skip to main content

Hidup dengan Bencana Pariwisata Gunung Berbasis Masyarakat di Yogyakarta, 1925 -2020

*Fajar Sulistya  -  Program Studi Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada Jalan Sosiohumaniora, Bulaksumur, Yogyakarta 55281, Indonesia
Pujo Semedi  -  Program Studi Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada Jalan Sosiohumaniora, Bulaksumur, Yogyakarta 55281, Indonesia
Mohamad Yusuf  -  Program Studi Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada Jalan Sosiohumaniora, Bulaksumur, Yogyakarta 55281, Indonesia
Agung Wicaksono  -  Program Studi Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada Jalan Sosiohumaniora, Bulaksumur, Yogyakarta 55281, Indonesia
Open Access Copyright 2023 Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi under http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract
Secara statistik, obyek pariwisata kaliurang menyedot ratusan ribu pengunjung tiap tahunnya sehingga menjadi salah satu community-based tourism (CBT) atau pariwisata berbasis masyarakat yang paling berhasil di Provinsi D.I. Yogyakarta. Berdasarkan telaah historis, berkembangnya CBT di kaliurang bukanlah suatu hal yang hadir secara tiba-tiba, namun merupakan implikasi dari resiliensi menyejarah masyarakat yang awalnya tinggal di Kawasan marjinal dan rawan bencana. Pada awalnya, mereka merupakan hamba orang kaya pemilik villa yang secara perlahan bertransformasi menjadi pegiat pariwisata yang mandiri. Proses ini tidaklah mudah karena upaya membangun pariwisata berhadapan dengan erupsi Gunung Merapi yang, meski tak terprediksi, senantiasa berlangsung secara berulang. Pada 2020, wabah Covid-19 yang melumpuhkan ekonomi juga berdampak besar pada wisata Kaliurang. Lagi-lagi, kita melihat bagaimana resiliensi pelaku wisata Kaliurang mampu menghindarkan sector ini dari kebangkrutan sehingga secara perlahan bangkit Kembali. Secara historis, meski Kaliurang, dan pelaku wisatanya, menghadapi beragam tekanan social dan bencana dalam satu abad terakhir, fakta etnografis menunjukkan bahwa mereka adalah masyarakat yang resilien. Oleh karenanya, pertanyaan krusial yang dihadirkan dalam artikel ini adalah, relasi-relasi sosial ekonomi seperti apakah yang hidup di Kaliurang sehingga mereka tidak hanya mampu bertahan meski dihantam berbagai bencana, tetapi juga –pada beberapa kesempatan–, mengubahnya menjadi peluang usaha baru yang berkontribusi besar meningkatkan kondisi ekonomi?
Fulltext View|Download
Keywords: bencana, resiliensi, CBT

Article Metrics:

  1. Bonefeld, W. (2011). Primitive Accumulation and Capitalist Accumulation: Notes on Social Constitution and Expropriation. Science & Society, 75(3), 379–399. https://doi.org/10.1521/siso.2011.75.3.379
  2. Bourdieu, P. (2011). The forms of capital.(1986). Cultural Theory: An Anthology, 1, 81–93
  3. Dinpar DIY. (2010). Statistik Kepariwisataan 2010
  4. Gantait, A., Mohanty, P., Singh, K., & Sinha, R. (2021). Pro-Poor Tourism in India: Reality or Hyperbole! Psychology and Education, 58(2), 9672–9682
  5. Giampiccoli, A., & Saayman, M. (2014). A conceptualisation of alternative forms of tourism in relation to community development. Mediterranean Journal of Social Sciences, 5(27 P3), 1667–1667
  6. Hall, D., Hirsch, P., & Li, T. M. (2011). Introduction to powers of exclusion: Land dilemmas in Southeast Asia. National University of Singapore Press and University of Hawaii Press
  7. Hiwasaki, L. (2006). Community-Based Tourism: A Pathway to Sustainability for Japan’s Protected Areas. Society & Natural Resources, 19(8), 675–692. https://doi.org/10.1080/08941920600801090
  8. Holling, C. S. (1973). Resilience and Stability of Ecological Systems. Annual Review of Ecology and Systematics, 1–23
  9. Huang, C., Wang, Y., Li, X., Ren, L., Zhao, J., Hu, Y., Zhang, L., Fan, G., Xu, J., Gu, X., Cheng, Z., Yu, T., Xia, J., Wei, Y., Wu, W., Xie, X., Yin, W., Li, H., Liu, M., … Cao, B. (2020). Clinical features of patients infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. The Lancet, 395(10223), 497–506. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(20)30183-5
  10. Koentjaraningrat. (2015). Pengantar Ilmu Antropolog. Jakarta, Indonesia: Cetakan Kesepuluh PT Rineka Cipta
  11. Lam, N. S., Reams, M., Li, K., Li, C., & Mata, L. P. (2016). Measuring community resilience to coastal hazards along the Northern Gulf of Mexico. Natural Hazards Review, 17(1)
  12. Lombard, J. R., & Morris, J. C. (2012). Using Privatization Theory to Analyze Economic Development Projects: Promise and Performance. Public Performance & Management Review, 35(4), 643–659. https://doi.org/10.2753/PMR1530-9576350404
  13. Mayaka, M. A., Lacey, G., & Rogerson, C. M. (2020). Empowerment process in community-based tourism: Friend relationship perspective. Development Southern Africa, 37(5), 791–808. https://doi.org/10.1080/0376835X.2020.1806783
  14. Mohammad, G. S. (2022). Mount Merapi in drawings and paintings; A dynamic reflection of nature, 1800-1930. Wacana, 23(1), 64–96
  15. Okazaki, E. (2008). A community-based tourism model: Its conception and use. Journal of Sustainable Tourism, 16(5), 511–529
  16. Perda DIY. (1981). Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8 Tahun 1981 T PENYERAHAN HASIL PROYEK-PROYEK KEPADA PERUSAHAAN DAERAH ARGA JASA DAN PERUSAHAAN DAERAH PERCETAKAN NEGERI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
  17. Rohloff, A., & Wright, S. (2010). Moral Panic and Social Theory: Beyond the Heuristic. Current Sociology, 58(3), 403–419. https://doi.org/10.1177/0011392110364039
  18. Schmid, K. (2015). Accumulation by dispossession in tourism. Anthropologica, 115–125
  19. Semedi, P. (2021). A Power Approach and the Coronavirus Pandemic in Yogyakarta. Humaniora, 33(1), 1–16
  20. Umaya, R., Soekmadi, R., & Sunito, S. (2020). Livelihood adaptation patterns of sub villages community in the slope of Merapi Volcano. 528(1), 012020
  21. Wicaksono, A. (2020). New Normal Pariwisata Yogyakarta. Kepariwisataan: Jurnal Ilmiah, 14(03), 139–150
  22. Wood, E. M. (2002). The origin of capitalism: A longer view (New ed.). Verso
  23. Yang, E., Kim, J., Pennington-Gray, L., & Ash, K. (2021). Does tourism matter in measuring community resilience? Annals of Tourism Research, 89, 103222. https://doi.org/10.1016/j.annals.2021.103222
  24. Zulfikri, A., & Ashar, Y. K. (2020). Dampak Cairan Disinfektan Terhadap Kulit Tim Penyemprot Gugus Tugas Covid-19 Kota Binjai. Menara Medika, 3(1)

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-04-28 14:06:39

No citation recorded.