Kejadian Pasung di Jawa Tengah
Abstract
Shackelled/stocked psychiatric cases in Central Java
Background: Stocks deprivation to person with mental disorder is against human rights, but is stll commonly practiced in developing countries including Indonesia. There is not yet a study on this issue in Central Java. The study aimed to describe the characteristic of stocks deprivation subjects, socio cultural condition of the community.
Method: A qualitative ethnographic study with a cross sectional design was carried in Kabupaten Pati, Pekalongan, Jepara, Rembang, Salatiga and Blora. In depth interview was done by a psychiatrist using unstructured questenaire. Result of the interview are presented in a descriptive and narrative explaination.
Results: Twenty seven stocks deprivation cases were found, consisted of 21 males and 6 females and most of them were diagnosed as schizophrenics, but some families to consider the subject because of ill spirit. Reasons prevent the deprivation of the subjects berserk, lost or become public scorn around, especially young children. All of them were from economically deprived families. Duration of deprivation was between 8 months to 28 years. Ways of deprivation was mostly chained or tied and put away from main house. As the initiator of most stocks are families on the grounds as family and community efforts in maintaining social order (for not disturbing the environment) within the limitation of economics and education.
Conclusion: Stocks deprivation is mainly an ignorancy economic and cultural issues with ignorancy on mental health management being worsened by poverty as the main factor. Solution and prevention on this issue should be a mental health promotion at primary health care service level.
ABSTRAK
Latar belakang: Pemasungan terhadap orang yang mengidap gangguan kejiwaan merupakan tindakan yang bertentangan dengan HAM, tetapi masih umum ditemukan di negara berkembang, termasuk di Indonesia. Belum ada penelitian mengenai masalah ini di Jawa Tengah. Studi bertujuan untuk mengetahui karakteristik subyek pasung dan memahami budaya pasung yang hidup dalam masyarakat dan untuk menemukan solusi terhadap praktek pemasungan.
Metode: Dilaksanakan studi kualitatif etnografi dengan pendekatan belah lintang, di kabupaten Pati, Pekalongan, Jepara, Rembang, Salatiga dan Blora. Data diperoleh dengan interview mendalam dan di analisis secara diskriptif naratif.
Hasil: Didapatkan 27 kasus pasung, terdiri dari 21 pria dan 6 wanita, dan hampir semua terdiagnosis sebagai skizofrenia, tetapi sebagian keluarga menganggap sakit subyek karena kesambet makhluk halus. Alasan pemasungan mencegah subyek mengamuk, hilang, menjadi cemooh masyarakat sekitar terutama anak-anak kecil. Seluruh subyek penelitian berasal dari masyarakat miskin. Masa pemasungan berkisar antara 8 bulan sampai 28 tahun. Metode pasung terbanyak dengan diikat tali maupun rantai dan ditempatkan di ruang yang terpisah dengan rumah utama. Sebagai inisiator pasung terbanyak adalah keluarga dengan alasan sebagai upaya masyarakat dan keluarga dalam menjaga tertib sosial (tidak mengganggu lingkungan) dalam keterbatasan ekonomi (kemiskinan) dan pendidikan.
Simpulan: Pasung merupakan masalah ketidaktahuan, dan ekonomi budaya masyarakat di mana faktor yang paling berpengaruh adalah ketidaktahuan masyarakat tentang penanganan gangguan jiwa yang diperberat oleh faktor ekonomi yang kurang. Pemecahan atau pencegahannya memerlukan pendekatan program promosi kesehatan jiwa di tingkat pelayanan kesehatan primer.
Keywords
Full Text:
PDFVisitor Stat :
Media Medika Indonesiana Statistics