skip to main content

Pendugaan Kerentanan Airtanah Dangkal Terhadap Intrusi Airlaut Menggunakan Metode GALDIT di Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya

*Ferryati Masitoh orcid scopus  -  Program Studi Geografi, Departemen Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang, Indonesia
Basofi Andri Saifanto  -  Program Studi Geografi, Departemen Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang, Indonesia
Open Access Copyright (c) 2024 Buletin Oseanografi Marina under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Airtanah dangkal memiliki kerentanan yang tinggi terhadap intrusi air laut. Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya berada di pesisir Selat Madura, sehingga menjadikan pentingnya pendugaan kerentaan airtanah terhadap intrusi air laut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode GALDIT dengan variabel: Keterdapatan airtanah (G), Konduktivitas hidrolik akuifer (A), Tinggi muka airtanah terhadap air laut (L), Jarak tegak lurus muka air tanah dari garis pantai (D), Intrusi air laut (I) dan Ketebalan Akuifer (T). Pada variabel G, daerah penelitian didominasi akuifer dangkal. Variabel A menunjukkan bahwa sebagian besar daerah penelitian memiliki konduktivitas hidrolik sebesar 22 m/hari yang cukup rentan terhadap intrusi air laut. Variabel L menunjukkan bahwa elevasi muka airtanah cukup kecil sebesar 1,5 m. Variabel D menunjukkan kerentanan airtanah cukup tinggi di sepanjang garis pantai. Variabel I merupakan variabel yang berkaitan dengan kualitas airtanah. Daerah yang dekat dengan pantai memiliki Daya Hantar Listrik dan Cl- yang lebih tinggi. Variabel T merupakan ketebalan akufer dangkal kurang dari 10 m. Hasil penelitian berdasarkan metode GALDIT menunjukkan bahwa 30,30% daerah penelitian berkategori Kerentanan Airtanah yang tinggi terhadap Intrusi Air laut. Kerentanan Airtanah tinggi tersebar di sepanjang garis pantai, atau sebagian besar kelurahan Keputih.

 

 

Shallow groundwater is highly vulnerable to seawater intrusion. Sukolilo District, Surabaya City, is on the coast of the Madura Strait, making it important to estimate groundwater vulnerability to seawater intrusion. The method used in this research is the GALDIT method with variables: Groundwater availability (G), Hydraulic conductivity of the aquifer (A), Groundwater level relative to seawater (L), Perpendicular distance of the groundwater level from the coastline (D), Water intrusion sea (I) and Aquifer Thickness (T). In variable of G, the research area is dominated by shallow aquifers. The variable of A shows that most of the study area has a hydraulic conductivity of 22 m/day, which is quite vulnerable to seawater intrusion. The variable of L shows that the groundwater level is relatively small at 1.5 m. The variable of D shows that groundwater vulnerability is relatively high along the coastline. Variable I is a variable related to groundwater quality. Areas close to the coast have higher electrical conductivity and Cl-. The variable of T is the thickness of a shallow aquifer of less than 10 m. The research results based on the GALDIT method show that 30.30% of the research areas are in the category of high groundwater vulnerability to seawater intrusion, while the others are in the medium to low category. There is high groundwater vulnerability along the coastline and most of the Keputih sub-district.

Fulltext View|Download
Keywords: airtanah; intrusi airlaut; GALDIT

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-10-10 22:04:06

No citation recorded.