skip to main content

KEARIFAN EKOLOGI DALAM CERITA RAKYAT SEMARANG JAWA TENGAH 'ASAL MULA NAMA TEMBALANG

1Fakultas Ilmu, Budaya, Universitas Diponegoro, Indonesia

2Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 30 Jan 2022; Revised: 5 Apr 2022; Accepted: 6 Apr 2022; Published: 1 Jun 2022.
Open Access Copyright (c) 2022 HUMANIKA under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Penelitian ini membahas perihal kearifan lingkungan dalam cerita rakyat Asal Mula Nama Tembalang dan kaitannya dengan kondisi lingkungan dari daerah cerita rakyat tersebut berasal, yakni Semarang, Jawa Tengah. Cerita ini berkisah mengenai perjalanan Raden Pandan Arang bersama pengikutnya ke selatan Semarang, kemudian berhasil menolong warga setempat dari musibah banjir. Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkapkan pesan tersirat dari kearifan ekologi cerita Asal Mula Nama Tembalang dan kaitannya dengan penerapan pada masa kini sebagai fungsi folklor. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode  kualitatif berupa analisis naratif dengan pendekatan objektif. Cerita ini dianalisis menggunakan pendekatan teori interdisipliner,  yakni sebuah  karya sastra dengan menggunakan teori-teori lain seperti teori ekokritik dan folklor. Simpulan dari penelitian ini adalah kategorisasi cerita rakyat Asal Mula Nama Tembalang sebagai sastra apokaliptik, sebab memiliki beberapa karakterisitik seperti: sosok ‘besar’ yang sedang melakukan perjalanan; pemandu atau pengikut yang menunjukkan pemandangan dan memberikan komentar; dan karakter pahlawan yang memiliki kesaktian. Isi dari cerita rakyat ini memuat empat konsep dari enam konsep ekokritisme Greg Garrard, yaitu: wilderness (hutan belantara); apocalypse (bencana); dwelling (tempat tinggal); dan earth (bumi). Sebagai sastra apokaliptik dan artefak budaya, cerita dapat digunakan sebagai alat pemaksa dan pengawas masyarakat dalam menjaga lingkungan.

 

Fulltext View|Download
Keywords: cerita rakyat; ekokritik; sastra apokaliptik
Funding: Prof. Mudjahirin Thohir, M.A

Article Metrics:

  1. Amalia, R. (2016). Cerita Rakyat Batu Keramat (Studi tentang Resepsi Masyarakat Desa Lahar Tlogowugu Pati terhadap Keberadaan Punden Mbah Kopek) (skripsi Sarjana, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia)
  2. Attas, S.G. (2015). Refleksi 50 Tahun Pengajaran Bahasa dan Seni Sastra di Fakultas dan Seni Universitas Negeri Jakarta: Antara Kelisanan dan Keberaksaraan. Jakarta Timur: Penerbit Beringin Mulia
  3. Anonim. (2019). No Title. Retrieved from Legenda Asala Mula Nama Tembalang website: https://semarangkota.com/10/10legenda-asal-nama-tembalang
  4. Bascom, W. R. (1954). Four Functions of Folklore. The Journal of American Folklore, 67
  5. Danandjaja, J. (1980). Berita Antropologi. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia
  6. Danandjaja, J. (1997). Folklor Indonesia: Ilmu Gosip, Dongeng, dan Lain-lain Cetakan V. Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti
  7. Garrad, G. (2004). Ecocriticism: The New Critical Idiom. New York: Routledge
  8. Harahap, N. (2014). Penelitian Kepustakaan. Jurnal Iqra, Vol. 08, No. 01
  9. KBBI V. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima (0.4.1) [Mobile App]. https://play.google.com/store/apps/details?id=yuku.kbbi5
  10. Koentjaraningrat. (1997). Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia
  11. Pratama, K. J. (2020). Mendaulatkan ‘Kembali’ Konstitusi Hijau di Indonesia. Diperoleh dari https://kawanhukum.id/mendaulatkan-konstitusi-hijau/
  12. Sukmawan, S. (2016). Ekokritik Sastra: Menanggap Sasmita Arcadia. Malang: University of Brawijaya Press
  13. Thohir, M. (2013). Metodologi Penelitian Sosial Budaya Berdasarkan Pendekatan Kuallitatif. Semarang: Fasindo Press
  14. Wicaksono, B. D. (2013). Folklor Lapindo sebagai Wawasan Geo-Culture dan Geo-Mytology Berbasis Kearifan Lokal dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Journal of Language and Literature Education, 13(1)
  15. Webmaster. Dinas Lingkungan Hidup. (2020). 5 Bencana Kota Semarang Akibat Kerusakan Lingkungan. https://dlh.semarangkota.go.id/5-bencana-kota-semarang-akibat-kerusakan-lingkungan/

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-11-22 07:53:10

No citation recorded.