BibTex Citation Data :
@article{BULOMA75654, author = {Anna Ida Purwiyanto and Wike Putri and Melki Melki and Beta Barus and Yulianto Suteja}, title = {Persebaran Mikroplastik di Lintas Ekosistem Sumatera Selatan}, journal = {Buletin Oseanografi Marina}, volume = {14}, number = {3}, year = {2025}, keywords = {Sungai Musi; Estuari; Urban Runoff; LDPE}, abstract = { Penelitian ini mengkaji keberadaan dan distribusi mikroplastik di muara dan sepanjang Sungai Musi di Sumatera Selatan, Indonesia—suatu kawasan yang terdampak berat oleh pencemaran industri, domestik, dan pertanian. Sampel diambil dari lima stasiun, dengan hasil menunjukkan rata-rata konsentrasi mikroplastik sebesar 33,8 partikel/m 3 . Konsentrasi tertinggi ditemukan di pertemuan Sungai Upang, kemungkinan akibat limpasan perkotaan dan buangan industri, sementara konsentrasi terendah terdeteksi di sekitar Jembatan Ampera dan Pulau Kemaro, di mana turbulensi air lokal dapat mendorong terjadinya sedimentasi mikroplastik. Mikroplastik yang teridentifikasi didominasi oleh fragmen (77,5%) dan serat (22,5%), dengan sebagian besar partikel berada dalam kisaran ukuran 301–500 µm. Jenis polimer yang paling dominan adalah Low-Density Polyethylene (LDPE), yang umumnya berasal dari limbah kemasan konsumen. Temuan ini menegaskan peran Sungai Musi sebagai jalur transportasi mikroplastik dari daratan menuju ekosistem laut, yang berpotensi menimbulkan risiko besar terhadap keanekaragaman hayati akuatik dan rantai makanan. Selain merusak habitat perairan, mikroplastik juga dapat menjadi media pembawa logam berat dan zat beracun lainnya, sehingga memperparah dampak ekologisnya. }, issn = {2550-0015}, pages = {393--402} doi = {10.14710/buloma.v14i3.75654}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/buloma/article/view/75654} }
Refworks Citation Data :
Penelitian ini mengkaji keberadaan dan distribusi mikroplastik di muara dan sepanjang Sungai Musi di Sumatera Selatan, Indonesia—suatu kawasan yang terdampak berat oleh pencemaran industri, domestik, dan pertanian. Sampel diambil dari lima stasiun, dengan hasil menunjukkan rata-rata konsentrasi mikroplastik sebesar 33,8 partikel/m3. Konsentrasi tertinggi ditemukan di pertemuan Sungai Upang, kemungkinan akibat limpasan perkotaan dan buangan industri, sementara konsentrasi terendah terdeteksi di sekitar Jembatan Ampera dan Pulau Kemaro, di mana turbulensi air lokal dapat mendorong terjadinya sedimentasi mikroplastik. Mikroplastik yang teridentifikasi didominasi oleh fragmen (77,5%) dan serat (22,5%), dengan sebagian besar partikel berada dalam kisaran ukuran 301–500 µm. Jenis polimer yang paling dominan adalah Low-Density Polyethylene (LDPE), yang umumnya berasal dari limbah kemasan konsumen. Temuan ini menegaskan peran Sungai Musi sebagai jalur transportasi mikroplastik dari daratan menuju ekosistem laut, yang berpotensi menimbulkan risiko besar terhadap keanekaragaman hayati akuatik dan rantai makanan. Selain merusak habitat perairan, mikroplastik juga dapat menjadi media pembawa logam berat dan zat beracun lainnya, sehingga memperparah dampak ekologisnya.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2025-10-18 22:31:37
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to BULOMA as the publisher of the journal. Copyright encompasses rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
BULOMA journal and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in BULOMA are the sole and exclusive responsibility of their respective authors and advertisers.
Buloma is published by Departement of Oceanography, Faculty of Fisheries and Marine Science, Diponegoro University under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License