skip to main content

Polemik Pembiayaan Acara Batagak Gala Di Kanagarian Kambang Barat, Pesisir Selatan

*Delpa Delpa orcid publons  -  Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial, Universitas Perintis Indonesia, Jalan KM 15, Simpang Kalumpang, Lubuk Buaya, Kota Padang, Sumatera Barat, Indonesia 25173, Indonesia
Open Access Copyright 2023 Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi under http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Penelitian ini membahas tentang pemilihan calon penyandang gelar adat kebesaran kaum/suku yang didominasi oleh individu yang kaya. Hal ini disebabkan karena besarnya biaya yang perlu dipersiapkan untuk acara penobatan gelar maka hanya individu kelas menengah ke atas yang sanggup melaksanakan acara Batagak Gala di Kanagarian Kambang Barat, Pesisir Selatan. Tujuannya adalah untuk mengenalpasti sejauhmanakah peran individu sebagai pemegang gelaran adat yang tidak memiliki pemahaman tentang tradisi dapat memberikan kontribusi terhadap tradisi dan kaumnya di kampung halaman. Metodologi kajian dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, metodologi pengumpulan data menggunakan kaedah wawancara (In-depth interview) terhadap informan kajian. Kedua, metodologi pemilihan informan menggunakan kaedah Snowball dimana informan pertama merupakan sebagai informan kunci. Informan terdiri dari enam orang di mana 1 orang informan berasal dari anggota KAN, 2 orang dari calon pemangku adat, 1 orang informan berasal dari orang yang baru saja melaksanakan acara Batagak Gala. 1 orang informan berasal dari pemuka agama dan 1 orang informan berasal dari pemuka masyarakat. Ketiga, metodologi analisis data menggunakan kaedah kualitatif. Temuan kajian mendapati bahwa pemegang gelar yang tidak didasari oleh kemampuan adat menyebabkan pemegang gelar kurang dapat memberikan kontribusi terhadap tradisi dan kaumnya secara efektif. Kegiatan rutinitas adat hanya dijalankan oleh wakil dari pemegang gelar (Panungkek) yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kapasitasnya. Kesimpulan kajian adalah pemilihan terhadap calon pemegang gelar adat perlu memiliki kemampuan adat dan rasa empati terhadap kaum nya yang mendalam. Sedangkan pembiayaan dapat dipersiapkan oleh kaum dalam jangka waktu yang panjang secara sistematis dan terukur.

.

Fulltext View|Download
Keywords: Kepemimpinan, komunikasi, tradisi

Article Metrics:

  1. Abdul, G.K. 2003. Kompleksitas Persoalan Otonomi Daerah di Indonesia. Pustaka Pelajar, Yogyakarta
  2. Abdullah, I. 2002. Desentralisasi, Globalisasi Dan Demokrasi Lokal: Diversity Budaya, Hak-Hak Budaya Daerah Dan Politik Lokal Di Indonesia. LP3ES, Jakarta
  3. Atkinson, Paul & Hammersley, Martyn. 2019. Ethnography: Principles In Practice. Routledge
  4. Attubani, Riwayat. 2017. Pepatah Petitih dan Adat Minangkabau. Padang: Createspace
  5. Berry, B. 1965. Race and Ethnic Relations. Boston: Houghton Mifflin
  6. Boas, F. 1940. Race, Language and Culture. New York: Double-day
  7. Daniel, E.M. 2006. Kebangkitan Peran Budaya. LP3ES, Jakarta. Terj
  8. Daryusti. 2006. Hegemoni Penghulu dalam Perspektif Budaya. Pustaka, Yogyakarta
  9. Damsar. 2005. The Perception of The Problem Of Local Autonomy: Response of West Sumatera To The Implementation of The Law no.22/ 1999. Universitas Andalas Press, Padang
  10. Errington, F.K. 1984. Manners and Meaning in West Sumatra. The Social Context of Consciousness. New Haven, London: Yale University Press
  11. Foley, A.W. 1997. Anthropological Linguistics and Introduction. University of Sydney: Blackwell Publisher
  12. Gillin JL, Gillin JP. 1954. A Revision of An Introduction To Sociology. The Macmillan Company, New York
  13. Giddens, A. 1991. Modernity and Self-Identity: Self and Society In The Late Modern Age. Cambridge Polity Press, New York
  14. Istiqomah, A., & Widiyanto, D. 2020. Ancaman Budaya Pop (Pop Culture) Terhadap Penguatan Identitas Nasional Masyarakat Urban. Jurnal Kalacakra , 1(1), 18–24
  15. Malik, Rahman. 2016. Ikatan Kekerabatan Etnis Minangkabau dalam Melestarikan Nilai Budaya Minangkabau di Perantauan sebagai Wujud Warga NKRI. Jurnal Analisis Sosiologi, 5(2)
  16. McQuail, Dennis. 2010. Mass Communication Theory. London: Sage Publication
  17. Nasution, R. D. 2017. Pengaruh Modernisasi Dan Globalisasi Terhadap Perubahan Sosial Budaya Di Indonesia. Jurnal Penelitian 39 Komunikasi Dan Opini Publik, 21(1), 30–42
  18. Navis, A.A. 1984. Alam Terkembang Jadi Guru: Adat Dan Kebudayaan Minangkabau. Jakarta: PT. Temprint
  19. Rozi, S. 2013. Konstruksi Identitas Agama Dan Budaya Etnis Minangkabau Di Daerah Perbatasan: Perubahan Identitas Dalam Interaksi Antar Etnis Di Rao Kabupaten Pasaman Sumatera Barat. Masyarakat
  20. Indonesia, 39(1), 215–245
  21. Santosa, R. 2017. Metode Penelitian Kualitatif Kebahasaan. Surakarta. UNS Press
  22. Setiyadi, Tulus. 2016. Menelusuri Jejak Tradisi Membangun Jati Diri. Madiun: CV Raditeens
  23. Saroni, S. 2018. Pengaruh Globalisasi Terhadap Eksistensi Kebudayaan Daerah. Aviasi : Jurnal Ilmiah Kedirgantaraan, 15(1), 47–75. https://doi.org/10.52186/aviasi.v15i1.5
  24. Sibarani, Robert. 2013. Pendekatan Antropolinguistik Terhadap Kearifan lokal Sebagai Identitas Bangsa. https://jurnal.uns.ac.id/prosidingsemantiks 552 “Ethnicity and Globalization”
  25. Soekanto, Soerjono. 1994. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
  26. Spradley, James. P. 2016. Participant Observation. USA: Waveland Press, Inc
  27. Wallace AFC. 1966. Religion: An Anthropological View. Random House, New York
  28. Widlok, Thomas. 2017. Anthropology and the Economy of Sharing. Routledge: Taylor & Francis

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-12-21 03:59:16

No citation recorded.