skip to main content

Dari Kosmologi Hingga Komoditi : Menabur Asa Menuai Luka dalam Pusaran Daerah Istimewa

*Lucia Yerinta Destishinta  -  Universitas Gadjah Mada, Indonesia
Open Access Copyright 2024 Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi under http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Pembangunan sebagai dampak dari penganugerahan UNESCO kepada Sumbu Filosofi di Yogyakarta, sebagai warisan budaya dunia yang telah diakui secara resmi. Sebaik-baiknya pembangunan, adalah yang melihat bukan hanya dari sebuah fasad, namun juga nilai-nilai yang bertumbuh dalam denyut hidup manusia. Indikator keberhasilan sebuah pembangunan, bukan hanya dalam wujud fisik sebuah fasad namun juga dalam nilai-nilai filosofis, sebagaimana ruh yang tersemat pada Sumbu Filosofi. Oleh karenanya, pemilihan etnografi kritis sebagai cara alternatif yang menawarkan pembacaan etnografi dalam deskripsi kritis mengenai pembangunan dan ambivalensinya terhadap jurang ketimpangan yang semakin lebar, secara khusus mengenai masyarakat lokal di Yogyakarta yang kian tergusur dan tergerus oleh kentalnya pembangunan yang mengatasnamakan kultural sebagai tameng atas kepentingan kapital. Komodifikasi dari aksiologi menjadi komoditi samar-samar namun nyata. Yogyakarta menjadi laboratorium hidup untuk menjadi ruang kelas tanpa sekat yang bisa digunakan sebagai media pembelajaran yang efektif, apabila ditunjang dengan infrastruktur pendukung yang sarat makna. Ambivalensi dalam pembangunan bisa membawa dua hal; pembangunan akan menjadi baik, jika dibarengi dengan konsep matang demi kepentingan komunal bukan hanya segelintir kepentingan kelompok berdasar kepentingan politis. Sebaliknya, ketika pembangunan masih mengedepankan nilai-nilai kapital, dapat dipastikan jurang ketimpangan akan semakin lebar. Jebakan terhadap glorifikasi kultur dalam sebuah kota serta meromantisir gaya hidup, tidak dibarengi dengan tingkat kesadaran dan daya pikir yang kritis. Jika dengan pengakuan UNESCO atas Sumbu Filosofi masih terdapat ketimpangan yang tinggi, lantas untuk siapa sebenarnya keistimewaan Yogyakarta?

Fulltext View|Download
Keywords: Sumbu Filosofi; Ketimpangan; Prekariat; Infrastruktur; Kapitalisme; Penganugerahan UNESCO

Article Metrics:

  1. Batubara, Bosman. (2020b). Teman Rebahan: Kapitalisme dan Covid-19. Yogyakarta: Gading
  2. Bonefeld, W. (2011). Primitive Accumulation and Capitalist Accumulation: Notes on Social Constitution and Expropriation. Science & Society, 75(3), 379–399
  3. Chen, Martin. (2002). Teologi Gustavo Gutiérrez. Refleksi dari Praksis Kaum Miskin, Yogyakarta: Kanisius
  4. Clarke, Simon. (2005). “The Neoliberal Theory of Society”. Neoliberalism: Critical Reader, edited by Alfredo Saad-Filho and Deborah Johnston. London: Pluto Press
  5. Dahrendorf, Ralf. (1959). Class and Class Conflict in Industrial Society. Stanford: CA Stanford University Press
  6. Devine, J. A., & Baca, J. A. (2020). The political forest in the era of green neoliberalism. Antipode, 52(4), 911–927
  7. Duménil, Gérard & Dominique Lévy. 2005. “The Neoliberal (Counter-)Revolution”. Neoliberalism: Critical Reader, edited by Alfredo Saad-Filho and Deborah Johnston, 9-19. London: Pluto Press England, Kim & Kevin Ward (eds). (2007). Neoliberalization: States, Networks and Peoples. Oxford: Blackwell Publishing
  8. Faruk. (1995). Perlawanan Tak Kunjung Usai: Sastra, Politik, Dekonstruksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  9. Freund, M. (1985). Toward a critical theory of happiness: Philoshopical background and methodological significance. New Ideas in Psychology, 3(1), 3-12
  10. Goorz, Andre. (2002). Ekologi dan Krisis Kapitalisme. Yogyakarta: Insist Press
  11. Goode, Judith., and Maskovsky, Jeff. (2001). The Poverty Studies : The Ethnography of Power, Politics, and Impoverished People in the United States. New York: NYU Press
  12. Gündoğan, Ercan. (2008). “Conceptions of Hegemony in Antonio Gramsci’s Southern Question and the Prison Notebooks.” New Proposals: Journal of Marxism and Interdisciplinary Inquiry 2, no. 1 (2008): 45–60
  13. Hadi, Aulia. “Pola Kerentanan Masyarakat Miskin Perdesaan Dan Perkotaan Terhadap Keberlangsungan Hidupnya,” dalam Tinjauan Kritis Ketahanan Masyarakat Miskin Perkotaan Dan Perdesaan: Ruang Sosial, Kebijakan Dan Pola Kerentanan Sosial, ed. Thung Ju Lan (Jakarta: LIPI Press, 2019), 143–233
  14. Hall, D., Hirsch, P., & Li, T. M. (2011). Introduction to powers of exclusion: Land dilemmas in Southeast Asia. National University of Singapore Press and University of Hawaii Press
  15. Harvey, David. (2007). A Brief History of Neoliberalism. New York: Oxford University Press
  16. Mitchell, P.B. (2017). Can work make you mentally ill? A systematic meta-review of work- related risk factors (2) (PDF) A Review on the Impact of Workplace Culture on Employee Mental Health and Well-Being
  17. Kinasih, Cahyaratri K. (2023). Tourism Kill The City: Refleksi Gerakan Jogja Ora Didol Sub Kelompok Milenial Urban di Era Digital Studi Kasus Kelompok Lamidet Society. Memetika : Jurnal Kajian Budaya, Volume 5, Nomor 2, 2023 pp. 40-46
  18. Lapavitsas, Costas. (2005). “Mainstream Economics in the Neoliberal Era. In Neoliberalism: Critical Reader, edited by Alfredo Saad-Filho and Deborah Johnston. London: Pluto Press
  19. Lay, T., J. Hernlund, and B. A. Buffett. (2008), Core-mantle boundary heat flow, Nat. Geosci., 1, 25–32
  20. Lombard, J. R., & Morris, J. C. (2012). Using Privatization Theory to Analyze Economic Development Projects: Promise and Performance. Public Performance & Management Review, 35(4), 643–659
  21. Marx, Karl. (2004). Kapital, sebuah kritik ekonomi politik, buku I: proses produksi kapitalis secara menyeluruh. Jakarta: Hasta Mitra
  22. Palley, Thomas I. (2005). “From Keynesianism to Neoliberalism: Shifting Paradigms in Economics”. Neoliberalism: Critical Reader, edited by Alfredo Saad-Filho and Deborah Johnston. London: Pluto Press
  23. Patnaik, Arun. (2012). “The Contemporary Significance of Gramsci’s Critique of Civil Society,” WorkingUSA: The Journal of Labor and Society 15:2012, 577–588
  24. Peluso, Nancy Lee. (1994). Rich Forests, Poor People, Resource Control and Resistance in Java. London: University of California Press
  25. Schmid, K. (2015). Accumulation by dispossession in tourism. Anthropologica, 115–125
  26. Scott, James C. (1981). Moral Ekonomi Petani Pergolakan dan Subsistensi di Asia Tenggara. Jakarta: LP3ES
  27. Stoller, Ann. (2005). Kapitalisme dan Konfrontasi di Sabuk Perkebunan Sumatra 1870-1979. Yogyakarta: Karsa Lingkar untuk Pembaruan Pedesaan dan Agraria
  28. Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 25 Tahun 1997

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-12-19 08:33:32

No citation recorded.