1Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Mataram, Indonesia
2Divisi Lingkungan Hidup, Departemen K3LH, PT. Pupuk Kujang, Indonesia
3Divisi Lingkungan Hidup, Departemen K3LH, PT. Pupuk Kujang
4 Program Studi Ilmu Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JIL26569, author = {Joni Adiansyah and Nailawati Ningrum and Dyan Pratiwi and Hadiyanto Hadiyanto}, title = {Kajian Daur Hidup (Life Cycle Assessment) dalam Produksi Pupuk Urea: Studi Kasus PT Pupuk Kujang}, journal = {Jurnal Ilmu Lingkungan}, volume = {17}, number = {3}, year = {2019}, keywords = {Kajian Daur Hidup, Kajian Dampak, Pupuk, Urea, Dampak Potensial, Produksi, Transportasi, Pupuk Kujang}, abstract = { Pupuk urea adalah merupakan salah satu jenis pupuk yang paling banyak digunakan oleh petani di Indonesia. Total penggunaan pupuk urea selama tahun 2018 yang tercatat pada Kementerian Perindustrian Indonesia adalah sejumlah 6,27 Juta ton atau mengalami peningkatan 5% dari tahun sebelumnya. Salah satu pabrik yang menghasilkan pupuk urea adalah PT Pupuk Kujang di Cikampek Jawa Barat. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengidentifikasi dampak lingkungan potensial yang dihasilkan dari produksi 50 Kg pupuk urea. Metode yang digunakan dalam kajian dampak daur hidup ( Life Cycle Impact Assessment) adalah CML-IA dengan 11(sebelas) parameter yaitu abiotic depletion dan abiotic depletion (fossil fuel), global warming (GWP100), ozone layer depletion, human toxicity, fresh water dan marine aquatic ecotoxicity, terrestrial ecotoxicity, photochemical oxidation, acidification, dan eutrophication , Adapun batasan sistem menggunakan cradle to grave yang memperhitungakn bahan dasar, proses produksi, transportasi dan pengelolaan limbah (karung bekas pupuk). Dari hasil analisa didapatkan bahwa proses produksi memberikan kontribusi dampak paling besar dibandingkan dengan pengelolaan limbah sisa karung ( landfill ). Proses produksi memberikan kontribusi terhadap dampak potensial lingkungan pada kisaran 99,14 – 100 persen dari total dampak yang di hasilkan. Sebagai tambahan bahwa dampak yang ditimbulkan pada proses di pabrik ammonia akan memberikan kontribusi lebih besar pada kisaran 22-37 persen lebih besar dibandingkan dengan proses di pabrik urea.Dari hasil analisa dengan memanfaatkan grafik jaringan ( networking graph ) pada program SimaPro juga menunjukkan bahwa environmental hotspots dari daur hidup pupuk urea disebabkan oleh penggunaan gas alam, katalis molybdenum, penggunaan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), penggunaan polypropylene dalam material karung, dan transportasi. Dengan mempertimbangan environmental hotspot maka tindakan perbaikan berkelanjutan perlu dilakukan baik berupa audit energi maupun pengelolaan penggunaan katalis. }, pages = {522--527} doi = {10.14710/jil.17.3.522-527}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/26569} }
Refworks Citation Data :
Pupuk urea adalah merupakan salah satu jenis pupuk yang paling banyak digunakan oleh petani di Indonesia. Total penggunaan pupuk urea selama tahun 2018 yang tercatat pada Kementerian Perindustrian Indonesia adalah sejumlah 6,27 Juta ton atau mengalami peningkatan 5% dari tahun sebelumnya. Salah satu pabrik yang menghasilkan pupuk urea adalah PT Pupuk Kujang di Cikampek Jawa Barat. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengidentifikasi dampak lingkungan potensial yang dihasilkan dari produksi 50 Kg pupuk urea. Metode yang digunakan dalam kajian dampak daur hidup (Life Cycle Impact Assessment) adalah CML-IA dengan 11(sebelas) parameter yaitu abiotic depletion dan abiotic depletion (fossil fuel), global warming (GWP100), ozone layer depletion, human toxicity, fresh water dan marine aquatic ecotoxicity, terrestrial ecotoxicity, photochemical oxidation, acidification, dan eutrophication, Adapun batasan sistem menggunakancradle to grave yang memperhitungakn bahan dasar, proses produksi, transportasi dan pengelolaan limbah (karung bekas pupuk). Dari hasil analisa didapatkan bahwa proses produksi memberikan kontribusi dampak paling besar dibandingkan dengan pengelolaan limbah sisa karung (landfill). Proses produksi memberikan kontribusi terhadap dampak potensial lingkungan pada kisaran 99,14 – 100 persen dari total dampak yang di hasilkan. Sebagai tambahan bahwa dampak yang ditimbulkan pada proses di pabrik ammonia akan memberikan kontribusi lebih besar pada kisaran 22-37 persen lebih besar dibandingkan dengan proses di pabrik urea.Dari hasil analisa dengan memanfaatkan grafik jaringan (networking graph) pada program SimaPro juga menunjukkan bahwa environmental hotspotsdari daur hidup pupuk urea disebabkan oleh penggunaan gas alam, katalis molybdenum, penggunaan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), penggunaan polypropylene dalam material karung, dan transportasi. Dengan mempertimbangan environmental hotspot maka tindakan perbaikan berkelanjutan perlu dilakukan baik berupa audit energi maupun pengelolaan penggunaan katalis.
Article Metrics:
Last update:
Greenhouse Gas Analysis in Field Maize Agriculture Using Life Cycle Assessment
Evaluasi Jejak Karbon Produk Tahu di Kelurahan Abian Tubuh Kota Mataram Menggunakan Pendekatan Penilaian Daur Hidup (Life Cycle Assessment)
Metode Life Cycle Assessment (LCA) Dalam Penilaian Dampak Lingkungan Industri Kelapa Sawit Untuk Kelapa Sawit Berkelanjutan
Evaluating the environmental impacts of the multi-feedstock biodiesel production process in Indonesia using life cycle assessment (LCA)
Evaluasi Jejak Karbon pada Produksi Black Garlic Sembalun menggunakan Pendekatan Penilaian Daur Hidup (Life Cycle Assessment)
Last update: 2024-11-02 10:32:02
View My Stats
JURNAL ILMU LINGKUNGAN ISSN:1829-8907 by Graduate Program of Environmental Studies, School of Postgraduate Studies is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. Based on a work at www.undip.ac.id.