses, dan lingkungan.Kata kunci: Standar Pelayanan Minimal, kebencanaan, Balkesmas Magelang ABSTRACTTitle: Implementation of Minimum Service Standards in the Health Sector on Disaster Indicators in Balkesmas Magelang Region, Central Java Province Background: Indonesia is a disaster-prone country. Therefore, to ensure the availability of the basic needs of its citizens, it is necessary to set the Minimum Service Standards. Central Java Province is the province with the highest number of disasters in Indonesia in 2019. As the Technical Implementation Unit for the Central Java Province government, Balkesmas Magelang must also help implement provincial health MSS on disaster indicators to achieve the 100% target.Method: The study was conducted using qualitative methods with a descriptive-analytic approach. Data collection was carried out by using in-depth interviews and the research subjects were determined by purposive sampling technique.Result: The results showed that in the input aspect, surveillance, epidemiology, and reproductive health personnel were not available, there was no budget allocation and provision of facilities and infrastructure, and there were no technical guidelines / SOPs for the implementation of MSS in the scope of Balkesmas, the process aspect was that they had not carried out the activity steps. determination of targets, planning activities, preparation of facilities, infrastructure, and human resources, as well as activities for the implementation of service fulfillment, and in environmental aspects it is known that the geographical conditions and potential for disasters in the working area of Balkesmas Magelang are different and there is involvement from across sectors.Conclusion: The readiness of implementing disaster MSS in Balkesmas Magelang Region has not been optimal because it has not implemented all activity mechanisms in accordance with the available regulations. This is influenced by several factors, including aspects of the input, process, and environment.Keywords: minimum service standards, disaster, Balkesmas Magelang
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/12302
2016-10-14T11:26:39Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/12302
2016-10-14T11:26:39Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 9, No 2 (2010): MKMI; 59-65
Hubungan Antara Karakteristik Individu, Pengetahuan Dan Sikap Operator Mesin Winding Unit Spinning Vi Dengan Kepatuhan Terhadap Instruksi Kerja Di Perusahaan Tekstil Semarang
Lidyawati, Herlinda
Kurniawan, Bina
-, ekawati
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/12302
characteristics of individual, knowledge, attitude, compliant, working guideline instruction
en
Compliance is following standard or law that is set up with clear, published by competent institutions in a particular field. Factors that affect compliance are demographic variables such as age, gender, ethnicity, social economic status and education, psychosocial variables such as intelligence, attitude towards health acceptance or repudiation of the rules, religious beliefs, or culture and cost. Working guideline instruction is a document contented of step by step detailed activity from one working unit or divisional function on work in technical term. The individual behavior is affected by predisposition, possibility and transducer factors. Predisposition fact is antecedent factor toward behavior and fundamental or motivation to performer. This observation is aimed to determine the relation between characteristics of individual, knowledge and working attitude with compliant tower working guideline instruction. The observation design which used in this observation is cross section whereby dependent variable is observed in same time. The population on this observation is entire winding machine operators unit spinning VI at textile manufacture of Semarang city. The sample in this observation is 44 respondents. The sample was drawn by accidental techniques. The data sources used in this observation consist of two types that were primary and secondary data. The data yielded is then analyzed by using SPSS 16 software version. The analysis conducted in this observation is using univariate and bivariate analyses by chi square testing. Based of the observation result it was determined there no meaning relationship between characteristics of individual, knowledge, and attitude with compliant towards working guideline instruction.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/37706
2022-02-18T15:34:29Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/37706
2022-02-18T15:34:29Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 3 (2021): MKMI; 163-167
Analisis Penyebab Belum Optimalnya Pelayanan Hipertensi di Puskesmas Kedungmundu
Pratiwi, Annisa; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Jati, Sutopo Patria; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusumastuti, Wulan; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Mustikowati, Mutia Galuh; Dinas Kesehatan Kota Semarang, Semarang|Dinas Kesehatan Kota Semarang
2021-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/37706
SPM; Hipertensi; Pelayanan Kesehatan
id
Latar Belakang: Pada masa pandemi COVID-19 penyakit hipertensi merupakan penyebab tertinggi kasus kematian akibat COVID-19 di Jawa Tengah. Puskesmas Kedungmundu adalah puskesmas dengan capaian SPM Penderita Hipertensi terendah di Kota Semarang tahun 2020. Capaian kinerja Standar Pelayanan Minimal Penderita Hipertensi di Puskesmas Kedungmundu yaitu sebesar 23%. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis implementasi Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan pada penderita hipertensi di Puskesmas Kedungmundu.Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan indepth interview dengan Informan penelitian pemegang program PTM, pemegang program prolanis, kepala puskesmas, salah satu staff P2P DKK Semarang, dan pasien penderita hipertensi dilakukan pada bulan Januari- Maret 2021Hasil: Implementasi standar pelayanan minimal belum optimal, minimnya komunikasi dan koordinasi pihak puskesmas dengan jejaring maupun masyarakat, sasaran belum menerapkan perilaku hidup sehat dan masih sebagian sasaran yang melakukan pengobatan hipertensi secara rutin ke Puskesmas, sumber daya manusia di Puskesmas Kedungmundu memiliki tugas ganda menjadi tracer COVID-19, dan belum terbentuknya persepsi masyarakat akan kebutuhan Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan.Simpulan: Implementasi standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada pelayanan kesehatan pada penderita hipertensi belum dilaksanakan dengan optimal Kata Kunci: SPM, Hipertensi, Pelayanan Kesehatan ABSTRACTTittle : Analysis of the causes of not optimal hypertension services at the Kedungmundu Community Health CenterBackground: During the pandemic covid'19, hypertension was the highest cause of death by the covid'19 in Central Java. Puskesmas Kedungmundu is Puskesmas with the lowest MMS achievement in semarang city in 2020. Performance achievement of MSS Hypertension Sufferers in Puskesmas Kedungmundu is 23%. The purpose of this study is to analyze the implementation of Minimum Service Standards in the Field of Health on indicators of hypertension patients' services in Puskesmas Kedungmundu.Method: This study uses qualitative method with indepth interview with Research informants of PTM program holders, prolanis program holders, head of puskesmas, one of the Semarang DKK P2P staff, and patients with hypertension were carried out from January to March 2021Result: The implementation has not been optimal, the lack of communication and coordination of the puskesmas with the network and the community, the target has not implemented healthy living behaviors and still some targets that conduct regular hypertension treatment to the Puskesmas, human resources in puskesmas kedungmundu which has a double duty to be tracer covid'19, and has not formed public perception of the needs of Minimum Service Standards in the field of Health.Conclusion: The implementation of minimum service standards in the health sector in health services for hypertension sufferers has not been implemented optimally.Keywords: MMS, Hypertension, Health Services
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/23114
2022-08-04T03:40:55Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23114
2022-08-04T03:40:55Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 18, No 3 (2019): MKMI; 1-5
Implementasi Promotion Mix dalam Upaya Penciptaan Nilai pada Pelayanan Rawat Inap di RSUD Ungaran
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/23114/64140
Eriyanti, Vinda Dwi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Arso, Septo Pawelas; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nandini, Nurhasmadiar; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2019-07-04 22:21:30
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23114
promosi; penciptaan nilai; rawat inap
Diponegoro University
id
ABSTRAKLatar belakang: Capaian kepuasan pelanggan rawat inap di RSUD Ungaran masih kurang dari 90%, menunjukkan RSUD Ungaran belum mencapai standar minimal dalam hal kepuasan pelanggan. Maka dari itu RSUD Ungaran harus menciptakan layanan bernilai dari sebelum pemberian layanan kepada pasien agar dapat meningkatkan kepuasan pasien salah satunya dengan upaya promosi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bauran promosi dalam upaya penciptaan nilai pelayanan rawat inap di RSUD Ungaran.Metode: Penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif metode indepth interview dimana sampel dipilih berdasar teknik purposive sampling. Penelitian dilakukan pada Februari-Maret 2019. Subjek penelitian merupakan Kepala Seksi Pelayanan Medik, Kepala Seksi Keperawatan, Kepala Ruang Rawat Inap dan Kasubag Umum Kepegawaian sebagai informan utama. Sedangkan informan triangulasi yaitu Dokter, Perawat dan pasien. Faktor yang dianalisis meliputi advertising, sales promotion, personal selling, public relations dan direct marketing.Hasil: Hasil penelitian yaitu promosi sudah dilakukan pihak RSUD Ungaran dengan talkshow kesehatan di radio, web Rumah Sakit, papan pengumuman, banner, leaflet, brosur merupakan bentuk promosi advertising. RSUD Ungaran tidak melakukan personal selling dan sales promotion. Promosi public relations melalui talkshow bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Direct marketing dilakukan dengan mengadakan kegiatan senam bersama paguyuban sayang ginjal, paguyuban stroke, serta persatuan diabetes. Simpulan dan Saran: Promosi yang sudah dilakukan pihak RSUD Ungaran adalah advertising, public relations dan direct marketing sehingga sudah mendukung upaya penciptaan nilai pelayanan rawat inap di RSUD Ungaran. Penelitian ini menyarankan kepada RSUD Ungaran untuk melakukan promosi personal selling kepada perseorangan dengan memberikan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit yang dilakukan secara berkala.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/37791
2022-08-04T04:52:00Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/37791
2022-08-04T04:52:00Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 4 (2021): MKMI; 240-250
Determinan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Usia Remaja di Wilayah Kerja Puskesmas Genuk Kota Semarang
Anindia, Laila Septia; Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Widjanarko, Bagoes; Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusumawati, Aditya; Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-08-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/37791
Ibu Usia Remaja; Menyusui; ASI Eksklusif
id
Latar belakang: ASI adalah makanan terbaik bagi bayi usia 0-6 bulan. Ibu usia remaja diketahui memiliki angka cakupan ASI eksklusif yang rendah. Capaian ASI eksklusif di Kecamatan Genuk pada tahun 2018 hanya sebesar 39,61%, sehingga masih di bawah target nasional yaitu 50%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu usia remaja di wilayah kerja Puskesmas Genuk.Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu usia remaja (15-21 tahun) yang memiliki bayi usia 6-12 bulan. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Penghitungan sampel menggunakan Rumus Slovin didapatkan sebanyak 60 responden. Pengumpulan data menggunakan google form yang disebarkan melalui pesan singkat Whatsapp ibu usia remaja dan kuesioner dibagikan secara langsung kepada ibu usia remaja.Hasil: Analisis menunjukkan sebanyak 36,7% responden telah memberikan ASI eksklusif. Terdapat hubungan antara keikutsertaan kelas ibu hamil (p-value = 0,010), keikutsertaan kelas ibu balita (p-value = 0,002), persepsi (p-value = 0,000), motivasi (p-value = 0,000), pengetahuan (p-value = 0,002), sikap (p-value = 0,000), dan dukungan suami (p-value= 0,005) terhadap perilaku pemberian ASI eksklusif pada ibu usia remaja.Simpulan: Hasil uji chi square dan fisher exact menunjukkan bahwa ada hubungan antara keikutsertaan kelas ibu hamil, keikutsertaan kelas ibu balita, persepsi, motivasi, pengetahuan, sikap, dan dukungan suami. Tidak ada hubungan antara usia, pendidikan, status pekerjaan, pendapatan keluarga, paritas, status kehamilan, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan, dan akses informasi.Kata kunci: Ibu Usia Remaja, Menyusui, ASI Eksklusif ABSTRACTTitle: Determinants of Exclusive Breastfeeding Behavior in Adolescent Mothers in the Work Area of the Genuk Public Health Center, Semarang CityBackground: Breast milk is the best food for babies aged 0-6 months. Adolescent mothers are known to have low rates of exclusive breastfeeding. The achievement of exclusive breastfeeding in Genuk sub-district in 2018 was only 39.61%, so it is still below the national target of 50%. This study aims to determine what factors are associated with exclusive breastfeeding for adolescent mothers in the work area of the Genuk Health Center.Method: This study used a quantitative method with a cross-sectional approach. The population in this study were mothers of adolescence (15-21 years) who had babies aged 6-12 months. The sampling technique used simple random sampling. The sample count using the Slovin formula obtained as many as 60 respondents. Data collection using google form which is distributed via WhatsApp short messages for teenage mothers and questionnaires distributed directly to teenage mothers.Result: The analysis showed that 36.7% of respondents had exclusively breastfed. There is a relationship between class participation of pregnant women (p-value = 0.010), class participation of mothers under five (p-value = 0.002), perception (p-value = 0,000), motivation (p-value = 0,000), knowledge (p-value = 0.002), attitude (p-value = 0.000), and husband's support (p-value = 0.005) on the behavior of exclusive breastfeeding in adolescent mothers.Conclusion: Chi square and fisher exact test results show that there is a relationship between class participation of pregnant women, class participation of mothers under five, perceptions, motivation, knowledge, attitudes, and husband's support. There is no relationship between age, education, employment status, family income, parity, pregnancy status, family support, support from health workers, and access to information.Keywords: Adolescent Mothers, Exclusive Breastfeeding, Breastfeeding
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/24713
2022-08-04T04:23:22Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24713
2022-08-04T04:23:22Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 18, No 4 (2019): MKMI; 140-146
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan oleh Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Mekarsari Tahun 2019
Panggantih, Annisya; Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta|Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Pulungan, Rafiah; Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta|Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Iswanto, Acim; Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta|Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Yuliana, Terry; Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta|Universitas Pembangunan Nasional Veteran
2019-12-27 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24713
Pemanfaatan pelayanan kesehatan; Peserta JKN; Puskesmas
id
Latar belakang: Pemanfaatan pelayanan kesehatan merupakan upaya penggunaan fasilitas kesehatan dalam meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan. Diketahui bahwa pemanfaatan Puskesmas Mekarsari tahun 2016 sebesar 30,5%, tahun 2017 sebesar 32,2% dan menurun pada tahun 2018 sebesar 30,0%. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan karakteristik predisposisi, pendukung dan kebutuhan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Metode: Desain studi yang digunakan adalah crossectional dengan jumlah sampel sebanyak 109 orang dengan metode pengambilan sampel purposive sampling dari populasi sebanyak 8.310 orang peserta JKN di Puskesmas Mekarsari. Data menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji Chi square. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa responden yang memanfaatkan Puskesmas Mekarsari dalam 3 bulan terakhir sebanyak 38,5 % dan tidak memanfaatkan sebanyak 61,5%. Terdapat hubungan antara manfaat pelayanan kesehatan (p-value 0,001), persepsi mengenai JKN (p-value 0,048), sikap tenaga kesehatan (p-value 0,021) dan persepsi sehat dan sakit (p-value 0,037) dengan pemanfaatkan pelayanan kesehatan Simpulan: Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara manfaat pelayanan kesehatan, persepsi mengenai JKN, sikap tenaga kesehatan dan persepsi sehat dan sakit dengan pemanfaatkan pelayanan kesehatan. Tidak ada hubungan antara umur, jenis kelamin, pendidikan, jarak tempuh, sarana transportasi, biaya tempuh dan waktu tunggu pelayanan.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/41187
2022-02-20T08:46:41Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/41187
2022-02-20T08:46:41Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 6 (2021): MKMI; 443-450
Literature Review: Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Penyakit Kulit Pekerja Pengangkut Sampah di TPA
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/41187/0
Rokhiya, Naily Aniqotur; Prodi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan, Universitas Nahdlatul Ulama, Surabaya|Universitas Nahdlatul Ulama
Asih, Akas Yekti Pulih; Prodi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan, Universitas Nahdlatul Ulama, Surabaya|Universitas Nahdlatul Ulama
Setianto, Budhi; Prodi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan, Universitas Nahdlatul Ulama, Surabaya|Universitas Nahdlatul Ulama
2021-12-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/41187
Kejadian Penyakit Kulit; Pengangkut Sampah; Personal Hygiene
id
Latar belakang: Kejadian penyakit kulit seringkali dialami oleh petugas pengangkut sampah. Didasari dengan perilaku personal hygiene yang tidak dilakukan secara baik oleh tiap petugas pengangkut sampah setelah melakukan pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan personal hygiene dengan kejadian penyakit kulit pada pekerja pengangkut sampah di TPA.Metode: Metode yang digunakan dalam penulisan literature review ini adalah tradisional literature review. Sumber data yang digunakan berasal dari google scholar dan portal garuda dalam rentang waktu 2015-2020. Kata kunci yang digunakan yaitu “Personal Hygiene dengan penyakit kulit pekerja pengangut sampah di TPA”. Setelah dilakukan screening didapatkan sebanyak 12 artikel rujukan.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat aspek aspek personal hygiene yang memiliki hubungan dengan kejadian penyakit kulit yaitu kebersihan kulit, rambut, tangan, kaki, dan kuku. Secara umum juga menyebutkan bahwa personal hygiene memiliki hubungan dengan kejadian penyakit kulit.Simpulan: Simpulan literature review ini adalah perilaku Personal Hygiene yang buruk dapat menyebabkan kejadian penyakit kulit pada pekerja pengangkut sampah di TPA. Kejadian tersebut dapat mengganggu aktifitas pekerja pengangkut sampah dalam bekerja. Kejadian tersebut dapat dihindari dengan melakukan kegiatan Personal Hygiene dengan baik mulai dari perawatan rambut sampai dengan perawatan kulit.Kata kunci: Kejadian Penyakit Kulit; Pengangkut Sampah; Personal Hygiene ABSTRACTTitle: Literature Review: Association of Personal Hygiene with Incidence of Skin Diseases in Transporting Waste Workers in LandfillBackground: The incidence of skin diseases is often experienced by garbage collectors. Based on personal hygiene behavior that is not carried out properly by each garbage collector after doing work. This study aims to analyze the relationship of personal hygiene with the incidence of skin diseases in workers who transport waste at the TPA. Method: The method used in writing this literature review is a traditional literature review. The data sources used are from Google Scholar and the Garuda Portal in the 2015-2020 period. The keywords used are "Personal Hygiene with skin diseases of workers carrying waste at the TPA". After screening, 12 reference articles were obtained.Result: The results of this study indicate that there are aspects of personal hygiene that have a relationship with the incidence of skin diseases, namely the cleanliness of the skin, hair, hands, feet, and nails. In general, it is also stated that personal hygiene has a relationship with the incidence of skin diseases.Conclusion: The conclusion of this literature review is that poor Personal Hygiene behavior can cause skin diseases to occur in waste transport workers at the TPA. This incident can disrupt the activities of waste transport workers at work. This incident can be avoided by doing good Personal Hygiene activities, from hair care to skin care.Keywords: Skin Diseases; Garbage Collectors; Personal Hygiene
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/24515
2022-08-08T06:05:47Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24515
2022-08-08T06:05:47Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 1 (2020): MKMI; 68-76
Kemampuan Hidrogen Peroksida dan Formaldehid dalam Menurunkan Bakteri Pseudomonas aeruginosa pada Limbah Jarum Suntik di RS X Kota Semarang
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/24515/68794
Utami, Riza Dwi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Wahyuningsih, Nur Endah; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Budiyono, Budiyono; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-02-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24515
Hidrogen Peroksida; Formaldehid; Pseudomonas aeruginosa; Limbah jarum suntik
id
Latar belakang:Pada limbah jarum suntik ditemukan jumlah koloni bakteri Pseudomonas aeruginosa sebanyak 1,3x103 dan 2,1x103 CFU/ml. Desinfeksi dengan Hidrogen Peroksida dan Formaldehiddapat digunakanuntuk menurunkan mikroorganisme pathogen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas desinfektan Hidrogen Peroksida dan Formaldehid dengan variasi dosis dan lama waktu kontak terhadap penurunan jumlah koloni bakteri Pseudomonas aeruginosa pada limbah jarum suntik.Metode:Jenis penelitian ini adalah quasi experimental dengan rancangan non equivalent control group design. Analisis statistikmenggunakan uji Repeated ANOVA (α=5%).Hasil:Hasil penelitian pada sampel sebelum diberikan perlakuan pada desinfektan Hidrogen Peroksida dan formaldehid masing-masing adalah 2,2x103 dan 2,0x103 CFU/ml. Dosis Hidrogen Peroksida diberikan sebanyak 0,75% dan 1,5% (v/v). Dosis Formaldehid sebanyak 0,0185% dan 0,037%(v/v), masing-masing menggunakan variasi lama waktu kontak 1 menit, 5 menit, 10 menit dengan 4 kali pengulangan. Hidrogen Peroksida dapat menurunkan jumlah koloni bakteri Pseudomonas aeruginosa dosis 1,5% (p=0,032), waktu kontak 10 menit (p=0,024). Sedangkan Formaldehid menurunkan jumlah koloni bakteri Pseudomonas aeruginosa dosis 0,037% (p=0,027), waktu kontak 10 menit (p=0,049).Simpulan:Hidrogen Peroksida dan Formaldehid mampu menurunkan jumlah koloni bakteri Pseudomonas aeruginosapada limbah jarum suntik meskipun belum semuanya hilang. Kata kunci: Hidrogen Peroksida, Formaldehid, Pseudomonas aeruginosa, Limbah jarum suntik ABSTRACT Title: The Ability of Hydrogen Peroxide and Formaldehyde in Reducing Pseudomonas aeruginosa Bacteria in Syringe Waste in X Hospital Semarang City Background:In needle syringe waste, the number of colonies of Pseudomonas aeruginosa was 1,3x103 and 2,1x103 CFU/ml. Disinfection with Hydrogen Peroxide and Formaldehyde can be used to reduce pathogenic microorganisms. The purpose of this study was to determine the effectiveness of Hydrogen Peroxide and Formaldehyde disinfectants with variations in dosage and contact time to decrease the number of colonies of Pseudomonas aeruginosa bacteria in needle syringe waste. Method:This type of research is quasi experimental with a non equivalent control group design. Statistical analysis using Repeated ANOVA test (α=5%). Result:The results of the study on the sample before being given treatment for disinfecting Hydrogen Peroxide and formaldehyde were 2,2x103 and 2,0x103 CFU/ml. The dose of Hydrogen Peroxide is given as much as 0.75% and 1.5% (v/v). Formaldehyde dosages are 0.0185% and 0.037% (v/v), each using a variation of the duration of contact time 1 minute, 5 minutes, 10 minutes with 4 repetitions. Hydrogen Peroxide can reduce the number of colonies of Pseudomonas aeruginosa bacteria by 1.5% (p=0.032), contact time 10 minutes (p=0.024). Whereas Formaldehyde reduced the number of colonies of Pseudomonas aeruginosa bacteria by a dose of 0.037% (p=0.027), contact time of 10 minutes (p=0.049). Conclusion:Hydrogen Peroxide and Formaldehyde can reduce the number of colonies of Pseudomonas aeruginosa bacteria in syringe waste even though not all of them are lost. Keywords: Hydrogen Peroxide, Formaldehyde, Pseudomonas aeruginosa, Syringe waste
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/43884
2022-08-18T04:44:20Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43884
2022-08-18T04:44:20Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 3 (2022): MKMI; 178-183
Faktor yang Berhubungan dengan Status Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Bayi Usia 12-23 Bulan di Kabupaten Temanggung Tahun 2018 dan 2019
Arisanti, Nugraheni Dwi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Martini, Martini; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Hestiningsih, Retno; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Saraswati, Lintang Dian; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43884
Imunisasi Dasar Lengkap; Pengetahuan; Persepsi; Sikap; Keyakinan
id
Latar belakang: Imunisasi dapat disebut sebagai bentuk intervensi kesehatan yang paling sukses dalam mengurangi angka kematian dan angka kesakitan dunia. Namun, imunisasi yang kurang memadai dapat menimbulkan ancaman kesehatan masyarakat yang besar. Diperkirakan 3 juta kematian pada balita terjadi setiap tahunnya disebabkan karena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan status kelengkapan imunisasi dasar pada bayi usia 12-23 bulan di Kabupaten Temanggung tahun 2018 dan 2019.Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional berulang. Sampel pada penelitian sebesar 498 reponden (2018) dan 199 responden (2019) yang diperoleh dari data sekunder penelitian Cakupan Imunisasi di Kabupaten Temanggung tahun 2018 dan 2019. Instrumen yang digunakan adalah Kartu Pantau Cepat (RCC). Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengetahuan, persepsi, sikap, dan keyakinan ibu terhadap imunisasi.Hasil: Hasil analisis bivariat ditemukan nilai kemaknaan pengetahuan ibu p=0,165 (2018) dan p=0,059 (2019), persepsi ibu p=0,039 (2018) dan p=0,000 (2019), sikap ibu p=0,000 (2018) dan p=0,164 (2019), serta keyakinan ibu p=0,000 (2018) dan p=0,302 (2019).Simpulan: Persepsi, sikap dan keyakinan memiliki hubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar tahun 2018, sedangkan tahun 2019 hanya persepsi ibu yang memiliki hubungan. Perlu adanya upaya peningkatan pemberian imunisasi dasar pada bayi agar tercapai desa UCI 100% melalui promosi dan edukasi mengenai pentingnya imunisasi.Kata kunci: : Imunisasi Dasar Lengkap; Pengetahuan; Persepsi; Sikap; Keyakinan ABSTRACTTitle: Factors Associated with Basic Immunization Completeness Status Among Infants Age 12-23 Months in Temanggung Regency in 2018 and 2019Background: Immunization is the most successful and cost-effective health intervention in reducing global mortality and morbidity. On the other hand, insufficient immunization poses a major public health threat. It is estimated that 3 million deaths occur in children under-five each year due to vaccine-preventable diseases. This study examined the determinants factors which is correlate to the completeness status of basic immunization among infants aged 12-23 months in Temanggung Regency in 2018 and 2019.Method: The research design used was repeated cross sectional. The sample used was 498 respondents (2018) and 199 respondent (2019) based on secondary data from Immunization Coverage research in Temanggung Regency 2018-2019. The instrument used was the Rapid Card Check (RCC). The independent variables of this study were knowledge, perceptions, attitudes, and beliefs of mothers on immunization.Result: The results of the bivariate analysis found that the significance value of mother's knowledge was p=0.165 (2018) and p=0.059 (2019), mother's perception was p=0.039 (2018) and p=0.000 (2019), mother's attitude was p=0.000 (2018) and p = 0.164 (2019), and mother's confidence p=0.000 (2018) and p=0.302 (2019).Conclusion: Mother's perceptions, attitudes and beliefs are related to the completeness of basic immunization in 2018, while in 2019 only mother’s perception has a relationship with completeness of basic immunization. There needs an effort to increase the coverage of basic immunization in order to achieve 100% Universal Child Immunization (UCI) through promotion and education about the importance of immunization.Keywords: Basic Immunization; Basic Immunization; Knowledge; Perceptions; Attitudes; Beliefs
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/41735
2022-09-05T08:51:31Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/41735
2022-09-05T08:51:31Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 2 (2022): MKMI; 74-80
Evaluasi Pelaksanaan Program Pelacakan Kontak (Contact Tracing) COVID-19 di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang
Sari, Widya Kartika; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Jati, Sutopo Patria; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusumastuti, Wulan; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/41735
COVID-19; pelacakan kontak
id
Latar belakang: Kasus konfirmasi positif COVID-19 di Kota Semarang terus meningkat, khususnya di Kecamatan Tembalang. Pelacakan kontak (contact tracing) menjadi kunci utama dalam memutus mata rantai penularan COVID-19 dalam upaya menemukan dan mendeteksi orang-orang yang rentan terhadap virus COVID-19. Puskesmas Kedungmundu merupakan Puskesmas di Kabupaten Tembalang yang aktif melakukan contact tracing COVID-19. Namun, cakupan kejadian kontak COVID-19 di Puskesmas Kedungmundu masih tergolong rendah. Dari sini perlu dilakukan evaluasi terhadap aspek konteks, aspek input, aspek proses dan aspek produk mengenai bagaimana pelaksanaan program contact tracing COVID-19.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan menggunakan metode wawancara mendalam yang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Subyek penelitian sebagai informan utama antara lain Kepala Puskesmas, Koordinator Program Contact Tracing dan Tim Tracer. Sementara itu, Babinsa, Babhinkamtibmas, Dinas Kesehatan Kota Semarang dan Masyarakat menjadi triangulasi informan.Hasil: Capaian pelacakan kontak (contact tracing) COVID-19 di Puskesmas Kedungmundu sudah mencapai angka 87%, namun untuk ketepatan waktu pelaporan masih di angka 67%. Proses pelaksanaan masih terkendala oleh kekurangan masyarakat, serta jumlah dan kompetensi tim tracking.Simpulan: Program pelacakan kontak (contact tracing) COVID-19 di Puskesmas Kedungmundu belum dilaksanakan dengan optimal. Banyak hal yang membutuhkan perbaikan, penyesuaian dan perencanaan yang lebih sesuai.Kata kunci: COVID-19; pelacakan kontak ABSTRACTTitle: Evaluation of the Implementation of the COVID-19 Contact Tracing Program at the Kedungmundu Health Center, Semarang CityBackground: Positive confirmation cases of COVID-19 in Semarang City continue to increase, especially in Tembalang District. Contact tracing is the main key in breaking the chain of transmission of COVID-19 in an effort to find and detect people who are vulnerable to the COVID-19 virus. The Kedungmundu Health Center is a health center in Tembalang District that is active in carrying out contact tracing for COVID-19. However, the coverage of the low incidence of COVID-19 contacts at the Kedungmundu Health Center is still relatively low. From this, it is necessary to evaluate the context aspect, input aspect, process aspect and product aspect regarding how to implement the COVID-19 contact tracing program.Method: This research is a qualitative research with descriptive approach using in-depth interview method which was selected based on purposive sampling technique. The research subjects as the main informants include the Head of the Puskesmas, the Coordinator of the Contact Tracing Program and the Tracer Team. Meanwhile, Babinsa, Babhinkamtibmas, Semarang City Health Office and the Community became the triangulation of informants.Result: The achievement of contact tracing for COVID-19 at the Kedungmundu Health Center has reached 87%, but for the timeliness of reporting it is still at 67%. The implementation process is still constrained by the lack of community, as well as the number and competence of the tracking team.Conclusion: The COVID-19 contact tracing program at the Kedungmundu Health Center has not been implemented optimally. Many things still require improvement, adjustment and more appropriate planning.Keywords: COVID-19; contact tracing
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/24758
2022-08-10T02:18:18Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24758
2022-08-10T02:18:18Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 2 (2020): MKMI; 170-176
Gambaran Sanitasi Lingkungan di Puskesmas Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2016-2018
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/24758/69557
Ayuningtyas, Rahmadani Dara; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Budiyono, Budiyono; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Dewanti, Nikie Astorina Yunita; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24758
Sanitasi Lingkungan; Puskesmas Tengaran; Deskriptif
id
Latar Belakang: Lingkungan mempunyai andil yang paling besar terhadap status kesehatan. Sanitasi lingkungan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan, terutama pengelolaan sampah rumah tangga, pengelolaan limbah cair rumah tangga, kepemilikan air bersih dan kepemilikan jamban. Sanitasi lingkungan merupakan salah satu factor terkait dalam kejadian diare.Metode: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan kondisi sanitasi lingkungan di Puskesmas Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2016-2018. Penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan analisis deskriptif. Variable dalam penelitian ini adalah cakupan pengelolaan sampah rumah tangga, cakupan pengelolaan limbah cair rumah tangga, cakupan kepemilikan air bersih dan cakupan kepemilikan jamban. Sampel dari penelitian ini adalah data sekunder terkait dengan kejadian diare dan sanitasi lingkungan di Puskesmas Tengaran tahun 2016-2018.Hasil: Hasil dari penelitain ini menunjukan bahwa pada tahun 2016-2018 cakupan pengelolaan sampah rumah tangga tertinggi berada di Desa Tengaran (91,8%), Desa Tegalrejo (87,6%), Desa Tengaran (98,5%). Pada tahun 2016-2018 cakupam pengelolaan limbah cair rumah tangga tertinggi berada di Desa Butuh (88,6%), Desa Bener (81,7%), Desa Tegalrejo (90,3). Pada tahun 2016-2018 cakupan kepemilikan air bersih tertinggi berada di Desa Patemon (100%, 100%, 96%). Pada tahun 2016-2018 cakupan kepemilikan jamban tertinggi berada di Desa Patemon (100%, 100%, 96,5%).Simpulan: Sanitasi lingkungan (pengelolaan sampah rumah tangga, pengelolaan limbah cair, kepemilikan air bersih, kepemilikan jamban) sudah tergolong baik. Sanitasi lingkungan di Puskesmas Tengaran tahun 2016-2018 merupakan salah satu faktor yang terkait dengan kejadian diare di Puskesmas Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2016-2018.Kata kunci: Sanitasi Lingkungan, Puskesmas Tengaran, Deskriptif ABSTRACT Title: Diarrhea And Environmental Sanitation In Tengaran Health Center Semarang District, 2016-2018 Background: The environment has the biggest contribution to health status. Environmental sanitation is an important factor that must be considered, especially management of household waste, management of household wastewater, ownership of clean water and ownership of latrines. Environmental sanitation is one of the factors in the incidence of diarrhea.Method: The purpose of this study was to describe the conditions of environmental sanitation at the Tengaran Health Center Semarang Regency in 2016-2018. This study is an observational study with a cross sectional approach and used descriptive analysis. Variables in this study are coverage of household waste management, coverage of household wastewater management, coverage of ownership of clean water and coverage of latrine ownership. The sample from this study is secondary data related to the incidence of diarrhea and environmental sanitation in Tengaran Health Center in 2016-2018.Result: The results of this study show that in 2016-2018 the highest coverage of household waste management was in Tengaran Village (91.8%), Tegalrejo Village (87.6%), Tengaran Village (98.5%). In 2016-2018, the highest level of household wastewater management was in the Need Village (88.6%), Bener Village (81.7%), Tegalrejo Village (90.3). In 2016-2018 the highest coverage of clean water ownership was in Desa Patemon (100%, 100%, 96%). In 2016-2018 the highest latrine ownership coverage was in Patemon Village (100%, 100%, 96.5%).Conclusion: Environmental sanitation (management of household waste, management of household wastewater, ownership of clean water, ownership of latrines) has been classified as good. Environmental sanitation in Tengaran Puskesmas in 2016-2018 is one of the factors associated with the incidence of diarrhea in the Tengaran Semarang Health Center in 2016-2018.Keywords: Environmental Sanitation, Tengaran Health Center, Descriptive
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/43892
2023-03-06T05:17:11Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43892
2023-03-06T05:17:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 5 (2022): MKMI; 307-312
Hubungan Pengetahuan Gizi dan Persepsi Body Image dengan Kebiasaan Sarapan Pagi pada Remaja Putri di Surakarta
Sukoco, Larissa Agustina; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Widajanti, Laksmi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kartasurya, Martha Irene; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43892
pengetahuan gizi; persepsi citra tubuh; kebiasaan sarapan
id
Latar Belakang: Anak usia remaja terutama remaja putri (56,9%) lebih memilih mengkonsumsi camilan dan melewatkan dua kali waktu makansebagai upaya remaja dalam mempertahankan atau menurunkan dan mengurangi berat badan serta menjaga penampilan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pengetahuan gizi dan persepsi body image dengan kebiasaan sarapan pagi pada siswi SMA Negeri 4 Surakarta.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Subjek berjumlah 82 siswi kelas 10 dan 11 dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan secara online dengan menggunakan media google form yang terdiri dari data diri responden, pengetahuan gizi dan body image, kebiasaan sarapan dengan food recall 1x24 jam.Hasil: Sebanyak 54,9% responden memiliki tingkat pengetahuan gizi cukup, 52,4% responden memiliki persepsi body image positif, 40,2% responden jarang melakukan sarapan pagi dan 87,8% memiliki IMT normal. Tidak ada hubungan pengetahuan gizi dengan kebiasaan sarapan (r=0,17, p=0,127). Terdapat hubungan persepsi body image dengan kebiasaan sarapan (r=0.311, p=0.004). Terdapat hubungan antara persepsi body image dengan IMT (r=-0,388, p=0,002). Tidak terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan frekuensi sarapan (r=0,177, p=0,112).Simpulan: Responden dengan persepsi body image negatif jarang melakukan sarapan pagi dan responden dengan body image positif lebih banyak yang memiliki IMT normal.Kata Kunci: pengetahuan gizi; persepsi citra tubuh; kebiasaan sarapanABSTRACTTitle: Relationship between Nutrional Knowledge and Body Image Perception with Breakfast Habits in Adolescent Girls in SurakartaBackground: Adolescents, especially adolescent girls (56.9%) prefer to consume snacks and skip two meals as a an effort to maintain or lose and reduce weight and maintain appearance. This study aims to analyze the relationship between nutritional knowledge and perception of body image with breakfast habits in students of SMA Negeri 4 Surakarta.Methods: This research is a quantitative study with a cross sectional design. The subjects were 82 students in grades 10 and 11 using purposive sampling technique. Data collection was done online using google form media which consisted of respondent's personal data, knowledge of nutrition and body image, breakfast habits with food recall 1x24 hours.Results: A total of 54.9% of respondents had sufficient knowledge of nutrition, 52.4% of respondents had a positive body image perception, 40.2% of respondents rarely had breakfast and 87.8% had a normal BMI. There was no relationship between nutritional knowledge and breakfast habits (r=0.17, p=0.127). There is a relationship between body image perception and breakfast habits (r=0.311, p=0.004). There is a relationship between body image perception and BMI (r=-0.388, p=0.002). There was no relationship between body mass index and breakfast frequency (r=0.177, p=0.112).Conclusion: Respondents with a negative body image perception rarely eat breakfast and respondents with a positive body image have a normal BMI.Keyword: nutrition knowledge; body image; breakfast habits
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/25397
2022-08-18T04:32:50Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25397
2022-08-18T04:32:50Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 3 (2020): MKMI; 189-194
Paparan Debu Terhirup dan Gangguan Fungsi Paru pada Pedagang Tetap di Terminal Kota Tegal
Cintya, Ranindyta Elda; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Budiyono, Budiyono; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Joko, Tri; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25397
paparan debu terhirup; lama paparan; masa kerja; gangguan fungsi paru; terminal kota tegal
Diponegoro University, Departement of Public Health
id
ABSTRAKLatar belakang: Sektor transportasi memiliki kontribusi terbesar dalam menyebabkan pencemaran udara di lingkungan. Terminal bus merupakan salah satu kawasan yang menyumbang pencemaran udara dalam bentuk partikulat debu. Partikel debu respirabel bersifat mudah masuk ke dalam saluran pernapasan manusia sehingga paparannya berbahaya bagi kesehatan. Pedagang tetap di terminal merupakan populasi yang berisiko mengalami gangguan fungsi paru akibat paparan debu. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara paparan debu terhirup dengan gangguan fungsi paru pada pedagang tetap di Terminal Kota Tegal.Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan desain studi cross sectional. Sebanyak 35 sampel pedagang tetap yang masih aktif berjualan di Terminal Kota Tegal merupakan subjek penelitian ini. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengukuran paparan debu terhirup menggunakan Personal Dust Sampler selama 1 jam, sedangkan gangguan fungsi paru menggunakan spirometer. Analisis statistik dalam penelitian ini menggunakan uji Chi square dengan tingkat signifikansi 95%.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 12 responden (34,3%) memiliki paparan debu terhirup diatas NAB (≥3 mg/m3) dengan rata-rata paparan debu terhirup 2 mg/m3. Hasil pemeriksaan fungsi paru ditemukan sebanyak 22 responden (62,8%) memiliki gangguan fungsi paru restriksi dengan jenis gangguan terbanyak restriksi ringan. Hasil analisis menunjukkan ada hubungan antara paparan debu terhirup dengan gangguan fungsi paru (p=0,027).Simpulan: Paparan debu terhirup merupakan faktor risiko terjadinya gangguan fungsi paru pada pedagang tetap di Terminal Kota Tegal. Kata kunci: paparan debu terhirup, lama paparan, masa kerja, gangguan fungsi paru, terminal kota tegal ABSTRACTTitle: Exposure to Inhaled Dust and Pulmonary Function Disorder in Permanent Traders at Tegal City Bus Station Background: The transportation sector has the biggest contribution in causing air pollution in the environment. The bus station is one of the areas that contributes air pollution in the form of dust particulates. Respirable dust particles are easily entered into the human respiratory tract so that the exposure is harmful for health. Permanent traders in the bus station are populations who are risk of pulmonary function disorder due to dust exposure. The purpose of this study to analyze the relationship between exposure of inhaled dust and pulmonary function disorder in permanent traders in Tegal bus station.Method: The type of research is observational analytic with cross sectional design. A total of 35 samples of permanent traders who are still active selling at Tegal bus station are the subjects in this study. The sampling tecnique using purposive sampling. Measurement of inhaled dust exposure using Personal Dust Sampler for an hour, while pulmonary function disorder using spirometer. Statistical analysis in this research using Chi square test with a significance level of 95%.Result: The result of research showed that 12 respondents (34,3%) had inhaled dust exposure above NAB (≥3 mg/m3) with an average of inhaled dust exposure was 2 mg/m3. The result of the examination of lung function were found as many as 22 respondents (62.8%) had restriction pulmonary disorder with the most types of disorder is mild restriction. The analysis showed that there was a relationship between exposure of inhaled dust and pulmonary function disorder (p = 0.027).Conclusion:. Exposure of inhaled dust is a risk factor for pulmonary function disorder in permanent traders in Tegal bus station. Keywords: exposure of inhaled dust, duration of exposure, work period, pulmonary function disorder, tegal bus station
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/47274
2023-03-06T05:16:51Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/47274
2023-03-06T05:16:51Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 6 (2022): MKMI; 411-417
Strategi Pengendalian Stres Akademik di Era Pandemi COVID-19 pada Siswa Sekolah Menengah Atas (Studi Kasus Pada Siswa SMA Negeri 1 Kota Pariaman)
Yolami, Sri; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Husodo, Besar Tirto; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusumawati, Aditya; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-12-07 05:23:33
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/47274
remaja; stres akademik; coping stres
id
Latar Belakang: Stres akademik selama era pandemi COVID-19 dirasakan oleh siswa. Faktor penyebab stres akademik selama era pandemi COVID-19 yang berdampak yaitu perubahan metode pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi pengendalian stres akademik pada siswa SMA Negeri 1 Kota Pariaman. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan kuantitatif deskriptif.Metode: Metode pengambilan sampel dengan simple random sampling dan metode analisis data univariat dan bivariat. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA Negeri 1 Kota Pariaman.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor stres akademik masih tinggi, kejadian stres akademik rendah, serta strategi pengendalian stres akademik baik dengan teknik Schedule Daily Relaxing Time dan Problem focused coping.Kesimpulan: Komponen pada teori Cognitive Behaviour Modification (CBM)/Cognitive Behaviour Theraphy (CBT) saling berhubungan satu dengan yang lain dalam mempengaruhi startegi pengendalian stres akademik pada siswa kelas XII SMA Negeri 1 Kota Pariaman, meskipun tidak semuanya saling berhubungan secara statistic. Peneliti menyarankan kepada guru untuk memberikan sesi refreshment dan waktu interaksi sharing untuk berbagi cerita antara guru dan siswa untuk mengurangi tingkat stres akademik di era pandemi COVID-19 pada siswa.Kata kunci: remaja; stres akademik; coping stresABSTRACTTitle: Academic Stress Control Strategy in High School Students (Case Study in SMA Negeri 1 Pariaman City Students)Background: Academic stress during the COVID-19 pandemic era was felt by students. Factors causing academic stress during the COVID-19 pandemic era that have an impact are changes in learning methods. This study aims to determine how the academic stress control strategy in SMA Negeri 1 Pariaman City students. This research is a quantitative research with a descriptive quantitative approach.Methods: Sampling method using simple random sampling and univariate and bivariate data analysis methods. The sample in this study was class XII students of SMA Negeri 1 Kota Pariaman.Results: The results showed that the academic stress factor was still high, the incidence of academic stress was low, and the academic stress control strategy was good with Schedule Daily Relaxing Time and Problem focused coping techniques.Conclusion: The components of the Cognitive Behavior Modification (CBM)/Cognitive Behavior Theraphy (CBT) theory are related to each other in influencing academic stress control strategies for class XII students of SMA Negeri 1 Kota Pariaman, although not all of them are statistically related. Researchers suggest teachers to provide refreshment sessions and sharing interaction time to share stories between teachers and students to reduce academic stress levels in the era of the COVID-19 pandemic for students.Keywords: teenager; academic stress; coping stress
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/56136
2023-08-30T05:26:39Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56136
2023-08-30T05:26:39Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 4 (2023): MKMI; 271-276
Gambaran Tingkat Pengetahuan Mahasiswa terhadap Penggunaan Daun Jambu Biji sebagai Pengobatan Diare
Praldiakma, Andri Fahliza; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
Wahab, Abdul; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
Fitri, Elfa Wirdani; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
2023-08-28 07:07:54
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56136
daun jambu biji; diare; pengetahuan
id
Latar belakang: Penyakit diare masih menjadi suatu permasalahan kesehatan di negara berkembang seperti Indonesia. Lima provinsi dengan insiden maupun period prevalensi diare tertinggi adalah Papua, Sulawesi Selatan, Aceh, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah. Oleh karenanya, cara pencegahan dan pengobatan merupakan hal yang penting untuk diketahui oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa program studi Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama tentang penggunaan daun jambu biji untuk pengobatan diare.Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Abulyatma. Sampel pada penelitian ini sebanyak 142 mahasiswa dengan menggunakan teknik totally sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang disebarkan secara online melalui link google form. Data yang diperoleh dianalisis univariat dengan menggunakan program SPSS.Hasil: Data karakteristik responden meliputi jenis kelamin dan tahun angkatan mahasiswa. Hasil penelitian terkait gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa dengan kategori tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 90 orang (63,4%), tingkat pengetahuan cukup 39 orang (27,5%), dan tingkat pengetahuan rendah 13 orang (9,2%) yang memiliki tingkat pengetahuan terhadap penggunaan daun jambu biji sebagai pengobatan diare.Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Abulyatama lebih banyak yang memiliki pengetahuan baik terhadap penggunaan daun jambu biji sebagai pengobatan diare.Kata kunci: daun jambu biji; diare; pengetahuan Title: Description of Students' Knowledge of The Use of Guava Leaf in The Treatment Of DiarrheaBackground: Diarrhea is still a health problem in developing countries like Indonesia. The five provinces with the highest incidence and prevalence periods of diarrhea are Papua, South Sulawesi, Aceh, West Sulawesi, and Central Sulawesi. Therefore, methods of prevention and treatment are important for the public to know. This study aims to describe the level of knowledge of students of the Faculty of Medicine at Abulyatama University regarding the use of guava leaves for the treatment of diarrhea.Method: This study used a descriptive method with a cross-sectional approach. The population of this study were all students of the Medical Education Study Program at Abulyatma University. The sample in this study was 142 students, using the total sampling technique. The research instrument was a questionnaire distributed online via the Google Form link. The data obtained were analyzed univariately using the SPSS program.Result: Data on the characteristics of the respondents includes gender and year of student generation. The results of the study related to the description of the level of knowledge of students with a high level of knowledge category of as many as 90 people (63.4%), a sufficient level of knowledge of 39 people (27.5%), and a low level of knowledge of 13 people (9.2%) who have a level of knowledge on the use of guava leaves as a treatment for diarrhea.Conclusion: Based on the research results obtained, it can be concluded that more students of the Medical Education Study Program at Abulyatama University have good knowledge of using guava leaves as a treatment for diarrhea.Keywords: guava leaves; diarrhea; knowledge
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/31913
2022-08-19T04:10:48Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/31913
2022-08-19T04:10:48Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 4 (2020): MKMI; 284-289
Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Fasilitas Umum Keagamaan Masjid Dengan Metode Hazard Identification Risk Assessment (HIRA)
Yusuf, Abdul Mazid; Institut Teknologi Nasional, Bandung|Institut Teknologi Nasional
Manaf, Irfan; Institut Teknologi Nasional, Bandung|Institut Teknologi Nasional
Anissa, Lentiani; Institut Teknologi Nasional, Bandung|Institut Teknologi Nasional
Yulianti, Almaida; Institut Teknologi Nasional, Bandung|Institut Teknologi Nasional
Pratama, Muhammad Rivaldi; Institut Teknologi Nasional, Bandung|Institut Teknologi Nasional
Taufik, Ahmad; Institut Teknologi Nasional, Bandung|Institut Teknologi Nasional
Salafudin, Salafudin; Institut Teknologi Nasional, Bandung|Institut Teknologi Nasional
2020-08-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/31913
COVID-19; HIRA; potensi bahaya; masjid; pengendalian resiko
id
Latar Belakang: Kekhawatiran masyarakat meningkat sejalan dengan meluasnya penularan COVID-19 di hampir seluruh penjuru dunia dan protokol untuk menurunkan tingkat penurunan di sejumlah negara lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi bahaya, mengidentifikasi bahaya, mengetahui level resiko, dan langkah pengendalian resiko berkaitan dengan potensi penularan COVID-19. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-observatif dimana sebagian besar referensi dan data-data literatur diperoleh melalui media internet dengan berfokus pada metode HIRA. Objek penelitian adalah masjid meliputi area sholat utama, ruang audio, teras, toilet dan tempat wudhu.Hasil: Hasil identifikasi terdapat 13 sumber potensi bahaya, 7 potensi bahaya level sangat tinggi, 3 potensi bahaya level tinggi, 2 potensi bahaya level sedang dan 1 potensi level rendah. Simpulan: Faktor penyebab potensi bahaya antara lain: kurangnya informasi, kesadaran masyarakat kurang dan sikap memperingatkan yg tidak tegas. Untuk mengurangi resiko tersebut dilakukan pengendalian resiko meliputi administrasi, eliminasi, substitusi, dan APD.Kata Kunci: COVID-19, HIRA, potensi bahaya, masjid, pengendalian resiko ABSTRACTTitle: Prevention of Covid-19 Spread in the Mosque's Public Religious Facilities Using the Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) MethodBackground: As Pandemic of Covid-19 around the world the higher the concerns raised from governments, workers and organizations face major challenges in combating the Covid-19 pandemic and protecting safety and health in the work environment. The purpose of this study is to determine the potential for hazards, identify hazards, determine the level of risk, and risk control measures related to the potential transmission of Covid-19.Method: This research is a descriptive-observative study where most of the references and literature data are obtained through internet media by focusing on the HIRA method. The object of research is the mosque covering the main prayer area, audio room, terrace, toilet and ablution place.Result: The identification results found 13 sources of potential hazards, 7 very high level potential hazards, 3 high level potential hazards, 2 moderate level potential hazards and 1 low level potential. Conclusion: Factors causing potential hazards include: lack of information, lack of public awareness and indecisive warning. To reduce these risks, risk control include administration, elimination, substitution, and PPE.Keywords: Covid-19, HIRA, potential danger, mosque, risk control
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/55932
2023-08-02T16:16:06Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55932
2023-08-02T16:16:06Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 3 (2023): MKMI; 145-152
Tinjauan Penerapan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Dalam Implementasi Sistem Proteksi Kebakaran Aktif Di SMA Islam Hidayatullah Semarang
Azizah, Alaina; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Wahyuni, Ida; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Jayanti, Siswi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2023-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55932
alat pemadam api ringan; sistem proteksi kebakaran aktif; kebakaran
id
Latar belakang: Kebakaran merupakan kejadian yang tidak diinginkan serta menimbulkan kerugian. Alat Pemadam Api Ringan merupakan salah satu dari beberapa jenis sistem proteksi kebakaran aktif untuk memadamkan api diawal terjadinya kebakaran. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penerapan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di SMA Islam Hidayatullah Semarang berdasarkan Permenakertran No.4 Tahun 1980.Metode: penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam serta observasi dengan melibatkan 7 (tujuh) informan utama dan 3 (tiga) informan triangulasi.Hasil: Hasil penelitian ini yaitu alat pemadam api ringan yang berada di SMA Islam Hidayatullah Semarang sudah menerapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku, meliputi kondisi APAR yang terpasang, pemasangan APAR, pemeliharaan APAR. Namun masih terdapat ketidaksesuaian penerapan alat pemadam api ringan (APAR) di SMA Islam Hidayatullah Semarang sesuai dengan peraturan yang berlaku, seperti tidak ada pemasangan tanda APAR, tinggi puncak APAR melebihi standar 120cm dari dasar lantai, tidak ada pemeriksaan APAR jangka waktu 6 bulan, tidak dilakukannya percobaan tekan secara berkala, tidak ada dokumentasi pengelolaan APAR. Saran dari penelitian ini adalah untuk mengadakan pemasangan tanda APAR dan menyesuaikan kembali tinggi puncak APAR, melakukan percobaan tekan secara berkala pada APAR, melakukan dokumentasi pengelolaan APAR sesuai yang dianjurkan.Simpulan: Penerapan Alat Pemadam Api Ringan Di SMA Islam Hidayatullah Semarang terdapat ketidaksesuaian hal ini terdapat faktor yang mempengaruhi ketidaksesuaian tersebut yaitu kurang paham akan standar yang ada, kurangnya sumber daya, kurang prioritas terhadap penerapan APAR yang sesuai standar, kurangnya pengawasan, kurangnya dukungan manajemen.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/5393
2019-04-05T18:32:34Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/5393
2019-04-05T18:32:34Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 11, No 2 (2012): MKMI; 101-109
Dermatosis (Kelainan Kulit) Ditinjau Dari Aspek Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Pemulung Di Tpa Terjun Medan Marelan
Lestari Mahyuni, Eka
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/5393
en
Pemulung merupakan pekerjaan yang cukup berbahaya bagi kesehatan ataupun keselamatan kerja karena selalu berinteraksi dengan sampah sebagai sumber berkumpulnya kuman penyakit dan sarana yang baik bagi berkembangbiaknya vector penyakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dermatosis (kelainan kulit) yang dialami pemulung ditinjau dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja. Populasi berjumlah 450 orang dan tersebar dalam 3 strata kelompok umur yaitu 6-14 tahun, 15-50 tahun dan > 50 tahun. Sampel berjumlah 82 orang yang diambil dengan cara proportional stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan pemulung terbanyak adalah perempuan dengan masa kerja berkisar 1-17 tahun, bekerja selama 8-11 jam sehari. Dari 46 orang yang mengalami gangguan kulit, 4 orang (9 %) mengalami dermatitis kontak. Gangguan kulit lain yang tersebar di antara pemulung adalah scabies, tinea korporis, tinea falvalis,tinea versikolor, candidiasis, karbonkel, folikulitis, dan miliria rubra yang disebabkan karena jamur, parasit dan aktivitas keringat yang berlebih. Gangguan kulit ini terjadi karena pakaian yang berlapis dan cuaca panas serta kebersihan diri yang kurang dari pola kerja pemulung. Kata Kunci : Pemulung, Gangguan Kulit, APD
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/34990
2022-02-18T04:12:03Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/34990
2022-02-18T04:12:03Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 1 (2021): MKMI; 26-30
Status Kerentanan Keluarga ditinjau dari Karakteristik Responden dalam Menghadapi Pandemi COVID-19 di Provinsi Jawa Tengah
Unzila, Erliana; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Sriatmi, Ayun; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Budiyanti, Rani Tiyas; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-02-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/34990
Karakteristik Individu; Kerentanan Keluarga; COVID-19
id
ABSTRAKLatar belakang: Terjadinya penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di beberapa negara termasuk Indonesia di tahun 2020, dimana provinsi Jawa Tengah termasuk kedalam lima besar provinsi dengan kasus COVID-19 tertinggi. Pandemi COVID-19 ini dapat membuat kualitas hidup masyarakat menjadi lebih buruk dan menimbulkan kerentanan, dimana karakteristik suatu keluarga juga dapat mempengaruhi resiko kerentanan. Dengan adanya pandemi COVID-19 dapat mendorong adanya permasalahan ekonomi. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis hubungan karakteristik terhadap status kerentanan keluarga menghadapi pandemi COVID-19 di Provinsi Jawa Tengah.Metode: Jenis penelitian ini yaitu penelitian survei, pendekatan kuantitatif yang bersifat cross sectional. Terdiri dari 167 sampel dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Tengah pada bulan April hingga Desember 2020 yang dilakukan secara online. Variabel dalam penelitian ini yaitu karakteristik dan status kerentanan keluarga. Pengumpulan data menggunakan kuesioner berupa google form. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi. Analisis bivariat menggunakan chi square, dan rank spearman.Hasil: Hasil uji hubungan menunjukkan bahwa variabel rata-rata penghasilan/bulan (p=0,006) berhubungan dengan status kerentanan keluarga. Sedangkan variabel umur(p=0,525), tingkat pendidikan (p=0,142), status pekerjaan (p=0,074), jumlah tanggungan keluarga (p=0,364), dan status keluarga (p=0,692) tidak berhubungan dengan status kerentanan keluarga.Simpulan: Karakteristik responden berdasarkan rata-rata penghasilan/bulan berhubungan dengan status kerentanan keluarga dalam menghadapi COVID-19 di Provinsi Jawa Tengah.Kata kunci: Karakteristik Individu, Kerentanan Keluarga, COVID-19 ABSTRACT Title: Family Vulnerability Status in terms of Characteristics of Respondents to Face the Covid-19 Pandemic in Central Java Province Background: The spread of Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) in several countries including Indonesia in 2020, where the province of Central Java is included in the top five provinces with the highest COVID-19 cases. The COVID-19 pandemic can make people's quality of life worse and lead to vulnerability, where the characteristics of a family can also affect the risk of vulnerability. With the COVID-19 pandemic it can lead to economic problems. The purpose of this study is to analyze the relationship between characteristics and vulnerability status of families to face the COVID-19 pandemic in Central Java Province.Method: This is a survey research, quantitative approach is cross sectional. There are 167 samples, the sampling technique using accidental sampling. This research was conducted in Central Java Province from April to Desember 2020 by online. The variables are characteristics, and perceptions of physical distancing, and family vulnerability status. Data collection using a questionnaire using google form. Univariate analysis using frequency distribution. Bivariate analysis using chi square, and rank spearman.Result: The results of the correlaton test is the variable of average income / month (p= 0.006) were related to the vulnerability status of the family. Meanwhile, age (p = 0.525), education level (p = 0.142), type of work (p = 0.074), number of family dependents (p = 0.364), and family status (p = 0.692) were not related to family vulnerability status.Conclusion: Characteristics of respondents based on average income / month are related to the vulnerability status of families in facing COVID-19 in Central Java Province.Keywords: Individual Characteristics, Family Vulnerability, COVID-19
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/59908
2024-01-05T00:01:38Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/59908
2024-01-05T00:01:38Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 6 (2023): MKMI; 373-380
Pelaksanaan Deteksi Dini Covid-19 di Bandara oleh Petugas: Analisis Faktor yang Terkait dengan Pendekatan Cross-sectional
Iriyanti, Mutia; Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro|Universitas Diponegoro
Martini, Martini; Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro|Universitas Diponegoro
Yuliawati, Sri; Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro|Universitas Diponegoro
Saraswati, Lintang Dian; Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro|Universitas Diponegoro
Wuryanto, Moh. Arie; Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro|Universitas Diponegoro
2023-12-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/59908
deteksi dini COVID-19; bandara; petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan
id
Latar belakang: Deteksi dini COVID-19 di titik masuk negara berkaitan dengan kualitas petugas dalam pelaksanaan pencegahan penyakit. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan deteksi dini COVID-19 di bandara oleh petugas KKP Kelas IV Yogyakarta.Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh pegawai KKP Kelas IV Yogyakarta dengan sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sejumlah 40 orang. Variabel bebas meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana prasarana, pelatihan yang diikuti, peraturan yang berlaku, dukungan kepala kantor, dan dukungan rekan kerja. Sedangkan variabel terikat yaitu pelaksanaan deteksi dini Covid-19. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis secara bivariat dengan analisis statistik Chi-square (derajad kemaknaan =0,05). Hasil: Pelaksanaan deteksi dini COVID-19 di bandara oleh petugas KKP Kelas IV Yogyakarta sebagian besar masih kurang baik (55,0%). Ada hubungan signifikan antara pengetahuan (p=0,002), sikap (p<0,01), ketersediaan sarana prasarana (p<0,01), pelatihan yang pernah diikuti (p=0,013) dan dukungan kepala kantor (p=0,011) dengan pelaksanaan deteksi dini COVID-19 di bandara, sedangkan umur (p=0,073), jenis kelamin (p=0,585), tingkat pendidikan (p=0,759), masa kerja (p=0,998), sosialisasi peraturan yang berlaku (p=0,054) dan dukungan rekan kerja (p=0,998) tidak memiliki hubungan signifikan.Simpulan: Ada hubungan antara pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana prasarana, pelatihan yang pernah diikuti, dan dukungan kepala kantor dengan pelaksanaan deteksi dini COVID-19 di bandara oleh petugas KKP Kelas IV Yogyakarta. Disarankan perlunya pelatihan kewaspadaan dini berkala bagi petugas.Kata kunci: deteksi dini COVID-19; bandara; petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Title: Related Factors for Early Detection Implementation of Covid-19 at the Airport by Yogyakarta Class IV Port Health OfficerBackground: Early detection of COVID-19 at country entry points is related with quality of officers in implementing disease prevention. The aim of this research is analyze factors related for early detection implementation of COVID-19 at the airport by Yogyakarta Class IV Port Health officers.Method: This research using analytical observational method with cross sectional approach. Population were all KKP Class IV Yogyakarta employees with sample that met the inclusion and exclusion criteria was 40 people. Independent variables include age, gender, education, working period, knowledge, attitude, infrastructure availability, training attended, applicable regulation, support from head office and work colleague. Dependent variable was early detection of Covid-19. Data were collected using a questionnaire and analyzed univariately and bivariately with Chi-square statistical analysis (degree of significance alpha=0.05). Result: Implementation of COVID-19 early detection at the airport by Yogyakarta Class IV Port Health officers was mostly poor (55.0%). There was a significant relationship between knowledge (p=0.002), attitude (p<0.01), infrastructure availability (p<0.01), training attended (p=0.013) and support from head office (p=0.011) with the early detection implementation of COVID-19 at the airport, while age (p=0.073 ), gender (p=0.585), education level (p=0.759), length of service (p=0.998), socialization of applicable regulations (p=0.054) and co-worker support (p=0.998) did not have a significant relationship.Conclusion: There was a relationship between knowledge, attitude, infrastructure availability, training attended, and support from head office with the early detection implementation of COVID-19 at the airport by Yogyakarta Class IV Port Health officers. It is recommended that regular early warning training for officers be required.Keywords: early detection of COVID-19; airport; Port Health Officer
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/55944
2023-08-02T16:17:24Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55944
2023-08-02T16:17:24Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 3 (2023): MKMI; 209-216
Pelaksanaan Program Triple Elimination pada Ibu Hamil di Puskesmas Karanganyar Kota Semarang Menggunakan Model CIPP
Ayunda, Nadia Dela; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Arso, Septo Pawelas; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nandini, Nurhasmadiar; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2023-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55944
triple elimination; ibu hamil; CIPP
id
Latar belakang: Program triple elimination bertujuan untuk mencegah penularan HIV, sifilis, dan hepatitis B dari ibu kepada janin. Dalam studi pendahuluan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang, ditemukan bahwa capaian deteksi dini triple elimination di Puskesmas Karanganyar saat ini masih sebesar 63%. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan gambaran tentang pelaksanaan program triple elimination berdasarkan teori CIPP.Metode: Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif, Teknik pengambilan sampel yaitu dengan purposive sampling. Variabel dalam penelitian ini meliputi context, input, process dan product. Hasil: Dalam aspek konteks, penting untuk meningkatkan kesadaran ibu hamil sebagai tindak lanjut terhadap kebutuhan dan masalah yang ada. Pada aspek input, terdapat peluang yang dapat dimanfaatkan, seperti pedoman, sumber daya manusia yang memadai, dan sarana prasarana yang memadai. Dalam aspek proses, langkah-langkah seperti deteksi dini, tindak lanjut, dan pencatatan pelaporan telah dilakukan dengan baik. Namun, terdapat kekurangan dalam kemampuan petugas kesehatan dalam memberikan edukasi dan konseling kepada ibu hamil. Dalam aspek produk, capaian program dapat dinilai berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Hasil wawancara menunjukkan bahwa capaian deteksi dini dan tindak lanjut program telah tercapai.Simpulan: Program triple elimination di Puskesmas Karanganyar sudah dilaksanakan dengan baik. Diperlukan adanya pelatihan bidan mengenai triple eliminasi secara khusus agar lebih terampil. Selain itu, diperlukan adanya media KIE yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana edukasi maupun konseling.Kata kunci: triple elimination; ibu hamil; CIPP Title: Implementation Triple Elimination of Pregnant Women in Puskesmas Karanganyar Semarang City Using The CIPP ModelBackground: The triple elimination program aims to prevent transmission of HIV, syphilis, and hepatitis B from mother to child. In a preliminary study conducted by the Semarang City Health Office, it was found that the achievement of triple elimination early detection at the Puskesmas Karanganyar is currently still at 63%. The purpose of this study is to provide an overview of the implementation of the triple elimination program based on CIPP theory.Method: This research used the descriptive qualitative method, and the sampling technique is purposive sampling. The variables in this study include context, input, process, and product.Result: In terms of context, it is important to increase awareness of pregnant women as a follow-up to existing needs and problems. In the input aspect, there are opportunities that can be exploited, such as guidelines, adequate human resources, and adequate infrastructure. In the process aspect, steps such as early detection, follow-up, and recording of reports have been carried out properly. However, there are deficiencies in the ability of health workers to provide education and counseling to pregnant women. In the product aspect, program achievements can be assessed based on the objectives that have been set. The results of the interviews show that early detection and follow-up programs have been achieved.Conclusion: The triple elimination program at the Puskesmas Karanganyar has been implemented well. There is a need for training for midwives regarding triple elimination, specifically so that they are more skilled. In addition, it is necessary to have IEC media that can be used as a means of education and counseling.Keywords: triple elimination; pregnant women; CIPP
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/36933
2022-02-18T15:46:30Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/36933
2022-02-18T15:46:30Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 3 (2021): MKMI; 206-211
Analisis Pengaruh Covid-19 Terhadap Kesehatan Mental Masyarakat Di Indonesia
Nasrullah, Nasrullah; Universitas Qamarul Huda Badaruddin, Lombok Tengah|Universitas Qamarul Huda Badaruddin
Sulaiman, Lalu; Universitas Qamarul Huda Badaruddin, Lombok Tengah|Universitas Qamarul Huda Badaruddin
2021-06-19 17:35:18
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/36933
Pengaruh COVID-19; kesehatan mental
id
ABSTRAKLatar belakang: Pandemi COVID-19 membawa pengaruh yang besar terhadap kesehatan masyarakat. Bukan hanya dari segi fisik, namun juga kesehatan psikis atau mental yang disebabkan oleh berbagai masalah dan kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kesehatan mental masyarakat dan mengetahui pengaruh COVID-19 terhadap kesehatan mental masyarakat Indonesia secara luas. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan studi literatur. Teknik pengumpulan data yaitu melakukan penggalian informasi berdasarkan beberapa sumber tertulis seperti buku, artikel, jurnal, majalah, serta dokumen sesuai dengan permasalahan yang dikaji.Hasil: Hasil dari penelitian ini adalah COVID-19 membawa pengaruh besar pada kesehatan fisik dan mental masyarakat di Indonesia. Adapun faktor yang mempengaruhi kesehatan mental masyarakat adalah risiko utama depresi yang muncul akibat pandemi COVID-19 antara lain: resesi ekonomi, faktor jarak dan isolasi sosial, serta stress dan trauma pada tenaga kesehatan. Pengaruh yang diakibatkan COVID-19 pada perubahan yang terjadi secara tiba-tiba, membuat masyarakat sulit beradaptasi dan menyebabkan stress hingga trauma.Simpulan: COVID-19 membawa pengaruh besar dalam kesehatan fisik dan mental masyarakat di Indonesia. Kata kunci: Pengaruh COVID-19, kesehatan mental. ABSTRACT Title: Analysis of The Effect of Covid-19 on Public Mental Health in IndonesiaBackground: COVID-19 pandemic has a major impact on public health. Not only in terms of physical, but also psychological or mental health caused by various problems and anxiety that occur as a result. This study aims to find out what factors affect people's mental health and find out how COVID-19 affects the mental health of the Indonesian people at large. Method: The method used in this research is qualitative method and literature study. The technique of collecting data is extracting information based on several written sources such as books, articles, journals, magazines, and documents according to the problems being studied. Results: The results of this study are COVID-19 has a major impact on the physical and mental health of people in Indonesia, while factors that affect people's mental health are the main risk of depression that arises due to the COVID-19 pandemic such as economic recession, distance and social isolation, stress and trauma to health workers. The effect caused by covid-19 on changes that occur suddenly, makes it difficult for people to adapt and causes stress to trauma.Conclusion: COVID-19 has a major impact on the physical and mental health of people in Indonesia.Keywords: The effect of COVID-19, mental health
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/23140
2022-08-04T03:11:57Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23140
2022-08-04T03:11:57Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 18, No 2 (2019): MKMI; 14-18
Hubungan Asupan Zat Gizi, Aktivitas Fisik, dan Persentase Lemak Tubuh dengan Kebugaran Jasmani
Salamah, Rhosidatus; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2019-05-15 12:51:42
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23140
Asupan Zat Gizi; Aktivitas Fisik; Persentase Lemak Tubuh; Kebugaran Jasmani; Atlet Taekwondo
id
ABSTRAKLatar belakang: Kebugaran jasmani merupakan kemampuan individu untuk melakukan aktivitas fisik dengan mudah tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan. Kebugaran jasmani akan menunjang kemampuan atlet namun diperlukan asupan yang memiliki kandungan zat gizi yang cukup dan seimbang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan zat gizi, aktivitas fisik, dan persentase lemak tubuh dengan kebugaran jasmani pada atlet taekwondo. Metode: Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh atlet taekwondo anggota Klub HTC Central Semarang (laki-laki dan perempuan) sebanyak 50 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, subjek sejumlah 42 orang. Bivariat dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment dan Rank Spearman. Multivariat dianalisis menggunakan uji regresi linier dengan variabel dummy.Hasil: Tidak ada hubungan antara tingkat konsumsi energi (p = 0,528, r = -0,100) dan tingkat konsumsi lemak (p = 0,741 r = 0,052) dengan persentase lemak tubuh pada atlet taekwondo. Ada hubungan antara tingkat konsumsi energi (p = 0,035 r = -0,326) dengan kebugaran fisik pada atlet taekwondo. Tidak ada hubungan tingkat konsumsi lemak (p=0,188 r=-0,207). Ada hubungan antara aktivitas fisik (p=0,000 r=0,822) dengan kebugaran fisik pada atlet taekwondo. Ada hubungan antara persentase lemak tubuh (p = 0,005 r = -0,422) dengan kebugaran fisik pada atlet taekwondo. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa aktivitas fisik merupakan variabel yang paling berhubungan dengan kebugaran jasmani atlet taekwondo. Simpulan: Penelitian ini merekomendasikan agar atlet dapat meningkatkan asupan energi guna mencukupi kebutuhan atlet, serta kebugaran
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/22611
2022-08-04T04:03:19Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22611
2022-08-04T04:03:19Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 18, No 3 (2019): MKMI; 38-46
Evaluasi Pengelolaan Limbah Padat di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara
Ratano, Vijja; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Raharjo, Mursid; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nurjazuli, Nurjazuli; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2019-07-09 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22611
pengelolaan sampah; limbah padat; rumah sakit
id
Latar belakang: RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara dikategorikan sebagai rumah sakit kelas C. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pengelolaan limbah padat tidak aman dengan terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja serta belum sesuai1204 pada tahun 2004 dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 56 Tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan pengelolaan limbah padat di RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara.Metode: Penelitian ini merupakan observasional bersifat deskriptif. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian ini adalah petugas pengelola limbah padat dan masyarakat. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Objek penelitian ini adalah karakteristik limbah padat dan aspek-aspek pengelolaan limbah.Hasil: Berdasarkan hasil penelitian, sumber layanan sampah adalah kamar, kantor dan halaman. Jumlah limbah padat yang dihasilkan rata-rata adalah 1,82 kg / tempat tidur / hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan limbah padat dilakukan dari operasional, kelembagaan, hukum, keuangan dan keterlibatan masyarakat. Penerapan pengelolaan limbah padat meliputi pemisahan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan pengangkutan yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.Simpulan: Hasil penilaian pelaksanaan pengelolaan limbah berdasarkan peraturan dicocokkan dengan 58,51% dan tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 1204 pada tahun 2004, yang merupakan minimal 80%.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/41318
2022-02-22T08:18:24Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/41318
2022-02-22T08:18:24Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 5 (2021): MKMI; 355-364
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Prilaku Pencegahan Covid-19 pada Santri di Kota Mataram (Studi di Pondok Pesantren Abu Hurairah)
Rahmani, Mufida Ananditta; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Prabamurti, Priyadi Nugraha; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Indraswari, Ratih; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Husodo, Besar Tirto; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/41318
Perilaku Pencegahan COVID-19; Santri; Pondok Pesantren
id
Latar belakang: Pondok pesantren tempat berisiko terjadinya penularan COVID-19. Pembelajaran di pondok pesantren Abu Hurairah tetap dilaksanakan meskipun terdapat kasus COVID-19. Penularan COVID-19 terjadi karena kurangnya upaya santri untuk melakukan pencegahan dan tidak disiplin mengikuti protokol kesehatan selama di pondok pesantren. Tujuan penelitian menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan COVID-19 pada santri di pondok pesantren.Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi penelitian yaitu 80 santri. Penentuan sampel dengan total sampling. Pemilihan sampel berdasarkan kriteria inklusi ditetapkan peneliti dan berjumlah 80 santri. Variabel bebas yaitu jenis kelamin, umur, jenjang pendidikan, pengetahuan, sikap, sumber informasi, sarana prasarana, perilaku teman dan perilaku asatidz (guru). Variabel terikat yaitu perilaku pencegahan COVID-19. Pengumpulan data menggunakan google form. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat menggunakan uji chi-square dengan signifikansi 95%, dan multivariat menggunakan uji regresi binary logistic.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 52,5% responden memiliki perilaku melakukan pencegahan COVID-19 dengan kategori baik. Perilaku pencegahan COVID-19 yang dilakukan santri yaitu mencuci tangan, memakai masker, menajaga jarak dan mengurangi mobilitas. Variabel yang berhubungan yaitu pengetahuan (p=0,004), sikap (p=0,002), perilaku teman (p=0,017), perilaku asatidz (p=0,001). Variabel yang paling mempengaruhi perilaku pencegahan COVID-19 pada santri adalah sikap (OR =5,361).Simpulan: Faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan COVID-19 pada santri di pondok pesantren Abu Hurairah Kota Mataram yaitu pengetahuan, sikap, perilaku teman dan perilaku asatidz (guru). Faktor yang tidak berhubungan yaitu umur, jenis kelamin, ketersediaan sumber informasi, sarana prasarana dan faktor yang paling berpengaruh yaitu sikap. Pondok pesantren perlu melakukan optimalisasi pembinaan poskestren dalam memberdayakan santri sebagai upaya peningkatan pengetahuan dan sikap yang baik dalam penerapan perilaku pencegahan COVID-19 pada santri di pondok pesantren.Kata kunci: Perilaku Pencegahan COVID-19; Santri; Pondok Pesantren ABSTRACT Title: Factors Related to COVID-19 Prevention Behavior in Santri Pondok Pesantren Abu Hurairah Mataram CityBackground: Pondok Pesantren (Islamic Boarding School) is a place with a high risk of COVID-19 transmission. Learning in Pondok Pesantren Abu Hurairah is still conducted even though there is a COVID-19 case. The COVID-19 transmission occurs due to the lack of students’ effort to prevent COVID and does not discipline in following health protocols in the Islamic boarding school. Therefore, the aim of this study is to analyze the factors related to COVID-19 prevention behavior on students in the Islamic boarding school.Methods: This study was quantitative research with a cross-sectional design. The population of the study was 80 students. The determination of samples used total sampling. The selection of samples was according to the inclusion criteria determined by the researcher, which was 80 students. Independent variables were gender, age, educational level, knowledge, attitude, source of information, facilities and infrastructures, friends' behavior, and asatidz (teachers). The dependent variable was COVID-19 prevention behavior. Data collection used Google Form. The data analysis was conducted by univariate and bivariate using a chi-square test with a significance of 95%, and multivariate using binary logistic regression test.Results: The results of the study show that 52.5% of respondents have behavior to prevent COVID-19 with a good category. COVID-19 prevention behaviors carried out by students are by washing hands, wearing a mask, maintaining distance, and reducing mobilities. The related variables are knowledge (p=0.004), attitude (p=0.002), friends’ behavior (p=0.017), asatidz behavior (p=0.001). The most influencing variable on COVID-19 prevention behavior in students is attitude (OR =5.361).Conclusion: Factors related to the COVID-19 prevention behavior on students in Pondok Pesantren Abu Hurairah of Mataram City are knowledge, attitude, friends’ behavior, asatidz behavior. Unrelated factors are age, gender, the availability of information, as well as facilities and infrastructures. Moreover, the most influencing factor is attitude. The boarding school needs to optimize the development of poskestren (boarding school health post) in empowering students as an effort to increase a good knowledge and attitude in implementing COVID-19 prevention behavior on students in the boarding school.Keywords: COVID-19 Prevention Behavior; Student; Islamic Boarding School
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/23622
2022-08-05T03:16:42Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23622
2022-08-05T03:16:42Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 1 (2020): MKMI; 38-42
Faktor yang Berhubungan dengan Tekanan Darah pada Petani Penyemprot Tanaman Hortikultura di Desa Trayu Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
Rachmawati, Latifa; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Suhartono, Suhartono; Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Budiyono, Budiyono; Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-02-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23622
tekanan darah; pestisida; petani penyemprot; tanaman hortikultura
id
Latar belakang: Pestisida merupakanxsalahxsatuxbahan kimia yang berbahaya. Adanya kandungan bahan – bahan – bahan aktif pada pestisida yang masuk kedalam tubuh manusia dengan berbagai jalur dapat menganggu proses asetilkolin, yang dapat mengakibatkan gangguan pada tekanan darah. Desa Trayu memiliki pekerjaan dengan mayoritas sebagai petani penyemprot hortikultura denganxjumlah sebanyak 416 orang (41,06%), dimana seluruh petani masih aktif menggunakan pestisida. Tujuan penelitianxinixadalahxuntukxmengetahui beberapaxfaktorxyangxberhubunganxdenganxtekananxdarah petani penyemprot hortikultura dixDesa TrayuxKecamatanxSumowonoxKabupaten Semarang.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 66 orang diambil dengan menggunakan metode simple random sampling. Pengukuran tekanan darah dilakukan menggunakan tensimeter. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Analisis statistik menggunakan uji korelasi Rank Spearman pada α 95%. Hasil: Responden rata – rata berumur 50 tahun, dengan tingkat pendidikan didominasi Sekolah Dasar, dimana untuk penggunaan pestisida di Desa Trayu mencapai 100%. Sebanyak 34 responden (51,51%) memiliki tekanan darah sistolik tinggi dan 46 responden (69,69%) memiliki tekanan darah diastolik tinggi. Hasil menujukkanxbahwa tidakxadaxhubunganxantaraxmasaxkerjaxdenganxtekananxdarahxsistolik (p value = 0,408). Terdapat hubungan pada variabelxmasaxkerjaxdenganxtekananxdarah diastolik (pxvalue = 0,022).xTerdapat hubungan antara jumlah campuran pestisida dengan tekanan darah sistolik (p value = 0,001). Tidak ditemukan adanyaxhubunganxjumlah campuran pestisidaxdenganxtekananxdarahxdiastolik (p value = 0,238). Ada hubungan antara variabel frekuensi penyemprotan dengan tekanan darah sistolik (p value = 0,041) dan tekanan darah diastolik (p value = 0,006).Simpulan: Frekuensi penyemprotan berhubungan dengan tekanan darah petani penyemprot tanaman hortikulturaKata kunci: tekanan darah, pestisida, petani penyemprot, tanaman hortikultura.ABSTRACT Title: The Analysis Factors Related to Blood Pressure on Horticulture Spraying Farmers in Trayu Village, Subdistrict Sumowono, District SemarangBackground: Pesticides are a dangerous chemical. The composition of active ingredients in pesticides that enter the human body with various pathways can interfere with the process of acetylcholine, which can disturbing blood pressure. The highest occupation in Trayu Village is horticulture sprayer, the total is 416 people (41,06%), where all farmers are actively using pesticides. Thexpurposexofxthis research was to determine severalxfactorsxrelated to blood pressure.Method: This research was an observational analytic study with a cross-sectional design. The sample of this study was 66 people taken by simple random sampling method. Blood pressure was measured using tensimeter. Data collection were gathered by interview using a questionnaire. Statistical analysis using Rank Spearman test with α 95%.Result: The average respondent is 50 years, with an education level dominated by elementary school, meanwhile the use of pesticides in Trayu Village reaches 100%. There were 34 respondents (51,51%) had high systolic blood pressure and 46 respondents (69,69%) had high diastolic blood pressure. xThexresultsxshowxthere is no correlation between a work period and systolic pressure (pxvaluex= 0,408). Therexisxaxcorrelation work period with diastolicxbloodxpressurex(pxvaluex=x0,022). Therexisxan associationxbetweenxthexamount of pesticide mixture with systolic blood pressure (p value = 0,001). There was no correlation between the amount of pesticide mixture with diastolic blood pressure (p value = 0,238). There was no association btween the variable frequency of srpaying with systolic blood pressure (p value = 0,041) and diastolic blood pressure (p value = 0,006).Conclusion: The frequency of spraying associated with the blood pressure of horticulture spraying farmers.Keywords: blood pressure, pesticides, spraying farmers, horticulture plants
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/44320
2022-08-18T04:44:20Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/44320
2022-08-18T04:44:20Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 3 (2022): MKMI; 184-189
Hubungan Riwayat Kontak dengan Pasien Tuberkulosis Paru pada Kejadian TB-DM di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat
Sa'adah, Najihatus; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember, Jember|Universitas Jember
Prasetyowati, Irma; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember, Jember|Universitas Jember
Bumi, Candra; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember, Jember|Universitas Jember
2022-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/44320
Tuberkulosis Paru; Diabetes Mellitus Tipe 2; Riwayat Kontak
id
Latar belakang: Pasien diabetes dapat meningkatkan risiko 2,5-3 kali lipat untuk menderita tuberkulosis daripada orang yang tidak menderita diabetes. Seorang pasien diabetes yang terkena tuberkulosis paru, berisiko mengalami kegagalan pengobatan TB, pengobatan yang lebih lama, kematian, kekambuhan TB dan resistensi obat TB saat kontrol gula darahnya buruk. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan pasien DM menjadi pasien TB-DM salah satunya adalah adanya kontak dengan pasien TB. Oleh karena itu, penting untuk peneliti mengkaji tentang hubungan adanya riwayat kontak tb dengan kejadian TB pada pasien DM di Puskesmas Kalisat sebagai upaya pencegahan TB pada pasien DM.Metode: Desain penelitian case control. Tempat dan waktu penelitian di lakukan di wilayah kerja Puskesmas Kalisat, Kabupaten Jember. Sampel kasus sebanyak 8 responden, sedangkan sampel kontrol 36 responden yang dipilih secara consecutive sampling. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, pengukuran dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan aplikasi spss. Variabel bebas dalam penelitian ini berupa, usia, jenis kelamin, status pekerjaan, tingkat pendidikan, jenis pengobatan DM, dan adanya riwayat kontak.Hasil: Hasil penelitian menemukan kelompok kasus memiliki rentang usia berusia 15-50 tahun (75%), memiliki status bekerja (50%), tingkat pendidikan SD sampai SMP (75%), melakukan pengobatan diabetes oral (75%), dan memilki riwayat kontak dengan pasien tuberkulosis paru (100%), untuk variabel jenis kelamin laki- laki dan perempuan jumlahnya sama (50%). Riwayat kontak dengan pasien tuberkulosis paru berhubungan dengan kejadian TB DM di wilayah kerja Puskesmas Kalisat, Kabupaten Jember.Simpulan: Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkat skrining Tuberkulosis Paru yang lebih intensif pada pasien Diabetes Melitus tipe 2, termasuk melalui pos pembinaan terpadu.Kata kunci: Tuberkulosis Paru; Diabetes Mellitus Tipe 2; Riwayat Kontak ABSTRACTTitle: Relationship of Contact History with Pulmonary Tuberculosis Patients on TB-DM Incidence in the Work Area of Kalisat Health CenterBackground: Diabetic patients have a 2.5-3-fold increased risk of developing tuberculosis than people who do not have diabetes. A diabetic patient with pulmonary tuberculosis is at risk for TB treatment failure, longer treatment, death, TB recurrence and TB drug resistance when blood sugar control is poor. One of the factors that can increase DM patients to become TB-DM patients is their contact with TB patients. Therefore, it is important for researchers to examine the relationship between a history of TB contact with the incidence of TB in DM patients at the Kalisat Health Center as an effort to prevent TB in DM patients.Method: Case control research design. The place and time of the research was carried out in the working area of the Kalisat Health Center, Jember Regency. The case sample was 8 respondents, while the control sample was 36 respondents. Data collection techniques by means of interviews, observation, measurement and documentation. The data analysis technique uses the SPSS application. The independent variables in this study were age, gender, employment status, education level, type of DM treatment, and contact history.Result: The results of the study found that the case group had an age range of 15-50 years (75%), had working status (50%), elementary to junior high school education level (75%), took oral diabetes treatment (75%), and had a history of contact with pulmonary tuberculosis patients (100%), for male and female sex variables the number is the same (50%). History of contact with pulmonary tuberculosis patients is associated with the incidence of TB DM in the work area of Kalisat Health Center, Jember Regency.Conclusion: The results of this study are expected to increase more intensive pulmonary tuberculosis screening in type 2 Diabetes Mellitus patients, including through integrated coaching posts.Keywords: Pulmonary Tuberculosis; Type 2 Diabetes Mellitus; Contact History
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/40820
2022-04-08T16:49:21Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/40820
2022-04-08T16:49:21Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 1 (2022): MKMI; 22-27
Perbandingan Efektivitas Instagram dan Line dalam Perilaku Bahaya Rokok Elektrik pada Mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya
Puspitaningrum, Evita; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya|Universitas Airlangga
Widati, Sri; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya|Universitas Airlangga
2022-04-08 16:47:04
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/40820
Instagram; Line; Rokok Elektrik; Perubahan Perilaku; Sosial Media
id
Latar belakang: Penggunaan rokok tembakau saat ini telah beralih menjadi rokok elektrik terutama pada kalangan remaja di dunia. Karena, kurangnya pemahaman tentang bahaya rokok elektrik. Sehingga, pemahaman tentang rokok elektrik perlu ditingkatkan dengan melakukan promosi kesehatan sebagai bentuk pencegahan menggunakan media visual. Penelitian ini menggunakan Instagram dan Line sebagai media promosi kesehatan bahaya rokok elektrik dan sasarannya adalah mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan efektivitas media sosial Instagram dan Line sebagai media promosi kesehatan tentang bahaya rokok elektrik.Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental semu dan sasarannya adalah mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya angkatan 2016-2020 dengan total sampel sebanyak 100 responden. Pengambilan sampel di-lakukan dengan menggunakan Lemeshow dari Stanley Lemeshow (1997). Penelitian ini menggunakan pengukuran uji T berpasangan dan independent sample t-test.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat penge-tahuan antara kelompok media sosial Instagram dan Line. Sedangkan sikap terdapat perbedaan pada media sosial Instagram, dan tindakan terdapat perbedaan pada media sosial Line. Niat tidak terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah diberikan media sosial Instagram dan Line.Simpulan: Media sosial Line lebih efektif dibanding Instagram dalam meningkatkan pengetahuan tentang bahaya rokok elektrik.Kata kunci: Instagram; Line; Rokok Elektrik; Perubahan Perilaku; Sosial Media ABSTRACT Title: Comparison of the Effectiveness of Instagram and Line in Behavior Dangerous of E-Cigarettes on the Students of Universitas Airlangga SurabayaBackground: In this era, using tobacco cigarettes has turned into e-cigarettes, especially among teenagers in the world. Because, a lack of understanding about the dangers of e-cigarettes. So, understanding about e-cigarettes needs to be im-proved by carrying out health promotion as a form of prevention using social media. This study uses Instagram and Line as health promotion media about the dangers of e-cigarettes and the target were students of Unversitas Airlang-ga Surabaya. The purpose of this study was to compare the effectiveness of social media Instagram and Line as health promotion media about the dan-gers of e-cigarettes.Method: This study used a quasi-experimental methods and the target were students of Universitas Airlangga Surabaya batch 2016-2020 with total sample of 100 respondents. The sample was taken using Lemeshow by Stanley Lemeshow (1997). This study used paired-samples t test and independent sample t test measure.Result: The result of this study showed that there was a difference in knowledge be-tween media social Instagram group and Line group. Meanwhile, there are attitudes difference in media social Instagram and actions are different in social media Line. Intention is not different between before and after being given social media Instagram and Line.Conclusion: It is concluded that social media Line is more effective than social media Instagram in increasing knowledge about the dangers of e-cigarettes.Keywords: Instagram; Line; E-cigarette; Behaviour Change; Social Media
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/23565
2022-08-10T02:06:15Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23565
2022-08-10T02:06:15Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 2 (2020): MKMI; 141-146
Hubungan Karakteristik Sosial Individu, Pengetahuan, Sikap, dan Ketersediaan Fasilitas Sanitasi dengan Praktik Buang Air Besar di Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang
Regita, Dhea Pramesti; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Joko, Tri; Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Rahardjo, Mursid; Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23565
karakteristik sosial individu; ketersediaan fasilitas; pengetahuan; sikap; praktik buang air besar
id
Latar belakang: Kecamatan Taman adalah kecamatan dengan akses jamban terendah di Kabupaten Pemalang yaitu sebesar 65,80%. Akses jamban yang rendah dan sedikit nya jumlah desa yang terverifikasi ODF, yaitu 7 dari 21 desa menunjukkan bahwa masih kurangnya praktik buang air besar di wilayah Kecamatan Taman. Praktik buang air besar adalah praktik seseorang yang terkait dengan kegiatan pembuangan tinja, termasuk praktik yang mendukung kesehatan sehingga tidak menimbulkan efek buruk pada kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik sosial responden, pengetahuan, sikap, dan ketersediaan fasilitas sanitasi dengan praktik buang air besar di Kabupaten Pemalang.Metode:Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional.sampel sebanyak 96 responden, dan teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling. Analisis data dengan uji Chi-SquareHasil: Hasil Uji Chi-square menunjukan sebanyak 50 responden atau sebesar 52,1 % responden melakukan praktik buang air besar yang baik. Hasil Uji Hubungan menunjukan bahwa Pendidikan ( P-value = 0,005; RP= 1,917), Pekerjaan (P-value = 0,001 ; RP = 2,031), Pendapatan ( P-value = 0,000, RP= 2,392), Kepemilikan Jamban (P-value = 0,000, RP= 2,737), Pengetahuan (P-value = 0,000 ; RP= 4.259), Sikap (P-value = 0,000 ; RP =5,238) berhubungan dengan praktik buang air besar. Ketersediaan air ( P-value = 0,717; RP= 0,818) tidak berhubungan dengan praktik buang air besar.Simpulan:Karakteristik sosial individu, kepemilikan jamban, pengetahuan, dan sikap buang air besar berhubungan dengan praktik buang air besar di Kecamatan TamanKata kunci: karakteristik sosial individu, ketersediaan fasilitas, pengetahuan, sikap, praktik buang air besar ABSTRACTTitle:The Relationship between Individual Social Characteristics, Knowledge, Attitudes, and Availability of Sanitation Facilities with Practice of Defecation in the District of Taman PemalangBackground : Taman district is the district with the lowest latrine access in Pemalang Regency which is equal to 65.80%. Low latrine access and a small number of ODF verified villages, which is 7 from 21 villages showed that there was still a lack of defecation practices in the Taman district area. The practice of defecation is the practice of someone who is related to feces disposal activities, including practices that support health that is not cause adverse effects on health. This study aims to determine the relationship of social characteristics of respondents, knowledge, attitudes, and availability of sanitation facilities with defecation practices in Pemalang DistrictMethod:This study was an observational analytic study with a cross sectional approach. Samples were 96 respondents, and the sampling technique used was proportional random sampling. Data analysis using Chi-Square testResult: Chi-square test results showed that there were 50 respondents or 52.1% of respondents did good defecation practices. Relationship Test Results indicate that Education (P-value = 0.005; RP = 1,917), Employment (P-value = 0.001; RP = 2,031), Income (P-value = 0,000, Rp = 2,392), Latrine Ownership (P-value = 0,000, Rp. 2,737), Knowledge (P-value = 0,000; Rp = 4,259), Attitude (P-value = 0,000; RP = 5,238) is related to the practice of defecation. Water availability (P-value = 0.717; RP = 0.818) is not related to the practice of defecationConclusion:the practice of defecation in Taman district relates to individual social characteristics, latrine ownership, knowledge, and attitude of defecationKeywords: individual social characteristics, availability of facilities, knowledge, attitude, practice of defecation
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/43093
2022-09-05T08:50:47Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43093
2022-09-05T08:50:47Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 4 (2022): MKMI; 279-285
Hubungan Durasi dan Perilaku dalam Penggunaan Laptop dengan Kejadian Computer Vision Syndrome: Systematic Review
Fadhilah, Arief; Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Depok|Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
Herbawani, Chahya Kharin; Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Depok|Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
2022-08-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/43093
Computer Vision Syndrome; Durasi Penggunaan Laptop; Perilaku Penggunaan Laptop
id
Latar belakang: Seiring bertambahnya kebutuhan penggunaan laptop di era pandemi, semakin banyak orang yang memiliki keluhan mata lelah, mata kering, penglihatan kabur dan berujung kejadian Computer Vision Syndrome. CVS dapat dipengaruhi oleh durasi dan perilaku seseorang dalam penggunaan laptop. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan durasi dan perilaku dalam penggunaan laptop dengan kejadian Computer Vision Syndrom.Metode: Peneliti menggunakan platform Google Scholar dan menggunakan tahapan PRISMA. Artikel yang terpilih berasal dari rentang waktu 2013-2021 dan berasal dari Indonesia dan Brazil.Hasil: Didapatkan bahwa faktor dari durasi penggunaan laptop dan perilaku penggunaan laptop sangat berpengaruh signifikan dengan kejadian computer vision syndrome pada beberapa sampel penelitian yang ada. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian computer vision syndrome yaitu durasi penggunaan laptop dan perilaku dalam penggunaan laptop itu sendiriSimpulan: Diharapkan untuk pihak terkait atau seseorang lainnya yang menggunakan laptop dapat mematuhi aturan penggunaan durasi laptop yang seharusnya dan juga menerapkan pencegahan yang telah disarankan oleh AOA.Kata kunci: Computer Vision Syndrome; Durasi Penggunaan Laptop; Perilaku Penggunaan LaptopABSTRACTTitle: The Relationship between Duration and Behavior in Laptop Use with the Incidence of Computer Vision SyndromeBackground: Along with the increasing need for laptop use in the pandemic era, more and more people have complaints of tired eyes, dry eyes, blurred vision and the incidence of Computer Vision Syndrome. CVS can be influenced by the duration and behavior of a person in using a laptop. This research aim to analyze the correlation of duration and behavior of computer use with Computer Vision Syndrome. Methods: The researcher uses the Google Scholar platform and uses the PRISMA stage. The selected articles are from the 2013-2021 period and are from Indonesia and Brazil.Result: It was found that the factor of the duration of laptop use and laptop use behavior had a significant effect on the incidence of computer vision syndrome in several existing research samples. The factors that influence the incidence of computer vision syndrome are the duration of laptop use and behavior in using the laptop itself.Conclusion: It is hoped that related parties or someone else who uses a laptop can comply with the rules for using a laptop for the proper duration and also implement the precautions suggested by AOA.Keywords: Computer Vision Syndrome; Duration of Laptop Use; Laptop Usage Behavior
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/32530
2022-09-06T03:54:48Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/32530
2022-09-06T03:54:48Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 6 (2020): MKMI; 425-430
Pemantauan Berkelanjutan Air Limbah Domestik di Outlet PT INKA (Persero) Madiun pada 2015-2019
Nasikhah, Lulukatin; Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya|Universitas Airlangga
Purwanto, Agus; Manajemen Mutu & Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup, PT INKA (Persero)|PT INKA (Persero)
Pawitra, Aditya Sukma; Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya|Universitas Airlangga
2020-12-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/32530
Air limbah domestik; pemantauan berkelanjutan; aturan hukum
id
Latar belakang: Industri banyak menghasilkan sampah sehingga dapat meningkatkan polusi, salah satunya pada air. Tujuan dituliskannya penelitian ini adalah untuk mengetahui ketaatan PT INKA (Persero) terhadap aturan hukum yang berlaku, yaitu Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 52 Tahun 2014 pada periode pengukuran 2015 hingga 2019.Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan analisis menggunakan data sekunder hasil pemantauan kualitas air limbah domestik. Pengujian sampel air limbah domestic dilakukan oleh pihak ketiga yang telah dipercaya oleh PT INKA (Persero) dan sesuai aturan hukum.Hasil: Seluruh pengukuran pada 2015 hingga 2019 disebutkan bahwa seluruh hasil pengukuran parameter (pH, BOD5, TSS, serta oil and grease) telah memenuhi aturan yang berlaku yaitu Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 52 Tahun 2014. Namun, pada parameter COD terdapat salah satu hasil uji yang melebihi, yaitu pada triwulan III tahun 2015. Hasilnya yaitu 99,16 mg/L, sedangkan nilai maksimal yang terdapat dalam peraturan adalah 50 mg/L.Simpulan: Mayoritas hasil pengukuran kualitas air limbah domestik PT INKA (Persero) telah mentaati peraturan yang berlaku. Namun, Penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan pengukuran kualitatif terkait cara PT INKA (Persero) dalam menjaga kualitas air limbah domestik.Kata kunci: Air limbah domestik; pemantauan berkelanjutan; aturan hukum ABSTRACT Title: Sustainable Monitoring of Domestic Wastewater at the Outlet of PT INKA (Persero) Madiun in 2015-2019Background: Industry produces a lot of waste so that it can increase pollution, for exemplify is water. The purpose of writing this research is to determine the compliance of PT INKA (Persero) with the applicable legal rules, namely the Governor of East Java Regulation Number 52 of 2014 in the sustainable measurement period 2015 to 2019.Method: This study used a cross-sectional design with analysis using secondary data from monitoring the quality of domestic wastewater. The testing of domestic wastewater samples was carried out by a third party that had been trusted by PT INKA (Persero) and was by following legal regulations. Almost all of the outlet domestic wastewater quality in the 2015-2019 period was fulfilled by following the Regulation of the Governor of East Java Number 52 of 2014.Result: All measurements from 2015 to 2019 stated that all parameter measurement results (pH, BOD5, TSS, and oil and grease) had met the applicable regulations, namely the Governor of East Java Regulation Number 52 of 2014. However, the COD parameter had one result that exceeded, namely in the third quarter of 2015. The result was 99.16 mg / L, while the maximum value contained in the regulation was 50 mg / L.Conclusion: The majority of the results of PT INKA (Persero) 's domestic wastewater quality measurement have complied with the applicable regulations. However, further research is expected to carry out qualitative measurements related to the way PT INKA (Persero) maintains the quality of domestic wastewater.Keywords: Domestic wastewater; sustainable monitoring; regulation
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/46281
2023-03-06T05:16:51Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/46281
2023-03-06T05:16:51Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 6 (2022): MKMI; 380-386
Analisa Perilaku Pencegahan Nyeri Punggung Bawah pada Santri di Pondok Pesantren Daarul Quran, Karangawen, Kabupaten Demak
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/46281/145359
Putri, Desi Susilo; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Prabamurti, Priyadi Nugraha; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Husodo, Besar Tirto; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-12-07 05:23:30
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/46281
pondok pesantren; pencegahan nyeri punggung bawah; santri
id
Latar belakang: Belum adanya sosialisasi baik dalam bentuk media informasi maupun penyuluhan mengenai nyeri punggung bawah di pondok membuat santri memiliki pengetahuan yang relatif sedikit. Sari (2016) menjelaskan bahwa hal utama yang harus dilakukan dalam mencegah nyeri punggung bawah adalah melakukan olahraga dan peregangan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pencegahan nyeri punggung bawah pada santri.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah santri Pondok Pesantren Daarul Quran sebanyak 113 santri dengan sampel total sampling. Pengumpulan data menggunakan angket. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi-square dengan signifikansi 5%Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 59% responden sudah menerapkan praktik pencegahan nyeri punggung bawah dengan baik. Sebanyak 61% responden merupakan remaja awal, 43% berbadan kurus, dan 73% perempuan. Mayoritas responden berpengetahuan baik (54.9%), sikap yang mendukung (59.3%), guru yang mendukung (59.3%), teman yang mendukung (61.1%), instansi yang mendukung (66.4%), terdapat informasi (69%), dan terdapat sarana prasarana (52.2%). Variabel usia (p=0.029), pengetahuan (p=0.021), sikap (p=0.019), dukungan guru (p=0.04), dukungan teman (p=0.046), kebijakan instansi (p=0.025), ketersediaan informasi (p=0.049), ketersediaan sarana prasarana (p=0.021), ada hubungan antara variabel usia hingga sarana prasarana dengan perilaku pencegahan nyeri punggung bawah.Simpulan: Praktik responden dengan kategori baik dalam upaya pencegahan nyeri punggung bawah sebesar 59.3%, yang didukung oleh variabel usia, pengetahuan, sikap, dukungan guru, dukungan teman, kebijakan instansi, ketersediaan informasi, dan ketersediaan sarana prasarana. Perilaku santri yang masih harus diperhatikan adalah kebiasaan melakukan olahraga santri yang masih rendah.Kata kunci: pondok pesantren; pencegahan nyeri punggung bawah; santri ABSTRACTTitle: Behavioral Analysis of Lower Back Pain Prevention in Santri at Daarul Quran Islamic Boarding School, Karangawen, Demak RegencyBackground: The absence of socialization either in the form of information media or counseling about low back pain in boarding schools makes students have relatively little knowledge. Sari (2016) explained that the main thing to do in preventing low back pain is to do sports and stretch. The purpose of this study was to determine the factors associated with the prevention of low back pain in students. Method: This research is an analytical survey research with a cross sectional approach. The research population was the students of the Daarul Quran Islamic Boarding School as many as 113 students with a total sample of sampling. Data collection using a questionnaire. Data analysis used univariate and bivariate analysis with Chi-square test with a significance of 5%Result: The results showed that 59% of respondents had implemented good low back pain prevention practices. As many as 61% of respondents are early teens, 43% are thin, and 73% are women. The majority of respondents have good knowledge (54.9%), supportive attitude (59.3%), supportive teachers (59.3%), supportive friends (61.1%), supportive institutions (66.4%), there is information (69%), and there are infrastructure (52.2%). Variables age (p=0.029), knowledge (p=0.021), attitude (p=0.019), teacher support (p=0.04), friend support (p=0.046), agency policy (p=0.025), availability of information (p = 0.049), the availability of infrastructure (p = 0.021), there is a relationship between the variables of age and infrastructure with the behavior of preventing low back pain.Conclusion: The practice of respondents with good categories in efforts to prevent low back pain was 59.3%, which was supported by variables of age, knowledge, attitudes, teacher support, friend support, agency policies, availability of information, and availability of infrastructure. The behavior of students that still must be considered is the habit of doing sports by students who are still low.Keywords: boarding school; prevention of low back pain; students
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/55898
2023-08-02T16:16:06Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55898
2023-08-02T16:16:06Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 3 (2023): MKMI; 189-197
Analisis Tingkat Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pekerja Pabrik Roti di Jakarta
Hanifah, Lu'lu; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Widjasena, Baju; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Wahyuni, Ida; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2023-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55898
keluhan musculoskeletal disorders; pekerja produksi roti; penyakit akibat kerja
id
Latar belakang: Keluhan musculoskeletal disorders menjadi salah satu penyakit akibat kerja yang perlu mendapatkan perhatian lebih khususnya pada pekerja sektor informal. Keluhan musculoskeletal disorders merupakan keluhan yang dapat dirasakan pada beberapa bagian otot skeletal. Proses pembuatan roti pada dua pabrik roti di Jakarta masih dilakukan secara manual, dimana pekerja cenderung melakukan pekerjaanya dalam posisi berdiri, melakukan kegiatan berulang, melakukan pengangkatan secara manual, dan lain sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) pada pekerja pabrik roti di Jakarta.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Subjek penelitian yang digunakan sebanyak 4 pekerja di bagian produksi sebagai informan utama dan 2 orang pekerja di bagian administrasi sebagai informan triangulasi. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu pedoman wawancara dan kuesioner Nordic Body Map.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan keluhan musculoskeletal disorders yang dialami oleh pekerja pabrik roti pada 12 bulan terakhir diantaranya pada bagian leher, bahu, punggung atas, punggung bawah, pergelangan tangan/tangan, engkel/kaki. Keluhan musculoskeletal disorders disebabkan oleh faktor individu, yaitu umur, masa kerja, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga dan faktor pekerjaan, yaitu beban kerja fisik, postur kerja, frekuensi gerakan berulang, dan durasi kerja.Simpulan: Keluhan musculoskeletal disorders yang tidak menyebabkan adanya pengurangan aktivitas kerja ataupun hilangnya hari kerja yang berarti keluhan tergolong ringan hingga sedang.Kata kunci: keluhan musculoskeletal disorders; pekerja produksi roti; penyakit akibat kerja Title: Analysis the Levels of Musculoskeletal Disorders (MSDs) Complaints in Bread Factory Workers in JakartaBackground: Complaints of musculoskeletal disorders are one of the occupational diseases that need more attention, especially in informal sector workers. Complaints of musculoskeletal disorders are complaints that can be felt in several parts of the skeletal muscles. The process of making bread at two bakeries in Jakarta is still done manually, where workers tend to do their work in a standing position, do repetitive activities, do manual lifting, and so on. This study aims to analyze the level of musculoskeletal disorders complaints among bakery workers in Jakarta.Method: This research is a qualitative study using the descriptive analysis method. The research subjects used were 4 workers in the production department as the main informant and 2 workers in the administration department as triangulation informants. The research instruments used were interview guidelines and the Nordic Body Map questionnaire.Result: The results showed that the complaints of musculoskeletal disorders experienced by bakery workers in the last 12 months including neck, shoulder, upper back, lower back, wrist/hand, and ankle/leg. Complaints of musculoskeletal disorders are caused by individual factors, namely age, length of service, smoking habits, exercise habits, and work factors, namely physical workload, work posture, frequency of repetitive movements, and duration of work.Conclusion: Complaints of musculoskeletal disorders do not cause a reduction in work activity or loss of working days, which means complaints are classified as mild to moderate.Keywords: musculoskeletal disorders complaints; bread factory workers; occupational health
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/28033
2022-08-19T04:07:32Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/28033
2022-08-19T04:07:32Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 4 (2020): MKMI; 279-283
Hubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji dengan Obesitas pada Remaja di RT 15 Dusun 3 Desa Loa Kulu Kota Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur 2019
Mardiana, Mardiana; Fakultas Kesehatan dan Farmasi, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, Samarinda|Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
Titania, Dhea; Fakultas Kesehatan dan Farmasi, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, Samarinda|Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
Dirgandiana, Maulidya; Fakultas Kesehatan dan Farmasi, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, Samarinda|Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
Fahrizal, Muhammad Fikri; Fakultas Kesehatan dan Farmasi, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, Samarinda|Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
Sari, Putri Amala; Fakultas Kesehatan dan Farmasi, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, Samarinda|Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
2020-08-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/28033
Makanan cepat saji; Obesitas; Remaja; Aktivitas fisik; Faktor genetik
Masyarakat Desa Loa Kulu Kota, Puskesmas Loa Kulu, Prodi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan dan Farmasi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
id
ABSTRAKLatar belakang: Salah satu penyakit tidak menular yang saat ini banyak terjadi di kalangan remaja adalah obesitas. Adanya arus globalisasi memberi kemudahan sehingga berpengaruh pada pola hidup termasuk diantaranya perubahan pola makan. Konsumsi makan cepat saji yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan sebagai contoh obesitas. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara konsumsi makanan cepat saji dengan obesitas pada remaja di RT 15 Dusun 3 Desa Loa Kulu Kota Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara.Metode: Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini terdiri dari variabel independen (konsumsi makanan cepat saji) dan variabel dependen (obesitas). Populasi adalah seluruh remaja di RT 15 Dusun 3 Desa Loa Kulu Kota dengan jumlah 106. Sampel sebanyak 95 orang menggunakan metode Purposive Sampling. Hasil analisis statistik menggunakan uji Spearman dengan tingkat signifikasi α = 0,05.Hasil: Berdasarkan hasil analisis statistis didapatkan p-value= 0,194>0,05 yang berarti tidak ada hubungan secara signifikan antara konsumsi makanan cepat saji dengan obesitas pada remaja di RT 15 Dusun 3 Desa Loa Kulu Kota.Simpulan: Dapat disimpulkan bahwa tidak adanya hubungan antara konsumsi makanan cepat saji dengan obesitas dapat dikarenakan pengaruh dari faktor genetik dan aktivitas fisik. Penting bagi remaja untuk tetap memperhatikan konsumsi makanan cepat saji untuk mengurangi risiko obesitas untuk peningkatan kualitas derajat kesehatan. Kata kunci: makanan cepat saji, obesitas, remaja, aktivitas fisik, faktor genetikABSTRACTTitle: The Relationship between Fast Food Consumption and Obesity in Adolescents in RT 15 Dusun 3 Loa Kulu Village, Loa Kulu District, Kutai Kartanegara Regency, East Kalimantan Province 2019 Background: One of non-communicable disease that are currently happening among teenagers is obesity. The current of globalization provides convenience so that it affects the lifestyle, including the changes in dietary habit. Excessive consumption of fast food can cause various health problesms such as obesity. That purpose of this research was to determine fast food consumption and its association with obesity among teenagers in RT 15 Dusun 3 Loa Kulu Kota Village Sub-district Loa Kulu distict Kutai Kartanegara.Method: The type of this research was quantitative research with Cross Sectional approach. This research consisted of independent variable (fast food consumption) and dependent variable (obesity). The population was all teenagers in Rtb 15 Dusun 3 Loa Kulu Kota Village with a total of 106. A sample of 95 people used the Purposive Sampling method. The results if the statistical analysis used the Spearman test with the significance level α = 0,05.Result: Based on the statistical analysis obtained p-value = 0,194>0,05 which means there was no significancant association between the fast food consumption and obesity among teenagers in RT 15 Dusun 3 Loa Kulu Kota Village.Conclusion: It can be concluded that there was no association between the fast food consumption and obesity due to the influence of genetic factors and physical activity. It is important for teenagers to pay attention to the consumption of fast food to reduce the risk of obesity in order to improve the quality of health status. Keywords: fast food, obesity, teenagers, physical activity, genetic factors
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/53043
2023-07-31T02:50:51Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/53043
2023-07-31T02:50:51Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 2 (2023): MKMI; 76-81
Implementasi "Pojok Vaksin" Dalam Rangka Upaya Percepatan Program Vaksinasi di Indonesia
Sukrisno, Sukrisno; Biro Perencanaan dan Anggaran, Sekretariat Jenderal, Kementerian Kesehatan, Indonesia|Kementerian Kesehatan RI
2023-05-08 13:56:35
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/53043
pojok vaksin; percepatan; vaksinasi
id
Latar belakang: COVID-19 terdeteksi sejak Desember 2019 lalu pada 11 Maret 2020, WHO meningkatkan status wabah COVID-19 dari epidemi menjadi pandemi, yang kini menyebar secara global dengan kecepatan tinggi. Salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk mencegah penyebaran wabah COVID-19 ini adalah dengan cara mempercepat pelaksanaan vaksinasi.Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dan observasi dari beberapa literatur. Analisis dilakukan untuk menentukan skema model yang tepat untuk percepatan vaksinasi di Indonesia. Hasil: Berdasarkan analisis, terdapat 3 (tiga) skema vaksin yang akan diuraikan dan dijelaskan dalam pembahasan ini. Pojok Vaksin Indoor Kelas 1, yaitu pojok vaksin yang ditempatkan di setiap kecamatan dengan fasilitas kesehatan penunjang dari Puskesmas/Klinik Kesehatan Rujukan. Pojok Vaksin Indoor Kelas 2, yaitu pojok vaksin yang ditempatkan di setiap desa. Terakhir, Outdoor Pojok Vaksin bagi lansia dan penyandang disabilitas yang memiliki keterbatasan dalam mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan.Simpulan: Pemerintah Indonesia telah mencanangkan kebijakan program prioritas nasional vaksinasi kepada seluruh elemen masyarakat dan saat ini terdapat 3 (tiga) gagasan model skema vaksin yang sedang dikembangkan.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/2818
2016-10-14T11:39:36Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/2818
2016-10-14T11:39:36Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 9, No 1 (2010): MKMI; 14-17
Perbandingan Kejadian Dismenore Pada Akseptor Pil KB Kombinasi Dengan Akseptor Suntik KB 1 Bulan DiWilayah Kerja Puskesmas Pasayangan
Noor, Meitria Syahadatina
Yasmina, Alfi
Di Hanggarawati, Connyvera
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/2818
en
More than 50% women who have menstruations will get dysmenorrheal occurrence. Dysmenorrhea is a typeof pain in the stomach that originates from uterine cramps in the menstrual period. Using the oralcontraceptive and monthly injected contraceptive can reduce dysmenorrhea occurrence. The aim of the studywas to find out the difference of dysmenorrheal occurrence between the oral contraceptive users and monthlyinjected contraceptive users in Pasayangan Public Health Center. It was an analytic observational study withcross-sectional design. Sample were chosen by purposive sampling technique. Subjects in this research were30 oral contraceptive users and 30 monthly injected contraceptive users in Pasayangan Public Health Center.The dysmenorrheal occurrence was assessed with questionnaire. The result of the research indicated thatdysmenorrheal occurrence were suffered more by oral contraceptive users (8 subjects), while only 1 bymonthly injected contraceptive users. Analysis with Fisher’s Exact Test gave p value of 0.026 (p < 0.05),hence it could be concluded that dysmenorrheal occurrence in monthly injected contraceptive users weresignificantly lower than those in oral contraceptive users.Keywords: dysmenorrhea, oral contraceptive, monthly injected contraceptivehttp://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/2818
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/33889
2022-02-18T04:06:00Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/33889
2022-02-18T04:06:00Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 1 (2021): MKMI; 12-18
Analisis Pelaksanaan Program Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) di Pondok Pesantren Durrotu Aswaja Sekaran Gunungpati Semarang
Hulaila, Ahla; Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Musthofa, Syamsulhuda Budi; Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusumawati, Aditya; Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Prabamurti, Priyadi Nugraha; Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-02-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/33889
Poskestren; Kesehatan Pesantren; Pemberdayaan; PHBS
id
Latar Belakang: Salah satu bentuk pemberdayaan di Pondok Pesantren adalah dengan menumbuhkembangkan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren). Namun masih jarang Pondok Pesantren yang memiliki Poskestren. Di Kota Semarang hanya terdapat 7% Pondok Pesantren yang memiliki Poskestren. Poskestren Durrotu Aswaja merupakan Poskestren berprestasi di Kota Semarang yang menjuarai Lomba Gerakan Pesantren Sehat. Penelitian ini bertujuan menganalisis keberhasilan Pelaksanaan Program Poskestren Durrotu Aswaja dengan harapan menjadi pembelajaran bagi Poskestren lainnya.Metode: Pengumpulan data dalam penelitian deskriptif kualitatif ini dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi lapangan. Subjek penelitian terdiri dari delapan kader Poskestren dengan metode purposive sampling. Validitas data dilakukan dengan wawancara kepada sembilan subjek triangulasi. Reliabilitas data dilakukan dengan audit data dan analisis data menggunakan metode content analysis.Hasil: Pada aspek masukan, jumlah kader sudah mencukupi, alat-alat kesehatan sudah lengkap namun untuk ruangan khusus Poskestren masih dalam proses pembangunan. Ketersediaan dana sudah mencukupi dan sebagian besar berasal dari pihak luar. Terdapat data dasar personal hygiene dan media informasi kesehatan. Selain itu terdapat dukungan kiai dalam menerapkan kebijakan yang mendukung kegiatan Poskestren. Pada aspek proses, kegiatan Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Pondok Pesantren (MMPD) sudah terlaksana. Kegiatan Poskestren terdiri dari upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Kemudian adanya sinergitas dengan Puskesmas Sekaran yang aktif membina Poskestren.Simpulan: Berdasarkan indikator keberhasilan Poskestren menunjukkan bahwa dari aspek masukan dan proses secara keseluruhan sudah terpenuhi semua sehingga Poskestren Durrotu Aswaja termasuk dalam kategori baik, namun perlu perbaikan dalam hal pembentukan divisi-divisi khusus Poskestren serta pengadaan ruangan khusus Poskestren. Sehingga diharapkan Poskestren Durrotu Aswaja menjadi lebih baik lagi.Kata kunci: Poskestren, kesehatan pesantren, pemberdayaan, PHBS.ABSTRACTTitle: Analysis of Pesantren Health Post Implementation Programi in Semarang (Study at Durrotu Aswaja Pesantren Health Post Sekaran Gunungpati Semarang) Background: One of power sourced Public Health Efforts (UKBM) in the boarding school is Pesantren Health Post that have principle of, by and for the citizens of the boarding school, which sought promotive and preventive without prejudice to the curative aspects and rehabilitation,with the local health center guidance. However, in fact Islamic boarding schools still rare for to have a Pesantren Health Post. In the city of Semarang there are only 12 Pesantren Health Post out of 185 existing Islamic boarding schools. Durrotu Aswaja Pesantren Health Post is an accomplished Pesantren Health Post in Semarang which has won the Healthy Islamic Boarding School Movement Competition in 2019. The aimed of this research is to analyze the implementation of pesantren health post program in Durrotu Aswaja Islamic boarding school with a systems theory approach which is expected to be a lesson learned for other pesantren health post.Method: This research uses a qualitative method with a case study approach. The research subjects are 8 people consisting of the Durrotu Aswaja pesantren health post administrators using purposive sampling method and data collection techniques through indepth interviews and field observation by using an interview guide sheet and a voice recorder, then the collected data were analyzed through the content analysis method.Result: The results showed that the number of cadres was sufficient, the facilities and infrastructure for the pesantren health post were complete. The particular room for the pesantren health post was still under construction, the availability of funds was adequate. Many sources of funds came from outside parties who were allocated for poskestren operations. Activities that have been running consist of promotive, preventive, curative and rehabilitative efforts. The success of the pesantren health post program cannot be separated from the existence of active pesantren health post cadres who have a background in the health sector, the synergy with the Sekaran Puskesmas who actively foster the pesantren health post. Besides there is support from kiai in implementing policies that support the running of pesantren health post activities.Conclusion: Based on the indicators of the success of the pesantren health post, it shows that from the aspect of input and the overall process all have been fulfilled so that the durrotu aswaja pesantren health post is in the good category. However, there is a need for improvement efforts because in each indicator there are several obstacles that need to be fixed. Keywords: Pesantren health post, Islamic boarding school health, empowerment, clean and healthy behavior program
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/55462
2024-01-05T00:01:37Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55462
2024-01-05T00:01:37Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 6 (2023): MKMI; 342-345
Pengaruh Pandemi COVID-19 terhadap Tingkat Stres Mahasiswa dalam Melaksanakan Kuliah Daring
Fauzi, Almufarid; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
Mursyida, Mursyida; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
Khatab, Khatab; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
Elmiyati, Elmiyati; Fakultas Kedokteran, Universitas Abulyatama, Banda Aceh|Universitas Abulyatama
2023-12-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55462
pandemi COVID-19; pembelajaran daring; tingkat stres
id
Latar belakang: Pandemi COVID-19 memberikan dampak pada berbagai kehidupan salah satunya yaitu pendidikan dengan diberlakukannya pembelajaran daring. Pemberlakuan pembelajaran daring yang secara tiba tiba menuntun mahasiswa berdaptasi dengan cepat terhadap metode belajar yang berbeda dengan sebelumnya. Perubahan terhadap metode daring ini dapat menimbulkan stres bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Abulyatama. Oleh sebab itu peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh tingkat stres terhadap mahasiswa kuliah daring. Tujuan dari penelitiam ini adalah untuk mengetahui Pengaruh tingkat stres pada mahasiswa kuliah daring pada mahasiswa Abulyatama selama pandemi COVID-19.Metode: Jenis desain penelitian ini Cross Sectional retrsopektif, dengan responden 92 mahasiswa kedokteran Universitas Abulyatama dengan teknik pengambilan sampel total sampling yaitu jumlah sampel dengan populasi sampel sama sebanyak 92 mahasiswa, pada penelitian ini menggunakan kueisoner Depresi Anxiety Stres Scale (DASS-42). Penelitian ini dilakukan pada bulan november 2022 hingga januari 2023.Hasil: Hasil penelitian terhadap tingkat stres pada mahasiswa Abulyatama sebagian besar tidak mengalami stres yaitu normal 71 orang dengan presentase (77,2%), stres sedang 10 orang dengan presentase (10,9%), stres ringan 8 orang dengan presentase (8,7%), stres parah 2 orang dengan presentase (2,2%) dan yang mengalami stres sangat parah 1 orang dengan presentase (1,1%).Simpulan: Dapat disimpulkan bahwasanya mahasiswa kedokteran abulyatama tidak berpengaruh terhadap pembelajaran daring pada massa COVID 19, sehingga pada angkatan atas sudah bisa beradaptasi dengan metode pembelajaran daring, yang dimana pada mahasiswa kedokteran Universitas Abulyatama pada angkatan 2019 tidak menimbulkan stres pada saat melaksanakan kuliah daring sehingga perkuliahan daring ini efektif dilaksanakan pada angkatan 2019.Kata kunci: pandemi COVID-19; pembelajaran daring; tingkat stres Title: The Influence of The COVID-19 Pandemic on Students' Stress Levels in Carrying Out Online LecturesBackground: The COVID-19 pandemic has had an impact on various lives, one of which is education by implementing online learning. The introduction of online learning suddenly led students to adapt quickly to learning methods that were different from before. This change to the online method can cause stres for Abulyatama Medical Faculty students. Therefore researchers conducted research to determine the effect of stres levels on online college students. To find out the effect of stress levels on online lecture students on Abulyatama students during the COVID-19 pandemic. Method: This type of research design was cross-sectional retrospective, with 92 medical students at Abulyatama University as respondents with a total sampling technique, namely the number of samples with the same sample population of 92 students, in this study using the Depression Anxiety Stress Scale questionnaire (DASS-42). This research was conducted from November 2022 to January 2023.Result: The results of the research on stress levels in Abulyatama students mostly did not experience stress, namely normal 71 people with a percentage (77,2%), 10 people who were moderately stressed with a percentage (10,9%) , 8 people who were mildly stressed with a percentage(8,7%), 2 people who were severely stressed with a percentage (2,2%) and 1 person who was experiencing very severe stress with a percentage (1,1%).Conclusion: It can be concluded that Abulyatama medical students have no effect on online learning in the mass of COVID 19, so that upperclassmen have been able to adapt to online learning methods, which medical students at Abulyatama University in class of 2019 do not cause stress when carrying out online lectures so that lectures This online program is effectively carried out in the 2019 batch.Keywords: COVID-19 pandemic; online learning; stres level
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6165
2014-02-06T14:10:20Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/6165
2014-02-06T14:10:20Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 11, No 1 (2012): MKMI; 65-70
Kejadian Keracunan Pestisida Pada Istri Petani Bawang Merah di Desa Kedunguter Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes
Mahmudah, Muamilatul
Wahyuningsih, Nur Endah
Setyani, Onny
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/6165
en
Data pemeriksaan kalinesterase DKK Brebes menunjukkan bahwa 19,25% petani mengalami keracunan ringan dan 4,08% mengalami keracunan sedang, dimana istri petani berisiko mengalami keracunan karena keterlibatan mereka dalam kegiatan pertanian. Tujuan penelitian untuk megetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian keracunan pestisida pada istri petani bawang merah di Desa Kedunguter Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional. Sampel penelitian sejumlah 37 orang diambil menggunakan metode purposive sampling. Analisis data dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan istri petani yang mengalami keracunan sebanyak 29 orang (78,4%). Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara keikutsertaan istri dalam kegiatan pertanian (p=0,042), tingkat risiko paparan (p=0,002) dengan kejadian keracunan pestisida. Upaya yang perlu dilakukan adalah tetap berhati-hati terhadap paparan pestisida. Perlu dilakukan sosialisasi, pemantauan dan evaluasi terhadap perilaku petani dan istrinya dalam melakukan aktivitas pertanian serta bahaya penggunaan pestisida oleh instansi terkait. Kata kunci: Faktor-faktor yang berhubungan, istri petani, kejadian keracunan Factors Related to the Incidence of Pesticide Poisioning on Farmers Wife in Kedunguter Village, Brebes Regency, The data of cholinesterase test from Brebes Health Departement showed that 19,25% onion farmers get mild intoxication and 4,08% get severe intoxication which farmer's wife is one of the populations who risked for getting intoxication because of their involvement in agricultural activities. This research was to analyze the factors related to the incidence of pesticide poisioning. This research used observational research with cross sectional approach. The samples are 37 people were taken using the purposive sampling. Data was analized with Chi-Square. Examination results showed farmer's wife who get intoxication are 29 people (78,4%). The results showed relationshipbetween the wifeb participation in agricultural activities (p=0.042), the level of risk exposure (p=0.002) with the incidence of pesticide poisoning. Efforts need to doing is to remain cautious due to exposure to pesticides. It’s needed in doing socialiszation, obsentation, and evaluation to the farmers and wife habit in agriculture activity and the dangers af using pesticide by the related. Keywords: Factors related, the farmer’s wfe, the incidence of poisoning
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/35985
2022-02-18T07:48:27Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/35985
2022-02-18T07:48:27Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 2 (2021): MKMI; 126-133
Penggunaan Media Sosial selama Pandemi Covid-19 dalam Promosi Kesehatan di Rumah Sakit Kabupaten Tangerang
Vionita, Luthfia; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya|Universitas Airlangga
Prayoga, Diansanto; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya|Universitas Airlangga
2021-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/35985
Media sosial; promosi kesehatan; pandemi COVID-19
id
Latar belakang: Indonesia dan dunia saat ini sedang dilanda pandemi COVID-19 yang mana merupakan penyakit menular akut. Namun, dibalik pandemi COVID-19 komunikasi dan informasi berkembang sangat pesat yang membuat perubahan dalam kehidupan manusia dan berpengaruh pada intervensi kesehatan yang melibatkan masyarakat umum dalam meningkatkan derajat kesehatan dengan mempengaruhi perilaku masyarakat tersebut. Oleh karena itu, bagian dari promosi kesehatan dapat dimasukkan dalam pemasaran sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari penggunaan media sosial selama pandemi COVID-19 dalam promosi kesehatan di Rumah Sakit Kabupaten Tangerang.Metode: Penelitian ini menggunakan metode deksriptif kuantitatif dengan sampel yaitu seluruh rumah sakit yang berada di Kabupaten Tangerang yaitu dengan jumlah 20 rumah sakit. Data penelitian merupakan data sekunder yang diperoleh dari hasil pencarian menggunakan bantuan internet/search engine pada tiap media sosial (Website, E-mail, Facebook, Twitter, Instagram, Tiktok, dan Spotify).Hasil: Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tipe rumah sakit di kabupaten Tangerang sebagian besar yaitu tipe C dengan persentase sebesar 80% (16 rumah sakit). Penggunaan media sosial sebagai fasilitas dalam promosi kesehatan di rumah sakit yang tersebar di kabupaten Tangerang paling banyak menggunakan Website, Intagram, E-mail, serta Fanspage Facebook. RS St. Carolus Summarecon Serpong memiliki postingan terbanyak di media sosial Instagram dan postingan tersebut terkait dengan promosi kesehatan selama pandemi COVID-19. Adanya strategi promosi kesehatan dengan giveaway membuat media Instgram RS Mitra Keluarga Gading Serpong memiliki jumlah like postingan sebanyak 16.884 dan 1.890 comment.Simpulan: Selama pandemi COVID-19 penggunaan platform media sosial dapat berpotensi dalam promosi kesehatan dimana Website dan Instagram merupakan media sosial yang paling banyak digunakan oleh rumah sakit yang berada di Kabupaten Tangerang dimana 16 pengguna Website dan 14 pengguna Instagram dengan 80% (16 rumah sakit) bertipe C. Strategi promosi kesehatan dengan giveaway dapat menarik minat masyarakat serta konten yang menarik dapat meningkatkan jumlah likes, comments, shares, dan views.Kata kunci: media sosial; promosi kesehatan; pandemi COVID-19 ABSTRACTTitle: Social Media Used For Health Promotion When COVID-19 Pandemic At The Tangerang District HostpitalBackground: Indonesia and the world are currently being hit by the COVID-19 pandemic, which is an infectious disease. However, the COVID-19 communication and information pandemic is developing very rapidly which makes changes in human life and affects health interventions that involve the general public in increasing health status by influencing the behavior of these people. Therefore, part of the promotion can be included in social marketing. This study aims to study the use of social media during the COVID-19 pandemic in health promotion at Tangerang District Hospital.Method: This study used a quantitative descriptive method with a sample of all hospitals in Tangerang Regency, with a total of 20 hospitals. Research data is secondary data obtained from search results using the help of internet / search engines on each social media (website, e-mail, Facebook, Twitter, Instagram, TikTok, and spotify).Result: The results of this study indicate that the type of hospital in Tangerang district is mostly type C with a percentage of 80% (16 hospitals). The use of social media as a facility in health promotion in hospitals in Tangerang district mostly uses Website, Intagram, E-mail, and Facebook Fanspage. RS St. Carolus Summarecon Serpong has the most posts on social media Instagram and these posts are related to health promotion during the COVID-19 pandemic. With a health promotion strategy with a giveaway, the Mitra Keluarga Gading Serpong Hospital Media Instgram has 16,884 likes and 1890 comments.Conclusion: During the COVID-19 pandemic the use of social media platforms has the potential for health promotion where Website and Instagram are the most widely used social media by hospitals in Tangerang Regency where 16 Website users and 14 Instagram users with 80% (16 hospitals) are type C Health promotion strategy with giveaway can attract public interest and interesting content can increase the number of likes, comments, shares, and views.Keywords: social media; health promotion; COVID-19 pandemic
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/22796
2022-08-04T02:59:51Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22796
2022-08-04T02:59:51Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 18, No 1 (2019): MKMI
Penerapan Model Hot Fit pada Evaluasi Sistem Informasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di RSUD Dr. Moewardi
Fanny, Nabilatul; Akademi Perekam Medis dan Informatika Kesehatan Citra Medika, Surakarta|Akademi Perekam Medis dan Informatika Kesehatan Citra Medika
2019-04-15 14:09:57
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22796
Evaluasi Sistem Informasi; Keselamatan dan Kesehatan Kerja; Model HOT Fit
id
Penggunaan teknologi sistem informasi yang baik dapat membantu terlaksananya program K3 secara efektif dan efisien, kegiatan program K3RS dapat dilaporkan secara periodik dan sistematis sehingga pihak manajer puncak dapat mengambil keputusan dengan tepat. Keberhasilan sistem informasi suatu organisasi tergantung bagaimana sistem itu dijalankan, kemudahan sistem itu bagi para pemakainya, dan pemanfaatan teknologi yang digunakan. Evaluasi program sangat penting dan bermanfaat terutama bagi pengambil keputusan. Tujuan penelitian ini adalah Melakukan evaluasi terhadap sistem informasi keselamatan dan kesehatan kerja di RSUD Dr. Moewardi dengan menggunakan pendekatan model HOT Fit.Jenis penelitian adalah deskriptif eksploratori dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam pengelolaan sistem informasi berjumlah 8 orang. Obyek penelitian adalah sistem informasi keselamatan dan kesehatan kerja di RSUD Dr. Moewardi. Analisis isi digunakan untuk mendapatkan gambaran sistem informasi berdasarkan model HOT Fit terdiri dari Manusia, Organisasi, dan Teknologi.Hasil penelitian bila ditinjau dari faktor manusia, SI P2K3RS mudah pelaksanaannya, belum ada pelatihan atau sosialisasi. Faktor organisasi, sudah terbentuk struktur organisasi, belum ada anggaran khusus, tidak adanya juklak/juknis dan prosedur kerja. Teknologi belum semua menggunakan komputer komunikasi antar sesama anggota pelaksana sudah berjalan lancar.Disarankan ada prosedur pelaksanaan, juklak, juknis dan uraian kerja, melaksanakan sosialisasi dan pelatihan bagi anggota tim dan pegawai dilingkungan RSUD Dr. Moewardi melakukan pengawasan berkesinambungan yang terjadwal, memperbaiki kualitas informasi dan menambah jumlah tenaga sesuai antara pendidikan dengan kebutuhan.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/38065
2022-02-22T14:44:22Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/38065
2022-02-22T14:44:22Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 4 (2021): MKMI; 229-239
Determinan Penyebab Perilaku Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dalam Pencegahan DBD oleh Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Sendangmulyo
Hidayah, Novia Nur; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Prabamurti, Priyadi Nugraha; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Handayani, Novia; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-08-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/38065
Demam Berdarah Dengue; Perilaku Pengelolaan Sampah Rumah Tangga; Ibu Rumah Tangga; Kelurahan Sendangmulyo
id
Latar belakang: Demam berdarah dengue merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty. Kasus DBD di kelurahan Sendangmulyo terus meningkat sejak tahun 2018 hingga tahun 2020. Meningkatnya kasus DBD disebabkan oleh kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan seperti sampah yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan perilaku pengelolaan sampah rumah tangga terhadap kasus DBD oleh ibu rumah tangga di Kelurahan Sendangmulyo.Metode: Jenis penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah ibu rumah tangga berjumlah 12.393 dengan sampel sebanyak 388 responden. Pengambilan sampel menggunakan metode proportional random sampling dan pengambilan data menggunakan googleform dilakukan bulan Desember 2020 hingga Januari 2021. Variabel bebas yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jumlah anggota keluarga dalam 1 KK, riwayat penyakit DBD dalam 1 keluarga, pengetahuan, sikap, sarana prasarana, akses informasi, dukungan keluarga, dukungan di lingkungan rumah, dukungan petugas lingkungan kelurahan, dukungan petugas kesehatan dan variabel terikat yaitu perilaku pengelolaan sampah rumah tangga. Uji statistik yang digunakan pada analisis univariat adalah distribusi frekuensi dan pada analisis bivariat adalah uji Chi square. Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan nomor 306/EA/KEPK-FKM/2020.Hasil: Hasil penelitian menunjukan sebanyak 53,9% responden memiliki perilaku pengelolaan sampah rumah tangga yang buruk. Karakteristik responden mayoritas umur >44 tahun 59,8%, pendidikan tinggi 74,7%, pekerjaan bekerja 80,9%, pendapatan 50,8% <UMR, terdapat 52,1% jumlah anggota keluarga luas dalam 1 KK, 83% tidak memiliki riwayat penyakit DBD dalam 1 keluarga, pengetahuan baik 51,5%, sikap baik 51,8%, sarana – prasarana baik 66,2%, akses informasi buruk 57,2%, mendapat dukungan keluarga 64,9%, mendapat dukungan di lingkungan rumah 59,5%, mendapat dukungan petugas lingkungan kelurahan 78,1%, mendapat dukungan petugas kesehatan 57,5%. Hasil uji statistik Chi square menunjukkan terdapat hubungan umur (p=0,000), pendidikan (p=0,039), pekerjaan (p=0,001), pendapatan (p=0,000), riwayat penyakit DBD dalam 1 keluarga (p=0,000), pengetahuan (p=0,000), sarana prasarana (p=0,042), akses informasi (p=0,000), dukungan keluarga (p=0,001) dan dukungan petugas kesehatan (p=0,025) dengan perilaku pengelolaan sampah rumah tangga.Simpulan: perilaku pengelolaan sampah rumah tangga yang buruk memiliki hubungan dengan umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, riwayat penyakit DBD dalam 1 keluarga, pengetahuan, sarana prasarana, akses informasi, dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan terhadap kasus DBD di kelurahan Sendangmulyo.Kata kunci: Demam Berdarah Dengue; Perilaku Pengelolaan Sampah Rumah Tangga; Ibu Rumah Tangga; Kelurahan Sendangmulyo ABSTRACTTitle: Determinants of the Household Waste Management Behavior in preventing DHF Cases by housewives in Sendangmulyo VillageBackground: Dengue Hemorrhagic Fever is an infectious disease caused by the dengue virus through the bite of the Aedes aegypty mosquito. DHF cases in the Sendangmulyo sub-district continued to increase from 2018 to 2020. The increase in dengue cases was due to a lack of public awareness of environmental hygiene such as garbage which became a breeding ground for mosquitoes. This study aims to analyze the behavioral determinants of household waste management on cases of dengue fever by housewives in Sendangmulyo Village.Method: This type of research is observational with a cross sectional approach. The research population is housewives totaling 12,393 with a sample of 388 respondents. Sampling using proportional random sampling method and data collection using google form. The independent variables are age, education, occupation, income, number of family members in 1 KK, history of dengue fever in 1 family, knowledge, attitudes, infrastructure, access to information, family support, support in the home environment, support from village environment officers, support officers health. The statistical test used in the univariate analysis is the frequency distribution and in the bivariate analysis is the Chi square test. This research has received approval from the Health Research Ethics Commission number 306/EA/KEPK-FKM/2020.Results: The results showed that 53.9% of respondents had poor household waste management behavior. The results of the Chi square statistical test showed that there was a relationship between age (p = 0.000), education (p = 0.039), occupation (p = 0.001), income (p = 0.000), history of DHF in 1 family (p = 0.000), knowledge ( p=0.000), infrastructure (p=0.042), access to information (p=0.000), family support (p=0.001) and support from health workers (p=0.025) with household waste management behavior.Conclusion: Poor household waste management behavior has a relationship with age, education, occupation, income, history of dengue disease in one family, knowledge, infrastructure, access to information, family support and support from health workers for dengue cases in Sendangmulyo village.Keywords: Dengue Hemorrhagic Fever; Household Waste Management Behavior; Housewives; Sendangmulyo Village
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/39409
2022-09-20T03:10:50Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39409
2022-09-20T03:10:50Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 5 (2021): MKMI; 327-333
Strategi Coping Stress Melalui Media Sosial pada Remaja di Kota Semarang
Amelia, Fransiska Devia Tiara; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Husodo, Besar Tirto; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Handayani, Novia; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/39409
Koping Stres; Media Sosial; Remaja
id
Latar belakang: Media sosial menawarkan keadaan memahami dan dipahami bagi pengguna, serta koneksi instan dengan ruang publik yang interaktif dan nyaman. Media sosial sebagai strategi coping dapat membantu individu mendapatkan akses ke sumber informasi dan terhubung serta mendapat dukungan dari orang lain saat menghadapi keadaan yang penuh tekanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana remaja memanfaatkan media sosial sebagai strategi coping stress.Metode: Metode pada penelitian menggunakan pendekatan cross sectional melalui observasional kuantitatif. Populasi penelitian ini remaja yang berdomisili di Kota Semarang berjumlah 299.768 remaja dengan sampel sebanyak 384 responden menggunakan teknik proportional purposive sampling. Pengumpulan data melalui angket online.Hasil: Responden berjenis kelamin perempuan (72,9%), dan laki-laki (27,1%). Responden yang melakukan praktik pemanfaatan media sosial sebagai strategi coping stress baik sebanyak 57,8% dan pemanfaatan yang buruk sebanyak 42,2%. Praktik pemanfaatan media sosial sebagai strategi coping stress berhubungan dengan tingkat stres responden (p-value=0,003). Selain itu praktik pemanfaatan media sosial sebagai strategi coping stress berhubungan dengan penggunaan media sosial (p-value=0,019).Simpulan: Responden memanfaatkan media sosial sebagai strategi coping stress untuk melampiaskan stres yang meraka miliki dengan akivitas media sosial yang dilakukan berupa menonton video. Sehingga dibutuhkan peran instansti kesehatan dalam membuat promosi kesehatan yang menarik mengenai coping stress melalui media sosial agar pengguna media sosial dapat menggunakannya dengan bijak dan efisien.Kata kunci: Koping Stres; Media Sosial; Remaja ABSTRACTTitle: Copimg Stress Strategy Using Social Media in Adolescents in Semarang CityBackground: Social media offers users a state of understanding and being understood, as well as instant connection with interactive and convenient public spaces. Social media as a coping strategy can help individuals gain access to sources of information and connect and get support from others when dealing with stressful situations. This study aims to determine how adolescents use social media as a strategy coping stress.Method: The research method uses aapproach cross sectional through quantitative observation. The population of this research is adolescents who live in the city of Semarang totaling 299,768 teenagers with a sample of 384 respondents using proportional purposive sampling technique. Data collection through questionnaire online.Result: Respondents were female (72.9%), and male (27.1%). Respondents who had a good practice using social media as a strategy coping stress are 57.8% and 42.2% are not good yet. The practice of using social media as astrategy coping stress related to the respondent's stress level (p-value= 0.003). In addition, the practice of using social media as a strategy coping stress related to the use of social media (p-value= 0.019).Conclusion: Respondents use social media as a strategy coping stress to vent the stress they have with social media activities carried out in the form of watching videos. So that it takes the role of health agencies in making attractive health promotions about coping stress through social media so that social media users can use them wisely and efficiently.Keywords: Coping Stress; Social Media; Adolescents
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/22700
2022-04-03T10:28:18Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22700
2022-04-03T10:28:18Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 1 (2020): MKMI; 10-13
Status Kerentanan Nyamuk Anopheles spp. terhadap Lambdacyhalothrin 0.05% di Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo
Ningtyas, Angelia Galuh; Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Woerjanto, Moh Arie; Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Saraswati, Lintang Dian; Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Ginandjar, Praba; Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-02-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/22700
Anopheles spp; lambdacyhalothrin; status kerentanan
id
Latar belakang: Nyamuk Anopheles spp merupakan vector penyakit Malaria di Kabupaten Purworejo. Selama ini belum dilakukan monitoring status kerentanan nyamuk Anopheles spp di Kabupaten Purworejo. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengukur status kerentanan nyamuk Anopheles spp di Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo.Metode: Penelitian ini mengginakan metode Quasi-experiment dengan sample yaitu nyamuk Anopheles spp hasil koloni F1. Pengujian status kerentanan nyamuk dilakukan pada nyamuk betina sejumlah 120 ekor nyamuk Anopheles spp. Pengujian dilakukan pengulangan sebanyak 6 kali, dengan menggunakan 4 tabung uji kerentanan dan 2 tabung control, masing-masing tabung berisi 20 ekor nyamuk. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata knock down nyamuk Anopheles spp selama 60 menit paparan adalah 19 per repetisi (92,5%). Setelah holding 24 jam, rata-rata kematian nyamuk Anopheles spp adalah 20 per pengulangan (100%). Kematian nyamuk mencapai 80 nyamuk (100%) pada 12 jam. Pada kelompok kontrol, jumlah kematian nyamuk setelah 24 jam adalah 2 ekor (0,5%).Simpulan: Nyamuk Anopheles spp masih rentan terhadap lambdacyhalothrin, sehingga lambdacyhalothrin masih dapat digunakan sebagai kontrol vektor di Kabupaten PurworejoKata kunci: Anopheles spp, lambdacyhalothrin. Status Kerentanan.ABSTRACT Title: Susceptibility Status of Anopheles spp. to Lambdacyhalothrin 0.05% in Pituruh Subdistrict, Purworejo District.Background: Anopheles spp is a malaria mosquito vector in Purworejo Regency. The monitoring of the susceptibility status of Anopheles spp to insecticides not implemented. The purpose of this study was to determine the susceptibility status of Anopheles spp mosquitoes in Pituruh Subdistrict.Method: The design of this study used quasi-experiment with samples of Anopheles spp mosquitoes as a result of F1 colonization The mosquitoes used for testing are female Anopheles spp mosquitoes. The total number of mosquitoes tested was 120 mosquitoes. Repetition was carried out 6 times with the details of 4 tubes as a treatment and 2 tubes as controls for each tube containing 20 mosquitoes.Result: The results showed that the average knock down of Anopheles spp mosquitoes during the 60-minute exposure was 19 per repetition (92.5%). After a 24-hour holding, the average mortality of Anopheles spp mosquitoes was 20 per repetition (100%). Mosquito deaths reached 80 mosquitoes (100%) at 12 hours. In the control group, the number of mosquito deaths after 24 hours holding was 2 tails (0.5%), so there was no need to make corrections using the Abbots formulaConclusion: Anopheles spp mosquitoes are said to be susceptible to lambdacyhalothrin so lambdacyhalothrin can still be used as vector control in Purworejo RegencyKeywords: Anopheles spp, lambdacyhalothrin. Susceptibility
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/41659
2022-04-08T16:49:21Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/41659
2022-04-08T16:49:21Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 1 (2022): MKMI; 1-5
Pelaksanaan Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien di Puskesmas X Kabupaten Demak
Putri, Farah Afanindya Jessedanta; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Arso, Septo Pawelas; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Budiyanti, Rani Tiyas; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-04-08 16:47:02
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/41659
Keselamatan pasien; tujuh langkah menuju keselamatan pasien; puskesmas; insiden keselamatan pasien
id
Latar Belakang: Keselamatan pasien merupakan salah satu isu penting dalam pelayanan kesehatan. Penelitian ini menganalisis pelaksanaan program keselamatan pasien ditinjau dari tujuh langkah menuju keselamatan pasien di Puskesmas X Kabupaten Demak.Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek penelitian ini adalah informan utama yaitu anggota keselamatan pasien, dan informan triangulasi yaitu kepala puskesmas, kepala tata usaha, ketua UKM, dan pasien.Hasil: Berdasarkan hasil penelitian masih ditemukan adanya insiden, terjadi keterlambatan pelaporan, tidak adanya agenda khusus keselamatan pasien, pelaporan hanya untuk internal, selama pandemi COVID-19 pelaksanaan keselamatan pasien kurang optimal.Simpulan: Tujuh langkah menuju keselamatan pasien di puskesmas X Kabupaten Demak belum terlaksana dengan optimal.Kata Kunci : Keselamatan pasien; tujuh langkah menuju keselamatan pasien; puskesmas; insiden keselamatan pasien ABSTRACT Title: Implementation of The Seven Steps to Patient Safety at Puskesmas X Demak Background: Patient safety is one of the important issues in health care. This study proves the safety program of the seven steps towards safety at Puskesmas X Demak district. Method: This study uses a qualitative method with a descriptive approach. The subjects of this study were the main informants, namely members of patient safety, and triangulation of informants, namely the head of the puskesmas, the head of administration, the head of the UKM, and the patient. Result: The results of the study, it was still found that there were incidents, there were delays in reporting, there was no special patient safety agenda, reporting was only for internal, during the COVID-19 pandemic the implementation of patient safety was less than optimal.Conclusion: Seven steps towards patient safety at Puskesmas X, Demak district have not been implemented optimally.Keywords: Patient safety; seven steps to patient safety; puskesmas; patient safety
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/24695
2022-08-09T05:48:50Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24695
2022-08-09T05:48:50Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 2 (2020): MKMI; 108-115
Hubungan Asupan Gizi dan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi (Skor z IMT/U) Anak Usia 7-12 Tahun Penyandang Disabilitas Intelektual di Kota Semarang
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/24695/69299
Fadillah, Annisa; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Widajanti, Laksmi; Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nugraheni, Sri Achadi; Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/24695
Asupan Gizi; Aktivitas Fisik; Status Gizi; Disabilitas Intelektual
id
Latar belakang: Malnutrisi dan disabilitas merupakan masalah utama kesehatan global. Prevalensi anak disabilitas intelektual di Indonesia meningkat dari 0,92 % menjadi 2,45 %. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada hubungan asupan gizi dan aktivitas fisik dengan status gizi anak disabilitas intelektual di Kota Semarang.Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan total sampling dan dilakukan di SLB Negeri Kota Semarang. Sampel terdiri dari siswa SDLB kelas 1-6 yang berumur 7-12 tahun. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 46 orang.Hasil: Berdasarkan hasil penelitian diketahui status gizi anak disabilitas intelektual tergolong normal (56,5 %). Anak disabilitas intelektual mengalami defisit energi, karbohidrat, lemak, besi, seng, kalsium, iodium, dan vitamin C. Dan memiliki asupan gizi kategori baik untuk asupan protein dan vitamin A. Hasil uji statistik Rank Spearman menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara asupan karbohidrat, besi, seng, kalsium, iodium, vitamin A, vitamin C dan aktivitas fisik dengan status gizi (skor z IMT/U) (p>0,05). Ada hubungan asupan energi dan protein dengan status gizi (skor z IMT/U) (p=0,005, r=0,40; p=0,001, r=0,53) dengan korelasi sedang dan arah positif. Ada hubungan asupan lemak dengan status gizi (skor z IMT/U) (p=0,001, r=-0,4) dengan korelasi sedang dan arah negatif.Simpulan: Ada hubungan antara tingkat kecukupan energi, protein dan lemak dengan status gizi anak penyandang disabilitas intelektual dan tidak terdapat hubungan antara tingkat kecukupan karbohidrat, besi, seng, iodium, kalsium, vitamin A, vitamin C dan aktivitas fisik dengan status gizi anak disabilitas intelektual di Kota Semarang. Kata kunci: Asupan Gizi, Aktivitas Fisik, Status Gizi, Disabilitas Intelektual. ABSTRACT Title: Relationship of nutritional intake and physical activities with nutritional status (score z imt/u ) children age 7-12 years of intellectual disability in semarang city Background: Malnutrition and disability are the main problems of global health. The prevalence of children with intellectual disabilities in Indonesia increased from 0.92% to 2.45%. This study aimed to determine the relationship between nutritional intake and physical activity with the nutritional status of children with intellectual disabilities in the city of Semarang.Method: This was cross sectional research and conducted in Semarang State SLB. The sample consisted of SDLB students in grades 1-6 who were 7-12 years old. The number of samples used was 46 people. Result: Based on the results of the study, it was found that the nutritional status of children with intellectual disabilities was classified as normal (56.5%). Intellectual disability children have deficits in energy, carbohydrate, fat, iron, zinc, calcium, iodine, and vitamin C and have good nutrition for the intake of protein and vitamin A. The results of the Spearman Rank statistical test sowed that there was no relationship between carbohydrate intake, iron, zinc, calcium, iodine, vitamin A, vitamin C and physical activity with nutritional status (BMI/U z score) (p> 0.05). There was correlation between energy and protein intake with nutritional status (IMT / U z score) (p = 0.005, r = 0.40; p = 0.001, r = 0.53) with moderate correlation and positive direction. There was a correlation between fat intake and nutritional status (IMT / U z score) (p = 0.001, r = -0.4) with moderate correlation and negative direction.Conclusion: There is a relationship between the level of adequacy of energy, protein and fat with the nutritional status of children with intellectual disabilities and there is no relationship between the level of adequacy of carbohydrates, iron, zinc, iodine, calcium, vitamin A, vitamin C and physical activity with the nutritional status of children with intellectual disabilities in the City Semarang. Keywords: nutritional intake, physical activity, nutritional status, intellectual disability
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/45864
2022-09-05T08:50:47Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/45864
2022-09-05T08:50:47Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 4 (2022): MKMI; 224-237
Pemanfaatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer di Area Perkotaan Berdasarkan Status Ekonomi dan Kepemilikan Jaminan Kesehatan (Analisis Data IFLS 5)
Djunawan, Achmad; Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yayasan RS Dr. Soetomo, Surabaya|Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yayasan RS Dr. Soetomo
Lillah, Alif If'al; Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yayasan RS Dr. Soetomo, Surabaya|Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yayasan RS Dr. Soetomo
Dewi, Ratna Sari; Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika, Jombang|Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika
2022-08-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/45864
Kesetaraan; Pelayanan Kesehatan; Utilisasi
id
Latar belakang: Jumlah penduduk miskin di perkotaan masih tergolong besar sedangkan maysarakat membutuhkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mngidentifikasi kesetaraan utilisasi fasilitas pelayanan kesehatan primer milik pemerintah dan swasta berdasarkan status ekonomi dan kepemilikan jaminan kesehatan oleh penduduk perkotaan Indonesia (analisis data IFLS 5).Metode: Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penduduk berumur 15 tahun keatas yang tinggal di perkotaan Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan dengan tekhnik random sampling berdasarkan strarifikasi provinsi dan karakteristik perkotaan atau pedesaan. Penelitian kuantitatif deskriptif ini menggunakan data sekunder Indonesia Family Life Survey (IFLS) 5 yang dikumpulkan pada bulan September 2014 sampai Agustus 2015 (Strauss, Witoelar, & Sikoki, 2016). Peneliti menggunakan rancang bangun cross sectional study dengan pendekatan observasional.Hasil: Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa semakin tinggi status ekonomi masyarakat di perkotaan maka mereka cenderung menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan primer milik swasta dibandingkan milik pemerintah. Masih ada ketidaksetaraan utilisasi pelayanan kesehatan primer milik pemerintah di perkotaan pada awal implementasi JKN berdasarkan status ekonomi khususnya pada pemilik jaminan kesehatan BPJS kesehatan. Masih ada ketidaksetaraan utilisasi pelayanan kesehatan primer milik swasta di perkotaan pada awal implementasi JKN berdarkan status ekonomi khususnya pada masyarakat yang tidak memiliki jaminan kesehatan.Simpulan: Belum adilnya pemanfaatan pelayanan kesehatan berdasarkan status ekonomi dan kepemilikan jaminan kesehatan. Saran yang dapat diberikan yaitu meningkatkan cakupan jaminan kesehatan ke seluruh masyarakat khususnya masyarakat miskin disertai pembagian manfaat (pooling) berdasarkan status ekonomi atau kepesertaan untuk mencapai kesetaraan.Kata kunci: Kesetaraan; Pelayanan Kesehatan; UtilisasiABSTRACTTitle: Primary Health Care Facilities Utilization in Urban Area base on Economic Status and Health Insurance (IFLS 5 Data Analysis).Background: The poor people in urban areas are still relatively large, while the community needs quality health services. The purpose of this study was to identify the equality of public and private primary health care facilities utilization based on economic status and ownership of health insurance by Indonesian urban residents (IFLS 5 data analysis).Method: The population in this study is the entire population aged 15 years and over who live in urban Indonesia. Sampling was carried out using a random sampling technique based on provincial stratification and urban or rural characteristics. This descriptive quantitative study uses secondary data from the Indonesia Family Life Survey (IFLS) 5 which was collected from September 2014 to August 2015 (Strauss, Witoelar, & Sikoki, 2016). Result: The researcher used a cross-sectional study design with an observational approach. The results of this study are that the higher the economic status of people in urban areas, the more likely to use private primary health care facilities than public primary health care facilities. There is still inequality of public primary health services utilization in urban areas at the beginning of National Health Insurance (NHI) implementation based on economic status, especially for BPJS health insurance members. There is still inequality private primary health services utilization in urban areas at the beginning of NHI implementation based on economic status, especially for people who do not have health insurance.Conclusion: There are inequity in health services utilization based on economic status and ownership of health insuranceMost of osteoarthritis respondent are obese. Suggestions that can be given are to increase the coverage of health insurance for the entire community, especially the poor, along with benefit-sharing (pooling) based on economic status or participation to achieve equality.Keywords: Equality; Health Services; Utilization
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/41666
2022-09-05T08:51:31Z
mkmi:LTR
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/41666
2022-09-05T08:51:31Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 2 (2022): MKMI; 118-123
Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional pada Aspek Kepesertaan untuk Mencapai Universal Health Coverage
Putri, Syifa Shidqi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Suryawati, Chriswardani; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/41666
Jaminan Kesehatan Nasional; Partisipasi; Cakupan Kesehatan Semesta
id
Latar belakang: Jaminan Kesehatan Nasional di suatu negara adalah program yang dibentuk untuk mencapai Cakupan Kesehatan Semesta guna memastikan bahwa setiap warga negara dalam populasi memiliki akses ke layanan kesehatan dengan partisipasi wajib. Dalam perkembangan pelaksanaan JKN terdapat permasalahan yaitu penurunan kepesertaan yang menjadi alasan peneliti melakukan penelitian untuk menganalisis faktor-faktor yang berkaitan dengan kepesertaan JKN, hambatan, serta upaya mempertahankan dan meningkatkan kepesertaan.Metode: Metode dalam penelitian ini adalah Literature Review dengan metode analisis data sederhana (simplified approach). Terdapat 12 artikel nasional dan 3 artikel internasional yang telah dipilih oleh peneliti sebagai bahan penelitian.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan kepesertaan BPJS Kesehatan dibagi menjadi 3 faktor utama, yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor kebutuhan. Hambatan pelaksanaan JKN ditemukan pada aspek pendaftaran, manfaat yang diterima, dan kualitas layanan yang buruk.Simpulan: Faktor yang berhubungan dengan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional adalah faktor umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, jumlah anggota keluarga, pengetahuan, pendapatan, dukungan keluarga dan sosial, persepsi serta motivasi. Kata kunci: Jaminan Kesehatan Nasional; Partisipasi; Cakupan Kesehatan Semesta ABSTRACT Title: Implementation of National Health Insurance in Participation Aspects to Achieving Universal Health CoverageBackground: National Health Insurance in a country is a program formed to achieve Universal Health Coverage and to ensure that every citizen in the population has access to health services with mandatory participation. In the development of the implementation of JKN, there is a problem, namely a decrease in participation, which is the reason researchers conduct research to analyze factors related to JKN participation, barriers, and efforts to maintain and increase participation. Method: The method in this research is Literature Review with a simple data analysis method (simplified approach). There are 12 national articles and 3 international articles that have been selected by researchers as research material. Result: The results showed that the factors related to BPJS Health participation were divided into 3 main factors, namely predisposing factors, supporting factors, and needs factors. Barriers to the implementation of JKN were found in aspects of registration, benefits received, and poor service quality.Conclusion: Related factor to participation in National Health Insurance are age, gender, education, occupation, number of members, knowledge, income , family and social support, family perception and motivation.Keywords: National Health Insurance; Participation; Universal Health Coverage
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/32383
2022-09-06T02:56:13Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/32383
2022-09-06T02:56:13Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 6 (2020): MKMI; 385-391
Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Berkendara Aman (Safety Riding) pada Siswa Sekolah Menengah Atas Kota Semarang
Danielle, Christgiveme; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusumawati, Aditya; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Husodo, Besar Tirto; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-12-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/32383
Perilaku; berkendara aman; siswa; kecelakaan lalu lintas
id
Latar belakang: Angka kejadian kecelakaan lalu lintas meningkat tiap tahun. Sepeda motor merupakan jenis kendaraan yang paling banyak terlibat kasus kecelakaan lalu lintas pada tahun 2018 yaitu sebanyak 1335 kejadian dan pelaku kecelakaan lalu lintas berdasarkan Pendidikan terbanyak pada tingkat SLTA atau sederajat SMA, serta pada golongan usia 16 -25 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perilaku berkendara siswa yang terbentuk melalui niat, kontrol perilaku dan karakteristik responden dengan berdasarkan theory planned behavior khususnya pada siswa SMA kota Semarang. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode cross-sectional dengan sampel penelitian sebanyak 300 siswa SMA dengan kriteria berdomisili di kota Semarang, masih terdaftar sebagai siswa aktif dan mengendarai sepeda motor serta teknik pengambilan sampel menggunakan cluster random sampling. Hasil: Sebesar 67,3% siswa sudah berperilaku berkendara aman (safety riding) yang baik. Niat berperilaku, Pengetahuan, Jarak tempuh sekolah dan Kepemilikan SIM C pada siswa memiliki hubungan terhadap perilaku safety riding. Penelitian ini ditemukan perbedaan dengan penelitian sebelumnya yang dimana jenis kelamin dapat mempengaruhi perilaku berkendara aman. Simpulan : Rata-rata perilaku siswa SMA dalam berkendara aman sudah baik, namun masih dilakukan karena dorongan oleh perintah atau arahan orangtua dalam penggunaan alat pelindung diri (berupa helm, sepatu, jaket dan lainnya) bukan dari niat diri sendiri dan masih banyak siswa yang belum mempunyai SIM C sehingga perlu menjadi perhatian bagi instansi terkait.Kata kunci: Perilaku; berkendara aman; siswa; kecelakaan lalu lintas ABSTRACT Title: Analysis of factors related to safety riding behavior in senior high school students in Semarang CityBackground: The number of traffic accidents increases every year. Motorbikes are the type of vehicle most involved in traffic accident cases in 2018, namely as many as 1335 incidents and traffic accident perpetrators based on the most education at the high school level or high school equivalent, as well as in the 16-25 years old group. This study aims to see students' riding behavior which is formed through intention, behavior control and respondent characteristics based on the theory of planned behavior, especially for high school students in Semarang. Methods: This study is a quantitative study using a cross-sectional method with a sample of 300 high school students in the city of Semarang and the sampling technique using cluster random sampling.Results: 67.3% of the students had good safety riding behavior. Intention to behave, knowledge, school mileage and possession of driver’s licenses in students have a relationship to safety riding behavior. This study found differences with previous studies where gender can influence safety riding behavior.Conclusion: The average behavior of high school students in safety riding is good, but it is still done because of encouragement by orders or directions from parents in the use of personal protective equipment (in the form of helmets, shoes, jackets and others) not from self-intention and there are still many students who have not have a driver’s license so it needs to be a concern for the related agencies.Keywords: Behavior; safety riding; high school; traffic accident
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/48230
2023-03-06T05:17:11Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/48230
2023-03-06T05:17:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 21, No 5 (2022): MKMI; 321-328
Perilaku Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil yang Mengalami Anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Bener Kabupaten Purworejo
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/48230/152403
Wijayanti, Maria Cynthia Bella; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Widjanarko, Bagoes; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Indraswari, Ratih; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/48230
kepatuhan; tablet tambah darah; ibu hamil; anemia; health belief model
id
Latar belakang: Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami anemia disebabkan adanya hemodilusi. Kabupaten Purworejo menjadi Kabupaten dengan cakupan pemberian TTD paling rendah di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2019. Kecamatan Bener menjadi kecamatan dengan anemia ibu hamil tertinggi di Kabupaten Purworejo pada tahun 2020. Penanggulangan dan pengobatan ibu hamil yang mengalami anemia dilakukan dengan mengonsumsi TTD. Kepatuhan ibu hamil yang mengalami anemia dalam mengonsumsi TTD menjadi kunci keberhasilan pengobatan. Puskesmas Bener sebagai distributor TTD tidak dapat menjamin kepatuhan konsumsi TTD pada ibu hamil dengan anemia. Puskesmas Bener telah melakukan KIE berupa edukasi oleh konselor, kelas ibu hamil serta pemasangan poster di ruang tunggu pasien. Penelitian ini menggunakan teori Health Belief Model sebagai dasar analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan konsumsi TTD pada ibu hamil yang mengalami anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Bener.Metode: Penelitian menggunakan desain peneltiian cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan teknik total populasi dengan jumlah sampel 54 ibu hamil yang mengalami anemia. Penelitian dilakukan dari bulan April – Juni 2022 dan dianalisis dengan uji hubungan spearman’s rho.Hasil: Mayoritas responden patuh mengonsumsi TTD (92,6%). Hasil uji menunjukkan variabel yang memengaruhi kepatuhan konsumsi TTD ialah perceived severity (p-value 0,006), perceived barriers (p-value 0,001), self-efficacy (p-value 0,001) dan cues to action (p-value 0,004). Variabel perceived susceptibility (p-value 0,417) dan perceived benefit (p-value 0,262) tidak memengaruhi kepatuhan konsumsi TTD pada ibu hamil yang mengalami anemia.Simpulan: Perceived severity, perceived barriers, self-efficacy dan cues to action menjadi variabel yang berpengaruh terhadap kepatuhan TTD pada ibu hamil yang mengalami anemia.Kata kunci: kepatuhan; tablet tambah darah; ibu hamil; anemia; health belief modelABSTRACTTitle: Compliance Behavior of Blood Supplementation Tablets in Pregnant Women with Anemia in the Work Area of Bener Health Center, Purworejo RegencyBackgorund: Pregnant women are one of the groups that are prone to anemia due to hemodilution. Purworejo Regency became the Regency with the lowest coverage of giving iron tablets in Central Java Province in 2019. Bener District became the sub-district with the highest anemia for pregnant women in Purworejo Regency in 2020. Management and treatment of pregnant women with anemia is done by consuming iron tablets. Compliance of pregnant women with anemia in taking iron tablets is the key to successful treatment. Bener Health Center as a distributor of iron tablets cannot guarantee compliance with iron supplements consumption for pregnant women with anemia. The Bener Health Center has carried out IEC in the form of education by counselors, classes for pregnant women and posters in the patient waiting room. This study uses the Health Belief Model theory as the basis for analyzing the factors that influence adherence to iron tablets consumption in pregnant women with anemia in the Bener Health Center Work Area.Methods: The study used a cross sectional research design. The sampling technique used was the total population of 54 pregnant women with anemia. The study was conducted from April to June 2022 and analyzed by using the Spearman's Rho test.Results: The majority of respondents complied with taking blood-added tablets (92.6%). The test results show that the variables that affect compliance with blood-added tablets are perceived severity (p-value 0.006), perceived barriers (p-value 0.001), self-efficacy (p-value 0.001) and cues to action (p-value 0.004). The variables perceived susceptibility (p-value 0.417) and perceived benefit (p-value 0.262) did not affect the compliance of blood-added tablet consumption in pregnant women with anemia.Conclusion: perceived severity, perceived barriers, self-efficacy and cues to action are variables that affect adherence to blood-added tablets in pregnant women with anemia.Keywords: compliance; iron tablets; pregnant woman; anemia; health belief model
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/55152
2023-07-31T02:50:51Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55152
2023-07-31T02:50:51Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 2 (2023): MKMI; 114-119
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Keselamatan Berkendara (Safety Riding) pada Siswa SMA X Kota Bontang
Oktavianti, Farah Dwinanda; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia|Universitas Diponegoro
Wahyuni, Ida; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia|Universitas Diponegoro
Jayanti, Siswi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia|Universitas Diponegoro
2023-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55152
perilaku; keselamatan berkendara; siswa; kecelakaan lalu lintas
id
Latar belakang: Remaja merupakan kelompok umur yang sering mengalami kecelakaan lalu lintas. Menurut Data Kementerian Perhubungan tahun 2020, angka kecelakaan lalu lintas banyak terjadi pada tingkat pendidikan SMA. Menurut data yang diterbitkan oleh Satuan Lalu Lintas Polres Kota Bontang, 30% kecelakaan lalu lintas melibatkan pelajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis beberapa faktor yang berhubungan dengan perilaku keselamatan berkendara (safety riding) pada siswa SMA X Kota Bontang.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan studi cross sectional. Populasi pada penelitian ini yaitu sebanyak 216 siswa. Sampel yang digunakan sebanyak 67 siswa kelas XII dengan instrumen penelitian berupa angket dan diisi melalui Google Form. Pengambilan sampel ditentukan berdasarkan siswa kelas XII yang memberikan respon. Analisis data penelitian ini dengan univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 59,7% dari total responden memiliki perilaku keselamatan berkendara (safety riding) yang tidak aman. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara sikap (p=0,017), perlengkapan berkendara (p=0,006) dan dukungan lingkungan sosial (p=0,001) terhadap perilaku keselamatan berkendara (safety riding) pada siswa SMA X Kota Bontang. Namun, tidak ada hubungan antara pengetahuan (p=0,570) dan kondisi kendaraan (p=0,142) terhadap perilaku keselamatan berkendara (safety riding) pada siswa SMA X Kota Bontang.Simpulan: Dari keseluruhan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor yang berhubungan dengan perilaku keselamatan berkendara (safety riding) pada siswa SMA X Kota Bontang adalah sikap, perlengkapan berkendara dan dukungan lingkungan sosial.Kata kunci: perilaku; keselamatan berkendara; siswa; kecelakaan lalu lintas Title: Factors Related to Safety Riding Behaviour in High School X BontangBackground: Teenagers are the age group that often experience traffic accidents. According to data from the Ministry of Transportation for 2020, the number of traffic accidents occurs at the high school education level. According to data published by the Bontang City Police Traffic Unit, 30% of traffic accidents involve students. The purpose of this study was to analyze several factors related to safety driving behavior in students of SMA X Bontang City.Method: This research is a quantitative research with the type of analytic observational research with a cross sectional study approach. The population in this study were 216 students. The sample used was 67 class XII students with a research instrument in the form of a questionnaire and filled in via the Google Form. Sampling was determined based on class XII students who gave a response. Analysis of the research data with univariate and bivariate using the chi-square test.Result: The results showed that 59.7% of the total respondents had unsafe safety driving behavior. The results showed that there was a relationship between attitude (p=0.017), riding equipment (p=0.006) and social environmental support (p=0.001) on safety driving behavior in students of SMA X Bontang City. However, there is no relationship between knowledge (p=0.570) and vehicle condition (p=0.142) on safety driving behavior in students of SMA X Bontang City.Conclusion: From the overall results of the study it can be concluded that the factors related to safety driving behavior (safety riding) in SMA X students in Bontang City are attitude, driving equipment and social environmental support.Keywords: behavior; safety riding; students; traffic accidents
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/26634
2022-08-10T06:01:47Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/26634
2022-08-10T06:01:47Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 3 (2020): MKMI; 232-237
Gambaran Cemaran Timbal pada Jajanan Gorengan di Salah Satu Kecamatan Kota Semarang
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/26634/76024
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/26634/76025
Sagita, Mutiara Afri; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Dewanti, Nikie Astorina Yunita; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Sulistiyani, Sulistiyani; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/26634
timbal; gorengan; sanitasi sarana penjaja
id
Latar Belakang: Makanan jajanan sudah menjadi keseharian masyarakat Indonesia, salah satunya adalah gorengan. Namun, gorengan merupakan jajanan berisiko terkontaminasi logam, yangmana memiliki efek toksik pada tubuh manusia. Hasil studi ini, ditemukan gorengan mengandung timbal dan melebihi batas seharusnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran cemaran timbal pada gorengan di salah satu kecamatan Kota Semarang.Metode: Penelitian ini merupakan observasional deskriptif dengan metode cross sectional. Penentuan sampel secara total sampling sebanyak 38 pedagang gorengan dan sampel bakwan.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan kadar timbal pada gorengan tidak memenuhi syarat sebesar (26,3%) dengan rata-rata sebesar 0,184 mg/kg dan kondisi sanitasi sarana penjaja masih buruk (28,9%). Jenis minyak yang banyak digunakan pedagang gorengan adalah minyak curah dengan kondisi minyak goreng awal berjualan adalah minyak campuran. Hasil perhitungan peneliti, rata-rata frekuensi menggoreng pedagang sebanyak ±24 kali dalam sesaat. Kadar timbal sebelum dan sesudah penggorengan pada minyak goreng curah yaitu 0,087 dan 0,152 mg/kg, sedangkan minyak goreng kemasan sebesar <0,010 dan 0,015 mg/kg.Simpulan: Gorengan di Kecamatan X Kota Semarang positif mengandung timbal dengan hasil rata-rata sebesar 0,184 mg/kg dan 31,58% tidak memenuhi syarat serta 28,9% sanitasi sarana buruk.Kata kunci: timbal, gorengan, sanitasi sarana penjajaABSTRACTTitle: Description of Lead Contamination in Fried Snacks in One District of Semarang City Introduction: treet foods have become daily food of Indonesian, which one of is fried foods. But, fried food is a risk contaminated by metals, which has a toxic effect on the human body. In this study, the level of lead present on fried foods and not eligible. This study aims to determine lead contamination in fried foods in one of the sub-districts of Semarang City.Method: This study is observational-descriptive with a cross-sectional design. There were 38 fried food sellers and bakwan by total sampling. Result: The results showed (26.3%) the level of lead in fried food didn't eligible with an average of 0.184 mg/kg and (28.9%) the sanitation of the vendor was poor. The most oil used is bulk oil with a source from mixed oil. The average frequency of frying is ± 24 times in a moment. The level of lead on before and after frying in bulk oil is 0.087 mg/kg and 0.152 mg/kg, while the oil package is <0.010 and 0.015 mg/kg. Conclusion: Fried foods in Sub-district X of Semarang City positively contained lead with an average of 0.184 mg/kg, 31.58% didn’t eligible and 28,9% sanitation of facility still poor. Keywords: lead, fried foods, sanitation of vendor facilities
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/47234
2023-07-20T07:33:11Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/47234
2023-07-20T07:33:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 1 (2023): MKMI; 20-27
Peran Ibu Pekerja Dalam Memberikan Pendidikan Seksualitas Pada Anak Usia Dini
Kusumaningtyas, Frida; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Prabamurti, Priyadi Nugraha; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Kusumawati, Aditya; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2023-02-26 01:38:27
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/47234
pendidikan seksualitas; ibu pekerja; health belief model
id
Latar belakang: Pendidikan seksualitas bukan hanya mempelajari tentang aspek biologi atau sosial tetapi menyangkut masalah psikologis, budaya, moral, etika dan hukum. Pendidikan seksualitas tidak hanya memberikan informasi tentang seksualitas tetapi juga menumbuhkan sikap, perilaku positif, dan refleksi kritis terhadap pegalaman individu. Peran ibu sangat penting untuk mengenalkan pendidikan seksualitas sejak dini untuk anaknya.Metode: Jenis penelitian ini deskriptif analitik dengan metode kuantitatif dan desain studi cross-sectional. Populasi sebanyak 487 karyawati yang bekerja di PT Phapros Tbk yang diambil denganteknik Purposive Sampling dengan jumlah sampel 98. Analisis data dilakukan dengan uji statistik univariat dan bivariat dengan uji chi square (α =5%).Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi kerentanan mayoritas terdapat pada kategori kerentanan baik, persepsi keseriusan mayoritas terdapat pada kategori keseriusan baik, persepsi manfaat mayoritas terdapat pada kategori manfaat tinggi, persepsi hambatan mayoritas terdapat pada kategori hambatan tinggi, dan efikasi diri mayoritas terdapat pada kategori efikasi diri tinggi. Ada hubungan antara persepsi kerentanan (p-value = 0.045), persepsi keseriusan responden (p-value = 0.30), persepsi manfaat (p-value = 0.031), persepsi hambatan (p-value = 0.000), dan efikasi diri (p-value = 0.001) dengan peran ibu pekerja dalam memberikan pendidikan seksualitas pada anak usia dini. Sedangkan usia responden (p-value = 0.565), pendidikan responden (p-value = 0.155), pekerjaan responden (p-value = 0.054), pengetahuan (p-value = 0.103), dan isyarat untuk bertindak (p-value = 0.254) tidak berhubungan dengan peran ibu pekerja dalam memberikan Pendidikan seksualitas pada anak usia dini.Simpulan: Peran ibu pekerja dalam memberikan pendidikan seksualitas pada anak usia dini berada pada kategori tinggi.Kata kunci: pendidikan seksualitas, ibu pekerja, health belief model ABSTRACTTitle: The Role of Working Mothers in Providing Sexuality Education in Early ChildhoodBackground: Sexuality education covers biological, social, psychological, cultural, moral, ethical, and legal issues. Sexuality education promotes positive attitudes, behaviors, and self-reflection. Early sexuality education is crucial for mothers. Method: This type of research is descriptive-analytic with quantitative methods and a cross-sectional study design. The population of 487 female employees at PT Phapros Tbk was sampled with 98 using the purposive sampling technique. The data was analyzed using univariate and bivariate statistical tests, as well as the chi square test (= 5%). Result: The results showed that the majority of perceptions of vulnerability were in the "good vulnerability" category, the majority of perceptions of seriousness were in the "good seriousness" category, the majority of perceived benefits were in the "high benefit" category, the majority of perceived obstacles were in the "high obstacle" category, and the majority of self-efficacy was in the "high self-efficacy" category. There is a relationship between perceptions of vulnerability (p-value = 0.045), respondents' perceptions of seriousness (p-value = 0.30), perceived benefits (p-value = 0.031), perceived obstacles (p-value = 0.000), and self-efficacy (p-value = 0.001) with the role of working mothers in providing sexuality education to early childhood. While the respondent's age (p-value = 0.565), respondent's education (p-value = 0.155), respondent's occupation (p-value = 0.054), knowledge (p-value = 0.103), and cues to act (p-value = 0.254) are not related to the role of working mothers in providing sexuality education in early childhood.Conclusion: Working mothers play an important role in providing sexuality education to young children. Keywords: sexuality education, working mother, health belief model
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/55865
2023-08-30T05:26:39Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55865
2023-08-30T05:26:39Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 4 (2023): MKMI; 228-237
Efektivitas Penyelenggaraan Kebijakan Deteksi Dini Kanker Serviks dan Payudara di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama
Umar, Fatimah; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Fatmasari, Eka Yunila; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Wigati, Putri Asmita; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2023-08-28 07:07:52
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/55865
implementasi; kebijakan deteksi dini; kanker serviks; kanker payudara; IVA; SADANIS
id
Latar Belakang: Kanker serviks dan payudara menjadi salah satu masalah kesehatan utama pada perempuan di Indonesia dengan angka kematian yang tinggi. Kebijakan deteksi dini kanker serviks dan payudara melalui pemeriksaan IVA dan SADANIS merupakan upaya dari pemerintah untuk menanggulangi penyakit ini. Kota Jakarta Selatan merupakan salah kota dengan temuan IVA positif tertinggi dan tumor/benjolan payudara yang tinggi. Cakupan pemeriksaan IVA dan SADANIS di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama pada tahun 2022 menunjukkan bahwa hanya 4,5% Wanita Usia Subur yang melakukan deteksi dini dengan IVA dan SADANIS. Hal ini menunjukkan bahwa penyelenggaraan kebijakan deteksi dini kanker serviks dan payudara belum berjalan optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis efektivitas penyelenggaraan kebijakan deteksi dini kanker serviks dan payudara di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama.Metode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif melalui wawancara mendalam. Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Subjek penelitian terdiri dari 3 informan utama dan 4 informan triangulasi. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara mendalam.Hasil: Penyelenggaraan kebijakan deteksi dini kanker serviks dan payudara belum berjalan dengan efektif ditunjukkan dari penyebarluasan informasi yang belum rutin dilakukan, rendahnya kesadaran WUS untuk melakukan deteksi dini kanker serviks dan payudara di fasilitas kesehatan, serta pembinaan dan monev yang belum maksimal.Simpulan: Masih terdapat hambatan dalam aspek penyebarluasan informasi, sumber daya manusia, serta sarana dan prasarana.Kata kunci: implementasi; kebijakan deteksi dini; kanker serviks; kanker payudara; IVA; SADANIS Title: The Effectiveness of Early Detection Policy for Cervical and Breast Cancer in Kebayoran Lama District Health CenterBackground: Cervical and breast cancer is one of the main health problems for women in Indonesia with a high mortality rate. The policy of early detection of cervical and breast cancer through VIA and CBE is an effort by the government to tackle this disease. The city of South Jakarta is one of the cities with the highest positive IVA findings and high tumors/breast lumps. The coverage of VIA and CBE at the Kebayoran Lama District Health Center in 2022 shows that only 4.5% of Women of Reproductive Age carry out early detection with VIA and CBE. This shows that the implementation of policies for early detection of cervical and breast cancer has not run optimally. The purpose of this study was to analyze the effectiveness of implementing policies for early detection of cervical and breast cancer at the Kebayoran Lama District Health Center.Method: This type of research is a qualitative research through in-depth interviews. The selection of research subjects was carried out by using purposive sampling technique. The research subjects consisted of 3 main informants and 4 triangulation informants. The instrument used is an in-depth interview guide.Result: The implementation of early detection policies for cervical and breast cancer has not run effectively as shown by the dissemination of information that has not been routinely carried out, the low awareness of WRA to carry out early detection of cervical and breast cancer in health facilities, as well as training and monitoring and evaluation that have not been maximized.Conclusion: There are still obstacles in the aspect of information dissemination, human resources, and facilities and infrastructure.Keywords: implementation; screening policy; cervical cancer; breast cancer; visual inspection with acetic acid (VIA); clinical breast exam (CBE)
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/25133
2022-09-06T02:41:58Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25133
2022-09-06T02:41:58Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 19, No 5 (2020): MKMI; 368-374
Kendala Kesiapan Administratif dalam Proses Menuju Puskesmas BLUD di Kabupaten Kepulauan Anambas
Purnomo, Andri; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Jati, Sutopo Patria; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Sriatmi, Ayun; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2020-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/25133
Kendala; persyaratan administratif; Badan Layanan Umum Daerah
id
Latar Belakang: Puskesmas BLUD memberikan poin lebih dalam hal keleluasaan mengelola keuangan. Proses pengajuan BLUD Puskesmas selama ini masih terkendala dengan kelengkapan persyaratan yang dianggap belum memenuhi ketentuan. Dari tiga persyaratan hanya persyaratan administratif yang belum dipenuhi. Penelitian ini bertujuan menganalisis kendala kesiapan dalam pemenuhan persyaratan administratif menuju Puskesmas BLUD.Metode: Merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian di Puskesmas Palmatak dan Puskesmas Tarempa dengan alasan kedua puskesmas mempunyai cakupan layanan terbanyak, jumlah kunjungan terbanyak dan sebagai Puskesmas penerima kapitasi terbesar. Subjek penelitian Kepala Puskesmas dan Kepala TU sebagai informan utama dengan informan triangulasi Kepala Dinkes PPKB dan Kabid Pelayanan Kesehatan. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan telaah dokumen. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode analisis isi.Hasil: Puskesmas di Kabupaten Kepulauan Anambas terkendala dengan kemampuan melengkapi persyaratan administratif sehingga dokumen tidak bisa dikumpulkan dalam waktu yang cepat dan lengkap. Dari 6 dokumen yang harus dikumpulkan, Puskesmas Palmatak mengumpulkan 4 dokumen dan Puskesmas Tarempa 2 dokumen. Dokumen yang tidak dikumpulkan oleh kedua Puskesmas adalah dokumen surat pernyataan kesanggupan meningkatkan kinerja dan dokumen laporan audit terakhir. Sementara untuk dokumen pola tata kelola, rencana strategi bisnis dan laporan keuangan pokok masih belum lengkap, sedangkan dokumen standar pelayanan minimal sudah dipenuhi. Kendala Puskesmas dalam melengkapi persyaratan administratif karena kurangnya motivasi dan lemahnya komunikasi internal Puskesmas. Selain itu pemahaman yang tidak benar tentang peran petugas apalagi dilatarbelakangi karakteristik pendidikan yang berbeda.Simpulan: Puskesmas belum siap menjadi BLUD. Perlu koordinasi intensif antara Puskesmas dan Dinkes PPKB melalui konsultasi secara rutin dan terjadwal.Kata Kunci: Kendala; persyaratan administratif; Badan Layanan Umum DaerahABSTRACTTitle: The constraints of Administrative Readiness in the process to the Regional General Service Agency of Public Health Center in Anambas Islands RegencyBackground: The financial managing in the Regional General Service Agency of public health center were more flexibility. The submission process of the Regional General Service Agency of public health center stilll constrained by incompleteness of requirements of the provisions. There was only administrative requirement from three requirnents that have not been fullfill. This research aims to analyze the constraints of readiness in fulfilling the administrative requirements towards the Regional General Service Agency of public health center.Method: It is a descriptive research with a qualitative approach. The location of this research in Palmatak Public health center and Tarempa Public health center which has the most service coverage, the largest number of visits and as the largest capitation of recipient's Public health center. The main informant of this research were head of Public health center and head of administration. The triangulation informants of this research were the head of Health Office in Population Control and Family Planning and the head of Health Service. The data collected by in-depth interviews and document study. This Collected data is analyzed by methods content analysis.Result: The Public health center in the Anambas Islands District was constrained by the ability to completed the administrative requirements. It caused the documents could not be collected timely and completly. From the 6 documents must be gathered, Palmatak Public health center just collected 4 documents and Tarempa Public health center just collected 2 documents. The documents did not collected by both public health centres were the ability to improve the performance document and the latest audit report document. Mainwhile, the governance documents, the business strategy plan and the underlying financial statements were still incomplete but the standard minimal service document was fullfill. The Problem of Public health center in completing the administrative requirement caused by the weak of motivation and internal communication in public health center. Besides, the incorrect understanding of employee role because of different educational characteristics. Conclusion: The Public health center is not ready to become a regional General Service Agency. It needs intensive coordination between the Public health center and the Health Department of Population and Family Planning through regular and scheduled consultation.Keywords: Constraints; administrative requirements; regional public service agency
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/56883
2023-10-31T01:08:11Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56883
2023-10-31T01:08:11Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 22, No 5 (2023): MKMI; 314-318
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Prediabetes
Mujiono, Mujiono; PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pendidikandan Pelatihan (UPDL), Semarang, Indonesia|PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pendidikandan Pelatihan (UPDL)
Udijono, Ari; Department of Epidemiology and Tropical Disease, Faculty of Public Health, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275|Universitas Diponegoro
Kusuma, Diana; Department of Epidemiology and Tropical Disease, Faculty of Public Health, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275|Universitas Diponegoro
2023-10-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/56883
HDL; HbA1c; prediabetes
id
Latar belakang: Prediabetes merupakan awal terjadinya diabetes mellitus. Prediabetes tidak mempunyai gambaran khas seperti diabetes mellitus, akan tetapi prevalensi prediabetes lebih besar dibandingkan dengan diabetes mellitus yaitu 29,9%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian prediabetes pada pegawai kantor ketenagalistrikan di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.Metode: Penelitian kuantitatif dengan pendekatan observasional analitik menggunakan rancangan studi cross-sectional. Sampel penelitian seluruh pegawai kantor ketenagalistrikan di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta bagian administrasi dan lapangan yang telah melakukan pemeriksaan berkala kesehatan tahun 2022 sebanyak 1.329 orang. Variabel yang diteliti adalah umur, masa kerja, jenis pekerjaan, IMT, lingkar perut dan kadar HDL yang dihubungkan dengan kejadian prediabetes. Analisis data sekunder dengan melakukan analisis univariat dan bivariat. Uji statistik menggunakan uji chi-square.Hasil: Pegawai yang mengalami prediabetes sebanyak 29,6% dengan karakteristik umur ≥40 tahun (55,2%), masa kerja > 5 tahun (30,5%), bekerja dibagian administrasi (35,1%), IMT dalam kategori gemuk (37,4%), lingkar perut berisiko (38,7%) dan kadar HDL rendah (36,4%). Terdapat hubungan yang signifikan antara umur (p = 0,0001), masa kerja (p = 0,007), jenis pekerjaan (p = 0,0001), IMT (p = 0,0001), lingkar perut (p = 0,0001), dan kadar HDL (p = 0,006) dengan kejadian prediabetes pada kantor ketenagalistrikan di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.Simpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa kejadian prediabetes terjadi karena kadar HDL yang rendah, kurangnya aktifitas fisik, dan pertambahan umur yang meningkatkan risiko terjadinya suatu penyakit.Kata kunci: HDL; HbA1c; prediabetes Title: Factors Associated with the Prevalence of PrediabetesBackground: Prediabetes is the beginning of diabetes mellitus. Prediabetes does not have typical features like diabetes mellitus, but the prevalence is more than diabetes mellitus at 29,9%. This study aims to determine the factors associated with the incidence of prediabetes in electric power office employees in Central Java and the Special Region of Yogyakarta..Method: Quantitative research with an analytic observational approach using a cross-sectional study design. The research sample is all employees of the electricity office in Central Java and the Special Region of Yogyakarta for the administrative and field sections who have carried out periodic health checks in 2022 as many as 1,329 people. The variables studied were age, length of service, type of work, BMI, abdominal circumference and HDL levels with the incidence of prediabetes. Secondary data analysis by conducting univariate and bivariate analysis. Statistical tests use the chi-square test.Result: Employees with prediabetes were 29,6% with characteristics of age ≥40 years (55,2%), working experience > 5 years (30,5%), working in administration (35,1%), BMI in the fat category (37,4%), at-risk abdominal circumference (38,7%), and low HDL levels (36,4%). There is a significant relationship between age (p = 0,0001), years of service (p = 0,007), type of work (p = 0,0001), BMI (p = 0,0001), abdominal circumference (p = 0,0001), and HDL levels (p = 0,006) with the incidence of prediabetes.Conclusion: This study concluded that the incidence of prediabetes occurs due to low HDL levels, lack of physical activity, and increasing age which increases the risk of diseaseKeywords: HDL; HbA1c; prediabetes
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6160
2014-02-06T14:10:20Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/6160
2014-02-06T14:10:20Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 11, No 1 (2012): MKMI; 25-33
Kelelahan Pada Pekerja Bagian Pengepakan di PT. X Semarang
Jamaludin, Jejen
Lestantyo, Daru
Wahyuni, Ida
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/6160
en
Pengeluaran keringat yang banyak tanpa diimbangi denagn asupan cairan yang cukup akan mengakibatkan dehidrasi yang juga bisa berakibat pada timbulnya kelelahan. Tuiuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara konsumsi cairan dan sodium dengan kelelahan pada pekerja wanita bagian pengepakan PT. X Semarang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian explanatory research dengan pendekatan cross sectional. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji korelasi Kendall's Tau dengan taraf signifikansi (ά=0,05, menuniukkan ada hubungan antara konsumsi cairan dengan kelelahan (p=0,001), dan ada hubungan antar akonsumsi Sodium dengan kelelahan (p=0,005). Kata Kunci : konsumsi cairan, konsumsi sodium, kelelahan, pekerja Relation of Fluid and Sodium Consumption with Fatigue in the Packing Workers on PT X Semarang; Perspiring body without being balanced by adequate fluid intake may cause dehydration which may also cause fatigue against worker. The purpose of this research was to analyze the correlation between fluid and Sodium intake with fatigue on women employees in packaging division PT X Semarang. This research used explanatory research type with cross sectional approach. Based on statistic test result using Kendall's tau test, 5% of level of signification, it showed that there were correlation between fluid consumption and fatigue (p=0,001), and there were correlation between sodium consumption with fatigue (p=0,005). Key words : fluid consumption, sodium consumption, fatigue, workers
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/36287
2022-02-18T07:45:07Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/36287
2022-02-18T07:45:07Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 2 (2021): MKMI; 106-113
Persepsi Tenaga Kesehatan dalam Praktik Kolaborasi Interprofesional di Rumah Sakit di Banyuwangi
Kusuma, Meradiana Widya; Program Studi Sarjana Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya, Surabaya|Universitas Surabaya
Herawati, Fauna; Departemen Farmasi-Klinis Komunitas, Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya, Surabaya|Universitas Surabaya
Setiasih, Setiasih; Departemen/Laboratorium Psikologi Perkembangan, Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya, Surabaya|Universitas Surabaya
Yulia, Rika; Departemen Farmasi-Klinis Komunitas, Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya, Surabaya|Universitas Surabaya
2021-04-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/36287
Perception; Interprofessional Collaborative Practice; Collaborative Practice Assessment Tool
id
Latar belakang: Pelayanan multidisiplin dapat menimbulkan konflik personal dan pelayanan kesehatan menjadi lambat. Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang tepat serta meningkatkan kualitas mutu layanan kesehatan maka perlu dilakukan praktik kolaborasi interprofesional yang efektif. Penilaian obyektif dari praktik kolaborasi dapat dilihat dari persepsi tenaga kesehatan dengan menggunakan instrumen yang valid. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persepsi tenaga kesehatan dalam praktik kolaborasi interprofesional di rumah sakit.Metode: Penelitian ini cross-sectional menggunakan kuesioner Collaborative Practice Assessment Tool (CPAT) kepada tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit Yasmin Banyuwangi. Pengumpulan data melalui google form dilakukan selama bulan Oktober-November 2020. Kuesioner CPAT terdiri dari 53 pernyataan dan 8 domain, yaitu hubungan antar anggota; hambatan tim dalam kolaborasi; hubungan tim dengan masyarakat; koordinasi dan pembagian peran; pembuatan keputusan dan manajemen konflik; kepemimpinan; misi, tujuan dan sasaran; serta keterlibatan pasien. Reliabilitas kuesioner CPAT baik, Cronbach’s alpha sebesar 0,977. Nilai kuesioner dihitung menggunakan skala likert-5-poin dan dianalisis deskriptif lebih lanjut menggunakan SPSS 21.Hasil: Penelitian ini melibatkan 109 responden tenaga kesehatan. Tidak ada perbedaan signifikan (p>0,05) menurut jenis kelamin, usia dan lama pengalaman kerja. Ditinjau dari masing-masing profesi, terdapat perbedaan bermakna pada domain koordinasi dan pembagian peran (p=0,013). Hasil penelitian ini menunjukkan dokter/dokter spesialis memiliki nilai rata-rata pada domain tersebut lebih rendah dibandingkan dengan profesi lain. Ini membuktikan mereka kurang memahami peran diri sendiri maupun tenaga kesehatan lain dalam melakukan praktik kolaborasi interprofesional.Simpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada perbedaan persepsi oleh dokter/dokter spesialis terkait koordinasi dan pembagian peran dalam menjalankan praktik kolaborasi interprofesional.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/12303
2016-10-14T11:38:20Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/12303
2016-10-14T11:38:20Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 10, No 1 (2011): MKMI; 28-32
Hubungan Umur, Masa Kerja, Pengetahuan dan Sikap Operator Mesin Winding Unit Spinning VI dengan Kepatuhan dalam Pemakaian Masker Kain di Industri Tekstil Semarang
Hartati, Sri
Kurniawan, Bina
-, ekawati
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/12303
age, length of work, knowledge, attitude, compliance, cloth mask
en
Safety behaviour becomes a major factor for the achievement of zerro accident (no accident). Person’s behaviour was influenced by predisposing, enabling and reinforcing factors. Predisposing factors is an antecedent to behavioral factors that are the basis or motivation for behaviour. One of the safety behaviour is compliance, especially compliance using personal protective equipment; for example using cloth mask must be obeyed by all workers. This study aims to determine the relationship between age, length of work, knowledge and attittudes of workers with compliance in using cloth mask. The research design used cross sectional methode in which the dependent variables investigated at the same time. The poppulation was all winding machine operators in spinning unit VI at a Semarang textile industry. The sample consist of 44 respondents that taken by non random sampling methode. The Chi square test used here and the result showed that there was no correlation between age (p=0,322) ang length of work (p=0,731) with compliance using cloth masks. There were correlation between knowledge (p=0,019) and attitude (p=0,030) of workers with compliance in using cloth masks. It is suggested to hold the safety talk, training, counseling and supervision to increase the compliance in using cloth masks.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/36544
2022-02-18T15:42:02Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/36544
2022-02-18T15:42:02Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 20, No 3 (2021): MKMI; 185-192
Hubungan Asupan Sarapan dan Kecukupan Gizi dengan Kejadian Obesitas pada Mahasiswa di Jawa Tengah
Soedwiwahjono, Widyayu Kurniasari; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Widajanti, Laksmi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Lisnawati, Naintina; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2021-06-01 00:00:00
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/36544
asupan sarapan; obesitas; mahasiswa
id
Latar belakang: Obesitas merupakan kondisi akumulasi lemak berlebih yang diakibatkan konsumsi makanan yang melebihi kebutuhan dan berdampak buruk bagi kesehatan seperti resistensi insulin dan kematian. Prevalensi obesitas di Indonesia sebesar 21,8% dengan persentase obesitas di Jawa Tengah masih berada di atas capaian yaitu sebesar 6,32%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kebiasaan sarapan dengan kejadian obesitas.Metode: Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian observasional dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara daring melalui sosial media meliputi instagram, twitter dan whatsapp dengan perhitungan sampel didapatkan 100 mahasiswa aktif tingkat sarjana. Variabel pada penelitian ini meliputi frekuensi sarapan, tingkat kecukupan energi, keragaman jenis pangan, dan obesitas. Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi-square dan fisher exact test. Hasil: Tingkat kecukupan gizi pada mahasiswa didapatkan tingkat kecukupan karbohidrat, lemak dan protein yang lebih sebesar 58%, 71% dan 89%. Sedangkan tingkat kecukupan serat mahasiswa yang cukup sebesar 50%. Hasil penelitian ini menggambarkan mahasiswa dengan tingkat kecukupan energi saat sarapan yang lebih cenderung tidak obesitas dibandingkan mahasiswa dengan tingkat kecukupan energi saat sarapan yang cukup.Simpulan: Penelitian ini menyimpulkan terdapat hubungan tingkat kecukupan energi dengan kejadian obesitas yang berarti semakin besar tingkat kecukupan energi sarapan maka mahasiswa cenderung tidak obesitasKata kunci: asupan sarapan, obesitas, mahasiswa ABSTRACTTitle: Correlation of Breakfast Intake on Adequacy of Nutrition and Incidence of Obesity in Students in Central JavaBackground: Obesity is a condition of excess fat accumulation caused by food consumption that exceeds needs and has a negative impact on health such as insulin resistance and death. The prevalence of obesity in Indonesia is 21.8% with the percentage of obesity in Central Java still above the achievement of 6.32%. This study aims to analyze the relationship between breakfast habits and the incidence of obesity.Methods: This study uses quantitative research with the type of observational research with a cross sectional design. Sampling was carried out online through social media including Instagram, Twitter and WhatsApp with a sample calculation of 100 active undergraduate students. The variables in this study include the frequency of breakfast, the level of energy adequacy, the diversity of food types, and obesity. This study used univariate and bivariate analysis using the chi-square test and fisher's exact test.Results: The level of nutritional adequacy in students obtained levels of carbohydrate, fat and protein adequacy more than 58%, 71% and 89%. Meanwhile, the adequacy level of student fiber is 50%. The results of this study illustrate that students with sufficient energy levels at breakfast are more likely to be less obese than students with sufficient energy levels at breakfast.Conclusion: This study concludes that there is a relationship between the level of energy adequacy and the incidence of obesity, which means that the greater the level of energy adequacy for breakfast, the students tend not to be obese.Keywords: breakfast intake, obesity, college students
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/23116
2022-08-04T03:42:57Z
mkmi:RSA
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23116
2022-08-04T03:42:57Z
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Vol 18, No 3 (2019): MKMI; 6-11
Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Praktik Perawat dengan Kualitas Pengelolaan Limbah Medis Padat Ruang Rawat Inap Instalasi Rajawali RSUP dr. Kariadi
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/download/23116/0
Reknasari, Nopi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nurjazuli, Nurjazuli; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Raharjo, Mursid; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2019-07-04 22:21:30
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23116
Limbah Medis Padat; Perilaku; Kualitas; Instalasi Rajawali Kariadi
id
Latar belakang : Instalasi Rajawali RSUP Dr. Kariadi merupakan instalasi yang memberikan pelayan rawat inap yang menghasilkan limbah medis padat pada tahun 2017 sebesar 79.483, 05 kg sedangkan pada tahun 2018 sebesar 81.420,59 kg. Perawat belum mengetahui beberapa fungsi dan simbol limbah medis padat. Perawat berperan dalam mewujudkan kualitas pengelolaan limbah medis padat rumah sakit yang baik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan praktik perawat dengan kualitas pengelolaan limbah medis padat.Metode : Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan bersifat observasional yang dilakukan pada ruang rawat inap instalasi Rajawali RSUP Dr. Kariadi. Populasi penelitian ini terdiri dari 277 perawat yang bekerja di instalasi Rajawali. Sampel penelitian berjumlah 72 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling.Hasil : Analisis hubungan antara variabel pengetahuan perawat dan kualitas pengelolaan limbah medis padat memiliki nilai signifikansi p value=0,011. Variabel sikap perawat dengan kualitas pengelolaan limbah medis padat memiliki nilai signifikansi p value=0,524. Sedangkan untuk variabel praktik perawat dengan kualitas pengelolaan limbah medis padat memiliki nilai signifikansi p value=0,059 .Simpulan : Terdapat hubungan antara pengetahuan perawat dengan kualitas pengelolaan limbah medis padat.