skip to main content

Konsep “Manusia Autentik” Menurut Søren Kierkegaard Dalam Menyikapi Fenomena Flexing Pada Kaum Muda

*Yulianus Evantus Hamat  -  Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana, Indonesia
Fransiskus A.D. Satyawardhana  -  Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana, Indonesia
Agustinus Ferdino  -  Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana, Indonesia
Nur Oktavianus Yeval  -  Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana, Indonesia
Open Access Copyright 2024 Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi under http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract
Fokus utama tulisan ini adalah menggali konsep manusia autentik menurut Søren Kierkegaard dalam menyikapi fenomena “flexing” pada kaum muda. Fenomena flexing adalah kecenderungan untuk memamerkan gaya hidup mewah dan kesuksesan (pencapaian) yang diraih seseorang dengan tujuan untuk serta mendapat pengakuan dari sesama. Fenomena flexing tengah merambat kepada semua manusia pada zaman modern. Tanpa terkecuali kaum muda. Dalam menyikapi fenomena ini, penulis mengambil konsep manusia autentik dari Søren Kierkegaard. Dia adalah seorang filsuf eksisitensialisme yang memusatkan pemikirannya pada manusia dan problematika yang dialaminya. Penulis melihat bahwa konsep manusia autentik yang digagas Søren Kierkegaard mampu menjadi solusi untuk memutus mata rantai fenomena flexing pada kaum muda. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui apa itu fenomena Flexing, penyebab fenomena flexing, apa itu manusia autentik menurut Søren Kierkegaard, serta apa sumbangan gagasan manusia autentik Søren Kierkegaard dalam meminimalisir merebaknya fenomena flexing pada kalangan kaum muda. Tulisan menggunakan pendekatan studi pustaka yakni pembacaan kritis atas pemikiran Søren Kierkegaard dan fenomenologi terhadap fenomena flexing. Penelitian ini menemukan bahwa kecenderungan untuk pamer di media sosial atau flexing yang dialami kaum muda dilatarbelakangi oleh krisis eksistensi dan pengakuan yang dialmi kaum muda. 
Fulltext View|Download
Keywords: Flexing; Kaum Muda; Manusia Autentik; Media Sosial; Søren Kierkegaard

Article Metrics:

  1. Artikel Jurnal
  2. Colin, James. 1983. The Mind of Kierkegaard. Princenton University Press: New Jersey.Chairilsyah, Daviq. (2019). Strategy to Overcome the Problem Of Children Who Like to Show Off. Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini. 3 (2): 101
  3. Darmalaksana, W. 2022. Studi Flexing dalam pandangan Hadits dengan metode tematik dan analisis Etika Media Sosial. Gunung Djati Conference Series, 2nd Conference on Ushuluddin Studies. 8: 412-427
  4. Febrianto, Yoga. 2019. Konstruksi Rasional Kritis Generasi Milenial di Bawah Bayang-Bayang Post-Truth. FORUM: Jurnal Filsafat Teologi. STFT Widya Sanana. 48 (2): 75-93
  5. Hafidz, Jawade. 2022. Fenomena Flexing di media sosial dalam Aspek Hukum Pidana. JCI: Jurnal Cakrawala Informasi. 2(1): 10-28
  6. Khayati, Nur. 2022. Fenomena Flexing di media sosial sebagai ajang pengakuan kelas Sosial dengan kajian teori Fungsionalisme Struktural. Jurnal Sosialisasi, 9(2): 113-121
  7. Mardinah, Anisatul. 2013. Fenomena Flexing: Pamer di Media Sosial dalam Perspektif Etika Islam”. C- Tiars (International Conference on Tradition an Religious Studies), 1(1): 310-319
  8. Mohamad Za’in Fiqron. 2023. Signifikansi Eksistensialisme Religus Søren Kierkegaard Di Era Digital. PESHUM: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Humaniora. 2(4): 663-673
  9. Nugroho, Tedjo Setyo. 2022. Persepsi Fenomena Flexing Selebgram pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. SEMAKOM: UNTAG, 2023. Surabaya
  10. Prayudi, Ferdinandus Eltyson. 2017. Konsep Manusia Autentik Menurut Søren Kierkegaard. SKRIPSI. Universitas Widya Mandala: Surabaya
  11. Purwaningrum, Aprilia Adiyati. 2021. Pengaruh Media Sosial Terhadap Kesenjangan Sosial dan Pola Pikir Masyarakat Mengenai Paham Flexing Di Indonesia. Jurnal Idea Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. 28(202): 78-80
  12. Rahayu, Sri. 2022. Flexing Sebagai Komunikasi Simbolik Pada Judul Konten ‘ah Official Youtube Channel,” Jurnal Komunikasi dan Media. 1(2): 73
  13. Tedy, Antonius. (2023). Flexing dan Ketidaksadaran Manusia Dalam Konsep Carl Gustav Jung Tentang Topeng dan Shadow. SKRIPSI. Malang: STFT Widya Sasana
  14. Yonas, Benediktus. 2020. Menjadi Manusia Autentik Menurut Søren Kierkegaard. (SKRIPSI). Malang: STFT Widya Sasana
  15. Buku
  16. Borgias, Fransiskus. M. 2013. Manusia Pengembara, Refleksi Filosofis tentang Manusia. Yogyakarta: Penerbit jalasutra
  17. Dru, Aleksander. 1959. The Journals of Kierkegaard. New York: Harper Torchbooks
  18. Fromm, Erich. 2007. Revolusi Harapan, Menuju Masyarakat Teknologi yang Semakin Manusiawi. Jakarta: Pelangi Cendikia
  19. Hardiman, Fransiskus Budi. 2021. Aku klik maka Aku ada (Manusia dalam Revolusi Digital). Yogyakarta: Kanisius
  20. Kelen, Donatus Sermada. 2020. Revolusi Industri 4.0: Kapitalisme Neo-Liberal, Homo Deus dan wacana Solusi (Suatu Tinjauan Filsafat Sosial). Malang: Widya Sasana Publication
  21. Kierkegaard, Søren. 1954. Sickness unto Death, Penterj. Walter Lowire. Doubleday: Garden City, New York
  22. Kierkegaard, Søren. 1946. Works of Love, Penterj. David F. Svenson dan Lilian Marvin Swenson Princeton University Press: New Jersey
  23. Mokorowu, Yanny. Yeski. 2016. Makna Cinta menurut Søren Kierkegaard. Yogyakarta: Kanisius
  24. Riyanto, Armada. 2015. Kearifan Lokal Pancasila, Butir-butir Filsafat Keindonesiaan. Dalam: Kearifan Lokal pancasila, Butir-butir Filsafat Keindonesiaan, eds. Armada Riyanto et al. Yogyakarta: Kanisius
  25. Saeng, Valentinus. 2020. “Qou Vadis Subjek dalam imperium teknologi dan Lautan Media”. Iman dan pewartaan di era Multimedia. Malang: Widya Sasana Publication
  26. Sholeh, M. Asroun. N. 2020. Panduan Bermuamalah Melalui Media sosial, untuk pelajar dan umum. Jakarta: Erlangga
  27. Tjaya, Thomas Hidya. 2004. Kierkegaard dan Pergulatan Menjadi diri Sendiri. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia
  28. Wibowo, Setyo. A. 2007. Paideia Filsafat Pendidikan-Politik Platon. Yogyakarta: Kanisius
  29. Sumber dari Internet:
  30. Aryo Putranto Saptohutomo, “Para Istri Pejabat yang Gemar “Flexing” Berujung Dibongkar Netizen”, Dilansir dari Kompas. Com, Diakses, Senin, 29 April 2024. https://nasional.kompas.com/read/2023/03/20/1812059/para-istri-pejabat-yang-gemar-flexing-berujung-dibongkar-netizen
  31. Ika, “Dosen UGM beberkan Alasan Orang Berperilaku Flexing,” Universitas Gadjah Mada, Rabu, 1 Maret 2023, 1, https://ugm.ac.id/id/berita/23509-dosen-ugm-beberkan-alasan-orang-berperilaku-flexing

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-07-16 05:22:57

No citation recorded.