BibTex Citation Data :
@article{JNH30236, author = {Jennifer Setiawan and Niken Puruhita and Minidian Fasitasari and Hertanto Subagio and Etisa Murbawani}, title = {KORELASI DEFISIT ENERGI DAN PROTEIN DENGAN LAMA RAWAT PASIEN SAKIT KRITIS DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU)}, journal = {JNH (Journal of Nutrition and Health)}, volume = {8}, number = {2}, year = {2020}, keywords = {}, abstract = { Latar Belakang : Asupan yang inadekuat dan hiperkatabolisme merupakan faktor risiko malnutrisi pasien ICU yang berkaitan dengan outcome yang buruk. Terdapat kontroversi mengenai risiko dan manfaat pemberian energi dan protein pada pasien sakit kritis. Tujuan : Menganalisis korelasi antara defisit energi dan protein dengan lama rawat pasien bedah di ICU. Metode penelitian : Penelitian korelasional dengan subjek penelitian adalah pasien bedah di ICU dengan usia ≥ 18 tahun dan mendapatkan terapi gizi enteral maupun parenteral oleh dokter spesialis Gizi Klinis. Pasien readmisi atau meninggal saat perawatan dieksklusikan dari penelitian ini. Defisit energi dihitung sebagai jumlah selisih antara energi yang dipreskripsikan dan energi yang diberikan. Defisit protein dihitung dengan cara yang sama. Hasil : Lima puluh subjek memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Rerata defisit energi 1350 ± 862,8 kkal dan defisit protein 96 ± 57,0 gram. Terdapat korelasi positif bermakna antara defisit energi (r = 0,586; p <0,001) dan defisit protein (r = 0,639; p <0,001) dengan lama rawat di ICU. Simpulan : Defisit energi dan protein berkorelasi dengan lama rawat pasien bedah di ICU. Defisit protein berkorelasi lebih kuat daripada defisit energi dengan lama rawat di ICU. Kata kunci : defisit energi, defisit protein, lama rawat, sakit kritis, pasien bedah }, issn = {2622-8483}, pages = {100--108} doi = {10.14710/jnh.8.2.2020.100-108}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/actanutrica/article/view/30236} }
Refworks Citation Data :
Latar Belakang : Asupan yang inadekuat dan hiperkatabolisme merupakan faktor risiko malnutrisi pasien ICU yang berkaitan dengan outcome yang buruk. Terdapat kontroversi mengenai risiko dan manfaat pemberian energi dan protein pada pasien sakit kritis.
Tujuan : Menganalisis korelasi antara defisit energi dan protein dengan lama rawat pasien bedah di ICU.
Metode penelitian : Penelitian korelasional dengan subjek penelitian adalah pasien bedah di ICU dengan usia ≥ 18 tahun dan mendapatkan terapi gizi enteral maupun parenteral oleh dokter spesialis Gizi Klinis. Pasien readmisi atau meninggal saat perawatan dieksklusikan dari penelitian ini. Defisit energi dihitung sebagai jumlah selisih antara energi yang dipreskripsikan dan energi yang diberikan. Defisit protein dihitung dengan cara yang sama.
Hasil : Lima puluh subjek memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Rerata defisit energi 1350 ± 862,8 kkal dan defisit protein 96 ± 57,0 gram. Terdapat korelasi positif bermakna antara defisit energi (r = 0,586; p <0,001) dan defisit protein (r = 0,639; p <0,001) dengan lama rawat di ICU.
Simpulan : Defisit energi dan protein berkorelasi dengan lama rawat pasien bedah di ICU. Defisit protein berkorelasi lebih kuat daripada defisit energi dengan lama rawat di ICU.
Kata kunci : defisit energi, defisit protein, lama rawat, sakit kritis, pasien bedah
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-11-06 06:01:41
View statistics