skip to main content

PEMETAAN KUALITAS TIPE BATU BATA BERDASARKAN KOMPOSISI DAN BAHAN PEMBAKAR DI KABUPATEN BANTUL

*Fadhilah Siti Anisah Haryono  -  Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, Indonesia
Yulianto Purwono Prihatmaji orcid scopus  -  Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Batu bata adalah salah satu material yang telah banyak digunakan dalam pembangunan sekarang ini. Meski begitu, hal ini tentunya juga bergantung pada kualitas batu bata tersebut, yang ditentukan berdasarkan komposisi dan bahan pembakarnya. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini akan memetakan kualitas batu bata berdasarkan komposisi dan bahan pembakar di Bantul yang tanah dari Bantul dan Klaten, guna mempedalam pengetahuan material batu bata di Bantul serta pengujiannya, agar mempermudah dalam memilih batu bata yang berkualitas. Metode penelitian dilakukan dengan observasi langsung di lima kecamatan Bantul guna mengambil data dan sampel. Kemudian sampel dikelompokkan menjadi beberapa tipe dan dilakukan pengujian terhadap sampel berdasarkan standar. Pengelompokkan tersebut menghasilkan tujuh tipe batu bata berdasarkan komposisi dan bahan pembakar, dan didapatkan bahwa, batu bata terbaik adalah tipe 7 yang memiliki komposisi tanah, lempung, abu dan dibakar menggunakan sekam, kayu. Sedangkan pemetaan menunjukkan bahwa, batu bata yang baik kebanyakan berada di sisi timur peta
Fulltext View|Download
Keywords: bahan pembakar; komposisi; kualitas; pemetaan batu bata

Article Metrics:

  1. Amin, M. (2014). Inovasi Material pada Pembuatan Bata Merah Tanpa Dibakar untuk Kemakmuran Industri Kerakyatan. Inovasi dan Pembangunan-Jurnal Kelitbangan, 02(03), 13-31
  2. Amir, M. Y., & Basry, W. (2019). Pemanfaatan Kotoran Ternak Sapi dan Abu Sekam Padi sebagai Pengganti Sebagaian Tanah Liat untuk Meningkatkan Kualitas Batu Bata. Siimo Engineering. 3(1), 17-22. ISSN: 2581-1568
  3. Bapedal. (2008). Tabel Penambangan Batu Bata. Yogyakarta: Bapedal Kabupaten Bantul
  4. Direktorat Jenderal Cipta Karya. (1964). Bata Merah sebagai Bahan Bangunan NI-10. Bandung: Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan
  5. Gencel, O., Erdugmus, E., Sutcu, M., & Hulusi Oren, O. (2020). Effects of concrete waste on characteristics of structural fired clay bricks. Construction and Building Materials, 255, 1-12. DOI: https://doi.org/10.1016/j.conbuildmat.2020.119362
  6. Handayani, S. (2010). Kualitas Batu Bata merah dengan Penambahan Serbuk Gergaji. Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan. 12(1), 41-50
  7. Kirkelund, G. M., Skevi, L., & Ottosen, L. M. (2020). Electrodialytically treated MSWI fly ash use in clay bricks. Construction and Building Materials, 254, 1-11. DOI: https://doi.org/10.1016/j.conbuildmat.2020.119286
  8. Maidiawati, Sanada, Y., Konishi, D., & Tanjung, J. (2011). Seismic Performance of Nonstructural Brick Walls Used in Indonesian R/C Buildings. Journal of Asian Architecture and Building Engineering, 10(1), 203-210. DOI: 10.3130/jaabe.10.203
  9. Purwaningsih, S. (2006). Semen Putih Tiga Roda (White Cement). Warta Semen dan Beton Indonesia. 4(2), 24-27. ISSN: 1693-6655
  10. Rahmawati, A., & Saputro, I. N. (2015). Penambahan Abu Jerami dan Abu Sekam Padi pada Campuran Batu Bata untuk Meningkatkan Kualitas dan Efisiensi Produksi Batu Bata Industri Tradisional. Eco Rekayasa. 11(1), 16-22
  11. Syahland, S. J. (2016). Pengaruh Proses Pembuatan Batu Bata Merah asal Lampung terhadap Karakteristik Batu Bata yang dihasilkan. Inovasi dan Pembangunan - Jurnal Kelitbangan. 04 (1), 72-82
  12. Virdi, S. S. (2012). Construction Science and Materials. UK: Wiley-Blackwell
  13. Wibowo, Y. A., & Santosa, T. S. (2017). Studi Pemetaan Industri Batu Bata di Kabupaten Bantul. Jurnal Riset Daerah. XVI (3), 2835-2858

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-11-22 02:46:38

No citation recorded.