skip to main content

FOLKLORE-BASED READING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN BACAAN BERBAHASA INGGRIS YANG BERKAITAN DENGAN PARIWISATA DI SMK JAYAWISATA SEMARANG

*Ayu Ida Savitri  -  Departemen Linguistik, Indonesia

Citation Format:
Abstract

ABSTRAK

 

Pengajaran keterampilan membaca teks berbahasa Inggris merupakan bagian dari pengajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa Kedua di Indonesia. Hal tersebut menarik karena terdapat kesulitan dalam memahami kosakata yang terkandung di dalam bacaan sebelum mengambil pesan dan menjawab pertanyaan terkait dengan bacaan. Pemahaman bacaan menjadi semakin sulit saat kosakata tersebut tidak lazim dijumpai, seperti kosakata dalam bidang teknologi atau karya sastra. Namun demikian, dalam pengajaran keterampilan membaca teks berbahasa Inggris, Ackerman (1994) menunjukkan bahwa penggunaan karya sastra membuat peserta didik terlibat secara emosional dalam kisah yang mereka baca. Selain menarik, karya sastra kaya akan materi pembelajaran dan berisi pengalaman yang memberi nilai lebih pada proses pembelajaran (Goshn, 2002), misalnya pada karya sastra anak dalam bentuk realisme, fiksi, non fiksi, fantasi, karya sastra tradisional dan puisi (Brown, 2001). Karya sastra tradisional sendiri adalah cerita yang ditulis berdasarkan tradisi, yang waktu kejadian bahkan penulisnya pun tidak diketahui karena diceritakan dari mulut ke mulut dan dari generasi ke generasi. Misalnya, cerita rakyat, fabel, mitos, legenda, epik dan puisi tradisional (Burhan, 2003). Karya sastra tradisional berupa mitos kami gunakan untuk mengajarkan keterampilan membaca teks berbahasa Inggris kepada siswa-siswi SMK Jayawisata, Kelas XII, yang setelah lulus      akan terjun dalam bidang pariwisata atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini penting    untuk dilakukan karena salah satu hal yang akan mereka lakukan dalam bidang pariwisata adalah melakukan pendampingan pada wisatawan yang membutuhkan informasi yang berkaitan dengan folklore yang terdapat pada tujuan wisata yang mereka datangi. Selain memperoleh keterampilan membaca teks berbahasa Inggris mereka juga mendapatkan pengetahuan tambahan mengenai folklore yang terdapat di dalam bacaan.

 

Kata Kunci: Pengajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa Kedua, keterampilan membaca teks berbahasa Inggris, folklore, folklore-based reading.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

ABSTRACT

 

Teaching English Reading Skill is part of Teaching English as Second Language (TESL) in Indonesia. It becomes interesting as students face difficulties in understanding new vocabularies before gaining the message of the text and answer questions related to the text. The reading comprehension becomes more difficult when those vocabularies     are unfamiliar for them, like terms related to technology or literature. However, in Teaching English Reading Skill for beginners, Ackerman (1994) shows that literature enables students to get involved emotionally in the story they read. Literature is interesting, rich-content and shares life experience for the learning process (Goshn, 2002). The literature comes in various types like realism, fiction, nonfiction, fantasy, traditional literature and poem (Brown, 2001). Traditional literature is a tradition-based written story where the time and even the writer are unknown as it was told from mouth to mouth and from generation to generation. For example, folktale, fabel, myth, legend, epic and traditional poem (Burhan, 2003). Traditional literature of myth is used to teach Basic Level English Reading Skill     to students of tourism vocational highschool Jayawisata, particularly to twelve grade students, who are going to work in tourism sector after graduated or continue their study to higher level. It is done since one of their duties is guiding foreign tourists who need information about the folklore of the tourism sites they visit. Therefore, they are not only improving their English Reading Skill but also gaining more information about the folklore in the text.

 

Keywords: Teaching English as Second Language (TESL), English Reading Skill, folklore, folklore-based reading.

Fulltext View|Download

Article Metrics:

  1. DAFTAR PUSTAKA
  2. Brown, Douglas. 2000. Principles of Language Learning and Teaching. New York: Longman
  3. Chomsky, Noam. 1965. Aspects of the Theory of Syntax. Cambrigdge: M.I.T. Press
  4. Cummins. James. 1979. ‘Cognitive/Academic Language Proficiency, Linguistics Interdepence, the Optimal Age Question and some other matters.’ Working Papers on Billingualism 19: 197-205
  5. Ghosn, I. K. (2002). Four Good Reasons to Use Literature in Primary School. ELT Journal, 56(2), 172-179
  6. Hymes, Dell. 1967. On Communicative Competence. Unpublished manuscript, University of Pennsylvania
  7. Hymes, Dell. 1972. On Communicative Competence. In Pride & Holmes1972
  8. Savignon, Sandra. 1983. Communicative Competence: Theory and Classroom Practice. Reading, MA:Addison-Wesley

Last update:

No citation recorded.

Last update: 2024-11-03 22:00:11

No citation recorded.