skip to main content

Pengaruh Sirkulasi Arus Geostropik dan Ageostropik Terhadap Upwelling di Perairan Selatan Jawa

*Ivonne Milichristi Radjawane orcid  -  Kelompok Keahlian Oseanografi Lingkungan dan Terapan, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Alvi Yusarita  -  Program Studi Oseanografi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Anastasia Rita Tisiana Dwi Kuswardani orcid  -  Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Indonesia
Gandhi Napitupulu  -  Kelompok Keahlian Oseanografi Lingkungan dan Terapan, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Open Access Copyright (c) 2024 Buletin Oseanografi Marina under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Perairan selatan Jawa merupakan lokasi dengan fenomena upwelling yang signifikan. Penelitian bertujuan untuk memahami kecepatan dan pola arus geostropik serta ageostropik orde dua musiman dari permukaan hingga kedalaman 600 m. Nilai Ekman pumping velocity (EPV) yang dibangkitkan oleh angin menunjukkan upwelling mulai bulan Juni, mencapai puncaknya dari Juli hingga September, dan menurun mulai Oktober, hampir menghilang pada November. Nilai EPV antara perairan Jawa Barat dan Timur menunjukkan tingkat upwelling yang lebih tinggi di sebelah barat. Data CTD menegaskan bahwa upwelling terjadi selama musim Timur (Juni-Agustus), ditandai dengan penurunan suhu air, dangkalnya termoklin, dan peningkatan salinitas terhadap kedalaman. Pada musim barat (Desember-Februari), arus geostropik cenderung ke timur di sepanjang pantai Jawa Barat karena arus selatan Jawa (ASJ), sementara di selatan Jawa Tengah dan Jawa Timur, arah arus ke barat disebabkan oleh arus lintas Indonesia (Arlindo) dan arus ekuator selatan (AES). Pada musim timur, ASJ melemah, dan arah arus geostropik berubah ke barat, memperkuat ASJ dan Arlindo. Sirkulasi Sekunder Ageostropik, diperkirakan melalui metode C-Vektor, memainkan peran dalam pergerakan massa air vertikal, meningkatkan intensitas upwelling di perairan selatan Jawa. Wilayah sekitar Jawa Timur memiliki komponen C-Vektor positif yang berdampak pada peningkatan intensitas upwelling di daerah tersebut.

 

 

 

The southern waters of Java are a location with significant upwelling phenomena. The study aimed to understand the velocity and pattern of seasonal second-order geostropic and ageostropic currents from the surface to 600 m depth. Wind-generated Ekman pumping velocity (EPV) values show upwelling starting in June, peaking from July to September, and decreasing from October, almost disappearing in November.. The EPV values between western and eastern Java waters show higher levels of upwelling in the west. CTD data confirms that upwelling occurs during the East season (June-August), characterized by decreasing water temperature, shallow thermocline, and increasing salinity with depth. In the West season (December-February), geostropic currents tend to be eastward along the West Java coast due to the South Java Current (SJC), while south of Central Java and East Java, the current direction is westward due to the Indonesian Throughflow ( ITF ) and the South Equatorial Current (SEC). In the eastern season, the SJC weakens, and the direction of the geostropic current changes to the west, strengthening the SJC and ITF. The Ageostropic Secondary Circulation, estimated through the C-Vector method, plays a role in the vertical movement of water masses, increasing the intensity of upwelling in the waters south of Java. The region around East Java has a positive C-Vector component which has an impact on increasing the intensity of upwelling in that area.

Fulltext View|Download
Keywords: Arus Ageostropik; Arus Geostropik; C-Vektor; Perairan selatan Jawa; Upwelling

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-11-21 09:00:12

No citation recorded.