BibTex Citation Data :
@article{ENDOGAMI59069, author = {Thiosani Kaat and Izak Lattu}, title = {Sakralitas Folklore: Manguni Simbol dalam Gerakan Emansipasi Place-Lore di Minahasa}, journal = {Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi}, volume = {7}, number = {1}, year = {2023}, keywords = {Indigenous People, Manguni, Sakralitas-Folklore, Minahasa}, abstract = { Artikel ini bertujuan untuk menganalisis sakralitas folklore Minahasa melalui simbol burung Manguni sebagai instrumen perlawanan indigenous people. Manguni bagi masyarakat Minahasa merupakan burung sakral dan media ilahi/leluhur menyampaikan pesan kepada manusia. Melalui metode kualitatif analitis-deskriptif dengan pendekatan etnografi untuk mengeksplorasi kearifan lokal di Minahasa. Era kolonial dan pos-kolonial mentransformasi paradigma masyarakat Minahasa dalam memaknai Manguni dan kearifan lokal berbasis folklore. Kolonialisme telah membentuk dan mengkonstruksi supremasi elitis di Minahasa mulai dari agamawan, politikus serta birokrat. Tiga bentuk supremasi tersebut berada dalam sistem oligarki dan memiliki kuasa dalam melegitimasi benar-salah tindakan masyarakat sehingga Manguni sebagai folklore terpinggirkan. Berdasarkan hasil temuan Manguni menjadi media indigenous people meminta restu kepada para leluhur untuk melakukan gerakan perubahan sosial melalui ritual, pendidikan dan bernarasi sehingga membentuk kohesi sosial. Gerakan indigenous people mencari spatial justice melalui restu ilahi/leluhur lewat nyanyian Manguni menjadi bagian dari kesadaran kolektif masyarakat Minahasa . Artikel ini berkesimpulan bahwa Manguni menjadi simbolisasi restu para leluhur terhadap gerakan indigenous people sehingga membentuk sakralitas foklore }, issn = {2599-1078}, pages = {119--135} doi = {10.14710/endogami.7.1.119-135}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/endogami/article/view/59069} }
Refworks Citation Data :
Artikel ini bertujuan untuk menganalisis sakralitas folklore Minahasa melalui simbol burung Manguni sebagai instrumen perlawanan indigenous people. Manguni bagi masyarakat Minahasa merupakan burung sakral dan media ilahi/leluhur menyampaikan pesan kepada manusia. Melalui metode kualitatif analitis-deskriptif dengan pendekatan etnografi untuk mengeksplorasi kearifan lokal di Minahasa. Era kolonial dan pos-kolonial mentransformasi paradigma masyarakat Minahasa dalam memaknai Manguni dan kearifan lokal berbasis folklore. Kolonialisme telah membentuk dan mengkonstruksi supremasi elitis di Minahasa mulai dari agamawan, politikus serta birokrat. Tiga bentuk supremasi tersebut berada dalam sistem oligarki dan memiliki kuasa dalam melegitimasi benar-salah tindakan masyarakat sehingga Manguni sebagai folklore terpinggirkan. Berdasarkan hasil temuan Manguni menjadi media indigenous people meminta restu kepada para leluhur untuk melakukan gerakan perubahan sosial melalui ritual, pendidikan dan bernarasi sehingga membentuk kohesi sosial. Gerakan indigenous people mencari spatial justice melalui restu ilahi/leluhur lewat nyanyian Manguni menjadi bagian dari kesadaran kolektif masyarakat Minahasa. Artikel ini berkesimpulan bahwa Manguni menjadi simbolisasi restu para leluhur terhadap gerakan indigenous people sehingga membentuk sakralitas foklore
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-12-21 11:19:26
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.