skip to main content

Analisis Faktor Risiko dan Pemetaan Kasus Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Baturraden I Kabupaten Banyumas

Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman, Indonesia

Received: 1 Apr 2024; Revised: 12 May 2024; Accepted: 29 Jun 2024; Available online: 1 Sep 2024; Published: 31 May 2025.
Editor(s): Suci Amalia, S.Gz., M.Gz
Open Access Copyright (c) 2024 MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Citation Format:
Abstract

Latar belakang: Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang paru maupun organ lainnya. Terdapat kenaikan kasus tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Baturraden I dengan jumlah kasus tertinggi berada di Desa Kutasari sebanyak 21 kasus dan Desa Kebumen sebanyak 13 kasus. Analisis faktor risiko dan spasial dapat memberi informasi mengenai faktor risiko yang paling berpengaruh serta pola sebaran kasus.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif observasional analitik dengan desain kasus kontrol. Populasi kasus adalah seluruh penderita tuberkulosis paru di Desa Kutasari dan Desa Kebumen pada tahun 2023 dan populasi kontrol adalah seluruh masyarakat yang tidak menderita tuberkulosis paru di Desa Kutasari dan Desa Kebumen pada tahun 2023. Sampel pada penelitian ini sebanyak 34 sampel kasus dengan total sampling dan 68 sampel kontrol dengan purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara, pengukuran lingkungan fisik kamar tidur, dan pengambilan titik koordinat rumah penderita. Analisis data menggunakan analisis multivariat dan analisis spasial.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap kejadian tuberkulosis paru yaitu usia <15 tahun (p-value=0,020, OR=22,740) dan perilaku merokok aktif (p-value=0,010, OR=118,774). Pola sebaran kasus tuberkulosis paru berdistribusi berkelompok yaitu terdapat 1 cluster primer dan 1 cluster sekunder.
Simpulan: Seseorang yang memiliki perilaku merokok aktif dan berusia <15 tahun meningkatkan risiko kejadian tuberkulosis paru serta sebaran kasus berdistribusi berkelompok.

Kata kunci: Tuberkulosis Paru; Faktor Risiko; Spasial

 

ABSTRACT
Title: Analysis of Risk Factors and Mapping of Pulmonary Tuberculosis Cases in The Working Area of Baturraden I Community Health Centre Banyumas Regency

Background: Tuberculosis is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis which can infect lungs and other organs. There is an increase tuberculosis cases in the Baturraden I Community Health Center Working Area with the highest number of cases being in Kutasari Village with 21 cases and Kebumen Village with 13 cases. Risk factor and spatial analysis can provide information about the most influential risk factors and distribution patterns of cases.
Method: This research is an analytic observational quantitative research with a case-control design. The case population is all people suffering from pulmonary tuberculosis in Kutasari Village and Kebumen Village in 2023 and the control population is all people who do not suffer from pulmonary tuberculosis in Kutasari Village and Kebumen Village in 2023. The sample in this study was 34 case samples with a total sampling and 68 control sample with purposive sampling. Data collection was carried out by interviewing, measuring the physical environment of the bedroom, and taking the coordinates of the sufferer's house. Data analysis using multivariate analysis and spatial analysis.
Result: The results of the study show that the factors that influence the incidence of pulmonary tuberculosis are age <15 years (p-value=0,020, OR=22,740) and active smoking behavior (p-value=0,010, OR=118,774). The distribution pattern of pulmonary tuberculosis cases is distributed in groups, there are 1 primary cluster and 1 secondary cluster.
Conclusion: People with active smoking behavior and aged <15 years increase the risk of pulmonary tuberculosis and the distribution of cases is distributed in groups.

Keywords: Pulmonary Tuberculosis; Risk Factor; Spatial

Fulltext View|Download
Keywords: Tuberkulosis Paru; Faktor Risiko; Spasial

Article Metrics:

  1. Peraturan Pemerintah RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016 Tentang Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta; 2016
  2. WHO. Global Tuberculosis Report 2022 [Internet]. Geneva: World Health Organization; 2022. Available from: http://apps.who.int/bookorders
  3. Kementerian Kesehatan RI. Deteksi TBC Capai Rekor Tertinggi di Tahun 2022 [Internet]. 2023 [cited 2023 Sep 4]. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230331/3942688/deteksi-tbc-capai-rekor-tertinggi-di-tahun-2022/
  4. Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Jumlah Kasus Penyakit Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Penyakit di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021. Badan Pusat Statistik Jawa Tengah. 2021
  5. Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas Tahun 2021. Banyumas: Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas; 2022. 1–73 p
  6. Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas Tahun 2022. Banyumas: Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas; 2023. 1–90 p
  7. Fransiska M, Hartati E. Faktor Resiko Kejadian Tuberculosis. Jurnal Kesehatan [Internet]. 2019;10(3):252–60. Available from: http://ejurnal.stikesprimanusantara.ac.id/
  8. Sari E, Elina. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Pangeran Kecamatan Pemulutan Barat Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019. Jurnal Kesehatan Bina Husada. 2021;13(2):55–61
  9. Jafri Y, Sesrinayenti. Status Imunisasi BCG dengan Kejadian Tuberkulosis Paru pada Anak Usia Balita. Prosiding Seminar Kesehatan Perintis . 2018;1(2):54–60
  10. Wulanda AF, Delilah S. Efektivitas Imunisasi BCG terhadap Kejadian Tuberkulosis Anak di Kabupaten Bangka. Jurnal Kesehatan Poltekkes Kemenkes RI Pangkal Pinang. 2021;9(1):37–41
  11. Kemenkes RI. Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022. Jakarta: Kemenkes RI; 2023
  12. Kemenkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/1928/2022 Tentang Pedomen Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Stunting. Jakarta: Kemenkes RI; 2022
  13. Shimeles E, Enquselassie F, Aseffa A, Tilahun M, Mekonen A, Wondimagegn G, et al. Risk factors for tuberculosis: A case–control study in Addis Ababa, Ethiopia. PLoS One. 2019 Apr 1;14(4)
  14. Sunarmi, Kurniawaty. Hubungan Karakteristik Pasien TB Paru dengan Kejadian Tuberkulosis. Jurnal ‘Aisyiyah Medika. 2022;7(2):182–7
  15. Agustian MD, Masria S, Ismawati. Hubungan Usia, Jenis Kelamin, dan Tingkat Pendidikan dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Cibadak Kabupaten Sukabumi. Bandung Conference Series: Medical Science. 2022;2(1):1120–5
  16. Riyanto A. Hubungan Kontak Erat dan Kapasitas Rumah dengan Terjadinya Tuberkulosis Paru di Cimahi Selatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat . 2021;9(2):86–92
  17. Nisak Z, Santik YDP. Kejadian Tuberkulosis: Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas. Indonesian Journal of Public Health and Nutrition. 2021;1(3):783–92
  18. Silalahi MI, Banjarnahor SP. Faktor Lingkungan Fisik Rumah yang Berhubungan dengan Kejadian TB Paru di Kelurahan Belawan Sicanang Medan. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2022;6(3):2250–6
  19. Kakuhes H, Sekeon SAS, Ratag BT. Hubungan antara Merokok dan Kepadatan Hunian dengan Status Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado. Jurnal KESMAS. 2020;9(1):96–105
  20. Septidwina M, Rawalillah H, Rosalina S, Murni NS. Analisis Kondisi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Betung Kabupaten OKU Timur Tahun 2022. Jurnal Kesehatan Mahardika. 2022;9(2):52–8
  21. Tatangindatu MA, Umboh MJ. Faktor Lingkungan Fisik Rumah dan Kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Pesisir. Jurnal Ilmiah Sesebanu. 2021;5(1):31–5
  22. Sahadewa S, Eufemia, Edwin, Luh N, Shita. Hubungan Tingkat Pencahayaan, Kelembaban Udara, dan Ventilasi udara dengan Faktor Risiko Kejadian TB Paru BTA Positif di Desa Jatikalang Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma. 2019;8(2):118–30
  23. Kristini TD, Hamidah R. Potensi Penularan Tuberculosis Paru pada Anggota Keluarga Penderita. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia. 2020;15(1):24–8
  24. Purnamaningsih I, Martini, Adi MS, Saraswati LD. Hubungan Status Riwayat Kontak BTA+ terhadap Kejadian TB (Studi di Balai Kesehatan Masyarakat Wilayah Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2018;6(1):273–9

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2025-06-02 20:46:42

No citation recorded.