BibTex Citation Data :
@article{ENDOGAMI65103, author = {Ricard Thomas and Irene Ludji and Tony Tampake}, title = {Tradisi Pindah Marga (Puru) Sebagai Representasi Kesetaraan Gender Dalam Masyarakat Sabu}, journal = {Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi}, volume = {8}, number = {1}, year = {2024}, keywords = {Tradisi Pindah Marga, Perempuan Sabu, Kesetaraan Gender, Etika Sosial Feminis}, abstract = { Artikel ini berfokus pada pelaksanaan tradisi pindah marga (puru) yang menjadi representasi kesetaraan gender dalam suku Sabu di Kota Waingapu, Sumba Timur yang ditinjau dari perspektif etika sosial feminis Beverly W. Harrison. Ketidakadilan gender membuat perempuan sering menjadi korban subordinasi, yang salah satunya disebabkan karena sistem budaya patriarki. Namun tidak semua budaya dalam masyarakat menjunjung tinggi martabat seorang perempuan, ada juga tradisi yang menjunjung tinggi martabat seorang perempuan dan masih dipertahankan hingga saat ini yaitu tradisi pindah marga (adat puru). Adat ini masih dipertahankan dan wajib dilakukan oleh suku Sabu karena mengandung nilai-nilai luhur. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi untuk memahami bagaimana sudut pandang suku Sabu tentang tradisi pindah marga (puru) yang berhubungan dengan upaya dalam menjaga kesetaraan gender. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi ini merupakan suatu bentuk perlindungan terhadap perempuan Sabu dari berbagai tindakan kekerasan dan diskriminasi yang dapat dialaminya. Kesimpulan penelitian ini ialah tradisi Puru menjadi representasi dari keadilan dan kesetaraan gender, serta menunjukkan kepedulian terhadap kehidupan perempuan Sabu dalam pembentukan diri yang bertanggung jawab sehingga memperoleh kesejahteraan sosial. }, issn = {2599-1078}, pages = {29--46} doi = {10.14710/endogami.8.1.29-46}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/endogami/article/view/65103} }
Refworks Citation Data :
Artikel ini berfokus pada pelaksanaan tradisi pindah marga (puru) yang menjadi representasi kesetaraan gender dalam suku Sabu di Kota Waingapu, Sumba Timur yang ditinjau dari perspektif etika sosial feminis Beverly W. Harrison. Ketidakadilan gender membuat perempuan sering menjadi korban subordinasi, yang salah satunya disebabkan karena sistem budaya patriarki. Namun tidak semua budaya dalam masyarakat menjunjung tinggi martabat seorang perempuan, ada juga tradisi yang menjunjung tinggi martabat seorang perempuan dan masih dipertahankan hingga saat ini yaitu tradisi pindah marga (adat puru). Adat ini masih dipertahankan dan wajib dilakukan oleh suku Sabu karena mengandung nilai-nilai luhur. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi untuk memahami bagaimana sudut pandang suku Sabu tentang tradisi pindah marga (puru) yang berhubungan dengan upaya dalam menjaga kesetaraan gender. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi ini merupakan suatu bentuk perlindungan terhadap perempuan Sabu dari berbagai tindakan kekerasan dan diskriminasi yang dapat dialaminya. Kesimpulan penelitian ini ialah tradisi Puru menjadi representasi dari keadilan dan kesetaraan gender, serta menunjukkan kepedulian terhadap kehidupan perempuan Sabu dalam pembentukan diri yang bertanggung jawab sehingga memperoleh kesejahteraan sosial.
Article Metrics:
Last update:
Last update: 2024-11-15 14:25:22
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.