skip to main content

Persebaran Mikroplastik di Lintas Ekosistem Sumatera Selatan

*Anna Ida Sunaryo Purwiyanto orcid scopus  -  Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unviersitas Sriwijaya, Palembang 30862, Indonesia, Indonesia
Wike Ayu Eka Putri  -  Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unviersitas Sriwijaya, Palembang 30862, Indonesia, Indonesia
Melki Melki  -  Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unviersitas Sriwijaya, Palembang 30862, Indonesia, Indonesia
Beta Susanto Barus  -  Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Unviersitas Sriwijaya, Palembang 30862, Indonesia, Indonesia
Yulianto Suteja  -  Program Studi Ilmu Kelautan, Jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia, Indonesia
Open Access Copyright (c) 2025 Buletin Oseanografi Marina under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Penelitian ini mengkaji keberadaan dan distribusi mikroplastik di muara dan sepanjang Sungai Musi di Sumatera Selatan, Indonesia—suatu kawasan yang terdampak berat oleh pencemaran industri, domestik, dan pertanian. Sampel diambil dari lima stasiun, dengan hasil menunjukkan rata-rata konsentrasi mikroplastik sebesar 33,8 partikel/m3. Konsentrasi tertinggi ditemukan di pertemuan Sungai Upang, kemungkinan akibat limpasan perkotaan dan buangan industri, sementara konsentrasi terendah terdeteksi di sekitar Jembatan Ampera dan Pulau Kemaro, di mana turbulensi air lokal dapat mendorong terjadinya sedimentasi mikroplastik. Mikroplastik yang teridentifikasi didominasi oleh fragmen (77,5%) dan serat (22,5%), dengan sebagian besar partikel berada dalam kisaran ukuran 301–500 µm. Jenis polimer yang paling dominan adalah Low-Density Polyethylene (LDPE), yang umumnya berasal dari limbah kemasan konsumen. Temuan ini menegaskan peran Sungai Musi sebagai jalur transportasi mikroplastik dari daratan menuju ekosistem laut, yang berpotensi menimbulkan risiko besar terhadap keanekaragaman hayati akuatik dan rantai makanan. Selain merusak habitat perairan, mikroplastik juga dapat menjadi media pembawa logam berat dan zat beracun lainnya, sehingga memperparah dampak ekologisnya.

Fulltext View|Download
Keywords: Sungai Musi; Estuari; Urban Runoff; LDPE
Funding: Universitas Sriwijaya

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2025-10-18 22:31:37

No citation recorded.