skip to main content

Kajian Karakteristik dan Run-Up Gelombang Tsunami Berdasarkan Pemodelan Hidrodinamika 2D di Perairan Selatan Bali

*Rafa Fahrezi Tagore  -  Departemen Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Muhammad Helmi orcid scopus  -  Departemen Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Alfi Satriadi scopus  -  Departemen Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Hanah Khoirunnisa orcid scopus  -  Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Indonesia
Aris Ismanto orcid scopus  -  Departemen Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia
Open Access Copyright (c) 2025 Buletin Oseanografi Marina under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Pulau Bali merupakan wilayah yang memiliki potensi bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami karena terletak di zona subduksi pertemuan lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia dan zona sesar belakang Flores. Kejadian tsunami telah terjadi di wilayah selatan Bali akibat dari bencana gempa Sumbawa (1977) dan gempa Banyuwangi (1994). Kajian terkait karakteristik dan run-up gelombang tsunami masih jarang dilakukan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik dan run-up gelombang tsunami menggunakan pemodelan hidrodinamika 2D. Simulasi dilakukan menggunakan skenario gempa terburuk dengan kekuatan magnitudo 9,0 melalui model TUNAMI F1 dan TUNAMI N3. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa gelombang tsunami yang menjalar dari episenter menuju pesisir selatan Bali memiliki karakteristik waktu tempuh berkisar antara 16 menit 5 detik hingga 30 menit 35 detik dengan tinggi gelombang maksimum berkisar antara 11,113 – 34,446 m. Waktu tempuh penjalaran tercepat dengan tinggi gelombang tertinggi terdapat pada titik observasi Uluwatu dan Pandawa karena jarak yang dekat dengan episenter. Limpasan gelombang yang masuk ke daratan pesisir selatan Pulau Bali mampu menjangkau daratan hingga kisaran 257 – 3140 m dengan limpasan terjauh pada titik observasi Kuta karena morfologi pantai berpasir yang landai, sedangkan Uluwatu dan Pandawa menerima limpasan yang paling sedikit karena morfologi pantai yang berbatu dan tebing curam.

Fulltext View|Download
Keywords: Pemodelan; Tsunami; TUNAMI; Perairan Selatan Bali

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2025-04-19 14:38:45

No citation recorded.