skip to main content

Faktor-Faktor Pengaruh pada Percepatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di Indonesia

*Deni Santo  -  Kementerian ATR/BPN, Indonesia
Noer Azam Achsani  -  Institut Pertanian Bogor, Indonesia
Ernan Rustiadi  -  Institut Pertanian Bogor, Indonesia
Agus Buono  -  Institut Pertanian Bogor, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) merupakan salah satu dokumen digunakan dalam menyelenggarakan penataan ruang dan alat pengendali pemanfaatan ruang di Indonesia, serta dokumen yang digunakan dalam acuan perizinan pembangunan dan berusaha. Penelitian yang dilakukan oleh World Economic Forum pada 2020 menunjukkan bahwa inefisiensi birokrasi berupa minimnya ketersediaan RDTR di kabupaten/kota menjadi salah satu penghambat percepatan proses perizinan berusaha dan berinvestasi melalui sistem Online Single Submission. Berbagai intervensi kebijakan dan pelaksanakan program sudah dilakukan untuk mengatasi hambatan pencapaian kinerja realisasi RDTR, namun sampai 8 Januari 2024, progres RDTR hanya mencapai 399 RDTR Kabupaten/Kota atau sekitar 19,59% dari target Rencana Strategis Kementerian ATR/BPN sebanyak 2036 lokasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor yang berpengaruh dan besaran pengaruhnya terhadap percepatan penyusunan RDTR. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner   Analytic Hierarchy Process (AHP) kepada 80 target responden. Survei yang dilakukan pada medio 2023 terhadap 4 (empat) kelompok Ahli melalui metode Analytic Hierarchy Process, telah memberikan gambaran faktor pengaruh dan besaran pengaruhnya terhadap kebijakan tersebut. Hasil penelitian menujukkan bahwa prioritas faktor yang dapat mendukung kebijakan percepatan penyusunan RDTR adalah: 1) Komitmen pemerintah daerah; 2) Ketersediaan data; 3) Aspek manajerial; 4) Aspek kebijakan; serta 5) Aspek dukungan TIK. Selain itu, subfaktor paling utama yang dapat mempercepat penyusunan RDTR dengan bobot sebesar 11,4% adalah komitmen pemerintah daerah dalam penetapan Peraturan Kepala Daerah (Perkada) RDTR. Hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Daerah dalam merumuskan Readiness Criteria Index (RCI) penyusunan RDTR sekaligus mengidentifikasi hambatan dan tantangan yang dihadapi.
Fulltext View|Download
Keywords: RDTR, Percepatan, Analytic Hierarchy Process (AHP), Readiness Criteria Index (RCI)

Article Metrics:

  1. Alidi, A. S. (1996). Use of the analytic hierarchy process to measure the initial viability of industrial projects. International Journal of Project Management, 14(4), 205–208. https://doi.org/10.1016/0263-7863(95)00076-3
  2. Asri, A., Mirsa, R., & Saputra, E. (2023). Evaluasi Pembangunan Kabupaten Pidie berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) [Studi Kasus Kecamatan Pidie]. Jurnal Rekayasa Teknik Dan Teknologi, 7(2), 91–96. https://doi.org/10.51179/rkt.v7i2.2118
  3. Bagheri, M., Zaiton Ibrahim, Z., Mansor, S., Abd Manaf, L., Akhir, M. F., Talaat, W. I. A. W., & Beiranvand Pour, A. (2021). Application of Multi-Criteria Decision-Making Model and Expert Choice Software for Coastal City Vulnerability Evaluation. Urban Science, 5(4). https://doi.org/10.3390/urbansci5040084
  4. Deluka-Tibljaš, A., Karleuša, B., Šurdonja, S., & Dragičević, N. (2014). Use of AHP Multi-Criteria Method for Transportation Infrastructure Planning. In an international scientific conference. www.fce.vutbr.cz/ekr/PBE
  5. Direktorat Jenderal Tata Ruang. (2021). Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tata Ruang 2020-2024
  6. Direktorat Jenderal Tata Ruang. (2022). Laporan Evaluasi Paruh Waktu Renstra 2020-2024
  7. Direktorat Jenderal Tata Ruang. (2023a). Kajian Rekomendasi dan Rencana Aksi: Percepatan Penyediaan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
  8. Direktorat Jenderal Tata Ruang. (2023b). Program Magang Internship in Spatial Planning for Regional and National Growth, Inspirasi dan Kolaborasi untuk Membangun Negeri
  9. Erkan, T. E., & Elsharida, W. M. (2020). Combining AHP and ROC with GIS for airport site selection: A case study in Libya. ISPRS International Journal of Geo-Information, 9(5). https://doi.org/10.3390/ijgi9050312
  10. Forman, E. H., & Selly, M. A. (2001). DECISION BY OBJECTIVES: HOW TO CONVINCE OTHERS THAT YOU ARE RIGHT. World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd
  11. Holden, M. (2008). The tough minded and the tender minded: A pragmatic turn for sustainable development planning and policy. Planning Theory and Practice, 9(4), 475–496. https://doi.org/10.1080/14649350802481371
  12. Ishizaka, A., & Labib, A. (2009). Analytic Hierarchy Process and Expert Choice: Benefits and limitations. OR Insight, 22(4), 201–220. https://doi.org/10.1057/ori.2009.10
  13. Jiang, L., Chen, H., & Chen, Z. (2022). City readiness for connected and autonomous vehicles: A multi-stakeholder and multi-criteria analysis through analytic hierarchy process. Transport Policy, 128, 13–24. https://doi.org/10.1016/j.tranpol.2022.09.012
  14. Kim, J. H., King, B. E. M., & Kim, S. (2022). Developing a slow city tourism evaluation index: a Delphi-AHP review of Cittaslow requirements. Journal of Sustainable Tourism, 30(4), 846–874. https://doi.org/10.1080/09669582.2021.1897130
  15. KPPOD. (2016). Reformasi Kemudahan Berusaha: Evaluasi Pelaksanaan Paket Kebijakan Ekonomi di Daerah. https://www.kppod.org/backend/files/laporan_penelitian/eodb-reformasi-kemudahan-berusaha.pdf
  16. Lanya, I., & Subadiyasa, N. N. (2012). PENATAAN RUANG DAN PERMASALAHANNYA DI PROVINSI BALI. JURNAL KAJIAN BALI, 02(01), 163–184. https://ojs.unud.ac.id/index.php/kajianbali/article/download/15649/10441
  17. Ma, Y., Zheng, M., Zheng, X., Huang, Y., Xu, F., Wang, X., Liu, J., Lv, Y., & Liu, W. (2023). Land Use Efficiency Assessment under Sustainable Development Goals: A Systematic Review. Land, 12(4). https://doi.org/10.3390/land12040894
  18. Neofytou, H., Nikas, A., & Doukas, H. (2020). Sustainable energy transition readiness: A multicriteria assessment index. Renewable and Sustainable Energy Reviews, 131. https://doi.org/10.1016/j.rser.2020.109988
  19. Norton, R. K. (2005). Local commitment to state-mandated planning in coastal North Carolina. Journal of Planning Education and Research, 25(2), 149–171. https://doi.org/10.1177/0739456X05278984
  20. Rustiadi, E., Indraprahasta, G. S., & Mulya, S. P. (2021). Teori Perencanaan: Mazhab dan Praktik Perencanaan Pengembangan Wilayah. Yayasan Pustaka Obor Indonesia
  21. Saaty, T. L. (2008). Decision making with the analytic hierarchy process. In Int. J. Services Sciences (Vol. 1, Issue 1)
  22. Sari, R. K., Despa, D., & Sukmana, I. (2022). KETERPADUAN INFRASTRUKTUR ANTAR SEKTOR UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH. Jurnal Rekayasa Lampung, 1(3). https://doi.org/10.23960/jrl.v1i3.15
  23. Schwab, K., & Zahidi, S. (2020). The Global Competitiveness Report How Countries are Performing on the Road to Recovery. www.weforum.org
  24. Scott, W. G., & Mitchell, T. R. (1976). Organization Theory : A Structural and Behavioral Analysis. R.D. Irwin, Homewood, Ill.,1972
  25. Tarigan, B. M. H., Putri, R. M., & Budhiartie, A. (2021). Permasalahan Penataan Ruang di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Tata Ruang. Mendapo: Journal of Administrative Law, 2(1), 11–21
  26. Vaidya, O. S., & Kumar, S. (2006). Analytic hierarchy process: An overview of applications. European Journal of Operational Research, 169(1), 1–29. https://doi.org/10.1016/j.ejor.2004.04.028
  27. Waris, M., Panigrahi, S., Mengal, A., Soomro, M. I., Mirjat, N. H., Ullah, M., Azlan, Z. S., & Khan, A. (2019). An application of analytic hierarchy process (ahp) for sustainable procurement of construction equipment: Multicriteria-based decision framework for malaysia. Mathematical Problems in Engineering, 2019. https://doi.org/10.1155/2019/6391431
  28. World Bank. (2020). Doing Business 2020. World Bank. https://doi.org/10.1596/978-1-4648-1440-2

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-12-24 02:06:34

No citation recorded.