Efek Pemberian Ekstrak Eurycoma Longifolia dan Pimpinella Alpina pada Spermatogenesis Tikus Spraque Dawly
Abstract
The effect of eurycoma longifolia and pimpinella alpina on spermatogenesis in male Spraque Dawly
Background: Alternative medicine used to overcome infertility among others is using traditional herbs. Crops which often used are pasak bumi (Eurycoma longifolia) and purwaceng (Pimpinella alpina). Several studies reported that pasak bumi and purwaceng could improve testosterone, luteinizing hormone and follicle stimulating hormone level in animal. The aim of the study was to analyze whether the extract of Eurycoma longifolia and Pimpinella alpina had effect on motility and spermatogenesis in white male Spraque Dawly mouse.
Material and Method: Thirty white male mice, aged 40 days, with mean body weight of 200 grams were divided into 10 groups randomly. Each mouse was placed into individual cage and was given 25 mg Pimpinella alpina, 25 mg Eurycoma longifolia Jack and plain water in control group. Food was given ad libitum. All the treatment was given every morning for 53 days successively then the testis and epididymis were taken for analysis.
Result: Administration of Eurycoma longifolia and Pimpinella alpina increased the number and motility of sperms as well as the spermatogenesis. However, there was no difference between the effect of Eurycoma longifolia and Pimpinella alpine.
Conclusion: Extract of Eurycoma longifolia and Pimpinella alpina can improve spermatogenesis.
ABSTRAK
Latar belakang: Pengobatan alternatif untuk mengatasi infertilitas antara lain adalah dengan menggunakan pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) dan purwaceng (Pimpinella alpina). Pada beberapa penelitian keduanya terbukti meningkatkan kadar hormon testosteron, luteinizing hormone dan follicle stimulating hormone. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari apakah pemberian ekstrak pasak bumi dan purwaceng berpengaruh terhadap peningkatan derajat spermatogenesis serta jumlah dan motilitas sperma pada tikus putih jantan Spraque Dawly.
Metode: Tiga puluh ekor tikus putih jantan, umur 40 hari dengan berat badan rata-rata 200 gram dibagi menjadi 10 kelompok secara acak. Tiap-tiap kelompok terdiri dari 3 ekor tikus. Setiap tikus ditempatkan dalam kandang individual. Makanan yang diberikan secara ad libitum. Masing-masing kelompok diberi perlakuan ekstrak akar pasak bumi sebanyak 25 mg, purwaceng sebanyak 25 mg dan akuades sebagai kontrol. Semua perlakuan tersebut diberikan tiap pagi selama 53 hari berturut-turut, kemudian diperiksa testis untuk derajat spermatogenesisnya dan epididimisnya. Untuk pemeriksaan jumlah dan motilitasnya
Hasil: Pemberian ekstrak pasak bumi maupun purwaceng meningkatkan jumlah, motilitas spermatozoa serta derajat spermato-genesis tikus bila dibandingkan dengan kontrol (p<0,01). Efek pemberian pasak bumi tidak berbeda dengan pemberian purwaceng (p>0,01).
Simpulan: Ekstrak Eurycoma longifolia dan Pimpinella alpine meningkatkan derajat spermatogenesis.
Keywords
Full Text:
PDFVisitor Stat :
Media Medika Indonesiana Statistics