skip to main content

REPRESENTASI DRAG QUEEN PADA TOKOH AMBU DALAM UPACARA ADAT MAPAG PANGANTEN SUNDA

1Kajian Budaya, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjajaran, Indonesia

2Departemen Susastra dan kajian budaya, Fakultas ilmu Budaya, Universitas Padjajaran, Indonesia

Received: 27 Jun 2019; Published: 9 Dec 2019.
Open Access Copyright (c) 2019 HUMANIKA under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

 

Artikel ini berjudul representasi drag queen pada tokoh ambu dalam upacara adat mapag panganten Sunda. Artikel ini membicarakan bagaimana tubuh laki-laki menampilkan diri sebagai perempuan dalam sosok tokoh ambu ditampilkan dalam upacara adat mapag panganten Sunda dan bagaimana praktik drag queen dalam upacara adat mapag panganten mewujud dalam berbagai sosok tokoh ambu. Praktik ini juga dapat diargumentasikan sebagai upaya mengekspresikan hasrat gender non-normatif para pelaku ambu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif melalui pendekatan kualitatif terhadap lima pelaku ambu. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, studi literatur dan dokumentasi. Penelitian ini berargumentasi bahwa tokoh ambu yang dimanifestasi oleh tubuh laki-laki menampilkan bentuk-bentuk ekspresi gender yang lebih beragam dan melintasi konstruksi gender yang normatif. Selain itu, penelitian ini juga mengkategorisasi wujud tokoh ambu dalam upacara adat mapag panganten dalam tiga kelompok: karakter cantik, karakter nenek-nenek dan karakter fantasi.

 

Kata kunci : Drag queen;  upacara adat; pelaku ambu

Fulltext View|Download
Keywords: humaniora
Funding: Aquarini Priyatna, Ph.D. (Monash University) Department of Literature and Cultural Studies Faculty of Cultural Sciences, Universitas Padjadjaran, Indonesia

Article Metrics:

  1. Berkowitz, D., L. Belgrave. (2010). “She Works Hard for the Money”: Drag
  2. Queens and the Management of Their Contradictory Status of Celebrity and Marginality. Journal of Contemporary Ethnography, 39. pp. 159-186
  3. Bouvier, Helene. 2002. Lebur: Seni Musik dan Pertunjukan dalam Masyarakat Madura
  4. Butler, J. 1988. Performative acts and gender constitution: An essay in phenomenology and feminist theory. Theatre Journal, 40, 519–531
  5. Butler, Judith. 1990. Gender Trouble: Feminism and Subversion of Identity. New York: Routledge
  6. Hawa, Andina M. 2017. Gender Dan Representasi. Konstruksi Maskulinitas “Ayah” Dalam Variety Show Korea Selatan “Appa Odiga”. Departemen Susastra dan Kajian Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjajaran. Obelia Publlisher
  7. Heryana, Agus. 2012. Mitologi Perempuan Sunda: Mythology of Sundanese Women. Balai Pelestaran Sejarah Dan Nilai Tradisional Bandung
  8. Nazir, Moh. 1983. Metoda Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
  9. Oetomo, Dede. 2001. Memberi Suara pada yang Bisu. Galang Press. Yogyakarta
  10. Rosidi, Ajip.1985. Manusia Sunda. Jakarta: Inti Idayu, Press
  11. Saputra, Irman. F. 2008. Musik Dalam Upacara Mapag panganten Pada Masyarakat Sunda di Kota Medan. Tidak dipublikasikan
  12. Schacht, Steven P., & Lisa U. 2004. “The Absolutely Fabulous but
  13. Flawlessly Customary World of Drag queens and Female Impersonators.” Journal of Homosexuality Vol. 46. Haworth Press
  14. Shapiro, E. 2007. Drag kinging and the transformation of gender identities. Gender & Society 21: 250-71
  15. Sumardjo, Jakob. 2003. Simbol-Simbol Artefak Budaya Sunda, tafsir-tafsir pantun Sunda. Kelir-Bandung
  16. Sumardjo, Jakob. 2010. Estetika Paradoks. Edisi revisi. Sunan Ambu Press. STSI Bandung
  17. Sumardjo, Jakob. 2011. Sunda Pola Rasionalitas Budaya. Kelir-Bandung
  18. Suthrell, Charlotte. 2004. “clothing Sex. Sexing Clothes: Transvetism, Material Culture and the Sex and Gender Debate” dalam Suthrel, Charlotte. Unziping Gender: Sex, Cross Dressing and Culture. BERG. Oxford. New York:13-29
  19. Thowok, Didik N. 2005. Cross-Gender. Sava Media. Yogyakarta
  20. Thowok, Didik N.2004. “Masuk, di Dalam dan di Luar Peran, Wawancara dengan Didik Ninik Thowok” Lèbur edisi 02, Yayasan Teater Garasi
  21. Whitney, F.L. 1960. The Elements of Research. Asian eds. Osaka: Overseas Book Co
  22. Wibisana, Wahyu. 1986. Arti Perlambang dan Fungsi Tata Rias Pengantin dalam Menanamkan Nilai-nilai Budaya Daerah Jawa Barat. Jakarta : Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-12-24 01:30:17

No citation recorded.