skip to main content

MORALITAS DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DI YOGYAKARTA

*Sri Sudarsih  -  Faculty of Humanities, Diponegoro University, Indonesia
Iriyanto Widisuseno  -  Faculty of Humanities, Diponegoro University, Indonesia

Citation Format:
Abstract

ABSTRACT

Pengabdian masyarakat ini terfokus pada moralitas dalam pengembangan pariwisata di Yogyakarta. Tujuan pengabdian masyarakat ini memberikan wawasan kepada para pengemudi becak wisata mengenai pentingnya mengedepankan sikap-sikap yang mencerminkan moralitas karena pengemudi becak merupakan salah satu pelaku pariwisata sehingga menentukan juga wajah Yogyakarta sebagai kota pariwisata. Yogyakarta di samping sebagai kota pariwisata, juga sebagai kota pelajar. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah memebrikan ceramah dan diskusi yang sifatnya interaktif. Diskusi interaktif bertujuan agar para peserta lebih mudah memahami materi dan implementasinya terutama kaitannya dengan pelayanan terhadap para wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta. Moralitas menjadi landasan pengembangan pariwisata di Yogyakarta, artinya sikap–sikap moral yang tinggi menjadi sesuatu yang imperatif atau keharusan kaitannya dengan pelayanan terhadap wisatawan. Prinsip filosofi Hamemayu Hayuning Bawana (Senantiasa mengusahakan kebaikan dunia) tidak terlepas dengan prinsip Mangasah Mingising Budhi (Senantiasa memperbaiki ketajaman budi) dan Memasuh Malaning Bumi (Membersihkan dunia dari segala bentuk ketidakbaikan). Prinsip ini dapat ditafsirkan senantiasa memelihara kebaikan dunia dan memperbaiki diri.

Kata kunci: moralitas, pariwisata, pengemudi becak, Yogyakarta.

ABSTRACT

This community service focuses on morality in developing tourism in Yogyakarta. The aim of this community service is to provide insight to tourist pedicab drivers regarding the importance of prioritizing attitudes that reflect morality because pedicab drivers are one of the tourism actors, thus also determining the face of Yogyakarta as a tourism city. Yogyakarta, apart from being a tourism city, is also a student city. The method used in this community service is to provide interactive lectures and discussions. The interactive discussion aims to make it easier for participants to understand the material and its implementation, especially in relation to services for tourists visiting Yogyakarta. Morality is the basis for tourism development in Yogyakarta, meaning that high moral attitudes are something that is imperative or a necessity in connection with services to tourists. The philosophical principle of Hamemayu Hayuning Bawana (Always seeking the good of the world) is inseparable from the principles of Mangasah Mingising Budhi (Always improving the sharpness of the mind) and Memasuh Malaning Bumi (Cleansing the world from all forms of unkindness). This principle can forever preserve the good of the world and improve oneself.

Keywords: morality, tourism, becak driver, Yogyakarta.

Fulltext View|Download

Article Metrics:

  1. Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma
  2. Kusworo, HA, & Damanik, J. 2002. . Pengembangan SDM Pariwisata Daerah: Agenda kebijakan untuk pembuat kebijakan. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, journal.ugm.ac.id, https://journal.ugm.ac.id/jsp/article/view/11096
  3. Rachels, James. 2004. Filsafat Moral. Yogyakarta: Kanisius
  4. Suseno, Franz Magnis, 1987, Etika Dasar, Masalah-masalah pokok dalam Filsafat Moral, Yogyakarta: Kanisius
  5. Sutaryono, S. 2014. Jogja "Berhenti Nyaman". SKH, 6 Januari 2014, H: 14 http://repository.stpn.ac.id/3594/1/Jogja%20Berhenti%20Nyaman.pdf
  6. https://kbbi.web.id/moral

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-12-19 18:57:29

No citation recorded.