2024-03-29T02:27:07Z
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/oai
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/9820
2023-11-28T02:43:56Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9820
2023-11-28T02:43:56Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 7, No 2 (2015): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 67-78
Kadar Substansi P Serum Pada Pemberian Parasetamol Intravena Perioperatif Pada Pasien Kraniotomi
Cahyadi, Bondan Irtani; Departemen Anestesiologi dan terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Unversitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Satoto, Hariyo; Departemen Anestesiologi dan terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Unversitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Jatmiko, Heru Dwi; Departemen Anestesiologi dan terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Unversitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2015-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9820
Paracetamol intravena; Substansi P; VAS; Morfin; Kraniotomi
id
Latar belakang : Manajemen nyeri pasca kraniotomi sangat penting karena 60-84% pasien pasca kraniotomi merasakan nyeri sedang hingga berat. Rasa nyeri ini ditransmisikan olehserabutsaraf C yang melibatkan neuropeptida substansi P (SP). Pemberian analgetik golongan opioid memiliki efek samping seperti alergi, gangguan gastrointestinal, mual, muntah, hipotensi, depresi nafas maupun retensi urin. Paracetamol memiliki efek yang mengurangi kebutuhan analgesia opioid, dan menghambat hiperalgesia yang dimediasi oleh SP.Tujuan : Mengetahui efek pemberian parasetamol intravena perioperatif terhadap kadar SP serum pasca kraniotomi.Metode : Empat puluh responden berusia 18-45 tahun akan menjalani kraniotomi reseksi tumor intraserebral elektif, ASA I-II, dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok P diberikan paracetamol 1000 mg intravena per 6 jam selama 24 jam pasca operasi, kelompok K mendapat plasebo. Analgetik pasca operasi menggunakan morfin syringe pump 0,01 mg/kg/jam titrasi sesuai VAS. Level SP serum diperiksa menggunakan Cusabio SP ELISA kit sebelum operasi dan 12 jam setelah operasi. VAS dinilai pada jam 1, 6, 12, dan 24 jam pasca operasi. Jumlah total pemakaian morfin dalam 24 jam dan efek mual muntah dicatat.Hasil : Kadar SP pra operasi pada kelompok P 16,89± 31,395 pg/ml dan pasca operasi 36,58 ± 46,960 pg/ml. Level SP pra operasi kelompok K 9,58 ± 10,656 pg/ml dan pasca operasi 26,09 ± 22,506 pg/ml. Peningkatan kadar SP pasca operasi kelompok P sebesar 19,69± 28,625 pg/ml, sedangkan kelompok K 16,51 ± 14,972 pg/ml. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kadar SP dan peningkatannya pada kedua kelompok penelitian (p=0,793 dan p=0,540), sedangkan nilai VAS dan jumlah morfin yang diberikan berbeda bermakna (p<0,05).Simpulan : Pemberian parasetamol intravena perioperatif pada pasien kraniotomi mengurangi kebutuhan morfin dan nilai VAS lebih baik, namun tidak mempengaruhi kadar SP pasca operasi.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/19811
2023-11-28T02:43:14Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19811
2023-11-28T02:43:14Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 8, No 2 (2016): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 122-133
Pengaruh Remote Ischemic Preconditioning Terhadap Angka Kejadian Aritmia dan Acute Kidney Injury Pada Pasien Dewasa Pasca Operasi Bedah Jantung
Fachrian, Dedy; Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif, FK Undip/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Harahap, Mohamad Sofyan; Staff Pengajar Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif, FK Undip/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2016-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19811
Remote ischemic preconditioning; Aritmia; Acute Kidney Injury
id
Latar Belakang : Cedera reperfusi (IRI) akibat klem aorta saat operasi jantung mengakibatkan kematian kardiomiosit, gangguan fungsi kontraktilitas jantung, aritmia, dan kematian. Penggunaan CPB juga memicu terjadinya acute kidney injury (AKI) yang prevalensinya mencapai 30%. Salah satu pencegahannya adalah mempersiapkan miokardium terhadap efek buruk dari klem aorta. Mempersiapkan (preconditioning) miokardium ini pada dasarnya adalah untuk meningkatkan stimulasi dari mekanisme kardioprotektif bawaan melalui tindakan pemberian iskemia yang tidak mematikan secara periodik. Pemberian iskemik pada otot rangka lengan atau tungkai dengan menggunakan manset bertekanan secara periodik dan durasi yang singkat dapat memberikan proteksi pada miokardium dan ginjal dari IRI. Hal ini diharapkan dapat mencegah aritmia dan AKI setelah operasi jantung.Tujuan : Mengetahui apakah RIPC dapat mencegah aritmia dan Acute Kidney Injury (AKI) pada pasien setelah operasi bedah jantung dengan klem aorta dan menggunaan mesin CPB.Metode : Penelitian ini merupakan jenis uji klinis acak terkontrol. Sampel sebanyak 30 pasien yeng terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol (K) 15 subjek dan perlakuan (P) 15 subjek. Kelompok perlakuan setelah dilakukan induksi anestesi dan sebelum dilakukan sternotomi akan diberikan prosedur RIPC yaitu dengan melakukan pengembangan manset pada salah satu lengan atas sampai 200 mmHg dan dipertahankan selama 5 menit kemudian manset di kempiskan dan hal ini dipertahankan sampai 5 menit. Siklus ini kemudian diulangi lagi sehingga lama prosedur ini memakan waktu selama 20 menit. Sedangkan pada kelompok kontrol manset dipasang pada salah satu lengan atas subjek dan dibiarkan tidak dikembangkan selama 20 menit. Selama operasi lama tindakan ligasi aorta diukur dan jika lama ligasi aorta lebih dari 20 menit maka penelitian dilanjutkan tetapi jika lama ligasi aorta kurang dari 20 menit maka subjek penelitian di drop out dari penelitian. Setelah dilakukan pembukaan ligasi aorta, pemantauan akan adanya aritmia dimulai sampai 24 jam kedepan. Setelah operasi selesai dan pasien di transfer ke ICU, pada perawatan jam ke 12, 24, 36, 48, 60 dan 72 jam perawatan dilakukan pemantauan produksi urine dan pengambilan sampel darah dan diperiksa kadar serum kreatinin.Hasil : Aritmia didapatkan pada 11 subjek kontrol dan 2 subjek perlakuan dengan Atrial Fibrilasi merupakan jenis aritmia yang paling banyak didapatkan yaitu 9 subjek pada kontrol dan 1 subjek pada perlakuan. AKI didapatkan pada 11 subjek kontrol dan 1 subjek perlakuan. Pada uji Mann-Whitney didapatkan penurunan angka kejadian aritmia pada kelompok perlakuan yang berbeda bermakna (p=0,01) serta penurunan angka kejadian AKI pada kelompok perlakuan yang berbeda bermakna (p=0,04).Kesimpulan : Tindakan RIPC dengan 2 siklus iskemia dan reperfusi pada kelompok perlakuan terbukti menurunkan angka kejadian aritmia dan AKI pasca operasi jantung secara bermakna dibanding kelompok kontrol.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/20278
2023-11-28T02:39:07Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/20278
2023-11-28T02:39:07Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 10, No 3 (2018): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 134-142
Analisis Anesthesia Ready Time Dalam Pelayanan Anestesi untuk Pembedahan Darurat di Kamar Operasi IGD RSUD Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2018
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/20278/53043
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/20278/53044
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/20278/53046
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/20278/61200
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/20278/61201
Prabowo, Yudha Adi; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Airlangga/RSUD Dr.Soetomo; Surabaya
Basoeki, April Poerwanto; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Airlangga/RSUD Dr.Soetomo; Surabaya
Sylvaranto, Teguh; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Airlangga/RSUD Dr.Soetomo; Surabaya
Edwar, Pesta Maurid; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Airlangga/RSUD Dr.Soetomo; Surabaya
2018-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/20278
Anesthesiology; emergency anesthesia
Anesthesia Ready Time; deklarasi siap operasi; induksi anestesi; operasi darurat; pemasangan monitor; pemasangan prosedur invasif
id
Latar Belakang: Pelayanan anestesi untuk operasi darurat bertujuan memberikan kedalaman anestesi secara cepat dan adekuat untuk dilakukan pembedahan. Survei pendahuluan di kamar operasi elektif RSUD Dr. Soetomo pada Oktober hinggaDesember 2017 menunjukkan bahwa pada lebih dari 30% pasien, waktu sejak masuk kamar operasi hingga manipulasi pembedahanmencapai lebih dari 60 menit, sedangkan waktu benchmark internasional adalah kurang dari 45 menit. Tujuan: Untuk menganalisis Anesthesia Ready Time (ART) dalam pelayanan anestesi di kamar operasi darurat IGD RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.Metode: 254 subyek dengan Pasien Status (PS) ASA 1-4 yang menjalani operasi darurat di RSUD Dr. Soetomo selama April 2018 yang terlibat dalam penelitian ini. Waktu dicatat sejak pemasangan monitor, waktu induksi anestesi, waktu pemasangan prosedur invasif, dan deklarasi pasien siap dilakukan manipulasi bedah. Kesulitan dan kendala yang terjadi dari pemasangan monitor hingga deklarasi siap operasi juga dicatat.Hasil: ART di kamar operasi darurat IGD RSUD Dr. Soetomo 24,00 menit untuk PS ASA 1;22,08 menit untuk PS ASA 2;29,03 menit untuk PS ASA 3;25,00 menit untuk PS ASA 4;23,34 menit untuk Sub Arachnoid Block (SAB); 36,67 menit untuk epidural; 21,71 menit untuk pemasangan ABP ; dan 21,25 menit untuk pemasangan Central Venous Catheter (CVC). Faktor yang mempengaruhi lamanya ART adalah menunggu kedatangan operator (42,5%), pemasangan prosedur invasif anestesi (7,3%), dan menunggu kedatangan PPDS anestesi yang lebih senior untuk mendampingi proses induksi anestesi (5,2%).Kesimpulan: ART di kamar operasi darurat IGD RSUD Dr. Soetomo sudah mendekati benchmark internasional.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6299
2023-11-28T02:45:21Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6299
2023-11-28T02:45:21Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 5, No 3 (2013): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 147-157
Klonidin 1,5 Mcg/Kgbb Intravena Dibandingkan Dengan Fentanil 2 Mcg/ Kgbb Intravena Terhadap Respon Hemodinamik Akibat Tindakan Laringoskopi dan Intubasi Endotrakeal
Susanto, Agus; Bagian Anestesiologi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Makassar
Tanra, Husni; Bagian Anestesiologi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Makassar
2013-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6299
klonidin; fentanil; respon hemodinamik; laringoskopi; intubasi
id
Latar Belakang : Laringoskopi dan intubasi endotrakhea suatu tindakan yang sering dilakukan pada anestesi umum maupun dalam manajemen jalan napas. Sering terjadigaejolak hemodinamik akibat tindakan ini, dan langkah-langkah penanggulangan perlu diambil untuk mencegah kejadian tersebut. Klonidin diharapkan dapat mengurangi gejolak hemodinamik akibat laringoskopi-intubasi. Tujuan : Menilai efek premedikasi klonidin 1,5 mcg/kgBB intravena dibandingkan dengan premedikasi fentanil 2 mcg/kgBB intravena terhadap respon hemodinamik akibat tindakan laringoskopi dan intubasi endotrakeal. Metode : Penelitian ini dilakukan pada 40 pasien dibagi dalam 2 kelompok dengan uji klinik tersamar ganda. Yang mendapat klonidin 1,5 mcg/kgBB (kelompok K, n=20) dan yang mendapat fentanil 2 mcg/kgBB (kelompok F,n=20), keduanya diinduksi dengan propofol 2 mg/kgBB dan atracurium 0.5 mg/kgBB. Laju jantung (LJ), tekanan darah sistolik (TDS), tekanan darah diastolik (TDD) dan tekanan arteri rerata (TAR) diukur saat basal, setelah pemberian klonidin atau fentanil, setelah induksi anestesi, saat intubasi endotrakeal, dan menit 1,2,3,4,5 setelah intubasi endotrakeal. Hasil : Meskipun terjadi peningkatan LJ, TDS,TDD dan TAR saat intubasi namun didapatkan penurunan lebih rendah pada kelompok K. Pada kelompok K terjadi penurunan TDS pada menit ke-1 (p0.013), menit ke-2(p=0.037) ,TDD menit ke-1 (p=0.048),TAR menit ke-1 (p=0.012) yang bermkana setelah intubasi endotrakeal.Kesimpulan: Klonidin 1,5 mcg/kgBB dan fentanil 2 mcg.kgbb intravena sama-sama dapat menekan respon hemodinamik saat laringoskopi dan intubasi endotrakeal namun pada penelitian ini lebih bermkna pada klonidin.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/33829
2023-11-28T02:36:58Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/33829
2023-11-28T02:36:58Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 13, No 2 (2021): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 88-98
Diameter dan Indeks Inferior Vena Cava (IVC) Berkorelasi dengan Central Venous Pressure (CVP) pada Pasien Kritis yang Menggunakan Ventilasi Mekanik di Intensive Care Unit (ICU)
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/33829/100675
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/33829/100676
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/33829/100677
Laksono, Buyung Hartiyo; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang|Universitas Brawijaya/RSUD Dr. Saiful Anwar
Fatoni, Arie Zainul; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang|Universitas Brawijaya/RSUD Dr. Saiful Anwar
Yuwono, Vilda Prasastri; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang|Universitas Brawijaya/RSUD Dr. Saiful Anwar
Asmoro, Aswoco Andyk; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang|Universitas Brawijaya/RSUD Dr. Saiful Anwar
2021-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/33829
anestesiologi; terapi intensif
cava/aorta index; central venous pressure; distensibility index; inferior vena cava; ultrasound
id
Latar belakang: Pengukuran central venous pressure (CVP) merupakan salah satu metode guiding deresusitasi pada pasien dengan kasus tertentu. Kenaikan nilai CVP 1 mmHg dikaitkan dengan peningkatan angka kejadian acute kidney injury (AKI). Namun sebagai sebuah metode yang invasif, pemasangan CVP memiliki risiko yang perlu diperhatikan. Di sisilain, pengukuran diameter dan indeks IVC yang bermuara di atrium kanan dengan menggunakan ultrasonografi (USG) non-invasif dinilai mampu untuk memprediksi nilai CVP pada pasien. Namun beberapa penelitian hubungan antara CVP dengan diameter dan indeks IVC memberikan hasil yang kontroversial.Tujuan: Penelitian untuk mengetahui hubungan antara nilai CVP dengan diameter dan indeks IVC.Metode: Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional pada 30 pasien yang dilakukan ventilasi mekanik dan pemasangan CVC di unit perawatan intensif. Parameter CVP, diameter minimum dan maksimum inferior vein cava (IVC mak, IVC min), distensibillity index (DI-index), dan aortacaval index (Cava/Ao index) diukur. Data dianalisis menggunakan uji korelasi pada SPPS 18.0 (p<0.05).Hasil: Didapatkan korelasi signifikan antara CVP dan semua variabel yang diuji (IVC mak, IVC min, DI-index, dan Cava/Ao index) (p<0.05), dengan korelasi terkuat antara CVP dan IVC min (R= 0,908). Korelasi bersifat positif, kecuali antara DI-index dan CVP.Kesimpulan: Parameter IVC min, IVC mak, Cava/Ao- index, dan DI-index signifikan berkorelasi kuat dengan CVP. Korelasi terjadi bersifat positif, kecuali antara DI-index dan CVP.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6421
2023-11-28T02:46:21Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6421
2023-11-28T02:46:21Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 4, No 3 (2012): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 155-163
Pengaruh Blok Paravertebral Injeksi Tunggal dan Multipel Terhadap Kadar Kortisol Plasma Pasien Tumor Payudara Yang Dilakukan Eksisi Biopsi
Nugraha, Dian; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif/ RS Harapan Keluarga Mataram,
Nusa Tenggara Barart
Sasongko, Himawan; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi,
Semarang
Witjaksono, Witjaksono; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi,
Semarang
2012-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6421
blok paravertebral injeksi tunggal; blok paravertebral injeksi multipel; kortisol; VAS
id
Latar Belakang: Tindakan bedah definitif payudara banyak dilakukan dengan anestesi umum. Namun, dengan anestesi umum ada sebagian rangsang nyeri yang tidak terhambat ke otak dan medulla spinalis. Anestesi umum juga dikaitkan dengan insidensi mual dan muntah. Beberapa tehnik anestesi regional yang pernah disebutkan dalam literatur untuk operasi payudara antara lain dengan infiltrasi lokal, anestesi epidural torakal dan blok paravertebral torakal. Blok paravertebral torakal merupakan teknik injeksi lokal di samping vertebra torakal yang menyebabkan blokade saraf somatik dan simpatik ipsilateral pada dermatom torakal di atas dan di bawah lokasi injeksi. Trauma pembedahan menyebabkan respon inflamasi lokal dan respon metabolik endokrin sistemik. Respon sistemik setelah pembedahan meliputi peningkatan hormon katabolik seperti katekolamin, kortisol, renin, aldosteron, dan glukagon.Tujuan: Membandingkan pengaruh antara blok paravertebral injeksi tunggal dan multipel terhadap kadar kortisol plasma dan VAS pasien yang dilakukan operasi eksisi biopsi.Metode: Penelitian ini dilakukan pada 20 penderita tumor payudara yang menjalani operasi eksisi biopsi. Pengambilan sampel darah perifer untuk pemeriksaan kortisol pada jam 8 pagi sebelum operasi dan jam 8 pagi besoknya. Nilai VAS diperiksa pada jam ke-0 (saat pasien masuk ruang pemulihan), dan jam ke-24. Penderita dikelompokkan secara random menjadi 2 kelompok. Kelompok M mendapat injeksi multipel dan kelompok T mendapat injeksi tunggal. Dilakukan uji normalitas distribusi kadar kortisol darah dan VAS dengan menggunakan Shaphio-Wilk test. Apabila p>0,05 maka distribusinya disebut normal. Analisis statistik dilakukan untuk menguji perbedaan kelompok dengan pre dan post test group design, signifikan bila p<0,05.Hasil: Data karakteristik sampel penelitian tiap kelompok terdistribusi normal(p>0,05). Kadar kortisol plasma pasca operasi pada kelompok M (224,73 ± 0,73) dan T (234,01 ± 0,84) lebih rendah dibandingkan sebelum operasi pada kelompok M (256,55 ± 0,91) dan T (258,34 ± 0,91) tetapi tidak berbeda bermakna (p>0,05). VAS pasca operasi jam ke-0 pada kelompok M (3,5 ± 0,2) lebih rendah dibanding kelompok T (3,9 ± 0,2) dan berbeda bermakna (p=0,02). VAS pasca operasi jam ke-24 pada kelompok M (3,3 ± 0,7) lebih rendah dibanding kelompok T (3,7 ± 0,7) tetapi tidak bermakna (p=0,388).Kesimpulan: VAS pasca operasi jam ke-0 kelompok M lebih rendah secara signifikan dibanding kelompok T. Tidak didapatkan perbedaan bermakna pada kadar kortisol plasma dan VAS jam ke-24 pasca operasi antara injeksi multipel (M) dan injeksi tunggal (T) pada pasien yang menjalani eksisi biopsi.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/19798
2018-08-06T13:00:40Z
janesti:PLT
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6440
2023-11-28T02:47:11Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6440
2023-11-28T02:47:11Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 3, No 3 (2011): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Perbedaan Pengaruh Pemberian Etomidate Dan Penthotal Terhadap Agregasi Trombosit
Hadi, Noor
Satoto, Hari Hendriarto; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Leksana, Ery; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2011-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6440
etomidat; pentotal; ADP; agregasi trombosit
id
Latar Belakang: Perdarahan perioperatif sering dijumpai dalam setiap operasi. Penggunaan obat anestesi induksi (etomidat dan pentotal) berpengaruh dalam menghambat agregasi trombosit.Tujuan: untuk mengetahui perbedaan pengaruh etomidat dan pentotal terhadap agregasi trombosit.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental pada 43 pasien yang mendapat anestesi umum. Subjek selanjutnya dibagi menjadi dua kelompok, dengan kelompok I mendapatkan etomidat dosis 0,3mg/kgBB intravena, sedang kelompok II (n=20) mendapatkan penthothal dosis 5mg/kgBB intravena. Sampel darah pasien pada kedua kelompok diambil 5 menit sebelum dan 5 menit sesudah induksi. Semua spesimen dibawa ke Laboratorium Patologi Klinik untuk dilakukan pemeriksaan Tes Agregasi Trombosit dengan ADP 10, 5, dan 2 µM sebagai induktor. Uji statistik menggunakan paired t-test dan independent t-test (dengan p< 0,05 dianggap signifikan).Hasil: ADP 10 µM merupakan induktor yang paling sensitif dalam mendeteksi hipoagregasi. Pada penggunaan ADP 10 µM sebagai induktor didapatkan perbedaan persentase agregasi maksimal trombosit yang bermakna antara sebelum dan sesudah pemberian etomidat maupun pentotal dengan nilai p masing-masing 0,000. Persentase agregasi trombosit pasca perlakuan pada kelompok I (66,0±8,9) berbeda bermakna dengan kelompok II (77,9±6,8), dengan nilai p 0,000. Selisih persentase agregasi trombosit sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok I (14,7±3,9) juga berbeda bermakna dengan kelompok II (3,6±3,2), dengan nilai p 0,000. Hipoagregasi ditemukan pada 14 dari 23 pasien pada kelompok I, dan 1 dari 20 pasien pada kelompok II.Kesimpulan: Etomidat 0,3mg/kgBB intravena dan pentotal 5mg/kgBB intravena menyebabkan penurunan agregasi trombosit yang bermakna, namun penurunan agregasi trombosit pada kelompok etomidat lebih rendah secara bermakna dibandingkan pentotal, selain itu lebih banyak pasien dari kelompok etomidat yang mengalami hipoagregasi.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6291
2019-05-03T09:22:29Z
janesti:PLT
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6464
2023-11-28T02:48:16Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6464
2023-11-28T02:48:16Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 2, No 2 (2010): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Perbedaan Agregasi Trombosit pada Penderita yang Mendapat Propofol dan Penthotal
Arliansah, Arliansah
Nurcahyo, Widya Istanto; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Satoto, Hariyo; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2010-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6464
propofol; penthotal; ADP; agregasi trombosit
id
Latar belakang: Perdarahan perioperatif merupakan masalah yang sering dihadapi dalam setiap operasi. Penggunaan obat anestesi induksi mempunyai pengaruh menghambat agregasi trombosit. Propofol dan Penthotal mempengaruhi Agregasi Trombosit.Tujuan: Membuktikan perbedaan pengaruh Propofol dan Penthotal terhadap Agregasi Trombosit.Metode: Merupakan penelitian Randomized Clinical Control Trial pada 34 pasien yang menjalani anestesi umum, dibagi menjadi 2 kelompok (n=17), Propofol dan Penthotal. Masing-masing kelompok diperiksa TAT sebelum induksi dan 5 menit setelah induksi. Uji statistik pair t-test dan independent t-test terhadap propofol atau penthotal dan agregasi trombosit.Hasil: Agregasi maksimal trombosit, sebelum dan sesudah pemberian propofol atau penthotal berbeda bermakna. Kelompok penthotal persentase agregasi maksimal trombosit 68,73 ± 6,06% dan propofol 54,68 ± 9,55%, menunjukkan perbedaan yang bermakna antara keduanya (p=0,001). Hasil sesudah perlakuan, kelompok propofol 14 orang hipoagregasi (82,4%), dan 3 orang normoagregsi (17,6%). Sementara kelompok penthotal 5 orang hipoagregasi (29,4%), dan sisanya 12 orang normoagregasi (70,6%). Secara statistik propofol secara bermakna menyebabkan hipoagregasi daripada penthotal.Kesimpulan : Propofol secara bermakna menurunkan agregasi maksimal trombosit dan menyebabkan hipoagregasi lebih banyak daripada penthotal.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6647
2023-11-28T02:45:05Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6647
2023-11-28T02:45:05Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 6, No 1 (2014): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 34-41
Perbandingan Efek Pemberian Ketamin 0,15 Mg/Kgbb Iv Prainsisi dan Ketamin 0,15 Mg/Kgbb Iv Pascabedah terhadap Kebutuhan Analgesik Morfin Pascabedah pada Pasien Operasi Ortopedi Ekstremitas Bawah
Room, Asyikun Nasyid; Bagian Anestesiologi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Makassar
Tanra, Andi Husni; Bagian Anestesiologi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Makassar
Ahmad, Muhammad Ramli; Bagian Anestesiologi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Makassar
Arif, Syafri Kamsul; Bagian Anestesiologi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Makassar
Ilhamjaya, Ilhamjaya; Bagian Ilmu Faal, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Makassar
2014-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6647
ketamine; analgesia; preventive; morphine
id
Latar Belakang : Ketamin telah digunakan sebagai analgesia perioperatif sejak lama. Namun cara pemberian yang efektif masih belum jelas.Tujuan : membandingkan efek pemberian ketamin prainsisi, selama operasi dan 24 jam pascabedah dengan pemberian ketamin selama 24 jam pascabedah terhadap kebutuhan morfin pascabedah.Metode : Penelitian ini merupakan uji tersamar acak ganda. Total sampel 50 dibagi dalam 2 kelompok pasien dengan operasi ortopedi ekstremitas bawah dengan anestesi spinal. Kelompok pertama, mendapatkan ketamin 0,15 mg/kgBB IV prainsisi + 0,1 mg/kg/jam selama operasi dan 24 jam pascabedah. Kelompok kedua mendapatkan ketamin 0,15 mg/kgBB IV pascabedah + 0,1 mg/kg/jam selama 24 jam pascabedah. Kedua kelompok mendapatkan analgesia pascabedah morfin via patient-controlled analgesia dengan loading dose 2 mg, bolus dose 1 mg dan lockout interval 7 menit. Jangka waktu pemberian morfin pertama pascabedah dihitung dari akhir operasi hingga saat pemberian morfin loading dose atas permintaan pasien; konsumsi morfin pascabedah dihitung dalam 24 jam.Hasil : Tidak ada perbedaan yang bermakna di antara kedua kelompok baik dalam waktu pemberian analgesik pertama (p=0,055) maupun konsumsi morfin dalam 24 jam (p=0,351).Simpulan : Ketamin tidak memiliki efek analgesia preventif pada pasien yang menjalani anestesi spinal.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/9125
2023-11-28T02:44:28Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9125
2023-11-28T02:44:28Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 6, No 3 (2014): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 197-207
Kadar Serum Substansi P Pada Pemberian Klonidin Sebagai Ajuvan Analgesia Epidural
Karyadi, Karyadi; RSUD Tarakan
Kalimantan Utara
Villyastuti, Yulia Wahyu; Bagian Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2014-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9125
analgesia epidural; klonidin; bupivakain; substansi P
id
Latar belakang : Klonidin ketika digunakan bersamaan dengan obat lokal anestesi sebagai teknik regional anestesi, bisa mengurangi kejadian nyeri kronik pasca operasi. Sensitisasi perifer dan sensitisasi sentral merupakan salah satu mekanisme terjadinya transisi nyeri akut menjadi nyeri kronik. Kaskade awal yang menyebabkan sensitisasi perifer dan sensitisasi sentral di picu oleh pelepasan neurotransmitter eksitatorik presinaptik dan pasca sinaptik seperti glutamat dan substansi P.Tujuan : Membandingkan peningkatan kadar serum substansi P pada 12 jam pasca operasi dan nilai visual analog skor pada 0 dan 12 jam pasca operasi antara analgesia epidural dengan bupivakain murni dan bupivakain dengan ajuvan klonidinMetode : penelitian ini merupakan penelitian acak tersamar ganda. Sampel 40 orang dibagi 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol mendapat epidural analgesia dengan bupivacain murni dan kelompok kontrol mendapat epidural analgesia bupivakain ditambah ajuvan klonidin dimana pemberian analgesia dilakukan pra insisi dan dilanjutkan samapai pasca operasi. Kadar serum substansi P dinilai pra operasi dan 12 jam pasca operasi pada masing-masing kelompok perlakuan. Sedangkan nilai VAS diukur pada 0 dan 12 jam pasca operasiHasil : Terdapat perbedaan kadar serum substansi P berupa penurunan secara bermakna pada 12 jam pasca operasi baik pada kelompok kontrol dan perlakuan. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara rerata kadar serum substansi P antara kelompok kontrol dan perlakuan pada 12 jam pasca operasi. Terdapat perbedan nilai VAS secara bermakna pada 0 dan 12 jam pasca operasi antara kelompok kontrol dan perlakuanSimpulan : epidural analgesia dengan bupivacain maupun dengan ajuvan klonidin yang diberikan pra insisi yang dilanjutkan pasca operasi sama-sama efektif menurunkan kadar substansi P pada 12 jam pasca operasi.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/10811
2023-11-28T02:43:42Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/10811
2023-11-28T02:43:42Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 7, No 3 (2015): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 197-209
Pengaruh Pemberian Pre Emptive Ketamin 0,15 mg/kgbb iv Terhadap Intensitas Nyeri Pasca Operasi Bedah Onkologi Mayor Dengan Anestesi Umum Di RSUD Dr Saiful Anwar Malang
Satiyah, Umi; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya/ RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang
Basuki, Djudjuk Rahmad; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya/ RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang
Laksono, Ristiawan Muji; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya/ RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang
2015-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/10811
Ketamin; preemptive analgesia; Intensitas nyeri; bedah onkologi mayor; anestesi umum
id
Latar Belakang : Preemptive analgesia dan multimodal analgesia mempunyai peranan penting dalam penanganan nyeri selama dan pasca operasi dengan memblok jalur nyeri yang terdiri dari tranduksi, transmisi, modulasi dan persepsi. Ketamin sebagai Anti NMDA (N metil D Aspartat) reseptor bekerja memblok jalur transmisi dan modulasi serta sinergis dengan opioid. Ketamin dosis kecil 0,15 mg/kgbb mempunyai efek preemptive analgesia dan tidak memiliki efek samping yang berat.Tujuan : mengetahui pengaruh pemberian preemptive ketamin 0,15 mg/kgbb iv terhadap intensitas nyeri pasca bedah onkologi mayor dengan anestesi umum pada 1,2 dan 3 jam pasca operasiMetode : Penelitian ini merupakan uji klinis acak tersamar ganda, bersifat eksperimental. Sampel penelitian adalah pasien usia 17-40 tahun, kriteria klinis ASA I-II, pendidikan minimal SMP, dan BMI antara 20-30 kg/M2 yang menjalani pembedahan elektif bedah onkologi mayor kategori nyeri sedang yang meliputi operasi struma dan mammae selain radikal mastektomi (MRM). Jumlah sampel adalah 44 pasien yang dibagi secara random menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok 1 (perlakuan) yang menerima ketamin 0,15 mg/kgbb dan kelompok 2 (kontrol) tanpa menerima ketamin 0,15mg/kgbb. Semua pasien menerima (multimodal analgesia) yaitu fentanyl (opioid), ketorolac (NSID) dan juga obat2an lain untuk anestesi umum. Intensitas nyeri pada semua sampel diamati pada 1, 2 dan 3 jam pasca operasi dengan menggunakan Verbal numerical rating scale (VNRS) yang setara dengan VAS (visual Analogue scale). Uji statistik normalitas menggunakan uji saphiro wilk diperoleh hasil bahwa data yang ada tidak terdistribusi normal sehingga dilakukan uji beda non parametrik mann whitney testHasil : Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ketamin 0,15 mg/kgbb mengurangi nyeri akut lebih baik pada 1, 2 dan 3 jam pasca operasi. Pada 1 jam pasca operasi kelompok perlakuan memiliki nilai rerata VAS 0 atau lebih rendah 0,77 cm dbandingkan kelompok kontrol dengan nilai p<0,001. Pada 2 jam pasca operasi kelompok perlakuan memiliki rerata VAS 0,3 cm atau lebih rendah 1,4 cm bila dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan nilai p<0,001. Pada 3 jam pasca operasi kelompok perlakuan memiliki rerata 0,9 cm atau lebih rendah 1,6 cm dengan nilai p<0,001.Kesimpulan : Pada penelitian ini preepmtive ketamin 0,15 mg/kgbb iv memberikan pengaruh menurunkan intensitas nyeri pada 1 jam, 2 jam dan 3 jam pasca pembedahan onkologi mayor kategori nyeri sedang.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/19853
2023-11-28T02:42:35Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19853
2023-11-28T02:42:35Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 9, No 1 (2017): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 38-49
Perbedaan Antara Parasetamol dan Ketolorak Terhadap Kadar Substansi Serum Tikus Wistar Sebagai Analgesik
Hidayat, Agus Purwo; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Harahap, Mohamad Sofyan; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Villyastuti, Yulia Wahyu; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2017-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19853
analgesik preemptive; substansi P; parasetamol; ketorolac
id
Latar Belakang:Analgesik preemptif merupakan intervensi analgesik yang dimulai sebelum stimulasi noksius muncul dalam hubungannya dengan blok perifer maupun nosisepsi sentral. Tujuanannya untuk menurunkan nyeri akut pasca trauma jaringan, mencegah modulasi nyeri pada SSP dan mencegah terjadinya nyeri kronis. Elemen penting dalam proses persepsi nyeri adalah substansi P dimana Fungsi sensoris substansi P diperkirakan berkaitan dengan transmisi informasi nyeri ke sistem saraf pusat. Parasetamol dan ketorolak sebagai obat anti-inflamasi non steroid dengan efek antipiretik dan analgetik. Berperan dalam menghambat enzim siklooksigenase. Hal ini diharapkan dapat mengetahui perbedaan kadar substansi P tikus wistar pada keduanya sebagai pilihan analgesik preemptif. Tujuan: Mengetahui perbedaan efektivitas antara Parasetamol dan Ketorolak yang dinilai dari kadar Substansi P pada tikus Wistar sebagai analgesik preemptif. Metode: Penelitian ini merupakan eksperimental laboratorik dengan disain Rondomize Pre and Post test control group design. Sejumlah 21 ekor tikus, dibagi menjadi tiga kelompok yang dilakukan secara acak masing-masing terdiri dari 7 ekor tikus untuk kelompok kontrol (K), 7 ekor tikus untuk kelompok perlakuan parasetamol atau K(1), 7 ekor tikus untuk kelompok perlakuan ketorolak atau K(2). Setelah adaptasi selama 7 hari, tikus-tikus dari kelompok perlakuan maupun kontrol dilakukan pembiusan dengan menggunakan ketamin. Satu jam sebelum pembiusan, kelompok K (1) diberi injeksi paracetamol 18 mg intravena dan kelompok K(2) diberi injeksi ketorolak 0,54 mg intravena. Sesudah terbius, bulu di sekitar punggung dicukur bersih dan didesinfeksi menggunakan betadine. Selanjutnya dibuat irisan sepanjang 2 cm dan kedalaman sampai subkutan. Luka irisan dibersihkan dan dioles larutan betadine, kemudian luka ditutup dengan lima jahitan tunggal sederhana menggunakan benang side. Selanjutnya jahitan dibersihkan, diolesi betadin dan dirawat. Paska pembedahan juga diberikan penisilin oil 15 mg. Pengambilan sampel darah untuk pemeriksaa kadar Substansi P dilakukan pada kelompok K, K(1) dan K(2) 1 jam sebelum pemberian parasetamol dan ketorolak, dan pada jam ke-4 setelah dilakukan insisi pada tikus wistar.Hasil: Dilakukan perlakuan terhadap tikus wistar, terdapat 2 ekor yang drop out, sehingga jumlah sampel yang dianalisa sebanyak 30 sampel. Pada Uji Mann-Whitney kadar substansi P dalam kelompok parasetamol dibandingkan dengan kelompok ketorolak dibentuk secara signifikan berbeda (p = 0,016; p <0,005), sedangkan kadar substansi P kelompok Parasetamol ditemukan lebih rendah dari kelompok ketorolak.Kesimpulan: Pemberian parasetamol sebagai analgesik preemptif dapat menurunkan kadar substansi P pada tikus model Wistar yang lebih signifikan dibandingkan dengan ketorolak.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6021
2023-11-28T02:59:38Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6021
2023-11-28T02:59:38Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 1, No 1 (2009): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 26-31
Pengaruh Pemberian Ketorolak 30 mg Intravena pada Penderita dengan Anestesi Spinal Terhadap Fungsi Pembekuan Darah : Protrombin Time, Partial Tromboplastin Time with Kaolin
Hendrasto, Aryono; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Arifin, Johan; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Harahap, Mohamad Sofyan; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6021
Anesthesiology
ketorolak; anestesi spinal; agregasi trombosit; PT; PTTK
id
Latar belakang: Saat ini penggunaan ketorolak sebagai analgesik meningkat karena sifatnya yang menguntungkan untuk mempercepat ambulatory pasien, namun mempunyai efek samping memperpanjang waktu perdarahan (bleeding time) melalui gangguan fungsi trombosit. Perdarahan juga dapat disebabkan gangguan pembuluh darah dan fungsi koagulasi. Ada hubungan saling terkait antara fungsi trombosit dan fungsi koagulasi.Tujuan: Membuktikan bahwa pemberian ketorolak 30 mg intravena pada penderita dengan spinal anestesi menyebabkan pemanjangan fungsi koagulasi (protrombin time dan partial tromboplastin time)Metode: Merupakan penelitian eksperimental dengan randomized post test only controlled group pada 30 penderita yang akan menjalani operasi elektif dengan anestesi spinal. Penderita secara random dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok P yang mendapat ketorolak 30 mg iv dan kelompok K yang mendapat placebo ((NaCl 0,9%). Pemeriksaan PT, PTT dilakukan menjelang operasi dan 60 menit setelah pemberian ketorolak atau placebo. Hasilnya dinilai dengan menggunakan uji statistikparametric T- test, dengan derajat kemaknaan p<0,05.Hasil: Uji Independent T-test variable PT post tindakan dan PTTK post tindakan antara kelompok P dan kelompok K menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna (p>0,05). Uji Paired T-test, untuk variabel PT pre tindakan dan PT post tindakan pada kelompok P menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna (p=0,237). Untuk variable PTTK pre tindakan dan PTTK post tindakan pada kelompok P menunjukkan perbedaan bermakna (p=0,029). Uji Paired T-test, untuk variabel PT pre tindakan dan PT post tindakan pada kelompok K menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna(p=0,062). Untuk variabel PTTK pre tindakan dan PTTK post tindakan pada kelompok K menunjukkan perbedaan tidak bermakna(p=0,160).Kesimpulan: Pemberian dosis tunggal ketorolak 30 mg intravena pada penderita dengan anestesi spinal tidak berpengaruh terhadap fungsi koagulasi jalur ekstrinsik (PT) tapi akan memperpanjang fungsi koagulasi jalur intrinsik (PTTK) namun pemanjangan ini masih dalam batas normal atau tidak nampak secara klinis.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/16884
2023-11-28T02:37:13Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/16884
2023-11-28T02:37:13Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 13, No 1 (2021): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 1-14
Studi Retrospektif: Profil Penggunaan Obat Analgesik pada Pasien Pascatonsilektomi di Departemen SMF THT-KL RSUD Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2015-2016
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/16884/41362
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/16884/41363
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/16884/41364
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/16884/41365
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/16884/41366
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/16884/41367
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/16884/41368
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/16884/41369
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/16884/41370
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/16884/41371
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/16884/41372
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/16884/41373
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/16884/41374
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/16884/110301
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/16884/0
Mardhiyah, Tha'atam; Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Surabaya|Universitas Airlangga
Cholid, Maulydia Muhamad; Departemen Anestesiologi dan Reanimasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Surabaya|Universitas Airlangga
Yusuf, Muhtarum; Departemen Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan – Kepala Leher, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Surabaya|Universitas Airlangga
2021-03-31 13:34:23
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/16884
Anesthesiology; Analgesia; Perioperative
analgesik; analgesik pascatonsilektomi; manajemen nyeri pascaoperasi; nyeri pascatonsilektomi; profil analgesik pascatonsilektomi; tonsilektomi
id
Latar Belakang: Nyeri merupakan keluhan yang umum terjadi pada hari pertama pascatonsilektomi dan merupakan hambatan yang signifikan dalam proses rehabilitasi. Pemberian analgesik yang dimulai sejak hari pertama pascatonsilektomi dapat meringankan nyeri. Peneliti melakukan pengamatan terhadap profil penggunaan obat analgesik pada pasien pascatonsilektomi di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.Tujuan: Mengetahui profil penggunaan obat analgesik dalam penanganan nyeri pada pasien pascatonsilektomi.Metode: Penelitian ini merupakan retrospektif deskriptif dengan mengamati profil pemberian obat analgesik berdasarkan golongan obat analgesik terbanyak, analgesik tunggal dan kombinasi, analgesik awal dan lanjutan, berdasarkan kelompok umur anak dan dewasa dan cara pemberian. Penelitian juga akan meliputi sosiodemografi (jenis kelamin dan umur) pasien dan tingkatan nyeri setelah pemberian analgesik.Hasil: Dari 28 sampel, kelompok analgesik yang paling banyak digunakan adalah pyazolon (metamizol, antrain) (51,3%), sedangkan pada terapi kombinasi didominasi tramadol dengan ketorolak (33,3%). Sebanyak delapan pasien (28,6%) dari total 28 pasien menerima analgesik lanjutan dari jenis lain. Metamizol adalah obat yang paling banyak digunakan untuk pasien anak-anak (57,7%), sedangkan pada pasien dewasa didominasi ketorolak (50%).Kesimpulan: Pemberian metamizol masih menjadi pilihan dalam penanganan nyeri pascatonsilektomi, diikuti oleh ketorolak yang paling diberikan kepada pasien dewasa. Terdapat juga kombinasi tramadol dengan ketorolak yang menjadi pilihan pada terapi multimodal. Jalur pemberian analgesik dengan rute intravena paling banyak dilakukan pada penanganan nyeri pascatonsilektomi.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6412
2023-11-28T02:45:38Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6412
2023-11-28T02:45:38Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 5, No 2 (2013): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 101-106
Pengaruh Induksi Propofol dan Ketamin terhadap Kadar Procalcitonin Plasma
Rofiq, Aunun; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Arifin, Johan; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Witjaksono, Witjaksono; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2013-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6412
propofol; ketamin; procalcitonin; induksi; general anestesi
id
Latar belakang: Procalcitonin merupakan salah satu petanda respon inflamasiterhadap infeksi. Obat induksi anestesi dapat mempengaruhi kadar procalcitoninplasma.Tujuan: Menilai pengaruh propofol dan ketamin terhadap kadar procalcitonin dalaminduksi general anestesi.Metode: Studi quasi experimental terhadap 16 subjek yang menjalani generalanestesi. Sampel dibagi menjadi grup 1 yang mendapatkan propofol dengan dosis2,5 mg/kgbb intravena dan grup 2 yang mendapatkan ketamin dengan dosis 2 mg/kgbbintravena sebagai obat induksi anestesi selama prosedur penelitian, anestesi rumatanO2 dan N2O dengan rasio 50%:50%. Sampel darah subjek diambil sebelum induksi,jam ke-4 dan jam ke -24.Hasil: Didapatkan perbedaaan kadar procalcitonin bermakna sebelum dan sesudahperlakuan pada kelompok propofol (K1) (p=0,008) dan perbedaan tidak bermaknapada kelompok ketamin (K2) (p=1,00). Nilai tengah kadar procalcitonin K1 dan K2adalah 0,175±0,1 dan 0,05±0,05. Propofol menyebabkan peningkatan kadarprocalcitonin lebih tinggi dibandingkan ketamin (p=0,053).Kesimpulan: Propofol secara bermakna meningkatkan kadar procalcitonindibandingkan ketamin
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/41926
2023-11-28T02:35:43Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/41926
2023-11-28T02:35:43Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 14, No 2 (2022): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 95-101
Anesthesia Services for Children's Radiotherapy During Pandemic COVID-19 in 2020: Experience from East Indonesia
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/41926/129163
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/41926/129164
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/41926/129166
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/41926/129167
Veterini, Anna Surgean; Department of Anesthesiology and Reanimation, Faculty of Medicine, Universitas Airlangga/ Dr. Soetomo General Academic Hospital Surabaya
Putri, Herdiani Sulistyo; Department of Anesthesiology and Reanimation, Faculty of Medicine, Universitas Airlangga/ Dr. Soetomo General Academic Hospital Surabaya
Pasaribu, Ulinta Purwati; Department of Anesthesiology and Reanimation, Faculty of Medicine, Universitas Airlangga/ Dr. Soetomo General Academic Hospital Surabaya
2022-07-31 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/41926
Anesthesiology and Intensive Care
COVID-19 pandemic; pediatric; propofol; radiation therapy; sedation
en
Background: The global COVID-19 pandemic has significantly strained the healthcare sector, with overwhelmed health services in affected countries worldwide. Despite the need to sustain vital oncology treatments, particularly for children, radiotherapy practitioners are unsure how to treat during the pandemic. At the same time, several anesthesia procedures may increasingly expose anesthesia providers to COVID-19. The challenging services for handling oncology cases in children at Dr. Soetomo Hospital during the COVID-19 pandemic can be carried out properly with various adjustments. Objective: The purpose of this study was to describe how the radiotherapy center in East Indonesia responds to the challenge in this pandemic era.Method: During 2020, we gathered information by using administrative datasets on the number of patients, the types of anesthesia services provided, and undesired events in the radiotherapy room. We use descriptive statistics to describe what is going on in our data.Result: The total number of patients who underwent radiotherapy was 12, with 188 sessions, and uncooperative children received midazolam and propofol during the procedure. The result showed that there was no untoward incident in 2020.Conclusion: Therefore, it indicates that we provided relatively safe sedation services for children's radiotherapy.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6433
2023-11-28T02:46:56Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6433
2023-11-28T02:46:56Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 4, No 1 (2012): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Perbedaan Jumlah Bakteri Orofaring Pada Tindakan Oral Hygiene Menggunakan Chlorhexidine Dan Povidone Iodine Pada Penderita Dengan Ventilator Mekanik
Helmi, Mochamat
Arifin, Johan; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Pujo, Jati Listiyanto; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2012-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6433
chlorhexidine 0,2 %; povidone iodine 1%; jumlah bakteri orofaring; oral hygiene; ventilator mekanik
id
Latar belakang: Antiseptik oral hygiene merupakan salah satu cara yang dapat menurunkan insiden ventilator associated pneumonia (VAP). Chlorhexidine dan povidone iodine merupakan antiseptik yang mampu menurunkan jumlah bakteri pada proses dekontaminasi orofaring.Tujuan: Untuk mengetahui adanya perbedaan penurunan jumlah bakteri orofaring pada tindakan oral hygiene dengan chlorhexidine 0.2% dan povidone iodine 1% pada penderita dengan ventilator mekanik.Metode : Merupakan penelitian Randomized clinical control trial pada 30 penderita dengan ventilator mekanik. Penderita dibagi menjadi 2 kelompok (n=15), kelompok 1 menggunakan chlorhexidine 0,2% dan kelompok 2 menggunakan povidone iodine 1%. Masing-masing kelompok diberikan oral hygiene tiap 12 jam selama 48 jam. Tiap kelompok diambil sekret dari orofaring sebelum dan setelah perlakuan, untuk kemudian dilakukan pemeriksaan hitung jumlah dan jenis bakteri orofaring. Uji statistik menggunakan paired ttest, Wilcoxon, dan Mann Whitney (dengan derjat kemaknaan < 0,05).Hasil : Pada penelitian ini didapatkan penurunan jumlah bakteri orofaring pada kelompok chlorhexidine sebesar 140±76,625 (berbeda bermakna, p=0,000) sedangkan pada kelompok povidone iodine sebesar 100,80±97,209 (berbeda bermakna, /p=0,008). Sedangkan pada uji selisih komparatif kedua kelompok didapatkan hasil berbeda tidak bermakna(p=0,234).Kesimpulan : Penurunan jumlah bakteri orofaring pada tindakan oral hygiene dengan chlorhexidine 0,2% tidak berbeda bermakna dengan povidone iodine 1%.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/19723
2018-08-06T13:05:11Z
janesti:PLT
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6456
2023-11-28T02:47:59Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6456
2023-11-28T02:47:59Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 2, No 3 (2010): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Granisetron, Kombinasi Metoklopramid dan Deksametason Terhadap Mual Muntah Paska Laparatomi
Panji, I Nyoman
Jatmiko, Heru Dwi; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Primatika, Aria Dian; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2010-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6456
mual; muntah; granisetron; metoklopramid; deksametason; laparatomi
id
Backgroud: Post-operative Nausea and Vomitus (PONV) is commonly unsatisfy experienced by patient after surgical procedures with general anesthesia. Laparatomy is one among high risk groups for PONV.Objective: The aim of this study to compare the efficacy between granisetron 1 mg and combination metoclopramide 10 mg and dexamethasone 8 mg in preventing PONV after laparatomy.Methods: This research was a clinical trial stage 1 in 48 patients undergoing laparatomy surgery by general anesthesia. All patients were observe the 6 hours fasting period before induction of anesthesia. Patient randomly divided in to two group. Group I treatme nt with granisetron that given 30 to 60 minutes before end operation. Group II treatment with metoclopramide 10 mg and dexamethasone 8 mg, that dexamethasone given before induction of anesthesia and metoclopramide administration 30 to 60 minutes before end operation. All patient were observe the nausea and vomiting 24 hours post operative.Results: There was no significant difference for patient characterictics data distribution between two group before treatment. There was no significant difference to decr ease nausea and vomiting after laparatomy between two groups. Patient who had received intravenous 1 mg granisetron incidence nausea-vomiting was 83,3 % while patient who had received the combination 10 mg metoklopramid and 8 mg dexamethasone incidence nau sea—vomiting was 75%.Conclusion: There was no antiemetics which fully effective to exceed post operative nausea and vomitus. Combination 10 mg metoclopramide and 8 mg dexamethasone has similar effect like 1 mg granisetron on prevent Post -operative Nausea and Vomitus but higher adverse effects.Keywords : nausea, vomiting, granisetron, metoclopramide, dexamethasone, laparatomyABSTRAKTujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektifitas antara granisetron 1 mg dan kombinasi metoklopramid 10 mg dengan deksametason 8 mg dalam mencegah mual muntah paska laparatomi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian tahap I pada 48 penderita yang menjalani laparatomi dengan anestesi umum. Semua penderita dipuasakan 6 jam sebelum dilakukan induksi anestesi. Pasien secara random dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok I diberikan granisetron 30 sampai 60 menit sebelum operasi selesai. Dan kelompok II diberikan deksametason sebelum induksi anestesi dan metoklopramid 30 sampai 60 menit sebelum operasi selesai. Semua pasien diamati kejadian mual muntah paska operasi selama 24 jam.Hasil: Didapatkan perbedaan tidak bermakna pada distribusi karakteristik pasien antara kedua kelompok sebelum perlakuan. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan yang tidak bermakna kejadian mual muntah paska laparatomi pada kedua kelompok. Dimana pasien yang diberikan granisetron 1 mg didapatkan kejadian mual muntah sebesar 83,3 % sedangkan pasien yang diberikan kombinasi metoklopramid 10 mg + deksametason 8 mg didapatkan angka kejadian mual muntah sebesar 75%.Simpulan: Tidak ada antiemetik yang mampu sepenuhnya mencegah mual muntah paska operasi. Pemberian kombinasi metoklopramid 10 mg + deksametason 8 mg mampu mengurangi resiko mual muntah paska operasi yang hampir sama efektifnya dengan granisetron 1 mg dengan efek samping lebih banyak.Kata kunci : mual, muntah, granisetron, metoklopramid, deksametason, laparatomi
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/56554
2024-02-29T02:35:27Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/56554
2024-02-29T02:35:27Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 15, No 3 (2023): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 206-213
Pemberian Kombinasi Krim Estetia dan Infiltrasi Lidokain 2% Untuk Mengurangi Nyeri Suntikan Jarum Anestesi Epidural
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/56554/193604
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/56554/194399
Ahmad, Bahtiar; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta|Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Arianto, Ardana Tri; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta|Universitas Sebelas Maret, Surakarta
Rehatta, Nancy Margarita; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo, Surabaya|Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo, Surabaya
2023-11-23 02:39:39
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/56554
anestesia; EMLA; injeksi epidural; krim estesia; nyeri
id
Latar Belakang: Anestesi epidural adalah teknik blok neuraksial. Nyeri selama penyuntikan merupakan komplikasi anestesi epidural yang memerlukan pengelolaan efektif. Krim estesia (campuran eutektik lignokain/prilokain 5%) merupakan alternatif noninvasif yang potensial untuk menginduksi analgesia. Namun, belum ada studi khusus yang membandingkan efektivitas krim estesia dengan infiltrasi lidokain dalam konteks anestesi epidural.Tujuan: Membandingkan efektivitas krim estesia dan infiltrasi lidokain 2% dengan krim placebo dan infiltrasi lidokain 2% dalam mengurangi nyeri selama penyuntikan epidural.Metode: Penelitian ini adalah uji acak terkontrol (RCT) ganda buta dengan desain paralel. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta (RSUD Dr. Moewardi Surakarta) dari Juli hingga Desember 2020. Total sampel 50 subjek, dibagi menjadi dua kelompok sama besar: kelompok lidokain 2% dan krim estesia (EMLA), serta kelompok lidokain 2% dan krim placebo. Efektivitas anestesi dievaluasi berdasarkan absennya nyeri selama penyuntikan epidural dengan menggunakan skala rating numerik (NRS). Perbedaan nilai rata-rata NRS, yang merupakan variabel numerik, dievaluasi dengan menggunakan uji T tidak berpasangan atau uji Mann-Whitney.Hasil: Hasil didapatkan 26 (52,0%) adalah perempuan, dan 24 (48,0%) adalah laki-laki. Rata-rata usia adalah 42,36±13,03. Skor nyeri secara keseluruhan memiliki rata-rata 1,92±0,92 (skor terendah vs tertinggi; 1,00 vs 4,00). Subjek yang menerima krim estesia 60 menit sebelum insersi epidural dan infiltrasi lidokain 2% melaporkan skor nyeri yang lebih rendah dibandingkan dengan yang menerima krim placebo dan infiltrasi lidokain 2%. Penerapan plester estesia juga mengarah pada penurunan kecemasan pasien terkait nyeri selama prosedur anestesi spinal. Tidak ada efek samping yang diamati dari penggunaan anestesi topikal dengan krim estesia, krim placebo, atau infiltrasi lidokain 2%.Kesimpulan: Menggabungkan krim estesia dengan infiltrasi lidokain 2% dapat secara efektif mengurangi nyeri selama penyuntikan jarum anestesi epidural.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6561
2023-11-28T02:59:08Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6561
2023-11-28T02:59:08Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 1, No 3 (2009): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Hubungan Cardiopulmonary Bypass dengan Jumlah Neutrofil Polimorfonuklear Pada Pasien Yang Menjalani Coronary Artery Bypass Grafting
Kushendarto, Yanuar
Nurcahyo, Widya Istanto; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Jatmiko, Heru Dwi; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2009-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6561
cardio pulmonary bypass; coronary artery bypass grafting; kadar neutrofil pmn
id
Latar Belakang: Angka kejadian dan angka mortalitas penyakit jantung iskemik (Ischaemic Heart Disease/ IHD) masih cukup tinggi yaitu sekitar 68 tiap 1000 penduduk atau sekitar 6,8% dan jumlah penduduk. Pengobatan IHD bertujuan untuk revaskularisasi pembuluh darah yang tersumbat dapat menggunakan teknik farmakologik atau operatif (Percutaneous Coronary Intervention/ PCI atau Coronary Artery Bypass Graft/ CABG). Tindakan CABG dapat menggunakan mesin cardio pulmonary bypass (CPB)/ On-Pump Coronary Artery Bypass atau tanpa menggunakan mesin CPB / Off-Pump Coronary Artery Bypass (OPCAB). Kejadian disfungsi organ pada pasien yang menjalani operasi CABG dengan mesin CPB dihubungkan dengan Systemic Inflammatory Response Syndrome yang diakibatkan oleh berbagai faktor antara lain faktor tindakan operasi dan faktor mesin CPB tersebut. Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh lamanya waktu Cardio Pulmonary Bypass pada operasi Coronary Artery Bypass Graft terhadap pola jumlah neutrofil p olimorfonuklear darah tepi, dapat merupakan suatu penanda respon inflamasi yang dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi.Metode: Pasien yang akan menjalani operasi CABG diambil sampel darah untuk diperiksa gambaran neutrofil PMN pada pra torakotomi, post torakotomi, menit ke 15 dan menit ke 30 sete Fah pemasangan mesin CPB.Hasil: Uji beda jumlah neutrofil ditemukan perbedaan bermakna jumlah neutrofil pada menit ke (pra torakotomi) dengan post torakotomi, menit ke 15 dan menit ke 30 CPB (p < 0,05). Uji beda jµga ditemukan perbedaan bermakna pada jumlah neutrofil post torakotomi dengan menit ke 30 CPB (p < 0,05) dan menit ke 15 CPB dan menit ke 30 CPB (p < 0,05). Tetapi tidak ditemukan perbedaan bermakna jumlah neutrofil post torakotomi dengan menit ke 15 CPB (p 0,05).Simpulan: Terdapat peningkatan jumlah neutrofil pada pasien yang menjalani CABG menggunakan CPB.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/10806
2023-11-28T02:43:42Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/10806
2023-11-28T02:43:42Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 7, No 3 (2015): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 133-145
Peran Deksmedetomidin Sebagai Protektor Otak Yang Dinilai Dengan Kadar Il-6 Dan Cox-2 Pada Tikus Model Cedera Otak Traumatika
Harahap, Mohammad Sofyan; Bagian Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Wargahadibrata, A. Himendra; Bagian Anestesiologi dan Reanimasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran/ RS. dr. Hasan Sadikin
Bandung
Bisri, Tatang; Bagian Anestesiologi dan Reanimasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran/ RS. dr. Hasan Sadikin
Bandung
Rehatta, Nancy Margarita; Bagian Anestesiologi dan Reanimasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga/ RSUD dr. Sutomo
Surabaya
2015-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/10806
Proteksi otak; Deksmedetomidin; IL-6; COX-2.
id
Latar belakang: Proteksi otak sangat penting dalam penanganan cedera kepala sehari hari, agar tidak terjadi cedera sekunder. Proteksi otak terdiri dari metode dasar dan farmakologik yaitu dengan menggunakan obar-obatan. Sampai saat ini belum ada hasil proteksi otak yang konsisten dari berbagai metode farmakologi, sehingga masih terus menjadi bahan kajian.Tujuan : Penelitian ini untuk mengetahui peran deksmedetomidin sebagai protektor otak yang dinilai dengan kadar IL-6 dan COX-2.Metode : Penelitian eksperimental di laboratorium dengan rancangan acak terkontrol, dilakukan pada 24 tikus wistar jantan, usia sekitar 3 bulan, kondisi aktif, yang mendapat perlakuan cedera kepala buatan derajat sedang. Setelah mendapat persetujuan komite etik, hewan coba dibagi dalam 3 kelompok secara random yaitu kelompok K1(NaCl) (n=8), kelompok P (deksmedetomidin) (n=8) dan kelompok K2 (kontrol) (n=8), kemudian dilakukan anestesi dengan Ketamin 80 mg/kgBB ip dan diambil sampel darah, selanjutnya kelompok K1 dan kelompok P dilakukan kraniektomi dan diberi trauma diikuti dengan pemberian deksmedetomidin 60 µgr/kgBB ip untuk kelompok P dan NaCl dengan volume dan cara sama untuk kelompok K1. Kelompok K2 tidak dilakukan cedera dan tidak mendapat terapi apapun. Pemberian deksmedetomidin atau NaCl diulang pada jam ke-3, ke-12 dan ke-24, pengambilan sampel darah berikutnya untuk pemeriksaan dengan metode ELISA dilakukan pada jam ke-12 dan jam ke-24. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan uji ANOVA dan Friedman serta uji korelasi Spearman.Hasil : Kadar IL-6 pada kelompok K1 meningkat secara bermakna dibanding kelompok P, pada 12 jam dan 24 jam pasca trauma. (160±15,57) vs (140,5±17,65) dan (172,6±19,07) vs (124,2±23,6). Sedangkan Kadar COX-2 pada kelompok K1 meningkat secara bermakna dibanding kelompok P pada 12 jam dan 24 jam pasca trauma. (1491,41±341) vs (803,62±215,73) dan (1048,45±170,43) vs (588,93±198,57). Kadar COX-2 menunjukkan proses inflamasi yang terjadi. Analisis Spearman’s menunjukkan adanya korelasi positif antara IL-6 dan COX-2 (ρ=0,71), yang terjadi pada 12 jam pasca trauma pada kelompok yang mendapat NaCl.Simpulan: Deksmedetomidin mempunyai peran sebagai protektor otak dengan menurunkan kadar IL-6 dan COX-2. Ada korelasi positif pada perubahan kadar antara IL-6 dan COX-2 setelah trauma.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/19822
2023-11-28T02:42:35Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19822
2023-11-28T02:42:35Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 9, No 1 (2017): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 31-37
Perbandingan Kadar Substansi P Serum pada Pasien Pre dan Post Operasi Tiroid yang Diberi Analgetik Bupivakain 0,25% dengan Teknik Bilateral Superficial Cervical Plexus Block (BSCPB)
Wicaksono, Satrio Adi; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
Semarang
Harahap, C O; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
Semarang
Sutiyono, Doso; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
Semarang
Sasongko, Himawan; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
Semarang
Limijadi, Edward Kurnia Setiawan; Departemen Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
Semarang
2017-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19822
Substansi P serum; operasi tiroid; bilateral superficial cervical plexus block
id
Latar belakang: Operasi tiroid dapat menyebabkan rasa sakit sehingga untuk mencegah masalah ini dengan berbagai modalitas, seperti anestesi regional bilateral superficial cervical plexus block (BSCPB) dengan menggunakan bupivakain 0,25% yang dikombinasikan dengan anestesi umum.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian klinis acak tersamar ganda dengan jumlah sampel 36 pasien. Sampel dibagi kedalam 2 kelompok yang diberikan anestesi regional melalui teknik BSCPB dengan kelompok perlakuan diberikan bupivakain 0,25% dibandingkan dengan kelompok kontrol yang diberikan NaCl 0,9% terhadap kadar substansi P serum pre dan post operasi pada pasien yang menjalani operasi tiroid.Hasil: Data penelitian diperoleh subjek laki-laki sebanyak 7 (19,4%) orang dan subjek perempuan sebanyak 29 (80,6%) orang. Data substansi P post operasi kelompok control dibandingkan kelompok perlakuan didapatkan perbedaan bermakna (p = 0,001). Substansi P pre operasi dibandingkan substansi P post operasi kelompok perlakuan didapatkan perbedaan bermakna (p = 0,004). Simpulan: Pemberian bupivakain konsentrasi 0,25% melalui teknik BSCPB terbukti menurunkan kadar substansi P serum post operasi.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/24457
2023-11-28T02:38:40Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/24457
2023-11-28T02:38:40Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 11, No 2 (2019): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 58-71
Perbandingan Teknik Insersi Triple Airway Maneuver dengan Teknik Laringoskopi Terhadap Keberhasilan Insersi dan Profil Hemodinamik Pemasangan Laryngeal Mask Airway (LMA) Klasik pada Operasi Elektif
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/24457/68607
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/24457/68608
Purba, Bernhard Arianto; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Jambi; Jambi
Mafiana, Rose; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Sriwijaya/RSUP Dr. Muhammad Hoesin; Palembang
Puspita, Yusni; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Sriwijaya/RSUP Dr. Muhammad Hoesin; Palembang
2019-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/24457
anesthesiology, airway management
laryngeal mask airway klasik; manajemen jalan napas; operasi elektif; teknik insersi laringoskopi; teknik triple airway maneuver
id
Latar Belakang: Manajemen jalan napas merupakan aspek penting dalam anestesiologi. Alat bantu napas yang sering digunakan adalah laringeal mask airway (LMA). Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mencari teknik yang dapat meningkatkan angka keberhasilan insersi LMA dan mengurangi komplikasi. Teknik insersi LMA triple airway maneuver (TAM) dan teknik laringoskopi merupakan teknik insersi yang sering dipakai dalam paktik sehari-hari namun keunggulan kedua tehnik ini perlu diketahui lebih lanjut.Tujuan: Mengetahui perbandingan keberhasilan dan profil hemodinamik insersi LMA klasik antara teknik TAM dengan teknik laringoskopi.Metode: Randomized post test only and comparison group design dilakukan di kamar bedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang pada bulan April 2019-Mei 2019 sampai jumlah sampel terpenuhi. Didapatkan total 62 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok teknik TAM dan teknik laringoskopi. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji t-tidak berpasangan dan Chi-square test (p<0,05) dengan SPSS® versi 25.00.Hasil: Keberhasilan pemasangan LMA klasik dengan menggunakan teknik laringoskopi pada usaha pertama dan kecepatan insersi dengan teknik laringoskopi lebih baik daripada teknik TAM (p<0,05). Profil hemodinamik rerata tekanan sistolik pada teknik laringoskopi lebih rendah daripada teknik TAM (p<0,05), namun rerata tekanan diastolik, MAP, dan detak jantung tidak ada perbedaan bermakna (p>0,05). Selain itu ditemukan keluhan sakit tenggorokan (22,6%) dan bercak darah pada LMA pasca ekstubasi (16,1%) pada teknik TAM.Kesimpulan: Keberhasilan dan tekanan darah sistolik pada teknik laringoskopi lebih baik daripada teknik TAM.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6311
2023-11-28T02:45:21Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6311
2023-11-28T02:45:21Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 5, No 3 (2013): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 210-216
Peran Plasmafaresis pada Terapi Pasien Sepsis dengan Myasthenia Gravis
Imron, Ahmad; Bagian Anestesi dan Terapi Intensif/ Rumah Sakit Mitra Keluarga
Bekasi
Aditianingsih, Dita; Bagian Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran,
Universitas Indonesia
George, Yohanes W; Bagian Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran,
Universitas Indonesia
2013-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6311
myasthenia gravis; plasmapharesis; terapi intensif
id
Pendahuluan : Plasmapheresis berpotensi untuk menghilangkan mediator berbahaya atau beracun dari sirkulasi . Plasmapheresis telah menunjukkan peningkatan keluaran yang bermakna pada penyakit autoimun . Kemanjuran theurapetic dan keamanan plasmapheresis dalam pengobatan pasien di sepsis berat dan syok septik telah dipelajari .Kasus : Seorang perempuan berusia 18 tahun didiagnosis dengan gagal nafas karena myasthenia gravis dan sepsis berat akibat pneumonia . Dia dirujuk dari rumah sakit lain setelah kegagalan obat antikolinesterase untuk mengobati gejala dari myasthenia gravis. x foto thorax menunjukkan infiltrat di paru-paru kanan paracardial dan basal . Terapi yang diberikan selama di ICU adalah antibiotik , obat-obatan suportif, dan plasmapheresis dilakukan selama 4 kali . Setelah antibiotik yang sesuai diberikan dan plasmapheresis selesai, pasien menunjukkan perbaikan kekuatan otot. Pasien berhasil disapih dari ventilator pada hari ke - 9 , dan kembali ke bangsal di hari - 10 .Ringkasan : Plasmapheresis memainkan peran penting dalam pengobatan myasthenia gravis dengan sepsis . Plasmapheresis digunakan untuk menghapus berbagai factor pemicu dalam plasma , seperti antibodi , imunoglobulin abnormal dan kompleks imun dalam sirkulasi
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/41691
2023-11-28T02:36:11Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/41691
2023-11-28T02:36:11Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 14, No 1 (2022): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 13-18
The Use of O Universal Profile Within Hemorrhagic Shock Post-partum Bleeding Patients in Dr. Soetomo General Hospital’s Emergency Installation
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/41691/154921
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/41691/155174
Angeli, Anastasia Pearl; Faculty of Medicine, Universitas Airlangga Surabaya
Sulistiawan, Soni Sunarso; Department of Anesthesiology and Reamination, Faculty of Medicine, Universitas Airlangga/Dr. Soetomo General Academic Hospital Surabaya
Annas, Jimmy Yanuar; Department of Obstetrics and Gynecology, Faculty of Medicine, Universitas Airlangga/Dr. Soetomo General Academic Hospital Surabaya
Edwar, Pesta Parulian Maurid; Department of Anesthesiology and Reamination, Faculty of Medicine, Universitas Airlangga/Dr. Soetomo General Academic Hospital Surabaya
2022-03-31 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/41691
blood transfusion; maternal mortality; O universal; profile; transfusion reaction
en
Background: Hemorrhagic shock is one of the most common types of shock in trauma patients, and it is defined as acute blood volume loss. One of the causes of hemorrhagic shock is post-childbirth bleeding or post-partum bleeding. The most important management for patients who experience post-partum bleeding is blood transfusions. Type-O blood is known as a universal donor, because someone with type- O blood can transfuse theirs to recipients with blood types other than O. Giving blood transfusions to pos-tpartum bleeding patients is expected to extend their life expectancy, however it cannot be denied that there are quite a several patients who died after receiving transfusions from universal type O blood.Objective: This study aims to determine the profile and effect of universal O use on hemorrhagic shock within post-partum bleeding patients at IGS RSUD Dr. Soetomo Surabaya.Methods: This research was conducted by a descriptive retrospective method by observing the patient's medical record data in the central medical record room of Dr. Soetomo Hospital, Surabaya.Result: There were 17 patients with hemorrhagic shock due to post-partum hemorrhage who received blood transfusions from universal O donors at Dr. Soetomo Surabaya. From the obtained data, the patient age group was dominated by the 28 years old group (23,5%). Transfusion history within patients with the most hemorrhagic shock due to post-partum bleeding were patients who received transfusions with packed red cell (PRC) O + (76,5%). As for transfusion reactions that occur within patients, there are no data on transfusion reactions.Conclusion: The 28 years old group was the largest one that received transfusions from the universal group O blood. History transfusion of hemorrhagic shock due to post-partum bleeding patients shows that most of them are those who received PRC O + transfusions. There are no data regarding the transfusion reactions which occurred in these patients.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6428
2023-11-28T02:46:38Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6428
2023-11-28T02:46:38Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 4, No 2 (2012): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 95-102
Pengaruh Simvastatin Terhadap Kapasitas Fagositosis Makrofag Pada Mencit Balb/C Yang Diberi Lipopolisakharida
Harahap, Sherliyanah; Bagian Anestesiologi RSUD Mataram
Lombok
Jatmiko, Heru Dwi; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Harahap, Mohamad Sofyan; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2012-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6428
simvastatin; lipopolisakharida; fagositosis makrofag
id
Latar Belakang : Simvastatin merupakan grup obat yang disebut sebagai hydroxy metyl glutaryl (HMG Co) reductase inhibitors). Efek simvastatin terhadap TNF -alpha neutralizing antibody bahwa Statins (3-hydroxy-3-methylglutaryl) coenzyme reductase inhibitors memiliki efek pleiotropic actions, yang mampu memperbaiki survival penderita sepsis.Tujuan : Membuktikan efek pemberian simvastatin 0,03 mg, 0,06 mg dan 0,12 mg peroral pada mencit yang diberi LPS intraperitoneal terhadap penurunan kapasitas fagositosis makrofag intraperitoneal.Metode : Penelitian eksperimental desain the post test only controlgroup. Sampel penelitian 20 ekor mencit balb/c jantan. Mencit dibagi dalam 4 kelompok, yaitu kelompok Kontrol (tidak diberi simvastatin), kelompok Perlakuan 1,2,3 berturut-turut diberi simvastatin 0,03 mg; 0,06 mg; dan 0,12 mg peroral.Sebelumnya masing -masing kelompok disuntikkan lipopolisakarida 10 mg/kgBB intraperitoneal.Hasil : Rerata kapasitas fagositosis makrofag untuk masing-masing kelompok : Kontrol = 44,40+3.97; Perlakuan 1 = 37,80+2,86; Perlakuan 2 = 31,20+1,30; Perlakuan 3 = 23,00+4,30. Hasil uji statistik antar kelompok didapatkan perbedaan yang bermakna antara kelompok K1 dengan K3 dan K4, antara K2 dengan K3 dan K4 (p<0,0,05). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara K1 dan K2, serta K3 dan K4. (p>0,0,05).Kesimpulan : Pemberian simvastatin dosis 0,06 mg dan 0,12 mg peroral menunjukkan perbedaan bermakna pada penurunan kapasitas fagositosis makrofag intraperitoneal dibanding kontrol pada mencit yang diberi lipopolisakarida.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/19758
2018-08-06T13:04:07Z
janesti:PLT
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6449
2023-11-28T02:47:43Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6449
2023-11-28T02:47:43Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 3, No 1 (2011): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Perbedaan Pengaruh Pemberian Propofol Dan Etomidat Terhadap Agregasi Trombosit
Tabahhati, Sri
Budiono, Uripno; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Harahap, Mohamad Sofyan; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2011-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6449
propofol; etomidat; ADP; agregasi platelet
id
Latar belakang penelitian: Perdarahan perioperatif merupakan masalah yang sering dihadapi dalam setiap operasi. Penggunaan obat anestesi induksi dikatakan mempunyai pengaruh dalam agregasi trombosit. Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemberian propofol dan etomidat terhadap agregasi trombosit. Metode: Merupakan penelitian eksperimental pada 40 pasien yang menjalani anestesi umum. Penderita dibagi 2 kelompok (n=20), kelompok I menggunakan propofol dan kelompok II menggunakan etomidat, yang diberi sejak awal induksi dengan besar pemberian propofol 2,5 mg/kg intravena, etomidat 0,3 mg/kg intravena bersama O2 : N2O = 50% : 50%. Masing-masing kelompok akan diambil spesimen sebelum induksi dan 5 menit setelah induksi. Semua spesimen dibawa ke Laboratorium Patologi Klinik untuk dilakukan pemeriksaan Tes Agregasi Trombosit. Uji statistik menggunakan Paired T-Test dan Independent T-Test (dengan derajat kemaknaan <0.05). Hasil: Karakteristik data penderita maupun data variabel yang akan dibandingkan terdistribusi normal. Pada penelitian ini didapatkan perbedaan persen agregasi maksimal trombosit yang bermakna sebelum dan sesudah pemberian propofol (p=0,001) dan tidak bermakna untuk sebelum dan sesudah pemberian etomidat (p=0,089). Pada kelompok propofol didapatkan rerata persen agregasi maksimal trombosit 66,07±8,28 dan etomidat 56,29+18,04 dan menunjukkan perbedaan yang bermakna antara keduanya (p=0,053). Kesimpulan: Propofol secara bermakna menurunkan persen agregasi maksimal trombosit, dibandingkan etomidat.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/49869
2023-11-28T02:35:08Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/49869
2023-11-28T02:35:08Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 15, No 1 (2023): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 1-10
Analgesic Profile in Intensive Observation Room (Ruang Observasi Intensif/ ROI) Dr. Soetomo General Hospital Surabaya
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/49869/158153
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/49869/158154
Manurung, Bunga Priscilla Rotua; Faculty of Medicine, Universitas Airlangga, Surabaya|Universitas Airlangga
Maulydia, Maulydia; Department of Anesthesiology and Reanimation, Faculty of Medicine, Universitas Airlangga/Dr. Soetomo General Academic Hospital, Surabaya|Dr. Soetomo General Academic Hospital
Rochmanti, Maftuchah; Department of Anatomy Histology & Pharmacology, Faculty of Medicine, Universitas Airlangga|Universitas Airlangga
Rehatta, Nancy Margarita; Department of Anesthesiology and Reanimation, Faculty of Medicine, Universitas Airlangga/Dr. Soetomo General Academic Hospital, Surabaya|Dr. Soetomo General Academic Hospital
2023-03-31 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/49869
medicine; anestesiologi; intensive care
analgesic; intensive observation room (ROI); medicine; non-opioid; opioid
en
Introduction: Pain is a condition that the majority of critical care patients will possibly suffer at some point during their stay in the intensive care unti (ICU). In both medical and surgical ICU patients, the incidence of considerable pain is still 50% or greater. Analgesic administration is considered one of the most effective pain managements. While useful, it can cause detrimental effects if not used according to its indications and regulations.Objective: To obtain the analgesic profile used in intensive observation room (ruang observasi intensif/ROI) Dr. Soetomo General Hospital Surabaya.Methods: This study is a retrospective descriptive study with 537 medical records met the inclusion criteria.Result: The most frequent analgesic used is metamizole (44.41%) and paracetamol (16.08%) while ketamine was used the least (0.24%). Most commonly used analgesic adjuvants is phenytoin (6.12%). The amount of single drug administration (52.70%) is more frequent than multimodal analgesic (47.30%). Metamizole with paracetamol is the most popular analgesic combination (20.74%), followed by metamizole with tramadol (14.17%), and metamizole with fentanyl (12.99%). The most common procedures recorded are obstetrics and gynaecological (29.98%), cranial and general surgery with the same result (21.42%), and orthopaedic (12.29%). 205 samples with Wong-Baker FACES Pain Ratings Scales stated that there is an increase in patients who do not experience pain after administration of analgesics (N=25 to N=132), patients that underwent mild pain decreased (N=134 to N=65), and patients with moderate and severe pain also decreased (N=43 to N=8 and N=3 to N=0 respectively).Conclusion: Non-opioid analgesic dominates the analgesic profile in ROI Dr. Soetomo General Hospital Surabaya compared to opioids that generally used the most worldwide. Giving analgesics to patients has been proven successful in reducing the pain degree.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6553
2023-11-28T02:46:01Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6553
2023-11-28T02:46:01Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 5, No 1 (2013): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 22-34
Pengaruh Pemberian Fentanyl 1μg/Kgbb Sebagai Ajuvan pada Bupivacaine 0,5% Terhadap Onset Blok Motorik dan Sensorik Pasien yang Dilakukan Anestesi Epidural
Hartono, Ruddi; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSUD dr. Saiful Anwar,
Malang
Jaya, Wiwi; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSUD dr. Saiful Anwar,
Malang
Basuki, Djudjuk Rahmad; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSUD dr. Saiful Anwar,
Malang
2013-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6553
nyeri; epidural; ajuvan fentanyl
id
Latar Belakang: Nyeri merupakan salah satu efek dari operasi yang dapat diantisipasi. Penanganan nyeri yang efektif yang dilakukan baik saat sebelum operasi (pre emptive analgesia), intraoperatif maupun pasca operatif akan meningkatkan tingkat kenyamanan pasien sehingga efek sistemik dari nyeri dapat diatasi dengan baik. Teknik epidural dapat digunakan untuk mengatasi nyeri durante operasi maupun sesudah operasi. Salah satu kendala saat menggunakan tekhnik epidural murni adalah lamanya onset dari epidural baik itu untuk blok sensorik maupun motorik. Dengan menggunakan lokal anesthesi yang banyak digunakan adalah bupivacaine 0,5% murni tanpa ajuvan, efek terhadap blok motorik dan sensorik akan mulai terjadi 15 sampai 25 menit setelah epidural dilakukan. Dari beberapa penelitian di luar negeri, penambahan ajuvan lokal anestesi dengan fentanyl terbukti mempercepat onset dengan efek samping yang minimal. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh pemberian fentanyl 1μg/kgBB sebagai ajuvan pada bupivacaine 0,5% pada pasien yang akan dilakukan epidural di Rumah Sakit Saiful anwar Malang terhadap onset blok motorik dan sensorik.Tujuan: Untuk menilai pengaruh pemberian fentanyl 1μg/kgBB sebagai ajuvan pada bupivacaine 0,5% pada pasien yang akan dilakukan epidural di Rumah Sakit Saiful anwar Malang terhadap onset blok motorik dan sensorik.Metode: Tiga puluh pasien yang menjalani operasi di Rumah Sakit Saiful anwar Malang dengan teknik epidural. Grup pertama (15 pasien) dilakukan tindakan epidural dengan bupivacain 0,5% dengan ajuvan fentanyl 1μg/kgBB dan grup kedua sebagai kontrol dengan tanpa ajuvan. Untuk membandingkan rerata onset blok sensorik dan motorik kedua grup digunakan independent sample t test.Hasil: Pemberian ajuvan fentanyl 1 μg/kgBBpada bupivacaine 0,5% untuk anestesi epidural, dapat mempercepat onset blok motorik dan blok sensorik.Simpulan: Pemberian ajuvan fentanyl 1 μg/kgBB pada penggunaan regimen epidural dengan bupivacain 0,5% menghasilkan onset blok sensorik dan motorik yang berbeda bermakna dengan tanpa ajuvan.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/7720
2023-11-28T02:44:48Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/7720
2023-11-28T02:44:48Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 6, No 2 (2014): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Perbandingan Intensitas Nyeri Akut Setelah Pembedahan Pada Pasien dengan Regional Analgesia Epidural Teknik Kontinyu dibandingkan dengan Teknik Intermitten
Ferdinand, Teddy; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakulltas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSUD dr. Saiful Anwar
Malang
Basuki, Djudjuk Rahmad; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakulltas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSUD dr. Saiful Anwar
Malang
Isngadi, Isngadi; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakulltas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSUD dr. Saiful Anwar
Malang
2014-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/7720
nyeri akut; kontinyu epidural analgesia; intermitten epidural analgesia; Verbal Numerical Analogue Scale
id
Pendahuluan : Epidural analgesia merupakan teknik pilihan untuk mengurangi nyeri akut akibat pembedahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan intensitas nyeri akut setelah pembedahan pada pasien yang mendapat regional analgesia epidural teknik kontinyu dengan teknik intermitten.Metode : Penelitian ini merupakan uji eksperimental klinis tersamar tunggal. Sampel penelitian adalah pasien dengan usia 17-60 tahun, kriteria klinis ASA I-II, dan BMI antara 18,5-25 kg/m2 yang menjalani pembedahan elektif maupun emergensi pada ekstremitas dan abdomen menggunakan epidural anestesi. Randomisasi sederhana dilakukan pada subjek sehingga didapatkan 2 kelompok yaitu kelompok epidural kontinyu dan kelompok epidural intermitten setelah pembedahan selesai, dengan jumlah sampel 20 pasien setiap kelompok penelitian. Pada kedua kelompok diberikan bolus bupivacaine 0,125% sebesar 8 ml melalui kateter epidural, kemudian pada kelompok epidural kontinyu dilanjutkan dengan pemberian kontinyu bupivacaine 0,125% sebanyak 2 ml/jam dan pada kelompok epidural intermitten diberikan bupivacaine 0,125% sebanyak 8 ml bolus setiap 4 jam selama 24 jam pertama setelah pembedahan. Intensitas nyeri pada semua sampel diamati setiap 4 jam selama 24 jam dengan menggunakan Verbal Numerical Analogue Scale (VNAS). Data penelitian dianalisa menggunakan analisismann-whitney pada SPSS 16.0 (p<0,05 menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik).Hasil : Penelitian ini menunjukkan pemberian epidural kontinyu pada 4 jam pertama setelah pembedahan memiliki nilai median VNAS 0 dibandingkan pemberian epidural intermitten dengan nilai median VNAS 1 (p=0,009). Pemberian epidural intermitten pada jam ke-20 dan ke-24 setelah pembedahan memiliki nilai median VNAS 1 dibanding pemberian epidural kontinyu dengan nilai median VNAS 2 (p=0,020 pada jam ke-20, p=0,000 pada jam ke-24). VNAS pada kedua kelompok penelitian jam ke-8, ke-12 dan ke- 16 setelah pembedahan memiliki nilai median sama, yaitu 1. Pemberian epidural intermitten sangat stabil dalam 24 jam pertama setelah pembedahan dengan nilai median VNAS 1 pada evaluasi setiap 4 jam selama 24 jam pertama.Kesimpulan : Pemberian epidural analgesia menggunakan teknik intermitten lebih baikdari pada teknik kontinyu.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/9821
2023-11-28T02:43:56Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9821
2023-11-28T02:43:56Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 7, No 2 (2015): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 79-88
Perbandingan Efek Kecepatan Injeksi 0,4 ml/dtk Dan 0,2 ml/dtk Prosedur Anestesi Spinal Terhadap Kejadian Hipotensi Pada Seksio Sesaria
Arif, Syafri Kamsul; Bagian Anestesiologi, Perawatan intensif dan Manajemen nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Makassar
Setiawan, Iwan; Bagian Anestesiologi, Perawatan intensif dan Manajemen nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Makassar
2015-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9821
Anestesi spinal; hipotensi; ibuhamil; kecepatan injeksi
id
Latar belakang : Anestesi spinal merupakan teknik anestesi regional yang paling sering digunakan pada prosedur seksio sesaria, selain karena teknik yang sederhana juga memiliki kualitas blok yang kuat walaupun dengan volume dan dosis yang kecil, efek samping yang minimal bila dibandingkan dengan anestesi umum. Efek yang biasanya muncul pasca anestesi spinal antara lain hipotensi. Insiden hipotensi pasca anestesi spinal mencapai 30-80% pada persalinan seksio sesaria.Tujuan : Untuk mengetahui apakah injeksi anestesi spinal yang lebih lambat dapat mengurangi insiden hipotensi pada seksio sesaria tanpa memengaruhi onset blok anestesi.Metode : Penelitian ini menggunakan metode acak tersamar tunggal, sampel penelitian sebanyak 48 orang yang memenuhi criteria inklusi. Sampel dipilih secara acak dan dibagi ke dalam dua kelompok. Anestesi spinal menggunakan bupivakain 0,5% 10mg dan fentanyl 25mcg, kelompok IC dilakukan injeksi anestesi spinal dengan kecepatan 0,4 mL/dtk, sedangkan kelompok IL dilakukan injeksi anestesi spinal dengan kecepatan 0,2 mL/dtk. Insiden hipotensi, onset blok dan insiden efek samping pasca anestesi spinal dicatat dan dilakukan analisis statistik.Hasil : Penelitian ini mendapatkan Injeksi anestesi dengan kecepatan 0,2 mL/dtk dapat mengurangi insiden hipotensi pasca anestesi spinal tanpa memengaruhi onset dan tinggi blok.Kesimpulan : Anestesi spinal dengan kecepatan 0,2 mL/dtk dapat mengurangi insiden hipotensi pasca anestesi spinal tanpa memengaruhi onset dan tinggi blok.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/19810
2023-11-28T02:43:14Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19810
2023-11-28T02:43:14Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 8, No 2 (2016): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 114-112
Rasio Netrofil Limfosit dan Limfositopenia Sebagai Penanda Sepsis
Maqbul, Puja Laksana; PPDS1 Bagian Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro / RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Leksana, Ery; Staff Pengajar Bagian Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro / RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Harahap, Mohamad Sofyan; Staff Pengajar Bagian Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro / RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2016-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19810
Sepsis; Rasio Netrofil Limfosit; Limfositopenia absolut.
id
Latar Belakang : Keadaan sepsis pada awalnya akan menyebabkan peningkatan jumlah netrofil diikuti oleh peningkatan limfosit, keadaan sepsis yang bertahan akan menyebabkan apoptosis dari limfosit, sehingga rasio netrofil limfosit akan meningkat, dan terjadi limfositopenia yang dapat dijadikan indikator sepsis.Tujuan : Mengetahui nilai RNL dan hitung limfosit pada pasien dicurigai sepsis di RSUP Dr. Kariadi Semarang.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian diagnostik non eksperimental dengan desain cross sectional dengan jumlah sampel 30 pasien. Pasien ICU dengan dua atau lebih tanda SIRS dan dicurigai infeksi diambil sampel darah untuk dilakukan pemeriksaan hitung jenis leukosit dan pemeriksaan kultur darah, kemudian data dianalisis menggunakan kurva ROC.Hasil : Sumber infeksi terbanyak terjadi pada traktus digestivus (43,3%), obstetri ginekologi (23,3%), traktus respiratorius (16,7%), cerebrovaskular (10%) dan traktus urinarius (6,7%). Rasio Netrofil Limfosit memiliki AUC 0,425 (sensitivitas 60% dan spesifitas 20%), Limfositopenia absolut memiliki AUC 0,425 (sensitivitas 40% dan spesifitas 40%), sedangkan RNL dan Limfositopenia memiliki AUC 0,575 (sensitivitas 70% dan spesifitas 45%).Kesimpulan : Rasio Netrofil Limfosit dan Limfositopenia absolut tidak bisa dijadikan indikator sepsis pada pasien-pasien di ICU walaupun memiliki sensitivitas 70% dan spesisifitas 45%.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/20666
2023-11-28T02:39:07Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/20666
2023-11-28T02:39:07Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 10, No 3 (2018): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 143-152
Perbandingan Visualisasi Laring dan Glotis pada Maneken Intubasi Sulit menggunakan Video Laryngoscope C-MAC dan VL-Scope
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/20666/54281
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/20666/54282
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/20666/54283
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/20666/61188
Munsy, Abdul Kadir; Departemen/ SMF Anestesiologi dan Reanimasi; Fakultas KEdokteran; Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo; Surabaya
Rehatta, Nancy Margarita; Departemen/ SMF Anestesiologi dan Reanimasi; Fakultas Kedokteran; Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo; Surabaya
Maulydia, Maulydia; Departemen/ SMF Anestesiologi dan Reanimasi; Fakultas Kedokteran; Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo; Surabaya
Salinding, Agustina; Departemen/ SMF Anestesiologi dan Reanimasi; Fakultas Kedokteran; Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo; Surabaya
Utariani, Arie; Departemen/ SMF Anestesiologi dan Reanimasi; Fakultas Kedokteran; Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo; Surabaya
Sylvaranto, Teguh; Departemen/ SMF Anestesiologi dan Reanimasi; Fakultas Kedokteran; Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo; Surabaya
Hanindito, Elizeus; Departemen/ SMF Anestesiologi dan Reanimasi; Fakultas Kedokteran; Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo; Surabaya
2018-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/20666
Anesthesiology
imobilisasi cervical neck; intubasi; maneken; video laryngoscope
id
Latar Belakang: Video laryngoscope C-MAC terbukti sangat membantu dalam tindakan intubasi terutama pada pasien kasus dengan difficult airway. Departemen Anestesiologi dan Reanimasi Rumah Sakit Dokter Soetomo Surabaya telah menciptakan video laryngoscope VL-Scope dengan fitur perekam audiovisual dengan harga yang jauh lebih murah.Tujuan: Membandingkan waktu yang dibutuhkan oleh video laryngoscope C-MAC dan VL-Scope pada simulasi maneken imobilisasi cervical spine dengan rigid collar neck.Metode: Penelitian dengan desain eksperimental acak ini melibatkan residen untuk melakukan intubasi dengan 2 video laringoskop yaitu C-MAC dan VL-Scope pada simulasi maneken imobilisasi cervical spine dengan rigid collar neck. Penelitian dilakukan dengan cara mengobservasi perbedaan waktu yang diperlukan untuk melihat plica vocalis, lama intubasi dan penekanan pada gigi menggunakan laringoskop C-MAC dan video laringoskop VL-ScopeHasil: Video laryngoscope C-MAC mempersingkat waktu rata-rata untuk menilai derajat Cormarck and Lehane (8.57 ± 2,64 ) dan intubasi (17.89 ± 5,92) dibandingkan dengan video laringoskop VL-Scope (12.24±5,83) dan (20,68±5,83) detik. Namun frekuensi kejadian penekanan terhadap gigi saat tindakan laringoskopi adalah sama menggunakan kedua alat tersebut 2/37(5,4%)Kesimpulan: Intubasi menggunakan video laryngoscope C-MAC lebih efektif pada maneken imobilisasi cervical spine dengan rigid collar neck namun angka kejadian penekanan gigi pada tindakan tersebut adalah sama.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6306
2023-11-28T02:45:21Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6306
2023-11-28T02:45:21Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 5, No 3 (2013): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 158-171
Perbandingan Efektivitas Spray Mometasone Furoat dan Deksamethason Intravena dalam Mengurangi Nyeri Tenggorokan setelah Operasi pada Anestesi Umum Intubasi Endotrakeal
Wirdiyana, Dian; Bagian Ilmu Anestesi, Perawatan Intensif Dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Makassar
Wahyudi, Wahyudi; Bagian Ilmu Anestesi, Perawatan Intensif Dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Makassar
Achmad, Muh Ramli; Bagian Ilmu Anestesi, Perawatan Intensif Dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Makassar
2013-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6306
nyeri tenggorokan; intubasi endotrakeal; spray mometasone; deksamethason intravena
id
Latar belakang : Banyak faktor pada intubasi endotrakeal yang dapat menyebabkan nyeri tenggorokan setelah operasi sebagai akibat dari trauma pada mukosa. Spray mometasone furoat adalah kortikosteroid potensi sedang yang dapat mencegah influx sel-sel inflamasi ke dalam mukosa. Deksamethason adalah kortikosteroid potensi kuat dengan sifat analgetik dan antiinflamasi.Tujuan: meneliti perbandingan efektivitas spray mometasone furoat dan deksamethason intravena dalam mengurangi nyeri tenggorokan setelah operasi pada anestesi umum intubasi endotrakeal. Metode : Penelitian ini bersifat double blind. Lima puluh delapan pasien yang akan menjalani operasi dengan anestesi umum intubasi endotrakeal dipilih secara acak. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi di bagi dalam 2 grup. Grup M (n = 29) diberikan spray mometasone furoat 100 mcg pada cuff pipa endotrakeal, pita suara, epiglottis, dan faring saat intubasi endotrakel dan grup D (n = 29) diberikan deksamethason 10 mg intravena 30 menit sebelum intubasi endotrakeal. Dilakukan penilaian terhadap insiden dan derajat nyeri tenggorokan pada jam ke-1, ke-6, dan ke- 24 setelah ektubasi. Analisis statistik dilakukan dengan uji mann-whitney dan chi square, dengan p < 0,05 bermakna secara signifikan. Hasil : Terdapat perbedaan yang bermakna baik insiden maupun derajat nyeri tenggorokan pada jam ke-1 setelah ekstubasi pada kedua kelompok (p<0,05). Tidak terdapat perbedaan bermakna baik insiden maupun derajat nyeri tenggorokan pada jam ke-6 dan ke-24 setelah ekstubasi pada kedua kelompok (p>0,05). Kesimpulan : Spray mometasone furoat dapat mengurangi nyeri tenggorokan setelah operasi anestesi umum intubasi endotrakeal.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/33984
2023-11-28T02:36:58Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/33984
2023-11-28T02:36:58Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 13, No 2 (2021): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 99-113
Analisis Sistem Skoring APACHE II dan SOFA Terhadap Outcome di Intensive Care Unit RSUD Dr. Soetomo Surabaya
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/33984/101258
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/33984/101260
Fauziyah, Habibah Teniya Ariq; Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Surabaya|Universitas Airlangga
Semedi, Bambang Pujo; Departemen Anestesiologi dan Reanimasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo, Surabaya|Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo
Lestari, Pudji; Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat-Kedokteran Pencegahan, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Surabaya|Universitas Airlangga
Maulydia, Maulydia; Departemen Anestesiologi dan Reanimasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo, Surabaya|Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo
2021-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/33984
Anestesi Intensive Care
APACHE II; ICU; outcome; prognosis; SOFA
id
Latar belakang: Intensive care unit (ICU) adalah suatu ruangan dari rumah sakit yang khusus untuk merawat pasien yang menderita penyakit, cedera, atau komplikasi yang mengancam jiwa. Pasien yang sedang dilakukan perawatan di ICU dapat diperkirakan prognosisnya menggunakan sistem skoring.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara sistem skoring acute physiological chronic health evaluation (APACHE II), sequential organ failure assessment (SOFA) hari pertama, SOFA hari ketiga, SOFA hari kelima dengan outcome pasien di ICU RSUD Dr. Soetomo Surabaya.Metode: Prospektif studi analitik observasional. Pengumpulan data dari rekam medis ICU RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Subjek penelitiannya adalah pasien berumur ≥17 tahun yang dirawat di ICU minimal lima hari untuk kemudian dibandingkan sistem skoring APACHE II, SOFA hari pertama, SOFA hari ketiga dan SOFA hari kelima terhadap outcome pasien. Sampel penelitian bulan September 2019 hingga Januari 2020 sebanyak 110 pasien, namun yang masuk kriteria inklusi hanya 30 pasien. Data dianalisis menggunakan software SPSS 16 menggunakan uji spearman dan scatter plot.Hasil: Dari 30 pasien ICU, 56.7% berjenis kelamin laki-laki dan 43.3% berjenis kelamin perempuan, kelompok umur terbanyak 46-65 tahun (50%), indeks massa tubuh (IMT) tertinggi pada kategori IMT Normal (60%), diagnosis terbanyak adalah Sepsis sebanyak 14 pasien. (46.7%), pasien tanpa komorbiditas lebih dominan 15 pasien (50%), kondisi akhir pasien lebih banyak pada pasien yang hidup 18 pasien (60%). Hasil uji Spearman dan scatter plot menunjukkan adanya hubungan antara SOFA hari kelima dengan outcome ICU (p <0.05).Kesimpulan: Sistem penilaian SOFA hari kelima dapat memprediksi outcome ICU. Sedangkan APACHE II dan SOFA pada hari pertama dan ketiga tidak dapat memprediksi outcome ICU.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6422
2023-11-28T02:46:21Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6422
2023-11-28T02:46:21Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 4, No 3 (2012): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 164-170
Perbandingan Pemberian Heparin Subkutan dan Intravena terhadap Studi Koagulasi dan D-Dimer Pasien dengan Risiko Trombosis Vena
Kusdaryono, Sigit; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Mataram/ RSUP NTB
Soesilowati, Danu; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi,
Semarang
Sasongko, Himawan; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi,
Semarang
2012-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6422
heparin intravena; heparin subkutan; aPTT; D-Dimer
id
Latar Belakang :Trombosis di Amerika Serikat adalah penyebab kematian terbanyak. Sekitar 2 juta orang meninggal setiap tahun karena trombosis arteri dan vena. Dengan 80-90% thrombosis diketahui penyebabnya. Trombosis juga menyebabkan morbiditas yang signifikan, salah satunya adalah trombosis vena dalam (Deep Vein Thrombosis, DVT) yang dapat berlanjut menjadi emboli paru. Tanpa tromboprofilaksis, kejadian DVT nosokomial adalah 10-40% dari keseluruhan pasien medis dan bedah dan 40-60% pada pasien pasca bedah ortopedi mayor.Tujuan: Untuk membandingkan efektivitas dosis profilaksis heparin subkutan dan intravena terhadap nilai D-Dimer, PPT dan aPTT pada pasien dengan risiko trombosis vena dalam.Metode: Penelitian ini menggunakan desain kelompok pre dan post test dan dilakukan pada 20 pasien dengan risiko trombosis vena dalam. Sampel darah diambil setelah 1 jam injeksi heparin, kemudian disimpan dalam botol yang mengandung EDTA. Sampel dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan. Subyek dibagi menjadi dua kelompok secara random sampling. Grup A menerima heparin intravena dan kelompok B menerima heparin subkutan. Analisis statistik dilakukan untuk menguji perbedaan antar kelompok dengan SPSS versi 15.Hasil: Hasil pemeriksaan aPTT dan PPT antara kelompok intravena dan subkutan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p> 0,05). Hasil pengujian pada D-Dimer intravena dan subkutan juga tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p> 0,05).Kesimpulan: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara pemberian heparin intravena dan subkutan dalam nilai aPTT, PPT dan D-Dimer sebagai pencegahan risiko thrombosis vena dalam.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/19799
2018-08-06T13:00:40Z
janesti:PLT
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6441
2023-11-28T02:47:11Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6441
2023-11-28T02:47:11Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 3, No 3 (2011): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
The Comparison Of The Effect Of Etomidate And Propofol On Serum Cortisol Level
Yusmalinda, Yusmalinda
Arifin, Johan; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Sutiyono, Doso; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2011-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6441
etomidat; propofol; anestesi umum; kortisol
id
Background: The choose of anesthetic agent not only based on primary effect as an ideal anesthetic for surgical procedure, but also took attention for their effect to various organ system. Etomidate is known as an ideal anesthetic agent because its hemodynamic stability, minimally respiratory effect and neuroprotection properties, but become not popular as it suppress cortisol synthesis although it significant clinical effect remain controversy.Purpose: To analyze the different effect etomidate and propofol on serum cortisol concentration in patient underwent elective surgery in general anesthesia.Method: This double blind, Randomized Controlled Trial with 34 subjects which divided into two groups (n=17), control group and treatment group which received either intravenous propofol 2,5mg/kgBW or etomidate 0,2mg/kgBW pre-operation respectively. Each group was then examined for serum cortisol concentration pre-anesthesia, 2 hours post induction, and 8 hours post induction. Wilcoxon Signed Rank Test and Paired T Test were performed to compare cortisol serum concentration in each group. Mann Whitney and Independent Sample T Test were used to compare between control and treatment group.Results: There were significant different of cortisol serum level between pre-anesthesia and 2 post induction in etomidate group [244,15(181,39-382,75)] vs [195,07(119,96-236,35)]. It showed that decrement of etomidate dosage into 0,2mg/kgBW still decrease cortisol serum production significantly from 2 to 8 hours. It proved that propofol did not decrease cortical synthesis. Compared with propofol, etomidate significantly suppress serum cortisol level at 2 hours post induction.Conclusion: Etomidate 0,2mg/kgBW decrease serum cortisol concentration at 2 hours post induction, but return to its normal level at 8 hours post induction. Propofol 2,5mg/kgBB did not decrease serum cortisol concentration.Keywords : Etomidate, Propofol, General anesthesia, CortisolABSTRAKLatar belakang penelitian: Pemilihan suatu obat anestesi tidak hanya didasarkan pada efek utamanya sebagai anestesi yang ideal untuk suatu prosedur pembedahan, melainkan turut pula mempertimbangkan efeknya terhadap berbagai sistem organ. Etomidat diketahui memiliki sifat obat anestesi yang ideal baik dari segi hemodinamik, respirasi, maupun neuroproteksi, akan tetapi menjadi kurang populer akibat efeknya terhadap fungsi adrenal meski konsekuensi klinis nyata dari efek hambatan ini masih kontroversi.Tujuan: Membuktikan adanya perbedaan pengaruh pemberian etomidat 0,2mg/kgBB intravena dan propofol 2,5mg/kgBB intravena terhadap penurunan kadar kortisol serum.Metode: Merupakan penelitian Randomized Clinical Control Trial pada 34 pasien yang menjalani anestesi umum, dibagi menjadi 2 kelompok (n=17), etomidat dan propofol. Masing-masing kelompok diperiksa kadar kortisol serum sebelum induksi, 2 dan 8 jam setelah induksi. Uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test dan Paired T Test digunakan untuk membandingkan kadar kortisol di masing- masing kelompok. Sedangkan uji statistik Mann Whitney U Test dan Independent Sample T-Test digunakan untuk membandingkan antar kelompok perlakuan.Hasil: Terdapat perbedaan bermakna kadar kortisol sebelum dan 2 jam pasca induksi pada kelompok etomidat (mean 244,15 vs 195,07), tetapi tidak pada 8 jam pasca induksi. Hal ini menunjukkan bahwa pengurangan dosis etomidat sampai 0,2mg/kgBB masih menurunkan kadar kortisol secara signifikan sampai < 8 jam pasca induksi. Pada kelompok propofol terdapat peningkatan bermakna kadar kortisol 2 jam pasca induksi (p=0,013). Hal ini membuktikan bahwa propofol tidak memiliki efek menurunkan síntesis kortisol.Kesimpulan: Pemberian etomidat 0,2mg/kgBB menurunkan síntesis kortisol pada 2 jam pasca induksi namun kembali normal 8 jam pasca induks i. Pemberian propofol 2,5 mg/kgBB tidak menyebabkan penurunan kadar kortisol serum.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6565
2019-05-03T09:23:25Z
janesti:PLT
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6467
2023-11-28T02:48:39Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6467
2023-11-28T02:48:39Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 2, No 1 (2010): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Atrakurium dan Magnesium Sulfat untuk Mencegah Peningkatan Serum Kreatinin Fosfokinase dan Ion Kalium akibat Induksi Suksinilkolin
Hamsya, Moch. Rahardi
Harahap, Mohamad Sofyan; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2010-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6467
suksinilkolin; magnesium sulfat; kalium; fasikulasi
id
Latar belakang: Pemakaian suksinilkolin sebagai fasilitas intubasi dan induksi masih merupakan pilihan untuk tindakan yang singkat, emergensi, rawat jalan dan keadaan dimana jalan napas belum tentu dapat dikuasai. Efek samping yang sering timbul adalah fasikulasi dan mialgia yang ditandai meningkatnya kadar serum kreatin fosfokinase (CPK) dan ion kalium.Metode: Penelitian ini merupakan uji klinik tahap I ( subyek manusia ) pada 60 penderita tumorjinak mama yang menjalani operasi dengan anestesi umum. Semua penderita dipuasakan 6 jam dan tidak diberi obat premedikasi.Pengambilan sampel darah perifer di daerah antebrakhii kontralateral infus untuk pemeriksaan kadar ion kalium dan kreatin fosfokinase sebelum induksi. Penderita dikelompokkan secara random menjadi 2 kelompok. Kelompok I mendapat pretreatment atrakurium 0,05 mg/kgBB dan kelompok II mendapat pretreatment MgSO4 40% 40 mg/kgBB. 15 menit kemudian dilakukan induksi dengan suksinilkolin 1,5 mg/kgBB pada masing-masing kelompok. 7 menit setelah intubasi dilakukan pengambilan sampel darah perifer kontralateral infus untuk pemeriksaan kadar ion kalium pasca perlakuan dan 24 jam setelah operasi dilakukan pengambilan sampel darah perifer kontralateral infus untuk pemeriksaan kadar kreatinin fosfokinase. Uji statistik menggunakan independent t-test dan Mann-whitney U test serta uji korelasi dengan rank Spearman dengan derajat kemaknaan p = 0,05.Hasil: Tidak ada perbedaan yang bermakna pada distribusi karateristik penderita serta kadar serum kreatin fosfokinase dan kadar kalium sebelum perlakuan. Peningkatan kadar ion kalium antara kelompok atrakurium dan kelompok magnesium sulfat terdapat perbedaan bermakna (p = 0,029) dan peningkatan kadar serum kreatin fosfokinase antara kelompok atrakurium dan kelompok magnesium sulfat tidak terdapat perbedaan bermakna ( p > 0,05 ). Hasil uji hubungan menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna (p= - 0,138; p =0,466) peningkatan kadm kalium dan peningkatan kadar CPK pada kelompok atrakurium demikian juga hasil uji hubungan menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna (p = 0,186; p = 0,325) peningkatan kadar kalium dan peningkatan kadar CPK pada kelompok MgSO4.Kesimpulan: Pemberian Magnesium Sulfat 40% 40 mg/kgBB dapat mencegah peningkatankadar kreatin fosfokinase serum dan kadar kalium darah, meskipun tidak seefektif Atrakurium, tetapi lebih baik dibanding yang lain.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6648
2023-11-28T02:45:05Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6648
2023-11-28T02:45:05Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 6, No 1 (2014): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 42-46
Perbandingan Efektivitas Premedikasi MgSO4 40 mg/Kgbb dengan Klonidin 1 mcg/Kgbb Intravena sebagai Ajuvan untuk Teknik Hipotensi Kendali pada Bedah Sinus Endoskopik Fungsional
Purwaningrum, Kausarina; Bagian Anestesiologi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Makassar
Wahab, Abdul; Bagian Anestesiologi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Makassar
Seweng, Arifin; Bagian Anestesiologi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Makassar
2014-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6648
efektifitas; MgSO4; klonidin; ajuvan; hipotensi kendali; bedah sinus endoskopik fungsional
id
Latar belakang: Teknik hipotensi kendali akan mengurangi perdarahan sehingga lapang pandang operasi lebih jelas dan kemungkinan komplikasi dapat dihindari.Tujuan: Membandingkan efektivitas premedikasi MgSO4 40 mg/kgBB dengan Klonidin 1 mcg/kgBB intravena sebagai ajuvan teknik hipotensi kendali pada bedah sinus endoskopik fungsional pada anestesi umum.Metode: Penelitian eksperimental secara acak tersamar tunggal. Total sampel 48 orang yang menjalani bedah sinus endoskopik fungsional. Sampel dibagi dalam dua kelompok perlakuan, kelompok pertama diberikan premedikasi MgSO4 40 mg/kgBB (n=24) dan kelompok kedua diberikan Klonidin 1 mcg/kgBB (n=24). Selama periode hipotensi kendali, setiap 15 menit ahli THT memberikan penilaian numerik dari kondisi lapangan operasi menggunakan skala Fromme dan Boezzart. Data non parametrik diuji dengan uji Mann-Whitney.Hasil: Tampilan lapangan pandang operasi pada bedah sinus endoskopik fungsional pada kedua kelompok tidak berbeda bermakna (p>0,05)Simpulan: Premedikasi MgSO4 40 mg/kgBB intravena sama efektif dengan Klonidin 1 mcg/kgBB sebagai ajuvan dalam teknik hipotensi kendali dan memberikan tampilan lapangan operasi yang bersih pada bedah sinus endoskopik fungsional.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/9128
2023-11-28T02:44:28Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9128
2023-11-28T02:44:28Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 6, No 3 (2014): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 182-192
Perbandingan Penggunaan Triamcinolone Acetonide dan Lidocaine Pada Pipa Endotrakea Terhadap Angka Kejadian Nyeri Tenggorok Pasca Intubasi Pada Anestesi Umum
Ferdian, Erwin; RSIA Aulia, Lenteng Agung
Jakarta Selatan
Soenarjo, Soenarjo; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Budiono, Uripno; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2014-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9128
triamcinolone acetonide; lidocaine jelly; pipa endotrakea; nyeri tenggorokan
id
Latar Belakang : Salah satu komplikasi pemasangan pipa endotrakea adalah nyeri tenggorok paska operasi akibat kerusakan mukosa trakhea. Triamcinolone acetonide gel mengandung kortikosteroid disamping dapat sebagai agen lubrikasi juga mempunyai efek anti inflamasi. Tujuan : Membandingkan efek lubrikasi pipa endotrakea dengan triamcinolone acetonide gel dan lidocaine jelly terhadap angka kejadian nyeri tenggorok paska intubasi. Metode : 58 pasien yang menjalani operasi elektif dengan anestesi umum di RSUP Dr.Kariadi Semarang dan memenuhi kriteria inklusi dibagi secara acak menjadi 2 kelompok. Induksi menggunakan propofol 2 mg/kgBB iv, rokuronium 0,6 mg/kgBB iv dan fentanyl 1 mcg/kgBB iv kemudian dilakukan intubasi dilakukan intubasi dengan pipa endotrakea high volume low pressure non kinking dengan ukuran 7.0 untuk perempuan dan 7,5 untuk laki-laki. Kelompok 1 (K1) diberikan triamcinolone acetonide in orabase 0,1 % pada pipa endotrakea, kelompok 2 (K2) diberikan Lidocaine Jelly masing-masing diberikan 0,5 cc dilubrikasikan pada pipa endotrakea sepanjang 15 cm dari ujung distal. Selanjutnya cuff dikembangkan dengan udara dalam spuit 20 cc sampai tidak terdengar kebocoran udara napas. Rumatan anestesi dengan isofluran 1-1,5 % dalam O2 dan N2O 50% dan pelumpuh otot rokuronium intermiten. Analgetik diberikan ketorolak 30 mg dan tramadol 2 mg/kgBB iv. Selesai operasi, ekstubasi pipa endotrakea dilakukan saat pasien sudah sadar. Dilakukan observasi nyeri tenggorokan 1 jam, 6 jam dan 24 jam setelah ekstubasi. Hasil : Angka kejadian nyeri tenggorok paska intubasi endotrakea pada kelompok 1 lebih rendah dibandingkan pada kelompok 2. Kesimpulan : Triamcinolon acetonide jelly lebih baik dibanding lidocaine jelly dalam mengurangi nyeri tenggorok paska anestesi umum dengan intubasi.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/11859
2023-11-28T02:43:27Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/11859
2023-11-28T02:43:27Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 8, No 1 (2016): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 1-10
Pengaruh Pemberian Ropivakain Infiltrasi Terhadap Tampilan Kolagen Di Sekitar Luka Insisi Pada Tikus Wistar
Pramono, Wisnu Budi; RSUD Margono Sukaryo
Purwokerto
Leksana, Ery; Bagian/ SMF Ilmu Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Satoto, Hari Hendriarto; Bagian/ SMF Ilmu Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2016-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/11859
kepadatan kolagen; luka insisi; ropivakain
id
Latar Belakang: Nyeri pasca bedah adalah nyeri akut yang diawali oleh kerusakan jaringan akibat tindakan pembedahan. Dalam keadaan nyeri, kadar β endorfin meningkat dan mensupresi makrofag sehingga aktifitas makrofag yang dipengaruhi oleh IFN γ menurun sehingga mengganggu penyembuhan luka. Proses penyembuhan luka pada umumnya dibagi atas beberapa fase yang masing-masing saling berkaitan yaitu fase inflamasi, proliferasi, dan maturasi. Kolagen adalah komponen kunci pada fase dari penyembuhan luka. Infiltrasi anestetik lokal seperti ropivakain mengurangi intensitas nyeri dengan menghambat jalur transmisi impuls nyeri, sehingga menurunkan sekresi hormon glukokortikoid dan menghilangkan salah satu faktor penghambat penyembuhan luka. Tujuan : Membuktikan pengaruh pemberian infiltrasi anestetik lokal Ropivakain terhadap tampilan kolagen pada luka operasi tikus Wistar. Metode: Dilakukan penelitian eksperimental dengan desain Randomized Post Test Only Control Group. Sebanyak 15 ekor tikus wistar dibagi menjadi 3 kelompok, kelompok K sebagai kontrol, Kelompok P1 diberi luka insisi dan infiltrasi Nacl 0,9% disekitar luka, Kelompok P2 diberi luka insisi dan infiltrasi Ropivakain disekitar luka. Ketiga kelompok diambil sampel dari jaringan luka pada hari ke 5 kemudian dilakukan pemeriksaan histopatologi untuk menilai kepadatan kolagen. Distribusi data diuji dengan Shapiro Wilk. Dilanjutkan dengan Uji beda Kruskal Wallis dan Mann Whitney. Hasil: Hasil uji Kruskal Walis kepadatan kolagen pada ketiga kelompok didapatkan nilai P = 0,07. Hasil Uji Mann Whitney P1 terhadap P2 nilai p= 0,011, P1 terhadap kontrol nilai p= 0,008, P2 terhadap kontrol nilai p = 0,242. Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna kepadatan kolagen jaringan luka yang diberi infiltrasi Ropivakain dibandingkan yang tidak diberi infiltrasi Ropivakain.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/20719
2023-11-28T02:39:54Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/20719
2023-11-28T02:39:54Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 10, No 1 (2018): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 1-7
Efek Pemberian Midazolam atau Propofol Terhadap Lama Penggunaan Ventilator Mekanik di ICU RSUP Dr. Kariadi
Nugroho, Rio Kristian; Department of Anesthesiology and Theraphy Intensive; Diponegoro University
Aisyahani, Aisyahani; Department of Anesthesiology and Theraphy Intensive; Diponegoro University
Leksana, Ery; Department of Anesthesiology and Theraphy Intensive; Diponegoro University
Pujo, Jati Listiyanto; Department of Anesthesiology and Theraphy Intensive; Diponegoro University
2018-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/20719
Propofol; midazolam; sedasi; ICU; durasi ventilasi mekanik; biaya sedasi
id
Pendahuluan : Sedasi di ruang intensif dapat memperbaiki outcome perawatan dan membuat pasien lebih nyaman, namun juga berpotensi memperpanjang durasi ventilasi mekanik dan length of stay (LOS). Obat yang saat ini sering digunakan adalah midazolam, namun durasi kerja midazolam dapat memanjang pada pasien dengan gagal fungsi organ. Propofol adalah obat sedasi dengan klirens tinggi dan tanpa metabolit aktif yang dapat digunakan untuk memperpendek durasi ventilasi mekanik dan LOS pasien. Membandingkan durasi ventilasi mekanik dan biaya sedasi pada pasien pascabedah di ruang intensif yang disedasi menggunakan midazolam dan propofol.Metode : Dilakukan penelitian obser vasional dengan desain cross-sectional terhadap 30 pasien pascabedah dengan ventilator di ICU yang dibagi menjadi 2 kelompok secara acak, masing-masing kelompok terdiri dari 15 pasien. Kelompok I mendapat midazolam bolus 0,02-0,08 mg/kg IV, dilanjutkan infus kontinyu dosis 0,04-0,2 mg/kg/jam. Kelompok II mendapat Propofol bolus 1,5-2,5 mg/kg IV, dilanjutkan infus kontinyu dosis 5-80 μg/kg/menit. Target skor RASS adalah -1 sampai -2, yang dipantau 1 jam pascasedasi, dilanjutkan tiap 4 jam setelahnya. Pencatatan dilakukan terhadap durasi ventilator mekanik, rerata skor RASS, dan biaya sedasi.Hasil : Penelitian ini menunjukan bahwa dur asi ventilasi mekanik dan biaya sedasi pada kelompok propofol lebih rendah daripada midazolam, namun perbedaannya tidak bermakna dengan nilai p≤0,05.Kesimpulan : Sedasi pasien pascabedah dengan ventilator di r uang intensif dengan propofol lebih efektif dalam mengurangi durasi ventilasi mekanik dan biaya sedasi daripada midazolam, namun tidak berbeda bermakna.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6022
2023-11-28T02:59:38Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6022
2023-11-28T02:59:38Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 1, No 1 (2009): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 32-41
Perbandingan Sekresi IL-10 di Jaringan Sekitar Luka Insisi Dengan dan Tanpa Infiltrasi Levobupivakain : Studi Imunohistokimia pada Tikus Wistar
Winarto, Winarto; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Budiono, Uripno; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Harahap, Mohamad Sofyan; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2009-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6022
anesthesiology
IL-10 secretion; levobupivacain infiltration; after incision pain
id
Latar belakang: Nyeri menyebabkan peningkatan hormon glukokortikoid yang memperlama penyembuhan luka. Transmisi nyeri dapat dihambat dengan obat anestesi lokal levobupivakain. Terapi ini akan mengurangi supresi imunitas seluler sehingga fungsi makrofag dalam membantu aktifasi sel T tidak terhambat. Aktifasi sel T ini diduga akan meningkatkan sekresi IL-10.Tujuan: Membandingkan sekresi IL-10 di jaringan sekitar luka dengan dan tanpa infiltrasi levobupivakain.Metode: Eksperimental laboratorik dengan desain Randomized Post test only control group design, pada tiga puluh lima ekor tikus Wistar. Kelompok penelitian dibagi menjadi tiga kelompok secara acak, Kelompok Kontrol (K) 5 ekor, Perlakuan 1 (P1) dan Perlakuan 2 (P2) masing -masing lima belas ekor. Kelompok Kontrol, tikus tanpa insisi dan tanpa infiltrasi. Kelompok P1, tikus yang dilakukan insisi 2 cm, tanpa diberikan infiltrasi levobupivakain. Kelompok P2, tikus yang dilakukan insisi 2 cm, diberikan infiltrasi levobupivakain tiap 8 jam selama 24 jam. Ekspresi IL -10 di sekitar luka insisi dinilai dengan skor histologi dari preparat dengan menggunakan pengecatan imunohistokimia, yang diambil dari biopsi jaringan pada hari ke 1, 2, dan 3. Metode perhitungan statistik menggunakan Kruskal Wallis Test dilanjutkan Mann Whitney Test.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan pada jaringan insisi rerata skor histologi IL -10 pada kelompok levobupivakain lebih tinggi (5.36 ± 1.25) dibanding kelompok tanpa levobupivakain (3.00 ± 2.11) pada hari ke dua. Perhitungan statistik antara kedua kelompok tanpa levobupivakain dan dengan kelompok levobupivakain berbeda bermakna (p=0,023 ; p<0,05).Kesimpulan: Sekresi IL-10 di jaringan sekitar luka dengan infiltrasi levobupivakain lebih tinggi dibanding tanpa levobupivakain.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/16518
2023-11-28T02:37:13Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/16518
2023-11-28T02:37:13Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 13, No 1 (2021): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 24-30
Efek Penggunaan Breathing Circuit Disposable Terhadap Pertumbuhan Kuman pada Y-Piece di Mesin Anestesi
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/16518/40202
Irzal, Muhammad; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang|Universitas Brawijaya/ RSUD Dr. Saiful Anwar
Laksono, Ristiawan Muji; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang|Universitas Brawijaya/ RSUD Dr. Saiful Anwar
Isngadi, Isngadi; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang|Universitas Brawijaya/ RSUD Dr. Saiful Anwar
Basuki, Djudjuk R; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang|Universitas Brawijaya/ RSUD Dr. Saiful Anwar
2021-03-31 13:34:24
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/16518
Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif
bakteri ESKAPE; infeksi nosokomial; kontaminasi bakteri; kultur mikroba; Y-piece breathing circuit disposable
id
Latar Belakang: Infeksi nosokomial merupakan salah satu penyebab meningkatnya angka kesakitan (morbidity) dan angka kematian (mortality) di rumah sakit. Kontaminasi mikroba dari lingkungan rumah sakit, terutama di ruang operasi dan unit khusus lainnya terus berdampak meningkatnya prevalensi infeksi nosokomial. Bakteri ESKAPE patogen (enterococcus faecium, staphylococcus aureus, klebsiella pneumoniae, acinetobacter baumannii, pseudomonas aeruginosa, dan spesies enterobacter) adalah penyebab utama infeksi nosokomial di seluruh dunia. Kebanyakan dari kuman itu adalah isolat resistan multidrug, yang merupakan salah satu tantangan terbesar dalam praktek klinis. Kontaminasi bakteri yang berasal dari mesin anestesi telah menjadi masalah pengendalian infeksi sejak 1950-an. Terdapat sejumlah penelitian yang menyelidiki kontaminasi bakteri dari mesin anestesi yang fokus pada breathing circuit disposable.Tujuan: Mengetahui efek penggunaan breathing circuit disposable terhadap pertumbuhan kuman pada Y-Piece di mesin anestesi dengan pemeriksaan kultur mikrobiologi.Metode: Studi observasional yang dilakukan di kamar operasi sentral RSUD Dr. Saiful Anwar Malang pada bulan Maret 2017 hingga sampel terpenuhi. Dilakukan swab pada kedua kelompok studi (Y-Piece yang baru dibuka dari kemasan dan setelah 1 jam pemakaian) kemudian dilakukan pembiakan bakteri selama 24 jam pada suhu 37°C di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.Hasil: Tidak ditemukan kontaminasi kuman pada Y-Piece breathing circuit disposable yang baru dibuka, sedangkan penggunaan Y-Piece breathing circuit disposable setelah 1 jam ditemukan pertumbuhan kuman.Kesimpulan: Terdapat perbedaan tingkat kontaminasi kuman yang signifikan secara statistik pada Y-Piece breathing circuit saat dibuka dari kemasan dan setelah digunakan 1 jam di mesin anestesi.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6416
2023-11-28T02:45:38Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6416
2023-11-28T02:45:38Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 5, No 2 (2013): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 107-115
Pengaruh Preventif Multimodal Analgesia Terhadap Dinamika Kadar Il - 1β, Intensitas Nyeri Pada Pascabedah Laparotomi Ginekologi
Hisyam, Muhammad; Bagian Anestesiologi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Makassar
Bahar, Burhanuddin; Bagian Anestesiologi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Makassar
Ahmad, Muhammad Ramli; Bagian Anestesiologi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Makassar
2013-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6416
bupivakain; epidural; IL-1β; laparotomi ginekologi; parecoxib
id
Latar Belakang: Nyeri pascabedah merupakan permasalahan sangat penting yangdihadapi pasien pascabedah. Meskipun pengetahuan kita tentang mekanisme nyeripascabedah sudah mengalami banyak kemajuan, namun pengelolaan nyeripascabedah belum optimal dan masih sering terabaikan. Interleukin (IL) 1β adalahsalah satu sitokin proinflamasi yang kadarnya akan meningkat bila terjadi prosesinflamasi.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar IL-1β, skala NRS, padakelompok yang mendapatkan epidural bupivakain 0,125% kombinasi parecoxib 40 mgdengan kelompok yang mendapatkan epidural bupivakain 0,125% yang digunakansebagai multimodal preventif analgesia pascabedah laparotomi ginekologi.Metode: Penelitian eksperimental dilakukan secara acak pada 50 pasien denganstatus fisik (ASA PS) II yang akan menjalani prosedur laparotomi ginekologi dengananestesi epidural. Subyek penelitian dibagi dalam dua kelompok perlakuan, yaknikelompok pertama dengan kombinasi parecoxib 40 mg (n=25) dan kelompok keduadengan kombinasi plasebo NaCl 0,9% (n=25). Kedua kelompok tersebut mendapatkananestesi epidural selama operasi dan sebagai analgesia pascabedah. Pengambilansampel darah pasien dilakukan 35 menit sebelum pembedahan untuk pengukurankadar IL-1 β, selanjutnya dilakukan pada 2 jam dan 24 jam pascabedah. Analisisstatistik menggunakan uji Mann-Whitney U dan Levane test.Hasil: Rerata kadar IL-1β prabedah pada kelompok parecoxib 1,05±1,25 pg/ml, 1,24± 1,54 pg/ml untuk 2 jam pascabedah dan 1,82 ± 2,16 pg/ml pada 24 jam pascabedah.Kelompok kontrol, kadar IL-1β prabedah 1,65±1,69 pg/ml, 2,55±2,77 pg/ml untuk 2jam pasca bedah pg/ml, dan 1,96±1,97 pg/ml pada 24 jam pascabedah. Tidak adaperbedaan bermakna rerata skor NRS diam dan bergerak 2 jam, 12 jam, dan 24 jampascabedah diantara kedua kelompok sampel (p>0,05).Kesimpulan: Kombinasi epidural bupivakain 0,125% dengan parecoxib 40 mg dapatmenurunkan kadar IL-1β pada 2 jam pascabedah.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/49577
2023-11-28T02:35:27Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/49577
2023-11-28T02:35:27Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 14, No 3 (2022): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 174-183
Pengaruh Melatonin terhadap Kadar Leukosit Tikus Wistar Model Luka Bakar dalam Kurun Waktu Dua Hari
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/49577/160472
Prameswari, Shafira Dian; Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta|Universitas Sebelas Maret
Arianto, Ardana Tri; SMF Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret/ RSUD Dr. Moewardi, Surakarta|Universitas Sebelas Maret
Purwoko, Purwoko; SMF Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret/ RSUD Dr. Moewardi, Surakarta|Universitas Sebelas Maret
Santoso, Sugeng Budi; SMF Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret/ RSUD Dr. Moewardi, Surakarta|Universitas Sebelas Maret
2022-11-30 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/49577
kadar leukosit; luka bakar; melatonin; tikus; wistar
id
Latar Belakang: Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan dengan benda-benda yang menghasilkan panas baik kontak secara langsung maupun tidak langsung. Hal tersebut bisa disebabkan oleh panas (api, cairan/lemak panas, maupun uap panas), radiasi, listrik, kimia. Pemberian melatonin mampu menjadi salah satu terapi pada penderita luka bakar. Dalam terapi luka bakar melatonin berperan dalam mengurangi stress oksidatif dan peradangan.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh melatonin terhadap kadar leukosit tikus wistar model luka bakar (dalam kurun waktu dua hari).Metode: Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental yang dilakukan pada laboratorium dengan metode randomized control group pre test dan post test. Tikus yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 12 yang akan dibagi menjadi 2 kelompok: K1−kelompok kontrol dan K2−kelompok perlakuan yang diinjeksi melatonin. Data akan dilakukan uji distribusinya menggunakan uji Shapiro-Wilk. Jika distribusi data normal uji hipotesis dilakukan dengan Independent T-test dan Paired T-test namun jika distribusi data tidak normal dapat dilakukan uji Mann-Whitney.Hasil: Dari hasil penelitian yang dilakukan terdapat penurunan kadar leukosit yang signifikan sebesar 6,483 x 109/L pada K2 secara signifikan yang didukung dengan uji hipotesis Paired T-test yang menunjukkan perbandingan kadar leukosit pada T1 dan T3 didapatkan nilai P = 0,01 yang berarti signifikan dan dikatakan signifikan apabila P < 0,05Kesimpulan: Terdapat pengaruh melatonin terhadap kadar leukosit tikus wistar model luka bakar (dalam kurun waktu dua hari).
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6434
2023-11-28T02:46:56Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6434
2023-11-28T02:46:56Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 4, No 1 (2012): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Pengaruh Pemberian Cairan Ringer Laktat Dibandingkan Nacl 0,9% Terhadap Keseimbangan Asam-Basa Pada Pasien Sectio Caesaria Dengan Anestesi Regional
Rudi, Muhammad Mukhlis
Satoto, Hariyo; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Budiono, Uripno; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2012-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6434
cairan kristaloid; keseimbangan asam-basa Stewart; caesarian section; anestesi regional
id
Latar belakang: Pemberian cairan pada pasien yang akan operasi, khususnya sectio caesaria (SC), sebelumnya jarang dilakukan pemeriksaan elektrolit, sehingga dapat menimbulkan gangguan keseimbangan elektrolit yang akan memperberat proses metabolik dan penyembuhannya. Pemeriksaan elektrolit setelah operasi sangat penting, karena intervensi cairan selama operasi, dengan alasan untuk mengontrol elektrolit dan keseimbangan asam-basa.Metode: Penelitian ini termasuk eksperimental berupa uji klinik tahap 2 yang dilakukan secara acak tersamar ganda dengan tujuan untuk mengetahui cairan mana yang lebih baik, RL ataupun NaCl 0,9% terhadap strong ion difference (SID) keseimbangan asam-basa yang didasarkan pada metode Stewart. Pasien yang dipersiapkan untuk menjalani operasi SC, sebagai salah satu persyaratan untuk menjalani tindakan pembiusan dan mencegah mual muntah. Kemudian dilakukan pemasangan jalur intravena serta pengambilan darah vena di ruang bedah sentral dan diberikan premedikasi serta “loading” cairan sebelum dibius dengan tujuan untuk mencegah terjadinya hipotensi akibat obat regional anestesinya. Setelah itu, selama operasi pasien diberikan cairan kristaloid. Setelah operasi selesai, dilakukan pemeriksaan darah vena. Data-data yang dicatat untuk perhitungan statistik yang termasuk dalam tujuan penelitian ini adalah kadar elektrolit. Uji statistik dengan menggunakan t-test.Hasil: Rerata sebelum operasi SID RL (38,58±2,28) menunjukkan alkalosis, sedangkan SID NaCl (37,42±4,35) menunjukkan asidosis. Rerata setelah operasi SID RL (37,79±1,18) menunjukkan kestabilan dibandingkan rerata SID NaCl (39,67±3,10) yang alkalosis.Kesimpulan: Pemberian RL pada pasien sectio caesaria lebih menguntungkan dibandingkan NaCl, karena NaCl sangat mempengaruhi pergeseran SID keseimbangan asam-basa Stewart.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/19852
2018-08-07T14:21:31Z
janesti:PLT
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6457
2023-11-28T02:47:59Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6457
2023-11-28T02:47:59Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 2, No 3 (2010): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Magnesium Sulfat Intravena, Derajat Nyeri dan Kebutuhan Opioid Pasca Operasi
Nasution, Husni Riadi
Leksana, Ery; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Sutiyono, Doso; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2010-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6457
MgSO4; VAS; opioid; derajat nyeri setelah operasi; antagonis NMDA
id
Latar belakang: Lebih dari 70% pasien paska operasi mengalami nyeri, dan 80% dari pasien ini mengalami nyeri yang berat selama perawatan di rumah sakit. Magnesium yang bersifat sebagai antagonis NMDA secara teori dapat meblokade proses sensitisasi sentral. Pemberian magnesium preoperatif diharapkan dapat mengurangi derajat nyeri dan kebutuhan opioid paska operasi.Metode: merupakan jenis penelitian eksperimental randomized post test only controlled group design. Dua puluh enam pasien yang menjalani operasi elektif bedah onkologi dengan anestesi umum inhalasi di RS dr. Kariadi Semarang, memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dibagi dalam dua kelompok. Dicatat tanda vital pra bedah. Kelompok MgSO 4 (I) diberi MgSO4 50 mg/kgBB dalam NaCl 250 mL sebelum insisi, kelompok kontrol (II) diberi NaCl 0,9% 250 mL. Premedikasi dengan midazolam 0,07 mg/kgBB iv, metoclopramid 10 mg iv, sulfas atropin 0,01 mg/kgBB. Induksi dengan Tiopental 5 mg/kgBB, atrakurium 0,5 mg/kgBB, fentanil 2 mcg/kgBB, lalu dilakukan intubasi. Rumatan anestesi dengan N 2 O:O2 =50%:50%, enfluran 0,8% - 1,5%, atrakurium intermiten. Selesai operasi pasien diekstubasi, dilakukan observasi di ruang pemulihan. Bila skor nyeri atau nilai Visual Analog Scale (VAS) > 3 cm diberikan meperidin 0,5 mg/kgBB iv. Dicatat tanda vital paska bedah, setiap 4 jam selama 24 jam. Di bangsal diberi analgetik meperidin 0,5 mg/kgBB bila VAS > 3 cm. Dicatat jumlah total kebutuhan meperidin. Efek samping yang terjadi dicatat. Uji statistik untuk VAS digunakan T-Test, sedangkan kebutuhan opioid dengan Mann-Whitney.Hasil: Derajat nyeri dan kebutuhan antara kedua kelompok berbeda tidak bermakna (p>0,05).Kesimpulan: pemberian MgSO 4 tidak signifikan mempengaruhi derajat nyeri dan kebutuhan opioid paska operasi.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/56286
2024-02-29T02:36:00Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/56286
2024-02-29T02:36:00Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 15, No 3 (2023): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 214-221
Perbandingan Luaran Penggunaan Protokol Enhanced Recovery After Surgery (ERAS) dengan Perawatan Perioperatif Konvensional pada Pembedahan Umum di RSUP H. Adam Malik Medan
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/56286/180288
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/56286/180290
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/56286/180291
Saputra, Moch. Iqbal; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara/RSUP H. Adam Malik, Medan|Universitas Sumatera Utara/RSUP H. Adam Malik, Medan
Tanjung, Qadri Fauzi; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara/RSUP H. Adam Malik, Medan|Universitas Sumatera Utara/RSUP H. Adam Malik, Medan
Hamdi, Tasrif; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara/RSUP H. Adam Malik, Medan|Universitas Sumatera Utara/RSUP H. Adam Malik, Medan
2023-11-30 03:59:22
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/56286
digestif; ERAS; ginekologi; lama rawat; perawatan konvensional; PONV; VAS
id
Latar Belakang: Protokol enhanced recovery after surgery (ERAS) merupakan kondisi pemulihan yang lebih cepat setelah operasi dan anestesi. Semua elemen ERAS secara terpisah telah terbukti meningkatkan luaran pasien. Di Indonesia, beberapa pusat pendidikan telah menggunakan ERAS sebagai protokol dalam penatalaksanaan perioperatif.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menilai perbandingan luaran antara penerapan protokol ERAS dengan perawatan perioperatif konvensional pada pembedahan umum.Metode: Penelitian prospektif analitik dengan metode case control ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam Malik Medan pada bulan Agustus sampai November 2022. Sampel adalah pasien berusia antara 18 sampai 65 tahun yang menjalani operasi elektif digestif dan ginekologi dengan anestesi umum. Pasien yang dirawat di intensive care unit (ICU) dan pasien relaparotomi dieksklusi dari penelitian. Subjek secara acak dibagi menjadi 2 kelompok: subjek pada kelompok ERAS akan menerima perlakuan protokol ERAS pada periode perioperatif, sedangkan kelompok konvensional menjalani persiapan perioperatif seperti biasa. Luaran yang dinilai dalam penelitian ini adalah skala nyeri pascaoperasi, kejadian post operative nausea and vomiting (PONV), waktu mobilisasi, waktu flatus, dan lama rawat.Hasil: Penelitian ini terdiri dari 2 kelompok dengan jumlah sampel sebanyak 23 pasien pada masing-masing kelompok. Berdasarkan jenis operasi, 29 (63%) sampel menjalani operasi pencernaan, dan 17 (37%) sampel menjalani operasi ginekologi. Terdapat perbedaan yang signifikan pada skala nyeri pascaoperasi, dengan rata-rata skor VAS 1,9 ± 0,7 (kelompok ERAS) dibandingkan dengan 2,5 ± 0,8 (kelompok konvensional), p = 0,034. Luaran waktu mobilisasi yang dibutuhkan pasien untuk dapat duduk di tempat tidur adalah 26,17 ± 4,05 jam pada kelompok ERAS dan 38,91 ± 16,53 jam pada kelompok konvensional (p = 0,01). Selanjutnya, lama rawat lebih pendek pada kelompok protokol ERAS, 7,25 ± 2,2 hari dibandingkan 10,5 ± 3,6 hari pada kelompok konvensional (p = 0,0001).Kesimpulan: Implementasi protokol ERAS memberikan hasil pascaoperasi yang lebih baik daripada perawatan konvensional pada pasien yang menjalani operasi pencernaan dan ginekologi.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6567
2023-11-28T02:59:23Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6567
2023-11-28T02:59:23Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 1, No 2 (2009): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Pengaruh Midazolam, Atrakurium Terhadap Fasikulasi Dan Kenaikan Kadar Kreatin Fosfokinase Akibat Suksinilkolin
Nugroho, R. Cristianto
Siregar, Abdul Lian; Departemen Anestesiolgoi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2009-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6567
pretreatment; fasikulasi; mialgia; kenaikan cpk; suksinilkolin
id
Latar Belakang: Pemakaian suksinilkolin sebagai fasilitas intubasi masih merupakan pilihan dalam anestesia, terutama untuk kasus emergensi dan rawat jalan. Efek samping yang sering timbul adalah fasikulasi, mialgia dan kenaikan kadar kreatin fosfokinase (CPK) darah. Atrakurium, seperti pelumpuh otot non depolarisasi lain, telah teruji sebagai baku emas pretreatment terhadap efek samping ini. Sedangkan Midazolam, yang populer sebagai obat premedikasi belum banyak diteliti sebagai pretreatment.Tujuan: Membuktikan bahwa pretreatment midazolam 0,03 mg/KgBB atau atrakurium 0,05 mg/KgBB dapat mengurangi fasikulasi, mialgia, dan kenaikan kadar kreatin fosfokinase darah akibat pemberian suksinilkol in.Metode: Penelitian ini dirancang untuk uji klinis acak tersamar ganda terhadap 54 penderita yang akan menjalani operasi elektif, usia 16 – 40 tahun, status fisik ASA I-II dan memenuhi kriteria inklusi. Sebelum mendapat obat pretreatment, dilakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan kadar kreatin fosfokinase pra perlakuan. Penderita dibagi menjadi tiga kelompok sesuai pretreatment yang diberikan, yaitu midazolam 0,03 mg/KgBB iv, atrakurium 0,05 mg/KgBB iv dan kontrol mendapat NaCL 0,9%. Tiga menit kemudian semua penderita diinduksi dengan Tiopental 4-5 mg/KgBB iv dan suksinilkolin 1,5 mg/KgBB iv. Fasikulasi yang timbul dinilai, dilanjutkan dengan intubasi. Duapuluh empat jam pasca operasi dilakukan penilaian mialgia dan pengambilan darah untuk pemeriksaa n kadar kreatin fosfokinase pasca perlakuan. Uji statistik menggunakan uji Anova – Post hoc Bonferroni dan uji Kai kuadrat – Wilcoxon Signed Rank serta uji korelasi dari Spearman.Hasil: Data karakteristik penderita berbeda tidak bermakna pada ketiga kelompok. Pada kelompok atrakurium terjadi penurunan kejadian fasikulasi ( p<0,01 ), mialgia ( p<0,01 ) dan kenaikan kadar kreatin fosfokinase yang bermakna ( p<0,05 ). Pada kelompok midazolam terjadi penurunan kejadian mialgia yang bermakna ( p<0,01 ), sedikit kenaikan kadar kreatin fosfokinase ( p=0,086 ) dan tidak terjadi penurunan kejadian fasikulasi (p=0,125). Pada uji korelasi tehadap tiga variabel terikat hanya tampak korelasi bermakna antara mialgia dan kenaikan kadar kreatin fosfokinase (koef.kor = 0,034; p = 0,013).Kesimpulan: Atrakurium sebagai pretreatment terbukti efektif mengurangi fasikulasi, mialgia maupun kenaikan kadar kreatin fosfokinase darah. Midazolam sama efektifnya dengan atrakurium dalam hal mengurangi mialgia, namun kurang efektif untuk mengurangi kenaikan kadar kreatin fosfokinase dan tidak efektif untuk mencegah fasikulasi.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/10807
2023-11-28T02:43:42Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/10807
2023-11-28T02:43:42Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 7, No 3 (2015): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 146-156
Pengaruh Lidokain Intravena Terhadap Kadar Superoxide Dismutase 1 (Sod-1) Paru Kelinci Dengan Lung Ischemic Reperfusion Injury Model
Kurniawan, Mohammad Arief; Bagian Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Arifin, Johan; Bagian Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Nugroho, Taufik Eko; Bagian Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2015-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/10807
Lung ischemic reperfusion injury; Lidokain; SOD-1
id
Latar belakang : Angka kejadian komplikasi paru paska operasi non jantung dibandingkan dengan komplikasi jantung yaitu 2,7% dan 2,5%. Penyebab hal ini adalah stres oksidatif, ketidakseimbangan radikal oksigen dan endogenous scavenging system.Lidokain menghambat saluran natrium dan, mengurangi masukan kalsium intraseluler, mengurangi produksi Reactive Oxygen Species (ROS) dan modulasi bioenergetika mitokondria, sehingga diharapkan lidokain mampu meningkatkan kadar antioksidan alami di dalam sel.Superoxide Dismutase-1 (SOD-1) adalah salah satu antioksidan alami didalam sel yang berperan dalam melindungi organ dari anion superoksida yang berbahaya dengan mengubah anion yang dihasilkan dari cedera setelah ischaemia-reperfusion.Tujuan : Mengetahui efek lidokain intravena terhadap kadar Superoxide Dismutase 1 (SOD-1) paru kelinci dengan lung ischemic reperfusion injury model.Metode : Desain eksperimental laboratorik, 16 kelinci dibagi menjadi dua kelompok secara acak. Kelompok kontrol mendapat perlakuan lung ischemic reperfusion injury dan kelompok perlakuan dilakukan lung ischemic reperfusion injurydan mendapat injeksi lidokain 1,5mg/kgBB/jam intravena secara kontinyu kemudian diukur kadar SOD-1 jaringan paru kedua kelompok. Uji normalitas menggunakan uji Shapiro Wilk dilanjutkan uji beda Independent T-test.Hasil : Kadar SOD-1 paru kelinci dengan lung ischemic reperfusion injurydan mendapat lidokain lebih tinggi secara signifikan (p=0,01) dibandingkan dengan kadar SOD-1 paru kelinci dengan lung ischemic reperfusion injuryKesimpulan : Pemberian lidokain kontinyu intravena dapat meningkatkan kadar SOD-1 paru kelinci dengan lung ischemic reperfusion injury.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/19839
2023-11-28T02:41:27Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19839
2023-11-28T02:41:27Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 9, No 3 (2017): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 146-156
Perbandingan Efek Penambahan Neostigmin 50 µg dan 75 µg Pada Bupivakain Hiperbarik 0,5% 15 mg Terhadap Lama Kerja Blokade Sensorik dan Efek Samping Mual Muntah Pasca Operasi Anesti Spinal
Kristiyono, Totok; Program Studi Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Tamtomo, Didik; Program Studi Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Judin, Marthunus; Program Studi Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2017-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19839
spinal anestesi; bupivakain hiperbarik; neostigmin; lama kerja blokade sensorik dan motorik
id
Latar Belakang : anestesi spinal menggunakan bupivakain hiperbarik banyak dipakai pada operasi untuk pasien dengan berbagai kondisi klinik. Kerugian dari bupivakain hiperbarik adalah mula kerja lambat, kejadian mual-muntah dan hipotensi yang tinggi. Intratekal neostigmin dapat menghambat metabolisme dari sumsum tulang belakang, melepaskan acetylcholine pada tulang belakang dan memproduksi analgesia. Penambahan intratekal neostigmin pada bupivakain menghasilkan analgesia dan mengurangi hipotensi. Tujuan : menganalisa penambahan dosis rendah neostigmin dengan hasil maksimal dan efek samping minimal antara dosis 50 µg dan 75 µg.Metode : penelitian menggunakan percobaan acak buta ganda terkontrol (Randomized Double Blind Controlled Trial) pada 36 pasien yang menjalani operasi dengan teknik anestesi spinal. Secara random subyek penelitian dikelompokkan menjadi dua yaitu kelompok A (penambahan neostigmin 50 mg) dan kelompok B (penambahan neostigmin 75mg). Pengambilan subyek penggunakan kriteria inklusi dan eksklusi, apabila subyek tidak kooperatif dan membutuhkan analgesik tambahan selama pembedahan dikeluarkan dari penelitian ini. Analisis data untuk data numerik menggunakan independent t-test, sedangkan data kategorik menggunakan chi-square, dengan tingkat kemaknaan 95% (p < 0,05, dikatakan bermakna secara statistik).Hasil : Dari hasil perhitungan statistik, lama kerja sensorik pada kedua kelompok tidak terdapat perbedaan bermakna (p > 0,05). Lama kerja sensorik pada kelompok neostigmin 50 mg yang ditambahkan pada bupivakain hiperbarik 0,5% 15 mg (197,78 ± 43,08 menit), sedangkan kelompok 75 mg yang ditambahkan pada bupivakain hiperbarik 0,5% 15 mg (195,17 ± 40,60 menit). Begitu juga lama kerja motorik kedua kelompok tidak terdapat perbedaan bermakna (p > 0,05), pada kelompok neostigmin 50 mg (249,83 ± 44,60 menit), sedangkankelompok neostigmin 75 mg (248,78 ± 33,28 menit). Namun mual dan muntah lebih sedikit pada penambahan neostigmin 50 mg yaitu mual 16,7% dan muntah 22,2% dibandingkan penambahan neostigmin 75 mg yaitu mual 83,3% dan muntah 77,8%.Kesimpulan : Efek penambahan neostigmin 50 mg pada bupivakain hiperbarik 0,5%.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/25387
2023-11-28T02:38:18Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/25387
2023-11-28T02:38:18Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 11, No 3 (2019): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 116-126
Perbandingan Efektivitas Anestesi Spinal Menggunakan Bupivakain Hiperbarik dengan Bupivakain Isobarik pada Pasien yang Menjalani Prosedur Operasi Abdomen Bagian Bawah di RSUP Dr. Kariadi
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/25387/80429
Nugroho, Taufik Eko; Department of Anesthesiology and Intensive Theraphy; Faculty of Medicine; Diponegoro University; Semarang
Pujo, Jati Listiyanto; Department of Anesthesiology and Intensive Theraphy; Faculty of Medicine; Diponegoro University; Semarang
Pusparini, Herning Tyas; Department of Anesthesiology and Intensive Theraphy; Faculty of Medicine; Diponegoro University; Semarang
2019-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/25387
abdomen bagian bawah; anestesi spinal; anestesi regional; barisitas; bupivakain
id
Latar Belakang: Lebih dari 300 juta prosedur bedah dilakukan di seluruh dunia setiap tahun. Sekitar 5% atau 15 juta prosedur bedah dilakukan dengan teknik anestesi spinal. Bupivakain hidroklorida adalah anestesi lokal aminoasil dan merupakan anestesi lokal yang paling umum digunakan. Ada dua jenis bupivakain yang digunakan yaitu hiperbarik dan isobarik. Perbedaan kepadatan dari dua jenis obat ini diyakini mempengaruhi pola difusi obat tersebut dan dengan demikian menentukan efektivitas, hemodinamik, penyebaran blok, dan efek samping obat.Tujuan: Membandingkan efektivitas bupivakain hiperbarik dengan bupivakain isobarik pada pasien yang menjalani operasi abdomen bagian bawah.Metode: Penelitian ini menggunakan metode single blind randomized controlled trial dengan consecutive sampling. Ethical Clearance diperoleh dan pasien memberikan ketersediaan dalam penelitian dalam lembar informed consent. Sebanyak 48 pasien yang menjalani prosedur operasi elektif ASA I-II abdomen bagian bawah di RSUP Dr. Kariadi yang sesuai dengan kriteria inklusi. Dibagi menjadi 2 kelompok; kelompok I mendapatkan bupivakain hiperbarik 0.5% 15 mg dan kelompok II mendapatkan bupivakain isobarik 0.5% 15 mg. Posisi kedua pasien saat dilakukan spinal dalam posisi duduk. Tusukan dilakukan di L3-4. Setelah dilakukan anestesi spinal pasien diposisikan tidur terlentang dengan bantal. Dilakukan pencatatan status hemodinamik, pencatatan ketinggian blok menggunakan tes tusuk (pinprick), dan tes bromage, serta pencatatan efek samping pada menit ke 1, 3, 6, 9, 12, 15, dan 30. Keseluruhan data dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney.Hasil: Onset dari bupivakain hiperbarik lebih cepat daripada bupivakain isobarik (2,00 ± 0.18 menit versus 5,13 ± 0,34 menit, p < 0,001). Durasi kelompok isobarik lebih panjang dibandingkan hiperbarik (180 + 22 menit versus 150 + 24 menit, p < 0.001). Ketinggian blok sensoris dan motorik tidak berbeda bermakna (p>0,05). Untuk ketinggian blok sensoris titik tertinggi adalah T5 pada kelompok I dan kelompok II dicapai pada menit ke 6. Untuk ketinggian blok motorik titik tertinggi adalah T5 pada kelompok I yang dicapai pada menit ke 6, sedangkan pada kelompok II dicapai pada menit ke 9. Efek samping berupa mual dan muntah lebih tinggi pada kelompok hiperbarik (p<0,05).Kesimpulan: Bupivakain isobarik tidak lebih efektif dibandingkan bupivakain hiperbarik pada pasien yang akan menjalani prosedur operasi perut bagian bawah.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6408
2023-11-28T02:45:38Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6408
2023-11-28T02:45:38Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 5, No 2 (2013): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 61-70
Pengaruh Pemberian Parecoxib Terhadap Kadar Il-6 dan Intensitas Nyeri Pascabedah Laparotomi Ginekologi
Haeruddin, Heriady; Bagian Anestesiologi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Makassar
Ahmad, Muhammad Ramli; Bagian Anestesiologi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Makassar
2013-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6408
IL-6; Parecoxib; laparotomi ginekologi; analgesia epidural
id
Latar Belakang : Nyeri pascabedah masih merupakan masalah dalam periodepascabedah. Sekitar 80% pasien yang menjalani pembedahan mengalami nyeri akutpascabedah. Interleukin-6 (IL-6) merupakan sitokin proinflamasi yang berperanpenting dalam fisiologi nyeri.Tujuan : Penelitian ini bertujuan mengukur kadar IL-6 dan intensitas nyeripascabedah pada penggunaan kombinasi Parecoxib 40 mg intravena dengananalgesia epidural bupivacain dan fentanyl pada pasien yang menjalani laparotomiginekologi.Metode : Dilakukan penelitian eksperimental secara acak pada 50 pasien yang dibagimenjadi dua kelompok, masing-masing 25 subyek yang menjalani bedah laparotomiginekologi. Sebelum dan 12 jam setelah pembedahan Kelompok Parecoxibmendapatkan Parecoxib 40 mg sedangkan Kelompok Kontrol mendapatkan plasebo.Pada kedua kelompok mendapatkan anestesi selama pembedahan dengan anestesiepidural bupivacain 0,5% dan fentanyl dilanjutkan analgesia epidural pascabedahkontinu dengan bupivacain 0,125% dan fentanyl 2 ug/ml 5 ml/jam. Penilaian nyeridengan NRS diam bergerak dan dilakukan pada 2 jam, 12 jam, dan 24 jampascabedah.Hasil : Pada IL-6 serum pada kedua kelompok mengalami peningkatan dengan kadarpuncak pada pengukuran 24 jam pascabedah. Tidak ada perbedaan peningkatankadar IL-6 antara kedua kelompok (p>0,05). Demikian pula pada penilaian skalanyeri dengan NRS diam dan bergerak, tidak ditemukan perbedaan antara keduakelompok.Kesimpulan : Kombinasi analgesia parecoxib 40 mg iv dengan analgesia epiduralbupivacain 0,125% tidak dapat menurunkan kadar IL-6 serum pada pasien yangmenjalani laparotomi ginekologi.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/37236
2023-11-28T02:36:11Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/37236
2023-11-28T02:36:11Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 14, No 1 (2022): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 1-12
Profil Koagulasi Pasien COVID-19 yang Mendapat Terapi Antikoagulan di ICU
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/37236/112567
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/37236/151587
Yunus, Muhammad; Departemen Anestesiologi, Terapi Intensif, dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin Makassar|Universitas Hasanuddin Makassar
Salam, Syamsul Hilal; Departemen Anestesiologi, Terapi Intensif, dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin Makassar|Universitas Hasanuddin Makassar
Nurdin, Haizah; Departemen Anestesiologi, Terapi Intensif, dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin Makassar|Universitas Hasanuddin Makassar
Gaus, Syafruddin; Departemen Anestesiologi, Terapi Intensif, dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin Makassar|Universitas Hasanuddin Makassar
Muchtar, Faisal; Departemen Anestesiologi, Terapi Intensif, dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin Makassar|Universitas Hasanuddin Makassar
Adil, Andi; Departemen Anestesiologi, Terapi Intensif, dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin Makassar|Universitas Hasanuddin Makassar
Ahmad, Muhammad Ramli; Departemen Anestesiologi, Terapi Intensif, dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin Makassar|Universitas Hasanuddin Makassar
2022-03-31 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/37236
anestesiologi; hematologi; infeksi
antikoagulan; COVID-19; hematologi; koagulasi; unit perawatan intensif
ID
Latar Belakang: Penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) melibatkan banyak sistem termasuk kardiovaskular, pernapasan, gastrointestinal, neurologis, hematopoietik dan imun. Gangguan koagulasi pada pasien COVID-19 telah dilaporkan pada beberapa penelitian. Di Indonesia, penelitian mengenai profil koagulasi pada pasien sakit kritis dengan COVID-19 yang bertahan hidup dan tidak bertahan hidup dan mendapat terapi antikoagulan masih belum diteliti secara luas, sementara jumlah penderita dan mortalitas terus bertambah.Tujuan: Mengetahui perbandingan profil koagulasi pasien COVID-19 yang bertahan hidup dan yang tidak bertahan hidup yang mendapatkan terapi antikoagulan di intensive care unit (ICU) Infection Centre RS Wahidin Sudirohusodo, Makassar.Metode: Desain penelitian retrospektif menggunakan data rekam medis pasien COVID-19 yang mendapatkan terapi antikoagulan di ICU Infection Centre RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar mulai tanggal Maret hingga November 2020. Data yang diambil mencakup identitas, usia, jenis kelamin, dan indeks massa tubuh. Hasil pemeriksaan penunjang mencakup trombosit, prothrombin time (PT), activated partial thromboplastin time (APTT), international normalised ratio (INR) dan D-dimer. Hasil pemeriksaan didapatkan dari data saat pasien dirawat di ICU sebelum diberikan antikoagulan dan 5-7 hari sesudah pemberian antikoagulan.Hasil: Dari 106 subjek, 58 subjek bertahan hidup dan 48 subjek tidak bertahan hidup. Pada kelompok tidak bertahan hidup, rerata kadar D-dimer di hari ketujuh perawatan ICU meningkat secara signifikan dan lebih tinggi dibandingkan kelompok bertahan hidup. Perbandingan rerata PT, aPTT, INR, dan trombosit saat masuk ICU dan pada hari ketujuh tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik.Kesimpulan: Profil koagulasi pasien COVID-19 yang mendapat terapi antikoagulan sebanding antara kelompok yang bertahan hidup dan yang tidak bertahan hidup kecuali kadar D-dimer yang lebih baik pada kelompok yang bertahan hidup.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6429
2023-11-28T02:46:38Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6429
2023-11-28T02:46:38Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 4, No 2 (2012): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 103-113
Stabilitas Hemodinamik Propofol – Ketamin Vs Propofol – Fentanyl pada Operasi Sterilisasi / Ligasi Tuba
Prasetya, Laurentius Sandhie; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada/ RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta
Sudadi, Sudadi; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada/ RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta
2012-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6429
TIVA kontinyu; propofol; ketamin; fentanyl
id
Latar belakang: Teknik TIVA kontinyu menggunakan kombinasi propofol dan fentanyl telah umum digunakan. Teknik tersebut dapat memberikan anestesi yang adekuat, namun dapat menyebabkan perubahan hemodinamik durante operatif yang bervariasi. Kombinasi propofol dan ketamin diharapkan dapat memberikan anestesi yang nyaman untuk pembedahan dengan perubahan hemodinamik durante operatif yang lebih stabil.Metode: Desain penelitian percobaan acak terkontrol. Ruang lingkup penelitian adalah pasien wanita yang menjalani operasi sterilisasi ligasi tuba dengan Metode Operasi Wanita dengan tehnik anestesi TIVA kontinyu. Subyek berjumlah 70 yang memenuhi kriteria inklusi, dibagi menjadi dua kelompok yang masing -masing terdiri dari 35. Kelompok PK adalah subyek yang menggunakan kombinasi propofol 2 mg/kgbb dan ketamin 0,5 mg/kgbb dilanjutkan pemeliharaan propofol 2 mg/kgbb/jam dan ketamin 0,5 mg/kgbb/jam intravena, sedangkan kelompok PF adalah subyek yang menggunakan kombinasi induksi propofol 2 mg/kgbb dan fentanyl 1 μg/kgbb dilanjutkan pemeliharaan propofol 2 mg/kgbb/jam dan fentanyl 1 μg/kgbb/jam intravena. Penilaian parameter perubahan hemodinamik meliputi tekanan darah sistolik (TDS), tekanan arteri rerata (TAR) dan laju denyut jantung (DJ) dinilai pada saat induksi, insisi dan durante operasi hingga selesai.Hasil: Penurunan parameter hemodinamik lebih dari 10 % terjadi pada kelompok PF pada saat induksi, insisi dan menit ke-5, dimana tekanan darah sistolik (TDS) menurun sebesar 15,5 (7,26) %, tekanan arteri rerata (TAR) menurun sebesar 14,0 (8,34) % dan laju denyut jantung (DJ) sebesar 14,2 (6,52) % sedangkan pada kelompok PK terjadi penurunan TDS sebesar 4,3 (2,72) % (p = 0,000), TAR of 4,6 (3,18) % (p =0,000) dan DJ sebesar 3,5(2,63) % (p = 0,000) saat induksi.Simpulan: Stabilitas hemodinamik kelompok PK lebih baik daripada kelompok PF.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/19759
2018-08-06T13:04:07Z
janesti:PLT
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6450
2023-11-28T02:47:43Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6450
2023-11-28T02:47:43Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 3, No 1 (2011): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Perbedaan Efektifitas Oral Hygiene Antara Povidone Iodine Dengan Chlorhexidine Terhadap Clinical Pulmonary Infection Score Pada Penderita Dengan Ventilator Mekanik
Sebayang, Kurniadi
Pujo, Jati Listiyanto; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Arifin, Johan; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2011-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6450
povidone iodine 1%; chlorhexidinee 0, 2%; ventilator mekanik; GC plaque
id
Latar belakang: Antiseptik oral hygiene merupakan salah satu cara non farmakologi yang dapat menurunkan insiden Ventilation Associated Pneumonia (VAP) dengan menurunkan skor Clinical Pulmonary Infection Score (CPIS) pada penderita dengan ventilator mekanik. Chlorhexidine adalah antiseptik yang lebih mampu mencegah pembentukan biofilm dibandingkan dengan povidone iodine. Tujuan: Mengetahui chlorhexidine 0,2% lebih efektif menurunkan angka Clinical Pulmonary Infection Score (CPIS) dibandingkan dengan povidone iodine 1% pada penderita dengan ventilator mekanik. Metode : Merupakan penelitian eksperimental, dua subjek dibagi dua kelompok sama besar (n =16). Kelompok chlorhexidinee 0,2 % dan kelompok kontrol povidone iodine 1%. Kedua kelompok sebelum dan setelah perlakuan dilakukan pemeriksaan CPIS, yaitu: suhu, analisa gas darah, sekret trakea, darah rutin dan foto ronsen dada. Uji wilcoxon adalah uji korelatif untuk melihat GC plaque sebelum dan setelah perlakuan.Sedangkan uji spearman melihat korelasi GC plaque dan skor CPIS pada kelompok perlakuan. Hasil: Hasil skor CPIS berbeda makna pada kelompok I (p<0,05). Analisis komparatif selisih skor sebelum dan sesudah perlakuan kedua kelompok berbeda bermakna (p<0,05). Skor GC plaque sebelum [6,00 (5,60-7,00)] dan setelah aplikasi chlorhexidinee 0,2% [7,00 (6,80-7,20)] menunjukkan hasil berbeda bermakna (p= 0,000). Uji spearman skor GC plaque dan CPIS menunjukkan hasil berbeda tidak bermakna, hasil korelatif negatif. Kesimpulan: Chlorhexidinee 0,2% merupakan antiseptik orofaring yang lebih efektif menurunkan skor CPIS dibandingkan dengan povidone iodine 1% pada pasien dengan ventilator mekanik. Tidak ada korelasi antara kenaikan skor GC plaque dengan penurunan skor CPIS.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/50177
2023-11-28T02:35:08Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/50177
2023-11-28T02:35:08Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 15, No 1 (2023): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 11-20
Kadar COHb (Karboksihemoglobin) pada Penggunaan Sevofluran dan Isofluran Pasien yang Menjalani Vitrektomi di Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/50177/160012
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/50177/160013
Paramita, Dina; Anesthesiology and Intensive Therapy Department, Faculty of Medicine, Diponegoro University/Dr. Kariadi General Hospital|Dr. Kariadi General Hospital
Wardani, Rena Noer Kusuma; Anesthesiology and Intensive Therapy Resident, Faculty of Medicine, Diponegoro University/Dr. Kariadi General Hospital|Dr. Kariadi General Hospital
Harahap, M Sofyan; Anesthesiology and Intensive Therapy Department, Faculty of Medicine, Diponegoro University/Dr. Kariadi General Hospital|Dr. Kariadi General Hospital
Mochamat, Mochamat; Anesthesiology and Intensive Therapy Department, Faculty of Medicine, Diponegoro University/Dr. Kariadi General Hospital|Dr. Kariadi General Hospital
2023-03-31 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/50177
Anestesi dan Terapi Intensif
anestesi; inhalasi; isofluran; kadar COHb; sevofluran
id
Latar Belakang: Sevofluran dan isofluran merupakan agen inhalasi yang sering digunakan sebagai maintenance anestesi umum selama operasi. Penggunaan sevofluran dan isofluran diketahui menghasilkan karbon monoksida (CO) dalam kontak dengan adsorbent atau penyerap CO2 tipe kering. Tiga puluh satu kasus keracunan CO intra-operatif ditemukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang, dengan konsentrasi CO melebihi 1000 parts per million (ppm) dan konsentrasi karboksihemoglobin (COHb) mencapai lebih dari 30%. Pasien yang mengalami keracunan CO dengan kadar COHb yang tinggi dapat mengeluhkan gejala seperti sakit kepala, mual, muntah, pusing, dan kelemahan anggota gerak, bahkan dapat mengakibatkan pasien sulit sadar hingga kematian.Tujuan: Mengetahui perubahan kadar COHb pada penggunaan agen inhalasi sevofluran dan isofluran pada pasien yang menjalani bedah vitrektomi di RSUP Dr. Kariadi Semarang.Metode: Penelitian ini adalah eksperimental dengan non randomized control group pre-test post-test yang dilakukan di instalasi bedah sentral RSUP Dr. Kariadi selama 3 bulan. Kadar COHb diambil dengan sampel darah vena pada sebelum induksi dan 60 menit setelah induksi. Pemeriksaan kadar COHb menggunakan metode kuantitatif dengan Human COHb (carboxyhemoglobin) ELISA. Total subjek adalah 26 orang dengan rata-rata usia 48,27 tahun. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok sevofluran dan isovluran dengan rata-rata durasi operasi selama 65 menit.Hasil: Kadar COHb pre-test kelompok sevofluran dan isofluran adalah 4,34 dan 4,39. Kadar COHb post-test kelompok sevofluran dan isofluran adalah 4,48 dan 4,95.Kesimpulan: Hal ini menunjukan bahwa nilai post-test COHb pada kelompok isoflurane lebih tinggi dengan peningkatan kadar COHb yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok sevofluran. Isofluran menghasilkan kadar COHb lebih tinggi daripada sevofluran.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6554
2023-11-28T02:46:01Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6554
2023-11-28T02:46:01Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 5, No 1 (2013): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 35-44
Perbedaan Tekanan Balon Pipa Endotrakeal Setelah Perubahan Posisi Supine ke Lateral Decubitus
Handayanto, Anton Wuri; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSUD dr. Saiful Anwar,
Malang
Bagianto, Hari; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSUD dr. Saiful Anwar,
Malang
Isngadi, Isngadi; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSUD dr. Saiful Anwar,
Malang
2013-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6554
pipa endotrakeal; tekanan balon ETT; posisi supine; lateral decubitus
id
Latar belakang: Tekanan balon pipa endotrakeal (ETT) akan menimbulkan komplikasi bila diberikan lebih atau kurang dari batas aman yang direkomendasikan. Perubahan tekanan ini, dapat disebabkan oleh perubahan posisi.Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan tekanan balon ETT setelah perubahan posisi supine ke lateral decubitus.Metode: Penelitian ini merupakan uji klinis eksperimental untuk mengetahui perbedaan tekanan balon ETT setelah perubahan posisi supine ke lateral decubitus pada pasien yang menjalani anestesi umum. Sampel diambil dengan cara consecutive sampling dalam satu kelompok (n=40). Variabel yang diukur pada penelitian ini adalah tekanan balon ETT pada saat posisi supine dan pada saat setelah posisi lateral decubitus.Hasil: Didapatkan sampel sebanyak 40 subjek. Rerata tekanan balon ETT pada posisi supine adalah 25±0,00 mmHg dan pada posisi lateral decubi tus 31,3±2,88 mmHg. T erdapat perbedaan yang signifikan pada tekanan balon ETT saat diposisikan supine dan lateral decubitus (p=0,00), dimana pada saat diposisikan lateral decubitus tekanan balon ETT lebih tinggi daripada tekanan balon ETT saat diposisikan supine.Simpulan: Terdapat perbedaan yang signifikan pada tekanan balon ETT setelah perubahan posisi pasien dari supine ke lateral decubitus. Perubahan posisi ini terbukti dapat meningkatkan tekanan balon ETT. Berdasarkan penelitian ini, disarankan perlu penggunaan alat pengukur tekanan balon ETT pada setiap tindakan anestesi umum dengan intubasi ETT khususnya untuk operasi yang memerlukan posisi pasien lateral decubitus, guna memastikan tekanan balon ETT selalu dalam batas aman. Sehingga komplikasi akibat tekanan balon ETT diluar batas aman tidak terjadi dan keamanan pasien tetap terjaga.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/7721
2023-11-28T02:44:48Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/7721
2023-11-28T02:44:48Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 6, No 2 (2014): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Pengaruh Pemberian Ketorolak dan Parecoxib Iintramuskuler Terhadap Gambaran Histopatologi Tubulus Proksimal Ginjal Tikus Wistar
Ferdinand, Jerry; RS Ngesti Waluyo Parakan
Brahmani, Nur Hajriya; Bagian Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Sasongko, Himawan; Bagian Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2014-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/7721
ketorolac; parecoxib; gambaran histopatologi tubulus proksimal ginjal
id
Latar Bekakang: Obat anti inflamasi non steroid (OAINS) berperan dalam mengendalikan inflamasi melalui inhibisi COX 1 dan COX 2.Ketorolak merupakan salah satu non selektif inhibitor COX yang sudah luas penggunaannya. Parecoxib merupakan inhibitor COX-2 selektif yang lebih baru.Ketorolak dan parecoxib sebagai analgesik yang sering dipakai eliminasi metabolitnya di ginjal.Pada batas-batas tertentu ginjal tidak dapat melakukan fungsinya dalam eliminasi obat sehingga menyebabkan cedera sel ginjal, terutama daerah tubulus proksimal. Perubahan struktur yang terjadi akibat kerusakan tersebut dapat diamati dari gambaran mikroskopis cedera sel yang dapat meliputi reaksi inflamasi, degenerasi, nekrosis bahkan fibrosis.Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian ketorolak dan parecoxib intramuscular terhadap gambaran histopatogi tubulus proksimal ginjal tikus wistar.Metode: Dilakukan penelitian eksperimental laboratorik menggunakan randomized post test control group design pada 21 ekor tikus wistar jantan yang dibagi menjadi 3 kelompok secara acak masing- masing kelompok terdiri dari 7 ekor tikus wistar yangdiberi luka incisi.Kelompok kontrol (I) tidak mendapat ketorolak dan parecoxib,Kelompok I (K) mendapat ketorolak dengan dosis 0,54mg IM tiap 8 jam, Kelompok II (P) mendapat parecoxib 0,72mg IMtiap 12 jam selama 5 hari dan dilakukan terminasi serta pengambilan jaringan ginjal.Analisa statistik data tidak normal menggunakan uji statistik Kruskal Wallis lalu dilanjutkan dengan uji statistik Mann-Whitney.Hasil: Nilai p antara kelompok I terhadap kelompok K = 0,002, terdapat perbedaan bermakna antara I dan K, nilai p antara kelompok I dan kelompok P = 0,007 terdapat perbedaan bermakna antara I dan P, sedangkan nilai p antara kelompok K dan P = 0,002 maka terdapat perbedaan bermakna antara K dan P.Kesimpulan: Ketorolak lebih merusak ginjal secara gambaran histopatologi tubulus proksimal dibandingkan dengan kontrol dan parecoxib.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/9822
2023-11-28T02:43:56Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9822
2023-11-28T02:43:56Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 7, No 2 (2015): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 89-101
Efek Blok Transversus Abdominis Plane Teknik Landmark Terhadap Kebutuhan Analgetik Pascabedah Herniorafi
Asdarina, Nur; Bagian Anestesi, Terapi Intensif, dan Manajemen Nyeri Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/RS dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar
Salam, Syamsul Hilal; Bagian Anestesi, Terapi Intensif, dan Manajemen Nyeri Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/RS dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar
Tanra, Husni; Bagian Anestesi, Terapi Intensif, dan Manajemen Nyeri Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/RS dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar
2015-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9822
Blok TAP; herniorafi; teknik landmark
id
Latar Belakang : Blok transversus abdominis plane (TAP) adalah teknik yang aman, mudah, dan efektif untuk memberikan analgesia pascabedah pada operasi yang melibatkan dinding anterior abdomen.Obyektif : Menilai efek blok TAP teknik landmark terhadap kebutuhan analgetik pascabedah herniorafi.Metode : Penelitian ini merupakan uji klinik tersamar tunggal. Penelitian dilakukan pada 44 pasien laki-laki, usia 18-60 tahun, status fisik ASA I-II, dan IMT 18-24 yang menjalani operasi herniorafi elektif dengan anestesi spinal. Pasien dibagi menjadi kelompok TAP (n=22) yang mendapatkan blok TAP dengan bupivakain 0,25% 20 ml ditambahkan epinefrin 1:200.000 setelah operasi selesai; dan kelompok kontrol (n=22) yang tidak mendapatkan blok TAP. Semua pasien diberikan meloksikam suppositoria 15 mg dan tramadol 0,1 mg/kgBB/infus kontinyu pada akhir operasi. Penilaian skala nyeri menggunakan Numeric Rating Scale (NRS), bila NRS mencapai 4 diberikan rescue fentanil 0,5 mcg/kgBB; waktu rescue pertama dan kebutuhan total fentanil selama 24 jam pascabedah dicatat.Hasil : Waktu rescue pertama lebih panjang pada kelompok TAP dibandingkan dengan kelompok kontrol (17,81 ± 7,62 berbanding 9,15 ± 8,12 jam; p<0,001). Kebutuhan total fentanil dalam 24 jam lebih sedikit pada kelompok TAP dibandingkan dengan kelompok kontrol (9,21 ± 13,59 berbanding 30,88 ± 20,39 mcg; p=0,02).Simpulan : Sehingga dari penelitian ini disimpulkan bahwa blok TAP sebagai komponen rejimen analgesia multimodal memberikan analgesia yang efektif dengan durasi analgesia lebih panjang dibanding kontrol dan memiliki opioid sparing effect yang tinggi.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/19809
2023-11-28T02:43:14Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19809
2023-11-28T02:43:14Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 8, No 2 (2016): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 105-113
Pengaruh Dexmedetomidine Intravena Terhadap Kadar Superoxide Dismutase 1 (SOD-1) Otak Kelinci Pada Cerebral Ischemic Reperfusion Injury Model
Tetuko, R. A. Nino; Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Undip/RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Jatmiko, Heru Dwi; Staff Pengajar Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Undip/RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Arifin, Johan; Staff Pengajar Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Undip/RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2016-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19809
Dexmedetomidine; Kadar Superoxide Dismutase 1 (SOD-1)
id
Latar Belakang : Dexmedetomidine adalah agonis α2-adrenergik reseptor (α2-AR) yang selektif dan ampuh, menunjukkan sifat sparing anestesi, analgesia dan sifat simpatolitik, termasuk digunakan sebagai agen pelindung untuk Ischemic Reperfusion Injury (IRI). Superoxide Dismutase 1 (SOD-1) memainkan peran penting dalam menyeimbangkan status oksidasi dan antioksidan, memberikan pertahananpenting terhadap toksisitas superoksida radikal, sehingga dapat melindungi sel dari kerusakan.Ischemia Reperfusion Injury dapat dihasilkan dari berbagai faktor seperti pelepasan radikal oksigen bebas dan berturut-turut oleh peroksidasi lipid, kematian sel oleh apoptosis atau nekrosis, inflamasi sitokin, dan kerusakan vaskularisasi mikro. Spesies oksigen reaktif yang muncul dengan cedera reperfusi merusak struktur selular melalui proses peroksidasi lipid dari membran sel dan hasil metabolit beracun seperti malondialdehyde (MDA).Tujuan : Mengetahui efek dexmedetomidine intravena terhadap kadar Superoxide Dismutase 1 (SOD-1) otak kelinci dengan cerebral ischemic reperfusion injury model.Metode : Penelitian eksperimental Randomize Post Test Only Control Group Design menggunakan 10 ekor kelinci New Zealand. 5 ekor kelinci diberikan perlakuan dengan pemberian dexmedetomidine 0,5 mcg/kgbb/jam dan dilakukan oklusi pada arteri karotis interna (K1). 5 ekor kelinci yang tidak mengalami perlakuan (KK) juga dilakukan oklusi arteri karotis interna dan dilakukan pemeriksaan Superoxide Dismutase 1 (SOD-1) sebagai control.Uji normalitasdengan Saphiro Wilk dilanjutkan uji parametric menggunakanIndependent T-test.Hasil : Kadar rerata SOD-1 pada kelompok kontrol 0,47±0,23 dan nilai P 0,273 (normal) dan kadar rerata SOD-1 pada kelompok perlakuan 1,00±0,29 dan nilai P 0,422 (normal). Uji beda digunakan uji parametric Independent T-test didapatkan nilai p = 0,013. Karena nilai p < 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna.Kesimpulan : Dexmedetomidine secara signifikan meningkatkan nilai Superoxide Dismutase 1 (SOD-1) pada kelinci New Zealand yang diberikan perlakuan oklusi pada arteri karotis interna.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/13493
2023-11-28T02:39:07Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/13493
2023-11-28T02:39:07Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 10, No 3 (2018): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 153-162
Perbedaan Pengaruh Parasetamol dan Parecoxib Terhadap Aktivitas Agregasi Trombosit pada Pasien SIRS atau Sepsis
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/13493/31489
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/13493/31490
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/13493/31491
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/13493/31492
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/13493/31493
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/13493/31494
Wibowo, Admaji; Bagian Anestesi dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Sebelas Maret; Surakarta
Purwoko, Purwoko; Bagian Anestesi dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Sebelas Maret; Surakarta
Suradi, Suradi; Bagian Pulmonologi; Fakultas Kedokteran; Universitas Sebelas Maret; Surakarta
2018-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/13493
agregasi trombosit; parasetamol; parecoxib; OAINS; sepsis
id
Latar Belakang: Parasetamol dan parecoxib adalah Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) yang paling banyak digunakan pada pasien yang dirawat dengan SIRS atau sepsis di ICU sebagai antipiretik dan anti inflamasi. Kedua obat tersebut dapat mempengaruhi agregasi trombosit yang dapat kita nilai melalui tes agregasi trombosit.Tujuan: Mengetahui perbedaan pengaruh pemberian parasetamol dan parecoxib terhadap aktivitas agregasi trombosit pada pasien SIRS atau sepsis.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian experimental dengan pendekatan uji klinis dengan rancangan penelitian pre dan post. Terdapat 34 subjek penelitian pasien SIRS atau sepsis yang dirawat di ICU dengan umur antara 17 - 65 tahun. Distribusi sampel meliputi 17 subjek dengan pemberian parasetamol dan 17 subjek dengan pemberian parecoxib. Setelah dilakukan pengacakan dilakukan pemeriksaan agregasi trombosit sebelum perlakuan dan 120 menit sesudah perlakuan dengan menggunakan induktor 10 µM ADP.Hasil: Berdasarkan hasil uji beda Mann Whitney pada kelompok tidak berpasangan mendapatkan nilai p=0,310, yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal agregasi trombosit antara kelompok parasetamol dan parecoxib sebelum perlakuan dan nilai p=0,013 (p<0,05), yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok parasetamol dan parecoxib setelah perlakuan. Analisa selanjutnya berdasarkan hasil uji beda Wilcoxon pada kelompok berpasangan mendapat nilai p=0,020 (p<0,05) yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pemberian parasetamol.Kesimpulan: Penggunaan parasetamol akan berdampak pada penurunan agregasi trombosit secara signifikan secara statistik dibandingkan dengan parecoxib (p=0,013).
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6307
2023-11-28T02:45:21Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6307
2023-11-28T02:45:21Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 5, No 3 (2013): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 172-182
Efektivitas Midazolam Untuk Pencegahan Mual Muntah Pascabedah Pada Prosedur Laparaskopi
Jamiludin, Jamiludin; Bagian Ilmu Anestesi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Univeritas Hasanuddin
Makassar
AAA, Husain; Bagian Ilmu Anestesi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Univeritas Hasanuddin
Makassar
2013-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6307
midazolam; ondansetron; pusat muntah; mual muntah pasca bedah; laparaskopi
id
Latar belakang : Seluruh pasien yang menjalani pembedahan beresiko untuk mengalami mual dan muntah pasca bedah (PONV). Kejadian PONV menjadi gejala yang sangat merugikan terutama setelah prosedur pembedahan ambulatori serta mengganggu proses pemulihan pasca anestesi dan pembedahan sehingga memperpanjang waktu perawatan. Laparoskopi adalah suatu prosedur pembedahan minimal invasif yang disertai insidens PONV cukup tinggi. Penyebab tingginya angka kejadian PONV pada pembedahan laparaskopi disebabkan oleh gas yang digunakan untuk insuflasi dan menyebabkan penekanan pada nervus vagus yang memiliki hubungan dengan pusat muntah di medulla oblongata. Selain itu, penyebab lain seperti teknik anestesi, jenis kelamin, nyeri, perawatan pasca operatif dan data demografik pasien yang berhubungan dengan pengaruh terjadinya emesis. Midazolam sebagai agen anti emetik dan anxiolitik yang menurunkan sintesis, pelepasan dan efek pasca sinaptik dopamin serta menhambat reuptake adenosin, sehingga menurunkan input dopamin dan 5-HT3 terhadap CRTZ dan mengurangi input dari thalamus yang mempengaruhi langsung pusat muntah.Tujuan: mengevaluasi pemberian midazolam sebagai agen anti emetik dan anxiolitikMetode: Empat puluh delapan pasien yang akan menjalani prosedur pembedahan laparaskopi elektif secara acak dibagi menjadi dua kelompok. Setelah diberikan obat premedikasi, kelompok M (n=24) diberikan midazolam 35 μg/kgBB intravena kelompok O (n=24) diberikan ondansetron 4 mg intravena. Selama prosedur anestesi, pemakaian opioid dan lama operasi dicatat. Kemudian kejadian mual muntah pasca bedah diamati dan dicatat selama periode 8 jam pascabedah.Hasil: Kejadian mual muntah setelah prosedur pembedahan laparaskopi pada penelitian ini diukur menggunakan skor PONV dengan interval 30 menit selama di ruang pemulihan dan setiap 1 jam di ruang perawatan selama 8 jam pasca bedah. Pada penilitian ini, terdapat perbedaan yang bermakna diantara kedua kelompok dengan hasil p=0,022 (p<0,05) pada waktu pengamatan P2 (60 menit pasca bedah) .Kesimpulan: Midazolam 35 μg/kgBB setelah premedikasi pada anestesi umum pada prosedur pembedahan laparaskopi elektif menurunkan kejadian mual muntah pascabedah terutama pada 1 jam pasca bedah.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/37050
2023-11-28T02:36:58Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/37050
2023-11-28T02:36:58Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 13, No 2 (2021): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 114-124
Hubungan Penanda Infeksi, Penanda Oksigenasi, dan Faktor Risiko Lainnya terhadap Mortalitas Pasien COVID-19 dengan Pneumonia Saat Admisi di Unit Perawatan Intensif RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/37050/112314
Amiruddin, Andi Taufik; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar|Universitas Hasanuddin, Makassar
Nurdin, Haizah; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar|Universitas Hasanuddin, Makassar
Arif, Syafri Kamsul; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar|Universitas Hasanuddin, Makassar
Musba, Andi Muhammad Takdir; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar|Universitas Hasanuddin, Makassar
Salahuddin, Andi; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar|Universitas Hasanuddin, Makassar
Palinrungi, Ari Santri; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar|Universitas Hasanuddin, Makassar
2021-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/37050
Anestesi, Intensive Care
COVID-19; faktor risiko; mortalitas; parameter oksigenasi; penanda inflamasi; pneumonia
id
Latar Belakang: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan penyebaran dari coronavirus disease 2019 (COVID-19). Faktor risiko terhadap mortalitas pasien COVID-19 rawat intensive care unit (ICU) belum banyak diteliti.Tujuan: Mengetahui hubungan penanda infeksi, penanda oksigenasi dan faktor risiko lainnya terhadap mortalitas pasien COVID-19 dengan pneumonia.Metode: Penelitian retrospektif dilakukan di ICU Infection Centre RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar pada April – Agustus 2020. Sampel penelitian adalah data pasien COVID-19 dengan pneumonia yang dirawat di ICU. Pasien dibagi ke dalam dua kelompok survivor grup (SG) dan non-survivor (NSG). Variabel penelitian berupa penanda infeksi, penanda oksigenasi dan faktor risiko yang didapatkan dari rekam medis pasien. Analisis bivariat dan multivariat dilakukan terhadap semua variabel penelitian.Hasil: Dari 92 pasien didapatkan 46 NSG dan 46 SG. Perbandingan jenis kelamin dan indeks massa tubuh antara kedua kelompok tidak signifikan bermakna secara statistik. Tidak didapatkan perbedaan signifikan secara statistik pada level c-reactive protein (CRP) antara kelompok NSG dengan median 91,1 (IQR 32,3-200,45) dan SG 88,95 (IQR 33,50-177,80), p= 0,899. Faktor risiko usia tua, diabetes mellitus (DM), dan peningkatan rasio neutrofil-limfosit (RNL) berdasarkan klasifikasi cut-off signifikan secara statistik pada mortalitas antar kedua kelompok. Pada NSG didapatkan median usia 60,5 (IQR 53-67,25) vs SG 56 (IQR 35-61,25), p= 0.02. Komorbid DM SG 8 dari 46 pasien (17,4%) dan NSG 17 dari 46 pasien (37%), p = 0,035. Pemeriksaan kadar RNL berdasarkan klasifikasi cut-off > 3,4 NSG 42 dari 46 pasien (91,3%) dan NS 11 dari 46 (23,9%), p= 0,048. Analisis multivariat regresi logistik didapatkan rasio P/F merupakan faktor risiko independen. Mortalitas pasien COVID-19 dengan pneumonia (OR 0,99 95% CI 0,988-1,00, p = 0,043). Kesimpulan: Umur di atas 60 tahun, DM, RNL, dan indeks oksigenasi bermakna secara signifikan terhadap kejadian mortalitas pasien COVID-19 dengan pneumonia, dimana pada indeks oksigenasi yang rendah didapatkan kejadian mortalitas yang tinggi.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6423
2023-11-28T02:46:21Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6423
2023-11-28T02:46:21Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 4, No 3 (2012): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 171-182
Pengaruh Profilaksis Trombosis Vena Dalam dengan Heparin Subkutan dan Intravena terhadap aPTT dan Jumlah Trombosit pada Pasien Kritis di ICU RSUP Dr. Kariadi Semarang
Wicaksono, Satrio Adi; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Pujo, Jati Listiyanto; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Leksana, Ery; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2012-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6423
heparin; TVD; aPTT; jumlah trombosit
id
Latar belakang: Heparin telah digunakan sebagai terapi maupun sebagai profilaksis primer TVD, walaupun keamanan heparin khususnya pada pasien kritis yang memiliki risiko tinggi perdarahan masih merupakan subyek perdebatan. Belum ada studi prospektif komparatif yang tegas menunjukkan efektivitas dan keamanan pemberian heparin subkutan sebagai profilaksis TVD pada pasien kritis di ICU.Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemberian heparin subkutan dibandingkan intravena sebagai profilaksis TVD terhadap nilai aPTT dan jumlah trombosit pada pasien kritis di ICU.Metode: Uji klinik dilakukan pada 30 pasien selama 3 hari dengan pemberian heparin subkutan 5000 IU b.i.d sebagai kelompok SK (n=15) dan heparin 500 IU/jam intravena sebagai kelompok IV (n=15) kemudian dibandingkan beberapa parameter koagulasi (D- dimer, aPTT dan trombosit) pada pasien kritis di ICU.Hasil: Setelah 3 hari diberikan profilaksis TVD didapatkan hasil yang bermakna penurunan kadar D-dimer pada kedua kelompok, kelompok SK 959.73(1127.539) (p=0.05) dan kelompok IV 1621.33(1041.654) (p=0.00). Tetapi didapatkan hasil yang tidak bermakna pada perubahan nilai aPTT, kelompok SK 0.032(0.5284) (p=0.815) dan kelompok IV 0.068(0.5718) (p=0.652). Perubahan jumlah trombosit didapatkan hasil tidak bermakna pada kelompok SK 413.3(51489.76) (p=0.815) sedangkan pada kelompok IV didapatkan perubahan yang bermakna dalam penurunan jumlah trombosit 30186.6(53488.86) (p=0.046).Simpulan: Pemberian heparin subkutan 5000 IU b.i.d dan heparin 500 IU/jam intravena sebagai profilaksis TVD secara bermakna dapat menurunkan kadar D-dimer. Tetapi didapatkan hasil yang tidak bermakna pada perubahan nilai aPTT dan perubahan yang bermakna pada kelompok heparin IV dalam penurunan jumlah trombosit
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/19500
2018-07-11T19:20:53Z
janesti:PLT
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6443
2023-11-28T02:47:27Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6443
2023-11-28T02:47:27Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 3, No 2 (2011): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Etomidat Menurunkan Kadar Gula Darah Pasca Induksi Anestesi
Riffayadi, Oddi
Jatmiko, Heru Dwi; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Sasongko, Himawan; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2011-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6443
etomidat; supresi adrenal; kadar gula darah
id
Latar belakang: Kekhawatiran etomidat menyebabkan hipoglikemi menjadi masalah. Onset aksi cepat, profil kardiovaskuler rendah dan kurang signifikan menyebabkan penurunan tekanan darah membuat etomidat menjadi pilihan obat anestesi induksi yang cukup baik.Tujuan: membuktikan pengaruh pemberian etomidat dalam menyebabkan penurunan kadar gula darah. Metode: merupakan penelitian pretest postest controlled design pada 40 pasien yang menjalani operasi dengan anestesi umum, dibagi menjadi dua kelompok (n=20), kelompok1,etomidat 0,2 mg/kg ( E2) dan kelompok 2, 0, 4 mg/ kg ( E4). Masing- masing kelompok diperiksa kadar gula darah sebelum 2 jam dan 6 jam sesudah induksi. Uji statistik pair T-test dan Wilcoxon rank sum test terhadap E2 dan E4. Hasil: pada E2 terdapat perbedaan bermakna P= 0,05 antara sebelum dan 2 jam sesudah perlakuan 106, 95 ± 15, 453 mg/dl – 96, 40 ± 14, 966 mg/ dl ; 2 jam dan 6 jam sesudah perlakuan P= 0, 016 ; 96, 40 ±14, 966 mg/dl – 108, 85 ± 27, 238 mg/dl. Sedangkan pada E4 terdapat perbedaan bermakna P= 0, 041 baik sebelum dan 2 jam sesudah 102,60n± `12, 696 mg/dl – 99, 35 ± 15, 938 mg/dl ; sebelum dan 6 jam sesudah perlakuan P= 0, 041; 99, 35 ± 15, 938 mg/dl – 98, 25 ±± 19, 878 mg/dl. Tetapi tidak terdapat perbedaan bermakna antara E2 dan E4 dalam menyebabkan penurunan kadar gula darah baik 2 jam P= 0, 550 ; 96, 40 ± 14, 966 mg/ dl- 99, 35 ± 15, 938 mg/ dl, maupun sesudah 6 jam pemberian P= 0, 104 ; 108, 85 ± 27, 238 mg/ dl – 98, 25 ± 19, 878 mg/dl. Secara statistik etomidat menurunkan kadar gula darah baik pada E2 maupun pada E4 tetapi masih dalam batas normal atau secara klinik tidak bermakna. Kesimpulan: etomidat 0, 2 mg/dl (E2) dan 0, 2 mg/ dl (E4) secara statistik bermakna menurunkan kadar gula darah pada 2 jam dan 6 jam sesudah induksi
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6566
2019-05-03T09:24:01Z
janesti:PLT
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6468
2023-11-28T02:48:39Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6468
2023-11-28T02:48:39Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 2, No 1 (2010): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Ketorolak Intravena dan Laju Filtrasi Glomerulus pada Anestesi Isofluran
Afriani, Rosa
Jatmiko, Heru Dwi; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2010-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6468
ketorolak; laju filtrasi glomerulus; isofluran
id
Latar Belakang: Setiap penderita yang mengalami pembedahan sebaiknya diberikan penanganan nyeri yang sempurna. Obat antiinflamasi non steroid ketorolak 30 mg memberikan efek analgesia yang sebanding dengan morfin 10 mg atau meperidin 100 mg dan tidak menimbulkan efek samping depresi respirasi. Ketorolak bekerja secara non selektif menghambat fungsi enzim siklooksigenase dan sintesis prostaglandin yang mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi endogen, sehingga menyebabkan penurunan perfusi ginjai dan filtrasi giomerulus. Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian ketorolak intra vena terhadap laju filtrasi giomerulus pada anestesi isofluran.Metode : Penelitian ini merupakan uji klinis tahap II, dirancang sebagai double blind randomized controlled trial Sampel 48 pasien, dibagi dalam 2 kelompok, yaitu kelompok K1: diberikan ketorolak 30 mg (1 ml) intravena 1 jam sebelum operasi selesai, dan kelompok K2: diberikan cairan salin 1 ml intravena 1 jam sebelum operasi selesai. Serum kreatinin di periksa sebelum perlakuan dan 6 jam setelah operasi selesai.Hasil : Terdapat peningkatan kreatinin serum secara tidak bermakna dan penurunan klirens kreatinin secara tidak bermakna pada kelompok ketorolak dan plasebo.Simpulan : Terdapat peningkatan kreatinin serum secara tidak bermakna dan terjadi penurunan klirens kreatinin secara tidak bermakna, pada kelompok ketorolak dan plasebo, dengan menggunakan agen inhalasi isofluran.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6649
2023-11-28T02:45:05Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6649
2023-11-28T02:45:05Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 6, No 1 (2014): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 47-55
Perbedaan Sedasi Midazolam dan Ketamin terhadap Base Excess Pasien dengan Ventilator
Adhiany, Eka; RSUD Nagan Raya
Aceh
Jatmiko, Heru Dwi; Bagian Anestesi dan Terapi Intensif/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Budiono, Uripno; Bagian Anestesi dan Terapi Intensif/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2014-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6649
midazolam; ketamin; sedasi; analisis gas darah; base excess
id
Latar belakang: Agitasi dan kecemasan sering terjadi pada pasien-pasien Intensive Care Unit (ICU). Kejadian kecemasan berkisar di atas 70% dari pasien-pasien ICU). Ini membutuhkan pemberian obat sedasi dan analgesia. Obat sedasi yang dapat digunakan antara lain midazolam dan ketamin. Kedua obat ini memiliki perbedaan dalam efek ke pembuluh darah.Tujuan: Untuk menemukan perbedaan nilai base excess (BE) melalui analisa gas darah arteri pasien ICU yang menggunakan midazolam dibandingkan dengan ketamin sebagai sedasi.Metode: Suatu uji klinik eksperimental yang dilakukan secara acak tersamar ganda pada pasien yang menggunakan ventilator di unit rawat intensif. Pasien (n : 28) dibagi menjadi 2 kelompok, K1 yang mendapat sedasi ketamin dan K2 mendapat midazolam. Pasien diberikan sedasi selama 24 jam dengan dosis bervariasi dengan target kedalaman sedasi pasien pada Ramsay Score 4, kemudian diperiksa nilai analisis gas darah pada jam ke-0, 6, dan 24.Hasil: Hasil perbandingan sedasi midazolam dengan ketamin ini menunjukkan perbedaan bermakna pada nilai base excess yang menggunakan sedasi ketamin jam ke-0 dan jam ke-6 saja dengan nilai p=0,04 (p<0.05), sedangkan untuk jam ke-0 dan jam ke-24 didapatkan perbedaan yang tidak bermakna dimana p=0,55, dan untuk jam ke-6 dan jam ke-24 juga didapatkan perbedaan yang tidak bermakna dimana p=0,786.Simpulan: Tidak ada perbedaan yang bermakna pada hasil pemeriksaan base excess darah arteri pada pasien menggunakan ventilator dalam 24 jam yang diberikan midazolam dibandingkan dengan ketamin.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/9162
2023-11-28T02:44:14Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9162
2023-11-28T02:44:14Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 7, No 1 (2015): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 21-29
Pengaruh Pemberian Minuman Karbohidrat Dan Protein Whey Pra Operasi Terhadap Kadar C- Reactive Protein Pasca Operasi Pada Pasien Mastektomi
Andreanto, Erwin Santoso; Bagian Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Primatika, Aria Dian; Bagian Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Pujo, Jati Listiyanto; Bagian Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2015-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9162
CRP; respon inflamasi akut; pemberian minuman karbohidrat dan protein
id
Latar belakang : CRP adalah protein fase akut yang kadarnya dalam darah sangat berkaitan erat dengan respon inflamasi akut yang terjadi.Tindakan pembedahan dan puasa yang berkepanjangan menyebabkan pelepasan sitokin-sitokin proinflamasi dan mediator inflamasifaseakut melalui proses yang rumit.Tujuan : Membuktikan pengaruh pemberian minuman karbohidrat dan protein whey praoperasi terhadap kadar CRP pascaoperasi pada pasien mastektomi.Metode : Penelitian jenis uji klinis acak terkontrol. Sampel penelitian sebanyak 26 dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok perlakuan (13 sampel) diberikan 400 mL minuman karbohidrat dan protein whey malam sebelum operasi dan 200 mL 4 jam sebelum operasi. Kelompok kontrol diberikan air mineral dengan jumlah dan waktu pemberian yang sama dengan kelompok perlakuan. Kedua kelompok diperiksa kadar CRP pra dan pascaoperasi.Hasil : Terdapat perbedaan bermakna ( p = 0,001) pada kadarCRP pascaoperasi antara kelompok kontrol yaitu 7,62 ± 2,074 dibandingkan dengan CRP pascaoperasi kelompok perlakuan yaitu 2,81 ± 2,920. Selain itu juga terdapat perbedaan yang bermakna (p = 0,000) dalam selisih kadar CRP praoperasi dan pascaoperasi pada kelompok kontrol yaitu 5,36 ± 0,535 dibandingkan dengan kelompok perlakuan yaitu 0,89 ± 0,938.Kesimpulan : Pemberian minuman karbohidrat dan protein whey pra operasi terbukti menurunkan respon inflamasi fase akut pascaoperasi, yang tergambar dari peningkatan kadar CRP pascaoperasi yang lebih rendah pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/11860
2023-11-28T02:43:27Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/11860
2023-11-28T02:43:27Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 8, No 1 (2016): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 11-21
Pengaruh Lidokain Intravena Terhadap Kadar Superoxide Dismutase I (SOD1) Dan Gambaran Histopatologi Jantung Kelinci Pada Myocardial Ischemic Reperfusion Injury Model
Lutfi, Haris; Rumah Sakit Keluarga Sehat, Margorejo
Pati
Istanto, Widya; Bagian Anestesi dan Terapi Intensif FK Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Harahap, Mohammad Sofyan; Bagian Anestesi dan Terapi Intensif FK Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2016-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/11860
Ischemic reperfusion injury (IRI); Lidokain; Superoxide Dismutase 1 (SODI)
id
Latar Belakang: Ischemic reperfusion injury (IRI) adalah kerusakan jaringan yang disebabkan oleh kembalinya pasokan darah ke jaringan setelah periode iskemia atau kekurangan oksigen. Salah satu pilihan terapi untuk mencegah cedera jaringan adalah dengan meningkatkan antioksidan alami yang berada di dalam sel seperti superoxide dismutase (SOD).Tujuan : Membuktikan pengaruh lidokain intravena terhadap kadar Superoxide Dismutase 1 (SOD J) dan gambaran histopatologi jantung kelinci pada myocardial ischemic reperfusion injury model.Metode : Penelitian menggunakan 16 ekor kelinci lokal jantan, berumur 1 - 2 tahun, berat badan 1.5 - 2,5 kg. Penelitian menggunakan 2 kelompok yaitu kelompok kontrol (KK) terdiri dari 8 ekor kelinci yang diberikan perlakuan myocardial ischemic reperfusion injury. Kelompok perlakuan (KP) terdiri 8 ekor kelinci mendapatkan perlakuan myocardial ischemic reperfusion injury dan diberikan lidokain 2% i.v dengan dosis 1.5 mg/kg/jam secara kontin>ii dari awal sampai akhir prosedur. Kadar SOD1 diperiksa dengan metode EL1SA sedangkan histopatologi jaringan diperiksa menggunakan mikroskop kemudian hasilnya dihitung dengan persamaan regresi linier. Hasil : Kadar SOD1 didapatkan nilai p = 0,009. karena p < 0.05 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dan perlakuan. Untuk gambaran histopatologi didapatkan nilai p = 0,323, karena p >0,05 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan tidak bermakna antara kelompok kontrol dan perlakuan. Simpulan : Terdapat perbedaan bermakna kadar SOD1 jantung kelinci pada myocardial ischemic reperfusion injury yang diberikan lidokain dibandingkan dengan kelinci yang tidak mendapat lidokain. Sedangkan untuk gambaran histopatologi terdapat perbedaan tidak bermakna pada kelinci myocardial ischemic reperfusion injwy yang diberikan lidokain dibandingkan dengan kelinci yang tidak mendapat lidokain.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/22335
2023-11-28T02:39:24Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/22335
2023-11-28T02:39:24Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 10, No 2 (2018): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 108-116
Perbandingan Penggunaan Ajuvan Klonidin dan Ajuvan Fentanyl Pada Spinal Bupivakain Isobarik 0,5 % dalam Menekan Reaksi Inflamasi Dilihat Dari Kadar Netrofil Pada Operasi Ortopedi Ekstremitas Bawah
Ranudinata, Fittriyandi; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi; Semarang
Harahap, Mohamad Sofyan; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi; Semarang
2018-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/22335
neutrofil; bupivakain; klonidin; fentanyl; durasi; VAS; tekanan darah; nadi
id
Latar Belakang: Pembedahan merupakan suatu stres fisik dan psikologis. Pembedahan itu sendiri menimbulkan berbagai perubahan neuroendokrin, metabolik, dan sistem imun. Perubahan ini berkaitan erat dengan produksi dan pelepasan substansi proinflamasi pada jaringan yang mengalami inflamasi. Epidural analgesia dapat mempengaruhi respon imun perioperatif dan mengurangi kemoatraktan neutrofil pada jaringan yang mengalami trauma. Fentanyl dan klonidin merupakan adjuvant yang sering di tambahkan pada epidural analgesia.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan penggunaan adjuvant clonidine dan fentanyl dalam menekan reaksi inflamasi dilihat dari kadar netrofil pada operasi ortopedi lower limb.Metode: Dilakukan uji klinis acak tersamar ganda terhadap 30 pasien rencana operasi ortopedi lower limb yang memenuhi kriteria penelitian Penderita yang memenuhi kriteria penelitian menjalani prosedur persiapan operasi elektif. Dilakukan pengambilan sampel darah vena untuk pemeriksaan kadar neutrofil pada saat sebelum pemasangan epidural dan 4 jam pascabedah. Pada kelompok I menggunakan bupivakain 0,5% dengan adjuvant clonidine 75mcg via kateter epidural dengan volume sesuai perhitungan, sedangkan padakelompok II menggunakan bupivakain 0,5% dengan adjuvant fentanyl 50mcg. Pada kedua kelompok perlakuan di lakuakan pengambilan data durasi obat, nilai VAS, tekanan darah dan nadi pada jam ke 0, 1, 6, 12 dan 24. Data dianalisa secara statistik menggunakan uji Mann Whitney U, dianggap bermakna bila p< 0,05.Hasil: Durasi analgetik kelompok clonidine lebih lama secara bermakna dari pada fentanyl (P<0,01), nilai VAS pada kelompok clonidine menunjukan nilai yang lebih rendah secara bermakna dibandingkan kelompok fentanyl (P<0,01). Sedangkan tekanan darah dan nadi pada kedua kelompok tidak didapatkan perbedaan yang bermakna (P>0,01). Peningkatan Kadar netrofil pada kelompok clonidine lebih rendah secara bermakana dibandingkan kelompok fentanyl(P<0,01)Kesimpulan: penggunaan adjuvant clonidine 75 mcg pada bupivacain 0,5% menunjukan penekanan reaksi inflamasi pasca operasi yang lebih baik, dimana peningkatan netrofil pasca operasi lebih rendah secara signifikan dibandingkan adjuvant fentanyl 50 mcg.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6289
2023-11-28T02:59:23Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6289
2023-11-28T02:59:23Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 1, No 2 (2009): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 65-71
Pengaruh Variasi Genetika Cyp2c19 Terhadap Efek Sedasi Midazolam Intravena
Sismadi, Sukmiasi; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Budiono, uripno; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2009-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6289
midazolam intravena; metabolisme; CYP2C19
id
Latar Belakang: Sitokrom P450 berperan penting dalam metabolisme obat, zat kimia dan karsinogen. CYP2C19 sering menjadi perhatian utama karena tingginya perbedaan ditiap individu maupun tiap populasi. Berdasarkan kapasitas CYP2C19 dalam metabolisme sustrat, seseorang dapat dikelompokkan sebagai extensive me tabolizers (EM), intermediate metabolizers (IM) dan poor metabolizers (PM). Midazolam yang mempunyai efek sedasi, ansiolitik dan anterograde amnesia dimetabolisme melalui enzim CYP2C19. Obat ini sering digunakan sebagai obat premedikasi ataupun sebagai koinduksi. Pada praktek klinis sering dijumpai dosis midazolam yang lazim, ternyata tidak semua pasien menunjukkan efek yang diharapkan. Diteliti seberapa besar pengaruh genetik terhadap biotransformasi midazolam intravena.Tujuan: Menilai efek midazolam intravena pada genotipe EM, IM dan PMMetode: Penelitian pada 24 pasien yang menjalani bedah elektif di Instalasi Bedah Sentral RS UP Dr Kariadi Semarang, yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, dengan status fisik ASA I. Sebelumnya penderita mendapatka n penjelasan tentang prosedur yang akan dijalani serta menyatakan kesediaannya dalam informed consent. Desain penelitian uji klinik fase II ini menggunakan cross sectional untuk menilai efek midazolam terhadap fungsi metabolisme tubuh. Alel/polimorfisme CY P2C19 diidentifikasi dengan tehnik PCR- RFLP.Hasil: Dari hasil penelitian menunjukkan karakteristik umum penderita tidak terdapat kelainan laboratorium, tidak mengalami komplikasi atau efek samping terhadap midazolam. Skor sedasi 5 menit setelah pemberian midazolam midazolam tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara laki -laki dan perempuan (3,3 ± 0,59), serta tidak ditemukan hubungan yang bermakna antar usia dengan nilai skor sedasi (r=0,250 ; P=0,183). Distribusi genotip CYP2C19 ditemukan masing-masing 6 (20%) EM, 16 (53,3%) IM dan 8 (26,7%) PM. Ketiga genotip tidak terdapat perbedaan yang bermakna dengan usia, jenis kelamin maupun skor sedasi.Simpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara nilai skor sedasi dengan genotip EM, IM dan PM dari CYP2C19.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/25264
2023-11-28T02:37:13Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/25264
2023-11-28T02:37:13Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 13, No 1 (2021): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 15-23
Proporsi Kejadian Awareness selama Anestesi Umum pada Pasien Pediatrik dengan Monitored Anesthesia Care (MAC)
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/25264/74106
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/25264/74107
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/25264/74108
Widyastuti, Yunita; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta|Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr. Sardjito
Zulfa, Fadhilah; Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta|Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr. Sardjito
Sari, Djayanti; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta|Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr. Sardjito
2021-03-31 13:34:23
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/25264
Anestesi Pediatrik
anestesi; awareness intraoperatif; index of consciousness; monitored anesthesia care (MAC); pediatrik
id
Latar Belakang: Selama anestesi berlangsung, awareness intraoperatif dapat terjadi. Kejadian awareness intraoperatif pada pasien dewasa dengan anestesi umum dilaporkan sebesar 0,1%, sedangkan pada pasien pediatrik sebesar 2,7% dan 5%. Penelitian mengenai awareness intraoperatif pada pasien pediatrik dengan monitored anesthesia care (MAC) belum pernah dilakukan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.Tujuan: Mengetahui angka kejadian awareness selama anestesi umum pada pasien pediatrik dengan MACMetode: Studi observasional dilakukan pada 30 pasien pediatrik (usia 1-18 tahun) yang direncanakan akan dilakukan MAC. Kedalaman anestesi dimonitor dengan menggunakan index of consciousness (IoC) dan skor pressure, heart rate, sweating, tears (PRST)/Skor Evan. Proporsi awareness dianalisis dan dikelompokkan dalam kriteria-kriteria seperti usia, jenis kelamin, status fisik, indikasi tindakan yang dilakukan, serta medikasi yang digunakan untuk anestesi.Hasil: Pasien dengan nilai IoC positif awareness sebesar 63,3%, sedangkan pasien dengan skor PRST positif awareness sebanyak 3,33%. Penjelasan mengapa hasil dari IoC lebih besar adalah karena nilai pada IoC dapat dipengaruhi oleh nistagmus yang terjadi pada pasien-pasien yang menggunakan ketamin (15/30 (50%)).Kesimpulan: Kejadian awareness intraoperatif pada pasien pediatrik dengan prosedur MAC di RSUP Dr. Sardjito sebanyak 3,33%. Pencegahan awareness diperlukan agar awareness tidak terjadi lagi di kemudian hari.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6417
2023-11-28T02:46:21Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6417
2023-11-28T02:46:21Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 4, No 3 (2012): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 135-144
Heparin Intravena Terhadap Rasio PF pada Pasien Acute Lung Injury (ALI) dan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
Kisara, Aditya; Bagian anestesiologi dan Terapi Intensif/ RS PKU Muhammadiyah
Cepu
Harahap, Mohamad Sofyan; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi,
Semarang
Budiono, Uripno; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi,
Semarang
2012-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6417
ALI/ARDS; ventilator mekanik; heparin intravena
id
Latar Belakang: Dengan adanya ICU dan penggunaan ventilator mekanik, ARDS menjadi salah satu perhatian di bidang medis. Pasien ALI/ ARDS berhubungan dengan reaksi inflamasi dalam paru-paru dan terjadinya deposit fibrin yang mengakibatkan kerusakan paru, salah satu tandanya adalah terjadi penurunan PF Ratio. Heparin mungkin dapat mengurangi proses inflamasi dan deposit fibrin dalam paru. Pada penelitian ini dilakukan penilaian apakah pemberian heparin intravena dosis rendah dapat meningkatkan nilai perbandingan PO2/FiO2 (PF ratio).Tujuan: Untuk menilai pengaruh pemberian heparin intravena pada pasien ALI/ARDS dengan ventilator mekanik.Metode: Tiga puluh pasien yang diperkirakan membutuhkan ventilator minimal dua hari dipilih secara acak dan di ikutkan dalam penelitian. Group pertama ( 15 pasien) diberi heparin 10 unit/kgbb/ jam dan group kedua sebagai kontrol. Untuk membandingkan rerata kedua group digunakan tes Mann-Whitney U dan dilakukan uji post hoc dengan LSD.Hasil: Pemberian heparin intravena tidak menunjukkan peningkatan rasio PF secara bermakna baik pada hari 0 (p=0,152) , hari 1 (p=0,287) atau hari 2 (p=0,287). Jumlah rata-rata trombosit juga menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna baik pada hari 0 (p=0,216), hari 1 (p=0,911) atau hari 2 (p=0,941).Simpulan: Pemberian heparin intavena dengan dosis 10 unit/kgbb/ jam pada pasien ALI/ARDS dengan ventilator mekanik menghasilkan rasio PF yang berbeda tidak bermakna dengan kelompok kontrol. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hasil penelitian ini
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/47360
2023-11-28T02:35:27Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/47360
2023-11-28T02:35:27Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 14, No 3 (2022): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 164-173
Perbandingan Rasio Lingkar Leher Terhadap Jarak Tiromental dengan Skor Mallampati dan Jarak Tiromental Sebagai Prediktor Kesulitan Visualisasi Laring pada Pasien Bedah Elektif Di RSUPN Cipto Mangunkusumo
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/47360/167901
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/47360/168030
Firdaus, Riyadh; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta|Universitas Indonesia
Marsaban, Arif HM; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta|Universitas Indonesia
Basri, Roniza; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta|Universitas Indonesia
2022-11-30 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/47360
laringoskopi; laring; mallampati; sulit visualisasi; tiromental
id
Latar Belakang: Skor mallampati dan jarak tiromental (TMD) banyak digunakan sebagai prediktor kesulitan visualisasi laring preoperatif, namun akurasi kedua penanda tersebut masih dipertanyakan.Tujuan: Penelitian ini mengevaluasi prediktor kesulitan visualisasi laring (difficult visualization of larynx, DVL) preoperatif baru yaitu rasio lingkar leher (NC) terhadap jarak tiromental TMD dibandingkan dengan skor mallampati dan jarak tiromental.Metode: Sebanyak 217 pasien yang menjalani anestesi umum untuk bedah elektif dievaluasi dengan menggunakan skor mallampati, TMD dan rasio NC/TMD. Dan titik potong untuk masing-masing prediktor jalan napas adalah skor mallampati III dan IV, < 6,5 cm, ≥ 5. Pada saat dilakukan laringoskopi langsung, visualisasi laring dinilai berdasarkan klasifikasi cormack-lehane (CL). Skor CL derajat III dan IV dianggap sulit visualisasi. Kemudian ditentukan dan dibandingkan nilai area dibawah kurva (AUC), sensitifitas, spesifisitas untuk setiap prediktor jalan napas.Hasil: Pada penelitian ini, dari 217 subjek penelitian, mudah dalam visualisasi laring (easy visualization of larynx, EVL) didapatkan 197 orang (90,8%), sedangkan sulit dalam visualisasi laring (DVL) sebanyak 20 orang (9,2%). Kemudian didapatkan hasil TMD dengan kesulitan visualisasi laring pada DVL sebesar 28% dan EVL sebesar 72% (p=0,000), sedangan rasio NC/TMD dibandingkan dengan kesulitan visualisasi didapatkan 22,4% pada DVL dan 77,6% pada EVL (p=0,000). Area dibawah curve (AUC) rasio NC/TMD (96,2%) lebih baik dibandingkan dengan skor mallampati (64%) dan TMD (83%).Kesimpulan: Akurasi rasio NC/TMD lebih baik dibandingkan dengan skor mallampati dan TMD.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6435
2023-11-28T02:46:56Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6435
2023-11-28T02:46:56Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 4, No 1 (2012): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Pengaruh Penggunaan Mesin Cardiopulmonary Bypass Terhadap Kadar Leukosit pada Operasi Bedah Jantung
Hardian, Rapto
Satoto, Hariyo; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Soenarjo, Soenarjo; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi
Semarang
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6435
leukosit; cardiopulmonary bypass
id
Latar belakang : Prosedur bedah jantung menggunakan mesin cardiopulmonary bypass semakin banyak dilakukan. Penggunaan mesin cardiopulmonary bypass dianggap menyebabkan peningkatan jumlah leukosit yang merupakan salah satu tanda terjadinya Systemic inflammatory response syndrome (SIRS).Tujuan : untuk mengetahui pengaruh penggunaan mesin cardiopulmonary bypass terhadap peningkatan jumlah leukosit pada operasi bedah jantung.Metode : merupakan penelitian cohort observational prospective pada 22 pasien yang menjalani operasi bedah jantung menggunakan Cardiopulmonary bypass. Pengambilan sampel darah tepi untuk menghitung leukosit diambil pada saat pra sternotomy (Leukosit 1), pra kanulasi (Leukosit 2), menit ke 15 (Leukosit 3) selama CPB dan menit ke 30 (Leukosit 4) selama CPB. Sampel darah dihitung menggunakan mesin secara otomatis. Uji statistik menggunakan Paired t-test dan Wilcoxon signed ranks test (dengan derajat kemaknaan < 0,05).Hasil : karakteristik data penderita akan disajikan dalam bentuk tabel. Pada penelitian ini didapatkan hasil uji pada Leukosit 2 dengan Leukosit 3 didapatkan hasil yang tidak bermakna p = 0,170 (p > 0,05 ). Hasil uji pada Leukosit 1 dengan Leukosit 2, Leukosit 1 dengan Leukosit 3, Leukosit l dengan Leukosit 4, Leukosit 2 dengan Leukosit 4, dan Leukosit 3 dengan Leukosit 4, didapatkan hasil yang bermakna dengan p = 0,019, p = 0,026, p = 0,001, p = 0,003 dan p = 0,007 (p < 0,05).Kesimpulan : terdapat peningkatan jumlah leukosit pada pemakaian mesin CPB terutama pada menit ke 30. Pada menit ke 15 belum terdapat peningkatan jumlah leukosit yang bermakna akibat pemakaian mesin CPB
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/20030
2018-09-12T13:39:32Z
janesti:PLT
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6458
2023-11-28T02:47:59Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6458
2023-11-28T02:47:59Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 2, No 3 (2010): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Lama Analgesia Lidokain 2% 80 mg Dibandingkan Kombinasi Lidokain 2% dan Epinefrin pada Blok Subarakhnoid
Trisnanto, Rezka Dian
Budiono, Uripno; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Nurcahyo, Widya Istanto; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2010-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6458
blok subarakhnoid; lidokain 2% 80 mg; epinefrin 0,02 mg
id
Background: Subarachnoid block using isobaric lidocaine, has been applied on many variable clinic surgeries. In the country, lidocaine 2% 80 mg is preferable because of its cost The disadvantage of using lidocaine 2% 80 cc is short duration, 45 - 60 minutes, despite many surgeries take more than 1 hour, despite many surgeries take more than 1 hour.Objective: to prove whether addition of epinephrine 0.02 mg on subarachnoiod block with lidocaine 2% 80 cc able to make longer time of analgesia.Methods: It is a experimental study with quota sampling design on the 52 patients, which are undergoing surgery. In the room, blood pressure (BP), heart rate (HR), respiratory rate (RR) were measured. All of the patients were fasting 6 hour and no premedications. In the Central Operating Room/ COT ("Instalasi Bedah Sentral / IBS") vein access 18 G was inserted and colloid 7.5 cc/KgBW given as preload. The patients were divided randomly into 2 groups, lidocaine group and lidocaine - epinephrine group. Motoric block evaluation was performed on the same time with level of analgesia evaluation by using Bromage's criteria. Blood pressure, MAP, heart rate, respiratory rate were measured before and after subarachnoid block, in the first 10 minutes of surgery, measurement every minute, 20 th minute and every 10 minute, 20 th minute and then every 10 minute until there was no motoric block. Uncooperative patient and who need additional analgesia during surgery, was excluded. Using Mann - Whitney and p < 0.05. Data were gathered in tables.Results: There was no difference for patients characteristics and surgery distribution among 2 groups. Regression time of 2 segments on the lidocaine -epinephrine group was longer significantly than iidocaine group (p = 0.000). The onset of sensoric block on lidocaine was shorter significantly than lidocaine -epinephrine group (p = 0.025). Duration of motoric block on lidocaine -epinephrine group was longer significantly than lidocaine group (p = 0.000). There was no significant difference on maximal level in two groups. There was no difference significantly on BP, MAP, HR after preload. There was difference significantly on HR at 1 st and 2 nd during subarachnoid block given between two group. Side effect distribution had difference significantly.Conclusion: Regression time of 2 segments on iidocaine - epinephrine group was longer significantly than lidocaine group.Keywords : subarachnoid block, lidocaine 2% 80 mg, epinephrine 0.02 mgABSTRAKLatar belakang: Blok subarakhnoid menggunakan lidokain isobarik, banyak digunakan pada operas! untuk pasien dengan berbagai kondisi klinik. Di daerah banyak digunakan lidokain 2% 80 mg dikarenakan harganya yang relatif murah. Kerugian dari penggunaan lidokain 2% 80 mg adalah durasi yang singkat, yaitu antara 45 - 60 menit, padahal banyak tindakan pembedahan yang durasinya lebih dari 1 jam.Tujuan: Membuktikan apakah penambahan epinefrin 0,02 mg pada blok subarakhnoid dengan lidokain 2% 80 mg dapat memperpanjang lama analgesia.Metode : Merupakan penelitian eksperimental dengan desain quota sampling pada 52 pasien yang menjalani operasi di daerah region abdominal dengan blok subarakhnoid. Saat di ruangan dilakukan pengukuran tekanan darah, laju jantung, dan laju nafas. Semua penderita dipuasakan 6 jam dan tidak diberikan obat premedikasi. Penilaian blok motorik dilakukan pada saat yang sama dengan penilaian level analgesi dengan menggunakan criteria dari Bromage. Penilaian tekanan darah, TAR, laju jantung dan laju nafas dilakukan sebelum dan sesudah blok subarakhnoid selama 10 menit pertama pembedahan dilakukan tiap menit, menit ke 15,20 selanjutnya setiap 10 menit sampai hilangnya blok motorik. Pasien tidak kooperatif dan membutuhkan analgetik tambahan selama pembedahan dikeluarkan dari penelitian. Uji statistik menggunakan Mann - Whitney dan derajat kemaknaan p < 0,05. Penyajian data dalam bentuk tabel.Hasil: Karakteristik penderita dan distribusi operasi antara kedua kelompok tidak berbeda. Waktu regresi dua segmen kelompok lidokain - epinefrin lebih lama dibandingkan kelompok lidokain (p=0,000). Mula kerja blok sensorik kelompok lidokain lebih cepat dibandingkan dengan kelompok lidokain - epinefrin (pK),002). Mula kerja blok motorik kelompok lidokain lebih cepat dibandingkan dengan kelompok lidokain - epinefrin (/7= : 0,025). Lama kerja blok motorik kelompok lidokain - epinefrin lebih panjang dibandingkan dengan kelompok lidokain (p=0,000). Level maksimal blok sensorik tidak terdapat perbedaan bermakna pada kedua kelompok. TDS, TDD, TAR, laju nafas pada keadaan hemodinamik setelah preload tidak terdapat perbedaan bermakna pada kedua kelompok. Pada laju jantung terdapat perbedaan bermakna antara kedua kelompok (p=0,013). TDS, TDD, TAR, laju nafas selama blok subarakhnoid tidak terdapat perbedaan bermakna pada kedua kelompok. Laju jantung terdapat perbedaan bermakna pada menit pertama dan menit kedua selama blok subarakhnoid pada kedua kelompok. Distribusi efek samping terdapat perbedaan bermakna antaraKesimpulan: Waktu regresi 2 segmen kelompok lidokain - epinefrin lebih lama secara bermakna dibandingkan kelompok lidokain.Kata kunci : Blok subarakhnoid, lidokain 2% 80 mg, epinefrin 0,02 mg.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/60669
2024-02-29T02:40:34Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/60669
2024-02-29T02:40:34Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Publication In-Press
Dexmedetomidine Effects on Surgical Stress Hormones
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/60669/195440
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/60669/199302
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/60669/200083
Sembada, Ridzki Hastanus; Department of Medical and Health Sciences, Diponegoro University, Semarang|Diponegoro University, Semarang
Suromo, Lisyani B; Department of Medical and Health Sciences, Diponegoro University, Semarang|Diponegoro University, Semarang
Harahap, M Sofyan; Department of Medical and Health Sciences, Diponegoro University, Semarang|Diponegoro University, Semarang
Susanto, Hardhono; Department of Medical and Health Sciences, Diponegoro University, Semarang|Diponegoro University, Semarang
Budijitno, Selamat; Department of Medical and Health Sciences, Diponegoro University, Semarang|Diponegoro University, Semarang
Erwinanto, Erwinanto; Department of Medical and Health Sciences, Diponegoro University, Semarang|Diponegoro University, Semarang
2024-01-31 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/60669
arthroplasty; dexmedetomidine; elderly; midazolam; surgical stress response
en
Background: Increased levels of cortisol and catecholamines are the reaction to tissue damage due to surgical trauma. Dexmedetomidine inhibits the synthesis of these two hormones.Objective: This study aimed to prove that dexmedetomidine reduces the endocrine response to surgical stress.Method: 40 patients who underwent Total Knee or Hip Replacement surgery with regional anesthesia were involved in the Double-Blind Randomized Controlled Trial Pre-Test – Post-Test Design, which was divided into two research groups: the therapy group and the control group. Changes in the body's response to stress during surgery were compared by assessing blood cortisol levels, heart rates (HRs), and mean arterial pressures (MAPs). The Beck Depression Inventory (BDI) was used to evaluate the level of depression. The numeric rating scale is used to evaluate perioperative pain, while the Ramsay scale is used to measure the level of sedation. Data analysis was carried out using the Statistical Program for Social Sciences (SPSS).Results: The cortisol levels of the therapy group compared to the control group (p = 0.016) decreased significantly immediately after surgery. Hemodynamic changes in the study, the heart rate (p=0.001), and mean arterial pressure (p=0.000) were significantly lower than the control group.Conclusion: Administration of dexmedetomidine during the surgical period reduces stress hormone responses. These results indicate that dexmedetomidine administration is good to apply, especially in TKR/THR.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6570
2023-11-28T02:45:05Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6570
2023-11-28T02:45:05Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 6, No 1 (2014): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 1-13
Perbedaan Elektrolit Plasma dan Tekanan Darah antara Preload Ringer Asetat Malat Dibandingkan dengan Ringer Laktat
Yudhowibowo, Ifar Irianto; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif/ RSUD Muaro,
Jambi
Sutiyono, Doso; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Nurcahyo, Widya Istanto; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2014-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6570
preload RAM; preload RL; electrolytes (Na, K, Cl); blood pressure
id
Latar belakang : Pemberian preload untuk mencegah hipotensi pada anestesi spinal dapat mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh.Tujuan : Untuk melihat perbedaan elektrolit plasma dan tekanan darah antara preload RAM dibandingkan dengan RL.Metode : Penelitian eksperimental uji klinis tahap II secara acak tersamar ganda. Pemilihan sampel secara Consecutive Random Sampling didapat jumlah sampel 38 orang. Kelompok I (n=19) mendapat preload 20 cc/kgBB RAM dan kelompok II (n=19) mendapat preload 20 cc/kgbb RL. Sebelum preload, diambil sampel darah untuk pemeriksaan konsentrasi elektrolit plasma. Setelah preload dan 30 menit setelah itu dilakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan konsentrasi elektrolit plasma. Pengukuran tekanan darah dilakukan sebelum anestesi spinal dan segera setelah anestesi spinal tiap 5 menit sampai 30 menit. Uji statistik dengan uji paired t-test.Hasil : Selisih Na sebelum preload dan Na setelah preload dengan Na 30 menit setelah preload antara kelompok yang mendapat preload RAM dan RL berbeda bermakna. Sedangkan selisih Na setelah preload dengan Na 30 menit setelah preload berbeda tidak bermakna. Selisih K sebelum preload, K setelah preload dan 30 menit setelah preload dan K 30 menit setelah preload berbeda tidak bermakna. Selisih Cl sebelum dan Cl 30 menit setelah preload berbeda bermakna. Selisih Cl sebelum dan Cl setelah preload dan konsentrasi Cl setelah 30 menit preload berbeda tidak bermakna. Terdapat perbedaan tekanan sistolik yang bermakna antara kelompok preload RAM dan RL terjadi antara menit ke-25 sampai menit ke-30 setelah spinal. Sedangkan untuk variabel tekanan darah diastolik terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok preload RAM dan RL terjadi antara menit ke-15 sampai menit ke-20 setelah spinal.Simpulan : RAM meningkatkan konsentrasi Na dan Cl lebih tinggi dibanding RL pada pasien dengan spinal anestesi segera setelah dilakukan loading, tetapi perbedaan konsentrasi elektrolit lebih jauh tidak ditemukan. Tidak ada perubahan tekanan darah yang bermakna diantara kedua kelompok.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/7722
2023-11-28T02:44:48Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/7722
2023-11-28T02:44:48Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 6, No 2 (2014): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Perbedaan Kadar Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) Serum pada Pemberian Ketorolak dengan Deksketoprofen Sebagai Analgesia Pasca Bedah pada Penyembuhan Luka
Ihvarici, Arly; Rumah Sakit Jati Rahayu, Pondok Gede,
Bekasi
Purnomo, Ika Cahyo; Rumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga,
Demak
Budiono, Uripno; Bagian Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2014-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/7722
ketorolak; deksketoprofen; serum VEGF
id
Latar belakang : Obat-obat OAINS seperti ketorolak dan deksketoprofen dapat menghambat proses nyeri dan inflamasi akut yang diakibatkan cedera jaringan akibat pembedahan dengan potensi yang berbeda melalui penghambatan enzim siklooksigenase sehingga pembentukan prostaglandin akan terhambat. Pemberian obat-obatan OAINS ini juga diduga mempengaruhi proses penyembuhan luka dimana proses inflamasi sebagai pemicu dari proses angiogenesis. Sitokin yang berperan pada proses angiogenesis adalah VEGF, yang akan meningkat pada saat proses penyembuhan.Tujuan : Membandingkan skor kadar VEGF serum pada tikus Wistar yang mendapatkan ketorolak dan deksketoprofen sebagai analgetik.Metode : Dilakukan penelitian eksperimental laboratorik menggunakan randomized post test only group design pada dua puluh satu ekor tikus wistar. Kelompok penelitian di bagi 3 kelompok secara acak, kelompok kontrol (K) tujuh ekor tikus dilakukan insisi tanpa diberi analgetik paska perlakuan, kelompok perlakuan 1 (P1) tujuh ekor tikus yang dilakukan insisi dan diberi ketorolak tiap 8 jam paska insisi, kelompok perlakuan 2 (P2) tujuh ekor tikus yang dilakukan insisi dan diberikan deksketoprofen tiap 8 jam paska insisi. Kadar serum VEGF dari darah diperiksa dengan menggunakan Quantikine Rat VEGF Immunoassay Kit pada hari ke 4. Metode perhitungan statistik menggunakan Kruskal wallis testHasil : Data hasil penelitian tidak homogen dan tidak terdistribusi normal (p<0,05). Tidak ada perbedaan kadar VEGF serum yang bermakna pada pemberian ketorolak dan deksketoprofen sebagai analgesia pasca bedah pada proses penyembuhan luka (p = 0,236).Kesimpulan : Tidak ada perbedaan kadar VEGF serum pada pemberian ketorolak dan deksketoprofen. Walaupun ketorolak dan deksketoprofen bekerja menghambat COX 2 dengan cara berbeda tetapi tidak mempengaruhi kadar VEGF serum pada proses penyembuhan luka.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/10808
2023-11-28T02:43:42Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/10808
2023-11-28T02:43:42Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 7, No 3 (2015): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 157-165
Jumlah Koloni Bakteri Pada Sediaan Propofol Diluar Kemasan Pada Jam Ke 0, 6, Dan 24 Di Kamar Operasi Sentral Rumah Sakit Saiful Anwar Malang
Zulfakhri, Zulfakhri; Bagian/ SMF Ilmu Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ Rumah Sakit Saiful Anwar
Malang
Basuki, Djudjuk Rahmad; Bagian/ SMF Ilmu Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ Rumah Sakit Saiful Anwar
Malang
Isngadi, Isngadi; Bagian/ SMF Ilmu Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ Rumah Sakit Saiful Anwar
Malang
2015-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/10808
Propofol; Koloni Bakteri
id
Latar belakang : Propofol (2,6-diisopropylphenol) merupakan obat anestesi intravena yang efektif , onset cepat, durasi kerja pendek. Propofol dengan pelarut yang mengandung emulsi yang terdiri dari 10 % minyak kedelai, 2,25% gliserol dan 1,2 Fosfatid telur yang dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan bakteri. Pada praktek sehari-hari di Rumah Sakit syaiful Anwar (RSSA) dijumpai adanya emulsi propofol yang sudah dibuka dari kemasan (ampul) kemudian disimpan dalam spuit 10 cc dan dilakukan penyimpanan dalam lemari es dengan suhu yang diatur pada 4°C. Propofol tersebut kemudian digunakan kembali pada keesokan harinya atau lebih 24 jam dengan mengabaikan kemungkinan adanya pertumbuhan bakteri dengan alasan bahwa dengan dilakukan penyimpanan di lemari pendingin akan memperlambat pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu penting diketahui apakah ada pertumbuhan kuman pada sediaan propofol sisa diluar kemasan pada jam ke 0, jam ke 6 dan jam ke 24.Tujuan : Untuk mengetahui apakah ada pertumbuhan bakteri pada propofol yang sudah dibuka dari ampul pada jam ke 0, jam ke 6 dan jam ke 24 di kamar operasi bedah sentral RSSA setelah dilakukan pemeriksaan kultur mikrobiologiMetode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kohort prospektif dengan jumlah sampel 90. Sampel terpilih diberi label no sampel, dicatat warnanya. Pada jam ke- 0 propofol dibuka dari kemasan diambil 2 cc propofol dimasukkan dalam spuit 3 cc dan dilakukan pemeriksaan mikrobiologi. Pada Jam ke 6 diambil 2 cc propofol dimasukan dalam spuit 3cc diberi label dan nomor sampel, tanggal dan jam. Kemudian dilakukan pemeriksaan mikrobiologi. Pada Jam ke 24 propofol sisa yang disimpan dilemari pendingin Depo Farmasi Kamar Operasi diambil 2 cc propofol dimasukan dalam spuit 3cc yang telah diberi label dan nomor sampel, tanggal dan jam. Kemudian dilakukan pemeriksaan mikrobiologiHasil : Dari penelitian ini didapatkan jumlah rerata koloni bakteri pada sampel jam ke 0 adalah 0,1667 cfu/ml, pada sampel jam ke 6 adalah 3,6667 cfu/ml, dan pada sampel jam ke 24 adalah 321,8573 cfu/ml. Jumlah rerata total koloni bakteri adalah 108.5636 cfu/ml. Dari analisa statistik didapatkan jumlah koloni bakteri pada jam ke 0 berbeda bermakna jika dibandingkan pada jam ke 6 dengan nilai p < 0,05, sedangkan jumlah koloni bakteri pada jam ke 0 dibandingkan dengan jam ke 24 didapatkan perbedaan yang bermakna dengan nilai P < 0,05. Jumlah koloni bakteri pada jam ke 6 berbeda bermakna jika dibandingkan pada jam ke 24 dengan P < 0,05Simpulan : Pertambahan jumlah koloni bakteri berkaitan erat dengan lamanya paparan propofol dengan udara luar. Semakin lama terbuka semakin banyak jumlah koloni bakteri.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/19837
2023-11-28T02:41:27Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19837
2023-11-28T02:41:27Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 9, No 3 (2017): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 136-145
Perbandingan Dosis Induksi dan Pemeliharaan Propofol Pada Operasi Onkologi Mayor yang Mendapatkan Pemedikasi Gabapentin dan Tanpa Gabapentin
Okta, Ida Bagus; Bagian/ SMF Ilmu Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana/ RSUP Sanglah
Denpasar
Subagiartha, I Made; Bagian/ SMF Ilmu Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana/ RSUP Sanglah
Denpasar
Wiryana, Made; Bagian/ SMF Ilmu Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana/ RSUP Sanglah
Denpasar
2017-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19837
gabapentin; propofol; total intravenous anesthesia
id
Latar Belakang : Anestesi umum merupakan teknik anestesi yang paling sering dikerjakan dibandingkan dengan teknik anestesi lain. Total Intravena Anestesi menggunakan propofol telah dikembangkan secara luas, karena menurunnya angka insiden PONV, biaya anestesi yang lebih murah, dan waktu pulih yang cepat. Berbagai teknik, alat dan obat-obatan diteliti untuk mengurangi dosis propofol yang diperlukan durasi operasi karena efek samping propofol yang berbahaya, yang dikenal PRIS (Propofol Related Infusion Syndrome), yang dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Tujuan : Untuk membandingkan dosis induksi dan pemeliharaan propofol yang diperlukan intraoperatif antara kelompok gabapentin dan kelompok kontrol. Selanjutnya hasil penelitian dapat digunakan secara umum dalam penggunaan gabapentin sebagai obat akut pada periode perioperatif.Metode : Penelitian ini adalah double blind clinical trial. Teknik penelitian ini dapat mengkontrol ekspektasi dan manipulasi subjek penelitian terhadap prosedur penelitian sehingga dapat menghasilkan hasil yang valid dan terpercaya. Penelitian dibagi menjadi dua kelompok, kelompok gabapentin dan kelompok kontrol. 32 sampel tiap kelompok telah menjalani operasi onkologi mayor dengan teknik anestesi yang sama total intravena propofol dengan TCI. Hasil : Dosis induksi kelompok gabapentin memiliki 1,15 mg/kgbb dibandingkan dengan kelompok kontrol yang memiliki median 1,48 mg/kgbb (p < 0,001). Dosis pemeliharaan kelompok gabapentin memiliki median 93,27 mcg/kgbb/menit dibandingkan kelompok kontrol yang memiliki median 123,80 mcg/kgbb/menit (p < 0,001).Simpulan : Premedikasi oral gabapentin 600 mg efektif menurunkan dosis induksi dan pemeliharaan propofol yang digunakan pada teknik TIVA untuk menjaga operasi mayor onkologi. Selanjutnya premedikasi gabapentin dapat digeneralisir penggunaannya pada operasi lain untuk menurunkan kebutuhan propofol intraoperatif.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/54419
2023-11-28T02:34:51Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/54419
2023-11-28T02:34:51Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 15, No 2 (2023): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 95-107
SWOT Analisis Pelayanan Klinik Nyeri Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/54419/175239
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/54419/188880
Haposan Saragih, Jerry Ferdinand; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Nugraheni, Sri Achadi; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Adi, Mateus Sakundarno; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2023-07-31 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/54419
klinik nyeri; matriks TOWS; pelayanan; rumah sakit; SWOT
id
Latar belakang: Klinik nyeri Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang merupakan satu-satunya klinik nyeri kolaboratif multidisiplin yang ada di kota Semarang. Klinik nyeri ini berdiri pada tahun 2019 dimana pada saat awal berdiri sudah ada pasien yang berkunjung akan tetapi setelah adanya pandemi COVID-19 klinik nyeri mengalami penurunan kunjungan. Penerapan pelayanan kesehatan yang berkualitas di klinik nyeri Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang perlu memperhatikan faktor internal maupun faktor ekstenal dari klinik nyeri. Selain itu hasil analisa strength, weakness, opputunity, thread (SWOT) dari internal factors summary (IFAS) dan external factors summary (EFAS) dapat membantu manajemen Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang dalam mengelola implementasi strategi secara efektif. Namun analisa SWOT belum dilakukan oleh klinik nyeri Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang.Tujuan: Menganalisis pelayanan klinik nyeri Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang dengan menggunakan metode SWOT.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional partisipatif multiple time approach. Pengumpulan menggunakan data primer yang dilakukan dengan metode kualitatif melalui wawancara mendalam secara langsung dari informan penelitian. Terdiri dari 7 informan utama dan 5 informan triangulasi. Analisis data dari wawancara mendalam dilakukan dengan menggunakan interactive model.Hasil: Kekuatan terbesar yang dimiliki klinik nyeri yakni mempunyai sumber daya manusia (SDM) yang sangat kompeten dan professional serta tarif klinik nyeri yang lebih murah daripada rumah sakit lainnya. Kelemahan terbesar dari klinik nyeri yakni strategi pemasaran yang belum maksimal dan metode pembayaran yang belum bisa menggunakan jaminan kesehatan nasional (JKN). Peluang terbesar yang dimiliki klinik nyeri adalah mempunyai peralatan dan sarana prasarana yang canggih. Ancaman terbesar bagi klinik nyeri adalah konflik antar dokter spesialis penanggung jawab pasien dan konflik antar unit layanan lain. Penggunaan matriks thread-oppurtunity, weakness-strength (TOWS) yang mendukung strategi SWOT.Kesimpulan: Analisis SWOT dan matriks TOWS dalam penelitian ini dapat membantu peneliti dalam menentukan startegi pelayanan yang baik bagi klinik nyeri Rumah Sakit St. Elisabeth Semarang.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/23718
2023-11-28T02:38:03Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/23718
2023-11-28T02:38:03Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 12, No 1 (2020): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 1-14
Efektivitas Lidokain Intravena untuk Mengurangi Nyeri pada Pemberian Drip KCl melalui Akses Vena Perifer
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/23718/66201
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/23718/66238
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/23718/66239
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/23718/66241
Nur Azza, Kamala Kan; Instalasi Anestesiologi dan Terapi Intensif, RS Akademik UGM, Yogyakarta|RS Akademik UGM
Susianti, Noor Alia; Instalasi Anestesiologi dan Terapi Intensif, RS Akademik UGM, Yogyakarta|RS Akademik UGM
Agustin, Rizki Puji; Instalasi Anestesiologi dan Terapi Intensif, RS Akademik UGM, Yogyakarta|RS Akademik UGM
Khasanah, Uswathon; Instalasi Anestesiologi dan Terapi Intensif, RS Akademik UGM, Yogyakarta|RS Akademik UGM
Andarwanti, Lina; Instalasi Anestesiologi dan Terapi Intensif, RS Akademik UGM, Yogyakarta|RS Akademik UGM
Yuniatun, Widya; Instalasi Anestesiologi dan Terapi Intensif, RS Akademik UGM, Yogyakarta|RS Akademik UGM
2020-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/23718
Anastesiology and Intensive care
drip kcl; lidokain; numeric pain rating scale; nyeri; vena perifer
RS Akademik UGM Yogyakarta
id
Latar Belakang: Hipokalemia merupakan gangguan elektrolit yang sering terjadi. Hipokalemia berat dapat mengancam jiwa. Koreksi hipokalemi yang tepat dan cepat dapat mencegah komplikasi yang membahayakan jiwa. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian KCl melalui akses vena perifer, tetapi KCl memiliki sifat iritatif yang dapat menyebabkan nyeri. Cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri adalah dengan pemberian lidokain intravena. Lidokain merupakan obat anestesi yang dapat diberikan secara intravena dan memberikan efek analgesia. Tujuan: Mengetahui keefektifan lidokain untuk mengurangi nyeri pada pemberian KCl melalui akses vena perifer.Metode: Penelitian ini merupakan uji klinis randomisasi samar berganda melibatkan 37 pasien hipokalemia yang memerlukan koreksi. Pasien terbagi menjadi 21 pasien kelompok perlakuan (mendapatkan lidokain saat koreksi) dan 16 pasien kelompok kontrol (tanpa lidokain) yang kemudian penilaian nyeri menggunakan numering pain rating scale (NPRS) pada pertengahan proses koreksi (2,5 jam) dan akhir koreksi (5 jam). Hasil: Tidak terdapat perbedaan karakteristik dasar di kedua kelompok pada awal penelitian. Pemberian lidokain terbukti dapat mengurangi terjadinya nyeri dari proses koreksi kalium pada pertengahan proses koreksi dan akhir proses koreksi (p<0,05). Pada progresivitas nyeri, pemberian lidokain mampu mencegah terjadinya nyeri pada 2,5 jam pertama (RR=0,47, 95%IK 0,26-0,85, p=0,01) namun progresivitas nyeri 2,5 jam berikutnya tidak bermakna secara statistik (RR=0,95, 95%IK 0,30-2,99, p>0,05).Kesimpulan: Lidokain dapat mengurangi nyeri selama proses koreksi kalium sehingga dapat dipertimbangkan untuk diaplikasikan dalam praktik klinis.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6409
2023-11-28T02:45:38Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6409
2023-11-28T02:45:38Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 5, No 2 (2013): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 71-82
Efek Dexmedetomidine 0,2 ug/kgbb Intravena terhadap Insiden Delirium saat Pulih Sadar dari Anestesi Umum pada Pasien Pediatrik
Hendrawan, Cahya; Bagian Anestesiologi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Makassar
Arif, Syafri Kamsul; Bagian Anestesiologi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Makassar
2013-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6409
dexmedetomidine; delirium; isofluran; anesthesia
id
Latar Belakang : Dexmedetomidine memberikan efek sedasi, analgesia, dan anxiolitiksetelah pemberian intravena. Isofluran dan sevofluran dihubungkan dengan angkakejadian delirium saat pulih sadar dari anestesi umum pada pasien pediatrik. Padapenelitian dengan menggunakan placebo sebagai kontrol, kami mengevaluasi efek daridosis tunggal dexmedetomidine pada delirium saat pulih sadar dari anestesi umumpada pasien pediatrik yang menjalani pembedahan elektif menggunakan anestesiumum dengan isofluran.Metode : Pada penelitian acak tersamar ganda ini , 46 anak (usia 3-10 tahun) dipilihsecara acak mendapatkan dexmedetomidin 0,2ug/kgBB atau placebo pada akhirpembedahan. Semua pasien mendapatkan obat anestesi yang standar. Setelahpembedahan, nilai delirium saat pulih sadar dari anestesi umum diukur sampai 1 jampascabedah. Waktu ekstubasi, waktu pulih sadar, dan efek samping daridexmedetomidine dicatat. Setelah pembedahan nyeri pasien diukur denganmenggunakan objective pain scale (OPS) .Hasil : Nilai delirium saat pulih sadar dari anestesi umum pada kelompokdexmedetomidine lebih baik daripada kelompok placebo (P<0,05). Nilai nyeri samapada kedua kelompok (P>0,05). Waktu ekstubasi dan waktu pulih sadar lebih panjangpada kelompok dexmedetomidin tetapi tidak bermakna secara statistik (P>0,05). Tidakada efek samping (hipotensi dan bradikardi) pada kedua kelompok.Kesimpulan : Kami menyimpulkan bahwa Dexmedetomidine 0,2ug/kgBB intravenadapat mengurangi insiden delirium saat pulih sadar dari anestesi umum denganisofluran pada anak yang menjalani pembedahan elektif.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/27379
2023-11-28T02:35:43Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/27379
2023-11-28T02:35:43Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 14, No 2 (2022): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 78-85
Pengaruh Penggunaan Sevofluran dan Isofluran terhadap Postoperative Cognitive Dysfunction pada Pasien yang Menjalani Operasi Laparotomi Salpingo Ooforektomi
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/27379/78752
Baskoro, Adhi Gunawan; Department of Anesthesiology and Intensive Theraphy, Faculty of Medicine, Diponegoro University Semarang
Nurcahyo, Widya Istanto; Department of Anesthesiology and Intensive Theraphy, Faculty of Medicine, Diponegoro University Semarang
Wicaksono, Satrio Adi; Department of Anesthesiology and Intensive Theraphy, Faculty of Medicine, Diponegoro University Semarang
2022-07-31 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/27379
agen inhalasi; isofluran; MOCA-INA; POCD; sevofluran
id
Latar Belakang: Postoperative cognitive dysfunction (POCD) merupakan penurunan kemampuan kognitif seseorang pascaoperasi yang berhubungan erat dengan kesehatan pasien, lama perawatan, tingkat morbiditas, mortalitas, keterlambatan penyembuhan, dan penurunan kualitas hidup. POCD dapat terjadi pada 15-25% pasien yang menjalani operasi, umumnya pada operasi dengan pembiusan umum. POCD dapat didiagnosa menggunakan instrumen skrining disfungsi kognitif ringan, diantaranya adalah menggunakan tes MOCA-INA yang memiliki nilai spesifisitas dan sensitivitas yang tinggi. Agen anestesi inhalasi sering disebut sebagai salah satu faktor pemicu POCD karena perannya dalam peningkatan agregasi Aβ dan kemampuannya dalam mencegah transmisi kolinergik. Secara teoritis, isofluran lebih unggul daripada sevofluran karena memiliki sifat neuroprotektif.Tujuan: Mengetahui perbedaan pengaruh penggunaan sevofluran dan isofluran terhadap kejadian POCD pada pasien yang menjalani operasi laparotomi salpingo ooforektomi.Metode: Sebanyak 20 pasien yang menjalani operasi laparotomi salpingo ooforektomi dimasukkan dalam penelitian randomized clinical trial. Pasien dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang menggunakan agen anestesi inhalasi sevofluran (kel. 1 dan isofluran (kel. 2) untuk pemeliharaan anestesi. Kedua kelompok dilakukan wawancara menggunakan kuesioner MOCA-INA satu hari sebelum dan tiga hari sesudah operasi untuk menilai tingkat kognitifnya. Kejadian POCD ditandai dengan penurunan nilai MOCA-INA minimal sebesar 20% dari nilai awal.Hasil: Dari kedua kelompok tidak didapatkan subjek yang mengalami POCD, dan tidak ada perbedaan perubahan nilai kognitif yang bermakna antara kelompok 1 dan kelompok 2.Kesimpulan: Tidak ada perbedaan pengaruh penggunaan sevofluran dan isofluran yang bermakna secara statistik terhadap kejadian POCD pada pasien yang menjalani operasi laparotomi salpingo ooforektomi.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6430
2023-11-28T02:46:38Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6430
2023-11-28T02:46:38Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 4, No 2 (2012): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 114-124
Pengaruh Anestesi Regional dan General pada Sectio Cesaria pada Ibu dengan Pre Eklampsia Berat terhadap Apgar Score
Wijayanto, Nurhadi; Bagian Anestesiologi/ RSU Bhayangkara Sartika Asih
Bandung
Leksana, Ery; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Budiono, Uripno; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2012-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6430
preeklampsia; Apgar score; anestesi spinal; sectio cesaria, hemodinamik
id
Latar belakang : pada pasien preeklampsia berat intubasi merupakan tindakan yang berbahaya karena berkaitan dengan menejeman jalan napas dan gejolak hemodinamik yang mungkin terjadi. Anestesi spinal banyak dihindari berkaitan dengan resiko hipotensinya namun beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa anestesi spinal adalah aman bagi ibu maupun janin . perdebatan tentang pengaruh anestesi umum dan anestesi spinal terhadap Apgar score adalah sesuatu yang menarik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan anestesi pada keduanya namun pada penelitian lainnya dikatakan bahwa dengan apresiasi umum akan menghasilkan anestesi yang lebih rendah daripada anestesi spinal.Tujuan : untuk membandingkan pengaruh anestesi umum dan anestesi spinal terhadap anak yang dilahirkan oleh ibu dengan sectio caesaria karena preeklampsia berat.Metode : merupakan penelitian eksperimental dengan desain penelitian prospective randomized control trial, kelompok penelitian dibagi menjadi dua (n:8), kelompok I merupakan kelompok yang mendapat anestesi umum dengan pentothal dosis 5mg/bb dan pelumpuh otot suksinilkholis dosis 1.5mg/bbKesimpulan : Apgar score pada kelompok anesthesi spinal lebih tinggi daripada anestesi umum pada pasien sectio caesaria karena preeklampsia berat, tetapi secara klinis berdasarkan kategori Apgar score kedua kelompok sama
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/19760
2018-08-06T13:04:07Z
janesti:PLT
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6451
2023-11-28T02:47:43Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6451
2023-11-28T02:47:43Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 3, No 1 (2011): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Pengaruh Pretreatment Vitamin C 200 Miligram Terhadap Kadar Cortisol Serum Pada Induksi Etomidat
Anggraeni, Ratna
Satoto, Hariyo; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Nurcahyo, Widya Istanto; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2011-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6451
pretreatment; vit c 200 mg; cortisol serum; etomidat
id
Latar Belakang: Etomidat adalah salah satu agen anestesi yang berefek minimal terhadap kardiovaskular. Namun, etomidat mendepresi produksi kortisol. Salah satu agen yang dapat meminimalisir efek depresi tersebut adalah vitamin C.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pretreatment vitamin C 200 mg pada operasi elektif dengan anestesi umum terhadap kadar kortisol serum.Metode: penelitian ini merupakan penelitian Randomized Contolled Trial dengan 30 subjek yang dibagi dalam dua kelompok sama besar (n=15), yaitu kelompok kontrol yang menerima etomidat 0,2 mg/kgBB dan kelompok perlakuan yang menerima etomidat dan vitamin C 200 mg iv preoperasi. Masing-masing kelompok tersebut selanjutnya diperiksa kadar kortisolnya pre anestesi, 2 jam pasca induksi, 8 jam pasca induksi. Uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test dan Paired T Test digunakan untuk membandingkan kadar kortisol di masing-masing kelompok. Uji Mann Whitney dan Independent Sample T Test digunakan untuk membandingkan antar kelompok kontrol dan perlakuan.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok kontrol, kadar kortisol preanestesi 244,15 dan 2 jam pasca induksi 185,52 + 35,88 berbeda bermakna (p=0,002). Begitu pula antara kadar 2 jam dengan 8 jam pasca induksi 349,81 + 121,28 (p=0,000). Sedangkan pada kelompok perlakuan, kadar kortisol antara pre anestesi 258,49 (175,45-369,09) dan 2 jam pasca induksi 202,14 + 45,3 tidak berbeda bermakna (p=0,256), begitu pula 2 jam pasca induksi dengan 8 jam pasca induksi 251,39 + 122,91 (p=0,691).Kesimpulan: Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian vitamin C 200 mg intra vena 30 menit pre operasi dapat menurunkan efek depresi kortisol oleh pemberian etomidat 0,2 mg/kgBB.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/56915
2024-02-29T02:30:46Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/56915
2024-02-29T02:30:46Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 15, No 3 (2023): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 170-182
Analisis Terhadap Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Mortalitas Pasien Sindrom Guillain-Barré yang Dilakukan Plasmaferesis
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/56915/182670
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/56915/182671
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/56915/182673
Bangun, Primta; Fakultas Kedokteran, Universitas Padjajaran, Bandung|Universitas Padjajaran, Bandung
Sudjud, Reza Widianto; Departemen Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran/RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung|Universitas Padjadjaran/RSUP dr. Hasan Sadikin, Bandung
Zulfariansyah, Ardi; Departemen Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran/RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung|Universitas Padjadjaran/RSUP dr. Hasan Sadikin, Bandung
2023-11-20 10:03:29
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/56915
faktor risiko; mortalitas; plasmaferesis; sindrom Guillain-Barré (SGB); ventilasi mekanik berkepanjangan
id
Latar Belakang: Sindrom Guillain-Barré (SGB) merupakan penyakit autoimun yang mengenai sistem saraf tepi yang banyak ditemukan di dunia. Penyakit ini memiliki manifestasi berupa kelemahan, arefleksia otot secara progresif dan dapat menyebabkan kelemahan pada otot-otot pernapasan. Hal ini menyebabkan penderita membutuhkan bantuan ventilasi mekanik. American Society for Apheresis (ASFA) menyatakan pengobatan lini pertama krisis sindrom Guillain-Barré (SGB) fase akut adalah dengan pemberian therapeutic plasma exchange/plasmaferesis. Therapeutic plasma exchange merupakan prosedur yang relatif aman dan sudah sering dilakukan di unit rawat intensif Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan mortalitas pasien SGB yang telah menjalani terapi plasmaferesis.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik multivariat dengan desain kasus kontrol yang dilakukan pada 55 sampel pasien SGB yang mendapatkan terapi plasmaferesis di unit rawat intensif RSHS Bandung dan rumah sakit (RS) Bhayangkara Tingkat II Medan. Penelitian ini bersifat retrospektif dengan mengambil data dari rekam medis serta menyajikan karakteristik dasar subjek.Hasil: Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa diantara faktor-faktor risiko yaitu usia, komorbid, dan lama penggunaan ventilasi mekanik, yang paling berhubungan dengan mortalitas pasien SGB yang telah menjalani terapi plasmaferesis adalah faktor lamanya penggunaan ventilasi mekanik >14 hari.Kesimpulan: Faktor risiko penggunaan mesin ventilasi mekanik berkepanjangan (>14 hari) berhubungan dengan tingginya kejadian mortalitas/kematian pada pasien SGB yang menjalani terapi di RSHS Bandung, maupun di RS Bhayangkara Tingkat II Medan.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6557
2023-11-28T02:59:08Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6557
2023-11-28T02:59:08Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 1, No 3 (2009): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Efektivitas Ketamin Sebagai Analgesia Preemptif Terhadap Nyeri Pasca Bedah Onkologi
Raharjo, Langgeng
Budiono, Uripno; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2009-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6557
ketamin; analgesia preemptif; nyeri pasca bedah onkologi.
id
Latar belakang: Asam amino eksitatori berperan dalam aktivasi saraf nosisepsi kornu medula spinalis pada reseptor N-methyl-D-aspartate (NMDA). Data penelitian melaporkan reseptor NMDA berperan dalarn proses sensitisasi sentral terhadap nyeri. Analgesia preemptif berdasar bahwa pemberian obat analgesia sebelum input nosisepsi dapat mencegah sensitisasi dan memperbaiki nyeri pasca bedah.Tujuan: Mengetahui efetktifitas ketamin sebagai analgesia pre emptif, terhadap derajat nyeri pasca bedah onkologi.Metode: Merupakan penelitian eksperimental randomized past test only controlled group design. Empat puluh dua pasien yang menjalani operasi elektif onkologi dengan anestesi umum inhalasi di RS Dr. Kariadi Semarang; memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dibagi dalam dua kelompok dicatat tanda vital pra bedah. Premedikasi dengan midazolam 0,07 mg/kgBB iv, metoclopramid l0 mg iv, aulfas atropin 0,01 mg/kgBB. Induksi dengan tiopental 5 mg/kgBB, atrakurium 0,5 m/kgBB, fentanyl 2 µ/kgBB dilakukan intubasi. Rumatan anestesi dengan N2O:O2=70%: 30%, isofluran 1% atrakurium intermiten kelompok kontrol (II) diberi NaCl 0,9%- Selesai operasi pasien diekstubasi, dilakukan observasi di ruang pemulihan. Bila skor nyeri atau nilai visualAnalog Scale (VAS) >3 cm diberi meperidin 0,5mg/kgBB iv. Dicatat tanda vital pasca bedah, waktu pertama kali diberikananalgetik di bangsal, diberi analgetik meperidin 0,5 mg/kgBB bila Vas > 3 cm. Dicatat jumlah total kebutuhan meperidin. Efek samping yang terjadi dicatat.Hasil: Jumlah meperidin yang diberikan dan nilai VAS dalam 24 jam tidak Berbeda bermakna pada dua kelompok (p=0,692 dan (p>0,05), dan berbeda bermakna pada waktu pertama kali diperlukan analgetik (F0,000).Simpulan: Ketamin dosis 0,5 mg/kgBB iv tidak memberikan efek analgesia preemptif pada operasi bedah onkologi.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/9823
2023-11-28T02:43:56Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9823
2023-11-28T02:43:56Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 7, No 2 (2015): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 102-113
Perbandingan Validitas Sistem Skoring Apache II, SOFA, Dan Customized Sequential Organ Failure Assessment (Csofa) Untuk Memperkirakan Mortalitas Pasien Non-Bedah Yang Dirawat Di Ruang Perawatan Intensif
Taofik, Stefanus; Bagian/ SMF Ilmu Anestesi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
Denpasar
Senapathi, Tjokorda Agung; Bagian/ SMF Ilmu Anestesi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
Denpasar
Wiryana, I Made; Bagian/ SMF Ilmu Anestesi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
Denpasar
2015-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9823
Sistem skoring; APACHE II; SOFA; CSOFA; AuROC; missing value
id
Latar Belakang : Penerapan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (SJKN) dalam pelayanan ICU mendorong pelayanan ICU untuk lebih efektif dan efisien. Prediksi hasil perawatan penting baik secara administrasi ataupun klinis dalam manajemen ICU. Pasien non-bedah meskipun jumlahnya tidak banyak, namun memiliki angka mortalitas yang tinggi.Tujuan : Untuk mendapatkan sistem skoring yang baik dan mudah diterapkan dilakukan penilaian missing value, dan diskriminasi dari masing masing sistem skoring.Metode : Penelitian ini melibatkan 184 pasien non-bedah yang dirawat di ICU RSUP Sanglah Denpasar yang diambil secara retrospektif dari data tanggal 1 Januari 2014 sampai dengan 31 Desember 2014. Semua pasien dilakukan penilaian APACHE II, SOFA, dan CSOFA. Uji analisis regresi logistik dilakukan untuk menilai pengaruh masing masing sub variabel terhadap mortalitas, dan selanjutnya mencari cut off point dari analisis kurva ROC untuk mendapatkan sensitifitas dan spesifisitas masing masing.Hasil : Area under Receiver Operating Characteristic (AuROC) pada APACHE II, SOFA, dan CSOFA berturut turut didapatkan 0,892, 0,919, dan 0,9172. Missing value terbanyak didapatkan berturut turut pada SOFA, APACHE II, dan CSOFA sebesar 84,23%, 8,15%, dan 1,65%, dengan dominan sub variabel hepar (bilirubin). Uji regresi logistik memperlihatkan sub variabel neurologi, kardiovaskular, dan respirasi memberikan hubungan bermakna terhadap mortalitas dengan RO 4,58, 2,24, dan 1,47. Sub variabel lain yang berpengaruh antara lain AKI, sepsis, dan penyakit kronis dengan RO 8,14, 3,89 dan 2,42.Simpulan : CSOFA lebih valid dalam memperkirakan mortalitas pasien di ICU RSUP Sanglah Denpasar, karena mempunyai nilai diskriminasi yang lebih baik dan missing value yang lebih sedikit dibandingkan dengan sistem skoring APACHE II dan SOFA
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/19814
2023-11-28T02:42:58Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19814
2023-11-28T02:42:58Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 8, No 3 (2016): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 157-163
Pengaruh Dexmedetomidine Intravena Terhadap Kadar Superoxide Dismutase 1 (SOD-1) Ginjal Kelinci Padarenal Ischemic Reperfusion Injury Model
Yusuprihastuti, Maulitia Neny; PPDS 1 Bagian Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP DR. Kariadi
Semarang
Satoto, Hari Hendriarto; Staf Pengajar Bagian Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Harahap, Mohamad Sofyan; Staf Pengajar Bagian Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2016-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19814
Dexmedetomidine; Kadar Superoxide Dismutase 1 (SOD-1)
id
Latar belakang : Perubahan hemodinamik selama operasi dapat menyebabkan hipoperfusi organ yang berakibat pada kegagalan organ ginjal. Ischemic Reperfusion Injury (IRI) adalah penyebab utama dari kegagalan ginjal akut, dan dapat berakibat pada peningkatan morbiditas dan angka kematian. Dexmedetomidine adalah agonis α2 -adrenergik yang selektif, menunjukkan sifat sparing anestesi, analgesia dan sifat simpatolitik, termasuk digunakan sebagai agen pelindung untuk Ischemic Reperfusion Injury (IRI) pada banyak sistem organ. Superoxide Dismutase 1 (SOD-1) memainkan peran penting dalam menyeimbangkan status oksidasi dan antioksidan, memberikan pertahananpenting terhadap toksisitas superoksida radikal, sehingga dapat melindungi sel dari kerusakan.Tujuan : Mengetahui efek dexmedetomidine intravena terhadap kadar SOD-1 ginjal kelinci dengan renal ischemic reperfusion injury model.Metode : Penelitian eksperimental Randomize Post Test Only Control Group Design menggunakan 16 kelinci New Zealand. 8 kelinci diberikan perlakuan dengan pemberian dexmedetomidine 0,5 mcg/kgbb/jam dan dilakukan oklusi pada arteri renalis. 8 kelinci yang tidak mengalami perlakuan juga dilakukan oklusi arteri renalis dan dilakukan pemeriksaan SOD-1 sebagai kontrol. Uji normalitas dengan Saphiro Wilk dilanjutkan uji parametrik menggunakan Mann Whitney.Hasil :Kadar rerata SOD-1 pada kelompok kontrol 0,8 dan nilai P 0,389 (normal) dan kadar rerata SOD-1 pada kelompok perlakuan 1,21 dan nilai P 0,014 (tidak normal). Uji beda digunakan uji parametrik Mann Whitney-test didapatkan nilai p = 0,016. Karena nilai p < 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan bermakna.Kesimpulan: Dexmedetomidine secara signifikan meningkatkan nilai SOD-1 pada kelinci New Zealand yang diberikan perlakuan oklusi pada arteri renalis.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/22039
2023-11-28T02:38:53Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/22039
2023-11-28T02:38:53Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 11, No 1 (2019): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 1-8
Keamanan Penggunaan Propofol Auto-Coinduction Dibandingkan Dengan Midazolam Coinduction Berdasarkan Perubahan Hemodinamik Pada Induksi Anestesi Pasien Yang Dilakukan General Anestesi
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/22039/59583
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/22039/59584
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/22039/61203
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/22039/61354
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/22039/61355
Yesua, I Nyoman; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo; Surabaya
Rahardjo, Puger; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo; Surabaya
Edwar, Pesta Parulian Maurid; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo; Surabaya
2019-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/22039
anestesi umum; keamanan hemodinamik; midazolam co-induction; obat; propofol auto-coinduction
id
Latar Belakang: Pemilihan obat anestesi untuk induksi bagi seorang ahli anestesi merupakan hal yang krusial dan didasarkan atas efek farmakodinamik terhadap sistem kardiovaskular.Tujuan: Menganalisa apakah penggunaan propofol auto-coinduction (pre-dosing propofol) dapat digunakan sebagai alternatif midazolam sebagai obat coinduction, dilihat dari segi keamanan pasien (perubahan hemodinamik yang terjadi) dan biaya yang dikeluarkan.Metode: Penelitian eksperimental dengan desain pre-posttest single blind group ini melibatkan 52 pasien yang menjalani operasi elektif dengan anestesi umum di Kamar Operasi Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT) RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada bulan September-Oktober 2018. Dua kelompok pasien masing-masing mendapatkan midazolam 0,03 mg/KgBB (kelompok M, n=26) dan propofol 0,4 mg/KgBB (kelompok P, n=26) 2 menit sebelum induksi dengan propofol titrasi sampai hilang kontak verbal. Dosis propofol yang digunakan, tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan induksi serta biaya induksi dicatat.Hasil: Rerata Arterial Pressure (MAP) pra-induksi pada kelompok M adalah 96,35 ±11,366 mmHg dan pada kelompok P 90,54 ±7.732 mmHg, sedangkan MAP pascainduksi pada kelompok M sebesar 79.96 ±9.21mmHG dan pada kelompok P adalah 73,96 ±5,03mmHg (p=0,037). Total biaya yang digunakan pada kelompok M adalah Rp. 7.890 ±1.448.89 sedangkan pada kelompok P Rp. 7.082 ±1.403.89 (p=0.047).Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna pada perubahan MAP yang disebabkan oleh penggunaan propofol auto-coinduction bila dibandingkan dengan midazolam coinduction. Tidak terdapat perbedaan signifikan penurunan tekanan darah dan nadi, serta dosis propofol yang digunakan antara kedua kelompok. Biaya induksi pada kelompok auto-coinduction propofol secara signifikan lebih rendah.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6308
2023-11-28T02:45:21Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6308
2023-11-28T02:45:21Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 5, No 3 (2013): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 183-192
Pengaruh Asam Traneksamat pada Profil Koagulasi Pasien yang Mendapatkan Ketorolak
Hijrineli, Hijrineli; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif/ RSUD Mataram
Harahap, Mohamad Sofyan; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Soenarjo, Soenarjo; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2013-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6308
ketorolac; asam traneksamat; PPT; aPTT
id
Latar Belakang: Perdarahan intra operatif adalah salah satu tantangan dalam bidang anestesi. Penanganan perdarahan merupakan modalitas yang penting bagi ahli anestesi untuk mempertahankan keadaan pasien dalam homeostasis fisologis. Ketorolak adalah obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang sering digunakan sebagai analgesia intraoperatif maupun post operatif pada pasien bedah. Penggunaan OAINS sebagai analgesia paska bedah memiliki efek samping berupa gangguan pada fungsi hemostasis, salah satu manifestasinya adalah memperpanjang waktu perdarahan. Asam traneksamat dapat menurunkan jumlah perdarahan dan menghemat pemakaian faktor faktor koagulasi durante operasi, dan demikian diharapkan akan memperbaiki profil koagulasi (PPT dan aPTT)pasien yang mendapatkan ketorolak.Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian asam traneksamat terhadap PPT dan aPTT pasien yang mendapatkan ketorolakMetode: Penelitian ini merupakan uji eksperimental klinis dengan desain acak tersamar di Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUP Dr. Kariadi Semarang. Sampel diambil dari pasien yang menjalani operasi menggunakan “simple random sampling”dan dibagi menjadi dua kelompok : Kelompok 1 (K1) diberikan diberikan ketorolak 30 mg iv dan Asam traneksamat 1 gram intravena; Kelompok 2 (K2) diberikan diberikan ketorolak 30 mg iv dan placebo. Pasien dinilai PPT dan aPTT sebelum operasi, 2 jam pasca operasi dan 6 jam pasca operasi. Analisis statistik dengan SPSS for Windows versi 16.Hasil: Pada periode pre operatif, rerata PPT kedua kelompok cenderung tidak berbeda bermakna (KI : 12.27±0.811detik ;K II: 12.89±1.041; p: 0.083), demikian pula aPTT pre operatif (K I: 30.01±2.060 detik ; K II: 31.43±3.632 ; p: 0.196). Pada 2 jam post operatif terjadi pemanjangan PPT pada kedua kelompok namun beda kedua kelompok tidak bermakna ( K I : 13.17±1.202 detik K II: 13.60±1.648; p: 0.417). Perbedaan nilai aPTT 2 jam pasca operasi kedua kelompok tersebut bermakna secara statistik ( K I: 31.31±1.518 detik K II: 32.5667±3.899; p: 0.007). Pada 6 jam pasca operasi, PPT K I memendek ( 12.43±0.8314), namun K II tetap memanjang (13.793±1.384; p: 0.003). Pada nilai aPTT, K I memendek (29.4533±1.465),K II (34.74±3.967; p: 0.004) .Simpulan: Pemberian asam traneksamat dapat memperbaiki studi koagulasi pasien yang mendapatkan ketorolak secara bermakna secara statistic
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/29293
2023-11-28T02:36:45Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/29293
2023-11-28T02:36:45Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 13, No 3 (2021): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 144-152
Perbedaan Pengaruh Sevofluran dan Propofol Terhadap Kadar IL-6 dan Jumlah Neutrofil pada Operasi Kraniotomi
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/29293/84623
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/29293/132872
Priambodo, Bhimo; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi, Semarang|Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi, Semarang
Harahap, Mohammad Sofyan; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi, Semarang|Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi, Semarang
Nugroho, Taufik Eko; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi, Semarang|Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi, Semarang
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/29293
anestesiologi
imunitas; IL-6; neutrofil; sevofluran; propofol
ID
Latar Belakang: Imunitas bawaan adalah lini pertahanan pertama dan mengacu pada mekanisme perlindungan yang ada bahkan sebelum adanya luka / infeksi. Komponen yang dapat digunakan untuk mengetahui perubahan imunitas antara lain sitokin (IL-6) dan neutrofil. Anestesi umum dapat diberikan dengan menggunakan anestesi inhalasi, obat intravena, atau sebagian besar sering kombinasi keduanya. Semua bentuk obat anestesi ini dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan memberikan efek pada imunitas bawaan.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh sevofluran dan propofol terhadap sistem imun dinilai dari kadar IL-6 dan neutrofil pada operasi bedah saraf.Metode: Dilakukan penelitian eksperimental terhadap 34 subjek (17 subjek kelompok sevofluran dan 17 subjek kelompok propofol) yang menjalani operasi kraniotomi yang memenuhi kriteria penelitian. Kelompok I (17 subjek) menggunakan sevofluran 1 minimum alveolar concentration (MAC) dan kelompok II (17 subjek) menggunakan propofol maintenance infusion 100 μg/kg/menit. Dilakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan kadar IL-6 dan neutrofil saat sebelum operasi dan 2 jam setelah insisi operasi. Data dianalisa secara statistik menggunakan Wilcoxon dan Mann-Whitney test, dianggap bermakna bila p < 0,05.Hasil: Pada penelitian ini didapatkan penurunan kadar neutrofil pada kelompok sevofluran sebesar 0,02 ± 7,54 % dibanding kadar awal (berbeda tidak bermakna p= 0,205) sedangkan pada kelompok propofol didapatkan peningkatan kadar neutrofil sebesar 5,07 ± 7,01% dibanding kadar awal (berbeda bermakna p=0,002). Pada perbandingan selisih kedua kelompok didapatkan perbedaan kadar neutrofil yang bermakna (p=0,003). Kadar IL-6 pada kelompok sevofluran didapatkan peningkatan sebesar 4,86 ± 6,87 pg/ml dibanding kadar awal (berbeda bermakna p=0,017) dan pada kelompok propofol juga didapatkan peningkatan sebesar 15,87 ± 16,12 pg/ml dibanding kadar awal (berbeda bermakna p=<0,001). Pada perbandingan selisih kedua kelompok didapatkan perbedaan kadar IL-6 yang bermakna (p=0,009).Kesimpulan: Sevofluran lebih menurunkan kadar IL-6 dan jumlah neutrofil dibandingkan dengan propofol pada operasi kraniotomi.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6424
2023-11-28T02:46:21Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6424
2023-11-28T02:46:21Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 4, No 3 (2012): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 183-192
Pemberian Lidokain 1,5 mg/Kg/Jam Intravena untuk Penatalaksanaan Nyeri Pasien Pasca Laparatomi
Hartawan, Dicky; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif/ RSUD Tarakan,
Kalimantan Timur
Satoto, Hariyo; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Budiono, Uripno; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2012-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6424
lidokain intravena; SAV; nyeri paska laparatomi
id
Latar Belakang: Penanggulangan nyeri post operasi yang efektif merupakan salah satu hal yang penting dan menjadi problema bagi ahli anestesi. Salah satu jenis pembedahan dengan tingkat nyeri pasca operasi tinggi adalah laparotomi. Menurut penelitian terdahulu IVLI (intravenous lidokain infusion) berpotensi dan efektif untuk mengurangi nyeri paska operasi pada kasus bedah abdominal.Tujuan: Mengetahui apakah penggunaan lidokain intravena 1,5mg/kg/jam dapat menjadi salah satu alternatif pengelolaan nyeri paska operasi laparotomiMetode: Penelitian ini merupakan uji eksperimental klinis dengan desain acak tersamar di Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUP Dr. Kariadi Semarang. Sampel diambil dari pasien yang menjalani operasi laparatomi menggunakan “consecutive sampling” dan dibagi menjadi dua kelompok : Kelompok 1 (K1) diberikan lidokain 1mg/kg/iv 30 menit sebelum insisi kulit dan dilanjutkan dengan lidokain 1,5mg/kg/jam sampai 48 jam paska operasi; Kelompok 2 (K2) diberikan plasebo. Pasien dinilai Score Analog Visual dan parameter hemodinamik post operatif, bila SAV >5 pasien mendapatkan rescue analgesia. Analisis statistik dengan SPSS for Windows versi 17.Hasil: Pasca operasi terdapat perbedaan bermakna pada kebutuhan rescue analgesia (4 vs 15 subjek , p=0.01), waktu dimulainya rescue analgesia(jam ke 18.0±6.92 vs 14.5±5.19, p=0.01), penggunaan opioid (12,9±1,53 vs 16,57±2,59 mg , p=0.01), VAS 12 jam (3,8±0,88 vs 5,3±0,56, p=0.00),VAS 24 jam (4,1±0,54 vs 5,6±0,62, p=0.00),VAS 48 jam (4,5±0,51 vs 5±0,0,p=0,02), dan laju jantung (p=0,00) kedua kelompokSimpulan: Pemberian Lidokain 1,5 mg/kg intravena cukup efektif dalam pengelolaan nyeri post laparotomi dan dapat menurunkan kebutuhan penggunaan analgetik opioid dalam pengelolaan nyeri post laparotomi
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/19499
2018-07-11T19:20:53Z
janesti:PLT
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6444
2023-11-28T02:47:27Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6444
2023-11-28T02:47:27Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 3, No 2 (2011): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Pengaruh Induksi dengan Propofol dan Etomidat Terhadap Kadar Gula Darah
Bernardus, Johan Eduard
Witjaksono, Witjaksono; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Soenarjo, Soenarjo; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2011-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6444
etomidat; propofol; anestesi umum; gula darah
id
Latar belakang: Etomidat memiliki keunggulan karakteristik berupa keamanan dari segi hemodinamik, respirasi, maupun neuroproteksi, akan tetapi efeknya terhadap fungsi adrenal, kortisol dan menurunkan kadar gula darah menjadikan penggunanya terbatas. Tujuan: Membuktikan adanya perbedaan pengaruh pemberian propofol 2,5 mg/kgBB intravena dan etomidat 0,2 mg/kgBB intravena terhadap penurunan kadar gula darah. Metode: Penelitian ini menggunakan desain Randomized Clinical Control Trial pada 38 pasien yang menjalani anastesi umum, dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan (n=19), etomidat dan propofol. Masing-masing kelompok diperiksa kadar gula darah sebelum induksi,2 dan 8 jam setelah induksi. Uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test digunakan untuk membandingkan kadar gula darah pada masing-masing kelompok sedangkan uji statistik Mann Whitney U Test digunakan untuk membandingkan antar kelompok perlakuan. Hasil: Terdapat perbedaan bermakna kadar gula darah sebelum dan 2 jam pasca induksi pada kelompok etomidat (122,42+4,98 vs 78,73+4,56), tetapi tidak pada 8 jam pasca induksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengurangan dosis etomidat sampai 0,2 mg/kgBB masih menurunkan kadar gula secara signifikan sampai < 8 jam pasca induksi. Pada kelompok propofol terdapat peningkatan bermakna kadar gula darah 2 jam pasca induksi (P=0,000). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa propofol tidak memiliki efek menurunkan kadar gula darah. Kesimpulan: Pemberian etomidat 0,2 mg/kgBB menurunkan sintesis gula darah pada 2 jam pasca induksi namun kembali normal 8 jam pasca induksi. Pemberian propofol 2,5 mg/kgBB tidak menyebabkan penurunan kadar gula darah.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/36449
2021-08-05T12:29:30Z
janesti:PLT
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6469
2023-11-28T02:48:39Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6469
2023-11-28T02:48:39Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 2, No 1 (2010): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Hubungan Kadar Midazolam Plasma Ibu Dan Bayi Dengan Kondisi Fisik Serta Waktu Persalinan Pada Pasien Sectio Caesaria Yang Mendapat Premedikasi Midazolam Intravena
Putri, Eva Susana
Budiono, Uripno; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Jatmiko, Heru Dwi; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2010-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6469
midazolam; anestesi spinal; sectio caesaria
id
Latar belakang: Premedikasi midazolam rutin diberikan pada anestesi spinal karena sangat bermanfaat untuk memberikan efek sedasi, amnesia, menghilangkan kecemasan. Premedikasi midazolam untuk pasien section caesaria masih kontroversial karena ditakutkan terjadinya depresi napas neonatus. Hal ini karena informasi farmakologi transplasenta masih langka. Pada penelitian sebelumnya menyatakan dosis 0,02mg/kgbb iv aman bagi bayi. Penelitian ini bermaksud menambah informasi mengenai studi farmakokinetika yaitu menganalisis hubungan kadar midazolam plasma ibu dan bayi dengan kondisi fisik dan lamanya persalinan.Tujuan: Membuktikan adanya hubungan kadar midazolam plasma ibu dan bayi dengan kondisi fisik serta waktu persalinan.Metode: Ruang lingkup penelitian adalah Anestesiologi dan Farmakologi. Sample sebanyak 15 orang yang telah melalui kriteria inklusi dan eklusi Pasien diberi premedikasi midazolam dosis 0,02 mg/kgbb iv sesaat sebelum dilakukan anestesi spinal (± 2 menit). Setelah bayi lahir dipotong tali pusat, maka diambil arah vena maternal dan diambil sampel darah vena umbilikali Kadar midazolam plasma diukur menggunakan HPLC. Analisa statistik korelasi dengan pearson.Hasil: Usia ibu mempunyai hubungan bermakna positif dengan kadar midazolam plasma ibu (r=0,932 ; =0,000) dan bayi (r=0,578 ; =0,024). Usia kehamilan mempunyai hubungan bermakna negatif dengan kadar midazolam plasma ibu (r= -0,648 ; = -0,009). Berat badan bayi mempunyai hubungan bermakna negatif dengan kadar midazolam plasma bayi (r= -0,954 ; =0,000). Waktu persalinan mempunyai hubungan bermakna negatif dengan kadar midazolam plasma ibu (r= - 0,760 ; =0,001) maupun bayi (r= -0,558 ; = -0,031).Kesimpulan: Ada hubungan kadar midazolam plasma ibu dan bayi terhadap kondisi fisik serta waktu persalinan.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6650
2023-11-28T02:45:05Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6650
2023-11-28T02:45:05Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 6, No 1 (2014): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 56-64
Penentuan Dosis Efektif Bupivacaine Hiperbarik 0,5% Berdasarkan Tinggi Badan Untuk Bedah Sesar Dengan Blok Subarakhnoid
Listiarini, Dian Ayu; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Harahap, Mohamad Sofyan; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Budiono, Uripno; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2014-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6650
bupivakain, tinggi badan; dosis efektif; blok subarachnoid; bedah sesar
id
Latar Belakang: Anestesi spinal lebih disukai untuk bedah sesar dikarenakan onset cepat, teknik sederhana, relatif mudah dilakukan dan menimbulkan relaksasi otot yang sempurna dibandingkan dengan anestesi epidural, dan profil keselamatan ibu lebih besar dibandingkan dengan anestesi umum. Meskipun demikian, anestesi spinal dapat menyebabkan hipotensi, yang memberi dampak morbiditas pada ibu dan janin. Frekuensi dan derajat hipotensi dipengaruhi oleh dosis subarakhnoid anestesi lokal, sehingga diperlukan penentuan dosis minimal yang efektif untuk anestesi spinal.Tujuan: Mengetahui efektivitas dan profil hemodinamik dosis bupivakain hiperbarik 0,5% 0,06 mg/cm untuk blok subarakhnoid pada bedah sesar.Metode: Sebanyak 40 orang ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi dibagi secara acak menjadi dua kelompok, yaitu 20 orang pada kelompok I mendapat bupivakain 0,5% hiperbarik 0.06 mg/cmTB, dan 20 orang pada kelompok II mendapat bupivakain 0,5% hiperbarik 12,5 mg. Dilakukan pencatatan dari sebelum hingga 45 menit setelah tindakan anestesi spinal terhadap beberapa variabel, yaitu tanda vital, kejadian hipotensi, jumlah efedrin yang diberikan, waktu blok sensorik, dan blok motorik.Hasil: Pada kelompok I, onset blok sensorik pada dermatom T10 tercapai pada 1,61±0,617 menit paska injeksi obat, berbeda tidak bermakna bila dibandingkan kelompok II yaitu 1,47 ± 0,655 menit (p>0.05). Semua blok sensorik pada penelitian ini berhasil mencapai dematom T4. Onset blok sensorik pada dermatom T4 tercapai pada 2,55±0,56 menit paska injeksi obat pada kelompok I, berbeda tidak bermakna bila dibandingkan kelompok II yaitu 2,45±0,594 menit (p>0.05). Perbedaan rerata tekanan sistolik, tekanan diastolik, tekanan arteri rerata, laju jantung dan jumlah efedrin yang digunakan pada kedua kelompok menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna secara statistik (p>0,05), demikin pula dengan angka kejadian hipotensi.Simpulan: Bupivakain 0,5% hiperbarik 0,06 mg/cm Tinggi Badan untuk blok subarakhnoid pada bedah sesar memiliki efektivitas dan profil hemodinamik serupa dengan Bupivakain 0,5% hiperbarik 12,5 mg.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/9164
2023-11-28T02:44:14Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9164
2023-11-28T02:44:14Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 7, No 1 (2015): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 30-41
Perbandingan Efektifitas Larutan Antiseptik Kombinasi Chlorexidine Gluconate Cetrimide - Alkohol 70% Dengan Povidone Iodine 10 % Terhadap Kepadatan Kuman Pada Tindakan Anestesi Spinal
Indrawan, Khadafi; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya/ RSUD Saiful Anwar
Malang
Jaya, Wiwi; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya/ RSUD Saiful Anwar
Malang
Noorhamdani, Noorhamdani; Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya/ RSUD Saiful Anwar
Malang
2015-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9164
Chlorexidine; kepadatan kuman; larutan antiseptik; Povidone iodine
id
Latar belakang : Infeksi bakteri dapat disebabkan oleh tehnik neuraxial. Salah satu faktor penyebab infeksi bakteri adalah peralatan yang digunakan, tehnik aseptik yang salah, atau larutan anti septik yang dipakai. Larutan antiseptik yang biasa digunakan pada anestesi spinal adalah chlorhexidine dan povidone iodine. Chlorhexidine gluconate adalah larutan antiseptik yang kuat dan berspektrum luas, efektif melawan hampir semua bakteri (gram positif dan gram negatif) dan jamur nosokomial . Povidone iodine memiliki aktivitas melawan mikroorganisme b gram negatif maupun gram postif dan dapat menembus dinding sel serta menghambat sintesis protein bakteriTujuan : Mengetahui Efektifitas larutan antiseptik kombinasi Chlorhexdine gluconate cetrimide – alkohol 70% dengan pemakaian Povidone iodine 10% terhadap kepadatan kuman pada tindakan anestesi spinalMetode : Penelitian eksperimental dengan rancangan “single blind true experimental design” pada 32 pasien dengan usia 18 – 40 tahun, status fisik ASA I-II yang menjalani tindakan anestesi spinal. Terdiri dari 2 kelompok: kelompok Chlorexidine gluconate cetrimide-alkohol 70% (clor) dan kelompok Povidone Iodine 10% (pov). Dilakukan pengambilan swab I pada punggung pasien sebelum perlakuan. Dan pengambilan swab II setelah mendapat perlakuan dan mengambil cairan serebrospinal untuk dikultur. Analisa hasil dengan uji statistik dilakukan uji beda t berpasangan (sebelum dan sesudah perlakuan) dan uji t dua sampel bebas (sesudah perlakuan), dengan derajat kemaknaan yaitu nilai p< 0,05.Hasil : Insidensi kepadatan kuman pada kelompok clor sebesar 1,4% sedangkan pada kelompok pov 4,1%. Insidensi kepadatan kuman lebih banyak pada kelompok povidone iodine. Dari rata-rata penurunan kepadatan kuman sesudah perlakuan kelompok chlorexidine mean = 0,0625, sedangkan pada kelompok povidone mean = 1,0625. Rata-rata penurunan kepadatan kuman pada kelompok chlorexidine lebih kecil.Simpulan : Efektifitas antiseptik kombinasi Chlorexidine gluconate cetrimide-alkohol 70 % lebih baik bila dibandingkan antiseptik Povidone iodine 10% terhadap kepadatan kuman pada tindakan anestesi spinal.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/11861
2023-11-28T02:43:27Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/11861
2023-11-28T02:43:27Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 8, No 1 (2016): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 22-30
Perbandingan Pemberian Deksametason Intravena dan Lidokain Spray pada Kejadian Nyeri Tenggorok Paska Ekstubasi
Setiawan, Chandra Tirta; Rumah Sakit Syarif Hidayatullah, Ciputat
Tangerang Selatan
Sutiyono, Doso; Bagian Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2016-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/11861
Nyeri tenggorok; Deksametason i.v; Lidokain spray; intubasi endotrakhea
id
Latar Belakang: Nyeri tenggorok merupakan salah satu komplikasi paska intubasi endotrakeal tersering, terjadi pada 30-70% pasien paska intubasi endotracheal. Hal ini disebabkan karena inflamasi dari mukosa trakea. Deksametason dan lidokain dipercaya bisa menekan inflarnasi pada mukosa trakea paska intubasi endotrakhea. Tujuan: Mengetahui efektivitas deksametason iv untuk mencegah nyeri tenggorok dibandingkan dengan lidokain spray. Metode: Penelitian jenis uji klinis acak tersamar ganda. Sampel penelitian 58 orang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 (Kl) diberikan dexametasone i.v 10 mg sebelum intubasi, kelompok 2 (K2) diberikan spray lidokain pada pipa endotrakea sepanjang 15 cm dari ujung distal. Kejadian nyeri tenggorok dinilai pada jam ke-1, ke-6 dan ke-24 paska ekstubasi.Hasil: Terdapat perbedaan tidak bermakna kejadian nyeri tenggorok pada kedua kelompok pada jam ke-1, ke-6 dan ke-24 (p=0,078, p=l,0, p=l,0). Terdapat perbedaan tidak bermakna kejadian suara serak pada kedua kelompok pada jam ke-1, ke-6 dan ke-24 (p=0,091,p=l,0, p=l,0) Simpulan: Pemberian deksametason i.v pre induksi untuk mencegah nyeri tenggorok pada pasien anestesi umum dengan intubasi endotrakhea tidak lebih efektif dibandingkan dengan lidokain spray.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/22248
2023-11-28T02:39:24Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/22248
2023-11-28T02:39:24Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 10, No 2 (2018): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 74-92
Perbandingan Efektivitas Patient-Controlled Analgesia (PCA) Fentanil, PCA Morfin dan Tramadol Intravena Sebagai Analgetik Pasca Operasi Modified Radical Mastectomy (MRM)
Madjan, Arie Faishal; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi; Semarang
Nurcahyo, Widya Istanto; Bagian Anestesi dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi; Semarang
2018-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/22248
efektifitas; efeksamping; fentanyl; morfin; MRM; PCA; Tramadol
id
Latar Belakang: Operasi Modified Radical Mastectomy menimbulkan nyeri derajat sedang hingga berat pasca operasi. Sebagian pasien yang mendapat kombinasi anagetik tramadol dan ketorolak secara berkala, masih mengeluh nyeri. PCA merupakan metode baru pemberian analgetik. Penggunaan PCA fentanil dan PCA morfin diharapkan dapat lebih efektif dalam mengatasi nyeri pasca operasi MRM.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas, efek samping dan tingkat kepuasan pasien antara penggunaan PCA fentanil, PCA morfin dan tramadol intravena sebagai analgetik pasca operasi MRM.Metode:Dilakukan uji klinis tersamar ganda terhadap 36 pasien rencana operasi MRM yang memenuhi kriteria penelitian. Setelah dilakukan anestesi umum, pasien dibagi dalam 3 kelompok perlakuan pemberian analgetik pasca operasi: (1) kelompok PCA fentanil dengan fentanil loading dose 50 mcg, demand dose 20 mcg, lockout interval 10 menit, limitdose 70 mcg/jam, background infusion 30 mcg/jam; (2) kelompok PCA morfin dengan morfin loading dose 4 mg, demand dose 1 mg, lockout interval 10 menit, limit dose 6 mg/jam, tanpa background infusion; (3)kelompok tramadol yang mendapat tramadol intravena 100 mg/8jam. Dilakukan penilaian berkala skor NRS, RASS, tanda vital, efek samping dan tingkat kepuasan pasien selama 24 jam pasca operasi. Data dianalisa dengan Shapiro-Wilk dilanjutkan Kruskal-Wallis atau One way ANOVA, dianggap bermakna bila p< 0,05.Hasil:Efektivitas terbaik pada PCA fentanil, diikuti PCA morfin lalu tramadol. Skor RASS PCA fentanil dan PCA morfin lebih rendah dari tramadol (p=0,000). Terdapat efek samping mual, muntah dan dizziness yang secara statistik tidak berbeda bermakna. Tingkat kepuasan pasien tertinggi pada kelompok PCA fentanil, sedangkan antara kelompok PCA morfin dan tramadol tidak berbeda bermakna(p=0,009).Simpulan: PCA fentanil dan PCA morfin lebih efektif dibandingkan tramadol. PCA fentanil memberikan tingkat kepuasan pasien yang lebih tinggi dibanding PCA morfin dan tramadol. Terdapat efek samping mual, muntah dan dizziness namun secara statistik tidak berbeda bermakna.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6292
2023-11-28T02:59:23Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6292
2023-11-28T02:59:23Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 1, No 2 (2009): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Skor Histologi C-Erbb-2, Proliferasi Endotel Pembuluh Darah: Pada Infiltrasi Levobupivakain Terhadap Penyembuhan Luka
Trisasi, Curniawati
Marwoto, Marwoto; Departemen Anestesiolgoi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2009-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6292
levobupivakain; c-erbb-2; agnor; penyembuhan luka
id
Latar Belakang: Nyeri akut paska bedah memicu timbulnya gejala klinis patofisiologis, menekan respon imun, sehingga menyebabkan penurunan sistem imun yang akan menghambat penyembuhan luka. Levobupivakain, anestetik lokal durasi panjang efektif mengurangi nyeri akut. Proses angiogenesis merupakan pilar utama penyembuhan luka. C-erbB-2 adalah reseptor mitogenik yang ekspresinya pada endotel pembuluh darah bila berikatan dengan ligand yang sesuai menyebabkan sel berproliferasi. Infiltrasi levobupivakain akan meningkatkan ekspresi c-erbB-2 dan proliferasi sel endotel pembuluh darah sehingga mempercepat penyembuhan luka.Tujuan: Membuktikan adanya perbedaan skor histo logi c-erbB-2 dan proliferasi endotel pembuluh darah antara tikus yang diinfiltrasi levobupivakain dengan yang tidak pada proses penyembuhan luka tikus Wistar.Metode: Merupakan penelitian eksperimental pada hewan coba, randomized post test only control group design, menggunakan tikus Wistar. Sampel 15 ekor dibagi menjadi 3 kelompok; kelompok I kontrol, kelompok II insisis subkutis tanpa infiltrsi levobupivakain, kelompok III insisi subkutis dan infiltrasi levobupivakain setiap 8 jam selama 24 jam.Ekspresi c-erbB-2 dan nilai AgNOR yang dihitung sebagai mAgNOR dan pAgNOR pada sekitar luka insi si dinilai dengan skor histologi dengan menggunakan pengecatan secara imunohistokimia, yang diambil dari biopsi jaringan pada hari kelima. Data dianalisis dengan uji beda Kruskal-wallis. Hubungan antara c-erbB-2, mAgNOR dan pAgNOR dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman.Hasil: Rerata skor histologi c-erbB-2 dan mAgNOR pada kelompok infiltrasi levobupivakain lebih tinggi dibandingkan kelompok tanpa infiltrasi levobupivakain, yaitu untuk c-erbB-2 7,2±2,16 vs 9,9±1,29 dan mAgNOR 5,94±0,15 vs 11,86±1,02, dan secara statistik berbeda bermakna (p=0,015 dan p=0,02). Hubungan antara c-erbB-2 dan mAgNOR secara statistik bermakna (r=0,693;p=0,004). Pada pAgNOR tidak didapat perbedaan yang bermakna antara kelompok tersebut.Simpulan: Ekspresi c-erbB-2 dan indeks proliferasi sel yang dinyatakan dengan mAgNOR pada kelompok dengan infiltrasi levobupivakain lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok tanpa infiltrasi levobupivakain. Terdapat hubungan antara c-erbB-2 dan mAgNOR pada proses penyembuhan luka.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/31900
2023-11-28T02:36:58Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/31900
2023-11-28T02:36:58Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 13, No 2 (2021): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 67-77
The Effectiveness of Intraoperative Ketamine and Fentanyl as Preemptive Analgesia Assessed with qNOX Score
Gumelar, Wilesing; Department of Anesthesiology and Intensive Care, Faculty of Medicine, Airlangga University, Dr. Soetomo General Academic Hospital, Surabaya|Airlangga University, Dr. Soetomo General Academic Hospital, Surabaya
Hamzah, Hamzah; Department of Anesthesiology and Intensive Care, Faculty of Medicine, Airlangga University, Dr. Soetomo General Academic Hospital, Surabaya|Airlangga University, Dr. Soetomo General Academic Hospital, Surabaya
Sumartono, Christijogo; Department of Anesthesiology and Intensive Care, Faculty of Medicine, Airlangga University, Dr. Soetomo General Academic Hospital, Surabaya|Airlangga University, Dr. Soetomo General Academic Hospital, Surabaya
2021-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/31900
anesthesia; perioperative care
fentanyl; ketamine; pain management; preemptive analgesia; qNOX
en
Background: Inadequate management of intraoperative pain poses a risk of postoperative chronic pain complications. The use of preemptive analgesia before the onset of surgical incision stimulation was considered to prevent central sensitization. Clinical research around the terms of preemptive analgesia needs to be proven by nociception-based intraoperative monitoring. An objective modality with EEG guidance can provide information on noxious stimuli.Objective: To determine the effectiveness of ketamine and fentanyl administration as preemptive analgesia measured by qNOX scores through the CONOX tool.Methods: This study is a single-blinded randomized experiment with the division of two groups: control and treatment. The control group received preemptive fentanyl, and the treatment group received preemptive ketamine and fentanyl. Then the qNOX score was assessed during operation.Result: The qNOX score of the treatment group in minute-15 and 30 was lower than the control group (p = 0.007; p = 0.025), while in the minute-90 it was higher than the control group (p = 0.001). The mean first 1-hour qNOX score was lower in the treatment group (p <0.001), while in the second 1-hour was higher in the treatment group (p = 0.003). The mean total dose of fentanyl supplementation in the treatment group was lower than in the control group (71.3 ± 25.1 grams vs. 92.0 ± 28.3 grams; p = 0.044).Conclusion: The administration of combined ketamine and fentanyl as preemptive analgesia is more effective in the first hour of surgery compared to single preemptive fentanyl measured by qNOX score. Preemptive ketamine and fentanyl decrease the total dose of intraoperative fentanyl supplementation compared with single-dose preemptive fentanyl administration.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6419
2023-11-28T02:46:01Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6419
2023-11-28T02:46:01Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 5, No 1 (2013): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 1-10
Efek Pemberian Pre-emptive Fentanyl 25 μg terhadap Kejadian Batuk Setelah Bolus Fentanyl 2 μg/kg IV (Fentanyl Induced Cough)
Siswagama, Taufiq Agus; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSUD dr. Saiful Anwar,
Malang
Bagianto, Hari; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSUD dr. Saiful Anwar,
Malang
Laksono, Ristiawan Muji; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSUD dr. Saiful Anwar,
Malang
2013-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6419
pre-emptive fentanyl; batuk; fentanyl induce cough
id
Latar belakang: Fentanyl merupakan opioid sintetik yang poten, dengan berbagai kelebihannya sehingga fentanyl dijadikan pilihan utama agen premedikasi dan induksi anestesi umum. Kejadian batuk setelah pemberian bolus fentanyl intravena/ fentanyl induce cough (FIC) merupakan sesuatu yang tidak diharapkan pada kasus pembedahan tertentu sehingga pencegahan FIC haruslah dilakukan. Beberapa penelitian telah dilakukan namun kurang efisien, oleh karenanya pada penelitian ini dilakukan pemberian pre-emptive fentanyl dosis 25 μg untuk menurunkan FIC.Tujuan: Mengetahui efek pemberian pre-emptive fentanyl 25 μg intravena terhadap insiden batuk setelah bolus fentanyl 2 μg/kgBB intravena.Metode: Empat puluh pasien yang menjalani operasi dengan anestesi umum dipilih secara acak untuk diikutkan dalam penelitian. Dibagi menjadi dua kelompok, kelompok pertama (20 pasien) mendapat injeksi intravena normal salin 0,5 ml dan diikuti fentanyl 2 μg/kgBB dalam 2 detik, dan kelompok sisanya mendapatkan injeksi intravena fentanyl 25 μg sebelum fentanyl induksi. Digunakan tes Mann-Whitney dan uji korelasi Spearman untuk membandingkan dan menilai hubungan variabel.Hasil: Pemberian pre-emptive fentanyl menunjukkan nilai signifikansi 0.183 pada timbulnya batuk dibandingkan kelompok yang mendapat normal saline namun berkorelasi negatif. Hubungan insiden batuk diantara kedua kelompok bernilai tidak signifikan (p=0,08). Dari derajat batuknya, berbeda signifikan (p=0,043), dengan nilai koefisien korelasi negatif (-0,326) dan nilai yang signifikan (p=0,04).Simpulan: Pemberian pre-emptive fentanyl 25 μg dapat menurunkan insiden FIC namun secara statistik tidak bermakna.Perlu penelitian selanjutnya untuk mengetahui rentang dosis pre-emptive fentanyl yang tepat serta teknik lainnya sebagai alternative untuk menurunkan insiden FIC
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/19998
2018-08-24T09:42:31Z
janesti:PLT
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6438
2023-11-28T02:47:11Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6438
2023-11-28T02:47:11Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 3, No 3 (2011): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Efektifitas Magnesium Sulfat Sebagai Pencegahan Mengigil Pasca Anestesi
Ratnawati, Anna
Arifin, Johan; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Witjaksono, Witjaksono; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2011-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6438
meperidin; magnesium sulfat; derajat menggigil; kadar magnesium; kadar kalsium
id
Latar Belakang: Menggigil (shivering) merupakan masalah yang sering dihadapi dalam setiap operasi. Penggunaan obat induksi anestesi, suhu lingkungan dan pembedahan dapat menyebabkan menggigil.Tujuan: Membandingkan efektifitas magnesium sulfat 30mg/kgBB intravena dengan meperidin 0,5mg/kgBB intravena sebagai kontrol dalam mencegah mengigil pasca anestesi umum.Metode: Penelitian menggunakan randomized double blind controlled trial pada 20 pasien yang menjalani anestesi umum. Penderita dibagi menjadi 2 kelompok (n=10), kelompok A menggunakan meperidin 0,5mg/kgBB intravena dan kelompok B menggunakan magnesium sulfat 30mg/kgBB intravena. Masing – masing kelompok diambil darah sebelum dan sesudah ekstubasi, untuk dilakukan pemeriksaan kadar kalsium dan magnesium. Saat berada di ruang pemulihan pasien di observasi adanya kejadian menggigil. Uji statistik menggunakan Chi-Square, Man-Whitney Test dan independent sample T-test (dengan derajat kemaknaan p<0,05).Hasil: Penelitian ini didapatkan kejadian menggigil pada kelompok meperidin 1 dari 10 pasien dan pada kelompok magnesium sulfat 2 dari 10 pasien (p=1,00). Penurunan kadar kalsium setelah operasi pada kelompok magnesium sulfat (0,048±0,2212) berbeda tidak bermakna (p=0,366) dibandingkan dengan kelompok meperidin (0,135±0,1973), sedangkan kadar magnesium terjadi peningkatan pada kelompok magnesium sulfat (0,434±0,4103) dan menurun pada kelompok meperidin (0,119±0,1180), berbeda bermakna (p=0,003).Simpulan: Kejadian menggigil pasca pembedahan dengan anestesi umum pada pasien yang mendapat magnesium sulfat 30mg/kgBB iv tidak berbeda dengan yang mendapat meperidin 0,5mg/kgBB iv.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/19997
2018-08-21T14:35:13Z
janesti:PLT
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6462
2023-11-28T02:48:16Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6462
2023-11-28T02:48:16Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 2, No 2 (2010): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Perbandingan Kadar IL-10 Serum dengan dan Tanpa Infiltrasi Levobupivakain pada Nyeri Pasca Insisi
Rofii, Mochamad
Satoto, Hariyo; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Harahap, Mohamad Sofyan; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2010-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6462
kadar IL-10 serum; infiltrasi levobupivakain 0,25 %; nyeri insisi
id
Latar belakang: Nyeri insisi menyebabkan peningkatan hormon glukokortikoid yang memperlama penyembuhan luka. Transmisi nyeri dapat dihambat dengan infiltrasi Levobupivakain 0,25 %. Terapi ini akan mengurangi supresi imunitas seluler sehingga fungsi makrofag dalam membantu aktifasi sel T tidak terhambat. Aktifasi sel T ini diduga akan meningkatkan kadar IL-10 serum.Tujuan: Membandingkan kadar IL-10 serum dengan dan tanpa infiltrasi Levobupivakain 0,25 %.Metode: Dilakukan penelitian eksperimental laboratorik dengan disain “Randomized Post test only control group design”, pada tigapuluh lima ekor tikus Wistar. Kelompok penelitian dibagi menjadi tiga kelompok secara acak. Kelompok kontrol (K) lima ekor tikus, kelompok Perlakuan 1 (P1) dan kelompok Perlakuan 2 (P2) masing-masing limabelas ekor tikus. Kelompok kontrol (K) tikus dibius, tanpa insisi dan tanpa infiltrasi lalu diperiksa kadar IL-10 serumnya pada hari pertama. Kelompok Perlakuan 1 (P1) tikus dibius lalu dilakukan insisi sepanjang 2 cm dipunggung kedalaman subkutis dan injeksi tanpa Levobupivakain 0,25 % disekitar luka. Kelompok Perlakuan 2 (P2) tikus dibius laku dilakukan insisi sepanjang 2 cm dipunggung kedalaman subkutis dan infiltrasi dengan Levobupivakain 0,25 % disekitar luka. Injeksi pada kelompok P1 dan infiltrasi pada kel ompok P2 diulangi dua kali tiap 8 jam selama 24 jam. Kadar IL-10 serum kelompok P1 dan kelompok P2 diperiksa pada hari ke pertama, kedua dan ketiga. Dibandingkan kadar IL-10 serum antara ketiga kelompok. Analisis statistik dengan program SPSS 10,0 for windows.Hasil: Dari hasil pengamatan rerata berat badan tikus pada ketiga kelompok berbeda tidak bermakna dengan p = 0,874 ( p > 0,05 ). Kadar IL-10 serum pada kelompok K 0,13 ± 0,02 pg/ml, sedangkan kelompok perlakuan 1 (P1) hari pertama 0,16 ± 0,12 pg/ml ; hari kedua 0,16 ± 0,06 pg/ml dan hari ketiga 0,18 ± 0,07 pg/ml. Terjadi kenaikan sebesar 23 % pada hari pertama dan hari kedua serta 38 % pada hari ketiga pada kelompok perlakuan 1 (P1). Kadar IL-10 serum kelompok P2 pada hari pertama, kedua dan ketiga adalah 0,21 ± 0,15 pg/ml : 0,30 ± 0,11 pg/ml ; 0,29 ± 0,13 pg/ml. Terjadi kenaikan sebesar 61 % pada hari pertama, 130 % pada hari kedua dan 123 % pada hari ketiga. Data parameter klinis ketiga kelompok terdistribusi normal ( p > 0,05 ). Kadar IL-10 serum pada ketiga kelompok berbeda bermakna dengan nilai p 0,000 (p < 0,05). Kenaikan kadar IL-10 serum tertinggi adalah pada kelompok dengan infiltrasi Levobupivakain 0,25 % pada hari kedua yaitu sebesar 130 %.Kesimpula: Infiltrasi Levobupivakain 0,25 % disekitar luka insisi meningkatkan kadar IL -10 serum. Terjadi kenaikan sebesar 23 % pada hari pertama dan hari kedua serta 38 % pada hari ketiga pada kelompok perlakuan 1 (P1). Dan pada kelompok perlakuan 2 (P2) terjadi kenaikan sebesar 61 % pada hari pertama, 130 % pada hari kedua dan 123 % pada hari ketiga. Kenaikan kadar IL-10 serum tertinggi adalah pada kelompok infiltrasi dengan Levobupivakain 0,25 % yang terjadi pada hari kedua yaitu sebesar 130 %.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/60765
2024-03-07T03:25:12Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/60765
2024-03-07T03:25:12Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Publication In-Press
The Relationship Between Interleukin-1β Levels and Visual Analog Scale Value in Preeclampsia Patients Who Received Perioperative C-Sectional Parecoxib With Spinal Anesthesia
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/60765/195745
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/60765/202586
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/60765/202587
Irawan, Dino; Departement of Anesthesiology and Critical Care, Faculty of Medicine, Riau University, Riau|Riau University, Riau
Yusrawati, Yusrawati; Departement of Obstetrics and Gynecology, Faculty of Medicine, Andalas University, Padang|Andalas University, Padang
Siregar, Fidel Ganis; Departement of Obstetrics and Gynecology, Faculty of Medicine, University of Sumatera Utara, Medan|University of Sumatera Utara, Medan
Bisri, Dewi Yulianti; Departement of Anaesthesiology and Critical Care, Faculty of Medicine, Padjajaran University, Bandung|Padjajaran University, Bandung
2024-02-29 08:36:33
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/60765
cytokines; interleukin-1beta; parecoxib; preeclampsia; visual analogue scale
en
Background: Interleukin1β (IL-1β) increases during inflammation and functions as a mediator that terminates endothelial dysfunction and regulates cellular apoptosis in preeclampsia. Parecoxib is a potential agent because of its superiority as an analgesic and anti-inflammatory that can work peripherally and centrally, with minimal side effects on the mother and baby.Objective: This study aimed to determine the relationship between IL-1β levels and visual analog scale (VAS) scores in preeclampsia patients who received parecoxib perioperatively for cesarean section with spinal anesthesia.Methods: Non-experimental cross-sectional research on preeclampsia patients who received perioperative parecoxib and underwent cesarean section with spinal anesthesia as many as 18 people at Arifin Ahmad Hospital, Riau Province, and Bina Kasih Hospital, Pekanbaru. Samples were taken by Consecutive Sampling.Results: There was a moderate negative correlation between IL-1β and VAS (p <0.05; correlation coefficient -0.487).Conclusion: In preeclampsia patients who received parecoxib following a 24-hour spinalanesthetic cesarean surgery, there is a correlation between IL-1β levels and VAS scores.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6571
2023-11-28T02:45:05Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6571
2023-11-28T02:45:05Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 6, No 1 (2014): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 14-21
Perbandingan Kadar Laktat Antara Propofol-Fentanil dengan Isofluran-Fentanil Pada Operasi Kraniotomi Cedera Otak Sedang;
Rasyid, Harsakti; Bagian Anestesiologi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Makassar
Tanra, Husni; Bagian Anestesiologi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Makassar
Gaus, Syafruddin; Bagian Anestesiologi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Makassar
P, Ilhamjaya; Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Makassar
2014-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6571
laktat; propofol; isofluran; kraniotomi; cedera otak sedang
id
Latar Belakang : Cedera otak menimbulkan gangguan beberapa sistem tubuh dan sering menyebabkan iskemia. Laktat terbentuk dari metabolisme anaerob glukosa otak akibat kurangnya oksigen.Tujuan : Membandingkan kadar laktat antara propofol-fentanil dengan isofluran-fentanil pada operasi kraniotomi cedera kepala sedang.Metode : Dilakukan penelitian eksperimental secara acak tersamar tunggal terhadap 42 pasien yang menjalani prosedur kraniotomi cedera kepala sedang. Subyek penelitian dibagi dalam dua kelompok, kelompok pertama mendapat pemeliharaan anestesi propofol 6 mg/kgBB/jam dan fentanil 1 mcg/kgBB/jam (n=21), sementara kelompok kedua mendapat pemeliharaan isofluran 1 vol% dan fentanil 1 mcg/kgBB/jam (n=21). Dilakukan pemeriksaan kadar laktat vena pra bedah, setelah intubasi, setelah kraniotomi, dan setelah ekstubasi. Data diuji berdasarkan Shapiro Wilk, bila distribusi data normal diuji dengan independent T test dan bila distribusi tidak normal dilakukan transformasi data dengan fungsi log. Tingkat kepercayaan 95% dengan kemaknaan p<0,05.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan kadar laktat pada pemeliharaan anestesi propofol 6 mg/kgBB/jam dan fentanil 1 mcg/kgBB/jam lebih rendah setelah intubasi, setelah kraniotomi, dan setelah ekstubasi dan secara statistik bermakna (p<0,05) dsbanding pemeliharaan isofluran 1 vol% dan fentanil 1 mcg/kgBB/jam.Kesimpulan : Kadar laktat pada operasi kraniotomi cedera otak sedang dengan pemeliharaan anestesi propofol-fentanil lebih rendah dibanding kadar laktat dengan pemeliharaan anestesi isofluran-fentanil. Propofol dan fentanil dapat dijadikan pemeliharaan anestesi bedah saraf traumatik.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/9120
2023-11-28T02:44:28Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9120
2023-11-28T02:44:28Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 6, No 3 (2014): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 161-169
Pengaruh Ketorolak dan Parekoksib Terhadap Gambaran Histopatologi Gaster Tikus Wistar
Siswanti, Retno Tri; Rumah Sakit Islam
Jakarta Utara
Soesilowati, Danu; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Budiono, Uripno; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Listiana, Devia Eka; Bagian Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2014-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9120
ketorolak; parekoksib; integritas mukosa lambung
id
Latar Belakang : Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) digunakan sebagai analgetik paska operasi. Berbagai jenis OAINS dapat menghambat sintesis prostaglandin (PG) yang merupakan mediator inflamasi dan mengakibatkan berkurangnya tanda inflamasi.Akan tetapi PG khususnya PGI sebenarnya merupakan zat yang bersifat protektor untuk mukosa saluran cerna atas. Hambatan sintesis PG akan mengurangi ketahanan mukosa, dengan efek berupa lesi akut mukosa gaster bentuk ringan sampai berat. Gastropati OAINS adalah lesi mukosa gaster yang berhubungan dengan terapi OAINS.Tujuan : Membandingkan gambaran histopatologi gaster antara tikus wistar yang diberikan ketorolak intramuskular dan parekoksib intramuskular.Metode : Dilakukan penelitian eksperimental laboratorik menggunakan randomized post test control group design pada 21 ekor tikus wistar jantan yang terbagi dalam 3 kelompok yaitu kelompok kontrol (K) tikus wistar yang diberikan luka insisi sepanjang 2 cm dan tidak diberikan injeksi ketorolak maupun parekoksib, Kelompok perlakuan 1 (P1) tikus wistar yang diberikan luka insisi sepanjang 2 cm dan diberikan injeksi ketorolak intramuskuler setara dosis manusia 30 mg tiap 8 jam, kelompok perlakuan 2 (P2) tikus wistar yang diberikan luka insisi sepanjang 2 cm dan diberikan injeksi parekoksib setara dosis manusia 40 mg tiap 12 jam. Pada hari ke 5 dilakukan terminasi dan pada hari ke 6 dilakukan pembuatan blok parafin.Hasil : Ketorolak 0,54 mg/8 jam selama 5 hari mempengaruhi integritas mukosa lambung tikus wistar lebih buruk dibandingkan dengan parekoksib 0,72 mg /12 jam selama 5 hari (p<0,001)Kesimpulan : Parecoxib kurang menimbulkan kerusakan mukosa lambung dibandingkan ketorolak.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/10809
2023-11-28T02:43:42Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/10809
2023-11-28T02:43:42Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 7, No 3 (2015): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 166-183
Perbandingan Efektifitas Antara Tramadol Dan Meperidin Untuk Pencegahan Menggigil Pasca Anestesi Umum
Sasongko, Himawan; Bagian Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2015-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/10809
menggigil pasca anestesi; tramadol; meperidin
id
Latar belakang : Menggigil pasca anestesi merupakan komplikasi yang cukup sering terjadi. Menggigil menimbulkan keadaan yang tidak nyaman dan berbagai resiko terutama bagi pasien dengan kondisi fisik yang tidak optimal, pasien dengan penyakit paru obstruktif menahun yang berat, atau pasien dengan gangguan kerja pada jantung. Karena itu menggigil harus segera dicegah atau diatasi. Sampai saat ini obat yang paling sering digunakan adalah meperidin.Tujuan : Membuktikan bahwa pemberian tramadol 2 mg/kgBB intra vena menjelang akhir operasi lebih efektif daripada meperidin 0,5 mg/kgBB intra vena menjelang akhir operasi untuk mencegah kejadian menggigil pasca anestesi umum.Metode : Merupakan penelitian eksperimental dengan desain “randomized post test only controlled group” pada 72 pasien usia 16 – 60 tahun, status fisik ASA I – II, berat badan normal yang menjalani operasi dengan anestesia umum. Pasien dipuasakan 6 jam dan diberikan premedikasi midazolam 0,07 mg/kgBB dan fentanil 1,5 µg/kgBB intra vena 2 menit sebelum induksi. Tekanan darah diastolik, tekanan darah sistolik, tekanan arteri rerata, laju jantung dan SaO2 diukur 5 menit sebelum induksi. Induksi anestesi dilakukan dengan thiopental 5 mg/kgBB. Setelah reflek bulu mata hilang, diberikan atrakurium besilat 0,5 mg/kgBB dan dilakukan intubasi endotrakea. Rumatan anestesi menggunakan isofluran 0,8 – 1,7 vol%, N2O 70% dan O2 30%. Atrakurium intermiten diberikan dengan dosis 0,2 mg/kgBB. Temperatur esofagus diukur segera setelah induksi. Lama operasi dibatasi antara 2 – 3 jam. Pada akhir operasi, obat inhalasi dihentikan. Setelah nafas spontan adekuat, reflek laringeal positip dilakukan randomisasi. Pasien dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok T (mendapat tramadol 2 mg/kgBB), kelompok M (mendapat meperidin 0,5 mg/kgBB) dan kelompok K (mendapat NaCl 0,9%). Ekstubasi dilakukan 5 menit setelah perlakuan. Tekanan darah diastolik, sistolik, tekanan arteri rerata, laju jantung dan SaO2 diukur dan dicatat segera setelah ekstubasi dan tiap lima menit selama 30 menit. Suhu tubuh diukur segera dan 15 menit setelah ekstubasi. Pasca ekstubasi pasien diberi oksigen 6L/menit. Uji statistik menggunakan One-way ANOVA, dengan derajat kemaknaan p < 0,05.Hasil : Data dasar, data karakteristik klinis sebelum induksi, perbandingan pengukuran tekanan darah diastolik, tekanan darah sistolik, tekanan arteri rerata, laju jantung dan SaO2 berbeda tidak bermakna (p>0,05) kecuali laju jantung 30 menit pasca ekstubasi antara kelompok tramadol dan kontrol berbeda bermakna (p<0,05). Kejadian dan derajat menggigil kelompok tramadol dan meperidin berbeda tidak bermakna (p>0,05). Perbedaan suhu tubuh kelompok tramadol dan meperidin 15 menit pasca ekstubasi dan efek samping obat yang timbul berbeda bermakna (p<0,05).Kesimpulan : Tramadol dan meperidin mempunyai efektifitas yang sama dalam mencegah menggigil pasca anestesi umum, tetapi tramadol mempunyai efek samping obat yang lebih rendah dibandingkan meperidin.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/19829
2023-11-28T02:41:42Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19829
2023-11-28T02:41:42Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 9, No 2 (2017): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 121-128
Perbedaan Pemberian Deksametason Antara Teknik Premedikasi dan Priming Terhadap Jumlah Neutrofil Pasien Bedah Jantung yang Menggunakan Mesin
Sumantomo, Boy; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Nurcahyo, Widya Istanto; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Satoto, Hari Hendriarto; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2017-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19829
CPB; deksametason; neutrophil; premedikasi; priming
id
Latar belakang: Bedah jantung terbuka merupakan salah satu jenis operasi dengan trauma yang cukup besar, dalam pelaksanaannya menggunakan mesin jantung paru. Penggunaan mesin jantung paru menyebabkan respon inflamasi yang besar dan ditandai dengan leukositosis (neutrophil). Salah satu cara untuk mengurangi produksi neutrophil ini dengan menggunakan dexamethason, ada beberapa teknik pemberian deksametason diantaranya cara premedikasi dan priming.Tujuan: Membandingkan dexamethason 1 mg/kgBB sebagai premedikasi dan dexamethason 1 mg/kgBB saat priming terhadap jumlah neutrofil post CPB pada operasi jantung.Metode: Penelitian ini merupakan percobaan klinik secara acak yang mengikut sertakan 18 pasien bedah jantung ganti katup dengan general anestesi dan menggunakan mesin jantung paru. Sampel dibagi 2, antara pemberian deksametason teknik premedikasi dan teknik priming. Kelompok premedikasi mendapatkan deksametason 1 mg/kgbb setelah induksi, kelompok priming mendapatkan deksametason 1 mg/kgbb pada mesin jantung paru. Dengan membandingkan jumlah neutrophil pada masing-masing teknik antara preoperasi dan postoperasi.Hasil: pada penelitian ini didapatkan penurunan produksi neutrophil batang untuk teknik premedikasi dengan (p = 0,048) dan terjadi peningkatan neutrophil batang pada teknik priming (p = 0,012). Namun pada pemeriksaan neutrophil segmen terjadi peningkatan yang tidak bermakna untuk teknik premedikasi (p = 0,086) dan peningkatan yang bermakna untuk neutrophil segmen untung teknik priming (p = 0,012).Simpulan: Pemberian dexamethasone 1 mg/kgbb dengan teknik premedikasi terbukti menurunkan jumlah neutrophil batang pada pemeriksaan paska operasi bila dibandingkan pemberian dengan teknik priming. Namun tidak terbukti pada jumlah neutrophil segmen.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6019
2023-11-28T02:59:38Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6019
2023-11-28T02:59:38Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 1, No 1 (2009): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 1-12
Perbedaan Lama Analgesi Antara Lidokain 5% 100 mg Hiperbarik, Kombinasi Lidokain 5% 100 mg Hiperbarik + Klonidin 75μg Serta Kombinasi Lidokain 5% 100 mg Hiperbarik + Klonidin 150μg Pada Blok Subarakhnoid
R, Artsanto; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Sutiyono, Doso; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Witjaksono, Witjaksono; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2009-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6019
anesthesiology
subarahcnoid block; hyperbaric lidocaine 5% 100 mg; clonidine 75μg; clonidine 150 μg
id
Latar belakang: blok subarakhnoid menggunakan lidocain hiperbarik, banyak digunakanpada operasi untuk pasien dengan berbagai kondisi klinik. Kerugian dari penggunaanlidocain 5% hiperbarik adalah durasinya yang singkat, dimana banyak tindakanpembedahan yang durasinya lebih dari 1 jam.Tujuan: Membuktikan apakah penambahan klonidin 75 μg dan klonidin 150 μg pada bloksubarakhnoid dengan lidokain 5% 100 mg hiperbarik dapat memperpanjang lamaanalgesia.Metode: Penelitian eksperimental dengan desain quota sampling pada 60 pasien yangmenjalani operasi di daerah regio abdominal. Saat di ruangan dilakukan pengukurantekanan darah, laju jantung dan laju nafas. Semua penderita dipuasakan 6 jam dan tidakdiberikan obat premedikasi. Saat datang di Instalasi Bedah Sentral dilakukan pemasanganinfus kateter intravena 18 G, dan diberikan preload cairan dengan larutan koloid 7,5cc/kgBB. Penderita dikelompokkan secara acak dengan menggunakan tabel randommenjadi 3 kelompok. Pasien tidak kooperatif dan membutuhkan analgetik tambahanselama pembedahan, pasien dikeluarkan dari penelitian. Uji statistik menggunakanANOVA dan derajat kemaknaan p < 0,05. Penyajian data dalam bentuk tabel.Hasil: Karakteristik penderita dan distribusi operasi antara ketiga kelompok tidakberbeda. Waktu regresi 2 segmen kelompok Lidokain-Klonidin 150 μg lebih lamadibandingkan kelompok Lidokain dan kelompok Lidokain-Klonidin 75 μg (p=0,000). Mulakerja blok sensorik kelompok Lidokain-Klonidin 150 μg lebih cepat dibandingkankelompok Lidokain dan kelompok Lidokain-Klonidin 75 μg (p=0,000). Mula kerja blokmotorik kelompok Lidokain-Klonidin 150 μg lebih cepat dibandingkan kelompok Lidokain dan kelompok Lidokain-Klonidin 75 μg (p=0,000). Lama blok motorik kelompok Lidokain-Klonidin 150 μg lebih lama dibandingkan kelompok Lidokain dan Lidokain-Klonidin 75μg (p=0,000). Level maksimal blok sensorik kelompok Lidokain-Klonidin 150 μg lebihtinggi dibandingkan kelompok Lidokain dan kelompok Lidokain-Klonidin 75 μg (p=0,038).Kesimpulan: Waktu regresi 2 segmen kelompok Lidokain-Klonidin 150 μg lebih lamasecara bermakna dibandingkan kelompok Lidokain dan kelompok Lidokain-Klonidin 75μg, serta kelompok Lidokain-Klonidin 75 μg lebih lama secara bermakna dibandingkankelompok Lidokain.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/25713
2023-11-28T02:38:03Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/25713
2023-11-28T02:38:03Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 12, No 1 (2020): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 15-21
Korelasi Kadar Prokalsitonin dan Jumlah Eosinofil pada Pasien Sepsis di Ruang Intensive Care Unit RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/25713/72895
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/25713/72896
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/25713/72897
Hartono, Ruddi; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang|Universitas Brawijaya/ RSUD Dr. Saiful Anwar
Yupono, Karmini; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang|Universitas Brawijaya/ RSUD Dr. Saiful Anwar
Satriasa, Yana Agung; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang|Universitas Brawijaya/ RSUD Dr. Saiful Anwar
Fatoni, Arie Zainul; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSUD Dr. Saiful Anwar, Malang|Universitas Brawijaya/ RSUD Dr. Saiful Anwar
2020-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/25713
biomarker sepsis; eosinofil; intensive care unit; prokalsitonin; sepsis
id
Latar Belakang: Sepsis merupakan suatu kondisi di mana terjadi ketidak seimbangan sistem pertahanan tubuh ketika terjadi infeksi. Prokalsitonin merupakan parameter baru yang berperan penting dalam diagnosis klinis sepsis dan merupakan parameter yang paling akurat. Eosinopenia diketahui sebagai respons inflamasi tipe akut sehingga dapat digunakan sebagai salah satu penanda diagnosis sepsis.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara kadar prokalsitonin dengan jumlah eosinofil pada pasien sepsis.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional analitik untuk mengkaji hubungan antara prokalsitonin dengan jumlah eosinofil pada pasien sepsis yang dirawat di intensive care unit (ICU) RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Penelitian ini menggunakan data rekam medis 74 pasien sepsis yang diperiksa kadar prokalsitonin dan jumlah eosinofil. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji korelasi Spearman (p<0.05) menggunakan software SPSS 16.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan jika ada korelasi yang kuat antara kadar prokalsitonin dan jumlah eosinofil (p= 0.000) dengan koefisien korelasi -0.610. Penderita sepsis memiliki kadar prokalsitonin yang berbanding terbalik dengan jumlah eosinofil.Kesimpulan: Eosinofil dibuktikan memiliki korelasi yang kuat dengan prokalsitonin. Eosinofil berpotensi menjadi alternatif biomarker diagnosis sepsis pada fasilitas kesehatan yang tidak memiliki fasilitas pemeriksaan kadar prokalsitonin.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6410
2023-11-28T02:45:38Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6410
2023-11-28T02:45:38Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 5, No 2 (2013): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 83-91
Perbedaan Pengaruh HES 6% (200) Dalam NaCl 0,9% dan Dalam Larutan Berimbang pada Base Excess dan Strong Ion Difference Pasien Seksio Sesaria dengan Anestesi Spinal
Hasyim, Djatun; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP dr. Kariadi
Semarang
Samodro, Ratn; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP dr. Kariadi
Semarang
Sasongko, Himawan; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP dr. Kariadi
Semarang
Leksana, Ery; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP dr. Kariadi
Semarang
2013-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6410
HES 6%; larutan berimbang; NaC1 0,9%; BE; SID
id
Latar belakang : Pada bedah sesar dengan anestesi spinal, pemilihan koloid sebagaicairan preload lebih efektif ketimbang kristaloid. Pemberian cairan koloid denganpelarut yang berbeda sebagai preload ini memiliki dampak terhadap keseimbanganasam basa tubuh. Sehingga pemilihan koloid berdasarkan pelarutnya mulaidipertimbangkan.Tujuan : Melihat pengaruh pemberian HES 6% dalam larutan berimbang dengan HES6% dalam NaC1 0,9% terhadap Base Excess (BE) dan Strong Ion Difference (SID)pada pasien bedah sesar dengan anestesi spinal.Metode : Merupakan uji klinik eksperimental yang dilakukan secara acak tersamarganda, dengan consecutive sampling, dibagi menjadi 2 kelompok (n=12) yaitukelompok HES 6% dalam larutan berimbang dan HES 6% dalam NaC1 0,9%. Ujistatistik untuk membandingkan nilai BE dan SID pada masing-masing kelompokmenggunakan SPSS for Windows versi 16.Hasil : Nilai BE sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok HES 6% dalam NaCI0,9%, memiliki perbedaan yang bermakna (p < 0,05). Sedangkan nilai BE sebelumdan sesudah perlakuan pada kelompok HES 6% dalam larutan berimbang memilikiperbedaan yang tidak bermakna (p > 0,05). Nilai SID sebelum dan sesudah perlakuanpada kelompok HES 6% dalam NaC1 0,9%, memiliki perbedaan yang bermakna (p0,05). Sedangkan nilai SID sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok HES 6%dalam larutan berimbang memiliki perbedaan yang tidak bermakna (p > 0,05).Kesimpulan : Terdapat penurunan BE dan SID secara bermakna pada kelompok HES'6% dalam NaC1 0,9% dibanding pada kelompok HES 6% dalam larutan berimbang.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/45221
2023-11-28T02:36:11Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/45221
2023-11-28T02:36:11Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 14, No 1 (2022): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 31-42
Perbandingan Pengaruh Pemberian Ketamin 0,1 mg/KgBB dan Parasetamol 1000 mg Secara Intravena Terhadap Kadar Interleukin-6 pada Pasien Pasca Lower Limb Orthopedic Surgery
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/45221/155356
Nugroho, Taufik Eko; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Setionegoro, Adi Sakti; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Primatika, Aria Dian; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Wicaksono, Satrio Adi; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-09-16 04:42:45
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/45221
interleukin-6; ketamine; lower limb orthopaedic surgery; parasetamol; regional anestesi
id
Latar Belakang: Lower limb orthopedic surgery merupakan tindakan bedah ortopedik pada ekstremitas inferior yang meliputi tulang, sendi, dan vaskular. Peningkatan interleukin-6 (IL-6) sistemik setelah pembedahan meningkatkan morbiditas dan mortalitas pascaoperasi. Sebagai analgesik, ketamin dan parasetamol mempengaruhi ekspresi IL-6.Tujuan: Penelitian ini adalah untuk membandingkan pengaruh pemberian ketamin 0,1mg/Kg IV dengan parasetamol 1000 mg IV terhadap kadar IL-6 pada pasien pasca lower limb orthopedic surgery yang mendapatkan regional anestesi.Metode: Penelitian ini menggunakan randomized control trial pada 54 pasien yang telah menjalani lower limb orthopaedic surgery dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel dibagi menjadi 3 kelompok yang terdiri dari kontrol (K); epidural bupivakain 0,125%, perlakuan 1 (P1); dengan tambahan ketamin 0,1 mg/KgBB IV dan perlakuan 2 (P2); dengan tambahan parasetamol 1000 mg IV pascaoperasi. Sampel darah diambil 2 jam pascaoperasi untuk diukur kadar IL-6 menggunakan metode enzyme linked immunosorbent assay (ELISA).Hasil: Penelitian ini menghasilan nilai rerata IL-6 kelompok K = 72,22±66,93 pg/ml; P1 = 7,18±4,18 pg/ml dan P2 = 7,00±2,92 pg/ml. Uji Kruskal Wallis menunjukkan nilai signifikan (p=0,000). Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikan pada K terhadap P1 (p=0,000) dan K terhadap P2 (p=0,000), sedangkan P1 terhadap P2 tidak signifikan (p=0,438).Kesimpulan: Pemberian ketamin atau parasetamol pasca lower limb orthopaedic surgery secara signifikan menurunkan kadar IL-6. Tidak ada perbedaan antara ketamin dan parasetamol dalam menurunkan kadar IL-6 pascaoperasi lower limb orthopedic surgery.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6431
2023-11-28T02:46:38Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6431
2023-11-28T02:46:38Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 4, No 2 (2012): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 125-131
Perbedaan Jumlah Bakteri Trakhea pada Tindakan Oral Hygiene Menggunakan Chlorhexidine dan Povidone Iodine pada Penderita dengan Ventilator Mekanik
Dewi, Fitri Hapsari; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret/ RSUD dr. Moewardi
Surakarta
Pujo, Jati Listiyanto; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Leksana, Ery; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2012-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6431
chlorhexidine 0,2%; povidone iodine 1%; jumlah bakteri trakhea; oral hy-giene; ventilator mekanik
id
Latar belakang: Pneumonia merupakan infeksi nosokomial yang sering terjadi. Pneumo-nia dapat disebabkan karena kolonisasi bakteri di trakhea karena aspirasi bakteri salu-ran nafas atas. Tindakan oral hygiene pada saluran nafas atas dapat menurunkan jumlah bakteri.Tujuan: Untuk mengetahui adanya perbedaan penurunan jumlah bakteri trakhea pada tindakan oral hygiene dengan chlorhexidine 0,2% dan povidone iodine 1% pada penderita dengan ventilator mekanik.Metode: Merupakan penelitian randomized clinical control trial pada 30 penderita den-gan ventilator mekanik. Penderita dibagi menjadi 2 kelompok (n=15), kelompok 1 meng-gunakan chlorhexidine 0,2% dan kelompok 2 menggunakan povidone iodine 1%. Masing -masing kelompok diberikan oral hygiene tiap 12 jam selama 48 jam. Tiap kelompok diambil sekret dari trakhea sebelum dan setelah perlakuan, untuk kemudian dilakukan pemeriksaan hitung jumlah dan jenis bakteri. Uji statistik menggunakan Wilcoxon dan Mann-Whitney test ( dengan derajat kemaknaan < 0,05 ).Hasil: Pada penelitian ini didapatkan penurunan jumlah bakteri trakhea pada kelompok chlorhexidine sebesar 78,99±69,105 ( berbeda bermakna p=0,04 ) lebih banyak bila dibandingkan pada kelompok povidone iodine 24,91±104,764 ( berbeda tidak bermakna p=0,75). Sedangkan pada uji selisih komparatif dua kelompok didapatkan hasil berbeda tidak bermakna ( p=0.144 ).Simpulan: Penurunan jumlah bakteri trakhea pada tindakan oral hygiene dengan chlor-hexidine 0,2% tidak berbeda bermakna dengan povidone iodine 1%
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/19721
2018-08-06T13:05:11Z
janesti:PLT
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6452
2023-11-28T02:47:43Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6452
2023-11-28T02:47:43Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 3, No 1 (2011): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Pengaruh Nitrous Oxide Pada Induksi Sevofluran 8% Dengan Tehnik Single Breath Terhadap Kecepatan Induksi Anestesi
Anindita, Tinon
Witjaksono, Witjaksono; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Primatika, Aria Dian; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2011-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6452
sevofluran; nitrous oxide; waktu induksi
id
Latar Belakang: Penambahan nitrous oxide pada induksi anestesi akan mempercepat waktu induksi, oleh karena adanya second gas effect dan concentration effect.Tujuan: Membandingkan kecepatan induksi anestesi sevofluran 8% dengan atau tanpa nitrous oxide, dengan menggunakan tehnik single breath vital capacity induction. Metode: Tujuh puluh dua pasien tanpa diberikan premedikasi , dibagi dalam 3 kelompok secara random dan diminta untuk menghirup salah satu dari tiga campuran gas dengan tehnik single breath vital capacity : kelompok I diberikan sevofluran 8% + Oksigen, keiompok II diberikan sevofluran 8% + 50% nitrous oxide dan kelompok III diberikan sevofluran 8% + 66 2/3% nitrous oxide. Dicatat waktu saat hilangnya reflek bulu mata dan komplikasi yang terjadi. Tekanan darah (sistolik, diastolik, tekanan arteri rerata), laju jantung dan saturasi oksigen diukur sebelum dan sesudah induksi. Data diuji dengan Student T Test dan ANOVA dengan derajat kemaknaan < 0,05.Hasil: Karakteristik penderita (umur, usia, berat badan dan lain-lain) pada ketiga kelompok berbeda tidak bermakna. Waktu saat hilangnya reflek bulu mata untuk kelompok sevofluran 8% + 50% nitrous oxide (24,96 ±4,14 detik), dan untuk kelompok sevofluran 8% + 66 2/3% nitrous oxide (24,81 ± 3,85 detik) lebih sepat dibandingkan dengan kelompok sevofluran 8% + Oksigen (27,21 ±4,14 detik) , tetapi perbedaan ini tidak bermakna (p=0,098), Perubahan tekanan darah (sistolik, diastolik, tekanan arteri rerata), laju jantung dan saturasi oksigen yang terjadi pada ketiga kelompok berbeda tidak bermakna. Komplikasi induksi anestesi yang terjadi pada kelompok sevofluran 8% dengan nitrous oxide lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok sevofluran 8% tanpa nitrous oxide , tetapi perbedaan ini tidak bermakna.Kesimpulan: Penambahan Nitrous oxide pada induksi anestesi dengan sevofluran 8% dengan tehnik single-breath, tidak mempercepat waktu induksi anestesi.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/57730
2024-02-29T02:33:45Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/57730
2024-02-29T02:33:45Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 15, No 3 (2023): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 198-205
Relationship Between Pain Severity in Post-Caesarean Section and Its Preoperative Factors
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/57730/184999
Atmawan, Derajad Bayu; Anesthesiology, Intensive Care, and Pain Management Medical Staff, dr. Soehadi Prijonegoro Public Hospital, Sragen|dr. Soehadi Prijonegoro Public Hospital, Sragen
Kurniawan, Hanifa Agung; Anesthesiology, Intensive Care, and Pain Management Medical Staff, dr. Soehadi Prijonegoro Public Hospital, Sragen|dr. Soehadi Prijonegoro Public Hospital, Sragen
Estiko, Reza Ishak; Medical Education Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta|Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
Allinda, Trisya; Medical Education Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta|Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
2023-11-01 08:33:55
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/57730
Anesthesiology; Intensive Care; Pain Management; Medical Sciences
cesarean section; numeric rating scale; postoperative pain; preoperative factors; surgery
en
Background: According to the World Health Organization (WHO), the global prevalence of cesarean section (C-section) reaches 21% of all deliveries and is expected to increase to 29% by 2030. This major surgery is associated with moderate to severe postoperative pain. Previous studies have shown that factors such as emergency cases, preoperative anxiety, previous C-sections, length of surgery, type of anesthesia, and pain medication are all important factors contributing to post-C-section pain.Objective: To identify preoperative factors that affect post-cesarean pain, including age, gravida, previous C-section, anthropometry, preeclampsia (PE), fetal malposition, premature rupture of the membranes (PROM), human immunodeficiency virus (HIV), malnutrition, preterm labor, hepatitis B, anemia, and emergency procedure.Methods: A cross-sectional study was conducted at dr. Soehadi Prijonegoro Hospital, Sragen, Indonesia. The inclusion criteria are: (1) willing to participate in this study, (2) age more than 18 years old, (3) cooperative and communicative, and (4) not in disability condition. We analyzed the data using Wilcoxon and Spearman's tests with Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) version 25. This research has conducted ethical approval by the Ethics Committee.Results: From 30 subjects, the age spread between 22 to 44 years, with 20% being older than 35 years pregnant women. Most patients experienced moderate (Numeric Rating Scale [NRS] 4 to 6: 60%) and severe pain (NRS 7 to 10: 30%) 12 hours after surgery. While at 24 hours, the majority experienced mild (NRS 1 to 3: 36.7%) to moderate pain (NRS 4 to 6: 46.7%). Our analysis did not identify any preoperative factors significantly related to pain levels after 12- and 24-hours following C-section (p > 0.05).Conclusion: There is no relationship between preoperative factors and postoperative pain. Nonetheless, pain management should be tailored to each patient’s clinical condition.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6558
2023-11-28T02:59:08Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6558
2023-11-28T02:59:08Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 1, No 3 (2009): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Perbandingan Efektifitas Propofol dan Tiopental Pada Intubasi Endotrakea Tanpa Pelumpuh Otot
Sulistyowati, Sulistyowati
Satoto, Hariyo; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2009-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6558
pemberian fentanyl; propofol; thiopentone; intubasi endotrakea
id
Latar belakang: Pemberian fentanyl yang diikuti dengan propofol memberikan kondisi yang cukup untuk fasilitasi intubasi endotrakea tanpa menggunakan pelumpuh otot. Beberapa obat hipnotis anestesi telah diselidiki pada saat ini. Intubasi endotrakea dengan menggunakan fentanyl diikuti dengan propofol atau thiopental tanpa menggunakan pelumpuh otot dibandingkan pada penelitian ini.Metode: Dengan metode randomisasi acak tersamar ganda. 48 pasien dengan ASA 1 & II dibagi ke dalam 2 kelompok ( n = 24 ). Setelah pemberian Sulfas atropin 0,01 mg/kgBB, midazolam 0,07 mg/kgBB sebagai premedikasi.Fentanyl 2 µg/kgBB diberikan intravena setelah 90 detik diberikan propofol 2 mg/kgBB ( kelompok I) dan tiopental 5 mg/kgBB ( kelompok II ) .Kemudian dilakukan ventilasi oksigen 6 L/menit selama 90 detik.Setelah itu laringoskopi intubasi dilakukan.Kemudahan intubasi endotrakea dinilai sebagai sempurna,baik dan buruk.Penilaian kemudahan intubasi endotrakea berdasarkan kemudahan ventilasi, relaksasi rahang, posisi pita suara dan respon pasien terhadap intubasi dan inflasi pada pipa endotrakea.Hasil: Data demograpik dan data pengukuran pra penelitian didapatkan hasil tidak berbeda.Respon kardiovaskuler sebelum dan sesudah intubasi endotrakea didapatkan hasil berbeda bermakna (p <0,005 ) lebih stabil pada penggunaan tiopental sebagai obat hipnosis.Seluruh kondisi pada intubasi endotrakea mendapatkan hasil berbeda bermakna ( p < 0,005 ) lebih baik, dan frekwensi intubasi endotrakea pada kondisi baik berbeda bermakna ( p < 0,005 ) lebih tinggi pada kelompok propofol dibandingkan dengan kelompok tiopental untuk intubasi endotrakea bila dikombinasikan dengan fentanyl 2 µg/kgBB tanpa menggunakan pelumpuh otot.Pada penelitian ini tidak ada pasien yang diterapi untuk kasus hipotensi dan bradikardi.Kesimpulan: Propofol 2 mg/kgBB lebih baik dari tiopental 5 mg/kgBB untuk intubasi endotrakea dengan kombinasifentanyl 2 µg/kgBB tanpa menggunakan pelumpuh otot.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/9824
2023-11-28T02:43:56Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9824
2023-11-28T02:43:56Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 7, No 2 (2015): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 114-119
Ketamin Dan Blok Peritonsiler Untuk Penatalaksanaan Nyeri Post Operasi Tonsilektomi Pada Anak
Brahmi, Nur Hajriya; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Sutiyono, Doso; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2015-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9824
manajemen nyeri post operasi; infiltrasi peritonsiler; ketamin
id
Latar Belakang : Nyeri post operasi tonsilektomi pada anak merupakan hal yang sulit dicegah karena daerah orofaring dan fossa peritonsiler merupakan daerah sensitif nyeri, karena dipersarafi oleh cabang nervus trigeminal dan nervus glossofaringeus, di korteks somatik serebral. Blok peritonsiller diketahui mampu memblok ransang nyeri ini hingga 24 jam post operasi, tergantung dari jenis obat yang diberikan.Tujuan : Mengetahui keefektifitasan blok peritonsiler menggunakan ketamin untuk tata laksana nyeri post operasi adenotonsilektomi pada anak, dan memantau komplikasi mual muntah atau efek psikomimetik dari ketamin (nyeri kepala, halusinasi, mimpi buruk, depersonalisasi) post operasi.Metode : dilakukan observasi terhadap anak laki-laki usia 6-8 tahun, masing-masing diwakili oleh 1 pasien yang menderita adenotonsilitis akan dilakukan adenotonsilektomi. Masing-masing mendapatkan perlakuan yang sama yakni premedikasi : midazolam 0,07 mg/kgBB, Induksi dengan propofol 2 mg/kgBB lalu dilakukan cuff dalam dengan sevoflurane, baru dilakukan intubasi. Dexametason 0,1 mg/KgBB intravena diberikan sesaat setelah pemberian propofol. Lama operasi rerata 10 menit, tehnik operasi adalah diseksi dan dilakukan blok peritonsiler sesaat sebelum pasien dilakukan ekstubasi. Blok peritonsiler dilakukan pada fossa peritonsiler dengan menggunakan ketamin 0,2 mg/kgBB diencerkan dengan 2 ampul pehakain, disuntikkan 1 ml posterior dan 1 ml anterior fossa peritonsiler sebelum pasien diekstubasi. Dinilai tingkatan nyeri dengan menggunakan skala wong baker, skala numerik, dan skala FLACC1 pada 15 menit pertama di ruang pemulihan, jam pertama, dan jam ke enam, dan dilakukan observasi adakah mual-muntah maupun efek psikomimetik akibat pemberian ketamin post operasi.Hasil : Hasil penilaian 15 menit pertama diruang pemulihan pada pasien pertama skala wong baker 4, skala numerik 4, skala FLACC 4. Pasien ke dua skala wong baker 2, skala numerik 2, skala FLACC 0. Pasien ke tiga skala wong baker 4, skala numerik 5 dan skala FLACC 2. Hasil penilaian jam ke 1, pasien pertama skala wong baker 2, skala numerik 3, skala FLACC 3. Pasien kedua skala wong baker 2, skala numerik 2, skala FLACC 0. Pasien ke 3 skala wong baker 2, skala numerik 2, skala FLACC 0. Hasil penilaian jam ke 6, pasien pertama skala wong baker 2, skala numerik 2, skala FLACC 0. Pasien kedua skala wong baker 0, skala numerik 1, skala FLACC 0. Pasien ke tiga skala wong baker 2,skala numerik 1, skala FLACC 0. Observasi komplikasi PONV post operasi memberikan hasil 1 dari 3 pasien mengalami mual-muntah, tidak ada pasien yang mengalami nyeri kepala, halusinasi atau gangguan prilaku post operatif. Pasien dipulangkan 8 jam post operasi dengan diberikan analgetik post operasi paracetamol 20 mg/kgBB peroral.Simpulan : Blok peritonsiler dengan menggunakan ketamin dan pehakain sebagai pelarut eektif untuk meminimalkan nyeri post operasi hingga 6 jam post operasi, pada ketiga pasien yang diobservasi. Akan dilakukan penelitian menggunakan jumlah sampel besar untuk menilai keefektifitasan blok peritonsiler ini sebagai manajemen nyeri post operasi.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/19816
2023-11-28T02:42:58Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19816
2023-11-28T02:42:58Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 8, No 3 (2016): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 178-187
Pengaruh Pemberian Minuman Karbohidrat Preoperasi Terhadap Kadar Glukosa Darah dan Tingkat Kecemasan Pasien yang Akan Menjalani Operasi
Fadhlurrahman, Ahmad Feza; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang
Basuki, Djudjuk Rahmad; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang
Isngadi, Isngadi; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang
Rachma, Frilya; Bagian Psikiatri, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang
2016-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19816
Minuman karbohidrat; kadar glukosa darah; tingkat kecemasan preoperasi
id
Latar belakang : Tindakan operasi akan menyebabkan terjadinya suatu respon stres. Stres yang timbul dapat merupakan stres psikologi, stres anestesi dan stres pembedahan. Pasien yang akan menjalani operasi elektif seringkali mengalami kecemasan preoperasi, suatu keadaan stres psikologi yang dapat mengaktivasi sistem neuroendokrin dan inflamasi. Kecemasan yang dialami pasien dapat menimbulkan masalah yang signifikan dalam manajemen pasien. Ketidakstabilan hemodinamik, stimulasi otonom dan endokrin dapat memperburuk kondisi metabolik akibat operasi. Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh minuman karbohidrat terhadap kadar glukosa darah dan tingkat kecemasan preoperasi pasien.Metode : Jenis penelitian adalah uji klinis eksperimental acak tersamar ganda. Sampel diambil secara consecutive sampling sebanyak 30 pasien dengan ASA I dan II, kemudian dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol yang menjalani puasa malam hari dan kelompok perlakuan yang mendapatkan minuman karbohidrat 12,5% 400ml 2-3 jam preoperasi. Penilaian tingkat kecemasan dan pengukuran kadar glukosa darah dilakukan di ruang premedikasi kamar operasi. Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan analisa jalur.Hasil : Minuman karbohidrat memiliki pengaruh yang signfikan (p<0,05) terhadap penurunan tingkat kecemasan preoperasi pasien dengan koefisien jalur sebesar -0,771. Pengaruh perubahan kadar glukosa darah tidak menunjukkan hasil yang signifikan (p>0,05) terhadap penurunan tingkat kecemasan preoperasi pasien dengan koefisien jalur sebesar -0,173.Kesimpulan : Pemberian minuman karbohidrat menurunkan tingkat kecemasan preoperasi pasien secara signifikan. Sedangkan perubahan kadar glukosa darah tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penurunan tingkat kecemasan preoperasi pasien dan tidak menambah pengaruh penurunan tingkat kecemasan oleh minuman karbohidrat.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/23942
2023-11-28T02:38:53Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/23942
2023-11-28T02:38:53Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 11, No 1 (2019): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 9-18
Deksametason Untuk Mengurangi Respon Inflamasi Pada Bedah Jantung Berdasarkan Kadar C-Reactive Protein Plasma
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/23942/67617
Nurcahyo, Widya Istanto; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi; Semarang
Sayoga, Hanugra Julius; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi; Semarang
2019-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/23942
anestesi kardiovaskular
bedah jantung; CPB; CRP; deksametason; inflamasi; premedikasi
id
Latar belakang: Bedah jantung terbuka merupakan salah satu jenis operasi dengan trauma yang cukup besar, dalam pelaksanaannya menggunakan mesin Cardiopulmonary Bypass (CPB). Penggunaan mesin CPB menyebabkan respon inflamasi yang luas dan ditandai dengan peningkatan C-Reactive Protein (CRP). Salah satu cara untuk menekan produksi CRP ini dengan menggunakan deksametason. Dosis deksametason dengan teknik pemberian premedikasi yang sering digunakan yaitu 1 mg/kgbb dan 2 mg/kgbb.Tujuan: Membandingkan efek deksametason dengan dosis 1 mg/kgbb dan dosis 2 mg/kgbb sebagai premedikasi terhadap kadar CRP pasca CPB pada operasi jantung.Metode: Penelitian ini merupakan uji klinik acak yang mengikutsertakan 18 pasien bedah jantung dengan anestesi umum dan menggunakan mesin CPB. Sampel dibagi 2 kelompok, yaitu deksametason dosis 1 mg/kgbb dan dosis 2 mg/kgbb sebagai premedikasi. Membandingkan jumlah CRP pada masing-masing dosis deksametason saat praoperasi dan pascaoperasi.Hasil: Pada penelitian ini, tidak ditemukan peningkatan yang bermakna dari kadar CRP pada kedua kelompok (deksametason 1 mg/kg [p=0,813] dan deksametason 2 mg/kg [p=0,115]). Perbandingan kadar CRP pascaoperasi antara kelompok deksametason 1 mg/kg dengan kelompok deksametason 2 mg/kg didapatkan hasil yang tidak bermakna (p=0,596),Simpulan: Tidak didapatkan perbedaan antara pemberian premedikasi deksametason 1 mg/kg dengan deksametason 2 mg/kg dalam menurunkan respon inflamasi pada operasi jantung dengan CPB.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6309
2023-11-28T02:45:21Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6309
2023-11-28T02:45:21Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 5, No 3 (2013): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 193-202
Pengaruh Simvastatin Terhadap Kadar Proliferasi Limfosit Mencit Balb/C yang Diinduce Sepsis dengan LPS
Kharmayani, Made Ryan; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Lutfi, Haris; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Soesilowati, Danu; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2013-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6309
lipopolysaccharide; simvastatin; lymphocyte proliferation
id
Latar Belakang : Statin, inhibitor 3-hidroxy-3-methylglutaryl coenzyme A (HMG-CoA) reductase merupakan agen yang paling efektif dalam menurunkan lipid dan mempunyai efek pleiotrofik yaitu anti inflamatori dan immunomodulatori. Statin juga memodifikasi interaksi interseluler dan kemotaksis seluler pada sistem imun serta berpotensi mempengaruhi limfosit T dengan cara menghambat iinteraksi antara adhesi molekul seluler leukocyte function-associated antigen-1 (LFA-1) dan intercellular adhesion molecule-1 (ICAM-1), juga menurunkan interferon gamma (IFN -ɣ) yang berperan dalam ekspresi class II major histocompatibilty complex (MHC II) pada antigen precenting cells (APC) dan merupakan proses penting dalam aktivasi sel T. Penurunan ekspresi MHC II berakibat pada inhibisi aktivasi CD 4 limfosit, sehingga mengakibatkan penurunan diferensiasi T helper-1 (Th1) dan pelepasan sitokin proinflamasi juga menurun.Tujuan : Membuktikan efek simvastatin dosis bertingkat peroral pada mencit yang diberi LPS intraperitoneal terhadap penurunan kadar proliferasi limfosit.Metode : Penelitian eksperimental laboratorik dengan desain randomized post test only controlled group pada 20 ekor mencit Balb/c yang disuntik lipopolisakarida 10 mg/KgBB intraperitoneal dan simvastatin dosis 0,03 mg, 0,06 mg dan 0,12 mg peroral. Mencit dibagi menjadi 4 kelompok secara random, yaitu K1 sebagai control, K2 yang mendapat simvastatin 0,03 mg, K3 yang mendapat simvastatin 0,06 mg dan K4 yang mendapat simvastatin 0,12 mg. Pemeriksaan limfosit diambil dari kultur limpa setelah 72 jam pemberian simvastatin. Uji statistik yang digunakan adalah parametrik ANOVA dan dilanjutkan PosterioriHasil : Kadar rerata limfosit kelompok K1 (1,546 ± 0,106), K2 (0,541 ± 0,046), K3 (0,471 ± 0,013) dan K4 (0,553 ± 0,02). Terdapat penurunan kadar limfosit secara signifikan pada kelompok K2, K3 dan K4 dibanding K1 dengan p <0,05. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kadar limfosit kelompok K2 dengan kelompok K3 dan K4 ( p>0,05) tetapi didapatkan perbedaan bermakna antara kelompok K3 dibandingkan kelompok K4 ( p<0,05).Simpulan : Simvastatin secara signifikan menurunkan kadar proliferasi limfosit pada mencit yang diberi LPS intraperitoneal. Dosis 0,06 mg memiliki efek menekan kadar proliferasi limfosit paling besar.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/39480
2023-11-28T02:36:45Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/39480
2023-11-28T02:36:45Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 13, No 3 (2021): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 153-164
Hubungan Kadar Prokalsitonin dan Kejadian Postoperative Cognitive Disfunction (POCD) ada Pasien yang Menjalani Operasi Ganti Katup Jantung Di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/39480/132856
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/39480/132857
Nurcahyo, Widya Istanto; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi, Semarang|Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi, Semarang
Kurniawan, Ari; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi, Semarang|Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi, Semarang
Villyastuti, Yulia Wahyu; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi, Semarang|Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi, Semarang
Nugroho, Taufik Eko; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi, Semarang|Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi, Semarang
Wicaksono, Satrio Adi; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi, Semarang|Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi, Semarang
Muttaqin, Zainal; Departemen Bedah Saraf, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Boom, Cindy Elfira; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Rumah Sakit Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta|Rumah Sakit Pusat Jantung Nasional Harapan Kita
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/39480
Departemen Anestesi dan Terapi Intensive, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi, Semarang, Indonesia
MoCA INA; operasi ganti katup jantung; POCD; prokalsitonin; respons inflamasi
ID
Latar belakang:Postoperative cognitive dysfunction atau POCD adalah gangguan fungsi kognitif akibat inflamasi pasca prosedur pembedahan. Angka kejadian POCD pasca pembedahan kardiak lebih tinggi dibandingkan pembedahan non-kardiak. POCD diduga diakibatkan oleh respons inflamasi sistemik. Prokalsitonin menjadi salah satu mediator inflamasi yang berperan terhadap peningkatan risiko inflamasi saat operasi yang memicu kejadian POCD pascaoperasi ganti katup jantung. Inflamasi disebabkan oleh pelepasan protein fase akut yaitu prokalsitonin dan sitokin proinflamasi lainnya yang menyebabkan terganggunya sawar darah otak dan mengganggu neurotransmisi sehingga terjadi POCD.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peningkatan kadar Prokalsitonin terhadap POCD pada pasien yang menjalani operasi ganti katup jantung di RSUP Dr. Kariadi.Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien yang menjalani operasi ganti katup jantung di RSUP Dr. Kariadi pada bulan Juni 2020- Desember 2020. Sampel penelitian sebanyak 19 subjek didapatkan dengan teknik consecutive sampling. Pada subjek penelitian dilakukan pengukuran kadar serum prokalsitonin sebelum pembedahan dan hari pertama pasca pembedahan, kemudian dilakukan pemeriksaan fungsi kognitif dengan montreal cognitive assessment-indonesia (MoCA INA) pada hari ketiga pasca pembedahan. Data dianalisis dengan uji korelasi spearman.Hasil: Dari 19 subjek penelitian, terdapat 13 responden (68,4%) yang mengalami POCD. Rerata peningkatan prokalsitonin pada pasien POCD adalah 5,22 dengan standar deviasi 12,50 sedangkan peningkatan prokalsitonin pada pasien non POCD adalah 0,21 dengan standar deviasi 0,45. Berdasarkan uji korelasi spearman, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara peningkatan kadar prokalsitonin terhadap POCD pascaoperasi ganti katup jantung (p=0,004).Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara perbedaan kadar Prokalsitonin terhadap POCD pascaoperasi ganti katup jantung di RSUP Dr. Kariadi.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6426
2023-11-28T02:46:38Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6426
2023-11-28T02:46:38Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 4, No 2 (2012): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 73-83
Perbedaan Jumlah Bakteri pada Sistem Closed Suction dan Sistem Open Suction pada Penderita dengan Ventilator Mekanik
Debora, Yusnita; Bagian Anestesiologi RSUD Metro
Lampung
Leksana, Ery; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Sutiyono, Doso; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2012-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6426
closed suction system; open suction system
id
Latar belakang: Kolonisasi bakteri didefinisikan sebagai mekanisme utama di dalam patogenesis Ventilator Associated Pneumonia (VAP). Penggunaan suction merupakan salah satu strategi dalam mengurangi jumlah kejadian Ventilator Associated Pneumonia (VAP). Closed tracheal suction system (CSS) dilaporkan memiliki keuntungan dalam aspek mikrobiologi bila dibandingkan dengan open closed suction system (OSS).Tujuan: Mengetahui efektivitas penggunaan closed suction system dibandingkan dengan open suction system pada penderita dengan ventilator mekanik.Metode: Merupakan penelitian Randomized Control Group Pretest-Postest Design with Consecutive Sampling Approach. Jumlah subyek adalah 30 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok (15 closed suction system, 15 open suction system). Masing-masing kelompok diberikan oral hygiene tiap 12 jam selama 48 jam. Tiap kelompok diambil sekret dari trakhea sebelum dan sesudah perlakuan, untuk kemudian dilakukan pemeriksaan hitung jumlah dan jenis bakteri. Uji statistik dilakukan menggunakan Wilcoxon dan Mann -Whitney test.Hasil: Hitung bakteria berbeda bermakna pada kelompok I (p=0,001) dan berbeda bermakna pada kelompok II ( p=0,005). Analisis komparatif selisih skor sebelum dan sesudah perlakuan kedua kelompok berbeda tidak bermakna (p=0,008).Simpulan: Penggunaan closed suction system pada pasien dengan ventilasi mekanik mengurangi jumlah bakteri post-intervensi secara signifikan, demikian halnya dengan open suction system. Closed suction system tidak lebih baik dalam mengurangi jumlah bakteri pada penelitian ini.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/19498
2018-07-11T19:20:53Z
janesti:PLT
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6445
2023-11-28T02:47:27Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6445
2023-11-28T02:47:27Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 3, No 2 (2011): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Midazolam Intravena Dosis Rendah Tidak Mempengaruhi Nitric Oxide Intraperitoneal Mencit Balb/C Yang Terpapar Lipopolisakarida
Ridconi, Akhmad
Satoto, Hariyo; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Budiono, Uripno; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2011-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6445
lipopolisakarida; midazolam; nitric oxide (NO)
id
Latar belakang: Lipopolisakarida dapat mengaktivasi NF-kB (Nuclear Factor kappa B) untuk terjadinya apoptosis dan kegagalan organ. NO (nitric oxide), suatu sitokin pro inflamasi, memiliki peranan penting dalam patogenesis terjadinya hipoten si sistemik pada syok septik akibat aktivasi faktor transkripsional NF-kB. Antioksidan dapat melemahkan efek paparan dari lipopolisakarida dan memblok produksi NF-kB. Midazolam, obat sedasi yang seringkali digunakan di ruang rawat intensif (ICU) untuk penderita sepsis, diduga memiliki efek antioksidan dan anti inflamasi melalui penghambatan sistem ubiquitin NF-kB, sehingga pembentukan NO dapat dihambat. Tujuan: mengetahui pengaruh pemberian Midazolam dalam dosis 0,07-0,2 mg/kg terhadap kadar NO mencit yang diberi endotoksin lipopolisakarida intraperitoneal. Metode: merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan desain randomized post test only controlled group pada 20 ekor mencit Balb/c yang disuntik lipoplisakarida intraperitoneal dan midazolam dosis 0,07 ; 0,1 ; dan 0;2 mg/kg intravena. Mencit dibagi menjadi 4 kelompok secara random, yaitu kelompok P1 sebagai kontrol, kelompok P2 yang mendapat midazolam 0,07 mg/kg, kelompok P3 yang mendapat midazolam 0,1 mg/kg, dan kelompok P4 yang mendapat midazolam dosis 0,2 mg/kg. Pemeriksaan NO diambil dari kultur makrofag intraperitoneal setelah 6 jam pemberian midazolam. Hasil dinilai dengan uji statistik nonparametrik Kruskal Walis dan Mann-Whitney dengan derajat kemaknaan p<0,05. Hasil: Tidak terdapat perbedaan kadar NO yang signifikan pada kelompok P2 dibanding P1 (1,77 ± 0,23 vs. 1,76 ± 0,26, p=0,841) dan P3 dibanding P1 (1,50 ±0,22 vs. 1,76 ± 0,26, p=0,310). Kadar NO pada kelompok P4 (3,11 ± 0,44) lebih tinggi dibanding P1 Secara signifikan (p=0,032). Simpulan: Pada mencit Balb/c sepsis, pemberian midazolam 0,1 mg/kg tidak dapat menurunkan kadar NO intraperitoneal secara signifikan. Pemberian midazolam 0,2 mg/kg meningkatkan kadar NO intraperitoenal mencit endotoksemia secara signifikan.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/47064
2023-11-28T02:35:27Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/47064
2023-11-28T02:35:27Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 14, No 3 (2022): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 192-201
Pengaruh Jenis Kelamin, Usia, dan Data Antropometrik terhadap Landmark Blok Popliteal
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/47064/171728
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/47064/171729
Tantri, Aida Rosita; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia/ RSUP Nasional Cipto Mangunkusumo, Jakarta|Universitas Indonesia/ RSUP Nasional Cipto Mangunkusumo
Rejeki, Sri; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia/ RSUP Nasional Cipto Mangunkusumo, Jakarta|Universitas Indonesia/ RSUP Nasional Cipto Mangunkusumo
Satoto, Darto; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia/ RSUP Nasional Cipto Mangunkusumo, Jakarta|Universitas Indonesia/ RSUP Nasional Cipto Mangunkusumo
Soenarto, Ratna Farida; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia/ RSUP Nasional Cipto Mangunkusumo, Jakarta|Universitas Indonesia/ RSUP Nasional Cipto Mangunkusumo
Firdaus, Riyadh; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia/ RSUP Nasional Cipto Mangunkusumo, Jakarta|Universitas Indonesia/ RSUP Nasional Cipto Mangunkusumo
2022-11-30 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/47064
antropometrik; blok popliteal; blok saraf; fossa popliteal; saraf skiatik
id
Latar Belakang: Teknik blok popliteal menggunakan stimulator saraf masih menjadi pilihan di Indonesia. Keberhasilan blok meningkat jika pengetahuan dan pemahaman landmark anatomi baik. Landmark anatomi berupa jarak titik percabangan saraf skiatik terhadap lipatan fossa popliteal dan kedalaman titik tersebut dari kulit. Perbedaan landmark anatomi dapat terjadi karena perbedaan ukuran tulang panjang dan massa otot. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh jenis kelamin, usia, dan data antropometri terhadap landmark blok popliteal dengan menggunakan panduan ultrasonografi (USG).Metode: Penelitian bersifat analitik observasional dengan rancangan potong lintang. Penelitian dilaksanakan di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta setelah mendapatkan izin dari komite etik. Usaha mencari gambaran percabangan saraf skiatik pada tungkai kanan dan kiri menggunakan USG dua dimensi dilakukan pada 107 pasien yang akan menjalani operasi bedah terencana di Instalasi Bedah Terpadu. Data yang diperoleh dianalisis melalui Statistical Program for Social Science (SPSS) untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara jenis kelamin, usia tinggi badan, berat badan dan indeks massa tubuh (IMT) terhadap landmark blok popliteal serta memperoleh formula prediksi landmark blok popliteal.Hasil: Pada penelitian ini diperoleh hubungan bermakna jenis kelamin, tinggi badan terhadap jarak percabangan saraf skiatik ke lipatan fossa popliteal dan hubungan bermakna berat badan, IMT terhadap jarak percabangan saraf skiatik pada permukaan kulit dengan nilai p <0,005. Tinggi badan (TB) dominan berpengaruh terhadap jarak percabangan saraf skiatik dari lipatan fossa popliteal (adjusted R2 38,8% dan 32,4%) sedangkan berat badan dominan terhadap jarak percabangan saraf skiatik ke permukaan kulit (adjusted R2 22,5% dan 24,7%). Formula prediksi jarak percabangan skiatik dari lipatan fossa popliteal (cm) pada tungkai kanan12,548 + 0,133 x (TB dalam cm) dan tungkai kiri -6,549 + 0,091 x (TB dalam cm) + 0,63 x jenis kelamin. Formula prediksi jarak percabangan skiatik ke kulit pada tungkai kanan 0,277 + 0,288 x (BB dalam kg) dan tungkai kiri 0,319 + 0,028 x (BB dalam kg).Kesimpulan: Terdapat pengaruh jenis kelamin dan data antropometrik terhadap landmark blok popliteal.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6470
2023-11-28T02:48:39Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6470
2023-11-28T02:48:39Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 2, No 1 (2010): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Perbedaan Pengaruh Pemberian Enfluran dan Halotan Terhadap Agregasi Trombosit
Anom, Agatha Citrawati
Harahap, Mohamad Sofyan; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2010-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6470
enfluran; halotan; ADP; agregasi trombosit
id
Latar belakang: Perdarahan perioperatif merupakan masalah serius yang sering dihadapi dalam setiap operasi. Penggunaan obat anestesi inhalasi dikatakan mempunyai pengatuh dalam menghambat agregasi trombosit. Dengan titik tangkap yang sama yaitu ADP sebagai induktor akan diamati perbedaan perngaruh pemberian Enfluran dan Halotan terhadap Agregasi Trombosit.Tujuan: untuk mengetahui perbedaan perngaruh pemberian Enfluran dan Halotan terhadap agregasi trombosit.Metode: merupakan penelitian eksperimental dengan desain quota sampling pada 48 pasien yang menjalani anestesi umum. Penderita dibagi menjadi 2 kelompok (n:24), kelompok I menggunakan Enfluran sebagai obat anestesi inhalasi selama operasi dan kelompok II menggunakan Halotan sebagai obat anestesi inhalasi selama operasi, yang diberi sejak awal induksi sampai dengan operasi berakhir dengan besar pemberian 0,5 – 1 MAC bersama O2 : N2O = 50 % : 50 %. (MAC enfluran : 1,2 dan halotan : 0,8). Masing – masing kelompok akan diambil spesimen sebelum perlakuan (sebelum operasi) dan sesudah perlakuan (sesaat sebelum obat anestesi inhalasi dimatikan). Semua spesimen dibawa ke Laboratorium Patologi Klinik untuk dilakkan pemeriksaan Tes Agregasi Trombosit Uji statistik menggunakan pair t-test dan independent t-test (dengan derajat kemaknaan < 0,05).Hasil: karakteristik data penderita maupun data variabel yang akan dibandingkan terdistribusi normal. Pada penelitian ini didapatkan perbedaan persen agregasi maksimal trombosit yang bermakna antara sebekum dan sesudah pemberian halotan (p = 0,001) sementara tidak didapatkan perbedaan yang bermakna pada enfluran (p = 0,066). Pada kelompok enfluran didapatkan rerata persen agregasi maksimal trombosit sebesar 81,464,38 dan pada halotan 76,585,15, sehingga menunjukkan perbedaan yang bermakna antara keduanya (p = 0,01). Sesudah perlakuan didapatkan gambaran normoagregasi 77,8 % pada kelompok yaang memperoleh enfluran dan 22,2 % pada kelompok halotan. Sementara gambaran hipoagregasi 66,6 % didapatkan pada kelompok yang menperoleh halotan dan 33,4 % pada kelompok enfluran. Secara statistik halotan secara bermakna menyebabkan hipoagregasi daripada enfluran, p = 0,03 (p < 0,05).Kesimpulan: Halotan secara bermakna menurunkan persen agregasi trombosit dan menyebabkan gambaran hipoagregasi lebih banyak dari pada enfluran.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/7718
2023-11-28T02:44:48Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/7718
2023-11-28T02:44:48Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 6, No 2 (2014): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Perbandingan Efek Pemberian Ondansetron dan Petidin Intravena untuk Mencegah Menggigil Pasca Anestesi Umum
Fatoni, Arie Zainul; Bagian/SMF Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSU dr. Saiful Anwar
Malang
Isngadi, Isngadi; Bagian/SMF Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSU dr. Saiful Anwar
Malang
Jaya, Wiwi; Bagian/SMF Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSU dr. Saiful Anwar
Malang
2014-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/7718
menggigil pasca anestesi umum; petidin; ondansetron
id
Latar belakang : Menggigil merupakan komplikasi yang sering terjadi pasca tindakan anestesi umum yang berdampak tidak nyaman pada pasien dan menimbulkan berbagai resiko. Oleh sebab itu, menggigil perlu dicegah atau diatasi. Sampai saat ini obat yang paling sering digunakan di RSSA adalah petidin. Akan tetapi petidin mempunyai efek samping mual, muntah dan depresi napas. Ondansetron merupakan antagonis 5-HT3 yang mempunyai efek anti mual, anti muntah dan anti menggigil.Tujuan : Mengetahui perbedaan efek pemberian ondansetron 0.1 mg/kgbb dengan petidin 0.4 mg/kgbb intravena untuk mencegah menggigil pasca anestesi umum.Metode : Penelitian eksperimental dengan rancangan “single blind true experimental design” pada 32 pasien dengan usia 18 – 40 tahun yang menjalani operasi 1 – 3 jam dengan anestesi umum. Pada akhir operasi, pasien dibuat bernafas spontan. Dua puluh menit sebelum ekstubasi, pasien dibagi menjadi dua kelompok : kelompok I mendapatkan petidin 0.4 mg/kgbb dan kelompok II mendapatkan ondansetron 0.1 mg/kgbb. Ekstubasi dilakukan setelah pasien bernafas spontan adekuat dan refleks laring sudah ada. Pasca ekstubasi pasien diberi oksigen 8L/menit. Tanda vital, efek samping dan kejadian menggigil dicatat tiap lima menit selama 30 menit. Uji statistik dilakukan dengan menggunakan Mann Whitney, dengan derajat kemaknaan yaitu nilai p< 0.05.Hasil : Data karakteristik pasien antara kedua kelompok tidak berbeda bermakna (p>0.05). Kejadian menggigil pada kelompok I terjadi pada 4 pasien (25%), menggigil derajat 1 pada 3 pasien dan sisanya derajat 2. Pada kelompok II, 3 pasien (18.75%) mengalami kejadian menggigil, menggigil derajat 1 pada 2 pasien dan sisanya derajat 2. Kejadian dan derajat menggigil antara kedua kelompok tidak berbeda bermakna (p>0.05). Suhu membran timpani kelompok I dan kelompok II juga tidak bermakna (p>0.05). Dua pasien (12.5%) pada kelompok I mengalami mual sedangkan pada kelompok II tidak didapatkan efek samping (p=0.151) tetapi secara statistik tidak berbeda bermakna (p>0.05).Kesimpulan : Petidin 0.4 mg/kgbb dan ondansetron 0.1mg/kgbb mempunyai efek yang sama dalam mencegah menggigil pasca anestesi umum.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/9165
2023-11-28T02:44:14Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9165
2023-11-28T02:44:14Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 7, No 1 (2015): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 42-53
Perbandingan Waktu Pemberian Atrakurium Besylate Intravena 0,5 mg/kgbb 5 Detik dan 90 Detik Terhadap Peningkatan Nadi Saat Induksi Anestesi Umum di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang
Santika, Suparno Adi; Bagian/SMF Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSU dr Saiful Anwar
Malang
Basuki, Djujuk Rahmat; Bagian/SMF Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSU dr Saiful Anwar
Malang
Karmini, Karmini; Bagian/SMF Anestesi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya/ RSU dr Saiful Anwar
Malang
2015-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9165
Atracurium besylate; Administration; Tachycardia
id
Latar Belakang : Atracurium besylate, merupakan obat pelumpuh otot nondepolarisasi kelas bisquaternary benzylisoquinolinium yang menghasilkan beberapa efek samping selama uji klinis luas di berbagai penelitian, berupa pelepasan histamin yang dikaitkan dengan refleks takikardia, hipotensi berat dan ruam pada pengamatan klinis. Beberapa kasus reaksi anafilaksis parah dilaporkan setelah injeksi atrakurium, menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Pemberian lambat injeksi Atrakurium besylate, menurunkan manifestasi refleks peningkatan nadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, perbandingan waktu pemberian Atrakurium besylate intravena dapat menurunkan tingkat kejadian peningkatan nadi saat induksi anestesi umum di RSSA Malang.Metode : Penelitian ini merupakan uji klinis tersamar tunggal, bersifat eksperimental. Pasien dengan kriteria klinis ASA I-II sejumlah 32 orang dilakukan randomisasi sederhana menjadi 2 kelompok P dan mendapatkan perlakuan pemberian Atrakurium besylate 0,5 mg/kgBB iv dalam waktu 5 detik. Kelompok lainya dilakukan pemberian Atrakurium besylate 0,5 mg/kgBB iv dalam waktu 90 detikHasil : Penelitian ini didapatkan, perbedaan peningkatan nadi yang bermakna secara statistik (p < 0,05), pada saat kelompok O dan P dibandingkan pada menit ke 3 (0,005) dan ke 4 (0,004), sedangkan pada menit ke 5 (0,210) tidak didapatkan perbedaan peningkatan nadi pasienKesimpulan : Disimpulkan bahwa, pemberian Atrakurium besylate intravena 0,5 mg/kgBB dalam waktu 90 detik menurunkan tingkat terjadinya peningkatan nadi daripada pemberian dalam waktu 5 detik.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/11862
2023-11-28T02:43:27Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/11862
2023-11-28T02:43:27Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 8, No 1 (2016): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 31-40
Perbandingan Respon Hemodinamik 3 Menit dan 5 Menit Setelah Pemberian Fentanyl 2 mcg/kgbb iv saat Intubasi di RSUD DR Saiful Anwar Malang
Ainun, Zakiyah; Bagian Anestesi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya/ RSUP Dr. Saiful
Anwar
Malang
Basuki, Djudjuk Rahmat; Bagian Anestesi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya/ RSUP Dr. Saiful
Anwar
Malang
Isngadi, Isngadi; Bagian Anestesi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya/ RSUP Dr. Saiful
Anwar
Malang
2016-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/11862
laringoskopi; intubasi; hemodinamik; fentanyl
id
Pendahuluan : upaya dalam mengurangi respon hemodinamik akibat laringoskopi intubasi dapat dengan non farmakologi maupun farmakologi salah satunya dengan fentanyl. Usaha tersebut dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas sehingga memberikan output yang baik. Tujuan: untuk mengetahui apakah waktu 5 menit setelah injeksi fentanyl merupakan waktu yang tepat dalam melakukan tindakan laringoskopi intubasi dibandingkan dengan 3 menit setalah injeksi fentanyl.Metode : 43 pasien dengan status fisik ASA 1 dan II dilakukan pembiusan umum dengan pemasangan pipa endotrakea,di pilih secara tersamar acak tunggal. Sample penelitian dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok I dengan 3 menit setelah pemberian fentanyl 2 mcg/kgbb dan kelompok II 5 menit setelah pemberian fentanyl 2 mcg/kgbb. Pasien diinduksi dengan propofol 2 mg/kgbb, difasilitasi dengan rocuronium 0.6 mg/kgbb. Kondisi respon hemodinamik dinilai sebelum induksi dan satu menit setelah laringoskopi intubasi, kemudian dibandingkan apakah waktu kelompok II lebih rendah daripada kelompok I. Data yang didapat akan diolah dengan SPSS 20.0. karakteristik akan diuji normalitas dengan Shapiro-wilk dan homogenitas dengan levene test. Perbandingan respon hemodinamik dua kelompok di uji dengan uji t sampel tidak berpasangan dengan tingkat kemaknaan p<0.05. Hasil : terdapat perbedaan bermakna pada kedua kelompok pada variabel sistolik (pada kelompok I rerata 9.95±20.72, kelompok II -4.04 ±19.08 dengan p 0.026), diastolik (reratakelompok 1 6.90±13.78 dan kelompok II -3.69n±11.76 dengan p 0.010), dan tekanan arteri rerata (rerata kelompok I 8.70 ±16.19 dan kelompok II rerata -4.91±14.04 dengan p 0.05). sedangkan untuk variabel denyut nadi tidak bermakna secara statistic p 0.082. Simpulan : tekanan darah akibat laringoskopi intubasi dilakukan setelah 5 menit injeksi fentanyl lebih rendah daripada 3 menit setelah injeksi fentanyl dan denyut nadi tidak didapatkan perbedaan antara kelompok 5 menit injeksi fentanyl dengan 3 menit setelah injeksi fentanyl pada pasien yang dilakukan anestesi umum.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/22328
2023-11-28T02:39:24Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/22328
2023-11-28T02:39:24Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 10, No 2 (2018): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 93-107
Pemeriksan Kultur Sekret sebagai Penunjang Diagnosis untuk Mengetahui Kejadian Ventilator Associated Pneumonia pada Pasien Pasca Pembedahan di Intensive Care Unit RSUP Dr. Kariadi Semarang
Nugroho, Anindito Andi; Departemen Anestesiologi dan terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi; Semarang
Arifin, Johan; Departemen Anestesiologi dan terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi; Semarang
Satoto, Hari Hendriarto; Departemen Anestesiologi dan terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi; Semarang
2018-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/22328
CPIS; ETT; kultur sekret; VAP
id
Latar belakang: Ventilator Associated Pneumonia (VAP) didefinisikan sebagai pneumonia yang terjadi 48 jam atau lebih setelah intubasi endotrakeal dan ditandai dengan infiltrat progresif atau yang baru terjadi, infeksi sistemik (demam, perubahan jumlah leukosit), perubahan sputum, dan ditemukan penyebabnya. VAP merupakan infeksi nosokomial paling sering pada pasien yang mendapat ventilasi mekanik. Kejadian VAP merupakan separuh kasus pneumonia yang didapatkan di rumah sakit.Tujuan: Menentukan kejadian VAP pada pasien pasca pembedahan di ICU RSUP Dr. Kariadi Semarang dengan pemeriksaan kultur sekret sebagai penunjang diagnosis, selama 12-16 minggu.Metode: Penelitian ini dirancang sebagai penelitian observasional deskriptif terhadap semua pasien pasca pembedahan yang dirawat di ICU RSUP Dr. Kariadi Semarang, menggunakan ventilator mekanik selama 48 jam atau lebih, dan memenuhi kriteria inklusi dan berlangsung dalam waktu 12-16 minggu. Pasien yang dilakukan pembedahan dinilai skoring CPIS, dikirim ke ICU, kemudian diaspirasi sekret endotrakealnya dengan menggunakan mucous extractor steril hingga menyentuh dinding mukosa endotrakeal (hingga seluruh selang mucous extractor masuk ke dalam ETT, kemudian hasil aspirasi dikirim ke laboratorium mikrobiologi. Tunggu hasil pertumbuhan kuman. Setelah pasien tersebut terpasang mesin ventilator selama 48 jam, dinilai skoring CPIS, kemudian pasien kembali diaspirasi sekret endotrakealnya dengan menggunakan mucous extractor steril hingga menyentuh dinding mukosa endotrakeal (hingga seluruh selang mucous extractor masuk ke dalam ETT, hasil aspirasi dikirim ke laboratorium mikrobiologi. Tunggu hasil pertumbuhan kuman. Tentukan VAP atau bukan.Hasil penelitian: Didapatkan 16 pasien dengan usia 20-30 tahun sebanyak 1 pasien (6,25%), usia 31-40 tahun sebanyak 2 pasien (12,5%), usia 41-50 tahun sebanyak 5 pasien (31,25%), usia 51-60 tahun sebanyak 8 pasien (50%) dengan pertumbuhan kuman. Hal tersebut dikuatkan dengan skor CPIS > 6. 16 pasien dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 9 pasien (56,25%), dan perempuan sebanyak 7 pasien (43,75%).Simpulan: Pemeriksaan kultur sekret merupakan pemeriksaan penunjang diagnosis yang akurat pada penegakan diagnosis VAP, dan untuk mengetahui jenis kuman yang berkembang, sehingga dapat dilakukan pengobatan secara tepat.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6294
2023-11-28T02:59:23Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6294
2023-11-28T02:59:23Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 1, No 2 (2009): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Pengaruh Pretreatment Magnesium Sulfat Dan Atrakurium Terhadap Perubahan Tekanan Intraokuler Akibat Suksinilkolin
Suyuti, Imam
Panji, IGN
Harahap, Mohamad Sofyan; Departemen Anestesiolgoi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2009-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6294
suksinilkotin; tekanan intraokuler; magnesium sulfat; atracurium
id
Latar belakang: Suksinilkolin satu-satunya pelumpuh otot dengan onset cepat dan durasi kerja sangat singkat, tetapi mempunyai efek samping diantaranya menaikkan tekanan intraokuler. Prekurarisasi dengan pelumpuh otot non depolarisasi menyebabkan peningkatan dosis suksini lkolin. Magnesium bekerja secara kompetitif pada neuromuscular junction menduduki prejunctional site.Tujuan: Membuktikan bahwa pretreatment magnesium sulfat sama baiknya dengan pretreatment atracurium untuk mencegah kenaikan tekanan intraokuler akibat pem berian suksinilkolin.Metode: Penelitian ini merupakan uji klinis tahap II, dirancang sebagai double blind randomized controlled trial. Sampel 54 pasien, dibagi dalam 2 kelompok; kelompok I : diberikan magnesium sulfat 40 mg/kg diencerkan sampai 20 ml, i.v dimasukkan dalam 10 menit, 13 menit sebelum induksi, dilanjutkan NaCl 3 ml3 menit sebelum induksi. Kelompok II (kontrol) : mendapatkan NaCl 20 ml dimasukkan dalam l0 menit, dilanjutkan atracurium 0.05 mg/kg diencerkan sampai 3 ml, 3 menit sebelum induksi. Tekanan intraokuler diukur sebelum perlakuan, 2 menit setelah pemberian suksinilkolin dan segera setelah intubasi.Hasil: Tidak terjadi peningkatan tekanan intraokuler 2 menit setelah pemberian suksinilkolin pada kelompok I maupun kelompok II, justru terjadi penurunan tekanan intaokuler pada kedua kelompok. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna, pada perubahan tekanan intraokuler setelah pemberian suksinilkolin pada kelompok I maupun II.Simpulan: Tidak terjadi kenaikan tekanan intraokuler setelah pemberian suksinilkolin pada pasien yang mendapat pretreatment magnesium sulfat, maupun yang mendapat pretreatment atracurium. Tidak terdapat perbedaan yang bermaknapada perubahan tekanan intraokuler setelah pernberian magnesium sulfat maupun atracurium.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/32441
2023-11-28T02:36:58Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/32441
2023-11-28T02:36:58Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 13, No 2 (2021): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 78-87
Analisis Faktor Risiko terhadap Lama Perawatan Pasien Sepsis yang Meninggal di Ruang Perawatan Intensif RSUD Dr. Soetomo Surabaya
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/32441/95483
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/32441/95484
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/32441/95485
Hatman, Fajra Arif; Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Surabaya|Universitas Airlangga
Semedi, Bambang Pujo; Departemen Anestesiologi dan Reanimasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo Surabaya|Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo
Budiono, Budiono; Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat-Kedokteran Pencegahan, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Surabaya|Universitas Airlangga
2021-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/32441
Intensive Care Medicine
faktor risiko; lama perawatan; meninggal; ruang perawatan intensif; sepsis
id
Latar Belakang: Sepsis disebabkan oleh ketidakseimbangan respons tubuh terhadap infeksi dan dapat mengakibatkan komplikasi yang berbahaya. Komplikasi yang ditimbulkan bervariasi, salah satu yang paling sering adalah disfungsi organ yang dapat dinilai melalui skor sequential organ failure assessment (SOFA). Sepsis masih menjadi masalah kesehatan karena sulitnya pengobatan dan lama perawatan yang lama sehingga menyebabkan mortalitas yang tinggi. Sepsis memiliki berbagai penyebab di antaranya pneumonia yang diketahui menjadi salah satu penyebab infeksi terbanyak pada sepsis. Selain itu, mikroorganisme juga menjadi salah satu penyebab infeksi terbanyak di ruang perawatan intensif. Pemeriksaan laboratorium memiliki hasil yang buruk pada banyak pasien sepsis seperti anemia dan leukositosis.Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor risiko meliputi riwayat penyakit, riwayat konsumsi obat, diagnosis masuk, dan jumlah alat medis invasif terhadap lama perawatan dan mengetahui karakteristik pasien sepsis yang meninggal.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan data rekam medis 42 pasien sepsis yang meninggal di ruang perawatan intensif RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Data dideskripsikan dan dianalisis menggunakan software SPSS 26.Hasil: Terdapat 18 (42,86%) laki-laki dan 24 (57,14%) perempuan dengan rata-rata usia 55,98 + 15,411. Didapatkan median skor SOFA 7,5 (3–15) dengan sistem respirasi menjadi tempat infeksi terbanyak (50%). Pemeriksaan laboratorium menunjukkan banyak pasien sepsis mengalami anemia (66,67%) dan leukositosis (59,52%). Acinetobacter baumannii (26,08%) sebagai mikroorganisme yang paling banyak ditemukan. Hasil penelitian ditemukan hanya diagnosis masuk yang memiliki hubungan dengan lama perawatan (P = 0,05). Di sisi lain tidak ditemukan faktor risiko yang berpengaruh terhadap lama perawatan >5 hari (P > 0,05).Kesimpulan: Diagnosis masuk memperpanjang lama perawatan. Tidak ada faktor risiko yang berpengaruh terhadap durasi perawatan >5 hari. Karakteristik pasien secara umum memiliki kondisi medis yang buruk.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6420
2023-11-28T02:46:21Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6420
2023-11-28T02:46:21Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 4, No 3 (2012): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 145-154
Pengaruh Simvastatin Terhadap Kadar Nitric Oxide Makrofag Mencit Balb/C yang Diberi Lipopolisakarida
Nugroho, Taufik Eko; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi,
Semarang
Harahap, Mohamad Sofyan; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi,
Semarang
Jatmiko, Heru Dwi; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi,
Semarang
2012-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6420
simvastatin; lipopolisakarida; nitric oxide (NO)
id
Latar belakang: Nitric oxide (NO) berperan dalam patogenesis terjadinya hipotensi sistemik pada syok septik. Pajanan endotoksin akan menyebabkan peningkatan pelepasan NO yang dipengaruhi oleh aktivasi sitokin proinflamasi. Simvastatin diduga menekan produksi sitokin proinflamasi akibat pajanan lipopolisakarida (LPS), sehingga pembentukan NO dapat dihambat.Tujuan: Membuktikan pengaruh pemberian simvastatin dosis 0,03 mg, 0,06 mg dan 0,12 mg peroral dapat menyebabkan kadar NO mencit yang diberi lipopolisakarida intraperitoneal menjadi lebih rendah.Metode: Penelitian eksperimental laboratorik dengan desain randomized post test only controlled group pada 20 ekor mencit Balb/c yang disuntik lipoplisakarida intraperitoneal dan simvastatin dosis 0,03 mg; 0,06 mg dan 0,12 mg peroral. Mencit dibagi menjadi 4 kelompok secara random, yaitu K1 sebagai kontrol, K2 yang mendapat simvastatin 0,03 mg, K3 yang mendapat simvastatin 0,06 mg, dan K4 yang mendapat simvastatin 0,12 mg. Pemeriksaan NO diambil dari kultur makrofag intraperitoneal setelah 6 jam pemberian simvastatin dengan metode Griess. Uji statistik yang digunakan adalah parametrik ANOVA dan dilanjutkan uji Posteriori.Hasil: Kadar rerata NO pada kelompok K1(0,680±0,116), K2(0,313±0,136), K3 (0,109±0,005) dan K4(0,091±0,011). Terdapat penurunan yang bermakna kadar NO pada kelompok K2, K3 dan K4 dibanding K1 dengan p <0,05. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar NO kelompok K2 dengan kelompok K3 dan K4, serta kelompok K3 dibanding K4 (p > 0,05).Simpulan: Simvastatin secara bermakna dapat menyebabkan kadar NO makrofag intraperitoneal mencit yang diinduksi lipopolisakarida menjadi lebih rendah.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/19796
2018-08-06T13:01:28Z
janesti:PLT
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6439
2023-11-28T02:47:11Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6439
2023-11-28T02:47:11Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 3, No 3 (2011): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Perbedaan Pengaruh Pemberian Propofol Pentothal Dan Etomidate Terhadap Perubahan Kadar Procalcitonin Pada Operasi Dengan General Anestesi
Cahyono, Iwan Dwi
Nurcahyo, Widya Istanto; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Satoto, Hari Hendriarto; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2011-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6439
propofol; pentotal; etomidat; prokalsitonin; general anestesi
id
Latar belakang: Prokalsitonin diperkenalkan dan digunakan sebagai sebuah marker baru dari respon inflamasi terhadap infeksi. Obat induksi anestesi yang biasa digunakan telah diketahui mempengaruhi peningkatan prokalsitonin.Tujuan: Untuk menentukan perbedaan pengaruh dari propofol, pentotal dan etomidat terhadap kadar prokalsitonin dalam general anestesi.Metode: Studi eksperimental terhadap 24 pasien yang dilakukan general anestesi. Sampel dibagi menjadi 3 grup masing-masing 8 sampel tiap grup. Grup 1, 2 dan 3 mendapatkan propofol, pentotal atau etomidat sebagai obat induksi anestesi selama prosedur penelitian, dengan dosis pemberian propofol 2,5 mg/kgbb, pentotal 5 mg/kgbb dan etomidat 0,3 mg/kgbb dan rasio O2 dan N 2O 50% : 50%, sampel darah penderita diambil sebelum induksi anestesi, 4 jam setelah induksi anestesi dan 24 jam setelah induksi anestesi. Semua sampel kemudian dikirim ke laboratorium Patologi Klinik RSUP dr Kariadi Semarang untuk diperiksa kadar prokalsitonin. Data yang diperoleh dianalisa dengan tes Kruskall -Wallis dilanjutkan dengan tes Friedman.Hasil: Karakteristik umum penderita dan data variabel yang didapat kemudian dibandingkan memberikan gambaran distribusi yang merata. Pada penelitian ini menunjukkan hasil perbedaan bermakna dari kadar prokalsitonin sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok propofol (p=0,008) dan tidak bermakna pada kelompok pentotal dan etomidat dengan nilai (p=l,00). Dalam kelompok propofol, pentotal dan etomidat nilai tengah dari kadar prokalsitonin adalah (0,175±0,1), (0,05±0,05) dan (0,05±0,05). Secara meyakinkan bahwa propofol menyebabkan peningkatan kadar prokalsitonin dibandingkan pentotal dan etomidat, dengan nilai (p=0,053)Kesimpulan: Propofol secara meyakinkan meningkatkan kadar prokalsitonin dibandingkan pentotal dan etomidat.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6293
2019-05-03T09:24:59Z
janesti:PLT
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6463
2023-11-28T02:48:16Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6463
2023-11-28T02:48:16Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 2, No 2 (2010): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Pengaruh Infiltrasi Levobupivakain pada Skor Histologis MHC Kelas 1 pada Penyembuhan Luka
Primatika, Aria Dian; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Budiono, Uripno; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
eksana, Ery; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2010-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6463
levobupivakain; skor histologis MHC Kelas I; penyembuhan luka
id
Latar belakang: Nyeri akut pasca pembedahan memicu timbulnya gejala klinis patofisiologis, menekan respons imun, sehingga menyebabkan penurunan sistem imun yang akan menghambat penyembuhan luka. Levobupivakain, anestetik lokal durasi panjang yang efektif mengurangi nyeri akut. MHC kelas I sebagai petanda permukaan sel yang terinfeksi memberi sinyal pada sel T sitotoksik sehingga fungsinya dalam respons imun sangat penting. Kemampuan limfosit T sitotoksik untuk melisiskan sel merupakan fungsi langsung dari banyaknya MHC kelas I yang diekspresikan.Tujuan: Membuktikan pengaruh infiltrasi anestetik lokal levobupivakain terhadap ekspresi MHC kelas I.Metode: Dilakukan penelitian eksperimental pada hewan coba, randomized post test only control group design, menggunakan tikus Wistar. Sampel 15 ekor dibagi menjadi 3 kelompok; kelompok I kontrol, kelompok II insisi subkutis tanpa infiltrasi levobupivakain, kelompok III insisi subkutis dan infiltrasi levobupivakain dosis 12,6 mcg/gram BB setiap 8 jam selama 24 jam. Ekspresi MHC kelas I pada sekitar luka insisi dinilai dengan skor histologi dengan menggunakan pengecatan secara imunohistokimia. Biopsi jaringan diambil pada hari kelima karena pada penyembuhan luka normal jumlah limfosit T bermakna pada hari kelima dan mencapai puncak pada hari ketujuh. Data dianalisis dengan uji beda Kruskal-Wallis.Hasil: Penelitian menunjukan pada kelompok kontrol terdapat ekspresi MHC kelas I dengan hasil rerata skor histologi 4,92. Hasil rerata skor histologi MHC kelas I pada kelompok levobupivakain lebih rendah (8,12) dibanding kelompok tanpa levobupivakain (5,26) dan secara statistik berbeda bermakna (p=0,011).Simpulan: Ekspresi MHC kelas I (skor histologi MHC I) pada kelompok dengan infiltrasi levobupivakain lebih rendah dibandingkan dengan kelompok tanpa infiltrasi levobupivakain.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/60298
2024-03-22T05:08:12Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/60298
2024-03-22T05:08:12Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Publication In-Press
Correlation Between Red Cell Distribution Width (RDW) and Sequential Organ Failure Assessment (SOFA) Score in Sepsis Patients
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/60298/194294
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/60298/194295
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/60298/203902
Lubis, Andriamuri Primaputra; Department of Anesthesiology and Intensive Care, Faculty of Medicine, Sumatera Utara University/Rumah Sakit Umum H. Adam Malik Medan|Sumatera Utara University/Rumah Sakit Umum H. Adam Malik Medan
Hamdi, Tasrif; Department of Anesthesiology and Intensive Care, Faculty of Medicine, Sumatera Utara University/Rumah Sakit Umum H. Adam Malik Medan|Sumatera Utara University/Rumah Sakit Umum H. Adam Malik Medan
Radiansyah, Arsil; Faculty of Medicine, Sumatera Utara University, Medan|Sumatera Utara University, Medan
2024-03-22 05:08:12
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/60298
Anestesiology and Intensive Care
ICU; infection; RDW; sepsis; SOFA score
en
Background: There are an estimated 31.5 million cases of sepsis per year, and approximately 61% end up in sepsis shock, with a potential mortality rate of 5.3 million per year. In addition to the sequential organ failure assessment (SOFA) score, several biomarkers have been used to assess severity and predict mortality, including red cell distribution width (RDW). RDW is increased in conditions of ineffective red blood cell production or destruction that occur in inflammation or infection. RDW above 15.5% is associated with rigid and indestructible red blood cells, which can impede microcirculation and contribute to organ dysfunction, a part of the SOFA score.Methods: This study used a cohort-prospective study design with a consecutive sampling technique of the population that met the inclusion criteria. The samples were sepsis patients who were admitted to the intensive care unit (ICU) of H. Adam Malik Hospital Medan in April–June 2023. The data was analyzed by a Pearson or Spearman analysis test.Results: There was a significant correlation between RDW and SOFA score (r = 0.471; p<0.05) in ICU sepsis patients. There was a significant correlation (p = 0.003) between RDW values and SOFA scores on the third day, where there was a moderate degree of correlation (r = 0.471), but there was no significant correlation (p = 0.103) between RDW values and SOFA scores on the first day. The sensitivity, specificity, and cut-off values of RDW were found to be 76.5%, 75%, and 14.75%, which compared to SOFA were 76.5%, 75%, and 10.5.Conclusion: There is a statistically significant relationship between RDW and SOFA, with a moderate correlation.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6572
2023-11-28T02:45:05Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6572
2023-11-28T02:45:05Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 6, No 1 (2014): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 22-33
Angka Kejadian dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Infeksi Paska Pemasangan Kateter Vena Sentral di Rumah Sakit Dr. Soetomo
Widiastuti, Eka Seprianti; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo
Surabaya
Wahjuprajitno, Bambang; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo
Surabaya
2014-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6572
kateter vena sentral; infeksi kateter terkait aliran darah vena sentral; nutrisi parenteral; APACHE II Score
id
Latar Belakang : Setiap tahun lebih dari 150 juta kateter intravena digunakan , dimana 5 juta dari mereka dipasang pada vena sentral . Sayangnya , lebih dari 500.000 infeksi yang terkait dengan pemasangan alat secara intravaskular melalui aliran darah terjadi di AS setiap tahun , 7-20 % disebabkan oleh central venous catheter - related blodstream infection ( CR - BSI ) . CR - BSI terkait dengan perpanjangan lama tinggal di rumah sakit , meningkatkan biaya dan kematian. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya CR - BSI seperti tempat penyuntikan, prosedur pemasangan yang steril maksimal, dressing transparan, perawatan tanpa teknik aseptik, penggunaan nutrisi parenteral dan inotropikik katekolamin, kondisi pasien , dan banyak lagi. Belum ada data tentang kejadian CR - BSI dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di Rumah Sakit Umum Dr Soetomo, .Tujuan : Menghitung angka kejadian CR - BSI dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya di Dr Soetomo Surabaya .Metode : Prosedur penelitian dimulai sejak CVC dipasang pada pasien, data dasar dicatat seperti identitas, kondisi awal, komorbiditas , dan teknik pemasangan. Pasien diikuti untuk mengevaluasi teknik perawatan CVC, pemakaian antibiotik sistemik, penggunaan nutrisi parenteral dan inotropikik katekolamin, serta dugaan CR - BSI. Kultur darah dilakukan bila dicurigai infeksi timbul ( baik secara klinis dan menggunakan Skor IPS), dan kemudian diagnosis CR - BSI dibuat . Semua data dicatat sampai CVC telah dilepas dan pasien keluar dari rumah sakit .Hasil : Ada 15 kasus CR - BSI pada 139 pasien, total durasi pemakaian CVC adalah 1.751 hari, sehingga tingkat CR - BSI 8.57 kasus per 1000 hari penggunaan CVC. Tingkat tertinggi adalah di bangsal neurologi, 35,71 kasus per 1000 hari penggunaan CVC. Lama tinggal di rumah sakit ( p = 0,032 ), durasi penggunaan CVC ( p = 0,002 ), penggunaan nutrisi parenteral ( p = 0,000 ), penggunaan inotropikik katekolamin ( p = 0,041 ), skor APACHE II ( p = 0,000 ), infeksi sebelum pemakaian CVC ( p = 0,039 ) dan infeksi di tempat lain ( p = 0,033 ) merupakan faktor signifikan yang mempengaruhi kejadian CR - BSI . Namun, jika faktor-faktor ini diperiksa bersama-sama, durasi penggunaan CVC ( p = 0,030 ), penggunaan nutrisi parenteral ( p = 0,005 ), dan skor APACHE II ( p = 0,006 ) memberikan pengaruh yang dominan terhadap CR - BSI .Kesimpulan : Angka kejadian CR - BSI di Dr Soetomo Rumah Sakit Umum tinggi, sedangkan durasi CVC digunakan, penggunaan nutrisi parenteral , dan skor APACHE II sebagai faktor paling dominan yang mempengaruhi kejadian infeksi tersebut .
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/9122
2023-11-28T02:44:28Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9122
2023-11-28T02:44:28Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 6, No 3 (2014): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 170-181
Perbandingan Penggunaan Triamcinolone Acetonide Dan Gel Larut Air Pada Pipa Endotrakea Terhadap Angka Kejadian Nyeri Tenggorok
Wibowo, Adi; RSUD Dr. Soewondo,
Kendal
Soenarjo, Soenarjo; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Satoto, Hari Hendriarto; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2014-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9122
triamcinolone acetonide; gel larut air; intubasi komplikasi endotrakeal; nyeri tenggorok
id
Latar Belakang : Salah satu komplikasi pemasangan pipa endotrakea adalah nyeri tenggorok paska operasi akibat kerusakan mukosa trakea. Pemberian lubrikasi pada pipa endotrakea diharapkan mampu mengurangi angka kejadian nyeri tenggorok. Triamcinolon acetonide gel mengandung kortikosteroid disamping dapat sebagai agen lubrikasi juga mempunyai efek anti inflamasi.Tujuan : Membandingkan efek lubrikasi pipa endotrakea dengan triamcinolone acetonide gel dan gel larut air terhadap angka kejadian nyeri tenggorok paska intubasi.Metode : 50 pasien yang menjalani operasi elektif dengan anestesi umum di RSUP Dr.Kariadi Semarang dan memenuhi kriteria inklusi dibagi secara acak menjadi 2 kelompok. Induksi menggunakan propofol 2 mg/kgBB iv, rokuronium 0,6 mg/kgBB iv dan fentanyl 1 mcg/kgBB iv kemudian dilakukan intubasi dilakukan intubasi dengan pipa endotrakea high volume low pressure non kinking dengan ukuran 7.0 untuk perempuan dan 7,5 untuk laki-laki. Kelompok 1 (K1) diberikan triamcinolone acetonide in orabase 0,1 % pada pipa endotrakea, kelompok 2 (K2) diberikan gel larut air pada pipa endotrakea (K-Y jelly) masing-masing diberikan 0,5 cc dilubrikasikan pada pipa endotrakea sepanjang 15 cm dari ujung distal. Selanjutnya cuff dikembangkan dengan udara dalam spuit 20 cc sampai tidak terdengar kebocoran udara napas. Rumatan anestesi dengan isofluran 1-1,5 % dalam O2 dan N2O 50% dan pelumpuh otot rokuronium intermiten. Analgetik diberikan ketorolak 30 mg dan tramadol 2 mg/kgBB iv. Selesai operasi, ekstubasi pipa endotrakea dilakukan saat pasien sudah sadar. Dilakukan observasi nyeri tenggorok 1 jam, 6 jam dan 24 jam setelah ekstubasi.Hasil : Angka kejadian nyeri tenggorok paska intubasi endotrakea pada kelompok 1 lebih kecil dibandingkan pada kelompok 2, tetapi tidak bermakna secara statistik (p>0,05).Kesimpulan : Pemberian lubrikasi pipa endotrakea dengan triamcinolone acetonide gel dapat mengurangi angka kejadian nyeri tenggorok
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/10810
2023-11-28T02:43:42Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/10810
2023-11-28T02:43:42Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 7, No 3 (2015): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 184-196
Perbandingan Efek Swab Chlorhexidine 2% - Isopropyl Alcohol 70% dengan Povidone Iodine 10%- Isopropyl Alcohol 70% terhadap Jumlah Kolonisasi Bakteri di Kulit pada Preparasi Kulit untuk Pemeriksaan Kultur Darah
Sartika, Listiana Dewi; RSUD Lukmonohadi
Kudus
Pujo, Jati Listijanto; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Dipiponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Puspitasari, Iva; Bagian Mikrobiologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
Semarang
2015-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/10810
Chlorhexidine 2%; Povidone iodine 10%; isopropyl alcohol 70%; jumlah kolonisasi bakteri
id
Latar belakang : Jenis antiseptik yang digunakan dalam teknik preparasi pengambilan kultur darah sangat penting untuk menghindari positif palsu yang disebabkan oleh bakteri komensal di permukaan kulit. Positif palsu ini menyebabkan pemborosan pada antibiotik yang tidak perlu sehingga mempengaruhi outcome pasien dan biaya Rumah Sakit. Penelitian akhir-akhir ini menyatakan bahwa telah ditemukan resistensi bakteri terhadap antiseptik.Tujuan : Mengetahui Swab Chlorhexidine 2%-isopropyl alcohol 70% lebih efektif sebagai antiseptik kulit dibanding Povidone iodine 10%-isopropyl alcohol 70% ditinjau dari jumlah kolonisasi bakteri di kulit.Metode : Desain eksperimental, 20 subyek mendapat perlakuan yang sama pada area berbeda pada volar lengan yang sama; kelompok Chlorhexidine 2%-isopropyl alcohol 70% dan kelompok Povidone iodine 10%-isopropyl alcohol 70%. Kedua kelompok sebelum perlakuan diambil swab. Uji Wilcoxon untuk uji sebelum dan setelah perlakuan pada masing-masing kelompok dan Mann Whitney test untuk uji setelah perlakuan antara kedua kelompok.Hasil : Jumlah kolonisasi kuman sebelum dan sesudah perlakuan pada masing-masing kelompok berbeda bermakna (p<0,05) sedangkan jumlah kolonisasi kuman setelah perlakuan antara kedua kelompok pun berbeda bermakna. Kelompok Chlorhexidine 2%-isopropyl alcohol 70% menunjukkan hasil kolonisasi bakteri lebih sedikit dibanding kelompok Povidone iodine 10%-isopropyl alcohol 70%.Kesimpulan : Chlorhexidine 2%-isopropyl alcohol 70% merupakan antiseptik permukaan kulit yang lebih efektif menurunkan jumlah kolonisasi bakteri dibandingkan Povidone iodine 10%-isopropyl alcohol 70%.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/19849
2023-11-28T02:41:27Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19849
2023-11-28T02:41:27Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 9, No 3 (2017): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 157-167
Akurasi Diagnostik Prokalsitonin Sebagai Penanda Serologis Untuk Membedakan Antara Sepsis Bakterial dan Sepsis Virus
Arif, Syafri Kamsul; Bagian Anestesiologi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Makassar
Wahyuddin, A. Muh. Farid; Bagian Anestesiologi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Makassar
Musba, A. Muh Takdir; Bagian Anestesiologi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Makassar
2017-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19849
akurasi; Bakteri; diagnostic; procalcitonin; sepsis; virab
id
Prokalsitonin merupakan penandadiagnostik yang baik pada sepsis khususnya sepsis yang disebabkan oleh bakteri. Penelitian ini bertujuan mengetahui sensitivitas, spesifisitas dan akurasi diagnostik prokalsitonin sebagai penandaserologis untuk membedakan antara sepsis bakterial dan virus pada pasien yang dirawat di Intensive Care Unit (ICU) dan Infection Center (IC) RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo.Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional menggunakan data sekunder rekam medik pasien sepsis yang dirawat di ICU dan IC RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, periode 1 Januari 2014 sampai dengan 31 Agustus 2016. Data tersebut dianalisa dengan uji T Independent, Mann Whitney and Chi-Square dimana terdapat 80 sampel yang memenuhi kriteria inklusi.Dari penelitian ini, terdapat perbedaan yang signifikan dari kadarprokalsitonin antara sepsis bacterial(60.89 ± 73.651 ng/ml) dan sepsis virus (1.12 ± 0.622 ng/ml). Berdasarkan analisis Receiver Operating Characteristic (ROC), area Under the Curve (AUC) dari prokalsitonin adalah 0.841 dengan interval 0.758–0.925 dan signifikansi 95%. Kadar ambang diagnostik terbaik prokalsitonin yang didapatkan pada penelitian ini adalah 1.60 sebagai cut off point (sensitivitas: 82,4%, spesifisitas: 65,2% dan akurasi: 88,7%) untuk membedakan sepsis bakterial dengan sepsis virus. Prokalsitonin memiliki sensitivitas, spesifisitas dan akurasi diagnostik yang baik sebagai pembeda anatar seosis bakterial dan sepsis virus.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6020
2023-11-28T02:59:38Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6020
2023-11-28T02:59:38Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 1, No 1 (2009): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 13-25
Perbedaan Pengaruh Pemberian Infus HES Dengan Berat Molekul 40 kD dan 200 kD Terhadap Plasma Prothrombin Time dan Partial Thromboplastin Time Kajian Pada Pasien Dengan Perdarahan Sampai 20% Estimated Blood Volume
Satoto, Hari Hendriarto; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Leksana, Ery; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Budiono, Uripno; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2009-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6020
anesthesiology
HES; prothrombin time; partial thromboplastin time
id
Latar belakang: Pasien dengan operasi besar yang beresiko terjadi perdarahan semakin meningkat setiap tahun. HES dengan berat molekul besar mempertahankan hemodinamik lebih baik tetapi mengganggu faktor koagulasi. Pemeriksaan PT dan PTT dilakukan untuk memeriksa pengaruh HES pada koagulasi.Tujuan: Membuktikan pemanjangan PT dan PTT pada pemberian larutan HES 40 kD dan HES 200 kD terhadap pasien yang menjalani operasi dengan pendarahan sampai 20% EBV.Metode: Dilakukan penelitian eksperimental pada 46 pasien dengna desain “Single Blind Randomized Clinical Trial”. Kelompok penelitian dibagi menjadi 2 kelompok secara acak, masing-masing 23 pasien. Pasien diambil sampel PT dan PTT pre operasi. Pasien diinduksi dengan thiopentone 5 mg/kgBB, atracurium besilat 0,5 mg/kgBB, pemeliharaan anestesi dengan isofluran, tramadol sebagai analgetik dan ditambahakan atracurium bila perlu. Sebagai cairan rumatan anestesi, kelompok I (HES 40 kD) dan kelompok II (HES 200 kD) sebagai pengganti kehilangan darah. 15 menit dan 4 jam setelah pemberian perlakuan dilakukan pemeriksaan PT dan PTT. Analisis data statistik menggunakan SPSS 11,5 for windows.Hasil: Dari hasil penelitian, pemberian ES 200 kD memperpanjang PTT dari preoperasi (29,72 ± 1,70) menjadi (32,69 ± 0,77) dan PT dari preoperasi (12,85 ± 0,86) menjadi (13,31 ± 0,73). Pada HES 40 kD didapatkan pemanjangan PTT dari preoperasi (29,89 ± 1,47) menjadi (34,10 ± 1,30). Analisis statistik antara PTT kelompok HES 40 kD dan 200 kD menunjukkan hasil berbeda bermakna dengan nilai p = 0.009 (p<0.05).Simpulan: Pemberian HES 200 kD memperpanjang PT dan PTT lebih besar dari p ada HES 40 kD.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/29418
2023-11-28T02:37:46Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/29418
2023-11-28T02:37:46Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 12, No 2 (2020): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 45-54
Perbandingan Efektivitas Antara Nebulisasi Lidokain dan Spray Lidokain untuk Mencegah Refleks Batuk pada Tindakan Bronkoskopi dengan General Anestesi
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/29418/85168
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/29418/85169
Oetarman, Anna Erliana; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo Surabaya|Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Kusuma, Edward; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo Surabaya|Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Maulydia, Maulydia; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo Surabaya|Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Utariani, Arie; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo Surabaya|Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo Surabaya
2020-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/29418
medicine; anestesiologi; intensive care
anestesi; batuk; bronkoskopi; lidokain; nebulisasi
id
Latar belakang: Batuk sering terjadi pada tindakan bronkoskopi. Batuk menyebabkan ketidaknyamanan pasien dan menimbulkan kesulitan pada pelaksanaan tindakan bronkoskopi sehingga dapat meningkatkan risiko komplikasi akibat bronkoskopi seperti perdarahan intrabronkial, bronchospasme, dan pneumothorax. Batuk pada tindakan bronkoskopi dapat dicegah dengan pemberian anestesi lokal lidokain.Tujuan: Membandingkan efek nebulisasi lidokain 2 % dibandingkan spray lidokain 10% dalam mencegah kejadian batuk pada tindakan bronkoskopi dengan anestesi umum.Metode: Penelitian dilakukan pada 20 pasien usia 18-65 tahun dengan status fisik American Society of Anesthesiologist (ASA) I dan II yang menjalani tindakan bronkoskopi dengan anestesi umum menggunakan intubasi oral. Pasien dibagi 2 kelompok: kelompok spray lidokain 10% dan kelompok nebulisasi lidokain 2% dengan dosis lidokain yang sama yaitu 2 mg/kgbb. Tanda vital (tekanan darah, laju jantung, saturasi oksigen serta frekuensi napas) dan kedalaman anestesi dengan bispectral index (BIS) diukur selama bronkoskopi. Spray lidokain dan nebulisasi lidokain diberikan sebelum pembiusan dilakukan. Kemudian dievaluasi kejadian batuk dan derajat batuk selama dan setelah tindakan bronkoskopi. Analisis hasil penelitian menggunakan dua metode yaitu uji Mann Whitney dan uji Wilcoxon. Uji Mann Whitney dengan derajat kemaknaan p<0,05 untuk membandingkan kejadian batuk pada kedua kelompok selama dan dua jam setelah bronkoskopi, sedangkan uji Wilcoxon dengan derajat kemaknaan p<0,05 untuk membandingkan derajat batuk sebelum bronkoskopi dan selama bronkoskopi pada masing kelompok.Hasil: Terdapat perbedaan bermakna derajat batuk antara sebelum dan sesudah pemberian spray lidokain maupun nebulisasi lidokain (p<0,05). Ada perbedaan bermakna derajat batuk antara kelompok spray lidokain dibandingkan nebulisasi lidokain (p<0,05), dimana nebulisasi lidokain menimbulkan derajat batuk lebih rendah dibandingkan spray lidokain. Tidak ada efek samping pada penelitian ini.Kesimpulan: Pemberian nebulisasi lidokain 2% lebih efektif menekan refleks batuk dibandingkan spray lidokain 10% pada tindakan bronkoskopi dengan general anestesi.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6411
2023-11-28T02:45:38Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6411
2023-11-28T02:45:38Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 5, No 2 (2013): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 92-100
Pengaruh Premedikasi Klonidin terhadap Interval Q-Tc dan Skor Rate Pressure Product pada Laringoskopi Intubasi
Noor, Fajrian; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif/ RSUD H. Boejasin, Tanah Laut
Kalimantan Selatan
Hidayat, Soni; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Witjaksono, Witjaksono; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Budiono, Uripno; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2013-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6411
laringoskopi intubasi; klonidin; Rate Pressure Product; interval QTC
id
Latar belakang : Laringoskopi intubasi endotrakea merupakan tindakan yang banyakdilakukan pada anestesi umum tindakan laringoskopi dan intubasi selain dapatmenimbulkan trauma, juga dapat menimbulkan gejolak kardiovaskuler berupapeningkatan tekanan darah, peningkatan laju jantung, peningkatan score ratepressure product (RPP) yaitu peningkatan kebutuhan oksigen jantung danpemanjangan interval Q-Tc oleh stimulasi simpatik akibat laringoskopi intubasiPeran pemberian premedikasi klonidin bertujuan untuk mengurangi gejolakkardiovaskuler berupa penurunan tekanan darah dan penurunan laju jantung.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian klonidintablet oral terhadap tekanan darah, laju jantung, interval Q-Tc dan skor rate pressureproduct (RPP) saat laringoskopi intubasi.Metode : Empat puluh delapan subjek berusia 14-40 tahun dengan status fisik ASA Idan II, tanpa tanda kesulitan intubasi dibagi secara acak menjadi kelompok klonidin(K I) dan kelompok kontrol (K II). Kelompok KI mendapatkan premedikasi klonidinoral 0,15 mg 2 jam sebelum operasi sedangkan K2 mendapatkan plasebo. Keduakelompok mendapatkan perlakuan yang sama saat laringoskopi intubasi. Tekanandarah, laju jantung, interval Q-Tc dan skor RPP dihitung pada 2 menit pasca induksi,2 menit dan 5 menit pasca laringoskopi intubasi.Hasil : Laju jantung, Skor RPP dan interval QTc tidak berbeda bermakna antarakedua kelompok . Akan tetapi tekanan darah pada kelompok klonidin secara bermaknalebih rendah pada kelompok klonidinSimpulan : Premedikasi klonidin oral pada dosis 0,15 mg tidak mempengaruhiinterval Q-Tc, skor RPP, dan laju jantung secara bermakna pada laringoskopiintubasi pasien dewasa.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/44686
2023-11-28T02:35:43Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/44686
2023-11-28T02:35:43Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 14, No 2 (2022): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 86-94
Model Prediksi Kebutuhan Transfusi Packed Red Cell Perioperatif pada Operasi Tumor Tulang
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/44686/159052
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/44686/159053
Tantri, Aida Rosita; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia Jakarta
Larasati, Tri Asmaningrum; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia Jakarta
Rahendra, Rahendra; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia Jakarta
2022-07-31 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/44686
model prediksi; operasi tumor tulang; perioperatif; prediktor transfusi perioperatif; transfusi sel darah merah
id
Latar Belakang: Dua puluh persen dari operasi tumor tulang membutuhkan transfusi darah packed red cell (PRC) intraoperatif, dengan volume transfusi rata-rata 1200 ml. Kekurangan dalam jumlah PRC yang disediakan dapat menimbulkan perburukan kondisi pasien, sedangkan kelebihan permintaan darah dapat menimbulkan kerugian biaya.Tujuan: Penelitian ini bertujuan membuat model prediksi jumlah kebutuhan transfusi PRC pada operasi tumor tulang berdasarkan faktor-faktor letak, ukuran, karakteristik keganasan tumor, nilai Hb prabedah dan nilai ASA prabedah. Metode: Penelitian kohort retrospektif ini dilakukan pada pasien dewasa, ASA 1-3 yang menjalani pembedahan tumor tulang tahun 2015- 2018 dan setelah mendapat ijin dari Komite Etik Penelitian Kesehatan FKUI RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo. Pasien dengan tindakan core biopsy dan data rekam medis yang tidak lengkap dikeluarkan dari penelitian. Data lokasi, ukuran, dan karakteristik malignansi tumor, konsentrasi Hb preoperatif serta jumlah PRC yang ditransfusikan dicatata dan dianalisis. Analisis bivariat dan multivariat dilakukan dengan menggunakan statistical package for the social sciences (SPSS) versi 21.Hasil: Analisis dilakukan pada 82 data yang didapat dari rekam medis. Uji bivariat menunjukkan letak tumor, ukuran tumor, karakteristik keganasan tumor, nilai Hb prabedah dan nilai ASA prabedah memiliki hubungan bermakna terhadap kebutuhan transfusi PRC perioperatif. Analisis multivariat regresi linier menunjukan hanya letak tumor dan nilai Hb prabedah yang dapat memprediksi jumlah kebutuhan transfusi PRC perioperatif pada operasi bedah tulang. Kesimpulan: Letak tumor dan nilai Hb dapat memprediksi memprediksi jumlah kebutuhan transfusi PRC perioperatif pada operasi bedah tulang.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6432
2023-11-28T02:46:56Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6432
2023-11-28T02:46:56Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 4, No 1 (2012): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Perbedaan Pengaruh Pemberian HES 6 % Dalam Larutan Berimbang Dengan HES 6 % Dalam Larutan Nacl 0,9 % Terhadap Perubahan pH, Strong Ion Difference Dan Klorida Pada Pasien Bedah Sesar Dengan Anestesi Spinal
A, Suriyadi
Harahap, Mohamad Sofyan; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Leksana, Ery; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2012-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6432
HES 6 %; larutan berimbang; larutan NaCl 0,9 %; pH; SID; klorida
id
Latar belakang penelitian : Pemberian koloid sebagai preload pada bedah sesar dengan anestesi spinal lebih efektif dibandingkan kristaloid. Kebijakan pemilihan koloid berdasarkan jenis pelarutnya mulai dikembangkan terkait dengan dampak terhadap keseimbangan asam-basa.Tujuan : Melihat perbedaan pengaruh pemberian preload HES 6% dalam larutan NaCl 0,9% dengan HES 6% dalam larutan berimbang terhadap perubahan pH, SID dan kadar klorida pada pasien bedah sesar dengan anestesi spinal.Metode : Merupakan uji klinik eksperimental tahap II yang dilakukan secara acak tersamar ganda, menggunakan consecutive sampling, dibagi dua kelompok (n=24), kelompok HES 6% dalam larutan berimbang dan HES 6% dalam larutan NaCl 0,9%. Uji statistik t-test atau Wilcoxon signed rank test digunakan untuk membandingkan nilai pHSID, dan kadar klorida pada masing-masing kelompok, sedangkan uji statistik antarkelompok digunakan independent t-test atau Mann-Whitney U-test.Hasil : Nilai pH, SID, dan kadar klorida sebelum dan sesudah operasi antara NaCl 0,9% terdapat perbedaan yang tidak bermakna (p>0,05)Kesimpulan : Terdapat penurunan pH, penurunan SID dan peningkatan kadar klorida pada kelompok HES 6% dalam larutan NaCl 0,9% dibandingkan HES 6% kelompok HES 6 % dalam larutan berimbang dan HES 6% dalam larutan terdalam larutan berimbang secara tidak bermakna.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/19722
2018-08-06T13:05:11Z
janesti:PLT
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6455
2023-11-28T02:47:59Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6455
2023-11-28T02:47:59Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 2, No 3 (2010): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Natrium Laktat Hipertonik dan Strong Ions Difference (SID) Pada Pasien Sectio Caesaria
Nurastadila, Tutus
Leksana, Ery; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Budiono, Uripno; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2010-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6455
sodium laktat hipertonik; Haes-steril 6%; strong ions difference (SID)
id
Latar belakang: Tatalaksana cairan merupakan bagian penting penanganan pasien pada masa perioperatif. Volume plasma yang adekuat penting untuk mempertahankan curah jantung dan seterusnya perfusi jaringan. Pada wanita hamil terjadi penumpukan natrium dan kalium selama kehamilan, akan tetapi secara kesuluruhan konsentrasi elektrolit -elektrolit tersebut menurun karena terjadi retensi cairan yang menyebabkan hemodilusi. Selama ini, volume perdarahan yang terjadi diganti berdasarkan jumlah yang keluar tanpa memperhatikan keseimbangan asam-basa. Dengan memperhatikan keseimbangan asam-basa, akan sangat membantu dalam mengelola pasien paska operasi.Tujuan: Untuk membuktikan bahwa cairan sodium laktat hipertonik lebih baik dibanding cairan haes-steril 6% dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa Stewart dalam tindakan operasi sectio caesaria.Metode: Penelitian ini termasuk eksperimental berupa uji klinik tahap 2 bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemberian cairan sodium laktat hipertonik dan infus haes-steril 6% terhadap strong ions difference (SID) yang berdasarkan metode Stewart. Sampel berjumlah 48 pasien dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok LH mendapat sodium laktat hipertonik 250 ml dan kelompok Haes mendapat Haes-steril 6% 500 ml, selama operasi sectio caesaria. Darah vena diambil sebelum operasi dan setelah operasi. Data -data yang dicatat untuk perhitungan statistik yang termasuk dalam tujuan penelitian ini adalah kadar elektrolit. Uji statistik menggunakan independent t-test dan paired t-test, dengan derajat kemaknaan a = 0,05.Hasil: SID pada kelompok sodium laktat hipertonik sebelum dan sesudah operasi sectio caesaria mengalami kenaikan yang bermakna p=0,000 (p <0,05). SID pada kelompok Haes sebelum dan sesudah operasi sectio caesaria mengalami penurunan yang bermakna p=0,000 (p < 0,05).Simpulan : Pemberian infus sodium laktat hipertonik dapat mempertahankan SID paska operasi dimana SID meningkat menuju nilai normal dibandingkan infus Haes-steril 6% yang mengalami penurunan nilai SID.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/57636
2024-02-29T02:32:25Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/57636
2024-02-29T02:32:25Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 15, No 3 (2023): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 183-197
Perbandingan Antara Ropivacaine-Dexmedetomidine versus Ropivacaine-Sufentanil untuk Analgesia Persalinan Normal: Tinjauan Sistematis dan Meta-Analisis Uji Acak Terkontrol
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/57636/185094
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/57636/185095
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/57636/185096
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/57636/185097
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/57636/185098
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/57636/185100
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/57636/185102
Lee, Jonathan Vincent; Fakultas Kedokteran, Universitas Pelita Harapan, Tangerang|Universitas Pelita Harapan, Tangerang
Vinsky, Erwin; Fakultas Kedokteran, Universitas Pelita Harapan, Tangerang|Universitas Pelita Harapan, Tangerang
Sutanto, Riona; Fakultas Kedokteran, Universitas Pelita Harapan, Tangerang|Universitas Pelita Harapan, Tangerang
Sabran, Mohammad Zuhriansyah; Fakultas Kedokteran, Universitas Pelita Harapan, Tangerang|Universitas Pelita Harapan, Tangerang
Lee, Jonathan Bryan; Fakultas Kedokteran, Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta|Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta
Widiastuti, Monika; Departemen Anestesiologi, Universitas Pelita Harapan, Tangerang/ Siloam Hospital Lippo Village, Tangerang, Banten|Siloam Hospital Lippo Village,Tangerang, Banten
2023-11-08 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/57636
analgesia; dexmedetomidine; persalinan normal; ropivacaine; sufentanil
id
Latar Belakang: Persalinan seringkali berhubungan dengan nyeri yang dikatakan menjadi rasa nyeri paling hebat yang dialami oleh banyak perempuan semasa hidupnya. Obat yang umum digunakan bersama anestesi lokal untuk blok neuroaksial pada persalinan adalah opioid, namun diperlukan perhatian mengingat efek samping yang tidak diinginkan. Dexmedetomidine dapat menjadi salah satu alternatif dengan efek samping minimal.Tujuan: Untuk membandingkan profil analgesia, karakteristik persalinan, dan efek samping dari dexmedetomidine versus sufentanil sebagai kombinasi dengan ropivacaine pada persalinan normal.Metode: Berdasarkan protokol preferred reporting items for systematic review and meta-analysis (PRISMA) 2015, penelitian diambil dari PubMed, Science Direct, PubMed Central (2018-21 Juli 2023) menggunakan kata kunci medical subject headings (MeSH) “dexmedetomidine” dan “labor”. Kriteria inklusi yaitu penelitian yang membandingkan kombinasi ropivacaine-dexmedetomidine dan ropivacaine-sufentanil sebagai obat analgesik untuk persalinan normal. Kami mengeksklusi penelitian selain uji acak terkontrol. Kami mengukur risiko bias menggunakan RoB 2.0 dan Cochrane Review Manager 5.4 untuk menganalisis data. Mean differences (MD) digunakan untuk hasil numerik dan odds ratio (OR) untuk hasil kategorik.Hasil: Enam uji acak terkontrol (543 subjek) memenuhi kriteria inklusi. Tidak ada perbedaan signifikan pada profil analgesia, keluaran neonatus, dan durasi persalinan antara dua kelompok. Grup dexmedetomidine mempunyai peluang pruritus dan menggigil lebih rendah dibanding grup sufentanil (OR = 0,11, 95% IK = 0,02 - 0,60, p = 0,01), (OR = 0,23, 95% IK = 0,06 - 0,96, p = 0,04). Di sisi lain, kami menemukan tidak adanya perbedaan pada mual dan muntah antara keduanya. Semua studi memiliki risiko bias rendah dan funnel plot yang menunjukkan distribusi yang simetris.Kesimpulan: Ropivacaine-dexmedetomidine dan ropivacaine-sufentanil memiliki hasil yang serupa untuk profil analgesia dan karakteristik persalinan, namun dexmedetomidine memiliki efek samping yang lebih sedikit, terutama untuk pruritus dan menggigil.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6560
2023-11-28T02:59:08Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6560
2023-11-28T02:59:08Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 1, No 3 (2009): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Perbandingan Efek Sevofluran dan Isofluran Terhadap Jumlah Neutrofil Polimorfonuklear Perifer
Firman, Bob
Jatmiko, Heru Dwi; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2009-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6560
anestesi; sevofluran; isofluran; neutrofil
id
Latar belakang: Neutrofil polimorfonuklear berperan penting dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap invasi bakteri. Pada jaringan luka, neutrofil aktif menghancurkan kuman dalam beberapa tingkat, yaitu kemotaksis, adhesi endotel, menangkap, fagosit, dan membunuh. Jumlah polimorf yang menurun sering disertai dengan meningkatnya kerentanan terhadap infeksi. Agen anestesi inhalasi seperti sevofluran dan isofluran diketahui dapat menyebabkan dinamisasi jumlah neutrofil dalam sirkulasiTujuan: Membandingkan pengaruh anestesi dengan sevofluran dan isofluran terhadap jumlah neutrofil polimorfonuklear.Metode: Penelitian ini dirancang sebagai uji klinis acak tersamar ganda terhadap 36 orang pasien yang menjalani operasi elektif di RS Dr. Kariadi Semarang, dengan umur16- 2 55 tahun, IMT 20-25 kg/m , lama operasi 1-3 jam, dan ASA I. Sampel darah dari kedua kelompok diambil sebelum anestesi, menit 15, menit 60, dan setelah sadar. Jumlah leukosit dan neutrofil dihitung. Tekanan darah dan laju jantung dicatat. Uji statistik menggunakan Chi square dan t test dengan derajat kemaknaan p<0,05.Hasil: Karakteristik subyek penelitian menunjukkan hubungan yang tidak bermakna.Variabel tekanan darah, laju jantung, dan lama operasi jµga tidak bermakna. Jumlah leukosit pada masing -masing kelompok tidak berbeda, begitu jµga perbandingannya antar kedua kelompok. Jumlah neutrofil pada kelompok sevofluran menurun secara bermakna pada menit ke 15 dan menit ke 60, tetapi tidak demikian pada saat sadar.Pada kelompok isofluran jumlah neutrofil tidak berbeda bermakna. Pada uji beda antara kedua kelompok, terdapat perbedaan yang signifikan jumlah neutrofil pada menit ke 60.Simpulan: Terdapat perbedaan yang bermakna pengaruh sevofluran dan isofluran terhadap jumlah neutrofil polimorfonuklear, yaitu pada menit ke 60.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/9825
2023-11-28T02:43:56Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9825
2023-11-28T02:43:56Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 7, No 2 (2015): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 120-132
Meperidin, Ketamin dan Klonidin Efektif Untuk Terapi Menggigil pada Sectio Secaria dengan Anestesi Spinal
Budiono, Uripno; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Unversitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2015-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/9825
menggigil; sectio caesaria; ondansentron; meperidin; ketamin; klonidin
id
Latar Belakang : Anestesi spinal banyak dilakukan pada sectio cesarea, tetapi anestesi spinal dapat menimbulkan menggigil pada periode perioperatif. Menggigil menyebabkan pasien tidak nyaman, membahayakan pasien dan mengacaukan pemantauan peri dan postoperatif. Ondansetron, meperidin, klonidin, dan ketamin adalah obat-obatan yang dapat mengatasi menggigil.Tujuan : mengetahui angka kejadian menggigil pada section secaria pada pasien yang mendapat ondansetron, dan menilai efektivitas terapi menggigil dari meperidin, klonidin, dan ketamin pada sectio secaria dengan anestesi spinalMetode : pasien pasien sectio secaria dengan anestesi spinal yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi, diberikan premedikasi 0,25 mg sulfas atropin dan 4 mg ondansetron setengah jam sebelum tindakan . Dilakukan anestesi spinal dengan bupivakain hiperbarik. Bila terjadi hipotensi diterapi dengan efedrin, bila terjadi bradikardi diberikan sulfas atropin. Dilakukan pengamatan pada onset dan beratnya menggigil. Pasien yang menggigil kemudian dikelompokkan kedalam 3 kelompok. Kelompok M diterapi dengan 25 mg meperidin. Kelompok K mendapat terapi 25 mg ketamin dan kelompok L mendapat terapi 75 mcg klonidin. Respon terapi diukur sejak penyuntikan terapi sampai hilangnya menggigil. Terapi dianggap berhasil bila dalam waktu 15 menit tanda menggigil hilang. Dilakukan pengamatan tentang skor sedasi dan efek samping mengenai nausea, vomitus, bradikardi, hipotensi,tanda alergi, mengigau, depresi respirasi dan efek samping yang lain. Bila terjadi efek samping diterapi dengan cara yang sesuai.Hasil : Menggigil terjadi pada 46% pasien. Ketiga kelompok menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna, baik dalam hal respon terapi maupun keberhasilan terapi.Simpulan : Menggigil terjadi pada 46% pasien sectio secaria dengan anestesi spinal yang mendapat ondansetron sebelumnya. Meperidin, ketamin dan klonidin efektif dan mempunyai efektivitas yang sama untuk terapi menggigil pada sectio secaria dengan anestesi spinal.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/19815
2023-11-28T02:42:58Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19815
2023-11-28T02:42:58Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 8, No 3 (2016): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 164-177
Validitas Skor Apache II, MSofa, dan SAPS 3 Terhadap Mortalitas Pasien Non Bedah di Perawatan Intensif Dewasa RSUP dr Kariadi Semarang
Brahmi, Nur Hajriya; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Soesilowati, Danu; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Pujo, Jati Listiyanto; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2016-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/19815
Validitas; APACHE II; MSOFA; SAPS 3
id
Latar Belakang : Terdapat berbagai model sistem severity of illness, digunakan untuk memprediksi mortalitas, keefektifitasan dan lama rawat di perawatan intensif, memprediksi jumlah perawat yang secara efektif dapat menangani pasien, banyaknya pasien yang dirawat dirumah sakit, penghitungan beban biaya kesehatan, dan salah satu komponen evaluasi performance ICU. Diperlukan penilaian validitas antara sistem severity of illness sehingga dapat diterapkan secara maksimal di perawatan intensif.Tujuan : Membandingkan validitas sistem skoring APACHE II, MSOFA, dan SAPS3 terhadap mortalitas pasien ICU non bedah di RSUP dr. Kariadi Semarang.Metode : Penelitian ini adalah uji diagnostik dengan desain kohort retrospektif. Sampel sebanyak 135 sampel dipilih berdasarkan simple random sampling, yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Missing value yakni bilirubin dinilai dan dipertimbangkan dalam interpretasi data. Validitas diperoleh dengan melakukan kalibrasi dan diskriminasi dari hasil penelitian kemudian dibandingkan antara hasil yang didapat.Normalitas data menggunakan uji kolmogorov smirnoff, sementara homogenitas menggunakan uji Levenne. Sampel dikalibrasi denganuji Hosmer Lameshow goodness of fit C, dan area under the receiver operating curve. Penilaian diskriminasi dilakukan dengan uji diagnostik dengan membuat tabel 2x2 dengan komponen pasien outcome, dengan model parsimoni dari tiap-tiap model skoring.Hasil : Kurva ROC memberikan nilai auROC untuk skoring APACHE II, MSOFA, dan SAPS 3 dengan hasil 0,7981, 0,7620, 0,785. Dari hasil tersebut, ketiga penilaian.Kesimpulan : Sistem skoring APACHE II, MSOFA dan SAPS 3 cukup baik untuk digunakan sebagai prediktor mortalitas, dengan APACHE II lebih valid dibandingkan MSOFA dan SAPS 3.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/23862
2023-11-28T02:38:53Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/23862
2023-11-28T02:38:53Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 11, No 1 (2019): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 19-27
Perbandingan Gambaran Histopatologi Lambung Tikus Wistar Setelah Pemberian Deksketoprofen dan Ketorolak
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/23862/67822
Nugroho, Taufik Eko; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi; Semarang
Hakim, Datu Abdul Rahman; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi; Semarang
Satoto, Hari Hendriarto; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi; Semarang
2019-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/23862
cox; deksketoprofen; gambaran histopatologi lambung; ketorolac; OAINS
id
Latar Belakang: Obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) merupakan obat yang memiliki kemampuan untuk mengatasi nyeri, sehingga dapat digunakan untuk pengelolaan nyeri pasca bedah. Ketorolak dan deksketoprofen merupakan OAINS bekerja dengan cara menghambat aktifitas enzim siklooksigenase (COX) baik enzim siklooksigenase-1 (COX-1) maupun enzim siklooksigenase-2 (COX-2) sehingga sintesis dari prostaglandin (PG) juga terhambat. PG khususnya Prostlagandin E2 (PGE2) sebenarnya merupakan zat yang bersifat protektor untuk mukosa saluran cerna atas. Hambatan sintesis PG akan mengurangi ketahanan mukosa, dengan efek berupa lesi akut mukosa lambung bentuk ringan sampai berat.10Tujuan: Mengetahui perbedaan gambaran histopatologi lambung tikus wistar setelah pemberian deksketoprofen dan ketorolak.Metode: Dilakukan penelitian eksperimental laboratorik menggunakan randomized post test control group design pada 14 ekor tikus wistar jantan yang dibagi menjadi 2 kelompok secara acak masing- masing kelompok terdiri dari 7 ekor tikus wistar yang diberi luka incisi. Kelompok I mendapat deksketoprofen 0,9 mg intramuskular tiap 8 jam selama 5 hari dan Kelompok II mendapat ketorolak dengan dosis 0,54mg intramuskuler tiap 8 jam selama 5 hari. Setelah itu dilakukan terminasi serta pengambilan jaringan lambung dan dianalisis gambaran histopatologinya. Uji statistik normalitas data dengan menggunakan Saphiro wilk, uji beda dengan menggunakan Independent T Test.Hasil: Dari hasil uji Independent T Test didapatkan nilai p antara kelompok I terhadap kelompok II P = 0,029 sehingga terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok I dan kelompok IIKesimpulan: Terdapat perubahan gambaran histopatologis lambung tikus wistar setelah pemberian deksketoprofen dan ketorolak, dimana perubahan gambaran histopatologi lambung tikus wistar pada pemberian deksketoprofen lebih sedikit dibandingkan dengan ketorolak.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6310
2023-11-28T02:45:21Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6310
2023-11-28T02:45:21Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 5, No 3 (2013): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 203-209
Perbedaan Pemberian Midazolam dan Ketamin Terhadap PaCO2 dan HCO3 pada Pasien dengan Ventilator
Istanto, Tatag; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Primatika, Aria Dian; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Leksana, Ery; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2013-11-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6310
midazolam; ketamine; sedation; ventilator; blood gas analysis
id
Latar belakang: Sekitar 42 – 72% pasien yang dirawat di Unit Rawat Intensif (URI) diberikan sedasi. Obat yang digunakan yaitu midazolam dan ketamin, yang berbeda efeknya terhadap pembuluh darah.Tujuan: Mengetahui perbedaan nilai PaCO2 dan HCO3 darah arteri pasien yang dirawat di URI yang menerima midazolam dibandingkan dengan ketamin.Metode: Penelitian ini merupakan uji klinik eksperimental acak tersamar ganda pada subjek yang menggunakan ventilator di URI. Subjek (n : 28) dibagi menjadi K1 yang mendapat sedasi ketamin dan K2 yang mendapat midazolam. Sedasi diberikan selama 24 jam, dosis bervariasi, target Ramsay Score 3. Diperiksa nilai analisis gas darah pada jam ke- 0, 6 dan 24.Hasil: Hasil perbandingan pada jam ke- 0 dan ke- 24 kelompok K1 dan K2 nilai HCO3 p=0,565 (p>0,05). Nilai PaCO2 menunjukkan kemaknaan sebesar p=0,12 (p>0,05)Kesimpulan : Terdapat perbedaan yang tidak bermakna pada penggunaan ketamin maupun midazolam sebagai sedasi terhadap nilai PaCO2 dan HCO3 pada subjek yang menggunakan ventilator antara jam ke- 0 dan ke- 24.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/44701
2023-11-28T02:36:11Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/44701
2023-11-28T02:36:11Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 14, No 1 (2022): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 19-30
Breakthrough Cancer Pain: The Current Pharmacological Management
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/44701/155206
Mochamat, Mochamat; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro||
Universitäts-Klinikum Bonn und Medizinische Fakultät, Bonn|Universitäts-Klinikum Bonn und Medizinische Fakultät
Nugroho, Taufik Eko; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Wicaksono, Satrio Adi; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-03-31 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/44701
breakthrough pain; episodic pain; cancer pain; chronic pain; pharmacological treatment
en
Background: Breakthrough pain (BTP) is a transient increase in pain that occurs on a background of stable pain. It contributes substantially to the suffering experienced by most cancer patients. The pharmacologic options for management of BTP have been expanded considerably in the past decade. Opioids remain the most effective pharmaceuticals used for the BTP case. In this systematic review we attempted to provide the currently available clinical data about pharmacological treatment for breakthrough cancer pain.Objective: To evaluate the efficacy of pharmacological treatments for Breakthrough painMethods: We searched the Cochrane Central Register of Controlled Trials (CENTRAL) and PubMed for the last ten years (from September 2010 to September 2020. Further potentially relevant studies were identified from reference lists of studies marked for inclusion and relevant reviews. Two review authors independently assessed trial quality and extracted data. We screened the search results and included studies if they met the selection criteria.Result: We screened 205 publications of which 14 met the inclusion criteria. In total, we analysed data from 2129 participants. Overall, participant with BTP were treated with short acting opioid. Literature searching did not find any published evidence of non opioid drug to treat the BTP. Most adverse effects of the investigated drugs seemed to be moderate.Conclusion: The findings of this review suggest that rapid onset opioids play significant role for BTP. Future studies may be conducted to explore the efficacy and safety profiles each regimen for patients with certain categories of cancer.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6427
2023-11-28T02:46:38Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6427
2023-11-28T02:46:38Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 4, No 2 (2012): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 84-94
Pengaruh Infus Dekstrosa 2,5 % NaCl 0,45% Terhadap Kadar Glukosa Darah Perioperatif pada Pasien Pediatri
Alfanti, Erna Fitriana; Bagian Anestesiologi RSUD Keraton,
Pekalongan
Budiono, Uripno; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Arifin, Johan; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2012-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6427
glukosa darah; dekstrosa 5 % NaCl 0,45 %; dekstrosa 2,5% NaCl 0,45 % pediatri
id
Latar belakang : Dari pasien pediatri yang dipuasakan, semua cairan rutin diberikan harus mengandung glukosa dengan alasan pada anak hanya sedikit mempunyai cadangan glikogen di hepar, sehingga bila pemasukan per oral terhenti selama beberapa waktu akan dengan mudah menjadi hipoglikemia yang dapat berakibat fatal terutama bagi sel otak. Cairan dekstrosa 5% NaCl 0,45% dapat mencegah hipoglikemia tetapi menyebabkan hiperglikemia post operasi. Cairan infus dekstrosa 2,5% NaCl 0,45% yang mempunyai kadar glukosa lebih kecil, diperkirakan tidak menyebabkan hiperglikemia atau hipoglikemiaTujuan: Untuk membandingkan cairan infus dekstrosa 5% NaCl 0,45% dan cairan infus dekstrosa 2,5% NaCl 0,45% dalam mencegah terjadinya hipoglikemia dan hiperglikemia durante dan setelah operasi pada pasien pediatrikMetode: Penelitian ini merupakan uji klinik tahap 1 (subyek manusia) pada 48 penderita yang menjalani operasi dengan anestesi umum. Semua penderita dipuasakan 4 jam dan diberi obat premedikasi. Pengambilan sampel darah perifer untuk pemeriksaan GDS pre induksi, pasca induksi, tiap 30 menit durante operasi. Penderita dikelompokkan secara random menjadi 2 kelompok. Kelompok I mendapat infus dekstrosa 5% NaCl 0,45% dan kelompok II mendapat infus dekstrosa 2,5% NaCl 0,45%. Akan dilakukan uji normalitas distribusi kadar glukosa darah dengan menggunakan uji Kolmogorov -Smirnov. Apabila p>0,05 maka distribusinya disebut normal. Analisis analitik akan dilakukan untuk menguji perbedaan kadar glukosa antar kelompok dengan independent-t-test (distribusi normal). Uji beda kadar glukosa antar kelompok dengan menggunakan paired t -test (distribusi normal).Hasil : Karakteristik umum subyek pada masing–masing kelompok memiliki distribusi yang normal (p > 0,05), didapatkan data yang homogen (perbedaan yang tidak bermakna, p>0,05) dari semua variabel. Data sebelum perlakuan pada kelompok I (p= 0,109 ) dan kelompok II (p=0,106) memberikan hasil nilai kadar glukosa darah berdistribusi normal ( p > 0,05 ). Prainduksi ( p = 0,762 ) sampai sesaat setelah induksi ( 0,714 ) terjadi kenaikan kadar glukosa darah namun tidak bermakna ( p> 0,05 ) . Kadar glukosa antar kelompok berbeda bermakna pasca operasi mulai menit 30 sampai menit 150 ( p=0,00 ). Kadar glukosa darah pada kelompok I saat prainduksi 102,36±4,31 mg/dl, pasca induksi 106,0±44,17 mg/dl , 30 menit 107,28±6,05 mg/dl, 60 menit 108,68±7,64 mg/dl, 90 menit 110,36±9,26 mg/dl, 120 menit 112,16±16,07 mg/dl dan 150 menit 114,64±22,38 mg/dl. Uji normalitas variabel glukosa darah dilihat dari waktu, masing -masing kelompok memiliki distribusi yang normal ( p> 0,05 ) .Uji beda kadar glukosa darah antara kedua kelompok memberikan hasil berbeda bermakna ( p> 0,05 ).Simpulan: Pemberian cairan infus Dekstrosa 2,5 % NaCl 0,45 % lebih baik dari cairan D5 % NaCl 0,45% karena tidak menyebabkan terjadinya hipoglikemia dan hiperglikemia selama dan setelah operasi pada pasien pediatri
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/19791
2018-08-06T13:02:57Z
janesti:PLT
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6446
2023-11-28T02:47:27Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6446
2023-11-28T02:47:27Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 3, No 2 (2011): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Ketamin dan Meperidin Untuk Pencegahan Menggigil Pasca Anestesi Umum
Sarim, Budi Yulianto
Budiono, Uripno; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
Sutiyono, Doso; Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2011-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6446
menggigil pasca anestesi; ketamin; meperidin
id
Latar Belakang: Menggigil pasca anestesi merupakan komplikasi yang cukup sering terjadi. Menggigil menimbulkan keadaan yang tidak nyaman dan berbagai resiko. Karena itu menggigil harus segera dicegah atau diatasi. Sampai saat ini obat paling sering digunakan adalah meperidin. Tujuan: Membuktikan bahwa pemberian ketamin 0,25 mg/kgBB intra vena menjelang akhir operasi lebih efektif dari pada meperidin 0,5mg/kgBB intra vena menjelang akhir operasi untuk mencegah kejadian menggigil pasca anestesi umum. Metode: Merupakan penelitian eksperimental dengan desain “randomized post test only controlled group” pada 72 pasien dengan usia 16 – 60 tahun yang menjalani operasi dengan anestesia umum. Tanda vital ( Tekanan darah diastolik dan sistolik, tekanan arteri rerata, laju jantung dan SaO2 ) diukur 5 menit sebelum induksi. Prosedur induksi anestesi umum dilakukan sesuai standar. Temperatur esofagus diukur segera setelah induksi. Lama operasi dibatasi antara 2 -3 jam. Pada akhir operasi, obat inhalasi dihentikan. Setelah nafas spontan adekuat, reflek laringeal positif dilakukan randomisasi. Pasien dibagi menjadi tiga kelompok, dan mendapatkan secara intravena ketamin 0,25 mg/kgBB untuk kelompok 1, meperidin 0,5 mg/kgBB untuk kelompok 2 dan NaCI 0,9% untuk kelompok 3. Ekstubasi dilakukan 5 menit setelah perlakuan. Tanda vital di ukur dicatat segera setelah ekstubasi dan tiap lima menit selama 30 menit. Suhu tubuh diukur segera dan 15 menit setelah ekstubasi. Pasca ekstubasi pasien diberi oksigen 6L/menit. Uji statistik dilakukan dengan menggunakan One-way ANOVA dan Chi- kuadrat, dengan derajat kemaknaan yaitu p<0,005. Hasil: Data dasar dan data karakteristik klinis sebelum induksi, berbeda tidak bermakna (p>0,05). Terdapat perbedaan bermakna tanda vital antara kelompok 1 dengan kelompok 3 saat setelah ekstubasi. Kejadian menggigil pada grup 1 yaitu 4 orang (16,6%) terdiri dari 3 orang menderita derajat 1 dan 1 orang menderita derajat 2, sedangkan pada kelompok 2 terjadi pada 5 orang (20,8%) terdiri dari 4 orang derajat 1 dan 1 orang derajat 2, hal ini secara statistik berbeda tidak bermakna (p=0,500). Perbedaan suhu tubuh grup 1 dan grup 2 berbeda tidak bermakna (p>0,05). Efek samping obat yang timbul pada kelompok 1 sebanyak 1 penderita mengalami mual, sedangkan kelompok 2 sebanyak 7 penderita mengalami mual dan 2 penderita depresi nafas, berbeda bermakna (p=0,012). Kesimpulan: Ketamin 0,25 mg/kgBB dan meperidin 0,5 mg/kgBB mempunyai efektifitas yang sama dalam mencegah menggigil pasca anestesi umum, tetapi ketamin mempunyai efek samping mual yang lebih rendah dibandingkan meperidin.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/49301
2023-11-28T02:35:27Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/49301
2023-11-28T02:35:27Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 14, No 3 (2022): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 184-191
Pengaruh Kadar Timbal dalam Darah terhadap Peningkatan Kadar Superoxide Dismutase (SOD) pada Preeklampsia
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/49301/155995
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/49301/155996
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/download/49301/155997
Pramono, Besari Adi; Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Faradz, Sultana M.H; Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Suhartono, Suhartono; Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
Pramono, Noor; Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang|Universitas Diponegoro
2022-11-30 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/49301
Obstetri dan Ginekologi; Kesehatan Lingkungan
preeklampsia; timbal darah; superoxide dismutase
id
Latar Belakang: Angka kematian ibu (AKI) adalah masalah yang masih menjadi perhatian khusus di Indonesia. Preeklampsia adalah suatu komplikasi dalam kehamilan yang menjadi salah satu penyebab utama mortalitas ibu dan janin di seluruh dunia. Preeklampsia pun merupakan penyakit yang seringkali menyebabkan seorang ibu hamil memerlukan perawatan hingga di intensive care unit (ICU). Paparan timbal merupakan faktor risiko penting kejadian preeklampsia, dimana ibu hamil dengan preeklampsia memiliki kadar timbal darah lebih tinggi secara signifikan dari rata – rata kehamilan normal. Penurunan kadar Antioksidan juga secara konsisten berhubungan dengan kejadian preeklampsia. Dibutuhkan pengkajian lebih lanjut mengenai hubungan antara kadar timbal darah dengan status antioksidan pada pasien preeklampsia.Tujuan: Untuk mengetahui dan menganalisis kadar timbal sebagai faktor risiko terhadap peningkatan kadar superoxide dismutase (SOD).Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasi analitik dengan metode case control pada 46 ibu hamil dengan preeklampsia yang berobat di RSUD Kabupaten Brebes. Dilakukan pemeriksaan kadar timbal darah dengan metode SSA dan SOD serum dengan metode enzyme linked imunosorben assay (ELISA).Hasil: Rerata kada Pb darah dalam penelitian ini adalah 42,35 μg/dl, sedangkan rerata kadar SOD serum adalah 118,43 U/L. Analisis statistik dengan uji korelasi spearman menunjukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kadar Pb darah dengan SOD serum (r = -0,263, p = 0,078).Kesimpulan: Kadar Pb darah tidak cukup mempengaruhi kadar SOD serum pada pasien Preeklampsia.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/6552
2023-11-28T02:46:01Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6552
2023-11-28T02:46:01Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 5, No 1 (2013): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia); 11-21
Perbedaan Tekanan Darah, Laju Jantung dan Rate Pressure Product (RPP) Pada Pemberian Lidokain 1,5 Mg/Kgbb Intravena Sebelum Intubasi Dibandingkan Pemasangan Laryngeal Mask Airway (LMA)
Atmawan, Derajad Bayu; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi,
Semarang
Villyastuti, Yulia Wahyu; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi,
Semarang
Harahap, Mohamad Sofyan; Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi,
Semarang
2013-03-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6552
lidokain; intubasi; tekanan darah; laju jantung; RPP; LMA
id
Latar belakang: Intubasi endotrakeal merupakan tindakan pengelolaan jalan nafas yang sering dilakukan di bidang anestesiologi. Akan tetapi tindakan ini dapat menyebabkan gejolak kardiovaskuler berupa perubahan tekanan darah, laju jantung dan disritmia. Terdapat berbagai teknik dan pengunaan obat untuk mengurangi kondisi tersebut, diantaranya memberikan lidokain intravena sebelum intubasi.Tujuan: Mengetahui perbedaan tekanan darah, laju jantung dan RPP pada pemberian lidokain intravena sebelum laringoskopi intubasi dibandingkan dengan pemasangan LMAMetode: 36 pasien ASA I-II yang menjalani operasi elektif dalam anestesi umum dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 diberi lidokain 1,5 mg/kgBB dan dilakukan laringoskopi intubasi. Kelompok 2 dilakukan pemasangan LMA. Dilakukan pencatatan tekanan darah sistolik (TDS), diastolik (TDD), tekanan arteri rerata (TAR), laju jantung (LJ) dan Rate Pressure Product (RPP) sebelum induksi anestesi, sebelum perlakuan (intubasi atau pemasangan LMA) dan setelah perlakuan pada menit ke-1, ke-2, ke-5 dan ke-10.Hasil: Tidak ada perbedaan signifikan antar kelompok meliputi usia, BMI, jenis kelamin maupun tekanan darah sebelum induksi. Peningkatan tekanan darah dan laju jantung pada kelompok 1 lebih tinggi dibandingkan kelompok 2, dengan nilai tertinggi di menit ke-1meliputi TDS (140,47±27,17), TDD (88,89 ± 16,72), TAR (108,84 ± 18,84), LJ (90,37 ± 11,96) dan RPP (12806,89 ± 3410,49). Perbedaan ini bermakna dibandingkan kelompok 1 pada menit ke-1 dan ke-2 setelah perlakuan.Simpulan: Terdapat peningkatan bermakna tekanan darah, laju jantung dan RPP pada tindakan laringoskopi intubasi yang diberi lidokain 1,5 mg/kgBB intravenadibandingkan pemasangan LMA.
oai:ojs.ejournal.undip.ac.id:article/7719
2023-11-28T02:44:48Z
janesti:PLT
v2
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/7719
2023-11-28T02:44:48Z
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Vol 6, No 2 (2014): JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Pengaruh Ketorolac Dan Parecoxib Terhadap Ekspresi Sel T CD4+ Di Jaringan Luka Pada Tikus Wistar
Kurniaji, Kurniaji; RSUD Arifin Ahmad, Pekanbaru,
Riau
Fachrian, Dedy; Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jakarta
Witjaksono, Witjaksono; Bagian Anestesiologi dan Terap Intensif, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi
Semarang
2014-07-01 00:00:00
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University as publisher of the journal. Copyright encompasses exclusive rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) and Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.The Copyright Transfer Form can be downloaded here:[Copyright Transfer Form JAI]. The copyright form should be signed originally and send to the Editorial Office in the form of original mail, scanned document: Mochamat (Editor-in-Chief)Editorial Office of JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)Department of Anesthesiology and Intensive Therapy, Faculty of Medicine, Diponegoro University/ Dr. Kariadi General Hospital Medical Center (RSUP Dr. Kariadi)Jl. Dr. Soetomo No. 16 Semarang, Central Java, Indonesia, 50231Telp. : (024) 8444346Email : janestesiologi@gmail.com
url:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/7719
ekspresi sel T CD4+; ketorolac; parecoxib
id
Latar Belakang : Sel T CD4+ berperan dalam penyembuhan luka karena memproduksi sitokin dan faktor pertumbuhan. Nyeri pasca bedah dapat berpengaruh serius terhadap pemulihan pasien dan penyembuhan luka yang tertunda. Ketorolac dan parecoxib secara poten menghambat COX-1 dan COX-2 dengan potensi yang berbeda.Tujuan : Mengetahui perbedaan skor histologi sel T CD4+ di jaringan sekitar luka insisi pada tikus Wistar yang mendapatkan ketorolac dibandingkan parecoxib dengan dosis sebanding.Metode : Penelitian eksperimental laboratorik dengan desain randomized post test only design dilakukan pada 20 ekor tikus wistar jantan yang diinsisi subkutan sepanjang 2 cm pada punggungnya dan dibagi menjadi dua kelompok perlakuan secara acak. Kelompok 1 (K1) dan Kelompok 2 (K2) masing-masing mendapatkan injeksi ketorolac dan parecoxib IM dengan dosis yang sebanding dosis manusia 30 mg/6 jam dan 40 mg/12 jam. Potongan jaringan diambil pada hari ketiga dan kelima pasca perlakuan untuk dilakukan pemeriksaan immunohistokimia sel T CD4+. Data ekspresi sel T CD4+ dianalisis dengan uji beda One-way ANOVA dan dilanjutkan dengan analisis Post Hoc.Hasil : Rerata skor histologi sel T CD4+ lebih tinggi pada kelompok yang mendapakan injeksi parecoxib IM dibandingkan ketorolac IM baik pada hari ketiga (8,36 ± 0,805 vs 7,28 ± 0,228, p=0,009) ataupun hari kelima (9,12 ± 0,672 vs 7,68 ± 0,415; p=0,001) pasca insisi. Skor tersebut tidak berbeda secara signifikan pada hari ketiga dan kelima dalam satu kelompok yang sama (p=0,288 dan p=0,053 masing-masing pada K1 dan K2).Kesimpulan : Skor histologi sel T CD4+ di jaringan sekitar luka yang mendapatkan injeksi parecoxib IM secara signifikan lebih tinggi dibandingkan injeksi ketorolac IM.