BibTex Citation Data :
@article{GP50389, author = {Renata Nirmala}, title = {Adaptasi Masyarakat Kampung Sayur Bausasran Yogyakarta di Masa Pandemi Covid-19 melalui Urban Farming}, journal = {GEMA PUBLICA}, volume = {7}, number = {2}, year = {2022}, keywords = {Pemberdayaan masyarakat, urban farming, pemberdayaan komunitas, pandemi}, abstract = { Pandemi berkepanjangan selama dua tahun terakhir telah memaksa pemerintah indonesia untuk lebih berdaya di bidang pangan. Hal ini dikarenakan pembatasan mobilitas berpengaruh pada supply chain bahan pangan. Untuk mewujudkan ketahanan pangan bukanlah perkara yang mudah, salah satu masalah yang harus dihadapi adalah keterbatasan lahan khususnya di area perkotaan. Solusi yang dapat diambil adalah dengan melalukan urban farming. Kampung Sayur Bausasran merupakan daerah di Yogyakarta yang berhasil melakukan pemberdayaan masyarakat untuk menerapkan urban farming. Keuntungan dari pemberdayaan ini adalah menciptakan ruang terbuka hijau di area perkotaan, menumbuhkan ketahanan pangan, serta menciptakan kampung wisata di tengah kota yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Penelitian ini menggunakan teori pemberdayaan komunitas dalam melaksanakan urban farming untuk mendeskripsikan mengenai metode serta pembagian peran yang dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat di Kampung Bausasran Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi serta studi literatur mengenai pelaksanaan pemberdayaan. Hasil yang didapatkan adalah (1) urban farming memaksimalkan fungsi lahan pekarangan, dinding, ruang terbuka hijau, dinding jalan dan gang sebagai media penanaman sayuran, (2) aktor yang berperan penting dalam pemberdayaan urban farming adalah pemerintah, NGO, masyarakat, petani, perusahaan, donor, aktifis, relawan, akademisi, (3) faktor yang mendukung keberhasilan urban farming adalah dukungan sosial, institusional, ekonomi, ekologi, spasial, kondisi alam. Kata Kunci: Pemberdayaan Masyarakat, Urban Farming, Pandemi }, issn = {2548-1363}, pages = {223--236} doi = {10.14710/gp.7.2.2022.223-236}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/gp/article/view/50389} }
Refworks Citation Data :
Pandemi berkepanjangan selama dua tahun terakhir telah memaksa pemerintah indonesia untuk lebih berdaya di bidang pangan. Hal ini dikarenakan pembatasan mobilitas berpengaruh pada supply chain bahan pangan. Untuk mewujudkan ketahanan pangan bukanlah perkara yang mudah, salah satu masalah yang harus dihadapi adalah keterbatasan lahan khususnya di area perkotaan. Solusi yang dapat diambil adalah dengan melalukan urban farming. Kampung Sayur Bausasran merupakan daerah di Yogyakarta yang berhasil melakukan pemberdayaan masyarakat untuk menerapkan urban farming. Keuntungan dari pemberdayaan ini adalah menciptakan ruang terbuka hijau di area perkotaan, menumbuhkan ketahanan pangan, serta menciptakan kampung wisata di tengah kota yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Penelitian ini menggunakan teori pemberdayaan komunitas dalam melaksanakan urban farming untuk mendeskripsikan mengenai metode serta pembagian peran yang dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat di Kampung Bausasran Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi serta studi literatur mengenai pelaksanaan pemberdayaan. Hasil yang didapatkan adalah (1) urban farming memaksimalkan fungsi lahan pekarangan, dinding, ruang terbuka hijau, dinding jalan dan gang sebagai media penanaman sayuran, (2) aktor yang berperan penting dalam pemberdayaan urban farming adalah pemerintah, NGO, masyarakat, petani, perusahaan, donor, aktifis, relawan, akademisi, (3) faktor yang mendukung keberhasilan urban farming adalah dukungan sosial, institusional, ekonomi, ekologi, spasial, kondisi alam.
Kata Kunci: Pemberdayaan Masyarakat, Urban Farming, Pandemi
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-12-26 17:25:35