skip to main content

Kerapatan Lamun dan Hubungan dengan Parameter Lingkungan di Perairan Pesisir Teluk Lampung

*Isnaini Isnaini  -  Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indonesia
Riris Aryawati  -  Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indonesia
Open Access Copyright (c) 2023 Buletin Oseanografi Marina under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Ekosistem lamun memiliki peranan sangat penting di wilayah pesisir. Seiring waktu wilayah pesisir menghadapi ancaman yang cukup besar akibat dari meningkatnya dan berkembangnya kegiatan pembangunan, seperti disebagian besar yang terjadi di ekosistem laut di Teluk Lampung. Penelitian ini bertujuan menentukan parameter lingkungan perairan yang mempengaruhi kerapatan lamun. Penelitian ini terdiri dari delapan stasiun yang ditentukan secara purposive sampling. Pengukuran parameter lingkungan perairan dilakukan secara insitu dan pengambilan contoh air. Pengambilan data kerapatan lamun menggunakan metode transek kuadrat. Analasis hubungan kerapatan lamun dengan parameter lingkungan perairan dianalisis menggunakan Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis/PCA). Hasil penelitian ditemukan sebanyak enam jenis lamun, yaitu Oceana serrulata, Enhalus acoroides Thalassia hemprichii, Halodule ovalis, Halodule pinifolia dan Halodule uninervis. Hubungan kerapatan lamun dengan parameter lingkungan perairan menunjukkan di kolom air kerapatan lamun dipengaruhi oleh nitrat (NO3), fosfat (PO4) dan salinitas, sedangkan untuk sedimen tempat tumbuh lamun, kerapatan lamun lebih dipengaruhi oleh kandungan C-organik dan tekstur sedimen lanau.

 

 

 

 

Seagrass ecosystems have a very important role in coastal areas, but over time face considerable threats as a result of the increase and development of development activities in coastal areas, such as most of the marine ecosystem areas in Lampung Bay. This study aims to determine the parameters of the aquatic environment that affect the density of seagrass. This study consisted of eight stations determined by purposive sampling. Measurement of aquatic environmental parameters was carried out in situ and water samples were taken. Seagrass density data retrieval using the quadratic transect method. Analysis of the relationship between seagrass density and aquatic environmental parameters was analyzed using Principal Component Analysis (PCA). The results of the study found as many as six types of seagrass, namely Oceana serrulata, Enhalus acoroides Thalassia hemprichii, Halodule ovalis, Halodule pinifolia and Halodule uninervis. The relationship between seagrass density and aquatic environmental parameters shows that in the water column the density of seagrass is influenced by nitrate (NO3), phosphate (PO4) and salinity, while in sediments the density of seagrass is more influenced by organic C content and silt sediment texture.

 

Fulltext View|Download
Keywords: Kerapatan lamun; Faktor lingkungan; sedimen; Teluk Lampung

Article Metrics:

Last update:

  1. KOMPOSISI JENIS DAN KEPADATAN SPONS (PORIFERA: DEMOSPONGIAE) DI PULAU PANGGANG, KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA

    Wahyu Adi Setyaningsih, Dietriech G Bengen, Hawis H Madduppa, Meutia Samira Ismet, Muhammad Wijdan Taqiyuddin, Afviya Salsabila. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 16 (2), 2024. doi: 10.29244/jitkt.v16i2.56300

Last update: 2024-11-21 02:27:10

No citation recorded.