skip to main content

Peran Modal Sosial dalam Kehidupan Keseharian Warga di Emplasemen Perkebunan Teh Gambung, Jawa Barat

*Valerina Nassasra  -  Departement of Anthropology, Fakultas of Social and Politics Sciences, Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung Sumedang KM.21, Hegarmanah, Kec. Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat 45363, Indonesia
Erna Herawati scopus  -  Departement of Anthropology, Fakultas of Social and Politics Sciences, Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung Sumedang KM.21, Hegarmanah, Kec. Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat 45363, Indonesia
Kralawi Sita  -  Indonesia Research Institute for Tea and Cinchona, Mekarsari Village, Pasirjambu, Bandung Regency, West Java 40972, Indonesia
Open Access Copyright 2025 Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi under http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract
Penelitian ini mengulas peran modal sosial dalam kehidupan keseharian para warga di emplasemen perkebunan teh di Jawa Barat yang seringkali diwarnai oleh kekurangan dan keterbatasan finansial. Penelitian ini menggunakan metode etnografi untuk mendalami kehidupan para warga yang tinggal di empat emplasemen perkebunan teh di Jawa Barat. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara mendalam pada warga penghuni emplasemen dan pengamatan terlibat pada kehidupan keseharian mereka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa warga di emplasemen perkebunan teh memiliki modal sosial yang kuat. Hal itu ditunjukkan dengan jejaring sosial yang kuat karena terhubung dalam ikatan kekerabatan, sehingga relasi sosial dan rasa saling percaya (trust) di antara mereka pun sangat kuat. Modal sosial ini menjadi sarana bagi mereka untuk merespons segala persoalan kehidupan keseharian yang mereka hadapi. Mulai dari urusan utang piutang finansial, urusan pekerjaan di kebun, hingga penyelesaian konflik pertetanggaan di emplasemen diselesaikan dengan mengerahkan modal sosial tersebut.
Fulltext View|Download
Keywords: modal sosial, kehidupan, emplasemen, warga, perkebunan teh

Article Metrics:

  1. Akbar dan Hayati. (2021). Tingkat Kemiskinan dan Strategi Penghidupan di Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal Pada Rumah Tangga Buruh Petik Teh. Geo Image, 10(2). http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage
  2. Aminah, D., Fahmi, & Wiraningrum, F. (2020). Buruh Perkebunan Teh Wonosari Tahun 1998-2017. In Malang Raya dalam Kajian Sejarah Tematis (pp. 154–169)
  3. Aulia, S. A. Z., Herawati, E., & Sita, K. (2023). Leutik Asal Nirilik: Budaya, Nilai, dan Makna Kerja di Perkebunan Teh Bandung Selatan. Umbara, 8(2), 101. https://doi.org/10.24198/umbara.v8i2.52840
  4. Badan Pusat Statistik. (2023). Produksi Tanaman Perkebunan (Ribu Ton)
  5. Brata, T. (2012). Korelasi Budaya Perkebunan dan Fenomena “Buruh Borong” Perkebunan Sawit di Kalimantan Barat. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayan
  6. Data SDM PPTK. (2024)
  7. Erlangga, D., & Baiduri, R. (2024). JARINGAN SOSIAL ANTAR PEDAGANG BAKSO PADA PAGUYUBAN SEMAR NUSANTARA DI KOTA MEDAN. Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi, 8(1)
  8. Faiq, M. H. (2021). Ekspedisi Teh Nusantara : laporan jurnalistik Kompas
  9. Grijns, M. (1992). Tea-Pickers in West Java as Mothers and Workers. In Indonesian Women in Focus (pp. 104–119). BRILL. https://doi.org/10.1163/9789004488816_009
  10. Hatsani, A. K. (2020). ALI KHAMDHAN HATSANI. Journal Pendidikan Sejarah, 10(1)
  11. Karohmawati, A. M., Rahmat, K. G., Afdilah, M. B., & Muntiani. (2020). Buruh Perempuan Perkebunan Teh Wonosari Desa Toyomarto Singosari, 1910 - 1994. In Malang Raya dalam Kajian Sejarah Sistematis
  12. Krüger, S. (2008). Ethnography in the Performing Arts: A Student Guide
  13. Lestari, A. P., & Yasin, N. Il. (2021). Kehidupan Buruh Perkebunan Teh Kayu Aro Tahun 1925 – 1943. Jurnal Siginjai, 1
  14. Li dan Semedi. (2022). Hidup Bersama Raksasa: Manusia dan Pendudukan Perkebunan Sawit. Marjin Kiri
  15. Li, T. M. (2020). Kisah dari Kebun Terakhir: Hubungan Kapitalis di Wilayah Adat. In Tangerang Selatan: Marjin Kiri
  16. Mia, Nurjanah, & Rahayuningsih, E. (2018). Kualitas Hidup Keluarga Pekerja Pemetik Teh di Kampung Sukawana Desa Karyawangi Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial, 17(1)
  17. Purwaningsih, L. E. (2007). Kehidupan Wanita Pemetik Daun Teh (Kajian tentang Buruh Wanita Pemetik Daun Teh di Perkebunan Kemuning Tahun 1945-1960). digilib.uns.ac.id
  18. Putnam, R. D. (2015). Bowling Alone: America’s Declining Social Capital (6th ed.). The City Reader
  19. Saskara, A. A. (2022). Perkembangan Perkebunan Teh Gambung di Kabupaten Bandung dan Dampaknya terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Petik pada Tahun 2010-2020. Universitas Pendidikan Indonesia
  20. Semedi, P. (2018). Vanishing Frontiers: A Javanese Plantation Emplacement, 1870s-2000s. HUMANIORA
  21. Siisiäinen, M. (2003). Two Concepts of Social Capital: Bourdieu vs. Putnam
  22. Sita dan Herawati. (2017). Relasi Gender pada Pekerja Pemetikan Teh: Studi Kasus Pembagian Kerja dan Relasi Gender di Perkebunan Teh Gambung, Jawa Barat. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 5(1)
  23. Sita, K. (2019). Gender dan Mekanisasi: Pengalaman Pekerja Perempuan Berpartisipasi dalam Kelompok Petik Mesin di Perkebunan Teh Gambung, Jawa Barat. Umbara, 4(2), 76. https://doi.org/10.24198/umbara.v4i2.20461
  24. Sita, K., Herawati, E., Senjaya, S., & Yulianingsih. (2023). Sustainability and Gender Implication of Tea Harvest Mechanization in West Java. Sosiohumaniora, 25(3), 512–525. https://doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v25i3.50502
  25. Spradley, J. P. (1980). Participant observation. Holt, Rinehart and Winston
  26. Wattie, A. M. (2004). Violence in The Day-to-Day Lives of Women Plantation Workers in Central Java, Indonesia. Universiteit van Amsterdam [Host]

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2025-06-07 21:20:40

No citation recorded.