skip to main content

Studi Kelimpahan Scylla serrata Forsskål, 1775 (Portunidae:Malacostraca) Hasil Tangkapan Musim Penghujan Di Perairan Mangkang Semarang

*Annisa Rahma Firdaus  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Nur Taufiq-Spj  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Sri Redjeki  -  Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Open Access Copyright (c) 2020 BULETIN OSEANOGRAFI MARINA under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Scylla serrata yang dikenal sebagai kepiting bakau merupakan sumber daya hayati ekosistem bakau yang hingga saat ini memiliki demand pasar yang cukup tinggi. Kondisi ini meningkatkan eksploitasi penangkapan species ini sehingga menyebabkan terganggunya populasi kepiting di alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan kepiting bakau (Scylla serrata) dengan melihat rasio kelimpahan dan hubungan lebar - berat kepiting bakau jantan dan betina dari hasil tangkapan di perairan Mangkang Wetan – Tugu, Kota Semarang, Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan pada musim penghujan di akhir tahun 2018 (Desember) dan awal tahun 2019 (Januari). Purposive sampling merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan melakukan survey yang terarah dan terencana. Sampel kepiting bakau didapatkan dari hasil tangkapan nelayan yang diarahkan pada lima titik berdasarkan aktivitas yang berbeda. Hasil menunjukkan bahwa tangkapan kepiting bakau (Scylla serrata) pada Bulan Desember 2018 dan Januari 2019 di dominasi oleh kepiting jantan. Tangkapan bulan Desember 2018 memiliki rasio jantan : betina lebih besar (1,65:1) dari Januari 2019 (1,21:1). Korelasi lebar karapas dan berat kepiting bakau jantan dan betina bersifat allometrik, dimana jantan memiliki pola pertumbuhan allometrik positif sedangkan betina memiliki pola perumbuhan allometrik negatif. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi kepiting jantan lebih banyak ditemukan selama musim penghujan terutama di bulan Desember dan Januari. Ketidak seimbangan sex rasio ini akan menyebabkan terganggunya kestabilan populasi Scylla setrata di ekosistem estuaria Mangkang Wetan Semarang.

 

 

Scylla serrata known as mangrove crab as an edible food resources of the mangrove ecosystem which has a very high market demand. Due to this conditions will be affected in increasing exploitation of this species and cause inbalancing the population in the nature. The study aims to calculate abundance ratio and width – weight correlation between male and female of the crab caught from the estuary of Mangkang Wetan Semarang, Central Java. This study conducted at the end of 2018 (December) to the first month of 2019 (Januari). Survey method was used in this study by using purposive sampling in order to get the right data aimed as a planned. The crab sample was caught by some fisherman which were dirrected at five sampling points base on different fisherman activities. The results shows that the caught seasons in the rainy time  of Dec 2018 and Jan 2019, dominated by males crab (Scylla serrata). The December caught have higher sex ratio between male and female (1,65:1) compare to Januari caught (1,21:1). Correlation in carapage width and body weigth between the crabs male and female shows allometrik growth. Where, the male growth tend to have a positive allometric, while the female were negative. These can be conclude that, the male crabs were dominantly found during rainy seasons especially in December dan January. This imbalance of the sex ratio will disturb the population stability of Scylla setrata in estuary ecosystem of Mangkang Wetan Semarang.

Fulltext View|Download
Keywords: Scylla serrata; Rasio Kelimpahan; Lebar Karapas; Mangkang Wetan; Semarang

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-04-22 08:17:47

No citation recorded.