skip to main content

Reformasi Birokrasi Wali Kota Yogyakarta 2001 – 2011: Telaah Semiotika

*Budi Puspo Priyadi  -  Departemen Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro, Indonesia
Teuku Afrizal  -  Departemen Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro, Indonesia
Open Access Copyright 2020 Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi under http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

The presence of a leader in the Indonesian bureaucratic arena is of significant importance to patrimonial society. As a result, the Indonesian bureaucracy's character is more concerned with the interests of the elite than the people. This was also influenced by the bureaucratic model of colonial and the kingdom. When reformation struck Indonesia in 1998, the character of the Indonesian bureaucracy was no longer suitable with the demands of people in the post-reform era. This study examines the presence of a figure from merchants in the arena of the Indonesian public bureaucracy i.e the Mayor of Yogyakarta. In the midst of lack of leaders serving the people, this figure has drastically changed the context of public service with the idea of "power as a political endowment". This condition is contrary to the culture of the people of Yogyakarta City which are patrimonialism, especially with the existing of Mataram kingdom. This paper applies the bureaucratic reform approach from the top. The results of the study show that  power as a political endowment idea by the mayor of Yogyakarta has changed the style of the bureaucracy which the leader becoming a public servant. Consequently, public services are excellent,  and the local government achieve awards from the central government. In conclusion, changes in the Indonesian bureaucracy can occur with a change approach that was initiated directly by leaders from the top. In fact, strengthening the bureaucratic system is necessary so that bureaucratic changes do not merely depend on the presence of a leader, but it is  rose from an integrated and planned system.

Fulltext View|Download
Keywords: leadership; bureaucratic reform

Article Metrics:

  1. Adam, Catherine and van Manen, Max. 2008. “Phenomenology”, dalam Given, Lisa M, The SAGE Encyclopedia of Qualitative Research Methods, Volume 1 & 2, California: SAGE Publications, Inc
  2. Ahimsa-Putra, Heddy Shri, 1996. Hubungan Patron-Klien di Sulawesi Selatan Kondisi pada Akhir Abad XIX. dalam PRISMA, 6, Juni. Hlm 29-45
  3. Davis, Kevin, 1995. The Phenomenology of Research: The Contruction of Meaning in Composition Research. JAC, Vol. 15, No. 1, pp. 121-129
  4. Dwiyanto, Agus, 1991. Birokrasi kita masih feudal. dalam PRISMA, 8, Agustus
  5. Dwiyanto, Agus, 2003. Teladan dan Pantangan Dalam Penyelenggaraan Pemerintah dan Otonomi Daerah, Yogyakarta: Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada
  6. Dwiyanto, Agus dkk, 2007. Kinerja Tata Pemerintahan Daerah di Indonesia, Yogyakarta: Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan
  7. Dwiyanto, Agus dkk, 2008. Reformasi Birokrasi di Indonesia. Cetakan III, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
  8. Dwiyanto, Agus, tt. Reorientasi Ilmu Administrasi Publik: Dari Government ke Governance. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
  9. Dwiyanto, Agus, (Ed) 2008. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
  10. Eco, Umberto, 2009. Teori Semiotika Signifikasi Komunikasi, Teori Kode, Serta Teori Produksi – Tanda, Yogyakarta: Kreasi Wacana
  11. Effendi, Sofian, 1992. “Pembangunan Kualitas Manusia: Suatu Perspektif Administrasi Negara”, dalam Effendi, Sofial et al, Membangun Martabat Manusia Peranan Ilmu-ilmu Sosial Dalam Pembangunan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
  12. Effendi, Taufiq, 2007 Agenda Strategis Reformasi Birokrasi Menuju Good Governance, Jakarta. Sekretariat Negara Republik Indonesia, http://www.setneg.go.id
  13. Evers, Hans-Dieter, 1990. Kelompok-kelompok Strategis: Studi perbandingan tentang Negara, birokrasi dan pembentukan kelas di dunia ketiga, Jakarta: Yayasan Obor
  14. Hendytio, Medelina, K, 2006. “Menegakkan Netralitas Birokrasi: Mungkinkah ?” dalam Piliang, Indra J dan Legowo, TA, (ed) Disain Baru Sistem Politik Indonesia, CSIS
  15. Kartasasmita, Ginandjar, 1995. Pembangunan Menuju Bangsa Yang Maju dan Mandiri Sebuah Tinjauan Mengenai Berbagai Paradigma, Problematik, dan Peran Birokrasi Dalam Pembangunan, Pidato Penerimaan Penganugrahan Gelar Doctor Honoris Causa Dalam Ilmu Administrasi Pembangunan dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Sabtu, 15 April
  16. Kartodirdjo, Sartono, 1987. Kebudayaan Pembangunan Dalam Perspektif Sejarah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
  17. Kartodirdjo, Sartono, 1987. Perkembangan Peradaban Priyayi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
  18. Keban, Yeremias, tt. Pembangunan Birokrasi di Indonesia Agenda Kenegaraan Yang Terabaikan, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
  19. Kluckhohn, Clyde, 1962. “Value and Value-Orientation in the Theory of Action”, dalam Parson, Talcot and Shils, Edward A (ed), Toward a General Theory of Action, Massachusetts: Harvard University Press
  20. Koentjaraningrat, 1994. Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka
  21. Kuntjara-Jakti, Dorodjatun, 1980. “Birokrasi di Dunia Ketiga: Alat Rakyat, Alat Penguasa, atau Penguasa?” dalam PRISMA, 10, Oktober. Hlm 3-8
  22. Laksono, P.M, 1985. Tradisi Dalam Struktur Masyarakat Jawa: Kerajaan dan Pedesaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
  23. Larsen, S. E, 2009. Semiotik, Klaten: Universitas Widya Dharma
  24. Lewellen, Ted, C, 1983. Political Anthropology An Introduction, Massachusetts: Bergin & Garvey Publishers, Ins
  25. Mas’oed, Mohtar, 2003. Politik, Birokrasi dan Pembangunan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  26. Moedjanto, G. 1987. Konsep Kekuasaan Jawa Penerapannya oleh Raja-raja Mataram. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
  27. Moertono, Soemarsaid, 1985. Negara dan Usaha Bina-Negara Di Jawa Masa Lampau Studi Tentang Masa Mataram II, Abad XVI Sampai XI. Jakarta: Yayasan Obor
  28. Muhaimin, Yahya, 1980. Beberapa Segi Birokrasi di Indonesia. dalam PRISMA, 10 Oktober. Hlm 21-27
  29. Onghokham, 1982. “Kepemimpinan dalam Sejarah Indonesia”. dalam PRISMA, 6 Juni, hlm. 3-11
  30. Pranoto, Suhartono W. 1996. Birokrasi, Kolusi dan Kriminalitas: Refleksi Historis. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
  31. Pranoto, Suhartono W. 2001. Serpihan Budaya Feodal, Yogyakarta: Agastya Media
  32. Pranoto, Suhartono W. 2008. Bandit Berdasi Korupsi Berjamaah Merangkai Hasil Kejahatan Pasca-Reformasi, Yogyakarta: Penerbit Kanisius
  33. Raka, Gede. 2000. “Transformasi Birokrasi Menuju Good Governance: Telaah Dari Sudut Pandang Manajemen Perubahan”, dalam Jurnal Studi Pembangunan, Vol. 3, No. 3, Desember, Hal. 19-37
  34. Rohdewohld, Rainer.2003. “Decentralisation and The Indonesian Bureaucracy: Major Change, Minor Impact?” dalam Aspinall, Edward and Fealy, Greg (ed), Local Power and Politics in Indonesia Decentralisation & Democratisation, Singapore: Institute of Southeast Asian Studies
  35. Sanders, Patricia. 1982. “Phenomenology: A New Way of Viewing Organizational Research. dalam The Academy of Management Review, Vol. 7, No. 3 (Jul.), pp. 353-360
  36. Sutherland. Heather, 1983. Terbentuknya Sebuah Elite Birokrasi. Jakarta: Sinar Harapan
  37. Sumarto, Hetifah Sj, 2004. Inovasi, Partisipasi dan Good Governance 20 Prakarsa Inovatif dan Partisipatif di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor
  38. Suwarno, P.J., 1994. Hamengku Buwono IX Dan Sistem Birokrasi Pemerintahan Yogyakarta 1942-1974 Sebuah Tinjauan Historis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
  39. Tjokrowinoto, Moeljarto. 1996. Budaya Birokrasi Dalam Konteks Transformasi Struktural: Antara Harapan dan Kenyataan. dalam Jurnal Kebijakan Administrasi Publik Volume 1, Nomor 1 (Mei), Hlm. 1-8
  40. Utomo, Warsito, 2007. Administrasi Publik Baru Indonesia Perubahan Paradigma dari Administrasi Negara ke Administrasi Publik, Yogyakarta: Program Magister Administrasi Publik (MAP) dengan Pustaka Pelajar
  41. Vroom, C.W. 1982. “Pembangunan Organisasi: Sebuah Telaah-ulang tentang Thesis Birokrasi Patrimonial-Rasional di Asia, dalam PRISMA, 6, Juni. Hlm. 28-39
  42. Wibawa, Samodra, 2008. “Good Governance dan Otonomi Daerah” dalam Dwiyanto, Agus, (Ed). Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
  43. Zudianto, Herry. 2008. Kekuasaan Sebagai Wakaf Politik Manajemen Yogyakarta Kota Multikultur 2008. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
  44. Surat Kabar Harian dan Majalah
  45. Kedaulatan Rakyat, 27 November 2006
  46. TEMPO Edisi Khusus Akhir Tahun 22-28 Desember 2008

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-11-16 02:42:49

No citation recorded.