skip to main content

Dekolorisasi pewarna tosca menggunakan koagulan ferro sulfat dan lumpur aktif dari pabrik teksil di salatiga pada kondisi aerob

Fak. Biologi Universitas Kristen Satya Wacana, Indonesia

Received: 27 Aug 2019; Published: 9 Dec 2019.
Editor(s): Sudarno Utomo

Citation Format:
Abstract
Industri tekstil mengeluarkan air limbah dengan kualitas COD, padatan tersuspensi, warna yang relatif buruk dan mengandung logam berat yang bergantung pada zat warna yang digunakan. Saat ini Perda Prop Jawa Tengah no 5 tahun 2012, belum mengatur parameter warnasebagai parameter uji namun limbahberwarna harus tetap diolah karena menyangkut masalah estetika. Salah satu pewarna yang sulit didegradasikan melalui pengolahan biologi maupun kimia/fisika adalah pewarna Turquise Blue atau Tosca. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengurangan absorbansi warna, kandungan COD dan TSS pada limbah tekstil sintetik yang mengandung pewarna tosca dengan penambahan ferro-sulfat dan lumpur aktif pada waktu tinggal tertentu dengan proses aerob. Penelitian ini menggunakan limbah cair sintetik yang mengandung pewarna tosca dengan konsentrasi warna yang sama dengan warna air limbah aslinya (absorbansi warna diukur pada l 536 nm). Pengolahan dilakukan dengan mengkombinasikan proses Ferro-sulfat dan lumpur aktif pada kondisi aerob dengan sistem Sequencing bacth reactor (curah berurutan). Pengambilan sampel dilakukan pada jam ke 48, dan jam ke 72. Parameter yang diamati adalah absorbansi warna, COD dan TSS. Efisiensi pengurangan parameter tersebut dibandingkan pada semua perlakuan. Dari hasil penelitian didapat efisiensi penurunan terbaik untuk COD, TSS, dan absorbansi warna, berturut-turut adalah sebesar 79, 60, dan 52% pada pengolahan jam ke 72.
Fulltext View|Download
Keywords: pewarna tosca, ferrosulfat, lumpur aktif, aerob, waktu tinggal

Article Metrics:

  1. Aguilar MI, Saez J, Llorens M, Soler A, Ortuno JF (2001). Microscopic Observation of Particle Reduction in Slaughterhouse Wastewater by Coagulation-Flocculation Using Ferric Sulphate as Coagulant and Different Coagulant Aids, Water research 37 (9): 2233-2241
  2. Christina MP, Mu’nisatun S, Saptaaji R, Maranto D. (2007). Studi Pendahuluan Mengenai Degradasi Zat Warna Azo Dalam Pelarut Air Menggunakan Mesin Berkas Elektron 350 KEV/10mA, Jurnal Forum Nuklir 1 (1): 31-44
  3. Efendi H. (2003). Telaah Kwalitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Ed 5. Kanisius. Yogjakarta
  4. Holkar CR, Jadhav AJ, Pinjani DV, Nahumuni NM, Pandit AB. 2016. A Critical Review on Textile Wastewater Treatments: Possible Approaches. Journal of Environmental Management 182: 351-366
  5. Geier J, Uter W, Pirker C, Frosch PJ. (2003). Patch Testing with the Irritant Sodium Lauryl Sulfat (SLS) is useful in Interpreting weak Reaction. Journal Contac Dermatitis, 4: 99-107
  6. Hammer MJ. 2004. Water and Waste Water Technology. 5thed, Prentice-hall Inc., Upper saddle River, New Jersey
  7. Irvan BT, Vincent M, Tendean Y. (2012). Pengolahan Limbah Cair Kelapa Sawit SecaraAerobik Menggunakan Efektif Mikroorganisme Guna mengurangi TSS. Jurnal Teknik Kimia USU 1: 27 – 30
  8. Khopkar SM. (2008). BasicConcepts of Analytical Chemistry. Penerjemah Saptorahardjo, A. Konsep Dasar Kimia Analitik. Penerbit Universitas Indonesia.Jakarta
  9. Laksono S. (2012). Pengolahan Biologis Limbah Batik dengan Media Biofiler. Teknik Lingkungan UI. Depok
  10. Liang CZ, Sun SP, Li FY, Ong YK, Chung TS. (2014). Treatment of Highly Concentrated Wastewater Containing Multiple Synthetic Dyes by Combined Process of Coagulation/Flocculation & Nanofiltration. Journal of Membrane Science 469: 306 – 315
  11. Manurung R. (2004). Perombakan Zat Warna Azo Reaktif Secara Anaerob dan Aerob. e-USU Repository 2004. Universitas Sumatera Utara. Hlm 1-19
  12. Marrakchi S, Maibach HI. (2006). Sodium Lauryl Sulfat-Induced Irritation in the Human Face. Regional and age –related D Physiol differences. Journal Skin Pharmacology and Physiology 19(3): 66
  13. NCBI. (2013). Toxicology Browser, Turqiese Blue (online) https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov. Diakses tanggal 20 Pebruari 2013
  14. Puspo G. (2009). Pemilihan Bahan Tekstil. Kanisius. Yogyakarta
  15. Rump, Krist HH. (2000). Laboratory Manual for Examination of Water, Wastewater and Soil. 3rdEd. Germany. Weinheim
  16. Sanchez-Peinado MM, Gonzalez-Lopez J, Rodelas B, Galera V, Pozo C, Martinez-Toledo MV. (2008). Effect of Linear Alkylnenzene Sulfonate on the Growth of Aerobic Heteroprophic Cultivable Bacteria Isolated From an Agricultural Soil. Ecotoxicology 17 (6): 549-557
  17. Scheheck D, Knepper TP, Fischer K, Cook AM. (2004). Mineralization of Individual Congener of Linier Alkylbenzene Sulfonate by Defined Pairs of Heterotrophic Bacteria. Applied & Environmental Microbiology 70 (7): 4053-4063
  18. Schlegel HG. (2000). Mikrobiologi Umum. Diterjemahkan oleh Tedjo Baskoro. 6th Ed. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
  19. Sigit H. (2004). BOD dan COD Sebagai Parameter Pencemaran Air dan Baku Mutu Air Limbah, Bogor, IPB
  20. Underwood AL, Junior DRA. (2006). Analisis Kimia Kuantitatif, 6th Ed., Erlangga, Jakarta

Last update:

  1. Efisiensi Pengolahan Limbah Pewarna Sumifix Blue Menggunakan Lumpur Aktif dengan Penambahan Enterococcus faecalis pada Kondisi Anaerob-Aerob

    Yulia Mesak, Vincentia Irene Meitiniarti. Jurnal Ilmu Lingkungan, 21 (4), 2023. doi: 10.14710/jil.21.4.907-913

Last update: 2024-12-25 03:51:57

No citation recorded.