skip to main content

Studi Histori-Feminis Di Zaman Kolonial: Domestifikasi Sebagai Resistensi Perempuan Minahasa

*Ridly Acanli Jodi Ponto orcid  -  Magister Sosiologi Agama Fakultas Teologi, Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia 50711, Indonesia
Tony Tampake  -  Magister Sosiologi Agama Fakultas Teologi, Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia 50711, Indonesia
Mariska Lauterboom  -  Magister Sosiologi Agama Fakultas Teologi, Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia 50711, Indonesia
Open Access Copyright 2024 Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi under http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Perempuan Minahasa sejak masa primodial mengenal akan sistem egaliter. Namun, semenjak kolonialisme dengan sistem patriarki masuk dan berkembang mengubah sosio-kultural masyarakat. Pada era kolonial, akibat sistem patriarki menempatkan perempuan pada posisi inferior. Terlihat dalam pendidikan yang diterima kaum perempuan berbeda dengan laki-laki. Perempuan tidak dapat melanjutkan pendidikannya karena mereka dipersiapkan dalam ranah domestik tetapi laki-laki bisa melanjutkan pendidikannya. Oleh karena itu, Maria Walanda Maramis membuka ruang bagi kaum perempuan untuk melanjutkan pendidikan mereka. Walaupun, pendidikan yang diberikan Maria di dalam PIKAT adalah urusan kerumahtanggan tetapi domestikasi tersebut adalah resistesi untuk mendapatkan kedudukan yang sama dengan laki-laki. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan historis sebagai upaya untuk menemukan fakta-fakta sejarah mengenai domestifikasi perempuan sebagai resistensi di zaman kolonial di Minahasa. Maka, ditemukan sebauah fakta historis tentang kedudukan perempuan dalam ranah domestik yang adalah bentuk resistensi terhadap kaum kolonial dengan sistem patriarki di Minahasa.

Fulltext View|Download
Keywords: perempuan minahasa, zaman kolonial, domestifikasi, resistensi

Article Metrics:

  1. Adam, L. 1976. Adata Istiadat Sukubangsa Minahasa. Jakarta: Bhratara
  2. Aningtyas, Riza Dwi. 2011. Ensiklopedia Pahlawan Indonesia: Dari Masa Ke Masa. Jakarta: Grasindo
  3. Anjani, Khairul Tri, Nurbaity, and Yeni Handayani. 2019. “Maria Walanda Marawis Sang Pelita Pendidikan Perempuan Di Minahasa (1917-1924).” Maria Walanda Marawis Sang Pelita Pendidikan Perempuan Di Minahasa (1917-1924). 5 (2): 40–47
  4. Arivia, Gadis. 2003. Filsafat Berperspektif Feminis. Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan
  5. ———. 2006. Feminisme: Sebuah Kata Hati. Jakarta: Penerbit Buku Kompas
  6. Barker, Chris. 2000. Cultural Studies: Teori Dan Praktek. Yogyakarta: Jalasutra
  7. Cahyani, Siwi Tyas Fheny, Kayan Swastika, and Sumarjono. 2015. “Perjuangan Organisasi Perempuan Indonesia Menuntut Hak Pendidikan Pada Masa Kolonial Belanda Tahun 1912-1928.” Unej Jurnal Pendidikan 1 (1): 1–14
  8. Creswell, John W. 2015. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  9. Dawi, Nawal Sa. 2001. Perempuan Dalam Budaya Patriarki. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  10. Dosi, Eduardus. 2012. Media Masa Dalam Jaring Kekuasaan: Sebuah Studi Tentang Relasi Kekuasaan Dibalik Wacana. Flores: Ledaleno
  11. Ehrenberg, Margaret. 1989. Women in Prehistory. London: British Museum Publications
  12. Fakih, Mansour. 2020. Analisi Gender & Transformasi Sosial. Yogyakarta: INSISTPress
  13. Fitria, Helena Olivia, and Maylia Ayu Nurvarindra. 2022. “Peran Istri Di Pandang Dari 3M Dalam Budaya Patriarki Suku Jawa.” Equalita 4 (2): 168–75. http://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/ijas/index/12142%0ADiterbitkan
  14. Gandhi, Mahatma. 2002. Kaum Perempuan Dan Ketidakadilan Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  15. Graafland, N. 1987. Minahasa Masa Lalu Dan Masa Kini. Jakarta: Lembaga Perpustakaan Dokumentasi dan Informasi
  16. ———. 1994. “Kaum Wanita Di Minahasa.” In Peranan Dan Kedudukan Wanita Indonesia, edited by Maria Ulfah Subadio and T.O. Ihromi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
  17. Hammer, Rhonda. 2002. Antifeminism and Family Terrorism: A Critical Feminist Perspective. Oxford: Rowman and Littlefield Publisher Inc
  18. Hermawan, Iwan. 2019. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif Dan Mixed Methode. Kuningan: Hidayatul Quran
  19. Imbar, Meike, Aksilas Dasfordate, and Yohanes Burdam. 2019. “History Learning Based on Minahasa Local History” 383 (Icss): 612–19. https://doi.org/10.2991/icss-19.2019.80
  20. Izzaturrahim, Zahrah. 2021. “Sekoper Cinta: Perempuan Dalam Wacana Pembangunan Di Jawa Barat.” Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi 4 (2): 1–12. https://ejournal.undip.ac.id/index.php/endogami/article/view/39046
  21. Kaunang, Augustien Kapahang. 2005. “Perempuan Dalam Budaya Minahasa.” In Perempuan Minahasa Dalam Arus Globalisasi, edited by Deetje Tiwa-Rotinsulu and Augustien Kapahang-Kaunang. Jakarta: Maridian
  22. Loomba, Ania. 2016. Kolonialisme/Pascakolonialisme. Jakarta: Narasi
  23. Miles, Mathew B., and Michael A. Huberman. 2003. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: Universitas Indonesia
  24. Nelwan, Jeini Ester, Edi Widjajanto, Sri Andarini, Sasmito Djati, and Oksfriani Jufri Sumampouw. 2018. “The Role of Mapalus Culture by Minahasa Ethnic in North Sulawesi to the Coronary Heart Disease Incidents.” International Journal of Scientific and Research Publications (IJSRP) 8 (3): 45–52. https://doi.org/10.29322/ijsrp.8.3.2018.p7508
  25. Pantouw, Bertha. 1994. “Beberapa Perubahan Kebudayaan Di Minahasa Tengah 1829-1859.” Universitas Indonesia
  26. Pinontoan, Denni H. R. 2022. Perempuan Minahasa Melawan Kolonialisme: Perjuangan Maria Walanda Maramis Dan PIKAT Di Bidang Pendidikan Dan Politik. Tomohon: Pusat Kajian Kebudayaan Indonesia Timur (PUKKAT)
  27. Pontororing, Julius A. 2002. “Letak Geografis Dari Beberapa Sudut Pandang.” In Etnik Minahasa Dalam Akselerasi Perbuhan, edited by Roy E. Mamengko. Jakarta: Pustaka Pelajar
  28. Rahayu, Murti. 2014. “Peran Maria Walanda Maramis Dalam Memperjuangkan Kaum Wanita Di Sulawesi Utara Tahun 1872-1924.” Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents, 12–26
  29. Rahmawati, Syukrina. 2019. “Resistensi Perempuan Multikultural Dalam Karya Sastra Indonesia (Kajian Berperspektif Feminis).” Mabasan 3 (2): 108–22. https://doi.org/10.26499/mab.v3i2.117
  30. Renwarin, Paul Richard. 2007. Matuari Wo Tonaas Jilid 1: Mawanua. Jakarta: Penerbit Cahaya Pineleng
  31. Tanjung, Irkfa Zuhayriah, Drs Kamaruddin, M Si, and Drs Tugiman. 2018. “Peranan Maria Walanda Maramis Dalam Memajukan Pendidikan Kaum Perempuan Di Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara, Tahun 1917-1924.” Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Keguruan Dan Ilmu Pendidikan 5: 1–14
  32. Thompson, J. Milburn. 2009. Keadilan Dan Perdamaian. Jakarta: BPK Gunung Mulia
  33. Tong, Rosmearie Putnam. 1998. Feminist Thought: Pengantar Paling Komperhensif Kepada Arus Utama Pemikiran Feminis. Yogyakarta: Jalasutra
  34. Turang, J. 1997. “Aspek Filsafati Kebudayaan Minahasa.” In Profil Kebudayaan Minahasa. Tomohon: Majelis Kebudayaan Minahasa (MKM)
  35. Walanda, A. P. Matuli. 1983. Ibu Walanda Maramis: Perjuangan Wanita Minahasa. Jakarta: Sinar harapan
  36. Walby, Sylvia. 2014. Teorisasi Patriarki. Yogyakarta: Jalasutra
  37. Wolf, Naomi. 1997. Gegar Gender. Yogyakarta: Pustaka Semesta Press
  38. Wowor, Meity Jane. 2013. “Lingkungan Hidup Dan Sumber Daya Alam Di Minahasa : Sebuah Kajian Historis,” 73–79. http://repo.unsrat.ac.id/id/eprint/702
  39. Ye-kyoum Kim. 2015. “Indigenous Images of Women in Minahasan Narrative Traditions and Adat.” The Southeast Asian Review 25 (2): 127–64. https://doi.org/10.21652/kaseas.25.2.201505.127
  40. Zed, Mestika. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-10-12 19:04:41

No citation recorded.