skip to main content

Analisis Neraca Air pada Daerah Aliran Sungai Warsamson dalam Mendukung Ketahanan Sumber Daya Air di Wilayah Kota Baru Sorong

*Arif Darmawan Pribadi  -  Direktorat Sistem dan Strategi PSDA Ditjen SDA Kementerian PUPR, Indonesia
Bayu Kusumajati  -  Balai Wilayah Sungai Papua Barat Ditjen SDA Kementerian PUPR, Indonesia
Anna Amalia Misdanik  -  Balai Wilayah Sungai Bali-Penida Ditjen SDA Kementerian PUPR, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Pengembangan Kota Baru Sorong dilakukan untuk mempercepat pembangunan wilayah di Provinsi Papua Barat, dengan kawasan perencanaan seluas 19.515,34 Ha. Pada deliniasi Kota Baru Sorong terdapat rencana pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan kegiatan utama industri smelter pengolahan nikel, pengolahan kelapa sawit, serta pergudangan logistik. Pemenuhan kebutuhan air baku dalam mendukung Kota Baru Sorong dan KEK Sorong masih terbatas, sehingga perlu dilakukan kajian terhadap DAS Warsamson sebagai catchment area di Kota Baru Sorong dan KEK Sorong untuk memenuhi kebutuhan air baku perkotaan dan untuk proses produksi smelter yang mencapai ± 425 ltr/dtk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan dan kebutuhan air yang disajikan dalam grafik neraca air sebagai tahapan dalam mengidentifikasi kebutuhan infrastruktur dalam mendukung pengembangan Kota Baru Sorong dan pemenuhan KEK Sorong. Metode yang digunakan yaitu model NRECA (National Rural Electric Cooperative Association) dengan membangkitkan data debit dari data curah hujan di sekitar DAS Warsamson. Analisis kebutuhan air berdasarkan kebutuhan rumah tangga, perkotaan dan industri dihitung sesuai Kriteria Perencanaan Kebutuhan Air Bersih, Ditjen Cipta Karya, Dep. PU, 2000. Hasil analisis menunjukkan total kebutuhan air baku untuk mendukung KEK dan Kota Baru Sorong hingga 2040 sebesar 1285 ltr/dtk (dibulatkan) dengan perincian, kebutuhan Kota Baru sebesar 859,618 ltr/dtk, kebutuhan KEK sebesar 425 ltr/dtk, tahap 2021-2025 dibutuhkan ± 278 ltr/dtk. Pengembangan kapasitas hingga 425 ltr/dtk diharapkan selesai pada tahap 2026-2030 untuk mendukung hilirisasi nikel menjadi stainless steel. Jika dibandingkan prakiraan kebutuhan air baku hingga 2040, perlu dilakukan peningkatan kapasitas bangunan pengambilan dengan alternatif sumber dari Sungai Warsamson, Sungai Karabra dan Bendung Mariat. 

Fulltext View|Download
Keywords: Air Baku, Kota Baru Sorong, Neraca Air

Article Metrics:

  1. Amalia, Rizki T., Alexander Tunggul Sutan Haji, Bambang Suharto.2015. Optimasi Alokasi Penggunaan Air Berdasarkan Ketersediaan Air dan Biaya Operasional (Studi Kasus Kota Batu). Diakses tanggal 3 Maret 2021. https://jsal.ub.ac.id/index.php/jsal/article/view/215/158
  2. Gunawan, Randi. (2008). Analisis Sumberdaya Air Daerah Aliran Sungai Bah Bolon Sebagai Sarana Pendukung Pengembangan Wilayah Di Kabupaten Simalungun Dan Asahan. Wahana Hijau Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Vol. 2 No. 1 Agustus 2008
  3. Indrawati, et al. 2017. Aplikasi Metode Simpleks pada Produksi Padi di Kabupaten Ogan Ilir serta Analisis Kelayakan Produksi secara Sensitivitas. 15(2A):50
  4. Inventarisasi Infrastruktur Air Baku di Papua Barat (2018). Balai Wilayah Sungai Papua Barat
  5. Inventarisasi Sungai dan Prasarana Sungai di WS Kamundan Sebyar (2015). Balai Wilayah Sungai Papua Barat
  6. Kabupaten Sorong dalam Angka Tahun 2020 (2021). Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sorong
  7. Kadarsah (2007). Tiga Pola Curah Hujan Indonesia. Diakses 10 Maret 2021 dari https://kadarsah.wordpress.com/2007/06/29/tiga-daerah-iklim-indonesia/
  8. Kerta Arsana, IG. 2019. Rencana Pemenuhan Air Baku pada Sistem Penyediaan Air Minum Kota Denpasar. Universitas Udayana
  9. Kota Baru Sorong Strategi Impementasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR dan Non PUPR. (2019) Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
  10. Kota Sorong dalam Angka Tahun 2020 (2021). Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sorong
  11. Kriteria Perencanaan Air Bersih. (2006). Direktorat Jenderal Cipta Karya
  12. Penyusunana Rencana Rinci Tata Ruang (RRTR) di Sekitar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sorong. (2019). Kementerian Agraria dan Tata Ruang Direktorat Jenderal Tata Ruang Direktorat Penataan Kawasan
  13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Pedoman Pembinaan Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (2012). Kementerian Pekerjaan Umum
  14. Pola Pengelolaan Wilayah Sungai Kamundan Sebyar. (2021). Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
  15. Rencana Alokasi Air Wilayah Sungai Kamundan Sebyar. (2020). Balai Wilayah Sungai Papua Barat
  16. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sorong Tahun 2019-2024 (2020). Bappeda Kabupaten Sorong
  17. Standar Nasional Indonesia 19-6728.1-2002 (2022). Badan Standarisasi Nasional
  18. Solichin, M., et al. 2014. Analisis Satuan Kemampuan Lahan Ketersediaan Air Tanah di Kabupaten Pasuruan. Diakses tanggal 14 Juli 2015. http://pengairan.ub.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/Analisis-Satuan-Kemampuan-Lahan-Ketersediaan-Air-Tanah-Di-Kabupaten- suruan-Idelia-Ditta-Jannati-0910640047.pdf
  19. Studi Potensi Bendungan di Papua Barat. (2019). Balai Wilayah Sungai Papua Barat
  20. Subrata, dkk (2020). Analisis Ketersediaan Air Menggunakan Model Rain Run NRECA dan Tangki di DAS Babak. Jurnal Teknik Pengairan, Universitas Mataram
  21. Triatmadja, R., 2007, Dasar-Dasar Perencanaan Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan. Beta Offset. Yogyakarta

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-11-20 23:12:25

No citation recorded.