Institut Teknologi Bandung, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JIL21228, author = {Mochammad Chaerul and Syiffa Rahmania}, title = {Multikriteria Analisis dalam Pemilihan Alat Pengumpul Sampah dengan Pembobotan Kombinasi Hasil Analysis Hierarchy Process (AHP) dan Time Motion Study (TMS)}, journal = {Jurnal Ilmu Lingkungan}, volume = {17}, number = {2}, year = {2019}, keywords = {Alat pengumpul sampah; Analysis Hierarchy Process; Time Motion Study; teknis; non-teknis; operasional; normalisasi; bobot}, abstract = { Pengumpulan sampah merupakan salahsatu tahapan dalam suatu sistem pengelolaan sampah suatu kota. Efektifitas dan efisiensi pengumpulan sampah dipengaruhi oleh jenis alat yang digunakan. Pemilihan alat pengumpul sampah dipengaruhi oleh berbagai macam kriteria. Salahsatu metode multikriteria analisis yang paling sering digunakan adalah Analysis Hierarchy Process (AHP). Multikriteria tersebut bukan saja terbatas pada aspek teknis dan non-teknis semata tetapi juga aspek operasional masing-masing alat yang dapat didekati dengan metode Time Motion Study (TMS). Di banyak kasus, kedua metode multikriteria tersebut digunakan secara terpisah dan berdiri sendiri. Paper ini mencoba menggabungkan kedua metode tersebut untuk memilih 3 (tiga) alternatif alat pengumpul sampah, yaitu: gerobak, becak motor, dan truk yang digunakan di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat sebagai studi kasus. Untuk aplikasi metode AHP, dipilih kelompok responden masyarakat, petugas pengumpul sampah, pemerintah dan akademisi dengan mempertimbangkan kriteria teknis, sosial, ekonomi, dan lingkungan. Penilaian rerata global dari seluruh kelompok responden menempatkan gerobak sebagai alat terbaik dengan nilai 0,381, dibandingkan becak motor (0,356) dan truk (0,263). Sedangkan dengan metode TMS, yang mempertimbangkan keseluruhan tahapan operasional masing-masing alat pengumpul sampah didapat nilai kecepatan dan efisiensi pengumpulan sampah tertinggi adalah untuk becak motor, yaitu masing-masing sebesar 56,32 m/menit dan 49,53 kg/menit, dibandingkan untuk truk dan gerobak. Penggabungan metode AHP dan TMS dilakukan dengan cara memberikan bobot untuk masing-masing parameter dari hasil kedua metode tersebut yang telah dinormalisasi. Urutan prioritas alat pengumpul yang terbaik bisa saja berbeda ketika bobot masing-masing parameter tersebut dirubah. Penggabungan kedua metode tersebut menghasilkan pilihan yang lebih baik dan dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi pengambil keputusan sehingga dapat diperoleh alat pengumpul sampah yang dianggap lebih efektif dan efisien, terutama dalam mendukung tercapainya universal akses di sektor persampahan. }, pages = {222--230} doi = {10.14710/jil.17.2.222-230}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/21228} }
Refworks Citation Data :
Pengumpulan sampah merupakan salahsatu tahapan dalam suatu sistem pengelolaan sampah suatu kota. Efektifitas dan efisiensi pengumpulan sampah dipengaruhi oleh jenis alat yang digunakan. Pemilihan alat pengumpul sampah dipengaruhi oleh berbagai macam kriteria. Salahsatu metode multikriteria analisis yang paling sering digunakan adalah Analysis Hierarchy Process (AHP). Multikriteria tersebut bukan saja terbatas pada aspek teknis dan non-teknis semata tetapi juga aspek operasional masing-masing alat yang dapat didekati dengan metode Time Motion Study (TMS). Di banyak kasus, kedua metode multikriteria tersebut digunakan secara terpisah dan berdiri sendiri. Paper ini mencoba menggabungkan kedua metode tersebut untuk memilih 3 (tiga) alternatif alat pengumpul sampah, yaitu: gerobak, becak motor, dan truk yang digunakan di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat sebagai studi kasus. Untuk aplikasi metode AHP, dipilih kelompok responden masyarakat, petugas pengumpul sampah, pemerintah dan akademisi dengan mempertimbangkan kriteria teknis, sosial, ekonomi, dan lingkungan. Penilaian rerata global dari seluruh kelompok responden menempatkan gerobak sebagai alat terbaik dengan nilai 0,381, dibandingkan becak motor (0,356) dan truk (0,263). Sedangkan dengan metode TMS, yang mempertimbangkan keseluruhan tahapan operasional masing-masing alat pengumpul sampah didapat nilai kecepatan dan efisiensi pengumpulan sampah tertinggi adalah untuk becak motor, yaitu masing-masing sebesar 56,32 m/menit dan 49,53 kg/menit, dibandingkan untuk truk dan gerobak. Penggabungan metode AHP dan TMS dilakukan dengan cara memberikan bobot untuk masing-masing parameter dari hasil kedua metode tersebut yang telah dinormalisasi. Urutan prioritas alat pengumpul yang terbaik bisa saja berbeda ketika bobot masing-masing parameter tersebut dirubah. Penggabungan kedua metode tersebut menghasilkan pilihan yang lebih baik dan dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi pengambil keputusan sehingga dapat diperoleh alat pengumpul sampah yang dianggap lebih efektif dan efisien, terutama dalam mendukung tercapainya universal akses di sektor persampahan.
Article Metrics:
Last update:
Multi-criteria analysis for solid waste management system in Indramayu coastal area
Last update: 2024-12-12 11:28:13
View My Stats
JURNAL ILMU LINGKUNGAN ISSN:1829-8907 by Graduate Program of Environmental Studies, School of Postgraduate Studies is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. Based on a work at www.undip.ac.id.