skip to main content

KONSEP ARSITEKTUR BERKELANJUTAN PADA TATA RUANG KOTA (study kasus : peralihan fungsi lahan hijau menjadi perumahan)


Citation Format:
Abstract

Semarang yang merupakan ibukota Jawa Tengah menjadi kota yang memiliki tingkat kepadatan cukup tinggi. Kepadatan ini berimbas pada tata ruang kota, yaitu perubahan tata ruang kota. Tata Ruang kota semarang telah ditetapkan dalam Rancangan Tata Ruang dan Wilayah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi guideline dalam rangka rencana pengembangan perumahan di kota Semarang, memberikan sumbangan pemikiran-pemikiran untuk mempertegas kebijakan pemerintah akan Tata ruang kota Semarang dalam hal ini pengembangan perumahan khususnya sehingga sesuai konsep Arsitektur berkelanjutan.

Meningkatkan pemahaman akan pengertian tata ruang kota, perumahan, lingkungan dan Arsitektur Berkelanjutan sehingga tercipta sebuah kota dengan tata ruang yang baik dan sesuai Arsitektur berkelanjutan.

Ruang terbuka hijau yang terdapat di Kota Semarang terus berkurang. Hal ini mengindikasikan adanya alih fungsi lahan yang tidak berwawasan lingkungan sehingga berpotensi menimbulkan bencana alam. Lahan terbuka hijau yang berfungsi sebagai pencegah banjir, erosi, dan pembersih udara justru ketika berubah fungsi akan menghasilkan bencana.

Perkembangan perumahan yang terus dilakukan saat ini beralih kekawasan pinggiran kota Semarang, Perumahan banyak dibangun dikawasan yang memiliki hawa sejuk seperti Mijen, Pudak payung, Meteseh, Ungaran. Pada wilayah tersebut dulunya sebagai aera hijau yang dipertahankan untuk mencegah bencana alam, namun saat ini telah berkembang menjadi perumahan dikawasan pinggir kota yang sangat diminati masyarakat.

Fulltext View|Download

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-12-12 12:30:24

No citation recorded.