Pusat Penelitian Keanekaragaman Hayati Universitas Papua
BibTex Citation Data :
@article{JIL19374, author = {Freddy Pattiselanno and Ikram Karim and Lukas Sonbait}, title = {Status Konservasi Sarang Megapoda Arfak (Aepypodius arfakianus) di Cagar Alam Pegunungan Arfak: Salah satu dampak dari perubahan lansekap}, journal = {Jurnal Ilmu Lingkungan}, volume = {18}, number = {1}, year = {2020}, keywords = {Status konservasi, sarang, Megapoda Arfak}, abstract = { Tingkat pemanfaatan Megapoda Arfak ( Aepypodius a rfakianus ) oleh masyarakat melalui perburuan dan pengumpulan telur cukup tinggi. Hal ini berdampak terhadap status populasi burung ini di alam. Penelitian tentang status konservasi sarang Megapoda Arfak telah dilakukan untuk mengetahui kondisi sarang yang memungkinkan perkembangan populasi burung ini. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 22 sampi 27 Mei 2016 dan 14 sampai 19 Juni 2016 di Kampung Sigim, sekitar kawasan Cagar Alam Pegunungan Arfak. Metode deskripsi dengan teknik survei dan pengamatan (observasi) langsung digunakan dalam pengumpulan data di lokasi penelitian. Dari sembilan sarang yang ditemukan dan diamati, enam sarang jaraknya relatif dekat dari pemukiman atau berjarak kurang dari 1.0km sehingga mendapat tekanan perburuan dan pengumpulan telur yang lebih berat. Berdasarkan statusnya, dua sarang berstatus ditinggalkan dan empat sarang memiliki status terancam. Tiga sarang lainnya yang berjarak 2-3km dari pemukiman berstatus tidak terancam. Konsekuensi dari konversi luasan hutan untuk tujuan lainnya (pembangunan sarana dan pra-sarana public seperti pengembangan ruas jalan dan pembangunan pemukiman) serta pembukaan lahan perkebunan dan pertanian memberikan kemudahan akses ke lokasi persarangan Megapoda Arfak. Hal ini berdampak terhadap status konservasi sarang, karena perburuan burung dan pengumpulan telur yang tidak terkendali. }, pages = {119--125} doi = {10.14710/jil.18.1.119-125}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/19374} }
Refworks Citation Data :
Tingkat pemanfaatan Megapoda Arfak (Aepypodius arfakianus) oleh masyarakat melalui perburuan dan pengumpulan telur cukup tinggi. Hal ini berdampak terhadap status populasi burung ini di alam. Penelitian tentang status konservasi sarang Megapoda Arfak telah dilakukan untuk mengetahui kondisi sarang yang memungkinkan perkembangan populasi burung ini. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 22 sampi 27 Mei 2016 dan 14 sampai 19 Juni 2016 di Kampung Sigim, sekitar kawasan Cagar Alam Pegunungan Arfak. Metode deskripsi dengan teknik survei dan pengamatan (observasi) langsung digunakan dalam pengumpulan data di lokasi penelitian. Dari sembilan sarang yang ditemukan dan diamati, enam sarang jaraknya relatif dekat dari pemukiman atau berjarak kurang dari 1.0km sehingga mendapat tekanan perburuan dan pengumpulan telur yang lebih berat. Berdasarkan statusnya, dua sarang berstatus ditinggalkan dan empat sarang memiliki status terancam. Tiga sarang lainnya yang berjarak 2-3km dari pemukiman berstatus tidak terancam. Konsekuensi dari konversi luasan hutan untuk tujuan lainnya (pembangunan sarana dan pra-sarana public seperti pengembangan ruas jalan dan pembangunan pemukiman) serta pembukaan lahan perkebunan dan pertanian memberikan kemudahan akses ke lokasi persarangan Megapoda Arfak. Hal ini berdampak terhadap status konservasi sarang, karena perburuan burung dan pengumpulan telur yang tidak terkendali.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-10-06 08:55:10
View My Stats
JURNAL ILMU LINGKUNGAN ISSN:1829-8907 by Graduate Program of Environmental Studies, School of Postgraduate Studies is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. Based on a work at www.undip.ac.id.