skip to main content

Enklave Mangunan: Potensi Reforma Agraria Di Desa Mangunan, Bantul, D.I Yogyakarta

*Cahya Daru Saputro  -  Department of Anthropology, Universitas Gadjah Mada, Jl. Sosiohumaniora No. 1 Bulaksumur, Yogyakarta 55281, Indonesia
Open Access Copyright 2024 Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi under http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Status tanah di Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki sejarah panjang baik dalam hal kepemilikan maupun status lahan yang dimilikinya. Salah satu dari sekian banyak tanah yang menjadi objek reforma agraria di DIY adalah Tanah Bekas Enklave di Desa Mangunan, Dlingo, Bantul, Yogyakarta. Disebut bekas enklave karena dahulu merupakan tanah eks swapraja Kasunanan Surakarta yang telah masuk menjadi bagian wilayah administratif Daerah Istimewa Yogyakarta. Keberadaan wilayah tanah bekas enklave saat ini bukan berarti menjadi tanah kosong melainkan sudah banyak aktifitas masyarakat yang memanfaatkan. Namun demikian pada saat ini masyarakat dalam posisi menunggu berkaitan status yang masih tarik ulur. Pada kesempatan kali akan mencoba memotret pemanfaatan tanah bekas enklave oleh masyarakat setempat dan potensi untuk meningkatkan kesejahteraanya, Akhirnya diharapkan tanah yang “tertinggal” ini bukan lagi menjadi polemik yang berkepanjangan. Namun bisa menjadi solusi atas kebutuhan kesejahteraan masyarakat yang lebih utama dengan penataan aset dan penataan akses yang lebih adil.

 

Fulltext View|Download
Keywords: anthropology, agrarian reform

Article Metrics:

  1. Ahimsa-Putra, H. S. (2011). Paradigma, Epistemologi, dan Etnografi dalam Antropologi. Surabaya: Makalah disampaikan dalam ceramah Perkembangan Teori dan Metode Antropologi, diselenggarakan oleh Jurusan Antropologi Universitas Airlangga 6 Mei 2011
  2. Anjarika, dkk. 2019. Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat di Resort Pemangku Hutan (RPH) Mangunan. Jurnal Sains Informasi Geografi (JSIG). 1(1): 9-17. https://dx.doi.org/10.31314/jsig.v2i1.222
  3. Atkinson, P. & Hammersley, M. (2007). Ethnography: Principles in practice (Ed. Ke-3). Routledge. Baudrillard, J. (1998). Consumer society
  4. Bahari, Syaiful. (2005). Negara dan Hak Rakyat atas Tanah. Kompas, 13 Mei 2005
  5. Bertrand, Alvin L. (1978). Rural Sociology. London. Book Company Inc
  6. Bintarto, R. (1978). A quantitative expression of the pattern of urban settlements in the province of yogyakarta. The Indonesian Journal of Geography Gadjah Mada University, 8(35):33–43
  7. Harsono, Boedi. (2002). Menuju Penyempurnaan Hukum Tanah Nasiona Dalam Hubungannya dengan Tap MPR RI Nomor IX Tahun 2001, makalah pada Seminar Nasional Pertanahan 2002 “Pembaruan Agraria”. STPN Yogyakarta, tanggal 16 Juli 2002
  8. Kartodirjo, Sartono. (1977). Sejarah Nasional Indonesia IV. Jakarta: Balai Pustaka
  9. Le Grand Robert. (2001). Dictionnaire de la Langue Française. Dictionnaires Le Robert
  10. Li, Tania Murray. (2012). The Will To Improve: Perencanaan, Kekuasaan, dan Pembangunan di Indonesia. Tangerang: Marjin Kiri
  11. Muhammad, Bushar. (1986). Asas-asas Hukum Adat Suatu Pengantar. Cetakan Ke 12 2003 Jakarta : Pradnya Paramita
  12. Nugroho, R, dkk. 2023. Paper Kebijakan Penyelesaian Status Tanah Bekas Enklave di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jakarta: disampaikan dalam Seminar Hasil Kajian Kebijakan, diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan dan Standarisasi Kebijakan Agraria, Tata Ruang dan Pertanahan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional 15 September 2023
  13. Purbacaraka, Purnadi dan Ridwan Halim. (1993). Sendi-Sendi Hukum Agraria. Penerbit Ghalia Indonesia
  14. Raton, Pierre. (1958). "Les enclaves". Annuaire Français de Droit International 4. https://doi.org/10.3406/afdi.1958.1373
  15. Rouffaer, G.P. (2021). Dunia Swapraja: Sketsa Sistem Pemerintahan, Agraria, dan Hukum. Yogyakarta : Kasan Ngali
  16. Ribot JC, Peluso NL. (2003). A theory Of Access. Rural Sociology Society 68 (2). 153-181. https://doi.org/10.1111/j.1549-0831.2003.tb00133.x
  17. Peluso, NL & Lund, C. (2011). New frontiers of land control: Introduction. Journal of Peasant Studies, 38:4, 667-681. https://doi.org/10.1080/03066150.2011.607692
  18. Sapardiyono. 2010. Perkembangan Pendaftaran Tanah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tesis. Program Pascasarjana Fakultas Hukum. Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta
  19. Savitri, Laksmi A, dkk. (2010). Pengembangan Kebijakan Agraria. Yogyakarta: STPN Press
  20. Soemardjan, S. (1985). Perubahan Sosial di Yogyakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
  21. Sikor, T. & Lund, C. (2010). Access and Property : A Question of Power and Authority. The Politics of Possession: Property, Authority and Access to Natural Resources (pp.1-22)
  22. Syahyuti. (2006). Nilai-nilai Kearifan Pada Konsep Penguasaan Tanah Menurut Hukum Adat di Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi. 24 (1): 14-27
  23. Tauchid, Mochammad. (2020). Masalah Agraria sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia. Cetakan Ke II 2020. Yogyakarta : STPN Press
  24. Tovmasyan, Gayane, (2016). Tourism Development Trends in the World. European Journal of Economic Studies, 17(3): 429-434. https://doi.org/10.13187/es.2016.17.429
  25. Vinokurov, Evgeny. (2007). A Theory of Enclaves. Lexington Books, Lanham, MD. Chapter 2
  26. Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi
  27. Unduhan internet
  28. https://www.kompas.id/baca/sosok/2021/11/02/purwo-harsono-hutan-wisata-untuk-kesejahteraan-warga

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-07-16 03:15:36

No citation recorded.