skip to main content

Kajian Perubahan Penggunaan Lahan dan Struktur Ruang Kota Bima

*Bambang Setiawan  -  BAPPEDA Kota Bima, Indonesia
Iwan Rudiarto  -  Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Perkembangan suatu kota terjadi sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk, aktivitas sosial, ekonomi, budaya serta adanya interaksi dengan kota lain di daerah sekitar. Suatu kota dengan segala aktivitas yang ada di dalamnya akan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Seperti kota-kota lain, Kota Bima juga mengalami perkembangan sehingga mengakibatkan munculnya permasalahan perubahan penggunaan lahan dan struktur ruangnya. Berangkat dari permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perubahan penggunaan lahan dan struktur ruang Kota Bima pada periode waktu tahun 1999-2014 dengan harapan dapat memberikan informasi mengenai dinamika perkembangan Kota Bima. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik analisis dan pengolahan data diawali dengan interpretasi citra pleiades pada tahun 2014, overlay dengan bantuan perangkat lunak ArcGIS 10.2 dan analisis input-output terhadap perubahan penggunaan lahan tahun 1999-2014. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan lahan terbesar berturut-turut di Kota Bima adalah pertanian lahan kering (76,04%), hutan (11,43%), sawah (6,24%), permukiman (4,62), tambak (0,40%), perdagangan dan jasa (0,29%), pemerintahan (0,23%), pendidikan (0,30%), pelabuhan (0,02%) dan terminal (0,01%). Secara umum kecenderungan perubahan penggunaan lahan yang lebih dominan adalah perubahan penggunaan lahan sawah dan pertanian lahan kering menjadi permukiman yakni masing-masing sebesar 184,30 Ha dan 171,93 Ha. Pola persebaran permukiman cenderung konsentris liniear di wilayah bagian barat sedangkan di wilayah bagian timur cenderung terpencar-pencar dan memanjang mengikuti jalan sesuai dengan lokasi pertanian. Struktur ruang Kota Bima belum menunjukan perubahan yang terlalu signifikan yaitu masih berbentuk monocentric city dan termasuk kategori model multi nodal dimana terdiri dari satu pusat dan beberapa sub pusat dan pusat lingkungan yang saling terhubung satu sama lain.
Fulltext View|Download
Keywords: perubahan penggunaan lahan; struktur ruang; kota bima
Funding: jpwk

Article Metrics:

Last update:

  1. Transformasi Wilayah Kabupaten Demak Sebagai Kawasan Pinggiran di dalam Proses Metropolitanisasi Semarang

    Siti Nur Alifya, Fadjar Hari Mardiansjah. Jurnal Wilayah dan Lingkungan, 9 (2), 2021. doi: 10.14710/jwl.9.2.109-126
  2. Land Use Changes in Karama Village as The Impact of Community Economic Activities

    Nur Adyla Suriadi, Nurgadima Djalaluddin, Muhammad Aswad. EMARA: Indonesian Journal of Architecture, 5 (2), 2020. doi: 10.29080/eija.v5i2.681
  3. Analysis of changes in land use change on population density in Wonogiri Sub-District, Wonogiri District in 2013 and 2019

    Tirta Aji Bramantyo, Annisa Trisnia Sasmi. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 1314 (1), 2024. doi: 10.1088/1755-1315/1314/1/012073
  4. Sustainability indicator for resilient city amid the COVID-19 Pandemic in Lowokwaru District, Malang City, Indonesia

    S Hariyani, F Shoimah. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 916 (1), 2021. doi: 10.1088/1755-1315/916/1/012021

Last update: 2024-12-23 16:19:52

  1. Factors that effect to land use change in Pandaan District

    Prayitno G.. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 127 (1), 2018. doi: 10.1088/1755-1315/202/1/012006