BibTex Citation Data :
@article{ENDOGAMI66962, author = {Muh. Nur Yasim and Muh. Yahya}, title = {Film Horor Agama di Indonesia, Kesalehan, dan Kesakralan Yang Terpinggirkan?}, journal = {Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi}, volume = {8}, number = {1}, year = {2024}, keywords = {Film horor, Ketakutan, Kesalehan, Sakral, Simbol Agama.}, abstract = { Film horor di Indonesia berfungsi sebagai cermin yang memantulkan ketakutan dan harapan masyarakat, sekaligus mengungkapkan kompleksitas hubungan antara kesalehan dan kesakralan yang di cap terpinggirkan. Tulisan ini berawal dari berbagai keresahan terhadap film horor di Indonesia bertemakan agama yang sering menampilkan simbol-simbol agama yang dianggap begitu sakral bagi masyarakat. Dengan menggunakan pendekatan etnografi media dan digital, tulisan ini menganalisis representasi film horor melalui platform media sosial X/Twitter, yang memungkinkan peneliti untuk memahami respons penonton dan dinamika sosial yang terjadi akibat menonton film horor bertemakan agama. Mengacu pada pandangan Talal Asad terkait kesalehan yang dianggap embodied , tulisan ini menyoroti bagaimana film horor sering kali mereduksi makna ritual keagamaan menjadi sekadar alat hiburan yang sejatinya bisa mempengaruhi kesalehan penikmat film horor. Selain itu, pandangan David MacDougall tentang makna dalam representasi visual membantu memahami bagaimana penonton merespons adegan sakral, seperti sholat dan doa, dalam konteks menakutkan. Penelitian ini membahas ketegangan antara tradisi dan modernitas, di mana simbol-simbol agama dapat menarik perhatian tetapi juga menimbulkan kontroversi dengan melihat bagaimana film horor memvisualisasikan simbol-simbol agama dan praktik keagamaan, serta dampaknya terhadap persepsi masyarakat terhadap nilai-nilai sakral. }, issn = {2599-1078}, pages = {111--126} doi = {10.14710/endogami.8.1.111-126}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/endogami/article/view/66962} }
Refworks Citation Data :
Film horor di Indonesia berfungsi sebagai cermin yang memantulkan ketakutan dan harapan masyarakat, sekaligus mengungkapkan kompleksitas hubungan antara kesalehan dan kesakralan yang di cap terpinggirkan. Tulisan ini berawal dari berbagai keresahan terhadap film horor di Indonesia bertemakan agama yang sering menampilkan simbol-simbol agama yang dianggap begitu sakral bagi masyarakat. Dengan menggunakan pendekatan etnografi media dan digital, tulisan ini menganalisis representasi film horor melalui platform media sosial X/Twitter, yang memungkinkan peneliti untuk memahami respons penonton dan dinamika sosial yang terjadi akibat menonton film horor bertemakan agama. Mengacu pada pandangan Talal Asad terkait kesalehan yang dianggap embodied, tulisan ini menyoroti bagaimana film horor sering kali mereduksi makna ritual keagamaan menjadi sekadar alat hiburan yang sejatinya bisa mempengaruhi kesalehan penikmat film horor. Selain itu, pandangan David MacDougall tentang makna dalam representasi visual membantu memahami bagaimana penonton merespons adegan sakral, seperti sholat dan doa, dalam konteks menakutkan. Penelitian ini membahas ketegangan antara tradisi dan modernitas, di mana simbol-simbol agama dapat menarik perhatian tetapi juga menimbulkan kontroversi dengan melihat bagaimana film horor memvisualisasikan simbol-simbol agama dan praktik keagamaan, serta dampaknya terhadap persepsi masyarakat terhadap nilai-nilai sakral.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-12-21 04:15:56
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.