Departemen Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JIL40568, author = {Nurandani Hardyanti and Matthew Darmawan and Haryono Setiyo Huboyo}, title = {Rancang Bangun Green Belt Untuk Pengendalian Pencemaran Debu di Kawasan Industri Terboyo (Jalan Kaligawe)}, journal = {Jurnal Ilmu Lingkungan}, volume = {19}, number = {3}, year = {2021}, keywords = {Pencemaran udara; Sabuk Hijau; Pengendalian pencemaran debu; Pohon akasia; Ruang terbuka hijau}, abstract = { Pencemaran udara adalah masuknya atau bercampurnya unsur-unsur berbahaya ke atmosfer yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, gangguan kesehatan manusia pada umumnya, dan penurunan kualitas lingkungan. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah pencemaran udara adalah dengan merencanakan Green Belt . Green Belt atau Sabuk hijau adalah kawasan bebas bangunan atau ruang terbuka hijau di sekitar kawasan sumber pencemar yang berguna sebagai penyaring fisik pencemar udara serta aspek lain seperti estetika, fungsi peneduh dan penunjang keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, perencanaan Green Belt menjadi penting sebagai aspek yang dapat mengendalikan tingkat pencemaran udara, khususnya pencemaran debu, pada lokasi perencanaan yang ditargetkan, khususnya Kawasan Industri Terboyo. Berdasarkan sampling yang dilakukan, angka konsentrasi debu menunjukkan angka yang cukup tinggi yaitu 801,6 mg/m 3 . Dengan desain Green Belt jenis pohon Acacia mampu menurunkan konsentrasi debu mulai dari efisiensi 15,84% pada tahun tanam dan meningkat pesat setiap tahunnya. Efisiensi optimal Green Belt akan tercapai pada tahun ke-2 dengan laju 71,40% dan akan mampu mencapai efisiensi maksimum pada tahun ke-5 dengan laju 87,92%. ABSTRA CT Air pollution is the entry or mixing of hazardous elements into the atmosphere which can cause environmental damage, disturbances to human health in general and reduce environmental quality. One of the solutions to tackle air pollution problems is to plan a Green Belt. Green belt is a building-free zone or green open space around the pollutant source area which is useful as a physical filter for air pollutants as well as other aspects such as aesthetics, shading functions, and biodiversity support. Therefore, planning a Green Belt is important as an aspect that can control the level of air pollution, especially dust pollution, at the targeted planning location, especially Terboyo Industrial Area. Based on the sampling carried out, the dust concentration figure shows a high number, namely 801.6 mg / m 3 . With the Acacia tree species Green Belt design, it can reduce dust concentrations starting from an efficiency of 15.84% in the planting year and increasing rapidly each year. The optimum efficiency of the Green Belt will be achieved in the 2nd year with the rate of 71.40% and it will be able to reach the maximum efficiency in the 5th year with the rate of 87.92%. }, pages = {681--689} doi = {10.14710/jil.19.3.681-689}, url = {https://ejournal.undip.ac.id/index.php/ilmulingkungan/article/view/40568} }
Refworks Citation Data :
Pencemaran udara adalah masuknya atau bercampurnya unsur-unsur berbahaya ke atmosfer yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, gangguan kesehatan manusia pada umumnya, dan penurunan kualitas lingkungan. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah pencemaran udara adalah dengan merencanakan Green Belt. Green Belt atau Sabuk hijau adalah kawasan bebas bangunan atau ruang terbuka hijau di sekitar kawasan sumber pencemar yang berguna sebagai penyaring fisik pencemar udara serta aspek lain seperti estetika, fungsi peneduh dan penunjang keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, perencanaan Green Belt menjadi penting sebagai aspek yang dapat mengendalikan tingkat pencemaran udara, khususnya pencemaran debu, pada lokasi perencanaan yang ditargetkan, khususnya Kawasan Industri Terboyo. Berdasarkan sampling yang dilakukan, angka konsentrasi debu menunjukkan angka yang cukup tinggi yaitu 801,6 mg/m3. Dengan desain Green Belt jenis pohon Acacia mampu menurunkan konsentrasi debu mulai dari efisiensi 15,84% pada tahun tanam dan meningkat pesat setiap tahunnya. Efisiensi optimal Green Belt akan tercapai pada tahun ke-2 dengan laju 71,40% dan akan mampu mencapai efisiensi maksimum pada tahun ke-5 dengan laju 87,92%.
ABSTRACT
Air pollution is the entry or mixing of hazardous elements into the atmosphere which can cause environmental damage, disturbances to human health in general and reduce environmental quality. One of the solutions to tackle air pollution problems is to plan a Green Belt. Green belt is a building-free zone or green open space around the pollutant source area which is useful as a physical filter for air pollutants as well as other aspects such as aesthetics, shading functions, and biodiversity support. Therefore, planning a Green Belt is important as an aspect that can control the level of air pollution, especially dust pollution, at the targeted planning location, especially Terboyo Industrial Area. Based on the sampling carried out, the dust concentration figure shows a high number, namely 801.6 mg / m3. With the Acacia tree species Green Belt design, it can reduce dust concentrations starting from an efficiency of 15.84% in the planting year and increasing rapidly each year. The optimum efficiency of the Green Belt will be achieved in the 2nd year with the rate of 71.40% and it will be able to reach the maximum efficiency in the 5th year with the rate of 87.92%.
Article Metrics:
Last update:
Risk Assessment of Respirable Dust Exposure to Workers in the Mineral Ore Processing Industry
Last update: 2024-11-07 20:51:38
View My Stats
JURNAL ILMU LINGKUNGAN ISSN:1829-8907 by Graduate Program of Environmental Studies, School of Postgraduate Studies is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License. Based on a work at www.undip.ac.id.