skip to main content

Pengukuran Sistem Karbon Dioksida (Co2) Sebagai Data Dasar Penentuan Fluks Karbon Di Perairan Jepara

*Indra Budi Prasetyawan  -  Program Studi Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Lilik Maslukah  -  Departemen Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Azis Rifai  -  Departemen Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Open Access Copyright (c) 2017 BULETIN OSEANOGRAFI MARINA

Citation Format:
Abstract

Sistem CO2 dalam perairan adalah dalam bentuk gas (CO2), asam bikarbonat, ion bikarbonat dan ion karbonat. Jumlah total dari semua bentuk sistem CO2 disebut konsentrasi total CO2 [∑CO2] dan sering disebut karbon anorganik terlarut (Dissolved Inorganic Carbon/DIC). Keberadaan karbon anorganik ini berperan penting dalam reaksi kimiawi di dalam perairan. Pertukaran (fluks) karbon anorganik juga berperan penting dalam mengontrol pH di laut dan juga menentukan perairan sebagai source karbon (sumber) atau sink karbon (penyimpan). Perbedaan tekanan parsial karbon menentukan pertukaran antara atmosfir dan lautan. Untuk mengetahui variabilitas pertukaran CO2 antara laut dan atmosfer diperlukan pengukuran sistem CO2. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengkaji distribusi spasial karbon anorganik terlarut di Perairan Jepara dan hubungannya dengan faktor-faktor fisika-kimia perairan yang meliputi suhu, pH, alkalinitas, salinitas dan DO. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Pengukuran karbon anorganik terlarut, alkalinitas dan oksigen terlarut menggunakan metode titrasi. Hasil analisa data ditampilkan dalam bentuk peta sebaran dengan menggunakan program ArGIS. Berdasarkan hasil penelitian di Perairan Jepara diperoleh kesimpulan sebagai berikut bahwa semua stasiun kecuali stasiun 11 memiliki nilai temperatur berkisar antara 29 – 300C, hal ini dikarenakan pengukuran berada di perairan terbuka dan dekat dengan daratan sehingga energi matahari lebih efektif meningkatkan temperatur air laut. Nilai salinitas terendah berada di Stasiun 1 yang letaknya berada di mulut muara Sungai Serang dengan nilai 28.70/00, hal ini di karenakan adanya masukan air tawar yang memiliki salinitas yang rendah.Kandungan DO yang rendah berkisar 2.4 ppm – 2.56 ppm dikarenakan masuknya bahan-bahan organik ke perairan Jepara sehingga membutuhkan oksigen yang banyak untuk menguraikannya.Dari hasil analisis di laboratorium terhadap 12 sampel air laut Perairan Jepara, menunjukkan bahwa kandungan CO2 berkisar antara 4.6 ppm – 24.1 ppm. Stasiun 1 dan Stasiun 2 yang terletak di dekat muara Sungai Serang memiliki kandungan CO2 yang lebih besar dibandingkan Stasiun-Stasiun lainnya.

 

 

CO2 in the water system is in gaseous form (CO2), the bicarbonate acid, bicarbonate ions and carbonate ions. The total amount of all forms of the CO2 system called total concentration of CO2 [ΣCO2] and is often called the dissolved inorganic carbon (Dissolved Inorganic Carbon / DIC). The existence of inorganic carbon plays an important role in the chemical reactions in the water. Exchange (flux) inorganic carbon is also important in controlling pH in the ocean and also determines the waters as a source of carbon (sources) or a carbon sink (storage). Differences partial pressure of carbon determines the exchange between the atmosphere and oceans. To determine the variability of the exchange of CO2 between the ocean and atmospheric CO2 system measurement required. The main objective of this study is to examine the spatial distribution of dissolved inorganic carbon in the waters of Jepara and its association with factors physico-chemical marine waters of pH, alkalinity, salinity and chlorophyll. The method used in this research is quantitative. Measurement of dissolved inorganic carbon, alkalinity and dissolved oxygen using titration methods. Results of analysis of the data shown in the form of distribution maps using ARGIS program. Based on the result of research of Jepara Waters, inferred that all Stations except Station 11 has temperature value ranged 29 – 300C, it is caused that the measurements conducted in open ocean and close to land therefore sun energy more effective to increase sea water temperature. The lowest salinity at the Station 1 located at the mouth of Serang River is 28.70/00, it is caused by the existence of river discharge which has low salinity. The low DO ranged 2.4 ppm – 2.56 ppm caused by the input of organic materials into Jepara Waters. According to analysis result at the laboratorium to 12 water samples in the Jepara Waters, showing the value of CO2 ranged from 4.6 ppm – 24.1 ppm. Station 1 and Station 2 that are located at the river mouth contain higher CO2 than the other stations.

 

Fulltext View|Download
Keywords: CO2; Karbon Anorganik; Fisika-Kimia Perairan

Article Metrics:

Last update:

  1. The estimation of carbon storage in the seagrass meadows of Badi Island

    Nurazizah Pratiwi Baharuddin, Khusnul Yaqin, Supriadi Mashoreng. Akuatikisle: Jurnal Akuakultur, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, 7 (2), 2023. doi: 10.29239/j.akuatikisle.7.2.117-124
  2. Corrosivity in A West Java Reservoir Correlated with Fish Farms and Watershed Runoff

    Iwan G Tejakusuma, Euthalia H Sittadewi, Eko W Santoso, K Hijrah, W K Yaaresya. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 281 (1), 2019. doi: 10.1088/1755-1315/281/1/012015
  3. Study of water-air CO2 gas exchange (CO2 flux) in seagrass ecosystems on the West Coast of Karimunjawa Island

    Muntayamah Muntayamah, Suryanti Suryanti, Nurul Latifah, Churun Ain, Sigit Febrianto. THE 6TH INTERNATIONAL CONFERENCE ON ENERGY, ENVIRONMENT, EPIDEMIOLOGY AND INFORMATION SYSTEM (ICENIS) 2021: Topic of Energy, Environment, Epidemiology, and Information System, 2683 , 2023. doi: 10.1063/5.0125146
  4. POTENSI SIMPANAN KARBON PADANG LAMUN DI PANTAI POKEMON, KARIMUNJAWA

    Desti Nurul Ramadona, Churun Ain, Sigit Febrianto, Suryanti, Nurul Latifah. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 13 (2), 2021. doi: 10.29244/jitkt.v13i2.33770
  5. Carbon Dioxide Flux and its Relationship to Water Quality in the Teluk Awur - Jepara, Indonesia

    Cendra Boskanita Petrova, Lilik Maslukah, Elis Indrayanti, Yusuf Jati Wijaya, Hanif Budi Prayitno, Afdal Afdal, Anindya Wirasatriya. Ecological Chemistry and Engineering S, 31 (3), 2024. doi: 10.2478/eces-2024-0021
  6. The Diversity of Tolerant Fish in the Coastal Waters of Lusi Island Sidoarjo Regency

    A A Fachrudiana, F Rachmadiarti. Journal of Physics: Conference Series, 1899 (1), 2021. doi: 10.1088/1742-6596/1899/1/012026
  7. The profile of myxobolus infection in the gill tissue of common carp (Cyprinus carpio L.) strain punten from concrete ponds

    S A Hardiono, U Yanuhar. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 674 (1), 2021. doi: 10.1088/1755-1315/674/1/012017
  8. Integrasi Bioenergi dalam Desain Taman Kota

    Yenny Novianti, Sisca Olivia, Erna Muliana. MARKA (Media Arsitektur dan Kota) : Jurnal Ilmiah Penelitian, 7 (2), 2024. doi: 10.33510/marka.2024.7.2.149-166
  9. Profile of Myxobolus infection in koi fish (Cyprinus carpio) gill tissue from Land Pond, Nglegok, Blitar Regency

    U Yanuhar, S A Hardiono, N S Junirahma, N R Caesar. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 674 (1), 2021. doi: 10.1088/1755-1315/674/1/012016
  10. POTENSI SIMPANAN KARBON PADANG LAMUN DI PANTAI POKEMON, KARIMUNJAWA

    Desti Nurul Ramadona, Churun Ain, Sigit Febrianto, Suryanti, Nurul Latifah. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 13 (2), 2021. doi: 10.29244/jitkt.v13i2.33770

Last update: 2024-11-21 05:15:53

  1. Corrosivity in A West Java Reservoir Correlated with Fish Farms and Watershed Runoff

    Iwan G Tejakusuma, Euthalia H Sittadewi, Eko W Santoso, K Hijrah, W K Yaaresya. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 281 (1), 2019. doi: 10.1088/1755-1315/281/1/012015