skip to main content

Kesenian Kentrung Jepara dalam Perkembangan Zaman

*Alamsyah Alamsyah  -  Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Indonesia
Siti Maziyah  -  Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Indonesia
Open Access Copyright 2020 Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi under http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract
Kentrung art is one of the local arts in Jepara. According to oral tradition, the existence of kentrung around the 16th century. During its development, kentrung reached the peak of popularity in the 20th century. Currently the art of kentrung still survives thanks to the support of the community in performing activities both rituals and entertainment in various places. This condition makes kentrung art still exist in the midst of limited resources of art actors. At the end of the 20th century, along with the development of technology and information, this art was intended to match market needs through more attractive packaging in order to survive. When traditional kentrung retained its old performance style, this art experienced a decline in popularity. From here, kentrung was born, which was modified from the aspects of the equipment, players, and the content of the story to make it more interesting. Even so, kentrung which still maintains its old performance pattern still exists because it has the support of the community, government and cultural community. In order for this art to be sustainable, there needs to be efforts to regenerate actors and innovate performances by still paying attention to traditional values as distinctive and unique local arts
Fulltext View|Download
Keywords: art; Kentrung; Jepara; Traditional; development

Article Metrics:

  1. Afifiyah, Siti. 2013. “Tiga Pria dan Seni Kentrung Jepara di Tepian Zaman”. Tagar.id. “Pementasan Kentrung Pada Malam Suro”, jeparahariini.com
  2. Alamsyah. 2013. “Kreativitas Ekonomi Masyarakat Lokal di Keresidenan Jepara 1830-1900”, Paramita, Vol. 23, No. 1, Januari 2013
  3. Basuki, Sulistyo. 2006. Metode Penelitian, Jakarta: Wedatama Widya Sastra
  4. Effendi, Haris, “Kolaborasi Kentrung dan Thongprak Hibur Warga Jepara”, metrojateng.com
  5. Fama, Achmad. 2016. “Komunitas Masyarakat Pesisir Di Tambak Lorok, Semarang”, Sabda, Volume 11, Nomor 2, Desember 2016
  6. Garraghan, Gilbert. 1947. A Guide to Historical Method, New York: Fordham University Press
  7. Harwanto, Dody Candra dan Sunarto. 2018. “Bentuk dan Struktur Kesenian Kentrung di Jepara”, Resital, Vol. 19, No. 1, April 2018
  8. Herlina, Nina. 2008. Metode Sejarah. Bandung: Satya Historika
  9. Hutomo, Suripan Sadi. 1993. Cerita Kentrung Sarahwulan di Tuban, Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
  10. Hutomo, Suripan Sadi. 2001. Sinkretisme Islam-Jawa Studi Kasus Seni Kentrung Suara Seniman Rakyat, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya
  11. Irianto, Agus Maladi. 2017. “Kesenian Tradisional Sebagai Sarana Strategi Kebudayaan di Tengah Determinasi Teknologi Komunikasi”, NUSA, Vol. 12, No. 1, Februari 2017
  12. Jateng, Yandip Prov., “Pemkab Jepara Gelar Lomba Kentrung”, https://jatengprov.go.id/beritadaerah/
  13. Koentjaraningrat. 1997. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
  14. Manggala, Bondan Aji. 2011. “Seni Orang “Kuno” (Suker) Jepara (Ekpresi Hidup Orang-Orang “Kuno” (Suker) Jepara Dalam Kesenian Kentrung)”. Penelitian DIPA 2011 ISI Surakarta
  15. Maziyah, Siti dan Rabith Jihan Amaruli. 2020. “Walisanga: Asal, Wilayah, dan Budaya Dakwahnya di Jawa”, Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi, Vol. 3, No. 2: Juni 2020
  16. Mustofa, Ali. 2019. “Kentrung Modern Suguhi Milenial di Malam Satu Suro”, https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/09/02/153623
  17. Nugroho, Garin. 20006. “Sebuah Peta Baru” dalam Phillip Yampolsky (ed)., Perjalanan Kesenian Indonesia Sejak Kemerdekaan: Perubahan dalam Pelaksanaan, Isi, dan Profesi. Jakarta: Equinox Publishing Indonesia
  18. Soehardjo. 1990. Pendidikan Seni, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
  19. Sumardjo, Jakob. 1997. Perkembangan Teater Modern dan Sastra Drama Indonesia, Bandung: STSI Press
  20. Syafrizal, Achmad. 2015. “Sejarah Islam Nusantara”, Islamuna, Volume 2, Nomor 2, Desember 2015
  21. Syamsudin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak
  22. Takari, Muhammad, dkk. 2008. Masyarakat Kesenian di Indonesia, Medan: Studia Kultura
  23. Wahyudin, Yudi. 2003. “Sistem Sosial Ekonomi Dan Budaya Masyarakat Pesisir”, Disampaikan pada Pelatihan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, tanggal 5 Desember 2003, di Kampus Pusat Diklat Kehutanan
  24. Wrahatnala, Bondet. 2013. “Seni Kentrung dan Masyarakat (Pandangan Dan Prinsip Hidup Masyarakat Yang Terekspresikan Dalam Seni Kentrung)”, Jurnal Terob, 4 (6) 2013
  25. Wrahatnala, Bondet. 2017. Kebertahanan Kentrung Dalam Kehidupan Masyarakat Jepara. Surakarta: Disertasi ISI Surakarta
  26. Yuliati, Dewi. 2017. “Kartini: Sang Penyibak Fajar Nasionalisme Indonesia”, Sabda, Volume 12, Nomor 1, Juni 2017

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-03-27 21:04:29

No citation recorded.