Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{MKMI23448, author = {Yunita Arisanti}, title = {Kesiapan Perubahan Puskesmas Rawat Jalan menjadi Puskesmas Rawat Inap dan Potensi Kebijakan Diskresi di Puskesmas Sawangan II Kabupaten Magelang}, journal = {MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA}, volume = {19}, number = {2}, year = {2020}, keywords = {Kesiapan Perubahan; manfaat perubahan; lingkungan internal dan eksternal; street level bureaucracy}, abstract = { Latar belakang: Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019 menargetkan untuk menambah 9 puskesmas rawat inap baru sampai dengan tahun 2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor perubahan dari lingkungan internal dan eksternal organisasi Puskesmas Sawangan II dalam proses menjadi rawat inap, mengidentifikasi manfaat perubahan bagi individu dan organisasi, dan mengidentifikasi kesiapan puskesmas untuk berubah status menjadi rawat inap dari level individu dan organisasi. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk mengeksplorasi variabel yang berhubungan dengan masalah penelitian dan kerangka konsep dari puskesmas rawat jalan yang akan berubah status menjadi rawat inap. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini mengambil tempat di Puskesmas Sawangan II yang dalam tahap persiapan menuju status ”Rawat Inap” di Kabupaten Magelang, waktu penelitian dilaksanakan selama satu bulan di bulan Januari 2019. Subyek penelitian ini berasal dari lingkungan internal dan eksternal Puskesmas Sawangan II. Hasil : Faktor perubahan di lingkungan eksternal dan internal yang dapat menjadi Kelemahan dan ancaman yang paling vital dalam perubahan organisasi di Puskesmas Sawangan II yaitu jumlah SDM, pendapatan Puskesmas Sawangan II yang rendah, kebutuhan sarana dan prasarana yang masih minimalis, pengembangan kapasitas SDM yang kurang pelatihan karena anggaran BLUD yang terbatas, terhambatnya regulasi berupa peraturan bupati untuk pemenuhan SDM, Anggaran dari APBD Kabupaten Magelang yang terbatas untuk pemenuhan sarana, prasarana dan alat kesehatan puskesmas rawat inap. Individu di Puskesmas Sawangan II tidak dapat langsung menerima dan siap dengan perubahan, namun tidak dapat pula menentang adanya perubahan secara langsung karena menganggap perubahan tersebut adalah kewajiban sebagai ASN yang harus dilaksanakan dengan segala konsekuensinya. Simpulan : Kelemahan dan ancaman di lingkungan internal dan eksternal Puskesmas Sawangan II menyebabkan ketidaksiapan individu dan organisasi dalam menjalankan perubahan menjadi rawat inap. Kata Kunci : Kesiapan Perubahan (readiness to change ), manfaat perubahan, lingkungan internal dan eksternal, street level bureaucracy ABSTRACT Title : Readiness to Change Outpatient Health Center to Inpatient Health Center and Potential Discretion Policy at Sawangan II Health Center in Magelang District Background: Magelang District Regulation No. 7 of 2014 concerning the Medium-Term Development Plan of the Magelang Regency in 2014-2019 targets to add 9 new inpatient puskesmas up to 2019. The purpose of this study is to identify the factors of change in the internal and external environment of the Sawangan II Puskesmas organization in the process of becoming an inpatient, identify the benefits of change for individuals and organizations, and identify the readiness of the puskesmas to change status to inpatient from the individual and organizational level. Method: This research is a qualitative research with a case study approach to explore variables related to research problems and the conceptual framework of outpatient health centers that will change to inpatient status. This type of research is a case study descriptive study with a qualitative approach. This research takes place at the Sawangan II Health Center which is in the preparation stage towards the status of \"Inpatient\" in Magelang District, when the research was conducted for one month in January 2019. The research subjects were from the internal and external environment of the Sawangan II Health Center. Results: Factors of change in the external and internal environment that can be the most vital weaknesses and threats in organizational change in the Sawangan II Health Center, namely the number of human resources, low income Health Center Sawangan II, the need for facilities and infrastructure that is still minimal, the development of human resource capacity that lacks training because the BLUD budget is limited, regulations are hampered in the form of a regent regulation for the fulfillment of human resources, the budget from the Magelang Regency APBD is limited for the fulfillment of inpatient puskesmas facilities, infrastructure and medical equipment. Individuals in Sawangan II Health Center cannot directly accept and be ready for change, but cannot also directly oppose changes because they consider these changes as an obligation as ASN that must be implemented with all the consequences Conclusions: Weaknesses and threats in the internal and external environment of Sawangan II Health Center cause the unpreparedness of individuals and organizations in carrying out the change into hospitalization . Keywords : Readiness to change, the benefits of change, internal and external environment, street level bureaucracy }, issn = {2775-5614}, pages = {134--140} doi = {10.14710/mkmi.19.2.134-140}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkmi/article/view/23448} }
Refworks Citation Data :
Latar belakang: Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2014-2019 menargetkan untuk menambah 9 puskesmas rawat inap baru sampai dengan tahun 2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor perubahan dari lingkungan internal dan eksternal organisasi Puskesmas Sawangan II dalam proses menjadi rawat inap, mengidentifikasi manfaat perubahan bagi individu dan organisasi, dan mengidentifikasi kesiapan puskesmas untuk berubah status menjadi rawat inap dari level individu dan organisasi.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk mengeksplorasi variabel yang berhubungan dengan masalah penelitian dan kerangka konsep dari puskesmas rawat jalan yang akan berubah status menjadi rawat inap. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini mengambil tempat di Puskesmas Sawangan II yang dalam tahap persiapan menuju status ”Rawat Inap” di Kabupaten Magelang, waktu penelitian dilaksanakan selama satu bulan di bulan Januari 2019. Subyek penelitian ini berasal dari lingkungan internal dan eksternal Puskesmas Sawangan II.
Hasil : Faktor perubahan di lingkungan eksternal dan internal yang dapat menjadi Kelemahan dan ancaman yang paling vital dalam perubahan organisasi di Puskesmas Sawangan II yaitu jumlah SDM, pendapatan Puskesmas Sawangan II yang rendah, kebutuhan sarana dan prasarana yang masih minimalis, pengembangan kapasitas SDM yang kurang pelatihan karena anggaran BLUD yang terbatas, terhambatnya regulasi berupa peraturan bupati untuk pemenuhan SDM, Anggaran dari APBD Kabupaten Magelang yang terbatas untuk pemenuhan sarana, prasarana dan alat kesehatan puskesmas rawat inap. Individu di Puskesmas Sawangan II tidak dapat langsung menerima dan siap dengan perubahan, namun tidak dapat pula menentang adanya perubahan secara langsung karena menganggap perubahan tersebut adalah kewajiban sebagai ASN yang harus dilaksanakan dengan segala konsekuensinya.
Simpulan : Kelemahan dan ancaman di lingkungan internal dan eksternal Puskesmas Sawangan II menyebabkan ketidaksiapan individu dan organisasi dalam menjalankan perubahan menjadi rawat inap.
Kata Kunci : Kesiapan Perubahan (readiness to change), manfaat perubahan, lingkungan internal dan eksternal, street level bureaucracy
ABSTRACT
Title : Readiness to Change Outpatient Health Center to Inpatient Health Center and Potential Discretion Policy at Sawangan II Health Center in Magelang District
Background: Magelang District Regulation No. 7 of 2014 concerning the Medium-Term Development Plan of the Magelang Regency in 2014-2019 targets to add 9 new inpatient puskesmas up to 2019. The purpose of this study is to identify the factors of change in the internal and external environment of the Sawangan II Puskesmas organization in the process of becoming an inpatient, identify the benefits of change for individuals and organizations, and identify the readiness of the puskesmas to change status to inpatient from the individual and organizational level.
Method: This research is a qualitative research with a case study approach to explore variables related to research problems and the conceptual framework of outpatient health centers that will change to inpatient status. This type of research is a case study descriptive study with a qualitative approach. This research takes place at the Sawangan II Health Center which is in the preparation stage towards the status of "Inpatient" in Magelang District, when the research was conducted for one month in January 2019. The research subjects were from the internal and external environment of the Sawangan II Health Center.
Results: Factors of change in the external and internal environment that can be the most vital weaknesses and threats in organizational change in the Sawangan II Health Center, namely the number of human resources, low income Health Center Sawangan II, the need for facilities and infrastructure that is still minimal, the development of human resource capacity that lacks training because the BLUD budget is limited, regulations are hampered in the form of a regent regulation for the fulfillment of human resources, the budget from the Magelang Regency APBD is limited for the fulfillment of inpatient puskesmas facilities, infrastructure and medical equipment. Individuals in Sawangan II Health Center cannot directly accept and be ready for change, but cannot also directly oppose changes because they consider these changes as an obligation as ASN that must be implemented with all the consequences
Conclusions: Weaknesses and threats in the internal and external environment of Sawangan II Health Center cause the unpreparedness of individuals and organizations in carrying out the change into hospitalization.
Keywords: Readiness to change, the benefits of change, internal and external environment, street level bureaucracy
Article Metrics:
Last update:
Analisis Kesiapan Perubahan Organisasi Balai Kesehatan Masyarakat (Balkesmas) di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
Last update: 2024-11-22 04:28:30