skip to main content

DINAMIKA PERUBAHAN KEBIJAKAN TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL DI INDONESIA

*Fajar Kurniyasih orcid  -  Department of Management and Public Policy, Universitas Gadjah Mada, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika perubahan kebijakan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) melalui pendekatan Advocacy Coalition Framework (ACF). Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif berbasis studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengesahan UU TPKS merupakan hasil kontestasi antara dua koalisi advokasi utama: koalisi progresif yang mendorong perlindungan korban berbasis kesetaraan gender, dan koalisi konservatif yang menolak atas dasar nilai moral dan agama. Kedua koalisi memiliki belief system yang berbeda dan mempengaruhi arah kebijakan melalui strategi advokasi yang terstruktur, termasuk petisi publik, pendekatan ke tokoh agama, dan dukungan politik. Pengesahan UU TPKS akhirnya terjadi setelah adanya konsistensi advokasi masyarakat sipil, dukungan politik dari fraksi-fraksi DPR serta pernyataan resmi Presiden. Studi ini mengungkapkan bagaimana pendekatan ACF digunakan untuk melihat interaksi antar aktor, nilai dan strategi dalam memegaruhi arah perubahan kebijakan tindak pidana kekerasan seksual.

Fulltext View|Download
Keywords: Perubahan Kebijakan; Advocacy Coalition Framework; dan UU TPKS
Funding: Universitas Gadjah Mada

Article Metrics:

  1. DAFTAR PUSTAKA
  2. AILA Indonesia. (2019, September 26). Rilis pers Aliansi Cinta Keluarga (AILA) Indonesia terkait RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (P-KS). https://cinta-keluarga.org/rilis-pers-aliansi-cintakeluarga-aila-indonesia-terkait-ruu-penghapusan-kekerasan-seksual-p-ks/
  3. Badan Legislatif DPR RI. (2021). Naskah akademik RUU TPKS
  4. BBC News Indonesia. (2019, January 29). https://www.bbc.com/indonesia/trensosial-47052799
  5. Béland, D., & Howlett, M. (2016). The role and impact of the multiple-streams approach in comparative policy analysis. Journal of Comparative Policy Analysis, 18(3), 221. https://doi.org/10.1080/13876988.2016.1145285
  6. Bourchier, D. (2019). Dua dekade kontestasi ideologi di Indonesia: Dari kosmopolitanisme demokratis ke nasionalisme religius. Jurnal Asia Kontemporer, 49(5), 713–733
  7. Brand, U., Krams, M., Lenikus, V., & Schneider, E. (2022). Contours of historical-materialist policy analysis. Critical Policy Studies, 16(3), 279–296. https://doi.org/10.1080/19460171.2021.1947864
  8. Cairney, P. (2015). In S. J. Balla, M. Lodge, & E. C. Page (Eds.), The Oxford handbook of classics in public policy and administration (1st ed.). Oxford University Press
  9. Cakra Wikara Indonesia. (2022). 10 years of the journey of the TPKS Bill to become the TPKS Law. https://cakrawikara.id/wpcontent/uploads/2022/05/15-Apr-2022-10-Years-of-the-Journey-of-the-TPKS-Bill-to-become-the-TPKS-Law.pdf
  10. Change.org. (n.d.). RUU TPKS disahkan setelah 6 tahun perjuangan, 350 ribu orang dukung petisi. https://www.change.org/l/id/ruu-tpks-disahkan-setelah-6-tahun-perjuangan-350-ribu-orang-dukung-petisi
  11. Change.org. (n.d.). Tolak RUU pro-zina. https://www.change.org/p/dpr-ri-komisi-8-tolak-ruu-pro-zina
  12. Detik News. (n.d.). Saling teriak massa pro dan kontra demo RUU P-KS di DPR berhadapan. https://news.detik.com/berita/d-4709730/saling-teriak-massa-pro-dan-kontra-demo-ruu-p-ks-di-dpr-berhadapan
  13. Dewan Perwakilan Rakyat. (2022). Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual. https://peraturan.go.id/files/uu12ÿ2022.pdf
  14. Friedman, L. M. (1975). The legal system: A social science perspective. Russell Sage Foundation
  15. Hidayahtulloh, M. A. (2024). Ideological contestation and gender policy reforms in post-Reformasi Indonesia. Journal of Contemporary Asia, 54(3), 363–386. https://doi.org/10.1080/00472336.2023.2177558
  16. Hukum Online. (2021). Perlu strategi khusus mempercepat pembahasan RUU TPKS. https://www.hukumonline.com/berita/a/perlu-strategi-khusus-mempercepat-pembahasan-ruu-tpks-lt61e54d6f96764/?page=2
  17. Irianto, S., & Nurtjahyo, L. I. (2006). Perempuan di persidangan: Pemantauan peradilan berperspektif perempuan. Jakarta: Nzaid, Convention Watch Universitas Indonesia dan Yayasan Obor Indonesia
  18. Jaringan Masyarakat Sipil & Komnas Perempuan. (2020). Naskah akademik RUU penghapusan kekerasan seksual
  19. Jurnal Perempuan. (2020, October 3). Seruan jaringan masyarakat sipil untuk pembahasan dan pengesahan RUU PKS. Warta Feminis Jurnal Perempuan. https://www.jurnalperempuan.org/warta-feminis/seruan-jaringan-masyarakat-sipil-untuk-pembahasan-dan-pengesahanruu-pks
  20. Kania, D., Shalahuddin, H., Soebagio, R., et al. (2018). Delusi kesetaraan gender: Tinjauan kritis konsep gender. Jakarta: AILA Indonesia
  21. Komnas Perempuan, & FPL. (2017). Naskah akademik Rancangan Undang Undang Penghapusan Kekerasan Seksual. Jakarta: Komnas Perempuan dan Forum Pengada Layanan
  22. Komnas Perempuan. (2006, April). Sebagai korban, juga survivor: Pengalaman dan suara perempuan pengungsi Aceh tentang kekerasan dan diskriminasi. Laporan Komnas Perempuan oleh Pelapor Khusus Komnas Perempuan untuk Aceh
  23. Komnas Perempuan. (2009, Maret). Perempuan dalam jeratan impunitas: Pelanggaran dan penanganan, dokumentasi pelanggaran HAM perempuan selama konflik bersenjata di Poso 1998–2005. Laporan Komnas Perempuan oleh Pelapor Khusus Komnas Perempuan untuk Poso
  24. Komnas Perempuan. (2016, Mei 12). 40 persen kasus kekerasan seksual berhenti di polisi. Kompas.com. http://nasional.kompas.com/read/2016/05/12/18281941/
  25. Konvensi Internasional tentang Perlindungan terhadap Semua Orang dari Tindakan Penghilangan secara Paksa (United Nations Declaration on the Protection of All Persons from Enforced or Involuntary Disappearance, E/CN.4/2005/WG.22/WP.1/REV.4). (2010, September 27). Ditandatangani oleh pemerintah Indonesia
  26. KSP. (n.d.). Tindak lanjut pernyataan Presiden tentang RUU TPKS. https://ksp.go.id/tindak-lanjut-pernyataan-presiden-tentang-ruu-tpks.html
  27. Liputan6. (2016, Juni 27). Ada dugaan pencabulan, polisi bongkar makam bocah penenggak racun. https://www.liputan6.com/regional/read/2544483/ada-dugaan-pencabulan-polisi-bongkar-makam-bocah-penenggak-racun
  28. Magdalene.co. (n.d.). Berbagai pemangku kepentingan dukung pengesahan RUU PKS. https://old.magdalene.co/story/ruu-pks-tidak-menyalahi-ajaran-islam
  29. Media Indonesia. (n.d.). Serahkan 421.218 petisi untuk dukung RUU PKS. https://mediaindonesia.com/nusantara/389361/serahkan-421218-petisi-untuk-dukung-ruu-pks
  30. Munti, R. B. (2008). Advokasi kebijakan pro perempuan: Agenda politik perempuan untuk demokrasi dan kesetaraan. Jakarta: PSKW UI dan Yayasan TIFA
  31. Sabatier, P. A. (1991). Toward better theories of the policy process. Political Science and Politics, 24(2), 147–156. https://www.jstor.org/stable/419923
  32. Sabatier, P. A. (Ed.). (2007). Theories of the policy process (2nd ed.). Boulder: Westview Press
  33. Sabatier, P. A., & Jenkins-Smith, H. C. (1993). Policy change and learning: An advocacy coalition approach. Westview Press
  34. Sabatier, P. A., & Smith, H. C. J. (1999). The advocacy coalition framework: An assessment. In P. A. Sabatier (Ed.), Theories of the policy process (pp. 117–166). Boulder: Westview Press
  35. Sabatier, P. A., & Weible, C. M. (2007). The advocacy coalition framework: Innovations and clarifications. In P. A. Sabatier (Ed.), Theories of the policy process. Boulder: Westview Press
  36. Scholtz, J., Twombly, J., & Headrick, B. (1991). Street-level political controls over federal bureaucracy. American Political Science Review, 85(3), 829–850
  37. Setiawan, KMP, & Tomsa, D. (2023). Defending a vulnerable yet resilient democracy: Civil society activism in Jokowi's Indonesia. Journal of Current Southeast Asian Affairs, 42(3), 350–371. https://doi.org/10.1177/18681034231209058
  38. Sindonews. (2022). Hanya ditolak PKS, 8 fraksi sepakat RUU TPKS dibawa ke paripurna. https://nasional.sindonews.com/read/735299/12/hanya-ditolak-pks-8-fraksi-sepakat-ruu-tpks-dibawa-ke-paripurna-1649235867
  39. Siregar, W., & Prihatini, E. (2024). Passing the Sexual Violence Crime Law in Indonesia: Reflection of a gender-sensitive parliament? Politics and Governance
  40. Tridewiyanti, K., et al. (Eds.). (2014). Mewujudkan perlindungan hak-hak perempuan korban dalam kebijakan: Himpunan kertas posisi dan kajian dari berbagai kebijakan tahun 2010–2013. Jakarta: Komnas Perempuan
  41. United Nations. (2005). Declaration on the protection of all persons from enforced or involuntary disappearance (E/CN.4/2005/WG.22/WP.1/REV.4). https://digitallibrary.un.org/record/546606
  42. Weible, C. M., Sabatier, P. A., & McQueen, K. (2009). Themes and variations: Taking stock of the Advocacy Coalition Framework. Policy Studies Journal, 37(1), 121–140
  43. Yentriyani, A. (2023). Anticipating intensified perennial contestation: Progress and challenges on national laws and by-laws against sexual violence and on sexuality in the reform era. In A. Bexley, SX Dong, & D. Setyonaluri (Eds.), Gender equality and diversity in Indonesia: Identifying progress and challenges (pp. 185–204). ISEAS—Yusof Ishak Institute

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2025-07-18 23:25:00

No citation recorded.