BibTex Citation Data :
@article{BULOMA31990, author = {Annisa Fitrian and Ankiq Taofiqurohman and Yeni Mulyani and Wahyuniar Pamungkas}, title = {Penentuan Tipe Pantai di Kawasan Pantai Wisata Batu Karas, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat}, journal = {Buletin Oseanografi Marina}, volume = {10}, number = {3}, year = {2021}, keywords = {Karakteristik Fisik Pantai; Pantai Batu Karas; Tipe Pantai}, abstract = { Pantai merupakan salah satu objek wisata alam yang paling diminati pengunjung, namun memiliki risiko bahaya tersendiri yang patut diwaspadai. Risiko bahaya yang melekat dimiliki oleh setiap pantai adalah bahaya akibat karakteristik fisik pantai. Pantai Wisata Batu Karas merupakan salah satu objek wisata pantai terfavorit di Jawa Barat dengan peningkatan jumlah pengunjung setiap tahunnya. Selain memiliki berbagai daya tarik wisata, Pantai Batu Karas memiliki risiko bahaya fisik. Risiko bahaya fisik yang dominan di pesisir selatan Jawa Barat, termasuk Pantai Wisata Batu Karas, adalah gelombang pecah karena berbatasan langsung dengan Samudera Hindia yang memicu risiko gelombang tinggi. Keselamatan wisata merupakan hal yang harus diutamakan untuk mencegah kerugian yang mungkin terjadi akibat risiko bahaya. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan penilaian bahaya fisik pantai untuk selanjutnya dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengelolaan wisata pantai. Riset ini bertujuan untuk menentukan tipe pantai Batu Karas sebagai langkah awal penilaian bahaya fisik pantai akibat gelombang pecah di Pantai Wisata Batu Karas. Riset ini dilakukan pada bulan Januari – Mei 2020, dengan area yang diteliti adalah sepanjang Pantai Wisata Batu Karas. Metode yang digunakan dalam riset ini yaitu metode kuantitatif, selanjutnya dilakukan penentuan tipe pantai yang mengacu pada metode yang dikembangkan oleh Short (1996). Parameter yang digunakan dalam riset ini adalah tinggi dan periode gelombang pecah, kecepatan jatuh sedimen, dan nilai tunggang pasut. Hasil yang didapatkan dari riset ini adalah Pantai Batu Karas memiliki tipe pantai longshore bar and trough , yang selanjutnya dapat digunakan untuk penilaian tingkat bahaya fisik di Pantai Wisata Batu Karas. Beach is one of the most popular natural attractions for visitors, but has its own dangers that need to be watched out for. The inherent hazard risk possessed by each beach is the danger due to the physical characteristics of the beach. Batu Karas Tourism Beach is one of the most favorite beach attractions in West Java with an increasing number of visitors every year. Apart from having various tourist attractions, Batu Karas Tourism Beach also has a risk of physical danger. The dominant physical hazard risk on the southern coast of West Java, including Batu Karas Tourism Beach, is the breaking waves because it is directly adjacent to the Indian Ocean which triggers a high risk of waves. Tourism safety is a matter that must be prioritized to prevent losses that may occur due to hazard risks. This can be done by assessing the physical hazard of the beach which can then be used as a consideration in the management of beach tourism. This research aims to determine the type of beach as an initial step to assess the physical beach hazards in Batu Karas Beach, Pangandaran Regency, West Java. This research was conducted from January – May 2020 and focused on the Batu Karas shoreline area. Quantitative method was used to determine the beach type by referring to the method developed by Short (1996). The parameters used in this research are height and period of the breaker wave, sediment fall velocity, and tide range. The result shows that Batu Karas Beach has longshore bar and trough type, which can then be used for assessing the level of physical hazards at Batu Karas Tourism Beach. }, issn = {2550-0015}, pages = {242--250} doi = {10.14710/buloma.v10i3.31990}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/buloma/article/view/31990} }
Refworks Citation Data :
Pantai merupakan salah satu objek wisata alam yang paling diminati pengunjung, namun memiliki risiko bahaya tersendiri yang patut diwaspadai. Risiko bahaya yang melekat dimiliki oleh setiap pantai adalah bahaya akibat karakteristik fisik pantai. Pantai Wisata Batu Karas merupakan salah satu objek wisata pantai terfavorit di Jawa Barat dengan peningkatan jumlah pengunjung setiap tahunnya. Selain memiliki berbagai daya tarik wisata, Pantai Batu Karas memiliki risiko bahaya fisik. Risiko bahaya fisik yang dominan di pesisir selatan Jawa Barat, termasuk Pantai Wisata Batu Karas, adalah gelombang pecah karena berbatasan langsung dengan Samudera Hindia yang memicu risiko gelombang tinggi. Keselamatan wisata merupakan hal yang harus diutamakan untuk mencegah kerugian yang mungkin terjadi akibat risiko bahaya. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan penilaian bahaya fisik pantai untuk selanjutnya dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengelolaan wisata pantai. Riset ini bertujuan untuk menentukan tipe pantai Batu Karas sebagai langkah awal penilaian bahaya fisik pantai akibat gelombang pecah di Pantai Wisata Batu Karas. Riset ini dilakukan pada bulan Januari – Mei 2020, dengan area yang diteliti adalah sepanjang Pantai Wisata Batu Karas. Metode yang digunakan dalam riset ini yaitu metode kuantitatif, selanjutnya dilakukan penentuan tipe pantai yang mengacu pada metode yang dikembangkan oleh Short (1996). Parameter yang digunakan dalam riset ini adalah tinggi dan periode gelombang pecah, kecepatan jatuh sedimen, dan nilai tunggang pasut. Hasil yang didapatkan dari riset ini adalah Pantai Batu Karas memiliki tipe pantai longshore bar and trough, yang selanjutnya dapat digunakan untuk penilaian tingkat bahaya fisik di Pantai Wisata Batu Karas.
Beach is one of the most popular natural attractions for visitors, but has its own dangers that need to be watched out for. The inherent hazard risk possessed by each beach is the danger due to the physical characteristics of the beach. Batu Karas Tourism Beach is one of the most favorite beach attractions in West Java with an increasing number of visitors every year. Apart from having various tourist attractions, Batu Karas Tourism Beach also has a risk of physical danger. The dominant physical hazard risk on the southern coast of West Java, including Batu Karas Tourism Beach, is the breaking waves because it is directly adjacent to the Indian Ocean which triggers a high risk of waves. Tourism safety is a matter that must be prioritized to prevent losses that may occur due to hazard risks. This can be done by assessing the physical hazard of the beach which can then be used as a consideration in the management of beach tourism. This research aims to determine the type of beach as an initial step to assess the physical beach hazards in Batu Karas Beach, Pangandaran Regency, West Java. This research was conducted from January – May 2020 and focused on the Batu Karas shoreline area. Quantitative method was used to determine the beach type by referring to the method developed by Short (1996). The parameters used in this research are height and period of the breaker wave, sediment fall velocity, and tide range. The result shows that Batu Karas Beach has longshore bar and trough type, which can then be used for assessing the level of physical hazards at Batu Karas Tourism Beach.
Article Metrics:
Last update:
The mapping of the vulnerability coastal area in Pangandaran District by the coastal vulnerability index (CVI) approach
Last update: 2024-11-22 06:34:03
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to BULOMA as the publisher of the journal. Copyright encompasses rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
BULOMA journal and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in BULOMA are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
Buloma is published by Departement of Oceanography, Faculty of Fisheries and Marine Science, Diponegoro University under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License