skip to main content

Tradisi Pindah Marga (Puru) Sebagai Representasi Kesetaraan Gender Dalam Masyarakat Sabu

*Ricard Edwin Thomas orcid  -  Fakultas Teologi, Program Studi Magister Sosiologi Agama, Universitas Kristen Satya Wacana, Kompleks UKSW, Gedung Z, Jl. Diponegoro No.52-60, Salatiga, Kec. Sidorejo, Kota Salatiga, Jawa Tengah 50711., Indonesia
Irene Ludji orcid  -  , Indonesia
Tony Robert Tampake orcid  -  , Indonesia
Open Access Copyright 2024 Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi under http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Artikel ini berfokus pada pelaksanaan tradisi pindah marga (puru) yang menjadi representasi kesetaraan gender dalam suku Sabu di Kota Waingapu, Sumba Timur yang ditinjau dari perspektif etika sosial feminis Beverly W. Harrison. Ketidakadilan gender membuat perempuan sering menjadi korban subordinasi, yang salah satunya disebabkan karena sistem budaya patriarki. Namun tidak semua budaya dalam masyarakat menjunjung tinggi martabat seorang perempuan, ada juga tradisi yang menjunjung tinggi martabat seorang perempuan dan masih dipertahankan hingga saat ini yaitu tradisi pindah marga (adat puru). Adat ini masih dipertahankan dan wajib dilakukan oleh suku Sabu karena mengandung nilai-nilai luhur. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi untuk memahami bagaimana sudut pandang suku Sabu tentang tradisi pindah marga (puru) yang berhubungan dengan upaya dalam menjaga kesetaraan gender. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi ini merupakan suatu bentuk perlindungan terhadap perempuan Sabu dari berbagai tindakan kekerasan dan diskriminasi yang dapat dialaminya. Kesimpulan penelitian ini ialah tradisi Puru menjadi representasi dari keadilan dan kesetaraan gender, serta menunjukkan kepedulian terhadap kehidupan perempuan Sabu dalam pembentukan diri yang bertanggung jawab sehingga memperoleh kesejahteraan sosial.

 

Fulltext View|Download
Keywords: Tradisi Pindah Marga, Perempuan Sabu, Kesetaraan Gender, Etika Sosial Feminis

Article Metrics:

  1. Audina, D. J. (2022). Kesetaraan Gender dalam Perspektif Hak Asasi Manusia. Penelitian Ilmu Hukum, 2(4), 148–154. Link: https://doi.org/https://doi.org/10.56393/nomos.v1i6.602
  2. Bunga, W. W. (2022). Wawancara tradisi pindah marga
  3. Dima, O. G. (2022). Wawancara tradisi pindah marga
  4. Dju Bire, Chatryen M., H. E. S. & J. E. (2023). Akibat Hukum Budaya Kad’di Dalam Adat Masyarakat Sabu. Spektrum Hukum, 20(1), 33–40. Link: https://doi.org/http://dx.doi.org/10.56444/sh.v20i1.3690
  5. Dju, M. (2022). Wawancara tradisi pindah marga
  6. Frommel, M. C. B. (2003). Hati Allah Bagaikan Hati Seorang Ibu: Pengantar Teologi Feminis. BPK Gunung Mulia
  7. Habel, L. (2022). Wawancara tradisi pindah marga
  8. Harrison, B. W. (1985). Making the Connections: Essays in Feminist Social Ethics (C. S. Robb (ed.)). Beacon Press
  9. Ismail, Zulkifli, D. (2020). Kesetaraan Gender Ditinjau dari Sudut Pandang Normatif dan Sosiologis. SASI, 26(2), 154–161. Link: https://doi.org/https://doi.org/10.47268/sasi.v26i2.224
  10. Kaho, R. R. (2000). Orang Sabu dan Budayanya. Panitian Sidang Majelis Sinode GMIT XXV
  11. Kana, N. L. (1983). Dunia Orang Sawu. Sinar Harapan
  12. Latief, Abdul, S. M. & M. Y. (2019). Kesetaraan Gender Dalam Budaya Sibaliparri Masyarakat Mandar. Media Pendidikan Dan Sosial Kemasyarakatan, 15(2), 160–173. Link: https://doi.org/http://dx.doi.org/10.35329/fkip.v15i2.474
  13. Mara Khe, T. (2021). Wawancara tradisi pindah marga
  14. Mara Khe, T. (2022). Wawancara tradisi pindah marga
  15. Masruroh, I. S. (2022). Kesetaraan Gender Perempuan Bali dalam Pandangan Amina Wadud. Hawa: Studi Pengarus Utamaan Gender Dan Anak, 4(1), 103–114. Link. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.29300/hawapsga.v4i1.6822
  16. Muawanah, E. (2009). Pendidikan Gender dan Hak Asasi Manusia. TERAS
  17. Munthe, Hadriana M., H. D. & N. (2020). Kebertahanan Janda Kristen Batak Toba dalam Hidup Menjanda Setelah Cerai Mati dan Cerai Hidup. Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen, 6(2), 380–396. Link: https://doi.org/https://doi.org/10.30995/kur.v6i2.178
  18. Noviani, Dwi, Muyasaroh, & M. (2022). Persepsi Masyarakat Terhadap Kesetaraan Gender Dalam Keluarga. Journal of Innovation Research and Knowledge, 1(11), 1517–1522. Link: https://doi.org/https://doi.org/10.53625/jirk.v1i11.1976
  19. Nugroho, R. (2008). Gender dan Strategi Pengarus-Utamaannya di Indonesia. Pustaka Pelajar
  20. Riwi, D. (2022). Wawancara tradisi pindah marga
  21. Spradley, J. P. (2006). Metode Etnografi. Tiara Wacana
  22. Zega, Y. K. (2021). Perspektif Alkitab Tentang Kesetaraan Gender dan Implikasinya Bagi Pendidikan Agama Kristen. Journal of Christian Education, 2(2), 160–174. Link: https://doi.org/https://doi.org/10.46445/djce.v2i2.431
  23. Zuhri, S., & Amalia, D. (2022). Ketidakadilan Gender dan Budaya Patriarki di Kehidupan Masyarakat Indoensia. Jurnal Ilmiah Dalam Bidang Pendidikan, 5(1), 17–41

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-11-15 14:25:22

No citation recorded.