skip to main content

SOSIALISASI MOTIF BATIK TRADISIONAL KEPADA ANGGOTA DHARMA WANITA PERSATUAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

*Tri Handayani scopus  -  Department of History, Universitas Diponegoro, Indonesia
Keke Pahlevi Daradjati  -  Department of History, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Motif batik tradisional merupakan peninggalan leluhur. Penciptaan motif batik tradisional didasarkan pada maksud dan tujuan tertentu. Motif-motif batik yang diciptakan khususnya diciptakan oleh para bangsawan di lingkungan keraton, semula hanya boleh dikenakan oleh para bangsawan maupun abdi dalem saja. Dalam perkembangannya, motif-motif batik tertentu diberikan izin untuk dikenakan oleh masyarakat di luar keraton. Masyarakat di luar keraton pada umumnya mengenakan motif-motif batik tradisional untuk dikenakan pada upacara tradisi fase-fase penting dalam hidup manusia. Fase-fase tersebut mulai dari pernikahan hingga kematian. Anggota Dharma Wanita Persatuan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro sebagai bagian dari organisasi kemasyarakatan juga perlu mendapatkan sosialisasi tentang tema tersebut. Metode sosialisasi adalah observasi, studi pustaka, ceramah, dan diskusi. Hasil sosialisasi: peserta sosialisasi mengerti bahwa motif batik tradisional diciptakan bukan sekedar untuk memperindah kain.  Setiap motif kain batik memiliki makna dan simbol tertentu yang digunakan pada acara-acara tradisi fase kehidupan manusia. Sementara itu motif batik yang diciptakan oleh kaum bangsawan untuk kepentingan internal keraton. Namun pada perkembangannya diantara motif batik yang diciptakan oleh kaum bangsawan dapat dikenakan oleh masyarakat di luar keraton. Simpulan, diketahui bahwa seluruh peserta belum memahami bahwa motif-motif kain batik tradisional memiliki makna atau simbol tertentu. Mereka mendapatkan pengetahuan baru tentang makna, filosofi dan penggunaan motif batik tradisional setelah mengikuti sosialisasi tersebut.

Fulltext View|Download

Article Metrics:

  1. Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah, Sejarah Batik Jawa Tengah. (Semarang: Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah, 2014)
  2. Chairiyani, Rina Patriana. Semiotika Batik Larangan di Yogyakarta. J. Humaniora Vol.4 (2), -Oktober 2014: 1177-1186
  3. Fauzi, Rizal dan Ma’arif, Minhatul. Ekspresi Kebudayaan dalam Batik: Analisis Penulisan dan Motif. J. Inovasi dan Kreativitas vol.4 (2), 2024: 43-54
  4. Ferdiaz, Ferdy ; Listya, Ariefika; Anto, Puji. Kajian estetika pada motif batik Sekar Jagad Yogyakarta. J. Desain Vol.11 (3), Mei 2024: 659-669
  5. Pangesti PNG, Mengenal Dan Memaknai Filosofi Batik Bokor Kencono, https://www.batikprabuseno.com/artikel/edukasi/mengenal-dan-memaknai-filosofi-batik-bokor-kencono/. Blog Batik Prabuseno. 13 May 2024
  6. Parmono, Karlini, Simbolisme Batik Tradisional, J. Filsafat, No.23 Nopember 1995: 28-35
  7. Soekarba, Siti Rohmah; Widodo; Kusharjanto, Bram. Pemaknaan Motif Truntum Batik Surakarta: Kajian Semiotik Charles W. Morris, J. Sutasoma, Vol.9 (2) (2021): 197-210
  8. Website Dharma Wanita Persatuan Pusat, https://dharmawanitapersatuan.id/sejarah-dwp/, dikunjungi 7 September 2025)
  9. Yenny dan Rizki Dawanti, Pekerja Perempuan Dan Optimalisasi Psychological Well Being, J. Pengabdian Masyarakat Bangsa, 2 (1) (2024): 103-109

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2025-12-12 02:54:18

No citation recorded.