BibTex Citation Data :
@article{JBS14501, author = {Edy Rahardja}, title = {OPTIMALISASI FUNGSI SDM SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF BERKELANJUTAN}, journal = {JURNAL BISNIS STRATEGI}, volume = {6}, number = {4}, year = {2017}, keywords = {SDM, sustainable, immitibility, strategi kompetitif}, abstract = { Investasi dalam teknologi tampaknya hanya memberikan keunggulan yang terbatas. Pfeffer (1994) menyatakan bahwa mesin tidak melakukan apa-apa, yang sebenarnya adalah manusia. Konsekuensinya untuk membuat organisasi mempunyai daya kompetitif yang berkelanjutan (sustainable) dan sulit ditiru (immitability) adalah investasi dalam aspek SDM tidak dapat ditunda (Hani Handoko, 2000). Disadari bahwa ungkapan klise “manusia merupakan asset penting” ternyata masih kurang dihayati dibanyak organisasi. Mengapa demikian? Hal ini dapat disebabkan ketidakmengertian maknanya, atau orang yang ditugasi untuk mewujudkan kedalam tindakan tidak tahu bagaimana harus memulai. Bahkan mungkin implementasi dijalankan namun inersia-inersia budaya dan historis perusahaan membuat perubahan menjadi lambat. Dalam praktik bisnis sering ditemukan isu-isu SDM masih cenderung diabaikan. Bahkan “competitive advantage” hanya dibahas dalam konteks perencanaan strategis yang meletakkan isu-isu SDM di latar belakang. Porter (11985) dalam pendekatan value chain masih meletakkan MSDM sebagai kegiatan pendukung. Dengan demikian seberapa mungkin MSDM mampu menempati peran utamanya tentu kembali pada seberapa besar MSDM mampu memberikan nilai kontribusi terhadap pengembangan keunggulan kompetitif berkelanjutan. Tulisan ini mencoba menggali konsep yang terkait dengan optimalisasi fungsi SDM. Paparan diawali dengan formulasi integrasi perencanaan strategis dan fungsi SDM sebagai langkah awal strategi kompetitf, dilanjutkan dengan bagaimana memilih integrasi yang efektif dengan memperhatikan environmental fil, serta penjabaran strategi kompetitif dengan menggunakan pendekatan Portter dan upaya mempertahankan keunggulan kompetitif berkelanjutan melalui pengolahan SDM yang efektif. Tulisan ini ditutup dengan implikasi dan implementasi praktis strategi kompetitif, mampukah perusahaan menjabarkan dalam tataran praktis, prasyarat apa yang diperlukan dan bagaimana upaya mengatasi kendala yang muncul. Tulisan ini mendasarkan kerangka konsep, sebagaimana terjabar dalam tampilan-1, bahwa integrasi perencanaan strategis dan fungsi SDM akan menghasilkan strategi kompetitif yang terintegrasi sesuai dengan sesuai dengan kondisi masing-masing perusahaan. Strategi kompetitif yang dilandasi dengan pengelolaan karyawan secara tepat akan dapat mempertahankan keunggulan kompetitif. Bukan hanya keunggulan kompetitif sesaat tetapi mampu mempertahankan sebagai keunggulan kompetitif berlanjutan. Demikian seterusnya sehingga dihasilkan suatu penegasan pentingnya mengelola SDM secara efektif dalam bentuk praktik manajemen strategi.}, issn = {2580-1171}, pages = {58--66} doi = {10.14710/jbs.6.4.58-66}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jbs/article/view/14501} }
Refworks Citation Data :
Investasi dalam teknologi tampaknya hanya memberikan keunggulan yang terbatas. Pfeffer (1994) menyatakan bahwa mesin tidak melakukan apa-apa, yang sebenarnya adalah manusia. Konsekuensinya untuk membuat organisasi mempunyai daya kompetitif yang berkelanjutan (sustainable) dan sulit ditiru (immitability) adalah investasi dalam aspek SDM tidak dapat ditunda (Hani Handoko, 2000). Disadari bahwa ungkapan klise “manusia merupakan asset penting” ternyata masih kurang dihayati dibanyak organisasi. Mengapa demikian? Hal ini dapat disebabkan ketidakmengertian maknanya, atau orang yang ditugasi untuk mewujudkan kedalam tindakan tidak tahu bagaimana harus memulai. Bahkan mungkin implementasi dijalankan namun inersia-inersia budaya dan historis perusahaan membuat perubahan menjadi lambat.
Dalam praktik bisnis sering ditemukan isu-isu SDM masih cenderung diabaikan. Bahkan “competitive advantage” hanya dibahas dalam konteks perencanaan strategis yang meletakkan isu-isu SDM di latar belakang. Porter (11985) dalam pendekatan value chain masih meletakkan MSDM sebagai kegiatan pendukung. Dengan demikian seberapa mungkin MSDM mampu menempati peran utamanya tentu kembali pada seberapa besar MSDM mampu memberikan nilai kontribusi terhadap pengembangan keunggulan kompetitif berkelanjutan.
Tulisan ini mencoba menggali konsep yang terkait dengan optimalisasi fungsi SDM. Paparan diawali dengan formulasi integrasi perencanaan strategis dan fungsi SDM sebagai langkah awal strategi kompetitf, dilanjutkan dengan bagaimana memilih integrasi yang efektif dengan memperhatikan environmental fil, serta penjabaran strategi kompetitif dengan menggunakan pendekatan Portter dan upaya mempertahankan keunggulan kompetitif berkelanjutan melalui pengolahan SDM yang efektif. Tulisan ini ditutup dengan implikasi dan implementasi praktis strategi kompetitif, mampukah perusahaan menjabarkan dalam tataran praktis, prasyarat apa yang diperlukan dan bagaimana upaya mengatasi kendala yang muncul.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-12-04 13:39:11
View statistics This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.