BibTex Citation Data :
@article{BULOMA27223, author = {Jan Wismar and Wilis Setyati and Ita Riniatsih}, title = {Potensi Penyimpanan Karbon Pada Vegetasi Padang Lamun di Perairan Pulau Besar Utara, Sikka, Maumere, Nusa Tenggara Timur}, journal = {Buletin Oseanografi Marina}, volume = {10}, number = {1}, year = {2021}, keywords = {Blue carbon; Padang lamun; Simpanan karbon}, abstract = { Konsep blue carbon adalah salah satu upaya untuk mengurangi emisi gas karbon pemicu pemanasan global dengan cara memanfaatkan vegetasi pesisir sebagai penyerap karbon. Ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem pesisir yang dapat menyerap karbon dalam jumlah besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi lamun dan kandungan karbon pada lamun di Perairan Pulau Besar Utara, Maumere, Sikka. Pengamatan lamun menggunakan transek kuadrat 50x50cm menurut panduan LIPI. Sampling lamun dilakukan acak menggunakan seagrass core berdiameter 15 cm di setiap lokasi. Perhitungan kandungan karbon menggunakan metode Loss On Ignition (LOI) yang kemudian dikonversikan dengan nilai biomassa pada setiap titiknya. Jenis lamun yang ditemukan sebanyak 4 spesies yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii,, Cymodocea rotundata, dan Syringodium isoetifolium . Lokasi pengamatan memiliki tutupan lamun sangat padat. Nilai biomassa dibawah dan diatas substrat pada lokasi pengamatan didapat nilai 424,60 gbk/m 2 dan 79,67 gbk/m2. Total kandungan karbon pada lokasi pengamatan adalah 41,95 gC/m2. Kandungan karbon terbesar disimpan pada jaringan lamun (akar dan rhizoma) dengan spesies E. acoroides sebagai penyumbang nilai biomassa dan kandungan karbon tertinggi. Lokasi perairan Pulau Besar Utara, Maumere memiliki kondisi perairan yang baik dengan kerapatan lamun yang tinggi, secara umum kandungan karbon yang terdapat pada perairan tersebut memiliki kandungan yang tinggi. Kondisi lamun yang baik akan memiliki simpanan karbon yang baik dan hal ini merupakan salah satu upaya dalam mitigasi perubahan iklim sekaligus menjaga kelestarian laut. The concept of blue carbon is one of the efforts to reduce carbon gas emissions that trigger global warming by utilizing coastal vegetation as a carbon sink. Seagrass ecosystems are one of the coastal ecosystems that can absorb large amounts of carbon. This study aims to find seagrass conditions and carbon content in seagrasses on the waters of Besar Utara Island, Maumere, Sikka. Seagrass observations used a 50x50cm quadrant transect according to the LIPI guideline, 2017. Seagrass sampling was using seagrass cores with 15cm diameter in each location. Calculation of carbon content using the Loss On Ignition (LOI) method which is then converted to biomass values at each point. Seagrass species found in location sampling were 4 species, namely Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, and Syringodium isoetifolium. The Location has very dense seagrass cover. Biomass values below and above the substrate at l ocation sampling (424.60 gbk / m2 and 79.67 gbk / m2). The total carbon content in location sampling is 41.95 gC / m2. The largest carbon content is stored in seagrass tissues (roots and rhizomes) with E. acoroides as a contributor to the highest biomass and carbon content. The location of Besar North island, Maumere has good water conditions with high seagrass density, in general the carbon storage at the location of Besar North island is high condition . Seagrass with good condition will have good carbon storage and this is one of the efforts in mitigating climate change at once preserving the sea. }, issn = {2550-0015}, pages = {51--60} doi = {10.14710/buloma.v10i1.27223}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/buloma/article/view/27223} }
Refworks Citation Data :
Konsep blue carbon adalah salah satu upaya untuk mengurangi emisi gas karbon pemicu pemanasan global dengan cara memanfaatkan vegetasi pesisir sebagai penyerap karbon. Ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem pesisir yang dapat menyerap karbon dalam jumlah besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi lamun dan kandungan karbon pada lamun di Perairan Pulau Besar Utara, Maumere, Sikka. Pengamatan lamun menggunakan transek kuadrat 50x50cm menurut panduan LIPI. Sampling lamun dilakukan acak menggunakan seagrass core berdiameter 15 cm di setiap lokasi. Perhitungan kandungan karbon menggunakan metode Loss On Ignition (LOI) yang kemudian dikonversikan dengan nilai biomassa pada setiap titiknya. Jenis lamun yang ditemukan sebanyak 4 spesies yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii,, Cymodocea rotundata,dan Syringodium isoetifolium. Lokasi pengamatan memiliki tutupan lamun sangat padat. Nilai biomassa dibawah dan diatas substrat pada lokasi pengamatan didapat nilai 424,60 gbk/m2 dan 79,67 gbk/m2. Total kandungan karbon pada lokasi pengamatan adalah 41,95 gC/m2. Kandungan karbon terbesar disimpan pada jaringan lamun (akar dan rhizoma) dengan spesies E. acoroides sebagai penyumbang nilai biomassa dan kandungan karbon tertinggi. Lokasi perairan Pulau Besar Utara, Maumere memiliki kondisi perairan yang baik dengan kerapatan lamun yang tinggi, secara umum kandungan karbon yang terdapat pada perairan tersebut memiliki kandungan yang tinggi. Kondisi lamun yang baik akan memiliki simpanan karbon yang baik dan hal ini merupakan salah satu upaya dalam mitigasi perubahan iklim sekaligus menjaga kelestarian laut.
The concept of blue carbon is one of the efforts to reduce carbon gas emissions that trigger global warming by utilizing coastal vegetation as a carbon sink. Seagrass ecosystems are one of the coastal ecosystems that can absorb large amounts of carbon. This study aims to find seagrass conditions and carbon content in seagrasses on the waters of Besar Utara Island, Maumere, Sikka. Seagrass observations used a 50x50cm quadrant transect according to the LIPI guideline, 2017. Seagrass sampling was using seagrass cores with 15cm diameter in each location. Calculation of carbon content using the Loss On Ignition (LOI) method which is then converted to biomass values at each point. Seagrass species found in location sampling were 4 species, namely Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, and Syringodium isoetifolium. The Location has very dense seagrass cover. Biomass values below and above the substrate at location sampling (424.60 gbk / m2 and 79.67 gbk / m2). The total carbon content in location sampling is 41.95 gC / m2. The largest carbon content is stored in seagrass tissues (roots and rhizomes) with E. acoroides as a contributor to the highest biomass and carbon content. The location of Besar North island, Maumere has good water conditions with high seagrass density, in general the carbon storage at the location of Besar North island is high condition. Seagrass with good condition will have good carbon storage and this is one of the efforts in mitigating climate change at once preserving the sea.
Article Metrics:
Last update:
Spatial distribution of nutrients in Maumere Bay, East Nusa Tenggara
Country-specific emission factor for developing a tier 3 system of Indonesia’s seagrass carbon inventory
Last update: 2024-10-06 12:18:44
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to BULOMA as the publisher of the journal. Copyright encompasses rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
BULOMA journal and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in BULOMA are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
Buloma is published by Departement of Oceanography, Faculty of Fisheries and Marine Science, Diponegoro University under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License