skip to main content

Potensi Muck Dive di Perairan Kecamatan Buleleng Bali

*I Nyoman Dodik Prasetia  -  Program Studi Bioteknologi Perikanan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Ganesha, Indonesia
Gede Iwan Setiabudi  -  Program Studi Bioteknologi Perikanan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Ganesha, Indonesia
Kadek Lila Antara  -  Program Studi Akuakultur, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Ganesha, Indonesia
Jasmine Masyitha Amelia  -  Program Studi Akuakultur, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Ganesha, Indonesia
Gressty Sari Br Sitepu  -  Program Studi Bioteknologi Perikanan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Ganesha, Indonesia
Made Dwipa Kusuma Maharani  -  Program Studi Bioteknologi Perikanan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Ganesha, Indonesia
Dewi Wulandari  -  Program Studi Bioteknologi Perikanan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Ganesha, Indonesia
I Nyoman Suardana  -  Program Studi Teknologi Pendidikan, Pascasarjana, Universitas Pendidikan Ganesha, Indonesia
Open Access Copyright (c) 2023 Buletin Oseanografi Marina under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Kawasan Pesisir  Kecamatan Buleleng terdiri dari Pantai Desa Kalibukbuk, Anturan, Tukad Mungga, Pemaron, Baktiseraga, Banyuasri, Kaliuntu, Kampung Anyar, Kampung Bugis, Kampung Baru, Banyuning, dan Penarukan merupakan kawasan perairan yang berada di pusat Kabupaten Buleleng.  Perairan Kecamatan Buleleng memiliki karakteristik subsrat perairan berupa hamparan terumbu karang, patahan karang, pasir yang didominasi oleh pasir hitam, dan berlumpur.  Kondisi subsrat memiliki potensi pengembangan wisata muck dive sebagai alternatif wisata bahari yang berkelanjutan.  Muck dive merupakan jenis penyelaman yang dilakukan di subsrat berlumpur dengan berfokus untuk menemukan jenis langka dan samar yang jarang ditemukan di terumbu karang.  Penelitian bertujuan mengetahui potensi muck dive dengan memperkuat data identifikasi jenis, kelimpahan dan keanekaragaman organisme yang dapat dijadikan sebagai ikon obyek wisata selam.  Peneltian menggunakan metode underwater visual sensus dengan mengikuti line transect. Penelitian menunjukkan Perairan Kecamatan Buleleng memiliki potensi pengembangan wisata muck dive dengan karakteristik di setiap perairan desa yang beragam berdasarkan tipe subsrat perairan.  Kelimpahan dan keanekaragaman jenis organisme sebagai obyek muck dive tertinggi terdapat di Pantai Desa Baktiseraga, Banyuasri, dan Kaliuntu, sedangkan terendah di Desa Kampung Anyar, Kampung Bugis, Kampung Baru, Banyuning, dan Penarukan. Potensi wisata muck dive layak dikembangkan sebagai alternatif  wisata bahari yang dikelola secara berkelanjutan.

 


 

 

The coastal area of Buleleng districts consists of Kalibukbuk, Anturan, Tukad Mungga, Pemaron, Baktiseraga, Banyuasri, Kaliuntu, Kampung Anyar, Kampung Bugis, Kampung Baru, Banyuning, and Penarukan are water areas located in the center of Buleleng Regency. The Buleleng districts water have the characteristics of the water substrate in the form of coral reefs, coral fractures, sand dominated by black sand, and muddy. Substrate conditions have the potential to increase muck dive tourism as an alternative to sustainable marine tourism. Muck dive is a type of diving that is carried out in muddy substrates with a focus on finding rare and rare species that are rarely found in coral reefs. This study aims to determine the potential of muck dive by strengthening the identification data of species, abundance and diversity of organisms that can be used as icons of diving tourism objects. The research uses the underwater visual census method by following the line transect.The research shows that the Buleleng districts waters have the potential to develop muck dive tourism with different characteristics in each village waters based on the type of substrate. The highest abundance and diversity of organisms as muck dive objects was found in Baktiseraga, Banyuasri, and Kaliuntu Beaches, while the lowest was in Kampung Anyar, Bugis, Kampung Baru, Banyuning, and Penarukan villages. This potential to be the one of alternative for marine tourism which is must managed sustainably.

Fulltext View|Download
Keywords: Substrat berlumpur,; Wisata bahari; Jenis langka; Kelimpahan dan keanekaragaman

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-04-26 02:59:09

No citation recorded.