skip to main content

SYARAT PARTAI POLITIK PESERTA PEMILIHAN UMUM YANG INKONSTITUSIONAL

*Budiman N. P. D. Sinaga orcid  -  Universitas HKBP Nommensen, Indonesia
Sahat H. M. T. Sinaga  -  Universitas Katolik Parahyangan, Indonesia
Open Access Copyright (c) 2019 Masalah-Masalah Hukum under http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0.

Citation Format:
Abstract
Keberadaan Partai  Politik diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hal ini antara lain dapat diketahui  dari pasal-pasal yang berkaitan  dengan pemilihan umum. Pengaturan tentang Partai Politik tidak mungkin dilakukan secara lengkap dalam Undang-Undang Dasar sehingga perlu diatur lebih lanjut dalam peraturan perundang-undangan lain terutama dalam Undang-Undang.Materi muatan Undang-Undang tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang Dasar.  Akan tetapi, kenyataannya masih ditemukan materi muatan Undang-Undang yang bertentangan dengan Undang-Undang Dasar. Undang-Undang yang mengandung materi muatan yang bertentangan dengan Undang-Undang Dasar dapat diujidi Mahkamah Konstitusi namun dapat mengurangi kepastian hukum.Para pembentuk Undang-Undang tidak boleh memuat materi muatan yang bertentangan dengan Undang-Undang Dasar dan Pancasila dalam Undang-Undang. Selain itu, para pembentuk Undang-Undang juga tidak boleh membuat Undang-Undang yang bertentangan dengan kepentingan masyarakat. Keterlibatan masyarakat dalam kehidupan kenegaraan melalui Partai Politik tidak boleh dihilangkan melalui Undang-Undang atau peraturan perundang-undangan lain.
Fulltext View|Download
Keywords: Partai politik; pemilihan umum; inkonstitusional

Article Metrics:

  1. Asshiddiqie, J. (2010). Konstitusi Ekonomi. Jakarta: Kompas Media Nusantara
  2. Bentham, J. (2016). Teori Perundang-undangan. (The Theory of Legislation) (IV). Bandung: Nuansa
  3. Gaffar, J. M. (2013a). Demokrasi Konstitusional. Praktik Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan UUD 1945. (Rita Triana Budiarti, Ed.) (II). Jakarta: Konstitusi Press
  4. Gaffar, J. M. (2013b). Politik Hukum Pemilu. Jakarta: Konstitusi Press
  5. Hans Kelsen. (2014). Teori Umum Tentang Hukum dan Negara. (Raisul Muttaqien, Ed.) (IX). Bandung: Nusa Media
  6. Kadir, A. G. (2014). DINAMIKA PARTAI POLITIK DI INDONESIA.Sosiohumaniora, 16(2). https://doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v16i2.5724
  7. Sahetapy, J. E. (2009). Runtuhnya Etika Hukum. Jakarta: Kompas
  8. Sinaga, B. N. P. D. (2009). Hukum Tata Negara, Perubahan Undang-Undang Dasar (I). Ciputat: Tatanusa. Retrieved from http://www.tatanusa.co.id/index.php/tata-negara/70-hukum-tata-negara-2.html
  9. Sirajuddin, Fatkhurohman, Z. (2015). Legislative Drafting: Pelembagaan Metode Partisipatif Dalam Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Pertama). Malang: Stara Press
  10. Suseno, F. (2016). Etika Politik. Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern (VII). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2025-06-24 09:55:58

No citation recorded.